Echinacea e

November 11, 2018 | Author: Chairil Akbar B | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

AC...

Description

BAB I PENDAHULUAN

Obat tradisional (obat herbal) adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Dewasa ini penggunaan obat herbal cenderung terus meningkat, baik di Negara sedang berkembang maupun di negara-negara maju. Terlebih dengan adanya isu back to nature  nature   serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Obat herbal dan tanaman obat banyak digunakan masyarakat menengah kebawah terutama dalam upaya preventif, promotif dan rehabilitatif. Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis. Walaupun demikian bukan berarti tanaman obat atau obat tardsional tidak memiliki efek samping yang merugikan, bila penggunaannya penggunaannya kurang tepat. Pengobatan alternatif menggunakan obat herbal masih dianggap membingungkan bagi pengobatan modern. Salah mengkombinasikan herba dan obat dokter (obat konvensional), tidak hanya dapat mengurangi efektivitas obat, namun juga mempertaruhkan nyawa. Menurut Dr Dalimartha, meskipun sama-sama berkhasiat, herba dan obat konvensional bekerja dengan cara yang berbeda. Kalau obatobatan konvensional bekerja dengan meredam gejala sakit, herba (baik dalam bentuk suplemen, kapsul, jamu, atau rebusan) umumnya berperan dalam menyeimbangkan fungsi organ tubuh agar kembali bekerja dengan baik. Interaksi herba dan obat konvensional dapat terjadi, karena herba dan obat konvensional mengandung senyawa aktif yang sama-sama

mempengaruhi tubuh. Jika herba dan obat konvensional ini dikonsumsi secara bersamaan, ada 3 interaksi yang mungkin timbul yaitu efeknya semakin kuat, menjadi berkurang, atau malah hilang sama sekali. Cukup sulit menentukan mana yang paling baik, karena efek yang diinginkan sangat dipengaruhi oleh jenis penyakit dan kondisi tubuh pasien. Berdasarkan penjelasan di atas, sangat penting mengetahui interaksi yang mungkin terjadi antara obat herbal dan obat konvensional. Salah satu obat herbal yang banyak digunakan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu Echinaceae.

BAB II ISI

II.1 Deskripsi Tanaman 1. Nama Latin : Echinacea purpurea, Echinacea angustifolia, Echinacea  pallida 2. Nama lain : Echinacea, purple coneflower, coneflower, American coneflower 3. Klasifikasi Kingdom : Plantae Subkindom : Traceobionta Division

: Magnolyopita

Class

: Magnoliopsida

Subclass : Asteridae Family

: Asteraceae

Genus

: Echinaceae Moench

Species : Echinaceae Purpurea (L.) Moench Echinacea laevigata Echinacea angustifolia Echinacea sanguine Echinacea pallida Echinacea atrobubens Echinacea simulate Echinacea gloriosa Echinacea paradoxa Echinacea tennesseensis 4. Morfologi Tanaman Echinacea adalah tanaman berbunga yang banyak tumbuh di Eropa dan Amerika Utara. Di Amerika, Echinacea merupakan salah satu herbal yang paling populer hingga saat ini. Sehingga Echinacea disebut Native American. Ciri tumbuhan ini adalah bunganya yang seperti duri landak marah.

Tanaman perennial, tinggi tanaman dapat mencapai 60 - 80 cm. Diameter tajuk mencapai 40  –  60 cm. Jumlah anakan per tanaman dapat mencapai 4-10 anakan, setiap anakan dapat menghasilkan 5-8 kuntum bunga, jumlah bunga lebih kurang 20-80 kuntum per tanaman, bunga majemuk, warna bunga oranye kemerahan Daun tunggal, panjang, berambut, tepi bergerigi, bentuk memanjang dengan ujung runcing, pangkal meruncing dan tulang melengkung. Tumbuhan tidak berbatang. Akar serabut. 5. Bagian Tanaman yang digunakan  Akar, daun, biji dan rhizome 6. Kandungan Kimia Kandungan kimia berbeda-beda, tergantung spesies tanaman 1. Echinacea angustifolia  Akar mengandung alkamides, terutama 2-monoene isobutylamides, dan ester asam caffeic yang sama dan glikosida ke Echinacea purpurea, termasuk komponen utama, echinacoside, dan cynarin.  Alkylketones, dan alkaloid pyrrolizidine jenuh, tussilagine dan isotussilagine. 2. Echinacea pallida  Akar mengandung ester asam caffeic yang sama dan glikosida dari Echinacea purpurea, termasuk komponen utama, echinacoside. Poliena dan polyacetylenes, termasuk berbagai ketoalkenes dan ketopolyacetylenes, telah dilaporkan polisakarida dan glikoprotein. 3. Echinacea purpurea  Akar mengandung alkamides, terutama isobutylamides 2,4-dienoic asam lemak rantai lurus, turunan asam caffeic termasuk komponen utama,

asam

cichoric,

dengan

echinacoside,

verbascoside,

caffeoylechinacoside, asam klorogenat, asam isochlorogenic dan asam

caftaric.

Alkaloid

isotussilagine hadir.

pyrrolizidine

jenuh

tussilagine

dan

7. Kegunaan dan Indikasi Echinacea

terutama

digunakan

untuk

efek

imunostimulannya

(imunomodulator), khususnya dalam pengobatan dan pencegahan pilek, influenza dan infeksi saluran pernapasan atas lainnya. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat untuk infeksi, baik bakteri dan virus, terutama pada kondisi kulit seperti jerawat dan bisul, dan juga dalam septikemia ringan. -

Aktivitas Antiinflamasi Echinacea purpurea adalah salah satu spesies utama Echinacea, obat ini telah lama digunakan untuk mengobati infeksi untuk membantu penyembuhan luka dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Alkamides dan turunan asam caffeic yang kuat adalah agen antiinflamasi hadir dalam Echinacea. Alkamides Echinacea yang diturunkan memiliki imunomodulator dan aktivitas anti-inflamasi. Efek anti-inflamasi melalui penghambatan produksi mediator inflamasi tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) dan oksida nitrat (NO) .

-

Anti Oksidant Echinacea ditemukan menjadi antioksidan yang sangat ampuh. Metabolisme asam arakidonat dan produksi E2 prostaglandin berkurang oleh beberapa E. purpurea. Ekstrak alkohol Echinacea biasanya terdiri dari dua kelas bahan kimia alami, alkamides lipofilik dan turunan asam caffeic larut dalam air. Turunan asam caffeic adalah antioksidan yang efektif dalam sistem generasi radikal bebas dan memiliki aktivitas anti hialuronidase .

-

Anti Immunomudulator Echinacea menunjukkan efek stimulasi bila diterapkan pada sel-sel kekebalan dalam budaya atau intraperitoneal disuntikkan ke tikus. Echinacea merangsang Neutrofil dan fungsi makrofag fagositosis. Studi lain ilmiah menunjukkan bahwa Echinacea purpurea memiliki

efek non spesifik, jangka pendek stimulant sistem kekebalan tubuh propert . -

Anti Viral Benzalkonium klorida dan fitokimia yang berasal dari Echinacea purpurea ditemukan memiliki aktivitas antivirus terhadap virus herpes dalam model sel manusia. Estrak hidrofilik dan lipofilik kompleks Echinacea memiliki lebih pada aktivitas virus-infeksi fraksi inhibititor. Polisakarida yang berasal dari Echinacea purpurea telah menunjukkan aktivitas untuk merangsang aktivitas makrofag dan fungsi yang terkait dengan produksi sitokin dan kelompok senyawa fenolik serta alkamides, yang telah menunjukkan sifat antivirus dan antijamur .

-

Anti Fungi Ekstrak E. purpurea terbukti memiliki aktivitas antijamur dalam serangkaian percobaan in vitro aktivitas pengujian terhadap berbagai

spesies

Candida,

dan

berbagai

Saccharomyces

cerevisiae, Candida albicans penyebab jamur yang paling umum dari penyakit kulit manusia. Polisakarida yang kaya pada ekstrak Echinacea purpurea ditemukan untuk mengurangi infeksi dan angka kematian tikus imunosupresi terinfeksi Candida . 8. Bentuk dan Dosis 

Kapsul (bubuk). Untuk ISPA, dosis yang disarankan adalah 5001000 mg, tiga kali perhari selama 5 -7 hari. Dosis 900 mg perhari lebih baik daripada 450 mg perhari untuk perbaikan gejala influenza



Pressed juice. Dosis yang disarankan adalah 6-9 mL perhari dibagi dalam beberapa dosis selama 5 -7 hari



Larutan dalam alkohol (tincture). Dosis yang disarankan 0.75 – 1.5 mL, dikumur atau ditelan, 2 – 5 kali perhari



Teh. Dosis yang disarankan 2 sendok makan (4 g echinacea) dengan air mendidih, diamkan selama 10 menit. Pemakaiannya selama 5 -7 hari

9.

Efek Samping Secara umum echinacea dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping pada gastrointestinal paling sering dilaporkan seperti mual, muntah dan nyeri abdominal.

10. Gambar

Gambar. Tanaman Echinaceae

II.2 Interaksi dengan Obat Konvensional Beberapa interaksi yang mungkin terjadi antara obat herbal Echinaceae dengan obat konvensional, yaitu: 1. Echinaceae dan Kafein Echinacea adalah inhibitor sitokrom P450 isoenzim CYP1A2, yang terlibat dalam metabolisme kafein. Oleh karena itu, echinacea diharapkan

untuk

meningkatkan

kadar

kafein.

menemukan bahwa peningkatan kadar kafein yang

Meskipun

studi

ini tampaknya

tidak disebabkan oleh efek dari echinacea pada CYP1A2 (efek yang ditemukan adalah ringan). Jenis interaksi yang terjadi yaitu peningkatan bioavailabilitas senyawa kafein, dengan menghambat enzim sitokrom P450 isoenzim CYP1A2, sehingga

metabolisme

farmakokinetik)

.

kafein

menjadi

terhambat

(interaksi

2. Echinacea dan Dekstrometorfan Studi

In

vitro

menunjukkan

bahwa

echinacea

memiliki

efek

penghambatan lemah pada sitokrom P450 isoenzim CYP2D6, namun penelitian in vivo menggunakan debrisoquine (pemeriksaan substrat lain CYP2D6) menunjukkan hasil yang negatif atau data tidak terbukti secara klinis.. Jenis interaksi yang terjadi yaitu peningkatan bioavailabilitas senyawa dekstrometorfan dengan menghambat enzim sitokrom P450 isoenzim CYP2D6, sehingga metabolisme dekstrometorfan menjadi terhambat (interaksi farmakokinetik). 3. Echinaceae dan Imunosupresan Interaksi antara echinacea dan imunosupresan didasarkan pada prediksi saja. Echinacea memiliki efek imunostimulan. Karena itu secara teoritis , echinacea dapat menentang efek obat imunosupresan. Produsen dari echinacea product berlisensi di Inggris menyarankan agar penggunaan bersama dengan imunosupresan seperti siklosporin dan metotreksat dihindari. Walaupun tidak ada laporan klinis mengenai interaksi yang terjadi. Namun, mungkin lebih bijaksana untuk mengikuti saran tersebut. 4. Echinaceae dan Midazolam Echinaceae tidak menyebabkan nilai AUC dan clearence dengan penggunaan oral midazolam berubah,meskipun dapat meningkatkan bioavibilitas. Clearence pada penggunaan intravena midazolam mungkin dapat meningkat pada pemberian Echinaceae. Dengan mekanisme midazolam terutama dimetabolisme oleh isoenzim CYP3A sitokrom P450.Hal tersebut dapat disarankan bahwa adanya pemilihan efek pada isoenzym CYP3A sitokrom P450 pada hati dan saluran pencernaan. Berdasarkan hasil studi terdapat perbedaan efek jika diberikan dalam midazolam oral dan midazolam intravena. Jenis

interaksi

yang

terjadi

yaitu

peningkatan/penurunan

bioavailabilitas, dengan cara menurunkan dan meningkatkan clearance

obat. Efek yang terjadi tergantung jenis sediaan. Clearance dapat meningkat dengan penggunaan intravena, sehingga menyebabkan bioavailabilitas obat berkurang. 5. Echinacea dan obat hepatoxic Echinacea, jika digunakan lebih dari 8 minggu dapat menyebabkan hepatotoksisitas dan karena itu tidak boleh digunakan dengan obatobatan lain yang bersifat hepatoxic, seperti parasetamol, steroid anabolik (yang sering dipakai pegulat), amiodarone (obat aritmia  jantung), methotrexate (antikanker), dan ketoconazole (antijamur). 6. Efek Toksik Echinaceae Echinacea dapat menyebabkan reaksi alergi dari tingkat yang ringan menjadi anafilaksis, yaitu keadaan sulit bernafas biasanya diiringi dengan rasa tercekik dan rasa lemas. Penderita asma dan alergi mendapat resiko yang berat jika mengkonsumsi karena akan mengalami anafilaksis sehingga dapat memperburuk kondisi penderita tersebut.

BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan 1. Echinaceae merupakan tanaman yang telah dimanfaatkan sebagai obat

herbal

di

masyarakat

sebagai

obat

imunostimulan

(imunomodulator), khususnya dalam pengobatan dan pencegahan pilek, influenza dan infeksi saluran pernapasan atas lainnya. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat untuk infeksi, baik bakteri dan virus, terutama pada kondisi kulit seperti jerawat dan bisul. 2. Obat-obat yang dapat berinteraksi dengan Echinaceae antara lain: kafein,

dekstrometorfan,

hepatotoksik.

midazolam,

imunosupresan,

dan

obat

DAFTAR PUSTAKA

1. Karen

Baxter.

Stockley’s

Drug

Interaction.

Ninth

Edition.

Pharmaceutical Press. London. Chicago. Available as PDF file. 2010. 2. Andriyanto, P. Rakel, 1985. Terapi Mutakhir Conn., EGC, Indonesia 3. Bonne, Kerry, 1988. Echinacea, When Should It be Used , The European Journal of Herbal Medicine. 4. ESCOP, 1999. Echinacea purpurea Herb. 5. immunopharmacological-herb. Obat bahan alam NATURE 6. Jurnal Peluang Pembudidayaan Tanaman Echinacea (Echinacea purpurea) di Indonesia 7. MONO RAHARDJO. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Indonesian

Spices

and

Medicinal

DetikHealth. 22 November 2013.

Crops

Research

Institute.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF