Down Syndrome
September 20, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Down Syndrome...
Description
DOWN SYNDROME
Disusun oleh : Damar Arby
109116003
Muhammad Juniarsyah
109116010
Aisyah Bawazir
109116016
Slamet Purwanto
109116022
PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI STIKES ALIRSYAD ALISLAMIYYAH 2018
DAFTAR ISI
Halaman Cover ............................................ ................................................................... ............................................. ............................. ....... Daftar Isi ........................................... .................................................................. ............................................. ....................................... ................. ii Kata Pengantar ............................................ ................................................................... ............................................. ............................iii ......iii BAB 1 Pendahuluan ............................................ .................................................................. ........................................... ..................... 1 Latar Belakang ............................................ .................................................................. ....................................... ................. 1 Rumusalan Masalah ..................... ........................................... ............................................. ................................ ......... 1 Tujuan ........................................... ................................................................. ............................................ ................................ .......... 1 BAB 2 Tinjauan Pustaka ............................................ .................................................................. .................................... .............. 2 Pengertian Down Syndrome S yndrome .......................................... ............................................................... ..................... 2 Etiologi ............................................ ................................................................... ............................................. ............................ ...... 2 Patofisiologi ............................................ .................................................................. ........................................... ..................... 3 Penanganan .......................................... ................................................................ ............................................ ......................... ... 5 BAB 3 Simpulan Dan Saran .......................................... ................................................................. ................................ ......... 7 Simpulan .......................................... ................................................................. ............................................. ............................ ...... 7 Saran ............................................. ................................................................... ............................................ ................................ .......... 7 Daftar Pustaka .......................................... ................................................................ ............................................ ................................ ..........iv
ii
Kata Pengantar Segala puji bagi Allah . Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah banyak berkontribusi dengan memberikan sumbangan sumbangan baik materi maupun pikiranny pikirannya. a. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi makalah yang lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran
dan
kritik
yang
membangun
dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini,
iii
1
BAB 1 Pendahuluan
1. Latar belakang Down Syndrome atau Syndrome atau yang umum disebut sebagai keterbelakangan mental jelas bukan kutukan. Penyakit atau cacat itu terbukti bisa menimpa siapapun, mungkin juga salah satu anggota keluarga kita. Down Syndrome Syndrome disebabkan kelainan pada kromosom. Kromosom adalah merupakan serat-serat khusus yang terdapat didalam setiap sel didalam badan manusia dimana terdapat bahan-bagan genetik yang menentukan sifat-sifat seseorang. Selain itu Down Syndrome Syndrome disebabkan oleh hasil daripada penyimpangan kromosom semasa konsepsi. Di Indonesia, Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar kementerian kesehatan, pada 2010 prevalensi Down Syndrome Syndrome sebesar 0,12 persen. Masyarakat awam seringkali hanya tahu bahwa penderita Down Syndrome Syndrome adalah mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang amat rendah. Tapi pengertian itu tidak sepenuhnya tepat. Kenyataannya bisa jauh lebih rumit dari itu. Penderita tidak jarang mengalami beragam jenis kelainan yang bermuara pada cacat itu. 2. Rumusan masalah a. Megetahui Apa itu Down itu Down Syndrome ? Syndrome ? b. Megetahui etiologi Down etiologi Down Syndrome ? Syndrome ? c. Megetahui patofisiologi Down patofisiologi Down Syndrome ? Syndrome ? d. Megetahui Jenis-Jenis Terapi yang Di butuhkan Penderita Down Syndrome ? Syndrome ? 3. Tujuan a. Untuk mengetahui definisi dari Down dari Down Syndrom Syndrom b. Untuk mengetahui etiologi Down etiologi Down Syndrom Syndrom c. Untuk mengetahui patofisiologi Down Syndrom d. Untuk mengatahui mengatahui jenis terapi apa yang dibutuhkan penderita Down Syndrome
2
BAB 2 Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pengertian Down Down Syandrome Syandrome Down Syndrome adalah Syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan
mental
anak
yang
diakibatkan
adanya
abnormalitas
perkembangan
kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan
2. Etiologi Down Syndrome Syndrome disebabkan oleh adanya kelebihan materi genetik pada kromosom 21 atau trisomi atau trisomi 21. 21. Manusia normal mempunyai 23 pasang kromosom XX atau 23 pasang kromosom XY dengan jumlah total 46 tetapi penyandang Down Syndrome Syndrome memilki 3 kromosom ke 21. Ini bermakna penyandang Down Syndrome mempunyai 47 kromosom lebih banyak 1 kromosom dibandingkan Syndrome manusia normal yang hanya mempunyai 46. Kejadian ini disebabkan oleh salah satu dari 3 keadaan berikut : a. Non disjunction disjunction (95%) Kegagalan Meiosis Meiosis berakibat pembelahan sel tidak merata, gamet kelebihan satu kromosom (Trisomi ( Trisomi 21) 21) b. Mozaikisme (1-2%) Setelah pembuahan normal, tapi pembelahan sel tidak merata dan gamet kelebihan/kekurangan satu kromosom (Trisomi ( Trisomi 21/ Monosomi 21) Monosomi 21) c. Translokasi Robertsonian Robertsonian (2-3%) Kelainan keturunan (orang tua sebagai pembawa sifat translokasi translokasi), ), pembelahan sel tidak sama mengakibatkan trisomi mengakibatkan trisomi 21 21
3
3. Patofsiologi Ekstra kromosom 21 mempengaruhi hampir setiap sistem organ dan menghasilkan spektrum konsekuensi fenotipik yang luas. Ini termasuk komplikasi yang mengancam jiwa, perubahan yang signifikan secara klinis dari perjalanan hidup (misalnya, cacat intelektual), dan fitur fisik dismorfik . Down Syndrome Syndrome menurunkan viabilitas menurunkan viabilitas pranatal dan meningkatkan morbiditas prenatal dan postnatal . Anak-anak yang terkena dampak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik, pematangan, perkembangan tulang, dan erupsi gigi. Dua hipotesis yang berbeda telah diajukan untuk menjelaskan mekanisme aksi gen pada Down
Syndrome:: Syndrome
ketidakstabilan
perkembangan
(yaitu
kehilangan
keseimbangan kromosom) dan apa yang disebut efek dosis-gen. Menurut hipotesis efek dosis-gen, gen yang terletak pada kromosom 21 telah diekspresikan berlebihan dalam sel dan jaringan pasien Down Syndrome Syndrome,, dan ini berkontribusi pada kelainan fenotipik kelainan fenotipik . Salinan ekstra dari bagian proksimal 21q22.3 tampaknya menghasilkan fenotip fisik khas, yang meliputi: Ketidakmampuan intelektual - Sebagian besar fenotip pasien dengan Down Syndrome Syndrome memiliki beberapa derajat gangguan kognitif , mulai dari yang ringan (intelligence quotient [IQ] 50-75) hingga gangguan berat (IQ 20-35); pasien menunjukkan keterlambatan motor dan bahasa selama masa kanak-kanak Ciri khas wajah mongoloid mongoloid Kelainan jantung kongenital - Hampir setengah dari pasien yang terkena memiliki penyakit jantung bawaan, termasuk cacat septum septum ventrikel dan defek saluran atrioventrikular . Analisis molekuler mengungkapkan bahwa wilayah 21q22.1-q22.3, juga dikenal sebagai daerah kritis Down Syndrome, Syndrome , tampaknya mengandung gen atau gen yang bertanggung jawab untuk penyakit jantung bawaan yang diamati pada Down Syndrome Syndrome.. Gen baru, yang diidentifikasi dalam wilayah 21q22.1-q22.2, sangat diekspresikan di otak dan jantung dan merupakan kandidat untuk keterlibatan dalam patogenesis Down Syndrome,, terutama yang berkaitan dengan kecacatan intelektual dan cacat Syndrome jantung. Fungsi fisiologis abnormal mempengaruhi metabolisme tiroid dan malabsorpsi usus. Pasien dengan trisomi 21 memiliki peningkatan risiko obesitas. Infeksi yang sering terjadi mungkin karena gangguan respon imun, dan kejadian autoimunitas, termasuk hipotiroidisme hipotiroidisme dan tiroiditis Hashimoto Hashimoto yang jarang,
4
meningkat. Pasien dengan Down Syndrome Syndrome mengalami penurunan buffering reaksi fisiologis, yang mengakibatkan hipersensitivitas terhadap pilocarpine pilocarpine dan respon abnormal pada penelusuran electroencephalographic electroencephalographic (EEG) sensorik. Anak-anak dengan Down Syndrome Syndrome leukemia juga memiliki hiperreaktivitas terhadap methotrexate. Penurunan penyangga proses metabolisme menghasilkan predisposisi hiperurisemia dan peningkatan resistensi insulin. insulin. Diabetes mellitus mellitus berkembang di banyak pasien yang terkena. Penuaan dini menyebabkan katarak dan penyakit Alzheimer. penyakit Alzheimer. Reaksi leukemoi leukemoid d pada bayi dan peningkatan risiko leukemia leukemia akut menunjukkan disfungsi sumsum tulang belakang. Anak-anak dengan Down Syndrome cenderung mengalami leukemia, terutama gangguan mieloproliferatif transien dan leukemia megakaryocytic transien megakaryocytic akut. Hampir semua anak dengan Down Syndrome yang Syndrome yang mengembangkan leukemia leukemia jenis ini mengalami mutasi pada gen faktor transkripsi hematopoietik , GATA1. Leukemia pada anak-anak dengan Down Syndrome membutuhkan Syndrome membutuhkan setidaknya 3 kejadian yang bekerja sama: trisomi trisomi 21, mutasi GATA1, dan perubahan genetik ketiga yang tidak terdefinisi. terdefinisi. Manifestasi muskuloskeletal pada pasien dengan Down Syndrome Syndrome meliputi penurunan tinggi badan, hipoplasia atlanto-oksipital dan atlantoaxial, atlantoaxial, dan malformasi vertebral tulang belakang leher. Temuan ini dapat menyebabkan ketidakstabilan atlanto-occipital dan serviks serviks,, serta komplikasi seperti kelemahan dan kelumpuhan. Sekitar 5% pasien dengan Down Syndrome Syndrome memiliki manifestasi, termasuk atresia duodenum, duodenum, penyakit Hirschsprung, Hirschsprung, dan penyakit celiac.. celiac
Banyak
pasien
dengan
trisomi
21
memiliki
manifestasi
otorhinolaryngologic, termasuk gangguan pendengaran dan infeksi telinga otorhinolaryngologic, berulang. Sekitar 60% pasien memiliki manifestasi oftalmik.
5
4. Penanganan a. Terapi untuk menangani masalah motorik adalah Terapi Latihan dengan metode metode Bobath Bobath atau NDT . Agar lebih efektif, penanganan harus dimulai secepatnya sebaiknya sebelum anak berusia 6 bulan. Hal ini sesungguhnya masih efektif untuk anak pada usia yang lebih tua, namun ketidaknormalan akan semakin tampak seiring dengan bertambahnya usia anak dengan Down Syndrome Syndrome dan biasanya membawa terapi pada kehidupan sehari-hari sangat sulit dicapai. Metode ini dimulai dengan mula-mula menekankan reflek-reflek abnormal yang patologis menjadi penghambat terjadinya gerakangerakan normal. normal. Anak harus ditempatkan dalam sikap tertentu yang dinamakan Reflek Inhibiting Posture Posture (RIP) yang bertujuan untuk menghambat tonus otot yang abnormal. Handling digunakan untuk mempengaruhi tonus postural, mengatur koordinasi, menghinbisi pola abnormal, dan memfasilitasi respon otomatis normal. Dengan handling yang tepat, tonus serta pola gerak yang abnormal dapat dicegah sesaat setelah terlihat tanda-tandanya. Key Point of Control (KPoC) yaitu titik yang digunakan terapis dalam inhibisi dan fasilitasi. KPoC harus dimulai dari proksimal ke distal/bergerak mulai dari kepala-lehertrunk-kaki dan jari kaki. Dengan bantuan KPoC, pola inhibisi dapat dilakukan pada penderita Down penderita Down Syndrome dengan Syndrome dengan mengarahkan pada pola kebalikannya. Metode Bobath Metode Bobath mempu mempunyai nyai beberapa teknik :
Inhibisi dari postur yang abnormal dan tonus t onus otot yang dinamis, Stimulasi terhadap terhadap otot-otot yang mengalami hypertonik , Fasilitasi pola gerak normal.
6
b. Terapi untuk menangani masalah kognif Terapi yang digunakan untuk meningkatkan kogntif anak adalah dengan metode bermain puzzle. Berikut ini ada beberapa jenis puzzle yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memahami kosakata:
Spelling puzzle, yakni puzzle yang terdiri dari gambar-gambar dan huruf-huruf acak untuk dijodohkan menjadi kosakata yang benar.
Jigsaw puzzle, yakni puzzle yang berupa beberapa pertanyaan untuk dijawab kemudian dari jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk dirangkai menjadi sebuah kata yang merupakan jawaban pertanyaan yang paling akhir. akhir.
The thing puzzle, yakni puzzle yang berupa deskripsi kalimatkalimat yang berhubungan dengan gambar-gambar benda untuk dijodohkan.
The letter(s) readiness puzzle, yakni puzzle yang berupa gambar-gambar disertai dengan huruf-huruf nama gambar tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap.
CrossworDown Syndrome puzzle, yakni puzzle yang berupa pertanyaan-pertanyaan
yang
harus
dijawab
dengan
cara
memasukan jawaban tersebut ke dalam kotak-kotak yang tersedia baik secara horizontal maupun vertikal
7
BAB 3 Simpulan dan Saran
1. Simpulan Down Syndrome adalah Syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom, Kejadian ini disebabkan oleh salah satu dari 3 keadaan yaitu : Non disjunction, Mozaikisme, Translokasi Robertsonian, Robertsonian, penderita Down Syndrome memilki ciri fisik yang mencolok, down syndrome dapat Syndrome mengenai kemampuan kognitif dan motorik, terapi yang diberikan bertujuan melatih kognitfnya seperti berman puzzle, dan melatih motoriknya seperti pemberiaan terapi bobath bobath.. 2. Saran Pemberian terapi harusnya diberikan sedini mungkin dan harus dilalukan secara rutin agar penderita Down Syndrome Syndrome dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Gratias Tom Mundakel, MBBS, DCH. 17january 2017. Down Syndrome. Pediatrics: Genetics and Metabolic Disease (diakses pada 11 april 2018 ) tersedia pada : https://emedicine.medscape.com/article/943216-overview Dial Fredo. 2017. Penanganan Kognitif Down Syndrome melalui Metode Puzzle pada Anak Usia Dini. JURNAL OBSESI. OBSESI. Volume 1. Halaman 32 – 41 41 Dhofirul Fadhil Dzil Ikrom Al Hazmi, Ketut Tirtayasa, Muhammad Irfan.2014. KOMBINASI NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT DAN SENSORY INTEGRATION INTEGRATION LEBIH BAIK BAIK DARIPADA HANYA NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN BERDIRI ANAK DOWN SYNDROME. SYNDROME. Sport and Fitness Journal. Volume 2, No. 1 : 56 – 71 71 Charina Situmorang. 2011. Hubungan Sindroma Down dengan Umur Ibu, Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, dan Faktor Lingkungan. JURNAL KEDOKTERAN INDONESIA. VOL. 2. Hal 96-101 Ambreen Asim, Ashok Kumar, Srinivasan Muthuswamy Shalu Jain Sarita Agarwal. 2015. Down syndrome: an insight of the disease. Journal of Biomedical Science. Vol 2 . 22-41 Susan R. Harris.1981. Harris.1981. Effects of Neurodevelopmental Therapy on Motor Performance of Infants with Down's Syndrome .journal of pediatric. Volume23. Pages 477-483
iv
View more...
Comments