Dr. Lelly Resna SPKJ(K)_Deteksi Dini Gangguan Mental Emosional Pada Anak Dan
July 29, 2017 | Author: Febri Yanti Ika Muliarsih | Category: N/A
Short Description
LP gangguan mental...
Description
dr Lelly Resna SPKJ(K) Dr dr Veranita Pandia SPKJ(K). MKes
1. Pendahuluan 2. Gangguan Mental Emosional pada anak 3. Tumbuh Kembang
Deteksi dini Tumbuh Kembang 4. Deteksi dini Gangguan Mental Emosional pada anak 5. Stimulasi dini 6. Intervensi 7. Deteksi dini Gangguan Mental Emosional pada remaja
1) Pendahuluan
Peningkatan
Gangguan Mental Emosional (GME) pd anak meningkat
Sangat perlu Deteksi Dini GME pd anak dan remaja
Rasio kesehatan jiwa/mental emosional pd kelompok anak berusia 4 -15 tahun adalah 104 per 1000 anak ( Data kebijakan nasional Kesehatan Jiwa 2001 – 2005) Prevalensi Gangguan jiwa anak usia 10 – 15 tahun 13 % remaja laki-laki Ggn Tingkah laku dan Ggn pemusatan perhatian dan hiperaktif 10% remaja perempuan Ggn emosi (cemas dan Depresi)
Dampak perkembangan anak yg gagal
Gangguan perilaku dan emosional sejak balita Gangguan belajar sampai dikeluarkan dari sekolah Gangguan depresi sp menyebabkan bunuh diri pd anak dan remaja terlibat narkoba, kenakalan remaja , geng motor, tawuran kekerasan dan kriminal, bahkan sp pembunuhan oleh remaja dll
Gangguan mental emosiona pd anak dan remaja
Tumbuh Kembang pd anak dan remaja
Kogni tif
Emosi
Fisik
MoralAgama
Bahasa
Sosial
PIKIRAN
PERILAKU
EMOSI
SOSIAL
• Retardasi mental • Skizofrenia • Obsesi kompulsif
• GPPH/ Ggn Hiperaktif • Ggn Tingkah laku • Ggn Narkoba, Ggn Tik, Ngompol, Enkopresis
• Ggn Depresi • Ggn Bipolar • Ggn Cemas • Fobia
Gangguan pikiran
Gangguan emosi
Gangguan perilaku
Gangguan sosial • • • •
Ggn Autisme Mutisme selektif Ggn Asperger Gagap
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Neonatus (lahir – 28 hari) Bayi (1 bulan – 1 tahun) Toddler (1 – 3 tahun) Pra Sekolah (3 – 6 tahun) Usia Sekolah (6 – 12 tahun) Remaja (12 – 18 tahun)
Gangguan jiwa Retardasi mental Ggn Hiperaktif
Ggn Autisme Ggn Perilaku Ggn Mood/ Ggn Cemas Penyalahguna an Narkoba
Ggn Psikotik
Umur(tahun) 1
2
3
4
5 6
7
8
9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
18
Melakukan kontak dg anak dan orang tua/keluarga
Membangun kontak/raport yg baik Lakukan wawancara
Deteksi Dini Stimulasi Dini Sistim rujukani Intervensi Penangan multimodal
3. Tumbuh Kembang anak
pertumbuhan
perkembangan
• Bertambahnya ukuran fisik anak • Panjang / tinggi badan, berat badan dan pertambahan lingkar kepala • Bertambahnya kemampuan fungsi –fungsi individu • Rangkaian perubahan teratur dari tahap-tahap perkembangan
Internal Perbedaan ras/etnik Keluarga Umur,jenis kelamin Kelainan genetik Kelainan kromosom
Eksternal Gizi,Psikologis,pola asuh,Penyakit kronis,kelainan kongenital,lingk fisik dan kimia,sosial ekonomi,obatobatan
Deteksi dini Tumbuh Kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan/skrining untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pd anak balita dan pra-sekolah -bukan diagnosa tapi kecurigaan adanya penyimpangan sp 70 -80 %
Manfaat
Deteksi Dini :
Untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini upaya pencegahan,upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan sedini mungkin pd masa-masa kritis proses tumbuh kembang Tenaga kesehatan mempunyai waktu untuk dlm menyusun rencana dan melakukan tindakan /intervensi yg tepat
1) DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN • Berat badan,tinggi badan,lingkar kepala
2) DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN
• Daya lihat, daya dengar
3)
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN MENTAL EMOSIONAL • Retardasi mental,Ggn Autisme,GPPH ,Ggn Depresi dll
Deteksi dini
Stimulasi dini
Intervensi dini Terapi
5. Deteksi dini Gangguan mental emosional pada anak
Tujuan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah / gangguan mental emosional pd anak dan remaja seperti : Gangguan autisme, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif(GPPH), gangguan depresi dll pada anak dan remaja dll agar dpt segera dilakukan tindakan stimulasi dini dan intervensi dini.
KELUHAN ORANG TUA
DETEKSI DINI -wawancara
Alur kegiatan proses Deteksi dini gangguan mental emosional
dg orang tua, Pengamatan,T es skrining
Stimulasi dini Intervensi dini
Sistim Rujukan ke Poli Tumbuh Kembang RSU /RSJ dll Terapi multimodal-
Pelaksana : Tenaga profesional dan orang yg terlatih dan terampil(kader, orang tua atau anggota keluarga yl) melaksanakan kegiatan Deteksi Dini tumbuh kembang anak Tempat : Di tempat pelayanan kesehatan(Rumah Sakit, Puskesmas, tempat praktek), di Posyandu, di sekolah, di lingkungan rumah tangga
Jadwal deteksi dini masalah mental emosional:
setiap ditemukan ada masalah /gangguan mental emosional setiap 6 bulan secara rutin pd anak yg berusia 36 bulan sp 72 bulan dilakukan sesuai dg jadwal skrining /pemeriksaan perkembangan anak
Telah
banyak dibuat instrumen untuk mendeteksi gangguan perkembangan secara umum atau spesifik/ khusus untuk gangguan perkembangan tertentu seperti Gangguan Autisme masa kanak, GPPH, Gangguan depresi pada anak dan remaja dll. Instrumen tsb dapat dilakukan dg cepat, sederhana, murah, praktis walaupun ada juga beberapa yg rumit
Instrument
yg digunakan salah satu dibawah ini berdasarkan umur anak:
Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) pd anak usia 36- 72 bulan Pediatric Symptom Check List pd usia 4- 18 tahun Cek list Autis anak pra sekolah atau cheklist for Autism in Toddlers(CHAT) bagi anak usia 18- 36 bulan Tes Conner untuk GPPH pada usia 36 bulan keatas (pra – sekolah)
KMME merupakan alat untuk mengenal
problem mental emosional anak pra sekolah terdiri dari 12 pertanyaan
Tujuan : deteksi dini adanya
penyimpangan/gangguan mental emosional pd anak prasekolah Jadwal : dapat secara rutin setiap 6 bulan thd anak umur 36 bulan sampai 72 bulan atau bila ada indikasi Sesuai jadwal skrining pemeriksaan perkembangan anak
Cara mempergunakan : Pelaksana menggunakan Formulir KMME Kepada orang tua atau pengasuh anak tanyakan setiap pertanyaan dg jelas, nyaring, dan lambat satu persatu yg tertulis pd KMME Catat dan jumlahkan jawaban YA .
Interprestasi : Bila jawaban YA maka anak mungkin mengalami masalah mental emosional
Intervensi : • Bila jawaban YA hanya ditemukan 1(satu) • Lakukan konseling kpd orang tua. • Lakukan evaluasi selama 3 bulan, bila tdk ada perubahan lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan jiwa/ poli Tumbuh Kembang Anak •
Bila jawaban YA ditemukan 2(dua) atau lebih lakukan rujukan ke Rumah Sakit yg mempunyai fasilitas kesehatan jiwa atau poli Tumbuh Kembang Anak disertai informasi jumlah dan masalah mental emosional yg ditemukan
No
Pertanyaan
1 Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa
sebab yang jelas ? (seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau bereaksi berlebihan terhadap halhal yg sdh biasa dihadapinya).
2 Apakah anak anda tampak menghindar dari temanteman atau anggota keluarganya ? (seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa sedih sepanjang waktu, kehilangan minat thd hal-hal yg biasanya dinikmati)
3 Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang thd lingkungan di sekitarnya ? (seperti melanggar peraturan yg ada, mencuri, seringkali melakukan perbuatan berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa binatang atau anak-anak lainnya) dan tampak tidak perduli dengan nasihat-nasihat yg sdh diberikan padanya ?
Ya
Tidak
No
Pertanyaan
4
Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan yg tdk dpt dijelaskan asalnya dan tdk sebanding dg anak lain seusianya ?
5
Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi yg buruk atau mudah teralih perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya ?
6
Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan shg mengalami kesulitan dlm berkomunikasi dan membuat keputusan ?
7
Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur ? (seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk, mengingau)
8
Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan ? (seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan atau tidakmau makan sama sekali)
Ya
Tidak
No
Pertanyaan
9
Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya ?
10
Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya ?
11
Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya ? (seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan orang tua/pengasuhnya)
12
Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas ?
Ya
Tidak
Tujuan : sbg alat skrining psikososial untuk mengenali adanya penyimpangan masalah kognitif, emosional dan tingkah laku anak. Jadwal : rutin setiap 6 bulan atau bila ada indikasi shg diperlukan
Cara menggunakan :
Formulir PSC-17 diisi oleh orang tua atau pengasuh anak tapi bila remaja dapat diisi sendiri. Baca setiap pernyataandan berikan tanggapan yg sesuai apakah ‘tidak pernah’, ‘kadang-kadang’ atau ‘sering’. Catat dan jumlahkan tanggapan yg disampaikan selanjutnya lakukan penilaian.
Interpretasi : Penilaian „tidak pernah‟= 0, „kadang-kadang‟= 1 dan „sering‟= 2
Sub skala Internalisasi : meliputi gejala dari Ggn Cemas dan Ggn Mood kemungkinan positif bila nilai ≥ 5
Subskala Eksternalisasi : meliputi gejala dari Ggn Tingkah laku, Ggn Menentang dan Ggn Penyesuaian kemungkinan positif bila ≥ 7
Sub skala Perhatian : meliputi gejala dari GPPH kemungkinan positif bila ≥ 5
Positif tdp masalah kognitif, emosi dan tingkah laku jika jumlah total semua subskala ≥ 15
Intervensi
:
Bila tdp masalah kognitif, emosi dan tingkah laku rujuk ke fasilitas kesehatan jiwa
Subskala Perilaku Internalisasi 1. Merasa sedih, tidak bahagia 2. Mudah putus asa 3. Cemas, Khawatir 4. Menyalahkan diri sendiri 5. Tampak tidak gembira Nilai Internalisasi
Tidak Pernah (Nilai 0)
Kadangkadang (Nilai 1)
Sering (Nilai 2)
Subskala Perilaku
Eksternalisasi 1. Berkelahi dengan anak lain 2. Tidak memperhatikan aturan 3. Tidak mengerti perasaan orang lain 4. Mengganggu orang lain 5. Menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri 6. Menolak berbagi 7. Mengambil barang milik orang lain Nilai Eksternalisasi
Tidak Pernah (Nilai 0)
Kadangkadang (Nilai 1)
Sering (Nilai 2)
Subskala Perilaku
Perhatian 1. Gelisah, tidak bisa duduk diam
2. Banyak melamun 3. Mudah beralih perhatian 4. Sulit berkonsentrasi 5. Bergerak seperti dikendalikan oleh mesin
Nilai Perhatian
Nilai Total
Tidak Pernah (Nilai 0)
Kadangkadang (Nilai 1)
Sering (Nilai 2)
•
Gangguan Autisme adalah salah satu defisit perkembangan pervasif pada awal kehidupan anak (sebelum 3 tahun) yg disebabkan oleh gangguan perkembangan pd otak yg ditandai dg ciri pokok yaitu : 1) 2) 3)
Terganggunya perkembangan interaksi sosial, Terganggunya perkembangan bahasa dan bicara Munculnya perilaku yg bersifat repetitif, stereotipik dan obsesif.
Deteksi Dini Muncul sebelum usia 3 bulan tapi ortu menyadari usia 12-18 bulan karena anak belum bicara terlambat Keluhan orang tua Anamnesa Pengamatan kepada anak Tes skrining Anamnesa Terlambat bicara Tidak ada kontak mata. Tidak mau menengok bila dipanggil. Bicaranya aneh/bahasa planet. Sering mengepak-ngepakkan tangan. Memutar-mutar roda mobil Dll.
(1) Kegagalan dlm interaksi sosial
(2) Kegagalan komunikasi verbak dan nonverbal
(3) Perilaku repetitif, stereotipik, obsesif
Tujuan
: untuk mendeteksi secara dini adanya
Gangguan Autisme pd anak umur 18 bulan sp 36 bulan
Jadwal deteksi : bila
ada indikasi seperti keterbatasan bicara, ggn komunikasi /ggn interaksi sosial dan perilaku yg berulang-ulang
Cara
menggunakan :
Ajukan 9(sembilan) pertanyaan dg jelas kpd orang tua atau pengasuh Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dg tugas pd CHAT
Interpretasi 1) Risiko tinggi menderita Gangguan Autisme : Bila jawaban „tidak‟ pd pertanyaan A5, A7, B2, B3, B4 2) Risiko rendah menderita Gangguan Autisme : Bila jawaban „tidak‟ pd pertanyaan A7, B4 3) Kemungkinan gangguan perkembangan lain : Bila jawaban „tidak‟ jumlahnya 3(tiga), atau lebih untuk pertanyaan A1- A4; A6; A8-A9; B1- B5. 4) Anak dalam batas normal bila tidak termasuk katagori 1, 2, 3
Ya
A
Alo Anamnesis
1
Apakah anak senang diayun-ayun atau diguncang-guncang (bounched) di paha anda ?
2
Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain ?
3
Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat tangga ?
4
Apakah anak suka bermain “ciluk-ba, petak umpet” ?
5
Apakah anak pernah bermain berbentuk cangkir, teko atau permainan lain ?
6
Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan menunjukkan jari ?
7
Apakah anak pernah menggunakan jari menunjuk sesuatu agar anda melihat kesana ?
8
Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (kubus atau mobil) ?
9
Apakah anak pernah menunjukkan sesuatu ?
memberikan
suatu
benda
untuk
Tidak
B
1
2
3
Pengamatan Selama pemeriksaan, apakah anak menatap (kontak mata) dengan pemeriksa ?
Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil mengatakan : “lihat itu ada bola atau mainan lain”. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas, cangkir dan teko sambil mengatakan : “secangkir susu buat Mama”.
4
Tanyakan pada anak, “tunjukkan mana gelas ?”. Apakah anak menunjukkan benda tersebut dengan jarinya atau sambil menatap wajah pemeriksa ketika menunjukkan ke suatu benda.
5
Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok menjadi suatu menara ?
Ya
Tidak
4) Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH)
Anak
dg GPPH adl anak yg menunjukkan perilaku hiperaktif, impulsif, sulit memusatkan perhatian yg timbulnya lebih sering, lebih persisten dg tingkat yg lebih berat jika dibandingkan dg anak - anak lain seusianya.
GPPH adalah kondisi neurodevelopmental khronik yang banyak didapatkan pada usia anak, dan dapat berlangsung sampai usia dewasa.
KURANG KONSENTRASI
HIPERAKTIF
IMPULSIF
Tujuan : untuk mengetahui secara dini
GPPH pd anak umur 36 bulan keatas Deteksi dini : Keluhan orang tua/guru Anamnesa Pengamatan perilaku anak Skrining GPPH
Cara
pemakaian :
Orang tua dan guru mengisi masing-masing formulir tes Conner berdasarkan pengamatan terhadap anak Pelaksanaan Deteksi dini anak GPPH harus 2(dua) situasi : pengamatan anak dirumah dilaporkan oleh orang tua dan pengamatan anak di sekolah dilaporkan oleh guru kelas anak
Jadwal deteksi dini : bila ada indikasi atau keluhan
Interpretasi : bila nilai total > 12, kemungkinan anak GPPH
Intervensi :
Konseling terhadap orang tua Konseling terhadap guru Rujuk ke psikiater anak / Poliklinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RS Jiwa Provinsi Jawa Barat.
Tes Conner untuk orang tua atau guru anak dg GPPH
Deskripsi 1. Tidak kenal lelah atau aktifitas berlebihan 2. Mudah menjadi gembira, impulsif 3. Mengganggu anak lain 4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, selang waktu perhatiannya pendek
5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara terus menerus
0
1
Tidak sama sekali
Sekalikali
2 Cukup Sering
3 Hampir selalu
Deskripsi
6. Perhatiannya kurang, mudah teralihkan 7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustasi 8. Sering dan mudah menangis 9. Suasana hatinya berubah dengan cepat dan drastis 10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduka
0
1
Tidak sama sekali
Sekalikali
2 Cukup Sering
3 Hampir selalu
Setelah
diperoleh hasil deteksi dini maka segera dilakukan stimulasi dini dan intervensi dini Rencanakan pertemuan rutin dg orang tua dan anak Lakukan stimulasi dg pemantauan dan evaluasi Bila tidak berhasil lakukan sistim rujukan ke Poli Tumbuh Kembang RS umum/RS Jiwa
Stimulasi
Dini
Stimulasi dini adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak mencapai tumbuh kembang yg optimal sesuai ptensi yg dimilikinya
o
o
Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pd setiap kesempatan Stimulasi tumbuh kembang anak dpt dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh anak, anggota keluarga yg lain dll Merangsang otak balita agar perkembangan kemampuan motorik (gerak kasar dan halus),berbicara, dan berbahasa, bersosialisasi dan kemandirian anak meningkat secara optimal sesuai usia anak
Stimulasi adl perangsangan yg datangnya dari lingkungan di luar individu anak
Anak yg banyak mendapatkan stimulasi akan lebih
cepat berkembang daripada anak yg kurang atau bahkan tdk mendapatkan stimulasi
Memberikan stimulasi yg berulang dan terus
menerus pd setiap aspek perkembangan anak berarti telah memberikan kesempatan pd anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Healy, (1994) : jaringan serabut syaraf akan
terbentuk apabila ada kegiatan mental yg aktif dan menyenangkan bagi anak. Setiap respons thd penglihatan, bunyi, perasaan, bau, dan pengecapan akan memperlancar hubungan antar neuron (pusat syaraf). Makin sering otak bekerja, maka ia akan semakin mahir dan terampil.
anak akan menganyam jaringan intelektualnya”………………
“setiap
o
o o
o o
Stimulasi dilakukan dg cara-2 yg benar sesuai petunjuk tenaga kesehatan yg menangani bidang tumbuh kembang anak. Stimulasi dilakukan dg dilandasi rasa cinta dan kasih sayang thd anak. Selalu menunjukkan perilaku yg baik, krn anak cenderung meniru tingkah laku orang-2 terdekat dengannya. Berikan stimulasi sesuai kelompok umur anak. Dunia anak dunia bermain, oleh krn itu lakukan stimulasi dg cara mengajak anak bermain, bernyanyi dan variasi lain yg menyenangkan tanpa paksaan dan hukuman.
Lakukan
stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak. Menggunakan alat bantu/alat permainan yg sederhana, aman dan disekitar kita. Anak laki-2 dan perempuan diberikan kesempatan yg sama. Lakukanlah stimulasi sesuai kondisi dan kemampuan anak, jangan sampai membuat anak stress (mis : ketika mengajar anak menulis, biarlah anak mau melakukan dengan riang gembira, hindari cara-2 memaksa yg membuat anak takut dan trauma).
Intervensi dini Intervensi dini adalah serangkaian tindakan tertentu yg dilakukan orang tua, pengasuh atau pendidik pada anak usia dini yg perkembangan kemampuannya menyimpang krn tdk sesuai dg usianya.
Tujuan
intervensi dini
:
Utk mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah penyimpangan perkembangan, shg anak dpt tumbuh dan berkembang optimal sesuai dg potensi yg dimilikinya. Waktu yg tepat utk melakukan intervensi dini adalah sesegera mungkin stl anak diketahui
memiliki penyimpangan tumbuh kembang waktu yg terbaik adl anak ketika berusia di bawah 5 tahun merupakan masa keemasan (Golden Period) atau jendela kesempatan (Window Opportunity) atau masa kritis (Critical Period)
Melakukan koreksi sejak dini dg memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembang serta mencegah upaya penyimpangan tdk menjadi lebih berat
Memberikan perhatian yg intensif secara individual, terutama thd remaja/keluarga dg risiko tinggi Proram pendekatan koordinasi lintas sektoral dalam komunitas Klinik kesehatan Remaja Deteksi Dini dan intervensi Dini oleh Puskesmas dan Rumah Sakit Sistim Rujukan ke Rumah Sakit Jiwa/Poliklinik Tumbuh Kembang/Rumah Sakit yg ada fasilitas Kesehatan Jiwa
Deteksi dini Gangguan mental emosional pada remaja
Memahami perkembangan anak usia dini, melakukan deteksi dini, memberikan stimulasi
dini, dan intervensi dini sangat penting sebagai landasan menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, unggul dan mandiri
View more...
Comments