EBP Latihan ROM Pada Pasien Stroke
October 7, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download EBP Latihan ROM Pada Pasien Stroke...
Description
EVIDENCE BASED PRACTICE LATIHAN RANGE LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) (ROM) UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI RUANG RAJAWALI 2B RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
ARINA MA’RUFA P1337420919110
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN – POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2019
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata atar Be Belaka lakang ng Strokee merupakan Strok merupakan masalah kesehatan kesehatan yang perlu mendapat mendapat perhatian perhatian
khususs dan dapat menyerang khusu menyerang siapa saja dan kapan saja, saja, tanpa memandang memandang ras, ras, jeni jeniss ke kela lami min, n, atau atau us usia ia.. Stro Stroke ke ad adal alah ah ga gang nggu guan an da dara rah h ot otak ak ya yang ng menyebabkan defisit gangguan neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi sirkulasi saraf otak ( Sudoyo, Sudoyo, 2009). Stroke merupakan merupakan salah satu penyakit tidak menular yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Insidenya terus mengalami peningkatan, kurang lebih 15 juta orang setiap tahun tah un di seluruh seluruh dunia dunia tersera terserang ng stroke. stroke. Sebagi Sebagian an besar besar pender penderita ita stroke stroke berada di negara berkembang, termasuk Indonesia. Negara berkembang juga menyumban meny umbang g 85,5% 85,5% dari total kematian kematian akibat akibat stroke di seluruh seluruh dunia. dunia. Dua pertiga dari penderita stroke terjadi di negara-negara berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke 1 baru setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan. Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat tajam, bahkan saat ini Indonesia menempati urutan ketiga dengan jumlah penderita stroke ter terbesar besar di Asia setelah penyakit jantung dan kanker (Yastroki, 2009). Prevalensi stroke di Jawa Tengah tahun 2012 adalah 0,07 lebih tinggi dari tahun 2011 (0,03%) (Dinkes, 2013). Stroke dapat berdampak pada barbagai fungsi tubuh, diantaranya adalah defisitt motorik defisi motorik berupa berupa hemiparase. hemiparase. Stroke Stroke merupakan merupakan masalah kesehatan kesehatan utam utamaa di masy masyar arak akat at.. Kond Kondis isii abno abnorm rmal al pe pemb mbul uluh uh da dara rah h ot otak ak ya yang ng dikarakteristikan oleh perdarahan didalam otak atau embolus atau thrombus yang menyumbat di ateri, mengakibatkan iskemik jaringan tak yang pada kondisi normal yang diperdarahi oeh pembuluh darah tersebut (Maria dkk, 2011) Tanda
dan
gejala
stroke
yaitu
adanya
serangan
defisit
neurologis/kelumpuhan fokal (hemiparesis), baal atau mati rasa sebelah badan berkurang. Gejala lain yang muncul biasanya mulut mencong, bicara pelo,
sukar suk ar menela menelan, n, minum minum suka suka kesele keselek, k, sulit sulit berbah berbahasa, asa, bicara bicara tidak tidak lancar, lancar, tida tidak k mema memaha hami mi pe pemb mbic icara araan an or oran ang g la lain in,, tida tidak k mamp mampu u memb membac acaa da dan n menuli men ulis, s, tidak tidak dapat dapat berhit berhitung ung,, kepand kepandaia aian n menuru menurun, n, menjad menjadii pelupa pelupa,, penglihatan terganggu, tuli satu telinga atau pendengaran berkurang, menjadi mudah tertawa dan menangis, berjalan menjadi sulit, banyak tidur, gerakan tidak terkoordinir. Kelumpuhan tangan maupun kaki pada pasien stroke akan mempen mem pengar garuhi uhi kontrak kontraksi si otot. otot. Berkur Berkurang angnya nya kontrak kontraksi si otot otot diseba disebabka bkan n bekurangnya suplai s uplai darah ke otak belakang dan otak tengah, sehingga dapat menghambat hantaran jaras-jaras utama antara otak dan medula spinalis, dan secara total menyebabkan ketidak mampuan sensorik motorik yang abnormal. Berkurangnya suplai darah pada pasien stroke salah satunya diakibatkan oleh artero art eroskl sklero erosis. sis. Dindin Dinding g pembul pembuluh uh akan akan kehila kehilanga ngan n elastis elastisitas itas dan sulit sulit berdistensi sehingga digantikan oleh jaringan fibrosa yang dapat merenggang dengan baik. Menurunnya elastisitas dinding pemuluh darah mengakibatkan terjadinya tahanan yang lebih besar pada aliran darah (Potter & Perry, 2009). Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mencegah kecacatan fisik fisik da dan n ment mental al.. Stro Stroke ke pa pada da pe pend nderi erita ta de dewa wasa sa ak akan an be berd rdam ampa pak k pa pada da menu me nuru runn nnya ya pr prod oduk ukti tivi vita tass da dan n ba bahk hkan an te terj rjad adii be beba ban n pa pada da or oran ang g la lain in.. Penderita post stroke membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan dan memperoleh fungsi penyesuaian diri secara maksimal akib akibat at buruk dapat saja terj terjad adii cacat cacat fis fisik ik,, ment mental al,, atau ataupu pun n sosi sosial al,, un untu tuk k itu itu pe pend nderi erita ta strok strokee membutuhk membut uhkan an progra program m salah salah satunya satunya mobili mobilisasi sasi persed persedian ian yaitu yaitu dengan dengan latihan range of motion. motion. Range of Motion Motion (ROM) (ROM) aktif aktif adalah adalah latiha latihan n yang yang diakuk diakukan an untuk untuk memper mem pertah tahank ankan an dan memper memperbai baiki ki tingka tingkatt kesemp kesempurn urnaan aan kemamp kemampuan uan mengge men ggerak rakan an pesend pesendian ian secara secara no norma rmall dan lengka lengkap p untuk untuk mening meningkat katkan kan massa otot dan tonus otot. Latihan ROM adalah latihan gerakan sendi yang memung mem ungkin kinkan kan terjad terjadiny inyaa kontra kontraksi ksi dan perega pereganga ngan n otot, otot, dimana dimana klien klien menggerakk meng gerakkan an masing-masin masing-masing g persendiann persendiannya ya sesuai gerakan gerakan normal normal baik secara aktif ataupun pasif. Melakukan mobilisasi persendian dengan latihan ROM RO M
dapa dapatt
menc menceg egah ah berb berbag agai ai komp kompli lika kasi si
se sepe pert rtii
in infe feks ksii
sa salu lura ran n
perkemihan,
pneumonia
aspirasi,
nyeri
karena
tekanan,
kontrakur,
tromboplebitis, dekubitus, sehingga mobilitas dini penting dilakukan secara ruti rutin n
dan dan
kontin ntinyu yu..
Memb Member erik ikan an
la lati tiha han n
ROM ROM
se seca cara ra
din inii
da dap pat
meningkatkan meningkatk an kekuatan kekuatan otot dapat menstimulasi menstimulasi gerak sendi. Tujuan dari latihan ROM yaitu untuk meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot, mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan,mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi. Manfaat ROM untuk menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan, memperbaiki tonus otot, memperbaiki toleransi otot untuk latihan, mencegah terjadinya kekakuan sendi, memperlancar sirkulasi darah. Berdas Ber dasark arkan an penjab penjabaran aran tersebu tersebutt penuli penuliss tertari tertarik k un untuk tuk melaku melakukan kan Evidence Based Nursing Practice Practice (EBNP) berupa berupa latihan latihan Range of Motion (ROM) dalam (ROM) dalam mening meningkat katkan kan kekuat kekuatan an otot otot pada pada pasein pasein stroke stroke di Ruang Ruang Rajawali 2B RSUP Dr.Kariadi Semarang.
B. Tujuan
1.
Tujuan Umum Untuk Unt uk menget mengetahu ahuii respon respon pasien pasien terhada terhadap p kekuat kekuatan an otot otot dengan dengan penerapan Evidence Based Nursing Practice (EBNP) (EBNP) berupa latihan Range of Motion Motion (ROM) (ROM) dalam dalam mengat mengatasi asi ganggu gangguan an mobili mobilitas tas fisik fisik pasien stroke di ruang Rajawali 2B RSUP Dr. Dr. Kariadi Semarang.
2.
Tujuan Kh Khusus a. Meng Menget etah ahui ui keku kekuat atan an otot otot se sebe belu lum m di dila laku kuka kan n in inte terv rven ensi si la lati tiha han n Range of Motion (ROM) b.
Mengetahui kekuatan otot setelah dilakukan intervensi latihan latihan Range Range of Motion (ROM) Motion (ROM)
c.
Meng Mengev eval alua uasi si resp respon on pas pasie ien n se sela lama ma pe pemb mber eria ian n la lati tiha han n Range of Motion (ROM) Motion (ROM) terhadap kekuatan otot pasien stroke.
C. Manfaat
Dapat mengaplikasikan hasil Evidence hasil Evidence Based Nursing Practice (EBNP) khususn khu susnya ya studi studi kasus kasus tentan tentang g pelaks pelaksana anaan an cara cara latiha latihan n gerak gerak Range of Motion (ROM) Motion (ROM) terhadap kekuatan otot pada pasien stroke.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Stroke 1. Definisi st strroke
Stroke merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat ganguan gangu an fungsi otak fokal (atau global), global), denga dengan n gejalagejala- gejala gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler. Stroke juga dapat diartikan sebagai gangguan fungsi f ungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang yang dapat timbul timbul secara mendadak (dalam beberapa beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu sebagai hasil dari infark cerebri (stroke iskemik) (Mardjono, 2009; WHO, 2014). 2.
Klas Klasif ifik ikas asii Stro Strok ke Menuru Men urutt (AHA, (AHA, 2015) 2015) Stroke Stroke secara secara umum umum terbagi terbagi menjad menjadii dua Jenis Jen is ya yait itu u st stro roke ke he hemo mora ragi gi da dan n no non n he hemo mora ragi gi (isk (iskem emik ik). ). Stro Stroke ke hemoragi ialah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembulu darah dalam otak yang terjadi di daerah tertentu sehingga memenuhi jaringan otak, perdarahan ini disebabkan oleh adanya perdarahan di intra selebral atau perdarahan subarakhroid. Adanya perdarahan ini akan menimbulkan dampak berupa gejala neurogi karena adanya tekanan pada saraf dalam tengkorak (AHA, 2015). Stroke Str oke non hemora hemoragi gi (iskemi (iskemik) k) ial ialah ah suatu suatu ganggu gangguan an pereda peredaran ran darah otak yang yang terjadi karena adanya adanya obstru obstruksi ksi atau adanya adanya sumbatan sumbatan yang menyebabk menyebabkan an hipoksia hipoksia di otak (AHA, 2015). 2015). Stroke Stroke jenis ini biasa memeiliki tanda terjadi kelemahan (hemiparesis atau hemiplegia), mual muntah, nyeri kepala (KIM, 2016)).
3.
Etiologi St Stroke Menuru Men urutt Smeltz Smeltzer er dan Bare Bare (2010) (2010) penyeb penyebab ab terjad terjadiny inyaa stroke stroke terbagi atas :
a.
Trom Trombo bosis sis yaitu yaitu adanya adanya bekua bekuan n da darah rah yang yang terjad terjadii pa pada da pembu pembulu luh h darah di otak dan leher. Penyebab paling umum dari stroke yaitu arteriosklorosis selebral yang menyebabkan terjadinya trombosis.
b.
Embolisme selebral s elebral adalah adanya material atau bekuan darah yang berasal dari bagian tubuh lain dan dibawa ke otak. Embolus ini terjadi karna adanya sumbatan pada arteri selebral tengah sehingga merusak siklus selebral.
c.
Iskem Iskemia ia adala adalah h terja terjadi diny nyaa pe penu nuru runa nan n suplai suplai darah darah ke otak, otak, terjadi karena konstriksi atheroma di arteri.
4.
Mani Manife fest stas asii Klin Klinis is Stro Stroke ke Mani Ma nife fest stas asii
dari dari
st stro roke ke
iske iskemi mik k
da dapa patt
be beru rupa pa
he hemi mipa pare resi siss
(kelemahan) dan hemiplegia (Kelumpuhan), kehilangan fungsi bicara dan kehilanga kehila ngan n kemamp kemampuan uan sensor sensori. i. Dan pada pada proses proses ini terjad terjadii hanya hanya berselang beberapa menit, jam, hari. Ciri dari jenis ini adalah onsetnya yang yan g
lambat lambat terg tergant antung ung pada pada ukuran ukuran trom trombu buss dan hasi hasill sumbat sumbatan an
apakah parsial atau total (Utomo,2008) Berbeda dengan stroke iskemik pada stroke emboli menifestasinya terja terjadi di secara secara tiba tiba-ti -tiba ba da dan n tanp tanpaa ad adan anya ya tanda tanda pe peri ring ngat atan an awal awal.. Manifestasi umumnya pada stroke hemoragik yaitu sakit kepala hebat, vertig ver tigo, o, serta serta kelupu kelupuhan han.. Arteri Arteri serebra serebrall media media adalah adalah tempat tempat paling paling sering yang terjadi stroke iskemik. Defisit yang terjadi juga dipengaruhi apakah mengenai sisi tubuh yang dominan atau tidak. Derajat defisit juga sangat beragam mulai dari gangguan ringan hingga kehilangan kemampuan fungsional yang serius (Utomo, 2008). 5.
Gang Ganggu guan an pad padaa pasi pasien en str strok okee a.
Kehi Kehila lang ngan an fu fung ngsi si moto motori ricc Defisit ini biasanya terjadi disebabkan adanya gangguan pada arteri anterior anteri or atau media yang menyebabkan menyebabkan infrak pada jalur motorik di korteks korte ks bagian bagian frontal, frontal, yang diawali diawali dengan dengan suplai suplai otak
terganggu terganggu
mengalami meng alami
yang
perubahan perubahan
mengakibatk mengakibatkan an hipoksia hipoksia metabolik, metabolik, kerusakan kerusakan
oksigen oksigen
ke
maka otak
permanen permanen
serta
kematian kemat ian sel otak yang salah satunya satunya merupakan merupakan kemampuan kemampuan fungsi gerak atau motorik (AHA, 2010). Dalam fungsi mototrik khususnya khusu snya pada kekuatan menggengg menggenggam am memiliki memiliki beberapa beberapa bagian yang harus dimaksimalkan atau dilatih yakni pegangan,dimensi otot dominasi domi nasi tangan,men tangan,mencengkr cengkram,ser am,serta ta menggengga menggenggam m (Irfan, 2012). b.
Gangguan komunikasi komunikasi Gang Ga nggu guan an kh khus usus usny nyaa pa pada da ko komu muni nika kasi si be beru rupa pa afasia afasia.. Afas Afasia ia meli me liba batk tkan an se semu muaa as aspe pek k da dala lam m be berk rkom omun unik ikas asii ya yait itu u bi bica cara ra,, membaca, menulis dan memahami bahasa pembicaraan. Beberapa jenis afasia yaitu (gangguan dalam memahami broca
(gangguan
afasiaglobal afasiaglobal kata-kata) c.
dalam mengekspresikan
kata-kata), kata-kata),
afasia dan
(gangguan (gangguan dalam memahami memahami dan mengekspres mengekspresikan ikan
Gangguan sen enso sorri Gang Ga nggu guan an fu fung ngsi si senso sensori ri terja terjadi di ke keti tika ka ad adaa ja jalu lurr senso sensori ri ya yang ng terganggu tergan ggu
yang
diakibatkan diakibatkan
ketidak ketidak
adekuatnya adekuatnya
pada arteri
arterior dan media. Pada gangguan gangguan sensori ini biasanya timbul yaitu gangguan gang guan hemisensory hemisensoryloss loss (kehilangan (kehilangan sensasi satu sisi tubuh), tubuh), parastesia (adanya sensasi panas atau nyeri yang menetap, merasa berat, mati rasa, gatal-gatal), dan proprioception (kemampuan untuk
d.
mengkordinasikan bagian tubuh dengan lingkungan eksternal) Ganggu Gangguan an fun fungsi gsi perila perilaku ku dan emosio emosional nal Peruna Per unahan han prilak prilaku u pasca pasca stroke stroke tergant tergantung ung dari dari area area otak otak yang yang mengal men galami ami ganggu gangguan. an. Pasien Pasien dengan dengan stroke stroke pada pada otak otak kiri kiri atau hemisfer dominan maka prilakunya lambat, berhati- hati dan tidak tero terorg rgan anisa isasi si.. Dan Dan jika jika terja terjadi di pa pada da ot otak ak ka kana nan n he hemi misf sfer er no non n domina dom inan n maka maka prilak prilakuny unyaa impuls impulsif, if, menuru menurunny nnyaa perhat perhatian ian,, dan kurang mempertimbangkan risiko.
e.
Di Disf sfun ungs gsii kand kandun ung g kemi kemih h
Stroke dapat menyebabkan gangguan pada fungsi kandung kemih dan percernaan. Gangguan ini terjadi ketika syaraf di kandung kemih mengirimkan impuls ke otak untuk memberikan informasi tentang kandung kemih telah terisi urin, tetapi karna terjadi gangguan di otak makan terjadi gangguan pada berkemih. 6.
Fak Fakto torr Ris Risik iko o Str Strok okee Menurut AHA (2015) secara garis besar faktor risiko pada stroke terbagii atas dua faktor terbag faktor yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dimodifikasi (tidak da dapa patt diub diubah ah)) da dan n fa fakt ktor or ya yang ng da dapa patt di dimo modi difik fikasi asi (d (dap apat at di diub ubah ah). ). Genetik, ras, usia, serta jenis kelamin merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi, sedangkan pola hidaup atau kebiasaan sesorang ialah faktor yang dapat dimodifikasi (WHO, 2014,: AHA, 2015).
7.
Diagnosi siss St Stroke Diagnosis stroke dapat ditegakkan dengan melihat perjalan penyakit sertaa hasil sert hasil pemeri pemeriksa ksaan an fisik fisik yang yang dilaku dilakukan kan.. Pada Pada pemerik pemeriksaan saan fisik fisik membantu memba ntu menentukan menentukan lokasi lokasi yang mengalami mengalami kerusakan kerusakan pada otak. otak. Peme Pemeri riks ksaa aan n co comp mput uted ed
pe penu nunj njan ang g juga juga adala adalah h poin poin penti penting ng
ya yait itu u berup berupaa
to tomo mogr grap aphy hy (CT) (CT) Sc Scan an sebag sebagai ai stan standa darr da dan n magn magnet etic ic
resonan reso nance ce imagin imaging g (MRI). (MRI). Diluar Diluar dari dari itu juga juga dilaku dilakukan kan angiog angiografi rafi untu untuk k
meng mengev eval alua uasi si
su susu suna nan n
pe pemb mbul uluh uh da dara rah h
se sere rebr bral al mela melalu luin in
kapilarosko kapil aroskopi pi (Misbach, (Misbach, 2007). 2007). Bila tidak memungki memungkinkan nkan
dilakukan dilakukan
pemeriksaan CT Scan ataupun MRI maka penggunaaan sisiraj sis iraj stroke skor (SSS). 8.
Fakt Faktor or-fa -fakt ktor or Pemu Pemuli liha han n Neuro Neurolo logi gi Faktor-faktor yang mempengaruhi pemulihan neurologis diantaranya yaitu umur/ usia, jenis stroke, stroke, jenis kelamin, kelamin, dan faktor faktor resiko (Utomo, 2008). a.
Pas asiien yang memiliki umur yang lebih tua maka pemulihan neurologi akan lebih lama dibandingkan pasien yang memiliki usia yang lebih muda hal ini dikarenakan semakin tua umur seseorang maka fungsi organnya juga menurun (AHA, 2010)
b.
Stroke
non
hemoragi
tingkat
pemulihannya
lebih
cepat
diabndingk diabn dingkan an dengan dengan stroke hemoragi, hemoragi, dilihat dilihat dari insiden insiden bahwa stroke hemoragi lebih sedikit dari stroke non hemoragi, namun dari
c.
tingkat mortalitas lebih banyak stroke hemoragi (Utomo, 2008) Seca Secara ra spesif spesifik ik jenis jenis kelam kelamin in belum belum diket diketah ahui ui apaka apakah h mempengaru memp engaruhi hi pemulihan pemulihan pasca stroke, stroke, namun namun dari kejadian stroke penderita dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penderita stroke yang berjenis kelamin perempuan (AHA, 2010).
d.
Pasien Pasien pasca pasca stroke stroke yang dicurig dicurigai/ ai/ memilik memilikii faktor faktor resiko resiko lebih lebih harus har us dikont dikontrol rol untuk untuk memini meminimalk malkan an terjad terjadiny inyaa stroke stroke berula berulang. ng. Selain itu dengan adanya kontrol faktor resiko akan mempercepat
9.
pemulihan pada pasien tersebut. Pe Peme meri riks ksaa aan n penu penunj njan ang g Pemeriksaan penunjang yang dapat diberikan pada pasien dengan stroke menurut (Pudiastuti, 2013) ialah : a.
Angi Angiog ograf rafii
sereb serebra rall
pe peme meri riks ksaan aan
ini
untuk untuk
menen menentu tuka kan n
penyebab utama dari stroke seperti mendeteksi apakah terjadi obstruksi arteri atau perdarahan. b.
Ultrasonografi Doppler untuk mengidentifikasi artiovena atau biasa disebut dengan masalah sistem arteri pada karotis (munculnya plak).
c.
CT Scan Scan un untu tuk k mengga menggamb mbark arkan an hematoma dan adanya infark.
terdap terdapat at
edema, edema,
iskemi iskemia, a,
d.
Fung Fungsi si Lumb Lumbal al untu untuk k meme memepr prli liha hatk tkan an ap apak akah ah te terd rdap apat at te teka kana nan n normal, hemoragik, malforasi arterial arterivena (MAV).
e.
Sina Sinarr X un untu tuk k meng mengam amba bark rkan an pe peru ruba baha han n ya yang ng te terja rjadi di pa pada da kelenjar lempeng pineal yang berlawanan dari masa yang meluas.
f.
EEG EEG adalah adalah meni menilai lai masal masalah ah yang yang dida didasark sarkan an oleh oleh gelom gelomban bang g otak otak dan memeperlihatkan daerah lesi yang lebih jelas
10 10.. Pato Patofis fisio iolo logi gi
Suplai oksigen ke otak sangatlah penting apabila terjadi hipoksia seperti sep erti yang yang dialam dialamii oleh oleh pasien pasien stroke stroke maka maka otak otak akan akan mengal mengalami ami perubahan metabolik, kerusakan permanen dan kematian sel otak hal ini terjadi dalam 3-10 menit (AHA, 2010). Arteri selebral dan karotislah pembuluh darah yang paling sering terkena serangan (Guyton & Hall, 2014) Terjadinya gangguan pada peredaran darah di otak mengakibatkan cedera ced era otak otak yang yang terjadi terjadi dalam dalam bebera beberapa pa mekani mekanisme sme yaitu yaitu pecahn pecahnya ya dinding pembuluh darah yang akan mengakibatkan hemoragi, terjadinya peneabalan pembuluh darah yang mengakibatkan penyempitan sehingga aliran darah tidak adekuat yang selanjutnya menjadi iskemik, terjadinya pembesaran sekelompok
atau
satu
pembuluh
darah
yang
akan
menekan jaringan otak (Smeltzer & Bare, 2010). Terjadinya Terjad inya penyempita penyempitan n pembuluh pembuluh darah di otak bermula bermula dari perubahan pada aliran darah dan menjadi stenosis yang cukup hebat sehingga sehing ga melampaui melampaui batas krisis yang menjadik menjadikan an pengurangan pengurangan darah secara drastis dan cepat. Obstruksi pada pembuluh darah arteri di otak akan mengakibatkan reduksi disuatu area jaringan otak normal sehingga masih mas ih mempu mempunya nyaii pereda peredaran ran darah darah yang yang baik baik akan akan membat membatu u supalai supalai darah dar ah melalu melaluii jal jalur ur anasto anastomis mis.. Peruba Perubahan han pada pada bentuk bentuk akibat akibat oklusi oklusi pembuluh darah awalnya ialah gelap pada darah vena, dilatasi arteri, penurunan kecepatan aliran darah (AHA, 2015). 2015). 11. Penatal Penatalaks aksana anaan an Strok Strokee Penatalaksanaan stroke terbagi atas 2 bagian besar yaitu fase akut da dan n fa fase se pa pasc scaa ak akut ut.. Fase Fase ak akut ut bi biasa asany nyaa saat saat ke kead adaa aan n medi mediss be belu lum m kembali stabil, namun lesi patologik sudah kembali pulih (Continuing Medica Med icall Educat Education ion,, 2011). 2011). Pada Pada fase ini tindak tindakan an kepera keperawat watan an lebih lebih berfokus pada fungsi vital serta memfasilitasi perbaikan neuron. Menurut Wirawan (2009) berakhirnya fase akut stroke yaitu 48 sampai 72 jam. Pr Prog ogno nosis sis bu buru ruk k dipe diperti rtimb mban angk gkan an pa pada da pa pasi sien en ya yang ng masu masuk k da dala lam m keadaan koma. Sedangkan sebaliknya pasien yang masuk dalam keadaan
sadar penuh memiliki atau dapat dipertimbangkan dengan prognosis yang lebih leb ih diharap diharapkan kan.. Tindak Tindakan an utama utama atau atau priori prioritas tas pada pada fase ini ial ialah ah dengan mempertahankan jalan nafas dan ventilasi yang baik (Smeltzer & Bare, 2010). Fas asee pasc pascaa
aku akut
atau atau fa fase se re reh hab abil ilit itas asii
stro stroke ke ad adal alah ah fa fase se
mengem men gembal balika ikan n pada pada kondis kondisii sebelu sebelum m tersera terserang ng stroke. stroke. pada pada fase ini tujuan tuj uan utama utama yang yang diingi diinginka nkan n ial ialah ah dapat dapat mengop mengoptim timalk alkan an kembal kembalii kapasitas fungsional sehingga mampu melakukannya sendiri, penaganan pada fase ini biasanya diberikan latihan atau terapi fisik (Smeltzer & Bare, 2010).
B. Range Of Motion Motion (ROM) (ROM)
1.
Peng Penger erti tian an Rang Rangee Of Of Mot Motio ion n (RO (ROM) M) Range Of Motion (ROM) adalah suatu latihan yang menggerakkan persendian serta memungkinkan terjadinya kontraksi serta pergerakan pada otot, dimana latihan ini dilakukan pada masing-masing
bagian
persendian sesuai dengan gerakan gerakan normal baik secara pasif ataupu ata upun n aktif aktif (Potte (Potterr & Perry, Perry, 2010). 2010). ROM ROM sendir sendirii merupa merupakan kan suatu suatu istilah baku untuk mengambarkan batasan/ besarnya gerakan pada bagian sendi (Helmi, 2012). Latihan ROM sendiri terbukti dapat menstimulus dalam meningkatkan kekuatan otot (Into & Omes, 2012) Latihan ROM merupakan pergerakan atau aktivitas yang ditunjukkan untuk memepertahankan kelenturan dan pergerakan dari tiap sendi. ROM yang diprogramkan pada pasien stroke secara teratur terbukti berefek positif baik dari segi fungsi fisik maupun fungsi psikologi. Fungsi fisik yang diperoleh adalah memepertahankan kelenturan sendi, kemampuan aktivitas dan fungsi secara psikologi dapat menurunkan prespsi nyeri dan tanda-tanda depresi pada pasien pasca stroke. stroke. Latihan ROM sendiri terbukti dapat meningkatkan kekuatan fleksi pada sendi, persepsi nyeri, serta gejala-gejala depresi. Pada dasarnya gerakan ROM terdapat pada 6 sendi utama yaitu siku, bahu, pinggul,
pergelangan tangan, pergelangan kaki dan lutut, gerakan ini meliputi fleksi, flek si, ekstens ekstensi, i, adduct adduction ion,, intern internal, al, dan ekstern eksternalro alrotasi tasi,, dorsal dorsal serta serta plantar fleksi. Pemulihan Pemuli han fungsi fungsi ektrem ektremita itass atas atas biasany biasanyaa terjadi terjadi dalam dalam rentan rentang g waktu wak tu 4 minggu minggu,, lat latiha ihan n yang yang dapat dapat dilaku dilakukan kan dalam dalam mening meningkat katkan kan fungsi fung si ekstremitas ekstremitas atas yaitu menggenggam, menggenggam, mencengkram mencengkram,, bergerak, bergerak, dan melepaskan beban (Ghaziani et al., 2017). 2.
Klasi Klasifi fika kasi si Ran Range ge Of M Mot otio ion n (ROM (ROM)) Pengklasifikasi Range Of Motion (ROM) menurut Widyawati (2010) terdiri dari ROM aktif, ROM aktif dengan bantuan dan ROM pasif. ROM aktif ialah latihan latihan yang dilakukan dilakukan oleh pasien secara mandiri, mandiri, pada latihan ini pasien dipercaya dapat meningkatkan
kemandirian serta
kepercayaan dirinya. Latiha Lat ihan n yang yang dilakuka dilakukan n secara mandiri mandiri oleh pasien pasien dan hanya hanya dibantu oleh perawat atau keluarga saat pasien kesulitan melakukan suatu gerakan disebut dengan ROM aktif dengan bantuan. Sedangkan ROM pasif yaitu latihan yang dilakukan oleh pendamping seperti perawat atau kelu keluar arga ga,, pend pendam ampi ping ng berp berper eran an se seba baga gaii pe pela laku ku ROM ROM at atau au ya yang ng melakukan ROM terhadap pasien tersebut. 3.
Indi Indika kasi si Rang Rangee Of Of Mot Motio ion n (RO (ROM) M) Indikasi dilakukkannya Latihan ROM menurut Padhila (2013) yaitu pasien yang mengalami kelemahan otot, pasien dengan tahap rehabilitasi fisik, dan pasien dengan tirah baring lama.
4.
Kont Kontra ra Indi Indika kasi si Ran Range ge Of Of Moti Motion on (RO (ROM) M) Kontra Kon tra indi indikas kasii menur menurut ut Padh Padhila ila (2013 (2013)) yaitu yaitu kelain kel ainan an
sendi sendi
atau atau
tulang tulang,,
pasien pasien
dengan dengan
pasien pasien tahap tahap mobili mobilisasi sasi karena karena kasus kasus
jantung, dan pasien dengan sendi yang yang terinfeksi. 5.
Pr Prin insip sip Dasar Dasar Rang Rangee Of Moti Motion on (ROM (ROM)) Menurut Suratun (2008) prinsip dalam pemberian ROM terdiri atas 5 bagian yaitu : a.
Pelaks Pelaksana anaan an ROM ROM dapat dapat dilak dilakuka ukan n sebanya sebanyak k dua kali kali dalam dalam sehar seharii
b.
ROM
dilakukan
secara
perlahan
serta
tidak
menimbulkan
kelelahan pada pasien c.
Dala Dalam m latiha latihan n ROM ROM umur, umur, diagno diagnosa sa,, ta tand ndaa vi vita tal, l, serta serta faktor faktor tirah tirah
baring adalah hal yang harus di perhatikan d. ROM ROM dapa dapatt dibe diberi rika kan n oleh oleh te tena naga ga ke kese seha hata tan n ya yang ng te tela lah h te terl rlat atih ih khusunya pemberian ROM di lakukan oleh fisioterapi e.
Bagian Bagian-ba -bagia gian n yang dapa dapatt diberik diberikan an latiha latihan n ROM adalah adalah lehe leher, r, jari, jari, tangan, siku, bahu,tumit dan pergelangan kaki.
6.
Lang Langka kah-l h-lan angk gkah ah Rang Rangee Of Moti Motion on (ROM (ROM)) Langkah-langkah Range Of Motion (ROM) merupakan latihan pada sendi, selain pada ektremitas atas terdapat pula pada ektremitas bawah, menuru men urutt Helmi Helmi (2013) (2013) bebera beberapa pa bagian bagian sendi sendi yang yang dapat dapat diberik diberikan an latihan Range Of Motion (ROM) pada ektremitas bahwa yakni sebagai berikut: Gerakan pinggul dan panggul a.
Flek Fleksi si dan dan eks ekste tens nsii lutu lututt dan dan ping pinggu gull 1) Angk Angkat at kak kakii dan dan beng bengko kokk kkan an lut lutut ut 2) Gerakk Gerakkan an lutut lutut ke ke atas atas menuju menuju dada dada sejauh sejauh mungki mungkin n 3) Kembal Kembalika ikan n lutut lutut ke bawah, bawah, tegakk tegakkan an lutut, lutut, rendah rendahkan kan kaki sampai pada kasur.
b.
Abduksi dan adduksi adduksi kaki 1) Gerakk Gerakkan an kaki kaki k kee samp samping ing menjau menjauh h klie klien n 2) Kembal Kembalika ikan n melin melintas tas d dii atas atas kaki kaki yang yang lai lainny nnyaa
c.
Rota Rotasi sika kan n pingg pinggul ul inte intern rnal al dan dan ekster eksterna nall Putar kaki ke dalam, kemudian ke luar
Gerakkan telapak kaki dan pergelangan kaki a.
Dors Dorsof ofle leks ksii tela telapa pak kk kak akii 1) Leta Letakk kkan an sat satu u tang tangan an di di bawa bawah h tumi tumitt 2) Teka Tekan n
kaki kaki
klien klien
deng dengan an
menggerakkannya ke arah kaki b.
Fleksi plantar telapak kaki
leng lengan an
anda anda
untu untuk k
1) Letakk Letakkan an satu tang tangan an pada pada punggun punggung g dan tangan tangan yang yang lainny lainnyaa berada pada tumit 2) Dorong Dorong tel telapa apak k kaki kaki menjau menjauh h dari dari kaki kaki c.
Flek Fleksi si da dan n eks ekste tens nsii jar jari-j i-jari ari ka kaki ki 1) Leta Letakk kkan an satu satu tangan tangan pada pada
pu pung nggu gung ng
kaki kaki
kl klie ien, n,
letakkan tangan yang lainnya pada pergelangan kaki 2) Beng Bengko kokk kkan an jari jari-ja -jari ri ke ba bawa wah h 3) Kemb Kembal alik ikan an lag lagii pada pada pos posisi isi sem semul ulaa d.
In Inter terve vens nsii dan dan eve evers rsii tela telapa pak k kak kakii 1) Letakk Letakkan an satu tang tangan an di bawah bawah tumit tumit,, dan tangan tangan yang yang lainn lainnyad yadii atas punggung kaki 2) Putar Putar telap telapak ak kaki kaki ke dala dalam, m, kemu kemudia dian n ke luar. luar.
Langka Lan gkah-l h-lang angkah kah ROM menuru menurutt Padhil Padhilaa (2013) (2013) ektrem ektremitas itas atas atas maupun maupu n ekstremitas ekstremitas bawah adalah predictor predictor keberhasilan keberhasilan penanganan penanganan setelah stroke. Pasien pada nilai parese yang rendah akan lebih lama untuk kembali beraktifitas secara mandiri.
C. Kons Konsep ep Das Dasar ar Keku Kekuat atan an Oto Otott
Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidakdigerakan oleh oleh otot otot,, hal hal ini ini kare karena na otot otot memp mempun unya yaii ke kema mamp mpua uan n be berk rkon ontr trak aksi si (memendek / kerja berat & memanjang / kerja ringan) yang mengakibatkan terjadinya kelelahan otot, proses kelelahan ini terjadi saat waktu ketahanan otot ( jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot) terlampaui (Waters & Bhattacharya 2009). Peng Penger erti tian an ke keku kuat atan an otot otot ad adal alah ah ke kema mamp mpua uan n da dari ri ot otot ot ba baik ik secara secara kualitas maupun kuantitas mengembangkan ketegangan otot untuk melakukan kontraksi (Waters & Bhattacharya 2009). 1.
Pe Peng nguk ukur uran an kek kekua uata tan n oto otott
Perubahan Perub ahan struktur otot sangat bervarias bervariasi. i. Penurunan Penurunan jumlah dan serabut otot, atrofi, pada beberapa serabut otot dan hipertropi pada beberapa serabut otot yang lain, peningkatan jaringan lemak dan jaringan penghubung dan lain-lain mengakibatkan efek negative. Efek tersebut adalah penurunan kekuatan, penurun fleksibilitas, perlambatan waktu reaksi
dan
penurunan penurunan
kemampuan kemampuan
fungsional fungsional
(Pudjiastut (Pudjiastutii
&
Utomo, 2008). Penila Pen ilaian ian Kekuat Kekuatan an Otot Otot mempun mempunyai yai skala skala ukur ukur yang yang umumny umumnyaa dipakai dipak ai untuk untuk memeriksa memeriksa penderita penderita yang mengalami kelumpuhan kelumpuhan selain mendiagno mendi agnosa sa status kelumpuhan kelumpuhan juga dipakai dipakai untuk untuk melihat melihat apakah ada kemajuan yang diperoleh selama menjalani perawatan atau sebaliknya apakah terjadi perburukan pada penderita. Penilaian tersebut meliputi : (1) Nilai Nilai 0: paralis paralisis is total atau tidak tidak ditemuka ditemukan n adanya adanya kontrak kontraksi si pada otot (2) Nilai 1: kontaksi kontaksi otot otot yang terjadi terjadi hanya hanya berupa perubaha perubahan n dari tonus tonus otot, dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakan sendi (3) (3) Nila Nilaii 2: otot tot hanya anya mam mampu meng menger erak akka kan n pers persen end dia ian n te teta tapi pi kekuatannya tidak dapat melawan pengaruh gravitasi (4) Nilai Nilai 3: dapat dapat mengger menggerakk akkan an sendi, sendi, otot pengaruh
gravitasi
tetapi
tidak
juga juga dapat melawan melawan
kuat terhadap tahanan yang
diberikan pemeriksa (5) (5) Ni Nila laii 4: keku kekuat atan an otot otot se sepe pert rtii pa pada da de dera raja jatt 3 di dise sert rtai ai de deng ngan an kemampuan otot terhadap tahanan yang ringan (6) Nilai Nilai 5: keku kekuatan atan otot otot norm normal. al. Untuk mengetahui kekuatan atau kemampuan otot perlu dilakukan pemeriksaan derajat kekuatan otot yang di buat ke dalam enam derajat (0– 5 ) . Derajat ini menunjukan tingkat kemampuan otot yang berbeda beda.
Deraja Der ajatt 5
Kekuat Kekuatan an otot normal normal dimana dimana seluru seluruh h geraka gerakan n dapat dilakukan otot dengan tahanan maksimal dari proses yang dilakukan berulang-ulang tanpa menimbulkan kelelahan.
Dera De raja jatt 4
Dap Dapat mela melaku kuka kan n Range Of Motion (ROM) secara penuh dan dapat melawan tahanan ringan
Deraja Der ajatt 3
Dapat Dapat melak melakuka ukan n ROM seca secara ra penuh penuh deng dengan an melaw melawan an gaya berat (gravitasi), tetapi tidak dapat melawan tahanan.
Deraja Der ajatt 2
Dengan Dengan bantua bantuan n atau dengan dengan menyangg menyanggaa sendi sendi dapat melakukan ROM secara penuh.
Deraja Der ajatt 1
Kontra Kontraksi ksi
otot otot
minima minimall
terasa/ terasa/ter teraba aba
pada pada
otot otot
bersangkutan tanpa menimbulkan gerakan. Dera De raja jatt 0
Adap Ad apun un
Tida Tidak k ada ada kont kontrak raksi si oto otott sama sama sek sekal ali. i.
cara cara
un untu tuk k
meme memerik riksa sa
ke keku kuta tan n
ot otot ot
de deng ngan an
menggunakan derajat kekuatan otot tersebut yaitu sebagai berikut: 1.
Pemeri Pemeriksaa ksaan n keku kekuatan atan otot otot ekst eksterm ermita itass atas. atas. a.
Peme Pemeri riks ksaa aan n kek kekua uata tan n oto otott bah bahu. u. Caranya: 1) Mint Mintaa klie klien n mela melaku kuka kan n
flek fleksi si pada pada lenga lengan n ek ekste stens nsii
lengan dan beri tahanan. 2) Lak Lakuk ukan an pr pro ose sed dur yan yang sa sama ma unt ntu uk ger erak akan an ek ekst sten ensi si lengan, lalu beri tahanan. 3) Nilai Nilai kekua kekuatan tan otot otot deng dengan an mengg mengguna unakan kan skal skalaa 0-5. 0-5. b.
Pemeriksaan kekuatan otot siku. Caranya: 1) Mint Mintaa klien klien melaku melakuka kan n ge gerak rakan an fleks fleksii pa pada da siku siku dan beri beri tahanan.
2) Lakuka Lakukan n prosed prosedur ur yang yang sama sama untuk untuk geraka gerakan n eksten ekstensi si siku, siku, lalu beri tahanan. 3) Nilai Nilai kekua kekuatan tan otot otot deng dengan an mengg mengguna unakan kan skal skalaa 0-5. 0-5. c.
Pemerik Pemeriksaan saan kekuat kekuatan an otot otot p perg ergelan elangan gan tangan tangan.. 1) Leta Letakk kkan an leng lengan an bawa bawah h klien klien di atas atas meja meja denga dengan n telapak tangan menghadap keatas. 2) Minta Minta klien klien untuk untuk melaku melakukan kan gerak gerakan an fleksi fleksi telap telapak ak tangan tangan dengan melawan tahanan. 3) Nilai Nilai kekua kekuatan tan otot otot deng dengan an mengg mengguna unakan kan skal skalaa 0-5. 0-5.
d.
Pemerik Pemeriksaan saan kekuat kekuatan an otot otot jari jari-jar -jarii tang tangan an Caranya: 1) Mint Mintal alah ah klie klien n untu tuk k mer ereg egan angk gkan an ja jari ri-j -jar arii mela melawa wan n tahanan 2) Nilai Nilai kekua kekuatan tan otot otot deng dengan an mengg mengguna unakan kan skal skalaa 0-5. 0-5.
2.
Pemeri Pemeriksaa ksaan n keku kekuatan atan otot otot ekstre ekstremit mitas as bawa bawah h a.
Peme Pemeri riks ksaa aan n kek kekua uata tan n oto otott p pan angg ggul ul.. Caranya: 1) At Atur ur posisi posisi tidu tidull klie klien, n, le lebi bih h ba baik ik pemerik pemeriksaa saan n di dila laku kuka kan n dalam posisi supine. 2) Minta Minta klien klien untuk untuk melaku melakukan kan gerak gerakan an fleksi fleksi tungka tungkaii dengan dengan melawan tahanan. 3) Minta Minta klien klien untuk untuk melak melakuka ukan n gerakan gerakan abduk abduktif tif dan dan adduks adduksii tungkai melawan tahanan. 4) Nilai Nilai kekua kekuatan tan otot otot deng dengan an mengg menggunk unkan an skala skala 0-5. 0-5.
b.
Pemeriksaan kekuatan otot lutut. Caranya: 1) Mint Mintaa
klie klien n
untu untuk k
me mela laku kuka kan n
ge gera rakn kn
flek fleksi si
dengan melawan tahanan. 2) Nilai Nilai kekua kekuatan tan otot otot deng dengan an mengg mengguna unakan kan skal skalaa 0-5. 0-5. c.
Peme Pemeri riks ksan an ke keku kuata atan n otot otot tu tumi mit. t. Caranya:
lu lutu tutt
1) Minta Minta klien klien untu untuk k melakuk melakukan an geraka gerakan n planta plantarfle rfleksi ksi dan dan dorsifleksi dengan melawan tahanan. 2) Nilai Nilai kekua kekuatan tan otot otot deng dengan an mengg mengguna unakan kan skal skalaa 0-5. 0-5. d.
Peme Pemeri riks ksaa aan n kekua kekuata tan n otot otot jari-j jari-jari ari kak kaki. i. 1) Mint Mintaa klie klien n un untu tuk k me mela laku kuka kan n ge gera raka kan n flek fleksi si dan eksten ekstensi si jari-jari kaki dengan melawan tahanan. 2) Nilai Nilai kekua kekuatan tan otot otot deng dengan an mengg mengguna unakan kan skal skalaa 0-5. 0-5.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ranca Rancanga ngan n Solus Solusii yang yang Dita Ditawar warkan kan
P : Ganggua Gangguan n mobili mobilitas tas fisik fisik pasien pasien stro stroke ke I : Lati Latiha han n Ran Range ge of of Mot Motio ion n (ROM (ROM)) C : Tidak Tidak ada ada pemband pembanding ing / intervensi intervensi lain lain O : Menurunnya Menurunnya gangguan gangguan mobilitas mobilitas fisik (meningkatn (meningkatnya ya kekuatan otot) otot) T : dilaku dilakukan kan 2 kali kali dalam dalam seha sehari ri B. Targ Target et dan dan Luar Luaran an
Target yang akan mendapatkan perlakuan intervensi pada deskripsi kasus in inii ya yait itu u pa pasie sien n str strok okee de deng ngan an ga gang nggu guan an mobi mobili litas tas fisik fisik da dan n di dibe berik rikan an intervensi latihan Range of Motion (ROM). Luaran dari deskripsi kasus ini untuk unt uk menget mengetahu ahuii perlak perlakuan uan yang yang dilaku dilakukan kan berdas berdasark arkan an eviden evidence ce based based practice, selanjutnya dilakukan observasi dari hasil pemberian latihan Range of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot.
C. Pros Prosed edur ur Pela Pelaks ksan anaa aan n
1.
Tahap Awal Memilih pasien untuk dijadikan responden berdasarkan kriteria inklusi yaitu pasien stroke dengan gangguan mobilitas fisik.
2.
Tah ahap ap Pela Pelak ksa sana naan an a.
Pra Intervensi 1) Mend Mendap apat atka kan n perse persetu tuju juan an pasi pasien en 2) Mela Melaku kuka kan n kont kontra rak k wakt waktu u 3) Memb Memberi erika kan n kese kesemp mpata atan n bert bertan anya ya
4) Melaku Melakukan kan penguk pengukura uran n kekuat kekuatan an otot otot b.
Tahap Intervensi Melakukan latihan Range of Motion (ROM) selama 2 kali dalam sehari.
c.
Post Intervensi Melakukan Melaku kan pengukuran pengukuran kekuatan otot kembali untuk mengetahui mengetahui kekuatan otot setelah intevensi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Data Umum Responden : Nama Pasien
: Tn. S
Umur
: 52 tahun
Agama
: Islam
Alamat
: Pringapus
Pendidikan
: Tamat SD
Pekerjaan
: Petani
Tanggal Masuk
: 10 Agustus 2019
Tang Ta ngga gall Pe Peng ngka kaji jian an
: 12 Agus Agustu tuss 2019 2019
Diagnosa Medis
: Stroke
Nomor Register
: C769xxx
Kelu Ke luar arga ga pa pasie sien n meng mengat atak akan an 5 ha hari ri se sebe belu lum m di diraw rawat at di RSUP RSUP Dr. Dr. Kari Ka riad adi, i, pa pasie sien n mend mendad adak ak lema lemah h ke keem empa patt an angg ggot otaa ge gera rak, k, masih masih bi bisa sa digerakkan tetapi berat dan tidak dapat bicara tetapi pasien dalam kondisi sadar dan mengerti perkataan orang lain. Lalu keluarga Tn. S membawa Tn. S ke RS Ken Ken Sa Sara rass dan dan pasi pasien en dira dirawa watt di RS Ken Ken Sa Sara rass se sela lama ma 5 ha hari ri.. Kemudian pada Sabtu 10 Agustus 2019 pasien dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi. Tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 84 x/menit, respiratory rate 20 x/menit, suhu suh u 36,6°C 36,6°C.. Saat Saat dilaku dilakukan kan pengka pengkajia jian n pada pada tangga tanggall 12 Agustu Agustuss 2019 2019 keluarga pasien mengatakan pasien mengalami kelemahan pada kedua tangan dan kaki. Kemudian pasien diberikan intervensi latihan Range of Motion (ROM) (RO M) sehari sehari dilakuka dilakukan n selama 2 kali kali
pada pada pasien dalam dalam 3 hari hari secara secara
teratur didapatkan hasil pasien dapat meningkat kekuatan ototnya walaupun
tida tidak k terla terlalu lu si sign gnif ifik ikan an.. Keku Kekuat atan an otot otot pa pasie sien n menj menjad adii be bern rnil ilai ai 2 pa pada da ek ekstr strem emit itas as ba bawa wah h da dan n nila nilaii 3 pa pada da ek ekstr strem emit itas as at atas as setel setelah ah di dila laku kuka kan n in inte terv rven ensi si.. Hal Hal in inii dibu dibukt ktik ikan an de deng ngan an pa pasi sien en da dapa patt di dilat latih ih ROM ROM pa pasif sif walaupun pasien masih tampak berat menggerakkan kedua tangan dan kedua kaki serta berdasarkan hasil observasi dan pengukuran kekuatan otot.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian sesudah diberikan latihan Range of Motion (ROM) (RO M) terdap terdapat at pening peningkat katan an kekuat kekuatan an otot otot antara antara sebelu sebelum m dan sesudah sesudah diberikan latihan Range of Motion (ROM). Hasil ini senada dengan beberapa penelitian yang terkait, meskipun waktu dan lama penelitian berbeda, akan tetapi terdapat adanya pengaruh latihan range of motion terhadap kekuatan otot pada pasien stroke. Mekanisme Range of Motion yaitu akan merangsang neuron motorik dengan den gan pelepa pelepasan san transm transmitt itter er (asetil (asetil colin) colin) untuk untuk merang merangsang sang sel guna guna mengaktifkan kalsium sehingga terjadi integritas protein. Jika kalsium dan troponin C diaktifkan maka aktin dan myosin dipertahankan agar fungsi otot skeletal dapat di pertahankan sehingga terjadi peningkatan tonus otot. Dalam pemulihan anggota gerak yang mengalami kelemahan terdapat faktor yang mempen mem pengar garuhi uhi pening peningkat katan an otot. otot. Lama Lama lat latiha ihan n tergan tergantun tung g pada pada stamina stamina pasien. Terapi latihan yang baik adalah latihan yang tidak melelahkan, durasi tidak terlalu lama namun dengan dengan pengulangan pengulangan sesering mungkin. mungkin. Latihan Latihan ge gerak rak secara secara be beru rula lang ng memb membua uatt ko kons nsen entr trasi asi un untu tuk k mela melaku kuka kan n ge gerak rakan an berulang dengan kualitas sebaik mungkin. Gerakan berulang kali dan terfokus dapat membangun koneksi baru antara motor sistem dan mengaktifkan spinal motorneuron adalah dasar pemulihan pada storke (Aini Nur, 2013). Menu Me nuru rutt
Agu Agust stin ina, a,
dkk
(201 (2013) 3),,
mek ekan anis isme me
ko kont ntra raks ksii
dapa dapatt
meni me ning ngka katk tkan an otot otot po polo loss pa pada da ek ekst strem remit itas. as. Lati Latiha han n ROM ROM pa pasif sif da dapa patt menimb men imbulk ulkan an rangsa rangsanga ngan n sehing sehingga ga mening meningkat katkan kan aktiva aktivasi si dari dari kimiaw kimiawii neurom neu romusk uskule ulerr dan muskul muskuler. er. Rangsa Rangsanga ngan n melalu melaluii neurom neuromusk uskule ulerr akan akan meningkatk menin gkatkan an rangsangan rangsangan pada serat syaraf otot ekstremitas ekstremitas terutama terutama syaraf
parasimpatis yang merangsang untuk produksi asetil cholin, sehingga mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui muskulus terutama otot polos ek ekstr strem emit itas as ak akan an meni mening ngka katk tkan an meta metabo boli lism sm pa pada da meta metako kond nderi eriaa un untu tuk k menghasilkan ATP yang dimanfaatkan oleh otot polos ekstremitas sebagai energy untuk kontraksi dan meningkatkan tonus otot polos ekstremitas. ekstremitas . Dari Da ri pe pene neli liti tian an diat diatas as pe pene neli liti ti be berp rpen enda dapa patt ba bahw hwaa ke keku kuat atan an ot otot ot responden sesudah diberikan latihan ROM peningkatan ototnya belum cukup signifikan, karena waktu pemberian intervensi hanya 3 hari dan pengulangan pemberian intervensi kepada pasien tidak terlalu sering.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan pada pembahasan yang terpapar di bab 5, maka peneliti dapat memberikan kesimp kes impula ulan n bahwa bahwa latihan latihan Range Range of Motion Motion (ROM) (ROM) dapat dapat mening meningkat katkan kan kekuatan otot pada pasien stroke.
B. Saran 1.
Bagi Perawat / Rumah Sakit Perawat diharapkan dapat meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan mobilitas fisik dengan cara membuat inovasi baru dalam peningkatan kekuatan otot pasien stroke. 2.
Bagi Institusi Diha Dihara rapk pkan an pe pene neli liti tian an in inii dija dijadi dika kan n re refer feren ensi si da dan n di digu guna naka kan n ba bagi gi
mahasiswa mahasi swa untuk menambah menambah pengetahua pengetahuan n di bidang bidang kesehatan kesehatan yaitu dengan dengan memberikan memb erikan latihan Range of Motion Motion (ROM) terhadap terhadap kekuatan kekuatan otot pasien stroke.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, C dkk. (2013). Pengaruh Latihan Range Of Motion (Rom) Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke di Irina F Neurologi Blu RSUP PROF. DR. R. D. Kandoumanado. E-Journal Kandoumanado. E-Journal Keperawatan Vol. Keperawatan Vol. 1 No. 1 Asmadi. (2008). Konsep (2008). Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Klien . Jakarta : Salemba Medika. Battica Bat ticaca, ca, Fransi Fransisca sca B. (2008) (2008).. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Persarafan. Jakarta: Salemba Medika Herdman, T. h. (2011). Nursing (2011). Nursing Diagnoses: Definitions and Classification. Classification . Wiley Company, USA Hudaa Nurarif Hud Nurarif,, A dan Hardhi Hardhi Kusum Kusuma. a. (2015) (2015).. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa
Medis
&
NANDA
NIC-NOC. NIC-NOC. Yogyakarta:
MediAction. Jabbar. (2012. Kekuatan (2012. Kekuatan Otot. Carolus Otot. Carolus Jakarta: Jurnal Ilmiah Maria Mar ia,, dk dkk. k. (2 (201 011) 1).. Peng Pengar aruh uh Lati Latiha han n Rang Rangee of moti motion on (ROM (ROM)) te terah rahad adap ap Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi dan kemampuan Fungsional Pasien stroke di RS Sint. Carolus Jakarta. Jurnal Jakarta. Jurnal Ilmiah Misb Mi sbach ach,, Jusu Jusuf. f. (2 (201 011) 1).. Stro Stroke ke Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta : Badan Penerbit FKUI Muttaqin, Arif. (2008). Buku (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika. Padila. (2013). Keper Keperawatan awatan Me dikal Bedah Bedah..Yogyakarta : Nuha
Medika.
Pott Po tter, er, Patr Patrici iciaa A. & Perry Perry,, Anne Anne Griff Griffin in.. (2 (201 010) 0).. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Jakarta: 7. Jakarta: EGC Pott Po tter er,, P. A & Pe Perr rry, y, A. G. (2009 (2009). ). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Rosiana, Pradasar. (2009). Rehabilitas (2009). Rehabilitas Stroke pada Pelayanan Kesehatan Primer . Vol. 59, Nomor 2 Jakarta : . Balai Penerbit FKUI. Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brenda. (2010). Buku (2010). Buku Ajar: Keperawatan Medika Bedah. Edisi 8, Vol. 3. 3. Jakarta : EGC.
View more...
Comments