Draf_Panduan Pembangunan Dan Renovasi
November 16, 2017 | Author: bagus | Category: N/A
Short Description
icra...
Description
PANDUAN PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI (Penilaian risiko akibat dampak renovasi atau pembangunan /ICRA)
KOMITE PENGENDALIAN PENCEGAHAN INFEKSI TAHUN 2016
Tim Penyusun Ninik Setyowati Heni Purwanti Dr. Silvi Bagus Kurniawan Aprianto M. Nuh
Tangerang, 22 Oktober 2015 Disetujui
dr. Tatiek Wahjuningtyas, MARS Direktur RS. Mulya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR BAB I,
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. Sasaran 4. Pengertian 5. Landasan Hukum
BAB II,
RUANG LINGKUP 1. Alur pembangunan atau renovasi 2. Penanggung jawab proses pembangunan atau renovasi dan uraian tugas 3. Identifikasi area yang akan dilakukan pembangunan dan renovasi 4. Analisa dampak proses pembangunan dan renovasi terhadap pelayanan 5. Langkah – langkah ICRA renovasi/pembangunan 6. Laporan dan dokumentasi 7. Lampiran – lampiran
BAB III,
TATA KELOLA III.1
Alur pembangunan atau renovasi III.1.1 Pembangunan/renovasi yang dikerjakan oleh RS MULYA III.1.2 Pembangunan/renovasi yang dikenjakan oleh vendor/diluar RS MULYA.
III.2
Penanggung jawab proses pembangunan atau renovasi dan uraian tugas III.2.1 Uraian tugas pelaksanan renovasi/pembangunan III.2.2 Uraian tugas penanggung jawab pelaksanan renovasi/pembangunan III.2.3 Uraian tugas vendor pada saat pelaksanaan renovasi/pembangunan
III.3
Identifikasi area yang akan dilakukan pembangunan dan renovasi III.3.1 Fasilitas III.3.2 Area III.3.3 Material III.3.4 Waktu/lama pekerjaan III.3.5 Ijin – ijin III.3.6 Hasil koordinasi III.3.7 Potensi kecelakaan
III.4
Penilaian dampak proses pembangunan dan renovasi terhadap pelayanan
III.5
Langkah – langkah ICRA renovasi/pembangunan III.5.1 Tabel Konstruksi (renovasi/pembangunan) III.5.2 Grup Risiko pasien III.5.3 Penilaian risiko – kelas kewaspadaaan/IC Matrix/Intervensi KPPI III.5.4 Tindakan diperlukan untuk pencegahan infeksi III.5.5 Identifikasi sekitar area/spesifik penilaian dampak III.5.6 Analisa tindakan yang terkait dengan keselamatan
III.6
Laporan dan dokumentasi
III.7
Lampiran – lampiran
BAB I PENDAHULUAN a.
LATAR BELAKANG Proses pembangunan dan renovasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dari operasional rumah sakit. Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan renovasi adalah pekerjaan yang melibatkan berbagai unsur keilmuan di antaranya, sumber daya manusia (tenaga kerja), teknologi yang mencakup peralatan dengan metode kerja, dan disiplin ilmu sosial serta sistem pengelolaan yang mendukung terlaksananya pekerjaan pembangunan dan renovasi. Upaya pengendalian kecelakaan pembangunan dan renovasi harus memperhatikan semua unsur tersebut di atas. Dasar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di jasa pembangunan dan renovasi adalah : Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Pemerintah No. 29/2000 Pasal 30 ayat (1), demikian juga dengan Pedoman Teknis K3 Konstruksi Bangunan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 1 Tahun 1980 dan Pedoman Pelaksanaan K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi dalam SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. 174/ MEN/1986 dan 104/KPTS/1986. Walaupun keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kegiatan pembangunan dan renovasi telah didukung, oleh peraturan dan perundang-undangan, standar nasional maupun internasional lainnya, namun kecelakaan di bidang konstruksi tetap tinggi
Kedua proses tersebut menimbulkan resiko terkait dengan keselamatan maupun pencegahan dan pengendalian infeksi di RSM. Untuk itu, diperlukan panduan pembangunan
dan
renovasi
((Penilaian
risiko
akibat
dampak
renovasi
atau
pembangunan/ICRA) agar pengerjaan pembangunan dan renovasi dapat berlangsung tanpa menimbulkan bahaya terhadap pasien, staf maupun pengunjung RSM b. TUJUAN a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan maupun renovasi di lingkungan RSM, sehingga keselamatan pasien, karyawan dan masyarakat disekitar RSM. b. Mencegah dan pengendalian infeksi selama berlangsungnya pengerjaan proyek. c. Sebagai acuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi d. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit meliputi kualitas pelayanan, manajemen risik, clinical governance. e.
SASARAN
Seluruh petugas dapat mengerti dan mampu melaksanakan pembangunan maupun renovasi dilingkungan RSM sesuai panduan pembangunan atau renovasi RSM dengan mengutamakan keselamatan pasien, karyawan dan masyarakat disekitar RSM f.
PENGERTIAN a. Pembangunan Proses membuat struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya tidak ada dalam bangunan RSM menjadi ada b. Renovasi Proses perbaikan suatu struktur bangunan maupun prasarana yang sebelumnya sudah ada, dalam bangunan RSM c. Sistem HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning)/sistem tata udara Adalah sistem yang mengondisikan lingkungan melalui pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara – termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di udara (seperti ‘vapors’ dan ‘fumes’). d. Kelembaban nisbi Adalah parameter untuk menyatakan banyaknya uap air didalam udara berupa nisbah antara tekanan uap yang ada saat itu dan tekanan uap maksimum yang mungkin dicapai pada suhu dan tekanan udara saat itu e. Kelembaban udara Adalah banyaknya kandungan uap diatmosfer f. ICRA (Infection Control Risk Asesment) Adalah proses untuk menentukan potensial terjadinya penularan infeksi yang dapat terjadi dari udara dan air melalui kontaminasi biologis di fasilitas selama adanya kegiatan pemeliharaan, pembongkaran, perbaikan, pembangunan dan renovasi bangunan dengan mempertimbangkan : identifikasi hazard, analisa risiko terkait hazard
tersebut,
menentukan/memutuskan
cara
untuk
mengeliminasi
dan
mengendalian hazard. g. Konstruksi Adalah
suatu
kegiatan
membangun sarana maupun prasarana.
bidang arsitektur atau teknik sipil,
Dalam
sebuah
4.
LANDASAN HUKUM a. Undang – undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. a.1 Pasal 7 tentang persyaratan a.2 Pasal 8 tentang lokasi a.3 Pasal 9 tentang bangunan a.4 Pasal 10 tentang sarana a.5 Pasal 11 tentang prasarana b. Undang – undang no 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman d.
persyaratan teknis bangunan gedung. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/Menkes/SK/III/2002 tentang Pedoman Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
e.
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya. Pedoman teknis Sarana dan Prasarana rumah sakit kelas C
BAB II RUANG LINGKUP I.
Alur pembangunan atau renovasi a. Melakukan tinjauan terhadap lokasi yang akan dibangun b. Pembuatan rencana anggaran belanja c. Mengajukan usulan pembangunan atau renovasi (proposal) d. Permohonan persetujuan ke direktur rumah sakit dan direktur PT (membuat e. f. g.
II.
ananlis terhadap pelayanan) Mengerjakan proyek pembangunan atau renovasi. Pembersihan lokasi pembangunan atau proyek Serah terima kepada user
Penanggung jawab proses pembangunan atau renovasi dan uraian tugas a. Pelaksanan pembangunan atau renovasi : Swakelola/pihak ketiga b. Penanggung jawab pekerjaan : RS/ pihak ke tiga (vendor) c. Uraian tugas penanggung jawab pembangunan atau renovasi
III.
Identifikasi area yang akan dilakukan pembangunan dan renovasi Proses mencari informasi yang berkaitan dengan pembangunan atau renovasi
IV.
Analisa dampak proses pembangunan dan renovasi terhadap pelayanan Melakukan kajian dari informasi yang didapat pada saat melakukan identifikasi.
V. VI. VII. VIII.
Langkah – langkah ICRA renovasi/pembangunan Pelaksanaan proses pembangunan Laporan dan dokumentasi Lampiran - lampiran
BAB III TATA KELOLA I.
ALUR PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI 1. Pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh RS MULYA
Approval Jajaran Direksi RS/PT (penentuan pelaksana pekerjaan RS/pihak ke3)
Inspeksi oleh Ka. Unit PSRS, K3RS, KPPI& RA, KKP Pengajuan pembangunan & Renovasi oleh user : Usulan tertulis lengkap dengan detail yang diharapkan. Serah Terima Unit ke user
Kepala Bagian Umum : 1. 2.
Melakukan penggambaran Menyusun RAB (budget)
Pembersihan sisa Proyek
Analisa Dampak terhadap pelayanan (Melibatkan K3RS, KPPI, Tiim Keselamatan Pasien, )
Pengerjaan Proyek pembangunan / Renovasi
2. Uraian alur pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh RS MULYA 2.1 Kepala unit PSRS, KPPI dan resistensi antimikroba, dan Tim Patient Safety melakukan pengecekan lokasi yang akan diusulkan pembangunan kemudian melakukan identifikasi dan melaporkan hasil identifikasi ke kepala bagian 2.2
umum kepala bagian umum berkoordinasi dengan K3RS, KPPI dan resistensi antimikroba serta Tim Keselamatan Pasien untuk membahas dampak risiko dan
2.3 2.4
pengendalian terjadinya infeksi akibat pembangunan terhadap pelayanan. Kepala bagian umum membuat usulan RAB renovasi / pembangunan. Kepala bagian umum membuat usulan tertulis kepada direktur ditembuskan ke direktur PT untuk meminta arahan dan permohonan persetujuan atas rencana
2.4 2.5
pembangunan atau renovasi. Setelah mendapat persetujuan dari direktur RS dan direktur PT. Kepala bagian umum berkoordinasi dengan Ka.Unit PSRS sebagai penanggung jawab harian pelaksanaan pembangunan, KPPI dan Resistensi Antimikroba, Tim
2.6
Keselamatan Pasien dan Tim K3RS . Selesai pembanguanan Ka. Unit PSRS berkoordinasi dengan KPPI dan
2.7
Resistensi Antimikroba, Tim Keselamatan Pasien dan Tim K3RS . Kepala bagian umum melakukan serah terima hasil pembangunan atau renovasi kepada user.
3. Pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh Pihak Ke-3/vendor Inspeksi oleh Ka. Unit PSRS
Pengajuan pembangunan & Renovasi oleh user : Usulan tertulis lengkap dengan detail yang diharapkan.
Kepala Bagian Umum : 1. Melakukan penggambaran 2. Menyusun RAB (budget)
Approval Dir RS/PT (penentuan pelaksana pekerjaan RS/pihak ke3)
Proses Tender (Approval PT)
Analisa Dampak terhadap pelayanan (Melibatkan K3RS Serah Terima Unit ke user
Pembersihan sisa Proyek
Pengerjaan Proyek pembangunan / Renovasi
3. Uraian alur pembangunan atau renovasi dikerjakan oleh pihak ke - 3 a. Kepala unit PSRS melakukan pengecekan lokasi yang akan diusulkan pembangunan b. c.
kemudian melakukan identifikasi dan melaporkan hasil
identifikasi ke kepala bagian umum Kepala bagian umum menyusun RAB dibantu oleh Ka. Unit PSRS Kepala bagian umum membuat usulan tertulis kepada direktur ditembuskan ke direktur PT untuk meminta arahan dan permohonan persetujuan atas rencana
d.
pembangunan atau renovasi. Permohonan pembangunan atau renovasi telah disetujui, melakukan proses
e.
tender, dengan melibatkan unit terkait dan direktur rumah sakit dan direktur PT. Setelah TENDER mendapat persetujuan dari direktur RS dan direktur PT. kepala bagian umum berkoordinasi dengan K3RS, KESLING, Penunjang medis, Pelayanan, Keperawatan
dan KPPI untuk membahas dampak dan
f.
pengendalian pembangunan terhadap pelayanan. Kepala bagian umum menunjuk Ka.Unit PSRS sebagai penanggung jawab
g.
harian pelaksanaan pembangunan. Selesai pembanguanan Ka. Unit PSRS berkoordinasi dengan superevisor
h.
Clening Service umtuk pembersihan ruangan. Kepala bagian umum melakukan serah terima hasil pembangunan atau renovasi kepada user.
II
URAIAN TUGAS PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI 1. Pelaksana pembangunan atau renovasi : a. Swakelola Pelaksanan pembangunan atau renovasi dilakukan sendiri oleh pihak rumah b.
sakit MULYA Pihak ketiga/vendor Pelaksanan pembangunan diserahkan kepada pihak lain diluar (pihak ketiga) tidak dilakukan oleh rumah sakit MULYA
2. Penanggung jawab proses pembangunan dan renovasi terdiri dari : Pihak RSM a. Penanggung jawab : Kepala Bagian Umum atau Ka. Unit PSRS b. Tugas : Menyusun perencanaan proses pengerjaan, termasuk menyusun gambar teknik dan anggaran. Melakukan analisa dampak terhadap proses pelayanan, bekerja sama dengan K3RS. Melakukan koordinasi dengan pihak user selama proses pengerjaan Melakukan pengawasan terhadap pihak kontraktor, terutama di bidang aspek keselamatan, serta detail dari proyek. Mengawasi proses serah terima dari kontraktor ke user setelah pengerjaan
selesai Melakukan dokumentasi proses konstruksi / renovasi
3. Pihak Kontraktor a. Penanggung Jawab : Pimpinan proyek /perwakilan perusahaan kontraktor yang bertanggung jawab atas proses pengerjaan. b. Tugas : Berkoordinasi dengan pihak RSM dalam hal perencanaan pengerjaan sehubungan dengan hasil analisa dampak serta melakukan antisipasi terhadap kemungkinan dampak tersebut. Berkoordinasi dengan pihak RSM sehubungan dengan pengadaan dan penempatan material yang diperlukan untuk proses konstruksi dan renovasi yang akan dilakukan
Memastikan bahwa seluruh pekerja dan proses pengerjaan yang terjadi mengikuti standar keselamatan dan pencegahan serta pengendalian infeksi yang berlaku di RSM Mengawasi pengerjaan proyek dari hari ke hari. Memastikan bahwa proses pengerjaan berlangsung sesuai dengan perencanaan Melakukan pembersihan berkala sesuai perencanaan Melakukan koordinasi harian dengan pihak RSM Melakukan penyerahan hasil proyek kepada pihak RSM III.
IDENTIFIKASI PERENCANAN PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI III.1 Fasilitas yang akan dibangun Pembangunan atau renovasi yang dilakukan diluar gedung atau didalam
III.2 III.3 III.4
III.5 III.6 III.7 III.8
gedung dengan menyebutkan unit atau area. Seperti unit ICU, unit gas, renovasi conblok, pembuatan sumber air dll Luas area yang akan dibangun Disebutkan dengan besaran ukuran misalnya M2 Material apa yang akan digunakan Seperti : semen, kayu, gypsum, batu bata dll Lama pekerjaan Disebutkan estimasi pekerjaan dengan hari, minggu, bulan, tri wulan atau tahunan. Unit terkait yang akan terlibat dalam pembuatan pembangunan atau renovasi Ijin – ijin yang terkait dengan peembangunan atau renovasi Seperti : IMB, ijin penggunaan air tanah dll Hasil koordinasi atau notulen rapat dengan komite K3 RS dan KPPI Potensi kecelakaan kerja yang kemungkinan terjasi seperti :terjatuh, tertimpa, tertusuk, terpotong, terlindas, tersayat dll.
IV.
PENILAIAN RISIKO PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI TERHADAP PELAYANAN IV.1 Penilaian dampak : a. Penilaian dampak dilakukan seobyektif mungkin dengan mengumpulkan informasi sebelum menilai risiko dari suatu aktivitas. b. Informasi tentang suatu aktivitas (durasi, frekuensi, lokasi dan siapa yang melakukan) c. Tindakan pengendalian risiko yang telah ada, digunakan untuk melakukan aktivitas.
peralatan/mesin yang
V.
LANGKAH – LANGKAH ICRA RENOVASI/PEMBANGUNAN Langkah 1
Type Kontruksi Adalah melakukan identifikasi tabel proyek kontruksi ditentukan berdasarkan banyaknya debu yang dihasilkan, potensi aerosolisasi, durasi kegiatan renovasi/pembangunan dan sistim HVAC
TIPE A
KRITERIA Inspeksi dan aktivitas non-invasif/pengawasan tanpa melakukan kegiatan yang besar : 1. Menyingkirkan bagian plafond untuk inspeksi, dengan ukuran tidak lebih besar dari 1 m2 2. Mengecat (tidak termasuk mengamplas) 3. Mamasang wallpaper, saluran pipa dan kabel listrik , melubangi tembok atau plafon dalam ruang lingkup kecil dan aktivitas yang dilakukan tidak
B
menghasilkan debu yang banyak Aktivitas skala kecil, durasi pendek/waktu yang dibutuhkan tidak lama, dan
C
hanya menghasilkan sedikit debu/minimal : 1. Pemasangan kabel telepon dan komputer 2. akses ke chase spaces/membuat ruang antara 3. melubangi tembok atau plafond di mana debu dapat dikendalikan Pengerjaan yang menghasilkan debu derajat sedang – berat, atau
TIPE D
memerlukan perobohan atau penghilangan struktur bangunan : 1. Mengamplas dinding /permukaan lain untuk mengecat /pemasangan wallpaper 2. Melepaskan ubin atau keramik, plafond 3. Pemasangan dinding baru 4. Pengerjaan saluran / ducting di atas plafond 5. Aaktivitas perkabelan berat 6. Semua aktivitas yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja Penghancuran besar maupun pembangunan / konstruksi
1. Kegiatan yang memerlukan beberapa shift 2. Mengharuskan penghancuran berat atau membongkar sistem kabel lengkap 3. Konstruksi/bangunan baru Langkah 2
Grup Pasien Risko Menggunakan tabel berikut, identifikasi untuk mengetahui grup resiko pasien yang akan terpengaruh. Jika lebih dari satu kelompok resiko yang terpengaruh, pilih kelompok resiko yang lebih tinggi
Resiko Rendah 1. Perkantoran 2. Publik Area
Resiko Sedang 1. Ruang Meeting 2. Polikinik 3. Semua pasien yang bukan di grup 3 atau 4
Resiko Tinggi 1. UGD 2. Radiologi 3. Ruang RR 4. Nurse Station 5. Kamar Bersalin 6. Kamar bayi 7. Perina 8. Fisioterapi 9. Dapur 10. Merati/perawatan umum
Resiko Sangat Tinggi 1. 2. 3. 4. 5.
ICU PICU CSSD ISOLASI Nusre Station
Langkah 3
Penilaian risiko – Kelas Lewaspadaan/IC Matrix/intervensi KPPI Cocokkan kelompok resiko pasien (rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi) dengan tipe proyek (A,B,C,D) sehingga akhirnya didapatkan kelas pencegahan yang diperlukan (I, II, III, IV) Tipe pembangunan / renovasi
Kelompok resiko Pasien Resiko rendah Resiko sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
TYPE A I I I II
TYPE B II II II III/IV
TYPE C II III III/IV III/IV
TYPE D III/IV IV IV IV
Catatan : Intervensi/masukkan dari KPPI diperlukan ketika kegiatan pembangunan /renovasi mendekati kelas III atau IV dan prosedur pengendalian harus dilakukan.
Langkah 4
Tindakan yang diperlukan untuk pencegahan infeksi Gambaran pencegahan yang diperlukan untuk pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan kelas.
KELAS I
RENOVASI/PEMBANGUNAN 1. Melakukan pengerjaan dengan metode- Membersihkan area kerja setelah selesai metode untuk meminimalisir debu 2. Segera mengganti plafond
II
SETELAH SELESAI
SELAMA RENOVASI/PEMBANGUNAN
bekerja yang
disingkirkan untuk inspeksi 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area di mana pekerjaan sedang dilakukan 2. Pasang seluruh pembatas untuk membatasi area kerja dari area non proyek, dengan metode pembatasan dengan plastik dengan HEPA vacuum 3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek dengan menggunakan unit filter udara dengan HEPA. 4. Tempatkan limbah konstruksi di tempat yang tertutup rapat. Tutup kereta transport, tutup dengan penutup padat, isolasikan dengan plester.
1. Jangan pindahkan pembatas dari area kerja sebelum proyek yang telah selesai diinspeksi oleh Tim K3RS dan KPPI,
serta
telah
dibersihkan
seluruhnya oleh housekeeping. 2. Singkirkan pembatas secara hati-hati untuk meminimalisir penyebaran debu dan kotoran terkati dengan konstruksi 3. Vaccum area kerja dengan vaccum dengan HEPA filter. 4. Pel dengan pembersih/desifektan 5. Kembalikan HVAC system
ke
tempatnya
SETELAH
KELAS
SELAMA RENOVASI/PEMBANGUNAN
III
1. Upaya aktif untuk mencegah penyebaran
RENOVASI/PEMBANGUNAN 1. Mengelap permukaan kerja dengan
debu 2. Membasahi
pembersih / desinfektan 2. Tempatkan limbah konstruksi di
permukaan
kerja
untuk
mengurangi debu selama proses pemotongan 3. Tutup pintu yang tidak terpakai dengan
tempat yang tertutup rapat. 3. Pel dan sedot debu dengan HEPA 4. Kembalikan HVAC system ke
plester 4. Tutup semua saluran udara 5. Pasang keset untuk mencegah debu di tempat
tempatnya
keluar masuk area proyek 6. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area IV
di mana pekerjaan sedang dilakukan 1. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area
1. Jangan pindahkan pembatas dari
di mana pekerjaan sedang dilakukan 2. Pasang seluruh pembatas area kerja dari area non proyek, dengan metode
area kerja sebelum proyek yang telah selesai diinspeksi oleh Tim
pembatasan
dengan plastik dengan HEPA vacum 3. Jaga tekanan udara negatif di area proyek
K3RS,
hati
HEPA 4. Tutup lubang-lubang dan pipa-pipa dengan semua personil untuk
melewati jalan masuk ini, sehingga mereka
mereka
memakai coverall yang dilepaskan
saat akan meninggalkan lokasi proyek 6. Seluruh personil yang akan memasuki lokasi proyek
diwajibkan menggunakan
penutup
untuk
penyebaran
dibersihkan
debu
meminimalisir dan
kotoran
terkati dengan konstruksi. 3. Tempatkan limbah konstruksi di tempat yang tertutup rapat. 4. Tutup kereta transport, tutup dengan
dapat di vaccum dengan HEPA vaccum cleaner sebelum meninggalkan lokasi proyek, atau
telah
seluruhnya oleh housekeeping 2. Singkirkan pembatas secara hati-
dengan menggunakan unit filter udara dengan
benar. 5. Buat jalan masuk,
serta
penutup padat, isolasikan dengan plester. 6. Vaccum area kerja dengan vaccum dengan HEPA filter. 7. Pel dengan pembersih/desifektan 8. Kembalikan HVAC system ke
sepatu, yang dilepaskan setiap kali pekerja
tempatnya.
meninggalkan lokasi proyek Langkah 5
Identifikasi sekitar area kerja/area yang spesifik dan penilaian dampak Identifikasi sekitar area kerja
Di Atas
Di Bawah
Samping
Samping
Kanan
Kiri
Depan
Penilaian dampak No Identifikasi penilaian dampak 1 Area dengan aktifitas khusus 2 Berkaitan dengan ventilasi, pipa air,
Keterangan/uraian
Belakang
pemadaman listrik akibat pekerjaan 3
renovasi/pembangunan Pembatasan menggunakan : dinding,
4
pembatas solid bahan fiber glas, partisi Penggunaan HEPA Filter (jika diperlukan) Area renovasi dan konstruksi/pembangunan harus dipisahkan dari area yang dihuni selama proses konstruksi, dan harus bertekanan
5
negatif dibanding area sekitarnya. Pertimbangkan resiko kerusakan akibat air. Apakah ada resiko yang mengancam
6
integritas struktur Jam kerja : Dapatkah pekerjaan
7
dilakukan di luar jam pelayanan pasien? Apakah perencanaan memerlukan sejumlah / jenis tertentu wastafel?
Langkah 6
Analisa dan Tindakan terkait dengan keselamatan
Kegiatan Apakah rute jalan masuk / jalan keluar normal akan terganggu akibat proyek ini? Jika Ya, lokasi di .. Apakah sistem deteksi dan penanggulangan dini kebakaran akan terpengaruh dengan proyek ini? Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa lama. Apakah pintu tahan api dan sistem exhaust asap di tangga darurat akan terpengaruh oleh proyek ini? Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa lama Apakah ada B3 atau Bahan mudah terbakar / meledak yang dibawa ke lokasi proyek? Jika Ya, bahan apa dan apakah sudah ada MSDSnya? Apakah ada sistem penanggulangan kebakaran di lokasi proyek? Adakah pekerja yang terlatih
Ya Tdk
Uraian/Keterangan
menggunakannya? Apakah ada sistem utilitas atau security yang terganggu? Jika Ya, sebutkan sistem yang terpengaruh dan berapa lama Apakah ada hazard untuk lingkungan sekitar proyek? Di mana? Apa? Bagaimana upaya penanggulangannya? Setelah melakukan analisa tersebut, dijabarkan pula upaya antisipasi terhadap resiko yang teridentifikasi.
VI.
PELAKSANAAN PROSES PEMBANGUNAN ATAU RENOVASI VI.1 Kaidah – kaidah dalam proses pelaksanaan pembangunan atau renovasi VI.1.1 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai, baik untuk pekerja, maupun pada staf / pengunjung RSM di area VI.1.2 VI.1.3 VI.1.4 VI.1.5
yang berdekatan dengan proyek. Bekerja sesuai dengan SPO agar aman dalam melakukan pekerjaan Cuci tangan setelah melakukan pekerjaan Inaktivasi agen penyebab infeksi Memutuskan rantai penularan : Kewaspadaan isolasi (Isolation Precaution) yang terdiri dari dua pilar/tingkatan yaitu
kewaspaan standar (“Standard
Precaution”) dan kewaspadaan berdasarkan cara penularan VI.1.6
(“Transmission – based Precaution”) Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure Prophylaxix”/PEP) terhadap petugas kesehatan
VI.2
Pengecekan
Pengisian
surat
ijin
renovasi/pembangunan
dari
pencegahan dan pengendalian infeksi (KPPI), (cara mengisi formulir VI.2.1 Mengisi nomor ijin pelaksanaan kegiatan renovasi/ atau pembangunan. VI.2.2 Mencatat lokasi/alamat renovasi/pembangunan dan nama ruangan VI.2.3 Memcatat tanggal, waktu yang diperlukan dan expire ijin VI.2.4 Mencatat nama supervisor, petugas K3RS, petugas PPI VI.2.5 Mengisi langkah – langkah untuk ICRA renovasi/pembangunan,
dengan
mengisi
langkah
type
kontruksi (A/B/C/D) dan memilih grup infeksi (rendah, sedang, berat, tinggi) VI.2.6 Mengisi rumus IC Matrix – Kelas kewaspadaan : proyek renovasi/pembangunan menurut risiko pasien
VI.3 VII.
Melakukan pengisian pemantauan harian ICRA
LAPORAN InstalasimembuatlaporantertulisadanyaruanganyangakandirenovasikebagianRu mga RumgamembuatprogramkerjarenovasitersebutdanmelaporkanketimPPIuntukm endapatkanrekomendasi TentukantipekontruksiAsampaiDyangakandirenovasi Tentukangruppasienyangberesiko;lowrisk,mediumrisk,highriskdanserikotertin ggi. GunakanICMatrix-KelasKewaspadaan:ProyekKonstruksiMenurutRisikoPasien Tentukantindakanyangdiperlukanuntukpencegahaninfeksi Buatanalisadansosialisasikan
Lama pengerjaan Dampak terhadap pelayanan pasien Jenis Pengerjaan
Metode Pengerjaan
Pemisahan
> 3 bulan (30)
1 - 3 bulan
< 1 bulan
1 minggu
< 1 minggu
Area pasien
(25) Area pasien
(15) Area staf dan
resiko tinggi (50)
resiko rendah (40)
pengunjung (20)
(5) Area staf (10)
(0) Area kosong (0)
Penghancuran
Penghancuran (40)
Konstruksi
Perbaikan
Pemeliharaan
umum (20)
Minor /
rutin (0)
basah (50) Merobohkan
Membuka
Membobok/
Dekoratif (10) Memaku,
dinding
ubin/ langit-
melubangi
membor
beton / papan
langit (40)
dinding (20)
dinding (10)
Ada pemisah,
Pembatas
Pemisahan
Ruangan
namun ada
plastik
ruangan dengan
terpisah
celah besar (30)
hingga
pintu (5)
dengan isolasi
(50) Tidak ada pembatas (50)
Metode bahaya-rendah (0)
Kondisi
Area positive
Area positive
langit2 (10) Pressure
ruangan
pressure (50)
pressure, di
netral ada
pressure,di luar
pressure &
luarnya ada
HEPA (20)
ada exhaust (10)
HEPA (0)
Keset, HEPA
Keset, HEPA
Keset, HEPA
vaccuum, pel
vaccuum, pel
vaccuum, pel
tiap hari (20)
tiap hari, tidak
tiap hari, tidak
ada sampah (10)
ada sampah &
tempat pengerjaan Pengendalian lain
Tidak ada (50)
exhaust (30) Keset lengket di area masuk (30)
Area negative
udara (0) Area Negative
seluruh ventilasi tertutup (0)
View more...
Comments