Evaluasi Jalan Beton Perkerasan Kaku Dr Harmein

May 7, 2017 | Author: Arif Setiawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

bina marga...

Description

EVALUASI IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT JALAN KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

OUTLINE



PENDAHULUAN



GAMBARAN UMUM KABUPATEN



TINJAUAN KONSEPTUAL



IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT DI KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU



ANALISIS IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT



KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

EVALUASI IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT JALAN KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG



Dalam beberapa tahun terakhir banyak Pemda TK II menerapkan kebijakan betonisasi pada jalan kabupaten dengan harapan dapat menyelesaikan masalah kerusakan jalan aspal.



Pemerintah Pusat (Ditjen Bina Marga) memandang bahwa kebijakan tersebut “kurang tepat” (over design) untuk jalan kabupaten perlu kondisi untuk melakukan evaluasisehingga terhadapdipandang implementasinya.

MAKSUD DAN TUJUAN



Maksud : Melakukan evaluasi terhadap implementasi Rigid Pavement jalan Kab. Demak dan Indramayu dalam rangka pembinaan teknis dan manajemen penyelenggaraan jalan Kabupaten.



Tujuan : Menyusun rekomendasi Implementasi Rigid Pavement jalan Kab menurut tatalaksana yang baik melalui tahapan : Penentuan kebijakan awal, Perencanaan, Perancangan, Pelaksanaan dan Pemeliharaan

RUANG LINGKUP



Mengumpulkan data implementasi Rigid Pavement di kabupaten Indramayu dan kabupaten Demak



Melakukan Analisis dan Evaluasi



Menyusun rekomendasi

METODOLOGI Pengumpulan Data

Data Primer

Nara sumber Kabupaten Demak dan Indramayu

Data

sekunder

Bahan Evaluasi Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak dan Indramayu

Pembahasan/Diskusi Awal Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah 2

Draft Hasil Evaluasi Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak dan Indramayu Diskusi panel Bersama narasumber dan para pakar

Rekomendasi Tatalaksana Implementasi Rigid Pavement pada jalan kabupaten

NSPM

EVALUASI IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT JALAN KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

GAMBARAN UMUM KABUPATEN

KABUPATEN DEMAK (1) 

Juml. Pend. 1.063.768 (2010)



Kepadatan 1.185jiwa/ km2



TG lahan : sawah 56.71% : pkrgn 12. 82% : hutan 2.44% : tambak 7.86% : tegalan 15.07% : lainnya 5%



Panjang Jalan Kab. 426.5 km Perkerasan Aspal = 164.5 km Perkerasan Beton = 145.5 km



Jalan Krikil

= 97.4 k

Jalan Tanah

= 19,0

Panjang Jalan Prov. 43 km Kelas Jalan III C

KABUPATEN DEMAK (2) KONDISI JALAN KABUPATEN DEMAK Kriteria

2004

Baik

150.125

73.240

210.95 (49.46%)

Sedang

115.525

180.735

99.09 (23.23%)

Rusak

101.430

137.885

97.42 (22.84%)

Rusak Berat

59.43

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Demak, 2012

2005

34.650

2010

19(4.45%)

KABUPATEN DEMAK (3)

KABUPATEN INDRAMAYU (1) 

Juml. Pend. 1.744.897 (2009)



Kepadatan 855.jiwa/km2



TG lahan

: sawah 57.94% : pkrgn 10.5% : hutan 9.41% : tambak 4.28% : tegalan 4.6% : lainnya 13.09%



Panjang Jalan Kab. 811.993 km Perk. Aspal Lapen = 327.537 km Perk. Aspal Hotmix = 424.379 km Perke. Beton = 29.102 km Jalan Krikil

= 30.955 km



Panjang Jalan Prov. 105.680 km



Panjang Jalan Nas. 108.150 km



Kelas Jalan III C

KABUPATEN INDRAMAYU (2) KONDISI JALAN KABUPATEN INDRAMAYU Kriteria

2004

2005

2010

Baik

-

-

396.701(48.8%)

Sedang

-

-

210.362(25.90%)

Rusak

-

-

168.625(20.76%)

Rusak Berat

-

-

36.285(4.46%)

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Indramayu, 2012

KABUPATEN INDRAMAYU (3)

EVALUASI IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT JALAN KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

TINJAUAN KONSEPTUAL

TINJAUAN KONSEPTUAL



PENGEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN JALAN



PENGATURAN PENGELOLAAN JALAN



PENGERTIAN UMUM PERKERASAN



KRITERIA PEMILIHAN JENIS PERKERASAN



PENGERTIAN DAN JENIS PERKERASAN KAKU



METODE PERANCANGAN PERKERASAN KAKU



PERENCANAAN PENULANGAN



KRITERIA PERENCANAAN LAPIS TAMBAH



KERUSAKAN PERKERASAN KAKU



KONSEP PEMELIHARAAN PERKERASAN KAKU



PENYELIDIKAN EVALUASI LAPANGAN



TAHAPAN IMPLEMENTASI PERKERASAN KAKU

PENGEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN JALAN

PENGEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN JALAN (1) KETERKAITAN ANTARA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DAN SISTEM TRANSPORTASI SistemTransportasiNasional (Sistra nas) RencanaTata Ru angNasional (RTRWN)

Rencanaata T Ruang W ilayah (Pulau/Propinsi/Kawasan)

Jaringa n Transportas i Nasional

Sistem Transportasi Wilayah (Pulau/Propinsi/Kawasan) Jaringan Trans portasiWilayah (Pulau/Propinsi/Kawasan)

Rencanaata T Ruang W ilayah Kabupaten/Kota

Sistem Transportasi Wilayah Kabupaten/Kota Jaringan Transp ortasi Kabupaten/kota

PENGEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN JALAN (2) KONSEP HIRARKI JALAN

Setiap hirarki j saling terkait sama lain dan mem fungsinya mas masing, namun ada satu bagian y terputus maka sis jaringan tidak a berfungsi dengan ba

PENGEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN JALAN (3) KONSEP PENGEMBANGAN JALAN

Peningkatan Kuantitas

Konsep Pengembangan Jalan

Pembangunan Jalan Baru Penyesuaian Operasi Jalan (Lebar Jalan) dengan Fungsi (Hirarki) Jalan

Peningkatan Kualitas

Peningkatan Struktural

Peningkatan Operasi Jalan

PENGEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN JALAN (4) STRATEGI PENINGKATAN KUANTITAS





Jaringan Arteri dilarang mempunyai akses dengan tata ruang karena berfungsi mobilitas penuh menghant arkan pergerakan a ntar wilayah



Jaring an Kol ektor mempun yai akses terbatas dengan tata ruang dan berfungsi menghantarkan pergerakan di dalam wilayah ke jaringan arteri



Lok al mempun yai akses besar dengan tata ruang

Jaringan transportasi dibagi menjadi bebe rapa fungsi . Arteri berfungsi m obil itas a ntar wilayah, kolektor berfung si mo bili tas re gion al da lokal berfung si m embuka a ksesibili tas. M asingmasing memilik i syara t lebar minimal.

PENGEMBANGAN KONSEP PENGELOLAAN JALAN (5) Struktural

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS

PEMILIHARAAN BERKALA 4,5 < IRI 10 mm) - Kate gori 4 : Kerusakan dengan pola keretakan memanjang dengan tingkat keparahan sedang (dengan lebar crack antara 5 mm s/d 10 mm) - Kate gori 5 : Kerusakan pada joint slab memanjang dengan tingkat keparahan sedang (dengan lebar crack antara 5 mm s/d 10 mm) - Kate gori 6 : Kerusakan dengan pola tanpa keretakan dengan tingkat keparahan rendah (dengan lebar crack < 5 mm). - Kategori 7 : Kerusakan dengan pola tanpa keretakan pada permukaan overlay dengan tingkat keparahan rendah (dengan lebar crack < 5 mm) akibat transfer beban

Penyelidikan Lapangan (4)

Survei Kondisi Visual Untuk Jenis Penanganan Kerusakan terdiri dari: Kategori 1 : Full Depth Repair Kategori 2 : Partial Depth Repair (Patching Beton) Kategori 3 : Filling & Bonding Kategori 4 : Cutting Sealant Kategori 5 : Cutting Sealant on Slab Joint Kategori 6 : Epoxy Resin Kategori 7 : Epoxy Resin

Penyelidikan Lapangan (6) Survei Weight in Motion (WIM)

Survei WIM ini berupa survei proses perhitungan berat kotor (gross weight) kendaraan yang bergerak dan proporsi pembagian berat kendaraan terhadap roda dan sumbu kendaraan tersebut dengan cara mengukur dan menganalisa hasil tekanan dinamis roda kendaraan yang tercatat.

Penyelidikan Lapangan (7) Pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas daya dukung dari subgrade. Pengujian DCP dilakukan pada titik dimana pengujian core drill dilakukan.

Penyelidikan Lapangan (8) Pengujian Falling Weight Deflectometer (FWD) Falling Weight Deflectometer (Gambar 2.55) merupakan alat yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan struktur perkerasan yang bersifat non-destructive test. Alat ini terdiri dari 3 komponen utama, yaitu : Dynatest 8002E Trailer, Dynatest 900 System Processor dan komputer untuk pengumpulan data.

TAHAPAN IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT

TAHAPAN TEORI TERHADAP IMPLEMENTASI PERKERASAN KAKU Penentuan/ Perarikan Kebijakan Awal







Rencana Umum Jaringan Transportasi jalan Rencana TataRuang Wilayah jangka menengah dan panjang Pertimbangan Penetapan Kebijakan



Hirarki Fungsi Jalan



Volume Lalu Lintas

Perencanaan (Planning)

Perancangan (Design)



Studi Kelayakan dan AMDAL



Pemilihan jenis perkerasan Kaku



Pencapaian kinerja Pelayanan Jalan Kabupaten



Penentuan Tebal Perkerasan Kaku



Perhitungan Penulangan Perkerasan Kaku



Prioritas Ruas Jalan berdasarkan kriteria yang

Pelaksanaan

Pemelihara



Parameter





Penyiapan Tanah Dasar Atau lapis Pondasi

Pemeriksaan Pemeliharaan



Jenis Kerusakan Perkerasan dan Penyebabnya



Pemilihan jen peraw atan da perbaikan



Acuan Perkerasan



Pengendalian Mutu



Sambungan dan

ditetapkan

Tulangan

perkerasan



Pengadukan Beton





Pengecoran dan penyelesaian akhir beton

Metode dan ca cara pemeliharaa



Sistem manaje pemeliharaan



Perawatan dan perli ndungan Beton

EVALUASI IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT JALAN KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT DI KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (1) 1. Penentuan/Penarikan Kebijakan Awal Pertimbangan penetapan kebijakan implementasi konstruksi rigid pavement : a. Keberhasilan implementasi di tempat lain. b. Ekspektasi biaya biaya pemeliharaan yang rendah, bahkan tidak dibutuhkan. c. Tingkat kerusakan dari kandidat ruas jalan yang akan ditangani. d. Ketersediaan dana.

TIPE PERMUKAAN a. b.

Hotmix Beton

2006 (Rp. M) 35,408 19,670

2007 (Rp. M) 20,020 24,120

2008 (Rp. M) 11,760 30,075

Sumber : Dinas Kimpraswil Kabupaten Demak tahun 2009 Harga satuan pekerjaan beton = Rp. 2,170M/km lebar 4m Tahun 2011 Jalan beton = 44,70 km = Rp. 96,998 Milliar

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (2) 1. Pe nentuan/Penarikan Kebijakan Awal (Lanjutan) 





Pada proses penentuan kebijakan di Kabupaten Demak ada hal yang juga telah dilakukan yaitu pembatasan beban kendaraan dengan penerapan portal. Namun demikian ada beberapa hal yang tidak diperhatikan : a. Hirarki-fungsi jalan. b. Volume lalu lintas. Penarikan kebijakan awal telah dilakukan secara baik, karena secara tidak langsung memperhatikan aspek life cycle cost dengan diperhitungkannya pengeluaran hingga tahap pemeliharaan. Namun demikian masih terdapat ruang penyempurnaan dalam tahap penarikan kebijakan, a.l. dengan memperhatikan hirarki-fungsi jaringan jalan serta volume lalu lintas dalam penentuan prioritas implementasi rigid pavement.

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (3) 2. Perenc anaan (planning) 









Dokumen perencanaan dalam bentuk Studi Kelayakan dan AMDAL tidak diperoleh sehingga menurunkan skema implementasi yang tidak berpola. Dokumen tersebut diperlukan untuk penyusunan dan penetapan RUJTJ tingkat kabupaten yang disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan transportasi dan ruang kegiatan berskala kabupaten dan dengan memperhatikan RUJTJ Nas, Prov dan RUTR Kab. (UU No. 22/2009) PEMDA menyusun RPJP dan RPJM dengan mengutamakan pembangunan jalan di pusat pusat produksi serta jalan yang menghubungkan pusat produksi dengan daerah pemasaran. (PP No. 34/2006) Untuk pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas jalan kabupaten ditetapkan sebagai jalan kelas III C dengan MST 8 ton, dan lebar jalan minimum 5m tidak terpenuhi karena sebagian besar hanya 4m Karena pertimbangan yang telah dilakukan pada tahap penarikan kebijakan maka prioritas implementasi RP adalah sesuai dengan kebutuhan.

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (4) 3. Perancangan (Design) 





Gambar design setiap ruas jalan ada Tidak ditemukan back up perhitungan (calculation sheet) dan metode perhitungan yang di adopsi, sehingga tidak dapat dilakukan evaluasi Rancangan bersifat tipikal tanpa mempertimbangkan : a. Volume lalu lintas kendaraan niaga bahkan terdapat pembatasan dengan pemasangan portal b. Jenis tanah dasar dan konstruksi existing seharusnya perlu di indentifikasi kondisi tanah dasar yang memerlukan perhatian khusus seperti tanah endapan aluvial lunak/tanah expansif. Indentifikasi diperlukan untuk mencegah retak yang berlebihan pada RP c. Ketersediaan drainase. Jika tidak tersedia drainase yang baik dipastikan akan menyebabkan kegagalan konstruksi RP karena RP mudah terpengaruh oleh erosi yaitu terjadinya migrasi butiran halus tanah dasar melalui sambungan akibat air dan tegangan dinamik. Untuk meminimalkan masalah tersebut perlu di desain pondasi jalan

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (5) 3. Perancangan (Design) (Lanjutan)







Rancangan tidak sesuai dengan konsep dasar : a. Penerapan besi tulangan dengan peran yang tidak terdefinisikan. b. Penerapan joint system yang tidak memperhatikan sebaran retak. Tujuan utama distribusi penulangan adalah bukan untuk mencegah terjadinya retak pada pelat beton melainkan untuk membatasi lebar retakan yang timbul pada daerah dimana beban terkonsentrasi, agar tidak terjadi terbelahnya pelat beton pada lokasi retak tersebut, sehingga kekuatan pelat tetap dapat dipertahankan. Banyaknya besi tulangan yang didistribusikan sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan ini ditentukan oleh jarak sambungan susut, dalam hal ini dimungkinkan penggunaan pelat yang lebih panjang agar dapat mengurangi jumlah sambungan melintang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan bagi pengguna jalan.

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (6) 3. Perancangan (Design) (Lanjutan)

Gambar Design Perkerasan kaku di Kabupaten Demak

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (7) 4. Pelaksanaan

a.

b.

c.

Sebagian besar pelaksanaan rigid pavement telah menggunakan bahan dari pasok ready mix untuk menjamin tingkat mutu beton. Sebagian masih menggunakan concrete mixture kecil (dibawah 2 m3) terutama pada kondisi yang sulit dijangkau oleh truk mollen besar. Konstruksi rigid pavement yang diimplementasi adalah dengan tulangan sesuai dengan panduan gambar rancangan (shop drawing).

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (8) 4. Pelaksanaan (Lanjutan)



Dari sisi pelaksanaan evaluasi yang dapat disampaikan untuk konstruksi rigid pavement di Kabupaten Demak adalah: a.

Secara umum pelaksanaan konstruksi adalah telah sesuai dengan dokumen rancangan, namun demikian ditemukan beberapa kasus ketidak-sesuaian, antara lain : Karakteristik mutu beton yang di anjurkan adalah K-350 bukan K-300. Nilai Slump untuk perkerasan jalan maksimum 5cm bukan 10 cm

b.

Hasil kerja tidak menggambarkan kualifikasi pelaksana (kontraktor) karena rancangan bersifat tipikal, sehingga keberhasilan atau kegagalan konstruksi tidak langsung berhubungan dengan kinerja pelaksana.

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (9) 4. Pelaksanaan (Lanjutan)

Ruas Buyaran-Guntur (No.21)

Ruas Buyaran-Guntur (No.21)



Slab beton bersambung dg tulangan, mutu K-300 tebal 20cm ukuran per petak 2 x 5 diameter tulangan 12mm jarak 50 cm dipasang diatas LC mutu K-125 tebal 5cm



Terletak diatas perkerasan lama



Kondisi tanah dasar (endapan aluvial) tidak diketahui daya dukungnya

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Demak (10) 5. Pemeliharaan







Biaya pemeliharaan tidak dialokasikan pada ruas jalan yang di beton kondisi ini akan berakibat buruk paling tidak dalam jangka menengah (5 tahunan) pada hal seharusnya diperlukan alokasi dana pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, peningkatan maupun rekonstruksi Biaya pemeliharaan rutin diperlukan untuk menangani drainase dll. Pemeliharaan berkala diperlukan untuk regrooving, perbaikan joints ealent, seal coat. Rekonstruksi untuk memperbaiki kerusakan ringan dan kerusakan berat yang bersifat setempat

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (1) 1. Penentuan/Penarikan Kebijakan Awal Pertimbangan penetapan kebijakan implementasi konstruksi rigid pavement : a. Keberhasilan implementasi di tempat lain. b. Ekspektasi biaya biaya pemeliharaan yang rendah, bahkan tidak dibutuhkan. c. Tingkat kerusakan dari kandidat ruas jalan yang akan ditangani. d. Ketersediaan dana. TIPE PERMUKAAN

2010 (km)

a.

143,935

Hotmix

2011 (km) 46,395

b. Burda c. d.

Beton

2012 (km) 4,480 7,935

13,490

15,610

17,425

Sumber: Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu Harga satuan pekerjaan beton K-350 = Rp. 2,177 – 2,514 Milliar/km lebar 4m Harga satuan pekerjaan hotmix = Rp. 1,097 – 1,360 Milliar/km Tahun 2012 Jalan beton = 17,425km = Rp. 29,590 Milliar Biaya pemeliharaan tidak dialokasikan

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (2) 1. Pe nentuan/Penarikan Kebijakan Awal (Lanjutan)



Penarikan kebijakan awal telah dilakukan secara baik, karena secara tidak langsung memperhatikan volume lalu lintas, namun demikian terdapat ruang penyempurnaan dalam tahap penarikan kebijakan, antara lain dengan memperhatikan hirarki-fungsi jaringan jalan dan volume lalu lintas untuk menetapkan prioritas implementasi rigid pavement.

