Efusi Pleura Pada Tuberkulosis Paru

July 29, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Efusi Pleura Pada Tuberkulosis Paru...

Description

 

Efusi Pleura pada Tuberkulosis Paru Oleh: Inas Amalia 1620221209

Pembimbing : Dr. Wisuda Moniqa, Sp.P

 

Pendahuluan •

  Tube Tuberkulosis rkulosis adal adalah ah (TB) adalah suat suatu u penyakit menul menular ar yang paling sering me mengenai ngenai  parenkim paru, biasanya yang disebab disebabkan kan oleh Mycoba Mycobacterium cterium tubercul tuberculosis. osis. TB dapat menyebar hampir kesetiap bagian tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi dalam 2 sampai 10 minggu setelah pajanan.pasien kemudian dapat membentuk penyakit aktif karena respon sistem imun menurun atau tidak adekuat.



  Tuberku uberkulos losis is dapat dapat meny menyeba ebabka bkan n ter terjad jadiny inyaa efu efusi si ple pleura ura yai yaitu tu pen penim imbun bunan an caira cairan n didalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi berlebih dari permukaan pleura. Efusi pleura sendiri bukanlah suatu penyakit, tetapi merupkana tanda suatu penyakit. Penyakit Peny akit-pen -penyak yakit it yang dapat men menyeb yebabka abkan n efu efusi si pleura pleura ada adalah lah tube tuberkul rkulosis osis,, infe infeksi ksi nontuberkulosis, keganasan, sirosis hati, trauma tembus atau tumpul pada daerah dada, dan lain-lainnya.

 

Status Pasien Identitas pasien •

  Nama

: Ny.YD



  Usia

: 24 tahun



  Alamat

: Tinggarjaya rt.03/09 Jatilawang



  Jenis kelamin

: Perempuan



  Status

: Menikah

  Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga



  Tanggal masuk

: 21 Desember 2017



  Tanggal anggal pem pemeri eriksa ksaan an

: 30 Des Desemb ember er 2017 2017

  No. CM

: 02034390





 

Anamnesa

Keluhan



Sesak napas

Utama



Keluhan Tambahan



Batuk kering Menggigil malam hari

 

Riwa Ri way yat Peny enyaki akitt Sek Sekar aran ang g 2 bulan SMRS pasien mengeluh sesak napas dan batuk kering, lalu pasien dibawa oleh keluarga ke RS kemayoran Jakarta. Dirawat 1 malam, dan dilakukan foto rontgen lalu dipulangkan. Keesokan harinya pasien dibawa pulang ke kampung oleh keluarga. Karena keluhan tidak juga  berkurang, pasien dibawa ke puskesmas dan mendapat rujukan ke RSMS. Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan menggigil, sesak, dan batuk kering. Pasien sempat menginap di IGD selama 1 malam dan dilakukan foto rontgen sebelum akhirnya dipindahkan ke bangsal Cendana. Hasil foto rontgen didapatkan gambaran efusi pleura kanan dan gambaran bronkopneumoni, lalu dr.Indah, Sp.P meminta konsul ke Bedah untuk pemasangan WSD. Setelah dilakukan pemasangan WSD, pasien mengaku sesak dan batuk berkurang, namun kadang kada ng mas masih ih men menggi ggigil gil mal malam am har hari. i. Pad Padaa har harii per perawa awatan tan keke-3, 3, dr.In dr.Indah dah,, Sp.P mem meminta inta untuk  dilaku dil akukan kan TC TCM M dan kul kultur tur ca caira iran n ple pleura, ura, dan did didapa apatka tkan n has hasil il MT MTB B low dete detecte cted. d. Pada hari  perawatan ke-6, pasien mengatakan cairan yang keluar dari selang WSD sedikit bertambah. Pada hari perawatan ke-8, pasien dipindahkan ke ruang Isolasi Bangsal Cendana.

 

Riwayat penyakit dahulu a. Riwayat Riwayat keluhan keluhan yang sama sama : disan disangkal gkal  b. Riwayat hipertensi

: disangkal

c. Ri Riwayat DM

: disangkal

d. Riwayat sakit jantung

: disangkal

e. Riwa Riwaya yatt peny penyaakit kit ginja injall

: dis disangk angkaal

f. Riwayat asma

: disangkal

g. Ri Riwayat mondok

: disangkal

 

Riwayat penyakit keluarga a. Riwaya Riwayatt keluha keluhan n yan yang g sam samaa

: disa disangka ngkall

 b. Riwayat hipe hipertensi rtensi

: disangkal disangkal

c. Riwayat DM

: disangkal

d. Riwayat sakit jantung

: disangkal

e. Riwayat penyakit ginjal

: disangkal

f. Riwayat penyakit hati g. Riwayat alergi

: disangkal : disangkal

h. R Riiwayat asma

: disangkal

 

Riwayat social  Riwayat  social  dan exposure  dan exposure

Community •

  Pasien Pasien tinggal bersama bersama suami suami dan kedua anaknya. anaknya. Hubungan Hubungan pasien deng de ngan an kelu keluar arga ga dan dan teta tetang ngga ga baik baik.. Pasi Pasien en men enga gata taka kan n bahw bahwaa tetangga sebelah rumahnya ada yang mengidap penyakit TB Paru.

 Diet  •

  Pasien Pasien mengaku mengaku sering sering telat makan, dan lebih sering mengonsum mengonsumsi si

makanan cepat saji diluar rumah  Drug  •

  Pasien Pasien mengaku mengaku tidak mengkonsums mengkonsumsii obat-oba obat-obatan tan apapun sebelum mendapat perawatan.

 

 Habit  •

  Pasie Pasien n tidak tidak meroko merokok. k. Pasie Pasien n ti tidak dak mengo mengonsu nsumsi msi alkoho alkohol. l. Pas Pasie ien n  juga tidak pernah pernah berolah ra raga. ga.

 Job •

  Pasien bekerja sebagai sales kosmetik di salah satu tempat  perbelanjaan di Jakarta

 Biaya pengobatan •

  Pasien berasal berasal dari keluarga menengah kebawah. Sumber Sumber pembiayaan pembiayaan kesehatan dari BPJS PBI

 

Pemeriksaan Fisik Keadaa Kea daan n umum umum

: Tampak ampak lem lemas as dan ses sesak  ak 

Kesadaran

: E4V5M6 (ComposMentis)

Tanda vital •

  Tekanan darah

: 100/70 mmHg



  Nadi

: 122 x/menit, pulsus paradoksus (-)



  Respirasi

: 24 x/menit



  Suhu

: 37,7 C



  BB

: 48 kg



  TB

: 162 cm



  St Stat atus us gi gizi zi (B (BMI MI))

: 18,2 18,28 8 (c (cuk ukup up))

 

Pemeriksaan kepala •

  Bent Bentuk uk

: mes eso oceph cephaal, si sim metr tris is,, vene venek kta tasi si te tem mpo pora rali liss (-/ (-/-)



  Rambut

: tidak mudah dicabut, distribusi merata



  Mat Mata

: Conjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-) edem  palpebra (-/-) reflek cahaya (+/+) normal, pupil  bulat isokor, isokor, diameter diameter 3 mm/3mm mm/3mm



  THT Mulut



  Leher

:discharge

(-)

napas

cuping

hidung

(-/-)

:bibir sianosis (-) lidah kotor (-) :Simetris.

Deviasi

trakea

 pembesaran tyroid tyroid atau kelenjar getah bening

(-)

tidak

teraba

 

Paru •

  Insp Inspek eksi si

: dind dindin ing g dada dada si sime metr tris is,, ti tida dak k tamp tampak  ak  ketinggalan gerak antara hemithoraks dextra dan da n si sini nist stra ra,, kela kelaiinan nan be bent ntuk uk dada dada (-) (-) retr retrak aksi si



  Palp Palpas asii

intercostalis (-) : voca vocall frem fremit itus us lobu lobuss supe superi rior or kana kanan n = kiri kiri Vocal vremitus lobus inferior kanan = kiri



  Perku Perkusi si

: perk perkus usii orie orient ntas asii selu seluruh ruh la lapa pang ng paru paru sonor  sonor 



  Auskul Auskultas tasii

: suara suara dasar dasar vesiku vesikuler ler +/+ ronk ro nkii basa basah h kasa kasarr (-/(-/-), ), ronk ronkii basa basah h ha halu luss (+/+ (+/+), ), wheezing (-/-)

 

Jantung •

 

Inspek Inspeksi si

: ictu ictuss cor cordis dis di SIC V line lineaa mi mid d clavicularis sinistra, pulsasi epigastrium (-) pulsasi parasternal (-)



 

Palpas Palpasii

: ict ictus us cor cordis dis di SIC V line lineaa mid clav clavicu icular laris is sinistra kuat angkat





 

 

Per erku kusi si

: ba bata tass ja jant ntun ung g - Kanan atas

: SIC II LPSD

- Kiri atas

: SIC II LPSS

- Kanan bawah

: SIC IV LPSD

- Kiri bawah

: SIC V LMCS

Auskultasi : S1>S2 reguler, gallop (-) murmur (-)

 

Abdomen Inspeksi

: datar  

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Perkusi

: timpani, pekak sisi (-) pekak beralih (-)

Palpasi

: supel, NT (-)

Hepar par dan lien

: tidak teraba

Renal

: tidak teraba, nyeri ketok kosto vertebrae -/-

 

Ekstremitas ekstremitas

ekstremitas

superior

inferior

dextra

sinistra

dextra

sinistra

edema

-

-

-

-

sianosis

-

-

-

-

akral

-

-

-

-

reflek fisiologis

+

+

+

+

reflek

-

-

-

-

dingin

 patogis

 

Pemeriksaan Penunjang laboratorium tgl 21/12/2017

 

Laboratorium tgl 28/12/2017

 

Pemeriksaan Cairan Pleura

 

Pemeriksaan Test Cepat Molekuler 

 

Foto thorax

Bacaan hasil :

-   Cor sulit dinilai -  Gambaran bronkopneumoni

-   Efusi pleura kanan  

Diagnosis -   TB TCM (+) lesi luas luas kasus baru -  Efusi pleura dextra -  Insufisiensi hepar  -  Anemia -  hipoalbuminemia

 

Tatalaksana •

  Farmakologis 1. Etambutol Etambutol 500 mg 1x2 2. Streptomycin Streptomycin 1x750 1x750 mg 3. Adve Adverr 2x1 2x1 4. B6 1x1 5. Curcum Curcumaa 3x1 6. Cefixi Cefixime me 2x 2x100 100 7. Vip albumin albumin 3x1 •

  Non farmakologis

1. Edukasi pasien m mengenai engenai penyakit, pengobatan dan cara pencagahannya 2. Edukasi p pasien asien dan keluarga pasien tentang penggunaan masker selama berinteraksi

 

Efusi Pleura

 



  Definisi

Efusi pleura merupakan akumulasi cairan abnormal pada rong ro ngga ga pleu pleura ra.. Hal Hal in inii da dapa patt dis iseb ebab abka kan n ol oleh eh peni pening ngka kata tan n  produksi cairan ataupun berkurangnya absorbsi.



  Epidemiologi - insiden pada pria dan wanita sama

- pada kasus tertentu seperti efusi pleura maligna (kanker   payudara), kebanyakan teradi pada wanita wanita - kebanyakan teradi pada usia dewasa - belakangan ini banyak teradi pada anak-anak dengan  penyebab tersering adalah pneumonia

 

Klasifikasi & Etiologi 1. Tra rans nsud udat at

Efusi pleura transudatif terjadi jika terdapat perubahan dalam tekanan hidrostatik dan onkotik pada membran pleura, misalnya jumlah cairan yang dihasilkan melebihi jumlah cairan yang dapat diabsorbsi. Penyebab efusi pleura transudat: • Gagal jantung kongestif • Sirosis (hepatik hidrotoraks) • Atelektasis Atelektasis –   –  yang  yang bisa disebabkan oleh keganasan atau emboli paru • Hipoalbuminemia • Sindroma nefrotik  • Miksedema • Perikarditis konstriktif  • Urinotoraks Urinotoraks –   –  biasanya  biasanya akibat obstuktif uropathy • Kebocoran cairan serebrospinal ke rongga pleura • Fistulasi duropleura

 

2. Eksudat Efusi pleura eksudat dihasilkan oleh berbagai proses/kondisi inflamasi dan  biasanya diperlukan evaluasi dan penanganan penanganan yang lebih luas dari efusi transudat. transudat. Penyebab efusi pleura eksudat: • Parapneumonia • Keganasan (paling sering, kanker paru atau kanker payudara, limfoma, leukemia, sedangkan yang lebih jarang, kanker ovarium, kanker  lambung, sarkoma serta melanoma) • Emboli paru • Penyakit-penyakit Penyakit-penyakit jaringan ikat-pembuluh darah (artritis reumatoid, sistemic lupus erythematosus) • Tuberkulosis • Pankreatitis • Trauma • Sindroma injuri paska-kardiak  paska-kardiak  • Perforasi esofageal • Pleuritis akibat radiasi • Sarkoidosis • Infeksi jamur 

 

Patofisiologi Mekanisme terjadinya efusi pleura: •







1. Adany Adanya a peruba perubahan han permea permeabil bilit itas as membr membran an ple pleur ura a (misaln (misalnya ya : inflam inflamasi asi,, keganasan, keg anasan, emboli paru) 2. Berku Berkura rangn ngnya ya teka tekanan nan onk onkoti otik k in intr trav avask askula ularr (misal (misalny nya a: hipoalbuminemia, sirosis) 3. Menin Meningka gkatn tnya ya perme permeabi abilit litas as pembul pembuluh uh darah darah at atau au kerusak erusakan an pem pembul buluh uh darah dara h (misalny (misalnya a : trauma, trauma, keganasan, keganasan, inflama inflamasi, si, infe infeksi, ksi, infark infark pulmo pulmoner ner,, hipersensitivitas hipersensitivit as obat, uremia, pankreatitis) 4. Meni Meningk ngkat atny nya a teka tekana nan n hi hidr dros osta tati tik k pemb pembul uluh uh dara darah h pada pada si sirk rkul ulasi asi si sisstemi temik k dan dan atau tau si sirk rkul ulas asii si sirk rkul ulas asii paru paru (mis (misal aln nya : gag agal al ja jant ntun ung g kongestif konges tif,, sindrom vena kava kava superior)



5. Berk Berkur urangn angnya ya teka tekanan nan pad pada a rongg rongga a pleur pleura a sehin sehingga gga meny menyeba ebabk bkan an terham ter hambat batny nya a ekspa ekspansi nsi paru paru (misal (misalny nya a : atel atelek ektas tasis is ekst ekstens ensif if,, mesotelioma)

 









  6. Berkurangnya Berkurangnya sebagaian sebagaian kemampuan kemampuan drainase limfatik  atau bahkan dapat terjadi blokade total, dalam hal ini termasuk pula obstruksi ataupun ruptur duktus torasikus (misalnya : keganasan, trauma)   7. Meningkatnya Meningkatnya cairan peritoneal, yang disertai oleh oleh migrasi sepanjang diafragma melalui jalur limfatik ataupun defek struktural. (misalnya : sirosis, dialisa peritoneal)   8. Berpindahnya cairan dari edema paru melalui pleura pleura   viseral 9. Meningkatnya Meningkatnya tekanan onkotik dalam cairan pleura secara persisten dari efusi pleura yang telah ada sebelumnya sehingga menyebabkan akumulasi cairan lebih banyak lagi.

 

Gejala Gejala yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah: •





 Sesak napas  Nyeri dada  Kesulitan bernapas



  Peningkatan suhu tubuh bila disebabkan infeksi



  Keletihan



 Batuk kering

 

Diagnosis a. Foto thorax Peme emeri rik ksaa aan n foto tor orak akss po posster eroa oan nter erio iorr (P (PA) A) dan lateral sampai saat ini masih merupakan yang paling diperlukan untuk mengetahui adanya efusi pleura pada awal diagnosa. Pada posisi tegak, akan terlihat akumulasi cairan yang menyebabkan hemitoraks tampak lebih tinggi, kubah diafragma tampak lebih ke lateral, serta sudut kostofrenikus yang ang menj menjad adii tu tum mpul ul..

 

b. Pemer emerik iksa saan an cair airan pleu pleurra •



Analisa cairan pleura merupaka akan suatu sarana yang san ang gat memudahkan untuk mendiagnosa penyebab dari efusi tersebut. Prosedur torakosentesis sederhana dapat dilakukan secara bedside sehingga memungkinkan cairan pleura dapat segera diambil, dilihat secara makroskopik maup ma upun un mi mikr kros osk kop opik, ik, sert serta a dian dianal alis isa. a. Indikasi tindakan torakosentesis diagnostik adalah pada kasus baru efusi pleura atau jika etiologinya tidak jelas dimana cairan yang terkumpul telah cukup banyak untuk diaspirasi. Observasi saja diindikasikan jika efusi yang terj rjad adii diyak iyakin inii akib akiba at dari ari gagal agal jan jantu tun ng konges esttif if,, pleu leuri riti tiss viral, atau akibat pembedahan torak dan abdomen sebelumnya.

 

c. Evaluasi terhadap efusi eksudatif  •





  Pe Penj njaj ajak akan an le lebi bih h la lanj njut ut di dipe perl rluk ukan an pa pada da ef efus usii pl pleu eura ra ek eksu suda dati tif  f   bergantung pada keadaan klinisnya. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan antara lain : hitung jumlah dan jenis sel, pengecatan dan  pembiakan kuman, p pemeriksaan emeriksaan kadar gula dan kadar LDH, analisa sitologi, serta uji diagnostik tuberkulosis pada cairan pleura.   Ji Jika ka pa pada da pe peme meri riks ksaa aan n hi hitu tung ng ju jum mlah lah da dan n je jeni niss se sell pa pada da ca cair iran an  pleura ditemukan predominasi sel netrofil ( > 50% dari seluruh sel) maka kemungkinan sedang terjadi proses akut pada pleura. Hal ini dapat terjadi pada keadaan : efusi parapneumonia, emboli paru serta  pankreatitis.   te Sem Sement entara jik jika a daka selkan didom didomina inasi si pr oleh mo monon , ma maka kai hal ters rseb ebut utaramen enan anda n ad adan anya ya pros oses esjenis kr kron onis is..nonukl Jika Jiuklear ka ear, di diju jum mpai pa se sell limfosit ( > 85%) dalam jumlah yang besar maka keganasan atau tuberkulosis mungkin saja menjadi penyebab.

 

Penatalaksanaan •









  pemberian Atasi sesakoksigen napas den dengan gan cara membe membersihkan rsihkan jalan napas dan   Obati penyakit yang mendasari   Torakosentesis (pungsi)

  Pemasangan WSD (W (Water ater Seal Drainage Drainage))   Pleurodesis (suatu tindakan operasi untuk melekatkan melekatkan pleura  parietalis dengan pleura viseralis sehingga tidak terbentuk cairan yang bersifat irreversibel)

Komplikasi •



  Infeksi   Fibrosis jaringan

 

TUBERKULO TUBE RKULOSIS SIS PARU

 



  Definisi

 penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman mycobacterium tuberculosis. •

  Epidemiologi

Diperkirakan seperempat penduduk dunia telah terinfeksi kum ku man tube tuberk rku ulo losi sis, s, pad adaa tahu tahun n 1993 1993 WHO meren erenccan anaakan kan tuberkulosis sebagai kedaruratan global Di Indo Indone nesi sia, a, TB paru paru me mend ndud uduk ukii ur urut utan an ke-4 ke-4 un untu tuk  k  angka kesakitan sedangkan sebagai penyebab kematian menduduki urutan ke-5. TB menyerang sebagian besar kelompok  usia produktif dari kelompok sosioekonomi lemah.

 

Patogenesis M. Tuberculosis

Saluran napas

jaringan paru

Pembesaran getah bening (limfang (limfangitis itis regional)

Peradangan saluran getah bening (limfangitis lokal)

Sarang pneumoni

Sarang pneumoni + limfangitis regional = kompleks primer

Sembuh dan tidak meninggalkan cacat Sembuh dengan meninggalkan bekas cacat

 

Patogenesis •



Tuberkulosis post primer muncul 15-40 tahun setelah tuberkulosis primer Dimulai dengan terbentuknya terbentuknya sarang dini (sarang pneumoni kecil) di segmen apikal lobus superior maupun inferior. inferior.



Sarang dini tersebut akan mengikuti salah satu alur: - diresorpsi kembali kembali dan sembuh tanpa meninggalkan meninggalkan cacat - sembuh dengan dengan meninggalk meninggalkan an cacat (bentuk peng pengapuran) apuran) - sarang pneumoni meluas -> jaringan keju -> kaviti kaviti •

Kaviti awalnya awalnya berdinding tipis, lalu menebal dan menadi : - meluas meluas dan membentuk membentuk saran sarang g pneumoni baru - membungkus diri dan memadat (tuberkuloma) - membungkus diri -> mengecil mengecil (stellate (stellate shaped) -> -> sembuh

 

Klasifikasi Berdasarkan hasil BTA a. BTA BTA (+) •

  minimal 2 dari 3 spesimen dahak, hasil +   BT BTA A + dan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif    BT BTA A + dan biakan biak an + •



 b. BTA BTA (-)

 pemeriksaan dahak 3x (-), gambaran klinis dan radiologi menunukkan gambaran tuberkulosis aktif   pemeriksaan dahak 3x (-), dan biakan M.tuberculosis +





 

Berdasarkan Tipe Tipe Pasien •

  Kasus baru

 pasien belum pernah mendapat  pengobatan OAT OAT atau sudah pernah menelan OAT < 1 bulan •

  Kasus defaulted  Kasus  defaulted  atau drop  atau  drop out 

 pasien sudah mendapat  pengobatan OA OAT T ≥1 bulan, namun tidak  mengam men gambil bil oba obatt 2 bul bulan an ber bertur turut2 ut2 atau lebih sebelum masa pengobatan selesai

  Kasus gagal

BTA + dan biakan + pada  bulan ke-5 pengobatan pengobatan OA OAT T •

  Kasus kambuh

 pasien sudah pernah mendapat  pengobatan OAT OAT dan sudah dinyatakan sembuh, namun kembali berobat dengan BTA BT A + dan biakan biakan + •



  Kasus kronis BTA masih + pada pemberian OAT kategori 2 dengan  pengawasan yang yang baik 



Kasus asus bek bekas TB

Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada ) ada ) dan gambaran radiologi paru menunjukkan lesi TB yang tidak aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yang ya ng adekuat mene meneta tap. p. Ri Riwa waya yat t pe peng ngob obat atan an OAT akan lebih mendukung

 

Manisfestasi Klinis •



  Gejala respiratorik  - batuk ≥ 2 minggu - batuk darah - sesak  - nyeri dada   Gejala sistemik  - demam - lemas - malaise - keringat malam - anoreksi, bb turun

 

Diagnosis •

  Gejala klinis



  Pemeriksaan Bakteriologi (BTA, (BTA, TCM)



  Pemeriksaan radiologi - Bayangan Bayangan berawan berawan / nodular nodular di segmen apikal apikal dan posteri posterior or lobu lobuss atas paru dan segmen superior lobus bawah. - Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak   berawan atau nodular nodular Bayangan bercak milier milier. - Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

 



  Pemeriksaan Khusus - BACTEC - polymerase chain reaction (PCR) - pemeriksaan serologi



  Pemeriksaan penunjang lain - analisis cairan pleura - histopatologi jaringan - pemeriksaan darah - uji tuberkulin

 

Pengobatan Tuberkulosis 1.

2.

Jenis obat utama (lini 1) y yang ang d digunaka igunakan n aadalah: dalah: (9) 

  INH



  Rifampisin



  Pirazinamid



  Streptomisin



  Etambutol

Jenis obat tamba tambahan han lainny lainnyaa (lini 2) (9) 

  Kanamisin



  Amikasin



  Kuinolon



  Obat lain ma masih sih dalam penelitian yaitu makrolid dan amoksilin + asa asam m klavulanat.

 

Dosis Obat JENIS OAT

Isoniazid (H)

Rifampisin (R)

Pyrazinamide (Z)

Steptomycin (S)

SIFAT

Bakterisid

Bakterisid

Bakterisid

Bakterisid

DOSIS (MG/KG)

DOSIS (MG/KG)

HARIAN

3 X SEMINGGU

5

10

(4-6)

(8-12)

10

10

(8-12)

(8-12)

25

35

(20-30)

(30-40)

15

-

(12-18) Ethambutol (E)

Bakteriostatik

15

30

(15-20)

(20-35)

 

 

BB

FASE INTENSIF

FASE LANJUTAN

2 BULAN

4 BULAN

HARIAN

HARIAN

3X/MINGGU

HARIAN

3X/MINGGU

RHZE

RHZ

RHZ

RH

RH

150/75/400/2

150/75/400

150/150/500

150/75

150/75

75

30-37 











38-54 











55-70 











>71 











 

Efek samping

Tidak ada nafsu makan

Penyebab

Rifampisin

Penatalaksanaan

Semua

OAT

diminum

malam sebelum tidur  Nyeri sendi

Pyrazinamid

Beri aspirin

Kesemutan

INH

Beri

vitamin

B6

(piridoxin) 100 mg per hari Warna kemerahan pada Rifampisin

Tidak

urine

apa-apa,

perlu

diberikan

tapi

berikan

 penjelasan pada pasien Gatal

dan

kemerahan Semua jenis OAT

 pada kulit

Ikuti

petunjuk

 penatalaksanaan  penatalaksanaa n

Tuli

Streptomisin

Streptomisin dihentikan

Gangguan keseimbangan

Streptomisin

Streptomisin

dihentikan

ganti dengan etambutol Ikterus tanpa penyebab Hampir semua OAT lain

Hentikan sampai

semua

OAT OAT ikterus

semua

OAT,

menghilang Mual dan muntah

Hampir semua OAT

Hentikan

segera lakukan tes fungsi

Gangguan penglihatan

Etambutol

hati Hentikan etambutol

Purpura

dan

renjatan Rifampisin

Hentikan rifampisin

(syok)  

Komplikasi Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi beberapa komplikasi, baik sebelum pengobatan atau dalam masa  pengobatan maupun maupun setelah selesai pe pengobatan. ngobatan. Beberapa komplikasi yang mungkin timbul adalah : •

 

Batuk darah

• •

   

Pneumotoraks Gagal napas



 

Gagal jantung



 

Efusi pleura

 

Daftar Pustaka

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF