Ekonomi Mikro
March 15, 2019 | Author: wawan setiawan | Category: N/A
Short Description
ekonomi mikro...
Description
Ekonomi Mikro BAB I PENDAHULUAN Menurut Alfred Marshal dalam buku Pr inciples of Economies “Ilmu Ekonomi adalah suatu bidang ekonomi tentang umat manusia dalam kehidupan sehari – sehari – hari”. Secara lebih mendetail, ilmu ekonomi diartikan sebagai studi tentang bagaimana masyarakat baik individu atau secara bersama – bersama – sama sama mengelola sumber daya yang terbatas atau langka sementara kebutuhan tidak terbatas. Sehingga sebenarnya elmu ekonomi akan mempelajari bagaimana individu – individu – individu individu membuat keputusan, mulai dari seberapa banyak harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, apa saja yang harus dibeli berdasarkan scala preferensi yang dimilikinya, bagaimana mereka menabung dan seberapa banyak yang harus disisihkan untuk menabung. Secara integral ilmu ekonomi juga melihat pergerakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi akibat adanya usaha – usaha – usaha usaha yang dilakukan oleh individu – individu – individu individu pelaku ekonomi, bagaimana kebijakan yang seharusnya diterapkan agar kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan lancar, adil dan mengacu pada win – win – win win solution. Berdasarkan uraian – uraian – uraian uraian tersebut di atas, maka terdapat bebe rapa alasan mengepa kita perlu mempelajari ilmu ekonomi. Yaitu 1.Ilmu ekonomi akan membantu memahami dunia nyata. Ada beberapa pertanyaan mengenai perekonomian yang mungkin membangkitkan rasa keingintahuan misalnya tempat kost sulit di cari di Solo pada periode tertentu ?, Mengapa biaya penerbangan berkurang untuk pembelian tiket terusan ( pulang-pergi ) ?, Mengapa Marcela Yalianti dibayar begitu mahal untuk iklan yang dia bintangi ?, Mengapa biaya hidup di Jakarta lebih tinggi dibandingkan di Jogjakarta ? dan sebagainya 2.Ilmu ekonomi akan membantu seseorang menjadi pelaku ekonomi yang lihai dalam perekonomian. Karena dalam kehidupan kita akan banyak membuat keputusan ekonomi. Mahasiswa memilih jurusan dan program studi juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi seperti biaya hidup , akan bekerja di bidang apa? Berapa banyak biaya untuk dikonsumsi, berapa banyak yang ditabung, diwujudkan dalam be ntuk apa investasi yang akan ditanam ? Kalau seseorang memutuskan untuk mempunyai usaha sendiri, bagaimana cara mengelola usaha tersebut ? Sampai dengan bagaimana seseorang menjadi begitu kaya sementara yang lain tidak ? 3.Ilmu ekonomi akan membantu pemahaman mengenai keterbatasan kebijakan ekonomi, potensi dan akibat yang akan terjadi dengan adanya kebijakan tersebut Bagaimana perpajakan dan defisit anggaran pemerintah mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Bagaimana kebijakan perekonomian akan menentukan masyarakat suatu negara memilih seorang presiden ? Misalnya Kasus di Amerika Serikat pada pemilihan presiden. Dalam kondisi Surplus anggaran pendapatan, Bush memilih kebijakan pemotongan pajak yang kemudian populer di kalangan pengusaha, Sementara Al Gore memilih kebijakan subsidi dan pemberian tunjangan se hingga populer di kalangan kaum miskin. Setelah kita mengetahui alasan mempelajari ilmu ekonomi, maka terlihat jelas bahwa setiap kegiatan ekonomis membutuhkan pembuatan keputusan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Terdapat 10 prinsip dalam pembuatan keputusan dan perekonomian yaitu : 1.Terdapat Trade Off ( Pilihan ). Yang mendasari adalah skala prioritas yang dipilih, masing – masing – masing pilihan akan membawa opportunity cost, pilihan antara bekerja dan sekolah, pilihan antara membeli sepatu dengan baju dan sebagainya. Trade off yang terbesar dalam ekonomi secara global adalah pilihan antara Effisiensi dan Equity. Efisiensi adalah kondisi ideal k etika sebuah masyarakat dapat memperoleh hasil atau manfaat yang maksimal dari penggunaan sumber daya yang dimilikinya Sementara Equity adalah kondisi ideal ketika kesejahteraan ekonomi terbagi atau terdistribusikan secara adil di antara
segenap anggota masyarakat. 2.Biaya adalah apa yang anda korbankan untuk memperoleh sesuatu. Biaya ini mengikuti pilihan yang diambil dan sering disebut sebagai Biaya Opportunity apa saja yang harus dikorbankan atau dikeluarkan untuk memperoleh sesuatu. 3.Orang rasional berpikir secara bertahap. Dalam pelaksanaan keputusan sering dilakukan penyesuaian – penyesuaian – penyesuaian atau perubahan – perubahan – perubahan perubahan marginal. Keputusan managerial yang dilakukan oleh perusahaan juga menggunakan prinsip ini di mana evaluasi selama masa pelaksanaan rencana – rencana – rencana rencana ekonomi selalu dilakukan seiring pencapaian tujuan yang diinginkan. Misalnya dalam kasus yang dialami oleh Sunsilk sebagai Leader Market industri shampo akhirnya merubah strategi pemasaran karena dikalahkan oleh Biuti, Dengan perubahan pola pemasatan maka Sunsilk bisa kembali menjadi Leader Market. kemudian kasus pasta gigi Prodent yang akhirnya lenyap dari pasaran karena kesalahan dalam evaluasi pemasaran. Tujuan yang diinginkan Identifikasi masalah yang ada Alternatif keputusan Faktor internal Faktor Eksternal Pengambilan keputusan Pelaksanaan Evaluasi Di sini setiap pelaku ekonomi baik perseorangan maupun secara kelompok (perusahaan ) harus memahami skema pengambilan keputusan sebagai berikut 4.Setiap orang bereaksi terhadap Insentif. Insentif mendorong seseorang untuk bekerja secara lebih giat. Pemilihan antara leisure ( liburan ) dengan Kerja sangat te rpengaruh oleh adanya insentif. 5.Perdagangan Dapat Menguntungkan Semua Pihak. Perdagangan didasari oleh Absolut Advantage, Comperatif Advantage dan Competitif Advantage. Melalui perdagangan diharapkan harga suatu barang akan lebih murah bila dibandingkan dengan biaya untuk memproduksi barang sendiri. 6.Pasar adalah Wahana untuk mengor ganisasikan kegiatan ekonomi. Dalam perekonomian pasar ( market economy ), keputusan ditentukan oleh tarik menarik atau bargaining power antara permintaan dan penawaran. Namun faktor pemerintah juga mempengaruhi sebagai invisible hand dengan berbagai kebijakan yang ditetapkan. Misalnya kebijakan di bidang Fiskal dan Moneter, pemberian subsidi atau pengenaan pajak. 7.Pemerintah Ada kalanya Dapat memperbaiki Hasil – Hasil – Hasil Hasil mekanisme Pasar. Kegagalan pasar ( Market Failure ) adalah situasi di mana pasar gagal mengalokasikan sumber daya secara efisien. Salah satu penyebab kegagalan pasar adalah Ext ernalitas yaitu dampak suatu tindakan suatu pihak ke pada pihak yang lain. Misalnya eksternalitas kaitannya dengan polusi, pembangunan jalan atau perumahan yang merusak ekosistem dan sosial budaya masyarakat. Hal ini kemudian menyebabkan munculnya ISO 14000 bagi per usahaan . Eksternatilitas bisa bersifat positif maupun negatif. Misalnya pembangunan Waduk Kedung Ombo. Sebab lain kegagalan pasar adalah Kuasa Pasar (Market Power) Hal ini mer ujuk pada kemampuan seseorang atau sekelompok orang/ usaha untuk mempengaruhi perekonomian dan harga. Misal kasus Boycoot pada awal tahun 1900an. Kuasa Pasar ini sering didominasi oleh pemerintah sebagai invisible hand dengan berbagai keputusan yang ditetapkan. 8.Standart Hidup Suatu Negara Tergantung pada kemampuannya Memproduksi Barang dan Jasa. Hal ini berkaitan erat dengan Productivitas. Semakin banyak barang dan jasa yang dihasilkan akan menyebabkan semakin tinggi perputaran mata uang yang terjadi sehingga harga akan meningkat. Pada
posisi harga yang meningkat maka biaya hidup akan bertambah. Misalnya Perbandingan antara Jakarta & Jogjakarta, perputaran mata uang atau velocitynya lebih tinggi. 9.Harga – 9.Harga – Harga Harga Meningkat Jika pemerintah Mencetak Uang. Hal ini disebut dengan Inflasi yaitu suatu kondisi di mana harga-harga meningkat secara keseluruhan dalam sebuah perekonomian. Inflasi sering diikuti oleh rendahnya pertumbuhan ekonomi. Namun Inflasi juga dibutuhkan dalam Perekonomian yaitu inflasi yang rendah dan terkendali. 10.Masyarakat menghadapi trade off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. Kebijakan dalam menghadapi inflasi dan pengangguran merupakan pilihan yang sulit. Ketika pemerintah menekan laju inflasi, pada saat yang sama pengangguran akan bertambah. Trade off ini biasanya disebut dengan Kurva Philips, mengambil nama ekonom yang pertama menelaah trade off antara inflasi dan pengangguran. Dalam pembuatan Keputusan, dihadapkan dengan Analisis Positif vs Normatif. Analisis Positif adalah manakala pernyataan mencoba untuk menjelaskan dunia sebagaimana adanya sementara Analisis Normatif mencoba menunjukkan bagaimana dunia ini seharusnya. Dengan adanya pertentangan tersebut maka selalu dicoba untuk mengusahakan adanya Win-Win Solution. Ekonomi mulai dianggap sebagai suatu disiplin ilmu setelah terbitnya buku “The Wealth of Nations”, pada tahun 1776 oleh Adam Smith. Selama berabad – berabad – abad abad Ilmu Ekonomi mengalami banyak sekali kemajuan sampai kemudian munculnya buku “ The General Theory Of Employment, Interest And Money “ yang ditulis oleh John Maynard Keynes pada tahun 1936. Ilmu ekonomi merupakan gabungan antara ilmu dan seni, dipelajari dengan berbagai alasan, yaitu untuk memahami berbagai permasalahan yang dihapadi oleh masyarakat dan rumah tangga; untuk membantu pemerintah negara berkembang maupun negara maju dalam menunjang pertumbuhan dan meningkatkan kualitas hidup, serta menghindari timbulnya depresi dan inflasi; untuk menganalisis dan mengubah ketidakmerataan distribusi pembangunan dan hasil – hasil – hasilnya hasilnya serta pemerataan berbagai kesempatan berusaha. Definisi Terdapat banyak pengertian dan definisi mengenai ilmu ekonomi yang mudah untuk dimengerti, antara lain : 1.Studi tentang kegiatan produksi dan pertukaran atau transaksi antar anggota masyarakat 2.Analisis perilaku variabel – variabel – variabel variabel ekonomi seperti harga, output, produksi, kesempatan kerja yang nantinya akan diperlukan pemerintah dalam perumusan kebijakan. 3.Bagaimana masyarakat memilih menggunakan sumber – sumber – sumber sumber produktif yang terbatas untuk memproduksi berbagai macam komoditi sesuai kebutuhan. 4.Studi tentang uang, bunga dan modal Dari beberapa definisi tersebut di atas, secara umum ilmu ekonomi adalah Bagaimana masyarakat menggunakan sumber – sumber – sumber sumber langka yang dimiliki untuk menghasilkan barang dan jasa sebanyak mungkin agar mencapai kepusan m aksimum. Atau Efisiensi dalam menggunakan sumber – sumber – sumber sumber dengan cara yang sebaik – sebaik – baiknya. baiknya. Di mana e fisiensi diukur dengan membandingkan antara input dan output yang dihasilkan. Ilmu Ekonomi saling berkaitan dan berkesinambungan dengan berbagai ilmu sosial yang lain seperti psikologi, politik, hukum, sosial budaya, sosiologi ,sejarah, termasuk pertahanan dan keamanan. Tujuan yang hendak dicapai dalam perekonomian Secara indivudial atau perilaku pelaku – pelaku – pelaku pelaku ekonomi, tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan kegiatan ekonomi adalah terpenuhinya setiap kebutuhan hidup dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Sementara apabila dibahas tujuan perekonomian secara luas maka tujuan yang hendak
dicapai adalah 1.Tercapainya Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan dinamis 2.Tercapainya kesempatan kerja penuh atau Full Employment 3.Tercapainya Stabilitas harga 4.Tercapainya Kebebasan berusaha dan berekonomi 5.Tercapainya Distribusi pendapatan yang merata 6.Terjaminnya keamanan atau jaminan ekonomis Dari tujuan – tujuan tersebut maka ilmu ekonomi dibedakan menjadi 2 cabang yaitu e konomi Mikro dan Makro. Analisis Mikro adalah pembahasan ekonomi yang ditujukan pada subyek ekonomi secara individual ( rumah tangga konsumen dan rumah tangga produsen / per usahaan secara individu) dan bagaimana mereka berinteraksi di pasar. Analisis Makro mempelajari subyek ekonomi secara agregatif ( keseluruhan ) meliputi keterkaitan antara masing – masing pelaku ekonomi seperti konsumen, produsen, negara/ pemerintah dan luar nege ri. Dalam makro perilaku subyek secara individu diabaikan. Termasuk di dalamnya mengkaji fenomena perekonomian termasuk inflasi, pengangguran dan pert umbuhan ekonomi. Perbedaan antara ekonomi makro dan mikro bukan hal yang mendasar karena perekonomian secara agregat sebenarnya adalah kumpulan bagian – bagian pasar dalam perekonomian itu. Perbedaannya adalah pada penekanan dan pembahasan. Ruang lingkup perekonomian bisa dibentuk dalam skema sebagai berikut : Gb 1.1 Skema ruang lingkup perekonomian Ekonomi Mikro bisa didefinisikan sebagai hubungan antara produsen dengan konsumen atau antara pemilik modal dengan pemilik faktor produksi. Hubungan itu bisa digambarkan sebagai berikut : Pasar Barang dan Jasa Rumah tangga Rumah tangga Perusahaan Konsumen Pasar faktor produksi Gb.1.2 Hubungan produsen dan konsumen Proses interaksi yang terjadi di pasar mengakibatkan perputaran uang antar konsumen dan produsen berjalan dengan lancar. Rumah tangga konsumen memperoleh uang pada pasar faktor produksi, sementara rumah tangga produsen memperoleh uang melalui penjualan barang dan jasa. Kondisi ini disebut sebagai simbiosis mutualisme antara sektor rumah tangga perusahaan dan rumah tangga konsumen.Alfred Marshal menyebut bahwa permintaan akan faktor produksi merupakan turunan ( derived demand ) dari permintaan akan barang dan jasa yang timbul karena kebutuhan manusia. Besarnya pendapatan baik produsen maupun konsumen tergantung pada : 1.Kuantitas faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan 2.Jumlah barang dan jasa yang berhasil diciptakan dengan adanya proses produksi. 3.Tingkat harga penggunaan yang berlaku, karena faktor produksi juga mempunyai harga yang akan menjadi biaya produksi bagi perusahaan Permintaan akan barang timbul karena individu pada sektor rumah tangga : a.Memerlukan barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya b.Memiliki daya beli ( pendapatan berupa uang ) yang diperoleh dari penjualan atas faktor – faktor produksi yang dimilikinya ke sektor rumah tangga perusahaan BAB II
TEORI PERILAKU KONSUMEN Dalam melakukan kegiatan konsumsinya, perilaku konsumen dituntun oleh tujuannya untuk memperoleh kepuasan. Terdapat beberapa pendekatan permintaan individu yaitu : Ada 2 cara pendekatan yaitu : 1.Pendekatan Cardinal 2.Pendekatan Ordinal 1. Pendekatan kardinal , asumsi dasarnya: a.Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur, util b.Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan c.Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. ( Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen. d.Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal Asumsi seorang konsumen 1.Konsumen harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal. 2.Konsumen punya preferensi jelas akan barang dan jasa 3.Terdapat kendala anggaran Cara untuk maksimisasi daya guna total konsumen adalah : MUa = MUb = MUx Pa Pb Px Dan menggunakan kendala anggaran I = APa + BPb + ……+ XPx Contoh kasus 1 Konsumen A akan mengkonsumsi 2 buah barang X & Y dengan j umlah anggaran sebesar Rp 10. Harga masing – masing barang Px = Rp 1 dan Py = Rp 1. Apabila rangkaian utility adalah sebagai berikut : Berapa banyak barang X dan Y yang dibeli oleh konsumen tersebut ? Tabel 2.1 Nilai guna terhadap konsumsi 2 macam barang Konsumsi ke Nilai Guna Barang Y Nilai Guna Barang X 1 16 12 2 15 11 3 14
10 4 13 9 5 12 8 6 11 7 7 10 6 8 9 5 9 8 4 10 7 3 Total 115 75 Dengan asumsi konsumen rasional maka Tn A akan mengkonsumsi barang X sebanyak 3 dan barang Y sebanyak 7 ( Cetak tebal ). I = Ypy + XPx = 7 ( 1 ) + 3 ( 1 ) = 10 Total Utility = 124 nilai guna. 2. Pendekatan Ordinal Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus. Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah : 1.Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya 2.Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering 3.Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Pendekatan ordinal membutuhkan tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva
Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi 2 macam barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang individu pada tingkat ke puasan yang sama. Ciri – ciri kurva Indiferent 1.Berlereng/ slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y 2.Cembung ke titik Origin ( Convex ) . Derajat penggantian antar barang konsumsi semakin menurun. Hal ini masih berkaitan dengan hukum Gossen, di mana apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y 3.Tidak saling berpotongan. Ini berakitan de ngan asumsi bahwa masing – masing kurva indiferent menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian. 4.Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan. Y 0X Gb. 2.1 Kurva Indeferent 3. Fungsi Belanja Untuk memenuhi kebutuhannya, konsumen membeli barang / jasa X dan Y yang akan dikonsumsinya. Pola belanja yang kita gunakan di sini adalah menggunakan habis seluruh uangnya untuk belanja barang / jasa ( asumsi full employment dari pandangan Klasik ). Fungsi belanja bisa dituliskan sebagai berikut : I = X Px + Y Py Dimana I = Uang anggaran yang dimiliki konsumen X,Y = Kuantitas barang X dan Y yang dibeli Px,Py = Harga barang X dan Y Secara grafis, fungsi belanja bisa digambarkan dalam Budget Line atau kendala anggaran. Budget Line adalah garis yang menghubungkan titik – titik kombinasi barang X dan Y yang mampu dibeli oleh konsumen pada tingkat pendapatan tertentu. Karakteristik Budget Line adalah sebagai berikut : 1.Budget Line berslope negatif. Hal ini disebabkan adanya efek substitusi antara barang X dan barang Y 2.Satu Budget Line untuk satu jumlah anggaran te rtentu. Semakin besar jumlah uang yang dialokasikan untuk membeli barang X dan Y ditunjukkan oleh garis yang semakin me njauhi titik 0. 3.Panjang penggal vertikal menunjukkan apabila keseluruhan dana digunakan untuk membeli barang Y, sebaliknya penggal horisontal menunjukkan apabila seluruh dana digunakan untuk membeli barang X. Contoh kasus 2 : Tn A mempunyai pendapatan sebesar Rp 125.000 yang akan digunakan untuk membeli 2 macam barang X dan Y apabila harga X (Px) Rp 1200 dan harga Y (Py) Rp 1000 bagaimana bentuk kurvanya ? Y 0X Gb 2.2. Kurva Budget Line Dalam melakukan optimasi terhadap kepuasannya, konsumen dipandu Y Y1 E IC
0 BL X X1 Gb.2.3 kepuasan maksimum pada pendekatan ordinal Berkaitan dengan kepuasan ( keseimbangan BL dan I C ) ini maka konsumen dihadapkan pada Efek Substitusi dan Efek Pendapatan. Efek Substitusi adalah perubahan keseimbangan konsumsi barang X dan Y karena terdapat perubahan dalam harga salah satu barang sehingga konsumen terpaksa mengubah keseimbangannya untuk mencapai kepuasan maksimum yang baru. Y PCC = Price Consumption Curve IC3 IC1 IC1 BL2 BL1 BL3 1X Gb 2.4. Efek Substitusi Mula – mula keseimbangan berada pada titik A tetapi kemudian terjadi perubahan dalam harga X sehingga BL berubah dan mengakibatkan timbulnya keseimbangan antara BL dan IC yang baru menjadi titik B. Garis yang menghubungkan titik A dan B ini disebut dengan efek substitusi. PCC atau Price Consumption Curve adalah kurva yang me nghubungkan titik – titik keseimbangan X dan Y yang berubah disebabkan karena adanya efek substitusi (perubahan salah satu atau kedua macam barang ) Efek pendapatan adalah perubahan keseimbangan BL dan IC karena adanya perubahan dalam pendapatan secara riil. Y ICC IC3 IC1 IC 2 BL2 BL1 BL3 1X Gb. 2.5. Efek pendapatan Mula – mula keseimbangan berada pada titik E tetapi kemudian terjadi perubahan dalam pendapatan riil, BL berubah dan mengakibatkan timbulnya keseimbangan antara BL dan IC yang baru menjadi titik F. Garis yang menghubungkan titik A dan B ini disebut dengan efe k pendapatan. ICC = Income Consumption Curve adalah kurva yang m enghubungkan titik – titik perubahan keseimbangan barang dan jasa yang akan dikonsumsi oleh konsumen pada tingkat income yang berubah Pengaruh jenis barang terhadap permintaan konsumen. 1.Barang normal, barang – barang pada umumnya , Pendapatan naik maka akan mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut bertambah dan sebaliknya . Harga turun menyebabkan permintaan naik dan sebaliknya 2.Barang inferior, barang kurang disukai/ lebih rendah dibandingkan barang normal. Misal jagung terhadap beras. Pendapatan bertambah mengakibatkan permintaan akan barang tersebut justru
berkurang dan sebaliknya . 3.Barang superior, barang mewah , Pendapatan bertambah mengakibatkan permintaan bertambah dan sebaliknya. Harga naik menyebabkan permintaan turun dan sebaliknya . Seperti kasus pada barang normal. BAB III TEORI PERILAKU PRODUSEN Permasalahan seorang produsen adalah bagaimana dengan modal yang terbatas bisa menciptakan barang dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Peran penting seorang produsen adalah sebagai berikut : 1.Produsen menjadi manajer yang mengkoordinasikan faktor – faktor produksi baik tenaga kerja/ L , tanah/ sumber daya alam, N, capital/ modal, bahan baku dan e nterpreneur / keahlian yang ada dalam masyarakat. 2.Mempunyai insiatif dan daya kreatif untuk inovasi – inovasi baru termasuk dalam IPTEK. 3.Mengambil keputusan kebijakan bisnis 4.Mampu menganalisis kondisi ekonomi secara makro yang sedang berlangsung dalam negara tersebut. 5.Kemampuan untuk memilih WHAT (Brg apa yang dibuat ), HOW ( Bgmn car a paling efisien untuk membuatnya ), WHO ( siapa yang terjun langsung dan tidak langsung dalam proses produksi ), WHOM ( Untuk siapa barang tersebut dibuat ). Di sini diharapkan seorang produsen mempunyai kepekaan untuk melihat pasar yang paling menguntungkan. FUNGSI PRODUKSI Untuk memproduksi suatu barang atau jasa, perusahaan memerlukan sumber atau faktor produksi. Yaitu input – input yang dibutuhkan untuk menciptakan out put Produk. Hubungan antara input dan output digambarkan sebagai berikut : Q = f ( K, L , T , N ) Di mana Q = Out put atau Produk K = Kapital/ modal L = Labour / tenaga Kerja T = Tehnologi N = Nature/ Tanah/ Sumber Daya Alam S = Skill/ Entepreneur Dari fungsi hubungan antara input dengan output diperoleh biaya produksi untuk m asing – masing tingkat out put. TEORI BIAYA Dalam berproduksi kita tidak akan lepas dari biaya. Terdapat banyak pembedaan jenis biaya : 1.a. Biaya langsung Yaitu biaya yang langsung masuk dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, tenaga kerja dll. b. Biaya tidak langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi misalnya biaya telepon, listrik, iklan dll. 2.a. Biaya eksplisit Yaitu biaya yang muncul atau kelihatan dalam proses produksi. b. Biaya implisit Yaitu biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan. 3.a. Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC ) Yaitu biaya yang tidak bertambah seiring dengan per tambahan produksi. Biasanya hanya muncul pada saat pertama akan berproduksi, gedung, mesin berat, dll b. Biaya Variabel ( Variabel Cost = VC ) Yaitu biaya yang bertambah seiring dengan bertambahnya unit
barang yang diproduksi. Dari beberapa jenis biaya tersebut yang akan banyak kita gunakan adalah jenis yang ketiga. Total biaya ( Total Cost = TC ) adalah kese luruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi sampai terciptanya barang. TC = TFC + TVC Biaya Perunit ( Average Cost = AC ) Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit barang jadi. AC = TC / Q Biaya Marginal ( Marginal Cost = MC ) Tambahan biaya karena menambah 1 unit barang y ang diproduksi. Secara Grafis, hubungan macam – macam biaya tersebut bisa dilihat sebagai berikut : TC Rp VC FC AFC 1Q Gb. 3.1. Hubungan macam – macam biaya produksi Seperti pada perilaku konsumen, Dalam berperilaku seorang produsen juga dibatasi dengan Besar biaya yang harus dikeluarkan dan juga besarnya produk yang bisa dibuat. Hal ini disebut dengan Isocost dan Isoproduct. Isoproduct adalah kurva yang menghubungkan kombinasi antara faktor produksi ( L & K ) yang mampu memproduksi sejumlah barang tertentu. Sifat Isoproduct sama dengan Kurva Indiferent. Isocost adalah garis yang menghubungkan kombinasi faktor – faktor produksi ( K & L ) pada tingkat pengeluaran biaya tertentu.Seperti dalam budget line. Isocost mempunyai daerah yang feasible. K 0L Gb. 3.2. Kurva Isocost dan Isoproduct Suatu perusahaan berada pada kondisi produksi optimum apabila terjadi persinggungan antara Isocost dan Isoproduct. Apabila masing – masing keseimbangan dihubungkan akan terbentuk jalur perluasan produksi dalam jangka panjang. Fungsi Produksi dibedakan menjadi : 1.Jangka Pendek : Jika terdapat fixed dan variable cost. 2.Jangka Panjang : Jika semua fixed cost sudah menjadi variable cost. Dalam jangka pendek berlaku hukum The Law of D eminishing Return ( Hukum kenaikan yang semakin menurun ). Yaitu Jika dalam proses produksi terdapat input tetap / Fixe d Cost ( artinya produksi masih dalam jangka pendek ) , Apabila semakin banyak input variabel yang digunakan, maka output akan bertambah dengan pola pertambahan yang menunjukkan: 1.MP naik, maksimum lalu turun sampai nol dan akhirnya negatif The law of Deminishing Marginal Return 2.AP mula-mula naik, maksimum lalu turun tapi tidak menjadi negatif disebut The Law of Deminishing Average Return. Elastisitas Input Yaitu Seberapa besar perubahan output akibat perubahan input. Mempunyai 2 kemungkinan : 1.Negatif yaitu pertambahan input akan mengurangi output 2.Positif yaitu pertambahan input justru menambah output
Dalam kenaikan produksi terdapat 2 1.Economies of Scale yaitu apabila biaya per unit menurun dengan semakin bertambahnya produksi atau disebut Decreasing Cost. Kondisi ini yang diharapkan oleh setiap perusahaan yang berproduksi/ efisiensi produksi. 2.Diseconomies of Scale yaitu dengan peningkatan produksi justru menyebabkan kenaikan biaya per unit. Kondisi ini harus segera dicari penyebabnya di mana munculnya inefisiensi. Untuk mengatasi agar tidak terjadi Diseconomies of Scale yang mengakibatkan banyak kerugian pada Perusahaan, maka jangka panjang diperlukan beberapa faktor berikut ini : a.Spesialisasi Tenaga Kerja, Dengan jumlah tenaga kerja yang r elatif banyak dan dilakukan pembagian maka masing – masing tenaga kerja akan mampu berkonsentrasi pada pekerjaan . Selain itu spesialisasi akan menghasilkan keahlian khusus dan cekatan bagi seorang tenaga kerja. b.Spesialisasi Manajemen, Spesialisasi ini menyebabkan fokus dari seorang manajer atas pekerjaan tertentu misalnya manajer pemasaran, manajer produksi, HRD dan se bagainya. Yang akan mendorong suatu perusahaan untuk cepat berkembang. c.Pemanfaatan Peralatan Kapital secara maksimal. d.Produk sampingan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil limbah yang harus dibuang dan juga memanfaatkan daur ulang dari produk tersebut. Misalnya Pabrik gula memanfaatkan produk sampingan berupa spirtus. PENDAPATAN / REVENUE Selain biaya produksi, hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah berapa jumlah pendapatan yang akan diperoleh dengan memproduksi barang tersebut. Total Revenue (TR) Yaitu total pendapatan yang akan diperoleh seorang produsen apabila memproduksi sejumlah unit barang tertentu. Kuantitas Barang ( Q ) yaitu total jumlah barang yang diproduksi oleh seorang produsen Average Revenue ( AR ) yaitu harga rata – rata unit barang AR = TR /Q Seorang produsen yang rasional pasti mengharapkan pendapatan yang dia peroleh harus lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkannya. Dimana
= TR - TC TR = TC Perusahaan BEP ( Break Event Point) TR > TC Perusahaan laba TR < TC Perusahaan rugi. Contoh Kasus 3 Diketahui perusahaan roti mempunyai Fixed Cost sebesar Rp 10 juta dan biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat sepotong roti adalah Rp 500,- apabila harga jualnya Rp 1 000,- Berapa harus dijual agar perusahaan BEP ? TC = FC + VC = 10 juta + 500 Q TR = P X Q = 1000 Q BEP = TR – TC = 0 ( 1000 Q ) – ( 10 juta + 500 Q ) = 0 500 Q = 10 juta Q = 20.000 unit Jadi perusahaan baru akan mendapatkan keuntungan setelah berproduksi minimal 20.001 unit. BAB IV
KESEIMBANGAN DEMAND & SUPPLY Demand/ Permintaan Pengertian Permintaan adalah fungsi yang menunjukkan berbagai jumlah produk yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga selama periode waktu terte ntu. Kurva permintaan menunjukkan hubungan terbalik antara harga dengan jumlah barang yang diminta dan berlereng/ slope negatif yang art inya kenaikan harga akan mengakibatkan penurunan jumlah barang yang diminta. Kurva Permintaan bisa digambarkan sebagai berikut : P 0Q Gb. 4.1 Kurva permintaan Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga barang tersebut adalah sebagai berikut : a.Selera, perubahan selera konsumen bisa terjadi karena faktor mode dan iklan b.Jumlah konsumen, pertambahn penduduk akan mengakibatkan jumlah konsumen yang semakin meningkat dan mengubah permintaan c.Pendapatan konsumen.Pada kasus barang normal pertambahan pendapatan akan menaikkan permintaan sementara untuk barang inferior, pertambahan pendapatan justru akan menyebabkan penurunan permintaan. d.Harga barang lain. Pengaruh perubahan harga barang tergantung apakah barang tersebut sifatnya substitusi / saling menggantikan atau barang komplementer/ saling melengkapi. e.Ekspektasi/ Harapan akan masa depan. Apabila ekspektasi positif, artinya harga barang diharapkan normal maka tidak mempengaruhi permintaan tetapi apabila ekspektasinya negatif di mana harga barang diharapkan akan naik akan mengakibatkan kenaikan permintaan. Kelima faktor tadi mengakibatkan perubahan permintaan sementara harga barang itu sendiri mengakibatkan perubahan dalam jumlah barang yang diminta. Perbedaan jumlah barang dan diminta dan perubahan permintaan adalah : Perubahan jumlah barang yang diminta artinya kurva permintaan tetap hanya naik turun titik pada kurva tersebut. Perubahan permintaan artinya perubahan kurva permintaan secara keseluruhan bergeser ke kanan atas atau ke kiri bawah. Supply/ Penawaran Pengertian Penawaran adalah sejumlah kuantitas barang tertentu yang ingin dijual oleh produsen pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu te rtentu. Kurva penawaran juga menunjukkan hubungan antara harga dengan kuantitas, di mana apabila harag turun maka jumlah yang ditawarkan untuk dijual turun sementara apabila harga naik maka j umlah yang tersedia untuk dijual juga naik sehingga Kurva Penawaran berslope Positif P 0Q Gb 4.2. Kurva penawaran Selain harga, faktor – faktor yang mempengaruhi fungsi penawaran adalah sebagai berikut : a.Tehnik produksi dan harga faktor produksi. Karena hal yang terpenting dalam penentuan harga suatu barang adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang itu sendiri. b.Perubahan harga barang lain. Hal ini berkaitan dengan sifat barang lain tersebut apakah substitusi ataukah komplementer. c.Ekspektasi di masa depan. Apabila ekspektasi harga positif artinya tidak ada kemungkinan kenaikan
harga relatif tinggi di masa depan maka penawaran akan tetap, sebaliknya apabila ada ekspektasi harga akan naik maka produsen akan mengurangi penawaran dan menimbun barang untuk dijual di masa yang akan datang. d.Banyaknya produsen. Semakin banyak produsen artinya penawaran bertambah dan sebaliknya apabila jumlah produsen sedikit, penawaran akan berkurang. Keseimbangan Antara Supply dan Demand Unsur yang paling penting dalam Pasar adalah harga dan jumlah barang yang disepakati oleh konsumen maupun oleh produsen. Dalam pasar, penawaran dan permintaan akan melakukan tarik – menarik atau Bargaining Power untuk membentuk harga dan kuantitas yang disepakati. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan pasar selain faktor harga. Hal ini bisa dijelaskan pada diagram berikut : Harga akan terjadi apabila terdapat keseimbangan antara penawaran dengan permintaan. ( Qs = Qd Atau Ps = Pd ) Secara matematis keseimbangan bisa dituliskan sebagai berikut : Contoh kasus 4 Bila fungsi permintaan Pd = 10 – 2 Qd Ps = 1 + 1,5 Qs Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs atau pd = P s 10 – 2 Q = 1 + 1,5 Q 9 = 3,5 Q Q = 2,57 P = 10 + 2Q = 10 – 5,14 = 4,86 Penggambarannya Fungsi Permintaan; pada saat P = 0 Q = 5 Q = 0 P = 10 Fungsi Penawaran; pada saat P = 0 Q = - 0,667 Q=0P=1 BAB V PAJAK DAN SUBSIDI Tugas utama pemerintah untuk mencapai tujuan kemapanan ekonomi adalah dengan menstabilkan harga. Harga dituntut untuk dinamis namun stabil, artinya kenaikan harga masih dalam batas yang bisa ditelolerir dan tidak fluktuatif. Terdapat banyak mekanisme yang dilakukan oleh pemerintah misalnya dengan bertindak sebagai penjual sekaligus pembeli untuk barang tertentu. Misalnya dilakukan oleh pemerintah untuk menjamin ketersediaan beras melalui Bulog. Salah satu mekanisme lain yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga adalah dengan pajak dan subsidi. Baik pajak maupun subsidi dilakukan peme rintah dengan memperhatikan dua pihak yaitu produsen dan konsumen. Tarik – menarik mengenai jumlah pajak yang ditanggung maupun subsidi yang dinikmati oleh konsumen dan produsen tergantung dari elastisitas barang tersebut. Makin pokok atau penting nilai suatu barang bagi konsumen akan mengakibatkan semakin besar pajak yang diatnggung oleh konsumen dan makin sedikit subsidi yang bisa dinikmatinya dan sebaliknya apabila tingkat/ nilai kepentingan barang itu semakin rendah. Dengan adanya pajak dan subsidi maka keseimbangan pasar akan berubah. Bagaimana dampak pengenaan pajak dan subsidi kita bahas berikut ini.
Pajak Pajak yang kita bahas di sini adalah pajak pertambahan nilai yaitu sejumlah uang yang dikenakan oleh pemerintah untuk barang tertentu. Yang besarnya bisa ditentukan secara nominal atau merupakan prosentase tertentu terhadap harga barang tersebut. Contoh Kasus 5 Qd = 15 – Pd Qs = 2 Ps – 6 Bila pajak yang dikenakan oleh pemerintah Rp 3 / unit. Berapa harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan sesudah pajak. a.Sebelum pajak 15 – P = 2 ps – 6 Q = 15 - P 1= 3 P Q = 15 - 7 P=7Q=8 Note : Pajak memberikan pengaruh langsung pada supply b.Sesudah pajak Qs = 2 ( Ps – 3 ) – 6 = 2 Ps – 6 – 6 QSt = 2 Ps – 12 Pd = Ps Qd = Qs 15 – P = 2P – 12 1= 3P P=9 Q = 15 – 9 = 6 Keseimbangan baru terjadi pada P = 9 dan Q = 6 Jadi a. Pajak ditanggung konsumen Rp 2 ( 9 – 7 = 2 ) a.Pajak ditanggung Produsen Rp 1 ( 3 –2 = 1 ) b.Pendapatan yang diterima oleh pemerintah adalah besar pajak dikalikan dengan jumlah barang pada keseimbangan 6 X Rp 3 = Rp 18,Pajak Proporsional yaitu pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu terhadap harga barang. Misalnya ditentukan besarnya pajak adalah sebesar t % , maka pe rsamaannya : P = a + bQ + tP P – t P = a + bQ ( 1 – t ) P = a + b Q P = ( a / 1 – t ) + ( b / 1 – t ) Q Misalnya dengan mengambil kasus di atas di mana fungsi permintaan Pd =15 –Q dan fungsi penawaran Ps= 3 + 0,5 Q. Dan ditetapkan pajak adalah sebesar 25 % dari harga. Harga dan kuantitas sebelum pajak P = 7 dan Q = 8. Setelah pajak. Ps = 3 + 0,5 Q + 0,25 P 0,75 P = 3 + 0,5 Q P = 4 + 0,667 Q atau Q = -6 + 1,5 P Keseimbangan pasar : 15 – P = -6 + 1,5 P Q = 15 - P
1= 2,5 P P = 8,4 Q = 6,6 Besar pajak dalam nominal adalah 0,25 X Rp 7 = Rp 1,75 Pajak ditanggung konsumen Rp 8,4 – Rp 7= Rp1,4. ( 80 %) Pajak ditanggung Produsen Rp1,75 – Rp1,4=Rp0,35 (20 %) Besar kecilnya prosentase pajak yang ditanggung baik oleh konsumen maupun produsen ditentukan oleh elastisitas barang. Apabila barang elastis maka produsen akan menanggung beban lebih banyak sementara apabila inelastis maka konsumen yang menanggung lebih banyak. Subsidi Subsidi merupakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk mengurangi tingginya harga. Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, dimana dengan diberikannya subsidi maka akan menyebabkan harga jual menjadi lebih murah dan barang yang terjual menjadi lebih banyak. Contoh kasus 6 Diketahui fungsi permintaan dan penawaran adalah sebagai berikut Qd = 10 – Pd Qs = -6 + 2 Ps Pemerintah mengenakan subsidi atas barang tersebut sebesar Rp 2 / unit. a.Persamaan permintaan dan penawaran sebelum adanya subsidi Qd = 10 – Pd Qs = -6 + 2 ps 10 – Pd = -6 + 2P Qs = 10 – P -3 P = -16 Q = 10 – P P = 5 1/3 Q = 10 – 5 1/3 Q = 4 2/3 b.Diberikan subsidi sebesar Rp 2 maka Qs = -6 + 2 ( Ps + 2 ) = -6 + 2 Ps + 4 = -2 + 2 Ps Dimasukkan Qs = Qd - 2 + 2 Ps = 10 – Pd Q = 10 - P 3 P = 12 Q = 10 - 4 P=4Q=6 Harga menjadi lebih murah sedangkan jumlah barang yang disepakati menjadi lebih banyak. a.Subsidi untuk produsen Rp 2/3 ( Total Subsidi – Subsidi konsumen) b.Subsidi untuk konsumen Rp 1 1/3 ( Psemula – P akhir ) c.Pengeluaran pemerintah untuk subsidi Rp 2 X 6 = Rp 12,Grafik sebelum dan sesudah pemberian subsidi bisa digambar. BAB VI ELASTISITAS Elastisitas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar perubahan nilai suatu variabel yang diakibatkan perubahan variabel lain yang mempengaruhinya. Secara umum disebutkan bahwa eElastisitas yaitu berapa % perubahan Y apabila X berubah :
= Y / X = lim ( Y / Y ) = dY . X X = 0 ( X / X ) dX Y Sifat elastisitas
= 1 unitary elastis
> 1 elastis 0 < < 1 inelastis = 0 Inelastis sempurna = Elastis sempurma Elastisitas Permintaan Adalah seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta dengan adanya perubahan harga. Suatu barang dikatakan elastis apabila pembeli/ konsumen responsif terhadap perubahan harga yang ditetapkan. Besar kecilnya elastisitas tergantung pada besar kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta karena perubahan harga tersebut. Rumusan elastisitas permintaan adalah sebagai berikut :
d = % Qd = Qd = lim ( Qd / Qd ) % P P ( P / P ) = d Qd . P d P Qd Contoh kasus 7) Diketahui Qd = 25 - 3 P 2 . Tentukan elastisitasnya pada tingkat harga 5. Qd = 25 – 3 P 2 .dQd / dP = Qd ‘ = - 6 P
d = dQd . p_ dP Qd = -6P . P . 25-3P2 = -6(5) . 5 . = 3 25-75 Jadi pada tingkat harga Rp 5 apabila terj adi perubahan harga sebesar Rp 1 maka akan mengki batkan perubahan permintaan sebesar 3 unit. ELASTISITAS PENAWARAN Pengertian elastisitas penawaran sama dengan elastisitas permintaan. Hanya dilihat dari sisi produsen. Apabila terjadi perubahan harga berapa besar perubahan jumlah barang yang ditawarkan.
s = % Qs = E Qs = lim % P E P P 0 ( Qs / Qs ) = dQs . P . ( P / P ) dP Qs Contoh kasus 8) Qs = -200 + 7 P2 Berapa elastisitas penawaran pada tingkat harga P =10 dan P = 15 Qs = -200 + 7 P2 Qs’ = 14P
s = 14P . P . -200 + 7 P2 Saat P = 10 s = 140 . 10 . = 2,8 -200 + 700 Saat P = 15 ? Faktor – Faktor yang mempengaruhi elastisitas adalah sebagai berikut :
1.Substitubilitas. Semakin banyak barang substitusi atau barang pengganti yang tersedia maka semakin besar elastisitasnya. Karena perubahan harga sedikit saja akan mengakibatkan konsumen mengubah besarnya barang yang diminta, demikian juga dari sisi produsen. 2.Proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk barang tersebut. Semakin banyak proporsi pendapatan untuk barang tersebut mengakibatkan semakin kecil elastisitasnya. Hal ini karena perubahan harga akan sangat berpengaruh terhadap besarnya proporsi pendapatan. 3.Jenis barang. Merupakan barang kebutuhan pokok atau bukan. Apabila barang kebutuhan pokok maka elatisitasnya kecil atau semakin inelastis, sebaliknya bila bukan maka elastisitasnya besar. Oleh karena itu barang kebutuhan pokok cenderung inelastis. 4.Lamanya periode waktu. Semakin panjang periode waktu maka semakin elastis. Hal ini karena kebiasaan pola konsumsi terbentuk dalan jangka waktu yang lama. Misalnya seorang perokok berat tidak akan serta merta mengurangi konsumsi rokoknya apabila terjadi perubahan harga. 5.Harga barang komplementernya, Bila harga barang komplementer naik maka akan mengakibatkan permintaan barang X berubah. Elastisitas suatu barang juga sangat berpengaruh terhadap tarik – menarik pengenaan pajak dan pemberian subsidi yang akan dinikmati oleh konsumen maupun oleh produsen. Semakin inelastis maka konsumen semakin besar menanggung pajak, sebaliknya semakin elastis maka semakin besar pajak yang ditanggung oleh produsen. Untuk subsidi yang terjadi sebaliknya. BAB VII PASAR Bertemunya permintaan dan penawaran atas satu macam barang/ j asa. Yaitu posisi di mana terdapat sejumlah barang tertentu yang mau dan mampu dibeli oleh konsumen dan dijual oleh produsen Macam – macam Pasar 1.Pasar persaingan Sempurna 2.Pasar persaingan tidak sempurna 3.Oligopoli 4.Monopoli 1. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna muncul karena adanya prinsip – prinsip sebagai berikut : 1.Tidak ada satu penjual tunggal yang mempunyai sumber cukup banyak untuk dapat mempengaruhi harganya di pasar 2.Sumber variabel mempunyai mobilitas yang t inggi untuk berbagai harga pasar dan penggunaannya relatif fleksible. Karena prinsip2 tersebut di atas maka pada pasar persaingan sempurna akan dipenuhi dengan adanya syarat – syarat sebagai berikut : Syarat – syarat a.Jumlah produsen di mana volume produksi hanya bagian kecil dari total volume transaksi pasar, sehingga dengan kata lain secara individual tidak bisa mempengaruhi harga pasar atau baik produsen maupun konsumen bertindak sebagai Price Taker ( penerima harga ). b.Produk homogen ( jenis maupun kualitas ) c.Setiap produsen maupun konsumen tahu informasi pasar ( simetris information ) d.Bentuk kurva permintaan horisontal, karena tidak terdapat perubahan harga berapapun jumlah barang yang akan diminta oleh konsumen atau ditawarkan oleh produsen
e.Untuk mencapai keuntungan maksimum pada suatu per usahaan adalah dengan melihat besar volume output yang dihasilkan. Dalam persaingan sempurna terdapat 2 keseimbangan yaitu 1.Keseimbangan produsen secara individual akan tercapai apabila keuntungan perusahaan maksimum 2.Ekuilibrium pasar apabila semua perusahaan dalam posisi equilibrium. Pasar persaingan sempurna dibagi menjadi 2 yaitu 1.Jangka pendek dengan asumsi setiap produsen tidak bisa menambah kapasistas produksinya dan tidak ada produsen baru keluar atau masuk kedalam pasar. 2.Jangka Panjang dengan asumsi dimungkinkan adanya perluasan kapasitas produksi. Equlibrium jangka Pendek Y 0X Gb.6.1. Gambar keseimbangan Pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek Dalam jangka pendek, produsen masih bisa berproduksi meskipun rugi sampai pada batas di atas AVC. Perusahaan sebaiknya menghentikan produksinya apabila Price sudah di bawah AVC. Syarat keuntungan maksimum pada perusahaan di Pasar persaingan sempurna. 1.MC = MR, di mana MC masih dalam posisi menaik 2.MR = P > AVC Y 0X Gb. 6.2 . Keuntungan maksimum pada pasar persaingan sempurna Produsen yang rasional tidak akan mau berproduksi setelah berada di bawah AVC. Kerugian minimum akan terjadi apabila MR = P = AC. Apabila keseimbangan sudah di bawah AC artinya mulai menderita rugi. KURVA PENAWARAN Dalam jangka pendek untuk pasar persaingan sempurna, MC = Penawaran. MC mer upakan volume produksi yang akan dipilih oleh seor ang produsen. Kurva penawaran untuk seluruh produsen (pasar) adalah penjumlahan secara horisontal seluruh kurva supply produksi. Arah pencapaian equilibrium pada pasar pe rsaingan di mulai saat tercapainya e quilibrium pasar, yang menentukan harga produsen akan menyesuaikan tingkat output dengan harga pasar yang ber laku. Eq Pasar ( Supply + Demand ) Harga Demand Produk Ouput eq Produsen Equlibrium Perusahaan Gb. 6.3 Arah pencapaian equilibrium pada pasar persaingan sempurna Keseimbangan Jangka Panjang Dalam jangka Panjang keseimbangan sudah termasuk dalam penciutan dan per luasan kapasitas produksi akibat keluar masuknya produsen baru di pasar. Posisi apabila terdapat penambahan volume produksi Y 1X Gb 6.4. Posisi apabila terdapat penambahan volume produksi Mula – mula Price pasar ditentukan oleh keseimbangan jangka pendek yaitu antara D dengan S1, sehingga menghasilkan P1. Kemudian karena adanya profit akan mendorong pengusaha lain ikut masuk
hal ini mengakibatkan perubahan S ke S 2. Harga menjadi turun. Apabila produsen masih mem peroleh keuntungan maka volume akan terus bertambah dan harga akan semakin turun sampai batas ter tentu produsen yang mampu bertahan. Ad.2 Pasar Monopoli Ciri – ciri pasar monopoli 1.Produsen sebagai ‘Price Maker’ 2.Permintaan pasar merupakan bentuk dari permintaan perusahaan 3.Marginal Revenue lebih rendah daripada averagenya 4.MR berslope negatif Sebab – sebab terjadinya monopoli 1.Penguasaan bahan mentah strategis = Absolut advantage 2.Adanya hak paten = Competitive Advantage 3.Terbatasnya pasar 4.Pemberian hak monopoli oleh pemerintah Apabila dalam jangka panjang ada keuntungan maka perusahaan akan menciptakan Barier to Entry atau hambatan bagi produsen lain untuk ikut masuk pada pasar. Macam – macam Barier to Entry 1. Natural Barier, yaitu hambatannya tercipta secara alami a.Minimum Efficiency to Scale, perusahaan tersebut secara alami karena lokasi, Sumber Daya, tehnologi memungkinkan dia untuk berporduksi dengan biaya lebih murah. Mengacu pada comparative advantage b.Set Up Cost. Perusahaan yang bersangkutan merupakan satu-satunya yang mampu membiayai seluruh kegiatan produksi yang tinggi 2.Created Barier. Hambatan yang diciptakan a.Hak Paten b.Forcement, Threatment, Sabotage. Dalam jangka panjang, created barier bisa dihilangkan. Keseimbangan Jangka Pendek akan terjadi apabila a.MR = MC pada saat MR positif b.Perusahaan akan berhenti apabila harga minimal= TVC c.Tidak ada jaminan bahwa dalam jangka pendek perusahaan bisa memperoleh keuntungan Perbandingan antara pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli bisa ditunjukkan oleh grafik ini Gb. 6.5. Perbandingan antara Pasar persaingan sempurna dan Monopoli Pada ATC2 perusahaan boleh memutuskan untuk keluar atau tidak dari pasar. (Posisi BEP ). DISKRIMINASI HARGA Produsen menetapkan harga yang berbeda untuk produk yang sama. Misalnya harga untuk umum dan mahasiswa. P1 P1 P2 Q1 Q1 Q2 Gb. 6.6. Diskriminasi harga Konsekwensinya Untuk perusahaan diterimanya revenue lebih besar Untuk masyarakat adanya barang yang lebih banyak sehingga punya efek positif Distribusi Income.
Dumping dibedakan menjadi 2 jenis yaitu : 1.Dumping predatory 2.Dumping sporadis ( over produksi/ supply ) CARTEL Yaitu kesepakatan dari beberapa produsen dalam industri yang sama untuk membatasi produknya sehingga diperoleh profit maksimum bersama. Terdapat Quota Produksi. Atau secara bersama – sama bertindak sebagai monopolis. Masalahnya adalah : 1.Bagaimana supaya perusahaan mentaati kuota produksi yang telah disepakati. 2.Bagaimana supaya profit yang diharapkan tidak berkurang dengan masuknya perusahaan lain. Gb. 6.7. Apabila terdapat pelanggaran dalam Cartel Kartel akan bekerjasama untuk menciptakan quota sebesar Oq1 Namun terjadi konflik dimana ada produsen yang kurang puas dengan berproduksi sebesar Oq1 dan melanggar menambah produksi sebesar Oq1 – Oq2 untuk menambah Profit. Bila hal ini benar – benar terjadi maka Ouput akan naik dan harga menjadi turun. Produsen secara keseluruhan mengalami kerugian Monopoli Dan Kesejahteraan Masyarakat a.Dalam distribusi pendapatan terjadi ketidakadilan b.Volume produksi lebih kecil dari output optimum. Karena bisa terjadi inefisiensi dimana produsen tidak memanfaatkan economic of Scale c.Eksploitasi oleh Produsen terhadap Konsumen dan terhadap Pemilik Faktor Produksi. Cara menghilangkan efek negatif dari Monopoli a.Mencegah timbulnya monopoli b.Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan c.Import barang d.Dibuat peraturan khusus / Undang – Undang. Ad.3. Persaingan Monopolistik Pada pasar persaingan monopolistik terdapat adanya unsur kompetisi yang didasarkan kenyataan bahwa terdapat banyak perusahaan / produsen dimana tindakan satu produsen akan mempengaruhi produsen yang lain. Tetapi juga terdapat unsur monopoli di mana perusahaan memproduksi barang yang homogen tapi masing-masing mempunyai perbedaan yang signifikan sehingga konsumen punya pilihan. Ciri – ciri Persaingan Monopolistik 1.Terdapat banyak perusahaan dalam industri tersebut 2.Tindakan / keputusan yang diambil oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi perusahaan yang lain. 3.Kurva permintaan perusahaan pesaing adalah berslope negatif dan cukup elastis 4.Meski jenis produknya sama tapi tidak homogen, terdapat perbedaan yang menyebabkan konsumen mempunyai pilihan 5.Persaingan yang dilakukan bukan dalam bentuk harga 6.Tidak terdapat rintangan untuk keluar masuk pasar Tabel 6.1 Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna & Pasar Persaingan Monopolistik Persaingan Sempurna Persaingan Monopolistik Produknya homogen
Jumlah produsen sangat banyak dan pengaruh terhadap harga tidak ada Tidak perlu bersaing karena produsen tidak bisa mempengaruhi harga Produknya sama tapi dibedakan dengan merk, kemasan Hanya sedikit produsen dan masing-masing berpengaruh atas segmen Persaingan yang terjadi bukan bersifat harga, tapi ce nderung iklan Unsur terpenting dalam Pasar Persaingan Monopolistik adalah: 1.Produsen jumlahnya cukup banyak, dengan barang yang homogen tapi mempunyai diferensiasi produk. Diferensiasi ini yang akan diunggulkan oleh perusahaan untuk menarik pangsa pasar. Misalnya lokasi, fasilitas pembayaran , periklanan dll, yang sifatnya bukan harga. 2.Rintangan masuk dalam pasar adalah kar ena faktor finansial. 3.Kecenderungan pasar persaingan monopolistik yang produsennya banyak me nyebabkan tingkat kapasitas produksinya rendah / tidak bekerja dengan optimal sehingga untuk meraih keuntungan dengan menetapkan harga yang relatif tinggi. (Misalnya banyaknya apotik pada satu kota tertentu). Karena itu maka perusahaan yang ada dalam pasar persaingan monopolistik banyak yang melakukan diferensiasi produk agar mampu bertahan dan memperoleh keuntungan dalam jangka panjang. Misalnya dengan penciptaan barang yang sama tapi dengan type, style, merk dan harga y ang berbeda untuk menjangkau hampir semua pangsa pasar yang ada. (Mis. Pasar Sabun ( Lux, Giv, L ifebouy ) , Pasar Shampo (Clear, Sunsilk, Pantene) dll ) Advertensi merupakan hal yang paling pokok dalam pasar persaingan monopolistik. Advertensi dan promosi penjualan mencoba membujuk konsumen dengan mencocokkan permintaan dengan produk yang ditawarkan penjual sementara Diferensiasi Produk berusaha menohok selera yang dimilikinya dengan penganekaragaman jenis barang. Tujuan Iklan adalah : a.Membedakan produk perusahaan dengan perusahaan lain untuk jenis barang yang sama dan menimbulkan kefanatikkan atau kesetiaan terhadap merk tertentu. b.Membuat kurva menjadi kurang elastis ( in elastis ) atau semakin curam y ang artinya perubahan terhadap harga tidak akan memberikan pengaruh yang terlalu besar terhadap permintaan akan barang. Tabel 6.2. Kebaikan dan Keburukan Iklan Bagi Masyarakat Kebaikan Iklan Keburukan Iklan Memberikan informasi yang membantu konsumen membuat pilihan yang rasional, juga informasi ttg produk baru dan perbaikan atas produk yang telah ada. Mendukung komunikasi, dimana sarana seperti radio, surat kabar, TV baru bisa hidup dan berinovasi dengan adanya pemasukan dari biaya iklan. Bila berhasil maka akan tercapai skala ekonomi, Pengeluaran konsumen secara agregat meningkat, kesempatan kerja naik dan pendapatan scr nas akan naik . Mendorong perusahaan untuk selalu berinovasi agar tidak kalah dengan perusahaan pesaing. Tujuan yang terjadi justru masy terbujuk mengikuti pola hidup konsumtif dan bersaing. Dan kadang membeli dengan harga lbh mahal Cenderung merupakan kegiatan yang tidak produktif bahkan terjadi alokasi sumber yang t idak pada tempatnya, misalnya pengeluaran untuk iklan lebih besar dibanding ongkos prod. Punya biaya eksternal yang tinggi misalnya menimbulkan kegaduhan untuk mobil reklame, pemandangan yg kotor untuk spanduk dll Menaikkan biaya secara signifikan pd perusahaan dan akan menimbulkan monopoli karena perusahaan
yang beriklan banyak (mempunyai dana yg besar) akan menjadi pemenang. Ad.4. Pasar Oligopoli Pasar Oligopoli menunjukkan adanya produsen yang jumlahnya terbatas/ sedikit dan jumlah konsumen yang sangat banyak. Terdapat 2 macam oligopoli yaitu 1.Produknya homogen ( baja, semen, pupuk dll ) 2.Terdapat diferensiasi Produk ( Otomotif, Rokok dll ) Tindakan yang dilakukan oleh seorang produsen akan langsung ditanggapi oleh produsen yang lain. Ciri – ciri pasar Oligopoli a.Terdapat beberapa orang produsen dengan konsumen yang relatif banyak. Tiap produsen mempunyai pengaruh atas harga. b.Terdapat barier to entry bagi produsen lain sehingga jumlah perusahaan akan cenderung ko nstan. c.Penguasaan pangsa pasar ditunjukkan dengan nisbah konsentrasi penjualan yang dihitung berdasarkan jumlah atau persentase aktiva perusahaan terhadap total aktiva pasar. d.Perang harga merupakan unsur yang sangat dihindari karena akan menimbulkan kerusakan secara masal dalam pasar oligopoli. Untuk menghindarinya maka dilakukan kolusi antar perusahaan. Sehingga cenderung akan menciptakan kartel. e.Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan cenderung melakukan merger dengan perush yang kuat. f.Inovasi dan penguasaan terhadap tehnologi merupakan unsur yang penting dalam kemajuan perusahaan. Perbaikan kualitas produk akan memperluas pangsa dan menurunkan biaya produksi yang tidak akan bisa ditiru dengan cepat oleh pesaingnya. Banyaknya pesaing yang kuat akan memaksa perusahaan melakukan efisiensi dalam segi biaya secara maksimum. ( Economic of scale ) dg comparative advantage. 3.1. Pengertian Elastisitas Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep e lastisitas. Pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply beubah? Dan berapa besar pengaruhnya? Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas. Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat ke pekaan/respon dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.
3.2. Elastisitas Permintaan Elastisitas harga permintaanadalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi. Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yahitu :
elastisitas harga permintaan elastisitas silang elastisitas pendapatan
3.2.1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand) Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya. Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan : Tidak elastisitas (in elastic) Unitari (unity) dan Elastis (elastic) Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Δ Q Eh
ΔP :
Q
Δ Q atau Eh =
P
P X
ΔP
Q
Dimana : Eh
adalah elastisitas harga permintaan
Q
adalah Jumlah barang yang diminta
P
adalah harga barang tersebut
Δ
adalah delta atau tanda perubahan.
Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori : Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q]. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya
adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q]. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh % Δ Q]. Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori. Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga y ang rendah elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan sat u atau unity (unitari), Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu : Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar e lastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya. Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut, Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan : Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut Jenis barang dan pola preferensi konsumen Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana : terdapat banyak barang subsitusi yang baik harga relatif tinggi ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana : benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang r endah. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda ter sebut sangat dibutuhkan.
3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand) Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand) Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah : ΔQx
Py
Es = ——- x ——- > 0
Substitusi
Δ Px
Qx
Δ Qy
Px
Es = ——- x ——- < 0 Δ Py
Komplementer
Qy
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
3.2.3.
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pe ndapatan, dengan rumus. Δ Q
ΔY
Em = ——Q
Δ Q
: ——– Y
atau
Y
Em = ——– x ΔY
——– Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % ke naikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta; Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang. Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
3.3. 3.3.1.
Elastisitas Penawaran Elastisitas Harga Penawaran
(The Price Elasticity of Suply) Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Δ Qs
P
Es. = ——– x ——– ΔP
Q
Dimana : Q
adalah jumlah barang yang ditawarkan;
P
adalah harga barang;
S
adalah delta atau perobahan.
Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut j uga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : (a)
Elastis (Es > 1)
(b)
In Elastis (Es < 1),
(c)
Unity (Es = 1).
(d)
Elastis Sempurna (Es = ~ );
(e)
In Elastis Sempurna (Es = 0).
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu : Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar e lastisitasnya tidak
berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar de ngan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya. Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut, Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan : Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut Jenis barang dan pola preferensi konsumen Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana : terdapat banyak barang subsitusi yang baik harga relatif tinggi ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana : benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang r endah. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda ter sebut sangat dibutuhkan.
3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand) Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand) Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah : ΔQx
Py
Es = ——- x ——- > 0 Δ Px
Qx
Δ Qy
Px
Es = ——- x ——- < 0 Δ Py
Substitusi
Komplementer
Qy
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
3.2.3.
Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase per ubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pe ndapatan, dengan rumus. Δ Q
ΔY
Em = ——-
Δ Q
: ——–
Q
atau
Y
Y
Em = ——– x ΔY
——– Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % ke naikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta; Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang. Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
3.3. 3.3.1.
Elastisitas Penawaran Elastisitas Harga Penawaran
(The Price Elasticity of Suply) Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Δ Qs
P
Es. = ——– x ——– ΔP
Q
Dimana : Q
adalah jumlah barang yang ditawarkan;
P
adalah harga barang;
S
adalah delta atau perobahan.
Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : (a)
Elastis (Es > 1)
(b)
In Elastis (Es < 1),
(c)
Unity (Es = 1).
(d)
Elastis Sempurna (Es = ~ );
(e)
In Elastis Sempurna (Es = 0).
3.3.1.
Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli e konomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut. Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran. Adapun tiga waktu tersebut adalah : (1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna. Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a. The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu pe rusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity.
The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis,
3.2.
Cara Menghitung Elastisitas Permintaan
Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :
(1) Elastisitas Titik (Point elasticity) Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,
(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity) Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar. Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :
Elastisitas Jarak. Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, te tapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.
Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point; Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a).
3.3.1.
Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut. Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran. Adapun tiga waktu tersebut adalah : (1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.
Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a. The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity.
The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis,
3.2.
Cara Menghitung Elastisitas Permintaan
Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :
(1) Elastisitas Titik (Point elasticity) Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,
(1) Elastisitas Busur (Art Elastisity) Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar. Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :
a.
Elastisitas Jarak.
Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, te tapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.
a.
Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;
Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a).
3.2.
Elastisitas dan Penerimaan
Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan harga, pada suatu kurva permintaan atau penawaran tertentu. Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar reaksinya terhadap perubahan harga, maka suatu penurunan harga akan menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk barang tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan. Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya ter hadap perubahan harga, maka penurunan harga hanya akan menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual dari penjualan barang tersebut. Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas dan jumlah penerimaan penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka akan menghasilkan jumlah penerimaan, karena total penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar adalah sama dengan harga produk kali dengan harga barang yang dijual (TR = P x Q). Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa yang akan terjadi terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang akan terjadi dengan total pengeluaran konsumen bila harga berobah. Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak ber lawanan arah, suatu penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang lebih rendah dan suatu kenaikkan kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR). Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung kepada reaksi permintaan terhadap perobahan harga barang. Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase kenaikkan kuantitas yang dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan jumlah penerimaan. Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan memberikan kenaikkan kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada penurunan harga, sehingga j umlah penerimaan penjual menjadi turun. Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama dengan persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya. Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan elastisitas permintaan setiap tingkat harga tersebut. Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat memberikan cara yang cepat, untuk meneliti apakah suatu titik berada pada titik elastis, in elastis dan unitari, dengan car a :
a) Bilamana P diturunkan dan TR menurun pula, maka permintaan adalah inelastis, atau jika P dan TR bergerak arah yang sama, maka Eh < 1; b) Bilamana P diturunkan dan menyebabkan TR meningkat, maka permintaan adalah elastis, atau jika P dan TR bergerak berbeda arah, maka Eh > 1; c) Bilamana P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka permintaan bersifat elastis kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah, ketika P berobah, maka Eh = 1.
Jadi ada dua cara untuk menentukan apakah permintaan tersebut adalah Elastis, In e lastis atau Unity, yaitu cara : 1) Q.
Metode Perhitungan Koefisien Elastisitas harga dari permintaan yang diperoleh dari informasi P dan
Observasi apa yang akan terjadi terhadap Total Penerimaan/Total Revanue (TR), apabila P berobah dan pengujian total penerimaan (Total Revanue Test), tapi cara kedua ini tidak memberikan suatu nilai koefisien. Giffen Goods adalah barang yang banyak dibeli ketika tingkat pendapatan renah, tetapi akan ditinggalkan ketika pendapatan masayrakat mulai meningkat. misalnya ketika masyarakat sedang tidak mampu mereka mengkonsumsi jagung. saat mereka sudah mulai sukses, mereka akan mengganti jagung dengan nasi.
Cooperation Goods adalah 2 barang yang akan berguna jika dipakai secara bersamaan, contoh nya seperti dvd dengan dvd player. Apa guna sebuah dvd tanpa ada dvd player yang memainkannya.
Competing Goods adalah suatu barang dapat menggantikan barang tertentu sehingga mempunyai hubungan antara harga barang tersebut dengan permintaan akan barang lain.
Standartize Goods adalah barang yang lebih murahdijual dengan sistem pabrik dan kadang lebih baik dari pada yang dibuat pemiliknya. Barang Homogen dan Barang Heterogen Barang Homogen adalah Suatu barang yang memiliki sifat yang seragam, antara satu unit dengan yang lain. Barang yang berbeda dalam spesifikasi atau kualitas, atau merek mempengaruhi kepercayaan pelanggan bahwa barang t ersebut bukan homogen. Uang, atau surat berharga dari jenis yang sama, benar-benar homogen. Beberapa produk primer dan bahan dasar hampir homogen, terpisah dari lokasi fisik mereka, tet api produk primer lainnya dan produk yangdiproduksi tidakhomogen. Agregat ekonomi selalu melibatkan memperlakukan seolaholahbarang-barang homogen yang pada kenyataannya tidak.
Barang Heterogen adalah barang/jasa yang memiliki fungsi sama tetapi berbeda kemasan, ukuran, dan bentuknya.
Barang Konsumen dan Barang Produsen
Barang Produsen adalah barang yang digunakan sebagai bahan masukan produksi barang lain. Suatu perusahaan dapat membuat selanjutnya menggunakan barang setengah jadi, atau membuat selanjutnya menjual, atau membeli barang setengah jadi. Dalam proses produksi, barang setengah jadi dapat menjadi bagian daribarang jadi, atau diubah sampai tak dikenali lagi. Contoh barang setengah jadi adalah mesin mobil, beberapa perusahaan membuat dan menggunakannya sendiri, sementara produsen lainnya membelinya dari perusahaan lain sebagai barang setengah jadi.
Barang Konsumen adalah barang yang langsung dikonsumsi dan bukan dipergunakan untuk produksi barang lain. Sebagai contoh, sebuah mobil yang dijual ke konsumen adalah barang jadi; komponen seperti ban yang dijual pada produsen mobil bukan barang jadi, melainkan barang setengah jadi yang digunakan untuk membuat barang jadi.
Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu contoh barang inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkatpendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan t urun karena masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal. Menurut kurfa indifferen, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau te tap ketika pendapatan masyarakat bertambah. Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.
Barang Normal dan Barang Superior
Dalam ilmu ekonomi, barang normal adalah semua barang yang permintaannya akan bertambah ketika pendapatan masyarakat bertambah (yang juga berarti bahwa barang tersebut memiliki elastisitas permintaan positif. Istilah normal tidak merujuk pada kualitas barang tersebut.
Menurut kurfa indifferen, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau te tap ketika pendapatan masyarakat bertambah. Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.
Barang superior adalah barang-barang yang jumlah permintaannya (Qd) naik hanya apabila pendapatan
View more...
Comments