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (3) 2. Perenca naan (Planning) 







Dokumen perencanaan dalam bentuk Studi Kelayakan dan AMDAL tidak diperoleh sehingga menurunkan skema implementasi yang tidak optimal PEMDA menyusun rencana umum jaringan jalan kabupaten berdasarkan RPJMD kabupaten indramayu yang dilaksanakan melalui program pembangunan daerah dengan sasaran peningkatan pelayanan dasar, pembangunan perdesaan, percepatan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur berbasis penataan ruang di daerah terisolir dan rawan bencana serta untuk mendukung pusat produksi dan pertahanan pangan Rencana pembangunan tahun 2012 diprioritaskan untuk merehabilitasi jalan yang sudah mengalami rusak berat dengan menerapkan konstruksi RP.

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (4) 3. Perancangan (Design) 





Gambar design setiap ruas jalan ada Tidak ditemukan back up perhitungan (calculation sheet) dan metode perhitungan yang di adopsi sehingga tidak dapat dilakukan evaluasi Rancangan tidak bersifat tipikal, tetapi tanpa mempertimbangkan a.

b.

Jenis tanah dasar, dimana seharusnya perlu di indentifikasi kondisi tanah dasar yang memerlukan perhatian khusus seperti tanah endapan aluvial lunak/tanah expansif. Indentifikasi diperlukan untuk mencegah retak yang berlebihan pada RP Ketersediaan drainase. Jika tidak tersedia drainase yang baik dipastikan akan menyebabkan kegagalan konstruksi RP karena RP mudah terpengaruh oleh erosi yaitu terjadinya migrasi butiran halus tanah dasar melalui sambungan akibat air dan tegangan dinamik. Untuk meminimalkan masalah tersebut perlu di desain pondasi jalan

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (5) 3. Perancangan (Design) (Lanjutan) 





Rancangan tidak sesuai dengan konsep dasar : a. Penerapan besi tulangan dengan peran yang tidak terdefinisikan. b. Penerapan joint system yang tidak memperhatikan sebaran retak. Tujuan utama distribusi penulangan adalah bukan untuk mencegah terjadinya retak pada pelat beton melainkan untuk membatasi lebar retakan yang timbul pada daerah dimana beban terkonsentrasi, agar tidak terjadi terbelahnya pelat beton pada lokasi retak tersebut, sehingga kekuatan pelat tetap dapat dipertahankan. Banyaknya besi tulangan yang didistribusikan sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan ini ditentukan oleh jarak sambungan susut, dalam hal ini dimungkinkan penggunaan pelat yang lebih panjang agar dapat mengurangi jumlah sambungan melintang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan bagi pengguna jalan.

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (6) 3. Perancangan (Design) (Lanjutan)

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (7) 4. Pelaksanaan a.

Sebagian besar pelaksanaan rigid pavement telah menggunakan bahan dari pasok ready mix untuk menjamin tingkat mutu beton.

b.

Sebagian masih menggunakan concrete mixer kecil (dibawah 2 m3) terutama pada kondisi yang sulit dijangkau oleh truk mollen besar. ruas wanasari-tugu (no.52) c. Konstruksi rigid pavement yang diimplementasi adalah dengan tulangan sesuai dengan panduan gambar rancangan .

Ruas Dampyang-Gantar (no.10)

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (8) 4. Pelaksanaan (Lanjutan)



Dari sisi pelaksanaan evaluasi yang dapat disampaikan untuk konstruksi rigid pavement di Kabupaten Indramayu adalah:

Secara umum pelaksanaan konstruksi adalah telah sesuai dengan dokumen rancangan, namun demikian ditemukan beberapa kasus ruas wanasari-tugu (no.52) ketidak-sesuaian, antara lain : a.

Nilai Slump untuk perkerasan jalan tidak ada data b.

Hasil kerja tidak menggambarkan kualifikasi pelaksana (kontraktor) karena rancangan bersifat tipikal, sehingga keberhasilan atau kegagalan konstruksi tidak langsung berhubungan dengan kinerja pelaksana.

Ruas Dampyang-Gantar (no.10)

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (9) 4. Pelaksanaan (Lanjutan)

ruas wanasari-tugu (no.52)

Ruas Dampyang-Gantar (no.10)



Slab beton bersambung dgn tulangan atau tanpa tulangan, mutu K-350, tebal 20cm, ukuran per petak 4 x 5 m, diameter tulangan 12mm jarak 50 cm dipasang diatas LC mutu K-175 tebal 7-10cm



Terletak diatas perkerasan lama atau perkerasan baru



Kondisi tanah dasar (endapan aluvial) yang CBR nya rendah (hasil Tespit) diperbaiki dengan pemasangan cerucuk dengan jarak 50 cm dan atasnya diberi material subbase tebal 20cm padat

Implementasi Rigid Pavement di Kabupaten Indramayu (10) 5. Pemeliharaan Biaya pemeliharaan tidak dialokasikan pada ruas jalan yang di beton kondisi ini akan berakibat buruk paling tidak dalam jangka menengah (5 tahunan) pada hal seharusnya diperlukan alokasi dana pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, peningkatan maupun rekonstruksi. ruas wanasari-tugu (no.52)





Biaya pemeliharaan rutin diperlukan untuk menangani drainase dll. Pemeliharaan berkala diperlukan untuk regrooving, perbaikan joints ealent, seal coat.

Rekonstruksi untuk memperbaiki kerusakan ringan dan kerusakan berat yang bersifat setempat . Ruas Dampyang-Gantar (no.10) 

EVALUASI IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT JALAN KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

ANALISIS IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT

ANALISIS PERBANDINGAN PERKERASAN KAKU DAN LENTUR

Permasalahan antara Perkerasan Kaku dan Lentur (1) No

1

Permasalahan

Perencanaan

RigidPavement

Pada perencanaan sambungan dan tulangan perlu pertimbangan lebih teliti. Bermanfaat hanya pada jalan-jalan yang tingkat ketajaman traffic yang tinggi Design “Job Mix” lebih mudah untuk diteliti.

FlexiblePavement

Pada bagian KAO harus lebih teliti. Bermanfaat terhadap jalan-jalan untuk semua tingkat jumlah trafiic

Quality control untuk “Job Mix Formula” agak rumit karena harus diteliti di laboratorium dan hasil Mix Hamparan

“Air Void” di dalam beton tidak “Air Void” dapat mengurangi mengurangi tegangan yang timbul akibat tegangan yang timbul akibat perubahan volume beton, sehingga perubahan volume aspal beton. diperlukan sambungan (joint)

Permasalahan antara Perkerasan Kaku dan Lentur (2) No

Per masalahan

2 Konstruksi

RigidPavement

Biaya Konstruksi Tinggi

FlexiblePavement

Pada umumnya biaya rendah, tetapi hamper sama jika konstruksi jalan untuk tingkat traffic tinggi

“Servicebility Index” cukup baik hanya jika “transverse joints” dikerjakan dan dipelihara dengan baik.

“Servicebility Index” hanya baik disekitar saat selesai pelaksanaan

Umur rencana dapat mencapai 15-40 tahun. Jika terjadi kerusakan maka

Umur rencana relatif 5-10 tahun. Kerusakan tidak bersifat merambat

kerusakan tersebut cepat dalam waktu singkat Pelaksanaan relative sederhana kecuali sambungan-sambungan

Pelaksanaan cukup rumit disebabkan “Quality Control” banyak terhadap sejumlah varian termasuk control temperatur

Permasalahan antara Perkerasan Kaku dan Lentur (3) No

Permasalahan

3 Pemeliharaan

RigidPavement

Penting untuk melaksanakan pemeliharaan terhadap sambungansambungan (joints) secara tetap Apabila lapisan permukaan akan dioverlay maka untuk mencegah retak biasanya tebal perkerasan lebih besar 10 cm. Sehingga agak sulit untuk menetapkan saat di[erlukan overlay.

FlexiblePavement

Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan mencapai 2 kali lebih besar dari pada “rigid pavement” Overlay dapat dilaksanakan pada semua tingkat ketebalan perkerasan yang diperlukan. Sehingga mudah menentukan perkiraan saat “overlay” harus dilakukan.

Analisis Perbedaan Biaya (1)

Perbandingan Biaya antara Flexible dan Rigid Pavement

No

Item

Biaya lebar (Rp/km) (lebar 4 m) Flexible Rigid

1

Konstruksi

2,391,901,000.00

2

Peningkatan

2,003,929,000.00

3

Pemeliharaan berkala

1,158,317,000.00

2,990,300,000.00

4

Pemeliharaan Rutin

54,536,000.00

27,268,000.00

Sumber: Hasil Analisis

7,053,350,000.00

Analisis Perbedaan Biaya (2) Life Cycle Cost Flexible Pavement Ta h u n

Biaya (Rp/km)

ESAL(n=20%) Konstruksi

0

Rutin

Jumlah Berkala

Komulatif

Peningkatan

2,391,901,000.00

2,391,901,000.00

2,391,901,000.0

1

10,000.00

54,536,000.00

54,536,000.00

2,446,437,000.00

2

12,000.00

54,536,000.00

54,536,000.00

2,500,973,000.00

3

14,400.00

1,158,317,000.00

3,659,290,000.00

4

17,280.00

54,536,000.00

54,536,000.00

3,713,826,000.00

5

20,736.00

54,536,000.00

54,536,000.00

3,768,362,000.00

6

24,883.20

1,158,317,000.00

4,926,679,000.00

7

29,859.84

54,536,000.00

54,536,000.00

4,981,215,000.00

8

35,831.81

54,536,000.00

54,536,000.00

5,035,751,000.00

9

42,998.17

1,158,317,000.00

6,194,068,000.00

10

51,597.80

54,536,000.00

54,536,000.00

6,248,604,000.00

11

61,917.36

54,536,000.00

54,536,000.00

6,303,140,000.00

12

74,300.84

2,003,929,000.00

8,307,069,000.00

13

89,161.00

54,536,000.00

54,536,000.00

8,361,605,000.00

14

106,993.21

54,536,000.00

54,536,000.00

8,416,141,000.00

15

128,391.85

1,158,317,000.00

9,574,458,000.00

16

154,070.22

54,536,000.00

54,536,000.00

9,628,994,000.00

17

184,884.26

54,536,000.00

54,536,000.00

9,683,530,000.00

18

221,861.11

1,158,317,000.00

10,841,847,000.00

19

266,233.33

54,536,000.00

54,536,000.00

10,896,383,000.0

20

319,480.00

54,536,000.00

54,536,000.00

10,950,919,000.0

Sumber: Hasil Analisis

1,158,317,000.00

1,158,317,000.00

1,158,317,000.00

2,003,929,000.00

1,158,317,000.00

1,158,317,000.00

Analisis Perbedaan Biaya (3) Life Cycle Cost Rigid Pavement Ta h u n

Biaya (Rp/km)

ESAL (n=20%) Konstruksi

0

Rutin

Jumlah Berkala

7,053,350,000.00

Komulatif

Peningkatan

7,053,350,000.00

7,053,350,000.00

1

10,000.00

27,268,000.00

27,268,000.00

7,080,618,000.00

2

12,000.00

27,268,000.00

27,268,000.00

7,107,886,000.00

3

14,400.00

27,268,000.00

27,268,000.00

7,135,154,000.00

4

17,280.00

27,268,000.00

27,268,000.00

7,162,422,000.00

5

20,736.00

27,268,000.00

27,268,000.00

7,189,690,000.00

6

24,883.20

27,268,000.00

27,268,000.00

7,216,958,000.00

7

29,859.84

27,268,000.00

27,268,000.00

7,244,226,000.00

8

35,831.81

27,268,000.00

27,268,000.00

7,271,494,000.00

9

42,998.17

27,268,000.00

27,268,000.00

7,298,762,000.00

10 11

51,597.80 61,917.36

27,268,000.00 27,268,000.00

27,268,000.00 27,268,000.00

7,326,030,000.00 7,353,298,000.00

12 13

74,300.84 89,161.00

27,268,000.00 27,268,000.00

27,268,000.00 27,268,000.00

7,380,566,000.00 7,407,834,000.00

14

106,993.21

27,268,000.00

27,268,000.00

7,435,102,000.00

15

128,391.85

27,268,000.00

27,268,000.00

7,462,370,000.00

16

154,070.22

27,268,000.00

27,268,000.00

7,489,638,000.00

17

184,884.26

27,268,000.00

27,268,000.00

7,516,906,000.00

18

221,861.11

27,268,000.00

27,268,000.00

7,544,174,000.00

19

266,233.33

27,268,000.00

27,268,000.00

7,571,442,000.00

20

319,480.00

2,990,300,000.00

10,561,742,000.00

Sumber: Hasil Analisis

2,990,300,000.00

Analisis Perbedaan Biaya (4)

Perbandingan Biaya Rigid dan Flexible Pavement terhadap ESAL 12.00 11.00 10.00 9.00 )r a iy li M , P R ( a y a i B

8.00 7.00 AC = 5 cm

6.00

Flexible

Base = 9 cm

5.00

Slab Beton = 20 cm

Rigid Subbase = 19 cm

4.00

Lean Concrete = 7 cm

3.00

Subgrade CBR = 10%

Subgrade CBR = 10%

2.00

Rigid Pavement

Flexible Pavement

1.00 -

50,000

68.000

100,000

150,000

200,000

ESAL

250,000

300,000

350,000

Analisis Perbedaan Biaya (5)

Perbandingan Biaya Rigid dan Flexible Pavement terhadap Tahun 12.00 11.00 10.00 9.00 )r a y il i M , P R ( a y a i B

8.00 7.00 6.00 Flexible 5.00

AC = 5 cm

4.00

Base = 9 cm Slab Beton = 20 cm

3.00 2.00

Subbase = 19 cm

Lean Concrete = 7 cm

Subgrade CBR = 10%

Subgrade CBR = 10%

1.00

Rigid Pavement

Flexible Pavement

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0

Tahun

11,5

Rigid

ANALISIS IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT

PENENTUAN/PENARIKAN KEBIJAKAN AWAL No

1

2

Item

Kabupaten Demak

Kabupaten Indramayu

Rencana Umum Jaringan Transportasi

Diperhatikan/Jelas

Diperhatikan/Jelas

-

-

Rencana Tata-Ruang Wilayah Jangka Menengah dan Panjang

Diperhatikan/Jelas

Diperhatikan/Jelas

-

-

Pertimbangan Penentuan Kebijakan

Diperhatikan/Jelas

Diperhatikan/Jelas

- Keberhasilan implementasi di tempat lain - Ekspetasi biaya pemeliharaan rendah - Tingkat kerusakan yang akan ditangani - Ketersediaan dana

- Keberhasilan implementasi di tempat lain - Ekspetasi biaya pemeliharaan rendah - Tingkat kerusakan yang akan ditangani - Ketersediaan dana

Tidak diperhatikan/kurang jelas

Tidak diperhatikan/kuramg jelas

(Lebar Jalan 4 m, saharusnya minimal 5,5 m (Lokal Sekunder))

(Sebaigan Lebar Jalan 4 m, saharusnya minimal 5,5 m (Lokal Sekunder))

Tidak diperhatikan/kurang jelas

Tidak diperhatikan/kurang jelas

(LHR seharusnya 1500-2250 smp/hari (lokal sekunder))

(LHR seharusnya 1500-2250 smp/hari (lokal sekunder))

UU No. 38 Tahun 2004 PP No. 34 Tahun 2006 Rencana Umum Jaringan Jalan Kabupaten

Penggunaan Lahan Potensi Pengembangan Wilayah

UU No. 38 Tahun 2004 PP No. 34 Tahun 2006 Rencana Umum Jaringan Jalan Kabupaten

Penggunaan Lahan Potensi Pengembangan Wilayah

Tinjauan Konseptual/Teo

-

UU No. 38 Tahun 2004 PP No. 34 Tahun 2006 Rencana Umum Jaringan Jalan Kabupaten

-

RTRW Nasional RTRW Propinsi RTRW Kabupaten/Kota

-

Dasar pertimbangan (kebijakan yang terdahulu/yang ada) Pra Studi kelayakan Ekspetasi biaya dan dana yang tersedia

ruas wanasari-tugu (no.52)

3

4

5

Hirarki Fungsi Jalan

Volume Lalu Lintas

Ruas Dampyang-Gantar (no.10)

-

PM PU No 14/PRT/M/2010 - Untuk Hirarki Fungsi Jalan

MKJI 1997 - Untuk volume lalu lintas jalan kabupaten

PERENCANAAN (PLANNING)

No

Item

Kabupaten Demak

Kabupaten Indramayu

1

Studi Kelayakan dan Amdal

Tidak diperoleh

Dilakukan/Ada

- Tidak ada data

- Analisis Biaya Konstruksi - Analsis Manfaat - Analisis Kelayakan ekonomi - AMDAL

Pencapaian Kierja Pelayanan Jalan Kabupaten

Belum Tercapai

Telah Tercapai

-

-

2

Diutamakan pembangunan di pusat produksi dengan daerah pemasaran Tidak terpenuhinya pangaturan penggunaan jalan (lebar minimum 6,5 m, tetapi sebagian besar 4 m)

ruas wanasari-tugu (no.52) -

3

Prioritas Ruas Jalan Berdasarkan Kriteria yang ditetapkan

-

Penyusunanan rencana umum jaringan jalan kabupaten berdasarkan RPJMD Peningkatan pelayanan dasar dan pembangunan perdesaan. Berbasis penataan ruang di daerah terisolir dan rawan bencana serta mendukung pusat produksi dan pertahanan pangan

Belum Tercapai

Telah Tercapai

-

-

Prioritas implementasi Rigid Pavement hanya sesuai dengan kebutuhan

Ruas Dampyang-Gantar (no.10)

Prioritas untuk merehabilitasi jalan yang sudah mengalami rusak berat dengan menerapkan konstruksi Rigid Pavement.

Tinjauan Konseptual/Teoritis

- Analisis Biaya Konstruksi - Analsis Manfaat - Analisis Kelayakan ekonomi - AMDAL

-

-

Seluruh PKL di Kabubaten dapat saling terhubung Pencapaian umur rencana jalan Terpenuhinya persyaratan minimum jalan. Terjaganya nilai Indeks Permukaan dengan pemeliharaan.

Merehabilitiasi jalan yang mengalami rusak berat Prioritas berdasarkan konsep dasa pembangunan Rigid Pavement.

PERENCANGAN (DESIGN)

No

1

Item

Pemilihan Jenis Perkerasan kaku

Kabupaten Demak Terpilih

Terpilih

-

-

2

Penentuan Tebal Perkerasan Kaku

Perkerasan Beton Bersambung dengan Tulangan Gambar design ada

Tidak Ditemukan/Tidak ada

-

-

-

Perhitungan Penulangan Perkerasan Kaku

-

Tidak ada Back up perhitungan (calculation sheet) Tidak ada Metode perhitungan yang diadopsi Tidak memperhatikan jenis Tanah Dasar Tidak mempertimbangkan ketersediaan drainase

-

Tidak ada Back up perhitungan (calculation sheet) Tidak ada Metode perhitungan yang diadopsi Tidak memperhatikan jenis Tanah Dasar Tidak mempertimbangkan ketersediaan drainase

Tidak Sesuai

Tidak Sesuai

-

-

-

Besi tulangan dengan peran yang tidak teridentifikasi Joint system yang tidak memperhatikan sebaran retak

Ruas Dampyang-Gantar (no.10)

-

Tinjauan Konseptual/Teoritis

-

Pemilihan jenis perkerasan berdasarkan konsep dasar Rigid Pavement.

-

Pemilihan Metode yang digunakan. Adanya perhitungan perancangan tebal perkerasan berdasarkan metode yang digunakan. Tersedianya kebutuhan data-data yang akan digunakan dalam perhitungan.

Perkerasan Beton Bersambung dengan Tulangan Gambar design ada

Tidak Ditemukan/Tidak ada

ruas wanasari-tugu (no.52)

3

Kabupaten Indramayu

Besi tulangan dengan peran yang tidak teridentifikasi Joint system yang tidak memperhatikan sebaran retak

-

-

Pemilihan Metode yang digunakan. Adanya perhitungan penulangan berdasarkan metode yang digunakan Tersedianya kebutuhan data-data yang akan digunakan dalam perhitungan.

PELAKSANAAN (1) No

Item

Kabupaten Demak

Kabupaten Indramayu

Tinjauan Konseptual/Teoritis

1

Parameter

Diketahui/Cukup Jelas

Diketahui/Cukup Jelas

-

-

-

-

2

Penyiapan Tanah dasar atau lapis pondasi

Sumber bahan dari pasok Ready mix (tingkat mutu beton terjamin) Untuk daerah yang sulit terjangkau menggunakan concrete mixture kecil (tingkat mutu beton kurang terjamin)

-

Cukup Jelas

-

-

-

Terletak diatas perkerasan lama Kondisi tanah dasar (endapan aluvial) tidak diketahui daya dukungnya.

Cukup Jelas

Cukup Jelas

-

-

Sesuai dengan dokumen perancangan dan panduan gambar rancangan (shop drawing)

4

Pengendalian Mutu

Terletak diatas perkerasan lama/baru Kondisi tanah dasar (endapan aluvial) yang CBRnya rendah diperbaiki dengan pemasangan cerucup jarak 50 cm Terdapat material subbase tebal 20 cm padat

Kurang Sesuai

Cukup Sesuai

-

-

Mutu beton K-300, seharunya K-350 Nilai Slum 10 cm, seharusnya 5 cm Tebal slab beton 20 cm (2x5 m) Tebal LC mutu K-125 setebal 5 cm, sharusnya 10 cm Tulangan D12-500

Ruas Dampyang-Gantar (no.10) -

-

-

-

Sesuai dengan dokumen perancangan dan panduan gambar rancangan (shop drawing)

Mutu beton K-350 Nilai Slum tidak diketahui Tebal slab beton 20 cm (2x5 m) Tebal LC mutu K-175 setebal 7-10 cm, sharusnya 10 cm Tulangan D12-500

Sumber dan mutu bahan, seperti agregat, semen, baja tulangan, air, bahan adiktif, pengisi dan penutup sambungan, serta perlengkapan lainnya harus jelas (memenuhi spesifikasi) dan terdokumen.

-

-

Acuan Perkerasan

(tingkat mutu beton terjamin) Untuk daerah yang sulit terjangkau menggunakan concrete mixture kecil (tingkat mutu beton kurang terjamin)

Kurang Jelas

ruas wanasari-tugu (no.52)

3

Sumber bahan dari pasok Ready mix

-

Persyaratan dan pemerikasaan tanah dasar dan lapisa pondasi Stabilisasi tanah dasar apabila persyaratan kurang dari minimum. Pemasangan lembar kedap air diatas lapis pondasi (minimum 10 cm arah lebar dan 30 cm arah pamnjang) Bahan dan ukuran, pemasangan, dan pembongkaran harus sesuai dengan persyaratan Pembongkaran acuan dilakukan 8 jam setelah penghamparan beton. Pengambilan contoh bahan, metode pengujian, seperti pengujian kuat lentur dan kuat tekan beton, berat jeis dan peresapan agregat, slump, kandungan udara, penulangan harus sesuai dengan spesifikasi/standar

PELAKSANAAN (2) No

Item

Kabupaten Demak

Kabupaten Indramayu

Tinjauan Konseptual/Teoritis

4

Sambungan dan tulangan

Kurang Jelas

Kurang Jelas

-

-

-

Hanya sesuai dengan panduan gambar rancangan (shop drawing)

Hanya sesuai dengan panduan gambar rancangan (shop drawing) -

5

Pengadukan beton

Diketahui/Cukup Jelas ruas wanasari-tugu (no.52) - Sumber bahan dari pasok

-

T

7

Pengecoran dan penyelesaian akhir beton

Ready mix (tingkat mutu beton terjamin) Untuk daerah yang sulit terjangkau menggunakan concrete mixture kecil (tingkat mutu beton kurang terjamin)

Diketahui/Cukup Jelas

-

-

Sumber bahan dari pasok Ready mix (tingkat mutu beton terjamin) Untuk daerah yang sulit terjangkau menggunakan concrete mixture kecil (tingkat mutu beton kurang terjamin)

Kurang Jelas

Kurang Jelas

-

-

Hasil kerja tidak menggambarkan kualifikasi pelaksana (kontraktor) karena rancangan bersifat tipikal

- Data tidak ada

-

- Perlindungan mengunakan jerami

sistem penyebaran Beban, seperti ruji (dowel), dan pelapis ruji (dowel coating) harus sesuai spesifikasi dan dipasang sesuai dengan metode pelaksanaa Pemasangan perlengkapan ruji, penutup sambungan, tulangan, penggergajian, sekat pemisah tipis juga harus dipasang sesuai dengan metode pelaksanaan. Tersedianya alat ppenakaran, seperti bak penimbang, timbangan, dan pengontrol tarakan. Terkontrolnya pengukuran, pengadukan, dan penanganan beton, termasuk beton siap hampar/ready mix (sesuai dengan spesifikasi).

-

Pengecoran, Penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir, pembentukan tekstur permukaan, perapian tepi, jalan masuk dan persimpangan, dan persyaratan permukaan (termasuk peralatan dan prosedur) harus sesuai dengan metode pelaksanaan yang digunakan.

-

Perawatan, perlindungan perkerasan yang sudah selesai dan perlindungan terhadap hujan dilakukan selama 7 hari setelah penghamparan.

Hasil kerja tidak menggambarkan kualifikasi pelaksana (kontraktor) karena rancangan bersifat tipikal

Ruas Dampyang-Gantar (no.10) Diketahui Perawatan dan Belum Diketahui perlindungan beton

-

Sambungan memanjang dan melintang, seperti sambungan pelaksanaan, muai, dan susut serta

PEMELIHARAAN (1) No

1

Item

Pemeriksaan Rutin Pemeliharaan

Kabupaten Demak

Kabupaten Indramayu

Belum diketahui

Belum diketahui

- Tidak ada data

- Tidak ada data

Tinjauan Konseptual/Teoritis

-

Menemukan kelainan-kelainan dan kerusakan jalan

-

Mencari hambatan demi kelancaran lalu lintas Menerapkan penanganan sementara dalam keadaan darurat

2

Jenis kerusakan perkerasan dan penyebabnya

Belum diketahui

Belum diketahui

- Tidak ada data

- Tidak ada data -

ruas wanasari-tugu (no.52) 3

Pemilihan jenis perawatan dan perbaikan perkerasan

Cukup Jelas

Cukup Jelas

-

Pemeliharaan rutin untuk menangani drainase Pemeliharaan berkala regrooving, perbaikan joints

-

ealent, seal coat. Rekonstruksi untuk kerusakan ringan dan berat yang bersifat setempat

-

-

-

Ruas Dampyang-Gantar (no.10)

-

-

Pemeliharaan rutin untuk menangani drainase Pemeliharaan berkala regrooving, perbaikan joints ealent, seal coat. Rekonstruksi untuk kerusakan ringan dan berat yang bersifat setempat

-

Kerusakan disebabkan karakteristik permukaan (retak, patahan, deformasi, dan abrasi). Kerusakan struktur (retak-retak yang mencapai dasar slab, melengkung (jembul, hancur).

-

Identifikasi dan evaluasi kerusakan perkerasan jalan. Pemilihan jenis perbaikan/pemeliharaan terhadap kerusakan

-

Ketersediaan dana

PEMELIHARAAN (2) No

4

Item

Metode dan caracara pemeliharaan

Kabupaten Demak

Kabupaten Indramayu

Belum diketahui

Belum diketahui

- Tidak ada data

- Tidak ada data

Tinjauan Konseptual/Teoritis

-

Klasifikasi jenis kerusakan dan perbaikan.

-

Pemilihan metode/cara pemeliharaan seperti injektion material penutup, penambalan, perbaikan lapis atas, penggantian, rekonstruksi. Ketersediaan dana

5

Sistem manajemen Pemeliharaan

Kurang Jelas

Kurang Jelas

-

-

Biaya pemeliharaan tidak dialokasikan pada ruas jalan yang dibeton.

ruas wanasari-tugu (no.52)

-

Biaya pemeliharaan tidak dialokasikan pada ruas jalan yang dibeton. -

-

Ruas Dampyang-Gantar (no.10)

Kebutuhan data-data (karakteristik perkerasan, administrasi jalan, konstruksi perkerasn, dan sejarah perbaikan). Penyelidikan, evaluasi, Proyeksi tingkat pelayanan, Perkiraan keperluan peneliharaan, Keputusan Prioritas, Pemilihan Metode (Biaya total), dan design pelaksanaan. Ketersediaan dana

EVALUASI IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT JALAN KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN a. Kebijakan implementasi konstruksi rigid pavement telah menyelesaikan beberapa permasalahan mendasar berupa kerusakan tahunan yang pada sebagian kasus dapat memutuskan koneksi antar wilayah di Kabupaten Demak dan Kabupaten Indramayu. b. Perencanaan konstruksi rigid pavement di Kabupaten Demak dan Kabupaten Indramayu tidak dilengkapi dengan dokumen baku seperti Studi Kelayakan dan AMDAL, namun demikian kemanfaatannya dapat secara objektif dirasakan oleh masyarakat. ruas wanasari-tugu (no.52) c. Perancangan yang dilakukan telah didokumentasikan dan dikomunikasikan menggunakan pendekatan gambar rancangan. Walaupun demikian proses penurunan hasil rancangan tidak dilakukan sesuai proses yang seharusnya, karena tidak ditemukan dokumentasi perhitungan serta asumsiasumsi yang digunakan. Kondisi ini cenderung membuat rancangan yang dihasilkan berisiko tidak sesuai dengan kebutuhan, konstruksi dapat over atau under design. d. Pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan gambar kerja yang digunakan sebagai pegangan. Permasalahan kinerja yang kurang baik di lapangan, sebagian adalah karena ketidaksempurnaan proses perancangan. Ruas Dampyang-Gantar (no.10) e. Pemeliharaan tanpa alokasi berisiko akan berdampak kerusakan sporadis yang tidak diantisipasi setelah jangka waktu tertentu (5 tahunan).

REKOMONDASI 

Selanjutnya rekomendasi yang diusulkan meliputi: a. Melakukan pembimbingan tentang konsep dasar rigid pavement, pada semua pihak terkait proses, termasuk: Pengambil kebijakan. Institusi perencana (BAPPEDA). Pihak yang melakukan proses perancangan (Konsultan). Pihak pelaksana (Kontraktor) ruas wanasari-tugu (no.52) b. Melengkapi proses pengambilan keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan: Hirarki-fungsi jalan. Kondisi tanah dasar. Volume lalu lintas. c.

Melengkapi proses perancangan dengan dokumen perhitungan, sehingga rancangan yang dihasilkan adalah sesuai dengan kebutuhan. d. Dalam proses perancangan diperlukanprosedur rancangan yang lebih memperhatikan aspek keselamatan pada saat merencanakan penggunaan lahan atau meningkatkan jaringan jalan. Prosedur pemeriksaan keselamatan harus Ruasdilakukan Dampyang-Gantar (no.10) untuk memastikan bahwa jaringan jalan dirancang dengan lebih aman, terutama untuk pejalan kaki, kendaraan tak bermotor dan para pengendara sepeda motor.

EVALUASI IMPLEMENTASI RIGID PAVEMENT JALAN KABUPATEN DEMAK DAN INDRAMAYU

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF