Penulis: Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta,SE.,M.Si Dr. Nengah Landra, SE.,MM
BISNIS PARIWISATA
TAHUN 2018
i
ii
BISNIS PARIWISATA
iii
BISNIS PARIWISATA
iv
BISNIS PARIWISATA Cetakan Pertama Juli 2018 18 x 26 cm, ix + 154 ISBN: 978-602-52347-1-2 (1)
Penulis Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta,SE.,M.Si Dr. Nengah Landra, SE.,MM Tim Editor Dr.Drs. Anak Agung Putu Agung,MM Dr. Drs. I Wayan Sujana, MM Cover Putu Noah Aletheia Adnyana Sampul ini diambil dari www.pexels.com
Diterbitkan Oleh CV. Noah Aletheia
Jl. Tegalsari Gg. Koyon. No. 25 D. Banjar T Tegalgundul egalgundul Desa Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kab. Badung Bali Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak seluruh atau sebagian buku ini
v
KATA PENGANTAR Buku ini memberikan acuan bagiamana melakukan bisnis pariwisata di Bali. Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis. Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh para turis baik domestik asing. Bisnis di Bali terbilang subur, mengingat daerah wisata ini cukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang memiliki dana yang cukup bes besar ar adalah konsumen potensial yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis. Namun, bagi para investor asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha apa yang akan diminati banyak konsumen. Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus dilakukan adalah melakukan survei mengenai kondisi sebuah daerah, bagaimana kebiasaan masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan, serta bagaimana aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu saja cukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata. Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluang bisnis di Bali dari aspek non pariwisata. Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis asing yang mempunyai cukup dana. Semoga buku ini bermanfaat.
Denpasar, Juni 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ……………………………………… ………………………………………
ii
KATA PENGANTAR …………………………………… ……………………………………
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………… ………………………………………………
iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………
1
1.1 Definisi Pariwisata ……………………………………
1
1.2. Industri Pariwisata ………………………………… …………………………………
4
1.3. Sumber – Sumber – Sumber Sumber Pariwisata ………………………
5
1.4. Jenis - jenis Pariwisata ……………………………… ………………………………
6
BAB II BISNIS PARIWISATA ……………………….... ………………………....
13
2.1. Pengertian Bisnis Pariwisata …………………………
13
2.2. Tujuan Pariwisata ……………………………………
14
2.3. Bentuk Bisnis Pariwisata ……………………………
15
2.4. Potensi Bisnis Pariwisata ……………………………
17
2.5. Bisnis Bisnis Pariwisata dan Manajemen ………………… …………………
19
2.6. Prospek Bisnis Pariwisata …………………………… ……………………………
21
BAB III SISTEM KEPARIWISATAAN ……………… ………………
24
3.1. Pengertian Sistem Kepariwisataan …………………
24
3.2. Dimensi Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan …
24
3.3. Terminologi Kepariwisataan ………………………
25
3.4. Motivasi orang melakukan perjalanan wisata ……
26
3.5. Klasifikasi Kepariwisataan ………………………...
27
BAB
IV
PERTUMBUHAN
PARIWISATA
DAN
EKONOMI NASIONAL ……………….. ………………..
33
4.1. Ekonomi Nasional …………………………………. ………………………………….
33
vii
4.2. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional dan Regional ……………………………………….. ……………………………………….. 4.3. Dampak
Pertumbuhan
Pariwisata
35
terhadap
Perekonomian ………………………………………... ………………………………………...
36
4.4. Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian …….. ……..
37
4.5. Mengukur Sumbangan Pariwisata ……………....... …………….......
41
BAB V PERMINTAAN PARIWISATA ……………..... …………….....
45
5.1. Sifat Permintaan Pariwisata ………………………..
45
5.2. Perilaku Konsumen dalam Pariwisata …………….
49
5.3. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata …………………………………………….. ……………………………………………..
53
5.4. Batasan - Batasan dalam Permintaan Pariwisata… Pariwisata…
58
BAB VI PRODUK-PRODUK PARIWISATA ………… …………
61
6.1. Produk-produk Pariwisata …………………………. ………………………….
61
BAB VII PERENCANAAN PARIWISATA
68
7.1. Perencanaan Pariwisata Pariwisata dan Pemasarannya ……… ………
69
7.2. Analisis Lingkungan Sumber Da Daya ya Pemasaran Pemasaran ….. …..
72
7.3. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata Pariwisata ……….. ………..
74
7.4. Strategi Sasaran dan Memposisikan Pemasaran Pariwisata …………………………………………….. 7.5. Strategi Bauran Pemasaran …………………………. ………………………….
75 77
7.6. Elemen Bauran Pemasaran Pemasaran Jasa ……………………. …………………….
78
7.7. Organisasi yang Berorientasi Berorientasi Pemasaran Pemasaran …………...
79
7.8. Organisasi Pariwisata ……………………………….. ………………………………..
83
7.9. Organisasi Organisasi Kepariwisataan Regional ……………….. ………………..
85
7.10. Strategi Pembangunan Pariwisata ………………… …………………
89
7.11. Strategi Strategi Segmentasi Segmentasi Pemasaran Pemasaran Pariwisata……….. Pariwisata………..
90
viii
7.12. Strategi Bauran Pemasaran Pariwisata …………… ……………
95
BAB VIII INVESTASI BISNIS PARIWISATA………… PARIWISA TA…………
97
8.1. Prinsip – Prinsip – prinsip Investasi …………………………… ……………………………
97
8.2. Investasi Investasi dalam Kepariwisataan …………………….. ……………………..
100
8.3. Studi Kelayakan dan Model Pariwisata ……………. …………….
102
BAB IX MODEL KEPARIWISATAN …………………... …………………...
106
9.1. Tipe Pembangunan Pariwisata ……………………… ………………………
106
9.2. Sumber – Sumber – Sumber Modal ……………………………. …………………………….
107
9.3. Faktor – faktor yang Memengaruhi Pendapatan Pariwisata ……………………………………………... ……………………………………………...
108
BAB X PELUANG PARIWISATA ……………………… ………………………
110
10.1. Peran Langsung Pariwisata Terhadap Peluang Kerja ………………………………………………… …………………………………………………
110
10.2. Peluang Kerja Kerja dan Multiplier Pariwisata Pariwisata ………… …………
113
10.3. Pasar Tenaga Tenaga Kerja dan Peluang Kerja …………. ………….
119
10.4. Jenis-Jenis Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja …………………… ……………………
123
10.6. Kelebihan & K ekurangan ekurangan Pasar Tenaga Kerja ….. …..
129
10.7. Membangun
Pusat
Informasi
Pemasaran
Pariwisata …………………………………………… ……………………………………………
130
BAB XI SISTEM INFORMASI PARIWISATA ………... ………... 11.1. Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata …………..
135 135
11.2. Membangun Membangun Pusat Informasi Pariwisata …………. ………….
137
11.3. Sistem Perencanaan Perencanaan ………………………………… …………………………………
140
11.4. Langkah-Langkah Langkah-Langkah Pembuatan Rencana ………… …………
142
11.5. Sistem Evaluasi Pemasaran Pariwisata …………… ……………
146
IMPLEMENTASI KASUS ………………………………..
148
DAFTAR PUSTAKA
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Definisi Pariwisata
Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri atas du duaa suku kata yaitu "pari” dan "wisata". Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang atau (Musanef, 1996 : 8). Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli diantaranya: 1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata) Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh (Musanef, 1996: 11). 2. Hans Buchi Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh
1
pelayanan dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata (Musanef, 1996: 11). 3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya (Musanef, 1996: 11). 4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usahausaha yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu: 1. Unsur manusia (wisatawan) 2. Unsur kegiatan (perjalanan) 3. Unsur motivasi (menikmati) 4. Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata) 5. Unsur usaha (Musanef, 1996: 1 13). 3). Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu : a) Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu. b) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
2
c) Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan d engan bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi wisata. d) Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat/daerah yang d dikunjungi ikunjungi dan sematamata sebagai konsumen di tempat tersebut, dengan mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12). 5. Menurut James. J. Spillane (1987: 20) pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan,
mengetahui
sesuatu,
memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. Defenisi yang luas pariwisata adalah perjalanan d dari ari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan dianggap sebagai perjalanan diperlukan,
wisata bila yaitu
memenuhi
bersifat
tiga
sementara,
persyaratan
yang
bersifat sukarela
(Voluntary) dalam anti tidak terjadi karena paksaan, dan tidak
bekerja yang sifatnya menghasilkan upah. 3
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan pengertian Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian) antar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
1.2. Industri Pariwisata
Industri Pariwisata dapat diartikan sebagai sehimpunan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata. wisata. Menurut S. Medlik, Medlik, setiap produk, baik yang nyata maupun maya yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu manusia, hendaknya dinilai sebagai produk industri. industri. Jika sejemput kesatuan produk hadir di antara berbagai perusahaan dan organisasi sedemikian sehingga memberi ciri pada keseluruhan fungsi mereka serta menentukan tempatnya dalam kehidupan Inonn, hendaknya dinilai sebuah industri. Sebagaimana yang dikemukakan dikemukakan UNWTO (United Nations World
Tourism
Organiation)
dalam
the
International
Recommendations for Tourism Statistics 2008, Industri Pariwisata 4
meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan Kegiatan reservasi lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan hiburan. UNWTO merupakan Badan Kepariwistaan Dunia dibawah naungan PBB. naungan PBB. Menurut Menurut Undang-Undang Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009, Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. pariwisata.
1.3. Sumber – Sumber – Sumber Sumber Pariwisata
Modal atau sumber pariwisata dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu, potensi alam, potensi kebudayaan, dan p po otensi
ma n u s i a .
Potensi -potensi
tersebut
dijelaskan
dibawah ini : 1. Potensi Alam, terdiri atas potensi fisik, flora dan fauna. Ketiga potensi alam tersebut dapat menjadi atraksi wisata yang berperan sama, tetapi salah satu atraksi dapat lebih menonjol. Pada umumnya wisatawan lebih tertarik pada alam terbuka seperti pegunungan, hutan dan pantai.
5
2. Potensi Kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kegiatan yang hidup di tengah-tengah masyarakat. 3. Potensi Manusia, yaitu kemampuan yangada dalam diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata.
1.4. Jenis - jenis Pariwisata
Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut. 1. Wisata Budaya Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan
hidup
seseorang
dengan
jalan
mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan – kesempatan kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan – kegiatan kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 6
2. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air, lebih – lebih lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat – – lihat lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah – daerah atau negara – negara negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau – pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau – pulau kecil disekitarnya, disekitarn ya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta. 3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha – usaha usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang – undang. undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta 7
alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh – tumbuhan tumbuhan yang jarang terdapat di tempat – tempat lain. – tempat Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya 4. Wisata Konvensi Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan – ruangan ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International
Convention
Center)
di
Berlin,
Philipina
mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang – sidang sidang pertemuan 8
besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, maupun Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan – badan nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program – program atraksi yang menggiurkan. 5. Wisata Pertanian (Agrowisata) Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek proyek – pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat – lihat keliling – lihat sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur – mayur mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. 6. Wisata Buru Jenis ini banyak dilakukan di negeri – – negeri negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke 9
daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah – daerah daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan. 7. Wisata Ziarah Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat – – tempat tempat suci, ke makam – makam makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan
melimpah.
Dalam
hubungan
ini,
orang – orang orang
Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang – orang orang Islam ke tanah suci, orang – orang orang 10
Budha ke tempat – tempat suci agama Budha di India, Nepal, – tempat Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat – tempat tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat-umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu – waktu waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat – tempat tersebut di atas. – tempat
Sesungguhnya daftar jenis – jenis wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung kapada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju berkembang. Pada hakekatnya semua ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan banyak gagasan – g gagasan agasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat 11
diciptakan bagi kemajuan industri ini, karena industri pariwisata pada hakikatnya
kalau ditangani dengan kesungguhan
hati
mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala pemikiran manusia yang melahirkan gagasan – gagasan gagasan baru dari waktu – kewaktu. kewaktu. Termasuk gagasan – gagasan gagasan untuk menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.
12
BAB II BISNIS PARIWISATA
2. 1.Pengertian Bisnis Pariwisata
Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan b baa r a n g
dan
wisatawan
atau dan
jasa
bagi
p e me n u h a n
penyelenggaraan
kebutuhan
pariwisata.Sektor
p a r i w i s a t a m e m a n g c u k u p m e n j a n j i k a n u n t u k t u r u t membantu menaikkan cadangan devisa dan secara p r a g m a t i s j u g a m a m p u
meningkatkan pendapat an
masyarakat. Prospek industry pariwisata Indonesia diprediksikan
WTO
akan
semakin
cemerlang,
dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami p e r t u m b u h a n h i n g g a 4 , 2 % p e r t a h u n . S e l a i n i t u sektor
industri
kontribusi
pariwisata
nasional
bagi
nasional program
memberikan
pembangunan.
Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan j u t a ,
serta
menyerap orang)
devisa
langsung
menyu mbang 8%
pada
angkatan tahun
yang
sebesar
9,61% kerja
pada
nasional
sama.
Selain
USS
4,7
PDB
dan
(6,6
juta
f a k t o r – 13
faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek
berantai
terhadap
distribusi
pendapatan
p e n d u d u k d i k a w a s a n s e k i t a r p a r i w i s a t a .
2.2. Tujuan Pariwisata
a) Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui
peningkatan
pendapatan
dilakukan
dengan
menetapkan kebijakan diskriminasi harga. b) Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli yang dapat meningkatkan supernormal profit. c) Akan tetapi, dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar d) Meningkatkan Devisa Negara e) Memperkenalkan
keindahan
alam
dan
kebudayaan
Indonesia f) Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional
14
2.3. Bentuk Bisnis Pariwisata
Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan.
Bentuk-bentuk
pariwisata
tersebut
dijelaskan
dibawah ini: a) Menurut asal wisatawan ertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selamaia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkankalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional. b) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran kedatangan wisatawan
dari
luar
negeri
adalah
membawa
mata
uangasing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadapneraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang inidisebut pariwisata aktif. Sedangkan, kepergian seorang warga negara ke luar negeri
15
memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luarnegerinya, disebut pariwisata pasif. c) Menurut jangka waktu kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah istilah-istilah -istilah pariwisata jangkapendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepadaketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan. d) Menurut jumlah wisatawan perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulahistilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan. e) Menurut alat angkut yang dipergunakan dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata
udara,
pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.
16
2.4. Potensi Bisnis Pariwisata
Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis untuk mengembangkan ide-idenya.Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha bisnis mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh paraturis baik domestik maupun turis-turis asing. Bisnis di Bali terbilang akan subur, mengingat daerah wisata inicukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang memiliki kantong-kantong tebal adalahkonsumen empuk yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi Anda masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis. Namun, bagi Anda para investor asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, Anda harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha apa yang akan diminati banyak konsumen.Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus Anda lakukan adalah melakukan survei mengenai
kondisi
sebuah
daerah,
bagaimana
kebiasaan
masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan, serta bagaimana aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu sajacukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata. Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas 17
pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluangbisnis p eluangbisnis di Bali dari aspek non pariwisata.Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis asing yang berkantong tebal. Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang bisa Anda coba diantaranya: 1. Bisnis penginapan Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup menjamur. Anda harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda pada bisnis yang Anda kelola. Misalkan saja pada penginapan Anda dilengkapi dengan berbagai tradisi dan budaya Indonesia lainnya dari berbagai daerah sehingga membuat para turis asing tertarik untuk mengetahui Indonesia lebih dalam. 2. Bisnis rumah makan muslim Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat dicari olehpara turis domestik yang beragama Islam serta turis mancanegara lainnya dari negara-negara Islam. Parawisatawan yang taat beragama biasanya akan selektif mencari makanan yang halal bagi mereka. Sikap ini dapat Anda jadikan sebagai ide bisnis di Bali yang cukup potensial. 18
3. Bisnis layanan bahasa Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup marak dilakukanorang. Semua orang mahir berbahasa Inggris, namun tak salah jika Anda pula yang menawarkan kursus bahasaIndonesia singkat pada turis-turis asing. 4. Bisnis transportasi Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di kawasan wisata sepertiBali. Bisnis di Bali yang satu ini memang termasuk pada bisnis pariwisata primer yang dicari konsumen.
2.5 Bisnis Pariwisata dan Manajemen
Bisnis
pariwisata
dewasa
ini
memang
memberikan
kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi nasional. Investasi pada bisnis
penyedia
jasa traveling, bisnis
perhotelan, souvenir,
transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penyediaan devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat ini in i lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal dari penerimaan 19
pajak. Bisa dibayangkan dampak yang diti ditimbulkan mbulkan bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya.Dalam bisnis Anda bisa mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestik dan mancanegara, memberi diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya, keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka bukan hanya pelanggan akan datang melainkan juga tidak
sabarmemberi
tahu
teman
mereka
betapa
bagusnya
kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis pariwisata Indonesia. Bisnis pariwisata, meperlukan manajemen yang baik. Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen sering
berperan
membantu
perusahaan
mengembangkan
keunggulan yang bertahan lama. Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilan persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi inov asi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing. Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara – negara negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak. 20
2.6 Prospek Bisnis Pariwisata
Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata. Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh 21
kekuatanapapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang memungkinkan mobilitas masyarakat.Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atauwisatawan. Masyarakat sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup, dan budaya masyarakat setempat. Misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat pedagang dan penjual jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sek sekitar itar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lainbagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagaisubyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekadar sebagai obyek. Faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan masyarakat 22
tidak boleh tercerabut dari akar budayanya karena adanya penekanan segi komersial dari tourism.
23
BAB III SISTEM KEPARIWISATAAN
3.1. Pengertian Sistem Kepariwisataan
Sistem kepariwisataan terdiri atas kata “sistem” dan “kepariwisataan”. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
komponen
atau
elemen
yang
dihubungkan
bersama
untuk
memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Sistem kepariwisataan adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang terdiri atas komponen atau elemen yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Elemen-elemen dalam sistem kepariwisataan terdiri atas objek kepariwisataan, atribut kepariwisataan, hubungan internal, dan lingkungan.
3.2. Dimensi Wilayah Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan Kepariwisataan
Dimensi wilayah adalah penjelasan mengenai suatu wilayah yang menjadi tujuan wisata seperti wilayah perairan, daratan, 24
pegunungan, dan sebagainya. Dimensi wilayah juga menjelaskan mengenai garis-garis batas suatu perairan atau pulau di suatu wilayah tujuan pariwisata.
3.3 Terminologi Kepariwisataan
Kata pariwisata atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan tourism sering sekali diasosiasikan sebagai rangkaian perjalanan (wisata, tours/traveling) seseorang atau sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatu tempat untuk berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi kawan atau kerabat dan berbagai tujuan lainnya. 1. Kebudayaan: keseluruhan yg kompleks, yang didalamya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (E.B. Taylor) 2. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha yang terkait dibidang tersebut. (UU RI No. 09 Tahun 1990)
25
Kata kebudayaan dapat dipahami dalam tiga aspek, yaitu aspek material, perilaku, dan ide. Dalam bentuk material mencakup antara lain, peralatan hidup, arsitektur, pakaian, makanan olahan, hasil-hasil
teknologi
dan
lain-lain.
Dalam
wujud
perilaku
mencakup kegiatan ritual perkawinan, upacara-upacara keagamaan atau kematian, seni pertunjukan, keterampilan membuat barang barang kerajinan dan lain-lain. Dalam wujud ide mencakup antara lain sistem keyakinan, pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma.
3.4. Motivasi orang melakukan perjalanan wisata:
1. Mendapatkan kenikmatan dari waktu luang 2. Memenuhi keingintahuannya di luar lingkungan sekitar 3. Melihat budaya luar 4. Melihat cagar budaya/objek wisata 5. Menikmati pemandangan alam 6. Kepentingan olahraga 7. Kepentingan kesehatan 8. Kepentingan keagamaan 9. Mencari peluang kerja
26
3.5. Klasifikasi Kepariwisataan
Demikian beragamnya motif wisata yang mengiringi seseorang melakukan perjalan wisata. Akan tetapi, tidak ada kepastian apakah semua jenis motif wista telah atau dapat diketahui. Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. McIntosh mengklasifikasikan motif-motif wisata yang dapat diduga menjadi empat (4) kelompok,yaitu: a. Motif
Fisik,
kebutuhan
Motif-motif badaniah,
yang
seperti
berhubungan olahraga,
dengan istirahat,
kesehatandansebagainya. b. Motif budaya, Yang harus diperhatikan disini adalah yang bersifat budaya seperti, sekadar untuk mengenal atau memahami daerahlain:
tata
cara
dan
kebiasaannya,
hari, kebudayaannya
yang
kebudayaan
bangsa
atau
kehidupannya
sehari-
berupa bangunan,
musik,
tarian dansebagainya. c. Motif Interpersonal, Yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan keluarga, teman, tetangga, atau sekadar dapat melihat tokoh - tokoh terkenal; penyanyi, penari, bintang film, tokoh politik po litik dan sebagainya. 27
d. Motif status atau motif prestise, Banyak orang beranggapan bahwa
orang
itu dengan
yang
pernah
sendirinya
mengunjungi
melebihi
tempat lain
sesamanya
yang
tidak bepergian. Orang yang pernah bepergian ke daerah daerah lain dianggap atau merasa dengan sendirinya naik gengsinya atau statusnya.
Dibawah ini tercantum sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisatanya yang sering disebut-sebut sebagai berikut: 1. Motif Bersenang-senang atau Tamasya, Motif bersenang senang atau tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya. Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak - banyaknya,mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada satu sasaran yangsudah ditentukan dari rumah. Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah dan sebagainya.
28
2. Motif Rekreasi, Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi ialah kegiatan yang menyelenggarakan kegiatan yang menyenangkan kesegaran
yang
jasmani
dimaksudkan dan
rohani
untuk
manusia.
memulihkan Kegiatan
-
kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki gunung), membaca,mengerjakan hobi dan sebagainya; juga dapat
diisi
dengan
perjalanan
tamasya
singkat
untuk menikmati keadaan di sekitar tempat menginap (Sightseeing).
Wisatawan
menghabiskan
waktunya
tipe di satu
rekreasi tempat
biasanya saja, sedang
wisatawan tamasya berpindah-pindah tempat. 3. Motif Kebudayaan, Dalam tipe wisata kebudayaan orang tidak
hanya
sekadar
mengunjungi
suatu
tempat
untuk menyaksikan dan menikmati atraksi, akan tetapi lebih dari itu. Ia mungkin datang untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman seniman sering mengadakan perjalanan wisata untuk memperkaya diri, menambah pengalaman dan mempertajam kemampuan penghayatannya. Dalam wisata budaya itu juga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus
(special
events)
seperti
upacara
keagamaan, 29
penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan rombongan kesenian yang terkenal dan sebagainya. 4. Wisata Olahraga, Wisata olahraga ialah pariwisata di mana wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena motif olahraga. Wisata olahraga ini merupakan bagian yang penting dalam kegiatan pariwisata. Olahraga dewasa ini merata di kalangan rakyat dan tersebar di seluruh dunia, dengan bermacam - macam organisasi baik yang bersifat nasional maupun internasional. Dalam hubungan dengan olahraga,
harus
dibedakan
antara
pesta
olahraga
atau pertandingan olahraga ( sporting events). 5. Wisata Bisnis, Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang-orang bisnis. Ada kunjungan bisnis, ada pertemuan-pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang yang perlu dikunjungi dan sebagainya, ada yang besar, ada yang kecil. Semua peristiwa itu mengundang kedatangan orang - orang bisnis, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Arus wisatawan itu tidak hanya bertambah besar pada waktu peristiwa peristiwa itu terjadi.
30
6. Wisata Konvensi, Banyak pertemuan - pertemuan nasional maupun
internasional
untuk membicarakan
bermacam-
macam masalah: Kelaparan dunia, pelestarian hutan, pemberantasan penyakit tertentu, sekadar untuk pertemuan tahunan antara ahli - ahli di bidang tertentu, dan sebagainya. Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata konvensi. 7. Motif Spiritual, salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang
mengadakan
olahraga
dan
perjalanan
sebagainya,
untuk rekreasi,
orang
sudah
bisnis,
mengadakan
perjalanan untuk berziarah (pariwisata ziarah) atau untuk keperluan
keagamaan
lain.
Tempat-tempat
ziarah
di
Palestina, Roma, Mekkah dan Madinah merupakan tempattempat tujuan perjalanan pariwisata yang penting. 8. Motif Interpersonal, orang dapat mengadakan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain: orang dapat tertarik oleh orang lain untuk mengadakan perjalanan wisata. 9. Motif Kesehatan, kegiatan - kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat - tempat sumber air mineral yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit. Atau wisata kesehatan seperti yang sekarang 31
sering
dilakukan
pasien
Indonesia
yang
berobat
ke
Singapura, Jepang, check up ke Amerika Serikat, dan sebagainya. Perjalanan pasien - pasien tersebut adalah perjalanan wisata kesehatan. 10. Wisata Sosial, (Social Tourism) Seperti motif wisata pada umumnya, motif wisata sosial ialah reakreasi, bersenang senang atau sekadar mengisi waktu libur. Akan tetapi, perjalanannya
dilaksanakan
dengan
bantuan
pihak
-
pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Bantuan itu dapat berupa kendaraan, tempat penginapan seperti wisma peristirahatan atau hotel, yang hanya menarik sewa yang rendah sekali. Sebagai contohnya, wisata sosial buruh suatu pabrik untuk untu k mengisi waktu liburan yang diberi subsidi oleh perusahaan,
berupa
angkutan,
makan,
dan
wisma
peristirahatan.
32
BAB IV PERTUMBUHAN PARIWISATA DAN EKONOMI NASIONAL
4.1. Ekonomi Nasional
Diperuntukkan
bagi
ekonom
dan
masyarakat
yang
menginginkan agar Indonesia menjadi negara yang mandiri sehingga ribuan trilyun rupiah hasil SDA bisa memakmurkan rakyat, tidak tergantung oleh hutang luar negeri atau lembaga IMF (yang mendikte pemerintah RI untuk mengonversi hutang swasta jadi hutang negara/rakyat), tidak mementingkan konglomerat di atas rakyat Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun
1945,
ihwal
Perekonomian
Nasional
dan
Kesejahteraan Sosial antara lain dinyatakan sebagaiberikut: 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan; 2) Cabang-cabang produski yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; 3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat; 33
4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan,
berwawasan
lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Kondisi ekonomi dapat dikatakan sangat berpengaruh terhadap suatu negara, kondisi ekonomi itu sendiri dapat juga mencerminkan bagaimana keadaan suatu negara. Maju atau tidaknya , tingkat keamanannya, hingga menyangkut masalah kesehatan sangat di pengaruhi oleh kondisi ekonominya. Untuk perekonomian Indonesia masih dalam tahap memperbaiki , hal ini dikarenakan Indonesia sempat terkena krisis yang membuat perekonomian Indonesia turun drastis pada saat pemerintahan orde baru. Sebenarnya pertumbuhan perekonomian Indonesia yang sangat bagus terjadi pada masa orde baru, atau pada masa pemerintahan Soeharto. Pada saat itu, pemerintah mencanangkan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut pelita,yang kebijakan ekonominya mencakup segala bidang seperti, kebutuhan
34
pokok,pendidikan
dan
kesehatan,
kesempatan
kerja,
kesempatanberusaha, penyebaranpembangunan, dan lain- lain.
4.2 Kontribusi Pariwisata Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional dan Regional
1. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintahdapat diu raikan menjadi dua, yakni kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung ber asal dari pajak pendapatan yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan
pelaku
bisnis
pariwisata
pada
kawasan
wisata yang diterima langsung o oleh leh dinas pendapatan suatu destinasi. Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap
pendapatan
atau bea cukai barang
pemerintah
berasal
barang yang diimport
dari
pajak
dan pajak yang
dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung. 2. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Regional Berdasarkan Berdasa rkan fakta yang ada, pariwis pariwisata ata memberik memberikanda andam mpak pak yang cukup signifikan
terhada terhadap p
keadaan
suatu
daerah
b baaik itu da dam mpak sosial, bu bud daya, sampai deng ngaan ekonomi.
35
4.3. Pertumbuhan Pariwisata dan Dampaknya terhadap Suatu Perekonomian
Dampak Perekonomian membawa
Pertumbuhan Pariwisata
aliran
devisa,
Pariwisata
disambut lapangan
terhadap
Suatu
sebagai industri yang pekerjaan
dan cara hidup
modern. Industri periwisata memberikan keunikan tersendiri dibandingkan
dengan
sektor
ekonomi
lain karena
adanya empat faktor, yaitu:. A. Pariwisata adalah Industri Ekspor Fana Segala transaksi yang terjadi di industri pariwisata berupa pengalaman yang dapat diceritakan kepada orang lain,
tetapi
tidak
dapat
dibawa
pulang
sebagai
cinderamata. B. Butuhnya Barang dan Jasa Tambahan oleh Wisatawan Saat seorang wisatawan mengunjungi suatu destinasi, ia selalu membutuhkan barang dan jasa tambahan, seperti transportasi dan kebutuhan air bersih. C. Pariwisata adalah Produk Fragmented But Intergreted Maksudnya disini adalah pariwisata sebagai produk terpisah
-pisah
memengaruhi
tetapi
terintegrasi
yang
dan langsung
sektor ekonomi lain. UU nomor 10
tahun 36
2009 tentang kepariwisataan secara jelas menyatakan, pariwisata berkaitan dengan banyak sector atau multi sektor. Koordinasi strategis lintas sector terkait dengan pariwisata
di antaranya
dengan
bidang
pelayanan
ke pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina; bidang
keamanan
umum
yang
dan
ketertiban;
mencakupi
telekomunikasi,
dan
jalan,
kesehatan
bidang prasarana air bersih,
listrik,
lingkungan;
bidang
transportasi darat, laut, dan udara; dan bidang promosi pariwisara dan kerjasama luar negeri. Kerjasama antar sektor harus diatur dengan tata kerja, mekanisme dan hubungan baik untuk ma manfaat nfaat bersama. D. Pariwisata merupakan Ekspor yang Sangat Tidak Stabil Sifat kepariwisataan yang dinamis danmusiman, membuat in dustri ini mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Industri pa riwisata rentan terhadapbanyak hal, seperti politik, sosial bu daya, dan pertahanan keamanan.
4.4 Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian
Dampak
pariwisata
terdahat
perekonomian
dapat dikelompokkan sebagai berikut : 37
a. Dampak Penerimaan Visa Negara Nesparnas menghitung secara kuantitatif melaui standar statis statistik tik dengan mengacupada UN System of National Accounts yang menampilkan definisi dan klasifikasi yang dipergunakan untuk survei sesuai standar internasional. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa sumbangan periwisata terhadap perekonomian danketerkaitannya dengan berbagai sektor ekonomi lain baik konsumsi
yang
dilakukan
oleh
wisatawan
untuk
sektor
pariwisata maupun sektor lain.Perhitung lain.Perhitungan an Nesparnas terdiri atas beberapa sub sektor dalam ekonomi (perdagangan, hotel, restoran,transportasi
dan
jasa),
faktor
pendapatan
(upah,
keuntungan, danbunga) serta komposisi pengeluaran(konsumsi, pemerintah, investasi, ekspor, danimpor). Ketiga komponen itu dihitung menjadi satu sebagaidevisa dari sektor kepariwisataan. Nesparnas menggambarkan besaran devisa yang mengalir masuk danmengalir keluar dari sektor pariwisata. b. Dampak terhadap Pendapatan Masyarakat Setiap kegiatan pariwisata menghasilkan pendapatan khususnya bagi masyarakat setempat . Pendapatanitu dihasilkan dari transaksi antara wisatawan dan tuan rumah dalam bentuk pembelanjaan yang dilakukan olehwisatawan. Pengeluaran 38
wisatawan terdistribusi tidak hanya ke pihak-pihak yang terlibat langsung dalamindustri pariwisata seperti hotel, restoran, biro perjalanan
wisata,
dan
pemandu
wisata.
Distribusi
pengeluaranwisatawan juga diserap ke sektor pertanian, sektor industri kerajinan, sektor angkutan, sektor komunikasi, dansektor lain yang terkait. c. Dampak terhadap Peluang Kerja Pariwisata merupakan industri yang menawarkan beragam jenis pekerjaan kreatif sehingga mampumenampung jumlah tenaga kerja yang cukup banyak. Seorang wisatawan dilayani oleh banyak orang. Sebagaicontoh, wisatawan yang bersantai di pantai dapat memberikan pendapatan bagi penjual makanminum, penyewatikar, pemijat, dan pekerja lain. d. Dampak terhadap Struktur Ekonomi Peningkatan pendapatan masyarakat dari industri pariwisata membuat struktur ekonomi masyarakatmenjadi lebih baik. Masyarakat bisa memperbaiki kehidupan dari bekerja di industri pariwisata. e. Dampak dalam Membuka Peluang Investasi Keragaman usaha dalam industri pariwisata memberikan peluang bagi para investor untuk menanamkanmodal. Kesempatan 39
berinvestasi di daerah wisata berpotensi membentuk dan meningkatkan perekonomianmasyarakat setempat. f. Dampak terhadap Aktivitas Wirausaha Adanya kebutuhan wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata mendorong masyarakat untuk menyediakan kebutuhannya dengan membuka usaha atau wirausaha. Pariwisata membuka peluang untuk berwirausaha
dengan
menjajahkan berbagai
kebutuhan wisatawan, baikprodukbarangmaupunprodukjasa. Selain keuntungan-keuntungan itu, pariwisata
memberikan
dampak yang merugikan bagimasyarakat di antaranya sebagai berikut : a. Bahaya Ketergantungan terhadap Industri pariwisata Melihat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dari sektor pariwisata, beberapa daerah tujuan wisata menjadi sangat bergantung dari kepariwisataan untuk kehidupannya. Hal ini menjadikanwisatawan sangat rentan terhadap perubahan permintaan wisata. b. Pengembalian Modal Lambat Industri pariwisata adalah Industri dengan investasi yang besar dan pengembalian modal yang lambat.Hal ini
40
menyebabkan kesulitan bagi pengusaha pariwisata untuk mendapatkan pinjaman untuk modal usaha. c. Mendorong Timbulnya Biaya Eksternal Lain Pengembangan pariwisata menyebabkan muncul biaya eksternal lain bagi penduduk di daerah tujuanwisata, seperti biaya
kebersihan
lingkungan,
biaya
pemeliharaan
lingkungan yang rusak akibat aktivitas wisata,dan peluang lain.
4. 5 Mengukur Sumbangan Pariwisata
a. Foreign Exchange Earnings Pengeluaran sektor pariwisata akan menyebabkan perekonomian masyarakat lokal menggeliat dan menjadi stimulus berinvestasi dan
menyebabkan
seiringbertumbuhnya
sektor sektor
keuangan ekonomi
bertumbuh
lainnya.
bahwa
pembangunan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan suatu negara khususnya dari aktivitas perdagangan valuta asing. b. Contributions To Government Revenue Kontribusi
pariwisata
terhadap
pendapatan
pemerintah
dapatdiuraikan menjadi dua, yakni: kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung berasal d dari ari pajak pendapatan 41
yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata pada kawasan wisata yang diterima langsung oleh dinas pendapatan suatu destinasi.Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap pendapatan pemerintah berasal dari pajak ataubea cukai barang-barang yang diimpor dan pajak yang dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung. Pariwisata memang benar dapat meningkatkan pendapatan bagi pemerintah sehingga wisata tersebut dapatdikembangkan dengan baik. c. Employment Generation Beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata, membuktikan berkontribusi
sektor nyata
penciptaanusaha-usaha
pariwisata
secara
internasional
terhadap
penciptaan
peluang
kerja,
terkait
pariwisata
seperti,
usaha
akomodasi, restoran, klub, taksi, dan usaha kerajinan seni suvenir.
Pariwisata
penyerapan
tenaga
memegang
peranan
penting
dalam
kerja
hampir
semua
negara
di
yangmengembangkan pariwisata, walaupun harus diakui sektor pertanian “agriculture” masih lebih besar indekspenyerapannya indekspenyerapannya
dan berada di atas indeks penyerapan tenaga kerja oleh sektor pariwisata di hampir semua negara pada tabel di atas. d. Infrastructure Development 42
Berkembangnya
sektor
pariwisata
juga
dapat
mendorong
pemerintah lokal untuk menyediakan infrastruktur yang lebih baik,
penyediaan
air
bersih,
listrik,
telekomunikasi,
transportasiumum dan fasilitas pendukung lainnya sebagai konsekuensi
logis
dan
kesemuanya
itu
dapat
meningkatkankualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat lokal itu sendiri sebagai tuan rumah. Pembangunaninfrastruktur pariwisata dapat dilakukan secara mandiri ataupun mengundang pihak swasta nasional bahkanpihak investor asing khususnya untuk pembangunan yang berskala besar seperti pembangunan BandaraInternasional, pembangunan
dan
sebagainya.
insfrastruktur
pariwisata
Perbaikan
dan
tersebut
juga
akandinikmati oleh penduduk local dalam menjalankan aktifitas bisnisnya, dalam konteks ini masyarakat local akanmendapatkan pengaruh positif dari pembangunan pariwisata di daerahnya. e. Development of Local Economies Pendapatan
sektor
pariwisata
acapkali
digunakan
untuk
mengukur nilaiekonomi pada suatu kawasan wisata. Sementara ada beberapa pendapatan lokal sangat sulit untuk dihitungkarena tidak semua pengeluaran wisatawan dapat diketahui dengan jelas
43
seperti misalnya penghasilan parapekerja informal seperti sopir taksi tidak resmi, pramuwisata tidak resmi, dan sebagainya. Setiap pemasaran, termasuk pemasaran pariwisata pada awalnya dimulai dengan membuat analisis pasar wisata. Analisis ini meliputi analisis persepsi dan preferensi wisatawan. Pada umumnya calon wisatawan menginginkan suatu produk wisata tertentu. Faktor sosiodemografi dan psikografi memiliki peran yang sangat besar dalam memilih macam produk dan destinasi pariwisata. Berawal dari data inilah bagaimana pemasaran harus dilakukan. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial di mana individual maupun kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (value) secara bebas dengan pihak lain. Dari pengertian ini jelas bahwa dalam proses pemasaran pihak pemilik produk harus bisa menyesuaikan dengan keinginan wisatawan atau menyesuaikan dengan segmen wisatawan yang berminat pada jenis produk yang dimilikinya. dimilikin ya.
44
BAB V PERMINTAAN PARIWISATA
5. 1. 1. Sifat Permintaan Permintaan Pariwisata Pariwisata
Pariwisata merupakan suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, dikatakan demikian karena pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang dan jasa sebagai satu kesatuan produk yang nyata ( real goods) ataupun yang berupa jasa – jasa ( service service) yang dihasilkan melalui proses produksi. Yang dimaksud dengan “ product ” dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi produk si tidak lain adalah su suatu atu barang ( product ) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia. Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utamadan faktor lain yang memengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut:
45
1. Harga Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan berkurang begitu pula sebaliknya. 2. Pendapatan Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata jika dianggap menguntungkan. 3. Sosial Budaya Adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi hal
ini
akan
membuat
sebuah
keingintahuan
dan
penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola pikir budaya wisatawan. 4. Sosial dan Politik Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan daerah tujuan wisata dalamsituasi aman dan tenteram, 46
tetapi
apabila
hal
tersebut
berseberangan
dengan
kenyataan, maka sosial politik akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya terhadap permintaan. 5. Intensitas Keluarga Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata halini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah satukeluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu sendiri. 6. Harga Barang Substitusi Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti, juga termasuk dalam aspek permintaan. Barang-barang pengganti
misalkan
sebagai
pengganti
DTW
yang
dijadikan cadangan dalam berwisata seperti, Bali sebagai tujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali
tidak
dapat
memberikan
kemampuan
dalam
memenuhi syarat-syarat daerah tujuanwisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura.
47
7. Harga Barang Komplementer Merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisatalainnya.
Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor penting yang menentukan permintaan pariwisata berasal dari komponen daerah daerah asal wisatawan antara lain, jumlah penduduk
( population
size),
kemampuan
finansial
masyarakat ( financial financial means), waktu senggang yang dimiliki (leisure time), sistem transportasi, dan sistem pemasaran pariwisata yang ada.
Gamal Suwanto (2004:48) berpendapat bahwa permintaan (demand ) terhadap hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non - ekonomis. Terjadinya
kekacauan, peperangan atau bencana alam
akan mengakibatkan permintaaan berkurang. Sebaliknya bilamana
musim
berlibur
dengan kondisi normal, 48
permintaan akan meningkat, sehingga kadang terjadi kekurangan dalam supply.
5.2. Perilaku Konsumen dalam dalam Pariwisata Pariwisata
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki formasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. Berikut ini adalah wujud dari konsumen: 1. Personal Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
49
2. Organizational Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa
untuk
memenuhi
kebutuhan
dan
menjalankan
organisasi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perilaku konsumen yang harus dicermati olehseorang pengusaha, antar lain: a) Faktor lingkungan yang melingkupi konsumen, baik lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan sosial. Lingkungan adalah salah satu elemen yang mempunyai
pengaruh
besar
bagi
perilaku
konsumen.Hal ini karena terkait dengan kebiasaan bangsa Indonesia Indo nesia yang dalam kehidupannya seringkali mengikuti tren kelompok. Ketika ramai tren pakaian yang ketat, maka semua orang akan berubah yang sama dengan mayoritas. b) Perlunya pengusaha memperhatikan sumberdaya konsumen, seperti waktu luang yang dimiliki,perhatian terhadap produk yang beredar serta kekuatan daya beli masyarakat sasaran pasar. Faktor yang juga patut dijadikan pertimbangan adalah sikap dan gaya hidup 50
dari konsumen yang ingin ditujupengusaha dalam memproduksi barang dan jasa. c) Situasi psychologis yang melingkupi saat peluncuran produk
dan
jasa
kepada
costumer.
pentingnya pengusaha untuk informasi
yang
Disinilah
mampu mengelola
komprehensif
tentang
perilaku
konsumen beserta perubahan yang terjadi. Ini penting, jika
costumer
seringkaliberubah mengkonsumsi
karena sikap suatu
kondisi dan produk
psychologisnya,
perilakunya dan
jasa
dalam yang
ditawarkan. d) Faktor lain yang juga harus mendapat perhatian pengusaha adalah pandangan agama atasprodukdan jasa yang diluncurkan. Di Indonesia yang terkenal agamis, penting memperhatikan ini,karena kalau dalam pandangan agama terdapat kandungan yang dilarang dalam produk sudah pasti akanterjadi penolakan besar-besaran di masyarakat.
Gaya hidup adalah gambaran hidup seseorang yang tercermin pada ekspresi di setiap aktivitas, hasratserta keingingan, 51
dan pendapat-pendapat yang tercetus daripadanya. Gaya hidup atau lifestyle juga berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia, nilai-nilai hubungan sosial, kondisi ekonomi, bahkan juga berdampak pada faktor-faktor lingkungan. Pada konteks pariwisata, gaya hidup juga berhubungan dengan aktivitas, hobi, pendapat, yangmemainkan peranan penting pada perilaku konsumen. Perilaku konsumen pariwisata dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipologi sebagai dasar dari aspek sosilogi pengambilan keputusan oleh pelaku pariwisatauntuk memilah konsumennya agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen. Informasi
tentang
kebutuhan
riil
wisatawan
sangat
berhubungan dengan perilaku konsumen, danmerupakan informasi penting bagi pengelola pariwisata dalam melakukan peng pengembangan embangan pariwisata agar sesuai dengan segmentasi wisatawan. Perilaku konsumen melekat pada tipologi konsumenpariwisata, dan juga adalah gambaran dari gaya hidup wisatawan yang berdampak pada aktivitas wisatawan pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.
52
5.3. Variabel - Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata
1. Aspek Penawaran Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005) , ada empat
aspek (4A) yang harus diperhatikandalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: a. Attraction (daya tarik). Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat danbudayanya. b. Accesable (transportasi). Accesable
dimaksudkan
agar
wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata. c. Amenities (fasilitas). Amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agarwisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW. d. Ancillary(kelembagaan).
Adanya
lembaga
pariwisata
wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, ( protection protection of tourism) dan terlindungi.
53
Menurut
Smith,
mengklasifikasikan
1988
(dalam
berbagai
barang
Pitana, dan
2005)
jasa
yang
harusdisediakan oleh daerah tujuan wisata menjadi enam kelompok besar, yaitu: a) Transportation b) Travel services c) Accommodation d) Food service e) Activities
and
attractions
(recreation
culture/
entertainment)
f) Retail goods. Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran harus dapat menjelaskan: a) Apa yang akan ditawarkan. b) Apa saja atraksi yang ditawarkan. c) Apa saja jenis transportasi yang dapat digunakan. d) Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata. e) Siapa saja yang bisa dihubungi sebagai perantara pembelian paket wisata yang akan dibeli.
54
2. Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utama dan faktor lain yang memengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Harga Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbalbalik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan berkurangbegitu pula sebaliknya. b. Pendapatan Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerahtujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata jika dianggap menguntungkan. c. Sosial Budaya Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apayang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akantinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan
55
penggalian pengetahuan sebagai khasanahkekayaan pola pikir budaya wisatawan. d. Sospol (Sosial Politik) Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah TujuanWisata dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengankenyataan, maka sospol akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinyapermintaan. e. Intensitas Keluarga Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur darisalah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itusendiri. f. Harga barang substitusi Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam aspek permintaan, dimana barang barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti daerah tujuan wisata yang dijadikan cadangan dalam berwisata, seperti: Bali sebagaitujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan 56
kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat daerah tujuan wisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura. g. Harga barang komplementer Harga barang komplementer merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisata lainnya. Melihat bahwa faktor penting yang menentukan permintaan pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan antara lain (Jackson, 1989 dalam Pitana, 2005):
*
Jumlah penduduk (population size)
*
Kemampuan finansial masyarakat (financial means)
*
Waktu senggang yang dimiliki (leisure time)
*
Sistem transportasi
*
Sistem pemasaran pariwisata yang ada
57
Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari: Jumlah
penduduk dari suatu negara asal wisatawan.
Pendapatan
perkapita dari suatu negara asal wisata.
Lamanya waktu senggang yang dimiliki.Berhubungan dengan musim di suatu negara.
Kemajuan Sistem
pemasaran yang berkembang.
Keamanan
teknologi informasi dan transportasi.
dunia.
Sosial dan politik serta aspek lain.Berhubungan dengan aspek fisik dan non fisik wisatawan
5.4. Batasan-Batasan dalam Permintaan Permintaan Pariwisata
Hermann
V.
Schuralard
(1910),
yang
dimaksud
kepariwisataan disini adalah sejumlah kegiatan,terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk kota, daerah atau negara. E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai berikut: "Pariwisata dalam pengertian modern merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan 58
atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan". Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih bersifat teknis sebagai berikut: keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperolehpenghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada prinsipnya kepariwisataan mencakup semua macam perjalanan, asal saja
perjalanan
tersebut
berhubungan
dengan
rekreasi
danpertamasyaan. Ada beberapa faktor penting dalam pemberian batasan suatu definisi pariwisata,yaitu: Perjalanan
dilakukan sementara waktu
Perjalanan
itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya
Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi 59
Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.
60
BAB VI PRODUK-PRODUK PARIWISATA 6.1. Produk-produk Pariwisata
Produk-produk pariwisata yang dapat ditawarkan kepada para konsumen adalah sebagai berikut: 1. JasaTransportasi.
Perkembangan
bidang
pariwisata
di
Indonesia menjadikan bisnis Jasa Transportasi Wisata menjadi
bisnis
yang
dikembangkan. Usaha
jasa
cukup
diminati
transportasi
untuk
wisata, adalah
usaha khusus yang menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata, bukan angkutan transportasi reguler/umum. Usaha
Transportasi
yakni
mencakup
transportasi darat, laut dan udara.Perusahaan transportasi darat terdiri atas pelayanan bus, kereta, perusahanaan taksi, dan perusahaan transportasi udara meliputi maskapai penerbangan. Sedangkan, transportasi laut terdiri atas pelayaran umum dan pelayaran wisata. 2. Jasa Akomodasi. Usaha penyediaan akomodasi, adalah
usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok 61
wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan, motel, apartemen, wisma, cottage,
bungalow
dan
akomodasi
lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata. 3. Jasa Atraksi. Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan
dan rekreasi,merupakan usaha penyelenggaraan kegiatan
berupa usaha seni pertunjukan, seperti tari, musik, dan upacara adat suatu budaya setempat baik tradisional maupun modern, arena permainan, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata, tetapi tidak termasuk di dalamnya wisata tirta dan spa. 4. Jasa Perantara. Usaha jasa informasi pariwisata, adalah
usaha yang menyediakan data, berita, feature, foto, video, dan
hasil
penelitian
mengenai
kepariwisataan
yang
disebarkan dalam bentuk bahan cetak dan/atau elektronik. Usaha jasa konsultan pariwisata, adalah usaha
yang menyediakan sarana dan rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan pemasaran
di
bidang
kepariwisataan.
Usaha jasa pramuwisata, adalah usaha yang menyediakan
dan/atau mengoordinasikan tenaga pemandu wisata untuk
62
memenuhi kebutuhan wisatawan dan/atau kebutuhan biro perjalanan wisata. 5. Jasa
Penunjang. Sarana penunjang pariwisata adalah
perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok. Selain berfungsi untuk membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, sarana penunjang pariwisata memiliki fungsi yang jauh lebih penting
yaitu
membuat
wisatawan
lebih
banyak
mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya.
Misalnya night
club,
casinos,
steambaths, dan lain-lain. Adanya sarana pelengkap dan
penunjang pariwisata seperti yang telah diuraikan di atas akan mendukung sarana-sarana pokok. Hal ini berarti bahwa ketiga sarana pariwisata tersebut, satu sama lainnya harus saling mengisi dan melengkapi. 6. Jasa Restoran/Rumah Makan. Usaha jasa makanan dan minuman, adalah usaha jasa penyediaan makanan dan
minuman
yang
perlengkapan
dilengkapi
untuk
proses
dengan
peralatan
pembuatan
dapat
dan
berupa
restoran, kafe, jasa boga, dan bar/kedai minum.
63
7. Jasa Travel. Usaha jasa perjalanan wisata, adalah usaha
biro perjalanan wisata dan usaha agen perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan dan/atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan perjalanan ibadah. Usaha agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan
akomodasi
serta
pengurusan
dokumen
perjalanan. Adapun beberapa cabang usaha jasa wisata perjalan
yang
mempermudah
didirikan pelayanan
di
berbagai
untuk
wilayah
pelanggan.
untuk
Kegiatan
cabang biro wisata sama seperti kegiatan di kantor pusatnya. Sementara agen wisata sendiri adalah badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan jasa travel. Jasa travel wisata juga memiliki beberapa perwakilan untuk mendukung bisnis wisata ini. Perwakilan jasa perjalanan meliputi: a) Biro perjalanan yang bersifat umum b) Badan usaha lain merupakan biro yang telah dipilih untuk melakukan kegiatan perjalanan baik sifatnya tetap atau sementara yang terletak di suatu wilayah. c) Agen travel. 64
8. Jasa MICE. Menurut Pendit (1999:25), MICE diartikan
sebagai wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok
orang
(negarawan,
usahawan,
cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan
kepentingan
bersama.
Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok
orang
secara
bersama-sama,
rangkaian
kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, conventions,congresses,conference dan exhibition. penyelenggaraan penyelengg araan
pertemuan,
perjalanan
Usaha insentif,
konferensi, dan pameran, adalah usaha yang memberikan
jasa
bagi
suatu
pertemuan
sekelompok
orang,
menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha
sebagai
imbalan
atas
prestasinya,
serta
menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional. 65
Bentuk-bentuk MICE yaitu: a) Meeting. Meeting menurut Kesrul (2004:8), adalah suatu pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok
orang
perkumpulan
yang
atau
tergabung
perserikatan
dalam dengan
asosiasi, tujuan
mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus, menyebarluaskan infor informasi masi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan. b) Insentif. UU No.9 Tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27), merupakan
Menjelaskan suatu
bahwa
kegiatan
perjalanan perjalanan
insentif yang
diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi perusahaan
yang
membahas
yang
perkembangan
bersangkutan.
Menurut
kegiatan Kesrul
(2004:18), bahwa insentif merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang. 66
c) Conference.
Menurut
Pendit
Istilah conference diterjemahkan
dengan
(1999:29), konferensi
dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim MICE sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition hakekatnya
merupakan sarana yang sekaligus adalah
produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. d) Exhibition. Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis
wisata
konvensi.
(2004:16), exhibition adalah
ajang
Menurut pertemuan
Kesrul yang
dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.
67
BAB VII PERENCANAAN PARIWISATA
Dalam pemberdayaan potensi wisata melalui elemen insitusi kepariwisataan yang terdiri dari peranan pemerintah, peran swasta atau dunia usaha dan peran masyarakat, maka perlunya perencanaan lebih dititkberatkan fungsinya kepada lingkup tugas dan peranan masing-masing. Perencanaan dari Pemerintah Bersifat makro Sasarannya prasarana yang bersifat umum, misalnya aksesibilitas, air bersih.Pemasyarakatan dan pemberdayaan sapta pesona, misalnya : suasana aman, kemudahan, iklim kondusif bagi investor.Menumbuhkan dan sosialisasi image destinasi yang positif bagi wisatawan ( citra daerah tujuan wisata)
Perencanaan
dari
Swasta
atau
Dunia
UsahaBersifat
Mikro,bersifat profit making Sasarannya prasarana dan penyediaan fasilitas lingkungan usaha Mewujudkan Sapta Pesona dilingkungan usahannya, misalnya : keamanan, keterlibatan, dan keindahan lingkungan. Menjual produk (sales produk) dengan berorientasi pada kepuasan konsumen diamping untung dan rugi.
68
Perencanaan dari Masyarakat Bersifat sederhana,bersifat partisipasip ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya.Suatu rencana dapat dilaksanakan pada umumnya mengacu kepada tersedianya sumber-sumber.yang memadai, memperhatikan kondisi dan situasi dalam masyarakat baik yang bersifat positif dan negatif.
7.1 Perencanaan Pariwisata dan Pemasarannya Perencanaan merupakan sebuah aktivitas manajemen yang
dilakukan
dalam
ruang
lingkup
internal
perusahaan
dalam
menentukan strategi serta penetapan tujuan yang akan dicapai perusahaan selama periode kedepan, yang melibatkan faktor internal serta eksternal perusahaan dalam pelaksanaannya. Aktivitas multidimensi ini berusaha untuk selalu integratif, yang mencakup faktor - faktor sosial, ekonomi, politik, psikologi, antropologi, danteknologi dengan mempertimbangkan masa lalu, kini, dan yang akan datang(Rose,1984). Perencanaan dalam pariwisata sangat diperlukan, karena terdapat fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah terpikir sebelumnya, keberadaan pariwisata dapat berdampak positif dan juga negatif, industri pariwisata semakin kompetitif dan
69
promosi destinasi wisata makin gencar, pariwisata bisa berakibat buruk pada sumber daya alam dan budaya, buda ya, pariwisata memengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata. Untuk pemberdayaan potensi wisata melalui elemen insitusi kepariwisataan yang terdiri atas peranan pemerintah, peran swasta, dunia usaha, dan peran masyarakat, maka perlu perencanaan yang lebih menitik-beratkan pada fungsi lingkup tugas, dan peranan masing - masing. Suatu rencana dapat dilaksanakan pada umumnya mengacu kepada tersedianya sumber-sumber yang memadai, memperhatikan kondisi dansituasi dalam masyarakat baik yang bersifat positif dan d an negatif. Menurut J. Krippendorf, dalam bukunya “Marketing Et
Tourisme” merumuskan
Pemasaran
Pariwisata
sebagai suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar. Sedangkan menurut Prof. Dr. Salah Wahab, L.J Crampon, Ma,
dan
LM
Rothfield,
MA
dalam
buku
“TourismMarketing”merumuskan pengertian Pemasaran Pariwisata 70
sebagai suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan termasuk dalam kelompok industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan
yang
sudah
punya
keinginan
untuk
melakukan
perjalanan wisata dan wisatawan yang mempunyai potensi akan melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan komunikasi dengan
mereka,
memengaruhi
keinginan,
kebutuhan,
dan
memotivasinya, terhadap apa yang disukai dan tidak disukai, pada tingkat daerah-daerah lokal, regional,nasional maupun internasional dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan memperoleh
kepuasan
optimal.
Kegiatan
pemasaran
dalam
pariwisata sangat penting. Hal tersebut dapat ditunjukk ditunjukkan an dari beberapa peran pemasaran pariwisata, yaitu organisasi pariwisata dan destinasi memiliki kekuatan untuk memengaruhi permintaan wisatawan (pengunjung) terhadap jenis produk dan pengalaman wisata tertentu dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pemangku kepentingan pariwisata, terutama pangsa pasar utama terhadap upaya pelestarian produk-produk wisata secara berkelanjutan, strategi pemasaran menyediakan kerangka kordinasi, sehingga para pemangku kepentingan pariwisata akan memiliki arah arah yang sa sama ma dalam upaya pengembangan mengelola 71
destinasi, pemasaran memiliki alat yang penting dalam memahami dan memengaruhi apa yang akan dikonsumsi oleh wisatawan /pengunjung dan tehnik penyampaian produk yang berkualitas yang dirancang untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan lokal serta manajer pemasaran akan memiliki target, terlibat dan bekerja sama dengan pihak pemerintah (regulator) dan para anggota Dewan Perwakilan
Rakyat
dalam
upaya
mencapai
sasaran-sasaran
pembangunan pariwisata berkelanjutan.
7.2. Analisis Lingkungan Sumber Daya Pemasaran
Analisis lingkungan yang dimaksud adalah analisis yang dilakukan perusahaan dibidang pariwisata terhadap ancaman dan peluang yang d dihadapi ihadapi oleh unit bisnis pariwisata tersebut. Analisis lingkungan
dimana
organisasi
pariwisata
beroperasi
dapat
dikelompokkan menjadi: 1. Lingkungan makro, merupakan kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasi perusahaan. Berkaitan denganpeluang dan ancaman terhadap
destinasi
atau
bisnis
pariwisata.
Meliputi
lingkungansosial politik, teknologi, ekonomi dan demografi.
72
2. Lingkungan mikro, merupakan para pelaku yang sacara langsung berkaitan dengan peusahaan dan keberadaan sangat memengaruhi perusahaan. Yang termasuk lingkungan mikro adalah: p peelanggan, pemasok, pe pessaing, publik (masya syarakat). 3. Lingkungan kompetisi, meliputi semua pemasok jasa pariwisata terhadap wisatawanyang sejenis atau target market yang sama. 4. Lingkungan pasar, dalam pariwisata adalah wisatawan yang sedang berwisata danwisatawan potensial.Analisis terhadap sumber-sumber
dari
suatu
destinasi
atau
organisasi
kepariwisataan dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari organisasi tersebut. Kekuatan dan kelemahan tersebut diperoleh dari sumber- sumber pariwisata yang dimilikinya.
Analisis
lingkungan
dan
sumber-sumber
memberikan dasar bagi bisnis pariwisata atau destinasi untuk memformulasikan misi, sasaran dan tujuan. Sasaran yang realistis akan dapat membantu dalam: a. Mengetahui apa yang harus dilakukan b. Mengembangkan perencanaan dan strategi yang efektif c. Menseting tujuan dalam meningkatkan kinerja unit bisnis pariwisata secara individu d. Mengevaluasi hasil 73
7. 3. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata
Dengan
melaksanakan
segmentasi
pasar,
kegiatan
pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu, perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen. Tujuan dilakukannya segmentasi adalah sebagai dasar untuk menetapkan produk yang dapat lebih memenuhi kebutuhan pasar, untuk meningkatkan penjualan, menjadi dasar untuk menentukan strategi promosi yang lebih jitu, serta memperkuat posisi persaingan. Secara sederhana segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar sesuai dengan sifat dan karakteristiknya. Menurut Kotler dalam Oka A. Yoeti (2002:74), dalam industri pariwisata segmentasi pasar adalah membagi pasar pariwisata ke dalam kelompok-kelompok wisatawan secara tegas, dan tiap kelompok itu dipilih atau ditetapkan sebagai target pasar yang akan dipengaruhi dengan menggunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Berikut ini beberapa variabel utama yang dapa dapatt digunakan dalam melakukan segmentasi menurut Kotler dkk. (2002: 255-261). 74
1.
Segmentasi Geografis: yang membagi pasar ke dalam unitunit geografis, misalnya daerah/negara asal wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Unit-unit geografis ini dapat berupa negara, provinsi, kota, kabupaten, kota dan kecamata.
2.
Segmentasi Demografis: yang membagi pasar kedalam kelompok-kelompok berdasar pada variabel demografis seperti
umur,
jenis
kelamin,
pendapatan,
pekerjaan,
pendidikan, agama dan kebangsaan. 3.
Segmentasi Psikografis: yang membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasar kelas sosial, gaya hidup dan karakteristik pribadi/individu.
4.
Segmentasi berdasar perilaku: yang membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasar pengetahuan me mereka, reka, sikap, penggunaan atau tanggapan terhadap suatu produk.
7.4 Strategi Sasaran dan Memposisikan Pemasaran Pariwisata
Setelah pasar dibagi bagi menjadi segmen-segmen, maka perusahaan
harus
memutuskan
suatu
strategi
target
pasar.
Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar, yaitu:
75
1. Undifferentiated targeting strategy. Strategi ini menganggap suatu pasar sebagai suatu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu tauran pemesanan yang digunakan
untuk
melayani
semua
pasar.
Perusahaan
mengandalkan produksi, distribusi,dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen. 2. Differentiated targeting strategy. Perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut. 3. Concentrated targeting strategy. Perusahaan lebih memfokuskan menawarkanbeberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial. 4. Custom targeting strategy. Perusahaan lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual. Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu: 1. Mengevaluasi daya tarik masing - masing segmen dengan menggunakan variabelvariabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang 76
pasarsasaran. 2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan.
7.5. Strategi Bauran Pemasaran
Dalam pemasaran, strategi berperan sebagai penyaringan dari pengelolaandengan tujuan mengoptimalkan keberhasilan usaha. Sedangkan secara lengkap menurutCravens, David W (1996) adalah “Strategi
pemasaran”
didefinisikan
sebagai
analisis,strategi
pengembangan, dan pelaksanaan, kegiatan dalam: pemilihan strategi tujuan, program
pasarsasaran, produk pada tiap unit bisnis, penetapan pemasaran, pemasaran,
pengembangan, serta
danpengelolaan
penentuan
posisi
pasar
strategi yang
dirancanguntuk memenuhi pasar sasaran. A. Strategi Pemasaran Jasa
Dalam adalah
industri pada
perhotelan
strategi
yang
diutamakan
penekananpelayanan tamu dengan harapan dapat
memberikan kepuasan. Pemasaran tidak hanyaberarti pemberian pelayanan jasa atau produk hotel juga untuk membentuk image dariperusahaan itu sendiri. Kolter menambahkan bahwa batasan bagi pemasaran jasa hoteladalah melayani dan memuaskan 77
kebutuhan
konsumen,
untuk
memberikan
keuntunganbagi
perusahaan. B. Bauran Pemasaran Jasa
Di dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur pemasaran yang disebutdengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat bagi marketer yang terdiriatas berbagai
elemen
dipertimbangkan
suatu
program
pemasaran
yang
perlu
agarimplementasi strategi pemasaran dan
positioning yang ditetapkan dapat berjalansukses. b erjalansukses.
7.6 Elemen Bauran Pemasaran Jasa
Dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur pemasaran yang disebutbauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat bagi marketer yang terdiri atas berbagaielemen yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioningyang ditetapkan berjalan lancar. Komponen bauran pemasaran adalah sebagai berikut : 1. Produk pariwisata meliputi produk manajemen pariwisata, manajemen untuk produk pariwisata baru, dan pengembangan strategi produk. Namun, produk menurut N.J McHugh, dan S. MCHugh (1990), “a product is any physicalgood, service, or 78
idea
that
satisfies
a
want
or
need” (p.407).
Sebuah
produk. 2. Personal penyedia penjual
Selling: merupakan jasa dapat
interaksi
personal
antara
dan konsumen, bersifat luwes karena tenaga langsung
menyesuaikanpenawaran
dengan
kebutuhan dan perilaku konsumen. A. Sales Promotion: merupakan dimaksudkan
semua
kegiatan
yang
untukmeningkatkan penjualan arus
barang dan jasa B. Public Relation: menjalin hubungan dengan kumpulan kepentingan publik yanglebih besar.
7.7. Organisasi yang Berorientasi Pemasaran A. Hal-Hal Penentu Organisasi Pariwisata
Kebanyakan organisasi pariwisata di negara-negara yang sudah maju maupun dinegara sedang berkembang, disusun dan dikelola bedasarkan birokrasi klasik. Banyakorganisasi pariwisata nasional milik pemerintah direncanakan sesuai dengan sistem kerjapemerintah dalam bentuk suatu kementrian, suatu sekretariat, suatu departemen, sebuahkomisi dewan dan sebagainya. Sistem demikian
yang
mempunyai
keuntungan
dankelemahan, 79
didasarkan pada dua prinsip yaitu tugas dibagi habis dalam bagian dankekuasaan secara berjenjang. Dalam konsep organisasi seperti itu, hasil penerimaanbersih yang dimaksudkan sektor pariwisata sulit sekali akan berhasil. Namun demikian, organisasi pariwisata nasional yang sudah dipercayakan untuk berperan aktif mempromosikan pariwisata negara dan harus turut mengambil bagiandalam secara
keseluruhan,
serta harus
pembangunan
memajukan
industri
pariwisata,seharusnya pula diberikan peluang untuk mengemban fungsinya dengan baik. Hal iniberarti pariwisata
nasional
sistemantarhubungan, tersedia
dan
Pengarahan
harus yang
dianggap merata
mengelolanya keterampilan
bahwa
sebagai
sumber-sumber
secaraefisien
teknis
organisasi
dan
dan
manajerial
suatu yang efektif. untuk
mencapaitujuan yang telah digariskan memerlukan suatu tingkat koordinasi yang mampu menatatingkat jabatan, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing serta menggariskanserangkaian tugas operasional yang patut dipertanggungjawabkan terhadap hasilhasilkeluaran yang sudah terpadu. Akan tetapi, kemungkinan penerapan koordinasi yang diinginkan
sangat bergantung
pada
seberapa
jauh
setiap 80
anggota masing-masing dalam organisasi itudiarahkan untuk berusaha
semampunya
dan
sejauh
mana
persyaratan
kerja
cukupmemacu semangat kerja serta sejauh mana manajemen yang bijaksana diterapkan. Hal inimenuntut pariwisata
nasional
harus
bahwa
organisasi
membatasi
hambatan
yangberkepanjangan dan sering mengganggu akibat dari sistem birokrasi. Hambatan birokratisitu biasanya terjadi karena akses pembagian
organisasi
secara
administratif
dankeengganan
klasik pegawai negeri untuk bersedia menerima suatu tanggung jawab.
B. Membantu Perumusan suatu Kebijakan Wisata yang tangguh dan Mantap melalui
Pengkajian dan penelitian yang mempersiapkan informasi yang terus menerus mengenai keadaan pasar-pasar wisata.Tujuantujuan laindapat ditetapkan ,bergantung
pada peranan yang
akandimainkan oleh organisasi pariwisata nasional. C. Pedoman Umum bagi Organisasi Pariwisata
Ada dua pedoman umum untuk suatu organisasi pariwisata yang baik, harus terjalinkerja sama dan koordinasi di antaranya:
81
Para pejabat yang duduk dalam organisasi tingkat nasional,
provinsi dan lokal.
Para pengusaha yang bergerak dalam industri pariwisata, usaha
perjalanan, usahapenginapan, usaha angkutan, sektor rekreasi, dan sektor hiburan,
lembagakeuangan pariwisata, usaha
cendera mata dan perdagangan umum)
Organisasi-organisasi yang tidak mencari untung, yang erat
berkaitan dengan pariwisata (misalnya klub-klub wisata dan klub mobil) Asosiasi profesi dalam pariwisata.Tidak satu pun kemajuan
dapat
diperoleh
dibidang
pariwisata,
tanpa
kerja
sama
dankoordinasi yang terjalin baik di antara organisasi pariwisata nasional dengan departemenyang lain, yang dalam kegiatannya baik langsung atau tidak langsung, ikutmempengaruhi kemajuan pariwisata. D. Organisasi yang Berorientasi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu cara pendekatan yang menyeluruh yang dimulai denganlangkah mengidentifikasi pasar-pasar wisata, lalu merumuskan hal-hal yang diperlukanuntuk meningkatkan produk wisata, dan dengan begitu kita mampu mencapai tujuan yangtelah adalah
ditetapkan
suatu
memengaruhi
sebelumnya.
kegiatan dan
Karena
yangmerangkul
menerobos
semua
itu,
semua
pemasaran pihak
yang
keruwetanpariwisata.
Secara rinci, hal ini mencakup:
82
1. Pengidentifikasian dan pemilihan pasar-pasar wisata melalui proses penelitian danpengkajian yang cermat. 2. Membangun satu sistem hubungan dengan semua pasar wisata yang telah dipilih. 3. Pengembangan
dan
perbaikan
produk
wisata
untuk
memenuhi permintaan yangtelah dirancang dan dianalisis dengan baik. 4. Pengawasan hasil yang dicapai dengan cara menciptakan suatu sistem umpan balik yang terus-menerus, yang mampu memberi penilaian dan takaran hasil-hasilperolehan itu, agar dapat menyesuaikan unsur-unsur yang ditawarkan kapan saja diperlukan.
a. Organisasi Pariwisata Berikut adalah yang termasuk Private Tourist office:
a. ASITA (association of the Indonesian Tour & Travel Agencies). ASITA
adalah
pengusaha
organisasi
yang
menjadi
wadah
bagi
perusahaanperjalanan Indonesia, dalam bahasa
Indonesia bernama Asosiasi Perusahaan PerjalananIndonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta tahun 1971 dan memiliki beberapa tujuanyaitu:
83
Berusaha
memajukan
kepentingan
industri
dan
melindungi
kepariwisataannasional dan
kepentingan para anggota.
Menigkatkan citra PARIWISATA Indonesia dengan
memberikan kepuasan, rasa aman,adanya kepastian perlindungan
dan
jaminan
kepentingan
tanpamengorbankan kepentingan sesama anggota.
Menyuskseskan program pembangunan nasional
melalui sektor kepariwisataan sesuai dengan garis – garis
besar
haluan
negara
dan
rencana
pembangunannasional. b. PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman rekreasi Indonesia). Perhimpunan Objek wisata Indonesiaaa atau lebih sering dikenal dengan PUTRIdidirkan tanggal 10 November 1977. Adapun maksud didirikan PUTRI ini adalah sebagaiwadah perjuangan kepentingan bersama dan mengabdi profesi dalam usaha mengeloladan penegmbangan budaya serta lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat.
Adabeberapa tujuan
organisasi PUTRI yaitu:
Membina
dalam
dan
mengembangkan
rangka
objek
wisata
mengembangkanpariwisata
nusantara dan mancanegara.
Menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air
melalui penyaajian objek wisatadalam usaha ikut berperan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
84
Membina dan meningkatkan kemampuan mengelola
objek – objek wisata dalamrangka
meningkatkan
pelayanan. 7.9 Organisasi Kepariwisataan Regional 1. Sejarah Perkembangan Organisasi
Kepariwisatan
Regional
Organisasi perintis
kerja sama di kawasan regional
Asia Tenggara ini disebut Perhimpunan Asia Tenggara, lazim disebut ASA, yang didirikan bersama oleh Malaysia, Filipina dan Thailand melalui Deklarasi Bangkok pada 31 Juli 1967 yang
bersejarah
itu.
Perhimpunan
Bangsa-Bangsa
Asia
Tenggara atau ASEAN merupakan pertumbuhan langsung dari ASA, dan terdiri atas tiga negara anggota ASEAN, ditambah dengan Indonesia dan Singapura. ASEAN terbentuk setelah berlangsung perundingan-perundingan di Filipina dan di Bangkok (Thailand), sehingga tercapai kesepakatan antara kelima negara untuk memperluas ASA dan member nama baru melalui gagasan yang disebut DEKLARASI ASEAN atau DEKLARASI BANGKOK. Presidium Menteri Urusan Politik/Menteri Luar Negeri Indonesia, Wakil Perdana Menteri Malaysia, Menteri Luar Negeri Filipina, Menteri Luar Negeri Singapura dan Menteri
85
Luar Negeri Thailand.Memerhatikan adanya kepentingankepentingan dan masalah-masalah bersama di kalangan negaranegara Asia Tenggara, dan merasa yakin akan perlunya usaha untuk lebih memperkokoh ikatan-ikatan solidaritas regional dan kerja sama yang ada. Adanya hasrat untuk membentuk suatu kesatuan landasan yang teguh untuk kegiatan-kegiatan bersama guna meningkatkan kerja sama regional di Asia Tengara atas dasar jiwa persamaan dan persekutuan dan dengan demikian memberikan sumbangan kea rah terwujudnya perdamaian, kemajuan dan kemakmuran di wilayah ini. Menyadari bahwa di dunia ini suatu negara saling ketergantungan antara negara yang satu dengan yang lain bertambah, maka cita-cita bagi perdamaian, kemerdekaan, keadilan sosial dan kesejahteraan ekonomi akan terlaksana sebaik-baiknya dengan jalan memelihara saling pengertian, bertetangga baik dan kerja sama yang berarti di kalangan negara-negara wilayah ini, yang satu dengan yang lainnya sudah terkat oleh hubungan-hubungan sejarah dan kebudayaan. Anggota ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam,Indonesia,
86
Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. 2. Jenis-Jenis Organisasi Kepariwisataan Regional
a. Asean Tourism Association (ASEANTA) Sebagai
pelaksana
Deklarasi
ASEAN
yang
ditanda tangani pada 8 Agustus 1967 di Bangkok dan untuk mewujudkan kerja sama regional antar bangsa di kawasan Asia Tenggara, maka di dalam siding-sidang para Menteri Luar Negeri ASEAN, sejak tahun 1967, bidang pariwisata telah menjadi salah satu pokok pembahasan, pengembangan
karena
disadari
pariwisata
bahwa
diharapkan
kerja
melalui sama
ASEAN akan lebih memasyarakat. ASEANTA dibentuk dala
rangka
mempromosikan
meningkatkan periwisata
kerja
sama
dalam
antar
Negara-negara
ASEAN. b. Asian Association of Conservation and Visitors Bureans (AACVB) Asian Association of Conservation and Visitors Bureans (AACVB) adalah suatu asosiasi kepriwisataan yang bergerak di bidang pengembangan dan pembinaan
87
usaha konservasi di kawasan Asia. Asosiasi ini dibentuk pada 1983 di Manila dan berkantor Pusat di Macao. Keanggotam AACVB meliputi antara lain: Organisasi Hotels,
Airlines,
Professional
Congress
Organizer
(PCO), Specialist Travel Agents dan Transportation Companies. c. ASEAN Permanent Committee on Tourism (ASEAN PCT) ASEAN PCT merupakan salah satu bagian dari Perhimpunan
Bangsa-Bangsa
Asia
Tenggara
yang
bergerak di bidang kepariwisataan yang dibentuk pada tahun 1969. Kedudukan sekretariat organisasi ini bergilir mengikuti negara dari ketua organisasi ini. Tujuan ASEAN PCT adalah meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu kepentingan bersama dalam bidang perjalanan dan pariwisata. d. ASEAN Hotel and Restaurant Association (AHRA) AHRA adalah perhimpunan hotel dan restoran di kawasan ASEAN. Kantor pusatnya di Singapura. Usaha dan tujuan AHRA adalah menerbitkan ASEAN Hotel and Restaurant Directory, menyelenggarakan pendidikan dan
88
konferensi tahunan untuk merumuskan dan mencari pemecahan masalah-masalah kepariwisataan kepariwisataan ASEA 7.10 Strategi Pembangunan Pariwisata
Dalam mengimplementasikan perencanan pariwisata yang dibuat
elemen
kepariwisataan
maka
diperlukan
strategi
pembangunan pariwisata untuk mengakomodasikan peranan dan tugas dari elemen kepariwisataan tersebut. Adapaun strategi pembangunan pariwisata sebagai upaya pemberdayaan potensi wisata adalah sebagai berikut: 1.
Pariwisata
Berbasis
Ekonomi
Kerakyata Kerakyatan n
yaitu
pembangunan pariwisata harus mampu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat kecil/kurang mampu sehingga mereka dapat ikut menikmati perbaikan tingkat hidup. Konsep keberpihakan pada ekonomi rakyat, dapat dilakukan m melalui: elalui: kemitraan dan kesetaraan antara usaha
pariwisata
besar,
menengah,kecil
dan
produksi.Mengembangkan produk wisata yang berbasis pedesaan seperti : desa wisata, ekowisata, agrowisata dan sebagainya. 2.
Pengembangan produk wisata yang dititik-beratkan pada kelokalan dan keaslian yaitu keunikan dan kekhasan seni
89
budaya dan keadaan alam merupakan keunggulan dan keandalan pariwisata
yang harus dijaga kelestariannya
karena hal tersebut merupakan sumber daya wisata yang saat ini merupakan trend untuk wisatawan.
7.11 Strategi Strategi Segmentasi Segmentasi Pemasaran Pemasaran Pariwisata
Di
dalam
pemasaran
pariwisata
diperlukan
adanya
pemahaman yang mendalam terhadap produk yang dimiliki dan dijual. Demikian pula persepsi dan preferensi wisatawan atau calon wisatawan.
Persepsi
dan
preferensi
wisatawan
ini
akan
menimbulkan perilaku yang mendorong proses pembelian. Dikenal ada beberapa konsep pemasaran, yang dapat dipergunakan untuk menjual produk pariwisata sebagai berikut: a) Konsep produksi Konsep ini menempatkan pertimbangan bahwa konsumen hanya mau membeli barang yang bisa dibeli dengan harga murah dan mudah didapat. Untuk pariwisata yang memenuhi dua kriteria ini adalah produk pariwisata buatan atau kemasan baru dan untuk mass production.Taman rekreasi, resort wisata buatan, souvenir
buatan pabrik dan event olahraga dan convention dapat menggunaan pendekatan produksi ini.
90
b) Konsep produk p roduk Konsep p produk roduk ini menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya
akan membeli barang yang
memiliki keunikan , inovatif dan superioritas. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah pariwisata minat khusus yang bertemakan budaya (heritage dan living culture), alam (ekowisata, wisata pendidikan dan penelitian) dan souvenir kerajinan tangan c) Konsep penjualan Pemasaran yang bertjuan untuk menjual produk untuk mendapatkan laba dari penjualan penj ualan yang banyak volumenya dengan promosi yang agresif. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah bentuk pariwisata profane misalnya taman rekereasi, souvenir produksi masal buatan pabrik, event olah raga , exhibition dan convention. d) Konsep pemasaran , suatu konsep yang diterapkan dengan mempertimbangkan bahwa keuntungan akan dicapai melalui upaya memberikan kepuasan pada konsumen yang terlebih dahulu melakukan
pengidentifikasian kebutuhan dan
keinginan wisatawan. Seluruh produk wisata seharusnya menggunakan pendekatan ini.
91
e) Konsep pelanggan Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep pemasaran, dimana kepuasan konsumen harus diusahakan tercapainya kepuasan setiap pelanggan secara individual. Seluruh produk wisata hendaknya menggunakan konsep ini dalam pemasaran pariwisata. f) Konsep
ekologikal
dan
humanistik
Konsep
yang
mempertimbangkan adanya profit dicapai melalui kepuasan konsumen
dengan
cara
pengidentifikasian
kebutuhan
wisatawan dengan pengintegrasian kegiatan pemasaran dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Pemasaran yang demikian ini diperankan oleh pemerintah untuk produk produk pariwisata kawasan yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah seperti halnya kawasan taman nasional dan taman hutan raya. Selain menggunakan konsep pemasaran pariwisata juga harus memperhatikan analisis situsi (situation analysis) yakni : 1. Analisis Lingkungan (environment analisys) . Langkah pertama
suatu
perencanaan
strategis
pemasaran
pariwisata adalah melakukan analisis lingkungan di mana suatu DTW itu berada. Dengan cara ini diketahui kecenderungan
yang
relevan
dan
implikasinya
92
terhadap
DTW
atau
perusahaan-perusahan
yang
bergerak dalam industri pariwisata. Dengan melakukan analisis lingkungan diharapkan dapat mengetahui peluang-peluang
(opportunity)
dan
kendala
atau
ancaman (threat) yang perlu diantisipasi. Hal ini diperlukan karena, perubahan sering terjadi sangat jauh sehingga dapat dikatakan perencanaan strategis : adalah bagaimana suatu organisasi atau lembaga secara
periodik
mengetahui
atau
dapat
menilai
kekuatan (strenght), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
ancaman
(threat),
bila
terjadi
perubahan lingkungan usahanya. Lingkungan usaha bisnis kepariwisataan cukup kompleks dan sering terjadi perubahan, oleh karena itu untuk tujuan analisis, maka lingkungan itu dapat dibagi dalam tiga komponen sebagai berikut : a. Lingkungan makro (the macro environment) Ini merupakan
lingkungan
tempat
menciptakan
peluang dan sekaligus juga dapat mendatangkan ancaman bagi suatu DTW. Lingkungan ini misalnya terdiri dari bermacam-macam unsur
93
seperti sosial, politik, ekonomi dan juga faktor demografi, karena itu semua merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan dengan mudah, apalagi untuk dikontrol. b. Lingkungan
persaingan
(the
competitive
environment) Lingkungan pesaing dapat terjadi kalau yang menawarkan paket wisata saling memperebutkan calon wisatawan yang sama dan biasa serta mau berkunjung pada suatu DTW tertentu. Persaingan terjadi karena ada beberapa tour
operator
yang
berkecenderungan
memusatkan perhatiannya untuk merebut target pasar yang sama. Nah ini perlu hati-hati, karena bisa terjadi adu kekuatan, yang kuat akan menang. c. Lingkungan pasar (the market environment) Yang dimaksud dengan lingkungan pasar di sini tidak
lain
terdiri
atas
kelompok-kelompok
wisatawan baik yang aktual maupun yang potensial yang diharapkan dih arapkan berkunjung pada suatu DTW tertentu.
94
2. Analisis Sumber Daya ( resources analisys). Tujuan analisis ini tidak lain adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi sumber daya utama, terutama mengenai
kekuatan
(strenght)
(weaknesses)
organisasi
bertanggung
jawab
atau
terhadap
dan
kelemahan
lembaga
yang
pengembangan
pariwisata di DTW itu. Untuk dapat mengetahui sumber daya yang dapat diandalkan perlu dilakukan inventarisasi dan bila perlu dengan jalan melakukan audit sumber daya yang ada sedemikian rupa sehingga diketahui mana yang dapat diandalkan dan mana
yang
merupakan
kelemahan
atau
tidak
dilaksanakan
oleh
menguntungkan.
7.12 Strategi Bauran Pemasaran Pariwisata
Pemasaran
pariwisata
baik
yang
pemerintah pusat, p usat, pemerintah daerah serta industri pariwisata harus dilaksanakan
dengan
strategi
pemasaran
bauran
( marketing
mix). Strategi ini angat diperlukan karena pariwisata adalah industri
yang sifatnya sangat kompleks dan multi faset. Peralatan yang dapat dipergunaan untuk pemasaran sangat banyak. Namun pariwisata
95
juga sangat rentan terhadap perubahan baik yang terjadi secara ekternal maupun yang terjadi secara internal. Misalnya salah satu alat tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan maka berakibat pada kedatangan wisatawan. Maka pemasaran harus dilaksanakan dengan well organized. Alat alat pariwisata dapat yang dilasanakan dengan strategi bauran pemasaran ( marketing mix ) dapat dilihat pada tabel berikut: Alat Pemasaran Strategi M Ma ar ke ketti ng M i x
1.Souvenir
2.Services
Memadai
Tarif tercatat
Pameran
.Setiap emberhentian
Iklan
Promosi dan sekaligus penjualan
3. ODTW
Tidak slalu berubah
Disetiap
Promosi
berlangsung
rsonal,Publikasi
wisatawan beraktifitas
n langsung
96
BAB VIII INVESTASI BISNIS PARIWISATA
8.1. Prinsip – Prinsip – prinsip prinsip Investasi
Ada enam Prinsip Utama Investasi: A. Mengevaluasi profil risiko Anda Profil risiko Anda adalah tingkat toleransi Anda terhadap fluktuasi positif dan negatif dalam portofolio investasi Anda. Anda perlu menentukan apakah Anda merasa nyaman dengan sejumlah volatilitas pasar yang wajar, atau apakah Anda lebih suka berinvestasi lebih tenang dengan volatilitas pasar yang lebih rendah. B. Mendiversifikasikan investasi Anda Anda harus mengikutsertakan berbagai instrumen keuangan di dalam portofolio Anda ketika membuat keputusan investasi Anda. Dengan demikian, kinerja suatu investasi yang kurang baik akan diimbangi oleh laba yang dihasilkan pada investasi lain. Namun, Anda harus mencatat bahwa pengimbangan kerugian dalam investasi tertentu oleh laba dari investasi lain tidak selalu tercapai. C. Menentukan pemilihan jangka waktu Anda Ada
dua
cara
pemilihan
jangka
waktu
memengaruhi tingkat pengembalian investasi Anda:
yang
dapat
97
1. Rencana Jangka Waktu. Investasi dapat berfluktuasi dalam jangka yang pendek, namun volatilitas tersebut dapat dikurangi apabila Anda memegang investasi tersebut dengan jangka waktu yang lebih panjang. Portofolio yang dikelola dengan baik cenderung menunjukkan laba yang lebih tinggi dalam jangka panjang dibandingkan jangka pendek. Namun demikian, portofolio yang dikelola dengan baik sekalipun tidak dapat menjamin laba dalam jangka waktu apa pun. 2. Menentukan Waktu Masuk dan Keluar Pasar. “Membeli pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi” mungkin
terdengar seperti pedoman investasi yang baik, namun jika Anda berusaha “menentukan waktu masuk dan keluar pasar”
(menangkap titik terendah di pasar untuk membeli dan titik tertinggi di pasar untuk menjual) akan mengakibatkan perilaku investasi yang berisiko dan akan menghasilkan laba yang lebih rendah dari perkiraan atau mengurangi jumlah pokok
yang
diinvestasikan.
Tidaklah
mudah
untuk
menentukan waktu masuk dan keluar pasar dengan “membeli rendah dan menjual tinggi”. Jika Anda berusaha
melakukan hal ini, Anda bisa jadi malah melakukan hal yang berlawanan (yaitu membeli tinggi dan menjual
98
rendah). Sebaliknya, jika keputusan investasi Anda adalah sekadar membeli dan memegang investasi dalam jangka waktu yang lebih panjang, Anda dapat mempunyai peluang untuk menerima tingkat pengembalian investasi yang lebih baik dari berpartisipasi dalam siklus kinerja pasar yang terbaik (di atas siklus kinerja terburuknya) D. Investasi berkala untuk keuntungan Anda Ketika menyimpan
membuat dan
keputusan
investasi,
Anda
dapat
mengakumulasikan
kekayaan
Anda
secara
konsisten dengan menggunakan konsep Dollar Cost Averaging (DCA), yaitu komitmen untuk membeli sejumlah investasi tertentu secara teratur. Bila harga naik, lebih sedikit unit akan dibeli, dan bila harga turun, lebih banyak unit akan dibeli. Karena itu, biaya pembelian per unit akan dirata-ratakan. E. Mulai berinvestasi dini dan menginvestasikan kembali laba Anda Kekuatan dari pelipat gandaan Anda dapat berpotensi untuk
memaksimalkan
tingkat
pengembalian
Anda
dengan
secara
konsisten menginvestasikan kembali laba yang Anda terima ke dalam investasi Anda ketika membuat keputusan investasi Anda. Dengan demikian, Anda terus-menerus menaruh jumlah modal yang
99
lebih besar untuk bekerja, dan pengembalian investasi Anda akan dilipatgandakan dan akan dimaksimalkan secara berangsur-angsur. Bila digunakan dengan baik, pelipatgandaan dapat membantu Anda meningkatkan sejumlah uang yang kecil menjadi jumlah yang besar dalam jangka yang lebih panjang. F. Secara teratur meninjau dan menyeimbangkan kembali portofolio Anda Memastikan portofolio tetap sehat. Sebagai bagian dari
proses dalam d alam membuat keputusan investasi Anda, Anda h harus arus ingat untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian portofolio investasi Anda pada tinjauan yang dijadwalkan secara teratur. Evaluasi dan penyesuaianini dapat membantu memastikan portofolio Anda tetap sesuai dengan profil risiko dan tingkat pengembalian yang Anda inginkan, serta berada pada posisi yang baik untuk mencapai target kinerja investasi Anda.
8.2.
Investasi dalam Kepariwisataan
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dengan keuangan dan dan ekonomi. ekonomi. Pendekatan pendekatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dalam pariwisata adalah sebagai berikut:
100
1) Pilihan bentuk pariwisata yang dikembangkan Konsekuensi biaya yang harus dibayar dari pembangunan “pariwisata massa” yang berorientasi pada kuantitas dan
pertumbuhan
yang
yang
setinggi-tinggin setinggi-tingginya ya
seperti: over
carrying capacity, degradasi lingkungan, dan kesenjangan antar
lapisan masyarakat. Hal ini menyebabkan munculnya bentuk pilihan pengembangan pariwisata yang didasarkan pada “spirit”
konservasi, seperti pemgembangan jenis pariwisata: small scale tourism, green tourism, going ethnic society yang semuanya
menuju pada pencarian konsep alternatif tourism yang dinilai tepat dengan model pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, yang memberi prioritas utama pada lingkungan. 2) Perencanaan pendekatan yang dikembangkan Dorongan untuk mencapai pertumbuhan yang setinggi-tingginya telah
meniadakan
pilihan
lain,
bagi
perencana,
kecuali
penggunaan pendekatan centrally imposed blue print plan yang biasanya bercirikan:
Prakarsa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk
perencanaan formal
Proses penyusunan program bersifat statis
101
Mekanisme kelembagaan bersifat top down
Fokus perhatiannya menyelesaikan proyek tepat
waktu sesuai kebijakan anggaran yang ada.
8.3 Studi Kelayakan dan Model Pariwisata
Sebuah studi kelayakan adalah evaluasi proposal yang dirancang untuk menentukan kesulitan dalam melaksanakan tugas yang
ditunjuk.
Secara
umum,
studi
kelayakan
mendahului
pengembangan teknis dan pelaksanaan proyek. Dengan kata lain, studi kelayakan adalah evaluasi atau analisis dampak potensial dari sebuah proyek yang diusulkan. Faktor Penentu Kelayakan :
1) Kelayakan Teknologi dan Sistem. Penilaian ini didasarkan pada desain garis besar persyaratan sistem dalam hal Input, Proses, Output, Fields, Program, dan Prosedur. Hal ini dapat diukur dalam hal volume data, tren, frekuensi update, dan lain-lain untuk memperkirakan apakah sistem baru akan melakukan cukup atau tidak. Kelayakan teknologi dilakukan untuk
menentukan
apakah
perusahaan
memiliki
kemampuan, dalam hal software, hardware, personil dan keahlian, untuk menangani penyelesaian proyek
102
2) Kelayakan Ekonomi. Analisis ekonomi adalah metode yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem baru. Analisis biaya manfaat, digunakan untuk menentukan manfaat dan penghematan yang diharapkan dari sistem dan membandingkannya dengan biaya. Jika imbalan lebih besar daripada biaya, maka keputusan dibuat untuk merancang dan mengimplementasikan sistem. Seorang pengusaha yang akurat harus mempertimbangkan biaya dan manfaat sebelum mengambil tindakan. 3) Kelayakan Hukum. Menentukan apakah sistem yang diusulkan konflik dengan persyaratan hukum, misalnya sistem pengolahan data harus sesuai dengan perlindungan data lokal. 4) Kelayakan Operasional. Adalah ukuran dari seberapa baik sistem
yang
diusulkan
memecahkan
masalah,
dan
mengambil keuntungan dari kesempatan yang diidentifikasi selama definisi ruang lingkup dan bagaimana memenuhi persyaratan
yang
diidentifikasi
dalam
tahap
analisis
kebutuhan pengembangan sistem. 5) Kelayakan
Jadwal.
Sebuah
proyek
akan
gagal
jika
penyelesaiannya memerlukan waktu yang terlalu lama.
103
Biasanya ini berarti memperkirakan berapa lama sistem akan dibuat dan dikembangkan, dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, yang dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode seperti payback period. Kelayakan jadwal adalah ukuran dari seberapa wajar jadwal proyek. Faktor Lainnya
1) Kelayakan Pasar dan Real Estate. Studi Kelayakan Pasar biasanya melibatkan pengujian lokasi geografis untuk proyek pengembangan real estate, dan biasanya melibatkan bidang tanah real estate. Pengembang sering melakukan penelitian pasar untuk menentukan lokasi terbaik dalam yurisdiksi, dan untuk menguji alternatif menggunakan tanah untuk paket yang diberikan. Yurisdiksi sering membutuhkan pengembang untuk menyelesaikan
studi
kelayakan
sebelum
mereka
akan
menyetujui permohonan izin untuk ritel, kantor komersial, industri,
manufaktur,
perumahan,
atau
dicampur-gunakan
proyek. Kelayakan Pasar memperhitungkan memperhitungk an pentingnya bisnis b isnis di area yang dipilih. 2) Kelayakan Sumber Daya. Hal ini melibatkan pertanyaan seperti berapa banyak waktu yang tersedia untuk membangun sistem
104
baru, bila dapat dibangun, apakah itu mengganggu operasi bisnis normal, jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan, dependensi, dan lain-lain. Kontinjensi dan rencana mitigasi juga harus dinyatakan di sini. 3) Kelayakan Budaya. Pada tahap ini, alternatif proyek yang dievaluasi dampaknya terhadap budaya lokal dan umum. Misalnya, faktor lingkungan perlu dipertimbangkan dan faktorfaktor ini harus dikenal. budaya perusahaan yang lebih lanjut sendiri dapat berbenturan dengan hasil proyek.
105
BAB IX MODEL KEPARIWISATAN
9.1 Tipe Pembangunan Pariwisata
Di Indonesia atau di beberapa negara lain biasa dikenal dua tipe pembangunan pariwisata berdasarkan pada pola, proses dan tipe pengelolaannya, yaitu: tipe tertutup (enclave) atau terstruktur dan tipe kedua yaitu tipe terbuka (spontaneous) atau tidak terstruktur. Kedua tipe ini pada umumnya mempunyai perbedaan yang jelas dalam karakteristiknya, terutama pada pola, proses dan tipe pengelolaannya. Tipe tertutup atau terstruktur pada dasarnya ditandai oleh karakteristik sebagai berikut:
Pada umumnya kawasan ini dilengkapi dengan infrastruktur
yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini memang tidak didesain untuk tujuan utama pada keuntungan penduduk lokal. Tipe kawasan ini akan mempunyai kelebihan kekuatan kesan yang ditumbuhkan sehingga mampu menembus pasar internasional.
Lokasi biasanya terpisah dari masyarakat atau penduduk
lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan mudah
106
untuk dimonitor atau dikontrol. Karena itu, pengaruh sosial budaya yang ditimbulkan d dari ari pariwisata terhadap penduduk lokal dapat terdeteksi sejak dini.
Lahan pada umumnya terbatas, sehingga kawasan pariwisata
biasanya tidak terlalu besar, sehingga masih berada pada tingkat kemampuan perencanaan yang integratif
dan
terkoordinir, dan akan mampu menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana secara internasional. Tipe terbuka atau tidak terstruktur yang bersifat spontan pada umumnya ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
Tumbuh menyatu dengan struktur kehidupan baik ruang maupun pola masyarakat lokal.
Distribusi pendapatan yang diperoleh dari wisatawan bisa secara langsung dinikmati oleh penduduk lokal.
Dampak
perkembangan
pariwisata
terutama
dampak
negatifnya menjalar dan menyatu dengan cepat ke dalam penduduk lokal, sehingga sehing ga sulit dimonitor.
9.2. Sumber – Sumber – Sumber Sumber Modal
Pengalokasian modal adalah proses keputusan simultan mengenai berapa besar dan dari mana sumber daya akan diperoleh
107
serta dikeluarkan untuk penggunaan masa datang, khususnya dalam produksi barang dan jasa di masa datang. Lingkup aktivitasaktivitas ini meliputi pengambilan keputusan untuk menentukan : 1. Berapa besar jumlah uang yang diperoleh dan dari sumber apa. 2. Bagaimana sebuah alternatif modal proyek (dan kombinasi berbagai alternatif) diidentifikasi dan dievaluasi. 3. Bagaimana syarat penerimaan minimum terhadap sebuah alternatif proyek ditentukan. 4. Bagaimana pemilihan akhir sebuah proyek dibuat. 5. Bagaimana tinjauan postmortem (penelitian seksama setelah proyek berjalan) dilakukan.
9.3 Faktor – Faktor – faktor faktor yang Memengaruhi Pendapatan Pariwisata
Pariwisata dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut meliputi hal sebagai berikut:
Jumlah objek wisata. Indonesia sebagai negara yang memiliki keindahan alam serta keanekaragaman budaya yang mempunyai kesempatan untuk menjual keindahan alam dan atraksi budaya kepada wisatawan mancanegara maupun nusantara yang akan menikmati keindahan alam
108
dan budaya tersebut. Tentu saja kedatangan wisatawan tersebut akan mendatangkan penerimaan bagi daerah yang dikunjunginya.
Jumlah Kunjungan Wisatawan. Secara teoritis (apriori)
menurut Pleanggra (2012), semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan didaerah tujuan wisata tersebut paling sedikit untuk
keperluan makan, minum, dan
penginapan selama tinggal di daerah tersebut.
Pendapatan Perkapita. Ekonomi suatu wilayah dalam periode
tertentu,
yangditunjukkan
dengan
Pendapatan
Daerah Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas harga konstan. Pendapatan perkapita yang tinggi cenderung mendorong naiknya tingkat konsumsi perkapita yang selanjutnya menimbulkan insentif bagi diubahnya
struktur
produksi
(pada
saat
pendapatan
meningkat, permintaan akan barang manufaktur dan jasa pasti akan meningkatkan lebih cepat dari pada permintaan akan produk-produk pertanian.
109
BAB X PELUANG PARIWISATA
10. 1. Peran Langsung Pariwisata Pariwisata Terhadap Peluang Peluang Kerja
Pariwisata juga menciptakan kesempatan kerja.Saranasarana pariwisata seperti hotel dan perjalanan adalah usaha yang ”padat karya”.Menurut perbandingan jauh lebih banyak untuk hotel
dan restoran daripada untuk usaha-usaha lainnya.Untuk setiap tempat tidur dibutuhkan kira-kira 2 orang tenaga.Di Amerika Serikat untuk tempat tidur diperlukan 279 tenaga kerja.Sudah tentu angka itu berbeda-beda menurut negaranya .Di Indonesia untuk setiap kamar dibutuhkan kira-kira 2 orang tenga kerja. Itu
semua
mengenai
tenaga
kerja
yang
langsung
berhubungan dengan pariwisata.Di samping itu,pariwisata juga menciptakan menciptakan peluang kerja yang tidak berhubungan langsung dengan pariwisata.Yang terpenting di bidang kontruksi bangunan dan jalan.Banyak bangunan yang didirikan untuk hotel, restoran, toko artshop, dll.Wisatawan-wisatawan juga memerlukan makan dan minum, ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai banyak manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja.
110
Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata (kasus: pariwisata Bali-Indonesia) yaitu: 1. Mendatangkan devisa bagi negara melalui penukaran mata uangasing di daerahtujuan wisata 2. Pasar potensial bagi produk barang dan jasa masyarakat setempat (3) meningkatkan pendapatan masyarakat yang kegiatannya terkait langsungatau tidak langsungdengan jasa pariwisata, 3. Memperluas penciptaan kesempatan kerja,baik pada sektorsektoryang
terkait
langsung
seperti
perhotelan,
restoran,
agenperjalanan, maupun pada sektor-sektor yang tidak terkait langsung seperti industrikerajinan, penyediaan produk-produk pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasalain dan sebagainya, (5) sumber pendapatan asli daerah (PAD), 4. Merangsangkreativitas seniman, baik seniman pengrajin industri kecil maupun seniman tabuh dantari yang diperuntukkan konsumsi wisatawan. Menggunakan Account
2006
pengganda
diketahui
National
pengganda
Tourism
pengeluaran
Satellite wisatawan
terhadap penciptaan kesempatan kerja di sector pariwisata sebesar 0,0000000530 dan di dalam perekonomian nasional sebesar
111
0,000000761. Artinya setiap pengeluaran wisatawan sebesar satu trilliun
(Rp1,000,000,000,000)
akan
mampu
menciptakan
kesempatan kerja di sektor pariwisata sebanyak 53.000 orang dan di dalam perekonomian nasional sebesar 761.000 orang.Sumbangan penciptaan kesempatan kerja di pariwisata terhadap perekonomian nasional 6,97%. Untuk kasus Bali menggunakan pengganda Bali Tourism Satellite Account 2007, pengganda pengeluaran wisatawan terhadap penciptaan kesempatan kerja di sektor pariwisata adalah 0,0000000283
dan
dalam
perekonomian
regional
adalah
0,00000006756. Artinya setiap pengeluaran wisatawan satutrilliun rupiah
(Rp1,000,000,000,000)
akan
mampu
menciptakan
kesempatan kerja sebanyak 28.300 disektor pariwisata, dan dalam perekonomian Bali sendiri adalah 67.560 orang. Jadi,sumbangan penciptaan kesempatan kerja sektor pariwisata terhadap kesempatan kerjaregional mencapai 41,89%. Jadi dapatlah disimpulkan bahwa pariwisata telah menjadimesin penciptaan kesempatan kerja. Peningkatan kedatangan wisatawan ke Indonesiaatau ke pulau Bali (berarti peningkatan pengeluaran wisatawan) akan meningkatkan secara nyata permintaan berbagai macam output, dan pada akhirnya akan meningkatkan peluang pekerjaan. Dalam perspektif ini, dapatlah dikatakan bahwa Bali telah benarmenaruh pariwisata
112
sebagai prioritas dalam strategi pembangunan, seperti pariwisata adalah sebuah wahana meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan pemerintah,revitalisasi seni dan budaya, pengentasan kemiskinan, atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum.Kebutuhan tenaga kerja pariwisata makin meningkat sejalan dengan makin berkembangnya usaha jasa pariwisata, sarana pariwisata serta usaha objek dan dayatarik wisata.Oleh karena itu, kesempatan kerja di bidang pariwisata perlu juga diperhitungkan, berdasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan, jumlah pengeluaran wisatawan dan pertumbuhan sarana pariwisata.
10.2 Peluang Kerja dan Multiplier Pariwisata
A. Peluang Kerja Pariwisata juga menciptakan peluang kerja yang tidak berhubungan langsung dengan pariwisata.Yang terpenting di bidang kontruksi bangunan dan jalan. Banyak bangunan yang didirikan
untuk
hotel,restoran,toko
artshop,dan
lain-
lain.Wisatawan - wisatawan juga memerlukan makan dan minum, ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai banyak manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja.
113
Sektor pariwisata dapat membuka banyak lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang tentu saja berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat. Sektor ini memberikan kesempatan bagi para pengusaha kecil hingga pengusaha besar karena menyerap dari berbagi usaha, antara lain perhotelan atau penginapan untuk tempat menginap selama berwisata, jasa transportasi, guide, rumah makan atau restoran, ticketing, dan lain-lain. Peluang kerja yang luas dapat memaksimalkan para pekerja dan meningkatan pendapatan nasional. Apabila tenaga kerja sebagian besar atau semua dapat tertampung dilapangan kerja maka hasil produksi baik barang atau jasa akan meningkat dan tentunya pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan bertambah banyak. Pendapatan yang diterima masyarakat meningkat akan meningkatkan pendapatan nasional. Keadaan ini tidak akan ada pencari kerja yang menganggur, semua digunakan dalam proses produksi disebut kesempatan kerja penuh (full employment). Masih banya pencari kerja yang tidak tertampung pada kesempatan
kerja
yang
menimbulkan
pengangguran.
Pengangguran tinggi mengakibatkan para pekerja haruslah
114
menanggung biaya hidup para penganggur. Pendapatan yang diterima masyarakat semakin berkurang, gizi masyarakat berkurang, kesehatan masyarakat berkurang, kemampuan untuk kreasi berkurang, dan akan menimbulkan kerawanan nasional. Kecuali itu pendapatan nasional akan berkurang yang ada hanyalah kemiskinan.
B. Multiplier Pariwisata
Multiplier effects adalah suatu kegiatan yang dapat
memacu timbulnya kegiatan lain. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi
wisata,
perhotelan,
restoran
dan
transportasi
lokal.Sementara komponen pendukungnya, mencakup industriindustri dalam bidang transportasi, makanan dan minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur.Semuanya dapat dip dipacu acu dari industri pariwisata.Analisis nilai pengganda (multiplier) adalah salah satu ukuran ekonomi yang dapat dipakai untuk melihat peran sektor produksi Restoran dan Hotel dalam sistem ekonomi
115
wilayah. Analisis nilai pengganda dari sektor Restoran dan Hotel akan dilihat dalam ukuran : 1. Pengganda permintaan akhir (output multiplier) 2. Pengganda pendapatan (income multiplier) 3. Pengganda nilai tambah (value added multiplier) 4. Pengganda tenaga kerja Dampak multiplier dari pengeluaran wisatawan mengacu pada income, ketenagakerjaan, dan pendapatan pemerintah dari belanja wisatawan. Hal ini dapat dikategorikan dalam lima tipe, yaitu (Lickorish dan Jenkins, 1997;63): a. Transactions or sales multipliers. Peningkatan belanja wisatawan dapat meningkatkan pendapatan usaha. b. Output Multipliers. Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada peningkatan jumlah output yang diproduksi. c. Income Multipliers. Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada perhitungan tambahan pendapatan dalam perekonomian. d. Government Revenue Multiplier. Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada perhitungan pendapatan pemerintah.
116
e. Employement
Multiplier.
Peningkatan
belanja
wisatawan berdampak pada terciptanya kesempatan kerja baru. Keunikan industri pariwisata terhadap perekonomian berupa dampak penggandaan (multiplier effect) dari pariwisata terhadap ekonomi.Pariwisata memberikan pengaruh tidak hanya terhadap sektor ekonomi yang langsung terkait dengan industri pariwisata, tetapi juga industri yang tidak langsung terkait dengan industri pariwisata. 19 Pembahasan tentang multiplier memungkinkan kita membedakan antara dampak langsung, tidak langsung serta dampak ikutan dari pengeluaran pariwisata (Tribe, 2011 dalam Gilang, 2014; 40):
Dampak langsung (direct effects): dampak yang diperoleh oleh supplier dari transaksi langsung yang dilakukan
oleh
konsumen
(wisatawan)
atas
penawaran (supply) produk dan jasa di industri pariwisata (misal: hotel, restoran);
Dampak tidak langsung (indirect effects) : dampak yang muncul dari aktivitas rantai penawaran yang dibutuhkan
dalam
memenuhi
kebutuhan
pada
pengeluaran langsung sektor pariwisata (misal: hotel
117
mempekerjakan karyawan, restoran membeli bahan bahan makanan);
Dampak ikutan (induced impact): terjadi ketika penerima dari pengeluaran langsung dan tidak langsung membelanjakan pendapatan ekstra yang diperolehnya ke dalam perekonomian. Pengeluaran ini menciptakan pendapatan pada sektor lain dalam perekonomian
yang
terus
berputar
dan
mengembangkan dampak multiplier. 20 Tabel II.4 Multiplier Effect Pariwisata Terhadap Perekonomian Menurut Lickorish dan Jenkins (1997;63) Dampak utama pariwisata terhadap perekonomian terkait dengan pendapatan devisa , sumbangan untuk penerimaan pemerintah kesempatan kerja baru dan income untuk menstimulasi pembangunan daerah.
118
10. 3 Pasar Tenaga Kerja dan Peluang Kerja
Pengertian Pasar Tenaga Kerja
Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja.Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari k kerja erja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya yaitu orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja.Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan bisa memberikan
119
jalan keluar bagi p perusahaan erusahaan untuk memenuhinya.Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini.Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yakni antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.
Fungsi Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja memiliki fungsi yang sangat luas, baik dalam sektor ekonomi maupun sektor-sektor yang lain. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yakni sebagai berikut :
Berfungsi untuk Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,
Berfungsi
untuk sarana
untuk
mendapatkan
informasi
tentang ketenagakerjaan,
Berfungsi untuk sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.
Manfaat Pasar Tenaga Kerja
Manfaat adanya bursa tenaga kerja yakni :
120
1. Dapat
membantu
pencari
tenaga
kerja
mendapatkan
pekerjaan sehingga mengurangi tingkat pengangguran 2. Sebagai sarana atau fasilitator bagi perorangan atau lembaga yang mencari tenaga kerja. 3. Dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan. 4. Dengan adanya pasar tenaga kerja, distribusi pekerjaan antara informal dan formal dapat merata sesuai dengan kebutuhannya masing-masing di setiap sektor. 5. Pasar tenaga kerja dapat membantu mengurangi lapangan pekerjaan
informal.
lapangan
kerja
Sebagaimana
informal
diketahui
berakibat
pada
besarnya kewajiban
pemenuhan kebutuhan dasar pekerjanya, yang dicerminkan dari upah riil pekerja informal. Tingginya upah riil pekerja akan mengakibatkan terjadinya pengangguran selain itu ketidakseimbangan upah antara pekerja informal dan formal akan menimbulkan kesenjangan sosial. Meskipun sektor informal tak dipungkiri merupakan salah satu penggerak roda ekonomi akan tetapi dalam diperlukan perhatian lebih untuk menertibkannya.
121
6. Pasar tenaga kerja memberikan peluang bagi TKI untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri dengan lebih aman dan
terjamin
oleh
Pemerintah.
Dengan
demikian,
problematika TKI yang seringkali menghiasi media dengan konotasi negatifnya dapat dikurangi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah p emerintah u untuk ntuk terus menyempurnakan p peraturan eraturan bagi TKI dengan meninjau kembali mekanisme perekrutan, penempatan, perlindungan dan pemulangan TKI. 7. Pasar tenaga kerja memberikan peluang bagi tenaga kerja yang terampil, ahli dan kompeten untuk mengembangkan dirinya di dunia kerja yang lebih luas bahkan sampai ke luar negeri. Peluang yang besar tersebut menjadi wadah yang baik untuk un tuk menunjukkan taji SDM Indonesia di mata dunia, sehingga tidak kalah saing dengan tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. 8. Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari kerja
(Pemilik
Tenaga
Kerja),
sedangkan
sebagai
pembelinya yaitu orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan
122
maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. 9. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan bisa memberikan
jalan
keluar
bagi
perusahaan
untuk
memenuhinya. Dengan demikian, tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yakni antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.
10.4 Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja A. Pasar tenaga kerja terdidik, terlatih, tidak terdidik dan tidak terlatih.
Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus seperti dokter, akuntan, guru, dan lainlain.Adapun
tenaga
kerja
terlatih
yaitu tenaga
kerja
yang
123
memerlukan latihan dan pengalaman seperti montir, sopir, koki, dan lain-lain.
Ciri-Cirinya :
Pasar
tenaga
kerja
terdidik yaitu
pasar
yang
mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja terdidik.
Pasar
tenaga
kerja
terlatih yaitu pasar
yang
mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja terlatih.
Pasar
tenaga
kerja
tidak
terdidik
dan
tidak
terlatihyaitu pasar yang mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, seperti tukang angkut, tukang batu, dan lainlain.
o
Pasar tenaga kerja utama dan biasa
Pasar tenaga kerja utama (primary labour market) yaitu pasar tenaga kerja yang mempunyai ciri-ciri, sebagai
berikut: o
Terjadi pada lingkungan perusahaan besar,
o
Manajemen perusahaan sangat baik,
o
Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan
sangat tinggi,
124
o
Gaji dan upah tinggi,
o
Jaminan sosial yang baik,
o
Disiplin pegawai sangat tinggi,
o
Jumlah perpindahan pegawai sedikit.
Pasar tenaga kerja biasa ( (se seco conda ndarr y labo labour
o
mar ket)
Yaitu pasar tenaga kerja yang mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut: Terjadi pada lingkungan perusahaan kecil,
o
Manajemen perusahaan kurang baik,
o
Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan
o
rendah, Gaji dan upah rendah,
o
Jaminan sosial kurang baik,
o
Disiplin pegawai rendah,
o
Sering terjadi perpindahan pegawai.
o
Pasar tenaga kerja intern dan ekstern
o
Pasar tenaga kerja intern yaitu pasar yang mendahulukan para pegawai yang sudah ada untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan.Ini berarti berkaitan dengan pemberian promosi (kenaikan jabatan) bagi pegawai yang bersangkutan.Pasar tenaga kerja ekstern yaitu pasar yang mempersilakan orang luar untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan.
125
Pasar tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri
o
Pasar tenaga kerja dalam negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di dalam negeri.Pasar tenaga kerja luar negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di luar negeri. Indonesia sebagai negara yang mempunyai jumlah penduduk yang tinggi (kurang lebih 220 juta) dengan banyaknya jumlah pengangguran akibat krisis
ekonomi
yang
berkepanjangan
dan
memunculkan maraknya kejadian PHK (Pemusatan Hubungan Kerja) sangat membutuhkan jasa pasar tenaga kerja luar negeri. Dengan adanya pasar tenaga kerja luar negeri, Indonesia dapat mengurangi jjumlah umlah pengangguran sekaligus menambah devisa negara.
Pasar Tenaga Kerja Persaingan Sempurna
o
Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna terdapat banyak sekali perusahaan.Oleh karena itu, para tenaga kerja dapat menawarkan jasanya secara perseorangan pada perusahaan yang diinginkan.Pada pasar ini, setiap tenaga kerja bertindak demi kepentingan masing-masing dan tidak mendirikan perserikatan seperti serikat pekerja demi mewakili kepentingan bersama. Pada pasar ini berlaku pula hukum permintaan dan hukum
126
penawaran seperti pada pasar barang dan jasa (pasar output). Itu berarti, semakin tinggi upah tenaga kerja, semakin sedikit permintaan terhadap tenaga kerja. Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja, semakin banyak permintaan terhadap tenaga kerja.Hal demikian berlaku pula pada penawaran, yakni semakin tinggi upah tenaga kerja semakin banyak penawaran tenaga kerja.Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja semakin sedikit penawaran tenaga kerja.
Pasar Tenaga Kerja Monopoli
o
Berbeda dengan pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pada pasar ini seluruh tenaga kerja bersatu, menyatukan kekuatan dan kepentingan dengan bergabung dalam serikat pekerja atau serikat buruh.Serikat pekerja bertugas mewakili para pekerja dalam menuntut upah dan fasilitas-fasilitas lain kepada perusahaan demi meningkatkan kesejahteraan pekerja.Karena bergabung dalam satu kekuatan, yakni serikat ser ikat pekerja maka para tenaga kerja memiliki hak monopoli dalam menjual atau menawarkan tenaganya.
127
Dalam pasar tenaga kerja monopoli, penentuan tingkat upah bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Menuntut upah lebih tinggi dari upah ekuilibrium.
Membatasi penawaran tenaga kerja.
Menambah permintaan tenaga kerja.
Pasar Tenaga Kerja Monopsoni
o
Pasar tenaga kerja monopsoni terjadi jika di satu wilayah tertentu hanya ada satu perusahaan yang bersedia meminta tenaga kerja, sedangkan para tenaga kerja tidak mempunyai organisasi
seperti
serikat
pekerja.Ini
berarti,
kekuatan
perusahaan jauh lebih besar dibanding tenaga kerja.Akibatnya upah yang terjadi umumnya di bawah upah ekuilibrium atau upah keseimbangan.
Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral
o
Pasar tenaga kerja monopoli bilateral terjadi jika terdapat dua kekuatan yang saling bertentangan.Kekuatan pertama berasal dari para tenaga kerja yang bersatu dalam serikat pekerja, dan kekuatan kedua berasal dari satu perusahaan yang merupakan satu-satunya perusahaan p erusahaan yang memakai tenaga k kerja. erja. Serikat
128
pekerja
yang
memberikan
penawaran
tenaga
kerja
mempunyai posisi yang sama kuat den dengan gan p perusahaan erusahaan yang melakukan permintaan tenaga kerja, sehingga terjadilah keadaan saling memonopoli, yang disebut monopoli bilateral
10.6 Kelebihan & Kekurangan Pasar Tenaga Kerja Kelebihan adanya pasar tenaga kerja
Untuk membantu mengurangi pengangguran.
Untuk membantu bagi pencari kerja maupun pengusaha/
perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
Untuk menambah devisa negara.
Untuk
mudah
mendapatkan
sebuah
informasi
tentang
lowongan pekerjaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Untuk membantu dengan cepat mengisi posisi pekerjaan dengan tenaga kerja yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahan adanya pasar tenaga kerja
Munculnya kegiatan percaloan tenaga kerja.
Munculnya tindakan penipuan dan kekerasan terhadap calon
tenaga kerja.
129
10. 7 Membangun Pusat Informasi Pemasaran Pemasaran Pariwisata Pariwisata
Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) adalah pusat layanan informasi bagi para pelaku ekonomi, khususnya pelaku perdagangan, selain sebagai pusat llayanan ayanan informasi tentang pariwisata.Pembangunan pusat informasi ini adalah bentuk realisasi kebijakan pembangunan sarana-prasarana ekonomi pada umumnya, serta
sarana-prasarana
khususnya.Ini
adalah
perdagangan penjabaran
dari
dan
pariwisata
pembangunan
pada sistem
perdagangan barang dan jasa unggulan.Berangkat dari kebutuhan turis mari mari kita lihat apa yang sebetulnya m mereka ereka butuhkan dan mereka lakukan pada sebuah tem tempat pat wisata aadalah dalah sebagai berikut: 1. Mencari informasi detail
Beberapa hal yang akan dilakukan
turis dalam mencari
informasi adalah sebagai berikut : Lokasi
o
: Aman (bukan area konflik) , Murah,
Memenuhi karakteristik Kunjungan, mudah dikunjungi. Transaksi
o
: Kartu kredit , e-Banking , Transfer payment.
Transportasi :Mudah
o
didapat, Murah, Cepat, Layanan 24
jam ,Tersedia kesemua situs.
130
2. Memesan Hotel
Dalam memesan hotel beberapa hal yang akan dilakukan turis : a. Hotel yang murah ,nyaman . aman, dekat dengan lokasi situs,
memiliki
“online “online
reservation” reservation”
(gampang
melakukan pemesanan). b. Dapat menggunakan “online payment” Credit card, Transfer, Online banking, Interactive information. 3. Memesan Tiket perjalanan
Tiket perjalanan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : a. Tiket yang murah, Gampang di “reserved”. “ reserved”. b. Dapat dibayar secara online Credit card, online banking, Interactive information. 4. Mencari Paket Tour
Dalam mencari paket tur, beberapa hal ini akan dilakukan oleh turis yaitu Paket tour n travel yang memiliki karakteristik atau mempunyai ketiga hal sebelum ini adalah : a. Dapat menemukan informasi detail tentang situs. b. Dapat melakukan pemesanan hotel dan c. Dapat melakukan pemesanan tiket perjalanan .
131
5. Mencari Lokasi Situs tujuan pariwisata
Hal penting yang akan dilakukan oleh setiap turis didunia ini adalah mencari situs tujuan pariwisata dari situs-situs sebagai berikut : a. Situs-situs tentang Hotel b. Situs-situs pemerintahan c. Agen-agen tur dan travel d. Situs-situs komunitas ( yang dapat bercerita tentang pengalaman “ surfing ” di situs-situs pariwisata tertentu ).
e. Menggunakan search engine ( google adalah favorit orang Indonesia). f. Foto , Video, Dokumen-dokumen perjalanan. Kelima hal yang dibutuhkan turis tersebut pada akhirnya akan dibuat dalam sebuah system yang merupakan Pusat Informasi bagi turis. Pusat informasi tersebut harus mengandung keenam hal sebagai berikut (6T) : 1. Terdekat
Informasi dapat diperoleh disekitar turis berada baik itu berupa media suratkabar, suratkabar, Email, Situs online / Blog, Sms dan Suratsurat atau dokumen elektronik.
132
2. Tercepat
Informasi dapat dengan cepat diakses, tidak lambat saat informasi sedang diakses. 3. Termurah
Informasi dapat diakses dengan biaya yang murah, bahkan apabila memungkinkan informasi tersebut “dating” secara gratis
kepada calon turis. 4. Terakurat
Informasi yang disampaikan harus akurat, tepat sesuai dengan yang ada dalam brosur. 5. Terpercaya
Informasi yang disampaikan harus dapat dipercaya, tidak membuat kebohongan, harus dibuat apa adanya sesuai kondisi asli. 6. Ternama
Informasi harus berasal dari organisasi, departemen, lembaga yang bertanggung jawab dan mempunyai nama yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penting
bagi
pemerintah
untuk
mempersiapkan sebuah layanan pusat informasi yang credible dan dapat menunjukan “wajah” bahwa layanan informasi
133
tersebut
dikelola
oleh
pemerintah
atau
swasta
yang
bekerjasama dengan pemerintah. Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan turis dan semua hal yang “kira-kira” akan mereka lakukan untuk menemukan
sebuah situs tujuan pariwisata maka hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan infrastruktur fisik untuk mengakomodir seluruh kebutuhan turis tersebut. Dengan kemauan dan kemampuan pemerintah propinsi secara serius dalam mempersiapkan infrastruktur tersebut di dukung penuh oleh
tata kelola teknologi informasi yang memadai
maka diyakini percepatan pariwisata akan m meningkat eningkat dengan tajam.
134
BAB XI SISTEM INFORMASI PARIWISATA
11. 1. Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata
Sistem Informasi pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar”. Produk industri yang
dipasarkan itu tidak berwujud (intangible product), karena itu tidak dapat di pindah kan, dicoba, di tabung atau ditumpuk di gudang dimana hubungan antara penjual dan pembeli berakhir kalau transaksi selesai dilakukan. System terintegrasi dalam persepsi teknologi informasi merupakan sebuah koneksitas diantara semua elemen sistem atau stakeholders yang terhubung dalam sebuah sistem jaringan yang saling terkait. Rancangan sistem tersebut secara global dapat dilihat sebagai berikut : Sistem seperti ini memerlukan pusat informasi yang sangat rapi dan terintegrasi dari semua pihak dan dapat dibangun atau
135
disponsori oleh dinas pariwisata provinsi. Pusat informasi ini harus dapat diakses oleh setiap calon turis dengan sangat mudah. Dengan menggunakan beberapa teknik dalam metode pencarian cepat ( sea sear ch engine ngi ne opti mati on ) diperkirakan Pusat informasi seperti ini akan cepat dikenal dan banyak diakses oleh calon turis dari seluruh penjuru dunia. Dua bagian utama dalam sistem ini adalah :
pe er tama, p
membangun infrastruktur pusat informasi dengan
sangat hati-hati dan terintegrasi seperti yang telah dijelaskan diatas, lalu yang
kedua, Mulai memasarkan pusat informasi ini agar dapat dan cepat
diakses oleh calon turis diseluruh dunia dengan
beberapa teknik transaksi dan bantuan dari search engine optimation serta beberapa trik pemasaran yang banyak
berkembang didunia maya / Internet (baca: E-Commerce). Sistem Informasi Pariwisata adalah sistem yang menyajikan informasi - informasi mengenai suatu objek wisata, kawasan wisata ataupun wahana - wahana di suatu objek/kawasan wisata. Sistem ini juga menyajikan tentang beberapa informasi yang menunjang kegiatan kepariwisataan seperti akomodasi, transportasi, tiket, hotel. Bagian-bagian dari system informasi pariwisata
136
Promosi oleh negara/daerah
Asosiasi pariwisata
Travel information centers
Promosi oleh perusahaan
Pengetahuan pekerja pariwisata
Brosur
Penampilan daerah pariwisata
Wisatawan yang selalu datang
Manfaat
menggunakan menggunakan
internet
dalam system
informas informasii
pariwisata
Memudahkan untuk mengakses
Dapat
memberikan
informasi
yang
lengkap
kepada
konsumen
Dapat menjangkau luas di berbagai dunia
Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan pariwisata.
11.2. Membangun Pusat Informasi Pariwisata
Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan: Kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan penentuan cara-cara atau metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara.
137
Oleh karena itu, strategi juga harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam pengembangan pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata. Strategi Membangun Pusat Informasi Pariwisata yang menunjang
pertumbuhan
ekonomi
dapat
dilakukan
dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu. b. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat. Hal ini merupakan hal penting karena sebagai hal pengalaman pada beberapa daerah tujuan wisata, apabila tidak melibatkan masyarakat setempat, akibatnya tidak
ada
sumbangsih
ekonomi
yang
diperoleh
masyarakat sekitar. c. Kegiatan promosi harus beraneka ragam, selain dengan mencanangkan cara kampanye dan program Visit Indonesia
Year
seperti
yang
sudah
dilakukan
138
sebelumnya. Kegiatan promosi juga perlu dilakukan dengan membentuk sistem informasi yang handal dan membangun
kerjasama
yang
baik
dengan
pusat
informasi pada negara – negara lain terutama pada negara yang berpotensi. d. Perlu menentukan daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan disbanding dengan daerah tujuan wisata lain, terutama yang bersifat tradisional dan alama. Karena era kekinian lah objek wisata yang alami dan tradisional yang menjadi sasaran wisatawan asing. e. Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua daerah tujuan wisata yang ada diseluruh Indonesia. f. Mengajak masyarakat sekitar daerah tujuan wisata agar menyadari peran, fungsi dan manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang peluang yang ttercipta ercipta bagi berbagai kegiatan yang d dapat apat menguntungkan secara ekonomi. g. Sarana
dan
prasarana
yang
dibutuhkan
perlu
dipersiapkan secara baik untuk menunjang kelancaran pariwisata. misalnya dengan pengadaan perbaikan jalan,
139
telepon, internet dan pusat pembelanjaan disekitar lokasi daerah wisata. Dengan memperhatikan beberapa masukan ini kiranya dapat membantu bagi penyelenggara pariwisata yang dapat menunjang pertumbuhan
ekonomi.
Factor
baik
internal
dan
eksternal,
pariwisata dapat menghasilkan pendapat yang luar biasa bagi suatu daerah terutama apabila dikelolah dengan baik.
11.3. Sistem Perencanaan
Sistem Perencanaan adalah proses membuat sebuah Laporan Perencanaan Sistem yang menggunakan sumber sistem informasi yang berhubungan dan mendukung tujuan bisnis dan operasi organisasi.
Sistem
Perencanaan berhubungan dengan perencanaan
bisnis
Sistem Perencanaan menyangkut estimasi dari kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta operasinya. Definisi dari perencanaan pemasaran strategis menurut Mc
Donald adalah proses manajemen yang mengarah pada perencanaan pemasaran.
Perencanaan
ini
merupakan
urutan
logis
dan
140
serangkaian aktivitas ke arah penetapan tujuan pemasaran dan perumusan
rencana
untuk
mencapai
tujuannya.Perencanaan
pemasaran adalah penerapan yang sudah direncanakan dari sumber daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Dengan demikian, perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses sistematis
dalam
pemasaran.Rencana
merancang dan mengkoordinasi keputusan pemasaran
ini
memberikan
fokus
bagi
pengumpulan informasi, info rmasi, format bagi pen penyebarluasan yebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian respon strategik dan taktikal perusahaan.
Perencanaan dari Pemerintah
Bersifat makro
Sasarannya prasarana yang bersifat umum, misalnya
aksesibilitas, air bersih.
Pemasyarakatan dan pemberdayaan sapta pesona, misalnya
: suasana aman, kemudahan, iklim kondusif bagi investor.
Menumbuhkan dan sosialisasi image destinasi yang positif
bagi wisatawan ( citra daerah tujuan wisata) Perencanaan dari Swasta atau Dunia Usaha
Bersifat Mikro
141
Bersifat profit making
Sasarannya prasarana dan penyediaan fasilitas lingkungan
usaha
Mewujudkan
misalnya
:
Sapta
Pesona
keamanan,
dilingkungan
keterlibatan,
usahannya,
dan
keindahan
lingkungan.
Menjual produk (sales produk) dengan berorientasi pada
kepuasan konsumen diamping untung dan rugi. Perencanaan dari Masyarakat
Bersifat sederhana
Bersifat partisipasif
Ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya.
11. 4. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA
Mendefinisikan situasi bisnis
Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)
Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan
Penetapan tujuan dan pasar
Mendefinisikan
dilakukan
strategi
pemasaran
dan
usaha
yang
142
Perancangan tanggung jawab implementasi
Penganggaran strategi pemasaran
Monitor kemajuan usaha pemasaran
Tujuan perencanaan pemasaran adalah identifikasi dan kreasi dari keunggulan kompetetif.
Perencanaan Kontingensi
Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif dan memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian Penyebab kegagalan dalam perencanaan : Minimnya rencana nyata
Minimnya analisa situasi yang memadai
Tujuan dan sasaran yang tidak realistis
Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan
Manfaat rencana pemasaran :
Mencapai koordinasi aktivitas yang lebih baik
Mengidentifikasi perkembangan yang diharapkan
Meningkatkan kesiapan organisasi untuk berubah
143
Meminimalkan respon tak rasional samapi respon yang
tak diharapkan
Mengurangi
konflik
tentang
ke
mana
seharusnya
organisasi bergerak
Meningkatkan komunikasi
Mendesak manajemen untuk berpikir ke depan secara
sistematis
Memperluas penyesuaian sumber daya yang tersedia
untuk mendapatkan peluang pilihan
Masalah masalah yang muncul akibat kurangnya perencanaan pemasaran :
Peluang-peluang yang hilang untuk mendapatkan laba
Angka-angka yang tak berarti dalam rencana jangka
panjang
Tujuan yang tidak realistis
Kurangnya informasi pasar yang dapat dilakukan
Perselisihan antar fungsional
Frustasi manajemen
Perkembangbiakan produk dan pasar
144
Pengeluaran promosi yang sia-sia
Penentuan harga yang terlalu membingungkan
Semakin melemah terhadap perkembangan bisnis
Hilangnya kendali terhadap bisnis
Langkah-langkah pokok dalam perencanaan pemasaran meliputi : 1. Melakukan analisis situasi Dengan
menggunakan
weaknesses,
analisis
opportunities,
dan
SWOT threats).
(streghts,
Analisis
ini
mencakup peluang dan masalah yang ditimbulkan oleh trend an situasi pembeli, pesaing, biaya dan regulasi. 2. Menetapkan tujuan/sasaran Tujuan dirumuskan secara spesifilk dan mengidentifikasi tingkat kinerja yang diharapkan untuk dicapai organisasi pada waktu tertentu di masa datang, dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. 3. Menyusun strategi dan program Pengambil
keputusan
kemudian
merancang
strategi
(tindakan jangka panjang untuk mencapai tujuan) dan program
(tindakan
jangka
pendek
spesifik
untuk
145
mengimplementasikan
strategi).
Hasil dari perencanaan pemasaran yang berfokus pada konsumen dapat menghasilkan sebuah keunggulan bersaing melalui :
Harga yang lebih rendah dibandingkan dengan para pesaing untuk manfaat yang sama atau
Keunikan manfaat yang dapat menutupi harga tinggi.
11.5 Sistem Evaluasi Pemasaran Pariwisata
Menurut Blue Say dalam tulisannya berjudul: Beginner’s Guide to Marketing Evaluation(London & Partners, 2010), para
pelaku usaha seringkali menempatkan evaluasi pada akhir kegiatan pemasaran, padahal sebenarnya lebih masuk akal (makes sense) apabila kegiatan ini dilakukan sejak awal saat seorang pengusaha menentukan sasaran dan hasil yang ingin dicapai dan merencanakan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan.
Komponen yang Perlu Dievaluasi Terdapat beberapa pandangan atau gagasan mengenai komponendalam kegiatan pemasaran yang perlu dievaluasi pada
146
tahap awal kegiatan.
Jon Vencil menyebutkan terdapat dua
komponen utama yang perlu dievaluasi, yaitu:
Evaluasi Produk, yaitu evaluasi pada jasa atau barang yang akan dilempar ke pasar. Dengan melakukan evaluasi sebelum produk dan jasa dilempar ke pasar, akan dapat diketahui produk atau jasa mana yang bisa tetap ditawarkan, dihentikan penawarannya,
dimodifikasi
produk
dan
jasanya,
atau
dilakukan pengulangan.
Evaluasi Proses, merupakan tindakan evaluasi yang dilakukan pada proses pemasaran produk dan jasa yaitu penggunaan metode pemasaran seperti iklan dan/ atau promosi. Dari evaluasi di tahap awal ini akan diketahui efisiensi dari setiap metode yang digunakan, diukur dengan perbandingan antara biaya dan hasil yang diperkirakan.
Dasar Pertimbangan Evaluasi : a. Tentukan lebih dahulu apa yang menjadi tujuan utama dilakukannya evaluasi b. Berilah urutan prioritas komponen pemasaran yang akan dievaluasi sehingga kegiatan evaluasi akan menjadi lebih efisien.
147
c. Pastikan adanya pakar dalam bidang evaluasi yang dapat membantu atau memberi pertimbangan pada metode evaluasi yang dilakukan d. Perhitungkan waktu dan durasi evaluasi yang akan dilakukan. e. Gunakan
sebanyak
mungkin
saluran
yang
tersedia.
Kemudian pilihlah tempat untuk mengadakan evaluasi yang mudah diakses oleh mereka yang akan mengevaluasi data. f. Gunakan data hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pemasaran pada periode berikutnya.
IMPLEMENTASI KASUS
Sabtu, 8 Desember yang lalu kami mengunjungi Dinas Priwisata Kota Denpasar yang berada di Jl. Surapati No.7 Denpasar untuk
mengetahui
tentang
informasi
pariwisata
di
kota
Denpasar.Karena kami hanya mempunyai waktu senggang saat akhir pekan, kami mengadakan kesepakatan dengan seorang pegawai Dinas Pariwisata Kota Denpasar untuk bersedia kami kunjungi dan memberikan informasi terkait dengan pokok bahasan kami yaitu mengenai informasi pariwisata, kami tertarik untuk
148
mengangkat kasus penipuan mengenai informasi pariwasata yang berkedok agent travel. Beberapa waktu yang lalu, sekitar bulan Oktober penipuan dilakukan oleh travel agen online website www.bali-explorer.com / www.kutacarrental.com www.kutacarrental.com Address : Jl. Wr supratman 263 B 2nd Floor Denpasar - Bali – Indonesia Phone
: +62 361 9285810
Mobile
: +62 819 3432 1888
E-Mail
::
[email protected] [email protected]
Website
www.kutacarrental.com :: www.kutacarrental.com
Sister Site : www.bali-explorer.com for hotel needs in Bali.
Lisa, wisatawan yang bermaksud berlibur di Bali memakai jasa mereka menginap di villa mutiara seminyak ( 2 mlm 3,7 juta) sudah bayar lunas via transfer ke rekening Doni Riswandi (owner) Bali Exporer dan Kuta Car Rental. Tetapi setelah ia kembali ke negaranya ternyata pihak mutiara memotong pembayaran sewa villa. ternyata pihak Bali Explore (Doni Riswandi) belum membayar tagihan villa ke pihak mutiara sehingga tamunya membayar 2x . Setelah dihubungi doni riswandi sudah kabur.
149
Pembahasan : Berkaitan dengan maraknya penipuan yang dilakukan oleh beberapa travel agent gelap atau tidak berizin resmi, pelanggan diharapkan untuk lebih
berhati-hati dalam bertransaksi dengan
travel agent yang tidak resmi, atau perusahaan/perorangan yang mengatasnamakan biro perjalanan / Travel Agent yang mempunyai motif menjebak atau menipu dengan menjanjikan harga murah. Kasus-kasus penipuan seperti ini sangat merugikan pihak ko konsumen, nsumen, serta Travel Agent Resmi yang terkena imbas dari kasus-kasus tersebut yang berdampak negatif pada kepercayaan masyarakat terhadap Biro Perjalanan / Travel Agent. Narasumber kami yaitu Bapak yang menjabat sebagai di Dinas
Pariwisata
Kota
Denpasar
memberikan
tips
untuk
menghindari penipuan. Periksa biro perjalanan wisata yang Anda gunakan.
Sebaiknya, gunakan biro perjalanan wisata yang memiliki reputasi baik.
Minimal,
pilih
biro
perjalanan
wisata
berdasarkan
rekomendasi teman atau kerabat yang sudah pernah menggunakan biro perjalanan wisata tersebut.Tanyakan secara detail harga paket
150
yang ditawarkan termasuk biaya tambahan yang mungkin akan keluar di saat perjalanan dan tidak masuk dalam harga paket. Cek kembali tiket yang sudah Anda pesan. Beli tiket
untuk transportasi umum seperti pesawat terbang, kereta, dan bus, melalui agen atau penjualan resmi. Hindari pembelian melalui calo, selain harga lebih mahal, bisa jadi tiket yang dijual adalah palsu.Periksa tanggal dan tujuan tiket yang Anda beli, pastikan ke pihak perusahaan transportasi mengenai jadwal keberangkatan apa masih sesuai dengan jadwal semula. Gunakan asuransi perjalanan.Perjalanan ke luar negeri
untuk beberapa negara seperti Eropa, memang mengharuskan pelancong asal Indonesia memiliki asuransi perjalanan sebagai syarat permohonan visa.Selain itu, asuransi perjalanan juga dapat membantu Anda jika terjadi kehilangan sampai kejadian pesawat yang delay. Membayar dengan uang tunai.Sebaiknya bawa saja uang
tunai secukupnya. Menukar uang. Jika ke luar negeri, sebaiknya membawa
uang dalam bentuk dollar AS.Lalu tukarkan ke mata uang setempat di money charger
terpercaya
dan penukaran resmi.Hindari
menukarkan uang Anda di bandara atau money charger yang padat
151
turis, biasanya di tempat-tempat ini uang Anda akan dihargai murah. Pilih
hotel
dengan
reputasi
tinggi.Jangan
langsung
percaya dengan foto yang ditampilkan situs suatu hotel.Gunakan rekomendasi dari kenalan yang mengenal daerah tersebut mengenai reputasi hotel tersebut. Jangan mudah percaya dengan orang asing.Jangan
terlalu bergantung pada orang yang baru Anda kenal.Tetap waspada,
jangan
sampai
Anda
dibawa
ke
tempat
yang
mencurigakan ataupun tempat-tempat sepi.Waspada juga barang barang yang Anda bawa selama perjalanan. Sewa
mobil
ataupun
taksi.Gunakan
taksi
dengan
argometer dan naik taksi yang memiliki reputasi baik di daerah tersebut. Anda bisa tanyakan pihak hotel untuk taksi apa yang bisa dipercaya di daerah atau negara tersebut. Teliti harga diskon yang ditawarkan.Ada baiknya periksa
terlebih dahulu potongan harga yang diberikan tersebut.Anda perlu tahu harga normal barang tersebut.Di beberapa toko, terkadang membuka bungkusan berarti membeli, walaupun Anda sekadar ingin melihat kondisi barang.
152
Pak
melanjutkan,
tidak
dapat
dipungkiri
kunjungan
wisatawan tidak bisa lepas dari berbagai dampak, baik dari segi keamanan, teroris, isu kesehatan dan dan faktor lainnya.Hal ini kita dapat lihat pada tingkat kunjungan wisatawan yang mengalami fluktuasi.Untuk itu, Bali sebagai salah satu tujuan wisata terfavorit di dunia masih terus maningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan.
153
DAFTAR PUSTAKA
Ekonomi Pariwisata. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Gafur, Juliafitri Dj. 2008. “Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bitung (tesis)”. Medan : Universitas Sumatera Utara. Lundberg, E Donald., Stavenga, Mink H., dan Krishnamoorthy, M. 1997.
Pengantar Pendit, I Nyoman, S. 1999. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita, cetakan ke-enam ke- enam (edisi revisi
Pitana, I Gede. 1994. Desa Adat Dalam Arus Modernisasi. Dalam Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar: BP. Republik Indonesia, 1999, Undang-Undang Otonomi Daerah, Kuraiko Pratama, Bandung. Spillane, J James. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Kanisius.Yogyakarta Undang-UndangNomor10 Tahun 2009 TentangKepariwisataan. Kompas,Com Yoeti.Oka A.2010.P emasar saran an P Pa ar i wia wiasat sata a Ter Terp padu.Bandung : Angkasa.
154
Nengah Landra, lahir di Klungkung, Bali, pada tanggal 31 Desember 1962, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak I Ketut Daging (Alm) dan Ibu Ni Wayan Tiyeb (Alm). Pendidikan SD diselesaikan di SDN 1 Nyalian, Banjarangkan Klungkung lulus pada tahun 1974, pendidikan SMP diselesaikan di SMPN1 Banjarangkan, Klungkung lulus pada tahun 1977, pendidikan SMA diselesaikan di SMAN1 Klungkung lulus pada tahun 1981. Pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar lulus tahun 1986, 1986, Strata Du Dua a (S2) pad pada a Program Magister Manajemen Pasca Sarjana Universitas Udayana lulus tahun Studi pada Program Ilmu Manajemen pada Program Doktor Pasca 2003. Sarjana Fakultas Ekonomi Doktor dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang lulus tahun 2015.. Pengalaman bekerja sebagai dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar sejak tahun 1989 sampai sekarang. Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 1997-2004. Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 2008-2012. Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 20122018. Wakil Rektor II mulai 12 April 2018 sampai sekarang