Erection Procedure API 650

March 6, 2018 | Author: Wijayanto Bekasi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Erection Proc...

Description

ERECTION PROCEDURE STORAGE TANK API 650 METODE TOP TO BOTTOM

End User

: xxxxxxxxxxxxxxx

Client

: xxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Project

: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

PO.No

: ---

0

27-06-2014

For Bid Proposal

Rev

Date of Issue

Status

Prepared

Checked

Approved

Daftar Isi 1. Ruang Lingkup 1.1.

Umum

1.2.

Batasan

1.3.

Tanggung Jawab

2. Referensi 3. Keamanan dan Keselamatan Kerja 4. Persiapan 1.1.

Data dan Dokumen

1.2.

Pre-Fabrication Check dan Pre-Erection Check

1.3.

Peralatan Handling dan Lifting

1.4.

Access Road dan Lifting Area

5. Sand Blasting Dan Painting 6. Pengelasan, Tack Weld dan Pemotongan 6.1.

Pengelasan dan Tack Weld

6.2.

Non Destructive Examination, Visual Examamination dan Repair

6.3.

Fit Up Tolerance

6.4.

Pemotongan

7. Perhitungan Column dan Kapasitas Chain Block 7.1.

Perhitungan Column

7.2.

Perhitungan Kapasitas Chain Block

7.3.

Perhitungan Support Column

8. Fabrikasi 8.1.

FabrikasiFabrikasi Bottom Plate dan Drain Sump

8.2.

Fabrikasi Shell Plate

8.3.

Fabrikasi Roof Plate

8.4.

Fabrikasi Curb Angle, Top Railing, Rafter, Platform dan Tangential Stairway

8.5.

Fabrikasi Temporary Column

9. Erection ( Top to Bottom ) 9.1.

Erection Bottom Plate

9.2.

Pengelasan Bottom Plate

9.3.

Erection Drain Sump

9.4.

Erection Temporary Column

9.5.

Erection Top Shell

9.6.

Pengelasan Vertikal Joint Pada Top Shell

9.7.

Erection Nozzle Pada Top Shell

9.8.

Erection Curb Angle

9.9.

Erection Rafter

9.10. Erection Roof Plate 9.11. Eection Top Railing 9.12. Erection Tangential Stairway dan Platform Pada Top Shell 9.13. Pengangkatan Top Shell 9.14. Erection Shell #2 9.15. Pengelasan Vertikal Joint Shelll #2 9.16. Penyambungan Antara Top Shell dengan Shell#2 9.17. PengelasanHorisontal Joint Antara Shell Dengan Shell#2 9.18. Erection Nozzle Pada Shell#2 9.19. Erection Tangential Stairway dan Platform Pada Shell#2 9.20. Pengangkatan Top Shell dan Shell#2 9.21. Erection Shell#3 dan seterusnya 9.22. Pengelasan Shell Terakhir dengan Bottom Plate 9.23. Erection Roof Plate ( Finishing ) 9.24. Erection Nozzle dan Roof Appurtenances 10. Vertically Check 11. Pekerjaan Lain 12. Inpeksi Dan Testing 13. Lampiran

1. RUANG LINGKUP 1.1 Umum Prosedur ini memberikan petunjuk tentang pelaksanaan pekerjaan fabrikasi, erection, leveling dan verticality untuk API 650 Storage tank serta komponen terkait yang terpasang pada proyek Metode erection yang digunakan adalah metode top to bottom erection, dimana setelah erection bottom plate selesai, erection selanjutnya akan dimulai dari top shell dan komponen – komponen yang terpasang pada top shell seperti curb angle, rafter, sebagian roof plate, top railing, tangential stairway, platform dan komponen lain termasuk nozzle. Setelah erection top shell selesai, kemudian dilanjutkan dengan erection shell dan komponen – komponen di bawahnya sampai dengan shell paling bawah yang kemudian disambungkan langsung dengan bottom plate.

1.2 Batasan Prosedur ini diberlakukan untuk storage tank yang terpasang pada proyek PMDP sebagai berikut : a. XXXXXXXXXXXX b. XXXXXXXXXXXXXXXXXXX c. XXXXXXXXXXXXXXXX d. XXXXXXXXXXXXXXXXXXX

1.3 Tanggung Jawab Kontraktor bertanggung jawab dan memastikan bahwa setiap pekerjaan fabrikasi dan erection termasuk identifikasi material, marking, rolling, cutting dan welding harus mengikuti prosedur ini ada prosedur-prosedur lain yang disebutkan di bagian 4 pada prosedur ini, atau jika mungkin, kontraktor

dapat

melaksanakan

XXXXXXXXXXXXXXXX

metode

lain

dengan

persetujuan

2. REFERENSI 1) API 650 Welded Tanks for Oil Storage. 2) API 653 Tank Inspection, Repair, Alteration, and Reconstruction 3) ASME Section IX Qualification Standard for Welding and Brazing Procedures. 4) ASME Section V Nondestructive Examination. 5) ANSI B.30 Safety standards for cable ways, cranes, derrick, hoists, hooks, jacks and slings. 6) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX. 7) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX 8) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX 9) XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

3.

KEAMANAN / KESELAMATAN KERJA Untuk menjamin keamanan / keselamatan kerja bagi semua kru, kontraktor harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut : ·

Beri batas / tanda di sekitar area kerja untuk memastikan hanya pekerja yang berkepentingan yang diperbolehkan memasuki are kerja.

·

Pastikan general safety equipment seperti APAR dan APD tersedia di lapangan.

·

Pastikan APAR dan APD berfungsi dengan baik dan dipergunakan dengan benar.

·

Identifikasi bahaya yang mungkin timbul dengan menyusun JSA (Job Safety Analysis) yang sesuai untuk setiap jenis pekerjaan, untuk kemudian dilampirkan dalam setiap pengajuan SIKA (Surat Izin Kerja Aman).

·

Pastikan SIKA sudah diberikan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan mengikuti standard / regulasi keamanan / keselamatan dari XXXXXXXXXXXXXXXXXX

·

Pastikan semua lifting equipment termasuk man basket sdah memenuhi standard / regulasi keamanan / keselamatan dari XXXXXXXXXXXXX

·

Pastikan seluruh pekerjaan pengangkatan dilaksanakan dengan aman.

·

Perhatikan cuaca dan kecepatan angin pada saat pekerjaan pengkatan untuk semua bagian proyek.

·

Pastikan tidak ada pekerjaan pengangkatan untuk semua bagian proyek pada saat cuaca hujan dan atau kecepatan angin melebihi 35 knot atau sesuai batas aman menurut HSE Plan yang berlaku pada proyek ini.

·

Pekerjaan yang bekerja dari man basket harus mengenakan safety bodyharness secara proper dan terkait pada hook crane melalui sling pengamanan.

·

Pekerjaan yang diatas ketinggian lebih dari 1.8 meter wajib menggunakan scaffolding.

·

Jenis dan metode pemasangan scaffolding mengikuti standard HSE Plan.

·

Pemasangan scaffolding dan pemberian tagging access code harus mengikuti standard / regulasi keamanan / keselamatan dari XXXXXXXXX.

·

Jika pekerjaan dilaksanakan pada ruang terbatas, pastikan setiap pekerjaan sudah mengikuti pelatihan dan memahami prosedur keamanan / keselamatan bekerja pada ruang terbatas / confined space.

·

Pastikan pertukaran udara tetap terjaga dengan menggukan blower dan exhaust.

·

Laksanakan pemeriksaan kadar gas di dalam ruangan secara berkala menurut standard / regulasi keamanan / keselamatan dari XXXXXXXXX.

·

Gunakan penerangan dengan tegangan max. DC 24V jika bekerja pada ruang terbatas.

·

Pastikan semua kabel yang digunakan, baik kabel elektrik dan kabel las tidak rusak atau mengelupas.

·

Setiap sambungan kabel elektrik harus diberi isolasi.

·

Setiap sambungan kabel las harus menggunakan soket khusus penyambung kabel las.

·

Pastikan jalur semua jenis kabel aman dan terhindar dari gangguan seperti terhimpit, tertindih dan atau tertimbun material yang dapat merusak perlindungan kabel.

·

Untuk keselamatan dan guna mencapai kualitas pengelasan dan pemotongan yang baik, pastikan tidak ada pekerjaan pengelasan dan pemotongan ketika cuaca hujan.

·

Pastikan setiap tabung oksigen dan tabung acetylene yang digunakan tidak berkarat secara berlebihan.

·

Pastikan setiap tabung oksigen dan tabung acetylene tidak mengalami kebocoran baik pada body tabung maupun pada ulir sambungan antara tabung dengan regulator.

·

Pastikan setiap tabung oksigen dan tabung acetylene terlindung dari percikan yang dihasilkan oleh proses pengelasan, pemotongan atau gerinda, gunakan fire blanket jika memungkinkan.

·

Pastikan setiap tool seperti selang dan regulator yang digunakan untuk setiap proses pemotongan dalam keadaan baik dan tidak bocor.

·

Pastikan pada saat proses pemotongan setiap selang terhindar dari gangguan seperti terhimpit, tertindih dan atau tertimbun material yang dapat merusak selang.

·

Pastikan setiap cutting torch dilengkapi dengan flashback arrestor.

4. PERSIAPAN Untuk meminimalisasi kendala selama pekerjaan, persiapan-persiapan perlu dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai. Pastikan juga rencana kerja sudah dipahami oleh semua team yang terlibat secara langsung dilapangan. Pastikan kompentensi dari semua kru sesuai dengan tugas masing-masing. Semua kru harus memperhatikan pedoman keselamatan kerja dan pedoman qualitycontrol yang berlaku.

Khusus untuk operator crane, rigger, scaffolder, dan operator peralatan handlingdan lifting lainnya, sertifikat kompetensi harus sesuai dengan persyaratan dari XXXXXXXXX. 4.1 Data dan Dokumen Pastikan semua data dan dokumen teknis yang diperlukan selama proses fabrikasi dan erection tersedia di lapangan. Data dan dokumen tersebut meliputi namun tidak terbatas pada : ·

G.A.D (General Arrangement Drawing)

·

Gambar fabrikasi dan gambar erection

·

Equipment Data Sheet dan Equipment Layout

·

Plot Plan Drawing

·

Lifting Procedure (dibuat oleh vendor)

·

BAPB (Berita Acara Pemeriksaan Barang) Dll.

4.2 Pre-Fabrication Check dan Pre-Erection Check Kontraktor harus memastikan hal–hal berikut sebelum pelaksanaan fabrikasi dan erection : ·

Pastikan raw material (pressure part dan non-pressure part) yang akan digunakan dalam proses fabrikasi dan erectionsudah sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah disetujui oleh XXXXXXXXX.

·

Periksa dan review mill certificate untuk semua raw material yang termasuk ke dalam pressure part.

·

Pisahkan dan susun setiap material secara aman dan teratur agar mempermudahkan

proses

identifikasi

dan

marking,

serta

mempermudahkan proses fabrikasi dan erection yang akan dilaksanakan.

·

Pastikan raw material yang termasuk ke dalam pressure part yang akan difabrikasi diidentifikasi dan di-marking berdasarkan heat number.

·

Marking dilakukan dengan metode hard punching atau paint marking untuk semua raw material yang akan difabrikasi dan di-erection.

·

Periksa raw material yang akan difabrikasi dan di-erection, pastikan tidak mengalami kerusakan dan tidak berkarat secara berlebihan.

·

Periksa dimensi (diameter, ketebalan dll) setiap raw material yang akan difabrikasi dan di-erection, pastikan sesuai dengan General Arrangement Drawing, Fabrication Drawing dan Erection Drawing.

4.3 Peralatan Handling dan Lifting Pastikan semua peralatan handling dan lifting telah diperiksa secara seksama dan memiliki kapasitas yang sesuai dengan material atau komponen yang akan diangkat. Pastikan semua peralatan handling dan lifting telah mendapat persetujuan dari XXXXXXXXX dan tersertifikasi dengan sertifikat MIGAS yang masih berlaku atau sertifikat selevel yang diakui oleh XXXXXXXXX. Kontraktor harus memastikan dan berkoordinasi dengan vendor dan pihakpihak

terkait,

termasuk

dengan

penyedia

jasa

Heavy

Equipment

Transporter, jika diperlukan, dalam pelaksanaan pemilihan tipe, kapasitas serta handling dan lifting method untuk masing-masing equipment agar proses handling dan lifting berjalan lancar dan aman. Peralatan handling dan lifting tersebut meliputi namun tidak terbatas pada : ·

Crane (Telescopic atau Crawler) Tipe dan kapasitas crane yang digunakan harus sesuai dengan beban material / komponen equipment yang akan diangkat.

Tipe dan kapasitas crane yang digunakan harus sesuai dengan Lifting

Procedure

yang

disubmit

oleh

fabrikator

sebagai

pelengkap dan lampiran SIKA. ·

TMC (Truck Mounted Crane) Kapasitas TMC yang digunakan adalah 6 ton SWL. Penggunaan TMC dibatasi hanya untuk material / komponen equipment dengan beban tidak lebih dari 2.5 ton. TMC harus dalam keadaan baik dan layak operasi.

·

Sprider Beam Jika ada, sprider beam yang digunakan harus sesuai dengan gambar detail of sprider beam serta menyesuaikan dengan dimensi material / komponen equipment yang akan diangkat. Pastikan sprider beam tidak mengalami kerusakan.

·

Temporary Column dan Removable Support Temporary column&removable support harus sesuai dengan gambar detail yang tidak terpisahkan dari General Arrangement Drawing.

·

Shackle, Wire Sling dan Sling Belt Shackle, wire sling dan sling belt yang digunakan harus dalam keadaan baik dan bebas karat serta mempunyai kapasitas yang sesuai dan atau lebih besar dengan beban material / komponen equipment yang akan diangkat.

·

Chain Block Jumlah dan kapasitas chain block harus sesuai dengan beban material / komponen equipment yang akan diangkat. Chain block harus dalam keadaan baik.

4.4

Access Road dan Lifting Area Kontraktor harus memerikasa dan memastikan hal-hal berikut sebelum Pelaksanaan pengangkatan :

·

Access road dari dan menuju lokasi harus aman dan dapat dilewati oleh kendaraan dan alat berat yang digunakan selama proses pengangkatan dan pengangkutan.

·

Jika diperlukan, plate mattress bisa digunakan sebagai pelapis alternatif jika ada access road yang tidak cukup padat / kuat untuk dilalui.

·

Plate matterss juga bisa digunakan sebagai pelapis pada lifting area, terutama pada area dibawah cranesaat melakukan pengangkatan.

·

Lifting area telah aman dari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya proses pengangkatan.

·

Pastikan swing area untuk crane bebas dari halangan.

·

Pastikan setiap outrigger crane dilengkapi dengan cribbing pad.

·

Pastikan manuver area untuk kendaraan dan alat berat bebas dari halangan.

·

Pastikan terdapat barricade atau batas jarak aman dari setiap bagian equipment atau bagian bangunan proyek lainnya terhadap swing area crane dan maneuver area kendaraan maupun alat berat lainnya.

·

Pastikan terdapat proteksi yang sesuai terhadap bagian equipment atau bagian bangunan proyek lainnya yang mungkin saja terkena dampak dari kegiatan pengangkatan seperti benturan. Tersangkut dan lain sebagainya.

5. SANDBLAST DAN PAINTING ·

Semua pekerjaan sandblast dan painting harus sesuai dengan dokumen XXXXXXXXXX Surface Preparation & Painting.

·

Setelah proses fabrikasi dan sebelum dikirim ke construction area, semua material di painting sampai dengan 2nd coating.

·

Semua pekerjaan persiapan & painting harus sesuai dengan Council Specification (SSPC-SP) 10

·

·

Di area welding sebelum dilakukan painting harus di bersihkan dahulu dengan brush ( sikat ), gerinda atau handtools untuk menghindari hasil permukaan yang kasar. Setelah pembersihan tersebut harus segera dilakukan pengecatan primer sebelum terjadinya karat pada besi ( toleransi waktu jeda 4 jam setelah surface preparation ).

·

Aplikasi pengecatan permukaan akan menggunakan handtools atau spray tergantung kontur dan kondisi permukaan . Sedangkan untuk bagian sudut, lubang dan bagian yang di touch up akan di cat menggunakan kuas ( brush )

·

Pekerjaan

pengecatan

akan

temperature lokasi antara 10

dilakukan o

sesuai

dengan

C sampai dengan 38

o

kondisi C dan

kelembaban maksimum adalah 80 %. ·

Pengecatan dilaksanakan dengan urutan : o Primer Coating , o Intermediate Coating o Finish Coating

·

Lakukan pengecatan dengan ketebalan sesuai

XXXXXXXXXXXX

Surface Preparation & Painting ·

Sebelum dilakukan pengecatan lakukan inspeksi visual terhadap permukaan yang akan di cat

·

Lakukan pengecekan hasil pengecatan primer, intermediate dan finish coating , dengan merujuk intruksi ketebalan sesuai XXXXXXXXX Surface Preparation & Painting.

6. PENGELASAN, TACK WELD DAN PEMOTONGAN Sebelum melaksanakan pemotongan, pengelasan dan tack weld untuk semua bagian tanki, termasuk temporary dan permanentattachment, kontraktor harus memeriksa dan memastikan hal-hal berikut : 6.1 Pengelasan dan Tack Weld ·

Prosedur pengelasan mengacu pada dokumen XXXXXXXXXXX Welding Procedure Specification & Procedure Qualification Record.

·

Pastikan operator las yang akan melaksanakan pengelasan atau tackweld mempunyai kualifikasi dan sertifikat sesuai dengan WPS yang berlaku.

·

Sebelum melaksanakan pengelasan, pastikan setiap fit-up joint sudah diperiksa dan mendapatkan persetujuan dari inspektor.

·

Pastikan setiap pengelasan dilaksanakan dengan aman dan sesuai WPS yang berlaku.

·

Perhatikan urutan dan metode pengelasan untuk mencegah distorsi pada setiap bagian tanki.

·

Setiap

layer

pengelasan

harus

dibersikan

dari

slag

dengan

menggunakan gerinda dan wire brushing. ·

Pastikan jenis grind disk dan wire brush sesuai dengan parent material.

·

Pastikan terdapat marking dan identifikasi pada setiap pengelasan berdasarkan waktu atau tanggal fit-up dan welder stamp untuk setiap root dan capping.

·

Pastikan setiap proses pengelasan seperti marking atau identifikasi, NDE,

visual

examination,

repair

dan

lain-lain

tercatat

dan

didokumentasikan oleh departemen QA/QC. ·

Setiap bekas tack weld untuk harus dibersihkan dan diratakan menggunakan gerinda.

·

Pastikan tidak ada undercut pada bekas tack weld.

·

Bekas tack weld yang menyebabkan undercut pada setiap permukaan harus dilas kembali kemudian diratakan dengan gerinda dan diperiksa menggunakan metode NDE yang telah disetujui.

·

Pastikan bekas arc strike pada setiap permukaan tanki dibersihkan dengan menggunakan gerinda.

·

Berkas arc strike yang menyebabkan lubang pada setiap permukaan harus dilas kembali kemudian diratakan dengan gerinda dan diperiksa menggunakan metode NDE yang telah disetujui.

6.2 Non Destuctive Examination, Visual Examination dan Repair ·

Non Destuctive Examination (NDE) pada setiap hasil pengelasan dilakukan dengan metode vacuum test, magnetic particle atau liquid penetrant test, dipilih salah satu disesuaikan dengan kondisi dan metode yang sesuai.

·

Kriteria penerimaan pada visual examination untuk setiap hasil pengelasan adalah sebagai berikut : -

Tidak ada crater crack, surface crack dan arc strike yang terlihat pada setiap hasil pengelasan.

-

Kedalaman maksimum untuk undercut yang diperbolehkan adalah 0.4 mm (1/64 Inch) untuk vertical butt joints, pengelasan vertical pada permanent attachment, pengelasan pada setiap attachment untuk nozzle, manhole, flush-type opening dan pengelasan shell-tobottom bagian dalam.

-

Kedalaman maksimum untuk undercut yang diperbolehkan adalah 0.8 mm (1/32 Inch) untuk horizontal butt joint, pengelasan horizontal pada permanent attachments, dan annular-ring but joint.

-

Frekuensi surface porosity tidak boleh lebih dari satu cluster untuk setiap 100 mm (4 Inch) panjang pengelasan, dan dengan diameter dari setiap cluster tidak lebih dari 2.5 mm (3/32 Inch).

·

Kecuali disebutkan lain dalam XXXXXXXXXX Welding Procedure Specification&Procedure

Qualification

Record,

perbaikan

las

dilaksanakan dengan cara di gerinda sampai dengan kedalaman tertentu dimana cacat terdeteksi kemudian dilas ulang dan diperiksa ulang dengan metode NDE yang sama. 6.3 Fit-Up Tolerance ·

Fit-up pada vertical shell jointmengacu pada figure 5.1 API 650.

·

Fit-up pada horizontal shell joint mengacu pada figure 5.2 API 650.

·

Fit-up pada bottom plate, bottom to shell, roof to shell dan roof plate mengacu pada figure 5.3a API 650.

·

Fit-up pada lap welded bottom plate, jika ada, mengacu pada figure 5.3b API 650.

·

Mis-aligment pada vertical joint but weld untuk pelat dengan ketebalan ≥16 mm adalah 10% dari tebal pelat atau maksimal 3 mm (1/8 inch), diambil yang terkecil.

·

Mis-aligment pada vertical joint but weld untuk pelat dengan ketebalan ≤16 mm adalah tidak lebih dari 1.5 mm (1/16 inch).

·

Mis-aligment pada horizontal joint but weld untuk pelat dengan ketebalan >8 mm, proyeksi upper shell plate terhadap lower shell plate tidak boleh melebihi 20% ketebalan upper shell plate dengan maksimum proyeksi 3 mm (1/8 inch).

·

Mis-aligment pada horizontal joint but weld untuk pelat dengan ketebalan
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF