FABRIC SECTION.docx

July 11, 2019 | Author: Terrence Alexander | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download FABRIC SECTION.docx...

Description

FABRIC SECTION Jika terima fabric dengan kondisi banyak flag, apa yang harus dilakukan? oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Februari 14, 2018 · Di update Februari 15, 2018

Istilah flag atau bendera pada pinggir fabric (selvedge) dipakai sebagai tanda bahwa roll fabric tersebut memiliki cacat pada yard yang ditandai tersebut. Flag tidak harus menggunakan tag pin, ada beberapa fabric yang memberikan tanda defect nya dengan mengalikan benang tebal di pinggir kain. Bagaimana jika saat fabric diterima kondisi Seperti ini?

Sebagian fabric Mill yang jujur, mereka akan mem berikan informasi apa adanya mengenai roll-2 yang ada cacatnya. Ataupun beberapa fabric Mill memberikan toleransi kelebihan panjang sesuai dengan  jumlah estimasi panjang cacatnya.

Lalu bagaimana jika fabric Mill tidak memberikan informasi tentang kondisi riil dari kain yang mereka kirimkan. Fabric inspector harus jeli dan memberikan laporan fabric inspection nya dengan melampirkan contoh fabric yang ada cacatnya. Dan segera minta bagian following up atau MD untuk meneruskan masalah cacat roll tersebut kepada fabric mill sebagai bahan review supaya supaya pengiriman berikutnya tidak ada kain yang cacat yang terkirim ke pabrik kita. Prosedur pembuatan test shrinkage oleh GarmentEduTech Team2 · Dipublikasikan Februari 7, 2018 · Di update Februari 15, 2018

Test shrinkage adalah test yang dilkukan untuk mengetahui tingkat kesusutan atau kemoloran dari fabric pada saat mengalami proses lanjutan seperti washing dan steaming/ironing sehingga hasil dari test tersebut dapat dijadikan sebagai acuam dalam proses pembuatan pola/pattern Adapaun prosedur pembuatannya adalah sebagai berikut 1. Berdasarkan packing list saat fabric masuk, pelajari ada berapa lot, jumlah dan qantitynya. 2. Pilih no roll secara acak yang mewakili per lot nya dengan ketentuan jumlah yang di test adalah 25% dari total kedatangan fabric. 3. Infomasikan ke gudang untuk menyiapkan roll sesuai pilihan diatas. Panjang tiap fabric yang diambil 1 yard dan untuk no roll yang telah diambil diambil untuk test shrinkage harus diberi identitas tertentu (pastikan potongan untuk test shrinkage tidak boleh disobek, harus menggunakan gunting). 4. Potongan Fabric yang telah diterima dari Gudang tersebut selanjutnya direlaksasi selama 6 jam 1

5. Setelah dilakukan proses relax selama ± 6 jam kemudian fabric dimarking dengan menggunakan mould 50 X 50 cm kearah memanjang m emanjang dan melebar. Pastikan fabric dalam kondisi flat saat dimarking 6. Setelah dilakukan proses marking kemudian fabric dikirim ke proses selanjutnya yaitu proses washing, disarankan untuk test fabric yang garmentnya di washing, potongan fabric tersebut di obras sekelilingnya. 7. Berikan tanda panah dengan spidol marker untuk arah memanjang (Warp) 8. Pada saat mengirim fabric ke proses washing harus disertakan Washing r equest form dengan receipe yang benar dan washing standard yang jelas. 9. Setelah dilakukan proses washing selanjutnya dilakukan proses steaming di finishing sesuai dengan standard steam untuk produksi 10. Setelah disteam kemudian fabric didinginkan untuk menstabilkan dimensi fabric 11. Setelah cukup dingin kemudian dilakukan proses ukur untuk mengetahui tingkat shrinkage atau elongation dari fabric tersebut. Gunakan alat test yang direkomendasikan

12. setelah didapat tingkat susut atau molor fabric kemudian di cari prosentase dari shrinkagenya 13. Selanjutnya hasil dari test shrinkage tersebut harus direview oleh Sample Room Manager, QA/QC Manager dan Prod. Manager sebelum di release ke dept. terkait. Mesin fabric inspection sering “selip” , hubunganny hubungannya dengan short Hang Tag oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 31, 2018 · Di update Februari 15, 2 018 Beberapa factor penyebab short hang tag adalah

1. Short roll dari pabrik textilnya 2. Karakter fabric yang licin, sehingga kain tergelincir dan tidak terbaca oleh counter mesin 3. Fabric gelombang, bisa karena bowing atau struktur yarn yang tidak rata 2

4. Roll mesin yang sudah halus sehingga tidak mengikat fabric lagi 5. Fabric mengalami “selip” dengan roll mesin karena putarannya tidak stabil, ini disebabkan oleh rantai mesin yang tidak standar Jika saat dilakukan checking di mesin bahwa kemungkinan ada short hangtag karena memang ada masalah dari pabrik textilenya, maka inspector harus melakukan “checking table” terhadap kain tersebut. Ambil roll yang sudah diinspek dan ditemukan ada short hangtag, pastikan stempel awal dan akhir roll tidak disobek biasanya stempel “face side”. Ini sebagai bahan bukti bahwa kain deng an roll yang masih utuh. Kemudian lakukan pengecekan di meja cutting secara m anual dan diukur panjangnya, jika ditemukan ada minus dibandingkan dengn Hang Tagnya berarti ada short Hangtag dan segera dilaporkan ke merchandiser untuk diteruskan ke Pabrik kain. Jika fabric memiliki karakter licin, maka pada awal dijalankannya inspeksi perlu dilakukan bantuan dorong oleh tangan inspector atau diberikan tambahan fabric pada roll mesin tersebut dengan tujuan supaya mengurangi licin. Roll mesin yang sudah halus semestinya segera diganti dengan yang baru.

Terakhir adalah adanya selip antara roll dengan kain, biasanya ditandai dengan gerakan yang tidak stabil atau gerakan bergelombang. Faktor ini harus diselesaikan dari sumbernya yaitu setting rantai mesin yang benar, jika sudah dicoba setting dan hasilnya tetap tidak merubah ge rakan menjadi stabil maka rantai disarankan untuk diganti. Gambar dibawah ini adalah beberapa rantai yang harus di setting ulang.

3

4

Bagaimana menentukkan arah lebar (WEFT) dan arah panjang (WARP) dari fabric oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 22, 2018 · Di update Februari 16, 2 018 Sedikit kami akan mengulas membedakan arah fabric (memanjang-WRAP dan melebar-WEFT)

5

Mengenal alat pemotong untuk test Gramasi-GSM oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 22, 2018 · Di update Februari 16, 2 018 Alat potong GSM biasa digunakan di pabrik garment atau te xtile untuk mengukur berat kain dengna satuan GSM (gram square meter).

Cara pemotongan samplenya secara melingkar penuh, setelah di potong ditimbang menggunakan timbangan digital. Toleransi dari hasil timbangan umumnya 3-5%, artinya jika GSM dari buyer 120gsm, maka ketika di bulk fabric yang datang dan diukur, kisaran 120± (3-5%) masih diperbolehkan.

6

kenapa perhitungan konsumsi fabric untuk k nit menggunakan Kg, sedangkan fabric woven menggunakan yard. oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 22, 2018 · Di update Februari 16 , 2018

7

Ada yang Tanya, kenapa perhitungan konsumsi fabric untuk knit menggunakan Kg, sedangkan fabric woven menggunakan yard. Kita tahu bahwa fabric woven memiliki anyaman yang stabil. Woven tidak mudah diregangkan. Secara lurus arah memanjang, fabric woven tidak mengalami perubahan ukuran juga lebar fabric juga tidak mengalami perubahan yang signifikan Berbeda dengan fabric knits, dimana bisa diregangkan baik kea rah panjang maupun ke arah lebar kain.

Fabric Knit jika di tarik arah memanjang, maka arah lebarnya menjadi menciut, oleh karena itu jika kita beli fabric knit dengan diukur dengan panjang, maka belum tentu akan stabil panjang yang didapat. Apalagi jika fabric knitnya sudah mengalami relaksasi. Apalagi jika mengukur fabric knits dengan skala besar seperti di pabrik garment, menjadikan pekerjaan tidak efektif, tidak tepat panjangnya sehingga tidak memungkinkan mengukur dengan yard atau mete r. Jika Anda seorang pemula, cukup sulit menghitung fabric yang dibutuhkan untuk membuat satu kaos. Hal-hal diatas adalah alasan kenapa fabric knit diukur menggunakan satuan kg. dan pada akhirnya konsumsi juga dihitung menggunakan gram.

Sumber : Prasanta sarkar Kenapa Fabric yang mengandung elastomeric harus di relaksasi oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 17, 2018 · Di update Februari 16, 2 018 Elastomerik adalah bahan yang bersifat elastis seperti karet. Garment dengan bahan yang me ngandung elastomeric dibuat supaya pemakainya nyaman terutama saat melakukan gerakan. Juga dipakai pada garment yang slim fit di badan, sehingga mampu menunjukkan lekuk tubuh pemakainya.

Akan tetapi ada hal yang paling mendasar berkenaan dengan fabric yang mengandung bahan ini, karena  jika fabric seperti ini tidak dilakukan relaksasi lebih dahulu, maka fabric akan susut saat dipakai. sehingga harus dilakukan proses un-roll (melepaskan dan m embuka dari gulungan roll kain) dan dilakukan pendiaman selama 12-24 jam atau jika mengadung elastomeric lebih banyak, maka perlu minimal 24  jam didiamkan sebelum dilakukan pemotongan kain tersebut. Elastomeric memiliki nama lain seperti Spandex, Elastane, Lycra dan lain-lain. Umumnya komposisi bahan ini 3-4% dengan anyaman ke arah melebar. Selain relaksasi secara manual, menggunakan mesin un-rolled juga di sarankan, karena hasil unrolled lebih rapi dan terlipat dengan teratur. Meski sudah ada mesin pre -shrunk yang lebih canggih, akan tetapi masih sedikit pabrik garment yang menggunakannya dengan alasan investasi.

8

Memilih kapur basah (untuk gambar panel garment) yang bisa hilang dengan steam oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 16, 2018 · Di update Februari 16, 2 018 Berikut ini adalah jenis-jenis kapur basah yang cocok buat marking garment di pabrik garment:

Hati-hati, merendam Kain berbahan viscose lebih dari 1 j am menjadikan rusak oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 12, 2018 · Di update Februari 21, 2 018 Viscose, juga populer dengan sebutan bahan kain rayon atau dalam industri tekstil disebut dengan istilah viskosa. Bahan ini berasal dari polimer organik dimana proses pembuatan rayon mirip dengan katun, tetapi ini merupakan hasil dari selulosa yang di regener asi. Fakta ini menjadi alasan kenapa bahan kain rayon ini disebut dengan serat yang semisintetis atau sutera sintetis. Diantara 2 kelompok jenis kain, alami (sutera,wol,katun) dan sintetis (nilon,polyester), viscose berada ditengah-tengah. 9

Jenis kain ini sering digunakan dalam busana model pesta, casual wear, lingerie, underwear sampai jaket sebab halus dan licin serta lentur. Bahan dari kain ini adalah dari serat kayu (eucalyptus-sejenis pohon pinus)

10

Bentuk Fisik Halus,licin seperti sutra tapi tidak semahal sutera  –  – Bisa “bernapas” seperti katun, menyerap keringat dan menguapkannya, sehingga rasanya nyaman dan sejuk, terasa lembut dan dingin di tangan Bahannya jatuh, tidak kaku dan warnanya mengkilat  –

Ada juga viscose yang tidak mengkilap,viscose jenis ini lebih mirip katun atau wol.Yang  – Perlu diperhatikan pada saat pencucian, jangan terlalu dikucek layaknya mencuci bahan katun agar  – warnanya lebih awet, karena kalau di rendam lebih dari 1 jam maka akan rusak Keringkan dengan alami, jangan diperas atau dikeringkan di mesin cuci.  – Mengenal Motif fabric Houndstooth (Gigi anjing) yang lagi ngetrend oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 10, 2018 · Di update Februari 21, 2 018 Kami percaya banyak kalangan yang belum mengetahui nama motif fabric/kain yang satu ini. Yakni Fabric dengan motif Houndstooth atau gigi anjing.

Motif ini dipakai tidak hanya baju atasan, tetapi bawahan, slayer bahkan jilbab banyak menggunakan

11

motif ini. Motif houndstooth untuk atasan umumnya kecil-kecil dan untuk bawahan kebanyakan motifnya besar-besar. Akan tetapi tergantung selera masing-masing. Bagaimana jadinya jika sarung atau mukena menggunakan motif ini, kecuali belum tahu artinya….

Bagaimana cara membuat grouping shade/dye lot dari fabric oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 6, 2018 · Di update Februari 1, 2018

12

Khusus fabric piece dye, direkomendasikan untuk dilakukan grouping shade/dye lot semua roll yang diterima oleh gudang kain. 1. Pertama-2 potong swatches ukuran A4 dari setiap roll 2. Beri identitas roll No, qty dan shade no dari supplier (untuk program wash dimana baju akan dicuci di laundry, harus menggunakan spidol Marker khusus supaya tidak luntur) 3. Untuk fabric yang program Non wash, lakukan grouping berdasarkan urutan paling gelap ke paling terang. 4. Kelompokkan dalam beberapa shade jika ditemukan ada gradasi warna yg terlalu mencolok. 5. Cocokkan dengan standard swatches yg sudah di-approve oleh buyer 6. Untuk program wash, swatches satu dan lainnya supaya dijahit dengan ukuran 1x1m2 7. Kemudian pinggir lembaran gabungan. Swatches tadi diberikan tambahan fabric warna putih 8. Cuci sesuai resep cuci yg diminta oleh buyer 9. Setelah kering pastikan cek warna secara keseluruhan dan cek handfeelnya 10. Bongkar dan lepas jahitan swatches 11. Lakukan grouping seperti proses di No 3 -5 Berikut akan kami tampilkan video bagaimana melakukan grouping shade yg benar. Hati-hati dengan warna-warna fabric ini karena rawan t erjadi shading/belang oleh GarmentEduTech · Januari 5, 2018 13

Kenapa kami buat posting ini, karena masih banyak kasus di lapangan dimana sering terjadi shading/belang, baik antar panel maupun antar garment. Dengan mengetahui warna-warna apa saja yang rawan shading diharapkan semua team produksi dan QC harus lebih hati-hati saat jalan fabric dengan warna warna berikut. Silahkan tambahkan jika ada pengalaman yang sama dimana warna lain  juga rawan shading/belang.

Mengenal warna-warna fabric/kain oleh GarmentEduTech · Januari 5, 2018 Berikut ini adalah nama-nama warna fabric/kain yang umum digunakan di pabrik garment:

14

Mengenal dasar-dasar Kain/fabric oleh GarmentEduTech · Januari 4, 2018 1. JENIS BAHAN BERDASARKAN PROSES PEMBUATANNYA WOVEN: Kain yang di buat dari hasil penyilangan dua benang dengan cara di tenun/ dianyam. Sering disebut kain tenun. Bahan woven cirinya tidak dapat di tarik. KNIT: Kain yang dibuat dari jeratan  – jeratan benang / mengaitkan benang dengan benang , sering di sebut kain rajut. Cirinya kain ini dapat di tarik atau e lastis. Contoh dari kain rajut : jersey, interlock, rib, single jersey, tricot dll. 1. JENIS BAHAN BERDASARKAN BAHAN BAKUNYA (SERAT) 2.1. Serat Alam

15

Cotton: Berbahan dasar kapas, dikenal dengan juga cotton combed dan cotton carded, perbedaannya adalah: Combed: Serat benang lebih halus. Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata. Carded: Serat benang kurang halus. Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang r ata. Karakteristik dari cotton combed ataupun carded adalah: Bahan terasa dingin dan sedikit kaku Mudah kusut Mudah menyerap keringat Pakaian / kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen Rentan terhadap jamur Apabila dibakar baunya seperti kertas terbakar, hasil pembakarannya akan menjadi abu dan jalannya api lambat. 2.2. Serat Sintetis Aramid: Aramid banyak digunakan untuk baju pemadam kebakaran, pembalap mobil dan motor. Aramid termasuk jenis nylon seperti Nomex, Kevlar dan Tawron adalah bahan yang sangat tahan api, tahan suhu tinggi, terbakar pada suhu 53 oC. Acrylic: Acrylic dikenal dengan nama dagang Acrilian, Cashmilon, Orlon, Vonnel, Wolacryl, dan lainnya. Sedangkan modakrilat nama dagang Acrilan, Courtelle, Cresian, D ynel, Orlon, Redon dan lainnya.Secara umum sifatnya mirip dengan wol. Kain dan garmen dari acrylic mempunyai pegangan yang lembut, rua (bulky) ringan dan juga isolator panas yang dapat menahan panas tubuh namun tidak membuat gatal di kulit. Kekurangan dari bahan ini adalah kenyamanan dalam pemakaian. Kelebihannya adalah walaupun seratnya tidak mampu menyerap air namun berasa lembab bila digunakan dan acrylic bersifat lebih cepat kering dibandingkan dengan serat sintetik lainnya. Pencuciannya dapat digunakan dengan sabun biasa dan tahan terhadap pencucian kimia dry cleaning dan pelarut organic lainnya. Acrylic sangat peka terhadap panas karena menyebabkan bahan terdistorsi, oleh karena itu penyetrikaan hanya dilakukan dengan setrika hangat. CDP: Singkatan dari cationic dyeable polyester, yaitu jenis ser at sintetik yang merupakan modifikasi dari serat polyester sehingga dapat dicelup dengan zat warna basa dan zat warna disperse. Polyester : Dikenal dengan nama dagang Terylene , Dacron, Trivera, Tetoron. Kekuatan, elastisitas yang baik dari serat polyester menghasilkan kain yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap lekukan atau kekusutan sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas. Kekurangan dari kain polyester adalah daya serap lembabnya rendah dan kekakuan yang tinggi sehingga kenyamanan berkurang. Pewarnaan polyester dilakukan dengan menggunakan zar warna disperse yang kaya warna dan mempunyai ketahanan luntur warna yang sangat baik terhadap pencucian, gosokan dan sinar. Kain polyester t ahan terhadap pelarut organic dan pencucian kimia / dry c leaning, serta mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap bakteri dan jamur. Polymide /Nylon: Dikenal juga sebagai perlon, caprolan dan amilan, trilobal atau antron, rislan, nomex dan lainnya. Pada umumnya serat sintetik ini merupakan isolator yang baik dan dapat menimbulkan sifat listrik static. Sifat kekuatan dan elastisitas serta ketahanan sangat baik, tahanan terhadap ser angan  jamur, bakteri dan serangga.Kekurangan dari kain nilon adalah daya serap lembab yang rendah. Nilon dapat dicuci dengan sabun alkali dan tahan terhadap pencucian kimia / dry cleaning. Bahan nilon tidak tahan panas tinggi, pada suhu setrika 180 o C nilon mulai lengket dan rusak pada suhu 230oC dan  

 

16

meleleh pada suhu 250oC. Nylon dapat dicelup dengan zat warna asam dan kompleks logam, t erhadap zat warna lain seperti basa,direk, belerang, tetapi ketahanan cuci dan sinar jelek. Spandex : Lebih dikenal dengan nama Lycra yang merupakan tr ade mark dari Du Pont. Mempunyai sifat elastisitas yang tinggi, kuat dan memiliki ketahanan gosokan yang tinggi. Spandex adalah jenis serat sintetis yang terkenal memiliki elastisitas lebih baik dari rubber. Kain spandex bisa mencapai tingkat elastisitas dengan tarikan sampai 500%. 2.3. Serat semi sintetis Modal: Modal atau polynosic dikenal dengannama Avril, Hightel, Vincel, Zantrel dan lainnnya adalah selulosa yang diregenerasi, sejenis rayon viskosa dengan derajat polimerisasi yang lebih tinggi dan memiliki struktur mikro fibril dengan panjang rantai molekul dua kali lipat dari rayon, kekuatan le bih tinggi tetapi mulur serta moisture regain lebih re ndah. Modal dpat dicuci dengan sabun atau detergen dan pelarut organic dan pencucian kimia / dry-cleaning dan disetrika dengan suhu sedang, dengan pemanasan seperti ni kekusutan dapat dihilangkan, adanya uap dalam penyetrikaan memudahkan kain untuk menjadi licin dan terlihat berkilau Rayon Viscosa: Rayon viscose adalah serat semi sintetik yang bahan bakunya dari alam yaitu kayu yang mempunyai kadar selulosa tinggi, sehingga mempunyai kenyamanan dala pemakaian yang sangat baik pada berbagai kondisi Rayon Acetat: Termasuk dalam serat semi sintetik yang mempunyai elastisitas yang baik, namun tidak cukup untuk memberikan ketahanan kusut yang baik. Rayon asetat adalah konduktor panas yag buruk tetapi merupakan isolator panas yang baik oleh karena itu bahan ini banyak digunakan sebagai kain pelapis Pencucian dapat dilakukan dengan sabu alkali dan dengan pencucian kimia / dry cleaning. Penyetrikaan kain asetat dilakukan dengan menggunakan setrika hangant dan tidak langsung Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak tahan terhadap jamur terutama pada kondisi yang lembab 2. 4. Blending / campuran serat Seringkali untuk memperoleh harga yang lebih murah dan kekuatan dari bahan kain tersebut maka dilakukan blending / campuran serat misalnya T/C 65/35 ( campuran polyester cotton), T/R 65/35 (campuran polyester rayon), CVC ( campuran polyester cotton 50/50), cotton / lycra (97/3) dll TC (Teterton Cotton ) / Polyester – Cotton Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan Po lyester (Teteron) 65%. Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. TC biasanya di buat untuk sprei, hem, celana. Karakteristik: Lebih tahan ‘shrinkage’ (tidak susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang -ulang dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus dengan bahan kimia tertentu. CVC ( Cotton Viscose)/cheap value cotton Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat. Belajar mengenai Fabric/kain oleh GarmentEduTech · Januari 4, 2018 TEKSTIL berasal dari bahasa latin, yaitu textiles yang berarti menenun atau tenunan. Namun secara umum tekstil diartikan sebagai sebuah barang/benda yang bahan bakunya berasal dari serat (umumnya adalah kapas, poliester, rayon) yang dipintal (spinning) menjadi benang dan kemudian dianyam/ditenun (weaving) atau dirajut (knitting) menjadi kain yang setelah dilakukan pe nyempurnaan (finishing) digunakan untuk bahan baku produk tekstil. Produk tekstil disini adalah pakaian jadi (garment), tekstil rumah tangga, dan kebutuhan industri 17

SERAT merupakan bahan baku yang paling utama untuk tekstil. Serat adalah benda padat yang mempunyai ciri atau bentuk khusus yaitu ukuran panjangnya relatif lebih besar dari ukuran lebarnya. Serat diperoleh/berasal dari alam dan buatan, yang secara rinci sebagai berikut: Serat alam (natural fibers), adalah serat nabati (seperti kapas, linen, ramie, kapok, rosela, jute, sisal, manila, coconut, daun/sisal, sabut) dan serat hewani (seperti wool, sutera, cashmere, llama, unta, alpaca, vicuna). Serat buatan (man made fibers), adalah artificial fiber (seperti rayon, ace tate), synthetics fiber (seperti polyester/tetoron, acrylic, nylon/poliamida), dan mineral (seperti asbes, gelas, logam). Untuk tekstil, serat yang banyak dipergunakan adalah: Kapas, adalah serat yang diperoleh dari biji tanaman kapas, yaitu sejenis t anaman perdu dan banyak digunakan untuk pakaian karena sifatnya yang menyerap keringat, sehingga nyaman dipakai dan stabilitas dimensi yang baik. Rayon, berasal dari kayu yang dimurnikan dan dengan zat-zat kimia. Banyak dipergunakan untuk tekstil rumah tangga seperti kain tirai/gorden, penutup kursi dan meja, kain renda, kain halus untuk pakaian dan pakaian dalam. Campuran rayon dan polyester banyak digunakan untuk bahan pakaian. Poliester, dibuat dari minyak bumi, yaitu asam tereftalat yang telah dimurnikan (pirified terephtalate acid/PTA) dan ethylene glycol. Poliester banyak digunakan untuk bahan pakaian (dicampur dengan kapas/rayon), dasi, kain tirai/gorden, tekstil industri (conveyor, isolator), pipa pemadam kebakaran, tali temali, jala, kain layar dan terpal. Sedangkan serat lainnya untuk tekstil adalah: Poliamida/Nilon, digunakan untuk stocking/kaos kaki, kain parasut, tali temali, terpal, jala, belt untuk industri, kain ban, tali pancing, karpet, kain penyaring. Poliuretan (spandex), digunakan untuk pakaian wanita, ikat pinggang, kaos tangan bedah, kaos kaki. Polietilena, digunakan untuk kain pelapis di furniture/tempat duduk mobil, kain untuk pakaian pelindung di industri yang menggunakan zat-zat kimia yang korosif, kain penyaring untuk penyaringan dengan suhu rendah, kain efek empuk. Polipropilena, digunakan untuk keperluan industri, tali temali, karung pembungkus, jala ikan, permadani/carpet. Poliakrilik, digunakan untuk selimut, kain rajut untuk sweater, baju hangat, scarft, tirai jendela, pakaian pelindung zat kimia, kain penyaring zat kimia, water softe ner filter, kain-lain berbulu. Serat Gelas, digunakan untuk isolasi listrik, kaos lampu, pembungkus kawat tembaga, pembungkus kabel listrik. Serat Carbon, digunakan untuk bodi pesawat terbang dan pesawat luar angkasa. Serat Metal/Logam, digunakan untuk benang hias baik di tekstil rumah tangga maupun tekstil pakaian. Serat dari segi sifat bahannya dibedakan menjadi dua jenis/bentuk, yaitu: Filament, adalah serat yang sangat panjang yang panjangnya sejauh sampai habisnya bahan terulur. Semua serat buatan pada awalnya dibuat dalam bentuk filamen. Stapel, adalah serat pendek dan umumnya serat alam berbentuk stapel. BENANG berasal dari serat yang dipintal. Jenis-jenis benang dapat diketahui dari: Berdasarkan Urutan Prosesnya. Carded Yarn (benang garuk) yang bahan bakunya berasal dari cotton, r ayon dan plyester. Combed Yarn (benang sisir) yang bahan bakunya adalah cotton. Blended Yarn (benang campur) yang bahan bakunya campuran antara dua jenis serat, yaitu polyester dengan rayon atau polyester dengan cotton atau r ayon dengan cotton. Open End Yarn (OE) yang bahan bakunya adalah cotton dan polyester. Berdasarkan Konstruksinya. 18

Single Yarn (benang tunggal) adalah benang yang terdiri dari satu helai. Double Yarn (benang rangkap) adalah benang yang terdiri dari dua benang atau lebih tanpa di twist. Multifold Yarn (benang gintir) adalah benang yang terdiri dari dua helai atau lebih yang dijadikan satu dengan diberi twist. Berdasarkan Panjang Seratnya. Staple Yarn (benang staple) adalah benang yang tersusun dari serat staple atau serat buatan dalam bentuk staple. Filament Yarn (benang filament) adalah benang yang tersusun dari serat buatan yang berupa filament. Berdasarkan Penggunaannya. Warp Yarn (benang lusi) adalah benang yang digunakan untuk arah panjang kain pada proses weaving. Weft Yarn (benang pakan) adalah benang yang digunakan untuk arah lebar kain pada proses weav ing. Knitting Yarn (benang rajut) adalah benang yang digunakan untuk pembuatan kain rajut (knitting fabric). Sewing Thread (benang jahit) adalah benang yang digunakan untuk menjahit. Fancy Yarn (benang hias) adalah benang yang dibuat dengan efek hias pada twistnya, antara lain se perti slub yarn. Berdasarkan Bahan Bakunya, yaitu: benang cotton, benang polyester, benang rayon, be nang nylon, benang akrilik, benang polipropilen, benang R/C (benang rayon/cotton), benang T/R (benang polyester/rayon), benang T/C (benang polyester/cotton), dan lain-lain. KAIN merupakan hasil proses dari benang-benang yang dianyam/ditenun atau dirajut. Namun benang hasil pemintalan tidak bisa langsung ditenun atau dirajut, karena akan mudah putus ketika terjadi pergesekan antara benang lusi dan benang pakan pada waktu proses. Oleh se bab itu ada proses pekerjaan yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum benang-benang tersebut ditenun atau dirajut. Proses tersebut secara berurutan: Benang-benang yang dari mesin pintal (ring spinning) berbentuk gulungan palet cones lalu digulung kembali melalui mesin penggulung (winding machine) me njadi bentuk gulungan cones, dengan maksud untuk proses selanjutnya agar lebih mudah dipasangkan pada mesin penggulungan (reeling) dalam proses pensejajaran benang arah lusi (warping). Apabila dikehendaki kain yang dihasilkan memiliki efek warna antara lusi dan pakan seperti Kain Sarung atau Kain Motif, maka benangnya terlebih dahulu mengalami proses pencelupan benang (yarn dyed); Setelah itu agar benang lebih licin agar tidak mudah putus ketika bergesekan, maka diproses ke sizing machine untuk dikanji; Setelah kering dari pengkanjian, benang-benang baru bisa diproses untuk ditenun atau dirajut. Proses tersebut, baik ditenun (dengan benang lusi dan pakan di mesin tenun) atau dirajut (rajut lusi dan pakan di mesin rajut) dengan cara ger akan silang-menyilang antara dua benang yang dilakukan secara teratur dan terus-menerus serta berulang kali dengan gerakan yang sama sehingga menjadi sebuah bentuk anyaman tertentu. Jenis-jenis kain dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu: Kain Grey atau Kain Blacu, yaitu kain yang paling sederhana atau kain yang setelah ditenun kemudian dikanji dan diseterika namun tidak mengalami proses pemasakan dan pemutihan. Kain Finished adalah kain grey yang telah melalui proses-proses pemasakan, pemutihan, pencelupan (dyeing), pewarnaan (colouring), dan pencapan (printing). Secara umum, nama kainnya, antara lain seperti: Kain Putih (untuk pakaian jadi yang biasanya diberi warna dan/atau dicap), Kain Mori (khusus untuk keperluan batik), Kain Percal (biasanya untuk pakaian jadi yang berkualitas), Kain Shirting (biasanya untuk pakaian dalam, sprei, sarung bantal), Kain Gabardine (biasanya untuk pakaian musim dingin), Kain Satin/Sateen (untuk dirangkap, penutup, penghias jendela), Kain Damas (biasanya untuk taplak meja, dekorasi mebel, serbet,), Kain Diaper (untuk popok bayi atau yang sejenisnya, karena kain ini mudah menyerap air), Kain Markis (untuk kelambu dan sejenisnya). 19

Kain Rajut, kainnya lebih halus dan lebih lemas dengan sifat kainnyapun lebih elastis dan daya tembus udara lebih besar daripada kain tenun dan banyak digunakan untuk pakaian dalam (underwear), kaos kaki, shirt, sweaters atau overcoats, dan lainnya. Kain Non Woven, adalah semua kain yang bukan kain tenun dan kain rajut. PRODUK TEKSTIL adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tekstil, baik yang setengah j adi maupun yang telah jadi. Yang termasuk dalam produk tekstil adalah: Pakaian jadi/clothing/garment adalah berbagai jenis pakaian yang siap pakai (ready to wear) dalam berbagai ukuran standar, antara lain: pakaian pria dan wanita (dewasa dan anak-anak), pakaian pelindung (mantel, jacket, sweater), pakaian seragam, pakaian olah raga, dan lain-lain. Pakaian jadi ini harus dibedakan dengan apparel, karena apparal ini selain mencakup pakaian jadi juga mencakup berbagai accessories seperti: sepatu, tas, per hiasan, tutup kepala atau kerudung, dasi, kaos kaki, dan accessories lainnya. Tekstil rumah tangga/house hold, seperti: bed linen, table linen, toilet linen, kitchen linen, curtain, dan lain-lain. Kebutuhan industri/industrial use, antara lain: canvas, saringan, tekstil rumah sakit, keperluan angkatan perang termasuk ruang angkasa, dan lain-lain. Istilah-istilah mengenai fabric oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 24, 2017 · Di update Desember 24, 2017 Face side : tampak luar /muka dari fabric Grain line: Arah serat fabric Fabric edge : pinggiran fabric, biasanya dibatasi dengan bekas pin atau C ompact yarn Fabric width : lebar kain Fabric length: panjang kain Komposisi fabric : bahan fabric (katun, Polyester, satin, viscose, silk, wool dll) Fabric construction: jumlah serat arah panjang dan lebar fabric Weft dan wrap : arah memanjang dan arah melebar Fabric weave: agak sedikit sama dengan konstruksi seperti poplin, plaid, twill, houndstooth, seersucker, herringbone dll Fabric finish: penyempurnaan proses akhir fabric, regular, Tambahan lilin, texture seperti EMBOSS k ulit  jeruk dll Fabric shading: fabric belang Fabric gradation: fabric terjadi belang secara gradual (sedikit demi sedikit) Fabric weigth: berat fabric Fabric gramation: berat fabric dalam satuan gram FIR : fabric inspection reporter Test shading: pengetesan fabric shading/belang SCS :selvedge center selvedge (pinggir tengah pinggir) End to end : awal dan akhir roll Piece dye: pencelupan fabric Yarn dye: pencelupan benang Four point sistem: sistem cek fabric dengan nilai maksimal 4 pe r titik defect nya Fabric test: pengetesan fabric di laboratorium untuk me lihat efek setelah dilakukan perlakuan tertentu Mill performance : performansi dari pabrik textile Apa beda antara lycra, spandex dan elastane? oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 24, 2017 · Di update De sember 24, 2017

20

Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mendasar antara lycra, spandex dan elastane. Ketiga produk textile tersebut adalah serat tambahan di produk textile yang bersifat Stretch atau elastis. Bahan ini sebagai sarana peregangan yang sangat elastis dan pas di badan. Meski ketat di badan tetapi pemakai tidak merasakan sesak atau gerah. Padahal prosentase penggunaan serat elastis ini tidaklah banyak, hanya kisaran 2, 3 dan 4% saja. Namun cukup nyaman di badan. Lycra adalah salah satu merk paten dari serat elastis, spandex dan elastane adalah bahan serat tersebut. Jadi penyebutan ketiga hal tersebut sebenarnya tidaklah salah. Hanya saja kalau menyebut lycra sebenarnya itu merk paten dari bahan elastis. Perbedaan Fabric : Piece Dye dan Yarn Dye oleh GarmentEduTech · Desember 22, 2017 Perbedaan fabric Piece Dye dan Yarn Dye secara mudah seperti berikut: 1. Yarn Dye Fabric dimana proses pewarnaan/pencelupannya saat masih dalam bentuk benang, belum dipintal. 2. Piece Dye Fabric dimana proses pewarnaan/pencelupannya setelah dalam bentuk kain, termasuk proses printing, batik dll. Maksud dari tulisan ini dimuat supaya kita bisa memahami dan lebih hati-hati saat pengaturan di produksi. Terutama berhubungan dengan kain shading (belang). Karena Fabric Piece dye lebih rawan shading dibanding yarn dye. Ayo… mana yang piece dye dan mana yang yarn dye?

21

Analisa Min-Max pada test shrinkage dalam pembuatan grouping pola (wash program) oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 19, 2017 · Di update Fe bruari 7, 2018 Mungkin masih banyak yang awam mengenai istilah ini, sebenarnya teman-teman bagian fabric maupun sample room sudah familiar dengan pekerjaan ini tetapi konsep yang mereka lakukan terkadang lebih kepada perkiraan tanpa menggunakan dasar perhitungan ilmu statistik yang lebih memadai. Ketika ada order garment dengan wash program, sesuai permintaan buyer harus dilakukan test shrinkage 100% untuk semua roll kain/fabric. Setiap ujung roll akan di potong se panjang 1 yard kemudian ditandai dengan alat/penggaris accushrink dan marker pen. Cuci potongan-potongan kain yang sudah diberi tanda sesuai instruksi cucinya. Selesai cuci dan pengeringan kemudian digosok Ukur semua potongan test shrinkage kembali dengan accushrink kemudian di rekap Gunakan metode min-max analyisis untuk pengelompokan/grouping roll-roll mana saja yang masuk dalam 1 group ukuran yang sama, kami menggunakan selisih 2% dari masing-masing rata-rata sebagai bahan analisa ini. Untuk lebih jelasnya, silahkan ikuti langkah sbb: ketik semua data yang akan dianalisa seperti format terlampir min max analysis

22

lihat selisih min dan max, jika lebih dari 2%, mk perlu dipertimbangkan untuk beda pola contoh terlampir dimana arah weft yg bermasalah karena selisih lebih 2%, dan wrap masih dibawah 2%

Kesalahan dalam menghitung Grading Size jika ditemukan shrinkage minus oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 18, 2017 · Di update Desember 21, 2017 Menjadi jamak, karena merasa ribet menghitung rumusnya, seringkali bagian pattern (pola) saat melakukan grading size tidak mengindahkan cara menghitung sesuai prinsip proporsional, ketika test shrinkage fabric ditemukan ada minus, misal minus 5% arah melebar (width) artinya beberap ukuran yang ke arah width harus dilakukan adjustment (penyesuaian), Nah mereka hanya menghitung nilai prosentase berdasarkan salah satu size saja (size basic misal size M), kemudian mereka terapkan nilai itu ditambahkan untuk nilai dari size y ang lain. Berikut adalah contoh perhitungan yang benar sesuai dengan prinsip proporsional lihat di file berikut : shrinkage adjustment

Masih bingung? Bagaimana cara mengetahui Face Side suatu Fabric/ Kain oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 18, 2017 · Di update Januari 11, 2018 Salah satu hal penting yang harus diketahui oleh QC maupun bagian produksi, baik bagian Gudang kain, Cutting, Replace panel, Operator Sewing dan bagian produksi lainnya. Adalah mengerti dan memahami face side dari sudah kain. Karena apabila tidak memahami face side dari kain, maka garment bisa jadi terbalik dan direjek oleh buyer. Ada beberapa ciri-ciri face side dari kain seper ti: 1. Apabila masih dalam roll fabric, maka bekas needle (pin/jarum) yang menonjol adalah yang face side 2. Handfeel nya lebih halus. 3. Piece (Bulu) kain lebih banyak 4. Texture kain, misal twill, herringbone dll Akan tetapi, yang paling utama adalah adanya tanda face side dari Supplier se suai fabric approval dari Buyer. Berikut adalah sticker face side dari supplier.

23

Dibawah ini adalah duplikasi chop face side dari internal pabrik supaya masih terkontrol sampai proses pemotongan.

Contoh-contoh defect fabric/kain di industri garment (lanjutan) oleh GarmentEduTech · Desember 15, 2017 Berikut adalah lanjutan contoh-contoh defect fabric pada industri garment (lanjutan): 13. Fabric pilling (mbradul)

24

14. Slub (benang njendol)

15. garment shading (belang)

25

16. Handfeel tidak sesuai standard

17. fabric elongation (yang ada stretchnya/molornya) tidak sesuai standard

26

18. Offensive odor (Fabric berbau tajam)

19. Migration color (luntur)

27

Contoh-contoh defect fabric/kain di industri garment oleh GarmentEduTech · Desember 15, 2017 Postingan kali ini akan membahas contoh-contoh defect fabric yang biasa ditemukan di industri garment: 1. Fly yarn contamination (terkontaminasi benang lain)

2. Fabric Stain (ada noda minyak)

28

3. Fabric holes (bolong)

4. Fabric Bowing (melengkung)

29

5. Fabric Run (loncat)

6. Misweave (hilang serat)

30

7. Crease/folded mark (kusut/terlipat – mati)

8. Missing yarn (serat hilang)

31

9. Dye Spot (terkena cipratan saat pencelupan)

10. Knot (sambungan benang)

32

11. uneven structure yarn (anyaman serat tidak rata)

12. Color tone (warna dasar beda/belang)

33

Bersambung…..

Tentang interlining (kain keras pada garment) oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 14, 2017 · Di update Desember 14, 2017 Interlining atau kain keras biasa digunakan di pabrik garment sebagai re -inforcement (penguat), juga supaya penampilan garment lebih bagus/elegan. Interlining berdasarkan proses pembuatannya dibagi menj adi: 1. Interlining Woven, jenis interlining ini memiliki bentuk anyaman seperti kain dengan anayaman plaid (datar/biasa/sepeti tikar)

2. Non woven, jenis interlining ini seperti kapas yangdipress

34

Interlining berdasarkan fungsi : 1. Interlining Fuse, interlining ini dilapisi resin yang menempel dan berfungsi sebagai lem ketika dilakukan fuse/ press menggunakan panas tingkat tinggi.

2. Interlining Non fuse, interlining tanpa lem Pengertian matching, mirror, balance dan random pattern oleh GarmentEduTech · Desember 14, 2017 Banyak dari kita pegiat garment yang masih belum bisa membedakan antara j ahitan matching, mirror, balance dan random. Berikut adalah beberapa pengertian dan contohnya: 1. Matching

35

2. Pair/Balance

3. Mirror

4. Random (tidak ada permintaan matching, mirror maupun pair) Study Case : Bagaimana cara proses potong fabric yang prosentase Bowing/Skewingnya tidak normal oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 14, 2017 · Di update Januari 31, 2018 Tujuan : Untuk memastikan fabric yang terindikasi Bowing dan Skewing dapat dijalankan pada saat proses produksi dengan tetap mengacu pada standard yang telah diberikan oleh Buyer (meskipun prosentase diatas standard umum) Landasan : Cara mengukur Bowing dan Skewing seperti gambar berikut :

36

Catatan : Roll-roll dengan toleransi lebih dari nilai % diatas tidak boleh dipotong. Diatas adalah prosedur normal jika fabric ditemukan adanya bowing/skewing. Pertanyaannya bagaimana dengan prosentase Bowing/Skewing yang diatas standard? Berikut adalah prosedur jika ditemukan bowing/skewing yang diatas standard Prosedur : Sebelum Cutting : o Siapkan Roll Fabric 10% dari se tiap lot/warna. o Ambil 1 yard setiap rollnya dengan cara disobek full width. o Lakukan pengukuran Bowing dan Skewing, jika r ata-rata % bowing diluar batas standard maka dilakukan cek bowing/skewing 100%. o Lakukan grouping/pengelompokan (yang masih toleransi dan yang tidak masuk toleransi) o Hitung jumlah yard/roll dan buat sample/mockup Bowing/Skewing dari roll yang tidak masuk toleransi. o Review mockup dan mintakan persetujuan dari Buyer. o Jika buyer tidak approved, maka roll-roll terse but tidak boleh dipotong o Apabila mockup di OK dengan beberapa catatan, maka lakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Proses Spreading dan Cutting: o Untuk fabric yang terindikasi Bowing/Skewing maka pada saat proses gelar fabric/spreading harus sudah di relaksasi dan tidak boleh ditarik. o Marker placement dibuat special marker dimana komponen Back Body dan Front body dalam satu size searah (lihat gambar dibawah)

37

o Pada saat spreading, bagian fabric yang menggelembung (karena efek bowing/skewing) di kumpulkan dalam satu area yang diarsir diatas. Bagian front dan back body hanya untuk area fabric yang flat. o Potong komponen front dan back body terlebih dahulu o Selain komponen dan panel tersebut, gelembung diratakan lebih dahulu secara balance (dibagi rata ke kedua arah berlawanan) kemudian baru dipotong sesuai marker. o Berikut table penanganan Fabric Bowing/Skewing berdasarkan jumlah pcs dalam 1 marker

Apa itu Bowing/Skewing? oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 14, 2017 · Di update Januari 31, 2018 Pengertian Bowing/Skewing Bowing adalah Nilai prosentase dari ukuran (A) tertinggi dari lengkungan fabric dibagi lebar fabric tersebut.

38

Skewing adalah Nilai prosentase dari ukuran (B) tertinggi dari lebar fabric dibagi lebar fabric.

Sering kita salah pengertian dimana bowing atau skewing diukur berapa inch atau cm, harusnya kalau bicara bowing menggunakan satuan prosentase (%) Beberapa brand/buyer memiliki batasan maksimal dari nilai prosentase Bowing, misal: Jenis Fabric

Max % dari lebar fabric Woven

Jersey

Solid Warna/Print

3%

5%

Stripe/Kotak

2%

4%

Roll fabric yang memiliki nilai prosesntase bowing diatas nilai tersebut dianggap reject/failed, tetapi umumnya diminta buat mock up dulu sehingga bisa dilihat secara real setelah jadi garment. Khusus untuk garment yang washing, mock up bowing/skewing dibuat kemudian cuci dulu sesuai instruksi di care label, kemudian review. Kain/Fabric yang biasa digunakan di pabrik garment oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 13, 2017 · Di update Fe bruari 1, 2018 Fabric atau kain diklasifikasikan sebagai berikut: a. Berdasarkan bahan baku 1. Serat Alam (terbuat dari alam; Cotton, wool, silk, rayon dll). meski terbuat dari serat alam, tetapi fungsinya sendiri-sendir. Ada yang serat mampu menyerap air/keringat, baiasa dipakai pada suhu/musim panas. Juga ada serat alam yang tidak menyerap air/keringat, digunakan pada suhu/musim dingin. 2. Serat Sintesis (Polyester dll) b. Berdasarkan cara pencelupan 1. Piece dye (pencelupan warnanya setelah jadi kain), kain jenis ini r awan terjadi shading atau belang warna, sehingga harus hati-hati saat inspeksinya, analisa resiko terjadi shading harus benar-benar dilakukan sehingga tidak akan terjadi shading/belang setelah jadi garment. 2. yarn dye (pewarnaannya ketika masih dalam bentuk benang) Bagaimana SOP Fabric Inspection/Pemeriksaan kain dengan 4 point system oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 13, 2017 · Di update Desember 15, 2017 TUJUAN: Memastikan fabric yang akan dikirim ke Cutting Departemen untuk dipotong tidak ada masalah cacat produk. Persyaratan approved shadeBand dari buyer untuk setiap warna. 

39

grouping shadeband/ Lotkain yang tidak memenuhi standar buyer harus dikirim kepada buyer untuk dimintakan approval. hasil FIR dari supplier kain. Plan rencana inspect dari PPIC/Planning supaya terkontrol Mesin Fabric Inspection. Kecepatan mesin inspeksi kain harus ditetapkan pada15-25 yard / menit. Tergantung pada  jumlah cacat dan jenis kain, kecepatan mesin inspeksi kain dapat disesuaikan. Penerangan pada area pemeriksaan adalah minimal 100FCL (Foot candleLight). Prosedur Pemeriksaan 10% dari setiap lot yang dipilih dari berbagai warna dan lot dilakukan pemeriksaan kain. Kain roll dipasang ke mesin inspeksi. Untuk memeriksa panjang roll kain, atur indikator dari mesin kain ke nol. Lebar dan warna kain diperiksa dan dicatat di awal, tengah dan akhir dari proses pemeriksaan. Kain harus diukur dengan penggaris besi dan shade warna harus diperiksa dan dicocokkan dengan approved shade band dari buyer. Selama proses pemeriksaan kain, ketika cacat ditemukan, QC harus menghentikan mesin se gera dan menempatkan stiker tanda panah pada kain atau tag pada sisi kain. Juga, QC harus mengklasifikasikan jenis cacat dan menunjukkan tempat cacat yang ditemukan dengan memeriksa meteran dan mencatat temuan-temuan pada FIR. diagram lokasi cacat terletak di sisi kanan laporan dan lokasi setiap cacat ditandai untuk setiap 5 yard. Ketika 2 QC memeriksa bersamaan , sat u orang mencatat temuan sedangkan yang lain memeriksa kain. Jika cacat yang critical, di mana t idak tercatat pada laporan inspeksi supplier, bagian dari cacat tersebut dipotong untuk sampel defect. Ketika pemeriksaan kain selesai untuk satu roll, scoring dilakukan sesuai dengan sistem 4 point system untuk menentukan pass/fail nya. Skor tidak boleh melebihi 26 untuk setiap 100 yard persegi. Jika 10% dari inspeksi kain faile/gagal, Pemeriksaan perlu tambahan inspek 20% . Jika tambahan 20% dari inspeksi kain gagal lagi, lakukan inspeksi 100% . Semua laporan inspeksi kain harus dikirim ke bagian gudang dan setelah meninjau laporan tersebut, tindakan korektif harus diambil untuk menyelesaikan masalah dengan segera. Fabric swatch dari setiap roll kain dikumpulkan, untuk dibuat shade band Setelah memotong dimasing-masing roll kain, sisa kain ditempatkan kedalam polybag dan disimpan di rak kain dengan diberi nama buyer, style, nama kain, warna dan kualitas. Untuk kain yang ada permintaan washing program, blanked test dilakukan dengan ukuran 12 inch setiap lot. Sebelum atau sesudah pencucian shade band kemudian diserahkan pada departemen yang terkait dan 1 set harus dikirim kepada buyer untuk dimintakan approval. Fabric swatch, masing-masing dibuat dengan ukuran 20 x 20 cm, dimasukkan ke dalam o cardboard dan total 2 set. Informasi seperti nama buyer, style, nama kain, dan warna ditunjukkan pada lembaran o papan swatches dan setiap swatches kain harus diberi tanda dengan jelas nomor lot, dan nomor roll. Shade band dari setiap roll diklasifikasikan dan dimasukkan ke dalam kelompok. o Shade band dari setiap roll dipisahkan menurut shade group dan daftar yang dibuat. o 

   



   















 





40

Shade group diperiksa oleh merchandiser, manajer QA dan m anajer pabrik dan shade group dikirim ke buyer untuk mendapatkan persetujuan sebelum melanjutkan ke proses pemotongan kain. Shade band dan laporannya dikirim ke bagian cutting, sewing dan finishin o Mock-up yang dibuat dengan kain dan trim untuk memastikan persamaan o Jika defect ditemukan selama proses inspeksi, perbaikan dan pergantian dari supplier dimintakan secepatnya o



4 Point System QC yang baik harus mengetahui berbagai jenis cacat kain dan poin diberikan dengan sistem ini. Pedoman 4 point sistem harus dipasang di area inspeksi kain. Standar poin untuk pass adalah 26 poin per100 sqaure yard   

Vertical Defects (A long The Length)

Horizontal Defects (A long The Width)

Length

Point

Length

Point

0  – 3 inch

1

0  – 3 inch

1

3  – 6 inch

2

3  – 6 inch

2

6  – 9 inch

3

6  – 9 inch

3

9  –  36 inch

4

9  –  36 inch

4

Defect =

Penalty Point x 36 x 100 Actual Fabric Width x Fabric Actual Lenght

x 100%

Defect yang berulang sepanjang kain tidak boleh lebih dari 3 yard memanjang. Setiap yard yang cacat diberi 4 poin. Jika lebih, bagian yang rusak harus dipotong. Potong dan jahit kain tersebut dalam satu roll y ang dihitung sebagai 4 poin dan jika ada lebih dari 1 sambungan, roll tersebut tidak dapat digunakan. Poin maksimal yang bisa diberikan dalam 1yard adalah 4 poin. Cacat yang terkait dengan lubang secara otomatis diberikan 4 poin terlepas dari ukuran Flow Chart – Fabric Inspection 



 

41

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF