Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Angka
August 28, 2017 | Author: Hadi Wahyono | Category: N/A
Short Description
Download Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Angka...
Description
2009
Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Angka
KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA Pengarah : Sudariyono Penanggung Jawab : Nursiwan Taqim Penyusun : 1. Maulyani Djajadilaga 2. Aksa Tejalaksana 3. Heru Harnowo 4. Agnes Swastikarina Gusthi 5. Sudarmanto Pengolah Data : 1. Abdul Aziz Sitepu 2. Wiyoga 3. Sishatantri Dombot Sunaryedi 4. Ikhsan Mulyawan Editor : Maulyani Djajadilaga Diterbitkan oleh : Asisten Deputi Urusan Data dan Informasi Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Gambar Sampul : Microsoft Clip Art
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Kata Pengantar
Pada tahun 1992 KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brazil, telah menghasilkan komitmen internasional dengan ditandatanganinya United Nations Framework Convention on Climate Change oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kemudian pada tahun 1994 pemerintah Republik Indonesia meratifikasi konvensi tersebut melalui Undang Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change. Di samping itu, sebagai salah satu penandatangan Deklarasi Millenium pada KTT Millenium yang diadakan oleh PBB pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia berkewajiban melaksanakan dan memantau perkembangan pencapaian indikator Millenium Development Goals (MDGs) pada tingkat nasional, khususnya untuk tujuan menjamin kelestarian lingkungan hidup dengan salah satu indikatornya adalah emisi CO2 (karbon dioksida) per kapita dan konsumsi bahan perusak ozon (CFC) . Pada tahun 2007 Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan The United Nations Children's Fund (UNICEF) dan sektor terkait, termasuk Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH), melakukan studi Alur Data Sektoral Indikator MDGs Tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota dengan lokasi studi di provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Sebagai tindak lanjut dari studi tersebut, sejak tahun 2008 Asisten Deputi Urusan Data dan Informasi Lingkungan mencoba untuk mengumpulkan data sumber-sumber emisi CO2 pada tingkat provinsi yang hasilnya kemudian dipublikasikan melalui buku Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Angka. Dalam buku edisi tahun 2009 ini kami mendapatkan data dari berbagai institusi pemerintah dan swasta baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih terutama kepada Badan Pusat Statistik, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen Perhubungan, Departemen Kesehatan, serta Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, atas kesediaannya untuk berbagi data. Semoga kerjasama yang baik ini dapat terus berlanjut di masa mendatang. Akhirnya, kami berharap agar buku ini dapat menjadi bahan masukan bagi para pemangku kepentingan dalam menetapkan kebijakan dalam pengendalian emisi gas rumah kaca. Jakarta,
Nopember 2009
Deputi MENLH Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas
Sudariyono EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
i
Daftar Isi Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
Daftar Tabel
iii
Daftar Gambar
v
Bab I Pendahuluan
1
A.
Latar Belakang
1
B.
Tujuan
2
C.
Ruang Lingkup
3
Bab II Metodologi Pengumpulan Data
4
B.
Pengolahan Data
4
C.
Penyajian Data
4
D.
Penghitungan Emisi GRK
5
Bab III Energi
11
A.
Rumah Tangga
11
B.
Industri
13
C.
Transportasi
16
Bab IV Industri
49
A.
Kelompok Industri Mineral
49
B.
Kelompok Industri Kimia
52
C.
Kelompok Industri Logam Dasar
53
Bab V Pertanian
61
A.
Lahan Sawah
61
B.
Peternakan
63
C.
Penggunaan Pupuk Urea
65
Bab VI Sampah
81
A.
Timbulan Sampah
81
B.
Emisi CO2 dan CH4
82
Bab VII Efek Rumah Kaca
89
A.
Dampak terhadap Iklim
89
B.
Dampak terhadap Kesehatan
91
Daftar Pustaka ii
4
A.
100 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Daftar Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1. Rumus Penghitungan Emisi CO2 dan CH4 2. Faktor Emisi Produk Bahan Bakar 3. Faktor Emisi Industri Kapur 4. Faktor Emisi Industri Semen 5. Faktor Emisi Industri Kimia 6. Faktor Emisi Industri Logam 7. Faktor Emisi Pengelolaan Lahan 8. Faktor Emisi dari Sampah 9. Komposisi Sampah 10. Konversi Satuan Energi 11. Rata-Rata Konsumsi BBM menurut Jenis Kendaraan 12. Kosumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar (SBM), 2000 - 2007 13. Jumlah Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007 14. Perkiraan Konsumsi Energi Rumah Tangga (SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007 15. Perkiraan Emisi CO2 (Ton) dari Rumah Tangga menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004 dan 2007 16. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 17. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2003 - 2005 18. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kosumsi Energi Industri menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2003 - 2005 19. Konsumsi Energi Transportasi (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 20. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan, 2000 - 2007 21. Perkiraan Konsumsi Energi dari Kendaraan Bermotor (SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 22. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kendaraan Bermotor menurut Provinsi, 2000 - 2007 23. Produksi Kapur (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2006 24. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006 25. Produksi Semen dan Clinker (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008 26. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Semen, 2004 - 2008 27. Produksi Amoniak (juta ton) menurut Provinsi, 2001 - 2008 28. Perkiraan Emisi CO2 (juta ton) dari Industri Amoniak, 2001 - 2008 29. Produksi Besi Baja (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2005 30. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Besi Baja (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2005 31. Produksi Logam Non Baja (ribu ton) menurut Provinsi, 2001 - 2005 32. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005 33. Luas Panen Padi (hektar) menurut Provinsi, 2003 - 2008 34. Perkiraan Emisi CH4 (ton) dari Lahan Sawah menurut Provinsi, 2003 - 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
5 6 6 7 7 7 7 8 8 8 9 19 19 22 25 28 29 32 35 35 41 48 57 57 57 58 58 58 59 59 59 59 67 68 iii
Tabel 35. Populasi Hewan Ternak (ribu ekor) menurut Provinsi dan Jenis Ternak, 2004 - 2007 Tabel 36. Populasi Hewan Unggas (ekor) menurut Provinsi dan Jenis Unggas, 2005 - 2007 Tabel 37. Perkiraan Emisi CH4 (Ton) dari Hewan Ternak menurut Provinsi, 2004 -2007 Tabel 38. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Provinsi, 2005 - 2007 Tabel 39. Konsumsi Pupuk Urea (ribu ton) menurut Provinsi, 2003 - 2007 Tabel 40. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Konsumsi Pupuk Urea menurut Provinsi, 2003 - 2007 Tabel 41. Perkiraan Timbulan Sampah (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008 Tabel 42. Perkiraan Jumlah Sampah di TPA (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008 Tabel 43. Perkiraan Emisi CO2 (gigagram) dari Sampah Dibakar menurut Provinsi, 2004 - 2008 Tabel 44. Perkiraan Emisi CH4 (gigagram) dari Sampah di TPA menurut Provinsi, 2004 - 2008 Tabel 45. Timbulan Sampah dan Sampah Terangkut (m3/tahun) di 170 Kota/Kabupaten menurut Provinsi, 2007 Tabel 46. Suhu Udara Maksimum (oC) menurut Provinsi, 2000 -2007 Tabel 47. Suhu Udara Minimum (oC) menurut Provinsi, 2000 - 2007 Tabel 48. Curah Hujan Maksimum menurut Provinsi, 2000 - 2007 Tabel 49. Persentase Kabupaten/Kota Terjangkit Demam Berdarah menurut Provinsi, 2001 - 2007 Tabel 50. Jumlah Penderita Demam Berdarah menurut Provinsi, 2003 - 2007 Tabel 51. Angka Kesakitan Malaria per 1000 penduduk menurut Provinsi, 2002 - 2007
iv
69 73 76 77 78 79 84 85 86 87 88 94 95 96 97 98 99
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Daftar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
1. 2. 3. 4.
Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Konsumsi Energi Nasional selain Listrik menurut Sektor, 2000 - 2007 Konsumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar, Tahun 2007 Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Rumah Tangga, 2000 - 2007 Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi LPG, Minyak Tanah, dan Kayu Bakar untuk Rumah Tangga menurut Pulau, Tahun 2001, 2004, dan 2007 Konsumsi Energi Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi (Solar, Minyak Tanah dan Batubara) Sektor Industri, menurut Pulau, 2003 - 2005 Perkiraan Emisi CO2 dari Pembangkit Tenaga Listrik PLN menurut Pulau, 2000 - 2004 Konsumsi Energi Sektor Transportasi, 2000 - 2007 Perkiraan Emisi CO2 dari Sektor Transportasi, 2000 - 2007 Perkiraan Emisi CO2 dari Kendaraan Bermotor menurut Pulau, 2000 - 2007 Produksi Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006 Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Kapur, 2002 - 2006 Produksi Semen dan Clinker menurut Provinsi, 2004 - 2008 Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Semen, 2004 - 2008 Produksi Amoniak menurut Provinsi, 2001 - 2008 Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Amoniak, 2001 - 2008 Produksi Besi Baja menurut Provinsi, 2002 - 2005 Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Besi Baja, 2002 - 2005 Produksi Logam Non Baja menurut Provinsi, 2001 - 2005 Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005 Luas Panen Padi menurut Pulau, 2003 - 2008 Perkiraan Emisi CH4 dari Lahan Sawah, 2003 - 2008 Perkiraan Distribusi Emisi CH4 dari Lahan Sawah menurut Pulau, 2008 Persentase Populasi Ternak menurut Jenis Ternak, 2007 Perkiraan Total Emisi CH4 dari Hewan Ternak menurut Pulau, 2004 - 2007 Persentase Populasi Unggas menurut Jenis Unggas, 2007 Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Pulau, 2005 - 2007 Konsumsi Pupuk Urea menurut Pulau, 2003 - 2007 Perkiraan Total Emisi CO2 dari Penggunaan Pupuk Urea, 2003 - 2007 Perkiraan Timbulan Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008 Komposisi Sampah di Indonesia, 2001 Perkiraan Total Emisi CO2 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008 Perkiraan Total Emisi CH4 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008 Suhu Udara Maksimum dan Minimum ( oC) di Indonesia, 2000 - 2007 Suhu Udara Maksimum menurut Pulau, 2000 - 2007 Suhu Udara Minimum menurut Pulau, 2000 - 2007 Curah Hujan Maksimum yang tercatat pada 33 stasiun menurut Pulau, 2003 - 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
11 12 12 13 14 14 15 16 17 17 18 49 50 51 51 52 53 54 54 55 56 61 62 62 63 63 64 64 65 66 81 82 82 83 89 90 90 91
v
Gambar 39. Persentase Kabupaten/Kota terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau, 2001 - 2007 Gambar 40. Persentase Desa terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau, 2005 dan 2008 Gambar 41. Angka Kesakitan Malaria, 2002 - 2007
vi
92 92 93
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Bab I Pendahuluan A.
Latar Belakang
Pemanasan global dan perubahan iklim adalah sebuah fenomena meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer akibat berbagai aktifitas manusia, seperti penggunaan bahan bakar fosil, perubahan tata guna lahan dan hutan, serta kegiatan pertanian dan peternakan. Salah satu GRK yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap pemanasan global dan perubahan iklim adalah CO2. Sejak tahun 1995, dunia internasional melakukan pertemuan rutin setiap tahun untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan iklim, termasuk solusi yang harus dilakukan. Akhirnya, pada tanggal 11 Desember 1997 Protokol Kyoto diadopsi dalam konferensi ketiga para pihak (COP3) UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) di Kyoto, Jepang. Protokol tersebut resmi berkekuatan hukum secara internasional pada tanggal 16 Februari 2005 setelah diratifikasi oleh 141 negara yang mewakili 61% dari seluruh emisi. Indonesia sendiri telah meratifikasi protokol tersebut pada tanggal 3 Desember 2004 melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium. Deklarasi ini menghimpun komitmen para pemimpin dunia untuk menangani isu perdamaian, keamanan, pembangunan, hak asasi dan kebebasan fundamental. Komitmen tersebut kemudian diterjemahkan menjadi Millennium Development Goals (MDGs) yang mempunyai delapan tujuan. Salah satu tujuan dari MDGs adalah menjamin kelestarian lingkungan hidup dengan target sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini. No. 1.
2.
3.
Target Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang
Indikator 1.
Proporsi lahan yang tertutup hutan
2.
Rasio luas kawasan lindung terhadap luas wilayah
3.
Konsumsi energi per unit PDB
4.
Emisi CO2 per kapita dan konsumsi bahan perusak ozon (CFC)
5.
Proporsi penduduk atau rumah tangga menggunakan bahan bakar padat untuk memasak
Menurunkan separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015
6.
Proporsi penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan
7.
Proporsi penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020
8.
Proporsi penduduk atau rumah tangga dengan status rumah tetap dan terjamin
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
1
Indikator pertama sampai dengan kelima berkaitan dengan pemanasan global dan perubahan iklim. Sementara indikator keenam dan ketujuh berkaitan dengan kualitas air dan permukiman yang keduanya tidak dibahas dalam buku ini. Upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai target-target yang tercantum dalam Millennium Development Goals perlu didukung oleh data sehingga hasilnya lebih terukur. Oleh karena itu pada tahun 2007 BPS bekerjasama dengan UNICEF dan sektor-sektor terkait seperti KNLH dan Departemen Kehutanan melakukan studi Alur Data Sektoral untuk Indikator MDGs Tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota. Berdasarkan hasil studi ini kemudian diketahui bahwa sebagian besar data untuk menghitung emisi CO2 dan GRK lainnya tersedia di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Pada Annex A Protokol Kyoto disebutkan sumber-sumber emisi GRK, antara lain dari sektor energi, sektor atau proses industri, sektor pertanian (termasuk lahan), dan limbah (sampah). Sumber-sumber emisi GRK dari sektor energi seperti penggunaan energi oleh industri, rumah tangga dan transportasi diperkirakan memberikan kontribusi terbesar pada emisi GRK, khususnya CO2. Data yang ada menunjukkan bahwa ternyata penyumbang terbesar CO2 dari konsumsi energi ini adalah rumah tangga. Penjelasan rinci mengenai konsumsi energi ini dibahas pada Bab III. Selanjutnya pada Bab IV dijelaskan beberapa jenis industri yang menghasilkan emisi GRK dari proses produksinya. Adanya perbedaan penggunaan satuan (unit) produksi dengan satuan yang digunakan pada pedoman IPCC menyebabkan tidak semua jenis industri dapat ditampilkan meskipun datanya tersedia. Selain itu, perbedaan penggunaan satuan ini juga menyebabkan banyak data produksi dari suatu jenis industri yang tidak dimasukkan dalam perhitungan sehingga total produksi yang dihasilkan tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Pada Bab V dijelaskan mengenai sumber-sumber emisi GRK yang berasal dari kegiatan pertanian seperti dari lahan penanaman padi (sawah), peternakan, dan penggunaan pupuk urea. Emisi GRK yang disebabkan oleh perubahan lahan dan hutan (LULUCF) tidak disajikan karena keterbatasan data. Selanjutnya pada Bab VI dijelaskan perkiraan produksi sampah di Indonesia berdasarkan populasi penduduk dan perkiraan emisi CO2 dan CH4 yang dihasilkan. Digunakannya angka prediksi produksi sampah ini disebabkan terbatasnya ketersediaan data. Data produksi sampah yang berasal dari program Adipura baru tersedia untuk 170 kabupaten/kota, sebagian besar berada di pulau Jawa, sehingga tidak dapat digambarkan secara nasional. Kemungkinan adanya dampak emisi GRK terhadap perubahan iklim seperti kenaikan suhu udara, dan perubahan pola curah hujan serta dampak terhadap kesehatan seperti penyakit malaria dan demam berdarah disajikan pada bab terakhir, yaitu Bab VII. B.
Tujuan
Tujuan dari penerbitan publikasi ini adalah : 1. Menyajikan data konsumsi dan atau produksi suatu bahan yang merupakan sumber emisi gas rumah kaca. 2. Menyajikan perkiraan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan yang tercantum dalam Annex A Protokol Kyoto. 2
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
3. Menyajikan data mengenai dampak dari emisi gas rumah kaca terhadap perubahan iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan, dan terhadap kesehatan. C.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyajian data pada buku ini adalah : 1. Data bersumber dari instansi pemerintah, lembaga-lembaga penelitian, dan perusahaan swasta yang telah dipublikasikan. 2. Data yang disajikan adalah data sumber emisi CO2 dan CH4. 3. Cakupan data dari tahun 2000 – 2007 atau 2008, tergantung pada publikasi terakhir dari instansi terkait. 4. Penyajian data dalam skala nasional dan provinsi.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
3
Bab II Metodologi A.
Pengumpulan Data
Data yang disajikan dalam publikasi ini sebagian besar merupakan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, dan Badan Meteorologi dan Geofisika. Data sekunder lainnya berasal dari situs PT. Pusri (www.pusri.co.id) untuk produksi amoniak dan pupuk urea, dan BPH Migas (www.bphmigas.go.id) untuk data konsumsi BBM bersubsidi rata-rata per hari per jenis kendaraan. Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Menyusun daftar sumber data yang diperkirakan memproduksi atau mempumyai data sumber-sumber emisi GRK yang tercantum dalam Protokol Kyoto. 2. Melakukan survei pendahuluan ke sumber-sumber data untuk mengetahui jenis data yang dihasilkan. 3. Menyusun formulir berdasarkan format yang ada pada pedoman inventarisasi GRK yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2006. 4. Membandingkan formulir dengan format data yang ada pada publikasi-publikasi yang telah dikeluarkan oleh sumber data; 5. Melakukan pertemuan teknis dengan sumber-sumber data untuk mendapatkan data terbaru dan untuk klarifikasi jika ada perbedaan format data. 6. Data yang sudah ada dan sesuai formatnya langsung diinput ke dalam basis data. B.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Untuk data sekunder yang satuannya sudah sesuai dan disajikan per Provinsi, maka data tersebut langsung dikalikan dengan faktor emisi yang sudah ditentukan oleh IPCC. 2. Data yang berbeda satuannya dengan satuan yang digunakan dalam pedoman tidak dimasukkan dalam perhitungan. Perbedaan satuan dimaksud misalnya pedoman menetapkan satuannya dalam berat (kg, ton, dll) sementara data yang tersedia dalam satuan volume atau luas. 3. Untuk data per Provinsi yang dinyatakan dalam persentase, diolah terlebih dahulu sehingga didapatkan angka absolutnya. 4. Data yang belum atau yang tidak tersedia per Provinsi diolah terlebih dahulu dengan data lain yang mempunyai keterkaitan sehingga didapatkan angka rata-rata per Provinsi. C.
Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Data sumber-sumber emisi GRK yang sudah diolah disajikan sesuai dengan sektor atau kegiatan penghasil emisi GRK yaitu energi, industri, pertanian, dan sampah. 2. Data efek rumah kaca sebagai dampak dari GRK disajikan pada bab terakhir. 4
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
3. Data yang disajikan adalah data produksi atau konsumsi atau luas (untuk lahan) sumber emisi, dan data perkiraan emisi dari masing-masing sumber tersebut. 4. Penyajian tabel-tabel per provinsi dan per sektor sumber emisi didahului dengan ulasan singkat yang dilengkapi dengan gambar (grafik). D.
Penghitungan Emisi GRK
Pada dasarnya penghitungan emisi GRK menggunakan rumus dasar sebagai berikut : Emisi
GRK
=
Ai x EFi
i
Dimana : Emisi
GRK
= Emisi suatu gas rumah kaca (CO2, CH4, N2O)
Ai
= Konsumsi bahan jenis i atau jumlah produk i
EFi
= Faktor Emisi dari bahan jenis i atau produk i
Faktor emisi ditentukan berdasarkan penelitian dan sangat spesifik untuk setiap bahan atau produk. Oleh karena belum ada faktor emisi yang spesifik untuk Indonesia, maka digunakan faktor emisi yang sudah ditentukan oleh IPCC. Rumus yang digunakan untuk menghitung emisi CO2 dan CH4 dari beberapa sumber emisi dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan faktor emisi disajikan pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 8. Tabel 1. Rumus Penghitungan Emisi CO2 dan CH4 Sumber Emisi Konsumsi Energi
Rumus EmisiCO2 = Ci x EFi
Industri Semen
EmisiCO2 = Psemen x Fclinker x EFclinker
Keterangan Ci = konsumsi bahan bakar jenis i EFi = faktor emisi CO2 bahan bakar jenis i Psemen = jumlah produksi semen (ton) Fclinker = fraksi clinker dalam semen EFclinker = faktor emisi CO2 clinker
Industri Kapur
EmisiCO2 = Pkapur x EFkapur
Industri Amoniak
EmisiCO2 = Pamoniak x EFamoniak
Pkapur = jumlah produksi kapur (ton) EFkapur = faktor emisi CO2 kapur Pamoniak = jumlah produksi amoniak (ton) EFamoniak = faktor emisi CO2 amoniak
Industri Metanol
EmisiCO2 = Pmetanol x EFCO2-metanol
Pmetanol = jumlah produksi metanol
EmisiCH4 = Pmetanol x EFCH4-metanol
EFCO2-metanol = faktor emisi CO2 metanol EFCH4-metanol = faktor emisi CH4 metanol
Industri Besi Baja
EmisiCO2 = Pbesi-baja x EFbesi-baja
Industri Besi
EmisiCO2 = Pbesi x EFbesi
Pbesi-baja = jumlah produksi besi baja (ton) EFbesibaja = faktor emisi CO2 besi baja Pbesi = jumlah produksi besi (ton) EFbesi = faktor emisi besi
Lahan Sawah
EmisiCH4 = LT x HT x EFsawah
LT = luas penanaman padi (Ha) HT = lamanya penanaman (hari) EFsawah = faktor emisi sawah
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
5
Sumber Emisi Hewan Ternak (Fermentasi)
Rumus EmisiCH4 = JHT x EFfermentasi
Keterangan JHT = jumlah hewan ternak
Hewan Ternak (Pupuk)
EmisiCH4 = JHT x EFppk-ternak
EFfermentasi = faktor emisi fermentasi
Hewan Unggas (Pupuk)
EmisiCH4 = JHU x EFppk-unggas
EFppk-ternak = faktor emisi pupuk ternak JHU = jumlah hewan unggas EFppk-unggas = faktor emisi pupuk unggas Konsumsi Pupuk Urea
EmisiCO2 = Kurea x EFurea
Kurea = konsumsi pupuk urea
Sampah (pembakaran)
EmisiCO2 = JSB x FSi x EFCO2-i
JSB = jumlah sampah dibakar (ton)
EmisiCH4 = JSB x EFCH4
FSi = fraksi sampah jenis i (%)
EFurea = faktor emisi pupuk urea
EFCO2-i = faktor emisi CO2 sampah jenis i i = makanan, kertas, tekstil, karet, kayu EFCH4 = faktor emisi CH4 dari sampah Sampah (kompos)
EmisiCH4 = JSK x EFCH4
JSK = jumlah sampah yang dikompos EFCH4 = faktor emisi CH4 dari kompos
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006 Tabel 2. Faktor Emisi Produk Bahan Bakar Faktor Emisi CO2
Satuan
1.
No. Bensin
Produk
69.300
Kg/TJ
2.
Solar
74.100
Kg/TJ
3.
Minyak Tanah
71.900
Kg/TJ
4.
Batubara
94.600
Kg/TJ
5.
LPG
63.100
Kg/TJ
6.
Briket Batubara
97.500
Kg/TJ
7.
Arang Kayu
112.000
Kg/TJ
8.
Kayu Bakar
112.000
Kg/TJ
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006 Tabel 3. Faktor Emisi Industri Kapur
Tipe Kapur
Kapur Kalsium Tinggi
Rasio Stoikiometri [ton CO2 per ton CaO atau CaO·MgO] 0.785
Kisaran Kandungan CaO [%]
Kisaran Kandungan MgO [%]
93-98
0.3-2.5
Nilai Kandungan CaO atau CaO·MgO [Fraksi] 0.95
Faktor Emisi [ton CO2 per ton kapur] 0.75
Kapur Dolomit
0.913
55-57
38-41
0.95 or 0.85
0.86 atau 0.77
Kapur Hidraulik
0.785
65-92
NA
0.75
0.59
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
6
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 4. Faktor Emisi Industri Semen Faktor Emisi (EF) (ton CO2/ton clinker)
Fraksi Clinker
Tipe Semen Portland
90%
Lainnya
75%
0,52
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006 Tabel 5. Faktor Emisi Industri Kimia No.
Produk
Faktor Emisi CO2
Satuan
1.
Amoniak
3,273
ton CO2/ton amoniak
2.
Karbit
11,60
ton CO2/ton karbit
3.
Metanol
0,67
ton CO2/ton metanol
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006 Tabel 6. Faktor Emisi Industri Logam No. 1. 2. 3. 4. 5.
Produk Besi baja (billet) Besi baja (lainnya) Alumunium Seng Timah Hitam
Faktor Emisi CO2 0,03 1,06 1,70 1,72 0,52
Satuan ton CO2/ton besi baja ton CO2/ton besi baja ton CO2/ton alumunium Ton CO2/ton seng ton CO2/ton timah hitam
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006 Tabel 7. Faktor Emisi Pengelolaan Lahan No. 1. 2. 3.
4.
5.
Produk Lahan Sawah Konsumsi Pupuk Urea Hewan Ternak (Fermentasi Pencernaan) Sapi perah Sapi potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Hewan Ternak (Pupuk Kandang) Sapi perah Sapi potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Hewan Unggas (Pupuk Kandang) Ayam pedaging Ayam petelur Itik
Faktor Emisi CH4 1,30 0,20 *)
Satuan ton CH4/ha lahan sawah ton CO2/ton konsumsi pupuk
61 47 55 18 5 5 1
kg/ekor kg/ekor kg/ekor kg/ekor kg/ekor kg/ekor kg/ekor
31 1 2 2,19 0,2 0,22 7
kg/ekor kg/ekor kg/ekor kg/ekor kg/ekor kg/ekor kg/ekor
0,02 0,03 0,03
kg/ekor kg/ekor kg/ekor
Keterangan : *) Faktor emisi CO2 Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
7
Tabel 8. Faktor Emisi dari Sampah No. 1.
Faktor Emisi CO2 (Kg/Gg sampah)
Produk
Faktor Emisi CH4 (Kg/Gg sampah) 6500
Sampah (dibakar)
2.
Makanan
0,323
Kertas
0,009
Plastik
1,595
Kayu
0,904
Tekstil
1,595
Karet
0,239
Lainnya
0,239
Sampah (dikompos)
--
10
Sumber : Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca, IPCC, 2006 Tabel 9. Komposisi Sampah No.
Jenis Sampah
Persentase
1
Bahan organik
65%
2
Kertas
13%
3
Kayu/bambu
3%
4
Kain
1%
5
Karet/kulit
1%
6
Plastik
11%
7
Logam
1%
8
Gelas
1%
9
Lainnya
4%
Sumber : BPS, 2001 Tabel 10. Konversi Satuan Energi No.
Produk Energi
Satuan
Konversi (SBM)
1.
Bensin
Kiloliter
5,8275
2.
Solar (ADO)
Kiloliter
6,4871
3.
Minyak Tanah
Kiloliter
5,9274
4.
Minyak Diesel (IDO)
Kiloliter
6,6078
5.
Minyak Bakar (FO)
Kiloliter
6,9612
6.
Batubara
Ton
4,2000
7.
LPG
Ton
8,5246
8.
Briket Batubara
Ton
3,5638
9.
Listrik
MWh
0,6130
10.
Arang Kayu
Ton
4,9713
11.
Kayu Bakar
Ton
2,2979
12.
Oli (pelumas)
Kiloliter
6,4156
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2007, ESDM
8
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 11. Rata-Rata Konsumsi BBM menurut Jenis Kendaraan No.
Jenis Kendaraan
Premium (liter/hari)
Solar (liter/hari)
11,85
17,45
Penumpang pribadi
9,90
11,96
Penumpang umum
24,74
28,68
Bus besar pribadi
--
34,68
5
Bus besar umum
--
84,29
6
Bus kecil pribadi
--
17,77
7
Bus kecil umum
--
45,52
8
Truk besar
--
61,54
9
Truk kecil
--
20,74
10
Roda tiga
10,16
--
11
Roda dua
1,85
--
1
Beban
2 3 4
Sumber : Survei Perilaku Penggunaan BBM bersubsidi, BPH Migas, 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
9
Bab III Energi Dibandingkan dengan sumber lainnya, sektor energi merupakan penyumbang terbesar gas rumah kaca (GRK) khususnya CO2. Konsumsi energi dapat dibagi atas 4 sektor pengguna yaitu transportasi, industri, komersial, dan rumah tangga. Gambar 1 menunjukkan kontribusi konsumsi energi selain listrik dari 4 sektor tersebut. Gambar 1. Konsumsi Energi Nasional selain Listrik menurut Sektor, 2000 - 2007
A.
Rumah Tangga
Menurut jenis bahan bakar yang digunakan, pada tahun 2007 biomasa paling banyak digunakan oleh rumah tangga yaitu sekitar 79%, dan pada urutan berikutnya adalah minyak tanah dan LPG masing-masing sebesar 17% dan 3%. Dibandingkan dengan tahun 2006, konsumsi minyak tanah cenderung menurun dan konsumsi gas/LPG cenderung meningkat. Emisi CO2 yang dihasilkan dari konsumsi energi sektor rumah tangga ini diperkirakan ratarata mencapai 178 juta ton per tahun dan kontribusi terbesar berasal dari penggunaan biomasa.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
11
Gambar 2. Konsumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar, Tahun 2007
Gambar 3. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Rumah Tangga, 2000 - 2007
12
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Berdasarkan wilayah kepulauan, maka rumah tangga di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar emisi CO2 yang bersumber dari penggunaan energi yaitu lebih dari 100 juta ton per tahun. Gambar 4. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi LPG, Minyak Tanah, dan Kayu Bakar untuk Rumah Tangga menurut Pulau, Tahun 2001, 2004, dan 2007
B.
Industri
Sektor industri merupakan pengguna energi terbesar kedua setelah sektor rumah tangga. Jenis bahan bakar utama yang digunakan sektor industri ini adalah biomasa, batubara, dan gas. Semakin mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan konsumsi batubara untuk industri meningkat tajam sejak tahun 2004. Pada tahun 2007 konsumsi batubara untuk industri tercatat mencapai 120 juta SBM. Dalam periode tahun 2000 – 2003, emisi CO2 dari konsumsi energi sektor industri menurun dari 130 juta ton menjadi 119 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya konsumsi biomasa, minyak diesel, dan minyak bakar. Mulai tahun 2004 emisi CO2 kembali meningkat hingga mencapai 154 juta ton pada tahun 2007. Peningkatan emisi CO2 ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi batubara.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
13
Gambar 5. Konsumsi Energi Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007
Gambar 6. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007
Data hasil survei industri yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2003 – 2005 terdapat sekitar 20 ribu industri di Indonesia yang 14
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
menggunakan bahan bakar solar, minyak tanah, dan batubara. Penggunaan bahan bakar tersebut menyebabkan emisi CO2 di pulau Jawa menempati urutan tertinggi, diikuti Sulawesi, Kalimantan, Maluku – Papua, dan Bali – Nusa Tenggara. Di pulau Jawa emisi CO2 dari industri yang menggunakan ketiga bahan bakar tersebut terus meningkat dari sekitar 13 juta ton pada tahun 2003 menjadi 24 juta ton pada tahun 2005. Gambar 7. Perkiraan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi (Solar, Minyak Tanah dan Batubara) Sektor Industri, menurut Pulau, 2003 - 2005
Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) sebagai industri penghasil energi juga menggunakan bahan bakar minyak untuk mesin-mesin pembangkit tenaga listriknya. Bahan bakar yang digunakan adalah solar, minyak diesel, residu, gas alam, batubara dan panas bumi. Pada tahun 2004 total emisi CO2 yang dikeluarkan dari penggunaan berbagai jenis bahan bakar tersebut diperkirakan mencapai 55 juta ton dengan emisi terbesar berasal dari pembangkit tenaga listrik di pulau Jawa dan Sumatera.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
15
Gambar 8. Perkiraan Emisi CO2 dari Pembangkit Tenaga Listrik PLN menurut Pulau, 2000 - 2004
C.
Transportasi
Sektor transportasi merupakan pengguna energi terbesar ketiga setelah sektor rumah tangga dan industri. Data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa total konsumsi energi di sektor ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 konsumsi energi untuk transportasi sebesar 140 juta sbm, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 179 juta sbm. Meskipun demikian dibandingkan dengan tahun 2005, konsumsi energi sektor transportasi menurun sebesar 4 persen pada tahun 2006. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh kenaikan harga bahan minyak (BBM) pada tahun tersebut. Secara nasional, emisi CO2 yang dihasilkan dari sektor transportasi juga meningkat yaitu dari 58 juta ton pada tahun 2000 menjadi 73 juta ton pada tahun 2007. Kontribusi emisi CO2 terbesar berasal dari konsumsi premium dan turunannya (pertamax, pertamax plus dan super TT), dan solar.
16
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 9. Konsumsi Energi Sektor Transportasi, 2000 - 2007
Gambar 10. Perkiraan Emisi CO2 dari Sektor Transportasi, 2000 - 2007
Perhitungan emisi CO2 menurut provinsi dilakukan berdasarkan jumlah kendaraan per provinsi dan rata-rata konsumsi BBM nasional pada tahun bersangkutan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pulau Jawa dan Sumatera merupakan penyumbang emisi CO2 EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
17
tertinggi. Pada tahun 2007 emisi CO2 dari kendaraan bermotor di pulau Jawa dan Sumatera masing-masing diperkirakan mencapai 40 juta ton dan 14 juta ton. Gambar 11. Perkiraan Emisi CO2 dari Kendaraan Bermotor menurut Pulau, 2000 - 2007
Perkiraan emisi CO2 dari kendaraan bermotor pada tahun 2007 menunjukkan pula bahwa provinsi DKI Jakarta merupakan penyumbang emisi terbesar, yaitu 16 juta ton. Provinsi lainnya yang perkiraan emisinya lebih dari 5 juta ton adalah provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan provnsi dengan perkiraan emisi CO2 terkecil adalah Maluku Utara yaitu sebesar 2 ribu ton.
18
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 12. Kosumsi Energi Rumah Tangga menurut Jenis Bahan Bakar (SBM), 2000 - 2007 Tahun
Industri
Transportasi
Rumah Tangga
Komersil
Lainnya
2000
258.020.370
139.151.571
277.840.029
11.725.193
29.213.883
2001
253.167.740
148.229.565
280.912.234
11.900.098
30.585.603
2002
248.389.416
151.466.260
282.198.292
11.781.378
29.998.549
2003
230.847.791
156.200.454
287.133.102
11.246.346
28.445.439
2004
263.249.954
178.340.975
290.463.757
12.424.641
31.689.808
2005
261.420.944
178.418.926
289.579.277
11.888.031
29.102.164
2006
277.332.331
170.077.559
285.893.152
10.725.105
25.936.875
2007
297.449.186
179.083.756
289.567.878
10.660.507
24.912.049
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2007, ESDM Tabel 13. Jumlah Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007 No. 1
2
3
4
5
6
7
Propinsi N. Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
-
-
-
2004
111.117
933.966
485.095
2007
108.449
339.469
468.441
2001
137.286
1.210.779
1.151.532
2004
191.849
2.564.168
1.047.117
2007
260.735
1.347.961
1.213.634
2001
85.578
343.128
554.880
2004
108.278
987.998
621.180
2007
129.308
321.639
637.877
2001
73.202
601.962
451.712
2004
144.175
1.289.798
466.488
2007
143.331
529.981
411.825
2001
42.174
205.583
321.295
2004
68.200
609.224
402.178
2007
82.720
177.296
354.793
2001
124.085
535.061
801.918
2004
187.153
1.464.718
873.382
2007
199.746
577.702
808.684
2001
18.007
131.565
197.867
2004
35.472
362.966
246.143
2007
39.720
92.349
256.075
19
No. 8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Propinsi Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
B al i
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Tahun
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
79.690
348.482
1.144.733
2004
126.243
1.595.269
1.246.462
2007
132.713
310.380
1.311.549
2001
17.698
110.467
79.223
2004
47.239
227.934
116.543
2007
66.478
113.472
85.909
2001
-
-
-
2004
-
-
-
2007
56.480
264.886
46.493
2001
640.807
1.359.734
6.250
2004
752.985
1.603.240
6.456
2007
775.348
1.312.651
6.121
2001
748.626
5.843.683
2.530.797
2004
1.091.992
9.113.185
2.906.880
2007
1.220.297
5.145.092
3.869.903
2001
504.810
2.768.160
4.360.010
2004
723.283
7.074.979
5.101.402
2007
755.379
2.227.943
5.290.196
2001
109.376
288.622
433.533
2004
174.336
697.248
497.280
2007
173.313
241.289
519.523
2001
543.400
4.102.100
4.391.850
2004
751.361
8.905.721
5.248.566
2007
687.672
3.431.311
5.681.598
2001
290.891
1.150.950
490.890
2004
367.766
1.898.562
645.498
2007
371.221
1.021.532
772.328
2001
179.440
221.360
362.720
2004
255.245
526.096
411.738
2007
195.474
209.639
437.958
2001
30.031
462.336
511.356
2004
19.486
1.011.980
624.386
2007
18.102
376.229
702.398
2001
3.335
128.390
647.189
2004
1.233
849.460
745.414
2007
5.049
118.503
812.092
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. 20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Propinsi Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
32.526
310.395
530.419
2004
61.789
869.232
599.508
2007
78.903
259.788
577.650
2001
6.603
224.660
237.192
2004
10.685
466.411
254.241
2007
12.332
191.697
288.047
2001
32.578
397.289
337.786
2004
34.444
801.891
398.402
2007
54.246
375.493
446.651
2001
82.878
313.182
180.529
2004
148.999
617.606
156.408
2007
141.908
384.660
174.846
2001
3.761
275.552
246.831
2004
2.209
555.329
327.275
2007
5.581
258.607
305.061
2001
6.149
112.039
362.275
2004
17.952
522.086
409.939
2007
13.928
126.432
381.523
2001
343.587
482.511
908.726
2004
531.638
1.794.374
1.213.250
2007
250.139
489.715
927.150
2001
6.626
136.811
252.885
2004
38.318
425.650
307.886
2007
13.514
122.309
293.278
2001
-
-
-
2004
575
226.596
159.712
2007
2.204
75.527
162.148
2001
tad
tad
tad
2004
tad
tad
tad
2007
13.758
31.804
177.478
2001
tad
tad
tad
2004
1.024
251.802
156.262
2007
3.316
89.976
182.060
2001
-
-
-
2004
419
178.760
145.800
2007
1.553
50.788
146.333
21
No. 32
33
Propinsi Irian Jaya Barat
Papua
Indonesia
Tahun
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
-
-
-
2004
-
-
-
2007
4.656
66.429
98.344
2001
4.802
179.952
349.637
2004
2.947
445.421
402.221
2007
4.026
157.334
315.638
2001
4.147.945
22.244.752
21.844.032
2004
6.008.411
48.871.670
26.223.111
2007
6.021.599
20.839.881
28.163.603
Sumber : Diolah dari Statistik Indonesia 2008 dan Statistik Lingkungan Hidup 2008, BPS Tabel 14. Perkiraan Konsumsi Energi Rumah Tangga (SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004, dan 2007 No.
Propinsi
1
N. Aceh Darussalam
2
3
4
5
6
7
22
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Tahun
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
-
-
-
2004
123.139
1.162.558
4.135.532
2007
150.304
818.201
3.839.871
2001
204.271
3.392.576
12.170.080
2004
212.606
3.191.759
8.926.894
2007
361.363
3.248.909
9.948.320
2001
127.333
961.437
5.864.304
2004
119.994
1.229.814
5.295.689
2007
179.214
775.228
5.228.761
2001
108.918
1.686.683
4.773.959
2004
159.774
1.605.482
3.976.908
2007
198.649
1.277.382
3.375.785
2001
62.752
576.040
3.395.634
2004
75.579
758.334
3.428.652
2007
114.645
427.326
2.908.286
2001
184.629
1.499.228
8.475.150
2004
207.403
1.823.213
7.445.761
2007
276.836
1.392.399
6.628.888
2001
26.794
368.642
2.091.173
2004
39.310
451.804
2.098.418
2007
55.050
222.583
2.099.080
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
Propinsi
Tahun
8
Lampung
2001
118.573
976.439
12.098.224
2004
139.902
1.985.717
10.626.345
2007
183.933
748.091
10.750.945
2001
26.333
309.526
837.274
2004
52.350
283.722
993.552
2007
92.135
273.494
704.207
2001
-
-
-
2004
-
-
-
2007
78.278
638.438
381.110
2001
953.470
3.809.945
66.050
2004
834.456
1.995.639
55.039
2007
1.074.587
3.163.803
50.176
2001
1.113.896
16.373.870
26.746.976
2004
1.210.143
11.343.673
24.781.756
2007
1.691.260
12.400.904
31.722.112
2001
751.117
7.756.322
46.079.198
2004
801.541
8.806.609
43.490.515
2007
1.046.911
5.369.875
43.364.448
2001
162.742
808.713
4.581.838
2004
193.199
867.902
4.239.416
2007
240.201
581.563
4.258.597
2001
808.536
11.493.992
46.415.702
2004
832.657
11.085.431
44.745.118
2007
953.073
8.270.281
46.572.820
2001
432.822
3.224.936
5.188.024
2004
407.558
2.363.243
5.503.005
2007
514.490
2.462.136
6.330.878
2001
266.992
620.246
3.833.442
2004
282.862
654.860
3.510.155
2007
270.916
505.280
3.590.000
2001
44.684
1.295.455
5.404.317
2004
21.594
1.259.667
5.323.025
2007
25.088
906.801
5.757.647
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
B al i
Nusa Tenggara Barat
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
23
No.
Propinsi
19
Nusa Tenggara Timur
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
24
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Tahun
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
4.962
359.745
6.839.885
2004
1.367
1.057.369
6.354.811
2007
6.997
285.622
6.656.823
2001
48.396
869.718
5.605.783
2004
68.474
1.081.980
5.110.931
2007
109.354
626.150
4.735.072
2001
9.825
629.493
2.506.789
2004
11.841
580.566
2.167.458
2007
17.091
462.036
2.361.160
2001
48.473
1.113.193
3.569.920
2004
38.171
998.157
3.396.459
2007
75.182
905.028
3.661.261
2001
123.315
877.528
1.907.933
2004
165.121
768.767
1.333.411
2007
196.676
927.123
1.433.232
2001
5.595
772.091
2.608.653
2004
2.448
691.248
2.790.091
2007
7.736
623.304
2.500.622
2001
9.149
313.931
3.828.741
2004
19.894
649.869
3.494.817
2007
19.303
304.732
3.127.393
2001
511.230
1.351.986
9.603.965
2004
589.161
2.233.555
10.343.213
2007
346.678
1.180.332
7.599.973
2001
9.859
383.340
2.672.637
2004
42.464
529.829
2.624.796
2007
18.730
294.794
2.404.043
2001
-
-
-
2004
637
282.056
1.361.578
2007
3.055
182.039
1.329.151
2001
-
-
-
2004
-
-
-
2007
19.068
76.655
1.454.813
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
Propinsi
30
Maluku
31
32
33
Tahun
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Papua
Indonesia
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
-
-
-
2004
1.135
313.431
1.332.170
2007
4.596
216.864
1.492.369
2001
-
-
-
2004
464
222.513
1.242.977
2007
2.152
122.411
1.199.514
2001
-
-
-
2004
-
-
-
2007
6.454
160.110
806.140
2001
7.146
504.221
3.695.171
2004
3.266
554.439
3.429.014
2007
5.579
379.213
2.587.327
2001
6.171.810
62.329.296
230.860.821
2004
6.658.509
60.833.207
223.557.504
2007
8.345.583
50.229.108
230.860.821
Sumber : Dihitung berdasarkan rata-rata penggunaan energi untuk memasak per rumah tangga Tabel 15. Perkiraan Emisi CO2 (Ton) dari Rumah Tangga menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar untuk Memasak, Tahun 2001, 2004 dan 2007 No. 1
2
3
4
5
Propinsi N. Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
-
-
-
2004
47.397
509.886
2.825.395
2007
57.854
358.855
2.623.400
2001
78.626
1.487.950
8.314.599
2004
81.834
1.399.874
6.098.854
2007
139.092
1.424.939
6.796.692
2001
49.012
421.677
4.006.493
2004
46.187
539.384
3.618.015
2007
68.981
340.007
3.572.289
2001
41.924
739.762
3.261.569
2004
61.499
704.148
2.717.023
2007
76.462
560.247
2.306.336
2001
24.154
252.645
2.319.897
2004
29.091
332.598
2.342.455
2007
44.128
187.421
1.986.941
25
No. 6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
26
Propinsi Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Tahun
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
71.065
657.546
5.790.222
2004
79.831
799.643
5.086.944
2007
106.557
610.692
4.528.856
2001
10.313
161.683
1.428.689
2004
15.131
198.157
1.433.639
2007
21.189
97.623
1.434.091
2001
45.640
428.257
8.265.507
2004
53.850
870.916
7.259.919
2007
70.797
328.105
7.345.046
2001
10.136
135.755
572.026
2004
20.150
124.438
678.795
2007
35.464
119.952
481.114
2001
-
-
-
2004
-
-
-
2007
30.130
280.012
260.374
2001
367.000
1.671.004
45.125
2004
321.191
875.267
37.602
2007
413.619
1.387.612
34.280
2001
428.750
7.181.415
18.273.534
2004
465.796
4.975.222
16.930.896
2007
650.983
5.438.913
21.672.547
2001
289.112
3.401.845
31.481.308
2004
308.521
3.862.490
29.712.720
2007
402.966
2.355.174
29.626.591
2001
62.641
354.693
3.130.311
2004
74.364
380.653
2.896.369
2007
92.456
255.068
2.909.473
2001
311.213
5.041.150
31.711.208
2004
320.498
4.861.959
30.569.865
2007
366.847
3.627.263
31.818.550
2001
166.597
1.414.424
3.544.458
2004
156.873
1.036.495
3.759.653
2007
198.033
1.079.868
4.325.256
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. 17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Propinsi B al i
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
102.768
272.034
2.619.008
2004
108.876
287.215
2.398.138
2007
104.278
221.611
2.452.688
2001
17.199
568.174
3.692.229
2004
8.312
552.477
3.636.690
2007
9.657
397.714
3.933.625
2001
1.910
157.781
4.673.010
2004
526
463.751
4.341.607
2007
2.693
125.271
4.547.941
2001
18.628
381.450
3.829.871
2004
26.356
474.546
3.491.788
2007
42.092
274.623
3.235.001
2001
3.782
276.089
1.712.638
2004
4.558
254.631
1.480.807
2007
6.579
202.644
1.613.144
2001
18.658
488.236
2.438.969
2004
14.692
437.782
2.320.461
2007
28.938
396.936
2.501.374
2001
47.465
384.875
1.303.500
2004
63.557
337.174
910.986
2007
75.703
406.627
979.184
2001
2.154
338.631
1.782.231
2004
942
303.175
1.906.190
2007
2.977
273.375
1.708.425
2001
3.522
137.687
2.615.796
2004
7.658
285.026
2.387.659
2007
7.430
133.652
2.136.635
2001
196.778
592.967
6.561.429
2004
226.774
979.615
7.066.483
2007
133.440
517.682
5.192.301
2001
3.795
168.129
1.825.946
2004
16.345
232.378
1.793.261
2007
7.209
129.294
1.642.442
27
No. 28
29
30
31
32
33
Propinsi
Tahun
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Papua
Indonesia
Gas/LPG
Kerosene
Kayu Bakar
2001
-
-
-
2004
245
123.707
930.230
2007
1.176
79.840
908.076
2001
-
-
-
2004
-
-
-
2007
7.339
33.620
993.928
2001
-
-
-
2004
437
137.468
910.138
2007
1.769
95.114
1.019.587
2001
-
-
-
2004
179
97.592
849.202
2007
829
53.688
819.508
2001
-
-
-
2004
-
-
-
2007
2.484
70.223
550.755
2001
2.750
221.146
2.524.541
2004
1.257
243.172
2.342.702
2007
2.147
166.319
1.767.662
2001
2.375.592
27.337.006
157.724.113
2004
2.562.927
26.680.836
152.734.486
2007
3.212.299
22.029.984
157.724.113
Sumber : Dihitung berdasarkan faktor emisi (default emission factor) yang ditetapkan oleh IPCC, 2006 Tabel 16. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 Bahan Bakar
2000
2002
2003
2005
2006
Biomasa
58.980
55.186
52.305
50.168
46.916
43.920
46.677
42.109
Batubara
36.061
37.023
38.699
32.075
55.343
65.743
89.044
121.800
101
92
97
92
97
109
113
155
86.825
81.861
80.508
79.210
85.076
86.277
82.845
79.722
4.219
4.160
3.955
3.980
4.012
3.851
3.394
3.352
ADO
37.171
39.458
38.828
37.398
42.986
39.929
35.027
33.787
IDO
8.008
7.735
7.311
6.358
5.862
4.843
2.627
1.422
FO
25.581
26.680
25.596
20.756
21.859
15.617
16.154
13.856
LPG
1.074
972
1.091
810
1.100
1.134
1.449
1.245
258.020
253.168
248.389
230.848
263.250
261.421
277.332
297.449
Briket Gas Kerosene
Total
2001
2004
2007
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2008, ESDM
28
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 17. Konsumsi Energi Industri (ribu SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2003 - 2005 No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Provinsi
NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Jenis Bahan Bakar Solar
Minyak Tanah
Batubara
2003
364,42
-
0,61
2004
792,91
0,02
0,41
2005
80,29
0,03
0,18
2003
1.437,20
22,27
0,16
2004
2.356,14
288,76
37,71
2005
1.727,55
192,49
9,32
2003
290,03
1,75
2.795,64
2004
416,30
2,15
337,77
2005
300,53
2,15
3.122,16
2003
4.831,57
0,23
-
2004
2.286,07
0,72
1.551,57
2005
2.021,16
2,40
1.591,50
2003
2.405,80
1,44
0,02
2004
2.061,72
37,85
0,08
2005
2.489,94
0,79
0,11
2003
925,30
12,79
13,94
2004
959,51
2,00
0,00
2005
2.299,50
4,96
607,65
2003
709,83
0,37
-
2004
42,55
0,35
-
2005
25,23
0,47
-
2003
796,79
12,02
42,54
2004
1.148,77
12,89
18,82
2005
2.096,77
24,11
21,70
2003
182,65
0,15
-
2004
82,98
0,51
0,00
2005
76,33
4,36
6,32
2003
-
-
-
2004
518,26
9,03
0,78
2005
456,41
4,61
35,47
2003
1.697,08
28,77
34,48
2004
2.557,84
38,68
10,61
2005
2.986,94
32,23
9,31
29
No.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
30
Provinsi
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Tahun
Jenis Bahan Bakar Solar
Minyak Tanah
Batubara
2003
9.477,61
237,92
1.267,22
2004
13.190,69
167,78
487,67
2005
17.789,47
249,52
1.152,10
2003
2.956,67
68,13
821,71
2004
3.738,96
116,88
962,68
2005
2.352,27
104,52
2.370,29
2003
114,82
10,48
4,36
2004
117,06
35,30
13,28
2005
98,54
18,66
3,53
2003
4.132,29
92,84
616,98
2004
4.068,32
121,88
3.354,37
2005
4.559,11
199,55
5.112,95
2003
5.729,86
26,57
47,13
2004
14.848,51
57,47
270,35
2005
11.884,84
33,76
550,18
2003
43,25
0,82
0,00
2004
38,96
1,16
-
2005
32,38
1,71
0,76
2003
5,52
1,06
-
2004
5,89
0,86
-
2005
5,67
14,88
0,12
2003
4,66
0,61
55,52
2004
37,66
1,47
79,90
2005
26,97
1,23
130,29
2003
448,06
0,47
-
2004
690,02
0,59
-
2005
613,17
2,63
20,08
2003
82,20
0,01
-
2004
103,67
0,16
-
2005
113,13
0,21
0,00
2003
464,14
3,49
0,01
2004
506,09
1,50
338,01
2005
371,63
1,03
653,49
2003
560,64
2,34
-
2004
617,83
4,73
0,26
2005
676,18
2,18
-
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Papua
Indonesia
Tahun
Jenis Bahan Bakar Solar
Minyak Tanah
Batubara
2003
131,15
2,21
-
2004
237,60
2,37
-
2005
177,18
3,43
-
2003
46,27
0,52
-
2004
33,71
0,54
-
2005
22,04
2,90
-
2003
224,28
6,79
-
2004
424,55
7,93
2.801,44
2005
312,62
6,02
4.255,55
2003
99,24
6,00
736,04
2004
39,47
59,77
-
2005
33,55
4,35
124,87
2003
27,86
1,15
-
2004
47,25
1,42
0,00
2005
28,55
2,42
-
2003
-
-
-
2004
-
-
-
2005
-
-
-
2003
343,81
2,11
67,06
2004
384,53
1,34
42,25
2005
334,49
1,22
0,00
2003
70,15
-
-
2004
125,33
-
-
2005
-
-
-
2003
214,97
1,26
-
2004
371,93
3,21
0,00
2005
455,59
4,45
0,00
2003
157,42
0,58
-
2004
336,24
1,28
-
2005
256,81
0,94
-
2003
38.975,54
545,14
6.503,42
2004
53.187,34
980,58
10.307,98
2005
54.704,85
924,21
19.777,91
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2005, BPS
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
31
Tabel 18. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kosumsi Energi Industri menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2003 - 2005 No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
32
Provinsi NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Tahun
Jenis Bahan Bakar Solar
Minyak Tanah
Batubara
2003
164,72
-
0,35
2004
358,41
0,01
0,24
2005
36,29
0,01
0,10
2003
649,63
9,77
0,09
2004
1.065,00
126,65
21,76
2005
780,87
84,42
5,38
2003
131,10
0,77
1.613,25
2004
188,17
0,94
194,92
2005
135,84
0,94
1.801,67
2003
2.183,92
0,10
-
2004
1.033,32
0,32
895,35
2005
913,58
1,05
918,39
2003
1.087,45
0,63
0,01
2004
931,92
16,60
0,05
2005
1.125,48
0,35
0,07
2003
418,24
5,61
8,04
2004
433,71
0,88
0,00
2005
1.039,40
2,18
350,65
2003
320,85
0,16
-
2004
19,23
0,15
-
2005
11,40
0,21
-
2003
360,15
5,27
24,55
2004
519,26
5,66
10,86
2005
947,76
10,57
12,52
2003
82,56
0,07
-
2004
37,51
0,22
0,00
2005
34,50
1,91
3,65
2003
-
-
-
2004
234,26
3,96
0,45
2005
206,30
2,02
20,47
2003
767,10
12,62
19,90
2004
1.156,17
16,97
6,12
2005
1.350,13
14,13
5,37
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. 12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Provinsi Jawa Barat
Jawa Tengah
DI. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Jenis Bahan Bakar Solar
Minyak Tanah
Batubara
2003
4.283,97
104,35
731,26
2004
5.962,32
73,59
281,42
2005
8.041,02
109,44
664,83
2003
1.336,44
29,88
474,17
2004
1.690,05
51,26
555,52
2005
1.063,25
45,84
1.367,80
2003
51,90
4,60
2,52
2004
52,91
15,48
7,66
2005
44,54
8,19
2,04
2003
1.867,84
40,72
356,04
2004
1.838,92
53,45
1.935,67
2005
2.060,76
87,52
2.950,48
2003
2.589,95
11,65
27,20
2004
6.711,68
25,20
156,01
2005
5.372,07
14,81
317,49
2003
19,55
0,36
0,00
2004
17,61
0,51
-
2005
14,64
0,75
0,44
2003
2,50
0,46
-
2004
2,66
0,38
-
2005
2,56
6,53
0,07
2003
2,11
0,27
32,04
2004
17,02
0,64
46,11
2005
12,19
0,54
75,18
2003
202,53
0,20
-
2004
311,90
0,26
-
2005
277,16
1,15
11,59
2003
37,15
0,00
-
2004
46,86
0,07
-
2005
51,13
0,09
0,00
2003
209,80
1,53
0,00
2004
228,76
0,66
195,05
2005
167,98
0,45
377,10
2003
253,41
1,03
-
2004
279,27
2,08
0,15
2005
305,64
0,95
-
33
No. 24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Papua
Indonesia
Tahun
Jenis Bahan Bakar Solar
Minyak Tanah
Batubara
2003
59,28
0,97
-
2004
107,40
1,04
-
2005
80,09
1,51
-
2003
20,92
0,23
-
2004
15,24
0,24
-
2005
9,96
1,27
-
2003
101,38
2,98
-
2004
191,90
3,48
1.616,60
2005
141,31
2,64
2.455,71
2003
44,86
2,63
424,74
2004
17,84
26,21
-
2005
15,16
1,91
72,05
2003
12,59
0,50
-
2004
21,36
0,62
0,00
2005
12,91
1,06
-
2003
-
-
-
2004
-
-
-
2005
-
-
-
2003
155,40
0,93
38,70
2004
173,81
0,59
24,38
2005
151,19
0,54
0,00
2003
31,71
-
-
2004
56,65
-
-
2005
-
-
-
2003
97,17
0,55
-
2004
168,12
1,41
0,00
2005
205,93
1,95
0,00
2003
71,15
0,26
-
2004
151,98
0,56
-
2005
116,08
0,41
-
2003
17.617,33
239,09
3.752,86
2004
24.041,21
430,07
5.948,33
2005
24.727,14
405,35
11.413,04
Sumber : Dihitung berdasarkan faktor emisi (default emission factor) yang ditetapkan oleh IPCC, 2006
34
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 19. Konsumsi Energi Transportasi (ribu SBM) menurut Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 Bahan Bakar
2000
Gas
2001
174
2002
139
2003
117
2004
108
2005
85
2006
43
2007
42
49
Avgas
20
19
19
20
19
17
19
12
Avtur
7.085
8.680
9.409
11.365
14.361
13.682
14.303
14.845
Premium
70.274
74.043
77.642
80.109
89.380
96.863
92.901
98.847
Bio Premium
-
-
-
-
-
-
9
326
Pertamax
-
-
-
2.163
2.841
1.450
2.947
2.752
Bio Pertamax
-
-
-
-
-
-
-
58
Pertamax Plus
-
-
-
626
710
579
748
921
Dex
-
-
-
-
-
-
9
8 5.692
Bio Solar
-
-
-
-
-
-
1.408
Kerosene
28
28
26
26
27
25
22
22
ADO
60.754
64.493
63.463
61.126
70.259
65.262
57.250
55.224
IDO
320
309
292
254
234
193
105
57
Fuel Oil Total
498
519
498
404
425
304
314
269
139.152
148.230
151.466
156.200
178.341
178.419
170.078
179.084
Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia, 2008, ESDM Tabel 20. Jumlah Kendaraan Bermotor menurut Jenis Kendaraan, 2000 - 2007 No.
Provinsi
1
N. Aceh Darussalam
2
3
Sumatera Utara
Sumatera Barat
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Penumpang
Bis
Truk
Sepeda Motor
2000
41.121
16.280
46.144
455.146
2001
27.722
11.109
32.324
332.171
2002
38.839
18.997
39.455
405.071
2003
44.069
19.555
42.240
493.970
2004
57.352
28.872
51.517
592.810
2005
63.254
33.884
54.371
634.188
2006
68.984
39.656
57.563
696.874
2007
86.801
51.812
87.856
1.235.894
2000
159.741
25.679
123.307
873.452
2001
169.761
26.035
128.985
952.361
2002
182.333
26.301
134.502
1.025.187
2003
285.314
26.570
140.255
1.300.995
2004
326.015
27.011
146.703
1.461.760
2005
367.452
32.340
157.031
1.729.262
2006
406.101
37.420
166.879
2.014.975
2007
422.533
54.311
175.672
2.389.981
2000
24.120
34.118
42.107
208.403
2001
72.160
38.323
45.109
234.508
2002
26.519
42.905
48.140
260.363
2003
27.857
48.035
52.340
289.067
2004
33.354
61.518
59.441
366.445
2005
35.765
69.245
75.520
501.920
35
No.
4
5
6
7
8
36
Provinsi
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Tahun
Penumpang
Bis
Truk
Sepeda Motor
2006
39.975
73.116
75.520
653.487
2007
44.689
77.809
123.645
887.982
2000
58.660
25.195
44.508
392.154
2001
51.621
28.993
47.575
449.652
2002
86.098
32.904
51.727
518.262
2003
94.885
37.343
58.892
606.523
2004
139.689
41.029
69.520
704.423
2005
208.877
42.297
90.147
950.473
2006
292.082
43.399
111.523
950.473
2007
367.136
44.519
138.281
1.082.962
2000
22.213
9.224
17.383
172.091
2001
23.711
9.301
18.932
198.999
2002
25.169
9.364
20.420
224.033
2003
28.922
9.427
22.240
252.216
2004
34.280
9.678
30.394
344.585
2005
45.829
14.419
49.022
516.671
2006
57.989
19.851
72.047
719.461
2007
77.461
26.238
129.921
1.201.362
2000
61.409
12.283
64.830
313.996
2001
69.515
14.616
65.519
392.755
2002
73.913
15.589
66.644
325.757
2003
79.721
16.627
67.788
334.395
2004
94.866
19.747
69.120
364.998
2005
150.733
28.477
76.599
508.150
2006
218.782
38.223
83.312
663.154
2007
301.955
63.891
99.861
850.639
2000
11.358
633
9.352
51.558
2001
11.363
797
10.567
55.052
2002
11.439
914
11.327
59.166
2003
12.591
1.048
12.799
75.428
2004
13.554
1.141
15.381
98.014
2005
16.609
1.248
20.810
146.943
2006
19.891
2.265
26.940
203.289
2007
28.672
3.764
39.372
398.511
2000
39.367
3.108
38.933
204.230
2001
42.165
3.298
41.244
227.865
2002
45.027
3.392
42.916
250.586
2003
49.397
3.489
49.446
328.944
2004
54.411
3.961
52.366
415.449
2005
61.501
6.356
56.477
549.514
2006
68.055
9.943
60.610
687.563
2007
73.272
14.782
66.396
921.521
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
Provinsi
9
Bangka Belitung
10
11
12
13
14
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Penumpang
Bis
Truk
Sepeda Motor
2000
-
-
-
-
2001
-
-
-
-
2002
-
-
-
-
2003
-
-
-
-
2004
8.127
14.833
13.777
190.535
2005
8.432
16.951
14.312
199.813
2006
8.623
18.144
14.312
204.712
2007
8.961
17.231
31.170
311.712
2000
-
-
-
-
2001
-
-
-
-
2002
-
-
-
-
2003
-
-
-
-
2004
-
-
-
-
2005
38.360
8.065
18.439
313.307
2006
75.199
11.976
25.591
344.578
2007
75.465
6.252
25.699
378.691
2000
1.237.778
311.627
397.076
2.212.961
2001
1.345.056
312.322
415.970
2.446.471
2002
1.470.516
312.606
435.010
2.645.597
2003
1.596.298
367.215
455.709
3.516.900
2004
1.747.921
389.311
495.464
3.894.457
2005
1.937.396
490.532
644.054
5.343.211
2006
2.127.535
590.384
802.198
5.359.956
2007
3.592.132
788.996
1.247.734
5.972.862
2000
344.359
90.369
202.477
1.151.817
2001
352.824
90.817
205.493
1.174.179
2002
377.644
94.431
221.734
1.237.775
2003
389.339
98.189
239.259
1.285.648
2004
411.250
103.385
264.767
1.343.902
2005
43.831
117.177
319.494
1.415.801
2006
466.117
129.547
373.703
1.481.789
2007
495.295
150.242
451.372
1.991.862
2000
181.074
28.757
183.206
1.807.183
2001
226.221
29.917
216.108
2.418.534
2002
112.061
30.445
223.967
2.984.637
2003
146.266
30.982
264.189
3.516.900
2004
153.550
31.761
284.313
4.091.542
2005
205.404
37.751
330.628
5.069.421
2006
259.422
43.388
375.750
6.022.584
2007
309.235
63.941
399.273
6.785.135
2000
64.327
5.977
26.634
490.633
2001
67.309
6.591
22.083
539.448
37
No.
15
16
17
18
19
38
Provinsi
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Tahun
Penumpang
Bis
Truk
Sepeda Motor
2002
71.791
7.096
27.498
590.872
2003
74.728
8.039
33.520
666.941
2004
80.960
9.785
37.447
762.517
2005
104.584
14.505
50.059
949.715
2006
128.702
19.991
65.462
1.132.314
2007
194.272
36.921
84.572
1.901.862
2000
418.960
11.118
228.191
2.702.555
2001
319.365
10.966
222.714
3.113.600
2002
460.851
10.904
223.170
3.394.448
2003
508.611
13.201
267.742
3.944.098
2004
556.595
14.010
284.915
4.326.336
2005
721.013
17.084
330.929
4.729.983
2006
887.000
20.098
373.647
5.183.133
2007
899.997
25.618
409.371
7.592.152
2000
-
-
-
-
2001
-
-
-
-
2002
-
-
-
-
2003
-
-
-
-
2004
25.146
15.516
17.988
187.705
2005
25.452
15.670
17.420
282.193
2006
26.364
17.044
17.420
357.867
2007
51.369
18.562
26.897
512.632
2000
107.078
7.077
44.708
660.188
2001
115.989
7.190
48.652
767.135
2002
126.039
7.871
53.181
871.790
2003
177.571
8.617
54.868
902.465
2004
239.587
10.307
69.580
1.018.230
2005
340.333
13.216
99.729
1.117.609
2006
451.782
16.164
133.344
1.245.717
2007
479.721
19.865
208.981
1.561.844
2000
13.996
3.541
15.735
141.594
2001
14.498
3.774
16.345
161.072
2002
15.035
3.888
16.896
180.854
2003
15.636
4.005
17.551
203.066
2004
19.366
5.516
19.469
245.606
2005
30.538
10.407
26.034
305.804
2006
43.987
18.059
33.282
407.142
2007
59.994
28.861
55.981
533.741
2000
9.805
7.928
10.540
55.970
2001
9.106
7.902
6.682
58.190
2002
9.126
8.366
7.452
59.013
2003
11.130
8.857
7.626
59.848
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
20
21
22
23
24
Provinsi
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Penumpang
Bis
2004
19.348
11.989
2005
34.260
2006
54.453
2007
Truk
Sepeda Motor
6.528
71.169
18.794
9.878
110.511
26.948
13.802
157.192
95.701
47.998
18.379
216.403
2000
22.824
3.415
17.996
231.379
2001
24.017
3.582
19.286
26.411
2002
25.420
3.712
20.595
292.625
2003
26.905
3.847
22.071
334.401
2004
43.563
4.856
28.735
410.041
2005
82.704
8.253
44.370
535.309
2006
138.549
12.644
63.270
664.921
2007
218.351
30.382
113.992
799.792
2000
6.320
3.534
6.792
106.872
2001
6.628
3.810
7.015
111.566
2002
7.008
4.222
7.703
119.246
2003
14.435
4.679
8.458
152.731
2004
29.111
7.507
13.534
183.244
2005
52.979
8.894
23.812
234.882
2006
87.757
21.317
37.471
286.974
2007
134.807
44.819
67.861
399.982
2000
32.700
6.862
29.831
296.469
2001
33.443
7.399
32.085
331.931
2002
35.191
8.130
34.128
367.419
2003
46.773
8.933
36.707
406.701
2004
57.728
16.552
44.272
476.203
2005
79.930
20.243
63.539
586.206
2006
104.387
38.278
85.179
692.724
2007
130.773
65.411
144.592
898.861
2000
36.062
7.503
33.106
248.015
2001
42.276
3.352
38.635
298.988
2002
46.960
8.617
43.341
343.655
2003
49.997
9.331
50.579
394.995
2004
62.998
11.776
73.846
489.981
2005
89.489
21.770
114.255
642.953
2006
118.986
48.229
162.645
800.908
2007
176.995
73.477
226.152
991.512
2000
28.611
8.892
19.854
60.699
2001
23.625
15.256
21.243
66.729
2002
25.625
17.298
21.080
71.818
2003
27.032
19.613
22.555
78.953
2004
27.540
21.825
23.073
103.746
2005
33.599
24.527
26.739
162.113
39
No.
25
26
27
28
29
40
Provinsi
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Tahun
Penumpang
Bis
Truk
Sepeda Motor
2006
39.738
42.958
30.192
231.795
2007
54.981
69.179
39.181
324.477
2000
18.981
9.145
27.763
203.888
2001
19.479
9.424
28.049
207.440
2002
22.342
9.641
30.899
232.437
2003
36.815
9.863
31.217
260.446
2004
58.547
15.466
38.292
321.824
2005
85.678
22.228
49.561
398.418
2006
118.684
30.032
63.981
512.835
2007
120.564
42.921
100.742
669.999
2000
62.186
15.737
46.116
351.108
2001
17.138
20.257
34.741
340.722
2002
69.625
17.092
51.185
328.173
2003
98.595
17.729
53.779
326.535
2004
123.609
26.778
66.191
311.514
2005
175.055
46.974
108.143
364.471
2006
231.979
73.668
160.874
413.297
2007
231.987
108.005
256.982
465.594
2000
2.706
6.930
6.465
41.316
2001
2.885
7.697
6.948
47.681
2002
3.148
8.279
7.454
54.617
2003
4.657
8.905
7.951
62.562
2004
5.246
14.652
9.917
66.632
2005
7.575
26.522
14.893
72.449
2006
10.260
42.765
20.724
72.449
2007
13.372
84.001
36.367
107.543
2000
-
-
-
-
2001
-
-
-
-
2002
-
-
-
-
2003
-
-
-
-
2004
320
22
633
5.676
2005
4.492
652
4.904
55.141
2006
4.892
6.576
5.201
55.141
2007
25.777
11.216
5.300
70.251
2000
22.487
3.254
14.102
56.691
2001
23.658
3.267
14.574
59.008
2002
24.292
3.274
14.837
60.275
2003
26.015
3.281
15.585
69.441
2004
27.102
3.316
15.590
77.835
2005
28.072
4.141
15.855
101.870
2006
28.983
4.141
15.855
126.595
2007
29.824
8.228
15.855
178.612
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
Provinsi
30
Maluku Utara
31
Tahun
Papua
Indonesia
Penumpang
Bis
Truk
Sepeda Motor
2000
-
-
-
-
2001
-
-
-
-
2002
-
-
-
-
2003
-
-
-
-
2004
69
17
129
538
2005
75
21
136
553
2006
88
26
208
648
2007
161
138
239
996
2000
10.670
8.094
9.978
72.649
2001
11.180
8.334
10.152
86.404
2002
11.422
7.984
10.137
98.464
2003
11.669
10.699
11.656
112.207
2004
13.077
11.059
12.879
128.115
2005
20.285
12.275
13.668
149.292
2006
29.760
14.879
15.295
177.961
2007
42.708
21.972
18.241
299.881
2000
3.038.913
666.280
1.707.134
13.563.017
2001
3.122.715
684.329
1.757.030
15.098.872
2002
3.403.433
714.222
1.865.398
17.002.140
2003
3.885.228
798.079
2.047.022
19.976.376
2004
4.464.281
933.196
2.315.781
23.055.832
2005
5.099.556
1.184.918
2.920.828
28.678.146
2006
6.615.106
1.511.129
3.543.800
32.522.508
2007
8.844.961
2.101.362
4.845.937
41.935.248
Sumber : Statistik Perhubungan, BPS, 2008 Tabel 21. Perkiraan Konsumsi Energi dari Kendaraan Bermotor (SBM) menurut Provinsi dan Jenis Bahan Bakar, 2000 - 2007 No. 1
2
Provinsi N. Aceh Darussalam
Sumatera Utara
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Premium
Solar
2000
2.100.639
1.597.918
2001
1.462.425
1.147.367
2002
1.689.042
1.438.017
2003
1.869.223
1.327.636
2004
2.195.507
1.738.413
2005
2.041.932
1.402.844
2006
1.890.406
1.128.313
2007
2.680.407
1.224.826
2000
4.373.382
3.813.716
2001
4.559.742
4.095.156
2002
4.594.516
3.956.024
2003
5.511.059
3.584.155
2004
6.037.070
3.756.566
41
No.
3
4
5
6
7
42
Provinsi
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Tahun
Premium
Solar
2005
6.138.643
3.010.119
2006
5.976.065
2.371.073
2007
5.699.487
2.016.848
2000
984.242
1.951.193
2001
1.246.145
2.204.019
2002
1.091.563
2.239.860
2003
1.101.038
2.156.508
2004
1.350.066
2.615.739
2005
1.574.204
2.301.091
2006
1.711.707
1.725.054
2007
1.890.034
1.766.662
2000
1.908.241
1.784.244
2001
2.036.922
2.022.693
2002
2.299.541
2.082.065
2003
2.436.789
2.067.562
2004
2.850.450
2.390.623
2005
3.394.280
2.105.244
2006
3.067.062
1.798.008
2007
2.938.586
1.603.075
2000
822.465
681.081
2001
904.982
745.830
2002
948.193
732.736
2003
976.713
680.350
2004
1.279.375
866.557
2005
1.646.856
1.008.417
2006
1.919.019
1.066.558
2007
2.591.502
1.369.445
2000
1.589.044
1.973.924
2001
1.878.434
2.116.922
2002
1.520.712
2.023.070
2003
1.438.697
1.813.616
2004
1.552.897
1.921.749
2005
1.929.041
1.670.220
2006
2.176.927
1.410.522
2007
2.335.702
1.436.032
2000
266.316
255.594
2001
269.877
300.202
2002
268.646
301.149
2003
305.790
297.496
2004
376.750
357.288
2005
478.838
350.620
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
Provinsi
Tahun 2006
8
9
10
11
12
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Premium
Solar
550.887
338.950
2007
865.675
378.283
2000
1.031.117
1.076.158
2001
1.097.267
1.176.664
2002
1.124.784
1.139.255
2003
1.314.410
1.137.283
2004
1.586.652
1.218.072
2005
1.788.896
998.753
2006
1.865.130
818.831
2007
2.015.922
711.895
2000
-
-
2001
-
-
2002
-
-
2003
-
-
2004
670.854
618.691
2005
609.688
496.936
2006
526.586
376.681
2007
649.836
424.455
2000
-
-
2001
-
-
2002
-
-
2003
-
-
2004
-
-
2005
1.029.591
421.290
2006
1.036.157
435.999
2007
920.335
280.196
2000
14.606.563
18.141.247
2001
15.406.867
19.239.255
2002
15.661.477
18.392.610
2003
17.763.965
17.680.125
2004
19.053.532
19.133.264
2005
21.315.756
18.034.643
2006
18.481.754
16.162.159
2007
19.383.213
17.861.214
2000
6.333.133
7.496.217
2001
6.204.976
7.827.607
2002
6.146.539
7.778.190
2003
5.819.139
7.249.907
2004
5.926.906
7.961.289
2005
4.273.429
6.941.039
2006
4.808.115
5.840.666
2007
5.040.159
5.275.887
43
No. 13
14
15
16
17
18
44
Provinsi Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Tahun
Premium
Solar
2000
8.416.053
5.425.789
2001
10.746.960
6.499.231
2002
11.782.685
6.258.963
2003
12.726.351
6.341.606
2004
14.335.090
6.835.102
2005
15.443.339
5.855.514
2006
15.506.194
4.864.471
2007
14.376.557
4.062.180
2000
2.349.079
834.770
2001
2.465.557
757.480
2002
2.521.379
851.071
2003
2.576.662
892.875
2004
2.848.306
1.021.392
2005
3.086.718
1.026.267
2006
3.112.630
991.758
2007
4.247.761
1.065.439
2000
13.212.998
6.125.787
2001
13.949.851
6.173.113
2002
14.669.101
5.758.614
2003
15.469.333
6.035.925
2004
16.488.985
6.464.255
2005
15.959.123
5.531.789
2006
14.983.217
4.569.763
2007
17.209.120
3.814.660
2000
-
-
2001
-
-
2002
-
-
2003
-
-
2004
718.768
724.524
2005
900.706
525.977
2006
948.417
399.986
2007
1.142.933
398.655
2000
3.247.745
1.325.583
2001
3.588.574
1.475.175
2002
3.796.659
1.501.982
2003
3.752.196
1.363.945
2004
4.247.475
1.727.557
2005
4.268.481
1.795.300
2006
4.190.023
1.735.174
2007
4.137.179
2.006.877
2000
658.594
493.423
2001
713.429
531.483
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
19
20
21
22
23
Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tahun
Premium
Solar
2002
745.342
511.321
2003
759.801
463.120
2004
894.774
540.301
2005
984.723
579.243
2006
1.113.545
595.858
2007
1.203.189
744.027
2000
278.418
472.740
2001
273.457
385.265
2002
259.263
389.149
2003
246.587
354.129
2004
305.663
400.430
2005
423.852
455.752
2006
522.414
472.940
2007
632.471
582.097
2000
1.076.011
548.075
2001
204.914
604.103
2002
1.210.135
597.993
2003
1.255.228
556.836
2004
1.531.758
726.406
2005
1.809.384
836.461
2006
1.983.246
881.050
2007
2.063.240
1.266.096
2000
479.128
264.323
2001
480.281
285.964
2002
480.386
293.375
2003
580.758
282.242
2004
717.094
455.012
2005
842.783
519.873
2006
924.968
682.287
2007
1.083.736
988.153
2000
1.393.333
939.261
2001
1.484.697
1.043.047
2002
1.531.898
1.039.618
2003
1.575.432
980.553
2004
1.803.011
1.315.319
2005
1.950.276
1.331.744
2006
1.967.550
1.432.829
2007
2.086.527
1.841.633
2000
1.202.464
1.039.502
2001
1.386.726
1.109.169
2002
1.486.258
1.278.254
2003
1.545.964
1.287.137
45
No.
24
25
26
27
28
46
Provinsi
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Tahun
Premium
Solar
2004
1.867.334
1.851.576
2005
2.144.403
2.162.165
2006
2.270.621
2.447.381
2007
2.367.949
2.627.613
2000
378.038
735.835
2001
367.153
964.192
2002
370.763
944.163
2003
368.207
905.959
2004
443.335
970.920
2005
572.995
814.891
2006
670.239
848.971
2007
768.962
950.269
2000
943.378
944.764
2001
922.085
989.922
2002
969.413
997.352
2003
1.032.726
882.584
2004
1.284.460
1.162.517
2005
1.417.309
1.141.111
2006
1.558.810
1.091.105
2007
1.602.055
1.259.860
2000
1.749.424
1.583.302
2001
1.454.164
1.452.880
2002
1.513.589
1.679.729
2003
1.476.961
1.536.315
2004
1.469.350
2.010.455
2005
1.579.594
2.465.639
2006
1.592.767
2.722.070
2007
1.413.630
3.200.773
2000
186.340
342.883
2001
205.475
386.876
2002
219.791
387.058
2003
233.528
362.143
2004
242.722
531.305
2005
234.290
658.306
2006
204.155
736.847
2007
245.031
1.055.574
2000
-
-
2001
-
-
2002
-
-
2003
-
-
2004
20.248
14.164
2005
174.590
88.315
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
29
30
31
Provinsi
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia
Tahun
Premium
Solar
2006
148.182
136.683
2007
194.598
144.838
2000
335.151
444.276
2001
335.913
471.305
2002
321.771
445.561
2003
331.627
405.327
2004
354.358
408.842
2005
380.437
317.843
2006
384.021
232.071
2007
422.390
211.197
2000
-
-
2001
-
-
2002
-
-
2003
-
-
2004
2.050
3.157
2005
1.839
2.496
2006
1.817
2.716
2007
2.345
3.306
2000
352.679
462.604
2001
396.533
488.344
2002
418.107
445.807
2003
430.363
480.286
2004
476.786
517.659
2005
496.478
412.373
2006
512.728
350.196
2007
694.248
352.650
2000
70.273.974
60.754.208
2001
74.043.405
64.493.263
2002
77.641.554
63.462.988
2003
82.898.548
61.125.621
2004
92.931.626
70.259.146
2005
98.892.477
65.262.276
2006
96.605.358
58.666.971
2007
102.904.781
60.924.715
Sumber : Dihitung berdasarkan jumlah kendaraan per provinsi dikalikan rata-rata konsumsi premium dan solar pada tahun bersangkutan
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
47
Tabel 22. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Kendaraan Bermotor menurut Provinsi, 2000 - 2007 No.
Provinsi
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1
N. Aceh Darussalam
1.610
1.137
1.364
1.390
1.714
1.497
1.309
1.687
2
Sumatera Utara
3.573
3.779
3.730
3.950
4.250
3.956
3.598
3.321
3
Sumatera Barat
1.298
1.523
1.474
1.440
1.753
1.706
1.503
1.598
4
Riau
1.613
1.775
1.913
1.965
2.286
2.386
2.109
1.967
5
Jambi
6
Sumatera Selatan
7
656
720
732
720
933
1.152
1.293
1.715
1.564
1.751
1.557
1.428
1.525
1.570
1.558
1.636
Bengkulu
228
250
250
264
321
361
386
537
8
Lampung
922
996
990
1.070
1.221
1.208
1.159
1.174
9
Bangka Belitung
-
-
-
-
563
482
393
467
10
Kepulauan Riau
-
-
-
-
-
626
635
516
11
DKI Jakarta
14.375
15.209
14.934
15.501
16.703
17.163
15.118
16.267
12
Jawa Barat
6.066
6.161
6.114
5.737
6.104
4.944
4.673
4.515
13
Jawa Tengah
6.010
7.481
7.810
8.246
9.149
9.175
8.754
7.914
14
DI Yogyakarta
1.370
1.385
1.451
1.493
1.666
1.769
1.764
2.277
15
Jawa Timur
8.354
8.687
8.804
9.268
9.892
9.247
8.399
8.999
16
Banten
-
-
-
-
631
619
582
663
17
Bali
1.972
2.184
2.284
2.203
2.576
2.616
2.556
2.656
18
Nusa Tenggara Barat
501
542
546
531
622
678
740
845
19
Nusa Tenggara Timur
331
290
285
264
310
385
435
530
20
Kalimantan Barat
703
360
782
782
976
1.143
1.237
1.444
21
Kalimantan Tengah
322
332
336
373
509
591
699
905
22
Kalimantan Selatan
1.014
1.099
1.117
1.109
1.357
1.426
1.479
1.714
23
Kalimantan Timur
978
1.088
1.206
1.235
1.626
1.884
2.066
2.189
24
Sulawesi Utara
492
591
584
565
626
611
667
755
25
Sulawesi Tengah
826
837
861
836
1.068
1.115
1.152
1.247
26
Sulawesi Selatan
1.455
1.271
1.399
1.319
1.530
1.782
1.904
2.044
27
Sulawesi Tenggara
234
262
268
262
343
397
419
581
28
Gorontalo
-
-
-
-
15
114
124
148
29
Maluku
342
355
337
323
335
304
267
274
30
Maluku Utara
-
-
-
-
2
2
2
2
31
Papua
358
388
378
399
436
396
375
453
Total
57.168
60.452
61.507
62.673
71.043
71.304
67.356
71.040
Sumber : Dihitung berdasarkan rata-rata konsumsi premium dan solar per provinsi dikalikan dengan faktor emisi
48
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Bab IV Industri Selain karena penggunaan energi, beberapa jenis industri juga mengeluarkan emisi CO2 dari proses produksi. Industri-industri tersebut antara lain dari kelompok industri mineral misalnya pabrik semen, kapur dan kaca, dari kelompok industri kimia misalnya pabrik amoniak atau urea, karbida, dan petrokimia, serta dari kelompok industri logam seperti pabrik besi dan baja. A.
Kelompok Industri Mineral
Dari kelompok industri mineral hanya dapat disajikan data emisi dari industri kapur dan semen. Sementara untuk industri kaca tidak disajikan karena penggunaan satuan yang tidak sesuai dengan pedoman. Industri Kapur Tohor (Quicklime) Industri kapur tohor di Indonesia terdapat di provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Total produksi industri kapur relatif tidak berubah dalam periode tahun 2002 – 2006 yaitu sekitar 2,8 juta ton per tahun. Produksi kapur terbesar dihasilkan dari Kalimantan Selatan yaitu sebesar 2,6 juta ton per tahun dan produk kapur terkecil dihasilkan dari provinsi Lampung yaitu sebesar 1.000 ton per tahun. Gambar 12. Produksi Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
49
Emisi CO2 yang dihasilkan oleh industri kapur diperkirakan lebih dari 2 juta ton per tahun dengan kontribusi terbesar berasal dari industri kapur yang ada di provinsi Kalimantan Selatan. Gambar 13. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Kapur, 2002 - 2006
Industri Semen Industri semen utama Tengah, Jawa Timur, produksi semen dan meningkat menjadi 50
atau terbesar terdapat di provinsi Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2004 total clinker dari produsen utama tersebut sebesar 42 juta ton dan juta ton pada tahun 2006.
Emisi CO2 yang dihasilkan oleh industri semen sangat tergantung pada besaran produksi semen dan clinker. Perkiraan total emisi CO2 dari industri semen ini mencapai 24 juta ton pada tahun 2005 dengan kontribusi terbesar berasal dari pabrik-pabrik semen di Jawa Barat. Dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1999 emisi CO2 dari industri semen ini meningkat sekitar 90%.
50
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 14. Produksi Semen dan Clinker menurut Provinsi, 2004 - 2008
Gambar 15. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Semen, 2004 - 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
51
B.
Kelompok Industri Kimia
Berdasarkan data yang tersedia, hanya industri amoniak yang dapat disajikan. Industri lainnya yang menghasilkan emisi CO2 dan CH4 seperti industri metanol, ethylene dan carbon black tidak disajikan karena tahun data yang tidak konsisten. Industri Amoniak Amoniak digunakan sebagai bahan baku pupuk urea. Produsen pupuk urea terbesar di Indonesia terdapat di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Total produksi amoniak yang dihasilkan oleh pabrik pupuk urea tersebut 4,2 juta ton pada tahun 2008 atau meningkat 15% dibandingkan dengan total produksi pada tahun 2001. Lebih dari 70% produk amoniak di Indonesia dihasilkan dari provinsi Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Emisi CO2 dari produksi amoniak diperkirakan mencapai 13,6 juta ton pada tahun 2008. Naik sekitar 15% dibandingkan dengan total emisi CO2 pada tahun 2001, namun menurun 18% dibandingkan dengan total emisi CO2 pada tahun 2006. Penurunan emisi CO2 pada tahun 2007 terutama disebabkan oleh menurunnya produksi amoniak di provinsi Jawa Timur. Gambar 16. Produksi Amoniak menurut Provinsi, 2001 - 2008
52
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 17. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Amoniak, 2001 - 2008
C.
Kelompok Industri Logam Dasar
Industri Besi Baja Produsen besi baja terutama terdapat di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten. Dari ketiga provinsi tersebut, produksi besi baja terbesar berasal dari provinsi Banten. Total produksi besi baja dari ketiga provinsi tersebut mencapai 2,9 juta ton pada tahun 2005, sedikit meningkat dari produksi tahun 2004 namun masih lebih rendah dibandingkan dengan produksi tahun 2002 yang mencapai 3,5 juta ton. Penurunan produksi besi baja pada tahun 2003 terutama dipengaruhi oleh penurunan produksi pabrik besi baja yang berada di provinsi Banten. Sementara produksi besi baja dari dua provinsi lainnya relatif tetap.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
53
Gambar 18. Produksi Besi Baja menurut Provinsi, 2002 - 2005
Gambar 19. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Besi Baja, 2002 - 2005
54
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Total emisi CO2 dari industri besi baja tersebut diperkirakan mencapai 2,1 juta ton pada tahun 2005. Kondisi ini masih lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan emisi CO2 pada tahun 2003 yang mencapai 2,7 juta ton. Industri Logam Non Baja Industri penghasil logam non baja seperti aluminium, timah hitam, dan seng terdapat di provinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten. Total produksi dari industri ini mencapai 462 ribu ton pada tahun 2005 atau meningkat 42% dibandingkan total produksi pada tahun 2001. Provinsi Sumatera Utara merupakan penghasil terbesar produk logam non baja yaitu lebih dari 50%, diikuti oleh provinsi Banten sebesar 35% dan Jawa Timur sekitar 9%. Perkiraan emisi CO2 dari produksi logam non baja terus meningkat dan mencapai 770 ribu ton pada tahun 2005 atau meningkat sekitar 43% dibandingkan dengan total emisi pada tahun 2001. Emisi CO2 terbesar dihasilkan oleh provinsi Sumatera Utara, diikuti oleh provinsi Banten dan Jawa Timur. Gambar 20. Produksi Logam Non Baja menurut Provinsi, 2001 - 2005
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
55
Gambar 21. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005
56
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 23. Produksi Kapur (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2006 No.
Provinsi
Tahun 2002
2003
2004
2005
2006
1
Sumatera Utara
5.303
5.850
9.360
9.350
15.800
2
Sumatera Barat
4.169
4.169
5.860
6.376
6.376
3
Lampung
1.024
1.024
1.024
1.024
1.024
4
Jawa Barat
4.316
1.715
9.360
9.360
9.360
5
Jawa Tengah
38.886
25.768
17.100
10.665
27.325
6
DI. Yogyakarta
87.421
140.550
126.253
101.865
5.529
7
Jawa Timur
8
Kalimantan Selatan
9
Sulawesi Selatan Indonesia
22.401
27.416
30.005
36.602
106.117
2.609.048
2.609.048
2.609.048
2.609.048
2.609.048
1.700
1.850
12.000
12.000
40.084
2.774.268
2.817.391
2.820.011
2.796.290
2.820.663
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2006, BPS Tabel 24. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Kapur menurut Provinsi, 2002 - 2006 No.
Provinsi
Tahun 2002
2003
2004
2005
2006
1
Sumatera Utara
3.977
4.388
7.020
7.013
11.850
2
Sumatera Barat
3.127
3.127
4.395
4.782
4.782
3
Lampung
768
768
768
768
768
4
Jawa Barat
3.237
1.286
7.020
7.020
7.020
5
Jawa Tengah
29.165
19.326
12.825
7.999
20.493
6
DI. Yogyakarta
65.566
105.413
94.690
76.398
4.147
7
Jawa Timur
8
Kalimantan Selatan
9
Sulawesi Selatan
Indonesia
16.801
20.562
22.504
27.452
79.588
1.956.786
1.956.786
1.956.786
1.956.786
1.956.786
1.275
1.388
9.000
9.000
30.063
2.080.701
2.113.043
2.115.008
2.097.217
2.115.497
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2006, BPS Tabel 25. Produksi Semen dan Clinker (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008 No.
Provinsi
1
Sumatera Barat
2
Jawa Barat
3
Tahun 2004
2005
2006
2007
2008
4.502.799
5.112.443
5.312.823
5.473.573
5.840.189
21.797.571
22.454.513
22.121.149
24.274.567
25.383.423
Jawa Tengah
2.896.115
2.896.115
2.896.115
2.896.115
2.896.115
4
Jawa Timur
7.193.419
7.942.594
8.021.556
8.136.794
8.875.240
5
Kalimantan Selatan
3.313.957
3.072.489
3.376.354
3.780.735
3.996.656
6
Sulawesi Selatan
2.419.347
2.697.544
2.942.945
3.175.904
3.456.130
42.123.208
44.175.698
44.670.942
47.737.688
50.447.753
Indonesia
Sumber : Laporan Tahunan PT. Semen Gresik, PT. Holcim, dan PT. Indocement, 2004 - 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
57
Tabel 26. Perkiraan Emisi CO2 (ton) dari Industri Semen, 2004 - 2008 No.
Tahun
Provinsi
1
Sumatera Barat
2
Jawa Barat
3
2004
2005
2006
2007
2008
2.224.383
2.525.547
2.624.535
2.703.945
2.885.053
11.009.399
11.331.080
11.179.967
12.263.636
12.812.782
Jawa Tengah
1.430.681
1.430.681
1.430.681
1.430.681
1.430.681
4
Jawa Timur
3.553.549
3.923.641
3.962.649
4.019.576
4.384.369
5
Kalimantan Selatan
1.050.010
926.076
1.061.949
1.160.974
1.174.410
6
Sulawesi Selatan
1.195.157
1.332.587
1.453.815
1.568.897
1.707.328
20.463.178
21.469.612
21.713.595
23.147.708
24.394.623
Indonesia
Sumber : Berdasarkan produksi semen dan clinker dikalikan dengan faktor emisi dari Pedoman IPCC 2006 Tabel 27. Produksi Amoniak (juta ton) menurut Provinsi, 2001 - 2008 No.
Provinsi
Tahun 2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
1
NAD
0,14
0,36
0,32
0,27
0,08
0,15
0,15
0,16
2
Sumatera Selatan
1,30
1,33
1,33
1,44
1,33
1,35
1,38
1,30
3
Jawa Barat
0,38
0,35
0,40
0,35
0,35
0,54
0,55
0,65
4
Jawa Timur
0,29
0,33
0,36
0,31
0,38
1,33
0,36
0,38
5
Kalimantan Timur
1,43
1,30
1,50
1,75
1,87
1,62
1,62
1,68
Indonesia
3,54
3,67
3,90
4,12
4,01
4,98
4,07
4,17
Sumber : Laporan Tahunan PT. Pusri, 2001 - 2008 Tabel 28. Perkiraan Emisi CO2 (juta ton) dari Industri Amoniak, 2001 - 2008 No.
Provinsi
Tahun 2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
1
NAD
0,45
1,17
1,04
0,89
0,25
0,48
0,51
0,52
2
Sumatera Selatan
4,26
4,37
4,36
4,71
4,36
4,42
4,52
4,26
3
Jawa Barat
1,23
1,16
1,30
1,14
1,16
1,77
1,79
2,14
4
Jawa Timur
0,96
1,07
1,16
1,03
1,26
4,35
1,19
1,24
5
Kalimantan Timur
4,67
4,24
4,90
5,72
6,11
5,30
5,31
5,48
11,58
12,01
12,77
13,49
13,13
16,31
13,32
13,65
Indonesia
Sumber : Dihitung berdasarkan produksi amoniak dikalikan dengan faktor emisi dari Pedoman IPCC 2006
58
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 29. Produksi Besi Baja (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2005 No.
Provinsi
Tahun 2002
2003
2004
2005
1
Jawa Barat
729.676,88
729.676,88
684.582,16
2
Jawa Timur
631.878,21
591.293,62
572.509,90
571.849,75
3
Banten
2.190.024,71
1.347.727,43
1.622.922,00
1.665.082,61
3.551.579,80
2.668.697,93
2 .880.014,06
2.961.972,14
Indonesia
725.039,78
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2005, BPS Tabel 30. Perkiraan Emisi CO2 dari Industri Besi Baja (ton) menurut Provinsi, 2002 - 2005 No.
Provinsi
Tahun 2002
2003
2004
2005
1
Jawa Barat
706.077,67
706.077,67
704.724,82
2
Jawa Timur
115.448,25
72.046,95
42.299,07
41.554,20
3
Banten
1.883.152,12
1.086.700,29
1.291.239,69
1.373.125,29
2.704.678,04
1.864.824,90
2.038.263,59
2.120.618,04
Indonesia
705.938,55
Sumber : Dihitung berdasarkan produksi besi baja dikalikan dengan faktor emisi dari Pedoman IPCC 2006 Tabel 31. Produksi Logam Non Baja (ribu ton) menurut Provinsi, 2001 - 2005 No.
Provinsi
1
Sumatera Utara
2
Tahun 2001
2002
2003
2004
2005
219,66
236,04
199,01
242,82
253,70
DKI Jakarta
0,99
0,84
1,01
0,77
1,28
3
Jawa Barat
3,02
3,85
5,07
5,07
4,08
4
Jawa Tengah
0,47
0,12
0,63
0,63
0,55
5
Jawa Timur
33,27
31,38
32,01
30,35
41,76
6
Banten
68,96
200,90
153,04
152,55
161,12
326,36
473,12
390,78
432,20
462,48
Indonesia
Sumber : Diolah dari Statistik Industri Besar dan Sedang, 2005, BPS Tabel 32. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Industri Logam Non Baja, 2001 - 2005 No.
Provinsi
1
Sumatera Utara
2
Tahun 2001
2002
2003
2004
2005
373,42
501,26
338,32
412,79
431,28
DKI Jakarta
1,68
1,43
1,72
1,31
2,18
3
Jawa Barat
4,26
5,38
7,45
7,45
6,94
4
Jawa Tengah
0,25
0,06
0,33
0,03
0,28
5
Jawa Timur
42,12
43,94
45,71
42,72
71,02
6
Banten
117,22
341,52
260,16
259,34
258,33
538,95
893,59
653,70
723,65
770,03
Indonesia
Sumber : Dihitung berdasarkan produksi logam non baja dikalikan dengan faktor emisi dari Pedoman IPCC 2006
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
59
Bab V Pertanian A.
Lahan Sawah
Luas panen padi di Indonesia pada tahun 2008 tercatat sebesar 12,3 juta hektar yang tersebar di 29 provinsi. Berdasarkan wilayah kepulauan, luas panen terbesar berada di pulau Jawa yaitu sekitar 5,7 juta hektar, diikuti pulau Sumatera sebesar 3,1 juta hektar. Sementara luas panen di pulau Kalimantan dan Sulawesi masing-masing sekitar 1,3 juta hektar. Pulau Bali dan Nusa Tenggara mempunyai luas panen terkecil yaitu sekitar 692 ribu hektar. Berdasarkan luas panen sawah per provinsi, maka provinsi Jawa Barat mempunyai luas panen terbesar yaitu sekitar 1,8 juta hektar, dan provinsi Kepulauan Riau mempunyai luas panen terkecil yaitu 134 hektar. Gambar 22. Luas Panen Padi menurut Pulau, 2003 - 2008
Besarnya emisi gas metan (CH4) dari lahan sawah ini tergantung pada frekuensi penanaman atau luas panen dalam setahun. Dengan asumsi bahwa satu kali masa tanam padi adalah 90 hari, maka dapat diperkirakan total emisi CH4 dari lahan sawah dalam setahun. Sejak tahun 2006 total emisi CH4 dari lahan sawah meningkat tajam dari rata-rata 1,5 juta ton per tahun menjadi sekitar 1,8 juta per tahun. Hal ini terjadi seiring dengan target swasembada beras yang ingin dicapai pemerintah.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
61
Gambar 23. Perkiraan Emisi CH4 dari Lahan Sawah, 2003 - 2008
Gambar 24. Perkiraan Distribusi Emisi CH4 dari Lahan Sawah menurut Pulau, 2008
62
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
B.
Peternakan
Proses fermentasi yang berlangsung di dalam lambung ternak seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, dan domba akan menghasilkan gas metan (CH4). Gas metan juga akan dihasilkan melalui proses dekomposisi kotoran ternak yang berlangsung secara anaerobik atau ketika proses perabukan dengan menggunakan pupuk kandang. Gambar 25. Persentase Populasi Ternak menurut Jenis Ternak, 2007
Gambar 26. Perkiraan Total Emisi CH4 dari Hewan Ternak menurut Pulau, 2004 - 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
63
Pada tahun 2007 populasi ternak di Indonesia yang masuk dalam kategori penghasil gas metan terdiri dari kambing (32%), sapi potong (25%), domba (21%), babi (15%), kerbau (5%), kuda (1%), dan sapi perah (1%). Pada tahun tersebut emisi CH4 yang dihasilkan dari kegiatan peternakan ini diperkirakan mencapai 897 ribu ton. Gambar 27. Persentase Populasi Unggas menurut Jenis Unggas, 2007
Gambar 28. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Pulau, 2005 - 2007
64
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Pada golongan unggas, emisi gas metan hanya dihasilkan pada proses dekomposisi kotoran ternak menjadi pupuk kandang. Jumlah unggas di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 1,4 milyar ekor yang terdiri dari 23% ayam kampung, 8% ayam petelur, 67% ayam pedaging, dan 2% itik. Sebagian besar unggas tersebut atau sekitar 65% berada di Pulau Jawa. Total emisi CH4 yang dihasilkan dari unggas ini diperkirakan mencapai 29 ribu ton pada tahun 2007 atau meningkat sekitar 15% dibandingkan dengan perkiraan total emisi CH4 pada tahun 2005. Sebagian besar emisi CH4 tersebut berasal dari Pulau Jawa. C.
Penggunaan Pupuk Urea
Pupuk urea terutama digunakan untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian. Konsumsi pupuk urea di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 4,2 juta ton atau meningkat sebesar 9% dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2003. Distribusi penggunaan pupuk urea 60% berada di pulau Jawa, 20% di pulau Sumatera, 7% di pulau Sulawesi, dan sisanya di Kalimantan, Maluku dan Papua. Provinsi yang palng banyak menggunakan pupuk urea adalah Jawa Timur yaitu rata-rata 1 juta ton per tahun dan yang terkecil adalah provinsi Kepulauan Riau yaitu 697 ton per tahun. Emisi CO2 yang dihasilkan oleh penggunaan pupuk urea ini meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya luas lahan pertanian. Pada tahun 2007 emisi CO2 dari pemanfaatan pupuk urea untuk pertanian diperkirakan mencapai 850 ribu ton. Terjadi kenaikan sebesar 7% dibandingkan dengan perkiraan emisi pada tahun 2006. Gambar 29. Konsumsi Pupuk Urea menurut Pulau, 2003 - 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
65
Gambar 30. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Penggunaan Pupuk Urea, 2003 - 2007
66
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 33. Luas Panen Padi (hektar) menurut Provinsi, 2003 - 2008 No.
Provinsi
Tahun 2003
2004
2005
2006
2007
2008
1
NAD
524.945
426.972
367.083
320.789
360.717
329.109
2
Sumatera Utara
550.414
557.673
575.249
705.023
750.232
748.540
3
Sumatera Barat
233.194
241.992
237.862
417.846
423.655
421.902
4
Riau
111.935
132.646
119.555
136.177
147.167
147.796
5
Jambi
124.151
125.316
161.213
140.613
149.888
143.034
6
Sumatera Selatan
512.510
474.429
484.207
646.927
691.467
718.797
7
Bengkulu
98.361
85.641
77.353
100.991
123.853
127.506
8
Lampung
312.017
316.575
313.317
494.102
524.955
506.547
9
Bangka Belitung
3.186
3.773
4.111
5.741
9.010
6.266
10
Kep. Riau
-
-
692
116
117
134
11
DKI Jakarta
5.321
3.180
2.244
1.323
1.544
1.640
12
Jawa Barat
944.042
773.149
917.725
1.798.260
1.829.085
1.803.628
13
Jawa Tengah
972.948
970.686
967.808
1.672.315
1.614.098
1.659.314
14
DI. Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
57.612
56.982
57.188
132.374
133.369
140.167
1.107.766
1.068.926
1.096.077
1.750.903
1.736.048
1.774.884
Banten
246.938
193.688
194.504
348.414
356.803
362.637
17
BaIi
81.901
76.847
80.211
150.567
145.030
144.039
18
Nusa Tenggara Barat
245.632
220.111
225.708
341.418
331.916
359.714
19
Nusa Tenggara Timur
105.914
125.711
115.596
173.208
166.753
187.907
20
Kalimantan Barat
339.466
305.432
274.662
378.042
399.832
423.601
21
Kalimantan Tengah
194.895
173.576
163.501
202.664
229.665
205.684
22
Kalimantan Selatan
420.086
423.884
433.864
462.672
505.846
507.319
23
Kalimantan Timur
119.946
115.910
123.892
150.549
155.484
157.341
24
Sulawesi Utara
64.605
59.393
57.969
94.717
103.189
110.351
25
Sulawesi Tengah
241.661
122.142
117.715
179.078
204.342
211.876
26
Sulawesi Selatan
688.150
547.975
568.748
719.846
770.733
836.298
27
Sulawesi Tenggara
66.939
69.432
73.312
93.826
110.498
102.520
28
Gorontalo
25.495
31.060
27.098
43.953
44.548
46.942
29
Sulawesi Barat
0
0
47.414
64.462
66.630
72.471
Indonesia
8.400.030
7.703.101
7.885.878
11.726.916
12.086.474
12.257.964
Sumber : Survei Pertanian 2003 – 2005 dan Statistik Tanaman Pangan 2006 - 2008, BPS
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
67
Tabel 34. Perkiraan Emisi CH4 (ton) dari Lahan Sawah menurut Provinsi, 2003 - 2008 No.
Provinsi
1
NAD
2
Tahun 2003
2004
2005
2006
2007
2008
91.542
73.871
63.048
50.043
56.272
51.341
Sumatera Utara
108.448
106.648
113.099
109.984
117.036
116.772
3
Sumatera Barat
47.822
49.286
48.412
65.184
66.090
65.817
4
Riau
17.006
16.751
14.937
21.244
22.958
23.056
5
Jambi
17.598
17.506
21.662
21.936
23.383
22.313
6
Sumatera Selatan
73.234
71.113
68.005
100.921
107.869
112.132
7
Bengkulu
17.525
14.460
13.594
15.755
19.321
19.891
8
Lampung
57.812
58.454
56.766
77.080
81.893
79.021
9
Bangka Belitung
386
462
501
896
1.406
977
10
Kep. Riau
-
-
87
18
18
21
11
DKI Jakarta
1.173
681
489
206
241
256
12
Jawa Barat
200.729
165.318
198.139
280.529
285.337
281.366
13
Jawa Tengah
195.446
192.859
195.276
260.881
251.799
258.853
14
DI. Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
12.179
12.136
12.267
20.650
20.806
21.866
203.675
197.514
203.331
273.141
270.823
276.882
Banten
49.937
40.388
41.176
54.353
55.661
56.571
17
BaIi
17.429
16.476
16.927
23.488
22.625
22.470
18
Nusa Tenggara Barat
43.690
37.073
37.005
53.261
51.779
56.115
19
Nusa Tenggara Timur
16.819
20.050
18.228
27.020
26.013
29.313
20
Kalimantan Barat
48.334
42.176
37.385
58.975
62.374
66.082
21
Kalimantan Tengah
28.988
25.087
23.029
31.616
35.828
32.087
22
Kalimantan Selatan
54.251
55.291
54.676
72.177
78.912
79.142
23
Kalimantan Timur
18.798
18.330
19.513
23.486
24.256
24.545
24
Sulawesi Utara
13.279
12.295
12.011
14.776
16.097
17.215
25
Sulawesi Tengah
51.796
26.129
25.709
27.936
31.877
33.053
26
Sulawesi Selatan
126.202
95.575
102.057
112.296
120.234
130.462
27
Sulawesi Tenggara
13.313
13.784
14.954
14.637
17.238
15.993
28
Gorontalo
4.921
6.573
5.692
6.857
6.949
7.323
29
Sulawesi Barat
-
-
7.811
10.056
10.394
11.305
Indonesia
1.532.332 1.386.288 1.425.785 1.829.399 1.885.490 1.912.242
Sumber : Dihitung berdasarkan luas lahan sawah dikalikan dengan faktor emisi
68
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 35. Populasi Hewan Ternak (ribu ekor) menurut Provinsi dan Jenis Ternak, 2004 - 2007 No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Propinsi NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Tahun Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba
Babi
2004
0,1
655,8
409,1
4,8
647,1
137,0
-
2005
-
625,1
338,3
2,7
565,8
124,2
-
2006
-
626,4
34-
2,8
572,9
125,3
-
2007
-
763,9
386,0
4,4
894,2
175,3
-
2004
6,8
249,0
263,4
5,7
717,2
250,9
87,1
2005
6,5
288,9
259,7
4,4
640,5
271,3
809,7
2006
6,8
289,3
261,3
4,4
644,7
293,0
830,4
2007
6,8
267,3
263,4
4,9
712,8
281,4
1.017,8
2004
0,6
597,3
322,7
4,8
195,2
5,1
29,2
2005
0,7
419,4
201,4
4,6
210,5
6,1
29,8
2006
0,8
428,2
211,0
4,7
250,1
7,1
30,5
2007
0,6
463,0
220,2
4,3
259,1
8,8
17,8
2004
-
108,0
48,4
-
204,0
1,7
47,2
2005
-
102,4
47,8
-
256,3
2,5
46,4
2006
-
109,1
252,2
-
266,6
3,7
62,9
2007
-
12-
57,3
-
250,5
3,0
65,9
2004
-
147,9
68,2
0,6
132,4
45,9
12,7
2005
-
113,7
72,9
0,5
125,0
45,3
13,6
2006
-
124,6
83,9
0,5
140,7
51,0
21,0
2007
-
126,5
107,3
-
155,2
51,4
14,3
2004
0,3
438,7
86,5
1,4
425,5
58,3
33,3
2005
0,3
449,5
90,3
1,5
462,5
60,2
34,7
2006
0,4
556,8
103,6
1,7
558,9
67,2
41,7
2007
0,4
584,0
79,2
1,7
582,5
69,3
43,3
2004
0,2
80,4
49,0
0,1
108,6
6,3
1,7
2005
0,1
83,2
48,5
0,1
106,4
6,7
2,2
2006
0,2
84,9
49,0
0,1
110,6
6,7
2,2
2007
0,2
87,2
36,8
0,1
107,0
6,5
2,3
2004
0,1
391,8
52,2
0,2
824,2
67,9
81,6
2005
0,1
417,1
49,2
0,2
927,7
75,6
64,3
2006
0,1
418,2
49,3
0,2
930,1
75,7
64,5
2007
0,2
412,2
0,8
0,2
846,1
72,4
58,5
2004
-
3,2
0,7
-
2,5
0,1
17,3
2005
-
4,6
0,8
-
4,7
0,2
23,1
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
69
No.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
70
Propinsi
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Tahun Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba
Babi
2006
-
5,9
0,9
-
7,0
0,3
28,8
2007
-
5,6
-
-
3,8
0,1
20,3
2004
-
-
-
-
-
-
-
2005
-
1-
0,3
-
21,6
-
707,9
2006
-
10,2
0,3
-
22,6
-
722,0
2007
-
7,3
-
-
20,6
-
182,4
2004
3,4
-
0,2
0,1
7,0
1,6
-
2005
3,3
-
0,2
0,2
5,9
1,6
-
2006
3,2
-
0,2
0,2
5,5
1,5
-
2007
3,4
-
0,1
0,2
10,4
1,7
-
2004
99,0
232,9
15-
14,2
1.144,1
3.529,5
8,1
2005
92,8
234,8
148,0
12,5
1.138,7
3.735,9
9,1
2006
109,6
267,4
156,6
16,2
1.335,2
3.860,9
8,4
2007
102,7
277,9
152,9
16,5
1.393,2
4.955,3
17,9
2004
112,2
1.357,1
122,5
15,0
3.007,6
1.948,1
154,6
2005
114,1
1.390,4
123,8
14,2
3.224,1
1.944,4
167,2
2006
116,5
1.391,4
123,8
14,3
3.245,9
1.946,2
174,1
2007
115,4
1.401,8
115,4
14,7
3.193,8
2.063,3
167,1
2004
7,8
236,7
5,6
0,8
259,0
97,3
7,1
2005
8,2
247,0
5,3
0,8
264,7
106,1
10,2
2006
8,6
249,5
5,3
0,8
267,3
107,2
10,3
2007
7,3
253,8
5,0
0,9
283,0
109,0
7,9
2004
132,8
2.519,0
110,7
25,7
2.383,0
1.380,4
36,8
2005
134,0
2.524,5
54,7
18,3
2.385,0
1.399,1
36,2
2006
135,1
2.524,6
54,7
18,3
2.418,7
1.415,1
36,8
2007
139,0
2.646,1
54,2
18,2
2.457,1
1.444,2
34,7
2004
-
22,9
139,7
0,2
564,5
440,9
2-
2005
-
18,8
135,0
0,2
572,8
444,9
18,6
2006
-
25,3
145,4
0,2
685,2
477,1
7,5
2007
-
21,6
154,1
0,2
817,7
505,0
19,5
2004
-
576,6
7,1
0,7
44,4
0,2
818,3
2005
0,1
590,9
7,1
0,6
68,8
-
854,9
2006
0,1
596,1
7,1
0,6
68,8
-
861,1
2007
0,1
618,6
6,8
0,5
70,8
0,1
864,5
2004
-
426,0
156,8
76,0
315,3
17,0
33,2
2005
-
451,2
154,9
76,4
338,4
18,7
38,0
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No.
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Propinsi
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Tahun Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba
Babi
2006
-
460,2
156,5
77,2
355,3
19,7
41,8
2007
-
491,0
156,7
78,1
394,9
26,3
38,9
2004
-
522,9
136,9
96,4
490,7
56,5
1.276,2
2005
-
533,7
139,6
98,0
479,9
57,2
1.319,2
2006
-
544,1
141,2
99,5
498,3
57,8
1.363,8
2007
-
555,3
145,0
101,6
509,2
59,0
1.459,3
2004
-
156,6
5,4
-
105,0
0,1
364,9
2005
-
158,8
4,2
-
106,8
-
372,2
2006
-
164,1
5,8
-
114,4
-
372,9
2007
-
176,7
4,5
-
118,5
0,1
419,1
2004
-
55,6
14,9
-
37,4
4,2
241,9
2005
-
61,3
16,2
-
39,8
4,2
269,1
2006
-
63,3
16,6
-
41,0
4,3
320,1
2007
-
66,5
17,4
-
43,1
4,5
331,5
2004
0,1
173,6
38,5
0,8
96,5
3,4
6,5
2005
0,1
182,6
40,2
0,7
99,3
3,4
6,3
2006
0,1
191,8
40,6
0,7
102,8
3,5
6,3
2007
0,1
202,5
41,9
0,8
111,7
3,5
7,5
2004
-
60,8
14,9
0,1
73,5
0,8
139,1
2005
-
69,0
13,6
0,1
59,7
0,9
1.103,5
2006
-
70,4
13,8
0,1
60,9
0,9
105,5
2007
-
75,4
9,0
0,1
54,2
1,0
70,2
2004
-
98,7
-
9,0
44,4
-
234,6
2005
-
118,9
-
8,5
41,7
-
254,8
2006
-
120,7
-
8,5
42,3
-
265,0
2007
-
116,5
-
8,1
43,4
-
273,7
2004
-
197,7
4,6
3,8
163,9
5,4
169,1
2005
-
187,5
4,5
3,3
178,4
2,2
173,5
2006
-
188,5
4,8
3,3
178,9
2,2
218,1
2007
-
197,8
6,6
2,8
171,7
1,9
208,2
2004
0,7
628,0
161,5
114,8
511,9
1,4
393,2
2005
0,8
594,3
124,8
106,4
407,2
2,0
664,7
2006
0,8
612,1
128,5
109,6
419,5
2,0
684,6
2007
1,4
646,8
131,9
117,2
543,7
1,6
539,4
2004
-
208,7
7,9
4,6
90,1
0,2
25,0
2005
-
213,8
7,9
4,7
86,3
0,2
26,8
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
71
No.
28
29
30
31
32
33
Propinsi
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Papua
Indonesia
Tahun Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba
Babi
2006
-
216,0
8,0
4,7
88,7
0,2
30,1
2007
-
247,1
7,8
4,7
102,6
0,4
34,2
2004
-
201,7
-
6,9
131,6
-
1-
2005
-
206,0
-
6,4
86,5
-
7,7
2006
-
214,0
-
7,8
92,9
-
1-
2007
-
235,8
-
8,5
111,1
-
8,4
2004
-
-
-
-
-
-
-
2005
-
86,2
15,4
10,8
209,7
-
12,5
2006
-
90,5
16,2
11,3
220,2
-
13,1
2007
-
95,1
17,0
11,9
254,3
-
13,8
2004
-
76,9
24,3
8,6
171,8
13,1
132,2
2005
-
66,6
22,6
8,8
146,2
13,3
109,9
2006
-
68,0
22,9
8,9
149,1
13,5
114,3
2007
-
7-
23,5
9,0
152,4
13,7
120,3
2004
-
-
0,1
-
74,2
-
9,3
2005
-
40,5
0,1
-
10-
-
41,2
2006
-
42,6
0,1
-
105,0
-
43,3
2007
-
42,8
-
-
149,8
-
107,8
2004
-
-
-
-
-
-
-
2005
-
30,1
-
-
12,9
-
27,0
2006
-
31,4
-
-
14,1
-
28,9
2007
-
33,9
-
-
13,2
-
517,3
2004
0,1
74,3
1,5
1,8
57,1
1,8
806,1
2005
0,1
48,3
1,3
2,1
35,6
1,0
546,5
2006
0,1
5-
1,3
2,3
36,9
1,1
566,9
2007
0,1
56,0
1,4
2,5
41,8
1,0
72,8
2004
364,2
10.498,8 2.403,3 397,1 13.029,7 8.075,1 5.196,3
2005
361,2
10.569,1 2.128,6 387,0 13.409,4 8.327,2 7.800,8
2006
382,4
10.835,6 2.400,9 398,9 14.051,1 8.543,2 7.086,9
2007
377,7
11.366,0 2.202,2 412,1 14.873,4 9.859,8 6.756,6
Sumber : Statistik Indonesia 2005 - 2008, BPS
72
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 36. Populasi Hewan Unggas (ekor) menurut Provinsi dan Jenis Unggas, 2005 - 2007 No. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Provinsi NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Balitung
Kep. Riau
DKI Jakarta
Tahun
Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Itik Manila
2005
18.720.100
94.200
1.057.400
2.910.400
2006
15.643.800
170.000
1.538.300
2.909.200
2007
14.799.100
210.800
1.784.700
2.917.900
2005
21.280.400
6.190.200
35.568.200
1.994.800
2006
20.175.300
8.080.500
42.763.500
1.840.400
2007
24.109.400
9.939.000
51.615.600
2.079.700
2005
5.725.500
5.608.500
11.357.800
985.400
2006
5.266.200
6.177.300
12.749.000
1.041.000
2007
5.713.600
6.584.600
12.863.700
1.320.800
2005
5.738.800
236.300
27.441.000
339.300
2006
6.181.600
404.300
20.965.800
385.600
2007
6.424.000
426.400
26.253.400
387.800
2005
3.477.900
460.300
9.694.400
468.900
2006
3.646.300
509.600
11.539.200
495.600
2007
4.419.800
540.400
14.364.700
496.200
2005
12.728.000
4.860.000
14.920.000
2.029.000
2006
11.875.000
5.134.000
15.842.000
1.843.000
2007
24.181.000
7.176.000
19.937.000
2.761.000
2005
2.543.500
32.200
1.591.300
160.600
2006
2.676.100
102.500
1.833.000
154.900
2007
2.943.700
125.100
2.236.600
174.300
2005
13.941.000
1.661.200
21.747.200
628.900
2006
12.240.900
2.426.900
21.094.600
439.600
2007
12.542.900
2.596.100
22.927.700
457.300
2005
903.700
262.700
4.639.700
35.400
2006
2.743.900
386.900
5.287.400
20.400
2007
2.835.200
464.300
6.344.900
23.500
2005
922.600
212.600
469.600
60.800
2006
479.700
431.900
6.284.700
66.400
2007
489.300
440.500
6.410.400
67.700
2005
55.100
-
182.000
58.800
2006
54.200
-
124.300
52.400
2007
17.000
-
100.000
48.000
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
73
No. 12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
74
Provinsi Jawa Barat
Jawa Tengah
DI. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Tahun
Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Itik Manila
2005
30.989.800
10.169.300
352.434.300
5.305.500
2006
29.319.200
10.351.100
343.954.100
5.296.800
2007
31.354.400
10.375.300
369.121.200
5.442.500
2005
35.928.900
12.660.200
62.043.400
4.917.800
2006
33.158.100
13.160.600
61.258.100
4.614.500
2007
34.487.700
13.329.000
65.319.500
4.764.400
2005
4.559.200
2.391.400
20.971.700
377.000
2006
23.824.000
2.471.700
25.360.300
419.700
2007
24.062.300
2.496.400
25.613.900
423.900
2005
39.331.900
21.570.800
142.602.400
2.402.100
2006
40.058.300
30.364.200
119.525.100
2.430.800
2007
40.520.700
31.123.300
182.375.100
2.474.700
2005
7.094.900
4.638.900
6.475.800
723.600
2006
7.909.800
4.720.400
7.684.700
953.200
2007
8.240.900
4.966.900
7.862.300
991.600
2005
4.664.600
3.796.600
5.363.100
687.600
2006
4.508.300
3.680.500
5.317.200
653.900
2007
4.521.000
3.693.400
5.335.800
656.200
2005
4.137.700
93.000
8.848.500
525.300
2006
4.176.400
70.900
9.804.900
589.300
2007
4.594.100
78.000
10.785.300
618.700
2005
9.499.700
86.000
625.000
242.500
2006
9.732.300
91.300
45.800
249.600
2007
9.836.700
91.400
43.400
247.900
2005
4.420.100
2.520.900
15.139.400
341.200
2006
4.589.300
2.793.400
14.889.700
351.100
2007
5.048.200
3.045.000
16.378.700
386.200
2005
6.438.900
32.000
2.436.300
215.000
2006
5.740.900
39.400
3.200.400
232.300
2007
6.027.900
41.400
3.360.400
242.600
2005
8.697.900
1.182.600
19.964.600
3.041.700
2006
9.984.000
1.983.300
20.624.100
3.487.000
2007
10.546.100
2.038.300
21.680.100
3.677.700
2005
2.739.200
733.800
25.828.600
190.900
2006
2.874.000
663.800
26.292.200
172.700
2007
2.931.500
677.100
26.818.000
176.200
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
No. 24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Tahun
Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Itik Manila
2005
1.827.300
618.900
1.459.400
71.500
2006
1.875.300
613.700
1.406.900
76.800
2007
1.950.300
644.300
1.477.200
78.500
2005
2.008.500
376.200
2.238.400
210.800
2006
2.120.300
376.700
2.358.000
207.300
2007
2.358.900
472.200
2.620.000
106.000
2005
13.604.900
3.751.600
12.765.500
2.485.000
2006
13.960.300
4.324.500
12.326.000
2.423.200
2007
14.130.300
4.481.600
13.203.600
1.889.600
2005
7.936.300
65.700
820.100
280.900
2006
6.815.600
60.600
896.000
268.600
2007
7.249.600
93.200
953.300
279.100
2005
983.100
112.100
379.500
40.300
2006
1.124.300
120.800
384.200
58.700
2007
1.319.400
147.300
401.900
71.000
2005
3.723.200
189.400
451.000
209.700
2006
3.909.300
273.600
473.600
240.900
2007
4.104.800
395.200
497.200
276.700
2005
1.829.800
8.300
80.900
232.400
2006
2.048.000
8.900
111.200
235.900
2007
2.891.700
9.700
131.200
239.500
2005
600.200
6.300
84.300
17.600
2006
533.700
13.200
269.900
46.500
2007
640.400
15.400
269.900
53.500
2005
414.800
45.100
774.800
23.400
2006
406.000
66.200
342.100
11.900
2007
456.600
82.600
867.700
13.700
2005
1.486.100
123.200
733.000
191.200
2006
1.435.000
128.700
981.200
211.600
2007
1.671.600
141.600
897.100
248.900
2005
278.953.600
84.790.500
811.188.600
32.405.300
2006
291.085.400
100.201.400
797.527.500
32.480.800
2007
317.420.100
106.941.800
920.851.500
34.093.300
Sumber : Statistik Indonesia Tahun 2005/2006 dan 2007, BPS
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
75
Tabel 37. Perkiraan Emisi CH4 (Ton) dari Hewan Ternak menurut Provinsi, 2004 -2007 No.
Provinsi
Tahun 2004
2005
2006
2007
1
NAD
58.983
52.933
53.137
64.323
2
Sumatera Utara
33.442
40.581
41.020
41.885
3
Sumatera Barat
48.492
33.133
34.331
36.453
4
Riau
9.390
9.357
21.521
10.872
5
Jambi
12.028
10.618
11.939
13.378
6
Sumatera Selatan
28.827
29.778
36.293
36.355
7
Bengkulu
7.284
7.375
7.516
6.912
8
Lampung
27.088
28.572
28.645
25.099
9
Bangka Belitung
345
477
603
451
10
Kepulauan Riau
-
6.273
6.400
1.917
11
DKI Jakarta
371
358
346
385
12
Jawa Barat
53.562
53.992
59.336
65.091
13
Jawa Tengah
109.794
112.832
113.281
113.493
14
DI. Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
14.326
14.941
15.117
15.261
159.850
156.986
157.356
163.851
Banten
14.463
14.051
15.620
16.869
17
Bali
34.874
35.986
36.285
37.384
18
Nusa Tenggara Barat
32.914
34.191
34.854
36.579
19
Nusa Tenggara Timur
47.905
48.901
49.977
51.601
20
Kalimantan Barat
11.290
11.395
11.785
12.707
21
Kalimantan Tengah
5.670
6.247
6.781
7.083
22
Kalimantan Selatan
11.124
11.664
12.147
12.793
23
Kalimantan Timur
5.269
13.232
5.333
4.983
24
Sulawesi Utara
7.027
8.134
8.305
8.171
25
Sulawesi Tengah
12.062
11.650
12.075
12.495
26
Sulawesi Selatan
47.547
45.307
46.660
48.211
27
Sulawesi Tenggara
11.230
11.472
11.622
13.210
28
Gorontalo
10.585
10.529
10.993
12.135
29
Sulawesi Barat
-
6.424
6.745
7.207
30
Maluku
7.269
6.372
6.509
6.708
31
Maluku Utara
468
2.799
2.943
3.696
32
Irian Jaya Barat
-
1.728
1.812
5.834
33
Papua Indonesia
10.453
7.006
7.263
3.632
833.933
845.294
874.551
897.022
Sumber : Dihitung berdasarkan jumlah hewan ternak dan unggas dikalikan dengan faktor emisi
76
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 38. Perkiraan Emisi CH4 dari Unggas menurut Provinsi, 2005 - 2007 No.
Provinsi
Tahun 2005
2006
2007
1
NAD
486
436
426
2
Sumatera Utara
1.383
1.556
1.875
3
Sumatera Barat
539
577
609
4
Riau
681
567
678
5
Jambi
291
334
407
6
Sumatera Selatan
760
764
1.180
7
Bengkulu
88
98
113
8
Lampung
782
753
801
9
Bangka Belitung
120
173
198
10
Kepulauan Riau
36
150
153
11
DKI Jakarta
7
5
4
12
Jawa Barat
8.133
7.935
8.484
13
Jawa Tengah
2.487
2.422
2.539
14
DI. Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
594
1.070
1.081
4.358
4.176
5.466
Banten
432
482
501
17
Bali
335
327
328
18
Nusa Tenggara Barat
278
299
328
19
Nusa Tenggara Timur
212
206
208
20
Kalimantan Barat
477
484
531
21
Kalimantan Tengah
185
187
196
22
Kalimantan Selatan
700
776
816
23
Kalimantan Timur
599
608
621
24
Sulawesi Utara
86
86
90
25
Sulawesi Tengah
103
107
117
26
Sulawesi Selatan
715
728
738
27
Sulawesi Tenggara
186
164
175
28
Gorontalo
32
36
41
29
Sulawesi Barat
95
103
112
30
Maluku
45
51
68
31
Maluku Utara
14
18
20
32
Irian Jaya Barat
26
17
29
33
Papua Indonesia
54
59
63
25.319
25.753
28.996
Sumber : Dihitung berdasarkan jumlah unggas dikalikan dengan faktor emisi
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
77
Tabel 39. Konsumsi Pupuk Urea (ribu ton) menurut Provinsi, 2003 - 2007 No.
Provinsi
1
NAD
2 3 4
Riau
5
Jambi
6
Sumatera Selatan
7
Bengkulu
8
Lampung
9
Bangka Belitung
10
Kep. Riau
11
Tahun 2003
2004
2005
2006
2007
90,58
65,79
42,92
51,92
59,30
Sumatera Utara
36-0
352,00
178,72
146,98
175,94
Sumatera Barat
88,93
98,98
72,58
64,59
77,93
1,03
52,43
45,79
65,52
55,67
15,23
49,94
36,64
35,86
40,88
103,09
143,18
138,34
131,97
165,65
13,68
20,43
19,54
14,07
22,05
198,30
204,21
218,18
237,48
251,86
21,60
11,00
18,00
13,92
15,53
-
-
-
0,69
0,70
DKI Jakarta
0,60
0,78
0,80
0,65
0,76
12
Jawa Barat
782,85
74-9
677,14
709,31
700,35
13
Jawa Tengah
690,11
735,16
759,11
742,60
817,03
14
DI. Yogyakarta
44,00
79,10
58,31
67,18
66,54
15
Jawa Timur
917,61
982,49
1.084,16
1.061,92
1.085,44
16
Banten
6-0
68,14
69,50
67,49
66,22
17
Bali
49,42
52,69
51,92
49,72
48,82
18
Nusa Tenggara Barat
89,31
89,66
98,22
92,52
115,83
19
Nusa Tenggara Timur
8,93
8,55
12,37
15,59
18,34
20
Kalimantan Barat
15,71
37,94
19,45
29,37
36,82
21
Kalimantan Tengah
36,25
26,89
13,49
11,30
12,12
22
Kalimantan Selatan
28,73
36,82
35,71
32,97
40,76
23
Kalimantan Timur
18,90
18,34
15,66
12,36
13,89
24
Sulawesi Utara
22,71
19,47
18,01
19,31
20,56
25
Sulawesi Tengah
24,62
32,73
40,70
34,93
39,24
26
Sulawesi Selatan
201,70
239,15
238,12
212,89
252,88
27
Sulawesi Tenggara
7,09
20,58
15,51
18,00
2-0
28
Gorontalo
11,00
14,72
7,71
10,15
12,10
29
Sulawesi Barat
-
-
-
1,58
7,41
30
Maluku
5,24
3,99
1,87
2,32
2,64
31
Maluku Utara
1,11
1,71
0,45
0,98
0,92
32
Irian Jaya Barat
-
-
-
1,50
1,12
33
Papua
2,97
3,65
3,79
4,76
4,13
3.911,26
4.210,59
3.992,69
3.962,41
4.249,41
Indonesia
Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, 2007
78
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 40. Perkiraan Emisi CO2 (ribu ton) dari Konsumsi Pupuk Urea menurut Provinsi, 2003 - 2007 No.
Provinsi
Tahun 2003
2004
2005
2006
2007
1
NAD
18,12
13,16
8,58
10,38
11,86
2
Sumatera Utara
72,00
70,40
35,74
29,40
35,19
3
Sumatera Barat
17,79
19,80
14,52
12,92
15,59
4
Riau
0,21
10,49
9,16
13,10
11,13
5
Jambi
3,05
9,99
7,33
7,17
8,18
6
Sumatera Selatan
20,62
28,64
27,67
26,39
33,13
7
Bengkulu
2,74
4,09
3,91
2,81
4,41
8
Lampung
39,66
40,84
43,64
47,50
50,37
9
Bangka Belitung
4,32
2,20
3,60
2,78
3,11
10
Kep. Riau
-
-
-
0,14
0,14
11
DKI Jakarta
0,12
0,16
0,16
0,13
0,15
12
Jawa Barat
156,57
148,02
135,43
141,86
14-7
13
Jawa Tengah
138,02
147,03
151,82
148,52
163,41
14
DI. Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
Nusa Tenggara Barat
19
Nusa Tenggara Timur
20 21
8,80
15,82
11,66
13,44
13,31
183,52
196,50
216,83
212,38
217,09
12,00
13,63
13,90
13,50
13,24
9,88
10,54
10,38
9,94
9,76
17,86
17,93
19,64
18,50
23,17
1,79
1,71
2,47
3,12
3,67
Kalimantan Barat
3,14
7,59
3,89
5,87
7,36
Kalimantan Tengah
7,25
5,38
2,70
2,26
2,42
22
Kalimantan Selatan
5,75
7,36
7,14
6,59
8,15
23
Kalimantan Timur
3,78
3,67
3,13
2,47
2,78
24
Sulawesi Utara
4,54
3,89
3,60
3,86
4,11
25
Sulawesi Tengah
4,92
6,55
8,14
6,99
7,85
26
Sulawesi Selatan
40,34
47,83
47,62
42,58
50,58
27
Sulawesi Tenggara
1,42
4,12
3,10
3,60
4,00
28
Gorontalo
2,20
2,94
1,54
2,03
2,42
29
Sulawesi Barat
-
-
-
0,32
1,48
30
Maluku
1,05
0,80
0,37
0,46
0,53
31
Maluku Utara
0,22
0,34
-9
0,20
0,18
32
Irian Jaya Barat
-
-
-
0,30
0,22
33
Papua Indonesia
0,59
0,73
0,76
0,95
0,83
782,25
842,12
798,54
792,48
849,88
Sumber : Dihitung berdasarkan konsumsi pupuk urea dikalikan dengan faktor emisi
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
79
Bab VI Sampah A.
Timbulan Sampah
Pada tahun 2007 total timbulan sampah dari 170 kota yang mengikuti program Adipura mencapai 45,4 juta meter kubik. Dari jumlah tersebut, sekitar 71% atau sebanyak 32,5 juta meter kubik terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Timbulan sampah di Indonesia adalah sebesar 0,23 ton per kapita per tahun. Dengan menggunakan asumsi tersebut dan proyeksi jumlah penduduk tahun 2004 – 2008, timbulan sampah pada tahun 2008 diperkirakan mencapai 52 juta ton dimana 58% diantaranya berasal dari pulau Jawa. Hal ini sesuai dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk di pulau Jawa yang lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya di Indonesia. Gambar 31. Perkiraan Timbulan Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008
Dari timbulan sampah tersebut, sekitar 69% diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, 10% ditimbun, 7% diolah (kompos), 5% dibakar, 3% dibuang ke sungai, dan 6% sisanya tidak tertangani. Dilihat dari komposisinya, sampah di Indonesia didominasi oleh bahan organik sebesar 65%, kertas sebesar 13%, plastik sebesar 11%, dan kayu sebesar 3%. Sisanya adalah tekstil, karet, logam, gelas, dan keramik masing-masing sebesar 1%.
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
81
Gambar 32. Komposisi Sampah di Indonesia, 2001
B.
Emisi CO2 dan CH4
Dengan asumsi bahwa tidak ada sampah yang terbakar di TPA, maka pada tahun 2008 emisi CO2 dari sampah diperkirakan mencapai 1000 gigagram. Sedangkan emisi CH4 diperkirakan mencapai 16 ribu gigagram. Gambar 33. Perkiraan Total Emisi CO2 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008
82
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Gambar 34. Perkiraan Total Emisi CH4 dari Sampah menurut Pulau, 2004 - 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
83
Tabel 41. Perkiraan Timbulan Sampah (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008 No.
Provinsi
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2
2004
2005
2006
2007
2008
924.209
928.717
932.351
936.146
939.504
Sumatera Utara
2.827.528
2.864.144
2.899.311
2.934.961
2.970.358
3
Sumatera Barat
1.005.606
1.012.483
1.018.440
1.024.351
1.030.561
4
Riau
1.347.938
1.404.932
1.465.008
1.526.602
1.588.817
5
Jambi
599.633
611.179
622.656
634.340
646.070
6
Sumatera Selatan
1.528.764
1.553.857
1.579.847
1.604.503
1.630.148
7
Bengkulu
364.780
372.002
379.270
387.136
395.048
8
Lampung
1.651.331
1.676.999
1.702.253
1.727.714
1.753.336
9
Kep. Bangka Belitung
220.156
223.445
226.849
230.230
233.611
10
DKI Jakarta
1.986.303
2.000.908
2.013.811
2.027.220
2.040.767
11
Jawa Barat
8.828.136
8.985.341
9.142.661
9.302.465
9.463.511
12
Jawa Tengah
7.304.754
7.334.056
7.360.575
7.387.462
7.413.958
13
DI Yogyakarta
747.155
754.446
761.576
768.959
776.388
14
Jawa Timur
8.141.126
8.176.592
8.209.850
8.243.936
8.277.677
15
Banten
2.082.650
2.141.070
2.201.192
2.262.303
2.324.518
16
Bali
766.751
777.055
787.198
797.364
807.346
17
Nusa Tenggara Barat
985.780
1.001.765
1.017.520
1.033.344
1.049.260
18
Nusa Tenggara Timur
935.525
949.279
962.596
976.097
989.414
19
Kalimantan Barat
993.140
1.010.689
1.027.893
1.045.350
1.062.669
20
Kalimantan Tengah
478.354
491.717
505.402
519.110
533.071
21
Kalimantan Selatan
733.332
745.223
757.206
769.189
781.241
22
Kalimantan Timur
629.602
646.507
663.734
680.984
698.510
23
Sulawesi Utara
486.197
492.637
498.962
505.241
511.359
24
Sulawesi Tengah
542.225
552.920
563.569
574.517
585.281
25
Sulawesi Selatan
1.937.244
1.953.551
1.979.771
2.000.724
2.022.022
26
Sulawesi Tenggara
467.291
479.757
492.499
505.011
517.822
27
Gorontalo
198.950
200.606
202.170
203.895
205.413
28
Maluku
286.051
291.226
296.240
299.782
305.394
29
Maluku Utara
201.986
204.746
208.288
212.106
215.234
30
Papua
565.271
579.232
593.101
607.085
620.885
49.767.768
50.417.081
51.071.799
51.728.127
52.389.193
Indonesia
Sumber : Diolah berdasarkan proyeksi jumlah penduduk (BPS) dan timbulan sampah per kapita per tahun dari Statistik Persampahan Indonesia, 2008
84
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 42. Perkiraan Jumlah Sampah di TPA (ton) menurut Provinsi, 2004 - 2008 No.
Provinsi
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2 3
2004
2005
2006
2007
2008
637.704
640.815
643.322
645.941
648.258
Sumatera Utara
1.950.994
1.976.259
2.000.525
2.025.123
2.049.547
Sumatera Barat
693.868
698.613
702.724
706.802
711.087
4
Riau
930.077
969.403
1.010.856
1.053.355
1.096.284
5
Jambi
413.747
421.714
429.633
437.695
445.788
6
Sumatera Selatan
1.054.847
1.072.161
1.090.094
1.107.107
1.124.802
7
Bengkulu
251.698
256.681
261.696
267.124
272.583
8
Lampung
1.139.418
1.157.129
1.174.555
1.192.123
1.209.802
9
Kep. Bangka Belitung
151.908
154.177
156.526
158.859
161.192
10
DKI Jakarta
1.370.549
1.380.627
1.389.530
1.398.782
1.408.129
11
Jawa Barat
6.091.414
6.199.885
6.308.436
6.418.701
6.529.823
12
Jawa Tengah
5.040.280
5.060.499
5.078.797
5.097.349
5.115.631
13
DI Yogyakarta
515.537
520.568
525.487
530.582
535.708
14
Jawa Timur
5.617.377
5.641.848
5.664.797
5.688.316
5.711.597
15
Banten
1.437.029
1.477.338
1.518.822
1.560.989
1.603.917
16
Bali
529.058
536.168
543.167
550.181
557.069
17
Nusa Tenggara Barat
680.188
691.218
702.089
713.007
723.989
18
Nusa Tenggara Timur
645.512
655.003
664.191
673.507
682.696
19
Kalimantan Barat
685.267
697.375
709.246
721.292
733.242
20
Kalimantan Tengah
330.064
339.285
348.727
358.186
367.819
21
Kalimantan Selatan
505.999
514.204
522.472
530.740
539.056
22
Kalimantan Timur
434.425
446.090
457.976
469.879
481.972
23
Sulawesi Utara
335.476
339.920
344.284
348.616
352.838
24
Sulawesi Tengah
374.135
381.515
388.863
396.417
403.844
25
Sulawesi Selatan
1.336.698
1.347.950
1.366.042
1.380.500
1.395.195
26
Sulawesi Tenggara
322.431
331.032
339.824
348.458
357.297
27
Gorontalo
137.276
138.418
139.497
140.688
141.735
28
Maluku
197.375
200.946
204.406
206.850
210.722
29
Maluku Utara
139.370
141.275
143.719
146.353
148.511
30
Papua
390.037
399.670
409.240
418.889
428.411
34.339.760
34.787.786
35.239.541
35.692.408
36.148.543
Indonesia
Sumber : Statistik Persampahan Indonesia, 2008
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
85
Tabel 43. Perkiraan Emisi CO2 (gigagram) dari Sampah Dibakar menurut Provinsi, 2004 - 2008 No.
Provinsi
2004
2005
2006
2007
2008
1
Nanggroe Aceh Darussalam
19,42
19,51
19,59
19,67
19,74
2
Sumatera Utara
59,41
60,18
60,92
61,67
62,41
3
Sumatera Barat
21,13
21,27
21,40
21,52
21,65
4
Riau
28,32
29,52
30,78
32,08
33,38
5
Jambi
12,60
12,84
13,08
13,33
13,57
6
Sumatera Selatan
32,12
32,65
33,19
33,71
34,25
7
Bengkulu
7,66
7,82
7,97
8,13
8,30
8
Lampung
34,70
35,24
35,77
36,30
36,84
9
Kep. Bangka Belitung
4,63
4,69
4,77
4,84
4,91
10
DKI Jakarta
41,73
42,04
42,31
42,59
42,88
11
Jawa Barat
185,49
188,79
192,09
195,45
198,84
12
Jawa Tengah
153,48
154,09
154,65
155,22
155,77
13
DI Yogyakarta
15,70
15,85
16,00
16,16
16,31
14
Jawa Timur
171,05
171,80
172,50
173,21
173,92
15
Banten
43,76
44,99
46,25
47,53
48,84
16
Bali
16,11
16,33
16,54
16,75
16,96
17
Nusa Tenggara Barat
20,71
21,05
21,38
21,71
22,05
18
Nusa Tenggara Timur
19,66
19,95
20,22
20,51
20,79
19
Kalimantan Barat
20,87
21,24
21,60
21,96
22,33
20
Kalimantan Tengah
10,05
10,33
10,62
10,91
11,20
21
Kalimantan Selatan
15,41
15,66
15,91
16,16
16,41
22
Kalimantan Timur
13,23
13,58
13,95
14,31
14,68
23
Sulawesi Utara
10,22
10,35
10,48
10,62
10,74
24
Sulawesi Tengah
11,39
11,62
11,84
12,07
12,30
25
Sulawesi Selatan
40,70
41,05
41,60
42,04
42,48
26
Sulawesi Tenggara
9,82
10,08
10,35
10,61
10,88
27
Gorontalo
4,18
4,21
4,25
4,28
4,32
28
Maluku
6,01
6,12
6,22
6,30
6,42
29
Maluku Utara
4,24
4,30
4,38
4,46
4,52
30
Papua
11,88
12,17
12,46
12,76
13,05
1.045,66
1.059,30
1.073,06
1.086,85
1.100,74
Indonesia
Sumber : Diolah berdasarkan jumlah sampah yang dibakar dan faktor emisi CO2 yang ditentukan IPCC
86
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 44. Perkiraan Emisi CH4 (gigagram) dari Sampah di TPA menurut Provinsi, 2004 - 2008 No.
Provinsi
2004
2005
2006
2007
2008
1
Nanggroe Aceh Darussalam
28,91
29,05
29,16
29,28
29,39
2
Sumatera Utara
88,45
89,59
90,69
91,81
92,91
3
Sumatera Barat
31,46
31,67
31,86
32,04
32,24
4
Riau
42,16
43,95
45,83
47,75
49,70
5
Jambi
18,76
19,12
19,48
19,84
20,21
6
Sumatera Selatan
47,82
48,60
49,42
50,19
50,99
7
Bengkulu
11,41
11,64
11,86
12,11
12,36
8
Lampung
51,65
52,46
53,25
54,04
54,84
9
Kep. Bangka Belitung
6,89
6,99
7,10
7,20
7,31
10
DKI Jakarta
62,13
62,59
62,99
63,41
63,84
11
Jawa Barat
276,14
281,06
285,98
290,98
296,02
12
Jawa Tengah
228,49
229,41
230,24
231,08
231,91
13
DI Yogyakarta
23,37
23,60
23,82
24,05
24,29
14
Jawa Timur
254,65
255,76
256,80
257,87
258,93
15
Banten
65,15
66,97
68,85
70,76
72,71
16
Bali
23,98
24,31
24,62
24,94
25,25
17
Nusa Tenggara Barat
30,84
31,34
31,83
32,32
32,82
18
Nusa Tenggara Timur
29,26
29,69
30,11
30,53
30,95
19
Kalimantan Barat
31,07
31,61
32,15
32,70
33,24
20
Kalimantan Tengah
14,96
15,38
15,81
16,24
16,67
21
Kalimantan Selatan
22,94
23,31
23,69
24,06
24,44
22
Kalimantan Timur
19,69
20,22
20,76
21,30
21,85
23
Sulawesi Utara
15,21
15,41
15,61
15,80
16,00
24
Sulawesi Tengah
16,96
17,30
17,63
17,97
18,31
25
Sulawesi Selatan
60,60
61,11
61,93
62,58
63,25
26
Sulawesi Tenggara
14,62
15,01
15,41
15,80
16,20
27
Gorontalo
6,22
6,27
6,32
6,38
6,43
28
Maluku
8,95
9,11
9,27
9,38
9,55
29
Maluku Utara
6,32
6,40
6,52
6,63
6,73
30
Papua
17,68
18,12
18,55
18,99
19,42
1.556,74
1.577,05
1.597,53
1.618,06
1.638,73
Indonesia
Sumber : Diolah berdasarkan jumlah sampah di TPA dan faktor emisi CH4 yang ditentukan IPCC
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
87
Tabel 45. Timbulan Sampah dan Sampah Terangkut (m3/tahun) di 170 Kota/Kabupaten menurut Provinsi, 2007 No.
Provinsi
Jumlah Kabupaten/Kota 4
Timbulan
Terangkut
1
NAD
269.005
209.028
2
Sumatera Utara
8
2.567.594
1.953.492
3
Sumatera Barat
5
639.489
562.167
4
Riau
2
674.155
451.140
5
Jambi
1
225.285
28.105
6
Sumatera Selatan
5
1.961.419
1.194.554
7
Bengkulu
4
125.925
111.325
8
Lampung
3
495.520
363.540
9
Bangka Belitung
3
175.930
133.134
10
Kepulauan Riau
3
273.943
173.882
11
DKI Jakarta
5
10.291.796
10.028.802
12
Jawa Barat
13
7.223.938
3.642.105
13
Jawa Tengah
19
3.845.344
2.723.232
14
DI Yogyakarta
2
439.460
51.100
15
Jawa Timur
31
6.250.477
3.176.472
16
Banten
5
2.393.502
1.559.028
17
Bali
8
1.633.393
1.489.189
18
NTB
7
943.091
1.132.478
19
NTT
11
243.057
209.236
20
Kalimantan Barat
5
564.071
454.243
21
Kalimantan Tengah
5
335.720
275.312
22
Kalimantan Selatan
8
606.685
426.557
23
Kalimantan Timur
4
1.483.382
608.134
24
Sulawesi Tengah
1
13.870
13.505
25
Sulawesi Selatan
5
1.564.536
1.373.316
26
Sulawesi Tenggara
1
111.690
59.130
27
Sulawesi Barat
2
84.571
78.220
170
45.436.846
32.480.427
Total
Sumber : Asisten Deputi Urusan Limbah Domestik, Deputi II MENLH
88
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Bab VII Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca sebenarnya merupakan proses alam dimana atmosfir memantulkan kembali sebagian radiasi panas yang berasal dari permukaan bumi sehingga bumi menjadi terasa hangat. Fungsi memantulkan radiasi panas tersebut dilakukan oleh gas rumah kaca seperti CO2 dan CH4. Masalahnya adalah pada saat ini konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir sudah melebihi keadaan normalnya sehingga radiasi panas yang dipantulkan ke permukaan bumi menjadi lebih banyak dan akibatnya adalah meningkatnya suhu bumi. Pengaruh dari meningkatnya suhu udara ini antara lain adalah meningkatnya penyakit malaria dan demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk. A.
Dampak terhadap Iklim
Suhu Udara Hasil pengukuran suhu udara yang dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menunjukkan bahwa pada periode tahun 2000 – 2007 suhu udara maksimum di wilayah Indonesia cenderung meningkat pada tahun 2000 – 2003 dan cenderung menurun pada tahun 2004 – 2006. Pada tahun 2007 suhu maksimum meningkat hingga mencapai 50 oC yaitu di Kalimantan. Suhu udara minimum cenderung menurun pada tahun 2003 – 2007 setelah meningkat pada periode 2000 – 2002. Peningkatan suhu udara minimum pada tahun 2000 – 2002 terjadi di Pulau Bali. Gambar 35. Suhu Udara Maksimum dan Minimum (oC) di Indonesia, 2000 - 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
89
Perbandingan menurut pulau menunjukkan bahwa suhu udara maksimum di pulau Sumatera, Kalimantan dan Maluku cenderung meningkat dalam periode tahun 2000 – 2007 dan cenderung menurun di pulau Sulawesi dan Papua. Sementara suhu udara minimum cenderung menurun kecuali di pulau Bali dan Maluku. Gambar 36. Suhu Udara Maksimum menurut Pulau, 2000 - 2007
Gambar 37. Suhu Udara Minimum menurut Pulau, 2000 - 2007
90
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Curah Hujan Hasil pengukuran curah hujan secara kontinu pada 33 stasiun BMG menunjukkan bahwa pada tahun 2007 curah hujan di stasiun bandara Supadio, provinsi Kalimantan Barat, mencapai 4065 mm atau tertinggi dibandingkan dengan curah hujan di stasiun lainnya. Sementara curah hujan terendah tercatat di stasiun Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu sebesar 468 mm. Curah hujan maksimum cenderung meningkat pada stasiun-stasiun pengamatan di pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, dan cenderung menurun di pulau Sumatera, Bali – Nusa Tenggara, dan Maluku – Papua. Gambar 38. Curah Hujan Maksimum yang tercatat pada 33 stasiun menurut Pulau, 2003 - 2007
B.
Dampak terhadap Kesehatan
World Health Organization (WHO) pada bulan April 2008 menyatakan bahwa meningkatnya angka kesakitan malaria dan demam berdarah, khususnya di kawasan Asia Pasifik, dicurigai terjadi karena perubahan iklim sebagai akibat dari pemanasan global. Nyamuk sebagai vektor kedua penyakit tersebut diduga telah menyebar ke wilayah-wilayah yang sebelumnya bukan merupakan habitatnya. Indikasi tersebut, meskipun perlu penelitian lebih lanjut, terjadi di Indonesia dimana jumlah kabupaten dan kota yang terjangkit demam berdarah cenderung meningkat pada tahun 2001 – 2005. Pada tahun 2001 tercatat 63% kabupaten/kota yang terjangkit demam berdarah, kemudian meningkat menjadi 78% kabupaten/kota pada tahun 2007. Jumlah pasien penderita demam berdarah pada tahun 2003 tercatat sebanyak 51 ribu orang dan meningkat menjadi 158 ribu orang pada tahun 2007. Demikian pula halnya dengan jumlah desa yang terjangkit demam EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
91
berdarah yang meningkat dari 4,4% pada tahun 2005 menjadi 14,5% pada tahun 2008, dimana peningkatan terbesar terjadi di pulau Jawa. Gambar 39. Persentase Kabupaten/Kota terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau, 2001 - 2007
Gambar 40. Persentase Desa terjangkit Demam Berdarah menurut Pulau, 2005 dan 2008
92
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Hal sebaliknya terjadi pada angka kesakitan malaria yang cenderung menurun pada tahun 2002 – 2007. Pada tahun 2007 angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali (annual parasite incident – API) tercatat sebesar 0,16 per 1000 penduduk, menurun dibandingkan dengan angka kesakitan tahun 2002 yang mencapai 0,47 per 1000 penduduk. Hal yang sama terjadi di pulau-pulau lain di luar pulau Jawa dan Bali dimana pada tahun 2002 – 2007 angka kesakitan malaria (annual malaria incident – AMI) menurun dari 22,3 menjadi 16,44 per 1000 penduduk. Gambar 41. Angka Kesakitan Malaria, 2002 - 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
93
Tabel 46. Suhu Udara Maksimum (oC) menurut Provinsi, 2000 -2007 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1
No. NAD
Provinsi
Blangbintang
Stasiun
35,8
36,0
35,2
35,0
35,6
35,0
36,0
35,6
2
Sumatera Utara
Japura
34,4
34,4
34,2
35,2
34,8
34,6
34,4
34,8
3
Sumatera Barat
Tabing
34,0
33,0
34,6
34,0
33,7
34,0
32,7
33,6
4
Riau
Simpang Tiga
35,8
36,0
36,1
35,4
35,6
35,6
35,6
34,8
5
Jambi
Paalmerah
35,7
33,2
38,4
34,6
35,0
34,4
34,2
33,8
6
Sumatera Selatan
Talang Betutu
33,9
34,0
35,1
34,0
35,0
34,0
37,1
35,0
7
Bengkulu
Pd. Kemiling
32,8
33,5
34,0
33,8
34,0
34,1
33,2
33,8
8
Lampung
Beranti
34,6
34,2
37,6
34,4
35,6
34,0
36,2
35,2
9
Bangka Belitung
Pangkal Pinang
32,9
32,9
39,0
36,2
35,2
35,2
33,7
33,2
10
Kepulauan Riau
Kijang
33,2
33,0
35,2
34,4
35,4
33,4
33,0
33,2
11
DKI Jakarta
Tanjung Priok
36,0
37,6
36,0
36,0
43,0
42,0
38,9
41,4
12
Jawa Barat
Bandung
50,0
31,6
34,6
31,4
35,4
29,6
29,8
28,8
13
Jawa Tengah
Ahmad Yani
35,4
36,0
38,2
35,0
38,2
35,4
36,6
36,4
14
DI. Yogyakarta
Adisucipto
34,2
33,4
36,6
34,0
36,2
34,4
36,4
37,0
15
Jawa Timur
Perak
36,4
38,8
37,4
38,3
37,0
36,4
36,6
36,4
16
Banten
Curug
46,2
35,5
36,2
34,2
34,9
39,2
36,2
35,3
17
Bali
Ngurah Rai
38,8
32,8
33,2
35,4
32,6
32,6
33,0
34,2
18
NTB
Bima
36,0
37,0
38,4
36,4
38,2
38,1
37,8
36,0
19
NTT
Larantuka
34,8
35,4
39,8
35,2
35,8
38,7
35,4
36,2
20
Kalimantan Barat
Supadio
35,0
34,4
34,5
35,4
38,2
34,4
34,8
36,6
21
Kalimantan Tengah
Panarung
34,6
34,4
36,7
34,9
34,8
35,0
36,0
34,5
22
Kalimantan Selatan
S. Noor
37,4
35,4
37,0
35,2
36,6
36,1
39,5
35,7
23
Kalimantan Timur
Sepinggan
38,9
34,9
39,0
38,3
38,7
36,6
39,7
37,0
24
Sulawesi Utara
Samratulangi
33,6
34,2
34,3
33,6
39,9
33,9
34,2
34,4
25
Sulawesi Tengah
Lalos
36,0
39,2
33,1
34,4
33,5
33,5
34,6
39,8
26
Sulawesi Selatan
Masamba
34,2
35,0
35,0
40,3
35,4
34,4
35,4
34,3
27
Sulawesi Tenggara
Pomalaa
35,0
36,0
36,2
34,9
36,1
34,0
35,6
39,8
28
Gorontalo
Jalaluddin
33,5
34,5
35,4
39,4
35,8
34,4
35,1
34,8
29
Sulawesi Barat
Majene
33,4
37,6
36,4
35,4
34,2
35,2
34,4
33,8
30
Maluku
Namlea
--
--
32,5
32,8
32,6
32,9
33,2
38,5
31
Maluku Utara
Babullah
--
--
33,4
39,6
33,1
32,4
39,4
33,8
32
Irian Jaya Barat
Biak Mokmer
--
--
31,0
32,4
31,2
38,6
35,6
32,8
33
Papua
Jayapura
--
--
34,2
34,6
33,6
34,4
34,6
36,0
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2007
94
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 47. Suhu Udara Minimum (oC) menurut Provinsi, 2000 - 2007 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1
No. NAD
Provinsi
Blangbintang
Stasiun
20,0
19,6
11,8
20,8
6,6
21,0
11,8
11,8
2
Sumatera Utara
Japura
20,4
10,3
20,4
10,0
11,8
7,8
12,2
21,2
3
Sumatera Barat
Tabing
19,4
12,4
11,2
10,3
10,4
10,8
19,9
14,2
4
Riau
Simpang Tiga
16,4
20,6
8,5
6,1
14,5
10,7
21,8
10,3
5
Jambi
Paalmerah
10,5
13,2
21,8
12,2
14,2
13,6
6,6
12,4
6
Sumatera Selatan
Talang Betutu
7,4
21,4
10,6
12,8
12,8
8,0
5,0
15,0
7
Bengkulu
Pd. Kemiling
20,0
11,8
20,4
21,6
20,5
20,9
6,2
9,0
8
Lampung
Beranti
5,0
18,8
17,0
20,0
13,4
10,1
9,1
19,6
9
Bangka Belitung
Pangkal Pinang
20,4
20,5
14,6
20,1
12,9
13,2
10,1
12,7
10
Kepulauan Riau
Kijang
11
DKI Jakarta
Tanjung Priok
12
Jawa Barat
Bandung
13
Jawa Tengah
14
DI. Yogyakarta
15
8,1
20,2
15,0
9,0
13,2
11,4
22,2
11,3
11,9
21,5
13,5
20,8
21,8
13,6
23,4
18,7
9,2
17,0
18,4
14,4
14,5
17,0
16,4
12,2
Ahmad Yani
10,2
19,6
21,8
10,1
19,1
15,4
16,6
14,3
Adisucipto
20,0
19,2
19,8
12,6
20,0
10,0
18,6
12,6
Jawa Timur
Perak
12,8
12,0
10,1
16,5
22,0
12,4
18,6
21,0
16
Banten
Curug
19,4
5,2
13,5
18,2
15,2
21,2
11,2
13,8
17
Bali
Ngurah Rai
19,4
20,8
20,4
8,4
20,2
10,1
18,7
6,0
18
NTB
Bima
18,6
10,1
14,8
11,3
14,5
10,9
15,4
13,2
19
NTT
Larantuka
21,2
18,8
22,7
22,0
11,2
9,1
11,4
10,1
20
Kalimantan Barat
Supadio
15,4
11,0
10,6
10,6
13,8
22,0
5,8
8,9
21
Kalimantan Tengah
Panarung
15,0
10,8
21,4
11,3
12,0
12,1
13,9
12,0
22
Kalimantan Selatan
S. Noor
7,2
18,1
21,2
6,4
20,8
10,6
8,5
20,8
23
Kalimantan Timur
Sepinggan
21,2
14,8
11,2
10,2
20,2
10,1
12,2
8,3
24
Sulawesi Utara
Samratulangi
20,6
14,1
11,6
10,2
9,7
20,4
10,9
19,6
25
Sulawesi Tengah
Lalos
21,4
21,3
20,0
20,8
20,1
11,1
21,6
15,8
26
Sulawesi Selatan
Masamba
15,2
17,6
20,4
20,2
15,2
20,4
17,4
20,5
27
Sulawesi Tenggara
Pomalaa
16,0
22,1
22,5
11,8
22,4
23,6
22,1
10,8
28
Gorontalo
Jalaluddin
21,4
14,0
17,8
20,0
19,4
11,8
17,3
17,8
29
Sulawesi Barat
Majene
19,2
21,2
11,6
21,4
13,2
13,5
20,4
10,8
30
Maluku
Namlea
--
--
24,6
21,3
21,0
20,2
21,7
16,0
31
Maluku Utara
Babullah
--
--
22,4
21,6
7,3
21,7
21,2
7,3
32
Irian Jaya Barat
Biak Mokmer
--
--
24,4
23,0
22,2
15,0
17,8
23,0
33
Papua
Jayapura
--
--
21,6
10,1
8,0
8,0
21,4
10,1
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2007
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
95
Tabel 48. Curah Hujan Maksimum menurut Provinsi, 2000 - 2007 Stasiun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1
No. NAD
Provinsi
Blangbintang
1,00
1,36
0,89
1,43
1,17
1,00
1,26
0,94
2
Sumatera Utara
Japura
1,95
2,53
1,49
2,39
1,94
1,58
2,32
1,79
3
Sumatera Barat
Tabing
2,42
2,58
3,27
4,17
2,57
3,31
2,02
2,80
4
Riau
Simpang Tiga
1,60
2,03
2,09
3,46
2,25
2,36
2,33
2,84
5
Jambi
Paalmerah
1,77
1,31
0,84
1,72
1,78
1,59
2,22
1,99
6
Sumatera Selatan
Talang Betutu
2,00
2,19
1,74
2,71
1,48
2,40
2,18
2,01
7
Bengkulu
Pd. Kemiling
2,36
2,01
1,52
1,88
1,58
2,72
2,39
2,84
8
Lampung
Beranti
1,33
1,32
0,89
0,78
1,27
1,21
1,26
1,38
9
Bangka Belitung
Pangkal Pinang
2,33
1,75
1,24
2,15
1,37
1,51
1,79
2,14
10
Kepulauan Riau
Kijang
1,20
1,65
1,61
2,94
2,10
1,49
2,11
2,63
11
DKI Jakarta
Tanjung Priok
--
--
--
1,10
1,01
1,08
1,36
1,31
12
Jawa Barat
Bandung
0,83
1,06
0,43
0,66
0,78
1,69
1,50
2,15
13
Jawa Tengah
Ahmad Yani
0,97
2,15
0,78
3,11
1,48
1,71
2,02
1,26
14
DI Yogyakarta
Adisucipto
0,46
1,56
0,94
0,85
0,84
1,58
1,63
1,56
15
Jawa Timur
Perak
0,41
1,56
0,78
1,33
1,16
0,98
1,05
0,98
16
Banten
Curug
0,69
1,38
1,64
1,33
1,07
1,58
1,15
1,71
17
Bali
Ngurah Rai
0,68
1,45
0,93
1,86
1,28
1,22
1,46
1,39
18
NTB
Bima
0,36
0,72
0,87
0,98
0,68
0,47
1,04
0,54
19
NTT
Larantuka
0,17
0,43
0,57
0,92
0,67
0,57
1,08
0,77
20
Kalimantan Barat
Supadio
2,67
2,68
1,90
2,40
2,28
2,00
2,41
4,07
21
Kalimantan Tengah
Panarung
1,54
1,78
1,22
2,09
2,15
2,09
2,05
3,16
22
Kalimantan Selatan
S. Noor
1,55
1,66
1,26
2,38
2,01
1,46
2,17
2,70
23
Kalimantan Timur
Sepinggan
1,65
1,16
1,16
3,12
1,73
2,25
2,59
2,36
24
Sulawesi Utara
Samratulangi
1,89
3,25
2,03
2,79
2,52
3,25
2,77
3,09
25
Sulawesi Tengah
Lalos
1,49
1,71
1,25
2,44
2,86
1,81
1,66
2,34
26
Sulawesi Selatan
Masamba
2,36
3,11
2,28
3,17
2,39
3,60
3,66
3,21
27
Sulawesi Tenggara
Pomalaa
1,28
1,25
1,49
1,93
0,84
1,51
1,47
2,34
28
Gorontalo
Jalaluddin
0,77
1,41
0,75
1,40
0,55
1,01
1,08
1,39
29
Sulawesi Barat
Majene
0,75
1,04
0,93
1,26
0,76
1,08
0,90
1,17
30
Maluku
Namlea
1,16
1,09
0,81
1,21
0,99
1,82
1,00
1,29
31
Maluku Utara
Babullah
2,87
2,78
3,54
1,84
1,34
2,44
1,87
1,80
32
Irian Jaya Barat
Biak Mokmer
3,30
3,44
2,34
2,99
2,21
2,89
2,25
2,23
33
Papua
Jayapura
1,75
1,72
1,42
1,45
1,18
1,41
2,16
--
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika, 2007
96
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 49. Persentase Kabupaten/Kota terjangkit Demam Berdarah menurut Provinsi, 2001 - 2007 No.
Provinsi
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1
N. Aceh Darussalam
35
45
40
80
57
71
65
2
Sumatera Utara
57
65
61
65
68
76
71
3
Sumatera Barat
38
25
19
56
53
63
79
4
Riau
63
81
75
88
100
100
100
5
Jambi
70
70
40
70
70
100
80
6
Sumatera Selatan
64
82
64
100
64
64
80
7
Bengkulu
57
57
14
71
33
78
100
8
Lampung
90
90
80
100
100
100
91
9
Bangka Belitung
43
29
43
71
86
71
100
10
Kep Riau
-
-
-
-
83
50
67
11
DKI Jakarta
83
83
83
83
83
83
100
12
Jawa Barat
88
96
96
100
100
100
96
13
Jawa Tengah
94
100
97
100
100
100
100
14
DI Yogyakarta
100
100
100
100
100
100
100
15
Jawa Timur
100
16
Banten
17
97
100
100
100
100
100
100
100
50
100
100
100
86
Bali
89
100
89
100
100
100
100
18
Nusa Tenggara Barat
75
88
75
100
100
89
89
19
Nusa Tenggara Timur
19
6
19
63
44
6
25
20
Kalimantan Barat
80
80
80
90
58
83
71
21
Kalimantan Tengah
43
43
36
79
43
43
86
22
Kalimantan Selatan
69
38
62
100
100
92
100
23
Kalimantan Timur
77
77
92
100
92
100
93
24
Sulawesi Utara
63
50
50
88
100
100
69
25
Sulawesi Tengah
22
22
56
56
100
70
90
26
Sulawesi Selatan
71
61
64
82
91
87
91
27
Sulawesi Tenggara
29
43
43
14
60
50
58
28
Gorontalo
60
40
40
40
100
100
83
29
Sulawesi Barat
-
-
-
-
20
40
20
30
Maluku
-
-
-
-
-
0
0
31
Maluku Utara
25
25
25
38
38
38
75
32
Papua
18
11
14
21
44
22
33
33
Irian Jaya Barat
-
-
-
-
20
15
19
63
63
62
78
75
75
78
Indonesia
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2002 – 2008, Departemen Kesehatan
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
97
Tabel 50. Jumlah Penderita Demam Berdarah menurut Provinsi, 2003 - 2007 No.
Provinsi
2003
2004
2005
2006
2007
1
N. Aceh Darussalam
128
252
629
758
1.569
2
Sumatera Utara
878
1.093
3.657
2.125
3.990
3
Sumatera Barat
292
514
1.154
1.067
2.189
4
Riau
715
1.050
1.850
948
795
5
Jambi
80
275
353
365
309
6
Sumatera Selatan
1.403
1.270
1.621
2.272
3.480
7
Bengkulu
2
204
61
129
274
8
Lampung
624
908
736
1.402
4.470
9
Bangka Belitung
241
53
46
58
145
10
Kep. Riau
746
969
950
11
DKI Jakarta
14.071
20.510
23.466
24.932
31.836
12
Jawa Barat
8.683
19.014
18.590
25.851
30.536
13
Jawa Tengah
8.490
9.047
6.583
10.924
20.391
14
DI Yogyakarta
1.553
2.206
971
2.184
2.462
15
Jawa Timur
4.216
8.287
15.251
20.374
25.950
16
Banten
17
Bali
18
700
2.577
2.045
2.306
5.587
2.364
1.935
3.598
5.629
6.375
Nusa Tenggara Barat
196
805
1.062
623
720
19
Nusa Tenggara Timur
260
1.381
735
251
518
20
Kalimantan Barat
349
212
1.220
2.659
508
21
Kalimantan Tengah
300
453
491
513
696
22
Kalimantan Selatan
178
378
341
455
1.321
23
Kalimantan Timur
1.926
2.276
3.165
2.714
5.341
24
Sulawesi Utara
369
225
1.926
1.290
1.865
25
Sulawesi Tengah
184
293
780
492
1.338
26
Sulawesi Selatan
2.636
3.500
2.822
2.612
2.732
27
Sulawesi Tenggara
43
266
758
95
944
28
Gorontalo
30
14
206
302
236
29
Sulawesi Barat
31
2
30
Maluku
0
0
0
0
0
31
Maluku Utara
2
74
24
138
275
32
Irian Jaya Barat
184
128
208
33
Papua
603
390
183
60
103
51.516
79.462
95.254
114.656
158.115
Indonesia
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2003 – 2007, Departemen Kesehatan
98
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
Tabel 51. Angka Kesakitan Malaria per 1000 Penduduk menurut Provinsi, 2002 - 2007 No.
Provinsi
Angka Kesakitan (AMI) 2002
2003
2004
2005
2006
2007
1
N. Aceh Darussalam
4,29
4,94
2,17
7,11
6,32
12,57
2
Sumatera Utara
3,07
7,23
5,43
7,24
16,93
3,75
3
Sumatera Barat
1,78
2,21
1,1
0,71
0,90
0,54
4
Riau
8,73
6,06
3,68
3,96
5,22
4,00
5
Jambi
15,43
24,4
24,4
13,55
20,96
6,86
6
Sumatera Selatan
13,96
7,40
8,04
5,95
11,00
0,40
7
Bengkulu
19,96
25,63
56,91
0,00
6,29
9,21
8
Lampung
8,70
8,39
38,52
5,70
5,14
3,34
9
Bangka Belitung
45,86
39,88
18,68
11,18
43,05
29,30
10
Kep. Riau
-
-
-
-
4,93
11,54
11
DKI Jakarta *)
0,01
-
-
-
-
-
12
Jawa Barat *)
0,02
0,16
1,11
0,96
0,52
0,37
13
Jawa Tengah *)
1,46
0,51
0,15
0,06
0,13
0,12
14
DI Yogyakarta *)
10,43
0,97
0,13
0,06
0,10
0,05
15
Jawa Timur *)
0,12
0,08
0,28
0,47
0,18
0,18
16
Banten *)
0,04
-
0,01
0,00
0,02
0,05
17
B a l i *)
0,08
0,03
-
0,02
0,55
0,42
18
Nusa Tenggara Barat
25,94
25,17
20,51
20,51
19,25
12,51
19
Nusa Tenggara Timur
146,54
177,61
172,77
100,49
105,66
81,32
20
Kalimantan Barat
26,96
26,26
0,99
0,00
0,90
11,89
21
Kalimantan Tengah
15,36
7,78
12,16
11,9
14,84
18,08
22
Kalimantan Selatan
5,52
5,35
2,78
2,14
3,51
2,50
23
Kalimantan Timur
3,29
3,83
8,83
1,12
5,01
8,44
24
Sulawesi Utara
37,24
21,01
14,93
11,53
20,29
9,30
25
Sulawesi Tengah
25,88
21,63
27,28
23,05
25,71
19,87
26
Sulawesi Selatan
10,75
2,40
2,40
0,52
1,53
0,34
27
Sulawesi Tenggara
25,28
21,11
21,11
6,92
14,95
9,21
28
Gorontalo
18,45
19,04
14,85
11,85
15,40
11,53
29
Sulawesi Barat
-
-
-
-
0,87
13,59
30
Maluku
-
45,92
46,43
66,16
15,35
28,51
31
Maluku Utara
1,40
80,03
72,44
67,24
58,58
92,04
32
Irian Jaya Barat
-
-
-
-
198,02
346,04
33
Papua
105. 42
72,6
73,69
208,82
164,75
176,84
22,30
21,80
21,20
18,94
19,60
16,44
Indonesia *) Annual Paracite Incidence (API)
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2002 – 2007, Departemen Kesehatan
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
99
Daftar Pustaka 1. Badan Pusat Statistik, 2001. Satistik Lingkungan Hidup Indonesia 2001, Jakarta 2. Badan Pusat Statistik, 2002. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2002, Jakarta 3. Badan Pusat Statistik, 2004. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2004, Jakarta 4. Badan Pusat Statistik, 2005. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2005, Jakarta 5. Badan Pusat Statistik, 2007. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2006/2007, Jakarta 6. Badan Pusat Statistik, 2005. Statistik Potensi Desa Indonesia 2005, Jakarta 7. Badan Pusat Statistik, 2008. Statistik Potensi Desa Indonesia 2008, Jakarta 8. Badan Pusat Statistik, 2005. Survei Pertanian Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Indonesia 2005, Jakarta 9. Badan Pusat Statistik, 2006. Neraca Energi Indonesia 2000 - 2004, Jakarta 10. Badan Pusat Statistik, 2006. Pengeluaran Untuk konsumsi Penduduk Indonesia 2006, Jakarta 11. Badan Pusat Statistik, 2006. Survei Pertanian Produksi Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia 2006, Jakarta 12. Badan Pusat Statistik, 2007. Survei Pertanian Produksi Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia 2007, Jakarta 13. Badan Pusat Statistik, 2007. Statistik Perhubungan 2007, Jakarta 14. Badan Pusat Statistik, 2008. Produksi Tanaman Pangan 2008, Jakarta 15. Badan Pusat Statistik, 2008. Statistik Indonesia 2008, Jakarta 16. Badan Pusat Statistik, 2008. Statistik Listrik PLN 2003 - 2007, Jakarta 17. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Mineral dan Energi, 2008. Handbook of Energy & Economic Statistic of Indonesia , Jakarta 18. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Profil Kesehatan Indonesia 2002, Jakarta 19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Profil Kesehatan Indonesia 2003, Jakarta 20. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Profil Kesehatan Indonesia 2004, Jakarta 21. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2005, Jakarta 22. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Profil Kesehatan Indonesia 2006, Jakarta 23. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007, Jakarta 24. Intergovernmental Panel on Climate Change, 2006 IPCC Guidelines for National
Greenhouse Gas Inventories
100
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
25. Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2008. Emisi Gas Rumah Kaca dalam Angka 2008, Jakarta 26. Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, 2008. Statistik Persampahan Indonesia Tahun 2008, Jakarta
EMISI GAS RUMAH KACA DALAM ANGKA
101
View more...
Comments