FARMAKOLOGI KEPERAWATAN
January 23, 2019 | Author: Zarkasyi Muda | Category: N/A
Short Description
gg...
Description
FARMAKOLOGI KEPERAWATAN
YOUSTIANA DWI RUSITA
PENDAHULUAN
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dalam segala seginya termasuk sumber, sifat kimia/fisika, kegiatan fisiologis, nasib obat dlm tubuh (ADME), serta penggunaanya dalam pengobatan /terapi.
PENDAHULUAN
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dalam segala seginya termasuk sumber, sifat kimia/fisika, kegiatan fisiologis, nasib obat dlm tubuh (ADME), serta penggunaanya dalam pengobatan /terapi.
Cabang-cabang Cabang-caba ng ilmu farmakologi A.
Farmakognosi : ilmu yg mempelajari pengetahuan & pengenalan bntk makroskopis & mikroskopis berbagai tumbuh-tumbuhan, hewan mineral & organisme lainnya yg dpt digunakn dlm pengobatan.
B.
Farmakoterapi : cabang : ilmu yang berhubungan dengan penggunaan obat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit.
C.
Farmakodinamik : mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerjanya.
D.
Farmakokinetik : ilmu yang mempelajari nasib obat dalam tubuh yaitu ADME(absorbsi,distribusi,metabolisme,dan ekskresinya)
E.
Toksikologi : ilmu yg mempelajari tentang zat racun dengan khasiatnya serta cara-cara mengenalnya dan melawan efeknya.
Istilah lain
ilmu yg mempelajari pengaruh formulasi obat thdp efek teraupetiknya.
prosentase obat yang diresorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya
Kesetaraan terapeutik (Therapeutical Equivalent) : syarat yang harus dipenuhi oleh suatu obat paten yang meliputi kecepatan melarut dan jumlah kadar zat berkhasiat yang harus dicapai didalam darah.
B i o a s s a y dan standardisasi : cara
menentukan aktivitas obat dengan menggunakan hewan percobaan seperti kelinci, tikus, kodok dll
Skema Fase Biofarmasetika, Farmakokinetik, Farmakodinamik Tablet pecah Tablet dengan zat aktif
Obat tersedia untuk absorbsi granul pecah
Zat aktif terlepas dan larut FASA BIOFARMASI
absorbsi Metabolisme Distribusi Ekskresi
Obat tersedia untuk bekerja
FASA FARMAKOKINETIK
Interaksi dengan reseptor di tempat kerja
FASA FARMAKODINAMIK
Efek
Hubungan dengan fase Biofarmasetika : a.
Formulasi
b.
Ketersediaan Farmasi
c.
Ketersediaan Hayati
d.
Bentuk sediaan panggunaan obat
sesuai
dng
Tahap-tahap pada fase Farmakokinetik
Absorbsi
Distribusi
Metabolisme/ biotransformasi
Ekskresi
Parameter farmakokinetik : a.
Volume distribusi
b.
Waktu Paroh
c.
Cliren
d.
Tetapan laju order(kecepatan absorbsi)
e.
AUC
Kurva Antara Kadar Obat Dng Waktu Pemberian T max
14 MTC
12
) p C ( 10 T A 8 B O R 6 A D A 4 K
MEC
MIC
2 0
OBAT B
1
2
3
4 5 6 WAKTU (T)
7
8
9 OBAT A
Mekanisme absorbsi 1. Difusi pasif perpindahan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dg cara difusi mll membran sel tanpa energi » konsentrasi obat & kelarutannya dlm lemak
2. Transport aktif Perpindahan molekul menggunakan energi sel
terionisasi
yg
contoh: Levodopa (L-dopa) ~transport asam amino 3. Filtrasi Perpindahan molekul krn adanya tekanan mll pori-pori sel
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi
1. Luas permukaan 2. Aliran darah 3. Pengaruh Perubahan pH 4. Motilitas sal. Pencernaan 5. Bentuk obat - Rapid rate (dtk-mnt): sublingual, IV, inhalasi - Intermediate rate (1-2 jam): oral, IM, SC - Slow rate (jam-hari): rektal
6. Interaksi obat (obat--obat; obat--makanan) 7. Efek lintas pertama (bbrp obat mengalami metabolisme di hati atau vena portal sebelum masuk ke sist.sirkulasi. *contoh obat: dopamin, isoproterenol, lidokain, morfin, nitrogliserin, propanolol, reserpin, & warfarin. *efek lintas pertama ~ dosis oral > dosis IV 8. Kelarutan obat 9. Bioavailability = persentase dosis obat yang mencapai sist. sirkulasi
Distribusi Proses sehingga obat berada di cairan tubuh dan jaringan tubuh : a)
Aliran darah
b)
Afinitas thd jaringan
c)
Efek ikatan protein
Metabolisme/ Biotransformasi Proses kimia yang mengubah bentuk aslinya menjadi bentuk yang larut-air (metabolit) sehingga dapat diekskresikan
Jenis reaksi biotransformasi: - reaksi sintesis atau konjugasi : kombinasi dg zat endogen - reaksi nonsintesis : dg oksidasi, reduksi, atau hidrolisis
EKSKRESI
Proses membuang metabolit obat dari tubuh. * mll sist. Renal ⇒urine * mll sist. Biliaris⇒feses
FARMAKODINAMIK studi tentang pengaruh obat terhadap
“
jaringan tubuh
”
Kerja obat:
Onset (mula kerja), Peak (puncak), duration (lama kerja); waktu paruh
Mekanisme kerja: reseptor, enzim, hormon
Reaksi yg tdk diharapkan (Adverse reaction)
Efek samping efek fisiologis yang tidak berkaitan dg efek yg diharapkan
Adverse reaction: efek yang lebih berat dari efek samping. a. Efek toksik/ toksisitas :
biasanya tjd akibat overdosis akumulasi obat® teridentifikasi dr kadar obat dlm darah (kadar obat > rentang terapeutik.
b. Idiosinkrasi :
respons yg tdk diharapkan & abnormal pada sbgn kecil populasi, seringnya berkaitan dg kelainan genetik
INTERAKSI OBAT Interaksi farmakokinetik 1. Absorbsi : waktu pengosongan lambung, kadar pH 2. Distribusi : ikatan dg protein 3. Biotransformasi : enzim stimulan & enzim penghambat 4. Ekskresi : / ekskresi urin, mengubah pH urin
Interaksi farmakodinamik adalah komponen yg plg aktif
1. Indifference
2. Additive adalah
efek
kombinasi
=
efek kombinasi = jumlah efek
setiap obat 3. Synergistic
adalah efek kombinasi > efek
masing2 4. Potentiation adalah
satu obat
kerja obat Lain
5. Antagonistic adalah
satu obat kerja obat lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek obat Faktor internal : 1. Usia 2. Berat 3. Sex
Faktor eksternal 1.
percepatan aliran darah
badan
induksi/inhibisi enzim
dan kehamilan
4. Penyakit
dan ADME
Obat (sintetik, OT)
hormon 2.
Makanan
5. Genetik
3.
Minuman
6. Ras
4.
Polutan
5.
Diurnal (siang/malam)
6.
Lingkungan
Toksikologi
Toksikologi eksperimental a. uji farmakokinetik b. uji farmakodinamik c. uji toksikologi dengan hewan coba mencit, tikus putih.
Mekanisme terjadinya toksisitas obat kelanjutan berlebihan
dari
efek
farmakodinamik
yg
misal : lactosa + kutoin dpt meningkatkan bioavaibilitas sehingga kadar kutoin meningkat dan dapat menimbulkan keracunan karena MEC dan MTC sempit.
Cara-cara pemberian obat : Efek Sistemis
a. 1)
Oral Pemberiaannya melalui mulut
2)
Oromukosal : pemberian melalui mokusa di rongga mulut, ada dua macam cara yaitu :
3)
Sub Lingual obat ditaruh dibawah lidah Contoh obat : isosorbid tablet
Bucal obat diletakkan diantara pipi dan gusi
Injeksi : pemberian obat secara parenteral, yaitu dibawah atau menembus kulit/selaput lendir.
Lanjutan ….
Lanjutan …..
Intra Vena (i.v) : penyuntikan dilakukan didalam pembuluh darah, efeknya paling cepat 18 detik Intra arteri (i.a) : penyuntikan kedalam pembuluh nadi, dilakukan untuk membanjiri suatu organ misalnya pada penderita kanker hati Intra cutan (i.c) : penyuntikan dilakukan di dalam kulit, absorbsi sangat perlahan misalnya tuberculin test dari mantoux Intra lumbai : penyuntikan dilakukan kedalam ruas tulang belakang (sum-sum tulang belakang) misalnya anestetika umum
Lanjutan ….
Intra peritonial
Intra cardial
penyuntikan kedalam jantung
Intra pleural
penyuntikan kedalam ruang selaput (rongga) perut
penyuntikan kedalam rongga pleura
Intra articuler
penyuntikan kedalam celah-celah sendi
4)
Implantasi : obat dalam bentuk pellet steril dimasukkan dibawah kulit denganalat khusus (trocar). Terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat hormon kelamin (estradiol dan testosteron). Akibat resorbsi yang lambat satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara teratur selama 3-5 bulan.
5)
Rektal : pemberian obat melalui rektal atau dubur
6)
Transdermal : cara pemakaian melalui permukaan kulit berupa plester, obat menyerap secara perlahan dan kontinyu masuk kedalam sistem peredaran darah, langsung ke jantung Contoh obat : Nitrodisk dan Nitroderm TTS (Therapeutik Transdermal System), dan preparat hormon
b.
Efek lokal (pemakaian setempat) 1) Kulit (Percutan) : obat diberika dengan jalan mengoleskan pada permukaan kulit, bentuk obat salep, cream dan lotio 2) Inhalasi : obat disemprotkan untuk disedot melalui hidung atau mulut dan penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan, dan pernafasan. Contoh : bentuk sediaan gas, zat padat atau aerosol 3) Mukosa mata dan telinga : obat diberikan melalui selaput / mukosa mata atau telinga, bentuknya obat tetes atau salep, obat diresorbsi kedalam darah dan menimbulkan efek
4)
Intra vaginal : obat diberikan melalui selaput lendir atau mukosa vagina, biasanya berupa obat anti fungi dan pencegah kehamilan. Dapat verventuk ovula, salep, cream dan cairan bilas
5)
Intranasal : obat diberikan melalui selaput lendir hidung untuk menciutkan selaput atau mukosa hidung yang membengkak, contoh otrivin
Rational prescribing
Buatlah diagnosis yg spesifik
Pertimbangkan patofisiologi dari diagnosis yg dipilih
Pilih suatu objektif teraupetik yg spesifik
Pilih obat
Regimen dosis sesuai
Monitoring
Konseling
JENIS DRPS YANG DIAMATI
OBAT SALAH
INTERAKSI OBAT
DOSIS KURANG
JENIS DRPs
INSTRUKSI TIDAK JELAS
DOSIS TERLALU BESAR
KEPATUHAN PENULISAN RESEP
Problema terapi obat pada pasien dapat dikategorikan menjadi 8 (delapan) tipe utama:
1.
Indikasi yang tidak diberi terapi. Pasien memerlukan terapi obat untuk indikasi spesifik tetapi pasien tidak memperolehnya.
2.
Pemilihan obat yang tidak tepat. Obat yang diberikan pada pasien tidak efektif atau toksis.
3.
Dosis subterapi. Dosis yang diberikan pada pasien terlalu kecil.
4.
Dosis berlebihan. Dosis yang diterima pasien terlalu besar.
5.
Pasien tidak memperoleh obat. Pasien tidak meminum atau tidak menerima obat.
6.
Reaksi obat tidak dikehendaki (ROTD). Pasien memperoleh suatu kondisi sebagai akibat reaksi obat yang tidak dikehendaki.
7.
Interaksi obat. Problem medik dapat timbul sebagai akibat interaksi antara:
8.
Obat – obat; Obat – makanan; Obat – nutrisi,
Obat – minuman; Obat – penyakit; dan Obat – bahan dari lingkungan.
Pasien memperoleh obat tanpa ada indikasi. Pasien memperoleh obat tetapi pasien itu tidak mempunyai indikasi valid bagi obat tersebut
tidak ada obat yang aman; semua obat menimbulkan efek samping; respons terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat; dan banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan.
View more...
Comments