Evakuasi Dan TR

July 19, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Evakuasi Dan TR...

Description

 

EVAKUASI DAN TRANSPORTASI KLIEN GAWAT DARURAT

Konsep Evakuasi Dan Transport Klien Gawat Darurat

Is Istil tilah ah evak evakuas uasii dapat dapat diart diartika ikan n luas luas atau atau sempi sempit, t, istila istilah h ev evak akuas uasii korba korban n diartikan sebagai upaya memindahkan korban ke pusat pelayanan kesehatan atau tempat rujukan lainnya agar korban mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut. lan jut. Evakua Evakuasi si korban korban merupak merupakan an kegiata kegiatan n memindahk memindahkan an korban korban dari dari lokasi lokasi kejad kejadia ian n menuju menuju ke tempa tempatt aman, aman, sehing sehinggg gga a akhirn akhirnya ya korba korban n menda mendapa patka tkan n perawatan dan pengobatan lebih lanjut. Upaya ini dalam situasi dan keadaan tertentu sangat penting, misalnya saat evakuasi korban gawat darurat, ketika korban harus mendapatkan perawatan dan pengoba pen gobatan tan di rumah rumah sakit sakit sehingg sehingga a evakuas evakuasii korban korban harus harus dilakuka dilakukan n nsecara nsecara cepat dan dan waspada serta diusahakan tidak memperburuk keadaaan korban atau menambah cidera baru.  Yang perlu diperhatikan

Selamatkan nyawa Cegah pemburukan

 

Percepat pemulihan Lindungi korban tidak sadar

Setiap menit sangat berharga bagi korban dalam kondisi darurat Lakukanlah tindakan pertolongan secepat mungkin

Syarat korban untuk dapat dievakuasi Penilaian awal sudah dilakukan lengkap, dan keaadan umum korban dipantau terus. Denyut nadi dan napas korban stabil dan dalam batas normal. Perdarahan yang ada sudah diatasi dan dikendalikan. Patah tulang yang ada sudah ditangani. Mutlak tidak ada cidera. Rute Rut e yang yang dilalui dilalui memungk memungkinka inkan n dan tidak tidak membahay membahayaka akan n penolon penolong g dan korban. Periksa kondisi korban

 

Posisi Pemulihan Korban

Lurusk Lur uskan an kaki kaki korba korban, n, kemud kemudian ian sila silangk ngkan an salah salah satu satu tang tangann annya ya ke bahu bahu,, tekukkan salah satu kakinya yang terdekat dengan Anda. Gulir Gu lirka kan n korb korban an denga dengan n mendo mendoron rong g bahu bahu dan dan pingg pinggul ul (untuk (untuk meng menghin hindar darii kemungkinan cedera ditulang belakang) menjauhi Anda. Tempat empatkan kan lengan lengan yang yang dina dinaikk ikkan an ke atas atas sebag sebagai ai peno penopa pang ng atau atau bant bantal al kepalanya.

 

Hal-hal yang harus diperhatikan dan erat hubungannya dengan proses ekstriksi dan transportasi Setelah Set elah menemuk menemukan an korban korban dan melakuka melakukan n pertolon pertolongan gan pertama pertama,, langkah langkah selanjutnya adalah membawa korban ke fasilitas kesehatan. Nyeri pinggang (low back pain) merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh tenaga medis dilapangan: perhatikan cara mengangkat. Prinsip Mengangkat Jangan menambah cidera kepada korban. Hindari pemindahan korban jika tidak stabil. Jangan membahayakan diri penolong. Jelaskan apa yang akan anda lakukan kepada korban. Jangan pernah lakukan sendiri. Satu komando/aba-aba. Dasar-Dasar Pengangkatan Rencanakan setiap gerakan. Pertahankan sikap tegak saat berdiri, berlutut maupun duduk, jangan bungkuk. Konsentrasikan beban pada otot paha, bukan pungung. Gunakan otot fleksor (otot untuk menekuk, bukan otot untuk meluruskan). Saat mengangkat dengan tangan, telapak tangan menghadap ke arah depan. Jaga titik beban sedekat mungkin ke tubuh anda. G Gunakan alat bantu. H Jaga jarak antara kedua lengan dan tungkai adalah selebar bahu. Terlalu rapat dapat mengurangi stabilitas.

 

Terlalu lebar dapat mengurangi tenaga. Evakuasi Gawat Darurat (Emergency Moves) Indikasi Kebakaran atau sesuatu yang akan terbakar. Ledakan atau sesuatu yang akan meledak. Bangunan tidak stabil. Bahan-bahan kimia yang berbahaya Cuaca yang berbahaya. Menca Me ncari ri ak akse ses s kare karena na ingin ingin menca mencapa paii pend penderi erita ta lai lain n yang yang membu membutuh tuhka kan n pertolongan. Ketika penyelamatan tidak dapat diberikan karena lokasi atau posisi penderita tidak memungkinkan. Macam-macam evakuasi gawat darurat Tarikan baju. Tarikan bahu. Tarikan selimut. Piggy back carry (mengendong pasien di belakang). Fire fighter’s/tarikan pemadam. Fire fighter’s carry/ angkatan ala pemadam Bahay Ba haya a yang yang mungk mungkin in terjad terjadii akiba akibatt pros proses es pemin peminda daha han n adala adalah h memicu memicu terjadi terj adinya nya cidera cidera spinal, spinal, yang dapat dapat dikurang dikurangii dengan dengan melakuk melakukan an gerakan gerakan searah searah dengan sumbu panjang badan dan menjaga kepala dan leher tetap ekstensi. Pada keadaan yang tidak darurat, pemindahan korban dilakukan apabila semuanya telah siap dan korban selesai ditangani. Agar cidera korban tidak tambah parah, tunggu sampai orang ora ng yang yang ahli ahli datan datang g karen karena a penan penanga ganan nan yang yang cerob ceroboh oh dapa dapatt mempe memperp rpara arah. h. Misal Mis alny nya a tu tulan lang g yang yang patah patah dapa dapatt merob merobek ek pembu pembuluh luh darah darah dan dan meny menyeb ebabk abkan an perdarahan hebat. Pilihlah teknik pengangkatan dan pemindahan korban yang sesuai dengan kondisi cidera, jumlah tenaga penolong, ukuran tubuh korban, dan rute yang akan dilewat dilewati. i. Penggu Penggunaan naan tubuh tubuh penolon penolong g dalam dalam melakuka melakukan n pengang pengangkata katan n dan pemindahan korban perlu mendapatkan perhatian yang serius. Jangan sampai akibat cara melakukan yang salah cidera atau keadaan korban bertambah parah, atau bahkan penolong mengalami cidera.

 

Pada korban luka berat atau terhimpit oleh benda berat atau bangunan, sangat memerlukan resusitasi secepatnya. Oleh karena itu, dalam mengevakuasi korban, tim penolong harus memiliki keterampilan melakukan resusitasi sebagai life saving yang dilakuka dila kukan n bersamaa bersamaan n dengan dengan pembeb pembebasan asan korban korban dari himpitan himpitan benda benda berat berat dan memb me mba awa korb korban an ke temp tempat at pela pelaya yana nan n yang yang tela telah h dis disiapk iapkan an.. Khus Khusus us pada pada pembebasan korban yang terisolasi di suatu tempat reruntuhan harus selalu dibarengi dengan prosedur resusitasi, tetapi prosedur ini mengalami beberapa kesulitan seperti posi po sisi si ko korb rban an dan dan ruan ruanga gan n ya yang ng sa sang ngat at terb terbat atas as untu untuk k mela melaku kuka kan n manu manuve ver  r  oksigenisasi. Oleh karena itu harus mempunyai keterampilan dan alat khusus untuk membebaskannya.  Selama pembebasan (evakuasi) korban dari himpitan, tim penolong harus dapat menstab mens tabilka ilkan n tulang tulang belakan belakang, g, mengimob mengimobilis ilisasi asi korban korban untuk untuk kemungk kemungkinan inan adanya adanya fraktur frak tur tulang tulang panjang panjang,, mengontr mengontrol ol rasa rasa nyeri, nyeri, dan mencegah mencegah kematian kematian mendada mendadak k akibat hiperkalemia atau hipotermia.

Evakuasi Korban

 

Merupakan Merupaka n suatu tindakan pemindahan korban dari lokasi kejadian / bencana ke lokasi yg lebih aman Pada situasi yg berbahaya, perlu tindakan yang tepat, cepat dan waspada/cermat. 1. Evakuasi Oleh Satu Penolong Sebelum melakukan pemindahan harus sudah dipastikan bahwa korban tidak mengalami cidera spinal, cidera tlang tengkorak, dan gegar otak. Teknik Menarik Korban Teknik ini dapat digunakan untuk memindahkan korban dalam dala m jara jarak k deka dekat. t. Past Pastik ikan an perm permuk ukaa aan n tana tanah h cuku cukup p rata rata agar agar tida tidak k menambah luka. Menarik kemeja korban (shirt drag) Bagian kemeja yang ditarik adalah bagian punggung belakang. Jika terlalu depan, terdapat risiko kemeja lepas dan mencekik korban. Menarik ketiak korban (shoulder drag) Tempatkan kedua tangan pada masing-masing ketiak korban. Tarik korban perlahan. Teknik menarik ketiak ini adalah teknik drag paling aman bagi korban sebab korban dipegang langsung oleh penolong sehingga risiko terlepas lebih kecil.

 

Menarik dengan selimut (blanket drag)  Tempatkan  Tempatkan bahan tertentu sebagai alas, seperti kain selimut, kardus dan sebagi berikut.  Mengusung melalui lorong sempit (fire fighter drag) Tangan korban diikat dan digantungkan di leher penolong. Cegah kepala korban agar tidak terseret di tanah dengan menggunakan satu tangan atau menggantungkannya. Teknik Mengangkat Korban (Carry)   Teknik ini dipakai untuk memindahkan korban dengan jarak sedang atau cukup cuk up jauh. jauh. Deng Dengan an tekni teknik k ini ini,, peno penolon long g dapa dapatt sedik sedikit it lebih lebih menghe menghemat mat tenaga ten aga sebab sebab tidak tidak perlu perlu mem membung bungkukk kukkan an badan, badan, tetapi tetapi harus harus menopa menopang ng keseluruhan berat badan korban. Untuk itu pertimbangkan kekuatan angkat dan berat badan korban. 1) Gendong punggung (piggy back carry) Untuk korban sadar tetapi tidak dapat berdiri, dapat dipindahkan dengan mengendong korban di belakang penolong. Posisi tangan penolong dapat menopang pantat atau pengunci kedua lengan korban. 2)

Mengangkat depan/memapah (craddle carry) Korban yang sadar tetapi lemas, tidak dapat berjalan, dan tangan hanya dapat dap at menggant menggantung ung pasif pasif ke leher leher penolon penolong, g, sebaikn sebaiknya ya dipindah dipindahkan kan dengan cara membopong.

3) Menjulang Teknik menjulang dilakukan untuk penolong satu orang dan diperlukan perge per gerak rakan an yang yang cepat cepat atau atau menemp menempuh uh jarak jarak jauh. jauh. Posis Posisii ini ini akan akan membuat penolong lebih leluasa untuk bergerak. Teknik Menopang Menopan g (cruth) 1) Memapah 1 orang (one rescuer crutch) Jika masih dapat berjalan meskipun sedikit, maka korban dapat dibantu dengan memapahnya. Tangan korban dirangkulkan di pundak penolong, sala sa lah h

satu satu tang tangan an penol enolon ong g

meme memeg gang ang

ping pingga gang ng korb korba an

mengantisipasi jika korban pingsan atau mendadak lemas.

untu untuk k

 

2. Evakuasi Oleh Dua Dua Penolong 1) Korban diangkat dengan dengan menggunakan tangan sebagai tandu. 2)

Mengusung korban dengan menggunakan kursi sebagai tandu.

3. Mengusung Korban Oleh 3 Penolong  Alat Ekstriksi Ekstriksi dan dan Transport Transportasi asi  Extrication (ekstrikasi) adalah teknik-tehnik yang dilakukan untuk melepaskan penderita dari jepitan dan kondisi medan yang sulit dengan mengedepankan prinsip stabilisasi ABCD. Ekstrikasi dapat dilakukan setelah keadaan aman bagi petugas peno pe nolo long ng,, dan dan seri sering ngka kali li meme memerl rluk ukan an halhal-ha hall yang yang bers bersif ifat at resc rescue ue untu untuk k mempermudah mempermud ah pertolongan pertolongan yang akan dilakukan dan membebaskan membebaskan benda-benda benda-benda yang mempersulit pelaksanaan ekstrikasi contohnya memotong pintu kendaraan, membuka membuk a kap kap kenda kendaraa raan, n, meng mengang angkat kat korba korban n dari dari dasa dasarr atau atau tepi tepi juran jurang, g, menolong korban terjun payung yang tersangkut di gedung atau pohon yang tinggi dan sebagai berikut. bukan satu-satunya alat Prinsip Prin sip : mencegah mencegah terjadinya terjadinya cedera cedera baru baru atau atau memperp memperparah arah cedera yang sudah ada  Aturan umum umum alat angkut angkut : Penderita dpt terlentang Memberikan cukup ruang bagi penderita & penolong melakukan tugasnya Cukup tinggi, shg bisa untuk tindakan RJP (Resusitasi Jantung Paru)

Mempersiapkan KORBAN untuk ditransportasi

Lakukan penilaian berkala (tanda vital) Pastikan tandu terikat dengan baik Pastikan juga korban diikat dg baik di atas tandu Kendorkan pakaian dan periksa bidai Tenangkan korban ( jika sadar ), jaga ketenangan penolong

 

1. Kendrik Ekstrication Device (KED)  Alat untuk mempermudah mempermudah mengeluarkan mengeluarkan korban dari dalam mobil atau tempat pada saat korban dalam posisi duduk. 2. Long Spine Board  Alat ini biasanya terbuat dari kayu/fiber yang tidak menyerap cairan. Biasanya ada lubang dibagian sisinya untuk tali pengikat. Indikasi: untuk pasien yang dicrigai cidera tulang belakang. Jangan meletakan psien di atas LSB terlalu lam (>2 jam). Short Spine Board: Sama seperti LSB hanya panjangnya lebih pendek (sekitar 1 meter).  3. Scoop Strecher Hany Ha nya a untu untuk k memi memind ndah ahka kan n pasi pasien en (dar (darii bran branka kard rd ke temp tempat at tidu tidurr atau atau sebaliknya). Bukan alat untuk imobilisasi pasien, bukan alat transportasi, dan  jangan mengangkat mengangkat scoop strecher strecher hanya pada ujungnya ujungnya saja karena dapat menyebabkan scoop strecher melengkung ditengah bahkan sampai patah. Pedoman Tata Tata Tertib Tertib Pengangkutan Beregu Dalam sebuah operasi pertolongan, kita sering ditugaskan sebagai satu kesatuan kelompok atau sebuah regu sehingga untk menyeragamkan sikap dan tindakan dalam pelaksanaan pertolongan pertama dalam pengangkutan beregu maka perlu diperhatikan pedoman pelaksanaan angkutan beregu sebagai berikut: 1. Tiap regu terdiri dari sekurang-kurangnya 6 orang. 2. Pembagian masing-masing anggota regu adalah seperti tabel dibawah.

 

3. Posisi korban saat diangkut adalah berbaring di atas tandu ata posisi lain sesuai kondisi dan indikasi korban dengan kaki menghadap ke depan, kecuali saat: 1) Melewati pagar/tembok penghalang 2) Melewati gorong-gorong 3) Naik tebing (jalan naik) 4) Melewati sungai yang arusnya berlawanan 5) Melewati jalan sempit dengan angkutan tanpa alat (AT (ATA) 6) Memasukan korban ke ambulans 4.

Saat berjalan sebaiknya sebaiknya langkah penolong penolong disamakan disamakan sehingga sehingga teratur dan ritmis. Untuk itu dalam mengawali setiap perjalanan langkah harus seragam dan bersamaan

Macam-Macam Pemindahan Korban Pemindahan Darurat Hanya dilakukan jika :  Ada bahaya bahaya langsung langsung thd penderita penderita Untuk memperoleh jalan masuk atau menjangkau penderita lainnya Tindakan indakan penyela penyelamata matan n nyawa nyawa tdk dpt dilakuk dilakukan an karena karena posisi posisi pender penderita ita tidak tidak sesuai untuk perawatannya Pemindahan Tdk Darurat (Biasa) Dilakukan setelah : Penilaian awal sudah lengkap dilakukan Denyut nadi dan nafas stabil ( dbn ) Tdk ada perdarahan luar atau tak ada indikasi perdarahan dalam Mutlak tdk ada cedera spinal / leher atau cedera ditempat lain Semua patah tulang sudah diimobilisasi (difiksasi secara benar)

Cara Pemindahan Darurat : Tarikan lengan atau bahu Tarikan baju atau selimut

 

Tarikan menjulang Tarikan dg merangkak

Tidak Darurat : Teknik angkat langsung (2-3 orang) Teknik angkat anggota gerak

Macam-Macam Tandu

 

,m

Jabatan

Tugas

Tempat

Saat Tempat

Mengangkat Ketua regu

Memberi

komando

mengatur

pembagian anggota

regu

no

dan da n

(membantu) Bagi gian an kepa kepala la 1 Ba

dan dan Kiri Belakang

peng pengob obat atan an

pemba embalu luta tan, n,

pembidaian

3

RJP. dada korban

melakukan Mela Me laku kuka kan n

Mengangkut

dan Berh Berhada adapan pan dengan dengan Kanan Belakang

tugas. Melakukan RJP Wakil Wa kil ketua ketua Membantu

Saat

sert serta a

anggota

tubuh bagian atas.  Anggota A

Melakukan Melakukan

pengobatan pengobatan Bagian

badan

dan Kanan Depan Depan

 

Jabatan

Tugas

Tempat

Saat Tempat

Mengangkat dan

Saat

Mengangkut

ser serta pinggul

pemba mbaluta utan

pembidaian

serta

pembidaian anggota tubuh bagian bawah.  Anggota B

Membantu anggota A

Bagian

ekstremitas ekstremitas Kiri Depan

bawah  Anggota C

Memb mbe enahi dan Me

Mempersiapkan Mempersiapkan membereskan

dan

Didepan

peralatan/obat-obatan

peralatan/obatobatan

sebagai

yang aka akan ata atau sud sudah

penu pe nunju njuk k

dipakai. Bertindak sebagai

membawa

penunjuk

jalan.

bendera dan tas

Melakukan

survei

P3K

rintangan  Anggota lain ada)

Memban Mem bantu tu angg anggota ota lain lain

(Jika saat

pertolongan.

Membawa Memb awa tas, peralata peralatan n at atau au

bara barang ngba bara rang ng

lain lain

saatt pengan saa pengangkut gkutan. an. Siap meng me ngga gant ntik ikan an lain

angg anggot ota a melakukan

pengangkutan. Menu

APLIGO Laboratorium Laboratori um Ergonomi dan Perancangan Perancangan Sistem Kerja – ITS  

tandu seba sebagai gai logistik logistik

jalan jalan,,

 

Standar Evakuasi: Prosedur, Waktu, Personil, Jalur, dan Fasilitas Dirangkum dan ditulis oleh Nurul Hudaningsih (2512204003)_Mahasiswa Pascasarjana T Teknik eknik Industri – ITS

Secara Nasional, aturan tentang prosedure evakuasi bencana alam telah ada. Sebagian aturan tersebut terdapat pada pada Peraturan Peraturan Kepala Badan Badan Nasional Penanggulangan Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010. Dalam aturan tersebut telah dipparkan bagaimana strategi strategi dan mekanisme evakuasi korban bencana alam. Bahkan teratur secara rinci personil yang terlibat, mekanisme prosedur, prosedur, standar waktu pencarian dan pertolongan. Sedangkan aturan terkai terkaitt standarisasi peralatan penanggulang penanggulangan an bencana terdapat pada Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun Tahun 2009.

Untuk kecelakaan kerja, dilampirkan prosedur Keselamatan Keselamatan Kerja di ADIDAS Group.

Peraturan Peratur an Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi

 KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Kebijakan

Pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana dilaksanakan dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi yang melibatkan seluruh potensi pemerintah, sw swasta asta dan masyarakat. Pelaksanaan pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana dilakukan dengan memanfaatk memanfaatkan an ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghargai budaya, adat isadat, kearifan lokal dan pengetahuan masyarakat setempat; Peranserta lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah bersifat komplementer. B. Strategi

Membentuk posko kedaruratan dan penetapan Organisasi Komando Penanganan Darurat.

 

Memobilisasi potensi sumber daya. Memberdayakan masyarakat. Mengkoordinasikan Mengkoor dinasikan peran serta lembaga usaha, lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah dalam pencarian, pertolongan pertolongan dan evakuasi korban korban bencana ORGANISASI PELAKSANA

Pelaksana pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana adalah TRC Penanggulangan Bencana; TRC Penanggulangan Bencana merupakan bagian dari Tim Penanggulangan Bencana Saat Tanggap Darurat, yang terdiri dari unsur BNPB/BPBD, BASARNAS/Kantor BASARNAS/Kantor SAR, SAR, Departemen Teknis/Dinas Teknis/Dinas , T TNI NI dan POLRI. TRC Penanggulangan Bencana Nasional diangkat dan diberhenkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana; TRC Penanggulangan Bencana Provinsi diangkat dan diberhenkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi; TRC Penanggulangan Bencana Kabupaten/K Kabupaten/Kota ota diangkat dan diberhenkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten/Kota; Berdasarkan Struktur Organisasi Komando Tanggap Tanggap Darurat Bencana, TRC be berada rada di bawah Bidang Operasi, yang terdiri dari Seksi TRC, Sub Seksi Pencarian, Sub Seksi Pertolongan, Pertolongan, dan Sub Seksi Evakuasi. (Lampiran 1) Lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah dapat berperan dalam Pencarian, Pertolongan, Pertolong an, dan Evakuasi, dengan persetujuan Kepala BNPB, setelah berkoor berkoordinasi dinasi dengan instansi/lembaga terkait dan dalam operasinya berada di bawah komando Komandan Tanggap Darurat Bencana. MEKANISME PENCARIAN, PERTOLONGAN, DAN EVAKUASI

A. Umum

Mekanisme pencarian, pencarian, pertolongan, dan evakuasi evakuasi korban korban bencana diselenggar diselenggarakan akan dibawah komando Komandan Penanganan Darurat melalui tahapan rencana operasi, permintaan, pengerahan/mobilisasi sumber daya yang didukung dengan kemudahan akses sesuai dengan

 

ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan dilapangan penyelenggaraan penyelenggar aan pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana sesuai dengan jenis, lokasi, dan ngkatan bencana. Dalam upaya memudahkan pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana dan harta benda, Kepala BNPB/BPBD mempunyai kewenangan : Tim Pencarian, Pencarian, Pertolongan Pertolongan dan Ev Evakuasi akuasi merupakan bagian dari Tim Reaksi Reaksi Cepat Penan Penanggulangan ggulangan Bencana, yang terdiri atas: Tujuan Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi : a. Menyingkirkan dan/atau memusnahkan memusnahkan barang atau benda dilokasi bencana yang dapat membahayakan jiwa dan dapat mengganggu proses penyelamatan; Memerintahkan orang untuk keluar dari suatu lokasi atau melarang orang untuk memasuki suatu lokasi; Mengisolasi atau menutup suatu lokasi baik milik publik maupun pribadi; dan Memerintahkan kepada pimpinan instansi/l Memerintahkan instansi/lembaga embaga terkait untuk memakan aliran listrik, gas, atau menutup/membuka pintu air. a. Tim pencarian terdiri atas tenaga terlah dalam bidang pencarian korban bencana dan tenaga medis; serta melibatkan melibatkan warga warga masyarakat masyarakat setempat. setempat. Tim penolong terdiri atas tenaga terlah dalam bidang medis, psikolog, dan pekerja sosial dibantu oleh tenaga relawan; serta warga masyarakat setempat. Tim evakuasi terdiri atas tenaga terlah dalam bidang evakuasi, tenaga medis, pekerja sosial, dan psikolog; serta warga masyarakat setempat. Menemukan lokasi bencana, korban korban manusia, manusia, dan harta benda benda yang hilang atau yang dikhawarkan dikhawarkan akan hilang akibat bencana. Menolong korban bencana yang sakit akibat bencana. Memindahkan korban dari lokasi bencana be ncana ke tempat yang aman. 5. Sasaran

Lokasi Bencana. Dalam Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi memerlukan kejelasan lokasi bencana, kondisi medan bencana dan tempat evakuasi. Korban Bencana. Dalam hal ini di prioritaskan bagi korban bencana yang masih hidup, luka-luka dan kelompok rentan serta yang yang meninggal dunia.

 

B. Mekanisme

1. Pencarian

Kegiatan pencarian dilakukan dengan langkah-langk langkah-langkah ah :

Tim pencarian menuju lokasi bencana setelah mendapat informasi kejadian bencana dan mendapat komando dari komandan tanggap darurat. Memetakan kondisi cuaca, geogras, topogras, dan keadaan awal akibat bencana; Menentukan lokasi bencana dan luas dampak bencana serta mengadakan pembagian daerah pencarian, dengan membuat batasan lokasi bencana berdasarkan klasikasi ga wilay wilayah ah penanggulangan: 1)

Ring I yaitu daerah tempat terjadinya bencana, kemungkinan ditemukan korban paling

banyak dan bahaya, serta kemungkinan munculnya bencana susulan;

2)

Ring II yaitu daerah sekitar terjadinya bencana yang masih dimungkinkan ditemukan korban;

3)

Ring III yaitu daerah yang relaf aman untuk dijadikan tempat evakuasi sementara.

Memetakan kondisi serta jumlah korban : korban selamat, dan korban sakit. Pemetaan kondisi korban sakit menggunakan triase empat ngkat yaitu : (1) hijau, dak gawat dak darurat, (2) kuning, gawat dak darurat, (3) merah, gawat darurat, (4) hitam, meninggal dunia. Untuk kepenngan penyelidikan dan penyidikan perlu dilakukan idenkasi korban oleh pihak yang berwenang , terutama bagi korban bencana tertentu. (Misalnya: (Misalnya: terori terorisme, sme, kegagalan kegagalan tteknologi, eknologi, dan lain-lain). Mengidenkasi dan mengansipasi kebutuhan yang di diperlukan perlukan dalam pertolongan dan evakuasi evakuasi korban bencana. Mengidenkasi sumberdaya sumberdaya lokal dan potensi risiko sekunder bagi keselamatan keselamatan korban dan penolong. Melaporkan kegiatan pencarian secara secara berkala per 3 jam atau per 6 jam atau sesuai kondisi. (Lampir (Lampiran an 2)

 

2. Pertolongan

Kegiatan pertolongan dilakukan dengan langkah-langkah:

Tim menyusun rencana pertolongan; Tim penolong menuju lokasi bencana bersama m pencarian dengan terlebih dahulu mempelajari batasan klasikasi ga wilayah penanggulangan yang telah ditetapkan oleh Tim Pencarian; Memberikan pertolongan pertama kepada korban bencana di tempat kejadian; Pengobatan sementara se mentara kepada korban bencana be ncana di tem tempat pat kejadian; Melakukan rujukan bagi korban yang memerlukan ndakan lebih lanjut; Melaporkan kegiatan pertolongan secara berkala per 3 jam atau per 6 jam atau sesuai kondisi kondisi.. (Lampiran 3) 3. Evakuasi

Kegiatan evakuasi dilakukan dengan langkah-langkah:

Tim evakuasi menuju lokasi bencana bersama m pencarian dan m penolong; Memindahkan korban korban bencana keluar dari sumber bencana ke tempat yang lebih aman untuk mendapat ndakan selanjutnya; Memberikan pengobatan sementara kepada korban bencana selama dalam perjalanan; Memberikan dukungan sosial dan psikologis psikologis kepada korban bencana; Melaporkan kegiatan evakuasi secara berkala per 3 jam atau per 6 jam atau sesuai kondisi. (Lampiran 4) C. Fasilitas

Fasilitas yang dibutuhkan dibutuhkan dalam pencarian, pertolongan dan evakuasi terdiri atas perlengkapan m dan perlengkapan pribadi. (lampiran 5)

 

BAB V

WAKTU PENCARIAN, PERTOLONGAN, DAN EVAKUASI

Pencarian dan pertolongan terhadap korban bencana dihenkan jika seluruh korban telah ditemukan, ditolong dan dievakuasi dievakuasi.. Atau setelah jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak dimulain dimulainya ya pencarian, dak ada tanda-tanda tanda-tanda korban korban akan ditemukan. Penghenan pencarian dan dan pertolongan k korban orban bencana, dapat dapat dibuka kemb kembali ali dengan permbangan adanya informasi baru mengenai in indikasi dikasi keberadaan keberadaan korban korban bencana. bencana. Picture1 Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2009 Tentang Standarisasi Peralatan Penanggulangan Bencana

BAB II

STANDAR MINIMAL PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

SESUAI JENIS BENCANA

Standar Minimal Jenis Perala Peralatan tan Penanggulangan Bencana. Picture2

PANDUAN KESELAMATAN KESELAMATAN KERJA KE RJA

ADIDAS GROUP

 

 

Secara Umum berikut adalah aturan keselamat keselamatan an kerja Adidas Group.

Picture3Picture4

Lebar tangga merupakan faktor penng dalam memaskan pekerja dapat mengosongkan lantai atas bangunan pabrik apabila terjadi kebakaran atau situasi darurat lainnya. Lebar yang disarankan untuk tangga bergantung pada: Jumlah total penghuni di dalam bangunan (semakin banyak orang, semakin besar lebar yang diperlukan) Jumlah lantai di dalam bangunan (semakin banyak jumlah lantai, semakin mudah jumlah penghuni yang ada untuk meninggalkan bangunan melalui lebar stairwell [ruang kosong verkal tempat tangga berada]) Tabel berikut memuat jumlah orang yang dapat dievakuasi melalui stairwell dengan lebar yang dinyatakan. Dianggap di ap lantai bangunan terdapat penghuni dalam jumlah yang kurang-lebih sama. Selain itu diasumsikan juga bahwa lebar stairwell konstan di semua lantai bangunan. Picture5 Picture6

DAFTAR PUSTAKA

hp://www.bnpb.go.id.

hp://www.adidas-group.com

 

Rate this:  

2 Votes

Share this: TwierFacebook Loading... Related Standar Pemberian Ijin Tidak Masuk Kerja, Absen, dan Konversi Biaya Biaya In "Arkel Ergonomi" Beban angkat dan cara angkat benda/material In "Arkel Ergonomi" Waktu kerja atau periode kerja (Shi, Over me, Libur) In "Arkel Ergonomi" January 25, 20141 Reply « Previous Next » Leave a Reply Your email address will not be published. Required elds are marked * Comment Name * Email * Website

Nofy me of new comments via email.

 Nofy me of new posts via email.

 

inforiauco on September 9, 2015 at 19:48 mantep klo semua pabrik di indonesia menerapkannya, menerapkannya, kerja jadi nyaman dan aman

Reply View Full Site

:)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF