E-Book Referensi Bisnis Pariwisata

September 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download E-Book Referensi Bisnis Pariwisata...

Description

 

Penulis: Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta,SE.,M.Si Dr. Nengah Landra, SE.,MM

BISNIS PARIWISATA

TAHUN 2018

i

 

ii

 

BISNIS PARIWISATA

iii

 

BISNIS PARIWISATA

iv

 

BISNIS PARIWISATA Cetakan Pertama Juli 2018 18 x 26 cm, ix + 154 ISBN: 978-602-52347-1-2 (1)

Penulis Dr. Drs. I Ketut Setia Sapta,SE.,M.Si Dr. Nengah Landra, SE.,MM Tim Editor Dr.Drs. Anak Agung Putu Agung,MM Dr. Drs. I Wayan Sujana, MM Cover Putu Noah Aletheia Adnyana Sampul ini diambil dari www.pexels.com

Diterbitkan Oleh CV. Noah Aletheia

Jl. Tegalsari Gg. Koyon. No. 25 D. Banjar T Tegalgundul egalgundul Desa Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kab. Badung Bali Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak seluruh atau sebagian buku ini

v

 

KATA PENGANTAR Buku ini memberikan acuan bagiamana melakukan bisnis  pariwisata di Bali. Bali merupakan daerah yang sangat potensial  bagi para pebisnis. Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh para turis baik domestik asing. Bisnis di Bali terbilang subur, mengingat daerah wisata ini cukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang memiliki dana yang cukup bes besar ar adalah konsumen  potensial yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis.  Namun, bagi para investor asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha apa yang akan diminati banyak konsumen. Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus dilakukan adalah melakukan survei mengenai kondisi sebuah daerah, bagaimana kebiasaan masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan, serta bagaimana aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu saja cukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata. Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluang bisnis di Bali dari aspek non pariwisata. Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis asing yang mempunyai cukup dana. Semoga buku ini bermanfaat.

Denpasar, Juni 2018

Penulis

vi

 

DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ………………………………………  ……………………………………… 

ii

KATA PENGANTAR ……………………………………  …………………………………… 

iii

DAFTAR ISI ………………………………………………  ……………………………………………… 

iv

BAB I PENDAHULUAN ………………………………… 

1

1.1 Definisi Pariwisata …………………………………… 

1

1.2. Industri Pariwisata …………………………………  ………………………………… 

4

1.3. Sumber –  Sumber –  Sumber  Sumber Pariwisata ……………………… 

5

1.4. Jenis - jenis Pariwisata ……………………………… ………………………………  

6

BAB II BISNIS PARIWISATA ……………………….... ………………………....  

13

2.1. Pengertian Bisnis Pariwisata ………………………… 

13

2.2. Tujuan Pariwisata …………………………………… 

14

2.3. Bentuk Bisnis Pariwisata …………………………… 

15

2.4. Potensi Bisnis Pariwisata …………………………… 

17

2.5. Bisnis Bisnis Pariwisata dan Manajemen …………………  ………………… 

19

2.6. Prospek Bisnis Pariwisata …………………………… ……………………………  

21

BAB III SISTEM KEPARIWISATAAN ……………… ………………  

24

3.1. Pengertian Sistem Kepariwisataan ………………… 

24

3.2. Dimensi Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan … 

24

3.3. Terminologi Kepariwisataan ……………………… 

25

3.4. Motivasi orang melakukan perjalanan wisata …… 

26

3.5. Klasifikasi Kepariwisataan ………………………... 

27

BAB

IV

PERTUMBUHAN

PARIWISATA

DAN

EKONOMI NASIONAL ……………….. ………………..  

33

4.1. Ekonomi Nasional ………………………………….  …………………………………. 

33

vii

 

4.2. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional dan Regional ……………………………………….. ………………………………………..   4.3. Dampak

Pertumbuhan

Pariwisata

35

terhadap

Perekonomian ………………………………………... ………………………………………...  

36

4.4. Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian …….. ……..  

37

4.5. Mengukur Sumbangan Pariwisata ……………....... …………….......  

41

BAB V PERMINTAAN PARIWISATA ……………..... …………….....  

45

5.1. Sifat Permintaan Pariwisata ……………………….. 

45

5.2. Perilaku Konsumen dalam Pariwisata ……………. 

49

5.3. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata ……………………………………………..  …………………………………………….. 

53

5.4. Batasan - Batasan dalam Permintaan Pariwisata… Pariwisata… 

58

BAB VI PRODUK-PRODUK PARIWISATA ………… …………  

61

6.1. Produk-produk Pariwisata …………………………. ………………………….  

61

BAB VII PERENCANAAN PARIWISATA

68

7.1. Perencanaan Pariwisata Pariwisata dan Pemasarannya ……… ………  

69

7.2. Analisis Lingkungan Sumber Da Daya ya Pemasaran Pemasaran ….. …..  

72

7.3. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata Pariwisata ……….. ………..  

74

7.4. Strategi Sasaran dan Memposisikan Pemasaran Pariwisata …………………………………………….. 7.5. Strategi Bauran Pemasaran …………………………. ………………………….  

75 77

7.6. Elemen Bauran Pemasaran Pemasaran Jasa ……………………. …………………….  

78

7.7. Organisasi yang Berorientasi Berorientasi Pemasaran Pemasaran …………...

79

7.8. Organisasi Pariwisata ……………………………….. ………………………………..  

83

7.9. Organisasi Organisasi Kepariwisataan Regional ………………..  ……………….. 

85

7.10. Strategi Pembangunan Pariwisata …………………  ………………… 

89

7.11. Strategi Strategi Segmentasi Segmentasi Pemasaran Pemasaran Pariwisata……….. Pariwisata………..  

90

viii

 

7.12. Strategi Bauran Pemasaran Pariwisata …………… ……………  

95

BAB VIII INVESTASI BISNIS PARIWISATA………… PARIWISA TA…………  

97

8.1. Prinsip –  Prinsip –  prinsip Investasi ……………………………  …………………………… 

97

8.2. Investasi Investasi dalam Kepariwisataan ……………………..  …………………….. 

100

8.3. Studi Kelayakan dan Model Pariwisata ……………. …………….  

102

BAB IX MODEL KEPARIWISATAN …………………... …………………...  

106

9.1. Tipe Pembangunan Pariwisata ………………………  ……………………… 

106

9.2. Sumber –  Sumber –  Sumber Modal …………………………….  ……………………………. 

107

9.3. Faktor  –   faktor yang Memengaruhi Pendapatan Pariwisata ……………………………………………...  ……………………………………………... 

108

BAB X PELUANG PARIWISATA ……………………… ………………………  

110

10.1. Peran Langsung Pariwisata Terhadap Peluang Kerja ………………………………………………… …………………………………………………  

110

10.2. Peluang Kerja Kerja dan Multiplier Pariwisata Pariwisata ………… …………  

113

10.3. Pasar Tenaga Tenaga Kerja dan Peluang Kerja …………. ………….  

119

10.4. Jenis-Jenis Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja ……………………  ……………………  

123

10.6. Kelebihan & K ekurangan ekurangan Pasar Tenaga Kerja …..  …..  

129

10.7. Membangun

Pusat

Informasi

Pemasaran

Pariwisata …………………………………………… ……………………………………………  

130

BAB XI SISTEM INFORMASI PARIWISATA ………... ………...   11.1. Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata ………….. 

135 135

11.2. Membangun Membangun Pusat Informasi Pariwisata ………….  …………. 

137

11.3. Sistem Perencanaan Perencanaan …………………………………  ………………………………… 

140

11.4. Langkah-Langkah Langkah-Langkah Pembuatan Rencana …………  …………  

142

11.5. Sistem Evaluasi Pemasaran Pariwisata …………… ……………  

146

IMPLEMENTASI KASUS ……………………………….. 

148

DAFTAR PUSTAKA

ix

 

BAB I  PENDAHULUAN  

1.1 Definisi Pariwisata

Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata  berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri atas du duaa suku kata yaitu "pari”  dan "wisata". Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata  berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang atau (Musanef, 1996 : 8). Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli diantaranya: 1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata) Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh (Musanef, 1996: 11). 2. Hans Buchi Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh

1

 

 pelayanan dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata (Musanef, 1996: 11). 3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya (Musanef, 1996: 11). 4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usahausaha yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu: 1.  Unsur manusia (wisatawan) 2.  Unsur kegiatan (perjalanan) 3.  Unsur motivasi (menikmati) 4.  Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata) 5.  Unsur usaha (Musanef, 1996: 1 13). 3). Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu : a)  Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.  b)  Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.

2

 

c)  Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan d engan bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi wisata. d)  Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat/daerah yang d dikunjungi ikunjungi dan sematamata sebagai konsumen di tempat tersebut, dengan mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12). 5. Menurut James. J. Spillane (1987: 20) pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,

mencari kepuasan,

mengetahui

sesuatu,

memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. Defenisi yang luas pariwisata adalah perjalanan d dari ari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,  budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan dianggap sebagai  perjalanan diperlukan,

wisata bila yaitu

memenuhi

bersifat

tiga

sementara,

persyaratan

yang

bersifat sukarela

(Voluntary) dalam anti tidak terjadi karena paksaan, dan tidak

 bekerja yang sifatnya menghasilkan upah. 3

 

Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan  pengertian Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam  perjalanan jauh dari rumah (bepergian) antar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.

1.2. Industri Pariwisata

Industri Pariwisata dapat diartikan sebagai sehimpunan  bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata. wisata.   Menurut S. Medlik, Medlik,   setiap produk, baik yang nyata maupun maya yang disajikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu manusia, hendaknya dinilai sebagai  produk industri. industri.   Jika sejemput kesatuan  produk hadir di antara berbagai perusahaan dan organisasi sedemikian sehingga memberi ciri pada keseluruhan fungsi mereka serta menentukan tempatnya dalam kehidupan Inonn, hendaknya dinilai sebuah industri. Sebagaimana yang dikemukakan  dikemukakan  UNWTO (United Nations World

Tourism

Organiation)

dalam

the

International

Recommendations for Tourism Statistics 2008, Industri Pariwisata 4

 

meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan Kegiatan reservasi lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan hiburan. UNWTO merupakan Badan Kepariwistaan Dunia dibawah naungan PBB. naungan PBB. Menurut  Menurut Undang-Undang  Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009, Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa  bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam  penyelenggaraan  pariwisata.    pariwisata.

1.3. Sumber –  Sumber –  Sumber  Sumber Pariwisata 

Modal atau sumber pariwisata dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu, potensi alam, potensi kebudayaan, dan  p  po otensi

ma n u s i a .

Potensi -potensi

tersebut

dijelaskan

dibawah ini : 1.  Potensi Alam, terdiri atas potensi fisik, flora dan fauna. Ketiga  potensi alam tersebut dapat menjadi atraksi wisata yang  berperan sama, tetapi salah satu atraksi dapat lebih menonjol. Pada umumnya wisatawan lebih tertarik pada alam terbuka seperti pegunungan, hutan dan pantai.

5

 

2.  Potensi Kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi, tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala kegiatan yang hidup di tengah-tengah masyarakat. 3.  Potensi Manusia, yaitu kemampuan yangada dalam diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata.

1.4. Jenis - jenis Pariwisata

Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis  pariwisata tersebut adalah sebagai berikut. 1.  Wisata Budaya Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas

pandangan

hidup

seseorang

dengan

jalan

mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring  perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan – kesempatan kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan – kegiatan kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 6

 

2.  Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air, lebih – lebih lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat –   – lihat lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta  berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah –  daerah atau negara – negara negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau –   pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba,  pantai Pulau Bali dan pulau –   pulau kecil disekitarnya, disekitarn ya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta. 3.  Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha – usaha usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang – undang. undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta 7

 

alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh – tumbuhan tumbuhan yang jarang terdapat di tempat –  tempat lain.  – tempat Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya 4.  Wisata Konvensi Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas  bangunan dengan ruangan – ruangan ruangan tempat bersidang bagi para  peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International

Convention

Center)

di

Berlin,

Philipina

mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang – sidang sidang pertemuan 8

 

 besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, maupun Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan –   badan nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program –   program atraksi yang menggiurkan. 5.  Wisata Pertanian (Agrowisata) Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah  pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek   proyek  –   pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat –  lihat keliling  – lihat sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur   – mayur mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. 6.  Wisata Buru Jenis ini banyak dilakukan di negeri –   – negeri negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro  perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke 9

 

daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk  berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah – daerah daerah yang memang disediakan untuk berburu macan,  badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan. 7.  Wisata Ziarah Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat –   – tempat tempat suci, ke makam – makam makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau  pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan

melimpah.

Dalam

hubungan

ini,

orang – orang orang

Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang – orang orang Islam ke tanah suci, orang – orang orang 10

 

Budha ke tempat –  tempat suci agama Budha di India, Nepal,  – tempat Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat – tempat tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat-umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu – waktu waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat –  tempat tersebut di atas.  – tempat

Sesungguhnya daftar jenis –   jenis wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung kapada kondisi dan situasi  perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju  berkembang. Pada hakekatnya semua ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan banyak gagasan – g gagasan agasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat 11

 

diciptakan bagi kemajuan industri ini, karena industri pariwisata  pada hakikatnya

kalau ditangani dengan kesungguhan

hati

mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala pemikiran manusia yang melahirkan gagasan – gagasan gagasan  baru dari waktu – kewaktu. kewaktu. Termasuk gagasan – gagasan gagasan untuk menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.

12

 

BAB II BISNIS PARIWISATA

2. 1.Pengertian Bisnis Pariwisata 

Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan  b  baa r a n g

dan

wisatawan

atau dan

jasa

bagi

p e me n u h a n

penyelenggaraan

kebutuhan

pariwisata.Sektor

 p a r i w i s a t a m e m a n g c u k u p m e n j a n j i k a n u n t u k t u r u t membantu menaikkan cadangan devisa dan secara  p r a g m a t i s j u g a m a m p u

meningkatkan pendapat an

masyarakat. Prospek industry pariwisata Indonesia diprediksikan

WTO

akan

semakin

cemerlang,

dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami  p e r t u m b u h a n h i n g g a 4 , 2 % p e r t a h u n . S e l a i n i t u sektor

industri

kontribusi

pariwisata

nasional

bagi

nasional program

memberikan

pembangunan.

Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan  j u t a ,

serta

menyerap orang)

devisa

langsung

menyu mbang 8%

pada

angkatan tahun

yang

sebesar

9,61% kerja

pada

nasional

sama.

Selain

USS

4,7

PDB

dan

(6,6

juta

f a k t o r  –   13

 

faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek

berantai

terhadap

distribusi

pendapatan

 p e n d u d u k d i k a w a s a n s e k i t a r p a r i w i s a t a .

2.2. Tujuan Pariwisata 

a)  Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui

peningkatan

pendapatan

dilakukan

dengan

menetapkan kebijakan diskriminasi harga.  b)  Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli yang dapat meningkatkan supernormal profit. c)  Akan tetapi, dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar d)  Meningkatkan Devisa Negara e)  Memperkenalkan

keindahan

alam

dan

kebudayaan

Indonesia f)  Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional

14

 

2.3. Bentuk Bisnis Pariwisata 

Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan.

Bentuk-bentuk

pariwisata

tersebut

dijelaskan

dibawah ini: a)  Menurut asal wisatawan ertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya  pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selamaia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkankalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.  b)  Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran kedatangan wisatawan

dari

luar

negeri

adalah

membawa

mata

uangasing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadapneraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang inidisebut pariwisata aktif. Sedangkan, kepergian seorang warga negara ke luar negeri

15

 

memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luarnegerinya, disebut pariwisata pasif. c)  Menurut jangka waktu kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang  bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah istilah-istilah -istilah pariwisata  jangkapendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepadaketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan. d)  Menurut jumlah wisatawan perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulahistilah-istilah  pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan. e)  Menurut alat angkut yang dipergunakan dilihat dari segi  penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata

udara,

 pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.

16

 

2.4. Potensi Bisnis Pariwisata 

Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para  pebisnis untuk mengembangkan ide-idenya.Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha bisnis mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh paraturis baik domestik maupun turis-turis asing. Bisnis di Bali terbilang akan subur, mengingat daerah wisata inicukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang memiliki kantong-kantong tebal adalahkonsumen empuk yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi Anda masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi  bisnis di Bali yang laris manis. Namun, bagi Anda para investor asing yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, Anda harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha apa yang akan diminati  banyak konsumen.Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah usaha, hal yang harus Anda lakukan adalah melakukan survei mengenai

kondisi

sebuah

daerah,

bagaimana

kebiasaan

masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan, serta bagaimana aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu sajacukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata.  Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas 17

 

 pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluangbisnis p eluangbisnis di Bali dari aspek non pariwisata.Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis asing yang berkantong tebal. Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang  bisa Anda coba diantaranya: 1.  Bisnis penginapan Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup menjamur. Anda harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda pada bisnis yang Anda kelola. Misalkan saja pada  penginapan Anda dilengkapi dengan berbagai tradisi dan  budaya Indonesia lainnya dari berbagai daerah sehingga membuat para turis asing tertarik untuk mengetahui Indonesia lebih dalam. 2.  Bisnis rumah makan muslim Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat dicari olehpara turis domestik yang beragama Islam serta turis mancanegara lainnya dari negara-negara Islam. Parawisatawan yang taat beragama biasanya akan selektif mencari makanan yang halal bagi mereka. Sikap ini dapat Anda jadikan sebagai ide bisnis di Bali yang cukup potensial. 18

 

3.  Bisnis layanan bahasa Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup marak dilakukanorang. Semua orang mahir berbahasa Inggris, namun tak salah jika Anda pula yang menawarkan kursus  bahasaIndonesia singkat pada turis-turis asing. 4.  Bisnis transportasi Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di kawasan wisata sepertiBali. Bisnis di Bali yang satu ini memang termasuk pada bisnis pariwisata primer yang dicari konsumen.

2.5 Bisnis Pariwisata dan Manajemen

Bisnis

pariwisata

dewasa

ini

memang

memberikan

kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi nasional. Investasi pada  bisnis

penyedia

jasa traveling, bisnis

perhotelan, souvenir,

transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industri  pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya  bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada  penyediaan devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat ini in i lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal dari penerimaan 19

 

 pajak. Bisa dibayangkan dampak yang diti ditimbulkan mbulkan bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya.Dalam bisnis Anda bisa mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestik dan mancanegara, memberi diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya, keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka bukan hanya pelanggan akan datang melainkan juga tidak

sabarmemberi

tahu

teman

mereka

betapa

bagusnya

kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis pariwisata Indonesia. Bisnis pariwisata, meperlukan manajemen yang baik. Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen sering

berperan

membantu

perusahaan

mengembangkan

keunggulan yang bertahan lama. Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilan  persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi inov asi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing. Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara  –  negara  negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih  banyak. 20

 

2.6 Prospek Bisnis Pariwisata

Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri  pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61%  pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri  pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka  berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata. Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh 21

 

kekuatanapapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang memungkinkan mobilitas masyarakat.Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan  pengunjung atauwisatawan. Masyarakat sekitar berperan sebagai  penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku,  pola hidup, dan budaya masyarakat setempat. Misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat pedagang dan penjual  jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola  pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sek sekitar itar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lainbagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagaisubyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekadar sebagai obyek. Faktor kemanusiaan dan entitas  budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan masyarakat 22

 

tidak boleh tercerabut dari akar budayanya karena adanya  penekanan segi komersial dari tourism.

23

 

BAB III SISTEM KEPARIWISATAAN

3.1. Pengertian Sistem Kepariwisataan 

Sistem kepariwisataan terdiri atas kata “sistem” dan “kepariwisataan”. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas

komponen

atau

elemen

yang

dihubungkan

bersama

untuk

memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang  berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Sistem kepariwisataan adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang terdiri atas komponen atau elemen yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Elemen-elemen dalam sistem kepariwisataan terdiri atas objek kepariwisataan, atribut kepariwisataan, hubungan internal, dan lingkungan.

3.2. Dimensi Wilayah Wilayah dalam Sistem Kepariwisataan Kepariwisataan 

Dimensi wilayah adalah penjelasan mengenai suatu wilayah yang menjadi tujuan wisata seperti wilayah perairan, daratan, 24

 

 pegunungan, dan sebagainya. Dimensi wilayah juga menjelaskan mengenai garis-garis batas suatu perairan atau pulau di suatu wilayah tujuan pariwisata.

3.3 Terminologi Kepariwisataan 

Kata pariwisata  atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan tourism  sering sekali diasosiasikan sebagai rangkaian  perjalanan (wisata, tours/traveling) seseorang atau sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatu tempat untuk berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi kawan atau kerabat dan berbagai tujuan lainnya. 1. Kebudayaan: keseluruhan yg kompleks, yang didalamya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (E.B. Taylor) 2. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha yang terkait dibidang tersebut. (UU RI No. 09 Tahun 1990)

25

 

Kata kebudayaan dapat dipahami dalam tiga aspek, yaitu aspek material, perilaku, dan ide. Dalam bentuk material mencakup antara lain, peralatan hidup, arsitektur, pakaian, makanan olahan, hasil-hasil

teknologi

dan

lain-lain.

Dalam

wujud

perilaku 

mencakup kegiatan ritual perkawinan, upacara-upacara keagamaan atau kematian, seni pertunjukan, keterampilan membuat barang barang kerajinan dan lain-lain. Dalam wujud ide  mencakup antara lain sistem keyakinan, pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma.

3.4. Motivasi orang melakukan perjalanan wisata:  

1.  Mendapatkan kenikmatan dari waktu luang 2.  Memenuhi keingintahuannya di luar lingkungan sekitar 3.  Melihat budaya luar 4.  Melihat cagar budaya/objek wisata 5.  Menikmati pemandangan alam 6.  Kepentingan olahraga 7.  Kepentingan kesehatan 8.  Kepentingan keagamaan 9.  Mencari peluang kerja

26

 

3.5. Klasifikasi Kepariwisataan 

Demikian beragamnya motif wisata yang mengiringi seseorang melakukan perjalan wisata. Akan tetapi, tidak ada kepastian apakah semua jenis motif wista telah atau dapat diketahui. Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. McIntosh mengklasifikasikan motif-motif wisata yang dapat diduga menjadi empat (4) kelompok,yaitu: a.  Motif

Fisik,

kebutuhan

Motif-motif badaniah,

yang

seperti

berhubungan olahraga,

dengan istirahat,

kesehatandansebagainya.  b.  Motif budaya, Yang harus diperhatikan disini adalah yang  bersifat budaya seperti, sekadar untuk mengenal atau memahami daerahlain:

tata

cara

dan

kebiasaannya,

hari, kebudayaannya

yang

kebudayaan

bangsa

atau

kehidupannya

sehari-

berupa bangunan,

musik,

tarian dansebagainya. c.  Motif Interpersonal, Yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan keluarga, teman, tetangga, atau sekadar dapat melihat tokoh - tokoh terkenal; penyanyi,  penari, bintang film, tokoh politik po litik dan sebagainya. 27

 

d.  Motif status atau motif prestise, Banyak orang beranggapan  bahwa

orang

itu dengan

yang

pernah

sendirinya

mengunjungi

melebihi

tempat lain

sesamanya

yang

tidak bepergian. Orang yang pernah bepergian ke daerah daerah lain dianggap atau merasa dengan sendirinya naik gengsinya atau statusnya.

Dibawah ini tercantum sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisatanya yang sering disebut-sebut sebagai berikut: 1.  Motif Bersenang-senang atau Tamasya, Motif bersenang senang atau tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya. Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak - banyaknya,mendengarkan dan menikmati apa saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada satu sasaran yangsudah ditentukan dari rumah. Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah dan sebagainya.

28

 

2.  Motif Rekreasi, Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi ialah kegiatan yang menyelenggarakan kegiatan yang menyenangkan kesegaran

yang

jasmani

dimaksudkan dan

rohani

untuk

manusia.

memulihkan Kegiatan

-

kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki gunung), membaca,mengerjakan hobi dan sebagainya; juga dapat

diisi

dengan

perjalanan

tamasya

singkat

untuk menikmati keadaan di sekitar tempat menginap (Sightseeing).

Wisatawan

menghabiskan

waktunya

tipe di satu

rekreasi tempat

biasanya saja, sedang

wisatawan tamasya berpindah-pindah tempat. 3.  Motif Kebudayaan, Dalam tipe wisata kebudayaan orang tidak

hanya

sekadar

mengunjungi

suatu

tempat

untuk menyaksikan dan menikmati atraksi, akan tetapi lebih dari itu. Ia mungkin datang untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman seniman sering mengadakan perjalanan wisata untuk memperkaya diri, menambah pengalaman dan mempertajam kemampuan penghayatannya. Dalam wisata budaya itu juga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus

(special

events)

seperti

upacara

keagamaan, 29

 

 penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan rombongan kesenian yang terkenal dan sebagainya. 4.  Wisata Olahraga, Wisata olahraga ialah pariwisata di mana wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena motif olahraga. Wisata olahraga ini merupakan bagian yang  penting dalam kegiatan pariwisata. Olahraga dewasa ini merata di kalangan rakyat dan tersebar di seluruh dunia, dengan bermacam - macam organisasi baik yang bersifat nasional maupun internasional. Dalam hubungan dengan olahraga,

harus

dibedakan

antara

pesta

olahraga

atau pertandingan olahraga ( sporting events). 5.  Wisata Bisnis, Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang-orang bisnis. Ada kunjungan bisnis, ada pertemuan-pertemuan bisnis, ada  pekan raya dagang yang perlu dikunjungi dan sebagainya, ada yang besar, ada yang kecil. Semua peristiwa itu mengundang kedatangan orang - orang bisnis, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Arus wisatawan itu tidak hanya bertambah besar pada waktu peristiwa  peristiwa itu terjadi.

30

 

6.  Wisata Konvensi, Banyak pertemuan - pertemuan nasional maupun

internasional

untuk membicarakan

bermacam-

macam masalah: Kelaparan dunia, pelestarian hutan,  pemberantasan penyakit tertentu, sekadar untuk pertemuan tahunan antara ahli - ahli di bidang tertentu, dan sebagainya. Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata konvensi. 7.  Motif Spiritual, salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang

mengadakan

olahraga

dan

perjalanan

sebagainya,

untuk rekreasi,

orang

sudah

bisnis,

mengadakan

 perjalanan untuk berziarah (pariwisata ziarah) atau untuk keperluan

keagamaan

lain.

Tempat-tempat

ziarah

di

Palestina, Roma, Mekkah dan Madinah merupakan tempattempat tujuan perjalanan pariwisata yang penting. 8.  Motif Interpersonal, orang dapat mengadakan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain: orang dapat tertarik oleh orang lain untuk mengadakan perjalanan wisata. 9.  Motif Kesehatan, kegiatan - kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat - tempat sumber air mineral yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan  penyakit. Atau wisata kesehatan seperti yang sekarang 31

 

sering

dilakukan

pasien

Indonesia

yang

berobat

ke

Singapura, Jepang, check up ke Amerika Serikat, dan sebagainya. Perjalanan pasien - pasien tersebut adalah  perjalanan wisata kesehatan. 10. Wisata Sosial, (Social Tourism) Seperti motif wisata pada umumnya, motif wisata sosial ialah reakreasi, bersenang senang atau sekadar mengisi waktu libur. Akan tetapi,  perjalanannya

dilaksanakan

dengan

bantuan

pihak

-

 pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Bantuan itu dapat berupa kendaraan, tempat penginapan seperti wisma  peristirahatan atau hotel, yang hanya menarik sewa yang rendah sekali. Sebagai contohnya, wisata sosial buruh suatu  pabrik untuk untu k mengisi waktu liburan yang diberi subsidi oleh  perusahaan,

berupa

angkutan,

makan,

dan

wisma

 peristirahatan.

32

 

BAB IV PERTUMBUHAN PARIWISATA DAN EKONOMI NASIONAL

4.1. Ekonomi Nasional

Diperuntukkan

bagi

ekonom

dan

masyarakat

yang

menginginkan agar Indonesia menjadi negara yang mandiri sehingga ribuan trilyun rupiah hasil SDA bisa memakmurkan rakyat, tidak tergantung oleh hutang luar negeri atau lembaga IMF (yang mendikte pemerintah RI untuk mengonversi hutang swasta  jadi hutang negara/rakyat), tidak mementingkan konglomerat di atas rakyat Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun

1945,

ihwal

Perekonomian

Nasional

dan

Kesejahteraan Sosial antara lain dinyatakan sebagaiberikut: 1)  Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan; 2)  Cabang-cabang produski yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; 3)  Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat; 33

 

4)  Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi  berkeadilan,

berkelanjutan,

berwawasan

lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Kondisi ekonomi dapat dikatakan sangat berpengaruh terhadap suatu negara, kondisi ekonomi itu sendiri dapat juga mencerminkan bagaimana keadaan suatu negara. Maju atau tidaknya , tingkat keamanannya, hingga menyangkut masalah kesehatan sangat di pengaruhi oleh kondisi ekonominya. Untuk  perekonomian Indonesia masih dalam tahap memperbaiki , hal ini dikarenakan Indonesia sempat terkena krisis yang membuat  perekonomian Indonesia turun drastis pada saat pemerintahan orde  baru. Sebenarnya pertumbuhan perekonomian Indonesia yang sangat bagus terjadi pada masa orde baru, atau pada masa  pemerintahan Soeharto. Pada saat itu, pemerintah mencanangkan  pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut pelita,yang kebijakan ekonominya mencakup segala bidang seperti, kebutuhan

34

 

 pokok,pendidikan

dan

kesehatan,

kesempatan

kerja,

kesempatanberusaha, penyebaranpembangunan, dan lain- lain.

4.2 Kontribusi Pariwisata Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional dan Regional

1. Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Nasional Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintahdapat diu raikan menjadi dua, yakni kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung ber  asal dari pajak pendapatan yang dipungut dari para pekerja  pariwisata dan

pelaku

bisnis

pariwisata

pada

kawasan

wisata yang diterima langsung o oleh leh dinas pendapatan suatu destinasi. Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap

pendapatan

atau bea cukai barang

pemerintah

berasal

barang yang diimport

dari

pajak

dan pajak yang

dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung. 2.  Kontribusi Pariwisata terhadap Ekonomi Regional Berdasarkan Berdasa rkan fakta yang ada, pariwis pariwisata ata memberik memberikanda andam mpak pak yang cukup signifikan

terhada terhadap p

keadaan

suatu

daerah

 b  baaik itu da dam mpak sosial, bu bud daya, sampai deng ngaan ekonomi.

35

 

4.3. Pertumbuhan Pariwisata dan Dampaknya terhadap Suatu Perekonomian

Dampak Perekonomian membawa

Pertumbuhan Pariwisata

aliran

devisa,

Pariwisata

disambut lapangan

terhadap

Suatu

sebagai industri yang pekerjaan

dan cara hidup

modern. Industri periwisata memberikan keunikan tersendiri dibandingkan

dengan

sektor

ekonomi

lain karena

adanya empat faktor, yaitu:. A.  Pariwisata adalah Industri Ekspor Fana Segala transaksi yang terjadi di industri pariwisata  berupa pengalaman yang dapat diceritakan kepada orang lain,

tetapi

tidak

dapat

dibawa

pulang

sebagai

cinderamata. B.  Butuhnya Barang dan Jasa Tambahan oleh Wisatawan Saat seorang wisatawan mengunjungi suatu destinasi, ia selalu membutuhkan barang dan jasa tambahan, seperti transportasi dan kebutuhan air bersih. C.  Pariwisata adalah Produk Fragmented But Intergreted Maksudnya disini adalah pariwisata sebagai produk terpisah

-pisah

memengaruhi

tetapi

terintegrasi

yang

dan langsung

sektor ekonomi lain. UU nomor 10

tahun 36

 

2009 tentang kepariwisataan secara jelas menyatakan,  pariwisata berkaitan dengan banyak sector atau multi sektor. Koordinasi strategis lintas sector terkait dengan  pariwisata

di antaranya

dengan

bidang

pelayanan

ke pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina;  bidang

keamanan

umum

yang

dan

ketertiban;

mencakupi

telekomunikasi,

dan

jalan,

kesehatan

bidang prasarana air bersih,

listrik,

lingkungan;

bidang

transportasi darat, laut, dan udara; dan bidang promosi  pariwisara dan kerjasama luar negeri. Kerjasama antar sektor harus diatur dengan tata kerja, mekanisme dan hubungan baik untuk ma manfaat nfaat bersama. D.  Pariwisata merupakan Ekspor yang Sangat Tidak Stabil Sifat kepariwisataan yang dinamis danmusiman, membuat in dustri ini mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Industri pa riwisata rentan terhadapbanyak hal, seperti politik, sosial bu daya, dan pertahanan keamanan.

4.4 Dampak Pariwisata terhadap Perekonomian

Dampak

pariwisata

terdahat

perekonomian

dapat dikelompokkan sebagai berikut : 37

 

a.  Dampak Penerimaan Visa Negara  Nesparnas menghitung secara kuantitatif melaui standar statis statistik tik dengan mengacupada UN System of National Accounts yang menampilkan definisi dan klasifikasi yang dipergunakan untuk survei sesuai standar internasional. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa sumbangan periwisata terhadap perekonomian danketerkaitannya dengan berbagai sektor ekonomi lain baik konsumsi

yang

dilakukan

oleh

wisatawan

untuk

sektor

 pariwisata maupun sektor lain.Perhitung lain.Perhitungan an Nesparnas terdiri atas  beberapa sub sektor dalam ekonomi (perdagangan, hotel, restoran,transportasi

dan

jasa),

faktor

pendapatan

(upah,

keuntungan, danbunga) serta komposisi pengeluaran(konsumsi,  pemerintah, investasi, ekspor, danimpor). Ketiga komponen itu dihitung menjadi satu sebagaidevisa dari sektor kepariwisataan.  Nesparnas menggambarkan besaran devisa yang mengalir masuk danmengalir keluar dari sektor pariwisata.  b.  Dampak terhadap Pendapatan Masyarakat Setiap kegiatan pariwisata menghasilkan pendapatan khususnya  bagi masyarakat setempat . Pendapatanitu dihasilkan dari transaksi antara wisatawan dan tuan rumah dalam bentuk  pembelanjaan yang dilakukan olehwisatawan. Pengeluaran 38

 

wisatawan terdistribusi tidak hanya ke pihak-pihak yang terlibat langsung dalamindustri pariwisata seperti hotel, restoran, biro  perjalanan

wisata,

dan

pemandu

wisata.

Distribusi

 pengeluaranwisatawan juga diserap ke sektor pertanian, sektor industri kerajinan, sektor angkutan, sektor komunikasi, dansektor lain yang terkait. c.  Dampak terhadap Peluang Kerja Pariwisata merupakan industri yang menawarkan beragam jenis  pekerjaan kreatif sehingga mampumenampung jumlah tenaga kerja yang cukup banyak. Seorang wisatawan dilayani oleh  banyak orang. Sebagaicontoh, wisatawan yang bersantai di  pantai dapat memberikan pendapatan bagi penjual makanminum, penyewatikar, pemijat, dan pekerja lain. d.  Dampak terhadap Struktur Ekonomi Peningkatan pendapatan masyarakat dari industri pariwisata membuat struktur ekonomi masyarakatmenjadi lebih baik. Masyarakat bisa memperbaiki kehidupan dari bekerja di industri  pariwisata. e.  Dampak dalam Membuka Peluang Investasi Keragaman usaha dalam industri pariwisata memberikan peluang  bagi para investor untuk menanamkanmodal. Kesempatan 39

 

 berinvestasi di daerah wisata berpotensi membentuk dan meningkatkan perekonomianmasyarakat setempat. f.  Dampak terhadap Aktivitas Wirausaha Adanya kebutuhan wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata mendorong masyarakat untuk menyediakan kebutuhannya dengan membuka usaha atau wirausaha. Pariwisata membuka  peluang untuk berwirausaha

dengan

menjajahkan berbagai

kebutuhan wisatawan, baikprodukbarangmaupunprodukjasa. Selain keuntungan-keuntungan itu, pariwisata

memberikan

dampak yang merugikan bagimasyarakat di antaranya sebagai  berikut : a.  Bahaya Ketergantungan terhadap Industri pariwisata Melihat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dari sektor pariwisata, beberapa daerah tujuan wisata menjadi sangat bergantung dari kepariwisataan untuk kehidupannya. Hal ini menjadikanwisatawan sangat rentan terhadap  perubahan permintaan wisata.  b.  Pengembalian Modal Lambat Industri pariwisata adalah Industri dengan investasi yang  besar dan pengembalian modal yang lambat.Hal ini

40

 

menyebabkan kesulitan bagi pengusaha pariwisata untuk mendapatkan pinjaman untuk modal usaha. c.  Mendorong Timbulnya Biaya Eksternal Lain Pengembangan pariwisata menyebabkan muncul biaya eksternal lain bagi penduduk di daerah tujuanwisata, seperti  biaya

kebersihan

lingkungan,

biaya

pemeliharaan

lingkungan yang rusak akibat aktivitas wisata,dan peluang lain.

4. 5 Mengukur Sumbangan Pariwisata

a. Foreign Exchange Earnings Pengeluaran sektor pariwisata akan menyebabkan perekonomian masyarakat lokal menggeliat dan menjadi stimulus berinvestasi dan

menyebabkan

seiringbertumbuhnya

sektor sektor

keuangan ekonomi

bertumbuh

lainnya.

bahwa

 pembangunan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan suatu negara khususnya dari aktivitas perdagangan valuta asing.  b. Contributions To Government Revenue Kontribusi

pariwisata

terhadap

pendapatan

pemerintah

dapatdiuraikan menjadi dua, yakni: kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung berasal d dari ari pajak pendapatan 41

 

yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis  pariwisata pada kawasan wisata yang diterima langsung oleh dinas pendapatan suatu destinasi.Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap pendapatan pemerintah berasal dari  pajak ataubea cukai barang-barang yang diimpor dan pajak yang dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung. Pariwisata memang benar dapat meningkatkan pendapatan bagi pemerintah sehingga wisata tersebut dapatdikembangkan dengan baik. c. Employment Generation Beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata, membuktikan  berkontribusi

sektor nyata

 penciptaanusaha-usaha

pariwisata

secara

internasional

terhadap

penciptaan

peluang

kerja,

terkait

pariwisata

seperti,

usaha

akomodasi, restoran, klub, taksi, dan usaha kerajinan seni suvenir.

Pariwisata

 penyerapan

tenaga

memegang

peranan

penting

dalam

kerja

hampir

semua

negara

di

yangmengembangkan pariwisata, walaupun harus diakui sektor  pertanian “agriculture” masih lebih besar indekspenyerapannya indekspenyerapannya

dan berada di atas indeks penyerapan tenaga kerja oleh sektor  pariwisata di hampir semua negara pada tabel di atas. d. Infrastructure Development 42

 

Berkembangnya

sektor

pariwisata

juga

dapat

mendorong

 pemerintah lokal untuk menyediakan infrastruktur yang lebih  baik,

penyediaan

air

bersih,

listrik,

telekomunikasi,

transportasiumum dan fasilitas pendukung lainnya sebagai konsekuensi

logis

dan

kesemuanya

itu

dapat

meningkatkankualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat lokal itu sendiri sebagai tuan rumah. Pembangunaninfrastruktur  pariwisata dapat dilakukan secara mandiri ataupun mengundang  pihak swasta nasional bahkanpihak investor asing khususnya untuk pembangunan yang berskala besar seperti pembangunan BandaraInternasional,  pembangunan

dan

sebagainya.

insfrastruktur

pariwisata

Perbaikan

dan

tersebut

juga

akandinikmati oleh penduduk local dalam menjalankan aktifitas  bisnisnya, dalam konteks ini masyarakat local akanmendapatkan  pengaruh positif dari pembangunan pariwisata di daerahnya. e. Development of Local Economies Pendapatan

sektor

pariwisata

acapkali

digunakan

untuk

mengukur nilaiekonomi pada suatu kawasan wisata. Sementara ada beberapa pendapatan lokal sangat sulit untuk dihitungkarena tidak semua pengeluaran wisatawan dapat diketahui dengan jelas

43

 

seperti misalnya penghasilan parapekerja informal seperti sopir taksi tidak resmi, pramuwisata tidak resmi, dan sebagainya. Setiap pemasaran, termasuk pemasaran pariwisata pada awalnya dimulai dengan membuat analisis pasar wisata. Analisis ini meliputi analisis persepsi dan preferensi wisatawan. Pada umumnya calon wisatawan menginginkan suatu produk wisata tertentu. Faktor sosiodemografi dan psikografi memiliki peran yang sangat besar dalam memilih macam produk dan destinasi  pariwisata. Berawal dari data inilah bagaimana pemasaran harus dilakukan. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial di mana individual maupun kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran  produk dan nilai (value) secara bebas dengan pihak lain. Dari  pengertian ini jelas bahwa dalam proses pemasaran pihak  pemilik produk harus bisa menyesuaikan dengan keinginan wisatawan atau menyesuaikan dengan segmen wisatawan yang  berminat pada jenis produk yang dimilikinya. dimilikin ya.

44

 

BAB V PERMINTAAN PARIWISATA

5. 1. 1. Sifat Permintaan Permintaan Pariwisata Pariwisata 

Pariwisata merupakan suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, dikatakan demikian karena pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang dan jasa sebagai satu kesatuan produk yang nyata ( real goods) ataupun yang berupa jasa –   jasa ( service  service) yang dihasilkan melalui  proses produksi. Yang dimaksud dengan “ product ” dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu  proses produksi produk si tidak lain adalah su suatu atu barang ( product ) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia. Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utamadan faktor lain yang memengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai  berikut:

45

 

1.  Harga Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbal balik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan  berkurang begitu pula sebaliknya. 2.  Pendapatan Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat  berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata jika dianggap menguntungkan. 3.  Sosial Budaya Adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau  berbeda dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi hal

ini

akan

membuat

sebuah

keingintahuan

dan

 penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola  pikir budaya wisatawan. 4.  Sosial dan Politik Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan daerah tujuan wisata dalamsituasi aman dan tenteram, 46

 

tetapi

apabila

hal

tersebut

berseberangan

dengan

kenyataan, maka sosial politik akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya terhadap permintaan. 5.  Intensitas Keluarga Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam  permintaan wisata halini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah satukeluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu sendiri. 6.  Harga Barang Substitusi Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti,  juga termasuk dalam aspek permintaan. Barang-barang  pengganti

misalkan

sebagai

pengganti

DTW

yang

dijadikan cadangan dalam berwisata seperti, Bali sebagai tujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali

tidak

dapat

memberikan

kemampuan

dalam

memenuhi syarat-syarat daerah tujuanwisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura.

47

 

7.  Harga Barang Komplementer Merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, apabila dikaitkan dengan pariwisata  barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisatalainnya.

Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor  penting yang menentukan permintaan pariwisata berasal dari komponen daerah daerah asal wisatawan antara lain, jumlah  penduduk

( population

size),

kemampuan

finansial

masyarakat ( financial  financial means), waktu senggang yang dimiliki (leisure time), sistem transportasi, dan sistem  pemasaran pariwisata yang ada.

Gamal Suwanto (2004:48) berpendapat bahwa permintaan (demand ) terhadap hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non - ekonomis. Terjadinya

kekacauan, peperangan atau bencana alam

akan mengakibatkan permintaaan berkurang. Sebaliknya  bilamana

musim

berlibur

dengan kondisi normal, 48

 

 permintaan akan meningkat, sehingga kadang terjadi kekurangan dalam supply.

5.2. Perilaku Konsumen dalam dalam Pariwisata Pariwisata

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,  penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau  jasa. Konsumen diasumsikan memiliki formasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi  julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi. Berikut ini adalah wujud dari konsumen: 1.  Personal Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau  jasa untuk penggunaannya sendiri.

49

 

2.  Organizational Consumer Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau  jasa

untuk

memenuhi

kebutuhan

dan

menjalankan

organisasi tersebut. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perilaku konsumen yang harus dicermati olehseorang pengusaha, antar lain: a)  Faktor lingkungan yang melingkupi konsumen, baik lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan sosial. Lingkungan adalah salah satu elemen yang mempunyai

pengaruh

besar

bagi

perilaku

konsumen.Hal ini karena terkait dengan kebiasaan  bangsa Indonesia Indo nesia yang dalam kehidupannya seringkali mengikuti tren kelompok. Ketika ramai tren pakaian yang ketat, maka semua orang akan berubah yang sama dengan mayoritas.  b)  Perlunya pengusaha memperhatikan sumberdaya konsumen, seperti waktu luang yang dimiliki,perhatian terhadap produk yang beredar serta kekuatan daya beli masyarakat sasaran pasar. Faktor yang juga patut dijadikan pertimbangan adalah sikap dan gaya hidup 50

 

dari konsumen yang ingin ditujupengusaha dalam memproduksi barang dan jasa. c) Situasi  psychologis  yang melingkupi saat peluncuran  produk

dan

jasa

kepada

costumer.

 pentingnya pengusaha untuk informasi

yang

Disinilah

mampu mengelola

komprehensif

tentang

perilaku

konsumen beserta perubahan yang terjadi. Ini penting,  jika

costumer

seringkaliberubah mengkonsumsi

karena sikap suatu

kondisi dan produk

psychologisnya,

perilakunya dan

jasa

dalam yang

ditawarkan. d) Faktor lain yang juga harus mendapat perhatian  pengusaha adalah pandangan agama atasprodukdan  jasa yang diluncurkan. Di Indonesia yang terkenal agamis, penting memperhatikan ini,karena kalau dalam pandangan agama terdapat kandungan yang dilarang dalam produk sudah pasti akanterjadi  penolakan besar-besaran di masyarakat.

Gaya hidup adalah gambaran hidup seseorang yang tercermin pada ekspresi di setiap aktivitas, hasratserta keingingan, 51

 

dan pendapat-pendapat yang tercetus daripadanya. Gaya hidup atau lifestyle juga berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia, nilai-nilai hubungan sosial, kondisi ekonomi, bahkan juga  berdampak pada faktor-faktor lingkungan. Pada konteks pariwisata, gaya hidup juga berhubungan dengan aktivitas, hobi, pendapat, yangmemainkan peranan penting  pada perilaku konsumen. Perilaku konsumen pariwisata dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipologi sebagai dasar dari aspek sosilogi pengambilan keputusan oleh pelaku pariwisatauntuk memilah konsumennya agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen. Informasi

tentang

kebutuhan

riil

wisatawan

sangat

 berhubungan dengan perilaku konsumen, danmerupakan informasi  penting bagi pengelola pariwisata dalam melakukan peng pengembangan embangan  pariwisata agar sesuai dengan segmentasi wisatawan. Perilaku konsumen melekat pada tipologi konsumenpariwisata, dan juga adalah gambaran dari gaya hidup wisatawan yang berdampak pada aktivitas wisatawan pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.

52

 

5.3. Variabel - Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata 

1.  Aspek Penawaran Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005) , ada empat

aspek (4A) yang harus diperhatikandalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: a.   Attraction  (daya tarik). Daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat danbudayanya.  b.   Accesable  (transportasi).  Accesable

dimaksudkan

agar

wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata. c.   Amenities (fasilitas).  Amenities  memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agarwisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW. d.   Ancillary(kelembagaan).

Adanya

lembaga

pariwisata

wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, ( protection  protection of tourism) dan terlindungi.

53

 

Menurut

Smith,

mengklasifikasikan

1988

(dalam

berbagai

barang

Pitana, dan

2005)

jasa

yang

harusdisediakan oleh daerah tujuan wisata menjadi enam kelompok besar, yaitu: a)  Transportation   b)  Travel services  c)   Accommodation  d)   Food service  e)   Activities

and

attractions

(recreation

culture/

entertainment) 

f)   Retail goods.  Inti dari kedua pernyataan di atas adalah aspek penawaran harus dapat menjelaskan: a)  Apa yang akan ditawarkan.  b)  Apa saja atraksi yang ditawarkan. c)  Apa saja jenis transportasi yang dapat digunakan. d)  Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata. e)  Siapa saja yang bisa dihubungi sebagai perantara  pembelian paket wisata yang akan dibeli.

54

 

2.  Aspek Permintaan Pariwisata Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utama dan faktor lain yang memengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut: a.  Harga Harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata akan memberikan imbas atau timbalbalik pada wisatawan yang akan bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan  berkurangbegitu pula sebaliknya.  b.  Pendapatan Apabila pendapatan suatu negara tinggi, kecendrungan untuk memilih daerahtujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi calon wisatawan membuat sebuah usaha pada daerah tujuan wisata jika dianggap menguntungkan. c.  Sosial Budaya Dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau berbeda dari apayang ada di negara calon wisata  berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akantinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan

55

 

 penggalian pengetahuan sebagai khasanahkekayaan pola  pikir budaya wisatawan. d.  Sospol (Sosial Politik) Dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan Daerah TujuanWisata dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut berseberangan dengankenyataan, maka sospol akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinyapermintaan. e.  Intensitas Keluarga Banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta dalam  permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur darisalah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itusendiri. f.  Harga barang substitusi Disamping kelima aspek di atas, harga barang pengganti  juga termasuk dalam aspek permintaan, dimana barang barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti daerah tujuan wisata yang dijadikan cadangan dalam berwisata, seperti: Bali sebagaitujuan wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan 56

 

kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat daerah tujuan wisata sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia dan Singapura. g.  Harga barang komplementer Harga barang komplementer merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi dengan objek wisata lainnya. Melihat bahwa faktor penting yang menentukan permintaan  pariwisata berasal dari komponen daerah asal wisatawan antara lain (Jackson, 1989 dalam Pitana, 2005):

*

Jumlah penduduk (population size)

*

Kemampuan finansial masyarakat (financial means)

*

Waktu senggang yang dimiliki (leisure time)

*

Sistem transportasi

*

Sistem pemasaran pariwisata yang ada

57

 

Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari:   Jumlah

penduduk dari suatu negara asal wisatawan.

  Pendapatan  

perkapita dari suatu negara asal wisata.

Lamanya waktu senggang yang dimiliki.Berhubungan dengan musim di suatu negara.

  Kemajuan   Sistem

pemasaran yang berkembang.

  Keamanan  

teknologi informasi dan transportasi.

dunia.

Sosial dan politik serta aspek lain.Berhubungan dengan aspek fisik dan non fisik wisatawan

5.4. Batasan-Batasan dalam Permintaan Permintaan Pariwisata

Hermann

V.

Schuralard

(1910),

yang

dimaksud

kepariwisataan disini adalah sejumlah kegiatan,terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk kota, daerah atau negara. E. Guyer Freuler, merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai berikut: "Pariwisata dalam pengertian modern merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan 58

 

atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai  bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil perkembangan  perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan alat-alat  pengangkutan". Prof. K. Kraft (1942) mengemukakan batasan yang lebih  bersifat teknis sebagai berikut: keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta  penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperolehpenghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Dari beberapa batasan yang disebutkan diatas, tampak pada  prinsipnya kepariwisataan mencakup semua macam perjalanan, asal saja

perjalanan

tersebut

berhubungan

dengan

rekreasi

danpertamasyaan. Ada beberapa faktor penting dalam pemberian  batasan suatu definisi pariwisata,yaitu:   Perjalanan

dilakukan sementara waktu

  Perjalanan

itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya

 

Perjalanan itu walaupun apa bentuknya, harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi 59

 

 

Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.

60

 

BAB VI PRODUK-PRODUK PARIWISATA 6.1. Produk-produk Pariwisata

Produk-produk pariwisata yang dapat ditawarkan kepada  para konsumen adalah sebagai berikut: 1.  JasaTransportasi.

Perkembangan

bidang

pariwisata

di

Indonesia menjadikan bisnis Jasa Transportasi Wisata menjadi

bisnis

yang

dikembangkan. Usaha

jasa

cukup

diminati

transportasi

untuk

wisata, adalah

usaha khusus yang menyediakan angkutan untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata, bukan angkutan transportasi reguler/umum.  Usaha

Transportasi

yakni

mencakup

transportasi darat, laut dan udara.Perusahaan transportasi darat terdiri atas pelayanan bus, kereta, perusahanaan taksi, dan perusahaan transportasi udara meliputi maskapai  penerbangan. Sedangkan, transportasi laut terdiri atas  pelayaran umum dan pelayaran wisata.  2.  Jasa Akomodasi. Usaha penyediaan akomodasi, adalah

usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha  penyediaan akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok 61

 

wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan, motel, apartemen, wisma, cottage,

bungalow

dan

akomodasi

lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.  3.  Jasa Atraksi. Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan

dan rekreasi,merupakan usaha penyelenggaraan kegiatan

 berupa usaha seni pertunjukan, seperti tari, musik, dan upacara adat suatu budaya setempat baik tradisional maupun modern, arena permainan, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata, tetapi tidak termasuk di dalamnya wisata tirta dan spa.  4.  Jasa Perantara. Usaha jasa informasi pariwisata, adalah

usaha yang menyediakan data, berita,  feature, foto, video, dan

hasil

penelitian

mengenai

kepariwisataan

yang

disebarkan dalam bentuk bahan cetak dan/atau elektronik.   Usaha jasa konsultan pariwisata, adalah usaha

yang menyediakan sarana dan rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan  pemasaran

di

bidang

kepariwisataan.

Usaha jasa pramuwisata,  adalah usaha yang menyediakan

dan/atau mengoordinasikan tenaga pemandu wisata untuk

62

 

memenuhi kebutuhan wisatawan dan/atau kebutuhan biro  perjalanan wisata.  5.  Jasa

Penunjang. Sarana penunjang pariwisata adalah

 perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana  pokok. Selain berfungsi untuk membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, sarana  penunjang pariwisata memiliki fungsi yang jauh lebih  penting

yaitu

membuat

wisatawan

lebih

banyak

mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya.

Misalnya night

club,

casinos,

 steambaths, dan lain-lain. Adanya sarana pelengkap dan

 penunjang pariwisata seperti yang telah diuraikan di atas akan mendukung sarana-sarana pokok. Hal ini berarti bahwa ketiga sarana pariwisata tersebut, satu sama lainnya harus saling mengisi dan melengkapi.  6.  Jasa Restoran/Rumah Makan. Usaha jasa makanan dan minuman, adalah usaha jasa penyediaan makanan dan

minuman

yang

 perlengkapan

dilengkapi

untuk

proses

dengan

peralatan

pembuatan

dapat

dan

berupa

restoran, kafe, jasa boga, dan bar/kedai minum. 

63

 

7.  Jasa Travel. Usaha jasa perjalanan wisata, adalah usaha

 biro perjalanan wisata dan usaha agen perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan  jasa perencanaan perjalanan dan/atau jasa pelayanan dan  penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelenggaraan  perjalanan ibadah. Usaha agen perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan  pemesanan

akomodasi

serta

pengurusan

dokumen

 perjalanan.  Adapun beberapa cabang usaha jasa wisata  perjalan

yang

mempermudah

didirikan pelayanan

di

berbagai

untuk

wilayah

pelanggan.

untuk

Kegiatan

cabang biro wisata sama seperti kegiatan di kantor pusatnya. Sementara agen wisata sendiri adalah badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan jasa travel. Jasa travel wisata  juga memiliki beberapa perwakilan untuk mendukung bisnis wisata ini. Perwakilan jasa perjalanan meliputi:  a)  Biro perjalanan yang bersifat umum  b)  Badan usaha lain merupakan biro yang telah dipilih untuk melakukan kegiatan perjalanan baik sifatnya tetap atau sementara yang terletak di suatu wilayah. c)  Agen travel. 64

 

8.  Jasa MICE. Menurut Pendit (1999:25), MICE diartikan

sebagai wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu  pertemuan sekelompok

orang

(negarawan,

usahawan,

cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang  berkaitan

dengan

kepentingan

bersama.

Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya merupakan  perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok

orang

secara

bersama-sama,

rangkaian

kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, conventions,congresses,conference dan exhibition.  penyelenggaraan  penyelengg araan

pertemuan,

perjalanan

Usaha insentif,

konferensi, dan pameran, adalah usaha yang memberikan

 jasa

bagi

suatu

pertemuan

sekelompok

orang,

menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha

sebagai

imbalan

atas

prestasinya,

serta

menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan informasi dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional.  65

 

Bentuk-bentuk MICE yaitu:  a)  Meeting. Meeting menurut Kesrul (2004:8), adalah suatu  pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok

orang

 perkumpulan

yang

atau

tergabung

perserikatan

dalam dengan

asosiasi, tujuan

mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan  pengurus, menyebarluaskan infor informasi masi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan.  b)  Insentif. UU No.9 Tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27), merupakan

Menjelaskan suatu

bahwa

kegiatan

perjalanan perjalanan

insentif yang

diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi  perusahaan

yang

membahas

yang

perkembangan

bersangkutan.

Menurut

kegiatan Kesrul

(2004:18), bahwa insentif merupakan hadiah atau  penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa  berupa uang, paket wisata atau barang. 66

 

c)  Conference.

Menurut

Pendit

Istilah conference diterjemahkan

dengan

(1999:29), konferensi

dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim MICE sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan  exhibition  hakekatnya

merupakan sarana yang sekaligus adalah

 produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. d)   Exhibition.  Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam  bisnis

wisata

konvensi.

(2004:16), exhibition adalah

ajang

Menurut pertemuan

Kesrul yang

dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu  pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.

67

 

BAB VII PERENCANAAN PARIWISATA

Dalam pemberdayaan potensi wisata melalui elemen insitusi kepariwisataan yang terdiri dari peranan pemerintah, peran swasta atau dunia usaha dan peran masyarakat, maka perlunya  perencanaan lebih dititkberatkan fungsinya kepada lingkup tugas dan peranan masing-masing. Perencanaan dari Pemerintah Bersifat makro Sasarannya prasarana yang bersifat umum, misalnya aksesibilitas, air bersih.Pemasyarakatan dan pemberdayaan sapta  pesona, misalnya : suasana aman, kemudahan, iklim kondusif bagi investor.Menumbuhkan dan sosialisasi image destinasi yang  positif bagi wisatawan ( citra daerah tujuan wisata)  

Perencanaan

dari

Swasta

atau

Dunia

UsahaBersifat

Mikro,bersifat profit making Sasarannya prasarana dan  penyediaan fasilitas lingkungan usaha Mewujudkan Sapta Pesona dilingkungan usahannya, misalnya : keamanan, keterlibatan, dan keindahan lingkungan. Menjual produk (sales produk) dengan berorientasi pada kepuasan konsumen diamping untung dan rugi.

68

 

 

Perencanaan dari Masyarakat Bersifat sederhana,bersifat  partisipasip ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya.Suatu rencana dapat dilaksanakan pada umumnya mengacu kepada tersedianya sumber-sumber.yang memadai, memperhatikan kondisi dan situasi dalam masyarakat baik yang bersifat  positif dan negatif.

7.1 Perencanaan Pariwisata dan Pemasarannya Perencanaan merupakan sebuah aktivitas manajemen yang

dilakukan

dalam

ruang

lingkup

internal

perusahaan

dalam

menentukan strategi serta penetapan tujuan yang akan dicapai  perusahaan selama periode kedepan, yang melibatkan faktor internal serta eksternal perusahaan dalam pelaksanaannya. Aktivitas multidimensi ini berusaha untuk selalu integratif, yang mencakup faktor - faktor sosial, ekonomi, politik, psikologi, antropologi, danteknologi dengan mempertimbangkan masa lalu, kini, dan yang akan datang(Rose,1984). Perencanaan dalam pariwisata sangat diperlukan, karena terdapat fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah terpikir sebelumnya, keberadaan pariwisata dapat berdampak positif dan juga negatif, industri pariwisata semakin kompetitif dan

69

 

 promosi destinasi wisata makin gencar, pariwisata bisa berakibat  buruk pada sumber daya alam dan budaya, buda ya, pariwisata memengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses perencanaan  pariwisata. Untuk pemberdayaan potensi wisata melalui elemen insitusi kepariwisataan yang terdiri atas peranan pemerintah, peran swasta, dunia usaha, dan peran masyarakat, maka perlu perencanaan yang lebih menitik-beratkan pada fungsi lingkup tugas, dan peranan masing - masing. Suatu rencana dapat dilaksanakan pada umumnya mengacu kepada tersedianya sumber-sumber yang memadai, memperhatikan kondisi dansituasi dalam masyarakat baik yang  bersifat positif dan d an negatif. Menurut J. Krippendorf, dalam bukunya “Marketing Et

Tourisme” merumuskan

Pemasaran

Pariwisata

sebagai suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri  pariwisata, baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar. Sedangkan menurut Prof. Dr. Salah Wahab, L.J Crampon, Ma,

dan

LM

Rothfield,

MA

dalam

buku

“TourismMarketing”merumuskan  pengertian Pemasaran Pariwisata 70

 

sebagai suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi  pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan termasuk dalam kelompok industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan

yang

sudah

punya

keinginan

untuk

melakukan

 perjalanan wisata dan wisatawan yang mempunyai potensi akan melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan komunikasi dengan

mereka,

memengaruhi

keinginan,

kebutuhan,

dan

memotivasinya, terhadap apa yang disukai dan tidak disukai, pada tingkat daerah-daerah lokal, regional,nasional maupun internasional dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan memperoleh

kepuasan

optimal.

Kegiatan

pemasaran

dalam

 pariwisata sangat penting. Hal tersebut dapat ditunjukk ditunjukkan an dari  beberapa peran pemasaran pariwisata, yaitu organisasi pariwisata dan destinasi memiliki kekuatan untuk memengaruhi permintaan wisatawan (pengunjung) terhadap jenis produk dan pengalaman wisata tertentu dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para pemangku kepentingan pariwisata, terutama pangsa  pasar utama terhadap upaya pelestarian produk-produk wisata secara berkelanjutan, strategi pemasaran menyediakan kerangka kordinasi, sehingga para pemangku kepentingan pariwisata akan memiliki arah arah yang sa sama ma dalam upaya pengembangan mengelola 71

 

destinasi, pemasaran memiliki alat yang penting dalam memahami dan memengaruhi apa yang akan dikonsumsi oleh wisatawan /pengunjung dan tehnik penyampaian produk yang berkualitas yang dirancang untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan lokal serta manajer pemasaran akan memiliki target, terlibat dan bekerja sama dengan pihak pemerintah (regulator) dan para anggota Dewan Perwakilan

Rakyat

dalam

upaya

mencapai

sasaran-sasaran

 pembangunan pariwisata berkelanjutan.

7.2. Analisis Lingkungan Sumber Daya Pemasaran

Analisis lingkungan yang dimaksud adalah analisis yang dilakukan perusahaan dibidang pariwisata terhadap ancaman dan  peluang yang d dihadapi ihadapi oleh unit bisnis pariwisata tersebut. Analisis lingkungan

dimana

organisasi

pariwisata

beroperasi

dapat

dikelompokkan menjadi: 1.  Lingkungan makro, merupakan kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada di luar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasi perusahaan. Berkaitan denganpeluang dan ancaman terhadap

destinasi

atau

bisnis

pariwisata.

Meliputi

lingkungansosial politik, teknologi, ekonomi dan demografi.

72

 

2.  Lingkungan mikro, merupakan para pelaku yang sacara langsung berkaitan dengan peusahaan dan keberadaan sangat memengaruhi perusahaan. Yang termasuk lingkungan mikro adalah:  p  peelanggan, pemasok, pe pessaing, publik (masya syarakat). 3.  Lingkungan kompetisi, meliputi semua pemasok jasa pariwisata terhadap wisatawanyang sejenis atau target market yang sama. 4.  Lingkungan pasar, dalam pariwisata adalah wisatawan yang sedang berwisata danwisatawan potensial.Analisis terhadap sumber-sumber

dari

suatu

destinasi

atau

organisasi

kepariwisataan dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari organisasi tersebut. Kekuatan dan kelemahan tersebut diperoleh dari sumber- sumber pariwisata yang dimilikinya.

Analisis

lingkungan

dan

sumber-sumber

memberikan dasar bagi bisnis pariwisata atau destinasi untuk memformulasikan misi, sasaran dan tujuan. Sasaran yang realistis akan dapat membantu dalam: a.  Mengetahui apa yang harus dilakukan  b.  Mengembangkan perencanaan dan strategi yang efektif c.  Menseting tujuan dalam meningkatkan kinerja unit bisnis  pariwisata secara individu d.  Mengevaluasi hasil 73

 

7. 3. Strategi Segmentasi Pemasaran Pariwisata

Dengan

melaksanakan

segmentasi

pasar,

kegiatan

 pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu,  perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen. Tujuan dilakukannya segmentasi adalah sebagai dasar untuk menetapkan produk yang dapat lebih memenuhi kebutuhan pasar, untuk meningkatkan penjualan, menjadi dasar untuk menentukan strategi promosi yang lebih jitu, serta memperkuat posisi  persaingan. Secara sederhana segmentasi pasar adalah membagi-bagi  pasar sesuai dengan sifat dan karakteristiknya. Menurut Kotler dalam Oka A. Yoeti (2002:74), dalam industri pariwisata segmentasi pasar adalah membagi pasar pariwisata ke dalam kelompok-kelompok wisatawan secara tegas, dan tiap kelompok itu dipilih atau ditetapkan sebagai target pasar yang akan dipengaruhi dengan menggunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Berikut ini beberapa variabel utama yang dapa dapatt digunakan dalam melakukan segmentasi menurut Kotler dkk. (2002: 255-261). 74

 

1. 

Segmentasi Geografis: yang membagi pasar ke dalam unitunit geografis, misalnya daerah/negara asal wisatawan yang  berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Unit-unit geografis ini dapat berupa negara, provinsi, kota, kabupaten, kota dan kecamata.

2. 

Segmentasi Demografis: yang membagi pasar kedalam kelompok-kelompok berdasar pada variabel demografis seperti

umur,

jenis

kelamin,

pendapatan,

pekerjaan,

 pendidikan, agama dan kebangsaan. 3. 

Segmentasi Psikografis: yang membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasar kelas sosial, gaya hidup dan karakteristik pribadi/individu.

4. 

Segmentasi berdasar perilaku: yang membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasar pengetahuan me mereka, reka, sikap, penggunaan atau tanggapan terhadap suatu produk.

7.4 Strategi Sasaran dan Memposisikan Pemasaran Pariwisata

Setelah pasar dibagi bagi menjadi segmen-segmen, maka  perusahaan

harus

memutuskan

suatu

strategi

target

pasar.

Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar, yaitu:

75

 

1.  Undifferentiated targeting strategy. Strategi ini menganggap suatu pasar sebagai suatu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu tauran pemesanan yang digunakan

untuk

melayani

semua

pasar.

Perusahaan

mengandalkan produksi, distribusi,dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen. 2.  Differentiated targeting strategy. Perusahaan menghasilkan  beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga  perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam  produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut. 3.  Concentrated targeting strategy. Perusahaan lebih memfokuskan menawarkanbeberapa produk pada satu segmen yang dianggap  paling potensial. 4.  Custom targeting strategy. Perusahaan lebih mengarah kepada  pendekatan terhadap konsumen secara individual. Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu: 1. Mengevaluasi daya tarik masing - masing segmen dengan menggunakan variabelvariabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang 76

 

 pasarsasaran. 2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan.

7.5. Strategi Bauran Pemasaran

Dalam pemasaran, strategi berperan sebagai penyaringan dari pengelolaandengan tujuan mengoptimalkan keberhasilan usaha. Sedangkan secara lengkap menurutCravens, David W (1996) adalah “Strategi

pemasaran”

didefinisikan

sebagai

analisis,strategi

 pengembangan, dan pelaksanaan, kegiatan dalam: pemilihan strategi tujuan,  program

pasarsasaran, produk pada tiap unit bisnis, penetapan pemasaran, pemasaran,

pengembangan, serta

danpengelolaan

penentuan

posisi

pasar

strategi yang

dirancanguntuk memenuhi pasar sasaran. A. Strategi Pemasaran Jasa

Dalam adalah

industri pada

perhotelan

strategi

yang

diutamakan

penekananpelayanan tamu dengan harapan dapat

memberikan kepuasan. Pemasaran tidak hanyaberarti pemberian  pelayanan jasa atau produk hotel juga untuk membentuk image dariperusahaan itu sendiri. Kolter menambahkan bahwa batasan  bagi pemasaran jasa hoteladalah melayani dan memuaskan 77

 

kebutuhan

konsumen,

untuk

memberikan

keuntunganbagi

 perusahaan. B. Bauran Pemasaran Jasa

Di dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur  pemasaran yang disebutdengan bauran pemasaran. Bauran  pemasaran merupakan alat bagi marketer yang terdiriatas  berbagai

elemen

dipertimbangkan

suatu

program

pemasaran

yang

perlu

agarimplementasi strategi pemasaran dan

 positioning yang ditetapkan dapat berjalansukses. b erjalansukses.

7.6 Elemen Bauran Pemasaran Jasa

Dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur  pemasaran yang disebutbauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat bagi marketer yang terdiri atas berbagaielemen yang  perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan  positioningyang ditetapkan berjalan lancar. Komponen bauran  pemasaran adalah sebagai berikut : 1.  Produk pariwisata meliputi produk manajemen pariwisata, manajemen untuk produk pariwisata baru, dan pengembangan strategi produk. Namun, produk menurut N.J McHugh, dan S. MCHugh (1990), “a product is any physicalgood, service, or 78

 

idea

that

satisfies

a

want

or

need”   (p.407).

Sebuah

 produk. 2.  Personal  penyedia  penjual

Selling: merupakan jasa dapat

interaksi

personal

antara

dan konsumen, bersifat luwes karena tenaga langsung

menyesuaikanpenawaran

dengan

kebutuhan dan perilaku konsumen. A.  Sales Promotion: merupakan dimaksudkan

semua

kegiatan

yang

untukmeningkatkan penjualan arus

 barang dan jasa B.  Public Relation: menjalin hubungan dengan kumpulan kepentingan publik yanglebih besar.

7.7. Organisasi yang Berorientasi Pemasaran A. Hal-Hal Penentu Organisasi Pariwisata

Kebanyakan organisasi pariwisata di negara-negara yang sudah maju maupun dinegara sedang berkembang, disusun dan dikelola bedasarkan birokrasi klasik. Banyakorganisasi pariwisata nasional milik pemerintah direncanakan sesuai dengan sistem kerjapemerintah dalam bentuk suatu kementrian, suatu sekretariat, suatu departemen, sebuahkomisi dewan dan sebagainya. Sistem demikian

yang

mempunyai

keuntungan

dankelemahan, 79

 

didasarkan pada dua prinsip yaitu tugas dibagi habis dalam bagian dankekuasaan secara berjenjang. Dalam konsep organisasi seperti itu, hasil penerimaanbersih yang dimaksudkan sektor pariwisata sulit sekali akan berhasil.  Namun demikian, organisasi pariwisata nasional yang sudah dipercayakan untuk berperan aktif mempromosikan pariwisata negara dan harus turut mengambil bagiandalam secara

keseluruhan,

serta harus

pembangunan

memajukan

industri

 pariwisata,seharusnya pula diberikan peluang untuk mengemban fungsinya dengan baik. Hal iniberarti  pariwisata

nasional

sistemantarhubungan, tersedia

dan

Pengarahan

harus yang

dianggap merata

mengelolanya keterampilan

bahwa

sebagai

sumber-sumber

secaraefisien

teknis

organisasi

dan

dan

manajerial

suatu yang efektif. untuk

mencapaitujuan yang telah digariskan memerlukan suatu tingkat koordinasi yang mampu menatatingkat jabatan, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing serta menggariskanserangkaian tugas operasional yang patut dipertanggungjawabkan terhadap hasilhasilkeluaran yang sudah terpadu. Akan tetapi, kemungkinan penerapan koordinasi yang diinginkan

sangat bergantung

pada

seberapa

jauh

setiap 80

 

anggota masing-masing dalam organisasi itudiarahkan untuk  berusaha

semampunya

dan

sejauh

mana

persyaratan

kerja

cukupmemacu semangat kerja serta sejauh mana manajemen yang  bijaksana diterapkan. Hal inimenuntut  pariwisata

nasional

harus

bahwa

organisasi

membatasi

hambatan

yangberkepanjangan dan sering mengganggu akibat dari sistem  birokrasi. Hambatan birokratisitu biasanya terjadi karena akses  pembagian

organisasi

secara

administratif

dankeengganan

klasik pegawai negeri untuk bersedia menerima suatu tanggung  jawab.

B.  Membantu Perumusan suatu Kebijakan Wisata yang tangguh dan Mantap melalui

Pengkajian dan penelitian yang mempersiapkan informasi yang terus menerus mengenai keadaan pasar-pasar wisata.Tujuantujuan laindapat ditetapkan ,bergantung

pada peranan yang

akandimainkan oleh organisasi pariwisata nasional. C.  Pedoman Umum bagi Organisasi Pariwisata

Ada dua pedoman umum untuk suatu organisasi pariwisata yang baik, harus terjalinkerja sama dan koordinasi di antaranya:

81

 

  Para pejabat yang duduk dalam organisasi tingkat nasional,



 provinsi dan lokal.

  Para pengusaha yang bergerak dalam industri pariwisata, usaha



 perjalanan, usahapenginapan, usaha angkutan, sektor rekreasi, dan sektor hiburan,

lembagakeuangan pariwisata, usaha

cendera mata dan perdagangan umum)

  Organisasi-organisasi yang tidak mencari untung, yang erat



 berkaitan dengan  pariwisata (misalnya klub-klub wisata dan klub mobil)   Asosiasi profesi dalam pariwisata.Tidak satu pun kemajuan



dapat

diperoleh

dibidang

pariwisata,

tanpa

kerja

sama

dankoordinasi yang terjalin baik di antara organisasi pariwisata nasional dengan departemenyang lain, yang dalam kegiatannya  baik langsung atau tidak langsung, ikutmempengaruhi kemajuan  pariwisata. D.  Organisasi yang Berorientasi Pemasaran

Pemasaran adalah suatu cara pendekatan yang menyeluruh yang dimulai denganlangkah mengidentifikasi pasar-pasar wisata, lalu merumuskan hal-hal yang diperlukanuntuk meningkatkan  produk wisata, dan dengan begitu kita mampu mencapai tujuan yangtelah adalah

ditetapkan

suatu

memengaruhi

sebelumnya.

kegiatan dan

Karena

yangmerangkul

menerobos

semua

itu,

semua

pemasaran pihak

yang

keruwetanpariwisata.

Secara rinci, hal ini mencakup:

82

 

1.  Pengidentifikasian dan pemilihan pasar-pasar wisata melalui  proses penelitian danpengkajian yang cermat. 2.  Membangun satu sistem hubungan dengan semua pasar wisata yang telah dipilih. 3.  Pengembangan

dan

perbaikan

produk

wisata

untuk

memenuhi permintaan yangtelah dirancang dan dianalisis dengan baik. 4.  Pengawasan hasil yang dicapai dengan cara menciptakan suatu sistem umpan balik yang terus-menerus, yang mampu memberi penilaian dan takaran hasil-hasilperolehan itu, agar dapat menyesuaikan unsur-unsur yang ditawarkan kapan saja diperlukan.

a.  Organisasi Pariwisata Berikut adalah yang termasuk Private Tourist office:

a. ASITA (association of the Indonesian Tour & Travel Agencies). ASITA

adalah

 pengusaha

organisasi

yang

menjadi

wadah

bagi

perusahaanperjalanan Indonesia, dalam bahasa

Indonesia bernama Asosiasi Perusahaan PerjalananIndonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta tahun 1971 dan memiliki  beberapa tujuanyaitu:

83

 

  Berusaha

memajukan



kepentingan

industri

dan

melindungi

kepariwisataannasional dan

kepentingan para anggota.

  Menigkatkan citra PARIWISATA Indonesia dengan



memberikan kepuasan, rasa aman,adanya kepastian  perlindungan

dan

jaminan

kepentingan

tanpamengorbankan kepentingan sesama anggota.

  Menyuskseskan program pembangunan nasional



melalui sektor kepariwisataan sesuai dengan garis –  garis

besar

haluan

negara

dan

rencana

 pembangunannasional.  b.  PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman rekreasi Indonesia). Perhimpunan Objek wisata Indonesiaaa atau lebih sering dikenal dengan PUTRIdidirkan tanggal 10 November 1977. Adapun maksud didirikan PUTRI ini adalah sebagaiwadah  perjuangan kepentingan bersama dan mengabdi profesi dalam usaha mengeloladan penegmbangan budaya serta lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat.

Adabeberapa tujuan

organisasi PUTRI yaitu:

  Membina



dalam

dan

mengembangkan

rangka

objek

wisata

mengembangkanpariwisata

nusantara dan mancanegara.

  Menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air



melalui penyaajian objek wisatadalam usaha ikut  berperan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

84

 

  Membina dan meningkatkan kemampuan mengelola



objek  –   objek wisata dalamrangka

meningkatkan

 pelayanan. 7.9 Organisasi Kepariwisataan Regional 1.  Sejarah Perkembangan Organisasi

Kepariwisatan

Regional

Organisasi perintis

kerja sama di kawasan regional

Asia Tenggara ini disebut Perhimpunan Asia Tenggara, lazim disebut ASA, yang didirikan bersama oleh Malaysia, Filipina dan Thailand melalui Deklarasi Bangkok pada 31 Juli 1967 yang

bersejarah

itu.

Perhimpunan

Bangsa-Bangsa

Asia

Tenggara atau ASEAN merupakan pertumbuhan langsung dari ASA, dan terdiri atas tiga negara anggota ASEAN, ditambah dengan Indonesia dan Singapura. ASEAN terbentuk setelah  berlangsung perundingan-perundingan di Filipina dan di Bangkok (Thailand), sehingga tercapai kesepakatan antara kelima negara untuk memperluas ASA dan member nama baru melalui gagasan yang disebut DEKLARASI ASEAN atau DEKLARASI BANGKOK. Presidium Menteri Urusan Politik/Menteri Luar Negeri Indonesia, Wakil Perdana Menteri Malaysia, Menteri Luar  Negeri Filipina, Menteri Luar Negeri Singapura dan Menteri

85

 

Luar Negeri Thailand.Memerhatikan adanya kepentingankepentingan dan masalah-masalah bersama di kalangan negaranegara Asia Tenggara, dan merasa yakin akan perlunya usaha untuk lebih memperkokoh ikatan-ikatan solidaritas regional dan kerja sama yang ada. Adanya hasrat untuk membentuk suatu kesatuan landasan yang teguh untuk kegiatan-kegiatan bersama guna meningkatkan kerja sama regional di Asia Tengara atas dasar  jiwa persamaan dan persekutuan dan dengan demikian memberikan sumbangan kea rah terwujudnya perdamaian, kemajuan dan kemakmuran di wilayah ini. Menyadari bahwa di dunia ini suatu negara saling ketergantungan antara negara yang satu dengan yang lain  bertambah, maka cita-cita bagi perdamaian, kemerdekaan, keadilan sosial dan kesejahteraan ekonomi akan terlaksana sebaik-baiknya dengan jalan memelihara saling pengertian,  bertetangga baik dan kerja sama yang berarti di kalangan negara-negara wilayah ini, yang satu dengan yang lainnya sudah terkat oleh hubungan-hubungan sejarah dan kebudayaan. Anggota ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam,Indonesia,

86

 

Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. 2.  Jenis-Jenis Organisasi Kepariwisataan Regional

a.  Asean Tourism Association (ASEANTA) Sebagai

pelaksana

Deklarasi

ASEAN

yang

ditanda tangani pada 8 Agustus 1967 di Bangkok dan untuk mewujudkan kerja sama regional antar bangsa di kawasan Asia Tenggara, maka di dalam siding-sidang  para Menteri Luar Negeri ASEAN, sejak tahun 1967,  bidang pariwisata telah menjadi salah satu pokok  pembahasan,  pengembangan

karena

disadari

pariwisata

bahwa

diharapkan

kerja

melalui sama

ASEAN akan lebih memasyarakat. ASEANTA dibentuk dala

rangka

mempromosikan

meningkatkan periwisata

kerja

sama

dalam

antar

Negara-negara

ASEAN.  b.  Asian Association of Conservation and Visitors Bureans (AACVB) Asian Association of Conservation and Visitors Bureans (AACVB) adalah suatu asosiasi kepriwisataan yang bergerak di bidang pengembangan dan pembinaan

87

 

usaha konservasi di kawasan Asia. Asosiasi ini dibentuk  pada 1983 di Manila dan berkantor Pusat di Macao. Keanggotam AACVB meliputi antara lain: Organisasi Hotels,

Airlines,

Professional

Congress

Organizer

(PCO), Specialist Travel Agents dan Transportation Companies. c.  ASEAN Permanent Committee on Tourism (ASEAN PCT) ASEAN PCT merupakan salah satu bagian dari Perhimpunan

Bangsa-Bangsa

Asia

Tenggara

yang

 bergerak di bidang kepariwisataan yang dibentuk pada tahun 1969. Kedudukan sekretariat organisasi ini bergilir mengikuti negara dari ketua organisasi ini. Tujuan ASEAN PCT adalah meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu kepentingan bersama dalam  bidang perjalanan dan pariwisata. d.  ASEAN Hotel and Restaurant Association (AHRA) AHRA adalah perhimpunan hotel dan restoran di kawasan ASEAN. Kantor pusatnya di Singapura. Usaha dan tujuan AHRA adalah menerbitkan ASEAN Hotel and Restaurant Directory, menyelenggarakan pendidikan dan

88

 

konferensi tahunan untuk merumuskan dan mencari  pemecahan masalah-masalah kepariwisataan kepariwisataan ASEA 7.10 Strategi Pembangunan Pariwisata

Dalam mengimplementasikan perencanan pariwisata yang dibuat

elemen

kepariwisataan

maka

diperlukan

strategi

 pembangunan pariwisata untuk mengakomodasikan peranan dan tugas dari elemen kepariwisataan tersebut. Adapaun strategi  pembangunan pariwisata sebagai upaya pemberdayaan potensi wisata adalah sebagai berikut: 1. 

Pariwisata

Berbasis

Ekonomi

Kerakyata Kerakyatan n

yaitu

 pembangunan pariwisata harus mampu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat kecil/kurang mampu sehingga mereka dapat ikut menikmati perbaikan tingkat hidup. Konsep keberpihakan pada ekonomi rakyat, dapat dilakukan m melalui: elalui: kemitraan dan kesetaraan antara usaha

pariwisata

besar,

menengah,kecil

dan

 produksi.Mengembangkan produk wisata yang berbasis  pedesaan seperti : desa wisata, ekowisata, agrowisata dan sebagainya. 2. 

Pengembangan produk wisata yang dititik-beratkan pada kelokalan dan keaslian yaitu keunikan dan kekhasan seni

89

 

 budaya dan keadaan alam merupakan keunggulan dan keandalan pariwisata

yang harus dijaga kelestariannya

karena hal tersebut merupakan sumber daya wisata yang saat ini merupakan trend untuk wisatawan.

7.11 Strategi Strategi Segmentasi Segmentasi Pemasaran Pemasaran Pariwisata

Di

dalam

pemasaran

pariwisata

diperlukan

adanya

 pemahaman yang mendalam terhadap produk yang dimiliki dan dijual. Demikian pula persepsi dan preferensi wisatawan atau calon wisatawan.

Persepsi

dan

preferensi

wisatawan

ini

akan

menimbulkan perilaku yang mendorong proses pembelian. Dikenal ada beberapa konsep pemasaran, yang dapat dipergunakan untuk menjual produk pariwisata sebagai berikut: a)  Konsep produksi Konsep ini menempatkan pertimbangan  bahwa konsumen hanya mau membeli barang yang bisa dibeli dengan harga murah dan mudah didapat. Untuk  pariwisata yang memenuhi dua kriteria ini adalah produk  pariwisata buatan atau kemasan baru dan untuk mass  production.Taman rekreasi, resort wisata buatan, souvenir

 buatan pabrik dan event olahraga dan convention dapat menggunaan pendekatan produksi ini.

90

 

 b)  Konsep produk p roduk Konsep p produk roduk ini menggunakan asumsi  bahwa konsumen hanya

akan membeli barang yang

memiliki keunikan , inovatif dan superioritas. Produk  pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah  pariwisata minat khusus yang bertemakan budaya (heritage dan living culture), alam (ekowisata, wisata pendidikan dan  penelitian) dan souvenir kerajinan tangan c)  Konsep penjualan Pemasaran yang bertjuan untuk menjual  produk untuk mendapatkan laba dari penjualan penj ualan yang banyak volumenya dengan promosi yang agresif. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah bentuk  pariwisata profane misalnya taman rekereasi, souvenir  produksi masal buatan pabrik, event olah raga , exhibition dan convention. d)  Konsep pemasaran , suatu konsep yang diterapkan dengan mempertimbangkan bahwa keuntungan akan dicapai melalui upaya memberikan kepuasan pada konsumen yang terlebih dahulu melakukan

pengidentifikasian kebutuhan dan

keinginan wisatawan. Seluruh produk wisata seharusnya menggunakan pendekatan ini.

91

 

e)  Konsep pelanggan Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep pemasaran, dimana kepuasan konsumen harus diusahakan tercapainya kepuasan setiap pelanggan secara individual. Seluruh produk wisata hendaknya menggunakan konsep ini dalam pemasaran pariwisata. f)  Konsep

ekologikal

dan

humanistik

Konsep

yang

mempertimbangkan adanya profit dicapai melalui kepuasan konsumen

dengan

cara

pengidentifikasian

kebutuhan

wisatawan dengan pengintegrasian kegiatan pemasaran dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dalam  jangka panjang. Pemasaran yang demikian ini diperankan oleh pemerintah untuk produk produk pariwisata kawasan yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah seperti halnya kawasan taman nasional dan taman hutan raya. Selain menggunakan konsep pemasaran pariwisata juga harus memperhatikan analisis situsi (situation analysis) yakni : 1.  Analisis Lingkungan (environment analisys) . Langkah  pertama

suatu

perencanaan

strategis

pemasaran

 pariwisata adalah melakukan analisis lingkungan di mana suatu DTW itu berada. Dengan cara ini diketahui kecenderungan

yang

relevan

dan

implikasinya

92

 

terhadap

DTW

atau

perusahaan-perusahan

yang

 bergerak dalam industri pariwisata. Dengan melakukan analisis lingkungan diharapkan dapat mengetahui  peluang-peluang

(opportunity)

dan

kendala

atau

ancaman (threat) yang perlu diantisipasi. Hal ini diperlukan karena, perubahan sering terjadi sangat jauh sehingga dapat dikatakan perencanaan strategis : adalah bagaimana suatu organisasi atau lembaga secara

periodik

mengetahui

atau

dapat

menilai

kekuatan (strenght), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

ancaman

(threat),

bila

terjadi

 perubahan lingkungan usahanya. Lingkungan usaha  bisnis kepariwisataan cukup kompleks dan sering terjadi perubahan, oleh karena itu untuk tujuan analisis, maka lingkungan itu dapat dibagi dalam tiga komponen sebagai berikut : a.  Lingkungan makro (the macro environment) Ini merupakan

lingkungan

tempat

menciptakan

 peluang dan sekaligus juga dapat mendatangkan ancaman bagi suatu DTW. Lingkungan ini misalnya terdiri dari bermacam-macam unsur

93

 

seperti sosial, politik, ekonomi dan juga faktor demografi, karena itu semua merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan dengan mudah, apalagi untuk dikontrol.  b.  Lingkungan

persaingan

(the

competitive

environment) Lingkungan pesaing dapat terjadi kalau yang menawarkan paket wisata saling memperebutkan calon wisatawan yang sama dan  biasa serta mau berkunjung pada suatu DTW tertentu. Persaingan terjadi karena ada beberapa tour

operator

yang

berkecenderungan

memusatkan perhatiannya untuk merebut target  pasar yang sama. Nah ini perlu hati-hati, karena  bisa terjadi adu kekuatan, yang kuat akan menang. c.  Lingkungan pasar (the market environment) Yang dimaksud dengan lingkungan pasar di sini tidak

lain

terdiri

atas

kelompok-kelompok

wisatawan baik yang aktual maupun yang  potensial yang diharapkan dih arapkan berkunjung pada suatu DTW tertentu.

94

 

2.  Analisis Sumber Daya ( resources analisys). Tujuan analisis ini tidak lain adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi sumber daya utama, terutama mengenai

kekuatan

(strenght)

(weaknesses)

organisasi

 bertanggung

jawab

atau

terhadap

dan

kelemahan

lembaga

yang

pengembangan

 pariwisata di DTW itu. Untuk dapat mengetahui sumber daya yang dapat diandalkan perlu dilakukan inventarisasi dan bila perlu dengan jalan melakukan audit sumber daya yang ada sedemikian rupa sehingga diketahui mana yang dapat diandalkan dan mana

yang

merupakan

kelemahan

atau

tidak

dilaksanakan

oleh

menguntungkan.

7.12 Strategi Bauran Pemasaran Pariwisata

Pemasaran

pariwisata

baik

yang

 pemerintah pusat, p usat, pemerintah daerah serta industri pariwisata harus dilaksanakan

dengan

strategi

pemasaran

bauran

( marketing

mix). Strategi ini angat diperlukan karena pariwisata adalah industri

yang sifatnya sangat kompleks dan multi faset. Peralatan yang dapat dipergunaan untuk pemasaran sangat banyak. Namun pariwisata

95

 

 juga sangat rentan terhadap perubahan baik yang terjadi secara ekternal maupun yang terjadi secara internal. Misalnya salah satu alat tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan maka berakibat  pada kedatangan wisatawan. Maka pemasaran harus dilaksanakan dengan well organized. Alat alat pariwisata dapat yang dilasanakan dengan strategi bauran pemasaran ( marketing mix  ) dapat dilihat  pada tabel berikut: Alat Pemasaran Strategi M  Ma ar ke ketti ng M i x  

1.Souvenir

2.Services

Memadai

Tarif tercatat

Pameran

.Setiap emberhentian

Iklan

Promosi dan sekaligus  penjualan

3. ODTW

Tidak slalu  berubah

Disetiap

Promosi

 berlangsung

rsonal,Publikasi

wisatawan  beraktifitas

n langsung

96

 

BAB VIII INVESTASI BISNIS PARIWISATA

8.1. Prinsip –  Prinsip –  prinsip  prinsip Investasi

Ada enam Prinsip Utama Investasi: A. Mengevaluasi profil risiko Anda Profil risiko Anda adalah tingkat toleransi Anda terhadap fluktuasi positif dan negatif dalam portofolio investasi Anda. Anda  perlu menentukan apakah Anda merasa nyaman dengan sejumlah volatilitas pasar yang wajar, atau apakah Anda lebih suka  berinvestasi lebih tenang dengan volatilitas pasar yang lebih rendah. B. Mendiversifikasikan investasi Anda Anda harus mengikutsertakan berbagai instrumen keuangan di dalam portofolio Anda ketika membuat keputusan investasi Anda. Dengan demikian, kinerja suatu investasi yang kurang baik akan diimbangi oleh laba yang dihasilkan pada investasi lain. Namun, Anda harus mencatat bahwa pengimbangan kerugian dalam investasi tertentu oleh laba dari investasi lain tidak selalu tercapai. C. Menentukan pemilihan jangka waktu Anda Ada

dua

cara

pemilihan

jangka

waktu

memengaruhi tingkat pengembalian investasi Anda:

yang

dapat

97

 

1.  Rencana Jangka Waktu. Investasi dapat berfluktuasi dalam  jangka yang pendek, namun volatilitas tersebut dapat dikurangi apabila Anda memegang investasi tersebut dengan  jangka waktu yang lebih panjang. Portofolio yang dikelola dengan baik cenderung menunjukkan laba yang lebih tinggi dalam jangka panjang dibandingkan jangka pendek. Namun demikian, portofolio yang dikelola dengan baik sekalipun tidak dapat menjamin laba dalam jangka waktu apa pun. 2.  Menentukan Waktu Masuk dan Keluar Pasar. “Membeli  pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi” mungkin

terdengar seperti pedoman investasi yang baik, namun jika Anda berusaha “menentukan waktu masuk dan keluar pasar”

(menangkap titik terendah di pasar untuk membeli dan titik tertinggi di pasar untuk menjual) akan mengakibatkan  perilaku investasi yang berisiko dan akan menghasilkan laba yang lebih rendah dari perkiraan atau mengurangi jumlah  pokok

yang

diinvestasikan.

Tidaklah

mudah

untuk

menentukan waktu masuk dan keluar pasar dengan “membeli rendah dan menjual tinggi”. Jika Anda berusaha

melakukan hal ini, Anda bisa jadi malah melakukan hal yang berlawanan (yaitu membeli tinggi dan menjual

98

 

rendah). Sebaliknya, jika keputusan investasi Anda adalah sekadar membeli dan memegang investasi dalam jangka waktu yang lebih panjang, Anda dapat mempunyai peluang untuk menerima tingkat pengembalian investasi yang lebih  baik dari berpartisipasi dalam siklus kinerja pasar yang terbaik (di atas siklus kinerja terburuknya) D. Investasi berkala untuk keuntungan Anda Ketika menyimpan

membuat dan

keputusan

investasi,

Anda

dapat

mengakumulasikan

kekayaan

Anda

secara

konsisten dengan menggunakan konsep Dollar Cost Averaging (DCA), yaitu komitmen untuk membeli sejumlah investasi tertentu secara teratur. Bila harga naik, lebih sedikit unit akan dibeli, dan  bila harga turun, lebih banyak unit akan dibeli. Karena itu, biaya  pembelian per unit akan dirata-ratakan. E.  Mulai berinvestasi dini dan menginvestasikan kembali laba Anda  Kekuatan dari pelipat gandaan Anda dapat berpotensi untuk

memaksimalkan

tingkat

pengembalian

Anda

dengan

secara

konsisten menginvestasikan kembali laba yang Anda terima ke dalam investasi Anda ketika membuat keputusan investasi Anda. Dengan demikian, Anda terus-menerus menaruh jumlah modal yang

99

 

lebih besar untuk bekerja, dan pengembalian investasi Anda akan dilipatgandakan dan akan dimaksimalkan secara berangsur-angsur. Bila digunakan dengan baik, pelipatgandaan dapat membantu Anda meningkatkan sejumlah uang yang kecil menjadi jumlah yang besar dalam jangka yang lebih panjang. F. Secara teratur meninjau dan menyeimbangkan kembali portofolio Anda  Memastikan portofolio tetap sehat. Sebagai bagian dari

 proses dalam d alam membuat keputusan investasi Anda, Anda h harus arus ingat untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian portofolio investasi Anda pada tinjauan yang dijadwalkan secara teratur. Evaluasi dan  penyesuaianini dapat membantu memastikan portofolio Anda tetap sesuai dengan profil risiko dan tingkat pengembalian yang Anda inginkan, serta berada pada posisi yang baik untuk mencapai target kinerja investasi Anda. 

8.2.

Investasi dalam Kepariwisataan

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dengan keuangan dan dan ekonomi.  ekonomi.   Pendekatan pendekatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi dalam pariwisata adalah sebagai berikut:

100

 

1)  Pilihan bentuk pariwisata yang dikembangkan Konsekuensi biaya yang harus dibayar dari pembangunan “pariwisata massa” yang berorientasi pada kuantitas dan

 pertumbuhan

yang

yang

setinggi-tinggin setinggi-tingginya ya

seperti: over

carrying capacity, degradasi lingkungan, dan kesenjangan antar

lapisan masyarakat. Hal ini menyebabkan munculnya bentuk  pilihan pengembangan pariwisata yang didasarkan pada “spirit”

konservasi, seperti pemgembangan jenis pariwisata:  small scale tourism, green tourism, going ethnic society  yang semuanya

menuju pada pencarian konsep alternatif tourism yang dinilai tepat dengan model pengembangan pariwisata berkelanjutan dan  berwawasan lingkungan, yang memberi prioritas utama pada lingkungan. 2)  Perencanaan pendekatan yang dikembangkan Dorongan untuk mencapai pertumbuhan yang setinggi-tingginya telah

meniadakan

pilihan

lain,

bagi

perencana,

kecuali

 penggunaan pendekatan centrally imposed blue print plan yang  biasanya bercirikan:  



Prakarsa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk

 perencanaan formal  



Proses penyusunan program bersifat statis

101

 

 

Mekanisme kelembagaan bersifat top down

 

Fokus perhatiannya menyelesaikan proyek tepat





waktu sesuai kebijakan anggaran yang ada.

8.3 Studi Kelayakan dan Model Pariwisata 

Sebuah studi kelayakan adalah evaluasi proposal yang dirancang untuk menentukan kesulitan dalam melaksanakan tugas yang

ditunjuk.

Secara

umum,

studi

kelayakan

mendahului

 pengembangan teknis dan pelaksanaan proyek. Dengan kata lain, studi kelayakan adalah evaluasi atau analisis dampak potensial dari sebuah proyek yang diusulkan. Faktor Penentu Kelayakan : 

1)  Kelayakan Teknologi dan Sistem. Penilaian ini didasarkan  pada desain garis besar persyaratan sistem dalam hal Input, Proses, Output, Fields, Program, dan Prosedur. Hal ini dapat diukur dalam hal volume data, tren, frekuensi update, dan lain-lain untuk memperkirakan apakah sistem baru akan melakukan cukup atau tidak. Kelayakan teknologi dilakukan untuk

menentukan

apakah

perusahaan

memiliki

kemampuan, dalam hal software, hardware, personil dan keahlian, untuk menangani penyelesaian proyek

102

 

2)  Kelayakan Ekonomi. Analisis ekonomi adalah metode yang  paling sering digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem baru. Analisis biaya manfaat, digunakan untuk menentukan manfaat dan penghematan yang diharapkan dari sistem dan membandingkannya dengan biaya. Jika imbalan lebih besar daripada biaya, maka keputusan dibuat untuk merancang dan mengimplementasikan sistem. Seorang  pengusaha yang akurat harus mempertimbangkan biaya dan manfaat sebelum mengambil tindakan. 3)  Kelayakan Hukum. Menentukan apakah sistem yang diusulkan konflik dengan persyaratan hukum, misalnya sistem pengolahan data harus sesuai dengan perlindungan data lokal. 4)  Kelayakan Operasional. Adalah ukuran dari seberapa baik sistem

yang

diusulkan

memecahkan

masalah,

dan

mengambil keuntungan dari kesempatan yang diidentifikasi selama definisi ruang lingkup dan bagaimana memenuhi  persyaratan

yang

diidentifikasi

dalam

tahap

analisis

kebutuhan pengembangan sistem. 5)  Kelayakan

Jadwal.

Sebuah

proyek

akan

gagal

jika

 penyelesaiannya memerlukan waktu yang terlalu lama.

103

 

Biasanya ini berarti memperkirakan berapa lama sistem akan dibuat dan dikembangkan, dan dapat diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, yang dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode seperti payback period. Kelayakan jadwal adalah ukuran dari seberapa wajar jadwal  proyek. Faktor Lainnya 

1)  Kelayakan Pasar dan Real Estate. Studi Kelayakan Pasar  biasanya melibatkan pengujian lokasi geografis untuk proyek  pengembangan real estate, dan biasanya melibatkan bidang tanah real estate. Pengembang sering melakukan penelitian  pasar untuk menentukan lokasi terbaik dalam yurisdiksi, dan untuk menguji alternatif menggunakan tanah untuk paket yang diberikan. Yurisdiksi sering membutuhkan pengembang untuk menyelesaikan

studi

kelayakan

sebelum

mereka

akan

menyetujui permohonan izin untuk ritel, kantor komersial, industri,

manufaktur,

perumahan,

atau

dicampur-gunakan

 proyek. Kelayakan Pasar memperhitungkan memperhitungk an pentingnya bisnis b isnis di area yang dipilih. 2)  Kelayakan Sumber Daya. Hal ini melibatkan pertanyaan seperti  berapa banyak waktu yang tersedia untuk membangun sistem

104

 

 baru, bila dapat dibangun, apakah itu mengganggu operasi  bisnis normal, jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan, dependensi, dan lain-lain. Kontinjensi dan rencana mitigasi juga harus dinyatakan di sini. 3)  Kelayakan Budaya. Pada tahap ini, alternatif proyek yang dievaluasi dampaknya terhadap budaya lokal dan umum. Misalnya, faktor lingkungan perlu dipertimbangkan dan faktorfaktor ini harus dikenal. budaya perusahaan yang lebih lanjut sendiri dapat berbenturan dengan hasil proyek.

105

 

BAB IX MODEL KEPARIWISATAN

9.1 Tipe Pembangunan Pariwisata

Di Indonesia atau di beberapa negara lain biasa dikenal dua tipe pembangunan pariwisata berdasarkan pada pola, proses dan tipe pengelolaannya, yaitu: tipe tertutup (enclave) atau terstruktur dan tipe kedua yaitu tipe terbuka (spontaneous) atau tidak terstruktur. Kedua tipe ini pada umumnya mempunyai perbedaan yang jelas dalam karakteristiknya, terutama pada pola, proses dan tipe pengelolaannya. Tipe tertutup atau terstruktur pada dasarnya ditandai oleh karakteristik sebagai berikut:

  Pada umumnya kawasan ini dilengkapi dengan infrastruktur



yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini memang tidak didesain untuk tujuan utama pada keuntungan  penduduk lokal. Tipe kawasan ini akan mempunyai kelebihan kekuatan kesan yang ditumbuhkan sehingga mampu menembus pasar internasional.

  Lokasi biasanya terpisah dari masyarakat atau penduduk



lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan mudah

106

 

untuk dimonitor atau dikontrol. Karena itu, pengaruh sosial  budaya yang ditimbulkan d dari ari pariwisata terhadap penduduk lokal dapat terdeteksi sejak dini.

  Lahan pada umumnya terbatas, sehingga kawasan pariwisata



 biasanya tidak terlalu besar, sehingga masih berada pada tingkat kemampuan perencanaan yang integratif

dan

terkoordinir, dan akan mampu menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana secara internasional. Tipe terbuka atau tidak terstruktur yang bersifat spontan  pada umumnya ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:  



Tumbuh menyatu dengan struktur kehidupan baik ruang maupun pola masyarakat lokal.

 



Distribusi pendapatan yang diperoleh dari wisatawan bisa secara langsung dinikmati oleh penduduk lokal.

 



Dampak

perkembangan

pariwisata

terutama

dampak

negatifnya menjalar dan menyatu dengan cepat ke dalam  penduduk lokal, sehingga sehing ga sulit dimonitor.

9.2. Sumber –  Sumber –  Sumber  Sumber Modal

Pengalokasian modal adalah proses keputusan simultan mengenai berapa besar dan dari mana sumber daya akan diperoleh

107

 

serta dikeluarkan untuk penggunaan masa datang, khususnya dalam  produksi barang dan jasa di masa datang. Lingkup aktivitasaktivitas ini meliputi pengambilan keputusan untuk menentukan : 1.  Berapa besar jumlah uang yang diperoleh dan dari sumber apa. 2.  Bagaimana sebuah alternatif modal proyek (dan kombinasi  berbagai alternatif) diidentifikasi dan dievaluasi. 3.  Bagaimana syarat penerimaan minimum terhadap sebuah alternatif proyek ditentukan. 4.  Bagaimana pemilihan akhir sebuah proyek dibuat. 5.  Bagaimana tinjauan postmortem (penelitian seksama setelah  proyek berjalan) dilakukan.

9.3 Faktor –  Faktor –  faktor  faktor yang Memengaruhi Pendapatan Pariwisata

Pariwisata dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut meliputi hal sebagai berikut:  



Jumlah objek wisata. Indonesia sebagai negara yang memiliki keindahan alam serta keanekaragaman budaya yang mempunyai kesempatan untuk menjual keindahan alam dan atraksi budaya kepada wisatawan mancanegara maupun nusantara yang akan menikmati keindahan alam

108

 

dan budaya tersebut. Tentu saja kedatangan wisatawan tersebut akan mendatangkan penerimaan bagi daerah yang dikunjunginya.

  Jumlah Kunjungan Wisatawan. Secara teoritis (apriori)



menurut Pleanggra (2012), semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan didaerah tujuan wisata tersebut  paling sedikit untuk

keperluan makan, minum, dan

 penginapan selama tinggal di daerah tersebut.  



Pendapatan Perkapita. Ekonomi suatu wilayah dalam  periode

tertentu,

yangditunjukkan

dengan

Pendapatan

Daerah Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga  berlaku maupun atas harga konstan. Pendapatan perkapita yang tinggi cenderung mendorong naiknya tingkat konsumsi  perkapita yang selanjutnya menimbulkan insentif bagi diubahnya

struktur

produksi

(pada

saat

pendapatan

meningkat, permintaan akan barang manufaktur dan jasa  pasti akan meningkatkan lebih cepat dari pada permintaan akan produk-produk pertanian.

109

 

BAB X PELUANG PARIWISATA

10. 1. Peran Langsung Pariwisata Pariwisata Terhadap Peluang Peluang Kerja

Pariwisata juga menciptakan kesempatan kerja.Saranasarana pariwisata seperti hotel dan perjalanan adalah usaha yang ”padat karya”.Menurut perbandingan jauh lebih banyak untuk hotel

dan restoran daripada untuk usaha-usaha lainnya.Untuk setiap tempat tidur dibutuhkan kira-kira 2 orang tenaga.Di Amerika Serikat untuk tempat tidur diperlukan 279 tenaga kerja.Sudah tentu angka itu berbeda-beda menurut negaranya .Di Indonesia untuk setiap kamar dibutuhkan kira-kira 2 orang tenga kerja. Itu

semua

mengenai

tenaga

kerja

yang

langsung

 berhubungan dengan pariwisata.Di samping itu,pariwisata juga menciptakan menciptakan peluang kerja yang tidak berhubungan langsung dengan pariwisata.Yang terpenting di bidang kontruksi  bangunan dan jalan.Banyak bangunan yang didirikan untuk hotel, restoran, toko artshop, dll.Wisatawan-wisatawan juga memerlukan makan dan minum, ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai  banyak manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja.

110

 

Dari perspektif ekonomi, dampak positif pariwisata (kasus:  pariwisata Bali-Indonesia) yaitu: 1.  Mendatangkan devisa bagi negara melalui penukaran mata uangasing di daerahtujuan wisata 2.  Pasar potensial bagi produk barang dan jasa masyarakat setempat (3) meningkatkan pendapatan masyarakat yang kegiatannya terkait langsungatau tidak langsungdengan jasa  pariwisata, 3.  Memperluas penciptaan kesempatan kerja,baik pada sektorsektoryang

terkait

langsung

seperti

perhotelan,

restoran,

agenperjalanan, maupun pada sektor-sektor yang tidak terkait langsung seperti industrikerajinan, penyediaan produk-produk  pertanian, atraksi budaya, bisnis eceran, jasa-jasalain dan sebagainya, (5) sumber pendapatan asli daerah (PAD), 4.  Merangsangkreativitas seniman, baik seniman pengrajin industri kecil maupun seniman tabuh dantari yang diperuntukkan konsumsi wisatawan. Menggunakan Account

2006

pengganda

diketahui

National

pengganda

Tourism

pengeluaran

Satellite wisatawan

terhadap penciptaan kesempatan kerja di sector pariwisata sebesar 0,0000000530 dan di dalam perekonomian nasional sebesar

111

 

0,000000761. Artinya setiap pengeluaran wisatawan sebesar satu trilliun

(Rp1,000,000,000,000)

akan

mampu

menciptakan

kesempatan kerja di sektor pariwisata sebanyak 53.000 orang dan di dalam perekonomian nasional sebesar 761.000 orang.Sumbangan  penciptaan kesempatan kerja di pariwisata terhadap perekonomian nasional 6,97%. Untuk kasus Bali menggunakan pengganda Bali Tourism Satellite Account 2007, pengganda pengeluaran wisatawan terhadap penciptaan kesempatan kerja di sektor pariwisata adalah 0,0000000283

dan

dalam

perekonomian

regional

adalah

0,00000006756. Artinya setiap pengeluaran wisatawan satutrilliun rupiah

(Rp1,000,000,000,000)

akan

mampu

menciptakan

kesempatan kerja sebanyak 28.300 disektor pariwisata, dan dalam  perekonomian Bali sendiri adalah 67.560 orang. Jadi,sumbangan  penciptaan kesempatan kerja sektor pariwisata terhadap kesempatan kerjaregional mencapai 41,89%. Jadi dapatlah disimpulkan bahwa  pariwisata telah menjadimesin penciptaan kesempatan kerja. Peningkatan kedatangan wisatawan ke Indonesiaatau ke pulau Bali (berarti peningkatan pengeluaran wisatawan) akan meningkatkan secara nyata permintaan berbagai macam output, dan pada akhirnya akan meningkatkan peluang pekerjaan. Dalam perspektif ini, dapatlah dikatakan bahwa Bali telah benarmenaruh pariwisata

112

 

sebagai prioritas dalam strategi pembangunan, seperti pariwisata adalah sebuah wahana meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan  pemerintah,revitalisasi seni dan budaya, pengentasan kemiskinan, atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum.Kebutuhan tenaga kerja pariwisata makin meningkat sejalan dengan makin  berkembangnya usaha jasa pariwisata, sarana pariwisata serta usaha objek dan dayatarik wisata.Oleh karena itu, kesempatan kerja di  bidang pariwisata perlu juga diperhitungkan, berdasarkan pada  jumlah kunjungan wisatawan, jumlah pengeluaran wisatawan dan  pertumbuhan sarana pariwisata.

10.2 Peluang Kerja dan Multiplier Pariwisata 

A.  Peluang Kerja Pariwisata juga menciptakan peluang kerja yang tidak  berhubungan langsung dengan pariwisata.Yang terpenting di  bidang kontruksi bangunan dan jalan. Banyak bangunan yang didirikan

untuk

hotel,restoran,toko

artshop,dan

lain-

lain.Wisatawan - wisatawan juga memerlukan makan dan minum, ini semua secara tidak langsung menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian.Jadi, pariwisata mempunyai banyak manfaat dari segi peluang dan kesempatan kerja.

113

 

Sektor pariwisata dapat membuka banyak lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang tentu saja berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat. Sektor ini memberikan kesempatan bagi para pengusaha kecil hingga  pengusaha besar karena menyerap dari berbagi usaha, antara lain perhotelan atau penginapan untuk tempat menginap selama  berwisata, jasa transportasi, guide, rumah makan atau restoran, ticketing, dan lain-lain. Peluang kerja yang luas dapat memaksimalkan para  pekerja dan meningkatan pendapatan nasional. Apabila tenaga kerja sebagian besar atau semua dapat tertampung dilapangan kerja maka hasil produksi baik barang atau jasa akan meningkat dan tentunya pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan  bertambah banyak. Pendapatan yang diterima masyarakat meningkat akan meningkatkan pendapatan nasional. Keadaan ini tidak akan ada pencari kerja yang menganggur, semua digunakan dalam proses produksi disebut kesempatan kerja  penuh (full employment). Masih banya pencari kerja yang tidak tertampung pada kesempatan

kerja

yang

menimbulkan

pengangguran.

Pengangguran tinggi mengakibatkan para pekerja haruslah

114

 

menanggung biaya hidup para penganggur. Pendapatan yang diterima masyarakat semakin berkurang, gizi masyarakat  berkurang, kesehatan masyarakat berkurang, kemampuan untuk kreasi berkurang, dan akan menimbulkan kerawanan nasional. Kecuali itu pendapatan nasional akan berkurang yang ada hanyalah kemiskinan.

B.  Multiplier Pariwisata

 Multiplier effects adalah suatu kegiatan yang dapat

memacu timbulnya kegiatan lain. Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri pariwisata akan menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi

wisata,

perhotelan,

restoran

dan

transportasi

lokal.Sementara komponen pendukungnya, mencakup industriindustri dalam bidang transportasi, makanan dan minuman,  perbankan, atau bahkan manufaktur.Semuanya dapat dip dipacu acu dari industri pariwisata.Analisis nilai pengganda (multiplier) adalah salah satu ukuran ekonomi yang dapat dipakai untuk melihat  peran sektor produksi Restoran dan Hotel dalam sistem ekonomi

115

 

wilayah. Analisis nilai pengganda dari sektor Restoran dan Hotel akan dilihat dalam ukuran : 1.  Pengganda permintaan akhir (output multiplier)  2.  Pengganda pendapatan (income multiplier)  3.  Pengganda nilai tambah (value added multiplier)  4.  Pengganda tenaga kerja Dampak multiplier dari pengeluaran wisatawan mengacu  pada income, ketenagakerjaan, dan pendapatan pemerintah dari  belanja wisatawan. Hal ini dapat dikategorikan dalam lima tipe, yaitu (Lickorish dan Jenkins, 1997;63): a.  Transactions or sales multipliers. Peningkatan belanja wisatawan dapat meningkatkan pendapatan usaha.  b.  Output Multipliers.  Peningkatan belanja wisatawan  berdampak pada peningkatan jumlah output yang diproduksi. c.   Income Multipliers.  Peningkatan belanja wisatawan  berdampak pada perhitungan tambahan pendapatan dalam perekonomian. d.  Government Revenue Multiplier.  Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada perhitungan pendapatan  pemerintah.

116

 

e.   Employement

Multiplier. 

Peningkatan

belanja

wisatawan berdampak pada terciptanya kesempatan kerja baru. Keunikan industri pariwisata terhadap perekonomian  berupa dampak penggandaan (multiplier effect) dari pariwisata terhadap ekonomi.Pariwisata memberikan pengaruh tidak hanya terhadap sektor ekonomi yang langsung terkait dengan industri pariwisata, tetapi juga industri yang tidak langsung terkait dengan industri pariwisata. 19 Pembahasan tentang multiplier memungkinkan kita membedakan antara dampak langsung, tidak langsung serta dampak ikutan dari pengeluaran  pariwisata (Tribe, 2011 dalam Gilang, 2014; 40):

 



Dampak langsung (direct effects): dampak yang diperoleh oleh supplier dari transaksi langsung yang dilakukan

oleh

konsumen

(wisatawan)

atas

 penawaran (supply) produk dan jasa di industri  pariwisata (misal: hotel, restoran);

 



Dampak tidak langsung (indirect effects) : dampak yang muncul dari aktivitas rantai penawaran yang dibutuhkan

dalam

memenuhi

kebutuhan

pada

 pengeluaran langsung sektor pariwisata (misal: hotel

117

 

mempekerjakan karyawan, restoran membeli bahan bahan makanan);

 



Dampak ikutan (induced impact): terjadi ketika  penerima dari pengeluaran langsung dan tidak langsung membelanjakan pendapatan ekstra yang diperolehnya ke dalam perekonomian. Pengeluaran ini menciptakan pendapatan pada sektor lain dalam  perekonomian

yang

terus

berputar

dan

mengembangkan dampak multiplier. 20 Tabel II.4 Multiplier Effect Pariwisata Terhadap Perekonomian Menurut Lickorish dan Jenkins (1997;63) Dampak utama pariwisata terhadap perekonomian terkait dengan pendapatan devisa , sumbangan untuk  penerimaan pemerintah kesempatan kerja baru dan income untuk menstimulasi pembangunan daerah.

118

 

10. 3 Pasar Tenaga Kerja dan Peluang Kerja  



Pengertian Pasar Tenaga Kerja

Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja.Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari k kerja erja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya yaitu orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja.Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari  perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan bisa memberikan

119

 

 jalan keluar bagi p perusahaan erusahaan untuk memenuhinya.Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini.Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yakni antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan  pemerintah.



 

Fungsi Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja memiliki fungsi yang sangat luas, baik dalam sektor ekonomi maupun sektor-sektor yang lain. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yakni sebagai berikut :    

Berfungsi untuk Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,

 

Berfungsi





untuk sarana

untuk

mendapatkan

informasi

tentang ketenagakerjaan,  



Berfungsi untuk sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.

 



Manfaat Pasar Tenaga Kerja

Manfaat adanya bursa tenaga kerja yakni : 

120

 

1.  Dapat

membantu

pencari

tenaga

kerja

mendapatkan

 pekerjaan sehingga mengurangi tingkat pengangguran 2.  Sebagai sarana atau fasilitator bagi perorangan atau lembaga yang mencari tenaga kerja. 3.  Dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan. 4.  Dengan adanya pasar tenaga kerja, distribusi pekerjaan antara informal dan formal dapat merata sesuai dengan kebutuhannya masing-masing di setiap sektor. 5.  Pasar tenaga kerja dapat membantu mengurangi lapangan  pekerjaan

informal.

lapangan

kerja

Sebagaimana

informal

diketahui

berakibat

pada

besarnya kewajiban

 pemenuhan kebutuhan dasar pekerjanya, yang dicerminkan dari upah riil pekerja informal. Tingginya upah riil pekerja akan mengakibatkan terjadinya pengangguran selain itu ketidakseimbangan upah antara pekerja informal dan formal akan menimbulkan kesenjangan sosial. Meskipun sektor informal tak dipungkiri merupakan salah satu penggerak roda ekonomi akan tetapi dalam diperlukan perhatian lebih untuk menertibkannya.

121

 

6.  Pasar tenaga kerja memberikan peluang bagi TKI untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri dengan lebih aman dan

terjamin

oleh

Pemerintah.

Dengan

demikian,

 problematika TKI yang seringkali menghiasi media dengan konotasi negatifnya dapat dikurangi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah p emerintah u untuk ntuk terus menyempurnakan p peraturan eraturan  bagi TKI dengan meninjau kembali mekanisme perekrutan,  penempatan, perlindungan dan pemulangan TKI. 7.  Pasar tenaga kerja memberikan peluang bagi tenaga kerja yang terampil, ahli dan kompeten untuk mengembangkan dirinya di dunia kerja yang lebih luas bahkan sampai ke luar negeri. Peluang yang besar tersebut menjadi wadah yang  baik untuk un tuk menunjukkan taji SDM Indonesia di mata dunia, sehingga tidak kalah saing dengan tenaga kerja asing yang  bekerja di Indonesia. 8.  Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli tenaga kerja. Sebagai  penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari kerja

(Pemilik

Tenaga

Kerja),

sedangkan

sebagai

 pembelinya yaitu orang-orang / lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan

122

 

maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para  pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja. 9.  Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari  perusahaan, maka pasar tenaga kerja ini dirasakan bisa memberikan

jalan

keluar

bagi

perusahaan

untuk

memenuhinya. Dengan demikian, tidak terkesan hanya  pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua  belah pihak, yakni antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.

10.4 Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja A. Pasar tenaga kerja terdidik, terlatih, tidak terdidik dan tidak terlatih. 

Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan  pendidikan khusus seperti dokter, akuntan, guru, dan lainlain.Adapun

tenaga

kerja

terlatih

yaitu tenaga

kerja

yang

123

 

memerlukan latihan dan pengalaman seperti montir, sopir, koki, dan lain-lain.

Ciri-Cirinya : 

Pasar

 



tenaga

kerja

terdidik  yaitu

pasar

yang

mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja terdidik.

Pasar

 



tenaga

kerja

terlatih  yaitu pasar

yang

mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja terlatih.

Pasar

 



tenaga

kerja

tidak

terdidik

dan

tidak

terlatihyaitu pasar yang mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, seperti tukang angkut, tukang batu, dan lainlain.

o

  Pasar tenaga kerja utama dan biasa   



Pasar tenaga kerja utama (primary labour market)    yaitu  pasar tenaga kerja yang mempunyai ciri-ciri, sebagai

 berikut: o

  Terjadi pada lingkungan perusahaan besar,

o

  Manajemen perusahaan sangat baik,

o

  Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan

sangat tinggi,

124

 

o

  Gaji dan upah tinggi,

o

  Jaminan sosial yang baik,

o

  Disiplin pegawai sangat tinggi,

o

  Jumlah perpindahan pegawai sedikit.

  Pasar tenaga kerja biasa (  (se seco conda ndarr y labo labour

o

mar ket)

Yaitu pasar tenaga kerja yang mempunyai ciri-ciri, sebagai  berikut:   Terjadi pada lingkungan perusahaan kecil,

o

  Manajemen perusahaan kurang baik,

o

  Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan

o

rendah,   Gaji dan upah rendah,

o

  Jaminan sosial kurang baik,

o

  Disiplin pegawai rendah,

o

  Sering terjadi perpindahan pegawai.

o

  Pasar tenaga kerja intern dan ekstern 

o

Pasar tenaga kerja intern yaitu pasar yang mendahulukan para  pegawai yang sudah ada untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan.Ini berarti berkaitan dengan pemberian promosi (kenaikan jabatan) bagi pegawai yang bersangkutan.Pasar tenaga kerja ekstern yaitu pasar yang mempersilakan orang luar untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan.

125

 

  Pasar tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri 

o

Pasar tenaga kerja dalam negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di dalam negeri.Pasar tenaga kerja luar negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di luar negeri. Indonesia sebagai negara yang mempunyai jumlah penduduk yang tinggi (kurang lebih 220 juta) dengan banyaknya jumlah pengangguran akibat krisis

ekonomi

yang

berkepanjangan

dan

memunculkan maraknya kejadian PHK (Pemusatan Hubungan Kerja) sangat membutuhkan jasa pasar tenaga kerja luar negeri. Dengan adanya pasar tenaga kerja luar negeri, Indonesia dapat mengurangi jjumlah umlah pengangguran sekaligus menambah devisa negara.

  Pasar Tenaga Kerja Persaingan Sempurna 

o

Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna terdapat banyak sekali perusahaan.Oleh karena itu, para tenaga kerja dapat menawarkan jasanya secara perseorangan pada perusahaan yang diinginkan.Pada pasar ini, setiap tenaga kerja bertindak demi kepentingan masing-masing dan tidak mendirikan perserikatan seperti serikat pekerja demi mewakili kepentingan bersama. Pada pasar ini berlaku pula hukum permintaan dan hukum

126

 

 penawaran seperti pada pasar barang dan jasa (pasar output). Itu  berarti, semakin tinggi upah tenaga kerja, semakin sedikit  permintaan terhadap tenaga kerja. Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja, semakin banyak permintaan terhadap tenaga kerja.Hal demikian berlaku pula pada penawaran, yakni semakin tinggi upah tenaga kerja semakin banyak penawaran tenaga kerja.Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja semakin sedikit penawaran tenaga kerja.

  Pasar Tenaga Kerja Monopoli 

o

Berbeda dengan pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pada  pasar ini seluruh tenaga kerja bersatu, menyatukan kekuatan dan kepentingan dengan bergabung dalam serikat pekerja atau serikat buruh.Serikat pekerja bertugas mewakili para pekerja dalam menuntut upah dan fasilitas-fasilitas lain kepada  perusahaan demi meningkatkan kesejahteraan pekerja.Karena  bergabung dalam satu kekuatan, yakni serikat ser ikat pekerja maka para tenaga kerja memiliki hak monopoli dalam menjual atau menawarkan tenaganya.

127

 

Dalam pasar tenaga kerja monopoli, penentuan tingkat upah  bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 

Menuntut upah lebih tinggi dari upah ekuilibrium.

 

Membatasi penawaran tenaga kerja.

 

Menambah permintaan tenaga kerja.







  Pasar Tenaga Kerja Monopsoni 

o

Pasar tenaga kerja monopsoni terjadi jika di satu wilayah tertentu hanya ada satu perusahaan yang bersedia meminta tenaga kerja, sedangkan para tenaga kerja tidak mempunyai organisasi

seperti

serikat

pekerja.Ini

berarti,

kekuatan

 perusahaan jauh lebih besar dibanding tenaga kerja.Akibatnya upah yang terjadi umumnya di bawah upah ekuilibrium atau upah keseimbangan.

  Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral 

o

Pasar tenaga kerja monopoli bilateral terjadi jika terdapat dua kekuatan yang saling bertentangan.Kekuatan pertama berasal dari para tenaga kerja yang bersatu dalam serikat pekerja, dan kekuatan kedua berasal dari satu perusahaan yang merupakan satu-satunya perusahaan p erusahaan yang memakai tenaga k kerja. erja. Serikat

128

 

 pekerja

yang

memberikan

penawaran

tenaga

kerja

mempunyai posisi yang sama kuat den dengan gan p perusahaan erusahaan yang melakukan permintaan tenaga kerja, sehingga terjadilah keadaan saling memonopoli, yang disebut monopoli bilateral

10.6 Kelebihan & Kekurangan Pasar Tenaga Kerja  Kelebihan adanya pasar tenaga kerja

 

Untuk membantu mengurangi pengangguran.

 

Untuk membantu bagi pencari kerja maupun pengusaha/





 perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.  

Untuk menambah devisa negara.

 

Untuk





mudah

mendapatkan

sebuah

informasi

tentang

lowongan pekerjaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.  



Untuk membantu dengan cepat mengisi posisi pekerjaan dengan tenaga kerja yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Kelemahan adanya pasar tenaga kerja  

Munculnya kegiatan percaloan tenaga kerja.

 

Munculnya tindakan penipuan dan kekerasan terhadap calon





tenaga kerja.

129

 

10. 7 Membangun Pusat Informasi Pemasaran Pemasaran Pariwisata Pariwisata

Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) adalah  pusat layanan informasi bagi para pelaku ekonomi, khususnya  pelaku perdagangan, selain sebagai pusat llayanan ayanan informasi tentang  pariwisata.Pembangunan pusat informasi ini adalah bentuk realisasi kebijakan pembangunan sarana-prasarana ekonomi pada umumnya, serta

sarana-prasarana

khususnya.Ini

adalah

perdagangan penjabaran

dari

dan

pariwisata

pembangunan

pada sistem

 perdagangan barang dan jasa unggulan.Berangkat dari kebutuhan turis mari mari kita lihat apa yang sebetulnya m mereka ereka butuhkan dan mereka lakukan pada sebuah tem tempat pat wisata aadalah dalah sebagai berikut:  1.  Mencari informasi detail

Beberapa hal yang akan dilakukan

turis dalam mencari

informasi adalah sebagai berikut :   Lokasi

o

: Aman (bukan area konflik) , Murah,

Memenuhi karakteristik Kunjungan, mudah dikunjungi.   Transaksi

o

: Kartu kredit , e-Banking , Transfer payment.

  Transportasi :Mudah

o

didapat, Murah, Cepat, Layanan 24

 jam ,Tersedia kesemua situs.

130

 

2.  Memesan Hotel

Dalam memesan hotel beberapa hal yang akan dilakukan turis : a.  Hotel yang murah ,nyaman . aman, dekat dengan lokasi situs,

memiliki

“online “online

reservation” reservation”

(gampang

melakukan pemesanan).  b.  Dapat menggunakan “online payment” Credit card, Transfer, Online banking, Interactive information. 3.  Memesan Tiket perjalanan 

Tiket perjalanan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : a.  Tiket yang murah, Gampang di “reserved”. “ reserved”.  b.  Dapat dibayar secara online Credit card, online banking, Interactive information.  4.  Mencari Paket Tour 

Dalam mencari paket tur, beberapa hal ini akan dilakukan oleh turis yaitu Paket tour n travel yang memiliki karakteristik atau mempunyai ketiga hal sebelum ini adalah : a.  Dapat menemukan informasi detail tentang situs.  b.  Dapat melakukan pemesanan hotel dan c.  Dapat melakukan pemesanan tiket perjalanan .

131

 

5.  Mencari Lokasi Situs tujuan pariwisata  

Hal penting yang akan dilakukan oleh setiap turis didunia ini adalah mencari situs tujuan pariwisata dari situs-situs sebagai  berikut : a.  Situs-situs tentang Hotel  b.  Situs-situs pemerintahan c.  Agen-agen tur dan travel d.  Situs-situs komunitas ( yang dapat bercerita tentang  pengalaman “ surfing ” di situs-situs pariwisata tertentu ).

e.  Menggunakan search engine ( google  adalah favorit orang Indonesia). f.  Foto , Video, Dokumen-dokumen perjalanan. Kelima hal yang dibutuhkan turis tersebut pada akhirnya akan dibuat dalam sebuah system yang merupakan Pusat Informasi bagi turis. Pusat informasi tersebut harus mengandung keenam hal sebagai  berikut (6T) : 1. Terdekat 

Informasi dapat diperoleh disekitar turis berada baik itu berupa media suratkabar, suratkabar, Email, Situs online / Blog, Sms dan Suratsurat atau dokumen elektronik.

132

 

2. Tercepat 

Informasi dapat dengan cepat diakses, tidak lambat saat informasi sedang diakses. 3. Termurah 

Informasi dapat diakses dengan biaya yang murah, bahkan apabila memungkinkan informasi tersebut “dating” secara gratis

kepada calon turis. 4. Terakurat 

Informasi yang disampaikan harus akurat, tepat sesuai dengan yang ada dalam brosur. 5.  Terpercaya

Informasi yang disampaikan harus dapat dipercaya, tidak membuat kebohongan, harus dibuat apa adanya sesuai kondisi asli. 6.  Ternama 

Informasi harus berasal dari organisasi, departemen, lembaga yang bertanggung jawab dan mempunyai nama yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penting

bagi

pemerintah

untuk

mempersiapkan sebuah layanan pusat informasi yang credible  dan dapat menunjukan “wajah” bahwa layanan informasi

133

 

tersebut

dikelola

oleh

pemerintah

atau

swasta

yang

 bekerjasama dengan pemerintah. Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan turis dan semua hal yang “kira-kira” akan mereka lakukan untuk menemukan

sebuah situs tujuan pariwisata maka hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan infrastruktur fisik untuk mengakomodir seluruh kebutuhan turis tersebut. Dengan kemauan dan kemampuan pemerintah propinsi secara serius dalam mempersiapkan infrastruktur tersebut di dukung  penuh oleh

tata kelola teknologi informasi yang memadai

maka diyakini percepatan pariwisata akan m meningkat eningkat dengan tajam.

134

 

BAB XI SISTEM INFORMASI PARIWISATA

11. 1. Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata 

Sistem Informasi pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi  perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar”. Produk industri yang

dipasarkan itu tidak berwujud (intangible product), karena itu tidak dapat di pindah kan, dicoba, di tabung atau ditumpuk di gudang dimana hubungan antara penjual dan pembeli berakhir kalau transaksi selesai dilakukan. System terintegrasi dalam persepsi teknologi informasi merupakan sebuah koneksitas diantara semua elemen sistem atau stakeholders yang terhubung dalam sebuah sistem jaringan yang saling terkait. Rancangan sistem tersebut secara global dapat dilihat sebagai berikut : Sistem seperti ini memerlukan pusat informasi yang sangat rapi dan terintegrasi dari semua pihak dan dapat dibangun atau

135

 

disponsori oleh dinas pariwisata provinsi. Pusat informasi ini harus dapat diakses oleh setiap calon turis dengan sangat mudah. Dengan menggunakan beberapa teknik dalam metode pencarian cepat ( sea  sear ch engine ngi ne opti mati on ) diperkirakan Pusat informasi seperti ini akan cepat dikenal dan banyak diakses oleh calon turis dari seluruh  penjuru dunia. Dua bagian utama dalam sistem ini adalah :  

 pe er tama,    p

membangun infrastruktur pusat informasi dengan

sangat hati-hati dan terintegrasi seperti yang telah dijelaskan diatas, lalu yang  

kedua, Mulai memasarkan pusat informasi ini agar dapat dan cepat

diakses oleh calon turis diseluruh dunia dengan

 beberapa teknik transaksi dan bantuan dari  search engine optimation  serta beberapa trik pemasaran yang banyak

 berkembang didunia maya / Internet (baca: E-Commerce). Sistem Informasi Pariwisata adalah sistem yang menyajikan informasi - informasi mengenai suatu objek wisata, kawasan wisata ataupun wahana - wahana di suatu objek/kawasan wisata. Sistem ini  juga menyajikan tentang beberapa informasi yang menunjang kegiatan kepariwisataan seperti akomodasi, transportasi, tiket, hotel. Bagian-bagian dari system informasi pariwisata

136

 

 

Promosi oleh negara/daerah

 

Asosiasi pariwisata



  Travel information centers

 

Promosi oleh perusahaan

 

Pengetahuan pekerja pariwisata

 

Brosur

 

Penampilan daerah pariwisata

 

Wisatawan yang selalu datang

Manfaat

menggunakan menggunakan

internet

dalam system

informas informasii

 pariwisata  

Memudahkan untuk mengakses

 

Dapat

memberikan

informasi

yang

lengkap

kepada

konsumen  

Dapat menjangkau luas di berbagai dunia

 

Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan pariwisata.

11.2. Membangun Pusat Informasi Pariwisata

Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalan: Kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan  penentuan cara-cara atau metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara.

137

 

Oleh karena itu, strategi juga harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam pengembangan pariwisata daerah,  pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam  pengembangan sarana dan prasarana pariwisata. Strategi Membangun Pusat Informasi Pariwisata yang menunjang

pertumbuhan

ekonomi

dapat

dilakukan

dengan

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a.  Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada  peningkatan mutu pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan  pihak-pihak tertentu.  b.  Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat. Hal ini merupakan hal penting karena sebagai hal pengalaman pada beberapa daerah tujuan wisata, apabila tidak melibatkan masyarakat setempat, akibatnya tidak

ada

sumbangsih

ekonomi

yang

diperoleh

masyarakat sekitar. c.  Kegiatan promosi harus beraneka ragam, selain dengan mencanangkan cara kampanye dan program Visit  Indonesia

Year

seperti

yang

sudah

dilakukan

138

 

sebelumnya. Kegiatan promosi juga perlu dilakukan dengan membentuk sistem informasi yang handal dan membangun

kerjasama

yang

baik

dengan

pusat

informasi pada negara  –   negara lain terutama pada negara yang berpotensi. d.  Perlu menentukan daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan disbanding dengan daerah tujuan wisata lain, terutama yang bersifat tradisional dan alama. Karena era kekinian lah objek wisata yang alami dan tradisional yang menjadi sasaran wisatawan asing. e.  Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua daerah tujuan wisata yang ada diseluruh Indonesia. f.  Mengajak masyarakat sekitar daerah tujuan wisata agar menyadari peran, fungsi dan manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang  peluang yang ttercipta ercipta bagi berbagai kegiatan yang d dapat apat menguntungkan secara ekonomi. g.  Sarana

dan

prasarana

yang

dibutuhkan

perlu

dipersiapkan secara baik untuk menunjang kelancaran  pariwisata. misalnya dengan pengadaan perbaikan jalan,

139

 

telepon, internet dan pusat pembelanjaan disekitar lokasi daerah wisata. Dengan memperhatikan beberapa masukan ini kiranya dapat membantu bagi penyelenggara pariwisata yang dapat menunjang  pertumbuhan

ekonomi.

Factor

baik

internal

dan

eksternal,

 pariwisata dapat menghasilkan pendapat yang luar biasa bagi suatu daerah terutama apabila dikelolah dengan baik.

11.3. Sistem Perencanaan

Sistem Perencanaan adalah proses membuat sebuah Laporan Perencanaan Sistem yang menggunakan sumber sistem informasi yang berhubungan dan mendukung tujuan bisnis dan operasi organisasi.  

Sistem

Perencanaan berhubungan dengan perencanaan

 bisnis  

Sistem Perencanaan menyangkut estimasi dari kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta operasinya. Definisi dari perencanaan pemasaran strategis menurut Mc

Donald adalah proses manajemen yang mengarah pada perencanaan  pemasaran.

Perencanaan

ini

merupakan

urutan

logis

dan

140

 

serangkaian aktivitas ke arah penetapan tujuan pemasaran dan  perumusan

rencana

untuk

mencapai

tujuannya.Perencanaan

 pemasaran adalah penerapan yang sudah direncanakan dari sumber daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Dengan demikian, perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses sistematis

dalam

 pemasaran.Rencana

merancang dan mengkoordinasi keputusan pemasaran

ini

memberikan

fokus

bagi

 pengumpulan informasi, info rmasi, format bagi pen penyebarluasan yebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian respon strategik dan taktikal perusahaan.

Perencanaan dari Pemerintah

  Bersifat makro



  Sasarannya prasarana yang bersifat umum, misalnya



aksesibilitas, air bersih.

  Pemasyarakatan dan pemberdayaan sapta pesona, misalnya



: suasana aman, kemudahan, iklim kondusif bagi investor.

  Menumbuhkan dan sosialisasi image destinasi yang positif



 bagi wisatawan ( citra daerah tujuan wisata) Perencanaan dari Swasta atau Dunia Usaha

  Bersifat Mikro



141

 

  Bersifat profit making



  Sasarannya prasarana dan penyediaan fasilitas lingkungan



usaha

  Mewujudkan



misalnya

:

Sapta

Pesona

keamanan,

dilingkungan

keterlibatan,

usahannya,

dan

keindahan

lingkungan.

  Menjual produk (sales produk) dengan berorientasi pada



kepuasan konsumen diamping untung dan rugi. Perencanaan dari Masyarakat

  Bersifat sederhana



  Bersifat partisipasif



  Ada manfaat bagi masyarakat sekitarnya.



11. 4. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA 

  Mendefinisikan situasi bisnis



  Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)



  Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan



  Penetapan tujuan dan pasar



  Mendefinisikan



dilakukan

strategi

pemasaran

dan

usaha

yang

142

 

  Perancangan tanggung jawab implementasi



  Penganggaran strategi pemasaran



  Monitor kemajuan usaha pemasaran



Tujuan perencanaan pemasaran adalah identifikasi dan kreasi dari keunggulan kompetetif.   



Perencanaan Kontingensi 

Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif dan memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian Penyebab kegagalan dalam perencanaan : Minimnya rencana nyata

  Minimnya analisa situasi yang memadai



  Tujuan dan sasaran yang tidak realistis



  Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan



Manfaat rencana pemasaran : 

  Mencapai koordinasi aktivitas yang lebih baik



  Mengidentifikasi perkembangan yang diharapkan



  Meningkatkan kesiapan organisasi untuk berubah



143

 

  Meminimalkan respon tak rasional samapi respon yang



tak diharapkan 

  Mengurangi

konflik

tentang

ke

mana

seharusnya

organisasi bergerak

  Meningkatkan komunikasi



  Mendesak manajemen untuk berpikir ke depan secara



sistematis

  Memperluas penyesuaian sumber daya yang tersedia



untuk mendapatkan peluang pilihan

Masalah masalah yang muncul akibat kurangnya perencanaan pemasaran : 

  Peluang-peluang yang hilang untuk mendapatkan laba



  Angka-angka yang tak berarti dalam rencana jangka



 panjang

  Tujuan yang tidak realistis



  Kurangnya informasi pasar yang dapat dilakukan



  Perselisihan antar fungsional



  Frustasi manajemen



  Perkembangbiakan produk dan pasar



144

 

  Pengeluaran promosi yang sia-sia



  Penentuan harga yang terlalu membingungkan



  Semakin melemah terhadap perkembangan bisnis



  Hilangnya kendali terhadap bisnis



Langkah-langkah pokok dalam perencanaan pemasaran meliputi : 1.  Melakukan analisis situasi Dengan

menggunakan

weaknesses,

analisis

opportunities,

dan

SWOT threats).

(streghts,

Analisis

ini

mencakup peluang dan masalah yang ditimbulkan oleh trend an situasi pembeli, pesaing, biaya dan regulasi. 2.  Menetapkan tujuan/sasaran Tujuan dirumuskan secara spesifilk dan mengidentifikasi tingkat kinerja yang diharapkan untuk dicapai organisasi  pada waktu tertentu di masa datang, dengan mempertimbangkan realitas masalah dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. 3.  Menyusun strategi dan program Pengambil

keputusan

kemudian

merancang

strategi

(tindakan jangka panjang untuk mencapai tujuan) dan  program

(tindakan

jangka

pendek

spesifik

untuk

145

 

mengimplementasikan

strategi).

Hasil dari perencanaan pemasaran yang berfokus pada konsumen dapat menghasilkan sebuah keunggulan bersaing melalui :  

Harga yang lebih rendah dibandingkan dengan para  pesaing untuk manfaat yang sama atau

 

Keunikan manfaat yang dapat menutupi harga tinggi.

11.5 Sistem Evaluasi Pemasaran Pariwisata

Menurut Blue Say dalam tulisannya berjudul:  Beginner’s Guide to Marketing Evaluation(London & Partners, 2010),  para

 pelaku usaha seringkali menempatkan evaluasi pada akhir kegiatan  pemasaran, padahal sebenarnya lebih masuk akal (makes sense) apabila kegiatan ini dilakukan sejak awal saat seorang pengusaha menentukan sasaran dan hasil yang ingin dicapai dan merencanakan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan.

Komponen yang Perlu Dievaluasi Terdapat beberapa pandangan atau gagasan mengenai komponendalam kegiatan pemasaran yang perlu dievaluasi pada

146

 

tahap awal kegiatan.

Jon Vencil menyebutkan terdapat dua

komponen utama yang perlu dievaluasi, yaitu: 

 

Evaluasi Produk, yaitu evaluasi pada jasa atau barang yang akan dilempar ke pasar. Dengan melakukan evaluasi sebelum  produk dan jasa dilempar ke pasar, akan dapat diketahui  produk atau jasa mana yang bisa tetap ditawarkan, dihentikan  penawarannya,

dimodifikasi

produk

dan

jasanya,

atau

dilakukan pengulangan.  



Evaluasi Proses, merupakan tindakan evaluasi yang dilakukan  pada proses pemasaran produk dan jasa yaitu penggunaan metode pemasaran seperti iklan dan/ atau promosi. Dari evaluasi di tahap awal ini akan diketahui efisiensi dari setiap metode yang digunakan, diukur dengan perbandingan antara  biaya dan hasil yang diperkirakan.

Dasar Pertimbangan Evaluasi : a.  Tentukan lebih dahulu apa yang menjadi tujuan utama dilakukannya evaluasi  b.  Berilah urutan prioritas komponen pemasaran yang akan dievaluasi sehingga kegiatan evaluasi akan menjadi lebih efisien.

147

 

c.  Pastikan adanya pakar dalam bidang evaluasi yang dapat membantu atau memberi pertimbangan pada metode evaluasi yang dilakukan d.  Perhitungkan waktu dan durasi evaluasi yang akan dilakukan. e.  Gunakan

sebanyak

mungkin

saluran

yang

tersedia.

Kemudian pilihlah tempat untuk mengadakan evaluasi yang mudah diakses oleh mereka yang akan mengevaluasi data. f.  Gunakan data hasil evaluasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pemasaran pada periode berikutnya.

IMPLEMENTASI KASUS 

Sabtu, 8 Desember yang lalu kami mengunjungi Dinas Priwisata Kota Denpasar yang berada di Jl. Surapati No.7 Denpasar untuk

mengetahui

tentang

informasi

pariwisata

di

kota

Denpasar.Karena kami hanya mempunyai waktu senggang saat akhir pekan, kami mengadakan kesepakatan dengan seorang  pegawai Dinas Pariwisata Kota Denpasar untuk bersedia kami kunjungi dan memberikan informasi terkait dengan pokok bahasan kami yaitu mengenai informasi pariwisata, kami tertarik untuk

148

 

mengangkat kasus penipuan mengenai informasi pariwasata yang  berkedok agent travel. Beberapa waktu yang lalu, sekitar bulan Oktober penipuan dilakukan oleh travel agen online website www.bali-explorer.com / www.kutacarrental.com  www.kutacarrental.com  Address : Jl. Wr supratman 263 B 2nd Floor Denpasar - Bali  –   Indonesia Phone

: +62 361 9285810

Mobile

: +62 819 3432 1888

E-Mail

::  [email protected] [email protected]  

Website

www.kutacarrental.com   ::  www.kutacarrental.com

Sister Site : www.bali-explorer.com for hotel needs in Bali.

Lisa, wisatawan yang bermaksud berlibur di Bali memakai  jasa mereka menginap di villa mutiara seminyak ( 2 mlm 3,7 juta) sudah bayar lunas via transfer ke rekening Doni Riswandi (owner) Bali Exporer dan Kuta Car Rental. Tetapi setelah ia kembali ke negaranya ternyata pihak mutiara memotong pembayaran sewa villa. ternyata pihak Bali Explore (Doni Riswandi) belum membayar tagihan villa ke pihak mutiara sehingga tamunya membayar 2x . Setelah dihubungi doni riswandi sudah kabur.

149

 

Pembahasan : Berkaitan dengan maraknya penipuan yang dilakukan oleh  beberapa travel agent gelap atau tidak berizin resmi, pelanggan diharapkan untuk lebih

berhati-hati dalam bertransaksi dengan

travel agent yang tidak resmi, atau perusahaan/perorangan yang mengatasnamakan biro  perjalanan / Travel Agent yang mempunyai motif menjebak atau menipu dengan menjanjikan harga murah. Kasus-kasus  penipuan seperti ini sangat merugikan pihak ko konsumen, nsumen, serta Travel Agent Resmi yang terkena imbas dari kasus-kasus tersebut yang  berdampak negatif pada kepercayaan masyarakat terhadap Biro Perjalanan / Travel Agent.  Narasumber kami yaitu Bapak yang menjabat sebagai di Dinas

Pariwisata

Kota

Denpasar

memberikan

tips

untuk

menghindari penipuan. Periksa biro perjalanan wisata yang Anda gunakan.

Sebaiknya, gunakan biro perjalanan wisata yang memiliki reputasi  baik.

Minimal,

pilih

biro

perjalanan

wisata

berdasarkan

rekomendasi teman atau kerabat yang sudah pernah menggunakan  biro perjalanan wisata tersebut.Tanyakan secara detail harga paket

150

 

yang ditawarkan termasuk biaya tambahan yang mungkin akan keluar di saat perjalanan dan tidak masuk dalam harga paket. Cek kembali tiket yang sudah Anda pesan. Beli tiket

untuk transportasi umum seperti pesawat terbang, kereta, dan bus, melalui agen atau penjualan resmi. Hindari pembelian melalui calo, selain harga lebih mahal, bisa jadi tiket yang dijual adalah  palsu.Periksa tanggal dan tujuan tiket yang Anda beli, pastikan ke  pihak perusahaan transportasi mengenai jadwal keberangkatan apa masih sesuai dengan jadwal semula. Gunakan asuransi perjalanan.Perjalanan ke luar negeri

untuk beberapa negara seperti Eropa, memang mengharuskan  pelancong asal Indonesia memiliki asuransi perjalanan sebagai syarat permohonan visa.Selain itu, asuransi perjalanan juga dapat membantu Anda jika terjadi kehilangan sampai kejadian pesawat yang delay. Membayar dengan uang tunai.Sebaiknya bawa saja uang

tunai secukupnya. Menukar uang. Jika ke luar negeri, sebaiknya membawa

uang dalam bentuk dollar AS.Lalu tukarkan ke mata uang setempat di money charger

terpercaya

dan penukaran resmi.Hindari

menukarkan uang Anda di bandara atau money charger yang padat

151

 

turis, biasanya di tempat-tempat ini uang Anda akan dihargai murah. Pilih

hotel

dengan

reputasi

tinggi.Jangan

langsung

 percaya dengan foto yang ditampilkan situs suatu hotel.Gunakan rekomendasi dari kenalan yang mengenal daerah tersebut mengenai reputasi hotel tersebut. Jangan mudah percaya dengan orang asing.Jangan

terlalu bergantung pada orang yang baru Anda kenal.Tetap waspada,

jangan

sampai

Anda

dibawa

ke

tempat

yang

mencurigakan ataupun tempat-tempat sepi.Waspada juga barang barang yang Anda bawa selama perjalanan. Sewa

mobil

ataupun

taksi.Gunakan

taksi

dengan

argometer dan naik taksi yang memiliki reputasi baik di daerah tersebut. Anda bisa tanyakan pihak hotel untuk taksi apa yang bisa dipercaya di daerah atau negara tersebut. Teliti harga diskon yang ditawarkan.Ada baiknya periksa

terlebih dahulu potongan harga yang diberikan tersebut.Anda perlu tahu harga normal barang tersebut.Di beberapa toko, terkadang membuka bungkusan berarti membeli, walaupun Anda sekadar ingin melihat kondisi barang.

152

 

Pak

melanjutkan,

tidak

dapat

dipungkiri

kunjungan

wisatawan tidak bisa lepas dari berbagai dampak, baik dari segi keamanan, teroris, isu kesehatan dan dan faktor lainnya.Hal ini kita dapat lihat pada tingkat kunjungan wisatawan yang mengalami fluktuasi.Untuk itu, Bali sebagai salah satu tujuan wisata terfavorit di dunia masih terus maningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan.

153

 

DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Pariwisata. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Gafur, Juliafitri Dj. 2008. “Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bitung (tesis)”. Medan : Universitas Sumatera Utara. Lundberg, E Donald., Stavenga, Mink H., dan Krishnamoorthy, M. 1997.

Pengantar Pendit, I Nyoman, S. 1999. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar  Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita, cetakan ke-enam ke- enam (edisi revisi

Pitana, I Gede. 1994. Desa Adat Dalam Arus Modernisasi. Dalam Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar: BP. Republik Indonesia, 1999, Undang-Undang Otonomi Daerah, Kuraiko Pratama, Bandung.  Spillane, J James. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Kanisius.Yogyakarta Undang-UndangNomor10 Tahun 2009 TentangKepariwisataan. Kompas,Com Yoeti.Oka A.2010.P emasar saran an P Pa ar i wia wiasat sata a Ter Terp padu.Bandung : Angkasa.

154

 

Nengah Landra, lahir di Klungkung, Bali, pada tanggal 31 Desember 1962, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak I Ketut Daging (Alm) dan Ibu Ni Wayan Tiyeb (Alm). Pendidikan SD diselesaikan di SDN 1 Nyalian, Banjarangkan Klungkung lulus pada tahun 1974, pendidikan SMP diselesaikan di SMPN1 Banjarangkan, Klungkung lulus pada tahun 1977, pendidikan SMA diselesaikan di SMAN1 Klungkung lulus pada tahun 1981. Pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar lulus tahun 1986, 1986, Strata Du Dua a (S2) pad pada a Program Magister Manajemen Pasca Sarjana Universitas Udayana lulus tahun Studi pada Program Ilmu Manajemen pada Program Doktor Pasca 2003. Sarjana Fakultas Ekonomi Doktor dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang lulus tahun 2015.. Pengalaman bekerja sebagai dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar sejak tahun 1989 sampai sekarang. Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 1997-2004. Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 2008-2012. Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar tahun 20122018. Wakil Rektor II mulai 12 April 2018 sampai sekarang  

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF