End of Life Care

February 28, 2019 | Author: Odang Proton | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

End of Life Care...

Description

Diskusi Jumat

Asticaliana Erwika S.P, S.Ked

0918011033 09180 11033

Aroma Harum, S.Ked

0918011091

Evi Febriani Lubis, S.Ked

0918011042 09180 11042

Nadya Ayu S, S.Ked

0918011121

R.A. Siti Marhani, S.Ked

0918011095

Widhi Astuti, S.Ked

0918011087



Sejak tahun 2002 WHO mendefinisikan palliative care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual.

Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak

Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik ,tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya.

Konsep baru perawatan paliatif menekankan pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik, psikososial dan spiritual dapat diatasi dengan baik

Jakarta

Yogyakarta

Denpasar

Surabaya

Makassar

Tujuan •

Mengetahui tentang End of life care atau bagaimana melakukan penerapan perawatan paliatif secara holistik kepada pasien dengan penyakit terminal beserta keluarga dan lingkungannya

Pengertian Perawatan Paliatif •

Pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (WHO, 2014).

Kualitas hidup pasien Palliative





home care •

Hospis

keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap keadaan pasien sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya

pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan di rumah pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga atas bimbingan/ pengawasan tenaga paliatif.

tempat dimana pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak dapat dirawat di rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah sakit.

Sarana (fasilitas) kesehatan





Kompeten

tempat yang menyediakan layanan kesehatan secara medis bagi masyarakat.

keadaan kesehatan mental pasien sedemikian rupa sehingga mampu menerima dan memahami informasi yang diperlukan dan mampu membuat keputusan secara rasional berdasarkan informasi tersebut.

Penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju ke arah kematian.

Kondisi Terminal adalah: Suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito ,2006).

Pasien Terminal adalah pasien-pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa mereka akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk (P.J.M. Stevens, dkk ,hal 282, 1999).

Diabetes Militus Penyakit Kanker Congestik Renal Falure Stroke. AIDS Gagal Ginjal Kronik Akibat Kecelakaan Fatal

Secara global, pada tahun 2011, lebih dari 29 juta (29.063.194) orang meninggal dari penyakit membutuhkan perawatan paliatif. Proporsi terbesar, 94% dari data tersebut merupakan orang dewasa dimana 69% berusia lebih dari 60 tahun dan 25% yang berusia 15-59 tahun. Hanya 6% dari semua orang yang membutuhkan perawatan paliatif adalah anak-anak (WHO,2014).



Struktur, proses, dan outcome model

struktur adalah system keluarga yang menerima perawatan dari tenaga professional di unit perawatan klinik/rumah sakit. Sedangkan proses merupakan tindakan yang diberikan, dalam hal ini tindakan keperawatan yang bertujuan memberikan sesuatu yang positif dan penyembuhan bagi pasien seperti : (1) bebas dari rasa sakit, (2) mengalami kenyamanan, (3) merasa dihargai dan dihormati, (4) berada dalam kedamaian dan ketenangan, dan (5) merasakan kedekatan dengan orang lain yang signifikan dan orang yang merawatnya

Dikenalkan oleh Ruland and More (1998)

Bebas dari rasa sakit

Merasa nyaman

Merasa dihargai dan dihormati

Berada dalam kedamaian dan ketenangan

Merasakan kedekatan dengan orang lain yang signifikan dan orang yang merawatnya.



Preference Teori



konsep utama adalah kualitas hidup (quality of life) hidup yang baik diartikan seseorang mendapatkan sesuatu sesuai dengan keinginan.

Menurut Yosep iyus (2007) tahap- tahap kematian dapat dibagi menjadi 5 : •

• • • •

 Denial and isolation (menolak dan mengisolasi diri) Anger ( marah) Bargaining ( tawar menawar )  – 

Depression ( depresi ) Acceptance ( penerimaan/menerima kematian ).

Denial, pada tahap ini kita dapat mempergunakan teknik komunikasi: •

Listening Dengarkan apa yang diungkapkan pasien Sient Mengkomunikasikan minat perawat pada pasien secara non verbal Broad opening Mengkomunikasikan topik / pikiran yang sedang dipikirkan pasien •











Bargaining Focusing Bantu pasien mengembangkan topik atau hal yang penting Sharing perception Menyampaikan pengertian perawat dan mempunyai kemampuan untuk meluruskan kerancuan • • • •

Acceptance •

Informing Membantu dalam memberikan penkes tentang aspek yang sesuai dengan kesejahteraan atau kemandirian pasien Broad opening Komunikasikan kepada pasien tentang apa yang dipikirkannya dan harapan harapannya Focusing Membantu pasien mendiskusikan hal yang mencapai topik utama dan menjaga agar tujuan komunikasi tercapai •



• •



 – 

Fase Denial •



Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan suasana tenang Menganjurkan pasien untuk tetap dalam pertahanan dengan tidak menghindar dari situasi sesungguhnya

Fase Anger •



Membiarkan pasien untuk mengekspresikan keinginan, menggambarkan apa yang akan dan sedang terjadi pada mereka. Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah injuri.

Fase Berganing •



Ajarkan pasien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang bermakna. Dengarkan pasien pada saat bercerita tentang hidupnya.

Fase Depresi • •

Perlakukan pasien dengan sabar, penuh perhatian dan tetap realitas. Kaji pikiran dan perasaan serta persepsi pasien jika ada asal pengertian harusnya diklarifikasi.

Fase Acceptance • •

Bina hubungan saling percaya. Pertahankan hubungan pasien dengan orang  orang terdekat  – 



TUJUAN





SASARAN

Tujuan umum kebijakan palliative sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan paliatif di Indonesia. Tujuan khususnya adalah terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia, tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan perawatan paliatif, tersedianya tenaga medis dan non medis yang terlatih, tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.

seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga, lingkungan yang memerlukan perawatan paliatif di mana pun pasien berada di seluruh Indonesia.



LINGKUP KEGIATAN

penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan keluhan fisik lain, asuhan keperawatan, dukungan psikologis, dukungan social, dukungan kultural dan spiritual, dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement ). Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan /rawat rumah (KEPMENKES, 2007).

Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan, pekerja sosial, rohaniawan, keluarga relawan.

Tempat perawatan paliatif yaitu Rumah sakit

Puskesmas Karang anyar belum memiliki penerapan End of Life Care dalam program kesehariannya.







End of Life Care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual

End of Life Care ditujukan agar tercapainya Peaceful End of Life  merupakan teori yang menjelaskan upaya tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pada pasien dengan tujuan memberikan sesuatu yang positif

Pelaksana perawatan paliatif adalah tenaga kesehatan, pekerja sosial, rohaniawan, keluarga relawan. Organisasi perawatan paliatif, menurut tempat pelayanan/sarana kesehatannya adalah: Kelompok Perawatan Paliatif dibentuk di tingkat puskesmas. Unit Perawatan Paliatif dibentuk di rumah sakit kelas D, kelas C dan kelas B non pendidikan. Instalasi Perawatan Paliatif dibentuk di Rumah sakit kelas B Pendidikan dan kelas A. Tata kerja organisasi perawatan paliatif bersifat koordinatif dan melibatkan semua unsur terkait

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF