1. Embriologi Hepar dan Kandung Empedu Pada pertengahan minggu ke-3, primodium hati tampak sebagai pertumbuhan epitel endoderm pada ujung distal usus depan. Pertumbuhan ini dikenal sebagai divertikulum hepatis atau tunas hati, terbentuk dari sel-sel yang berproliferasi dengan cepat dan menembus septum transversum, yaitu lempeng mesoderm antar rongga perikardium dan tangkai kantung kuning perut.
Sementara sel hati terus menembus septum transversum, hubungan diantara diventrikulum hepatis dan usus depan (duodenum) menyempit, sehingga membentuk saluran empedu. Sebuah tonjolon kecil dari saluran empedu dan pertumbuhan ini menghasilkan empedu dan duktus sistikus. Pada perkembangan selanjutnya, epitel korda hati saling berbelit dengan vena vetallina dan vena umbilikalis, membentuk sinosoid-sinosoid hati. Korda hati berdiferensiasi menjadi parenkim dan membentuk jaringan yang melapisis duktus biliaris. Sel-sel hemopoitik, sel kuffer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesodem septum transversum. Ketika hati sudah menginfasi seluruh septum transversum sehingga organ ini menonjol ke arah kaudal kedalam rongga abdomen, mesodem septum transversum yang terletak diantara hati dan usus depan, serta hati dan dinding verntral perut menjadi membran, sehingga masing-masing membentuk omentum minus dan ligamentum falsiformis. Bersama-sama membentuk hubungan peritoneal
antara
usus
mesograstriumventral.
depan
dan
dinding
abdomen
ventral
dan
dikenal
sebagai
Pada minggu ke-10, berat hati kurang dari berat badan seluruhnya. Fungsi hemopoitiknya: sarang-sarang besar sel berproliferasi, yang mengahsilkan sel darah merah dan putih, ditemukan diantara sel-sel hati dan pada dinding pembuluh darah. Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam dua bulan terakhir kehidupan dalam rahim, dan hanya tersisa pulau-pulau kecil pembentuk darah pada saat lahir. Saat itu berat hati hanya 5% dari berat badan seluruhnya. Pada minggu ke-12, empedu dibentuk oleh sel-sel hati. Sementara itu, oleh kandung empedu dan duktus sistikus telah berkembang dan duktus sistikus telah bersatu dengan duktus saluran pencernaan. Sebagai akibatnya, isinya menjadi berwarna hiaju gelap. Karena perubahan kedudukan duodenum, muara duktus koledokus berangsur-angsur bergeser dari posisinya semula di depan menjadi di belakang, dan sebagai akibatnya, duktus koledokus didapati berjalan menyilang di belakang duodenum.
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.