Draft Tugas Akhir Andi Sri Ervina
September 30, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Draft Tugas Akhir Andi Sri Ervina...
Description
AR R TI F I CI A L LI L I F T E L E CT R I C A L EVALUASI DAN OPTIMASI A SUB M E R SI B L E PUM PU M P (ESP) PADA SUMUR “SF -13”
TUGAS SARJANA Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Oleh: ANDI SRI ERVINA 17.012.17
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN PERMINYAKAN SEKOLAH TINGGI TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN 2021
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR
EVALUASI DAN OPTIMASI AR TI F I CI AL L I F T E L E CTR CT R I CA L SUB ME R SI B L E PU PUMP MP (ESP) PADA SUMUR “SF-13”
Oleh : ANDI SRI ERVINA NIM 17.01.217
Diajukan sebagai salah satu syarat s yarat untuk mendapatkan mendapatkan gelar Sarjana Sar jana Teknik pada Program Studi S1 Teknik Perminyakan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Disetujui oleh : Pembimbing 1
Pembimbing 2
(Ir. Andry Halim, MM) NIDN. 9911005765
(Risna, ST, M.Si) NIDN. 1120088602
Mengetahui : Ketua Prodi S1 Teknik Perminyakan Perminyakan
(Abdi Suprayitno, S.T., M.Eng) NIDN. 1110098502
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI TUGAS AKHIR EVALUASI DAN OPTIMASI AR TI F I CI AL L I F T
EL ECTRI CAL S SUBM UBMER ER SIB LE PU PUMP MP (ESP) PADA SUMUR “SF-13” Oleh : Andi Sri Ervina 17.01.217
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pe nguji pada tanggal 10 Juni 2021 Panitia Penguji Ketua
(Ir. Andry Halim, MM) NIDN. 9911005765 Anggota
(Risna, ST, M.Si) NIDN. 1120088602
(Rohima Sera Afifah, S.T.,M.T) NIDN. 1117098601
Mengetahui : a/n Ketua STT Migas Balikpapan Wakil Ketua 1 Bidang Akademik STT Migas Balikpapan
(Bambang Sugeng, S.T.,M.T) NIDN : 1103025901
iv
(Aprilino Alfa Kurmasela, S.Pd.,M.SC) NIDN.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Dengan rasa bangga dan syukur, saya persembahkan Tugas Akhir Akhir ini kepada : Kedua orang tua saya tercinta, bapak Arifin dan ibu Syamsiah, saudara saya, kakak Akbar dan kakak Sri Rahmawati, serta keluarga besar yang selalu memberi dukungan dukungan berupa materi, moril serta do’a yang tak henti-hentinya henti -hentinya mereka panjatkan demi kelancaran saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Teman-teman seperjuangan angakatan 2017 khususnya untuk seluruh teman-teman yang ada ada di kelas Teknik Teknik Perminyakan B 2017 dan juga juga temanteman IATMI serta LDK AMM. Semoga kita semua diberi kemudahan dalam menggapai kesuksesan kedepannya, Aamiin.
v
EVALUASI DAN OPTIMASI Judul
AR TI F I CI AL L I F T E L E CTR CT R I CA L SUB ME R SI B L E PU PUMP MP (ESP) PADA
Andi Sri Ervina
SUMUR “SF-13”
Program Studi
TeknikPerminyakan
17.01.217
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan Abstrak
Metode pengangkatan fluida reservoir ke permukaan memiliki tiga tahapan yaitu primary recovery, recovery, secondary recovery recovery dan tertiary recovery. recovery. Pada saat memulai produksi digunakan metode primary recovery recovery yaitu natural flow dan flow dan artificial lift . Apabila tekanan reservoir sudah tidak mampu lagi untuk memproduksikan fluida secara sembur alam, maka digunakan metode artificial lift yaitu metode pengangkatan buatan yang dapat menambah tekanan pada fluida reservoir sehingga dapat mengalir hingga ke permukaan. Sumur “SF“SF-13” merupakan sumur yang yang telah terpasang Artificial Lift jenis Electrical Submersible Pump Pump (ESP). Akan tetapi, sumur “SF“SF-13” ini memliki laju alir produksi yang belum optimum. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan evaluasipada Electrical Submersible Pump Pump (ESP) terpasang dan optimasi dengan mendesain ulang ula ng pompa Electrical pompa Electrical Submersible Pump (ESP) Pump (ESP) untuk mendapatkan produktivitas yang terbaik. Pertama yang dilakukan adalah membuat kurva IPR yang akan menggambarkan kondisi sumur saat itu dengan mencari nilai laju alir maksimal (Qmax) terlebih dahulu menggunakan menggunak an metode IPR Vogels. Hasil analisa kurva IPR menggunakan kalkulasi manual diperoleh bahwa sumur “SF-13 “SF-13”” memiliki laju alir maksimum sebesar 652.23 BFPD. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sumur “SF“SF -13” masih bisa di optimasi dengan mengganti mengganti jenis pompa ESP yang terpasang yaitu yaitu NFO 150. Adapun hasil desain de sain ulang yang tepat digunakan pada sumur “SF“SF 13” adalah jenis pompa D460N dengan motor jenis REDA 375 Series Motor dan kabel dengan tipe #4CU. Berdasarkan optimasi tersebut didapatkan peningkatan laju alir sebesar 392.78 BFPD, yaitu dari 129 BFPD menjadi menjadi 521.78 BFPD dengannil dengannilai ai Qoil sebesar 481.40 BOPD. Kata Kunci: Ar tifi if i cia ciall L ift if t , Desain ESP , Evaluasi E SP
vi
Title
Majorr Majo
E VALUATION AND O OPTIMI PTIMI ZATI ON OF ART ARTIF IF I CIAL LI FT ELE CT CTRICAL RICAL SUB ME R SI B L E PU PUMP MP ((E E SP) " SF 13"
Andi Sri Ervina
Pe Pettrol role eum E ngi ngine nee eri ng
17.01.217
College of Technology Oil and Gas Balikpapan Absttrac Abs ractt The method of lifting the fluid reservoir to the surface has three stages, namely primary recovery, secondary recovery and tertiary recovery. When starting production, primary recovery methods are used, namely natural flow and artificial lift. If the reservoir pressure is no longer able to produce fluids naturally, then the artificial lift method is used, namely the artificial lift method which can increase the pressure on the fluid reservoir so that it can flow to the surface. The well "SF-13" has been installed with an Artificial Lift type of Electric Submersible Pump (ESP).However, this well has a production flow rate that is not yet optimum. Based on this, an evaluation was carried out on the installed Electric Submersible Pump (ESP) and optimization by redesigning the Electric Submersible Pump (ESP) to get the best productivity.The first thing t hing to do is create an IPR curve that will describe the current condition of the well by calculating the value of the maximum flow rate (Qmax) first using the Vogels IPR method.
The results of the IPR curve analysis using manual calculations show that the well "SF-13" has a maximum flow rate of 652.23 BFPD.Based on this, it can be concluded that the well "SF-13" can still be optimized by changing the type of ESP pump installed, namely NFO 150.The results of the redesign that were properly used in the “SF -13” well were the D460N pump type with the REDA 375 Series motor type and the #4CU cable type.Based on this optimization, an increase the flow rate of 392.78 BFPD was obtained, from 129 BFPD to 521.78 521.78 BFPD with with a Qoil value of 481.40 BOPD.
K eywords rds:: Ar Arttifici if icia al L ift if t, E SP D esign, E SP E valua luattion
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan oleh pemilik ilmu yang maha luas Allah SWT kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul EVALUASI DAN OPTIMASI ARTIFICIAL LIFT ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP (ESP) (ESP) PADA SUMUR “SF--13” “SF 13” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program Strata (S1) Teknik Perminyakan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan. Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan dan membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini terutama kepada : 1. Bapak Dr. M., Lukman S.T., M.T. selaku Ketua STT Migas Balikpapan. 2. Bapak Bambang Sugeng, S.T., M.T. selaku Wakil Ketua 1 STT Migas Balikpapan. 3. Bapak Abdi Suprayitno, ST., M.Eng selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Perminyakan . 4. Bapak Amiruddin, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik saya yang telah membimbing dan memberi arahan selama menjalani perkuliahan di STT Migas Migas Balikpapan. 5. Bapak Ir. Andry Halim, MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 1. 6. Ibu Risna, ST, M. Si selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir 2. 7. Ibu Erni Tri Lestari selaku pembimbing Tugas Akhir saya di PT.Pertamina EP Asset 5 Balikpapan. 8. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan. Penulis memohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang masih terdapat dalam laporan Tugas Akhir ini, saran dan kritik sangat dibutuhkan untuk membantu berkembangnya laporan ini.
Balikpapan, 16 Juni 2021
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN HALA MAN JUDU JUDUL L ................ ................................ ................................. .................................. ................................. ....................... .......i DEKLARASI ANTI PLAGIAT ...................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI PENGUJI ......... ................... ................... .................. ................... ................... ............ ... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v ABSTRAK ABSTR AK............................... ................................................ .................................. ................................. .................................. ...................... .... vi ABSTRACT ABSTR ACT ............................... ................................................ .................................. ................................. ................................. ................... vii KATA PEN PENGANT GANTAR AR ................ .................................. .................................. ................................. ................................. ................viii DAFTAR DAF TAR ISI ................ .................................. .................................. ................................. ................................. ................................ ................ix DAFTAR GAMBAR ......... ................... ................... .................. ................... ................... .................. ................... ................... ........... .. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang....... Belakang....................... ................................. ................................. ................................. .................................. ................. 1 1.2. Maksud Dan Tujuan.................................................................................. 1 1.3. Batasan Masalah ............................... ................................................ .................................. ................................. ...................... ...... 2 1.4. Manf Manfaat aat Penulisan Penulisan ............................... ................................................ .................................. ................................. ................... ... 2 1.5. Sistematika Penulisan ............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN UMUM LAPANGAN .......... ................... ................... ................... ................... ............... ..... 4
2.1. Letak Geografis Lapangan “SRV” “SRV” ............... ................................. .................................. ........................... ...........4
2.2. Stratigrafi Regional Regional .................. ......... ................... ................... .................. ................... ................... .................. .................. ......... 4
2.3. Petroleum System ............... ................................. .................................. ................................. ................................. ................... ... 7 2.3.1. Batuan Induk Induk .............................. ................................................ .................................. ................................. .................7 7 2.3.2. Batuan Reservoir Reservoir ................................. .................................................. .................................. .........................7 ........7 2.3.3. Batuan Tudung Tudung .................................. .................................................. ................................. ............................7 ...........7 2.3.4. Migrasi Hidrokarbon .....................................................................8 2.3.5. Trapping Trapping ............... ............................... ................................. .................................. ................................. ......................8 ......8 2.4. Geologi Lapangan “SRV” ............... ............................... ................................. .................................. .........................9 ........9
ix
DAFTAR ISI (LANJUTAN) BAB III TEORI DASAR ......... .................. ................... ................... .................. ................... ................... .................. ............. .... 10
3.1. Produktivitas Formasi ............................................................................. 10 3.1.1. Productivity Index Index (PI) ................................. ................................................. ............................... ............... 10 3.2. Inflow Performance Relationship Relationship (IPR) ................................. ................................................. .................. 11 3.2.1. Inflow Performance Relationship (IPR) Relationship (IPR) 1 Fasa ............................ 12 3.2.2. Inflow Performance Relationship (IPR) Relationship (IPR) 2 Fasa ............................ 13 3.2.3. Inflow Performance Relationship (IPR) Relationship (IPR) 3 Fasa ............................ 14 3.3. Artificial Lift ............... Lift ............................... ................................. ................................... .................................. ......................... ......... 15 3.3.1. Electrical Submersible Pump............... Pump ............................... .................................. ........................ ...... 15 3.3.1.1. Peralatan Peralatan Electrical Electrical Submersible Pump Pump .......................... 16 3.3.2. Karakteristik Kinerja Pompa ESP ................................................ 22 3.3.2.1. Kurva Kelakuan Electrical Kelakuan Electrical Submersible Pump Pump ............... 22 22
3.3.3. Evaluasi dan Desain Electrical Desain Electrical Submersible Pump Pump (ESP) ............ 23 3.3.3.1. Penentuan Gradien Fluida .............................................. 23 3.3.3.2. Perkiraan Perkiraan Pump Pump Setting Depth Depth ................ ................................. ....................... ...... 24 3.3.3.3. Perkiraan Perkiraan Pump Pump Intake Pressure Pressure ................................. .................................... ... 25 3.3.3.4. Perkiraan Total Dynamic Head ............... ............................... ....................... ....... 25 3.3.3.5. Pemilihan Ukuran Dan Tipe Pompa .................. ......... ................... ............. ... 26
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA ................... .......... ................... ................... ......... 28
4.1. Data Sumur “SF“SF-13” .............. .............................. .................................. .................................. ............................... ............... 28 4.2. Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 28
4.3. Menghitung Menghitung Inflow Inflow Performance Relationship Relationship Sumur “SF“SF-13” Menggunakan Metode Vogels ................................................................. 29 4.4. Evaluasi Evaluasi Electrical Electrical Submersible Pump Pump Pada Sumur “SF“SF-13” 13” .............. .................. .... 31 4.4.1. Penentuan Specific Gravity dan Gravity dan Gradient Fluida .......... ................... ................ ....... 31 4.4.2. Penentuan Nilai Pwf Menggunakan Me nggunakan Rumus Pump Rumus Pump Intake Pressure ................ ................................ ................................. .................................. ................................. .................... .... 32 4.4.3. Penentuan Nilai Total Dynamic Head (TDH) (TDH) .............................. 32
x
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
4.4.4. Penentuan Effisiensi Pompa ........................................................ 33 4.5. Perencanaan Desain Ulang Electrical Ulang Electrical Submersible Pump Me Pump Menggunak nggunakan an Kalkulasi Kalk ulasi Manual Manual .................................. .................................................. ................................. ................................. .................. 34 4.5.1. Menghitung Q Desain Desain .............. .............................. .................................. .................................. .................. 34 4.5.2. Penentuan Pwf Desain ................................................................. 34 4.5.3. Penentuan Specific Gravity dan Gravity dan Gradient Fluida .......... ................... ................ ....... 35 4.5.4. Penentuan Working Fluid Level .............. Level .............................. ................................. ..................... .... 35 4.5.5. Penentuan Penentuan Pump Pump Setting Depth............... Depth ............................... ................................. ..................... .... 36 4.5.6. Penentuan Penentuan Pump Pump Intake Pressure............... Pressure ............................... ................................. ................... 36 4.5.7. Penentuan Nilai Total Dynamic Head (TDH) ................................... ................................... 36 ........................................................ .......................................................... ........................ 37 4.5.8. Pemilihan Pompa ......................
4.5.9. Penentuan Jenis Kabel dan Kehilangan Tegangan ............................ .............................. 39 4.5.10. Pemilihan Transformator ............................................................. 40
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 42 BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 46
6.1. Kesimp Kesimpulan......... ulan......................... ................................. ................................. .................................. .................................. .................. 46
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Lokasi Lapangan “SRV” ................. .................................. ................................. ...................... ...... 4 Gambar 2.2. Kolom Stratigrafi Cekungan Kutai ................... ......... ................... .................. ................... ............ .. 6 Gambar 2.3. Petroleum 2.3. Petroleum System Cekungan System Cekungan Kutai ................................................ 8 Gambar 3.1. Kurva Inflow Kurva Inflow Performance Relationship Relationship ............................... ...................................... ....... 12 Gambar 3.2. Instalasi Electrical Instalasi Electrical Submersible Pump Pump ............... ............................... .......................... .......... 16 Gambar 3.3. Junction 3.3. Junction Box ............... ............................... .................................. .................................. ............................... ............... 17 Gambar 3.4. Motor........................................................................................... 18 Gambar 3.5. Protector 3.5. Protector ............... ............................... ................................. .................................. ................................. .................... .... 19 Gambar 3.6. Gas Separator ................ Separator ................................. ................................. .................................. ............................. ........... 20 Gambar 3.7. Impeller 3.7. Impeller dan dan Diffuser Diffuser ................ ................................. ................................. ................................. ................... 20 Gambar 3.8. Round 3.8. Round Cable dan Cable dan Flat Flat Cable ................ ................................. .................................. ....................... ...... 21 Gambar 3.9. Kurva Kelakuan ESP ................................................................... 22 Gambar 4.1. Diagram Alir Penelitian ............................................................... 29 Gambar 4.2. Kurva IPR Sumur “SF“SF-13” ................ .................................. .................................. ......................... ......... 31 Gambar 4.3. Grafik Pompa NFO 150 ............................................................... 34 Gambar 4.4. Kurva IPR Sumur “SF“SF-13” ................ .................................. .................................. ......................... ......... 35 Gambar 4.5. Pump 4.5. Pump Performance Curve Curve D800N ................................. ................................................ ............... 38 Gambar 4.6. Voltage Loss Chart ................ Chart ................................. ................................. .................................. ..................... ... 40
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data Properti Sumur “SF“SF-13” ............... ................................. .................................. ......................... ......... 28 Tabel 4.2. Q Vs Pwf ......................................................................................... 30 Tabel 4.3. Hasil Evaluasi ESP yang terpasang pada Sumur Sumur “SF“SF-13” 13” ................33 Tabel 4.4. 375 Series Motor ............................................................................. 39 Tabel 4.5. Transformator Catalog .............. Catalog ............................... ................................. .................................. ..................... ... 41 Tabel 4.6. Tabulasi Hasil Evaluasi & Optimasi ESP Sumur “SF“SF-13” 13” ................41
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Teknik pengangkatan fluida reservoir ke permukaan memiliki tiga tahapan yaitu primary yaitu primary recovery, recovery, secondary secondary recovery dan recovery dan tertiary recovery. recovery. Pada saat mulai melakukan produksi di pakai tahapan primary recovery recovery yaitu sembur alam atau natural flow flow dan artificial lift . Pada metode tersebut, fluida akan terproduksi kepermukaan dengan sendirinya tanpa bantuan, sedangkan untuk metode artificial lift fluida akan terproduksi kepermukaan dengan bantuan alat produksi yang digunakan
apabila
tekanan
reservoir
sudah
tidak
mampu
lagi
untuk
memproduksikan fluida secara sembur alam. Adapun sumur sumur minyak yang yang akan di kaji pada penelitian penelitian kali ini adalah sumur “SF-13 “SF-13”” yang dimana berdasarkan data yg di peroleh peroleh dari perusahaan, pada sumur tersebut telah terpasang Artificial Lift jenis Electrical Submersible Pump (ESP). Akan tetapi, sumur “SF “SF-13 -13”” ini memliki laju alir produksi yang belum optimum meskipun telah terpasang Artificial Lift jenis Electrical Submersible Pump (ESP). Dengan hal ini, penulis akan melakukan evaluasi pada Electrical Submersible Pump (ESP) terpasang untuk mengetahui apakah pompa yang terpasang beroperasi sesuai yang diharapkan atau tidak dan penulis juga akan melakukan optimasi dengan mendesain ulang pompa Electrical Submersible Pump (ESP) untuk mendapatkan produktivitas yang terbaik. Adapun judul penelitian Tugas Akhir ini adalah adala h Evaluasi dan Optimasi O ptimasi Artificial Artificial Lift Electrical Submersible Pump (ESP) Pump (ESP) pada sumur sumur “SF “SF-13 -13””.
1.2.
Maksud Dan Tujuan
Maksud dari tugas akhir ini adalah penulis akan melakukan Evaluasi dan Optimasi Artificial Lift jenis jenis Electrical Electrical Submersible Pump Pump pada sumur “SF “SF--13”, sehingga sumur tersebut dapat memperoleh laju alir yang lebih optimum. Adapun tujuan dari tugas akhir ini yaitu :
1
1. Menentukan nilai laju alir maksimum (Qmax) berdasarkan model grafik Inflow Performance Relationship (IPR) pada Sumur “SF “SF-13 -13”” dengan menggunakan metode IPR metode IPR Vogels. 2. Melakukan evaluasi kinerja Artificial kinerja Artificial Lift Electrical Submersible Pump (ESP) yang telah terpasang pada Sumur “SF “SF-13 -13”” dengan menghitung nilai efisiensi pompa yang digunakan. digunakan. 3. Melakukan optimasi pada Sumur “SF “SF-13 -13”” dengan cara melakukan desain ulang pompa Artificial pompa Artificial Lift Electrical Submersible Pump (ESP). Pump (ESP).
1.3.
Batasan Masalah
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis memberikan suatu batasan masalah yaitu yang akan dilakukan adalah evaluasi pompa ESP yang sudah terpasang pada sumur “SF “SF-13 -13”” lalu melakukan pengoptimalan laju produksi pada sumur tersebut. 1.4.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penulisan tugas akhir ini yaitu : 1. Penulis
mencoba
membagikan
pengetahuan
berupa
cara
melakukan
perhitungan evaluasi dan optimasi optimasi pada artificial lift jenis jenis pompa ESP. 2. Hasil analisa tugas akhir ini bisa menjadi pertimbangan dalam melakukan evaluasi dan optimasi artificial lift pada pada sumur “SF “SF--13”. 13”.
1.5.
Sistematika Sistematik a Penulisan
Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan
Pada bab ini akan diperkenalkan secara
singkat latar latar belakang
masalah yang akan dipelajari, maksud dan tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, dan sistem penulisan. BAB II
Tinjauan Umum Lapangan
Pada bab ini memberikan gambaran umum mengenai geologi lapangan, stratigrafi dan pertroleum system dari lapangan tersebut.
2
BAB III
Teori Dasar
Dalam bab ini dijelaskan mengenai teori dasar dari ilmu terapan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini. BAB IV
Analisis dan Perhitungan
Pada bab ini, dilakukan analisis dan perhitungan terhadap semua permasalahan yang kemudian akan akan dibahas dengan lebih detail detail.. BAB V
Pembahasan
Bab ini membahas mengenai bab empat dan analisis yang akan dilakukan terhadap hasil perhitungan serta data-data yang ada. BAB VI
Kesimpulan
Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan dan perhitungan yang telah dijelaskan sebelumnya.
3
BAB II TINJAUAN UMUM LAPANGAN
2.1.
Letak Geografis Lapangan “SRV” “SRV”
Lokasi lapangan “SRV” “SRV” terletak terletak ± 40 KM ke arah Utara Timur Laut dari kota Samarinda, atau ± 15 km sebelah Barat Barat Laut lapangan Badak, yang merupakan bagian dari blok Sanga-Sanga Cekungan Kutai Kalimantan Timur. “SRV”.. Gambar 2.1 menunjukkan peta lokasi lapangan “SRV”
SRV
Gambar 2.1. Peta Lokasi Lapangan “SRV” (Sumber : Hendromurti D.G., 2019) 2.2.
Stratigrafi Regional
Cekungan Kutai terletak di atas batuan dasar sedimen turbidit yang terendapkan pada cekungan oceanik sejak jaman Kapur Akhir hingga Paleosen Akhir. Cekungan oceanik ini terbentuk akibat gerak pemisahan antara lempeng benua Asia dan da n lempeng benua Australia pada jaman Jurasic jaman Jurasic Awal sampai Kapur Akhir (Moss et al., 1997 dalam jurnal Dwi Kurnianto dan Taat Purwanto, 2014).
4
Stratigrafi regional Cekungan Kutai secara berurutan dari tua ke muda terdiri dari beberapa formasi. Formasi-formasi tersebut adalah sebagai berikut (Satyana et all, 1999) : 1. Formasi Beriun
Formasi Beriun terdiri dari batulempung, yang di selang seling dengan batupasir dan batugamping. Formasi Beriun memiliki umur Eosen Tengah – Eosen Akhir dan diendapkan dalam lingkungan fluviatil hingga litoral. litor al. 2. Formasi Atan
Diatas Formasi Beriun, terdapat Formasi Atan yang terendapkan dan merupakan hasil dari pengendapan setelah terjadi penurunan cekungan dan pengendapan pada Formasi Beriun. Formasi Atan terdiri dari batugamping dan batupasir kuarsa. Formasi Atan memiliki umur Oligosen Awal. 3. Formasi Marah
Formasi Marah diendapakan secara selaras diatas Formasi Atan. Formasi Marah terdiri dari batulempung, batupasir kuarsa dan batugamping yang berumur Oligosen Akhir. Akhir. 4. Formasi Pamaluan
Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga Miosen Akhir di lingkungan neritik, dengan ciri litologi batulempung, serpih, batugamping, batulanau dan sisipan batupasir kuarsa. Formasi ini diendapkan dalam lingkungan delta hingga litoral. 5. Formasi Bebulu
Diendapkan pada kala Miosen Awal hingga Miosen Tengah di lingkungan neritik. Ciri litologi Formasi For masi Bebulu adalah batugamping. 6. Formasi Pulubalang
Formasi Pulubalang diendapkan selaras di atas Formasi Pamaluan, terdiri dari selang-seling
pasir
lanauan
dengan
sisipan
batugamping
tipis
dan
batulempung. Umur dari formasi ini adalah Miosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan lingkungan sub litoral, kadang-kadang dipengaruhi oleh marine influx. Formasi ini mempunyai hubungan menjari dengan Formasi Bebulu yang tersusun oleh batugamping pasiran dengan serpih.
5
7. Formasi Balikpapan
Formasi Balikpapan diendapkan secara selaras di atas Formasi Pulubalang. Formasi ini terdiri dari selang seling antara batulempung dan batupasir dengan sisipan batubara dan batugamping di bagian bawah. Data pemboran yang pernah dilakukan di Cekungan Kutai membuktikan bahwa Formasi Balikpapan diendapkan dengan sistem delta, pada delta plain hingga delta front. Umur formasi ini Miosen Miose n Tengah – Tengah – Miosen Miosen Akhir. 8. Formasi Kampungbar K ampungbaru u
Formasi Kampung Baru ini berumur Mio-Pliosen, terletak di atas Formasi Balikpapan, terdiri dari selang-seling batupasir, batulempung dan batubara dengan sisipan batugamping tipis sebagai marine influx. Lingkungan pengendapan formasi ini adalah delta. delta. 9. Formasi Mahakam
Formasi Mahakam terbentuk pada kala Pleistosen – sekarang. Proses pengendapannya masih berlangsung hingga saat ini, dengan ciri litologi material lepas berukuran lempung hingga pasir halus.
Gambar 2.2. Kolom Stratigrafi Cekungan Kutai (Sumber : Pertamina EP Asset V Balikpapan)
6
2.3.
Petroleum System Berikut pembahasan elemen-elemen yang berperan dalam akumulasi
hidrokarbon pada Cekungan Kutai, yang meliputi batuan sumber, batuan reservoir, batuan penutup dan pola migrasi nya. 2.3.1. Batuan Induk
Batuan Induk hidrokarbon Cekungan Kutai berasal dari assosiasi serpih dan batubara endapan delta berumur Miosen Awal-Miosen Tengah dari Formasi Pamaluan, Pulubalang dan Balikpapan. Pada prinsipnya ada beberapa sekuen sedimen yang dapat bertindak menjadi batuan induk untuk mensuplai hidrokarbon di reservoar batupasir produk endapan sistem delta di daerah Sangasanga yaitu endapan serpih karbonat, batubara sebagai produk asosiasi endapan delta plain, delta front dan dan prodelta prodelta berumur berumur Miosen-t Miosen-tengah engah dan akhir. akhir. 2.3.2. Batuan Reservoir
Tipe litologi yang bertindak sebagai batuan reservoar di Blok Sangasanga adalah fasies-fasies batupasir yang berkembang sebagai produk endapan regressive. Fasies-fasies batupasir endapan sistem delta tersebut lebih dikenal sebagai Formasi Balikpapan dan Kampung Baru, dimana berdasarkan hasil analisis biostratigrafi teridentifikasi berumur Miosen Tengah hingga Miosen akhir / Pliocen awal. 2.3.3. Batuan Tudung
Batuan kedap (impermeable (impermeable)) yang berfungsi sebagai batuan tudung yang berkembang di blok Sangasanga adalah batuserpih yang cukup tebal dan umumnya sebagai produk dari pengendapan pada lingkungan sistem delta berumur Miosen akhir lebih muda dari lapisan batupasir yang bertindak sebagai batuan reservoir. Batuan tudung umumnya merupakan endapan yang dihasilkan oleh lingkungan berenergi rendah seperti, lingkungan laut – prodelta serta mud flat dari suatu sedimentasi sistem delta yang menutupi batuan reservoir dibawahnya.
7
2.3.4. Migrasi Hidrokarbon
Migrasi Hidrokarbon diperkirakan ada dua cara, yaitu migrasi vertikal dari batuan induk yang lebih tua yang secara stratigrafi berada lebih dalam seperti serpih formasi Pulubalang bagian atas melalui jalur-jalur patahan atau migrasi lateral terutama yang berasal dari serpih organik yang seumur dengan batuan reservoir yaitu dari batuan induk yang berasal dari Formasi Balikpapan itu sendiri. 2.3.5. Trapping
Sistem pemerangkapan hidrokarbon yang berkembang di Blok Sangasanga meliputi dua tipe, berikut adalah gambaran sistem pemerangkapan tersebut : 1. Perangkap struktural yang umumnya berkembang pada tinggian anticline dan perangkap patahan ( fault trap). trap). Sistem pemerangkapan ini umumnya hidrokarbon terakumulasi dipuncak-puncak antiklin. 2. Perangkap kombinasi dibangun oleh pola struktur dan stratigrafi, mengingat daerah ini merupakan daerah endapan komplek sistem delta yang sangat dinamis dan telah terkompresi secara kuat menyebabkan berkembangnya pola perangkap kombinasi dan banyak berkembang pada flank isolated sandstones sandstones dan ridge ridge..
Gambar 2.3. Petroleum System Cekungan Kutai (Sumber : Pertamina EP Asset V Balikpapan)
8
2.4.
Geologi Lapangan “SRV”
Secara fisiografi Lapangan “SRV” “SRV” berada pada Cekungan Kutai. Secara struktural Lapangan “SRV” merupakan bagian dari komplek antiklinorium Samarinda tepatnya pada komplek antiklin Semberah-Pelarang yang terbentuk karena reaktivasi sesar turun yang berarah Baratdaya – Timurlaut Timurlaut yang terbentuk pada Eosen Tengah – Oligosen (Fase Ekstensional) menjadi sesar naik pada Miosen Tengah – Kuarter (Fase Inversi) sehingga membentuk antiklin dengan arah jurus lapisan juga berarah Baratdaya – Baratdaya – Timurlaut Timurlaut seperti arah sesarnya. Formasi utama yang menjadi reservoir produktif pada Lapangan “SRV” “SRV” adalah Formasi Balikpapan yang diendapkan secara selaras di atas Formasi Pulubalang. Formasi ini terdiri dari selang seling antara batulempung dan batupasir dengan sisipan batubara dan batugamping di bagian bawah. Data pemboran yang pernah dilakukan di Cekungan Kutai membuktikan membuktikan bahwa Formasi Balikpapan diendapkan dengan sistem delta, pada delta plain hingga delta front delta front yang yang diendapkan dari Barat – Barat – Timur. Timur. Umur formasi ini Miosen Tengah – Miosen Miosen Akhir.
9
BAB III TEORI DASAR
3.1
Produktivitas Produktiv itas Formasi
Kemampuan suatu formasi dalam memproduksikan fluida yang dikandung pada kondisi tekanan tertentu disebut disebut sebagai produktivitas produktivitas formasi. Seiring dengan berjalannya waktu produksi, produktivitas formasi akan mengalami penurunan yang besar penurunannya penurunannya sangat tergantung pada penurunan tekanan reservoir. Produktivitas formasi biasanya dinyatakan dengan Productivity dengan Productivity Index (PI). Index (PI). Sedangkan kelakuan formasi produktif dinyatakan dalam bentuk grafis yang dikenal dengan grafik IPR ( Inflow Performance Relationship). Relationship).
3.1.1.
P r oduct uctii vity I nd nde ex (PI)
Productivity Index (PI) merupakan indeks yang digunakan untuk menyatakan kemampuan suatu formasi untuk berproduksi pada suatu beda tekanan tertentu atau merupakan perbandingan antara laju alir produksi terhadap tekanan drawdown drawdown (Faiz, et al. 2015). Secara matematis, PI dapat dituliskan sebagai berikut :
PI J
q
Ps Pwf
............................... ............... .................................. ................................... ............................ ........... (3-1)
dimana : PI = J = indeks indeks produktivitas, bbl/d/psi q
= gross liquid liquid rate, STB/day
Ps
= tekanan reservoir, psi
Pwf
= tekanan aliran di dasar sumur, psi
Harga PI dapat pula dihitung menggunakan persamaan Darcy khususnya untuk aliran radial, adapun bentuk persamaannya yaitu : PI
7,082 x10 -3 k o h μ o B o ln
r e
.......................................... ........................ ................................... ............................ ........... (3-2)
r w
10
Untuk aliran fluida yang didalamnya terdapat air formasi, maka pada persamaan (3-1) dimasukkan dimasukkan harga laju produksi air sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut :
PI
qo qw ...................................................... .................................. ............................ ........... (3-3) Ps - Pwf ......................................
Berdasarkan persamaan Darcy, maka persamaan (3-3) di atas dapat juga di tulis kedalam bentuk persamaan sebagai berikut : PI
k w ..................... ...................................... ............................ ........... (3-4) μ B μ B o o w w
7,082 x10 -3 h k o ln
r e r w
dimana :
3.2
h
= ketebalan lapisan reservoir, ft
k w
= permeabilitas batuan terhadap air, D
k o
= permeabilitas batuan terhadap minyak, D
µ w
= viskositas air, cp
µo
= viskositas minyak, cp
Bw
= faktor volume formasi air, bbl/STB
Bo
= faktor volume formasi minyak, bbl/STB
r e
= jari-jari pengurasan, ft
r w
= jari-jari sumur, ft
I nflo nflow wP Pe er for mance R elationship lationship (IPR) Inflow Performance Relationship Relationship (IPR) merupakan kurva yang dapat
menunjukkan kemampuan produksi suatu sumur. Kurva IPR ini dibuat berdasarkan hubungan antara antar a tekanan alir a lir dasar sumur (P wf ) dengan laju produksi (q). Adapun contoh dari kurva IPR menurut Kermit E Brown (1977) dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
11
Gambar 3.1. Kurva I nflo nflow w Perf Perfo or mance R elationship lationship (Sumber : Brown, Kermit E., 1977)
3.2.1. I nflow P Pe er for form mance R elationship lationship (IPR) 1 Fasa Apabila tekanan alir dasar sumur lebih besar dari tekanan titik gelembung,
maka kondisi reservoir ini disebut reservoir undersaturated. Darcy (1856) telah mengembangkan
persamamaan
aliran
IPR
satu
fasa.
Adapun
bentuk
persamaannya adalah sebagai berikut :
= = µ
.................................. ................................................... ................................... ............................... ............. (3-5)
Persamaan tersebut mencakup beberapa asumsi, yaitu: a. Alirannya Alirannya steady steady state state b. Fluida yang mengalir satu fasa c. Tidak terjadi reaksi antara batuan dengan fluidanya d. Fluidanya memiliki sifat incompressible e. Visikositas fluida konstan f.
Kondisi alirannya isothermal alirannya isothermal
g. Formasi homogen homogen dan dan arah aliran horizontal
Persamaan tersebut selanjutnya dikembangkan untuk kondisi aliran radial, dimana bentuk persamaannya berupa :
12
qo
= 0.007082 µℎ(−) ln(ln( )
dimana : q
.......................................... ......................... .................................. .................... ... (3-6)
= laju aliran fluida, bbl/day
qo
= laju aliran fluida dipermukaan, STB/day
h
= ketebalan lapisan, ft
k
= permeabilitas batuan, mD
μo
= visikositas minyak, Cp
Bo
= faktor volume formasi minyak, bbl/STB
Pwf
= tekanan alir dasar sumur, psi
Pe
= tekanan formasi pada jarak re, psi
re
= jari-jari pengurasan sumur, ft
rw
= jari-jari sumur, ft
3.2.2. I nflow P Pe er for form mance R elationship lationship (IPR) 2 Fasa
Jika tekanan reservoir lebih tinggi dari tekanan titik gelembung dan tekanan dasar sumur lebih rendah dari tekanan titik gelembung, maka akan terjadi aliran dua fasa. Persamaan Vogel (1968) merupakan solusi yang umum digunakan untuk membuat kurva IPR aliran dua fasa. Berdasarkan persamaan yang di kembangkan Weller, Vogel mengembangkan kurva dasar dimensionless IPR yang dapat mewakili semua kondisi yang diamati. Metode Vogel ini dapat digunakan pada sumur minyak dengan water cut di bawah 75% (Raharjo, A. D. U., 2017). Adapun persamaan dimensionless IPR Vogel dapat ditulis sebagai berikut :
= 1 .................................................. ................ (3-7) 1 0,2 0,88 .................................... dimana : qo
= laju alir produksi awal minyak, BPD
qmax
= laju alir produksi maksimum, BPD
Ps
= tekanan reservoir, psi
Pwf
= tekanan aliran di dasar sumur, psi
13
3.2.3. I nflow P Pe er for form mance R elationship lationship (IPR) 3 Fasa
Wiggins (1993) mengusulkan metode untuk membuat kurva IPR aliran 3 fasa. Metode tersebut merupakan pengembangan dari metode Vogel yang dalam pengembangannya Wiggins menyetarakan metode dua fasa dari Vogel dengan metode tiga fasa, sehingga mendapatkan suatu metode tiga fasa yang lebih sederhana dari metode tiga tiga fasa yang sudah ada (Buntoro A., et et al. 2007). Adapun persamaan IPR yang di usulkan oleh Wiggins dapat ditulis sebagai berikut :
= () [10,52 0,48 ]
................. ............................... .............. (3-8)
Dan,
............ ............................. ................. (3-9) dimana : 28 ] = () [1 [1 0,72 72 0,28 Qo
= laju alir produksi awal minyak, STB/day
Qomax = laju alir produksi maksimum minyak, STB/day Qw
= laju alir produksi awal air, STB/day
Qwmax = laju alir produksi maksimum air, STB/day Ps
= tekanan reservoir, psi
Pwf
= tekanan aliran di dasar sumur, psi
Dalam penggunaan rumus empiris IPR Wiggins, diterapkan beberapa asumsi yaitu : 1. Setiap fasa dapat diperlakukan secara terpisah sehingga dapat dihitung masing-masing antara rate rate minyak minyak (Qo) dan rate rate air air (Qw) 2. Kurva IPR Wiggins biasa digunakan untuk meramalkan perilaku sumur minyak yang memiliki nilai water cut dan paling cocok digunakan pada sumur ber-water ber-water cut tinggi sekitar 90% 3. Faktor skin sama dengan nol 4. Gas, air, dan minyak mengalir bersamaan dalam satu lapisan dari reservoir menuju lubang sumur
14
3.3. Ar ti fic fi ci al L i ft
Artificial
Lift adalah
metode
yang
digunakan
untuk
membantu
memproduksi hidrokarbon umumnya minyak bumi dari sebuah sumur agar tetap optimal setelah tekanan yang tersedia secara alami dalam sumur tersebut tidak mampu lagi untuk mengangkat minyak ke permukaan. Terdapat banyak jenis artificial lift , yaitu Gas Lift dan Pumping dan Pumping (Pompa). (Pompa). Adapun jenis pompa banyak macamnya diantaranya adalah Sucker Rod Pump (SRP), Electrical Submersible Pump (ESP), Pump (ESP), Hydraulic Pump, Pogressive Cavity Pump (PCP) Pump (PCP) (Purwaka,. 2018).
3.3.1. E le lect ctrr i ca call Subm Subme er sib si ble P um ump p (ESP)
Electrical Submersible Pump Pump adalah pompa yang dimasukkan ke dalam lubang sumur yang digunakan untuk memproduksi minyak secara artificial lift yang kemudian digerakkan oleh motor listrik (Fitrianti,. 2013). ESP termasuk jenis pompa sentrifugal yang terdiri dari susunan beberapa stages yang dipasang pada poros pompa. Satu stage terdiri ter diri dari satu impeller dan satu diffuser. ESP ini bekerja berdasarkan pada prinsip kerja pompa sentrifugal yaitu dengan dengan jalan memutar cairan yang melalui impeller pompa, kemudian cairan masuk ke dalam impeller pompa menuju poros pompa, lalu dikumpulkan oleh diffuser kemudian akan dilempar keluar.
15
Gambar 3.2. Instalasi E lectri lectrica call S Sub ubm mer sible si ble P um ump p (Sumber : Brown, Kermit E., 1980) 3.3.1.1. Peralatan E le lect ctrr i ca call Su Subm bme er sib si ble P um ump p
1. Peralatan Atas Permukaan a. Wellhead Wellhead adalah peralatan atas permukaan yang dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang mempunyai lubang untuk cable pack off yang tahan sampai tekanan 3000 psi. Untuk tubing hanger sendiri, dilengkapi dengan lubang hidraulic control line yang berfungsi sebagai saluran cairan hidraulik untuk menekan subsurface menekan subsurface ball valve agar valve agar terbuka. ter buka. b. Junction Box Junction Box Box terletak antara switchboard dan wellhead yang dimana digunakan untuk mengeluarkan gas yang terbawa dari sumur oleh kabel. Junction kabel. Junction box juga berfungsi sebagai penghubung power cable yang box juga cable yang berasal dari controller
16
dengan power dengan power cable dari cable dari sumur, dan juga untuk memudahkan melakukan tes tes point point electric downhole equipment (Pradana (Pradana A.A., et al. 2015).
Gambar 3.3. Junc J unctio tion nB Bo ox (Sumber : Lab Simulasi Produksi Pro duksi PPSDM Migas Cepu, November 2020)
c. Switchboard Switchboard adalah adalah panel kontrol kerja motor ESP, yang dilengkapi dengan motor controller yang yang bisa bekerja secara manual ataupun otomatis. Fungsi utama dari alat ini adalah untuk mengontrol kemungkinan terjadinya downhole problem, problem, dan mendeteksi unbalance voltage. auto restart dan d. Transformer Transformer merupakan alat yang digunakan untuk mengatur tegangan listrik, bisa untuk menaikkan ataupun menurunkan tegangan. Dimana perubahan tegangan akan sebanding dengan jumlah lilitan kawat. Alat ini terdiri dari core core yang dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga. 2. Peralatan Bawah Permukaan a. Pressure Sensing Instrument Unit (PSI) (PSI) PSI adalah suatu alat yang berfungsi untuk mencatat tekanan dan temperatur sumur. Pada peralatan ini, terdapat dua komponen pokok yaitu : -
PSI Down PSI Down Hole Hole Unit
17
Dipasang dibawah Motor
Type
Upper atau
Center Tandem. Tandem.
Lalu
dihubungkan dengan Wye Wye dari dari Electric Electric Motor yang seolah – seolah – olah olah merupakan bagian dari motor tersebut. -
PSI Surface Readout Merupakan bagian pengontrol kerja Down Hole Unit dan menampilkan (display) informasi yang diambil dari Down dari Down Hole Unit .
b. Motor ( Electric Electric Motor ) Motor berfungsi sebagai tenaga dari peralatan ESP yaitu untuk memutar impeller yang yang terpasang dalam pompa tersebut. Adapun jenis dari motor ESP ini adalah motor listrik induksi dua katub dan tiga fasa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu stator (bagian diam) dan rotor (bagian bergerak). Rotor dihubungkan dengan poros yang terdapat pada pompa sehingga impeller pompa akan berputar.
Gambar 3.4. Motor (Sumber : Lab Simulasi Produksi Pro duksi PPSDM Migas Cepu, November 2020)
c. Protector Protector terletak diantara motor dan gas separator . Terdapat beberapa fujuan utama dari protector yaitu untuk mencegah masuknya fluida sumur ke dalam motor listrik, sebagai tempat untuk menahan daya tolak yang berasal dari pompa, dan sebagai ruang fluida untuk menampung menampung pemuaian dan penyusutan dari minyak motor karena pemanasan dan pendinginan yang dialami motor ketika
18
motor dioperasikan maupun dimatikan. dimatikan. Setiap Setiap protector protector dari berbagai perusahaan mempunyai prinsip kerja dan desain mekanik yang berbeda. berbeda.
Gambar 3.5. Pr P r ote otecto ctorr (Sumber : Lab Simulasi Produksi Pro duksi PPSDM Migas Cepu, November 2020)
d. Intake (Gas Separator) Gas Separator terletak diantara pompa dan protector . Alat ini berfungsi untuk memisahkan gas agar tidak ikut masuk ke dalam dalam pompa bersama fluida cair. Peralatan ini sering digunakan pada sumur-sumur produksi yang banyak mengandung gas. Selain itu, dengan digunakannya gas separator , maka dapat menaikkan nilai efisiensi pemompaan terutama bagi sumur yang banyak mengandung gas.
19
Gambar 3.6. G as S Se eparat arator or (Sumber : Lab Simulasi Produksi Pro duksi PPSDM Migas Cepu, November 2020)
e. Multistage Sentrifugal Pump Pompa Sentrifugal Multistage Multistage terletak paling atas dari rangkaian ESP, yang terdiri dari beberapa tingkat dimana dalam setiap tingkat terdiri dari satu pasang impeller dan diffuser . Banyaknya impeller yang digunakan pada suatu pompa akan menentukan besarnya tekanan intake intake pompa yang akan berkaitan dengan besarnya volume fluida yang dapat diproduksikan, diproduksikan, sedangkan jumlah tingkatan dari pompa juga akan menentukan jumlah head yang diperlukan pada pompa untuk menangkat fluida sampai kepermukaan dan menentukan jumlah Horse Power (HP) (HP) untuk menggerakkan menggerakkan pompa tersebut. tersebut.
Gambar 3.7. I mpeller dan Diffuser (Sumber : Brown, Kermit E., 1980)
20
f.
Kabel Listrik Kabel listrik memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai media untuk
mengalirkan aliran listrik dari permukaan sampai ke motor. Kabel listrik ini terdiri dari dua jenis yaitu Round yaitu Round Cable dan Cable dan Flat Flat Cable. Cable . Round cable cable dibungkus dengan karet yang disebut dengan rubber jacket , sehingga mempunyai daya tahan yang lebih lama dari flat cable. cable. Namun, round cable cable memerlukan tempat yang lebih luas dibandingk d ibandingkan an flat flat cable. cable .
Gambar 3.8. Round R ound C ab able le dan F lat Cab Cable le (Sumber : Brown, Kermit E., 1980)
g. Check Valve Check Valve Valve dipasang pada tubing yaitu sekitar 2 sampai dengan 3 joint diatas pompa. Pemasangan Pemasangan check valve valve dimaksudkan untuk mencegah turunnya fluida pada saat pompa pompa dimatikan yang dapat mengakibatkan aliran balik pada pompa, sehingga sehingga menyebabkan rusaknya motor dan terjadi kerusakan pada peralatan pompa. h. Bleeder Valve Bleeder Valve Valve dipasang satu joint diatas check valve, valve, mempunyai fungsi mencegah minyak keluar pada saat tubing di cabut. Bleeder cabut. Bleeder valve juga valve juga merupakan tempat keluarnya fluida. fluida. i.
Centralizer Centralizer memiliki fungsi yaitu untuk menjaga kedudukan pompa agar
tidak bergeser atau selalu dalam posisi ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga sehingga kerusakan kabel karena gesekan dapat dicegah. dicegah.
21
3.3.2. Karakter Karakteristik istik Kinerja K inerja Pompa ESP 3.3.2.1. Kurva Kelakuan E le lect ctrr i c S Sub ubm mer sib si ble Pum Pump p
Kurva kinerja suatu pompa ESP atau biasa disebut ““ Pump Pump Performance Curve”” merupakan kurva yang menampilkan hubungan antara Head Capacity, Curve Capacity, Rate Capacity, Capacity, Horse Power , dan Efisiensi Pompa. Kapasitas tersebut berkaitan dengan volume, laju alir fluida yang di produksikan, dimana gas yang terlarut dalam minyak juga termasuk.
Gambar 3.9. Kurva Kelakuan ESP (Sumber : Catalog Novomet, 2020)
1. Head Capacity Curve Head capacity curve curve adalah kurva yang memiliki hubungan antara TDH dengan laju produksi pada kecepatan konstan. Kurva ini digunakan untuk menghitung jumlah stage jumlah stage pompa pompa terhadap rasio TDH. 2. Horse Power Curve Horse power curve adalah curve adalah kurva yang menggambarkan daya yang diberikan diberikan pada shaft pompa untuk memindahkan fluida per satu stage stage.. Tenaga atau daya daya yang diperlukan untuk menggerakkan pompa harus dapat mengatasi faktor kehilangan yang mungkin terjadi pada pompa. Adapun faktor kehilangan yang dimaksud adalah gesekan aliran antar impeller dan dan friksi friksi pada pada bearing dan stuffing dan stuffing box
22
3. Grafik Efisiensi Pompa Pompa Grafik effisiensi pompa merupakan perbandingan antara Hydraulic Horse Power dengan Brake Horse Power . Pada gambar 3.9. diatas, terdapat area yang berwarna kuning yang dimana area tersebut menggambarkan menggambarkan efisiensi pompa tertinggi yang biasa disebut dengan Recommended Operating Range R ange (ROR) (ROR) atau Best Efficiency Point (BEP). Pengoperasian ESP disebelah kiri dan disebelah kanan ROR akan menyebabkan downthrust dan dan upthrust pada pada impeller . Upthrust merupakan kondisi dimana impeller menekan keatas pada laju alir produkusi tinggi. Sedangkan downthrust merupakan kondisi dimana impeller menekan kebawah pada laju alir produkusi rendah. Maka dari itu, ESP harus didesain agar bekerja pada ROR untuk mengurangi mengurangi kerusakan bearing dan washer pompa akibat upthrust dan downthrust tersebut. Selain itu, dengan pengoperasian ESP pada ROR akan didapatkan efisiensi efis iensi pompa tertinggi dibandingkan pengoperasian ESP diluar ROR. 3.3.3. Evaluas Evaluasii dan Desain E le lect ctrr i cal cal Subm Subme er sib si ble P um ump p (ESP)
Pada saat melakukan evaluasi ataupun perencanaan desain pompa ESP, yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah kemampuan produksi pada suatu sumur. Selain itu, juga diperlukan beberapa data untuk melakukan perhitungan evaluasi ataupun desain pompa ESP, agar dapat menghasilkan pemilihan komponen yang optimal.
3.3.3.1. Penentuan Gradien Fluida
1. Menentukan Specific Gravity Gravity Oil Phase Phase SG
= Oil Cut x x Oil Specific Gravity Gravity .................. (3-10)
Water Phase Phase SG
= Water Cut x x Water Specific Gravity Gravity ......... (3-11)
SG mix
= Oil Phase SG Phase SG + Water Phase Phase SG.............. (3-12)
2. Menentukan Gradien Fluida Gradien Fluida
= SGmix x 0.433 psi/ft .................. ........ ................... .............. ..... (3-13)
23
3.3.3.2. Perkiraan P um ump p Set Setting ting D ept pth h
Pump setting depth depth merupakan letak kedalaman pompa di dalam fluida sumur. Untuk menentukan pump setting depth, depth, parameter seperti Static Fluid Level (SFL) dan Working Fluid Level (WFL) harus diketahui terlebih dahulu. Adapun cara untuk mencari parameter-parameter tersebut sebagai berikut : 1. Static Fluid Level (SFL) (SFL) Static fluid level adalah ketinggian kolom fluida pada saat sumur dalam keadaan diam (tidak diproduksikan), maka kedalaman permukaan fluida di annulus dapat dihitung dengan : SFL
= Dmidper – Dmidper – ( ( Ps/Gf – Ps/Gf – Pc/Gf ) .................... (3-14)
Ps
= (( Dmidper – Dmidper – SFL SFL ) x Gf ) + Pc ............... .......... ..... (3-15)
2. Working Fluid Level (WFL) (WFL) Apabila sumur diproduksikan dengan rate produksi sebesar q (bbl/d) dan tekanan alir dasar sumur adalah Pwf (psi), maka ketinggian (kedalaman bila diukur dari permukaan) fluida di annuluas adalah : WFL
= Dmidper – Dmidper – ( ( Pwf/Gf – Pwf/Gf – Pc/Gf ) ................. (3-16)
Pwf
= (( Dmidper – Dmidper – WFL WFL ) x Gf ) + Pc .............. ......... ..... (3-17)
dimana : Dmidper
= Mid Perforasi, = Mid Perforasi, ft
SFL
= Static Fluid Level , ft
WFL
= Working Fluid Level , ft
Pwf
= Pressure Well Flowing , psi = Pressure
Pc
= Pressure Casing , psi = Pressure
Gf
= Gradien Fluida, psi/ft
3. Pump Setting Depth (PSD) (PSD) Merupakan kedudukan atau posisi yang diharapkan dalam perencanaan Electric Submersible Pump. Pump. Suatu sumur dikatakan masih support untuk ukuran
24
suatu pompa jika working fluid level sumur tersebut sekitar 300 – 400 ft diatas pump setting depth. depth.
3.3.3.3. Perkiraan P um ump p I nta ntake ke P r essure
Untuk menghitung pump intake i ntake pressure, pressure, pertama yang harus dilakukan adalah mencari nilai perbedaan kedalaman dan perbedaan tekanan. Adapun persamaannya yaitu : Perbedaan kedalaman
= Mid Perforasi Perforasi – – PSD .................. ........ ................... .............. ..... (3-18)
Perbedaan tekanan
= Perbedaan Kedalaman x Gf ................... ......... ............. ... (3-19)
Pump Intake Pressure Pressure
= Pwf desain desa in – – Perbedaan Perbedaan tekanan............... .......... ..... (3-20)
dimana : PIP
= Pump = Pump Intake Pressure, Pressure, Psi
Pwf
= Tekanan alir dasar sumur, Psi
PSD
= Pump Setting Depth, = Pump Depth, ft
Gf
= Gradien Fluida
3.3.3.4. Perkiraan T otal tal D yna ynam mi c H He ead
Total Dynamic Head (TDH) merupakan tekanan total discharge discharge pompa yang dikonversikan dalam bentuk panjang (ft). Perhitungan Total Dynamic Head (TDH) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
1. Menentukan Menentukan Fluid Fluid Over Pump Pump Fluid Over Pump Pump (FOP) =
......................... .................................. ................... (3-21) .........................................
2. Menentukan Vertical Lift (HD) (HD) Vertical Lift (HD)
= PSD – PSD – FOP .................. ......... .................. .................. .................. ........... (3-22)
3. Menentukan Tubing Friction Loss (HF) Loss (HF) Tubing Friction Loss (HF)= Loss (HF)= Friction Friction Loss x Loss x PSD ................... ......... ................... .............. ..... (3-23)
25
4. Menentukan Tubing Head Tubing Head Pressure (HT) Pressure (HT) merupakan tekanan yang dibutuhkan dibutuhkan pada tubing head (HT) untuk membuat fluida mengalir sampai ke separator . Tekanan pada tubing head (psi) dapat dikonversikan menjadi panjang (ft) dengan persamaan sebagai berikut : Tubing Head (HT)
=
.......... ................................ ............... (3-24) ...........................
5. Menentukan Total Dynamic Head Dari persamaan sebelumnya, maka Total Dynamic Head (TDH) dapat dihitung menggunakan menggunakan persamaan berikut ini : Total Dynamic Head
= HD + HF+ HT................... ......... ................... .................. .............. ..... (3-25)
dimana : FOP
= Fluid Over Pump, = Fluid Pump, ft
HD
= Vertical Lift , ft
HF
= Friction Loss di tubing, ft = Friction
HT
= Kehilangan tekanan di wellhead , ft
TDH
= Total Dynamic Head , ft
3.3.3.5. Pemilihan Ukuran dan Tipe Pompa
Penentuan tipe pompa berdasarkan pada besarnya rate produksi yang diharapkan.
Secara
skematis,
pabrik Electric
Submersible
Pump Pump telah
menyediakan tabel untuk pompa dengan berbagai OD yang dipilih. Pilih pompa yang sesuai dengan laju produksi (Q), maka akan didapat tipe pompa, Head/stage, HP/stage dan Efisiensinya.
1. Menentukan kapasitas pompa Kapasitas pompa harus disesuaikan dengan kapasitas produksi sumur. Laju alir suatu sumur harus berada pada range operasi yang direkomendasikan dari pabrik pembuat untuk setiap jenis jenis pompa. 2. Menentukan efisiensi volumetris volumetris
26
Head per stage stage
=
........... ................................... .................. (3-26) ℎ ............................
Berdasarkan nilai head per stage yang stage yang telah diperoleh, kemudian menentukan nilai Qteoritis yang dilihat dari grafik Pump Performance Curve. Curve. Setelah itu menghitung efisiensi volumetris menggunakan persamaan : Efisiensi Volumetris
=
100% ...... ....................... ................................ ............... (3-27)
3. Menentukan jumlah stage jumlah stage pompa pompa Jumlah stages stages yang dibutuhkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Jumlah stages Jumlah stages =
.............................. ................................ ............... (3-28) ..............................................
27
BAB IV PERHITUNGAN PERHITUNGA N DAN ANALISA DATA
4.1.
Data Sumur “SF“SF-13” 13” Tabel 4.1. Data Sumur “SF“SF-13” 13” (Sumber : Pertamina EP Asset V Balikpapan) Data Properti Sumur “SF“SF-13” 13” Data Top Perforasi
Nilai 3915.02
Satuan Ft
Pr PIP P tbg Qgross Qoil
1488 1044 20 129 119
Psi Psi Psi Blpd Bopd
Qw
10
Bwpd
Wc SG Water SG Oil PSD
7.74 1.01 0.88 3213.02
%
ID Tubing Jenis Pompa Stages Bottom Perforasi
Ft
2.875 Inch NFO 150 328 Stages 3920.60 Ft
Data Geologi Sumur “SF“SF-13”
4.2.
Cekungan Lapangan
Kutai Timur SRV
Formasi
Balikpapan
Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian penelitian pada gambar 4.1. menggambarkan menggambarkan bagaimana proses penelitian ini dimulai sampai selesai. Adapun langkah awal yang harus dilakukan yaitu proses pengumpulan data berupa data produksi sumur, data well profile,, data pressure profile data pressure intake sumur intake sumur dan data teknis pompa yang terpasang. Setelah semua data terkumpul, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat kurva IPR yang menggambarkan kondisi sumur saat itu dengan mencari nilai laju alir maksimal (Qmax) terlebih dahulu menggunakan metode IPR Vogels.
28
Kemudian dilakukan evaluasi pada pompa ESP yang terpasang agar diketahui efisiensi dari pompa tersebut. Untuk mengetahui perlu atau tidaknya dilakukan optimasi, dapat dilihat pada perbedaan antara laju produksi dan Qmax yang telah dihitung sebelumnya. Apabila laju alir maksimal berada diluar daerah range recommended pompa terpasang maka perlu dilakukan penggantian tipe pompa agar sesuai dengan laju produksi optimum dengan cara melakukan desain ulang jenis pompa Electrical pompa Electrical Submersible Pump (ESP). Pump (ESP).
MULAI
PENGUMPULAN DATA SUMUR DAN DATA PRODUKSI
PEMBUATAN KURVA IPR
EVALUASI ELE CTRI CAL SUBMERSIB SUBMERSIB LE PUMP PUMP (ESP) TERPASANG
OPTIMASI DENGAN DESAIN ULANG ELECTRI CAL SUB ME R SI B L E PUMP P UMP (ESP)
TIDAK OPTIMUM ?
YA HASIL DESAIN
SELESAI
Gambar 4.1. Diagram Alir Penelitian
29
4.3.
Menghitung
“SF--13” 13” I nflo nflow w Pe Perr for mance R elations lationshi hip p Sumur “SF
menggunakan Metode Vogels
1. Menghitung nilai Q max
Q max
=
−, −, 9 = . −, −,.
= 652.23 bfpd 2. Membuat tabel Q vs Pwf Tabel 4.2. Q Vs Pwf Pwf 1488 1446.14 1403.18 1359.03 1313.58 1266.71 1218.27 1168.10 1116 1061.73 1004.98 945.39 882.49 815.64 744 666.36 580.90 484.63 372 229.91 0
Q, bfpd 0.00 32.61 65.22 97.83 130.45 163.06 195.67 228.28 260.89 293.50 326.12 358.73 391.34 423.95 456.56 489.17 521.78 554.40 587.01 619.62 652.23
30
3. Plot nilai Q vs Pwf dalam bentuk kurva IPR Setelah menghitung nilai laju alir maksimal (Qmax) dan membuat tabel Q Vs Pwf menggunakan metode IPR Vogels, langkah selanjutnya adalah memplot nilai Q Vs Pwf dalam bentuk kurva IPR untuk mengetahui gambaran kemampuan sumur “SF“SF-13”. Adapun bentuk kurva IPR sumur “SF“SF -13” dapat dilihat pada gambar 4.2. berikut.
IPR Curve 1600 1400 1200 i s 1000 p , 800 f w P 600
Q
400 200 0 0.00
200.00
400.00
600.00
800.00
Q, bfpd
Gambar 4.2. Kurva IPR Sumur “SF“SF-13” 4.4.
Evaluasi E le lect ctrr i cal cal Subm Subme er sib si ble Pump pada sumur “SF“SF-13” 13”
Berikut merupakan langkah-langkah perhitungan dalam melakukan evaluasi pompa yang terpasang pada sumur “SF “SF--13”. 13”. Adapun data yang digunakan pada evaluasi ini diambil pada tanggal 20 Januari 2021.
4.4.1. Penentuan Sp dan Gradient Fluida Fluida Spe ecifi if i c G rav ravity ity dan 1. Oil Phase Specific Gravity Gravity
= Oil Cut x x Oil Specific Gravity = 0.922 x 0.88 = 0.811
2. Water Phase Specific Gravity Gravity
= Water Cut x x Water Specific Gravity = 0.0774 x 1.01 =0.078
Mix 3. Specific Gravity Mix
= Sp. Gr. Oil + Sp. Gr. Water
31
= 0.811 + 0.078 = 0.89 4. Gradien Fluida
= SG mix x 0.433 psi/ft = 0.89 x 0.433 psi/ft = 0.385 psi/ft
4.4.2. Penentuan Nilai Pwf Menggunakan Rumus P um ump p I nta ntake ke Pr Pre essure
1. Mid Perforasi Perforasi
= (( Bottom Bottom Perfo Perfo – Top Perfo Perfo ) / 2) + Top
Perfo = ((3920.60 ft - 3915.02 ft) / 2) + 3915.02 ft = 3917.81 ft 2. Perbedaan Kedalaman
= Mid Perforasi Perforasi - PSD = 3917.81 ft - 3213.02 ft = 704.79 ft
3. Perbedaan Tekanan
= Perbedaan Kedalaman x GF = 704.79 ft x 0.385 psi/ft = 271.62 psi
4. Pump Intake Pressure Pressure
= Pwf – Pwf – Perbedaan Perbedaan Tekanan
1044 psi
= Pwf - 271.62 psi
Pwf
= 1044 psi + 271.62 psi = 1315.62 psi
(TDH) 4.4.3. Penentuan Nilai T ota tall D Dyna ynamic mic H ead (TDH)
1. Fluid Over Pump Pump (FOP)
= PIP/GF = 1044 psi / 0.385 psi/ft = 2708.90 ft
2. Vertical Lift (HD)
= PSD - FOP = 3213.02 ft - 2708.90 ft = 504.12 ft
3. Friction Loss Loss (FL)
=
2,0830 830 , (/,,),
32
, ,), = 2,0830 830 9 (9/, . = 0.159 ft / 1000 ft
4. Tubing Friction Loss Loss (HF)
= FL x PSD = 0.159 ft / 1000 ft x 3213.02 ft = 0.51 ft
5. Head Tubing (HT)
= Ptbg / GF = 20 psi / 0.385 psi/ft = 51.89 ft
6. Total Dynamic Head (TDH)
= HD + HF + HT = 504.12 ft + 0.51 ft + 51.89 ft = 556.52 ft
4.4.4. Penentuan Effisiensi Pompa Berdasarkan pump Berdasarkan pump performance curve Novomet curve Novomet NFO 150, untuk laju alir
129 blpd didapatkan nilai head sebesar sebesar 19.4 ft/stage, power ft/stage, power sebesar sebesar 0.057 HP dan nilai efisensi pompa pompa yaitu yaitu sebesar sebesar 33%.
Kondisi tersebut masih masih dapat
dioptimalkan dengan cara melakukan desain ulang atau mengganti tipe pompa yang digunakan. Tabel 4.3. Hasil Evaluasi ESP yang terpasang pada Sumur “SFSF-13” 13” Pompa Terpasang FO 150
Jumlah Stage 328
Pwf (Psi)
TDH (ft)
Head/Stage Head/Sta ge
EP (%)
1315.62
556.52
19.4
33
33
Gambar 4.3. Grafik Pompa NFO 150 4.5.
Perencanaan
Desain
Ulang
E lectri lectrica call
S Sub ubm mer sible si ble
P um ump p
menggunakan menggunak an kalkulasi manual
Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi pompa sebelumnya, yang menunjukkan bahwa efisiensi pompa masih kurang optimal. Oleh karena itu, penulis akan melakukan optimasi dengan melakukan desain ulang u lang pompa po mpa dengan kalkulasi manual menggunakan excel .
4.5.1. Menghitung Q De D esai sai n
Q Desain
= 80% x Qmax = 80% x 652.23 bfpd = 521.78 bfpd
4.5.2. Penentuan Pwf Desain
Pwf desain didapatkan dari kurva IPR dengan cara memplot nilai Q desain yang telah dihitung sebelumnya. Adapun nilai tekanan alir dasar sumur (Pwf) desain yang diperoleh dari hasil penarikan garis Q desain pada kurva IPR sumur “SF--13” adalah sebesar 560 psi. “SF psi.
34
IPR Curve 1600 1400 1200 i s 1000 p , 800 f w P 600
Q
400 200 0 0.00 0.0 0
100.0 100.00 0 200.0 200.00 0 300.0 300.00 0 400.0 400.00 0 500 500.00 .00 600. 600.00 00 700 700.00 .00
Q, bfpd
Gambar 4.4. Kurva IPR Sumur “SF“SF-13” 13”
dan Gradient Fluida Fluida 4.5.3. Penentuan Sp Spe ecifi if i c G rav ravity ity dan 1. Oil Phase Specific Gravity Gravity = Oil Cut x x Oil Specific Gravity
= 0.922 x 0.88 = 0.811 2. Water Phase Specific Gravity Gravity
= Water Cut x x Water Specific Gravity = 0.0774 x 1.01 = 0.078
3. Specific Gravity Mix Mix
= Sp. Gr. Oil + Sp. Gr. Water = 0.811 + 0.078 = 0.89
4. Gradien Fluida
= SG mix x 0.433 psi/ft = 0.89 x 0.433 psi/ft = 0.385 psi/ft
4.5.4. Penentuan Wo Work rkii ng F luid Le Levvel
WFL
= Dmidper – Dmidper – (Pwf (Pwf desain / Gf) = 3917.81 ft – ft – (560 (560 psi / 0.385 psi/ft) = 2464.76 ft
35
4.5.5. Penentuan Pump Setting Depth
PSD
= WFL + 400 ft = 2464.76 ft + 400 ft = 2864.76 ft
4.5.6. Penentuan P um ump p I nta ntake ke Pr Pre essure
1. Perbedaan Kedalaman
= Mid Perforasi Perforasi - PSD = 3917.81 ft - 2864.76 ft ft = 1053.05 ft
2. Perbedaan Tekanan
= Perbedaan Kedalaman x GF = 1053.05 ft x 0.385 psi/ft = 405.84 psi
3. Pump Intake Pressure Pressure
= Pwf desain – desain – Perbedaan Perbedaan Tekanan = 560 psi – psi – 405.84 405.84 psi = 154.16 psi
4.5.7. Penentuan Nilai T ota (TDH) tall D Dyna ynamic mic H ead (TDH)
1. Fluid Over Pump Pump (FOP)
= PIP/GF = 154.16 psi / 0.385 psi/ft = 400 ft
2. Vertical Lift (HD)
= PSD - FOP = 2864.76 ft – ft – 400 400 ft = 2464.76 ft
3. Friction Loss Loss (FL)
, = 2,0830 830 (/,,), , , (. /, ) = 2,0830 830 9 .,
= 2.11 ft / 1000 ft 4. Tubing Friction Loss Loss (HF)
= FL x PSD = 2.11 ft / 1000 ft x 2864.76 ft = 6.04 ft
5. Head Tubing (HT)
= Ptbg / GF
36
= 20 psi / 0.385 psi/ft = 51.89 ft 6. Total Dynamic Head (TDH)
= HD + HF + HT = 2464.76 ft + 6.04 ft + 51.89 ft = 2522.70 ft
4.5.8. Pemilihan Pompa
1. Pemilihan pompa dilakukan dengan melihat nilai laju alir yang didapatkan dari perhitungan Qdesain dan ukuran casing yang digunakan, lalu menyesuaikannya dengan katalog yang telah tersedia. Adapun hasil dari perhitungan Qdesain yaitu sebesar 521.78 bfpd, bfpd, maka pompa yang di pilih adalah jenis pompa D460N yang memiliki range rekomendasi produksi sebesar 200-650 bfpd. 2. Berdasarkan pump performance curve curve didapatkan nilai head/stage yang optimal untuk pompa D460N sebesar 33 ft/stage. Maka jumlah stage stage yang dibutuhkan adalah : : Jumlah Stage Stage
= (TDH/ Head Head per per Stage Stage)) = (2522.70 ft/33 ft/stages) = 76 stages
37
Gambar 4.5. Pump Performance Curve D460N
3. Berdasarkan pump performance curve curve didapatkan nilai HP HP yang optimal untuk pompa D460N sebesar 0.25 HP/stage. Maka total tenaga yang dibutuhkan motor adalah : : BHP
= (HP/Stage x Stage) = (0.25 HP/stage x 76 stages) = 19.11 HP
Berdasarkan tabel 4.4., maka dipilih motor dengan kapasitas diatas tenaga yang dibutuhkan, yaitu motor pada frekuensi 60 Hz dengan tenaga 21.4 HP 578 V 49.6 A.
38
Tabel 4.4. 375 Series Motor (Sumber : Reda : Reda Catalog, Schlumberger, Schlumberger, 2017 )
4.5.9. Penentuan Jenis Kabel dan Kehilangan Tegangan
1. Pemilihan Kabel Berdasarkan jenis motor 375 series dengan besarnya kuat arus yaitu 49.6 Ampere, maka kabel yang dapat digunakan adalah tipe kabel #4CU. 2. Penentuan Panjang Kabel Panjang Kabel
= PSD + 100 ft = 2864.76 ft + 100 ft = 2964.76 ft
3. Kehilangan Tegangan Berdasarkan pembacaan grafik cable voltage drop drop untuk tipe kabel #4CU, didapatkan nilai voltage drop drop sebesar 27v/1000ft. Kemudian mengubah satuan voltage drop menjadi drop menjadi volt dengan melakukan perhitungan berikut :
39
Kehilangan Tegangan
= 2914.76 ft x = (PSD + 50 ft) x
= 78.69 V 4. Total Tegangan
= Vmotor + Vkabel = 578 V + 78.69 V = 656.69 V
Gambar 4.6. V Vo oltage ltage L Lo oss C Cha harr t (Sumber : Brown, Kermit E., 1980) 4.5.10. Pemilihan Transformator Transformator
Untuk menentukan transformator, terlebih dahulu perlu dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya nilai KVA, KV A, adapun perhitungannya yaitu : KVA
. . 66.69 9.6 =
=
= 56.34 KVA
Dengan menggunakan tabel katalog transformator, maka dipilih jenis transformator dengan kapasitas lebih besar dari nilai KVA yang telah diperoleh
40
yaitu part yaitu part number 69950-4 69950-4 dengan kapasitas 75 KVA, primary volts 440/480 volts 440/480 V, secondary volts 800/1000 volts 800/1000 V. Tabel 4.5. Transformator Catalog (Sumber : Brown, Kermit E., 1980)
Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi dan optimasi Artificial Lift Electrical Submersible Pump (ESP) yang telah dilakukan pada sumur SF-13, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6. 4.6. Tabulasi Hasil Evaluasi & Optimasi ESP Sumur “SF“SF -13” 13” Parameter
Evaluasi
1
Laju Alir, bfpd
129
Qdesain 80% 521.78
2
Qo, bopd
119
481.40
3
Tipe Pompa
NFO 150
D460N
4
Pump Intake Pressure, psi
1044
154.16
5
Total Dynamic Head, ft
556.52
2522.70
6
Fluid Over Pump, ft
2708.90
400
7
Friction Loss, ft
0.159
2.11
8
Head per Stages, ft/stages
19.4
33
9
Jumlah Stage
328
76
10
Efisiensi Pompa, %
33
53
11
Pump Setting Depth, ft
3213.02
2864.76
41
Optimasi
No
BAB V PEMBAHASAN
Pada tugas akhir ini, penulis membahas mengenai evaluasi dan optimasi pompa artificial lift jenis Electrical Submersible Pump Pump (ESP). Adapun proses pengolahan data yang digunakan penulis adalah ada lah metode perhitungan dengan cara manual atau excel . Dalam penulisan tugas akhir ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, yaitu menentukan nilai laju alir optimum (Qmax) berdasarkan model grafik Inflow grafik Inflow Performance Relationship (IPR) Relationship (IPR) yang digunakan pada sumur “SF“SF-13”, melakukan evaluasi kinerja Artificial Lift Electrical Submersible Pump Pump (ESP) yang telah terpasang pada sumur “SF“SF-13”, melakukan optimasi pada sumur “SF“SF-13” dengan cara melakukan desain ulang pompa Artificial Lift Electrical Submersible Pump (ESP). Pump (ESP). Tahapan awal yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan pengumpulan data. Data tersebut t ersebut meliputi tekanan t ekanan static sumur, tekanan alir dasar sumur, water cut, sg air, sg oil dan data teknis pompa yang terpasang sebelumnya serta beberapa data penunjang lainnya. Tahapan selanjutnya adalah membuat kurva IPR ( Inflow Performance Relationship) Relationship) untuk mengetahui gambaran kondisi sumur saat ini dengan mencari nilai dari laju alir maksimal (Qmax) terlebih dahulu menggunakan metode IPR Vogels. Setelah mengetahui nilai Qmax, kemudian dibuatlah tabel Q dan Pwf yang dimana akan diplot menjadi kurva IPR. Selanjutnya adalah melakukan evaluasi pompa yang terpasang pada sumur “SF--13” untuk mengetahui apakah kinerja pompa sudah optimal atau tidak. “SF Evaluasi pompa dilakukan dengan cara menghitung nilai Specific Grafity Grafity dan Gradient fluida, fluida, menghitung nilai Total Dynamic Head (TDH), (TDH), dan menentukan nilai efisiensi pompa dengan melihat pada pump performance curve. curve. Kemudian penulis melakukan optimasi pompa ESP dengan cara melakukan desain ulang pompa untuk memperoleh memperoleh laju alir yang optimal.
42
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, Sumur “SF“SF -13” merupakan sumur kajian yang berada pada lapangan “SRV”. Sumur “SF “SF--13” adalah jenis sumur yang telah berproduksi menggunakan metode lifting Electrical Submersible Pump (ESP Pump (ESP). ). Adapun jenis ESP yang terpasang pada sumur “SF“SF-13” yaitu NFO150 dengan banyaknya stage 328 stages. Pompa ESP ini dipasang pada kedalaman 3213.02 3213.02 ft. Untuk mengetahui pompa ESP terpasang pada sumur “SF“SF 13” bekerja secara optimal atau tidak, maka perlu dilakukan evaluasi terlebih dahulu pada pompa tersebut. Sebelum melakukan evaluasi, penulis terlebih dahulu membuat kurva IPR untuk mengetahui kondisi kondisi sumur saat ini. Sumur “SF“SF -13” merupakan jenis sumur yang memproduksikan fluida sebanyak dua fasa, maka dari itu perhitungan IPR dilakukan dengan menggunakan metode IPR Vogels. Berdasarkan hasil perhitungan IPR pada excel, didapatkan besarnya laju produksi maksimal pada sumur “SF“SF-13” yaitu 652.23 652.23 BFPD. Sedangkan kondisi laju produksi aktual sumur “SF“SF-13” pada saat ini sebesar 129 BFPD, maka dapat disimpulkan bahwa sumur tersebut masih layak untuk ditingkatkan laju produksinya hingga mencapai laju alir yang optimal. Setelah melakukan analisis kurva IPR, kemudian dilakukan evaluasi pompa ESP terpasang
pada sumur “SF“SF-13”. Dari hasil perhitungan evaluasi
pompa, maka diperoleh harga Total Dynamic Head (TDH) sebesar 556.52 ft. Kemudian dilihat dari pump performance perf ormance curve pompa curve pompa terpasang yaitu Novomet NFO150, untuk laju alir 129 BFPD didapatkan nilai head sebesar 19.4 ft/stage, power sebesar 0.057 HP dan nilai efisensi pompa sebesar 33%. Pompa ESP NFO150 memiliki range recommended pompa sebesar 78 – 195 BFPD yang menandakan bahwa pompa tersebut masih optimal apabila digunakan pada laju alir sebelumnya. Akan tetapi, jika dilihat dari kondisi produktivitas sumur “SF“SF 13” saat ini maka perlu dilakukan pergantian pompa karena produktivitas produktivit as pada sumur “SF“SF-13” berada diluar range recommended pompa. Sehingga dilakukan optimasi dengan cara yaitu desain ulang pompa ESP yang baru.
43
Langkah pertama yang dilakukan untuk optimasi ESP dengan cara desain ulang adalah menentukan Qdesain yaitu 80% dari nilai laju alir maksimal (Qmax), maka didapatkan nilai Qdesain sebesar 521.78 BFPD. Setelah mengetahui nilai dari Qdesain, kemudian menentukan nilai dari Pwf desain dengan cara memplot pada kurva IPR yang telah telah dibuat sebelumnya dan didapatkan hasil yaitu 560 psi. Selanjutnya, menentukan nilai dari spesific gravity gravity campuran dan gradient fluida. Adapun nilai yang diperoleh yaitu Sg Oil 0.811, 0.811, Sg Water 0.078 dan Sg Mix 0.89. Untuk menentukan nilai gradient fluida, maka Sg Mix dikalikan dengan nilai gradient tekanan tekanan sebesar 0.433 psi/ft, maka diperoleh nilai dari gradient fluida yaitu 0.385 psi/ft. Kemudian mencari nilai dari working fluid level dengan menggunakan nilai dari Dmidper, Pwf desain dan Gf, sehingga didapatkan hasil hasil sebesar 2464.76 ft.
Setelah itu, penulis menentukan pump setting depth depth pada pada sumur “SF“SF-13” melalui hasil perhitungan dan dihasilkan kedalaman pompa dipasang pada 2864.76 ft. pressure, Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai dari pump intake pressure, akan tetapi perlu diketahui terlebih dahulu nilai dari perbedaan kedalaman dan perbedaan tekanan. Adapun nilai dari masing-masing perbedaan kedalaman dan perbedaan tekanan yaitu 1053.05 ft dan 405.84 psi. Sehingga didapatkan nilai dari pump intake pressure sebesar 154.16 psi. Kemudian menentukan nilai total dynamic
head (TDH) dengan cara menjumlahkan nilai dari vertical lift (HD), tubing friction loss loss (HF), tubing head (HT) yang sudah dihitung sebelumnya dan diperoleh besarnya TDH yaitu 2522.70 ft. Untuk pemilihan jenis pompa, dapat disesuaikan dengan nilai Qdesain yang telah diperoleh sebelumnya yaitu sebesar 521.78 BFPD. Maka dari itu, penulis memilih jenis pompa REDA D460N dengan frekuensi 60 Hz karena pompa tersebut memiliki range rekomendasi produksi sebesar 200-650 BFPD yang berarti besarnya Qdesain masuk dalam rate rate yang di rekomendasikan. Berdasarkan pump Berdasarkan pump performance curve REDA curve REDA D460N, didapatkan nilai head/stage head/stage yang optimal yaitu 33 ft/stage. Adapun jumlah stage yang dibutuhkan yaitu 76 stages.. stages
44
Selanjutnya adalah melakukan pemilihan motor dengan cara melihat pada tabel 375 series series motor. Sebelum itu, perlu diketahui tenaga yang dibutuhkan dengan melihat pada pump performance curve. curve. Maka didapatkan nilai HP yang optimal untuk pompa D460N sebesar 0.25 HP/stage. Kemudian dihitung total tenaga yang dibutuhkan motor dengan cara nilai HP dikalikan dengan jumlah stage yang terpasang, sehingga diperoleh hasil BHP sebesar 19.11 HP. Karena pada tabel 375
series motor series motor tidak terdapat nilai HP yang sama dengan nilai BHP yang diperoleh, maka penulis memilih jenis motor yang memiliki tenaga diatas nilai BHP yaitu motor pada frekuensi 60 Hz dengan tenaga 21.4 HP 578 V 49.6 A.
Setelah diketahui jenis motor, kemudian dilakukan pemilihan kabel. Adapun jenis kabel yang dipilih adalah tipe kabel #4CU. Kemudian menentukan besarnya
kehilangan tegangan pada kabel dengan cara melihat pada grafik
voltage loss dan didapatkan hasil sebesar 27v/1000ft. Panjang kabel yang digunakan adalah kedalaman pompa ditambah 100 ft yaitu 2964.76 ft. Selanjutnya adalah penentuan transformator, langkah awal yang harus dilakukan adalah menghitung nilai KVA. Setelah didapatkan nilai KVA yaitu sebesar 56.34 KVA, maka dipilih jenis transformator melalui katalog transformator dengan kapasitas lebih besar dari nilai KVA yang telah diperoleh yaitu part number 69950-4 dengan kapasitas 75 KVA, primary KVA, primary volts 440/480 volts 440/480 V, secondary secondary volts 800/1000 volts 800/1000 V.
45
BAB VI PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa evaluasi dan optimasi pompa Electric Submersible Pump Pump (ESP) (ESP) pada sumur “SF“SF-13” lapangan “SRV”, dapat disimpulkan bahwa : 1. Laju alir maksimum (Qmax) pada sumur su mur “SF“SF-13” menggunakan model IPR Vogels adalah sebesar 652.23 BFPD. 2. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Electrical Submarsible Pump (ESP) Pump (ESP) yang terpasang pada pada sumur “SF“SF-13” 13” tipe tipe pompa NFO150 dengan frekuensi 60 Hz, didapat jumlah stage stage 328 stages stages,, Total Dynamic Head (TDH) (TDH) 556.52 ft dan nilai efisiensi pompa sebesar 33% dengan Qoil sebesar 119 BOPD. 3. Setelah melakukan optimasi pada sumur “SF“SF-13” dengan cara desain ulang ESP, didapatkan hasil Total Dynamic Head (TDH) (TDH) sebesar 2522.70 ft, jenis pompa yaitu D460N 60 Hz, jumlah stage jumlah stage 76 76 stages, stages, efisiensi pompa 53% dan Brake Horse Power Motor 19.11 19.11 hp, motor dengan dengan tenaga 21.4 HP, tegangan 578 Volt dan arus 49.6 Ampere. Jenis kabel #4CU dengan panjang 2964.76 ft. Jenis transformator yang dipilih yaitu part number 69950-4 dengan kapasitas 75 KVA, primary volts volts 440/480 V, secondary secondary volts volts 800/1000 V. Berdasarkan optimasi tersebut didapatkan peningkatan laju alir sebesar 392.78 BFPD. Adapun nilai Qoil sebesar 481.40 BOPD. BOPD.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, T., (2000). “ Reservoir Engineering Handbook ”, ”, Second Edition, Gulf Publishing Company, Houston Texas. Brown, KE., (1977). “The Technology of Artificial Lift Methods”, Methods ”, Volume 1, Petroleum Publishing Company, Tulsa Oklahoma. Brown, KE., (1980). “The Technology of Artificial Lift Methods”,Volume Methods ”,Volume 2B, Petroleum Publishing Company, Tulsa Oklahoma. Buntoro, A., dkk., dkk., (2017). Penerapan Metoda Wiggins Untuk Untuk Perhitungan Poten Potensi si Sumur Dengan Water Cut Tinggi Di Lapangan Tanjung. Proceeding Simposium Nasional IATMI . Faiz, S., dkk., (2015). Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper. Seminar Nasional Cendekiawan. Cendekiawan. Fitrianti, (2013). Perencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir. Journal of Earth Energy Engineering Jurusan Teknik Perminyakan Perminyakan - UIR. Hendromurti, D. G., G.,
(2019). Alokasi Alokasi gas injeksi untuk sum sumur-sumur ur-sumur yang yang
menggunakan menggunak an PCTGL pada lapangan XY. Universitas Trisakti. Trisakti. Kurnianto, D. dan dan Purwanto, Purwanto, T., (2014). Analisis Analisis Fasies Lapisan Batupasir G-4, I-20 Dan I-15 Berdasarkan Data Wireline Log Dan Data Seismik Pada Lapangan ‘Dk’, Cekungan Kutei, Kalimantan Timur . MINDAGI . Pradana, A. A., dkk., (2015). Optimasi Lifting Menggunakan Electric Submersible Pump Dan Analisa Keekonomian Pada Sumur “X” Lapangan “Y”.. Seminar Nasional Cendekiawan. “Y” Raharjo, A. D. U., (2017). Evaluasi Perhitungan Potensi Sumur Minyak Tua Dengan Water Cut Tinggi. Jurnal Tinggi. Jurnal Teknologi Technoscientia. Technoscientia.
View more...
Comments