Etika Bisnis (SAP 3)

October 9, 2017 | Author: hias | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

ETIKA BISNIS...

Description

MATA KULIAH ETIKA BISNIS (EKU219 B2) SAP 3 Dosen Pengampu : Ni Made Purnawati, S.E.,M.M.

KELOMPOK 4    

I Nyoman Arianto Putu Widi Suryawan Ratha Luh Hias Widiasih I Nyoman Astrayasa Putra

(1506105055) (1506105061) (1506105062) (1506105064)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM REGULER 2016 I.

PENDAHULUAN

Etika bisnis, selanjutnya disingkat EB, merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut: 1. penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-prinsip etuka bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak etis. 2. etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisais atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak. 3. bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan. 4. etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain. Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis bagi pelakunya Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks. (Weis) . Etika Bisnis merupakan studi mengenai bagaimana norma moral personal diaplikasikan ke dalam aktivitas dan tujuan perusahaan (Laura Nash). [Type text]

Maka dari itu akan dibahas mengenai relevansi etika dan bisnis, pengertian etika bisnis, sasaran dan ruang lingkup etika bisnis, prinsip-prinsip etika bisnis.

II. PEMBAHASAN

[Type text]

1. Relevansi Etika dan Bisnis Tokoh etika Amerika Serikat, Richard T. De George (Ali dan Fanzi, 1998:21) mengemukakan alasan-alasan tentang keberadaan etika bisnis sebagai berikut : 1. Bisnis tidak dapat disamakan dengan permainan judi. Dalam bisnis memang dituntut keberanian mengambil risiko dan spekulasi, namun yang dipertaruhkan bukan hanya uang, melainakan juga dimensi kemanusiaan, seperti martabat atau nama baik pengusaha dengan keluarganya, nasib semua pegawai dengan keluarganya, termasuk nasib orang-orang lain pada umumnya, dan bahkan seluruh hidup si pengusaha. 2. Bisnis adalah bagian yang sangat penting dari masyarakat dan menyangkut kepentingan semua orang. 3. Dilihat dari sudut pandang bisnis itu sendiri, praktek bisnis yang berhasil adalah yang memperhatikan norma-norma moral masyarakat, sehingga ia memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas produk atau jasa yang dijualnya. 4. Asas legalitas harus dibedakan dari asas moralitas. Praktek monopoli dan monopsoni yang dilakukan oleh BPPC, misalnya secara resmi memang ada hukumnya, tetapi secara etis tidak bisa diterima karena merugikan petani cengkeh dan pabrik rokok. 5. Etika bukanlah ilmu pengetahuan empiris. Tindakan yang dilakukan oleh lebih banyak orang tidak otomatis berarti yang lebih baik. Sekalipun korupsi dan kolusi merajalela dimana-mana, hal itu tidak dengan sendirinya dapat dibenarkan secara etis. 2. Pengertian Etika Bisnis Etika Bisnis merupakan etika terapan yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat, kemudian meluas ke negara-negara Eropa. Tidaklah mengherankan apabila kebanyakan telaah dan buku mengenai bisnis dan manajemen berasal dari negara itu. Menurut Weiss dalam Keraf (1993:66), etika bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks. Menurut Laura Nash (1990) mendefinisikan etika bisnis sebagai studi mengenai bagaimana norma moral persona diaplikasikan dalam aktivitas dan tujuan perusahaan. Etika bisnis menyangkut tiga bidang dasar pembuatan keputusan manajerial, yaitu : 1. Pilihan-pilihan tentang bagaimana seharusnya aturan hukum itu dan apakah akan mengikuti aturan hukum itu. 2. Pilihan-pilihan tentang masalah ekonomi dan sosial di luar ranah hukum. 3. Pilihan-pilihan tentang prioritas kepentingan orang tertentu diatas kepentingan perusahaan.

[Type text]

Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika di bidang hubungan ekonomi antar manusia. Terdapat konsensus bahwa etika bisnis adalah studi yang mensyaratkan penalaran dan penilaian, baik yang didasarkan atas prinsip-prinsip maupun kepercayaan dalam mengambil keputusan guna menyeimbangkan kepentingan ekonomi diri sendiri terhadap tuntutan sosial dan kesejahteraan. 3. Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis Terdapat 3 (tiga) sasaran dan ruang lingkup pokok etika bisnis (Keraf, 1998:69), yaitu: 1. Etika bisnis sebagai etika profesi yang membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. 2. Untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau pegawai, dan masyarakat luas, pemakai aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga. 3. Etika bisnis juga membahas mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. 4. Tingkatan Etika Bisnis Terdapat 5 (lima) tingkatan etika bisnis, yaitu : 1. Individual Pada tingkat ini tanggungjawab suatu tindakan etis berada pada individu pelaku. 2. Organisasional Masalah etis pada tingkat organisasional yang muncul pada seseorang atau sekelompok orang. 3. Asosiasi Seorang anggota asosiasi profesi, seperti akuntan, konsultan, dokter, pengacara, notaries, harus berpedoman pada kode etik profesinya sebelum memberikan saran kepada klien. 4. Masyarakat Pada tingkat masyarakat, hukum, peraturan, norma, kebiasaan, dan tradisi sangat menentukan perbuatan-perbuatan yang dapat diterima secara sah. Setiap negara memiliki pedoman yang berbeda, sehingga suatu ketentuan tidak berlaku untuk semua negara. 5. Internasional Masalah etika bisnis pada tingkat internasional lebih rumit karena nila-nilai budaya, politik, agama ikut berperan. Tuntutan masyarakat internasional agar etika bisnis dilaksanakan semakin kuat terutama menyangkut mutu agar konsumen [Type text]

terjamin kepuasannya. Tuntutan ini melahirkan dibentuknya Internasional Organization for Standardization (ISO). 5. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Menurut Keraf (1998:73) prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis yaitu : 1. Prinsip Otonomi Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang dihadapinnya, apa yang diharapkan darinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya, sadar dan tahu akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta resiko dan akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun bagi pihak lain. 2. Prinsip Kejujuran 1) Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kejujuran sangat penting dalam menjaga kelangsungan hubungan bisnis dengan para relasi. 2) Kejujuran relevan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu serta harga yang sebanding. Kesesuaian mutu dan harga sebagaimana yang diiklankan akan menciptakan kepercayaan dan kepuasan konsumen. 3) Kejujuran juga relevan dalam hubungan kerja internal dalam suatu perusahaan. Perusahaan mampu bertahan apabila hubungan kerja antar individu yang ada di dalamnya dilakukan dengan berlandaskan pada kejujuran. 3. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteri yang rasional, objektif dan dapat dipertanggungawabkan. Pada prinsip keadilan tersebut menuntut agar setiap orang di dalam kegiatan bisnis entah dalam reaksi eksternal perusahaan maupun reaksi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai

[Type text]

dengan haknya masing-masing. Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. 4. Prinsip Saling Menguntungkan Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Jadi, kalau prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. 5. Prinsip Integritas Moral Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya. Ada sebuah imperatif moral yang beraku bagi dirinya sendiri dan perusahaannya untuk berbisnis sedemikian rupa agar dipercaya, tetap paling unggul, tetap yang terbaik. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Menurut Adam Smith prinsip no harm (tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain) merupakan prinsip paling minim dan paling pokok yang harus ada bagi interaksi sosial manapun, termasuk bisnis. Yang menarik pada prinsip no harm adalah bahwa sampai tingkat tertentu dalam prinsip ini telah terkandung semua prinsip etika bisnis lainnya. Dalam prinsip no harm sudah dengan sendirinya terkandung prinsip kejujuran, saling menguntungkan, otonomi (termasuk kebebasan dan tanggung jawab), dan integritas moral. Orang yang jujur dengan sendirinya tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pihak lain tentu tidak akan merugikan pihak lain itu, dan demikian pula orang yang otonom dan bertanggung jawab tidak akan mau merugikan orang lain tanpa alasan yang dapat diterima dan masuk akal.

[Type text]

III. KESIMPULAN

[Type text]

1. Relevansi Etika dan Bisnis, dapat dipahami bahwa etika sesungguhnya sangat relevan diterapkan dalam bisnis. Kendati bisnis adalah sebuah pertaruhan, pertaruhan dalam bisnis menyangkut nilai-nilai yang sangat hakiki seperti kehidupan manusia dan nasib bagitu banyak orang yang terkait. Bahkan pertaruhan itu tidak hanya berdimensi jangka pendek malainkan juga perlu memperhitungkan segala akibat dan risikonya untuk jangka panjang. 2. Pengertian Etika Bisnis, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika di bidang hubungan ekonomi antar manusia. Terdapat konsensus bahwa etika bisnis adalah studi yang mensyaratkan penalaran dan penilaian, baik yang didasarkan atas prinsip-prinsip maupun kepercayaan dalam mengambil keputusan guna menyeimbangkan kepentingan ekonomi diri sendiri terhadap tuntutan sosial dan kesejahteraan. 3. Terdapat 3 (tiga) sasaran dan ruang lingkup pokok etika bisnis (Keraf, 1998:69), yaitu: etika bisnis sebagai etika profesi, untuk menyadarkan masyarakat, etika bisnis juga membahas mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. 4. Terdapat 5 (lima) tingkatan etika bisnis, yaitu : individual, organisasional, asosiasi, masyarakat, internasional. 5. Menurut Keraf (1998:73) prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis yaitu : a. Prinsip Otonomi b. Prinsip Kejujuran c. Prinsip Keadilan d. Prinsip Saling Menguntungkan e. Prinsip Integritas Moral

DAFTAR PUSTAKA

1. Velasquez, Manuel G, 2005, Etika Bisnis; Konsep dan Kasus, Edisi 5, Yogyakarta: Penerbit Andi. [Type text]

2. Sutrisna Dewi, 2011, Etika Bisnis, Konsep Dasar, Implementasi dan Kasus, Cetakan Pertama, Udayana University Press, Denpasar. 3. http://tiwi10.blogspot.co.id/2015/09/prinsip-prinsip-etika-bisnis.html.

[Type text]

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF