Ekstrak Dan Sediaan Galenika
October 11, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Ekstrak Dan Sediaan Galenika...
Description
EKSTRAK DAN SEDIAAN GALENIKA
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh Mata Kuliah An Obat Tradisional yang dibimbing oleh Dr. Misgiati. M.Pd
OLEH : 1.
CINDY SAVITRI
AKA16003
2.
NI PUTU KARINA GIANTRI
AKA16015
3.
NOVIA NUR AGUSTIN
AKA16018
4.
YOGA ARMADA
AKA16027
5.
YUNDA HIDAYANA
AKA16029
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG
SEPTEMBER 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah galenika berawal dari nama seorang tabib yunani yaitu Claudius Galenos(Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan sehingga munculah ilmu obat-obatan yang dinamakan galenika.Jadi, ilmu
galenika
adalah
ilmu
yang
mempelajari
tentang
cara pembuatan
sediaan(preparat) obat dengan cara sederhana yang dibuat dari alam (tumbuan dan hewan). Secara umum pembuatan sediaan galenik adalah Mengolah bagian tumbuhan yangmengandung obat menjadi simplisia atau bahan obat lainya. Setelah menjadi simplisia obat-obat (bahan obat) tersebut di ambil dan di olah dalam bentuk sediaan (preparat) .Tujuan dibuatnya sediaan galenika adalah: 1. untuk memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat. 2. membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai 3. agar
obat
yang
terkandung
dalam
sediaan
tersebut
stabil
dalam penyimpanan yang lama Prinsip dari pembuatan sediaan galenika adalah Zat-zat yang disari terdapat dalam sel dari bagian tumbuh-tumbuhan atau hewan yang umumnya dalam keadaan kering. Cairan penyari masuk kedalam sel-sel dari bahan-bahan dan zat yang tersari larut dalam cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat tersari dipisahkan dari simplisia yang disari.
1.2 Rumusan masalah 1. Apa definisi Ekstrak dan sediaan gelenika ? 2. Apa sajakah hal- hal yang mempengaruhi pembuatan sediaan galenika ? 3. Apa sajakah bentuk- bentuk sediaan galenika ? 4.Bagaimana cara menghilangkan isi simplisia yang tidak berguna ? 5. Apa saja jenis- jenis ekstrakta ?
BAB II KAJIAN TEORI
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya. Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia lain yang kurang bermanfaat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai berikut: 1.Drazat kehalusan Derazat kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut untuk disari.semakin halus simplisianya itu akan mempermudah proses penyarian, ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka simplisia harus di buat semakin halus 2. Temperatur suhu dan lamanya waktu Suhu harus di sesuaikan dengan sifat dari obat, apakah mudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak. Jika suhu terlalu tinggi maka zat yang akan diambil akan rusak karena adanya suhu yang tinggi, dan apabila suhu terlalu rendah, maka zat tidak akan tersari dengan sempurna. 3. Bahan penyari dan cara menyari Setiap simplisia atau bahan obat mempunyai cara dan bahan penyari yang berbeda-beda, Oleh karena itu cara ini harus di sesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia. Dalam penyarian, kesesuaian pelarut sangatlah penting, karena tidak semua pelarut dapat menyari zat yang diinginkan. Misalnya dalam penyarian senyawa kurkumin menggunakan etanol 70%, karena kurkumin dapat larut/ tersari dalam etanol 70%. Pada umumnya
untuk
menentukan
penggunaan
mengacu/memperhatikan beberapa faktor antara lain:
cairan
penyari
1. Mempunyai kelarutan zat dalam menstrum/ penyari 2. Tidak menyebabkan simplisia menjadi rusak atau hilang zat berkhasiatnya 3. Harga yang ekonomis
4. Konsentrasi/kepekatan. Beberapa obat yang terkandung atau aktif dalam sediaan tersebut harus jelas konsentrasinya agar kita tidak mengalami kesulitan dalam pembuatan. Bentuk-bentuk sediaan galenik 1. Hasil
Penarikan
(menggunakan
suatu
pelarut)
:
Extracta,
Tinctura,
Decocta/Infusa a. Ekstrak (Extracta) adalah sedian kering,kental ,atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh matahari langsung ektrak kering harus mudah di gerus menjadi serbuk b. Tinctura Adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat keras. c. Decocta dan infusa dapat diartikan sebagai sari-sari dalam air yang dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90 0C sampai 98 0C. Perbedaannya yaitu pada decocta lamanya penyarian setengah jam, sedangkan pada infusa infusa selama 15 menit. menit. 2. Hasil Penyulingan/pemerasan : Aqua Aromatika, Olea velatilia (minyak menguap), Olea pinguia (minyak lemak) a. Aqua Aromatic menurut Farmakope Edisi II adalah larutan jenuh Minyak atsiri dalam air. Diantara air aromatic ada yang memiliki daya terapi yang lemah, digunakan untuk memberi aroma pada obat-obatan atau sebagai pengawet. Air ini tidak boleh berwarna dan berlendir, tapi harus mempunyai bau dan rasa yang menyerupai bahan asal.
b. Olea pinguia (minyak lemak) yaitu campuran senyawa asam lemak dengan gliserin (gliserida asam lemak). Cara mendapatkan minyak lemak 1. Diperas pada suhu biasa Contoh : ol. arachidis, ol. olivae, ol. ricini 2. Diperas pada suhu panas Contoh : ol. cacao, ol. Cocos1. c. Minyak Atsiri Yaitu campuran bahan berbau keras & menguap. Didapatkan dengan cara penyulingan/perasan simplisia segar maupun sintesis. Sifat-sifat Minyak Atsiri : 1. Mudah menguap 2. Rasa yang tajam 3. Wangi
Cara menghilangkan isi simplisia yang tidak berguna : 1. Dengan memakai bahan pelarut yang tepat dimana bahan berkhasiatnya mudah larut, sedangkan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut dalam cairan penyari tersebut. 2. Dengan menarik / merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat terbanyak larutnya. 3. Dengan menggunakan jarak waktu menarik yang tertentudimana bahan berkhasiat dari sipmlisia lebih banyak larutnya, sedangkan bahan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut 4. Dengan memurnikan / membersihkan memakai cara-caratertentu baik secara ilmu alam maupun ilmu kimia
Ekstrak
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, ekstrak adalah sediaan s ediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari mat ahari langsung (Anonim, 1979). Extracta biasanya disimpan dalam wadah yang berisi zat pengering, misalnya kapur tohor. (Anonim, 1979). Ekstrak juga harus disimpan terlindung dari pengaruh cahaya dan apabila mengandung bahan mudah menguap harus disimpan di simpan dalam botol yang disumbat rapat.(Pharmacope Nederland). Tujuan utama ekstraski ialah mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan (concentrata) dari zat-zat yang tidak berfaedah,agar lebih mudah digunakan (kemudahan absorbs,rasa pemakaian,dll)
Cara Penyarian Ekstrak
1.Meseransi Adalah cara penyarian sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalamcairan pada shu biasa nya.itu 15-25° C.Maserasi juga merupakan proses pendahuluan pembuatan cara perkolasi. Kelebihan maserasi dapat digunakan untuk jenis senyawa tahan panas ataupun tidak tahan panas. Selain itu tidak diperlukan alat yang spesifik, dapat digunakan apa saja untuk proses perendaman. Kekurangannya Maserasi membutuhkan waktu yang lama, biasanya paling cepat 3x24jam, disamping itu membutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak.
2.Digerasi Adalah cara penyarian simplisia dengan merendam simplisia dengan cairan penyari padasuhu 35°-45°c. Kekurangannya membutuhkan alat-alat tertentu juga pada suhu tertentu sering kali beberapa simplisi s implisi a menjadi rusak. Dan hilang zat berkhasiat utamanya. 3.Perkoasi Adalah cara penyarian,memakai alat yang disebut percolator,yang simplisianya terendamdalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat
Cairan penarik/penyari yang sering digunakan :
1. Air Air termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat misalnya : garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam-garam mineral. 2. Etanol Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu. Umumnya pelarut yang baik untuk alkaloida, glikosida, damar-damar, minyak atsiri tetapi bukan untuk jenis-jenis gom, gula dan albumin. Etanol juga menyebabkan enzymenzym tidak bekerja termasuk
peragian dan menghalangi perutumbuhan
jamur dan kebanyakan bakteri. Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet. 3. Glycerinum Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin-tanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering. 4. Solvent Hexane Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar. Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan, sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan galenik, misalnya strychni, secale cornutum. 5. Acetonum Pelarut ini tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam, pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar. Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan. Dipakai misalnya pada pembuatan Capsicum oleoresin (N.F.XI) 7. Chloroform
Pelarut ini tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
Jenis-jenis extracta
1. Ekstrak Kering (Siccum) Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk yang didapatkan dari penguapan oleh pelarut yang digunakan untuk ekstraksi. substansi ekstrak kering yaitu eksipien (bahan pengisi),stabilizers (penstabil), dan preservative (bahan pengawet). Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Standardisasi dari pembuatan ekstrak kering adalah kesesuaian bahan material, kesesuaian menggunakan bahan inert, atau ekstrak kering dari bagian tumbuhan yang yang digunakan digunakan untuk pengolahan. Penggunaan Penggunaan pelarut disesuaikan dengan jumlah dan monografinya. (USP 30-NF25 topic 565) Ekstrak kering (Extracta sicca) dibagi dalam dua bagian, yaitu: a. Ekstrak kering, yang dibuat dengan suatu cairan etanol dan karena tidak larut sepenuhnya dalam air. Contohnya adalah Ekstraktum Granati, Ekstraktum Rhei. b. Ekstrak kering yang dibuat dengan air. Contohnya antara lain Ekstraktum Aloes, Ekstraktum Opii, Ekstraktum Ratanhiae. (Van Duin, 1947) 2. Ekstrak Kental (Spissum) Ekstrak Kental atau ekstrak semisolid, adalah sediaan yang memiliki tingkat kekentalan di antara ekstrak kering dan ekstrak cair. Suatu ekstrak kental diartikan dengan ekstrak dengan kadar air antara 20-25%; hanya pada Extractum Liquiritae diizinkan kadar air sebanyak 35%. (Van Duin, 1947) Ekstrak kental didapatkan dari penguapan sebagian dari pelarut, air, alkohol, atau campuran hidroalkohol hidroalkohol yang digunakan digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi. Ekstrak semisolid mengandung antimicrobial atau bahan pengawet lainnya yang sesuai. Ekstrak semisolid terdiri dari bahan yang sama dengan ekstrak kering yang dapat
digunakan sebagai obat-obatan obat-obatan atau suplemen, tetapi masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian. (USP 30-NF25 topic 565) Pada ekstrak kental, yang terpisah adalah: a. Extractum Filicis, yang dibuat dengan perkolasi dengan eter, setelah itu eter dihilangkan sama sekali dengan penyulingan. Dalam Farmakope dinyatakan bahwa sebelum Ekstractum Filicis harus diaduk terlebih dahulu. b. Extractum Cannabis indicae, yang dibuat dengan etanol 90% dan mungkin tidak mengandung jumlah air yang berarti. Jika ekstrak ini pada waktu pengolahan harus dilarutkan, maka untuk itu kita harus memakai etanol 90%. 3. Ekstrak cair (Liquidum) Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi memenuhi syarat. Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian yang bening dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi persyaratan Farmakope. Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak yang sesuai. (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 7) Ekstrak cair dibuat dengan cara perkolasi. Biasanya juga mengikuti proses maserasi. Proses pembuatan mencakup konsentrasi bagian yang ditambah air selama penyaringan oleh uap atau penyulingan pada temperature di bawah 60°. (USP 30-NF25 topic 565). Contoh ekstrak cair adalah Extractum Chinae liquidum, Extractum Hepatis liquidum (Van Duin, 1947).
Keuntungan dan Kerugian Extracta
Keuntungan : 1. Zat berkhasiat yang terdapat di simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar tinggi 2. Zat berkhasiat lebih mudah diatur dosisnya.
3. Untuk menstandardisasi kandungannya kandungannya sehingga menjamin keseragaman mutu, keamanan, dan khasiat produk akhir (Moh.Anief, 2010) 4. Penggunaan ekstrak dibandingkan dengan simplisia asalnya adalah bisa lebih simple dari segi bobot, pemakaian ekstrak lebih sedikit dibandingkan dengan bobot tumbuhan asalnya. 5. Dengan adanya teknologi ekstrak ini, biasanya pihak yang diuntungkan diantaranya industri bidang obat tradisional dari segi keseragaman mutu hasil produk produk jadinya, jadinya, dan pemerintah dari sisi keamanan
dan khasiat khasiat
produk jadi (Anonim, 2005). 2005).
Kerugian : Pada pembuatan ekstrak tidak semua zat berkhasiat dapat tersari dalam pelarutnya. (Anonim, 2005). 2005).
BAB III KESIMPULAN
Sediaan galenika adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya, sedangkan ekstrak adalah bagian atau hasil penarikan dari sediaan galenik yang memiliki zat yang berkhasiat. Dalam pembuatan sediaan galenik yang perlu diperhatikan adalah derajat kehalusan, temperetur/suhu, bahan penyari dan juga konsentrasi. Bentuk bentuk sediaan galenika adalah yang merupakan hasil Penarikan menggunakan pelarut (Extracta, Tinctura, Decocta/Infusa), Hasil Penyulingan/pemerasan (Aqua Aromatika, Olea velatilia (minyak menguap), Olea pinguia (minyak lemak)) dan Syrup. Cara penyarian ekstrak ada beberapa cara, seperti maserasi (perendaman simplisia s implisia pada suhu kamar), Digerasi (perendaman simplisia pada suhu 35-45°C) dan perkolasi (menyari dengan mengalirkan pelarut sedikit demi sedikit)
Daftar Pustaka
http://niszk-pharmacy.blogspot.co.id/2016/09/galenika_3.html http://niszk-pharmacy.blogspot.co.id/2016/09/galenika_3.html
Viquendah,Viki. 2013. Sediaan galenika. Diakses pada 1 oktober 2017 https://www.slideshare.net/viquendaephekhepheke/sediaan-galenika https://www.slideshare.net/viquendaephekhepheke/sediaan-galenika
View more...
Comments