ENDOKRINOLOGI
February 22, 2018 | Author: Dzaalika | Category: N/A
Short Description
HORMON...
Description
UJIAN ENDOKRINOLOGI DZAALIKA ALDEIRRE (3415140748)
1. Seorang wanita hamil 10 bulan, belum ada tanda-tanda akan melahirkan sehingga dinduksi oleh dokter untuk merangsang kontraksi. Jelaskan pengaturan hormon pada wanita tersebut jika 6 jam setelah induksi, wanita tersebut melahirkan.
PENGATURAN HORMONAL PADA IBU HAMIL
1. Kelenjar hipothalamus melewati sistem sirkulai akan merelease GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) 2. GnRH akan merangsang kelenjar pituitary untuk merelease (memproduksi) Luteinizing Hormon (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedua hormoe tersebut berperan selama kehamilan. LH dilepaskan dari kelenjar hipofisis dan sekresi diinisiasi oleh lonjakan kadar estrogen, oleh efek umpan balik positif. Pada wanita, LH adalah salah satu hormon utama yang memicu proses ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium, juga mengubah folikel sisa menjadi korpus luteum, yang memproduksi progesteron. Hormon LH mempertahankan fungsi korpus luteum untuk dua minggu pertama, memastikan kelancaran produksi dan berkesinambungan estrogen dan progesteron. FSH merupakan hormon yang bekerja sinergis dengan LH dan merupakan salah satu hormon utama selama awal kehamilan. Hormon ini juga membantu dalam proses folikel untuk menghasilkan telur. Pematangan folikel hingga ke korpus luteum juga dibantu oleh hormon ini. 3. Selanjutnya, terjadi perkembangan folikel hingga membentuk korpus luteum. Korpus luteum akan mensekeresikan hormon estrogen dan progesteron.
4. Beta Human Chorionic Gonadotropin Hormon (b-HCG) mendorong korpus luteum (yang biasa disebut ‘kuning tubuh) untuk memproduksi estrogen dan progesteron, dan hormon penting lainnya. b-HCG juga bertanggung jawab untuk stimulasi perkembangan gonad pada janin. Dalam kasus-kasus abnormal tertentu seperti kanker testis, peningkatan kadar hormon ini dapat ditemukan. 5. Estrogen berfungsi mempertebal dinding rahim untuk mempersiapkan implantasi. Selain itu juga dapat meningkatkan ukuran rahim. Perubahan ukuran rahim memungkinkan pembesaran janin maksimal. Estrogen juga mengatur sekresi progesteron dan hormon lainnya, seperti yang telah dijelaskan di atas, estrogen memberikan efek umpan balik positif dalam sekresi hormon LH dan FSH.. Estrogen memainkan peran penting dalam perkembangan janin, karena estrogen memainkan peranan dalam perkembangan organ janin. Progesteron adalah hormon utama selama kehamilan yang mempersiapkan rahim untuk implantasi. Progesteron dapat meningkatkan suplai darah endometrium (dinding rahim) dan merangsang adanya kelenjar di dinding endometrium untuk mensekresikan cairan rahim yang menjaga embrio. Selama tingkat progesteron tinggi, menstruasi tidak terjadi, karena itu selama kehamilan, hormon ini yang mencegah terjadinya menstruasi dan mencegah setiap telur lebih dari yang dilepaskan. Hormon-hormon kehamilan lainnya termasuk laktogen plasenta manusia, relaksin, eritropoietin, kortisol, oksitosin dan prolaktin. Oksitosin adalah hormon yang mengerutkan rahim selama persalinan dan membentang leher rahim. oksitosin ini juga merangsang puting. Laktogen adalah salah satu hormon yang bertindak setelah kehamilan, seperti yang terlibat dalam produksi susu. Kalsitonin adalah hormon yang mencegah dekalsifikasi tulang.
PROSES PERSALINAN.
Menjelang persalinan terjadi penurunan hormon progesteron. Hormon ini berfungsi menyiapkan kondisi rahim agar dapat dihuni calon janin. Pada masa awal kehamilan, progesteron sangat dibutuhkan agar tidak tejadi keguguran. Namun, menjelang persalinan wanita fungsi tersebut sudah tidak diperlukan lagi sehingga produksinya menurun. Di sisi lain produksi estrogen, oksitosin, dan prostaglandin meningkat pesat. Peningkatan ini tentu juga dipengaruhi hormon-hormon lain yang dari hipofise seperti somatomamotropin, luteinizing hormon, relaksin, dan sebagainya. Estrogen Bersama hormon yang lain estrogen meningkat menjelang persalinan. Hormon ini bekerja merangsang kelenjar mammae dan menyebabkan kontraksi rahim. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta selama proses kehamilan terjadi hingga saat melahirkan tiba. Relaksin Hormon ini berfungsi melunakkan serviks dan jalan lahir sehingga siap untuk dilalui bayi. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum (bagian tepi rahim). Hormon ini sangat berperan dalam percepatan proses persalinan wanita. Oksitosin Hormon oksitosin banyak diproduksi menjelang persalinan. Oksitosis menyebabkan kontraksi otototot polos uterus yang berfungsi mendorong penurunan kepala bayi. Disisi lain, hormon oksitosin bertugas menyiapkan laktasi dengan membuka saluran ASI dari alveolus ke puting payudara. Produksi oksitosin bertambah apabila dilakukan stimulasi puting susu. Cara ini dilakukan apabila kontraksi rahim ibu inadekuat. Prolaktin Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior ini bertugas menstimulasi pertumbuhan alveolus pada payudara. Pengeluaran hormon ini dipacu oleh estrogen. Pada akhir kehamilan atau menjelang persalinan wanita prolaktin bertugas memproduksi air susu untuk bayi setelah dilahirkan. Prostaglandin Prostaglandin bekerja membantu oksitosin dan estrogen dalam merangsang aktivitas otot polos. Hormon ini dihasilkan oleh rahim dan produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Terkadang wanita juga mendapatkan prostaglandin dari sperma saat berhubungan intim. Oleh karena itu, bagi ibu hamil yang waktu persalinannya mundur disarankan untuk berhubungan seks agar mendapatkan pasokan prostaglandin untuk memicu kontraksi uterus.
Induksi persalinan Induksi persalinan merupakan suatu tindakan yang dilakukan pada ibu hamil untuk merangsang munculnya kontraksi pada rahim sehingga proses persalinan dapat terjadi. Induksi peralinan dapat dilakukan dengan berbagai jenis, salah satunya dengan menggunakan hormone berikut.
1. Infus Oksitosin. Hormon yang dihasilkan oleh infus Oksitosin dapat mengakibatkan kontraksi pada otot polos uterus yang dapat digunakan pada dosis farmakologik yang dapat menginduksi proses persalinan. Sebelum sang bayi terlahir dalam proses persalinan yang muncul secara spontan, namun ternyata rahim juga sangat peka oleh oksitosin. Pada saat proses persalinan itu di mulai, serviks dapat berdilatasi yang kemudian dapat memulai refleks neural yang dapat menstimulasi lepasnya oksitosin dan juga kontraksi uterus pada selanjutnya. Agar dapat menghasilkan efek yang terdapat pada uterus, dibutuhkan dosis yang cukup kuat. Dosisnya ada pada 4 hingga 16 mili setiap menitnya. Namun dosis bagi setiap orangnya berbeda-beda, biasanya dosis dimulai dari yang paling rendah dengan melihat kontraksi uterus serta kemajuan proses persalinan. 2. Prostaglandin. Pemberian jenis prostagladin ini bisa merangsang otot polos juga termasuk otototot pada rahim. Penggunaan prostaglandin ini sebagai induksi pada persalinan yang terdapat dalam jenis infus intravena atau nalador dan juga pervaginam. Pada saat kehamilan aterm, induksi pada persalinan menggunakan prostagladin ini cukup efektif dalam mempersingkat proses persalinan, dan juga menurunkan resiko melahirkan caesar. Kedua hormone yang digunakan dalam proses induksi tersebut merupakan hormon yang berfungsi merangsang otot polos selama proses persalinan. Karena situasi tertentu, hormon tersebut tidak dapat diproduksi dengan baik sehingga membutuhkan tambahan dari luar (induksi) agar hormon tersebut dapat bekerja. Bagan skema inisiasi kelahiran
1. Mekanisme induksi kelahiran dimulai dengan pelepasan hormon ACTH yang berasal dari otak fetus setelah mencapai tahap perkembangan. Hormon ini menyebabkan reaksi cascade sehingga terjadi pelepasan cortisol dari kelenjar adrenal fetus, yang menginduksi pelepasan estron dan estradiol dari plasenta, yang kemudian menstimulasi uterus untuk melepaskan prostaglandin yang menyebabkan regresi corpus luteum dan menghentikan produksi progesteron. 2. Kira-kira 1-2 hari sebelum kelahiran konsentrasi progesteron mulai turun dalam sirkulasi. Pelepasan relaxin terjadi dalam 2-3 gelombang antara 44-26 jam sebelum kelahiran dan puncaknya pada 14-22 jam dan kemudian turun sebelum keluarnya genjik pertama. Baik estrogen dan relaxin menyebabkan perubahan cervix yang membuat saluran kelahiran membuka. 3. Kurang dari 10 jam, estrogen dalam darah meningkat dengan cepat, dan kurang dari 9 jam otot uterus mulai kontraksi . Pada waktu yang sama, prostaglandin dibawa ke pituitari anterior dan menyebabakan pelepasan oksitosin ke dalam pembuluh darah. 4. Oksitosin meningkat 9-4 jam sebelum kelahiran genjik pertama dan puncaknya selama genjik dikeluarkan. Prostaglandin dalam darah juga meningkat selama pengeluaran fetus. Pada kelahiran alami, oksitosin meningkat di atas level baseline (garis dasar) yang hanya berjalan ketika nilai progesteron dalam darah turun di bawah 10 ng/ml (Knox, 2008)
View more...
Comments