farmakologi obat-obat antikonvulsan

May 21, 2019 | Author: itomi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

obat-obatan untuk antikonvulsan...

Description

ABSTRAKSI

ObatObat-ob obat at anti anti konv konvul ulsi si meru merupa paka kan n suat suatu u golo golong ngan an obat obat yang yang,, menc menceg egah ah dan dan mengobati bangkitan epilepsi. Prinsip kerja obat anti konvulsi adalah mencegah timbulnya letupa letupan n depola depolarisa risasi si eksesif eksesif pada pada neuron neuron epilep epileptik tik dalam dalam fokus fokus epilep epileptik tik dan menceg mencegah ah terjadinya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengaruh fokus epileptik. Sehingga  bila obat anti konvulsi ini diberikan saat terjadi kejang maka efek yang ditimbulkan adalah  bangkitan yang timbul dapat berhenti dengan segera. Jika bahan pemeriksaan yang digunakan digunakan adalah obat antikonvulsi maka diharapkan bahwa kejang tidak terjadi atau kalaupun terjadi kejang dapat berhenti dengan segera. Percob Percobaan aan ini bertuj bertujuan uan untuk untuk mempel mempelajar ajarii obat-o obat-obat bat yang yang berpen berpengar garuh uh terhada terhadap p terjadinya bangkitan kejang yaitu ia!epam, "enobarbital, ifenil #idantoin. Obat $obatan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya kejang pada katak percobaan. Percobaan ini melibatkan melibatkan subjek percobaan yaitu yaitu % ekor katak yang masing-masing di  berikan ia!epam, "enobarbital, ifenil #idantoin yang di suntikkan ke dalam Saccus &ymphaticus &ymphaticus dorsalis katak nomor ',(,% sedangkan katak nomor ) d gunakan sebagai kontrol. ia!epam yang diberikan ),* mg+kg , "enobarbital )* mg+ kg , ifenil #idantoin * mg+kg mg+kg . emudian setelah ( menit katak nomor ',(,% ',(,% disuntik disuntik dengan larutan strichnin strichnin  pada saccus lymphaticus dorsalis. #asil percobaan yang didapatkan adalah pada katak ',(,% tidak terjadi kejang esimpulan dari percobaan ini adalah dia!epam, fenobarbital, difenil hidantoin sebagai obat anti konvulsi dapat mencegah terjadinya kejang.

BAB I PENDAHULUAN

ejang merupakan kontraksi otot yang hebat diluar kemauan, dimana dapat disebabkan oleh perubahan-perubahan patofisiologik seperti suhu tinggi pada anak-anak, tumor otak, eclampsia pada kehamilan, dsb. ejang biasa dapat juga terlihat pada manusia dalam bentuk  serangan epilepsi. /pilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan SSP yang timbul spontan dalam episode singkat 0disebut bangkitan atw sei!ure1, gejala utamanya kesadaran menurun sampai hilang. angkitan ini biasanya disertai kejang, hiperaktivitas otonomik, gangguan sensorik  atau psikis dan selalu disertai gambaran letupan //2 abnormal dan eksesif. erdasarkan gambaran //2, epilepsi dapat dinamakan disritmia serebral yang bersifat paroksismal. 3ntuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi, digunakan obat-obat antikonvuisi atau lebih tepat disebut antiepilepsi. romida merupakan obat pertama yang digunakan untuk  terapi epilepsi, tetapi telah ditinggalkan karena ditemukannya berbagai obat antiepilepsi baru yang lebih efektif. Obat antiepilepsi terbagi menjadi 4 golongan yaitu golongan  Hidantoin,  Barbiturat, Oksazolidindion, Suksinimid, Karbamazepin, Benzodiazepin, Asam Valproat , dan 5ntiepilepsi lain. Strichnin merupakan alkaloid utama dalam nux vomica. Strichnin  bekerja dengan mengadakan antagonisme kompetitif terhadap transmitor penghambat yaitu glisin di daerah  penghambatan pasca sinaps. Strichnin menyebabkan perangsangan pada semua bagian SSP. Obat ini merupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Pada hewan percobaan konvuisi ini berupa ekstensi klonik dari badan dan semua anggota gerak. Sifat khas lainnya dari kejang Strichnin ialah kontraksi ekstensor yang simetris yang diperkuat oleh rangsangan sensorik yaitu pendengaran, penglihatan, dan perabaan. Strichnin  bekerja pada  Medulla Spinalis dan konvulsinya disebut konvulsi spinal . Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari obat-obat yang mempengaruhi kejangkejang, baik yang menimbulkan maupun yang dapat menghambat terja dinya kejang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ejang adalah kontraksi otot yang hebat diluar kemauan. ejang dapat disebabkan  perubahan-perubahan patofisiologik seperti suhu tinggi pada anak-anak, tumor otak, eklampsia pada kehamilan, dsb. ejang biasa terlihat juga pada manusia adalah dalam bentuk  serangan epilepsy. /pilepsi adalah suatu bentuk dysrithmia paro6ysmal dari gelombanggelombang otak. 7ni dapat terlihat pada gambaran //2 0/lectroensephalogram1. Prinsip erja Obat 5ntiepileptik  •

8encegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptic dalam focus



epileptic 8encegah terjadinya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengaruh focus epileptic

Obat $ Obat 5ntiepilepsi • • • • • • • •

2ol #idantoin 2ol arbiturat 2ol oksa!olidindion 2ol suksinimid 2ol karbama!epin 2ol ben!odia!epine 2ol asam valproat 2ol lain-lain

STRICHNIN

9idak bermanfaat untuk terapi tetapi untuk menjelaskan fisiologi dan farmakologi susunan saraf, obat ini menduduki tempat utama diantara obat yang bekerja secara sentral. Striknin merupakan alkaloid utama dalam nux vomica . 8erupakan penyebab keracunan tak  disengaja 0accidental poisoning1 bagi anak. 8ekanisme kerja striknin: mengadakan antagonisme kompetitif terhadap transmitor   penghambatan, yaitu glisin di daerah penghambatan pascasinaps. Striknin menyebabkan  perangsangan pada semua bagian ssp. 8erupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Pada hewan coba konvulsi ini merupakan ekstensi tonik dari badan dan semua anggota gerak. Sifat khas lainnya yaitu kontraksi ekstensor yang simetris yang diperkuat rangsangan sensorik yaitu penglihatan, pendengaran,dan perabaan. onvulsi seperti ini juga terjadi pada hewan yang hanya mempunyai medulla spinalis. Striknin juga merangsang medulla spinalis secara langsung . onvulsinya disebut juga konvulsi spinal. 8edula oblongata hanya dipengaruhi striknin pada dosis yang menimbulkan hipereksibilitas seluruh SSP. Secara tidak langsung mempengaruhi sistem kardio vascular, tetapi bila terjadi konvulsi akan terjadi perubahan tekanan darah berdasarkan efek sentral striknin pada pusat vasomotor. ertambahnya tonus otot rangka juga berdasa rkan efek sentral striknin .

DIAZEPAM

8erupakan obat golongan ben!odia!epine yang berfungsi sebagai antiansietas, antikonvulsi,  pelemas otot rangka. Mekanisme Kerja: Potensiasi inhibisi neuron 255 sebagai mediatornya. Farmakokineik: 5bsorpsi dia!epam lebih cepat daripada ben!odia!epine pada umumnya. • istribusi: ia!epam lebih mudah larut dalam lipid sehingga mula kerjanya cepat. apat •

melewati plasenta, dan dapat dideteksi dalam air susu ibu. erikatan kuat dengn protein • •

 plasma 0; $ atau rectal, sangat efektif untuk kejang yang terus menerus. • ia!epam 7> merupakan obat terpilih untuk status epileptikus. • Obat ini kadang-kadang diberikan peroral pada penggunaan kronis, mudah terjadi •



toleransi erguna juga untuk bangkitan sederhana, missal klonik fokal dan bangkitan lena

E"ek sam#in$: Obstruksi saluran nafas oleh lidah akibat relaksasi otot • epresi napas sampai henti napas • #ipotensi • #enti jantung • epresi SSP: kantuk, ataksia •

Dosis: osis dewasa: * $ ) mg+kali. • adar terapi dalam serum: ,; ?g+ml. • @aktu paruh '% $ '4 jam. •

FEN%BARBITAL

"enobarbital merupakan contoh golongan barbiturat. i samping sebagai obat antikonvulsi,  barbiturate juga merupakan obat hipnotik sedative, sehingga dapat menyebabkan depresi umum SSP. Mekanisme kerja:

Penguatan proses inhibisi dan pengurangan transmisi eksitatorik berperan besar. "enobarbital secara selektif menekan letupan di focus epilepsy, menghambat penyebaran, dan menekan  firing (rangsangan depolarisasi) dari neuron focus  dengan mengurangi pembentukan fosfat

 berenergi tinggi, yang diperlukan untuk sintesis neurotransmitter 0contohnya 5ch1 dan repolarisasi membran sel neuron setelah depolarisasi. Farmako!inamik: Susunan saraf perifer: menekan transmisi ganglia otonom, mereduksi eksitasi nikotinik  •



oleh esterkolin. Pernapasan: depresi pernapasan, pengurangan frekuensi dan amplitudo napas, serta  penurunan ventilasi alveloli pada dosis hipnotik, tetapi tidak berpengaruh pada dosis



sedative. Sistem cardiovascular: Sebagian besar efek cardiovaskular yang timbul adalah karena hipoksia sekunder akibat depresi napas. Pada dosis tinggi menyebabkan depresi pusat

• •

vasomotor diikuti vasodilatasi perifer sehingga terjadi hipotensi. Saluran cerna: menurunkan tonus otot usus dan amplitudo gerakan kontraksinya. 2injal: oligouri dan anuri akibat keracunan akut barbiturate 0terutama sebagai akibat dari hipotensi yang nyata1.

Farmakokineik: 5bsorpsi cepat dan sempurna secara per oral. 8ula kerja bervariasi antara ) $ ; menit, •

• • •

tergantung !at serta formula sediaan. ihambat oleh adanya makanan dalam lambung. istribusi: secara luas, dan dapat melewati plasenta. 8etabolisme: "enobarbital bersifat kurang lipofilik. imetabolisme di dalam hati. /kskresi: melalui ginjal. '*= diekskresikan ke dalam urine dalam bentuk utuh, dan ekskresinya dapat ditingkatkan dengan dieresis osmotic dan+atau alkalisasi urine.

In!ikasi : 3ntuk kejang parsial sederhana dan tonik-klonik umum Ineraksi o&a: "enobarbital dapat meningkatkan aktivitas en!im mikrosom hati. ombinasi dengan asam valproat akan menyebabkan kadar fenobarbital meningkat %=.

Ka!ar era#e'ik !an !osis: osis dewasa yang biasa digunakan ialah '6) mg+hari atau ) $ * mg+kg+hari, •

• • •

dengan waktu paruh 1 suntikkan ) cc Strichnin 0,0!  dalam Saccus  "#mphaticus $orsalis. Perhatikan peningkatan reaksi dari katak terhadap ketokan meja di sampingnya atau terhadap sedikit sentuhan. Iangsangan yang sederhana sudah dapat menimbulkan kejang-kejang. Segera sesudah terjadi kejang-kejang yang hebat masukkan katak ke dalarn bekerglass yang sebelumnya sudah diisi dengan kapas yang dibasahi eter& 5pakah kejang dapat dihambatH 5wasi katak jangan sampai masuk stadium paralise anestesia. Sesudah kejang-kejang hilang, keluarkan katak dari bekerglass dan perhatikan apa yang terjadiH ila kejang-kejang timbul lagi suntikan $iazepam )* mg+kg  pada Saccus "#mphaticus $orsalisnya.

BAB / HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan tersebut tidak dilakukan, oleh karena itu hasil yg diharapkan dan yang seharusnya diperoleh adalah tidak adanya kejang yang timbul pada katak 77, 777, dan 7> yang sudah terlebih dahulu di suntikkan ia!epam 02ol.en!odia!epin1, iphenyl #idantoin 02ol.#idantoin1, dan "enobarbital 02ol.arbiturat1, karena ketiganya adalah termasuk obat $  obat golongan antiepilepsi. 9etapi apabila percobaan terebut dilakukan, mungkin saja terjadi kesalahan percobaan sehingga menyebabkan tejadinya perbedaan antara hasil percobaan dengan hasil yang seharusnya didapat, hal ini mungkin disebabkan beberapa faktor antara lain adalah dosis yang diberikan tidak tepat, dan karena adanya variasi biologis pada masing-masing katak. Pada percobaan berikutnya, pemberian larutan Str#chnin akan menimbulkan kejang, namun setclah diberi eter, kejang tidak terjadi karena eter dapat menghambat kejang $ kejang yang ditimbulkan oleh strichnin. Setelah pemberian eter dihentikan, seharusnya kejang dapat timbul lagi pada katak, kemudian katak diberikan ia!epam dan kejang tidak akan terjadi lagi. Camun apabila telah terjadi fase paralise anastesia, kejang tidak akan timbul lagi untuk  waktu yang lama walaupun pemberian eter sudah tidak diberikan lagi.

BAB 0 KESIMPULAN Pemberian larutan Strichnin dapat menimbulkan kejang yg bersifat tonik biasanya. Susunan obat yang dapat mencegah terjadinya kejang dari yang paling kuat adalah Phenobarbital ,) =, iphenyl #idantoin ,'* =, dan ia!epam ,) =. Pemberian /ter dapat menghambat kejang $ kejang yang ditimbulkan oleh strichnin.

DAFTAR PUSTAKA

). #endra 3tama dan >incent #.S 2an: 5ntikonvulsi. alam: farmakologi dan terapi 0Sulistia 2an, /ds1. /disi ( bagian "armakologi "akultas edokteran 3niversitas 7ndonesia. )
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF