AGUS SOBARI, S.E., M.SI
e-mail :
[email protected] HP : 08157794864 Kantor : Ruang LKMA Lt.1 FE UNISSULA Phone : (024) 6583584 ext 533
Pustaka Utama : Evan J. Douglas,.& Douglas,.& Scott Callan, Callan,“Managerial Economics : Analysis & Strategy”, Prentice-Hall Prentice-Hall International International, , Inc. (1999) Pendukung : Eugene ne a) Euge
F Brig Brigha ham m & Jame James s L. Papp Pappas as, , “Managerial nd Economics”, Dryden Press, 2 edition. (1976) b) Vincent “Eko kono nomi mi Ma Manaj najer eria ial l : Pe Pemb mbua uata tan n Vincent Gasper Gaspersz, sz, “E Penerb rbit it PT. PT. Gram Gramed edia ia Pust Pustak aka a Keputus Keputusan an Bisnis” Bisnis”, Pene Utama, Jakarta. (1999) Lincolin n Arsyad, Arsyad, “E c) Lincoli “Eko kono nomi mi Ma Mana naje jeri rial al : Ek Ekono onomi mika ka Mikro Terapan untuk Manajemen Bisnis”, Penerbit BPFE, Yogyakarta. (2000). d) Walte “Mik “M ikro roek ekon onom omi i Inte In term rmed edia iate te & Walter r Nich Nichol olso son, n, P e n e r b it Erlang angga,Edisis Delapan, Aplikasinya”, Jakarta. (2001)
KONSEP MATA KULIAH
EKONOMI MIKRO MANAJEMEN KEUANGAN
STATISTIK
EKONOMI MANAJERIAL
AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEGI
MANAJEMEN PEMASARAN
1
Ekonomi Manajerial adalah ilmu yang “membahas secara komprehensif dan aplikatif ekonomika mikro dalam pengambilan keputusan bisnis. Ilmu ini bermanfaat bagi para manajer bisnis dalam pengambilan keputusan bisnis yang mengandung risiko dan ketidakpastian dari lingkungan bisnis itu sendiri. Alat bantu analisis dari ilmu ini sendiri adalah gabungan dari
statisitik, pemasaran,
akuntasi, keuangan, dan strategi kompetisi.
MATERI BAHASAN after mid-test
Bagian I
Analisis Teori Produksi &
Biaya 1. 2. 3. 4.
Fungsi Produksi & Kurva Biaya Konsep Biaya dalam Pengambilan Keputusan Analisis BEP : Aplikasi & Keterbatasannya Penaksiran & Peramalan Biaya
Bagian Keputusan II
Analisis Harga & Pengambilan
5. Model-Model Keputusan Penentuan Harga Pasar 6. Praktek Pengambilan Keputusan Harga 7. Penentuan Harga untuk Produk Baru (New Products)
Bagian III 2
Beberapa Topik dalam Ekonomi Manajerial Iklan & Keputusan Promosi 8. Kualitas Produk & Strategi Kompetisi 9. 10. Penganggaran Modal & Keputusan Investasi
3
BAGIAN I
ANALISIS TEORI PRODUKSI & BIAYA
4
BAB 1
Fun si Produksi &
a) Konsep Jangka Pendek (short run) Vs Jangka Panjang (long run)
Beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan subbab ini, diantaranya adalah apa yang membedakan analisis teori produksi & biaya, dikategorikan kedalam dua perspektif analisis, yakni jangka pendek dan jangka panjang (short run & long run analysis) .1 Perspektif Jangka Pendek (short run analysis) : “Adalah analisis teori produksi dan biaya, dimana produsen (firm) menghadapi dua jenis input (faktor produksi), yakni input (faktor produksi) tetap dan input (faktor produksi) variabel” . Input (faktor produksi) tetap “adalah input (faktor produksi) yang tidak bisa diubah-ubah kuantitasnya dalam jangka pendek (satu kali musim/masa produksi), sehingga banyak sedikitnya input ini secara langsung tidak akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya tingkat produksi (contoh: luas lahan atau sawah dalam bidang pertanian)” . Sedangkan, Input (faktor produksi) variabel “adalah input yang bisa diubah-ubah kuantitasnya dalam jangka pendek (satu kali musim/masa produksi), sehingga banyak sedikitnya input ini akan secara langsung berpengaruh terhadap banyak sedikitnya tingkat produksi (contoh: tenaga kerja, bibit, pupuk, air)”. b) Analisis Teori Produksi Jangka Pendek
Untuk membahas lebih lanjut mengenai teori produksi jangka pendek, perlu diketahui konsep mengenai fungsi produksi.
1
Perlu ditegaskan bahwa perspektif jangka pendek dan jangka panjang ini sama sekali tidak ada kaitan (preferensi) dengan lama tidaknya waktu (hari, minggu, bulan, bahkan tahun). Konsep ini betul-betul hanya mengacu pada konsep teori yang mendasarkan pada pengertian dan definisi jenis-jenis faktor produksi (input) yang digunakan oleh produsen (firm) dalam berproduksi.
5
Fungi Produksi : “Adalah hubungan fungsional (matematis) antara input dan output” . Hal ini bisa ditujukan sebagai berikut : Q = f (K,L,M,………) dimana Q =output , K=Kapital, L=Tenaga kerja, M=material bahan baku . Satu pertanyaan penting disini adalah : “bagaimana produsen (firm) memilih tingkat q, K,L,M ? Menyadari pemahaman konsep produksi yang efektif dan efisien mutlak diperlukan oleh manajer yang berada dalam manajemen bisnis total, maka pemahaman tentang konsep produksi sebaiknya diawali dari pemahaman tentang sistem produksi. Sistem produksi : “merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional, dimana terjadi proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dengan beberapa karekteristik sbb: a) mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkatan satu dengan lainnya dan membentuk kesatuan yang utuh. b) Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yakni menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. c) Mempunyai aktivitas, berupa proses transformasi nilai input menjadi output secara efisien dan efektif. d) Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya. Fungsi produksi ini juga bisa menggambarkan teknologi yang dipakai oleh perusahaan, industri atau perekonomian secara keseluruhan. Dalam keadaan teknologi tertentu hubungan antara input dan output tercermin dalam rumusan fungsi produksi. Apabila teknologi berubah, maka fungsi produksi juga mengalami perubahan (Sudarsono, 1995:78-9). Fungsi produksi biasanya dinyatakan dalam rumusan matematis seperti berikut ini: Q = f (K, L, R, T)
6
di mana K adalah jumlah stok kapital, L adalah jumlah tenaga kerja, R merupakan sumber-sumber alam dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sementara itu Q menunjukkaan jumlah produksi yang dihasilkan dari pemakaian berbagai jenis input tersebut.
INPUT Tenaga Kerja Modal Material Energi Tanah Informasi Manajerial
PROSES PROSES TRANSFORMASI NILAI TAMBAH
OUTPUT PRODUK (Barang atau/dan Jasa
Umpan Balik untuk Pengendalian Input, Proses,dan Teknologi
Dalam teori produksi terdapat asumsi dasar mengenai sifat fungsi produksi yaitu The Law of Diminishing atau Diminishing Marginal Physical Product (Hukum Hasil yang Semakin Berkurang). Hukum tersebut menyatakan bahwa jika salah satu faktor produksi ditambah jumlah pemakaiannya secara terus menerus sedangkan input lainnya konstan, maka kenaikan pemakaian input ini akan meningkatkan produksi total dengan tingkat pertambahan yang semakin besar dan apabila sudah mencapai tingkat produksi tertentu tingkat pertambahan ini akan menurun dan lama kelamaan menjadi negatif sehingga menyebabkan produksi total meningkat, mencapai maksimum, kemudian menurun (Sukirno, 1985:85). Dengan berasumsi bahwa salah satu input bersifat tetap dan input lainnya bersifat variabel maka hubungan yang terdapat fungsi produksi dapat dilihat pada gambar berikut ini;
7
Gambar Kurva TPPL, MPPL, APPL
Kurva Total Physical Product (TPPL) menunjukkan tingkat produksi total tertentu (Q) yang dihasilkan dari berbagai tingkat penggunaan input L. Dari kurva ini dapat diturunkan kura Marginal Physical Product (MPPL) dan kurva Average Physical Product (APPL). Kurva MPPL adalah kurva yang menunjukkan slope dari kurva TPP L yaitu perubahan output sebagai akibat dari penambahan satu unit input L atau dirumuskan: MPP L
=
∆TPP L ∆ L
=
∆Q ∆ L
=
df ( L ) dL
MPPL mencapai nilai maksimum pada tingkat pemakaian L sebesaar OL0 dan akan menurun jika jumlah L ditambah lagi. MPP L akan sama dengan nol pada titik L3 dan pada saat itu TPP L mencapai maksimum. Marginal product juga mencerminkan produktivitas dari faktor produksi yang bersangkutan dalam kerjasamanya dengan faktor produksi lainnya (Sudarsono, 1995:82). Kurva APPL adalah kurva yang menunjukkan output rata-rata per tenaga kerja yang dapat dihasilkan pada berbagai tingkat penggunaan input. APP L
=
TPP L L
=
Q L
=
f ( L ) L
Analisis produksi jangka pendek dapat dibagai menjadi tiga (3) tahap produksi : Pada tahap I, MPPL melebihi APPL dan TPPL menglami kenaikan. Setiap tambahan pemakaian input L akan meningkatkan TPP L dengan pertambahan yang makin
8
besar. Efisiensi pemakaian faktor produksi mengalami peningkatan pada tahap ini. Oleh karenanya adalah sangat tidak efisien apabila menghentikan produksi pada tahap ini. Pada tahap II, dimulai pada saat MPP L = APPL sampai saat MPP L = 0 yang berarti penambahan input L akan meningkatkan TPP L dengan pertambahan yang makin menurun hingga mencapai pertambahan nol. Tahap ini masih merupakan tahap yang efisien karena peningkatan input masih meningkatkan TPP L. Oleh karenanya akan sangat efisien jika produsen menghentikan penambahan input pada tahap ketiga ini. Pasa Tahap III merupakan tahap inefisiensi karena penambahan input tidak akan meningkatkan output namun justru akan menurunkan output yang ditunjukkan dengan MPPL yang negatif dan menurunnya TPP L. Oleh karenanya akan sangat efisien jika produsen menghentkan penambahan input pada tahap ketiga ini. Pengaruh perubahan input terhadap perubahan output dapat dijelaskan dengan konsep elastisitas produksi. Elastisitas produksi dapat didefinisikan sebagai sebagai :
ep
ep
=
=
% ∆ output % ∆input
∆ Q/Q ∆ L/L
=
∆Q ∆ L
x
L Q
=
MPP L APP L
Efisiensi Teknis dan Skala Hasil Efisiensi
produksi menggambarkan
pengorbanan
atau biaya
yang harus
ditanggung untuk menghasilkan output. Hal ini tercermin dalam pemakaian input, dimana jumlah pemakaian input menentukan suatu tingkat produksi tertentu telah mencapai kondisi efisien atau belum. Kenaikan dalam efisiensi teknis menunjukkan bahwa dengan pemakaian input yang lebih kecil dapat digunakan untuk menghasilkan output yang sama besarnya. Efisiensi teknis juga dapat diartikan dengan pemakaian input yang sama besarnya dapat menghasikan output yang jauh lebih besar. Kemungkinan ini dapat terjadi misalnya dengan adanya teknik produksi yang lebih baik.
9
Skala operasi atau skala hasil menunjukkan perubahan output sebagai hasil dari perubahan proporsional input. Increasing Return to Scale apabila penambahan output lebih besar dari penambahan proporsi input. Decreasing Return to Scale apabila penambahan output lebih kecil dari penambahan proporsi input. Sedangkan Constant Return to Scale apabila penambahan output sebanding dengan penambahan proporsi input. Intensitas Faktor Produksi Intensitas pemakaian faktor produksi menunjukkan perbandingan relatif antara faktor produksi atau input yang digunakan dalam proses produksi. Salah satu indikator ini ditunjukkan dengan rasio K dan L. Proses produksi dikatakan padat modal apabila modal atau kapital yang digunakan dalam proses produksi relatif lebih banyak dibandingkan pemakaian input tenaga kerja, dan sebaliknya. Indikator yang digunakan untuk mengukur intensitas faktor produksi adalah dengan melihat perubahan harga relatif dari faktor produksi atau rasio produk marginal atau MRTS dari kedua faktor produksi.
γ KL = (∂Q / ∂ L) /(∂Q / ∂K )
Sebagai contoh fungsi produksi Cobb Douglas, Q
= AK
α
β
L
dimana q adalah output, A adalah efisiensi teknis, K dan L adalah input kapital dan tenaga kerja dan
α serta
adalah elastisitas produksi untuk masing-masing input K dan
L. Tingkat substitusi marginal kapital untuk tenaga kerja atau MRTS KL dapat dinyatakan sebagai: γ KL
=
β K / α L
10
Dengan asumsi harga input konstan, makin besar rasio K/L, teknologi yang digunakan dalam proses produksi makin besifat Capital intensive, dan sebaliknya. Oleh karenanya, koefisien atau elastisitas kapital harus lebih besar dibandingkan koefisien atau elastisitas tenaga kerja. Sehingga kita dapat melihat adanya hubungan yang terbalik antara K/L dengan β /α . Makin rendah rasio β /α , makin tinggi rasio K/L dan teknologi dalam proses produksi makin bersifat capital intensive. Atau makin rendah MRTS antara kapital dengan tenaga kerja teknologi produksi makin bersifat capital intensive.
c)
d)
Analisis Teori Biaya Jangka Pendek
Analisis Isokuan & Isokos (teori produksi & biaya jangka panjang) Isokuan adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi penggunaan input K
dan L yang menghasilkan tingkat output sama. Maka dalam hal ini input K dan L keduanya merupakan input variabel. Ada beberapa bentuk isokuan yaitu Linear, Konveks, Kinked dan Leontief. Perbedaan bentuk ini terkait dengan kemampuan substitusi antar faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Bentuk isokuan yang paling sering digunakan dalam analisis teori ekonomi adalah isoskuan yang berbentuk konveks. Isokuan yang berbentuk demikian menunjukkan kemampuan substitusi yang tidak sempurna diantara input K dan L. Slope atau lereng isokuan ini berbeda-beda yang mencerminkan perbedaan produktivitas input yang berubah-ubah. Slope atau lereng kurva isokuan menunjukkan Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS). MRTS ini mengukur berkurangnya salah satu jenis input setiap
11
kenaikan satu unit input yang lainnya untuk mempertahankan tingkat output yang sama. Slope isokuan yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang negatif dalam substitusi antara input tersebut. Dengan kata lain penambahan input L mungkin dilakukan bila input K dikurangi dengan tidak mengubah tingkat output yang dihasilkan. MRTSLK = -dK / dL = MP L / MPK MRTSLK merupakan rasio marginal products masing-masing input. II.1.2. Elastisitas Substitusi Konsep MRTS di atas sangat terkait dengan konsep elastisitas substitusi antar input. Elstisitas substitusi mengukur perubahan proporsional K/L relatif terhadap perubahan proporsional MRTS sepanjang isokuan. σ
=
%∆ K / L %∆MRTS
=
dK / L dMRTS
x
MRTS K / L
Dalam kondisi persaingan sepurna, elastisitas substitusi,
σ ,
juga sama dengan
rasio harga input L dan harga input K. Sehingga elastisitas substitusi,
σ ,
dapat juga
dinyatakan sebagai: σ =
d ( K / L) /( K / L ) d ( PL / KL ) /( PL / PK )
=
d log( K / L ) d log( PL / PK )
atau dapat dinyatakan sebagai: d log( K / L) = σ d log( PL / PK ) = σ d (log MRTS )
Persamaan di atas menunjukkan bahwa rasio K/L dipengaruhi oleh dua faktor yaitu elastisitas substitusi dan perubahan dalam MRTS (Yotopoulos, 1976:165). Apabila nilai
σ ,
elastisitas substitusi, sama dengan nol atau MRTS juga sama dengan nol, maka
hal ini menunjukkan tingkat substitusi K/L yang sangat sulit. Hal ini berarti K/L tidak dapat
12
mengalami perubahan, sehingga tidak ada kemungkinan substitusi diantara keduanya seperti tercermin pada isokuan Leontief. Sedangkan apabila nilai
σ = ∞ ,
menunjukkan
hal yang sebaliknya yaitu substitusi K dan L yang sempurna. Dengan perubahan yang kecil dalam harga relatif input akan mendorong perubahan yang besar dalam proporsi pemakaian input K dan L. Situasi yang lebih umum ditunjukkan dengan nilai elastisitas substitusi,
σ ,
yang terletak diantara 0 dan ∞ yang berarti ada kemungkinan baik kecil
maupun besar dalam substtusi K dan L. e)
Selayang Pandang (summary)
13
BAB 2 Konse
Bia a untuk Pen ambilan
a)Konsep Ekonomi Vs Akuntansi (mengenai biaya & keuntungan) b) Konsep “Incremental Cost” c) Analisis Kontribusi Laba (profit contribution analysis) d) Selayang Pandang (summary)
BAB 3
Analisis BEP : A likasi &
Penerapan Analisis Break Event Point (BEP) b)Keterbatasan Analisis BEP c) Selayang Pandang (summary) a)
BAB 4
Penaksiran &
a)Penaksiran Biaya Jangka Pendek b) Penaksiran Biaya Jangka Panjang c) Peramalan Biaya (cost forecasting) d) Selayang Pandang (summary)
14
BAGIAN II
Analisis Struktur Pasar & Penentua n Harga 15
BAB
5
Model-Model Pasar dalam
a)Empat Dasar Model Pasar b) Pasar Persaingan Sempurna : Price Taker c) Pasar Monopoli : Price Maker d) Pasar Oligopoli : Price Making with Reaction e) Selayang Pandang (summary)
BAB
6
Praktek-Praktek Ke utusan
Penetapan Harga dalam Kondisi ketidaksempurnaan informasi b) Konsep “Markup Pricing” dalam praktek c) Penetapan Harga dalam Pasar yang sudah terbentuk d) Selayang Pandang (summary) a)
16
BAB 7
Penentuan Har a untuk Produk Baru
a)Konsep Penetuan Harga untuk Produk Baru b) Konsep Harga Penyesuaian (adjusting price) antar waktu c) Selayang Pandang (summary)
Beberapa Topik dalam Ekonomi Manajeria BAGIAN III l 17
18
BAB 8
Iklan & Ke utusan
a) Prinsip-prinsip dalam Pengeluran Promosi b)Ketidakpastian dalam beriklan c) Selayang Pandang (summary)
BAB 9
Biaya
Iklan
&
Kualitas Produk & Strate i
Konsep Umum Strategi Kompetisi b) Desain Produk : Strategi Keunggulan Efisiensi Biaya c) Desain Produk : Strategi Differensiasi Produk d) Desain Produk : Strategi Fokus Pasar e) Selayang Pandang (summary) a)
BAB
10
Pen an
aran
Modal
Kriteria Net Present Value (NPV) b) Kriteria Internal Rate of Return (IRR) c) Hubungan antara NPV dan IRR d) Kriteria Profitability-Index e) Kriteria Payback-Period f) Kriteria Average Rate of Return (ARR) g)Penganggaran Modal dalam Kondisi Kapital Terbatas
&
a)
Ketersedian
19