Drnico Budaya Keselamatan Kol Tkrs 2 05 21 - 1125

August 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Drnico Budaya Keselamatan Kol Tkrs 2 05 21 - 1125...

Description

 

KELAS ON LINE TATA TATA KELOLA R RUMAH UMAH SAKIT TKRS) SESUAI SNARS STANDAR NASIONAL AKREDITASI RS) EDISI 1.1 2 3 Juni 2021

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua. 1

 

CV : dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua

Lahir : Magelang 5 Nov 1943

Fakultas Kedokteran Univ Kristen Indonesia, 1970

Konsultan Nefrologi Perhimpunan Nefrologi Indonesia, 1982

Magister Manajemen

Sekolah Tinggi Manajemen PPM Jakarta, 1994

Magister Hukum Kesehatan

Univ Katolik Soegijapranata Semarang, 2013

FISQua,

Fellowship of The International Society for Quality in Health Care, 2020

(Mei 22021)

 

• Ke Ketua tua Bid Bidang ang Pe Penel neliti itian an & pen penge gemba mbang ngan an KAR KARS S seja se jak k th 20 2014 14

• Ke Ketua tua Ko Komit mite e Et Etikik-Dis Disipl iplin in KAR KARS S sej sejak ak th 201 2014 4 Koordinat ator or Kon Konsilor silor KARS seja sejak k 2016 • Koordin • Kom Komite ite Nasio Nasional nal Kes Keselama elamatan tan Pasi Pasien en RS – Kem Kes th 2012-2015, 2016-2018, 2016-2018, 2018-2020 Wakil Wakil Ketua Ke tua KNK KNKP P Ketua Ke tua Ko Komit mite e Ke Kesel selama amata tan n Pa Pasie sien n RS (KK (KKPRS PRS)) – 

• PERS PERSII sejak sejak 2005 namanya menjadi IKPRS. Ketua •   KKPRS diubah namanya IKPRS-Institut Keselamatan Keselamatan Pasien RS sejak th 2012

Kelom lompok pok St Staf af Me Medis dis Pe Peny nyaki akitt Dal Dalam am – Ginjal • Ke Hiperten Hipe rtensi si RS Mediros, Mediros, Jakarta Jakarta,, sejak 1996

KARS KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT

 

• Surv Surveior eior KAR KARS S sejak sejak 1995. Kon Konsilor silor KAR KARS S sejak sejak 2012. Akreditasi asi Baru, Pokja Pokja Peny Penyempurn empurnaan aan • PJ SubPokja Model Akredit Akreditasi RS, DitJen Bina Yan Akreditasi Yan Med, DepKes, 2010-201 2010-2011 1 • Direk Direktur tur Medik RS PGI PGI Cikini, Cikini, 1981 – 1982 • Direk Direktur tur Ketua RS PGI PGI Cikini Cikini Jaka Jakarta rta 1982-1 1982-1993 993 • Deka Dekan n Fak Ked Kedokt okteran eran UKI 1988-1 1988-1991 991 Sekretari etariss Jender Jenderal al PERSI Pusat Pusat 1988 – 1990, 1990, 1990 – 1993, 1993, • Sekr

1993 – 1996 1996 Sekretari etariss IRSJ IRSJAM AM 1986 – 1988 • Sekr Kepala a Bagian Ilmu Pen Penyaki yakitt Dalam FK-UKI FK-UKI,, Jaka Jakarta, rta, 1992 –  • Kepal 1995 • Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981 Sekretariss I & Seksi Ilmia Ilmiah h Pengur Pengurus us Pusat PERNEF PERNEFRI, RI, 1983 • Sekretari • Ke Ketua tua Komite Komite Medi Medik k RS Mediros Mediros,, 1995 – 2013 • Pengha Pengharga rgaan an : • *Kadarman Award utk utk Patient Safety Safety*, *, 2007, Sekolah Sekolah Tinggi PPM. • *Inisi *Inisiator ator & Motivator Motivator Kese Keselamat lamatan an Pasi Pasien en RS di Indonesia*, Indones ia*, 2018, Komisi Akre Akreditas ditasii Rumah Sakit Sakit.. 4

 

Pengantar Kera Ke rang ngka ka Ke Kerj rja a Ko Komp mpre rehe hens nsif if KP KPRS RS WHO : Global Patient Safety Action Plan 2021-2030 Budaya Buday a Kesela Keselamata matan: n: SNAR SNARS S 1.1 Core Conce Concept pt Kompetens Komp etensii Buday Budaya-Kem a-Kematan atangan gan Budaya Evalua Eva luasi si / Pe Pengu ngukur kuran an Bud Budaya aya

 

Budaya Keselamatan Dalam SNARS 1.1. TKRS 13 TKRS 13.1.

Direktur Menciptakan Menciptaka n Mendu Mendukung kung Buday Bud aya a Kese eselam lamat atan an Pa Pasie sien n • • • • •

         

Direktur Melaksanakan, Memonitor, Memperbaiki Budaya Keselamatan

Keterbukaan Pe Perbaiki rbaiki Pe Perilaku rilaku Pendidikan Identifi kasi masalah budaya Sumber daya

• • • • •

         

Sistem Sist em Pelaporan IKP Keamanan Pelapor  Investigasi laporan Identifik asi perilaku Staf  Penguk Penguk uran budaya, ind ikator mutu

PMKP 10 Pengukuran/Evaluasi Budaya Pengukuran/Evaluasi Keselamatan •   Regulasi •   Pelaksanaan

 

Good Patient Care Tata Kelola Asuhan Pasien yang Baik

Good Ethical Practice

Good Clinical Governance

PASIEN Quality & Safety Sist Si ste em Pe Pela laya yana nan n Klinis  Asuhan Pasien / Patient Care

Hospital Governance

Governance

• Good Hospital

Governance &

Tata Kelola Kelola Klinis yang Baik

Good

• Good Clinical

Sistem Manajemen

Tata Kelola RS yang Baik

KARS

Ps 36 UU 44/2009

• Good Patient Care SNARS

 

Manajemen

Pelayanan

Ris isik iko o RS

Foku Fo kus s Pa Pasi sien en

 

Risiko Klinis

(Patient Centred Care)

 Asuhan Pasien Terintegrasi

Etik  4 Fondasi Fondasi PPA pada pada  Asuhan pasien

• Mutu Kebutuhan • Patient Pasien Safety

EBM  VBM Evidence Based Medicine

10 Dimensi Dimensi PCC – Model Model Indonesia 

1. Patie Patient nt Engagem Engagement ent & Empow Empowerme erment nt 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

DPJP sbg Cl DPJP Clini inical cal Le Leade aderr PPA sbg sbg Tim Tim,, Kolabor Kolaborasi asi Int Inter erpro profes fesion ional al CPPT – Cata Catatan tan Perk Perkemba embangan ngan Pasi Pasien en Teri Terinte ntegrasi grasi Mana Ma naje jerr Pe Pela laya yana nan n Pa Pasi sien en / Case Manager. Segi Se giti tiga ga Sa Sasa sara ran n PC PCC C – Triple Aim PCC Kolaboras Kola borasii Pendid Pendidikan ikan Pasie Pasien n Integrate Inte grated d Clinic Clinical al Pathwa Pathway y

9. Integ Integrate rated d Discharg Discharge e Planni Planning ng 10.Budaya Keselam Keselamatan. atan.

Evidence Based Medicine Value Based Medicine

(*Nico A Lumenta , 2020)

 

FLOREN ORENCE CE NIGHTING NIGHTINGA ALE FL NOTES ON HOSPITA HOSPITA LS 1859

“ IT MAY SEEM A STRANGE PRINCIPLE TO ENUNCIATE  AS THE VERY FIRST REQUIREMENT IN A HOSPITAL THAT IT SHOULD

DO THE SICK SICK NO HARM “

“Mungki n tampak aneh aneh menentukan menentuk an prinsi p pertama di RS bahwa asuhan kepada yg saki t adalah jangan mencederainya mencederainya” ” 9

 

Sejak 2006 : Workshop Workshop Keselama Kesela mata tan n Pa Pasi sien en Manajemen Manaje men Risiko Klinis Klinis,, telah tel ah diik diikuti uti ham hampir pir 1900

2000 : To err is human. Building a safer health system

Hippocrates (460-335 BC).

UU.N0.44 TH.2009 Tentan Tent ang g Ru Ruma mah h Sa Saki kitt : Keselamatan Keselam atan Pasien wajib waj ib dil dilaks aksanak anakan an ole oleh h Rumah Sakit

Staf RS (Dr,, Perawat, (Dr dll) dari dar i + 250 RS R S seluru seluruh h Indonesia WHO SEAR Patient Safety Workshop on “ atients for atient Safety” Jakarta Declaration Jakarta, Hotel Four Seasons, 19 July 2007

1 Juni 2005, PERSI 2001 :Crossing the membentuk membe ntuk badan Quality Chasm: A nasionall : KKPRS nasiona KKPRS New Health System for the 21st Century

Std A Akr kr RS 2012 2012   KPRS KemKes : KNKP KNKP Julii 2012 Jul

Primum, non nocere” nocere” (“First, do no harm”)

2000

2004

2005

2006

2007

2008

2009

 

2011

2012

2011 : PMK 1691/2011 ttg KPRS 21 Agustus 2005 Pencanangan Pencanangan Gerakan Geraka n Kesela Keselamatan matan Pasie Pasien n oleh Menter Menterii Keseha Kesehatan tan RI, di Jakarta Florence Nightingale

2004, 27 Okto Okto ber : WHO memimpin gerakan keselamatan pasien : dengan membentuk World Alliance for Patient Safety, sekarang

2006, KKI : Standar Kompetens Kompet ensii Dok Dokter ter : Keselamatan Kesela matan Pasi Pasien en

2008 : Keselamatan Pasien RS telah mulai di  Akr edit asi oleh KARS

2017   2020

World Patient Safety Day 17-09-2020

2017 : PMK 11/2017 ttg Keselamatan Pasien

10

10

WHO Patient Safety  

Pencanangan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Oleh Menteri Kesehatan Seminar Nasional 21 Agustus 2005,PERSI JCC

 

What is patient safety? •







Patient safety is the absence of preventable harm to a patient and reduction of risk of unnecessary harm associated with health care to an acceptable minimum. An acceptable minimum refers to the collective notions of given current knowledge, resources available and the context in which care was delivered weighed against the risk of nontreatment or other treatment. The discipline of patient safety is the coordinated efforts to prevent harm, caused by the process of health care itself, from occurring to patients. Patient safety has been increasingly recognized as an issue of global importance.

•   Keselamatan pasien (KP) adalah bahaya-(yg dapat dicegah) pada pada ✓   keadaan tanpa bahaya-(yg

pasien dan ✓   pengurangan risiko bahaya yang tidak perlu terkait dengan pelayanan Kesehatan, seminimal mungkin (yang dapat diterima). •   Minimum yang yang dapat diterima mengacu mengacu pada gagasan kolektif kolektif

dari pengetahuan saat ini yang diberikan, sumber daya yang tersedia dan konteks di mana pelayanan diberikan dipertimbangkan terhadap risiko non-pengobatan atau pengobatan lain.

•   Disiplin Keselamatan Pasien merupakan upaya terkoordinasi untuk mencegah terjadinya kerugian

yang disebabkan oleh proses pelayanan kesehatan itu sendiri terhadap pasien. •   KP semakin diakui sebagai masalah global yang penting.

(www.who.int/patien (www .who.int/patientsafety/about/en tsafety/about/en /)

 

WHO : GLOBAL PATIENT SAFETY ACTION PLAN 2021-2030 Towards Eliminating Avoidable Avoidable Harm in Health Care January 2021

Vision

Third Draft

January 2021

Visi

A world in which

Dunia di mana tidak

no onelth is care harmed in hea and every patient receives safe and respectful ca re every time everywhere.

ada seor seorang pun dirugi dir ugik kanangpun dalam dala m pelayanan pelay anan keseha kesehatan, tan, dan setia setiap p pasien pasien menerim mene rima a pelay pelayanan anan yg aman aman dan dan hor horma mat, t, setiap seti ap saat, saat, di mana saja.

 

Kera rang ngka ka Ke Kerj rja a Ko Komp mpre rehe hens nsif  if  Ke Kese Ke sela lama mata tan n Pa Pasi sien en Ru Ruma mah h Sa Saki kitt (Comprehensive Framework) 

(KKPRS, 2006)

 

KERANGKA KERJA KOMPREHENSIF KESELAMATAN PASIEN. Hosp p Ris Riskk Mgt Hos Clinical Risk Mgt

Ri s i k o

1.

IKP IK P

Ri s i k o

3. Upaya Umum (Klasik) Keselamatan Pasien



Pelaporan IKP ▪ Diagnostik ▪ Solusi

Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien

4. Taksonomi Keselamatan Pasien Definisi, Sistematika, Klasifikasi

2.

 

Upaya Umum (Klasik) Keselamatan Pasien

1.

*Organisasi/Manajemen 1. Stan Standar dar Yan Yan RS, Standa Standarr Profesi Profesi 2. Good Professi Professional onal Practice Practice,, EB Practice Practice 3. Good Corpora Corporate te Governance Governance,, Komite Komite Etik RS 4. Good Clinical Clinical Governance, Governance, Komite Medis, Medis, Komite Etik, Medical Audit, Clinical Indicator, Credentialling, EBM 5. Konsep & Evaluasi Evaluasi Mutu Mutu : QA, TQM, TQM, PDCA, Akreditasi, ISO 6. Sist Sistem em Rekam Medis, Medis, Informed Informed consen consentt 7. …dsb… *Pelayanan 1. Peng Pengenda endalian lian Infeks Infeksii Nosokomial Nosokomial 2. Safe blood tran transfus sfusion ion 3. Ya Yan n Per Peris isti ti 4. Hosp Hospital ital Pharmacy, Pharmacy, Penggun Penggunaan aan obat rasional rasional 5. Yan Laboratorium, Laboratorium, Radiologi Radiologi (D/, (D/, Th/), Penunjang Medis lain 6. ….dsb….

 

2. Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien * 7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RS * 7 STAND STANDAR AR KESELAMAT KESELAMATAN AN PASIEN RS

AKREDITASI RS

* 6 SASARAN KESELAMAT KESELAMATAN PASIEN PASIEN RUMAH SAKIT

* 10 ELEMEN ASUHAN PASIEN TERINTEGRASI TERINTEGRASI * WHO – PATIENT SAFETY – 13 ACTION AREAS

 

Upaya Diagnosti Diagnostik k

Solusi

1. Pelaporan IKP

Patient Involvement/ Communication



Risk Grading Matrix Risk Analysis : RCA, FMEA



6. Implementasi & 

2.

 “Measurement”   “Measure ment” 

5. Pelatihan Seminar

KTD Yan RS yang lebih aman 4. Panduan Pedoman Standar

3.

 Analisis/Belajar Riset

3.

Pengembangan Solusi

 

4. Tak akso sono nomi mi Kes esel elam ama ata tan n Pas asie ien n Definisi, Sistematika, Klasifikasi

 

5

 

4.

6

Faktor Kontribusi

Penyebab IKP

IKP= Setiap kejadian atau 1

Insiden Keselamatan Pasien 2

Hasil / Dampak pd Pasien

situasi yg dpt mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacad, kematian dll) yang tidak seharusnya terjadi.

KTD=Kejadian Insiden Keselama Keselamatan  Tidak Diharapkan tan

Cedera (Adverse Event)

KNC=Kejadian Pasien  Nyaris Cedera

Tidak cedera (Near Miss)

 Analisis : Matrix grading, g rading, RCA, 5 Why 3

(Unpreventable)

 

(Preventable)

4

KTD Tidak Tidak dp t di cegah Forseeable Forseea ble - unavoid able,

KTD / KNC Dpt dicegah Medical Error, Medical

 A cc ept  Acc eptabl abl e, Unfo rs eeabl eeable e  – risk,  –  risk, dsb

Negligence,dsb

 

Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien * 7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RS

2.

1. Bangun kesadaran akan nilairisiko, Keselamatan Keselamatan Pasien, 2. Pimpin dan dukung staf anda, 3. Integrasikan aktivitas 4. Kembangkan sistem pelaporan, 5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, pasien, 6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang KP KP,, 7. Cegah cedera melalui implementasi sistem KP * 7 STAND STANDAR KESELAMA KESELAM TAN PASIEN RS AKREDITASI I. Hak pasien, AR II. Mendidik pasienAdan keluarga, III. Keselamatan pasien dan RS Asuhan Berkesinambungan, IV IV.. Penggunaan metoda peningkatan kinerja, utk melakukan evaluasi & meningkatkan KP KP,, V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan KP KP,, VI. Mendidik staf tentang KP, KP, VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai KP * 6 SASARAN KESELAMAT KESELAMATAN PASIEN PASIEN RUMAH SAKIT 1. Mengi Mengidenti dentifikas fikasii pasie pasien n dengan benar benar,, 2. Menin Meningkatka gkatkan n komuni komunikasi kasi yang efekt efektif, if, 3. Meningk Meningkatkan atkan keaman keamanan an obat-obat obat-obatan an yang harus harus diwasp diwaspadai, adai, 4. Memasti Memastikan kan lokasii pembed lokas pembedahan ahan yang benar benar,, prosedu prosedurr yang benar benar,, pembeda pembedahan han pada pasien yang benar, benar, 5. Mengurangi Mengurangi risi risiko ko infeksi terkait terkait pelaya pelayanan nan keseh kesehatan, atan, 6. Mengurangi Mengurangi

risiko risik o cedera cedera pasien akiba akibatt terja terjatuh. tuh.  

Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien

2.

* 10 ELEMEN ASUHAN PASIEN TERINTEGRASI TERINTEGRASI (PCC) 1. Patient Engagement & Empowerment, 2. DPJP sbg Clinical Leader, 3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional, 4. CPPT –  –Catatan Catatan Perkembangan Perkembang an Pasien Terint Terint egrasi egrasi,, 5. 5. Manajer Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager , 6. Segiti ga Sasaran PCC PCC,, 7. Kol aboras aborasii Edukasi Pasien, 8. Integr Integrated ated Clin ic ical al Pathw Pathw ay ay,, 9. Integr Integrated ated Dis Disch charge arge Planni Planning, ng, 10. 10. Budaya Keselama Keselamatan. tan.

* WHO – PATIENT SAFETY – 13 ACTION AREAS 1) Global Patient Safety Challenge, 2) Patients for PS, 3) Research for PS,, 4) International, Classifi cation for PS, PS PS, 5) Re Report port ing and Learning Learning PS, 6) Solu Soluti tions ons for PS, 7) 7)High High 5s, 8) 8)T Techn echnol ology ogy for PS, 9) Know ledge Manageme Management nt on PS PS,, 10) 10) Eliminate centr al line -associated ream m inf ection s, 11) Education for Safer Safer Ca Care, re, 12 12)) The bloo dst rea Safety Prize, 13) Medical Checklist

 

WHO : GLOBAL PATIENT SAFETY ACTION PLAN 2021-2030 Towards Eliminating Avoida Avoidable ble Harm in Health H ealth Care

Third Draft

January 2021

 

Vision:A world in which no one is harmed in health care, and patient receives safeevery and respectful care, every time, everywhere.

Goal:Achieve the maximum possible reduction in avoidable harm due to unsafe health care globally.

Mission:Drive forward  policies and actions, based on science, patient experience, system design and partnerships, to eliminate all sources of avoidable risk and harm to patients and health workers.

Visi Sebuah Seb uah duni duniaa di ma mana na ti tidak dak ada seor seorang angpun pun dir dirugi ugikan kan dalam dal am pel pelaya ayanan nan kes keseha ehatan, tan, dan setia setiap p pas pasien ien meneri men erima ma pel pelaya ayanan nan yg ama aman n dan horm hormat, at, set setiap iap saa saat, t, di mana saja. Misi Mendorong Mendor ong kebij kebijakan akan dan tind tindakan, akan, b berdasa erdasarkan rkan sains,, pengal sains pengalaman aman pasie pasien, n, desain siste sistem m dan kemitraan kemitr aan,, untu untukk men menghil ghilang angkan kan sem semua ua sum sumber ber ris risiko iko dan baha bahaya ya yg dap dapat at dih dihind indari ari,, pada pada pas pasien ien dan petugas keseha kesehatan. tan.

Tujuan Capai Cap ai peng penguran urangan gan sem semaks aksima imall mung mungkin kin bah bahaya aya yg bisa bisa di dihi hind ndar arii pada pada pel pelay ayan anan an kese keseha hata tan n yg ti tida dakk am aman an secara sec ara glo global bal..

 

Kerang angka ka ker kerja ja ter terseb sebut ut men menca cakup kup 7 tuj tujuan uan str strate ategis gis,, yan yang g Ker dapatt dica dapa dicapai pai mela melalui lui 35 stra strategi tegi khus khusus. us. 1. Jad Jadika ikan n kea keadaa daan n nih nihil il bah bahaya aya yg dap dapat at dih dihind indari ari bag bagii pa pasie sien n sbg kea keadaa daan n pik pikira iran n dan atu aturan ran ket keterl erliba ibatan tan dal dalam am perencana peren canaan an dan pemberia pemberian n Yan Kes. 2. Memb Membangu angun n siste sistem m kese kesehata hatan n dan orga organisa nisasi si kese kesehata hatan n deng de ngan an ke kean anda dala lan n ti ting nggi gi yg me meli lind ndun ungi gi pa pasi sien en se seti tiap ap ha hari ri da dari ri bahaya. 3. Menj Menjamin amin keam keamanan anan setia setiap p pros proses es klini klinis. s. 4. Liba Libatkan tkan dan berd berdayak ayakan an pasi pasien en dan kelu keluarga arga untu untukk membantu memb antu dan mend mendukun ukung g perj perjalana alanan n menu menuju ju Yan Kes Kes yang yang lebih leb ih ama aman. n. 5. Menginspi Menginspirasi rasi,, mendidik mendidik dan melatih melatih tena tenaga ga kese kesehatan hatan untu untuk k berko berkontrib ntribusi usi rancanga angan n dan pela pelaksan ksanaan aan siste sistem m pelaya pel ayanan nan yg aman. ama n. pada ranc 6. Pastik Pastikan an alira aliran n infor informasi masi dan peng pengetah etahuan uan yang kons konstan tan untukk mend untu mendoron orong g mitig mitigasi asi risik risiko, o, peng penguran urangan gan tingk tingkat at baha bahaya ya yang dapat dapat dihin dihindari, dari, dan peningka peningkatan tan keam keamanan anan pela pelayana yanan. n. 7. Mengembangk Mengembangkan an dan mempertah mempertahanka ankan n sine sinergi, rgi, solid solidarita aritas, s, dan kemitra kemitraan an multi sekt sektoral oral dan multin multinasio asional nal untu untukk meningkat menin gkatkan kan kese keselamat lamatan an pasi pasien. en.

 

7 Strategic Objectives

 @ 5 Spesific Strategy

 

Framewo Framework rk for Action - The 7x5 Matrix

 

7 Strategic Objectives

1.Kebijakan untuk menghilangk an bahaya yg dapat

Konsep Patient Safety di Pelayanan Kesehatan

1.1 Kebijakan KP KP,, strategi dan kerangka implementasi

1.2 Mobili Mobilisasi sasi dan alokas alo kasii sum sumber  ber  daya

1.3 Tindakan legislatif legis latif yang bersifat protektif 

1.4 Standar  keselamatan, regula reg ulasi si dan akreditasi

1.5 World Patient Safety Day dan Global Patient Safety Challenges

2. Si Sist stem em dengan keandalan

2.1 Transparansi, keterb ket erbuka ukaan an dan budaya “Jangan

2.2 Tata kelola yang yan g bai baikk untu untukk sistem siste m Yan Ke Kess

2.3 Kapasitas kepemimpinan untukk fun untu fungsi gsi

2.4 Faktor  manusi man usiaa / ergonom erg onomii utk

2.5 Rencan Rencanaa dan proses kesiapsiagaan sia gaan dar darura uratt

tinggi

salahkan”” salahkan

klinis klinis dan manajerial

ketahanan siste ketahanan sistem m Kesehatan

3. Keamanan proses klinis

3.1 Keamanan prosedurr klini prosedu kliniss yang rentan terhadap terhad ap risik risiko o

3.3 PPI & resistensi antimikroba

3.4 Keamanan alat keseha kesehatan, tan, obat-obatan, darah dar ah dan vaks vaksin in

dihindari dihind ari dlm Yan Kes

3.2 Global Patient Safety Challenges :Obat2 Tanpa Bahaya

3.5 KP dal dalam am FKTP FK TP dan transisi pelayanan

 @    5   S   p  e  s i   f   i    c  S   t  r   a  t   e  g  y

(Global Patient Safety Action Plan 2021-2030, WHO 2021)  

7 Strategic Objectives

4. Keterl Keterliba ibattan pasi pasien en keluarga

4.1Pengembang an bersama kebija keb ijakan kan dan program dgn pasien

4.2 Belaj Belajar ar dari pengalaman pasien pas ien untu untukk peningkatan keselamatan

4.3 Advokasi pasien pas ien dan Champion KP

4.4 Pengungkapan /disclosure inside ins iden n KP kepada kep ada kor korban ban

5. Pendi Pendidik dikan, an, keterampil-an dan keselamat-an te tena naga ga kes

5.1 KP dalam pendidi pend idikan kan dan

5.2 Pusat unggula ungg ulan n untu untukk

5.3 Kompetensi KP sebagai

5.4 Menghubung- 5.5 Lingkungan kan KP d deng engan an kerja ker ja yan yang g aman

pelatihan profesional

pendidikan pendidi kan dan pelatihan pelati han KP

persyaratan regulasi

sistem penil sistem penilaian aian petugas pet ugas kes

6. Informa Informasi, si, penelitian, manajemen risiko

6.1 Sistem pelapor pel aporan an dan

6.2 Survei Surveilans lans KP 6.3 Program pening pen ingkat katan an KP dan sistem

pembelajaran in insi siden den KP

informasi

7. Sine Sinergi rgi,, kemit ke mitraan raan dan solidaritas

7.1 Keterlibatan pemangku kepentingan

7.2 Pemahaman bersam ber samaa dan komitmen bersama

7.3 Jarin Jaringan gan dan kolabor kol aborasi asi KP

4.5 Keterlibatan pasien pas ien dal dalam am implementasi rencanaa tindak rencan tindakan an  @    5 

bagi bagi petu petuga gass kes kes

 S   p  e  s i   f   i    c

6.4 Program peneli pen elitia tian n KP

6.5 Teknologi digital digit al untuk KP

 S   t  r   a  t   e  g  y

7.4 Inisiati Inisiatiff lintas geograf geo grafis is dan multisektoral

7.5 Hubungan dengan den gan prog program ram dan inisiatif 

untu un tukk KP

teknis

(Global Patient Safety Action Plan 2021-2030, WHO 2021)

 



• • •

The NIHR Imperial Patient Safety Translational Research Centre (PSTRC PSTRC)) is part of the National Institute for Health Research and is a collaboration between Imperial College London and Imperial College Healthcare NHS Trust

(Yu (Y u A, Flo Flott tt K, Cha Chain inan anii N, Fon Fonta tana na G, Dar Darzi zi A. Pa Pati tien entt Saf Safety ety 20 2030 30.. Lo Lond ndon, on, UK: NI NIHR HR Im Impe peri rial al Pa Pati tien entt Saf Safety  ety  Translati Tra nslational onal Resear Research ch Centre Centre,, 2016. 2016.))  

EXECUTIVE SUMMARY However, there is no simple solution to improve safety, and no single intervention implemented in isolation will fully address the issue. This report highlights four pillars of a

Namun, tidak Namun, tidak ada sol solusi usi sed sederh erhana ana unt untuk uk men mening ingkat katkan kan kes kesela elamat matan, an, dan dan tidak tid ak ada int interv ervens ensii tun tungga ggall yan yangg dii diimpl mpleme ementa ntasik sikan an sec secara ara ter terpis pisah ah aka akann

safety strategy: 1. A sy syst stem emss app appro roac ach. h. The approach to reduce harm must be integrated and implemented at the system level.

sepenuhny sepenu hnyaa men menang angani ani mas masala alahh ini ini.. Lapor Laporan an ini men menyor yoroti oti emp empat at pil pilar ar strategi keselamatan: keselamatan:

2.

Cultur Cult uree co coun unts ts.. Health systems and organisations must truly prioritise quality and safety through an inspiring vision and and punishment. positive reinforcement, not through blame

3.

Patient Patie ntss as as tru truee par partn tner ers. s. Healthcare organisations must involve patients and staff in safety as part of the solution, not simply as victims or culprits.

4.

Bias to Bias towa ward rdss ac acti tion on.. Interventions should be based on robust evidence. However, when evidence is lacking or still emerging, providers should proceed with cautious, reasoned decision-making rather than inaction.

1. Pendekatan Pendekatan siste sistem m. Pen Pendek dekata atann unt untuk uk men mengur gurang angii ker kerugi ugian an har harus us diintegras diint egrasikan ikan dan diter diterapkan apkan pada tingk tingkat at sist sistem. em. 2. Fokus Fok usmengut pd bud budaya aya.kan . Sistem Siskua temlitas dan organi org anisas sasi imatan keseha kes ehatan tanalui harus har us ben benarar-an benar ben ar men gutama amakan kualit as dan kesela kes elamat an melalu mel i pen pengli glihat hatan yangg ins yan inspir pirati atiff dan penguat penguatan an pos positi itif, f, bukan bukan mel melalu aluii kes kesala alahan han dan hukuman. 3. Pas Pasien ien seb sebaga agaii mit mitra ra sej sejati ati.. Organi Organisas sasii kes keseha ehatan tan har harus us mel meliba ibatk tkan an pasien dan sta pasien staff dal dalam am kes kesela elamat matan an seb sebaga agaii bag bagian ian dar darii sol solusi usi,, tid tidak ak hanya han ya seb sebaga agaii kor korban ban ata atauu pel pelaku aku kej kejaha ahatan tan.. 4. Bias menuj menuju u tindak tindakan an.. Interv Intervens ensii har harus us did didasa asarka rkann pad padaa bukti bukti kua kuat. t. Namun, Nam un, ket ketika ika buk buktiti kur kurang ang ata atauu mas masih ih mun muncul cul,, pen penye yedia dia lay layana anann har harus us melanjutk melan jutkan an denga dengann hatihati-hati, hati, menga mengambil mbil keput keputusan usan yang berala beralasan san daripa dar ipada da tid tidak ak ber bertin tindak dak..

(Yu (Y u A, Flo Flott tt K, Cha Chain inan anii N, Fon Fonta tana na G, Dar Darzi zi A. Pa Pati tien entt Saf Safety ety 20 2030 30.. Lo Lond ndon, on, UK: NI NIHR HR Im Impe peri rial al Pa Patie tient nt Saf Safety ety Tr Tran ansl slat atio iona nall Re Rese sear arch ch Ce Centr ntre, e, 20 2016 16.) .)  

Kompleks Definisi

"Tetapi "Teta pi bud budaya aya tidak tidak lag lagii tet tetap, ap, ... Pada das dasarn arnya ya itu cai cairr dan terus terus ber berger gerak. ak.""

Kata “culture (budaya (budaya)" )" berasa berasall dari istilah Perancis, Peranc is, ya yang ng pada giliran gilirannya nya berasal berasal dari bahasa Latin Latin "c "coler olere," e," yg ber berart artii cen cender derung ung ke bum bumii dan tumbuh, atau atau budiday budidayaa dan pemeliharaa pemeliharaan. n.

Dimensi /Core concept Di Pelayanan Kesehatan : Keselamatan Pasien

“Menggerakkan Menggerakkan” ” orang dalam kel kelompok ompok

 

(Kita berkata) “Ini Inilah lah cara cara kita menyelesaikan sesuatu”

o

Some aspects of organizational culture are visible on the surface, like the tip of an iceberg, while others are implicit

kita benar-benar “Cara

menyelesaikan sesuatu”

and submerged within the organization….. o   Don’t leav leave e the organizational iceberg unattended

 

Berbagai Definisi Budaya • Culture : a way of thinking, behaving, or working that exists in a place or (Merri rri am Webster) organization (Me • Budaya terbent terbentuk uk dari elemen2 : kebijak kebijakan, an, prosedu prosedur, r, kondis kondisi2 i2 kerja, struk str uktu turr unt untuk uk pem pembu buat atan an kep keput utus usan an da dan n tip tipe2 e2 peri perila laku ku ya yang ng didu diduku kung ng.. (The Just Culture Community, Outcome Engineering, 2009)

Wagner et al., 2018

Budaya keselamatan adalah nilai, sikap, persepsi, kompetensi dan pola perilaku individu dari kelompok yang menggambarkan komitmen sebuah organisasi dalam mengelola kesehatan dan keselamatan.

 AHRQ, 2018

Budaya keselamatan memiliki tingkat berbeda di tiap unit dan akan berdampak pada budaya keselamatan organisasi menyeluruh.

Hardy, 2017

Griffin & Curcuroto, 2016

Cooper, 2016

Budaya keselamatan merupakan (core (core concept), concept ), dimana DNA of Care adalah Safety, Quality, and Culture.

Budaya keselamatan keselamatan dapat mengara mengarahkan hkan perilaku indivi du dalam s uatu organisasi.

Budaya keselamatan meliputi aspek individu, situasional/sistem manajemen keselamatan, perilaku.

Morello, 2013

Budaya keselamatan merupakan bagian dari budaya organisasi.

Great Britain, 2011

Budaya keselamatan yang positif akan mengurangi angka insiden dan kecelakan di pelayanan kesehatan.

Carthey & Clare, 2009

Budaya keselamatan keselamatan terdiri dari open culture, just culture, reporting culture, learning culture, informed culture.

WHO, 2006

Budaya keselamatan berkaitan dengan manajemen risiko dan keselamatan.

INSAG, 1991

Budaya keselamatan dibentuk oleh faktor kesadaran individu akan pentingnya keselamatan, pengetahuan, kompetensi, komitmen manajemen dan pekerja, motivasi pimpinan dan supervisi.

(Duta Liana: Model DUTA-RS (Dewasakan (Dewasakan Upaya Tatanan Akredi Akreditasi  tasi  Rumah Sakit) Untuk Kemata Kematangan ngan Budaya Kesela Keselamatan, matan, Disert Disertasi, asi, 2021) 2021)  

Safety Culture Definition The safety culture of an organization is the product of individual and group values, attitudes, perceptions, competencies, and patterns of behavior that determine the commitment to, and the style and proficiency of, an organization’s health and safety

•   Bu Budaya daya keselamatan su suatu atu RS (organisasi) adalah adalah hasil dari ni lai2 individu dan kelompok, sikap, persepsi, persepsi, kom petensi, dan dan pola perilaku yg menentukan kom itm en terhadap, terhadap, dan gaya serta kemampuan, manajemen

management. pelayanan kesehatan dan keselamatan RS. Organizations with a positive safety culture are characterized by communications founded on •   RS dengan budaya keselama keselamatan tan posi tif  mutual trust, by shared perceptions of the dicirikan oleh komunikasi atas dasar  importance of safety, and by confidence saling p ercaya ercaya,, dengan persepsi persepsi yang y ang in the efficacy of preventive measures. sama tentang pentin gnya keselamatan, dan yakin akan manfaat langkah2 pencegahan.

(AHRQ, U.S. Department of Health and Human Services. 2016.

Hospital Survey on Patient Safety Culture, User’s Guide)  

Culture Definition The Joint Joint Commissi Commission on define definess cultue of Buda daya ya ke kese sela lama mata tan n ad adal alah ah pr prod oduk uk da dari ri • Bu safety as, keyakinan, nilai, sikap, persepsi, kompet keyakinan, kompetensi, ensi,  A safety culture is the product of individual dan po pola la per perila ilaku ku,, dari indivi individu du dan k kelo elompo mpok k and group beliefs, values, attitudes, yang yan g menen menentuka tukan n ko komitme mitmen n RS (org (organisa anisasi) si) perceptions, competencies, and patterns of behavior that determine the terha dap mutu uaya dan k kese eselam lamat atan an pas pasien .t • te RSrhadap den denga gan nmut bud buday a ke kesel selama amata tan n ya yang ngien. kua kuat organization’s commitment to quality and ditan ditanda daii den denga gan n ko komun munika ikasi si ya yang ng dib dibang angun un patient safety. [Organizations with] a atas atas das dasar ar sal saling ing per perca caya ya,, denga dengan n ber berbag bagii robust safety safety culture are cha char-acter r-acterized ized by persepsi pers epsi ten tentang tang pent pentingn ingnya ya keselama keselamatan, tan, communications founded on mutual trust,of dan dengan dengan ke keya yakin kinan an aka akan n ke keman manjur juran an by shared perceptions of the importance langkahlang kah-langk langkah ah penting penting safety,, and by confid safety confidencei enceinn the efficac efficacyy of eventi eve ntive ve meas measure ures. s. (Strategies for Creating, Sustaining, and Improving a

Culture Cult ure of Safety Safety in Health Health Care, JCI, JCI, 2017)  

Budaya Keselamatan Dalam SNARS 1.1. TKRS 13 TKRS 13.1.

Direktur Menciptaka Menci ptakan n Mendu Mendukung kung Buday Bud aya a Kese eselam lamat atan an Pa Pasie sien n

Direktur Melaksanakan, Memonitor, Memperbaiki Budaya Keselamatan

•   Keterbukaan • • • •

       

• • • • •

Pe Perbaiki rbaiki Pe Perilaku rilaku Pendidikan Identifi kasi masalah budaya Sumber daya

         

Sistem Sist em Pelaporan IKP Keamanan Pelapor  Investigasi laporan Identifik asi perilaku Staf  Penguk Penguk uran budaya, ind ikator mutu

PMKP 10 Pengukuran/Evaluasi Budaya Pengukuran/Evaluasi Keselamatan •   Regulasi

•   Pelaksanaan  

Pola SEMILA

Vertikal

Horizon Hori zontal tal

39  

Standa Stan darr TKRS TKRS 13   5ep : Dire Direktu kturr RS mencip menciptak takan an dan menduku mendukung ng buda bu daya ya kesel eselam amat atan an di selu seluruh ruh area area di RS se sesu suai ai pera peratu turan ran perU perUUan Uan.. Elemen Penilaian TKRS 13 1. Direktur Direktur RS men mendukun dukung g tercip ter ciptan tanya ya bud budaya aya ket keterb erbuka ukaan an yang dilandasi dilandasi akunta akuntabilitas. bilitas. (W) 2. Direktur Direktur RS mengid mengidentifik entifikasi, asi, mendokumen mendo kumentasikan tasikan dan melaks mel aksana anakan kan per perbai baikan kan per perilak ilaku u yg tidak tid ak dap dapat at dit diteri erima. ma. ((D,O D,O,W) ,W)

W

 

Telusur Direktur RS tentang “open disclosure” Kepala unit pelayanan Kepala bidang/divisi 1) Bukti Bukti pel pelaks aksana anaan an identif identifika ikasi si 2) Bukti pelaks pelaksanaan anaan pendokumen pendokumentasian tasian 3) Bukti Bukti pela pelaksa ksanaa naan n upaya perba perbaikan ikan •

• •

D

O

PPA dalam melaksanakan asuhan/pelayanan

W

• •

Kepala unit pelayanan kepala bidang pelayanan

Skor   10 TL 0 TT 10 TL 5 TS 0 TT



Pasien/keluarga

 

3. Direk Direktur tur RS menyel menyelenggara enggarakan kan pendidikan dan menyediakan informasi (seperti bahan pustaka dan

D

laporan) yg terkait dengan budaya keselamata kesel amatan n RS bagi semua indiv individu idu yg bekerja dalam RS. (D,O,W)

O W

1) Bu Bukt ktii pela pelaks ksan anaa aan n pela pelati tiha han n 2) Bu Bukt ktii baha bahan n pust pustak aka/ a/re refe fere rens nsii dan dan la lapor poran an terkai ter kaitt den dengan gan bud budaya aya kes kesela elamat matan an

10 5 0

TL TS TT

10 5 0

TL TS TT

W

Perpustakaan RS Perpustakaan Direkt Dir ektur ur RS Kepala Kep ala bid bidang ang pel pelaya ayanan nan Kepalaa unit pe Kepal pelayan layanan an Direktur RS

D

RS menyediakan sumber daya yang meliputi:

10

TL

1) Bukt Bukt Bukti ktiii tent staf stntan afang tela telah te terl rlat atih da dala lam m buda daya yaukun kese ke sela mata n 2) Bu te g hsu sumb mber erihda daya ya ygbu mend me nduk ung glama dan da n tan mendorong mendo rong budaya budaya keselamata keselamatan n 3) Bukt Buktii ters tersed edia ia angg anggar aran an dala dalam m RKA/ RKA/RB RBA A unt untuk uk mendukung mendu kung budaya budaya keselamata keselamatan n Lihat Lih at sumber sumber daya daya yag disedi disediaka akan n Direktur 

5 0

TS TT







4. Direktur RS menje menjelaska laskan n bagaimana masalah terkait budaya keselamatan dalam Rumah Sakit dapat diidentifikasi dan dikendalikan. (W) 5. Direk Direktur tur RS menyed menyediakan iakan sumber daya untuk mendukung dan mendorong budaya keselamatan di dalam RS.(D,O,W)

O W



Staff ter Sta terkai kaitt



 

Standa Stan darr TKRS TKRS 13.1 13.1   6ep : Direktur Direktur RS melaksanaka melaksanakan, n, melakukan melakukan moni mo nito torr, menga mengamb mbil il ti tind ndak akan an un untu tuk k memp memper erba baik ikii pro progra gram m budaya budaya kesel eselam amat atan an di s sel eluruh uruh area area di RS RS.. Elemen Penilaian TKRS 13.1 1. Dir Direkt ektur ur RS m men enet etap apka kan n re regu gula lasi si peng pe ngat atur uran an si sist stem em me menj njag agaa keraha ker ahasia siaan, an, sed sederh erhana ana dan

R

Telusur Re Regu gula lasi si ttg ttg si sist stem em p pel elap apor oran an bu buda daya ya kes kesel elam amat atan an RS

Skor   10 TL 0 TT

O

Lihat Lih at pel pelaksa aksanaa naan n sis sistem tem pel pelapo aporan ran yg rah rahasi asiaa

W



Direkt Dir ektur ur RS

10 5 0



Paraa kep Par kepala ala bid bidang ang/di /divis visii

mudah diaks mud iakses es oleh leh ffiiha hakk yg mempun mem punyai yai kew kewena enanga ngan n utk mela me lapo pork rkan an ma masa sala lah h yg te terk rkai aitt dg dgn n buda bu daya ya ke kese sela lama mata tan n da dala lam m RS se seca cara ra tepa tepatt wa wakt ktu u (R) (R) 2. Si Sist stem em yg ra raha hasi sia, a, sed seder erha hana na dan da n mudah mudah diak diakse sess oleh oleh fi fiha hakk yg mempun mem punyai yai kew kewena enanga ngan n unt untuk uk mela me lapo pork rkan an ma masa sala lah h yg te terk rkai aitt

TL TS TT

dengan bud dengan budaya aya kese keselam lamatan atan dal dalam am RS telah telah dis disedi ediaka akan n (O, W)  

3. Semua laporan terkait budaya keselamatan keselama tan RS RS telah di investigasi secara tepat waktu. (D,W)

D

Bukti laporan dan investigasi

W

• •

Direktur RS Staf terkait

4. Ada bukti bahwa identifikasi masalah pada sistem yang menyebabkan tenaga kesehatan melakukan perilaku yang

D

1) Bukti pelaksanaan pelaksanaan ident identifikasi ifikasi 2) Bukti pelaksanaan pelaksanaan pendo pendokument kumentasian asian 3) Bukti pelaksanaan pelaksanaan upaya perbaikan perbaikan

berbahaya telah dilaksanakan. (D,W)

W

• •

Direktur RS Staf terkait

10 5 0

TL TS TT

10 5 0

TL TS TT

 

5. Direkt Direktur ur RS telah telah menggunakan mengg unakan pengukuran pengukuran// in indi dika kato toraluasi r mutu mutudan untu untuk k mengev mengevaluasi memant memantau au buda bu daya ya kesel keselama amata tan n dala dalam m RS sertaa melaksa sert melaksanak nakan an perbai perbaikan kan yang telah yang telah teride teridenti ntifik fikasi asi dar darii penguk pen gukura uran n dan eva evalua luasi si tsb. tsb. (lihat PMKP 10 EP 2). (D,W) 6. Direktu Direkturr RS menerap menerapkan kan sebuah seb uah proses proses untuk untuk menceg mencegah ah kerugian/da kerugi an/dampak mpak terhadap terhadap individu indiv idu yang melaporkan melaporkan masal mas alah ah terka terkait it de deng ngan an buda budaya ya

D

W

D O

W

1) Bukt Buktii hasi hasill pe peng nguk ukur uran an / indi indika kato torr mutu mutu budaya bud aya keselam keselamatan atan

10 5

TL TS

2) Bu ktiii eval ev 3) Bukt Bukti kt pealua rbuasi aisi kan

0

TT

10 5 0

TL TS TT



Di Dire rekt ktur ur RS



Komi Ko mite te PMKP PMKP

Bukti notulensi pertemuan Direktur/Komite PMKP dengan staf terkait Lihat pelaksanaan dokumentasi dokumentasi notulen pertemuan dengan staf terkait •

Di Dire rekt ktur ur RS

keselamatan keselama tan tsb. (D,O,W) (D,O,W)



Komite Kom ite PMKP PMKP, Sta Staff RS

 

Standa Stan darr PM PMKP KP 10 2ep : Ada Ada pe penguk ngukuran uran dan ev evalua aluasi si buda bu day ya kes esel elam ama ata tan n pa pasi sien en  

El em en Pen i l ai an PMK P 10 1. Ada regul asi tentang pengukuran budaya keselamatan kesela matan (lihat juga j uga TKRS 13.1 EP 1) (R) 2. Direktur Direktur Direkt ur rumah ru mah sakit telah melaksana melaksanakan kan pengukuran budaya keselamatan. (lih at TKRS 13.1 EP 5). (D,W)

Tel u s u r Sk o r   R Re Regul gulasi asi tentang budaya keselama keselamatan tan 10 TL RS 0 TT D Bukt i Bukt i hasil pengukuran budaya keselamatan RSeiyang dtau dapat apatindik ator  berbe berbentuk ntuk surv da dan na atau mutu W Direktur 

10 TL 5 0

TS TT

Kom ite PMKP PMKP  

(Maksud dan Tujuan TKRS 13 dan TKRS 13.1)

Budaya keselamatan dapat keselamatan  dapat diartikan sbb: “Budaya keselamatan di RS adalah sebuah lingkungan yang kolaboratif karena 1)staf klinis memperlakukan satu sama lain secara hormat dgn melibatkan serta 2)memberdayakan pasien dan keluarga. Pimpinan mendorong 3)staf kl inis pembe pemberi ri asuhan bekerja sama dala dalam m tim yg efektif dan mendukung pr oses kolaborasi int erprofesional dlm 4)asuhan 4)asuhan berfokus berfok us pada pasien. pasien. Bud aya keselamatan keselamatan j  j uga merupakan merupakan hasil dari nil aiai-nilai, nilai, sikap, persepsi, persepsi, ko mpetensi, dan pola perilaku individu maupun kelompok yg menentukan komitmen thd, serta kemampuan manajemen pelayanan pelayanan kesehatan maupun keselamatan. Bud aya keselamatan keselamatan dici rikan dengan komu nikasi yg berdasa berdasarr atas rasa saling percaya dengan dengan persepsi yg sama tentang pentingnya pentin gnya keselamatan dan dgn keyakinan keyakin an akan manfaat manfaat langkah2 pencegahan. Tim belajar dari KTD (kejadian tidak diharapkan) dan KNC (kejadian nyaris cedera). Staf  klinis pemberi klinis  pemberi asuhan menyadari keterbatasan kinerja manus manusia ia dlm  dlm sistem yg kompleks dan ada pros es yg terli hat dari belajar serta menjalankan perbaikan me melalui lalui br ifi ng

 

Keselamatan Keselamata n & mutu berkemba berkembang ng dalam suatu lingku ngan yg m endukung kerjasa kerjasama ma dan rasa hormat thd sesama tanpa melihat jabatan mereka dalam RS. Direktur RS.  Direktur RS menunjukkan komitmennya ttg budaya keselamatan  keselamatan   dan   mendorong budaya keselamatan untuk seluruh staf RS. RS. Perilaku yg tidak mendukung budaya keselamatan adalah: •



  perilaku peril aku yg ti tidak dak layak (inappropriate) (inappropriate) seperti  seperti kata2 atau bahasa tub uh yg merendahkan atau ata u menyinggung pera perasaa saan n sesama staf, misalnya mengumpat dan mema memaki; ki;   perilaku yg mengganggu (disruptive) (disruptive) a  a.l. .l. peril peril aku tidak layak yg dil akukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau nonverbal yg membahayakan atau mengintimidasi staf lain, dan “celetukan maut” maut ” ada  adalah lah komentar sembrono di depan pasien yg berdampak berdampak menurunk menurunk an kredibil kredibil itas staf klini s lain. Contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan pengobata n perawat s taf lain utk staf d i depan pasien, misalnya mis alnya “obatnya ini salah, tamatan mana dia...?”, melarang melara ng membuat laporan tt g KTD, memarahi staf kl inis l ainnya di depan depan pasien, kemaraha kemarahan n yg ditu njuk kan dgn melempar alat alat bedah di kama k amarr operasi, serta membuang rekam medis d i ru ang rawat;



  perilaku yg melecehkan (harassment) (harassment) terkait  terkait dengan ras, agama, agama, dan dan su ku t ermasuk gender;



  pelecehan seksual.

 

Hal-hal penting menuju budaya keselamatan: 1) Staf R RS S me mengetahui ngetahui bhw bhw kegiatan  kegiatan operasional RS berisiko tin ggi ggi dan  dan bertekad utk melaksanakan tugas dengan konsisten serta aman. 2) membuat regulasi serta lingkungan mendorong staf   tdk tdk takut mendapat hukuman  bila laporan t tg KTDkerja dan KNC. kese eselama lamatan tan pasien pasien melaporkan  melaporkan insiden keselamatan 3) direktur RS mendorong t im k pasien ke pasien  ke tingkat nasional sesuai dengan peraturan perUUan.  kolaborasi antar staf klini s dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian mencari penyelesaian 4) mendorong mendorong kolaborasi masalah keselamatan pasien. pasien . Komitm en orga organisasi nisasi menyediakan daya, seperti staf,  menyediakan sumber daya, s taf, pelatihan, metode pela pelaporan poran yg aman, dsb-nya untuk unt uk menangani masalah keselama keselamatan tan enyalahkan hkan suatu  suatu pihak yg akhirnya Masih Ma sih b anyak RS yg masih m emilik emilikii budaya untuk m enyala merugik an kemajuan budaya keselamatan. Just culture culture adalah  adalah model  model terki ni mengenai pembentukan pembentuk an suatu budaya yg terbuka, t erbuka, adil adil d an pantas, pantas, menciptakan budaya belajar,  mengelola pe peril ril aku yg terpil ih (human error, at risk merancang sist em2 yg aman, serta serta mengelola behavior, dan reckless b eha ehavior vior ). Model Model ini melih at peristiw a2 buk bukan an sbg hal2 yg perlu dip erbaiki, te tetapi tapi sbg peluang2 utk memperbaiki pemahama pemahaman n baik thd ris iko dari si stem

maupun risiko p erila erilaku. ku.  

 Ad a saat saat2 2 in indi di vi du seh aru sn ya ttid id ak d dis is alahk alah k an at atas as s suat uatu uk kekel ekel ir uan ; s sbg bg co nt oh , ket ik a ada kom unik asi yg bur uk antara pa pasien sien & st af, ketika perlu pengambilan keput keputusan usan secara cepat, dan dan keti ka ada kekurangan fakt faktor or manus manusia ia dlm p ola pros es pelaya pelayanan. nan. Na Namun, mun, terdapat juga kesalahan kesalahan tertentu yg merupakan hasil dari dari perilaku  perilaku yg sembrono sembrono dan  dan hal ini membutuhkan pertangg-jwban. Contoh dari perilaku sembrono mencakup kegagalan dlm mengikuti pedoman kebersihan tangan, tdk melakukan ti me-out sebelum mulainya operasi, atau tdk memberi tanda pd lok asi pembeda lokasi pembedahan. han.  sistem y  yg g Budaya keselamatan keselamatan mencakup mengenali dan menujuk menujukan an masa masalah lah yg terkait d gn gn sistem mengarah pada perilaku yg tidak aman. Pada saat yg sama, RS harus memelihara pertangg jw ban dg n t id ak ment m entol ol eran eransi si per il aku sem br on o. Pertangg-jwban Pertangg-jw ban membedaka membedakan n kesalahan unsur manusia (seperti kekelir uan), perilaku y yg g berisi ko (conto hnya mengambil jalan pintas), dan perilaku sembrono (spt mengabaikan langkah2 keselamatan keselamatan yg s sudah udah di tetapkan).

 

Direktur RS melakukan melakukan evaluasi rutin dgn jadwal  evaluasi rutin dgn jadw al yg tetap dgn menggun menggunaka akan n bbrp bbr p metode, survei sur vei resmi, wawancara staf, analisi analisi s data, dan disk usi kelompok. Direktur RS mendorong mendoron g agar agar dapat terbentuk k erja sa sama ma utk m membuat embuat  perkembanga erkembangan n str ukt ur, pros es, dan progr program am yg membe memberik rik an jalan jalan bagi bagi p budaya posit if   in i ni Direktur RS harus menanggapi perilaku yg tidak terpuji dari semua individu dari semua jenjang RS, RS, te termasuk rmasuk manajemen, manajemen, staf a admi dminis nis trasi, staf k klin linis is,, dok ter tamu a atau tau dokt er part part ttime, ime, serta a angg nggota ota representasi representasi p pemili emilik k

 

Maksud dan Tujuan PMKP 10. Penguk Peng ukur uran an bu buda daya ya ke kese sela lama mata tan n ju juga ga pe perl rlu u di dila laku kuka kan n ol oleh eh RS RS.. Buda Bu daya ya ke kese sela lama mata tan n ju juga ga d dik iken enal al seba sebaga gaii bu buda daya ya ya yang ng a ama man, n, yakn ya knii se sebu buah ah bu buda daya ya or orga gani nisa sasi si ya yang ng me mend ndor oron ong g se seti tiap ap in indi divi vidu du anggota staf (klinis atau administratif) melaporkan hal-hal yang menguatirkan tentang keselamatan atau mutu pelayanan tanpa adanya imbal jasa dari RS. Direkt Dire ktur ur RS me mela laku kuka kan n ev eval alua uasi si ru ruti tin n de deng ngan an ja jadw dwal al ya yang ng te teta tap p deng de ngan an me meng nggu guna naka kan n be bebe bera rapa pa meto metoda da,, su surv rvei ei re resm smi, i, wawa wa wanc ncar ara a st staf af,, anal analis isis is da data ta dan dis disku kusi si ke kelo lomp mpok ok..

 

BUDAYA KESELAMATAN

1/8

Dalam Dal am TKR TKRS S 13,ed 13. 13.1, 1, PMK PMKP P 10 SNARS 1.1. Budaya keselamatan : 1) Staf Staf klinis klin is memperlakukan memperlakukan satu sama la lain in s ecara ecara hormat dengan, 2) Melib Melibatkan atkan dan memberdayakan memberdayakan pasien dan dan keluarga 3) Staf kli nis pemberi p emberi asuh asuh an bekerja sama dalam tim yang e efekti fekti f dan mendukung pro ses kolaborasi kolaborasi interprofesion interprofesional al 4) Asuha Asuh an berfokus pada pasien pasien   PCC & A PT. PT. 5) Setiap indivi du anggota staf (klinis atau administ ratif) ratif) melaporkan melaporkan

hal hal yang menguatirkan menguatir kan tentang keselamatan keselamatan atau mut u pelayanan  

2/8

Components of Safety Culture Culture (Based on Reason,J) 1. INF INFORM ORMED ED C CUL ULTUR TURE E 2. REP REPORT ORTING ING CUL CULTUR TURE E 3. JUST CU CULT LTUR URE E 4. FLEX FLEXIBLE IBLE CU CULT LTURE URE 5. LEARNING CUL CULTUR TURE E

1. BUDA UDAYA TER TERINFO INFORMA RMASI SI 2. BUDA UDAYA PELAP PELAPORA ORAN N 3. BUDA UDAYA YANG YANG ADI ADIL L 4. BUDA UDAYA FLEK FLEKSIB SIBEL EL 5. BUDA UDAYA BELA BELAJ JAR

( A Roadmap to a Just Culture, Enhancing the Safety Environment. GAIN Working Group E , 2004)  

(Based on Reason,J)

Kompo ompone nen n Buda Buday ya Kesel eselam amat atan an

2/8

Informed Culture

Learning Culture

Mereka yg menge Mereka mengelola lola dan mengo mengopera perasikan sikan sistem sist em mem mempun punyai yai pen penget getahu ahuan an ten tentan tang g faktor-fa fakto r-faktor ktor manu manusia, sia, teknik, teknik, organisasi organisasi dan ling lingkun kungan gan yg men menent entuka ukan n saf safety ety dari dari sistem sist em seb sebaga agaii sua suatu tu kes keselu eluruh ruhan an

Mereka yg menge Mereka mengelola lola dan mengo mengopera perasikan sikan sistem mempu mempunyai nyai penge pengetahu tahuan an tenta tentang ng faktorfakto r- fakto faktorr manu manusia, sia, tekni teknik, k, organi organisasi sasi dan lingku lingkungan ngan yang mene menentuka ntukan n safet safety y dari da ri si sist stem em se seba baga gaii su suat atu u ke kese selu luru ruha han n

Safety Culture Flexible Culture Reporting Culture Suatu ikl Suatu iklim im org organi anisas sasii dim dimana ana ora orangng-ora orang ng disiap dis iapkan kan unt untuk uk mel melapo aporka rkan n err error or sert serta a KNC/n KNC /near ear miss miss yg mer mereka eka lak lakuka ukan n

Suatu bud Suatu buday aya a dim diman ana a org organ anisa isasi si mam mampu pu meruba mer ubah h dir dirii dan wa wajah jah mer mereka eka jad jadii mampu mam pu ber berope opera rasi si den dengan gan tem tempo po tin tinggi ggi atau at au be berba rbaga gaii ba baha haya ya te tert rten entu tu seringkali bera be rali lih h da dari ri ca cara ra hi hier erar arkis kis ko konv nven ensi sion onal al ke cara car a ya yang ng lebih dat datar/ ar/sed sederh erhana ana   – 

Just Culture Suatu suasa Suatu suasana na salin saling g perca percaya/ ya/trust trust diman dimana a orangora ng- ora orang ng dido didoron rong g (ba (bahka hkan n dib diberi eri hadiah had iah)) unt untuk uk mem member berika ikan n inf inform ormasi asi pentin pen ting g ter terkai kaitt saf safety ety,, tetapi tetapi dim dimana ana mereka mer eka jug juga a jela jelass ten tentan tang g gar garis is bat batas as antara ant ara per perila ilaku ku aks aksept eptabe abell dan tid tidak  ak  akseptabel

( A Roadmap to a Just Culture, Enhancing the Safety Environment. GAIN Working Group E , 2004)  

3/8 Definisi Patien Patientt Saf Safety ety Culture "Nilai-nilai yg dianut staf RS ttg apa yg penting, kepercayaan mereka ttg bagaimana bag aimana segala sesuatu beroperasi dalam RS, dan interaksi ini dengan unit kerja dan struktur organisasi dan sistem, yg bersamasama menghasilkan norma perilaku dalam RS yg mempromosikan keselamatan"

Dimensions of Patient Safety Culture 1. LEADERSHIP CUL CULTURE TURE

2. TEAMWORK CUL CULTURE TURE 3. CUL CULTURE TURE OF EVIDENCE-BASE EVIDENCE-BASED D PRACTICE 4.COMMUNICATION CULTURE 5. LEARNING CUL CULTURE TURE 6. JUST CUL CULTURE TURE 7.PATIENT-CENTERED CULTURE

(Botwinick, L., Bisognano, M., & Haraden, C. (2006). Leadership guide to patient safety safety.. Cambridge, MA: Institute for Healthca Healthcare re Improvement. Retrieved from www www.ihi.org/knowledge/Pag .ihi.org/knowledge/Pages/ es/ IHIWhitePapers/LeadershipGuide IHIWhitePapers/LeadershipGuide toPatientSafe toPatientSafetyWhitePaper tyWhitePaper.aspx) .aspx)  

Dime Di mens nsii Bu Buda daya ya Ke Kese sela lama mata tan n Leadership culture Teamwork culture

Culture of evidence-based practice Communication culture

3/8

Pe Pemi mimp mpin in me meng ngak akui ui lin lingk gkun unga gan n yan yan ke kess ad adal alah ah ling lingku kung ngan an beri berisi siko ko ting tinggi gi da dan n berusa ber usaha ha men menyel yelar arask askan an vis visii / mi misi, si, kom kompet petens ensii sta staff, da dan n sum sumber ber da daya ya fiskal fiskal dan ma manu nusi sia a da dari ri ru ruan ang g rapa rapatt ke ga gari riss depa depan. n. Semangat kolegialitas, kolaborasi, kolaborasi, dan kerja sama ada di kalangan eksekutif eksekutif,, staf, dan praktisi independen. Hubungan terbuka, terbuka, aman, hormat, dan fleksibel.

Praktik asuhan pasien didasarkan didasarkan pada bukti. Standardisas Standardisasii utk mengurangi varias variasii terjadi pada setiap kesempatan. P Prosesnya rosesnya dirancang utk mencapai k kehandalan ehandalan yg tinggi. Lingkungan ada di tempat tempat anggota staf individu, tidak peduli apa desk deskripsi ripsi pekerjaannya, pekerjaanny a, memiliki hak dan tangg-jwb untuk berbicara atas nam nama a pasien.

Learning culture

RS belajar dari kesalahannya kesalahannya dan mencari peluang baru untuk peningkata peningkatan n kinerja. Belajar dihargai di antara antara semua staf staf,, termasuk staf medis medis..

Just culture

Budaya yg yg mengenali kesalahan ssbg bg kegagalan ssistem istem daripada kegagalan individu dan, pada saat saat yg sama, akuntabilitas individu atas tindaka  Asuhan pasien berpusat di ssekitar ekitar pasien dan keluarga keluarga.. Pasien buk bukan an hanya peserta

Patient centered culture

aktif dalam asuhannya sendiri, tapi juga bertindak sbg penghubung antara RS dan masyarakat.

(Botwinick, L., Bisognano, M., & Haraden, C. (2006). Leadership guide to patient safety. Cambridge, Cambridge, MA: Institute for Healthcare Improvemen Improvement. t. Retrieved  from www.ihi.org/knowledge/ www.ihi.org/knowledge/Pages/ Pages/ IHIWhiteP IHIWhitePapers/LeadershipGuide apers/LeadershipGuide toPatientSafetyWhiteP toPatientSafetyWhitePaper aper.aspx) .aspx)  

4/8

Key components of safety culture (JCI) 1. Tr ust

1. Kep eper erc cayaan

2. Acc ccou ount ntab abil ilit ity y 3. Iden Identi tify fyin ing g uns unsaf afe e conditions

2. Akuntabi abilitas tas 3. Me Meng ngid iden enti tifi fika kasi si kondi ondisi si yang ang ti tida dak k aman

4. Stre Streng ngth then eniing

4. Penguatan sistem

systems 5. Assessment

5. Pen enil ilai aian an/P /Pen engu guku kura ran n

(Strategies for Creating, Sustaining, and Improving a Culture of Safety in Health Care. (2017) .JCI)

 

5/8 American College of Healthcare Executives, “Leading a Culture of Safety A Blueprint for Success”

(Leading a Culture of Safety: A Blueprint for Success. (2016).  American College of Healthcare Executives, and The National Patient Safety Foundation’s Lucian Leape Institute)  

5/8 Domain Bu daya Keselamatan Keselamatan 1. Establ Establish ish a ccomp ompell ellin ing g visio vision n for for safety. 2. Buil Build d ttru rust st,, res respe pect ct,, an and d inclusion.

1. Tet etap apka kan n vi visi si yang yang me meya yaki kink nkan an untu untukk keselamatan. 2. Bang Bangun un keper kepercay cayaan aan,, rasa rasa horma hormat, t, da dan n inklusi.

3. Sele Select ct,, deve develo lop, p, an and d en enga gage ge your Board. 4. Prio Priori riti tize ze saf safet etyy in the the sel select ectio ion n and development of leaders.

3. Pi Pili lih, h, kem kemba bang ngkan kan,, da dan n liba libatka tkan n Dewa Dewan n anda.. anda 4. Pri Priorit oritas aska kan n kese kesela lama mata tan n dala dalam m pemilihan pemili han dan pengemba pengembangan ngan

5. Lead Lead an and d rew rewar ard d a ju just st cu cult ltur ure. e. 6. Esta Establ blis ish h orga organi niza zati tion onal al behavior expectations.

pemimpin. 5. Pimp mpiin dan beri penghargaan pada budaya bud aya yan yang g adil adil / just just cultur culture. e. 6. Tet etap apka kan n ek eksp spek ekta tasi si per eril ilak aku u

organisasi. (Leading a Culture of Safety: A Blueprint for Success. Su ccess. (2016). American College of Healthcare Executives, and The National Patient Safety Foundation’s Lucian Leape Institu Institute) te)  

Patient Safety Α broad range of safety culture properties organized into seven seven subcu ltures

1

Leadership culture

2

Teamwork cultur culture e

3

Evidence-based care culture

4

Communication culture

5

Learning culture

6

Just culture

6/8

7

Patient-centered care culture. (Stavrianopoulos, T : The Development of Patient Safety Culture. Health Science Journal. (2012). vol 6 issue 2.)

 

7/8

(E.Manajemen risiko merupakan bagian integral dari semua yg kami lakukan)

Manchester Patient Safety Framework – MaPSaF Levels of maturity with respect to a safety culture (Tingkat kematangan gan dalam budaya keselam keselamatan) atan) (Tingkat kematan

(D.Kam (D.Kamii sel selalu  alu  waspa was pada da thd  risiko risiko yg mungk mungkin in muncul) (C.Kita (C.K ita su sudah dah  punya sistem utk  mengelola meng elola risiko risiko yg terid teridentif entifikas ikasi) i)

(A.Mengapa membuang  waktu wak tu utk  keselamatan)

A. Why waste our time on

(B.Kita berbuat  berbuat  sesuat ses uatu u bil bilaa terjadi terja di insiden) insiden)

B. We do something when we have an

C. We have systems in place to manage all identified risks

D. We are

always on the alert for risks that might emerge

E. Risk management is an integral part of everything that we do

incident

safety?

PATHOL OLO OGI GICA CAL L REACTIV IVE E BUR URE EAU AUCR CRA ATI TIC C PROA OAC CTIV IVE E

GEN GE NERA RAT TIV IVE E

 

7/8   “  

 A  A.. Pat Patho ho l og ic al: or gan i s asi d gn s ik ap y yg g ber lak u me menga ngapa pa me membu mbua ang wa waktu ktu kita ”  

pada kese keselama lamatan tan  dan hanya sedikit atau tidak ada investasi dalam meningkatkan keselamatan. B. Re Reactive: active: organisasi yg hanya memikirk an kea keamana manan n sete setelah lah insiden terja terjadi. di. C. Bureaucratic: organisasi yg sangat be berbasis rbasis kertas dan dan kese keselama lamatan tan me melibatkan libatkan kotak c entang utk membuktik an kepa kepada da auditor dan penilai bahwa mere mereka ka berfokus pada keselamatan. D. Proa Proacti cti ve: organisasi yg me menempatka nempatkan n nilai tinggi pada pe peningk ningk ata atan n kese keselama lamatan, tan, aktif berinvestasi dalam peningkatan keselamatan berkelanjutan dan memberi penghargaan kpd staf yg meningkatkan masalah terkait keselamatan. E. Ge Generative: nerative: nirw ana dari semua org anisasi keselamatan di mana keselamatan merupakan bagian integral dari semua yg mereka lakukan. Dalam organisasi generatif,, kesela generatif keselamatan matan benar2 ada dalam dalam hati dan pi kir an semua orang, mulai dari manajer mana jer senior hi ngga staf garis depa depan. n.

 

8/8

Kerangka Konsep Kematangan Kematang an Bud aya Keselamatan DUT DUTA-RS A-RS

Hipotesis

Kerjasama Tim Komunikasi

Pelaporan

Ada Ada peng engaruh ruh vari variab abel el ikli iklim m kes esel elam amat atan an (k (kerj erjasa asama ma tim, tim, ko komun munika ikasi, si, lingku lingkung ngan an ke kerja rja,, pelatihan, pelaporan, pembelajaran org organis anisa asi) si) terha erhad dap Kema ematang angan buda udaya keselamatan rumah sakit meliputi mutu

Pembelajaran Organisasi

layana layanan n RS, RS, ke kesel selama amatan tan pasien pasien,, ke kesel selama amatan tan dan kes kesehat ehatan an pek pekerja. erja.

Lingkungan Lingkung an Kerja Pelatihan

Iklim Keselamatan

1 Mutu Rumah Sakit

Regulasi Kepemimpinan

Situasional

Kematangan Budaya Keselamatan

Keselamatan pasien

Manajemen Risiko Keselamatan dan

2

Ada peng pengaruh aruh variabel situasional/manajemen keselamatan (regulasi, kepemimpinan, manajemen risiko) terhadap Kematangan budaya kesela elamatan rum rumah sakit meliputi mutu layanan RS, keselamatan pasien, kes keselama elamatan tan dan kese kesehat hatan an pek pekerja. erja.

Kesehatan Pekerja Kepatuhan Keselamatan

Partisipasi Keselamatan

Perilaku Keselamatan

Ada pen penga garuh ruh va varia riabel bel perila perilaku ku ke kesel selama amatan tan (k (kepa epatuh tuhan, an, partis partisipas ipasii ke kesel selama amatan tan,, perila perilaku ku meng mengan angg ggu) u) terh terhad adap ap kemat ematan anga gan n buda budaya ya

Perilaku yang Mengganggu

(Budaya Keselamatan) (Variabel Eksogen)

Kematangan tangan Buday Budaya a Kesel Keselamatan amatan) (Kema

 

3

(Duta Liana: Liana: Model DUTA-RS DUTA-RS (Dewasakan (Dewasakan Upaya Ta Tatanan tanan Akreditasi Akreditasi Rumah Sakit) Untuk Kematangan Kematangan Budaya Keselamatan, Keselamatan, Disertasi, Disertasi, FKMUI, FKMUI, 2021)

(Variabel Endogen)

 

K erangk erang k a Teor eorii Iklim

• • • • • • • • •

  Pelatihan   Komunikasi   Pembelajaran   Lingkunga Lingkungan n kerja   Pembelajaran   Kerjasama Pelaporan   Regulasi Komitmen

• Kepatuhan

Situasional

•  Regulasi •  Kepemimpinan •  Manajemen risiko

•   Komunikasi •   Kerjasama ti tim m •  Pelatihan •  Pelaporan •  Pembelajaran •   Kepatuhan •  Partisipasi

Perilaku

Kematangan Budaya Keselamatan

•  Kepatuhan Keselamatan

•  Partisipasi Keselamatan

•  Perilaku Menganggu

keselamatan rumah sakit meliputi mutu laya layana nan n RS RS,, kes esel elam amta tan n pasi pasien en,, ke kese sela lama mata tan n dan Kese Kesehata hatan n pek pekerja. erja.

Mutu dan Keselamatan pasien serta keselamatan & kesehatan pekerja

Model Modifikasi Determinisme Timbal Balik Coop er 

 

Kematangan Bud aya Keselamatan MaPSAF MaPSAF (University of Manchester, Manchester, 2006)

02/06/2021

(Duta Liana: Liana: Model DUTA-RS DUTA-RS (Dewasa (Dewasakan kan Upaya Ta Tatanan tanan Akreditasi Akreditasi Rumah Sakit) Untuk Untuk Kematangan Kematangan Budaya Keselamatan, Keselamatan, Disertas Disertasi, i, FKMUI, 2021) 2021)

 

*DNA of Care

  

Safety Quality Culture

Kepemimpinan PCC Patient Pa tient Centred Centred Care ‘BPIS’

Pelapo Pe laporan ran IKPPembelajaran

Keterliba Ket erlibatan tan Pasien Pasien

Kolaborasi Interprofesional

Just Culture-Budaya Culture-Budaya Adil Keseimba Kes eimbangan ngan Sistem Sistem & Manusia Manusia

Respek/Trust

Komunikasi

*(Hardy, P. 2017. Patient voice and DNA of Care, ISQua Confer Conference, ence, London London))

(Nico Lumenta, 2020)

 

Kepemimpinan

Pelaporan Pel aporanIKPIKP-

Patient Pati ent Centred Care

Pembelajaran

Cultural Competence

Kolaborasi Interprofesional

Respek/Trust

Keterliba Ket erlibatan Pas Pasien ien

JustCulture-Buday Culture-Budaya a Adil

Komunikasi

(Nico Lumenta, 2020) 68

 

Cultural competence Cultural competence is defined as a set of congruent

Kompet Kom petens ensii budaya budaya dide didefin finisik isikan an sebagai sebagai

behaviors, attitudes, and policies that come together in a system, agency, agency, or among professionals to facilitate effective work in cross-cultural situations. (Cross, T., Bazron, B., Dennis, K., & Isaacs, M., 1989. Towards a culturally competent system of care.

sekumpulan sekumpul an perilaku perilaku,, sikap, sikap, dan kebijak kebijakan an yg bersa ber satu tu dalam dalam suatu suatu siste sistem, m, lembag lembaga, a, atau atau di antara anta ra para profesio profesional nal untuk untuk memfasi memfasilita litasi si peke pe kerj rjaa aann yg efek efektitiff dala dalam m si situ tuas asii lilint ntas as buda budaya ya..

Encyclopedia of Behavioral Medicine, 2013.) Kesadaran budaya Kesadaran budaya (Cultural awareness) • ada adalah lah kemamp kemampuan uan seseor seseorang ang utk meliha melihatt ke luar luar diriny dirinyaa sen sendir dirii dan menyad menyadari ari aka akann nilai2 nilai2 budaya budaya,, keb kebias iasaan aan buday budayaa yg mas masuk. uk. • Da Dapa patt meni menila laii ap apak akah ah ha hall ts tsbb no norm rmal al dan dan dap dapat at di dite terim rimaa pd bu buda daya yany nyaa atau atau mung mungki kinn tdk tdk lazi lazim m atau atau tdk tdk da dapa patt dite diterim rimaa di budaya bud aya lai lain. n. • Per Perlu lu memah memahami ami budaya budaya yg be berbe rbeda da dari dari diriny dirinyaa dan menyad menyadari ari keperc kepercaya ayaann annya ya dan ada adatt istiad istiadatn atnya ya dan mam mampu pu untuk untuk menghormatinya Kompeten Komp etensi si budaya budaya ada adalah lah tin tingka gkatt ter tertin tinggi ggi dari dari kesad kesadara arann bu buday dayaa • Kom Kompet petens ensii budaya budaya berfun berfungsi gsi untuk untuk dapat dapat menent menentuka ukann dan men mengam gambil bil suatu suatu kep keputu utusan san dan kkece ecerda rdasan san bud budaya aya..

••

Komp Ko mpet eten siena bu buda daya yangan meru me paka kannasan pe pema hama man th thddeorg ke kele ntur uran an bu buda daya adhesive) adhesive). . ncanaa Pen Pentin ting g ensi karena kar denga de n rupa kecerd kec erdasa nmaha bu buday daya anseseor ses glent memfok mem fokusk uskan anyapemah pe(culture mahama aman n pada pada perenca pere naann dan pe penga ngambi mbilan lan kep keputu utusan san pada suatu situasi situasi tertentu. tertentu. KARS

 

Why is it important to be culturally competent • Increased respect • Increased creativity • Decreased unwanted surprises • Increased participation from cultural

groups • Increased trust and cooperation • Overcome fear of mistakes and conflict • Promotes inclusion and equality

Meningka Menin gkatka tkann res respe pek k • Men Meningka ingkatkan tkan krea kreativit tivitas as •



Mening ngu gur rkatk angi antkan gian kejut ejpa utan anisip ygasi tiida idda akridgr iin iinup gi ginnbuda kan Me Meni ngka part rtis ipas dari grup bu daya ya • Me Meni ning ngka katk tkan an ke kepe perc rcay ayaa aann da dann k ker erja ja sa sama ma • Me Meng ngat atas asii ra rasa sa taku takutt akan akan ke kesa sala laha hann da dann konflik • Me Mempr mprom omosi osikan kan ink inklus lusii da dann keset kesetara araan an •

Copyright © 2014 by The University of Kansas  

Video

al   “What is Cultur al   Competency”  (3,5’)

 

Penutup

 

Membangun Budaya Keselamatan Melalui SNARS 1.1. TKRS 13 TKRS 13.1.

Direktur Menciptaka Menci ptakan n Mendu Mendukung kung Buday Bud aya a Kese eselam lamat atan an Pa Pasie sien n

Direktur Melaksanakan, Memonitor, Memperbaiki Budaya Keselamatan

•   Keterbukaan • • • •

       

Pe Perbaiki rbaiki Pe Perilaku rilaku Pendidikan Identifi kasi masalah budaya Sumber daya

• • • •

       

Sistem Sist em Pelaporan IKP Keamanan Pelapor  Investigasi laporan Identifik asi perilaku Staf 

•   Penguk Penguk uran budaya, ind ikator mutu

PMKP 10 Pengukuran/Evaluasii Budaya Pengukuran/Evaluas

Keselamatan

•   Regulasi •   Pelaksanaan  

Bila Keselamatan Pasien tidak dijadikan  “Sahabat”

Rumah Sakit , cepat atau

lambat dia akan be berb rbal aliik me menj njad adii  “Musuh”

Rumah Sakit. (Nico Lumenta, 2008) 

 

“Keselamatan bukan ditemukan pada keadaan tanpa bahaya, tetapi justru pada kehadiran Tuhan YME”

 

References - Botwinick, L., Bisognano, Bisognano, M., & Haraden, C. (2006). Leadership guide to patient patient safety. safety. Cambridge, MA: Institute for Healthcare Improvement. Retrieved from www.ihi.org/knowledge/Pages/ www.ihi.org/knowledge/Pages/ IHIWhitePapers/LeadershipGuide IHIWhitePapers/LeadershipGuide toPatientSafetyWhitePaper.aspx toPatientSafetyWhitePaper.aspx - Institute of Medicine (IOM). (2000). To err is human: human: Building a safer safer health system. Washington, Washington, DC: National Academy Press. Retrieved from http://www. iom.edu/Reports/1999/To-Err-isHuman-Building-A-S iom.edu/Reports/1999/To-Err-isHuman-Building-A-Safer-HealthSystem.aspx afer-HealthSystem.aspx - Institute of Medicine (IOM). (2001). Crossing the quality chasm: A nnew ew health system for the 21st Century. Washington, DC: National Acade mies Press. Retrieved Retrieved from http://iom.edu/ Reports/2001/Crossing-the-QualityChasm-A-New-Health-Sys Reports/2001/Crossing-the-QualityChasm-A-New-Health-System-forthetem-forthe21st-Century.aspx - Leape, L.L., Berwick, D.M., & Bates, D.W. (2002). (2002). What practices will most improve safety? Evidence-based medicine meets patient safety. Journal of the American Medical Association, 288(4), 501 –507.  –507. - The Joint Commission. (2009). Joint Commission Standards. Standards. Retrieved February 16, 2009, from http://www.jointcommission.org/ -Agency for Healthcare Research & Quality - AHRQ. - AHRQ. (2016). Hospital Survey on Patient Safety Culture: User’s Guide. - Stavrianopoulos, T. T. (2012). The Development of Patient Safety Culture. Health Science Journal. 2012; vol 6 issue 2. - Duta Liana: Liana: Model Model DUTA-RS DUTA-RS (Dewasaka (Dewasakann Upaya Tatanan atanan Akreditasi Akreditasi Rumah Sakit) Sakit) Untuk Kema Kematanga tangann Buda Budaya ya Kese Keselamat lamatan, an, Disertasi, FKMUI, 2021 - Leading a Culture of Safety: A Blueprint for Success. (2016). Am American erican College of Healthcare Executives, and The National Patient Safety Foundation’s Lucian Leap Leapee Institute Institute

- Botwinick, L., Bisognano, Bisognano, M., & Haraden, C. (2006). Leadership guide to patient patient safety. Cambridge, Cambridge, MA: Institute for Healthcare Improvement. Retrieved from from www.ihi.org/knowledge/Pag www.ihi.org/knowledge/Pages/ es/ IHIWhitePapers/LeadershipGuide IHIWhitePapers/LeadershipGuide toPatientSafetyWhitePaper.aspx) toPatientSafetyWhitePaper.aspx) 76

 

(AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Ver sion 2.0: User ’s Guide, AHRQ 2019) (AHRQ: Agency for Healthcare Research & Quality)  

Item Surv Survei ei dan P Penguk engukuran uran Kompo Komposit. sit. Surv Su rvei ei Bu Buda daya ya Ke Kese sela lama mata tann Pa Pasi sien en RS (SOPS ) Survey Versi Versi 2.0 (SOPS Hospital Survey 2.0 2.0,, 2019) dimaksudkan untuk unt uk mem memban bantu tu RS m meni enilai lai bud budaya aya kes kesela elamat matan an pas pasien ien.. Su Surve rveii ini mer merupa upakan kan pem pembar baruan uan dar darii SOP SOPS S Ho Hospi spital tal Sur Survey vey (1.0) asli yang dirili diriliss AHRQ pada tahun 2004. SOPS Hospital Survey Survey 2.0 memiliki total 40 item survei: • Del Delapa apann uku ukuran ran ite item m tun tungga ggal:l: -Satu item surv survei ei mena menanyaka nyakann berap berapaa bany banyak ak kejad kejadian ian KP (kese (keselamat lamatan an pasie pasien) n) yang dilapo dilaporkan rkan respo responden nden -Satu -Sa tu ite item m sur survei vei mem memint intaa res respon ponden den unt untuk uk mem member berika ikann per pering ingkat kat kes keselu eluruh ruhan an ten tentan tangg KP un untuk tuk uni unitt / area ke kerja rja mereka ™



-En -Enam amunit/ item item surv survei ten tentan tang g kar karakt akteri erist stik ikraksi latar latar bel belaka akang res respon ponden den (po (posis sisii sta staf, f, unit unit/wi /wilay layah ah kerj kerja, a, masa ker kerja ja RS, mas masaa kerja unit/wilay wilayah aheiker kerja, ja, jam kerja kerja, , inte interaks i denga dengan n ng pasie pasien) n) • Tig Tigaa pul puluh uh dua ite item m sur survei vei dik dikelo elompo mpokka kkann men menjad jadii 10 Pen Penguk gukura urann Kom Kompos positit yan yangg m meru erupak pakan an pen pengel gelomp ompoka okann dar darii dua ata atauu leb lebih ih ite item m sur survei vei yan yangg men menila ilaii bid bidang ang bud budaya aya KP yan yangg sam samaa (T (Tabe abell 1 men menjel jelask askan an Pen Penguk gukura urann Kom Kompos posit) it)

 

(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)  

(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)  

(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)  

(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)  

R

R R

R R

R R  

-

R

-



(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)  

R

(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)  

(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)  

R

R

(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)  

R

(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)  

(-A (-Arja rjaty ty,D ,D : Metod Metodee Penguku Pengukuran ran Budaya Budaya Keselam Keselamatan atan Pasi Pasien en Rumah Rumah Sakit. Sakit. - AHRQ  AHRQ Hospital Survey on Patient Safety Culture Version Version 2.0: User’s Guide)

 

((-Arj Arjaty aty,D ,D : Met Metode ode Peng Pengukur ukuran an Buda Budaya ya Kes Kesela elamat matan an Pas Pasien ien Rum Rumah ah Sak Sakit. it.  

References - Botwinick, L., Bisognano, Bisognano, M., & Haraden, Haraden, C. (2006). Leadership guide guide to patient safety safety.. Cambridge, MA: Institute for Healthcare Healthca re Improvement. Retrieved from www.ihi.org/knowledge/Pages/ www.ihi.org/knowledge /Pages/ IHIWhitePapers/Leader IHIWhiteP apers/LeadershipGuide shipGuide toPatientSaf toPatientSafetyWhiteP etyWhitePaper aper.aspx .aspx - Institute Institute of Medicine (IOM). (2000). To err is human: Building Building a safer health syst system. em. Washington, Washington, DC: National Academy Press. Retrieved from http://www. iom.edu/Reports/1999/To-Err-isHuman-Building-ASafer-HealthSystem.aspx - Institute Institute of Medicine (IOM). (2001). Crossing the quality chasm: A new health system for the 21st Century.. Washington, Century Washington, DC: National National Acade mies Press. Retrieved Retrieved from http://iom.edu/ http://iom.edu/ Reports/2001/Crossing-the-QualityChasm-A-New-Health-System-forthe-21st-Century.aspx - Leape, L.L., Berwick, D.M., & Bates, D.W D.W. (2002). What practices will most improve safety? Evidencebased medicine meets patient safety. safety. Journal of the American Medical Association, 288(4), 501 –507. - The Joint Commission. Commission. (2009). Joint Commission Standards. Standards. Retrieved February 16, 2009, fro from m http://www.jointcommission.org/ - Agency for for Healthcare Research & Quality Quality - AHRQ. (2019). Hospital Hospital Survey on Patient Patient Safety Culture Culture

Version 2.0: User’s Guide.

 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF