Evaluasi Nilai Apgar

September 23, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Evaluasi Nilai Apgar...

Description

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Evaluasi Nilai APGAR

Penilaian keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai Apgar. Penilaian ini perlu untuk menilai bayi apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Adapun penilaian meliputi: Ø frekuensi jantung ( heart rate ) Ø asuhan nafas ( respiratoryeffert respiratoryeffert ) Ø tonus otot ( mucle tone ) Ø warna kulit ( colour ) Ø reaksi terhadap ransangan ransangan ( respon to stimuli ) Setiap penilaian deberi angka 0, 1 dan 2. Dari hasil penilaian tersebut diketahui apakah bayi normal (vigorous baby = nilai Apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai Apgar 4-6), atau bayi menderita asfiksia berat ( nilai Apgar 0-3 ). Bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut. Karena kalau bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik lanjutan dikemudian hari akan lebih besar, maka penilaian Apgar dilakukan selain pada 1 menit juga 5 menit setelah bayi dilahirkan. Tabel penghitungan nilai Apgar (NA) Penilaian

Nilai=0

Apearance (warna kulit)

Pucat

Pulse rate (Frekuensi nadi) Grimance (reaksi ransangan) Actifity

Nilai=1

Nilai=2

Badan merah,ekstremitas  biru Tidak ada Kurang dari 100

Seluruh tubuh kemerhmerahan Lebih dari 100

Tidak ada

Batuk/bersin

Tidak ada

Sedikit gerakan mimik (grimance) Ekstremitas dalam

Gerakan aktif

Jumlah  NA

 

(tonus otot) Respiration  (pernafasan) 

sedikit fleksi Tidak ada  Lemah/tidak teratur  

Baik/menangis 

2.2 Resusitasi

Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekut, pemberian oksigen dan curah  jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen pada otak, jantung jantun g dan alat-alat vital lainnya. Jaminan adanya fasilitas resusitasi yang adekuat dalam ruang bersalin be rsalin sangat mutlak diperlukan. Ketika lahir banyak bayi yang telah menderita kerusakan otak yang irreversibel, namun tidaklah dapat diterima kalau terjadinya kerusakan sesudah lahir hanya karena peralatan yang tidak memadai atau petugas yang tidak telitih. Sekitar 25% atau 2/3 dari semua kelahiran k elahiran membutuhkan resusitasi sedang 1/3  jumlah kasus resusitasi terjadi pada bayi-bayi yang lahir normal yang kelihatannya tidak mengandung faktor resiko. Hal ini sebenarnya hampir selalu selalu tidak diperlukan kecuali cairan amnion tercemar dengan mekonium atau darah. Penghisapan faring yang agresif dapat memperlambat dimulainya nafas spontan untuk waktu yang cukup lama. Setelah lahir hendaknya bayi segera dibersihkan dari cairan dengan handuk hangat untuk mengurangi kehilangan panas lewat penguapan sekaligus untuk mengamati adanya kelainan pada bayi. Hal ini penting karena bayi akan mulai bernafas selama  periode karena waktu median dimulainya nafas spontan hanyalah 10 detik. Bila perlu  bayi dapat diransang untuk bernafas dengan stimulasi kulit mensalnya sentilan kaki. Untuk bayi yang tidak segera bernafas pada periode ini harus segera diberikan  pertolongan resusitasi. Adapun langkah awal resusitasi yaitu : Penilaian sebelum resusitasi 1.  2.  3.  4. 

Cukup bulan ? Air ketuban jernih ? Bernafas atau menangis? Tonus otot baik? Semua ya : tidak perlu dilakukan resusitasi Salah satu tidak : lakukan langkah awal 5.  Jaga kehangatan 6.  Posisikan bayi : posisi sedikit tengadah

 

7.  Bersihkan jalan nafas Isap lendir dimulut dan hidung 8.  Keringkan : badan bayi yang basah dikeringkan 9.  Rangsang taktil :menggosok punggung/menepuk telapak kaki 10. Mereposisi Persiapan Resusitasi : Persiapan tenaga 1.  Memakai alat pelindung diri :celemek plastik, sepatu yang tertutup 2.  Lepaskan cincin,jam tangan sebelum cuci tangan 3.  Cuci tangan dengan air mengalir atau alkohol yang bercampur gliserin 4.  Keringkan dengan lap bersih 5.  Gunakan sarung tangan Ventilasi tekanan positif • Jika tidak terdapat pernafasan atau bayi menggangap, ventilasi tekanan

 positif (VTP) diawali dengan menggunakan balon resusitasi dan sungkup, dengan frekuensi 40-60 kali/menit • Jika denyut jantung < 100 kali/menit, bahkan dengan pernafasan memadai, VTP harus dimulai pada kecepatan 40-60/menit • Intubasi endotrakea diperlukan jiwa bayi tidak berespons terhadap VTP dengan menggunakan balon dan sungkup. Lanjutkan VTP dan bersiaplah untuk memindahkan bayi. Kompresi dada • Jika denut jantung masih < 60 kali/menit setekah 30 detik VTP yang memadai, kompresi dada harus dimulai

• Kompresi dilakukan pada sternum di proksimal dar i prosesus sifoideus,  jangan menekan di atas sifoid. Kedua ibujari petugas yang meresusitasi digunakan untuk menekan sternum, sementara jari-jari lain mengelilingi dada, atau jari tengah dan telunjuk dari satu tangan dapat digunakan untuk kompresi sementara tangan lain menahan punggug bayi. Sternum dikompres sedalam 1/3 tebal antero-posterior dada. • Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi dengan rasio 3 : 1. Kecepatan kombinasi ko mbinasi kegiatan tersebut harus 120/menit (yaitu 90 kompresi dan 30 ventilisasi). Setelah 30 detik, evaluasi respons.jika denyut  jantung > 60/menit, kompresi dada dapat dihentikan dan VTP dilanjutkan hingga denyut jantung ,encapai 100 kali/menit dan bayi bernafas aktif.

 

Pemberian obat • Efinefrin harus diberikan harus diberikan jika denyut jantung tetap < 60 kali/menit setelah 30 detik VTP dan 30 detik lagi VTP dan kompresi dada. Dosis efinefrin adalah 0,1-0,3 ml/kg berat badan larutan 1:10.000 secara intravena, melalui vena unbilikal. Bila diberikan melalui pipa endotrekal, dosis adalah 0,3-1,0

ml/kg berat badan. Perawatan lanjutan • Catat nilai Apgar untuk menit ke-1 ke-1 dan ke-5 dalam rekam medik. • Jika bayi memerlukan asuhan intensif, rujuk rumah sakit terdekat yang memiliki kemampuan yang memberikan dukungan ventilator, untuk memantau dan memberikan perawatan pada neonatus. • Jika bayi dalam keadaan stabil, pindahkan keruangan neonatal untuk dipantau dan ditindaklanjuti. • Di ruang neonatal, ikuti panduan asuhan neonatus normal untuk    pemeriksaan fisik dan tindakan profilaksis.

• Jika sudah tidak terdapat komplikasi selama 24 jam, neonatus dapat keluar dari unit neonatal. Informasikan Informasikan kepada petugasbdan orang tua/keluarga tentang tanda bahaya. Catatan: Ø Tidak dilakukan resusitasi dapat diterima pada kehamilan < 23 minggu atau  berat lahir
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF