Draft Laporan Akhir

August 13, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Draft Laporan Akhir...

Description

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

 

.   PENDAHULUAN 1.1 

Latar Belakang

Propinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari kepulauan yang terletak di antara 118o  – 125o  Bujur Timur dengan luas daerah daratan 47.349,9 Km2. Kondisi iklim pada umumnya cukup kering. Hal ini karena dari letak geografis dan orientasi rangkaian pulau tersebut terhadap sirkulasi massa udara dan gerakan angin yang terjadi. Berdasarkan data yang diperoleh, evapotransipirasi tahunan yang terjadi berkisar 1.800 mm – 1850 mm untuk daerah pantai dan 1.400 mm  – 1600 mm untuk perbukitan. Curah hujan tahunan yang terjadi kurang dari 1.000 mm untuk daerah pantai dan untuk daerah perbukitan dapat mencapai lebih dari 2.000 mm. Musim hujan ini umumnya berlangsung selama 3 - 5 bulan, sedangkan musim kering dapat berlangsung selama 7 sampai 9 bulan. Secara topografi, kondisi daerah ini pada umumnya berupa perbukitan dengan ketinggian puluhan hingga ratusan meter dan dataran rendah yang sangat sempit terdapat di daerah pantai, dengan kondisi tersebut menyebabkan air hujan langsung mengalir melalui raven dan sungai langsung menuju ke laut, sehingga sungai hanya berfungsi sebagai saluran pembuangan saja dan pada saat hujan berhenti sungai menjadi kering kembali dan tidak ada air yang tertahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas maka perlu diupayakan usaha untuk menangani permasalahan penyediaan sumber air tersebut. Selain memaksimalkan sumber air yang ada seperti Air tanah dan sungai, usaha lain yang dapat dilakukan adalah dengan membuat suatu tampungan air hujan di musim penghujan untuk dibuat cadangan sumber air di saat musim kering. Pemerintah melalui proyek proyek Pengembangan dan Konserv Konservasi asi Sumber Air Timor Sumba, melakukan upaya dengan membuat suatu bangunan penampungan air hujan yang berfungsi sebagai cadangan sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kebutuhan air ba baku ku terutama kebutuhan air irigasi. Untuk itu di tahun anggaran 2001 ini proyek PKSA-Timor Sumba mengadakan studi Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Dan Jaringannya (600 Ha) termasuk Penyelidikan Geotek dan Mektan Pada 2 Lokasi Di Pulau Timor. 1.2 

Pengertian Embung

Embung pada hakekatnya merupakan suatu bangunan yang menampung air pada saat musim hujan dan mengalirkannya pada musim kemarau untuk kebutuhan irigasi atau kebutuhan air baku.

raft Laporan Akhir  

I–1

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Bangunan embung biasanya dibuat pada suatu alur sungai kecil dengan lokasi daerah pengembangan (areal persawahan) yang tidak terlalu jauh dari lokasi bangunan. 1.3   Maksud

dan Tujuan  

Maksud dari pekerjaan perencanaan dan penelitian Geotek dan Mektan embung irigasi ini adalah untuk mendapatkan hasil maksimal dari perencanaan dan penelitian embung dengan tujuan agar pada saat pembangunannya nanti dapat dilaksanakan dengan baik dan dengan biaya seefisien mungkin.

1.4  1.4.1 

Lingkup Kegiatan Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan meliputi : -  Mobilisasi personil -  Penyusunan Jadwal da dan n Program Kerja -  Pemilihan Alternatif rencana lok lokasi asi embung berdas berdasar ar interpretasi peta rupa bumi data-data dan geologi regional     -  Kompilasi pendukung

1.4.2 

Survey dan Investigasi a. Pekerjaan Pengukuran -  -  - 

Pembuatan Peta Topografi (peta situasi) embung skala 1 : 1000 Pembuatan Peta situasi areal d dan an jaringan irigasi skala 1 : 2000 Pembuatan peta situasi as embung dan pelimpah serta potongan memanjang dan melintangnya

 b. Pekerjaan Penelitian Geotek dan Mektan

1.4.3 

-  - 

Pemetaan Geologi singkapan (geological mapping) Pemboran inti (Core Boring)

-  - 

Pembuatan Sumur Uji (Test Pit) Penyelidikan laboratorium untuk bahan timbunan

Pekerjaan Analisa Data dan Perencanaan a. Analisa Hi drologi Hidrologi   -  -  -  -  - 

Analisa curah hujan rancangan Analisa debit banjir rancangan Analisa kebutuhan air Analisa ketersediaan air Analisa kesimbangan air

 b. Tahap Perencanaan -  Perencanaan tata letak embung -  Perencanaan embung dan bangunan pelengkapnya -  Perencanaan jaringan irigasi dan bangunan pelengkapnya

raft Laporan Akhir  

I–2

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

 

c. Analisa So sek Pertanian Sosek Pertani an   - Kondisi Sosial Ekonomi - Kondisi Sosial Budaya -  Persepsi Masyarakat terhadap adanya proyek 1.5   Metodologi

Pelaksanaan Pelaksanaa n Pekerjaan Pekerjaa n 

Metodologi pelaksanaan dalam perencanaan ini terdiri dari: 

a. Tahap pengumpulan data Merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Pengumpulan data-data proyek termasuk data lokasi tempat akan dibangunnya proyek. Setelah didapatkan data lokasi, data-data sekunder lainnya bias dicari antara lain data hidrologi, dan data klimatologi.

 b. Tahap Survey Lokasi Pada tahap ini dapat dipilih letak site embung, juga tentang areal irigasi yang akan diairi. Survey lokasi yang dilakukan juga mencakup tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat selain survey teknis bagi pekerjaan desain. 

c. Tahap Investigasi dan Pengukuran  Investigasi dan pengukuran antara lain berupa pekerjaan mekanika tanah, pekerjaan ilmu ukur tanah, dan pekerjaan geologi. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan dengan bobot yang besar. Pekerjaan mekanika tanah antara lain pengumpulan data-data tanah di lokasi embung yang akan dibangun. Hal ini diperlukan untuk perhitungan daya dukung tanah lokasi karena pembebanan embung, juga untuk perhitungan stabilitas embung itu sendiri. Pekerjaan ilmu ukur tanah diperlukan untuk penentuan besarnya kapasitas tampungan embung selain untuk keperluan perhitungan besarnya DAS, juga untuk keperluan perencanaan jaringan irigasi di sebelah hilir embung. Pekerjaan geologi diperlukan bagi penempatan lokasi embung yang memenuhi syarat-syarat keamanan stabilitas, antara lain menghindari penempatan bangunan pada lokasi di atas sesar batuan lunak dan patahan-patahan.

d. Tahap Desain dan Penggambaran Pada tahapan ini merupakan tahapan akhir dari keseluruhan pekerjaan. Data-data yang didapatkan pada tahap sebelumnya

raft Laporan Akhir  

I–3

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

digunakan untuk penyelesaian pekerjaan desain embung. Desain yang telah didapatkan selanjutnya diplotkan dalam bentuk gambargambar desain.

1.6 

Pemilihan Lokasi Embung

Pemilihan Prioritas Embung yang akan ditindak lanjuti dengan perencanaan yang lebih detail akan didasarkan atas beberapa aspek, sebagai berikut :

a. Aspek Teknis  Bangunan Utama merupakan faktor pokok dalam peningkatan pemenuhan air baku dan irigasi, baik dari segi teknis, finansial maupun operasional. Dalam pemenuhan skala prioritas, identifikasi sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air baku dan irigasi merupakan salah satu paremeter dalam penentuan peringkat.

 b. Aspek Pembiayaan Pembia yaan  Pembiayaan merupakan salah satu parameter dalam menentukan skala prioritas. Pembangunan Embung yang membutuhkan dana yang besar untuk peningkatannya akan ditempatkan pada prioritas yang lebih rendah, dibandingkan pembangunan embung yang membutuhkan dana yang rendah untuk peningkatan yang setaraf.

c. Aspek Pemerataan Pemilihan lokasi embung akan didasarkan juga pada aspek pemerataan, dalam arti akan diusahakan agar lokasi-lokasi embung yang akan ditingkatkan tersebar merata diseluruh lingkup daerah yang telah ditetapkan. 

d. Aspek   Kebi jaksanaan Pemerintah P emerintah Daerah Setempat Sete mpat   Aspek Kebijaksanaan Kebijaksanana Pemerintah Daerah merupakan salah satu faktor penentu dalam menetapkan prioritas pemilihan lokasi embung. Hasil pemilihan lokasi embung dengan tinjauan aspek pembiayaan, aspek pemerataan maupun aspek teknis akan dipadukan dengan kebijaksanaan / program Pemerintah Daerah setempat. Berdasarkan beberapa pertimbangan /aspek di atas diputuskan dari beberapa alternatif lokasi yang layak untuk ditindaklanjuti untuk perencanaan yang lebih detail adalah Embung Ponain dan Embung Min’abi.

raft Laporan Akhir  

I–4

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

 

.  A N A L S A H D R O L O G

2.1 

Umum

Secara umum analisa hidrologi merupakan satu bagian analisa awal dalam perencanaan bangunan-bangunan pengairan. Hal ini mempunyai pengertian bahwa informasi dan besaran-basaran yang diperoleh dalam analisa hidrologi merupakan masukan penting dalam analisa selanjutnya. Pada dasarnya bangunan pengairan harus dirancang berdasar suatu patokan perancangan yang benar yang nantinya akan menghasilkan rancangan yang memuaskan. Di dalam analisa hidrologi, salah satu aspek analisa yang diharapkan untuk menunjang perancangan adalah penetapan besaran perancangan, baik hujan, banjir, ketersedian air, maupun unsur hidrologi lainnya. Hal ini merupakan suatu masalah yang rumit, karena di satu pihak dituntut hasil yang memadai, tetapi di pihak lain sarana yang diperlukan untuk itu sering tidak memadai. Jalan pemecahannya yaitu dengan menggunakan beberapa metode dalam analisa hidrologi sesuai dengan kondisi dan data yang ada. 2.2 

Data Curah Hujan

Data hujan pada lokasi sekitar proyek embung menggunakan satu stasiun hujan, hal ini diambil karena stasiun-stasiun hujan lain di sekitar lokasi tidak bisa dihubungkan secara poligon Thiessen, sehingga untuk keperluan hitungan hujan dipakai stasiun hujan terdekat.

Tabel II-1 Hujan Rerata Bulanan Stasiun Tubutesbatan Embung Ponain Jan

Peb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des

389.87

297.27

240.07

122.47

45.53

33.60

33.73

13.33

3.00

10.04

88.27

206.6

Okt

Nop

Des

34.73

86.45

233.9

Jan

Peb

Mar

Tabel II-2 Hujan Rerata Bulanan Stasiun Oesao Embung M in’abi in’abi Apr Mei Jun Jul Ags Sep

352.5

260.2

181.9

74.45

2.3 

33.45

12.27

8.455

2.545

3.727

Data Debit

Pada lokasi embung tidak terdapat alat pencatat data debit, sehingga analisis ketersediaan air(debit andalan) tidak dapat diestimasi dengan baik. Untuk

raft Laporan Akhir  

II–1

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

mendapatkan debit andalan dilakukan dengan cara menggunakan metode Water Balance dari Dr.F.J.Mock. 2.3.1 

empiris,

yaitu

Data Klimatologi

Data klimatologi pada daerah proyek d diambil iambil dari stasiun y yang ang terdekat. Data klimatologi ini meliputi data temperatur, kecepatan angin, kecerahan matahari, kelembaban relatif, dan penguapan air dan sebagainya.

Tabel II-3   ata Klimatologi Stasiun Stasiun Naibonat N aibonat   Stasiun : Naibon at Bulan

(oC )

T

Rh (%)

V (Km/Hari)

n/N (%)

Januari Februari Maret

27.38 27.24 27.32

87.10 85.18 84.73

102.89 100.09 51.25

44.38 47.08 61.33

 April Mei Juni Juli  Agustus September Oktober Nopember Desember

27.24 26.45 26.00 25.54 25.93 26.52 27.95 28.51 27.88

80.23 78.84 74.38 76.56 75.57 80.96 80.59 82.13 84.41

72.44 109.54 119.23 135.16 143.47 106.82 117.53 84.86 62.20

68.92 78.89 78.18 85.26 83.45 77.40 77.25 59.98 45.58

2.4   Analisa 2.4.1 

Posisi : Naibon at

hi drologi hidrologi

Evapotranspirasi

Perhitungan Evapotranspirasi menggunakan cara Penman Modifikasi (FAO), dengan memasukan data iklim antara lain : letak lintang, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari. Hasil perhitungan evapotranspirasi pada embung Wai Gowa dapat dilihat pada tabel III – 4.

Tabel II-4 Evapotranspirasi Pada AS Ponain dan Min’abi (dalam mm/hr)

Bulan Januari Februari

raft Laporan Akhir  

Evapotranspirasi Ponain

Evapotranspirasi Min’abi

1.60 1.81

1.62 1.79

II–2

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Maret  April Mei Juni Juli  Agustus September Oktober Nopember Desember 2.5 

1.65 2.20 2.51 2.94 2.78 2.99 2.27 2.49 2.11 1.65

1.61 2.09 2.49 2.86 2.69 2.89 2.13 2.46 2.10 1.39

Debit Andalan

Karena ketersediaan data pengamatan debit tidak ada pada kedua sungai yang direncanakan, maka penghitungan debit andalan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Empiris metode FJ. Mock. Pada pendekatan empiris FJ. Mock digunakan variabel sebagai berikut:

Variabel Varia bel Metode FJ. M ockTabel PadaII-5 Em bung Ponain dan Min’abi Variabel Luas DAS Koefisien Infiltrasi Koefisien Resesi

AS Ponain

AS M in’a in’abi bi

10.94 km2 0.6 0.6

27.235 km2 0.6 0.6

Tabel II-6 Hasil Perhitungan ebit Andalan AS Ponain dan Min’abi dalam m3/dt

Bulan

Ponain

Min’abi

Januari Pebruari Maret  April Mei Juni Juli  Agustus September Oktober Nopember Desember

0.127 0.093 0.121 0.081 0.049 0.029 0.018 0.011 0.006 0.004 0.002 0.002

0.132 0.198 0.202 0.130 0.073 0.045 0.026 0.016 0.010 0.006 0.004 0.003

raft Laporan Akhir  

II–3

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

  2.6 

Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi untuk Daerah Irigasi Ponain dihitung dengan menggunakan sistem 3 golongan dengan pola tanam padi – padi – palawija, hal ini mengingat debit yang tertampung jumlahnya terbatas dan curah hujan yang kecil. Dan untuk embung Min’abi dengan pola tanam Padi – Padi & Palawija – Palawija dengan menggunakan sistem 3 golongan.

Tabel II-7 Kebutuhan Air I. Embung Ponain Ponain dan Min’abi dalam lt/dt/ha

Bulan

Periode

Ponain

Min’abi

Januari

I II I II I II I II I II I II I II I II I

1.20 0.65 0.19 0.55 0.80 0.58 1.51 1.59 1.62 1.62 0.74 0.89 1.00 0.71 0.65 0.46 0.53

0.72 0.69 0.79 0.44 0.77 0.87 0.53 0.85 1.26 0.97 0.90 0.93 0.90 0.84 0.35 0.08 0.21

III II I II I II

0.58 0.62 0.56 0.41 0.33 1.31 1.33

0.30 0.40 0.37 0.15 0.00 0.00 0.52

Pebruari Maret  April Mei Juni Juli  Agustus September Oktober Nopember Desember

2.7 

Banjir Rancangan

Perhitungan debit banjir rancangan untuk menentukan tinggi air di atas mercu peliimpah. Pada perhitungannya menggunakan metode Nakayasu dan Rasional.

raft Laporan Akhir  

II–4

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

  Tabel II-8 ebit Banjir Rancangan Berbagai Metode Nakayasu Embung Ponain

Metode/ Kala ulang Q 5 th Q 10 th Q 25 th Q 50 th Q 100 th Q 1000 th

2.8 

Ponain

Min’abi

50.928 60.764 73.098 82.189 91.171 108.044

80.220 98.572 103.423 112.594 122.146 139.300

Sedimentasi Embung

Data pengukuran sedimen tidak terdapat pada daerah sekitar perencanaan embung. Untuk memperkirakan besarnya sedimen yang masuk ke embung, dihitung dengan mempergunakan metode USLE. Dari hasil perhitungan diketahui :  

Untuk embung Ponain : Volume tampungan sedimen selama 20 Tahun Elevasi pada tampungan selama 20 tahun

 

= 43.175 x 103 m3  = + 197.480 meter

Untuk embung Min’abi : Volume tampungan sedimen selama 20 Tahun Elevasi pada tampungan selama 20 tahun

2.9   Water

= 53.300 x 103 m3  = + 223.000 meter

Bala nce Balance

 Analisa keseimbanga keseimbangan n air (Water Balance) Balance) diperlukan untuk menentukan kapasitas tampungan efektif embung dengan mempertimbangkan inflow, kebutuhan air dan kehilangan air di embung. Untuk menjamin ketersediaan air yang cukup, maka harus dilakukan analisa mengenai neraca air (water balance), digunakan persamaan optimasi waduk yang diperlihatkan pada persamaan berikut : St = S t - 1  + It - Ot - Et - Lt + O spilout  Ot  = O ir t - O  AB t - O PLTM t 0 < St < C Dimana : C = Kapasitas Tampungan efffektif St  = Volume air ditampungan pada periode ke t S t-1 = Volume air ditampungan pada waktu periode waktu ke t - 1

raft Laporan Akhir  

II–5

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

It = Debit masuk (inflow) pada waktu t Ot = D Debit ebit kebu kebutuhan tuhan (Outflow) pada p periode eriode waktu t Et = Penguap Penguapan an y yang ang terjadi di tampung tampungan an pada periode w waktu aktu ke t Lt = Kehilangan air pada waktu ke t

Tabel II-9 Embung

n

ata Penggunaan Penggun aan Air (W ater Balance)

Pola Tata Tanam   Padi – Padi - Palawija

Luas Area Tanam (Ha)

Air Baku

Tampungan Aktif (m 3)

145 – 70 - 10

2000

456833

2000

916767.76

P

b   n i

  Padi – Padi & Palawija 300 – 100 - 100 - Palawija

M

raft Laporan Akhir  

II–6

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

 

.  K O N D S

GEOLOG

3.1  Geologi Embung Ponain 3.1.1 

Kegempaan

Secara umum Indonesia merupakan daerah rawan gempa (kegempaan tinggi) karena merupakan tempat bertemunya lempeng tektonik Indo Australia dan lempeng tektonik Filipina. Pulau Jawa dan daerah Rembang khususnya terletak pada jalur gempa Trans Asiatik. Berdasarkan Peta Risiko Gempa Untuk Perencanaan Bendungan Dan Bangunan Pengairan Tahan Gempa Di Indonesia (Nayoan F 1985, PUSLITBANG AIR DEP. PU  ),  percepatan gempa desain dan koefisian seismik ditentukan ditentukan s sebagai ebagai be berikut rikut : 

ad = v x ag Dimana ad := ac = v = g = kh =

Kh = 0.5 (ad/g)

percepatan gempa desain (gal) percepatan gempa dasar (gal) koefisien koreksi jenis tanah/batuan gravitasi ad/g (koefisien seismik)

Untuk Embung Ponain z = 1,3, ac untuk periode ulang 100 tahun = 181,27 gal, bendungan tertumpu pada batuan maka v= 0,9 Dari persamaan tersebut diatas percepatan gempa desain ad = 228,32gal dan koefisien seismik k = 0,12. 3.2 

Geologi Daerah Genangan 

Daerah genangan menempati morfologi lembah antar perbukitan sedang perbedaan elevasi topografi berkisar antara 13 sampai 50 meter, dengan lereng dibentuk oleh batuan dasar yang relatif stabil terhadap terjadinya longsoran. Terubahnya kondisi topografi disebabkan oleh erosi dan pelapukan. Secara umum umum kondisi batuan di daerah g genangan enangan tersusun d dari ari batulanau tufan Formasi noele yang tersingkap sedikit pada tebing sungai yang diatasnya ditindih oleh batup batupasir asir tufan ga gampingan mpingan dan sisanya b batugamping atugamping terumbu dari Formasi gamping koral menempati puncak-puncak bukit diatas genangan dan dan bagian huludi luar daerah gena genangan. ngan. Batulanau tufan Napal sebagai penyusun batuan paling dasar daerah genangan cukup baik sebagai penyimpan air, sedang kan batupasir tugan gampingan mempunyai karakterristik setengah lulus air sebagian besar sudah terblangked oleh lempung lanauan yang cukup tebal dan aman, sekitar 10.000 m2 di muka embung pada tebing bagian kiri yang tertutup tipis endapan talus yang masih

raft Laporan Akhir  

III–1

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

ada bocor dan perlu treatmen . Batugamping yang berongga didaerah genangan tidak menjadi masalah karena berada jauh diatas genangan. Batugamping daerah hulu diluar genangan merupakan daerah munculnya mata air atau da daerah erah disc discharge harge se sekaligus kaligus daerah rech recharge, arge, se sehingga. hingga. Air mengalir sepanjang tahun disungai ponain. Endapan-endapan limpah sungai dan koluvial secara tidak selaras menempati lembah sungai dan sebagian besar daerah genangan. Pola perlapisan pada batugamping pasiran atau sandy limestone yang secara umum berwarna putih kekuningan relatif mendatar. 3.3 

Geologi As Embung Dan Bangunan Pelengkap 

 As Embung Ponainbertumpu pada satuan batulanau tufan gampingan sepanjang as embung. Berdasarkan penampang geologi dari hasil pemboran di 3 (empat ) lokasi. kondisi tanah pelapukan rata-rata mempunyai ketebalan 5 sampai 7 meter yang terdiri dari top soil setebal 0,3 sampai 5 meter. Lapisan “ top soil “ ini merupakan material lanau lempungan, berpasir dan mengandung sekit sekit kerikil, kondisi lunak dan lepas. Dibawah lempung lanauan sampai akhir kedalaman boring merupakan satuan “ batugamping batugamping tuf pasiran “ dengan d diskripsi iskripsi gradasi material dominan pasir halusr. Sifat massa di lapangan agak keras ke keras, N SPT = 36 s/d >50, koefisien rembesan lapangan (k) =3,34.10-4  s/d 7,32.10-4  cm/det dan batu lanau tufan , Kedudukan muka air tanah (MAT) dijumpai berkisar pada – 0,175 s/d – 10,25 m dari muka tanah setempat di masing-masing titik bor. Dari hasil penyelidikan dilapangan kondisi geoteknik daerah As Embung diperoleh data-data seperti pada Tabel III.1  III.1  : Berdasarkan hasil penyelidikan penyelidikan permuk permukaan aan dan bawah per permukaan mukaan serta hasilhasil insitu test disarankan fondasi tubu tubuh h em embung, bung, pelimp pelimpah ah , intake bert bertumpu umpu pada lapisan batugamping tuf-pasiran dan batulanau segar dengan mengupas lapisan lunak lunak berkisar 4 sampai 8 meter dari permukaan tanah

Tabel III. III.11 Hasil Pengujian SPT dan Permeabilit Permeabilitas as Pem boran.

Titik Uji

S

P

Ketinggian (m)

Kedalaman (m)

BP. – I ( 210,027 )

2 4 6 8 10 15 20

raft Laporan Akhir  

( N 2T + N3   )/30 8 37 35 38 >50 -

P e r m e ab i l i t a s Kedalaman (m) 0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 10-15 15-20

K = (cm/ det) 5,3 . 10  –5  3,3 . 10  –5  8,5 . 10  –4  8,1 . 10  –4  7,5 . 10  –4 2,3, 10  –5 3,2 . 10  –5

III–2

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

BP. – II ( 197 )

2 4 6 8 10

6 9 13 39 >50

0-2 2-4 4-6 6-8 8-10

5,3 . 10  –5  3,3 . 10  –3  8,5 . 10  –4  8,1 . 10  –4  7,5 . 10  –4  –5

BP. – III ( 210 )

15 20

-

10-15 15-20

2,3, 10  –5 3,2 . 10

2 4 6 8 10 15 20

9 13 35 38 >50 -

0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 10-15 15-20

5,3 . 10  –6  3,3 . 10  –5  7,8 . 10  –4  7,1 . 10  –4  7,5 . 10  –4 2,4, 10  –5 3,1 . 10  –5  –3

BP. – IV ( 210 )

3.4 

3.4.1 

2 4 6 8 10 15 20

-

0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 10-15 15-20

5,3 . 10  –4  8,3 . 10   8,3 . 10  –4  7,7 . 10  –4  7,5 . 10  –4 2,3 10  –5 2,1 . 10  –5

Borrow Area Tanah Timbunan

Bahan utama dari tubuh embung direncanakan dari timbunan tanah. Lokasi Borrow area untuk bahan timbun timbunan an diambil dari lokasi daerah genan genangan, gan, dari 3 as embung dengan jumlah volume cadangan   513.000 m   Bahan timbunan mempunyai kriteria geoteknik sebagai berikut Dari hasil pengamatan tes pit . sampai kedalaman 2,00 m s/d 3 m, adalah lapisan “ lempung lanauan/silty cly“ dengan diskripsi gradasi material silt, sangat berlempung, terdapat pasir dan kerikil, kondisi lunak. Berdasarkan pengujian sampel dari Test Pit diperoleh data-data sebagai berikut : 3.4.1.1  -

kualitas rata-rata tanah timbunan Berbutir halus, lolos Pt 200 > 50 % yaitu ( 88,30 % ).

raft Laporan Akhir  

III–3

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Proporsi material = silt 73 %, lempung 16 %, pasir 9 %, gravel 2 %. Batas cair cair (LL) > 50 % Indeks plastisitas (PI) = 22 %, plastisitas sedang. Berat volume kering (Jd max) = 1,685 gr/ cm3  Kandungan air optimum pada  max = 19,20 %. Berat volume kering maksimim kepadatan 90 % ( d 90%) = 1,51 gr/ cm3. - Direct shear, kohesi ( c ) = 0,134 kg/ cm 2, sudut geser dalam (  ) = 18,8o. - Permeabilitas ( k ) = 3,17 . 10-6  cm/det. - Koefisien konsolidasi ( cv ) = 7,70 . 10  –3 cm2/ det.

-

3.4.1.2 

Pasir dan Kerikil

Bahan urugan untuk filter ( blanket drain ) direncanakan dan pasir dan kerikil, kebutuhan untuk bahan ini tersedia cukup banyak dengan lokasi pengambilan di Takari, Kecamatan Ku Kupang pang Timur dari lokasi embung.. Untuk memenuhi kriteria yang berfungsi selain penahan keluarnya butiran-butiran halus dari susunan zona yang dilindungi juga mempunyai kemampuan meluluskan debit rembesan air dari zona yang di lindungi, maka bahan tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : F15 / B15 > 5 F15 > 5 x 0,002

F15 / B15 < 5 F15 < 5 x 0,06

Dimana : F15 : Ukuran butiran bahan filter yang terletak digaris 15 % pada kurva gradasinya. B15 : Ukuran b butiran utiran bahan zona y yang ang dilindun dilindungi gi y yang ang terletak digaris 15 % pada kurva gradasinya, diambil dari bahan timbunan. B85 : Ukuran b butiran utiran bahan zona y yang ang dilindun dilindungi gi y yang ang terletak digaris 85 % pada kurva gradasinya, diambil dari bahan timbunan. Dari hasil pengujian laboratorium PU mempunyai Berat jenis (Gs) = 2,54  Absorbsi = 2,35% Kadar lumpur = 6,75. Gradasi ; gravel = 5,7 sand = 88,51 silt& clay = 5,79 3.4.1.3 

Bahan Batu

Bahan batu untuk “Rip-Rap” dan untuk bahan pasangan diambil dari endapan sungai daerah genangan embung merupakan Quarry boulder limestone yang dari pengamatan visual memiliki kekerasan tinggi, kompak, fresh, tahan terhadap abrasi. abrasi. 

raft Laporan Akhir  

III–4

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

3.5 

Saran-saran untuk Embung Ponain : 1. Galian pon pondasi dasi harus mencapai ba batuan tuan dasa dasarr dengan daya duk dukung ung N > 30 yaitu pada pada kedalama kedalaman n 4 meter pada kedua sandaran kiri dan kanan , 8 meter pada bagian lembah sungai 2. Kondisi batuan pondasi pada kedua dinding sandaran sebagian bertumpu 3. batu pasirpada gampingan yang kurang kedap. Tetapi sebagian besar daerah genangan sudah tertutup oleh material clay yang kedap hanya pada hulu embung sandaran kiri yang masih perlu treatmen 4. Dinding kiri muka embung kupas dulu endapan talus kemudian di blangket dengan material lempung bila stabilitas lereng memenuhi batas aman, atau dengan shot crete mortar untuk menutup batugamping pasiran sekitar 100 meter ke arah hulu. Tipe embung berd berdasarkan asarkan keters ketersediaan ediaan material ad ada a dianjurkan tipe homogen

3.6  3.6.1 

Geologi Embung Min’abi Kegempaan 

Untuk Embung Minabi z = 1,3, ac untuk periode ulang 100 tahun = 181,21 gal, bendungan tertumpu pada batuan maka v= 1.0 Dari persamaan tersebut diatas percepatan gempa desain ad = 235.57 gal dan koefisien seismik k = 0,12. 3.7 

Geologi Daerah Genangan

Daerah genangan menempati morfologi lembah antar perbukitan sedang, dengan lereng dibentuk oleh batuan dasar yang relatif stabil terhadap terjadinya longsoran. Terubahnya kondisi topografi disebabkan oleh erosi dan pelapukan. Secara umum kondisi umum di daerah g genangan enangan tersusun dari ari batulanau tufan gampingan/ marlbatuan Formasi noele yang tersingkap padad tebing sungai sebelah kanan dan lereng bukit sebelah kiri yang diatasnya ditindih oleh batupasir tufan gampingan dan sisanya batugamping terumbu dari Formasi gamping koral menempati puncak puncak-puncak -puncak bukit diatas g genangan enangan dan bagian hulu di luar daerah genang genangan. an. Batulanau tufan gampingan / Napal sebagai satu-satunya basement daerah reservoir cukup baik sebagai penyimpan air. Batugamping yang berongga tidak menjadi masalah karena berada jauh diatas genangan. Batugamping daerah hulu diluar genangan merupakan daerah munculnya mata air atau d daerah aerah discharge sekaligus daerah recharge, sehingga. Air mengalir sepanjang tahun disungai Minabi.  Aluvium yang terdiri river deposit, flood deposit dan tallus deposit secara tidak selaras menumpang diatas formasi nole menempati lembah sungai dan sebagian besar daerah genangan. Struktur mayor yang berarti tidak dijumpai di lokasi embung. Struktur kekar dijumpai sedikit dibawah as embung .  

raft Laporan Akhir  

III–5

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

3.8 

Geologi As Embung Dan Bangunan Pelengkap

 As Embung Mina’bi bertumpu pada satuan batulanau tufan pada bagian bawah sampai sekitar lima meter diatas dasar sungai i Formasi noele Berdasarkan penampang geologi dari hasil pemboran di 3 (Tiga ) lokasi. kondisi tanah pelapukan rata-rata mempunyai ketebalan 4,5 sampai 6,5 meter yang terdiri dari top soil batulanau tufan/napal pal lapuk berw berwarna arna kekuningan. Lapisan “ top soil “ initufan/na merupakan material lanaucoklat lempungan, berpasir dan mengandung sedikit sedikit kerikil, kondisi lunak dan lepas. Dibawah Lapukan lanau sampai akhir k kedalaman edalaman boring merupakan satuan “ batulanau tufan tufan gam gampingan pingan dengan diskripsi gradasi m material aterial domina dominan n siltsedikit pasir. Sifat massa di lapangan agak keras ke keras, N SPT = 36 s/d >50, koefisien rembesan lapangan (k) =3,59.10--5  s/d 7,39.10--5  cm/det. Kedudukan muka air tanah (MAT) dijumpai berkisar pada –0,175 s/d – 11,5 m dari muka tanah setempat di masing-masing titik bor. Dari hasil penyelidikan dilapangan kondisi geoteknik daerah As Embung diperoleh data-data seperti pada Tabel III.2   : Berdasarkan hasil penyelidikan penyelidikan permuk permukaan aan dan bawah per permukaan mukaan serta hasilhasil insitu test disarankan fondasi tubu tubuh h em embung, bung, pelimp pelimpah ah , intake bert bertumpu umpu pada lapisan batugamping tuf-pasiran dan batulanau l segar dengan mengupas lapisan lunak lunak berkisar 4 sampai 8 meter dari permukaan tanah

Tabel III. III.22 Hasil Pengujian SPT dan Permeabili Permeabilitas tas Pem boran Embung Min’abi.

Titik Uji Ketinggi an (m) BM. – I

BM. – II ( 197 )

S PT P e r m e abi I i t a s Kedalaman Kedalaman ( N 2 + N3  )/30 (m) (m) K = (cm/ det) Lugeon 2 4 6 8 10 15 20

>50 >50

5 7 9 10 15 20

35 40 >50 -

raft Laporan Akhir  

-

2-5 5-10 10-15 15-20

1,21. 10  –3  4,39. 10  –5  5,25. 10  –5  5,76. 10  –5 

3.41 4.06 4.46

0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 10-15 15-20

8,13. 10  –3  3,56. 10  –3  1,29. 10  –3  3,12. 10  –4  2,22. 10  –4  9,74. 10  –6  7,23. 10  –6 

-

III–6

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

BM. – III ( 197 )

3.9  3.9.1 

2 5 8 11

>50 >50 -

0-2 2-5 5-10 10-15 15-20

4,41. 10  –3  3,65. 10  –4  8,92. 10  –5  1,03. 10  –4  1.05. 10  –3 

6.90 7.97

Borrow Area Tanah Timbunan

Bahan utama dari tubuh embung direncanakan dari timbunan tanah. Lokasi Borrow area untuk bahan timbunan diambil dari lokasi daerah genangan,  jumlah volume cadangan lebih dari dari 227.000m 3  Bahan timbunan mempunyai kriteria geoteknik sebagai berikut : Dari muka tanah setempat. sampai kedalaman 3 meter lebih berupa material “lempung lanauan/silty cly“ dengan diskripsi gradasi material silt, sangat berlempung, terdapat pasir dan kerikil, kondisi lunak. Berdasarkan pengujian s sampel ampel d dari ari 6 lokasi Test Pit diperoleh d data-data ata-data sebagai berikut : 3.9.1.1 

kualitas rata-rata tanah timbunan -

-

-

3.9.1.2 

Berat isi Berat jenis Proporsi material   silt   lempung   pasir   gravel Batas cair (LL) Indeks plastisitas (PI) Berat volume kering (Jd max) Kandungan air optimum pada  max Direct shear   kohesi ( c )   sudut geser dalam ( ) Permeabilitas ( k )

= (1.667 – 1.834)gr/cm3  = (2.443 – 2.662)gr/cm3  = (33.33 – 41.52)%, = (22.00 – 32.64)%, = (23.80 – 34.01)%, = ( 0.44 – 13.53 )%. = (36,58 – 76,50) % = (16,42 – 41,81) %. = ( 1,17 – 1,723) gr/ cm3  = ( 18,60 – 42,05 ) %. = (0.171- 0,25) kg/ cm2, = ( 17.10 - 28,35o) = 2,58 . 10-6  cm/det. 

Pasir dan Kerikil Bahan urugan untuk filter ( blanket drain ) direncanakan dan pasir dan kerikil, kebutuhan untuk bahan ini tersedia sangat banyak dengan lokasi pengambilan di Takari, Kecamatan Kupang Timur. Untuk memenuhi kriteria yang berfungsi selain penahan keluarnya butiran-

raft Laporan Akhir  

III–7

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

butiran halus dari susunan zona yang dilindungi juga mempunyai kemampuan meluluskan debit rembesan air dari zona yang di lindung.: Dengan karakteristik sbb:   Berat isi   Berat jenis (Gs)   Absorbsi   Kadar lumpur   Gradasi - gravel - sand - silt& clay 3.9.1.3 

= 1.476 = 2,55 = 2,90% = 4.35. = 46.60 % = 49.05 % = 4.35 %

Bahan Batu Bahan batu untuk “Rip-Rap” dan untuk bahan pasangan diambil dari endapan sungai daerah genangan embung merupakan Quarry boulder limestone yang dari pengamatan visual memiliki kekerasan tinggi, kompak, fresh, tahan terhadap abrasi. abrasi. 

3.10 

Saran-saran untuk Embung Min’abi : 1. Mengingat kondisi batuan yang ada Spillway sebaiknya diletakkan pada sandaran kiri embung 2. Unstuck mengetahui apakah pondasi bias digrouting atau tidak, dianjurkan untuk dilakukan test grouting.

raft Laporan Akhir  

III–8

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

  V .  K O N D S

SOS AL EKONOM MASYARAKAT

 Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting. Tanpa air berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah Kabupate Kabupaten n Kupang, yang mempunyai musim kemarau cukup panjang, yaitu rata-rata 8 – 9 bulan dan musim hujan yang relatif singkat rata-rata 2 – 3 bulan, umumnya juga mempunyai persoalan kekurangan air diwaktu musim kemarau. Untuk mengatasi permasalahan air tersebut, salah satu cara adalah dengan membangun embung. Setiap kegiatan pembangunan selalu berpengaruh terhadap pola kehidupan sosial-budaya-ekonomi masyarakatnya, oleh karena itu agar pembangunan embung ini bermanfaat bagi masyarakat setempat, maka dalam kajian ini akan dibahas kondisi sosial-ekonomi maupun aktivitas pertanian, serta bagaimana pandangan/tanggapan pandangan/tangga pan masyarakat setempat terhadap rencana adanya proyek. 4.1 

Kondisi Sosial Ekonomi

Gambara kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi embung sangat diperlukan dalam penentuan kebijakan dan skala prioritas pembangunan sebuah embung. Gambaran kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi : a. b. c. d. e. f.

4.2 

Luas wilay wilayah ah dan batas adminis administrasi trasi lokasi bangunan Kondisi top topografi, ografi, ilkim dan c curah urah huja hujan n Tata guna lahan Kondisi kependuduk kependudukan an Kondisi Ekonomi masyarakat Kondisi sarana dan prasaran prasarana a yang ada meliputi sarana pe perhubungan, rhubungan, sarana air bersih, perdagangan, pendidikan, sarana peribadatan dll.

Kondisi Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya masayarakat meliputi : a. Etnis b. Pola Permukiman c. Budaya Bercocok Tanam d. Status Tanah e. Agama 4.3 

Persepsi Masyarakat terhadap Adanya Proyek

Setiap

proses

pembangunan

selalu

ada

perubahan,

untuk

menjaga

kemungkinan yang negatif terhadap yanglangsung, ada maka harus sedini mungkin melibatkan masyarakat untukperubahan berpartisipasi sehingga sejak

raft Laporan Akhir  

IV–1

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

awal masyarakat telah mengetahui keberadaannya, dan bersama-sama menikmati manfaatnya. Untuk memperoleh jawaban pertanyaan di atas, maka sampel diambil secara acak  sederhana, 15 15   petani yang mempunyai tanah di sekitar lokasi proyek dan 15 petani yang akan memperoleh pengairan sawah, sehingga total responden 30 KK petani. Kuisioner tersebut meliputi : a. Karakteristik responden y yang ang meliputi umur, tingkat pendidikan, pendidikan, mata pencaharian utama dan sampingan, b. Pendapatan responden meliputi pendapatan utama dan pendapatan sampingan c. Pandangan masyarak masyarakat at terhadap Rencana Proy Proyek ek meliputi pendapat masyarakat mengenai perlu/tidaknya bangunan, tentang korban genangan, kesanggupan masyarakat untuk turut serta dalam pengoperasian dan pemeliharaan bangunan serta kesanggupan masyarakat dalam pengembangan areal irigasi.

Tabel IV-1 Luas Wilayah dan Batas Administrasi Lokasi Embung N o.

Keterangan

1.

Nama Desa Nama Kecamatan Jarak dari Pusat Kecamatan Type Desa

2.

Tingkat Perkembangan Desa Jumlah Dusun 3. Luas Desa Luas Kecamatan % dari Luas Kecamatan 4. Batas  Administrasi Desa Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur

Embung Ponain Ponain  Amarasi 5 km

Embung Min’abi Oefafi Kupang Timur 3 km

Desa Perladangan Desa Perladangan (DPL) (DPL) Desa Swasembada Desa Swakarya

4 19,14 km2  737,42 km2  2,59

3 15,37 km2  575,34 km2  2,67

Desa Kuanheum/Kec. Kupang Timur Desa Kotabes Desa Nonbes Desa Tesbatan

Desa Merdeka Desa Babau Desa Bokong Desa Oelpuah Desa Oesao

dan

Sumber: BPS Kabupaten Kupang, 2000.

raft Laporan Akhir  

IV–2

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Tabel IV-2 IV-2 Tataguna Lahan Tahun 2000. N Penggunaan esa Ponain esa Oefafi o. Lahan Luas % Luas % (Ha) (Ha) 1.

Sawah (tadah hujan)

60

3,13

310

2.

Lahan Kering 1.854 96,87 1.227 Total 1.914 100 1.537 Sumber: BPS Kabupaten Kupang , 2001.

Tabel IV-3. Struktur Penduduk Menurut Jenis KelaminTahun 1999 (Jiwa). Jenis Kelamin Kelam in esa Ponain

No . 1. 2. 3. 4.

No.

Laki-Laki 803 Perempuan 833 Total 1.663 369  KK Rasio P/L (%) 1,037 Sumber: BPS Kabupaten Kupang, 2000.

79,8 100

esa Oefafi 650 585 1.235 269 0.90

Tabel IV-4A. Struktur Pendud uk esa Ponain Menurut U sia Tahun 1999. Um ur (Tahun) esa Ponain Jumlah (jiwa) %

1. 2. 3.

< 14 271 15-64 1.264 65+  128 Total 1.663 Rasio Beban Tanggungan (%) 31,57 Sumber: BPS Kabupaten Kupang,2000.

No.

20,2

16,3 76,0 7,7 100

Tabel IV-4B. Struktur Pendudu k esa Oefafi Menurut Usia Tahun 2000 . Um ur (Tahun) esa Oefafi Jumlah (jiwa) %

1. 2. 3. 4. 5.

0-4 110 5-9 143 10-14 111 15-64 793 65+  78 Total 1.235 Rasio Beban Tanggungan (%) 55,74 Sumber: BPS Kabupaten Kupang,2001.

raft Laporan Akhir  

8,91 11,58 8,98 64,21 6,32 100

IV–3

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tabel IV-5A. Struktur Pendudu k esa Ponain Menurut Tingkat Tingkat Pendi Pendidikan dikan Tahun 1999. Tingkat Pendidikan esa Ponain Jumlah (jiwa) % Tidak pernah sekolah 362 Sekarang di SD 268 Tamat SD 581 Tamat SLTP 244 Tamat SLTA 200 Akademi/Diploma 8 Perguruan Tinggi Total 1.663 Sumber: BPS Kabupaten Kupang,2000.

21,77 16,11 34,94 14,67 12,03 0,48 100

Tabel IV-6A. Struktur Penduduk esa Ponain Menurut Mata Pencaharian Pencahari an Utama Tahun 1999 (KK).  No. Mata esa Ponain Pencaharian Pencahari an U tama Jumlah % 1. 2. 2. 3. 4.

Petani 322 Wirausaha 5 PNS 17 Tukang 20 Pedagang 5 Total 369 Sumber: BPS Kabupaten Kupang,2000.

87,26 1,36 4,60 5,42 1,36 100

Tabel IV-6 B. Struktur Pendud uk esa Oefafi M enurut Mata Pencaharian Pencahari an Utama Tahun 2000 (KK). No. Mata esa Oefafi Pencaharian Pencahari an U tama Jumlah % 1. 2. 2. 3. 4.

Petani

242

89,9

PNS 14 Pensiunan Tukang 12 Pendeta 1 Total 269 Sumber: Monografi Desa Oefafi, 2001.

5,2 4,5 0,4 100

Tabel IV-7A Luas Panen, Rata-Rata Hasil dan Produksi Tanam an Padi dan Palawija di esa Ponain Tahun 1999 No. Jenis esa Ponain Tanaman Luas Panen Rata-Rata Hasil Produksi 1.

Padi S

6

4

24

2. 3.

Padi L Jagung

89

30

207

raft Laporan Akhir  

IV–4

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

4. U. Kayu 24 81 Sumber: BPS Kabupaten Kupang , 2000. Keterangan: Luas Tanam/Luas panen (Ha) Rata-rata hasil (Kw/Ha)

199

Tabel IV-7B. Luas Panen, Rata-Rata Hasil dan Produksi Tanam an Padi Pala wija di Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kupang Ti Timur mur Tahun 2000 No.dan Palawija Jenis Kupang Timur Tanaman Luas Panen Rata-Rata Hasil Produksi 1. Padi S 3.775 33,93 2. Padi L 30 11,67 3. Jagung 3.993 26,61 4. K. Tanah 87 14,48 5. U. Kayu 1.048 70,90 6. U. Jalar 60 71,50 7. Kedelai 8. K. Hijau 35 11,43 Sumber: BPS Kabupaten Kupang , 2001. Keterangan: Luas Tanam/Luas panen (Ha)

12.808 35 10.625 126 7.430 429 40

Rata-rata hasil (Kw/Ha)

No . 1. 2. 3. 4.

Tabel IV-8A. Luas Tanaman Muda, Produktif, Produktif, Tanaman Rusak dan Produksi Tanaman Perkebunan di esa Ponain Tahun 1999 (Ha). Jenis Tanaman

T. Mud a

T. Produktif

T. Rusak

Kelapa 31 118 7 Cokelat 1 0,02 Jambu Mente 1 0,20 Kemiri 9 7 2 Sumber: BPS Kabupaten Kupang, 2000.

Jumlah

Produksi (Ton)

156 1,02 1,2 18

68 0,05 1

Tabel IV-8B. IV-8B. Luas Tanaman Muda, Produktif Produktif dan Tanaman Rusak Tanaman Perkebunan di esa Oefafi Tahun 2000 (Ha). Jenis Tanaman T. Muda T. T. Jumlah Produktif Rusak No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kelapa 425 137 15 Pinang 67 73 Kapuk 57 69 Lontar 59 219 36 Kemiri 21 15 Jambu Mente 170 30 27 Sumber: BPS Kabupaten Kupang, 2001.

raft Laporan Akhir  

577 140 126 314 36 227

IV–5

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Tabel IV-9 Jumlah Kenda Kendaraan raan Bermotor Tahun 1999. 1999. No . Jenis Kendaraan esa Ponain esa Oefafi 1. 2. 3.

No . 1. 2. 3.

Mobil/Truck 1 Sepeda Motor 16 Sepeda 1 Sumber: BPS Kabupaten Kupang, 2000.

11 7

Tabel IV-10. Banyaknya S , Guru dan Murid Tahun 2000 . Jenis Sekolah esa Ponain esa Oefafi Juml Murid Guru Guru Murid Guru SD Inpres SD Swasta SMP Swasta

1 135 8 8 135 1 129 13 13 129 1 105 10 10 105 Sumber: BPS Kabupaten Kupang, 2000.

8 13 10

Tabel IV-11A. Um ur Responden di esa Ponain Tahun 2001 . Selang Um ur (Thn) esa Ponain Juml (orang) % < 20 1 21-30 7 31-40 8 41-50 2 51-60 5 61-70 4 71-75 3 Total 30 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

3,33 23,33 26,67 6,67 16,67 13,33 10,00 100

Tabel IV-11B. IV-11B. Um ur Responden di esa Oefafi Tahun 2001. Selang Um ur (Thn) esa Oefafi Juml (orang) % < 20 1 21-30 8 31-40 8 41-50 7 51-60 6 Total 30 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

3,33 26,67 26,67 23,33 20 100

Tabel IIV-12A V-12A . Pendidikan Responde n di esa Ponain Tahun 2001 . Tingkat Pendidikan SD SMP

raft Laporan Akhir  

esa Ponain Juml (orang) % 27 1

90,00 3,33

IV–6

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

SMA 1 3,33 Diploma/Akademi 1 3,33 Total 30 100 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

Tabel IV-13A. Mata Pencaharian Pencaharian Sampingan Responden Responden di esa Ponain Tahun 2001.esa Ponain Mata Pencaharian Pencaharian Sampingan Responden Juml (orang) % Pedagang Hasil Pertanian 3 10 Buruh Tani 10 33,33 Tidak Ada 17 56,67 Total 30 100 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

Tabel 4.13B. Mata Pencaharian Sampingan Responden di esa Oefafi Tahun 200 1. Mata Pencaharian Sampingan esa Oefafi Juml (orang)

Petani 3 Buruh Tani 12 Tidak Ada 15 Total 30 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

%

10 40 50 100

Tabel IV-14A. Pendapatan Responden di esa Ponain Tahun 2001. Pendapatann Responden per Musim Pendapata esa Ponain Juml % (orang) Pendapatan dari Pekerjaan Pokok: Rp. 400.000 – Rp. 499.000 Rp. 500.000 – Rp. 599.000 Rp. 600.000 – Rp. 699.000 Rp. 700.000 – Rp. 799.000 Rp. 800.000 – Rp. 899.000 Rp. 900.000 – Rp. 999.000 Rp.1.000.000 – Rp.1.100.000 Total

2 5 3 9 5 1 5 30

6,66 16,67 10,00 30,00 16,67 3,33 16,67 100

Pendapatan dari Pekerjaan Sampingan:  Sampingan:  Rp. 100.000 – Rp. 199.000 Rp. 200.000 – Rp. 299.000

3 2

10,00 6,66

Rp. 300.000 – Rp. 399.000 Rp. 400.000 – Rp. 499.000

5 3

16,67 10,00

raft Laporan Akhir  

IV–7

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Tidak Ada

17 30

56,67 100

2 2

6,67 6,66

Rp. 700.000 – Rp. 799.000 15 Rp. 800.000 – Rp. 899.000 5 Rp. 900.000 – Rp. 1.000.000 1 Rp.1.000.000 – Rp.1.100.000 5 Total 30 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

50,00 16,67 3,33 16,67 100

Total Total Pendapatan:  Pendapatan:  Rp. 500.000 – Rp. 599.000 Rp. 600.000 – Rp. 699.000

Tabel IV-14B. Pendapatan Respond en di esa Oefafi Tahun 200 1. Pendapatan Responden per Musim esa Oefafi Juml % (orang) Pendapatan dari Pekerjaan Pokok: Rp. 300.000 – Rp. 399.000

2

6,67

7 3 6 5 4 3 30

23,33 10,00 20,00 16,67 13,33 10,00 100

4 7 2 2

13,33 23,33 6,67 6,67

15 30

50,00 100

Total Pendapatan:  Pendapatan:  Rp. 500.000 – Rp. 599.000 9 Rp. 600.000 – Rp. 699.000 7 Rp. 700.000 – Rp. 799.000 3 Rp. 800.000 – Rp. 899.000 5 Rp. 900.000 – Rp. 1.000.000 6 Total 30 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

30,00 23,33 10,00 16,67 20,00 100

Rp. 400.000 – Rp. 499.000 Rp. 500.000 – Rp. 599.000 Rp. 600.000 – Rp. 699.000 Rp. 700.000 – Rp. 799.000 Rp. 800.000 – Rp. 899.000 Rp. 1.000.000 Total Pendapatan dari Pekerjaan Sampingan:  Sampingan:  Rp. 100.000 – Rp. 199.000 Rp. 200.000 – Rp. 299.000 Rp. 300.000 – Rp. 399.000 Rp. 400.000 – Rp. 499.000 Tidak Ada

raft Laporan Akhir  

Total

IV–8

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Tabel IV-15A . Kondisi Kon disi Pendapatan Responden esa Ponain Tahun 2001 . Keterangan esa Ponain Juml (org) % Kondisi Pendapatan:  Pendapatan:  Cukup Tdk Cukup Lebih Sangat kurang Total

15 11 2 2 30

50,00 36,66 6,67 6,67 100

Jika Pendapatan Lebih untuk:  untuk:  Upacara Adat Unstuck Keperluan Tak Terduga Membantu Keluarga Total

7 15 8 30

23,33 50,00 26,67 100

Jika Pendapatan Tidak Cukup:  Cukup:  Menerima Keadaan 10 Menjual Ternak 5 Menjual Hasil Kebun 2 Menjadi Buruh Tani 10 Menjadi Pedagang hasil 3 Pertanian Total 30 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

33,33 16,67 6,67 33,33 10,00 100

Tabel IV-15B. IV-15B. Kondisi Pendapatan Responde n esa Oefafi Tahun 2001. Keterangan esa Oefafi Juml % Kondisi Pendapatan:  Pendapatan:  Cukup Tdk Cukup Lebih Sangat kurang Total Jika Pendapatan Lebih untuk:  untuk:  Upacara Adat Untuk Keperluan Tak Terduga Membantu Keluarga Total

(orang) 14 9 6 1 30

46,67 30,00 20,00 3,33 100

11 10 9 30

36,67 33,33 30,00 100

Jika Pendapatan Tidak Cukup:  Cukup: 

raft Laporan Akhir  

IV–9

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Menerima Keadaan 10 Menjual Ternak 3 Menjadi Buruh tani 12 Menjual hasil kebun 5 Total 30 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

33,33 10,00 40,00 16,67 100

Tabel IV-16A. Pandangan Responden terhadap terhadap Rencana Proyek di esa Ponain Tahun 2001. Keterangan esa Ponain Juml. (orang)

%

15 15 30

50 50 100

a.Untuk Memenuhi Kebut. Air RT b.Untuk Pengairan Sawah c.Tidak Mau Menjawab Total

15 15 30

50 50 100

 Apakah Masyarakat Mau Mau Berkorban: Berkorban:   a.Mau Berkorban b.Tidak Mau Total

15 15 30

50 50 100

Jika Jadi Dibangun Embung, Apakah Petani Mau Memelihara ? a. Mau Memelihara

15

50

b. Tidak Mau Memelihara c. Tidak Mau Menjawab Total

15 30

50 100

Jika Dibangun Embung dan Memungkinkan Petani Mendapatkan  Air, Berapa Kali dalam Setahun Petani Mau Menanam ? a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. Tidak Mau Menjawab Total

5 10 15 30

16,67 33,33 50 100

 Apakah Setuju Pembangunan Pembangunan embung: embung:   a.Setuju b.Tidak Setuju Total  Alasan Setuju:  Setuju: 

Jika

Dibangun

raft Laporan Akhir  

Embung

dan

IV–10

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Memungkinkan Petani Mendapatkan  Air,Apa yang Ingin Ditanam oleh Petani ? a. Padi b. Padi dan Jagung c. Padi, jagung dan hortikultura

10 5 -

33,33 16,67

d. Tidak Mau Menjawab Total

15 30

50 100

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

Tabel IV-16B. Pandangan Respond en terhadap Rencana Proyek di esa Oefafi Tahun 2001.   Keterangan esa Oefafi Juml. (orang)

%

 Apakah Setuju Pembangunan Pembangunan embung: embung:   a.Setuju b.Tidak Setuju c.Setuju dengan Syarat d.Tidak Tahu Total

20 10 30

66,67 33,33 100

 Alasan Setuju:  Setuju:  a.Untuk Memenuhi Kebut. Air RT b.Untuk Pengairan Sawah c.Jawaban a,b Total

20 10 30

66,67 33,33 100

 Apakah Masyarakat Mau Mau Berkorban: Berkorban:   a.Mau Berkorban b.Mau dengan Syarat c.Tidak Mau

20 10 -

66,67 33,33 -

Total

30

100

Jika Jadi Dibangun Embung, Apakah Petani Mau Memelihara ? a. Mau Memelihara b. Tidak Mau Memelihara Total

30 30

100 100

Jika Dibangun Embung dan Memungkinkan Petani Mendapatkan  Air, Berapa Kali dalam Setahun Petani Mau Menanam ? a. 1 kali

-

-

10 20

33,33 66,67

b. 2 kali c. 3 kali

raft Laporan Akhir  

IV–11

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Total

30

100

20 6 4 30

66,67 20,00 13,33 100

10

33,33

3 17

10,00 56,67

30

100

Jika Dibangun Embung dan Memungkinkan Petani Mendapatkan  Air,Apa yang Ingin Ditanam oleh Petani ? a. Padi Padi dan Jagung b. c. Padi, jagung dan hortikultura Total Bentuk Ganti Rugi yang Diinginkan:  Diinginkan:  a. Ganti dg Lahan yang Sama di Tempat Lain b.Ganti Uang Sesuai Harga Pasar c.Ganti Uang Sesuai Aturan Pemerintah Total Sumber: Diolah dari Data Primer, 2001.

raft Laporan Akhir  

IV–12

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

V .   ANALISA DAN PERENCANAAN 5.1 

Desain Embung 

Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan embung adalah pemilihan tipe embung, tinggi embung, lebar puncak embung, kemiringan dan stabilitas lereng. Penentuan tipe embung untuk suatu tempat kedudukan didasarkan pada berbagai faktor yaitu :   Kualitas serta kuantitas d dari ari bahan-ba bahan-bahan han tubuh embung y yang ang terdapat di sekitar tempat kedudukan calon embung   Kondisi lapisan tana tanah h pondasi pada tempat keduduk kedudukan an calon embung   Kondisi alur sungai serta lereng kedua tebingnya   Hal y yang ang perlu diperhatikan dalam stabilitas lereng adalah k kondisi ondisi tanah timbunan, daya dukung tanah dasar, rembesan dan harus aman terhadap gempa. 5.2 

Tubuh Embung

Desain tubuh embung berdasarkan kondisi lapangan direncanakan dengan menggunakan tipe urugan homogen. Tipe urugan homogen terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan bergradasi hampir seragam. Tubuh embung selain berfungsi sebagai bangunan penyangga juga sebagai penahan rembesan air.

Tabel V-1 ata Teknis Tubuh Em bung

Tinggi tubuh embung Panjang tubuh embung Elevasii puncak em bung Elevas Tinggi jagaan   5.3 

Ponain

Min’abi

10.359 m 296.21 m + 205.159 0.913

17.039 m 178.25 m + 235.149 m 1.593

Elevasi Mercu Embung

Penetapan elevasi puncak embung didasarkan pada tinggi air yang melimpah melalui ambang pelimpah ditambah dengan tinggi jagaan. Tinggi jagaan adalah penambahan tinggi dari muka air banjir untuk menentukan tinggi embung agar muka air banjir tidak melampaui puncak embung (overtopping).

raft Laporan Akhir  

 V–1

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

5.4  Lebar Mercu Embung

Lebar mercu yang yang memadai diperlukan aga agarr puncak e embung mbung dapat bertahan terhadap hempasan ombak di atas permukaan lereng yang berdekatan dengan mercu tersebut dan dapat bertahan terhadap aliran filtrasi yang melalui puncak embung tersebut. Disamping itu pada penentuan lebar mercu perlu pula diperhatikan fungsinya fungsinya seba sebagai gai jalan eksploitasi saja atau sebagai jalan lalu lintas umum. Untuk mendapatkan lebar minimum mercu embung digunakan pendekatan sebagai berikut :

B = 3.6 H1/3 – 3 Dimana : B = lebar mercu H = tinggi embung Dari hasil perhitungan lebar mercu didapatkan hasil untuk Ponain adalah 6 m sedangkan Min’abi 7 m.  5.5   Material

T ubuh Embung Tubuh

Berdasarkan penyelidikan lapangan dan analisa di laboratorium maka material pengisi tubuh embung terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan bergradasi hampir seregam. Tubuh embung selain sebagai bangunan penyangga juga sebagai penahan rembesan air. Material tubuh embung terdiri dari : a. Material kedap air (zone kedap air) b. Material lulus air (zone lulus air) c. Material riprap 5.5.1   Material

Ke dap Air Kedap

Persyaratan utama untuk bahan material kedap air sebagai berikut : a. Koefisien filtrasi tidak lebih dari 1x 1x10 10-5 cm/det b. c. d. e.

Tingkat konsolidasinya rendah Indeks Plastisitas > 15 % Mudah pelaksanaan pemadatannya Tidak mengandung zat-zat organis serta ba bahan-bahan han-bahan mineral y yang ang mudah terurai

5.5.2   Material

Lu lus Air   Lulus

Persyaratan utama untuk bahan material lulus air sebagai berikut : a. Koefisien filtrasi tidak lebih dari 1x 1x10 10-5 cm/det b. Tingkat konsolidasinya rendah c. Indeks Plastisitas > 15 % d. Mudah pelaksanaan pemadatannya e. Tidak mengandung zat-zat organis serta ba bahan-bahan han-bahan mineral y yang ang mudah terurai

raft Laporan Akhir  

 V–2

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

  5.6 

Desain Perlindungan Lereng

a. Lereng Hulu (Riprap)  Lereng hulu embung direncanakan menggunakan riprap agar terhindar dari gerusan air akibat gelombang. Riprap direncanakan menggunakan pasangan batu kosong.

 b. Lereng Hilir (Gebalan Rumput) Gebalan rumput diletakkan di lereng bangunan hilir embung dengan tujuan agar dapat mengikat tanah dan menghindari terjadinya keruntuhan dari lapisan permukaan lereng.  5.7 

Rembesan Embung  Formasi gars depresi pada zone kedap air dapat diperoleh dengan metode Casagrande. Apabila angka permeabilitas vertikalnya (kv) berbeda dengan angka permeabilitas horisontalnya (kh) maka akan terjadi deformasi garis depresi dengan mengurangi koordinat horisontalnya sebesar (kv/kh)1/2. Formasi garis depresi pada zone kedap air suatu bendungan dapat diperoleh dengan Metode Casagrande :

X = yo = dimana : h = d = L1  = L2  =  A = B = B2  = B1  =

y2 – yo2 2yo

y = √ 2yox + yo2

h2 + d2 –d

tinggi muka air di bagian upstream (m) jarak horisontal antara titik A dan titik B2 jarak horisontal antara titik b dan titik E jarak horisontal antara titik B dan titik A titik ujung tumit di hilir embung titik potong antara muka air waduk dengan lereng hulu tanggul titik yang terletak sejauh 0.3 L horisontal titik potong antara parabola bentuk besar garis depresi dengan garis vertikal melalui titik B

Debit rembesan tubuh embung dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Qf = k . i . A . B Dimana : K = koefisien permeabilitas pada tubuh embung (m/det)

raft Laporan Akhir  

 V–3

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

I  A B

= gradien hidrolis dihitung dengan rumus Yo = (h2 + d2)1/2 – d = luas potongan melintang y yang ang dilalui air filtrasi per unit lebar = lebar profil tubuh embung

Debit pada pondasi embung dihitung dengan rumus sebagai berikutrembesan :

Qf = kp . H . (T/(B+T)) Dimana : Kp = H = T = B = 5.8 

koefisien permeabilitas pada lapisan pondasi (m/det) tinggi air (m) tinggi pondasi embung (m) lebar pondasi embung (m)

Bangunan Pengambilan 

Bangunan direncanakan dengan menggunakan pipa beton dengan hulupengambilan pipa dipasang trashrack sebagai penyaring dan valve di bagian hilir pipa sebagai pengatur keluaran air. Untuk embung Ponain elevasi intake adalah + 197.78 m dengan diameter pipa valve 0,4 m, sedangkan untuk embung Min’abi elevasi intake + 223.00 m dengan diameter pipa valve 0,4 m. 5.9 

Desain Pelimpah

Bangunan pelimpah (spillway) berfungsi melimpahkan debit banjir rencana dengan tujuan mencegah terjadinya limpasan di atas tanggul (overtopping). Debit banjir rencana yang digunakan adalah debit banjir dengan kala ulang 100 tahun. Bangunan Pelimpah terdiri dari empat bagian utama yaitu :  a. Saluran pengarah aliran b. Saluran pengatur aliran c. Saluran peluncur d. Peredam energi  Ambang pelimpah yang digunakan ambang pelimpah d dengan engan tipe Ogee II.

raft Laporan Akhir  

 V–4

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

Tabel V-2 ata Teknis Banguna Banguna Utama Em bung

Lebar Pelimpah Tipe Mercu Panjang Saluran Peluncur Lebar Saluran Peluncur Panjang Kolam Olak Lebar Kolam Olak Elevasi Dasar Kolam Olak Tinggi Air di Udik Sebelum Kolam Olak Tinggi Air di Hilir Sesudah Kolam Olak Kecepatan Air di Sal. Peluncur

5.10 

Ponain

Min’abi

30 m Ogee II 70.25 m (30 – 20 – 25) m 20 m 25 m + 191.159 m 0.23 m

30 m Ogee II 82.06 m (30 – 20 – 25) m 25 m 25 m + 221.00 0.29 m

2.00 m

1.96 m

16.2 m2/dt

16.7 m2/dt

Peredam Energi

 Ada beberapa rancangan umum peredam energi yang menggunakan loncatan hidrolik sebagai peredam energi : 1. Peredam energi SAF Disarankan pada struktur yang kecil dengan angka froude 1.7 sampai 17. 2. Peredam Energi USBR II Disarankan pada struktur pelimpah besar dengan froude lebih besar dari 4.5. 3. Peredam Energi USBR III

4.

5.11 

Dirancang sama dengan SAF tetapi mempunyai faktor keamanan yang tinggi. Peredam Energi USBR IV Peredam tipe ini dianjurkan untuk loncatan hidrolik dengan angka froude 2.5 sampai 4.5.

Desain Saluran dan Bangunan Pelengkap 

5.11.1  Debit

Rencana

Debit rencana dihitung dengan cara seperti yang termuat dalam KP-03 pasal 2.2 Debit rencana (Qp) = C . (nFR) . A/e Dimana :

raft Laporan Akhir  

 V–5

 

 Perencanaan Lengkap Embung Irigasi Irigasi dan Jaringanny Jaringannya a (600 Ha) Termasuk Penyelidikan Geotek Mektan Pada 2 (Dua) Lokasi  Di Pulau Timor

C NFR  A E

= = = =

koefisien golongan (c=1) kebutuhan bersih di sawah (l/dt/ha) luas bersih yang diairi efisiensi irigasi

Untuk perencanaan saluran irigasi harus diperhitungkan juga adanya kehilangan selama memperhitungkan dalam perjalannya efisiensi ke petak-petak Hal ini KP-04 dapat dilakukan dengan irigasi. sawah. Berdasarkan bagian Saluran besarnya efisiensi irgasi adalah sebagai berikut :  Saluran primer 90%  Saluran Sekunder 80%  Saluran Tersier 90% 5.11.2  Desain

Saluran

Untuk perencanaan saluran, aliran dianggap sebagai aliran tetap, dan untuk itu digunakan rumus Manning Persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut : Q V R  A

=A.V = 1/n R2/3 I1/2  = A/P = (b+mh)h

P = b+2h  Dimana : Q V  A R P b h I N

= = = = = = = = =

m

2



1  

debit saluran (m3/dt) kecepatan aliran (m/dt) luas penampang bas basah ah (m2) jari-jari hidrolis (m) keliling basah (m) lebar dasar (m) tinggi air (m) kemiringan saluran koefisien kekasaran Manning

Koefisien kekasaran strickler yang dianjurkan pemakaiannya adalah: o  pasangan pasangan batu = 60 o  pasangan beton = 70 o  pasangan tanah = 35 - 45 Kemiringan talud untuk salura saluran n pasang pasangan an bisa dibuat lebih curam, u untuk ntuk saluran yang lebih kecil (h3z 1,5 meter) = C1(minimum √(z.hc)+0,25 = 2,5 + (1,1 dc/z) + (0,7(dc/z)3) = 0,5 hc  = 0,8b1 

 b.   bangunan terjun t erjun miring mirin g (1.50
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF