Dry Socket
June 11, 2019 | Author: ninang | Category: N/A
Short Description
Dry socket...
Description
A. Dry Socket 1. Pengertian Dry socket adalah suatu kondisi hilangnya blood clot dari dari soket gigi. Dry gigi. Dry socket merupakan salah satu komplikasi yang paling sering dan paling sakit sesudah pencabutan gigi. Dry socket merupakan nyeri hebat disekitar alveolus yang timbul 1 sampai 3 hari setelah ekstraksi, ditandai dengan hilangnya bekuan sebagian atau seluruhnya di dalam alveolus, dengan atau tanpa halitosis.5,6,8
Gambar 1. Dry 1. Dry socket paska socket paska ekstrasksi molar ketiga mandibula
Ada beberapa macam nama lain dari drySocket , yakni sebagai berikut:8 a. Alve Alveol olit itiis Sicca cca Dolor lorosa osa b. Pos Post Opera perattive Oste Osteiitis c. Loca Locallized Acut cute Alveo lveola larr Osteomi omieli elitis d. Alve Alveol ola ar Osteiti eitiss e. Fibr Fibriinol nolyti ytic Alveo lveollitis f. Pai Painful ful Sock Socket et g. Sloughing Socket h. Nec Necrot rotic Soc Socket ket i. Pos Post Ext Extract action Osteom teomiielitis Synd Syndrrome ome Komplikasi ini sering terjadi setelah pencabutan gigi posterior dan lebih sering terjadi pada rahang bawah daripada rahang atas, khususnya alveolus molar ketiga.5,9 2. Etiologi Trauma dan infeksi adalah penyebab utama dari timbulnya dry socket . Adanya trauma dan infeksi menyebabkan timbulnya reaksi inflamasi pada sum-sum tulang dan akan terjadi pelepasan tissue activator . Pelepasan ini akan menyebabkan terjadinya
perubahan plasminogen di dalam clot menjadi plasmin. Agen fibrinolitik ini akan menghancurkan blood clot dan pada saat yang bersamaan, terjadi pelepasan kinin dan kinogen, yang juga di dalam clot , sehingga akan menimbulkan terjadinya rasa sakit.7 Dry socket dihubungkan dengan berbagai faktor, diantaranya sebagai berikut. a. Bakteri Peran bakteri terhadap terjadinya dry socket telah lama diakui, yang dihubungkan dengan faktor predisposisi seperti kebersihan mulut yang buruk dan infeksi yang sudah ada sebelumnya. Rozanis et al dalam penelitiannya menunjukkan adanya hubungan antara Actinomyces viscosus dan Streptococcus mutans dengan kondisi tertundanya penyembuhan soket setelah penempatan organisme tersebut pada hewan model. Nitzan et al mengemukakan adanya hubungan bakteri anaerob terhadap terjadinya dry socket melalui pengamatan aktivitas fibrinolitik dari bakteri anaerob Treponema denticola.10,11 b. Trauma Insiden dry socket meningkat disebabkan karena trauma yang berlebihan selama ekstraksi, terutama prosedur yang melibatkan pembukaan flap dan pengambilan tulang yang berlebihan.10 c. Kontrasepsi Oral Beberapa studi mendalilkan bahwa ada korelasi langsung antara penggunaan kontrasepsi oral dngan terjadinya dry socket . Dry socket lebih sering terjadi pada kelompok usia 20-40 tahun. Ygge menemukan peningkatan aktivitas fibrinolisis pada wanita yang menggunakan kontrasepsi. Estrogen sangat berperan penting dalam proses fibrinolisis (meningkatkan faktor II, VII, VIII, X dan plasminogen) dan juga meningkatkan lisis dari bekuan darah.7,10 d. Kurangnya pengalaman operator Banyak studi menyatakan bahwa pengalaman operator merupakan faktor risiko terjadinya dry socket. Larsen menyimpulkan bahwa pengalaman dokter bedah bisa berhubungan dengan trauma yang lebih besar selama ekstraksi, terutama ekstraksi gigi molar ketiga rahang bawah.Alexander dan Oginni et al melaporkan insiden dry socket lebih tinggi pada ekstraksi yang dilakukan oleh operator yang kurang
berpengalaman. Oleh karena itu, keterampilan dan pengalaman dari operator harus dipertimbangkan.7 e. Molar ketiga mandibula Dry socket paling umum terjadi setelah ekstraksi molar ketiga mandibula. Beberapa penulis menyatakan bahwa peningkatan kepadatan tulang, vaskularisasi menurun, dan kurangnya kapasitas produksi jaringan granulasi . Namun tidak ada bukti yang menunjukkan antara terjadinya dry socket dengan kurangnya suplai darah.7 f. Penyakit sistemik Beberapa peneliti telah menghubungkan adanya penyakit sistemik dengan teradinya dry socket . Pasien diabetes rentan terhadap dry socket karena masa penyembuhannya yang lama. Tetapi tidak ada bukti ilmiah untuk membuktikan hubungan keduanya.7 g. Jenis kelamin Banyak penulis mengklaim bahwa perempuan, terlepas dari penggunaan kontrasepsi oral cenderung untuk terjadinnya dry socket . MacGregor melaporkan insiden dry socket 50% lebih besar pada perempuan dibandingkan dengan lak-laki dalam 4000 ekstraksi, sedangkan Colby melaporkan tidak ada perbedaan dalam terjadinya dry socket jika dihubungkan dengan jenis kelamin.7 h. Merokok Adanya hubungan antara merokok dengan kejadian dry socket telah dilaporkan dalam literatur. Setelah ekstraksi, pada perokok menunjukkan terjadi pengurangan pengisian luka oleh bekuan darah dan peningkatan insiden dry socket ini diduga disebabkan oleh aktivitas vasokonstriksi oleh nikotin.11 3. Proses Penyembuhan Socket secara Histologis Apabila diperhatikan terdapat tahap yang bersamaan secara histologis pada proses penyembuhan soket dari hasil biopsi yang dilakukan pada luka bekas pencabutan.8 a. Tahap I Koagulum Dibentuk ketika terjadi hemostatis, terdiri dari eritrosit dan leukosit dengan jumlah yang sama seperti pada peredaran darah. b. Tahap II Jaringan Granulasi
Dibentuk pada dinding soket 2 – 3 hari setelah pencabutan yang merupakan proliferasidari sel – sel endothelial, kapiler – kapiler dan beberapa leukosit dan selama 7 hari jaringan granulasi menggantikan tempat dari koagulum. c. Tahap III Jaringan Konektif Mula – mula berada pada bagian tepi socket , selama 20 hari setelah pencabutan menggantikan jaringan granulasi. Jaringan konektif yang baru terdiri dari sel – sel, kolagen dan serat – serat fiber. d. Tahap IV Pertumbuhan Tulang Dimulai pada hari ke 7 setelah pencabutan, dimulai dari tepi dasar socket , pada hari ke-38 setelah pencabutan biasanya sudah terisi dengan tulang muda, selama 2 – 3 bulan tulang telah menjadi mature dan terbentuk trabekula, setelah 3 – 4 bulan maturasi tulang telah lengkap seluruhnya. e. Tahap V Perbaikan epithelial Dimulai ketika terjadi penutupan luka 4 hari setelah pencabutan dan biasanya akan selesai setelah 24 hari. Penyembuhan socket secara signifikan dipengaruhi oleh usia dan individual. Padaindividu berusia 2 dekade aktivitas histologi penyembuhan socket yaitu sekitar 10 hari setelahpencabutan dan pada individu berusia 6 dekade atau lebih yaitu sekitar 20 harisetelah pencabutan gigi.
Gambar 2. Patogenesis Dry socket
4. Patogenesis Trauma dan infeksi adalah penyebab utama timbulnya dry socket . Orang dengan kebersihan mulut yang buruk lebih beresiko mengalami dry socket paska pencabutan gigi. Demikian juga pasien yang menderita gingivitis (radang gusi), periodontitis (peradangan pada jaringan penyangga gusi), dan perikoronitis (peradangan gusi di sekitar mahkota gigi molar tiga yang impaksi). Adanya trauma dan infeksi menyebabkan timbulnya reaksi inflamasi pada sum-sum tulang dan akan terjadi pelepasan tissue activator . Pelepasan tissue activator menyebabkan peningkatan aktivitas fibrinolisis. Pelepasan ini juga akan menyebabkan terjadinya perubahan plasminogen di dalam clot menjadi plasmin. Agen fibrinolisis ini akan menghacurkan blood clot dan pada saat yang bersamaan, terjadi pelepasan kinin dari kinogen, yang juga di dalamclot , sehingga akan menimbulkan terjadinya rasa sakit.4,10,12 Treponema denticola dapat melisiskan blood clot tanpa adanya gejala klinis dari suatu infeksi, seperti kemerahan, bengkak, atau pembentukan nanah yang sebelumnya sudah diisolasi dari dry socket . Treponema denticola merupakan bakteri anaerob yang terlibat dalam penyakit periodontal dan mampu menghasilkan bau busuk.4 Sedangkan
menurut
Kruger
(1974),
penyebab
dari
munculnya
dry
socket tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan insiden terjadinya dry socket yaitu truma, infeksi suplai darah dari tulang sekitar, dan kondisi sistemik. Penyebab dari komplikasi ini juga dapat berhubungan dengan faktor-faktor yangdapat menghalangi terbentuknya blood clot di dalam alveolus. Pasien dengan denseosteosclerotic bone, atau gigi dengan osteosclerotic alveolar wall yang disebabkan karena iinfeksi kronik, merupakan faktor predisposisi munculnya dry socket .12 5. Gambaran klinis Biasanya dimulai pada hari ke 3-5 sesudah operasi. Keluhan utamanya adalah rasa sakit yang sangat hebat. Pada pemeriksaan terlihat alveolus terbuka, terselimuti kotoran dan disertai dengan munculnya peradangan gingiva. Alveolus yang kosong dan ditutupi oleh lapisan jaringan nekrotik kuning keabu-abuan, dan mukosa disekitarnya biasanya menjadi eritematosa. Secara klinis ditandai dengan adanya bau busuk dan rasa sakit yang menjalar ke telinga dan leher. Nyeri merupakan gejala dry socket yang paling penting.
Hal ini bervariasi dalam frekuensi dan intensitas, dan gejala lain yang biasanya ada, seperti sakit kepala, insomnia, dan pusing.6,9,11 6. Bakteri Keberadaan bakteri juga ada hubungannya dengan terjadinya Dry Socket , ketika koagulasi yang terbentuk setelah pencabutan aliran saliva dengan mudah memasuki lokasi bekas pencabutan, tempat inilah yang menjadi persinggahan dari saliva sedangkan pada saliva terdapat bakteri. Selanjutnya ada juga hubungan antara jumlah bakteri aerob dan anaerob yang ada sebelum pencabutan yang nantinya akan berkembang pada koagulum yang nantinya akan menimbulkan dry socket , dimana pasien yang mengalami dry socket menunjukkan jumlah bakteri yang lebih banyak sebelum operasi daripada pasien yang mengalami penyembuhan socket normal. Keterangan mengenai fenomena ini faktanya bahwa beberapa tipe dari streptococcus dan staphilococcus dalam penelitian ini dapat membuat fibrinolisis dari pembekuan darah.7,12 Sejauh ini tidak ada mikroorganisme yang spesifik yang dapat menimbulkan dry socket , tetapi diperkirakan oleh para peneliti adalah Treponema Denticola mempunyai pengaruh penting untuk terjadinya dry socket .4 7. Pengobatan Menurut Pederson, perawatan harus dilakukan dengan hati-hati. Bagian yang mengalami alveolitis dirigasi dengan menggunakan larutan saline yang hangat dan diperiksa. Lakukan palpasi yang hati-hati dengan menggunakan aplikator kapas untuk membantu dalam menentukan sensitivitas. Apabila pasien tidak tahan, maka dilakukan anastesi lokal atau topikal sebelum melakukan packing . Packing ini dilakukan dengan memasukkan pembalut obat-obatan ke dalam alveolus. Pembalut diganti sesudah 24-48 jam kemudian dirigasi dan diperiksa kembali.9 Kebanyakan dry socket akan sembuh sesudah 4-5 hari, apabila sampai 5-7 hari maka harus dilakukan rontgen, dan diperkirakan terjadi osteomyelitis. Menurut Pedlar dan kawan-kawan (2001), perawatan yang dilakukan yaitu irigasi soket dengan menggunakan larutan saline hangat untuk menghilangkan debris. Lalu lakukan pemberian antiseptic dressing untuk menutupi tulang yang terekspos. Antiseptic dressing yang digunakan adalah pasta eugenol yang diletakaan di bagian korona dari soket gigi untuk menutup tulang. Biasanya dressing ini tidak perlu diganti karena akan hilang
dengan sendirinya dalam beberapa hari. Ada juga dressing alternatif yang dapat digunakan yaitu Whitehead’s varnish pada ri bb on gau ze, Bismuth iodoform dan parafin paste dalam gauze. Dressing alternatif ini harus diganti setelah satu minggu.9,12 8. Pencegahan Insiden terjadinya komplikasi ini dapat dicegah. Karena ada keterlibatan bakteri yang dapat menimbulkan dry socket , maka sebelum tindakan pencabutan gigi dilakukan pemberian antibiotik profilaksis berupa penisilin, klindamisin, metronidazole,dan tetrasiklin bubuk atau melakukan irigasi pada gingival crevice dengan menggunakan clorhexidine. Pemberian antibiotik preoperatif lebih efektif dalam mengurangi kejadian dry socket daripada diberikan postoperatif.10,11 Menurut Pedlar dan kawan-kawan (2001), pencegahan komplikasi ini dapat dilakukan dengan mengurangi trauma, pembersihan alveolus, dilakukan packing sebagai profilaksis dengan pembalut obat.12
View more...
Comments