Etik Dan Emik Lintas Budaya
November 19, 2018 | Author: Imha Asmiraa Amirr II | Category: N/A
Short Description
Download Etik Dan Emik Lintas Budaya...
Description
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g
B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah
BAB II PEMBAHASAN
Etik mengcakup pada temuan-temuan yang tampak konsisten atau tetap di berbagai budaya, dengan kata lain sebuah etik mengacu pada kebenaran atau prinsip yang universal. universal. Sedangkan emik sebaliknya, mengacu pada temuan-temuan yang tampak berbeda untuk budaya yang berbeda, dengan demikian, sebuah emik mengacu pada kebenaran yang bersifat khas-budaya (culture-specific (culture-specific). ). Karena implikasinya pada apa yang kita ketahui sebagai kebenaran, emik dan etik merupakan konsep-kosep yang kuat ( powerful ( powerful ). ). Kalau kita tahu sesuatu tentang prilaku manusia manusia dan mengan mengangga ggapny pnyaa sebaga sebagaii kebenar kebenaran, an, dan hal itu adalah adalah suatu suatu etik (alias (alias univer universal) sal),, maka maka kebena kebenaran ran sebaga sebagaima imana na kita kita ketahu ketahuii itu adalah adalah juga juga kebena kebenaran ran bagi bagi semua orang dari budaya apa pun. Kalau yang kita ketahui tentang prilaku manusia dan yang kita anggap anggap sebagai kebenaran kebenaran itu ternyata ternyata adalah suatu emik (alias (alias bersifat khas budaya), maka apa yang kita anggap kebenaran tersebut belum tentu merupakan kebenaran bagi orang dari budaya lain. alam alam konseli konseling ng lintas lintas budaya budaya menggu menggunak nakan an perspek perspektif tif objekt objektif if ini seoran seorang g konselor akan menggunakan dua pendekatan kebudayaan yang berbeda terhadap klien. !eng !enggu guna naan an perb perbed edaa aan n kebu kebuda daya yaan an dila dilaku kuka kan n untu untuk k menu menunj njuk ukka kan n dime dimens nsii dan dan 1
variabilitas kebudayaan dan untuk menunjukkan bah"a teori-teori komunikasi antar budaya tidak dimaksudkan untuk meneliti perbedaan budaya. Emik Etik !eneliti mempelajari perilaku manusia dari luar kebudayaan objek konseling, konselor menguji banyak kebudayaan dan membandingkan kebudayaan tersebut, Struktur kebudayaan ditemukan sendiri oleh konselor, Struktur diciptakan oleh konselor, #mumnya kriteriakriteria yang diterapkan ke dalam karakteristik kebudayaan sangat realtif, Kriteria-kriteria kebudayaan bersifat mutlak dan berlaku universal. Secara sangat sederhana, emik mengacu pada pandangan "arga masyarakat yang dikaji, sedangkan etik mengacu pada pandangan si pengamat. !endekatan emik dalam hal ini memang mena"arkan sesuatu yang lebih obyektif. Karena tingkah laku kebudayaan memang sebaiknya dikaji dan dikategorikan menurut pandangan orang yang dikaji itu sendiri, berupa definisi yang diberikan oleh masyarakat yang mengalami peristi"a itu sendiri. $ah"a pengkonsepan seperti itu perlu dilakukan dan ditemukan dengan cara menganalisis proses kognitif masyarakat yang dikaji dan bukan dipaksakan secara etnosentrik, menurut pandangan peneliti. %ontoh kasus& !ada sebuah fenomena masyarakat seperti pengemis. $ila perilaku pengemis disebut sebagai sebuah fakta sosial atau sebuah keniscayaan. 'aka berlaku sebutan& pengemis adalah sampah masyarakat, manusia tertindas, manusia yang perlu dikasihani, manusia kalah, manusia korban kemiskinan struktural, dsb. nggapan ini bukan sebuah kesalahan berpikir, melainkan sebuah sudut pandang etik orang di luar pengemis untuk menunjukkan fakta yang semestinya berlaku seperti itu, bukan pandangan emik, bagaimana pengemis melihat dirinya sendiri. alam pandangan emik yang bersifat interpretif atau fenomenologis, pengemis adalah subjek. 'ereka adalah aktor kehidupan yang memiliki hasra t dan kehidupan sendiri yang unik. !andangan subjektif seperti ini diperlukan untuk mengimbangi pandangan obyektif yang seringkali justru memojokkan mereka, melihat mereka sebagai korban kehidupan, kesenjangan ekonomi, atau ketidakadilan sosial, bukan sebagai entitas masyarakat yang memiliki pemikiran dan pengalaman hidup yang mereka rasakan dan alami sendiri. ika yang kita ketahui tentang prilaku manusia dan yang kita anggap sebagai kebenaran itu ternyata adalah suatu emik (alias bersifat khas-budaya), maka apa yang kita anggap kebenaran tersebut belum tentu merupakan kebenaran bagi orang dari budaya lain.
2
Secara sangat sederhana dapat saya simpulkan bah"a emik mengacu pada pandangan konselor terhadap kebudayaan klien, sedangkan etik mengacu pada pandangan konselor terhadap kebudayaan secara keseluruhan dalam proses konseling. adi dengan konsep atau landasan teori maka dalam melakukan proses hubungan konseling dengan klien, maka pendekatan yang akan sa ya lakukan adalah memahami klien seutuhnya. 'emahami klien seutuhnya ini berarti yang harus saya lakukan adalah bisa atau dapat memahami budaya klien secara spesifik yang mempengaruhi klien, memahami keunikan klien dan memahami manusia secara umum atau universal yang sifatnya keseluruhan(Etik). *amun dalam memahami budaya spesifik berarti harus mengerti dan memahami budaya yang diba"a oleh klien sebagai hasil dari sosialisasi dan adaptasi klien dari lingkungannya. +al ini sangat penting karena setiap klien akan memba"a budayanya sendiri sendiri (Etik). da banyak contoh etik dan emik dalm psikologi lintas budaya. $ahkan barangkali bias dikatakan bah"a tujuan utama psikologi lintas budaya sebagai sebuah disiplin adalah untyk memeriksa mana aspek-aspek perilaku manusia yang etik dan mana manusia yang emik. Salah satu tujuan utama adalah untuk menyajikan berbagai contoh etik dan emik yang diperoleh dari penelitian lintas budaya. Emik dan Etik adalah dua macam sudut pandang dalam etnografi yang cukup mengundang perdebatan. Emik (native point of view) misalnya, mencoba menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri. Sebaliknya, etik merupakan penggunaan sudut pandang orang luar yang berjarak (dalam hal ini siapa yang mengamati) untuk menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
3
View more...
Comments