Dokumen Ukl Upl Pt. Ovi Lengkap

July 8, 2019 | Author: WayerHaris | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

UKL UPL Rencana Penambangan Batu Gamping PT. OVI...

Description

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL  –  UPL  UPL PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU GAMPING

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali

2017

PT. OCEAN VALLEY INTERNATIONAL i 14-15,  Jl. Pangeran Pangeran Jayakarta Jayakarta 141-Blok 14-15,  Jakarta Pusat Pusat

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

LEMBAR PENGESAHAN

Nomor Tanggal

: :

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL  –  UPL)  UPL)

Kegiatan:

PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BATU GAMPING DI DESA KOLONO DAN GERESA KECAMATAN BUNGKU TIMUR KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH Disusun Oleh:

PT. OCEAN VALLEY INTERNATIONAL

Disetujui Oleh:

KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MOROWALI

Drs. F A J A R Pembina TKt. I Nip. 19700228 199103 1 008

ii

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................

ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL .........................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

vii

BAB I IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN

1.1. Pemrakarsa ............................................................................... 1.2. Penyusun ..................................................................................

I-1 I-1

BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.

Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ................................. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ................................ Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .................. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ...... Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal ...................................

II-1 II-1 II-2 II-4 II-26

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

3.1. Dampak Lingkungan ................................................................. 3.2. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ...........

III-1 III-3

BAB IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKA BAB V SURAT PERNYATAAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

iv

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

DAFTAR TABEL

 Tabel 2.1. Koordinat Lokasi ........................................................................

II-1

 Tabel 2.2. Komposisi Tenaga Kerja Konstruksi............................................

II-10

 Tabel 2.3. Kebutuhan Alat Berat .................................................................

II-11

 Tabel 2.4. Jadwal Pelaksanaan Rencana Kegiatan ......................................

II-25

 Tabel 2.5. Rata  –  Rata Curah Hujan Bulanan di Lokasi Studi  Tahun 2006  –  2015 ....................................................................

II-26

 Tabel 2.6. Hasil Pengukuran Kualitas Udara...............................................

II-27

 Tabel 2.7. Prediksi Erosi ............................................................................

II-31

 Tabel 2.8. Erosi yang Ditoleransikan dan Indeks Bahaya Erosi...................

II-31

 Tabel 2.9. Prediksi Sedimentasi ................................................................

II-32

 Tabel 2.10. DAS di Lokasi Sudi ...................................................................

II-33

 Tabel 2.11. Hasil Pengamatan Transportasi Darat ......................................

II-37

 Tabel 2.12. Jenis Vegetasi di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan ...................

II-37

 Tabel 2.13. Jenis Fauna Darat di Sekitar Lokasi Proyek .............................

II-39

 Tabel 2.14. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Desa Kolono dan Geresa .

II-40

 Tabel 2.15. Jenis Usaha di Desa Kolono dan Geresa ...................................

II-41

 Tabel 2.16. Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan Bungku Timur ........................................................

II-47

 Tabel 2.17. Banyaknya Penderita Penyakit Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Bungku Timur Tahun 2016 ....................................

II-48

 Tabel 3.1. Matriks Identifikasi Dampak ......................................................

III-1

 Tabel 3.2. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan .....................................

III-2

 Tabel 3.3. Matriks Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

III-4

v

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

DARTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Lokasi .............................................................................

II-3

Gambar 2.2. Peta RTRW Kabupaten Morowali ............................................

II-5

Gambar 2.3. Peta IPPIB...............................................................................

II-6

Gambar 2.4. Peta Kawasan Hutan .............................................................

II-7

Gambar 2.5. Lebar Jalan Angkut Dua Lajur pada Jalan Lurus ...................

II-12

Gambar 2.6. Potongan Melintang Jalan yang Ditimbun ..............................

II-12

Gambar 2.7. Potongan Melintang yang Jalan yang Digali ............................

II-13

Gambar 2.8. Lapisan Konstruksi Jalan .......................................................

II-13

Gambar 2.9. Spesifikasi Jalan Angkut Dua Lajur Pada Tikungan ...............

II-19

Gambar 2.10. Sudut Maksimum Penyimpangan Kendaraan .......................

II-19

Gambar 2.11. Grafik Rata  –  Rata Curah Hujan di Lokasi Studi  Tahun 2006  –  2015 ..............................................................

II-27

Gambar 2.12. Peta Kelas Lereng .................................................................

II-29

Gambar 2.13. Peta Jenis Tanah ..................................................................

II-30

Gambar 2.14. Peta DAS ..............................................................................

II-35

Gambar 2.15. Peta Geologi ..........................................................................

II-36

Gambar 2.16. Grafik Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ..........

II-40

Gambar 2.17. Peta Sampel dan Studi .........................................................

II-49

Gambar 3.1. Peta Lokasi UKL  –  UPL ...........................................................

III-20

vi

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. IUP Eksplorasi Lampiran 2. Rekomendasi Kesesuaian RTRW Lampiran 3. Hasil Analisis Kualitas Udara Lampiran 4. Administrasi Tim Penyusun Lampiran 5. Dokumentasi Lokasi Sekitar Lampiran 6. Dokumentasi Survey Lampiran 7. Rekapitulasi Peta Lampiran 8. Expose Dokumen UKL-UPL

vii

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

BAB I IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN

1.1. Pemrakarsa

Identitas pemrakarsa kegiatan ini yaitu sebagai berikut: a. Nama Pemrakarsa

: PT. OCEAN VALLEY INTERNASIONAL 

b. Alamat pemrakarsa

: Jl. Pangeran Jayakarta 141-Blok 14-15  Jakarta Pusat

c. Penanggung Jawab

: CAKRA MEGA TJUANTA

d.  Jabatan Penanggung Jawab

: Direktur

e. Alamat Penanggung Jawab

: Pakubowono Resd B. 12 E Kelurahan Gunung Kecamatan Kebayoran Baru Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta

1.2. Penyusun

Penyusunan dokumen ini dilakukan oleh pemrakarsa dengan meminta bantuan pihak lain yang merupaka penyusun perorangan. Adapun identitas tim penyusun  yaitu sebagai berikut: a. Ketua Tim

: Darsan, SP.,MP (Sertifikasi ATPA, Sertifikas Amdal A dan B,  Tenaga Ahli Fisik  –   Kimia/Tanah)

b. Anggota 1) Wayer

: Haris

Sauntiri,

ST

(Ahli

Pemetaan

Lingkungan

Pemetaan/Ahli Muda Teknik Lingkungan) 2) Samsul Husen, S.KM (Ahli Kesehatan Masyarakat)

Identitas Pemrakarsa dan Penyusun

I-1

dan

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Nama rencana usaha dan/atau kegiatan ini yaitu “Pertambangan  dan Pengolahan Batu Gamping”. 2.2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Secara administrasi, lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan ini yaitu: Desa

: Kolono dan Geresa

Kecamatan

: Bungku Timur

Kabupetean : Morowali Provinsi

: Sulawesi Tengah

Koordinat lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana disajikan pada  Tabel 2.1.  Tabel 2.1. Koordinat Lokasi No

0

1 2 3 4 5 6 7 8

122 122 121 121 122 122 122 122

Bujur Timur ' 0 0 59 59 0 0 0 0

'' 0,9 0,9 47,2 47,2 38,2 38,2 51,1 51,1

0

2 2 2 2 2 2 2 2

Lintang Selatan ' 40 39 39 39 39 39 39 40

'' 2,8 49,6 49,6 22,4 22,4 49,2 49,3 2,8

Sumber: IUP Eksplorasi PT. Ocean Valley Internasional, 2016 Adapun batas –  batas lokasi recana usaha dan/atau kegiatan yaitu: Utara

: Hutan

Selatan

: Permukiman Desa Kolono dan Geresa

 Timur

: Kebun Campuran

Barat

: Kebun Campuran

Peta lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan selengkapnya disajikan pada Gambar 2.1. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-1

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

2.3. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Skala/besaran rencana usaha dan/atau kegiatan ini yaitu mencakup kegiatan pertambangan batuan pada lahan seluas 194,8 ha dengan prediksi cadangan batuan sebesar 19.031.960 m3. Prediksi ini berdasarkan hasil penyelidikan pada kegiatan eksplorasi sebelumnya dimana rata –  rata cadangan batuan yaitu 97.700 m3/ha. Pada kegitan ini direncanakan pembangunan dan pengoperasian mesin pemecah batu (stone crusher) dengan kapasitas 450.000 m3/tahun. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analaisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, rencana usaha/kegiatan ini termasuk bidang energi dan sumber daya mineral yang merupakan kegiatan eksploitasi (operasi produksi) mineral bukan logam atau meneral batuan. Karena kapasitas rencana kegiatan ini ≤ 500.000 m 3, maka rencana kegiatan ini tidak wajib Amdal hanya wajib UKL –  UPL.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-2

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Gambar 2.1. Peta Lokasi

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-3

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 2.4.1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang Penyusunan UKL  –   UPL wajib sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana diamanatkan pada Pasal 14 (2) PP Nomor 17 tahun 2012. Analisis kesesuaian RTRW dilakukan melalui analisis spasial berupa overlay   peta lokasi kegiatan dengan peta RTRW Kabupaten Morowali. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa lokasi rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping oleh PT. Ocea Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali telah sesuai dengan RTRW Kabupaten Morowali (RTRWK)  Tahun 2012 –  2023. Bukti formal kesesuaian RTRW tersebut yaitu Surat Rekomendasi Kepala Dinas Pekerjaan

Umum

dan

Pemanfaatan

Ruang

Kabupaten

Morowali

Nomor:

650/27/REK-RTRWK/DPUPRD/V/2017, yang dikeluarkan di Bungku tanggal 22 Mei 2017. Rekomendasi RTRW ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi kunjungan lapangan dengan berpedoman pada Undang  –   Undang Nomor 26 Tahun 2007  Tentang Penetapan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012  Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali Tahun 2012  –   2032, serta Peraturan Bupati Morowali Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Penetapan Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) Ruang Milik Jalan (Rumija) dan Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasjalan). Peta RTRW Kabuaten Morowali disajikan pada Gambar 2.2. Analisis spasial lokasi rencana kegitan juga dilakukan terhadap Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) Revisi XI sebagaimana pada Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 6347/MenLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/11/2016 Tanggal 21 November 2016. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan lokasi lokasi rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping oleh PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali berada diluar PIPPIB. Hasil analisis spasial terhadap peta kawasan hutan menunjukkan bahwa sebagian besar lokasi rencana kegiatan ini berada dalam APL. Peta PIPPB selengkapnya disajikan pada Gambar 2.3. dan peta kawasan hutan sebagaimana disajikan pada Gambar 2.4.

Rencana Usah

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Gambar 2.2. Peta RTRW Kabupaten Morowali

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-5

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Gambar 2.3. Peta IPPIB

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-6

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Gambar 2.4. Peta Kawasan Hutan

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-7

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

2.4.2. Penjelasan Mengenai Persetujuan Prinsip atas Rencana Kegiatan Secara prinsip rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali dapat dilaksanakan. Hal ini berdasarkan IUP Eksplorasi PT. Ocean Valley International Nomor:

540/635/DISESDM-G.ST/2016,

tanggal

25

Agustus

2016,

Surat

Rekomendasi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pemanfaatan Ruang Kabupaten Morowali Nomor: 650/27/REK-RTRWK/DPUPRD/V/2017, tanggal 22 Mei 2017, hasil analisis PIPPIB Revisi XI sebagaimana pada Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 6347/MenLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/11/2016 Tanggal 21 November 2016 dan hasil analisis peta kawasan hutan. 2.4.3. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan Komponen rencana kegiatan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan diuraikan berdasarkan tahapan proyek. Tahapan proyek rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping di Desa Kolono dan Geresa Kacamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali oleh PT.

Ocean Valley

International terdiria atas tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi. a. Tahap Pra Konstruksi 1) Perizinan Pada tahap ini pemrakarsa akan melakukan pengurusan perizinan untuk memenuhi

segela

perizinan

yang

disyaratkan

dalam

rangka

kegiatan

pertambangan dan pengolahan batu gamping. Perizinan tersebut berupa Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Pertambangan, Rekomendasi Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan RTRW, Izin Lingkungan, Izin Operasi dan perizinan  –  perizinan lainya. Kegiatan perizinan ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –  undangan yang berlaku. 2) Sosialisasi Sebelum melakukan kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping, pemrakarsa akan melakukan sosialisasi kegiatan yang dimaksud. Sasaran utama kegiatan sosialisasi ini yaitu masyakat disekitar lokasi proyek yakni masyarakat Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku Timur. Sosialisasi dilakukan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-8

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

menyampaikan rencana kegiatan termasuk beberapa hal penting lainya seperti mekanisme perekrutan tenaga kerja, pengupahan tenaga kerja dan pembebasan lahan milik masyarakat. Sosialisasi dilakukan dengan metode pertemuan langsung antara pemrakarsa dengan masyarakat yang difasilitasi dan melibatkan beberapa stakeholder  terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Morowali, Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Morowali, pihak keamanan (kepolisian), pemerintah desa dan kecamatan serta tokoh masyarakat setempat. 3) Pembebasan lahan Pembebasan lahan akan dilakukan oleh pemrakarsa pada lokasi sebagaimana  yang termuat dalam Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Batuan yang dimiliki. Untuk efisiensi dan efektifitas pembebasan lahan maka sebelumnya akan dilakukan identifikasi status dan kepemilikan lahan. Pada masyarakat yang teridentifikasi sebagai pemilik lahan selanjutnya dilakukan pertemuan secara langsung untuk membicarakan dan menyepakati rencana pembebasan lahan  yang akan dilakukan. Proses identifikasi dan pertemuan dengan masyarakat pemilik lahan akan melibatkan Badan Pertanahan Nasional, Pemerintah Desa Kolono dan Geresa, Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan pihak keamana setempat. Lahan yang berada pada Hutan Produksi memerlukan persetujuan dalam bentuk izin pinjam pakai kawasan hutan sebagaimana yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Kehutanan P50/MENLHK/SETJEN/KUM.I/VI/2016 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, sedangkan lokasi yang beradap pada APL atau yang diakui atu diklaim oleh masyarakat sekitar sebagai lahan garapan, sistem pemanfaatan lahan dilakukan dengan sistem dan mekanisme musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama akan harga tanah dengan memperhatikan harga  yang tercantum dalam NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) atas tanah. b. Tahap Konstruksi 1) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi Penerimaan tenaga kerja konstruksi akan dilakukan oleh pemrakarsa untuk memenuhi kebutuhan dam progres kegiatan konstruksi rencana pertambangan dan pengolahan batu gamping. Oleh karena itu pemrakarsa akan merekrut tenaga kerja konstruksi dengan beberapa komposisi dan spesifikasi keahlian dan tingkat

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-9

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

pendidikan. Adapun komposisi tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu sebagaimana disajikan pada Tabel 2.2.  Tabel 2.2. Komposisi Tenaga Kerja Konstruksi

1

Mandor

Pendidikan Minimum D3

2

Kepala Tukang Batu

SMK/SMU

1

3

Kepala Tukan Kayu

SMK/SMU

1

4

Kepala Tukan Besi

SMK/SMU

1

5

Tukang Batu

SD

8

6

Tukang Kayu

SD

5

7

Tukang Besi

SD

5

8

Juru Las

SMK/SMU

3

9

Operator Alat Berat

SMK

10

10

Operator Chain saw

SMP

5

11

Mekanik

D3

3

12

Elektrik

D3

3

13

Buruh Kasar/Helper

SD

16

14

Sopir

SD

12

15

Keamanan

SD

2

16

Staf Perencana

S1

2

17

Juru Gambar/GIS

D3

1

No

Pekerja

 Total

 Jumlah 3

81

Sumber: PT. Ocean Valley International, 2017 Penerimaan tenaga kerja konstruksi PT. Ocean Valley International akan dilakukan dan diinformasikan secara terbuka serta akan memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya masyarakat Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur sesuai spesifikasi tenaga kerja yang telah disyaratkan. Hak dan kewajiban tenaga kerja yang direkrut akan dijelaskan dan dimuat dalam kontrak kerja yang akan ditandatangani sebelum pelaksanaan kegiatan konstruksi. 2) Mobilisasi Peralatan dan Material Pada tahap ini pemrakarsa akan memobilisasi segala peralatan yang dibutuhkan dalam rangka konstruksi rencana pertambangan dan pengolahan batu gamping. Peralatan tersebut termasuk jenis alat berat. Adapun kebutuhan peralatan yang dibutuhkan PT. Ocean Valley International diantaranya yaitu sebagaimana disajikan pada Tabel 2.3.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-10

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

 Tabel 2.3. Kebutuhan Alat Berat No Nama Alat Jumlah (Unit) 1 Dump truck 10 2 Excavator 5 3 Bulldozer 1 4 Wheel Loader 1 6 S.W Roller 1 7 Motor Greeder 2 8 Compactor 2 9 Processing Plant 1 10 Timbangan 1 Sumber: PT. Ocean Valley International, 2017 Untuk kebutuhan konstruksi juga dibutuhan material berupa semen, pasir sirtu dan batuan. Material yang tidak tersedia dilokasi proyek akan dimobilisasi dari tempat lain yang terdekat. Mobilisasi peralatan dan material akan melintasi Jalan  Trans Sulawesi kemudian masuk kedalam lokasi pertambangan melalui jalan tambang. 3) Pembangunan Sarana dan Prasaran Penunjang Sarana dan prasarana penunjang yang akan dibangun pada tahap ini diantaran ya  yaitu jalan tambang, base cam p tenaga kerja konstruksi, bangunan kantor, mess karyawan, bangunan utilitas energi, tempat ibadah, poskeamanan, Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Berbahaya dan Beracun (LB3) dan kolam pengendapan lumpur (sedimen pond ). a)  Jalan Tambang  Jalan tambang berfungsi sebagai jalan penghubung antara jalan utama dengan lokasi Basecamp , Stockpile, Stone Crusher, work shop   dan kantor serta menuju lokasi penambangan. Jalan tambang diperlukan baik selama masa konstruksi maupun selama masa operasi dan pemeliharaan. Jalan tambang ini biasanya dibuat mulai dari jalan terdekat yang sudah ada menuju lokasi Basecamp, Stockpile, Stone Crusher, work shop, kantor dan lokasi penambangan. Klasifikasi  jalan masuk sesuai dengan klasifikasi dan kebutuhan lalu lintas ke lokasi rencana kegiatan. Jalan masuk akan dibuat dengan perkerasan batuan yang diperoleh dari sekitar lokasi rencana kegiatan.  Jalan tambang yang lebar diharapkan akan membuat lalu lintas pengangkutan lancar dan aman. Dalam perhitungan untuk lebar jalan tambang yang lurus dan tikungan berbeda, karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-11

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

ruang gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan di atas jalan melebar. Disamping itu, perhitungan jalan perlu mempertimbangkan jumlah lajur, yaitu lajur tunggal untuk jalan satu arah atau lajur ganda untuk jalan dua arah. Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan jalur ganda atau lebih, menurut Aasho Manual Rural High Way Design , harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan. Spesifikasi jalan tambang selengkapnya sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2.5. - 2.8.

Gambar 2.5. Lebar Jalan Angkut Dua Lajur pada Jalan Lurus

Gambar 2.6. Potongan Melintang Jalan yang Ditimbun

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-12

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Gambar 2.7. Potongan Melintang yang Jalan yang Digali

Gambar 2.8. Lapisan Konstruksi Jalan b) Bangunan Kantor Bangunan kantor tambang merupakan bagian dari infrastruktur tambang  yang digunakan untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dari kegiatan operasi penambangan pada lokasi tersebut. Sarana perkantoran sebagai pusat pengendalian dari kegiatan-kegiatan penambangan, baik kegiatan operasional di lapangan maupun kegiatan administrasi dan kearsipan. Ukuran bangunan kantor disesuaikan dengan jumlah karyawan yang bekerja. Lokasi bangunan kantor dipilih berdasarkan kemudahan jalan masuk dan keluar daerah pertambangan. Beberapa fasilitas yang disediakan dalam kantor antara lain: fasilitas jaringan listrik, fasilitas jaringan air/ sumber air bersih, fasilitas jaringan komunikasi, Fasilitas computer dan lain-lain. c) Mess Karyawan Mess karyawan yang akan dibangun seluruhnya seluas 300 m² terdiri dari bangunan mess senior staf house seluas 100 m² dan bangunan karyawan staf seluas 200 m². Bangunan karyawan non staf terdiri dari 2 unit masing-masing dengan luas 120 m². Tiap –   tiap unit terdiri dari 6 kamar tidur berukuran 2,5 x 3 m, ruang istirahat dengan ukuran 3 x 6 m, teras dengan ukuran 2 x 20 m,

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-13

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

selasar dengan ukuran 1,5 x 20 m dan dilengkapi dengan MCK dengan 3 buah kamar mandi berukuran 2 x 2,5 m, serta dapur. d) Bangunan Utilitas Energi •

Untuk

Stasiun BBM mencukupi

kebutuhan

bahan

bakar

operasi

pertambangan

dan

pengolahan batuan di lokasi, maka perlu dibangun stasiun pengisian BBM, terdiri dari 2 tanki bahan bakar yang mempunyai kapasitas 100.000 liter. Dari tanki BBM disalurkan melalui pipa menuju ruang pelayanan yang mengatur pemakaian bahan bakar. Luas bangunan untuk stasiun BBM ini adalah 100 m² (10 x 10 m). •

Bangunan Gardu Listrik/Genset

Bangunan gardu pembangkit listrik dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik untuk beberapa kepentingan. Luas bangunan adalah 9 m² (3 x 3 m). Sebagai pondasi genset digunakan pondasi beton bertulang. Pondasi ini dibuat untuk meredam getaran yang ditimbulkan oleh mesin genset. •

Bangunan Instalasi Air

Luas bangunan untuk instalasi air ini adalah 40 m² (8 x 5 m), yang disediakan untuk keperluan penyediaan air minum dan kebutuhan sehari –  hari sperti untuk pencucian kendaraan dan bengkel alat-alat berat. Stasiun pompa air ini harus dapat menyediakan air bersih dan sehat yang memenuhi kualitas kesehatan. e) Bangunan Utilitas Mekanik •

Bengkel tambang

Bengkel merupakan infrastruktur yang digunakan untuk alat-alat berat yang memerlukan perbaikan dan perawatan. Letak bangunan ini diusahakan tidak terlalu jauh dari lokasi penambangan agar alat-alat berat yang memerlukan perbaikan dapat dengan cepat diperbaiki. Bangunan ini juga dilengkapi dengan peralatan bengkel alat berat. Kontruksinya dari kayu dengan atap asbes. Luas lahan yang direncanakan adalah : Bengkel beratap (workshop)

= 15 x 20 m = 300 m²

Bengkel tidak beratap

= 15 x 30 m = 450 m²

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-14

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping



PT. Ocean Valley International

Gudang Peralatan

Bangunan ini digunakan sebagai tempat menyimpan suku cadang alat-alat berat dan peralatan tambang lainnya dan termasuk dalam bangunan workshop dengan luas lahan 10 x 10 m². f)  Tempat Ibadah Bangunan tempat ibadah berupa mushola yang berukuran 8 x 5 m, terdiri dari ruang sholat, ruang penjaga dan tempat wudhu. g) Pos Keamanan Pos

keamanan

akan

dibangun

pada

setiap

lokasi

yang

strategis

yang

membutuhkan pengamanan khusus yaitu di daerah perkantoran, perumahan, pengolahan, stockpile, dan gudang bahan peledak. Pos keamanan yang akan dibangun sebanyak 3 buah masing-masing berukuran 3 x 3 m. h) Pembangunan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Berbahaya dan Beracun (LB3) Dalam rangka kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping yang menggunakan alat berat, memungkinkan adanya LB3 berupa oli dan sisa-sisa pelumas lainnya yang merupakan LB3 cair. Penangan yang akan dilakukan berupa penyimpanan dalam bak penampungan sementara limbah B3 dengan mengacu pada PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun. Bak penyimpanan limbah B3 dibuat dari beton kedap air dengan ukuran 2 x 1 x 1 m. Penanganan LB3 akan mengikuti regulasi yang mengatur pengelolaan limbah B3 tersebut. Mulai dari teknis atau tata cara penyimpanan limbah oli bekas dan dokumen pengangkutan saat menyerahkan kepada pengumpul yang berizin. pemrakarsa akan membangun TPS Limbah B3 sesuai dengan spesifikasi teknis  yang dipersyaratkan serta memilih lokasi pada tapak proyek yang bukan merupakan daerah yang bebas banjir dan telah melalui pengurugan sehingga aman dari kemungkinan banjir serta jarak minimum antara lokasi dengan fasilitas umum adalah 2 km meter. Bangunan TPS LB3 akan dibuat terpisah dengan bangunan lain dengan jarak minimal 20 meter. Penanganan Limbah B3 berdasarkan Kep. Bappedal No. 1 Tahun 1995 Tentang Tata Cara dan Persyaratan  Teknis dan Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-15

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Adapun tatacara cara penyimpanan LB3 yang dilakukan oleh PT. Ocean Valley International akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 -

Karakteristik pelumas bekas yang disimpan;

 -

Kemasan disesuaikan dengan karakteristik pelumas bekas dapat berupa drum;

 -

Pola penyimpanan akan dibuat dengan sistem blok, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan jika terjadi kerusakan dan apabila terjadi kecelakaan dapat segera ditangani;

 -

Lebar gang antar blok harus akan diatur sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan untuk lalu lintas manusia, dan kendaraan pengangkut (forklift);

 -

Penumpukan kemasan akan mempertimbangkan kestabilan tumpukan kemasan. Jika berupa drum (isi 200 liter), maka tumpukan maksimum 3 (tiga) lapis dengan tiap lapis dialasi dengan palet dan bila tumpukan lebih dan 3 (tiga) lapis atau kemasan terbuat dan plastik, maka harus dipergunakan rak;

 -

Lokasi peyimpanan akan dilengkapi dengan tanggul disekelilingnya dan dilengkapi dengan saluran pembuangan menuju bak penampungan yang kedap air. Bak penampungan dibuat mampu menampung 110 % dari kapasitas volume drum atau tangki yang ada di dalam ruang penyimpanan, serta tangki harus diatur sedemikian sehingga bila terguling tidak akan menimpa tangki lain;

 -

Mempunyai tempat bongkar muat kemasan yang memadai dengan lantai  yang kedap air.

Secara detail, rencana penanganan penyimpanan limbah oli bekas sebagai berikut:

 -

Penyimpanan kemasan akan dibuat dengan sistem blok. Setiap blok terdiri atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan sehingga jika terdapat kerusakan kecelakaan dapat segera ditangani;

 -

Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan peruntukannya. Lebar gang untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm dan lebar gang untuk lalu lintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan pengoperasiannya;

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-16

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

 -

PT. Ocean Valley International

Penumpukan kemasan limbah B3 harus mempertimbangkan kestabilan tumpukan kemasan. Jika kemasan berupa drum logam (isi 200 liter), maka tumpukan maksimum adalah 3 (tiga) lapis dengan tiap lapis dialasi palet (setiap palet mengalasi 4 drum). Jika tumpukan lebih dan 3 (tiga) lapis atau kemasan terbuat dari plastik, maka harus dipergunakan rak;

 -  Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 (satu) meter;

 -

Kemasan  –   kemasan berisi limbah B3 yang tidak saling cocok akan disimpan secara terpisah, tidak dalam satu blok, dan tidak dalam bagian penyimpanan yang sama. Penempatan kemasan harus dengan syarat bahwa tidak ada kemungkinan bagi limbah-limbah yang tersebut jika terguling/tumpah akan tercampur/masuk ke dalam bak penampungan bagian penyimpanan lain.

Bangunan tempat penyimpanan LB3 akan dibangun dengan ketentuan  –  ketentuan sebagai berikut:

 -

Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan  jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan disimpan;

 -  Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung;

 -

Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan;

 -

Memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin. Jika menggunakan lampu, maka lampu penerangan harus dipasang minimal 1 meter di atas kemasan dengan sakelar (stop contact) harus terpasang di sisi luar bangunan;

 -

Dilengkapi dengan sistem penangkal petir;

 -

Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan (simbol) sesuai dengan tata cara yang berlaku;

 -

Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak;

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-17

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

 -

PT. Ocean Valley International

Lantai bagian dalam dibuat melandai turun kearah bak penampungan dengan

kemiringan

maksimum

1%.

Pada

bagian

luar

bangunan,

kemiringan lantai diatur sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir kearah menjauhi bangunan penyimpanan;

 -

Sarana lain yang harus tersedia adalah: peralatan dan sistem pemadam kebakaran, pagar pengaman, pembangkit listrik cadangan, fasilitas pertolongan pertama, peralatan komunikasi, gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan pintu darurat dan Alarm.

i)

Pembangunan Sedimen Pond

Sediment pond (kolam pengendap) yaitu tempat untuk menangkap run-off   dan menahan air ketika tanah dan kotoran lain dalam air mengendap menjadi sedimen. Kolam pengendap diperlukan karena air keluaran yang mengandung banyak Total Suspended Solid atau residu tersuspensi yang melampaui baku mutu kualitas keluaran air. Secara garis besar kolam pengendap bisa dibuat dengan membangun tanggul penahan atau menggali lubang untuk tampungan air atau sedimen. Kolam pengendap berbeda dengan sebuah dam dimana bertujuan untuk menahan air hanya selama untuk mengendapkan material tersuspensi, setelah air jernih, air tersebut bisa dialirkan. Kolam pengendap juga harus dipelihara, dimana bila sediment telah mengendap dan mencapai kadar air tertentu dimana bisa dibuang, maka pembuangan atau pengerukan kolam dilakukan. Kolam

pengendap

selain

sebagai

tempat

untuk

mengendapkan

material

tersuspensi, di area tambang juga berfungsi sebagai penampungan air limbah  yang mengandung logam berat (Fe dan Mn) dan air yang mengandung asam (pH < 6), dimana di dalam tampungan tersebut dilakukan perlakuan penetralan air limbah atau tercemar sehingga bisa menjadi normal sesuai ambang batas baku mutu yang disyaratkan oleh Pemerintah. Di kolam pengendap tersebut bisa dilakukan treatment berupa pengapuran, pemberian alum, aerasi, dan perlakuanperlakuan lainnya sesuai dengan kondisi kandungan limbahnya. Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada lebar jalan lurus. Untuk jalur ganda, maka lebar jalan minimum pada tikungan didasarkan pada:

 -

Lebar jejak ban.

 -

Lebar juntai atau tonjolan (overhang)

alat angkut bagian depan dan

belakang pada saat membelok. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-18

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

 -  Jarak antara alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan.  -  Jarak dari kedua tepi jalan. Spesifikasi jalan angkut dua lajur pada tikungan sebagaimana disajikan pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Spesifikasi Jalan Angkut Dua Lajur Pada Tikungan  Jari –  jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan kontruksi alat angkut yang digunakan, khususnya jarak horizontal antara poros roda depan dan belakang memperlihatkan jari-jari lingkaran yang dijalani roda belakang dan roda depan berpotongan di pusat C dengan besar sudut sama dengan sudut penyimpangan roda depan, selengkapnya sebagaimana pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10. Sudut Maksimum Penyimpangan Kendaraan

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-19

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Adapun spesifikasi jalan tambang yang direncanakan oleh PT. Ocean Valley International adalah sebagai berikut:

 -

Lebar daerah penguasaan (ROW) : 12 m

 -  Jumlah jalur

: 2 buah

 -

Lebar perkerasan normal

: 4 meter

 -

Lebar bahu jalan

: 1 meter

 -

Lereng melintang perkerasan

:2%

 -

Lereng melintang bahu jalan

:4%

 -

Kebebasan minimum samping

: 1,5 –  3,5 meter

 -

Kebebasan minimum atas

: 4,5 meter

 Jalan tambang juga dilengkapi saluran drainase tepi dan saluran melintang di tempat-tempat tertentu, disesuaikan dengan topografi jalur alan dan intensitas hujan yang diperkirakan. Kapasitas saluran drainase harus dapat menampung dan mengalirkan air untuk mengurangi pengaruh negative air terhadap jalan. Khusus untuk jalan pengalihan dari jalan yang ada di sekitar kolam penenang, klasifikasi dan spesifikasi jalan mengikuti jalan yang sudah ada.  j)

Stockpile

Stockpile   berfungsi sebagai lokasi penampungan sementara material hasil penambangan maupun material hasil pengolahan stone crusher. Stockpile  dibuat dengan pemadatan dan penutupan permukaan dengan material batuan. 4) Konstruksi Stone Crusher  Pemasangan komponen-komponen Stone Crusher dilakukan oleh teknisi yang berpengalaman dengan dibantu oleh tenaga kerja non  skill   yang telah direkrut sebelumnya.

Besaran

Stone

Crusher  yang dibangun disesuaikan dengan

kebutuhan material yang akan diolah oleh pemrakarsa. Stone Crusher dibuat untuk mengolah material batuan berukuran besar yang akan ditambang oleh pemrakarsa menjadi material yang sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pabrik/smelter nikel yang membutuhkan. 5) Pemutusan Hubungan Kerja Tenaga Kerja Konstruksi Pemutusan hubungan kerja konstruksi dilakukan setelah kegiatan konstruksi pertambangan telah selesai. Pemutusan hubungan kerja konstruksi dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –  undangan yang berlaku dengan memperhatikan dan memenuhi hak  –   hak tenaga kerja yang akan diputuskan. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-20

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Selain itu juga akan memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan yang termuat dalam kontrak kerja yang telah disepakati dan ditandatangan pada tahap penerimaan tenaga kerja konstruksi. Dari jumlah total tenaga kerja konstruksi, tidak semua akan dilakukan pemutusan hubungan kerja, beberapa tenaga kerja konstruksi akan dilanjutkan mejadi tenaga kerja operasi terutama pada tenaga kerja yang memiliki skill  tertentu dalam pemeliharaan sarana dan prasarana serta konstruksi stone crusher  yang telah dibanguan. c. Tahap Operasi 1) Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping Penambangan dan pengolahan batu gamping merupakan kegiatan utama yang direncanakan oleh PT. Oceal Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali. Pada tahap ini ada beberapa komponen kegiatan yang dilaksanakan yakni pembukaan (land clearing ), penambangan batuan, penyimpanan sementara batuan hasil penambangan, pengangkutan dan pengoperasian stone crusher . •

Pembukaan (Land Clearing )

Kegiatan pembukaan lahan penambangan dilakukan yaitu membersihkan  front  kerja dari pohon, akar atau rumput. Kemudian juga dilakukan pembersihan dan pengupasan top soil  pada permukaan. Pembukaan lahan dilakukan dengan tidak melakukan pembakaran sebagaimana yang diamanatkan dalam Keputusan DitjenBun No. 38/KB.110/SK/DJ-Bun/05.95 tentang Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. Pada tahapan ini juga dilakukan pembuatan Sediment Pond , sump   serta Mining Boundaries   sebagai mekanisme perlindungan lingkungan terhadap gangguan kualitas air yang bersumber dari front penambangan. Khusus top soil  akan ditempatkan di pinggiran lokasi yang selanjutnya digunakan untuk keperluan reklamasi dan revegetasi. Pekerjaan galian dan pengurugan yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi lahan. Untuk daerah yang terlalu tinggi dari elevasi yang direncanakan perlu dilakukan pekerjaan galian. Sedangkan untuk area yang lebih rendah akan diurug dengan material yang memenuhi kriteria tanah urug untuk selanjutnya dipadatkan. Apabila tanah galian di lokasi memenuhi kriteria tanah urug, maka hasil galian tersebut ditempatkan di lokasi sementara untuk selanjutnya

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-21

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

digunakan sebagai tanah urug. Tetapi apabila tidak memenuhi syarat, maka hasil galian akan dibuang ke luar lokasi. •

Penambangan Batuan

Penambangan batuan yang terdiri dari material batuan akan dilakukan dengan menggunakan alat berat yang terdiri dari 1 Dozer dan 3 unit excavator PC-200 serta 6 unit dump truck kapasitas 18 ton sebagai fasilitas pemuatan material tambang untuk selanjutnya dibawa ke lokasi stockpile . Adapun jenis tambang akan dikelola yakni material batuan dengan kadar gamping tinggi yang nantinya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan smelter nikel/industry baja  yang sedang beroperasi di Kabupaten Morowali khususnya dan daerah lain pada umumnya. Metode penambangan yang diterapkan yaitu metode tambang terbuka quarry , penambangan dimulai pada lokasi dekat areal pengolahan sampai area  yang jauh dari lokasi pengolahan yang mengarah pada batas akhir IUP. •

Penyimpanan Sementara Batuan Hasil Penambangan

Hasil penambangan kemudian disimpan sementara pada stockpile. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dan memperlancar kegiatan penambangan batuan. Penyimpanan ini berada tidak jauh dari titik lokasi penambangan. Setelah tertumpuk cukup banyak, batuan hasil penambangan kemudian diangkut. •

Pengangkutan dan Pengoperasian Stone Crusher 

Pengankutan yang dimaksud pada tahapan ini yaitu pengangkutan batuan hasil penambangan dari lokasi stockpile ke lokasi stone crusher. Pengangkutan akan menggunakan jalan tambang yang telah dibuat pada tahap konstruksi. Material penambangan yang telah diangkut selanjutnya dilakukan pengolahan pada unit Stone Crusher . Tujuan dari pengolahan pada unit Stone Crusher adalah untuk mendapatkan material hasil pengolahan berupa suplit   (batu pecah) berbagai ukuran, pasir batu dan abu batu. Pengoparasian Stone Crusher oleh pemrakarsa pada dasarnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik/smelter nikel ataupun pabrik baja, namun tidak menutup kemungkinan pemrakarsa juga akan melayani kebutuhan masyarakat dan proyek yang dilaksanakan di sekitar lokasi rencana

kegiatan.

Peruntukan

material

hasil

pengolahan

diantaranya

dipergunakan untuk kebutuhan lapisan pondasi jalan agregat kasar dan lapisan pondasi jalan agregat halus, suplit sebagai bahan campuran pekerjaan beton pada  jembatan dan box culvert. Sebelum batuan hasil pengolahan dipasarkan/dijual Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-22

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

pada pihak yang membutuhkan, maka material hasil pengolahan tersebut akan ditampung dan disimpan pada lokasi stockpile  yang telah disediakan. 2) Pengoperasian Sarana dan Prasaran Penunjang Sejalan dengan kegiatan penambangan dan pengolahan batu gamping, sarana dan prasarana juga di operasikan atau digunakan. Hal ini dalam rangka menunjang kelancaran kegiatan penambangan dan pengolahan batu gamping  yang merupakan kegiatan utama dalam proyek ini. 3) Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan Pasca Tambang Pada beberapa lokasi yang telah ditambang, kegiatan reklamasi, revegetasi dan penataan lahan langsung dilaksanakan. Tujuannya yaitu untuk memulihkan kualitas lahan yang terdegradasi selama kegiatan penambangan. Reklamasi dilakukan dengan mengembalikan top soil   yang telah dipisahkan sebelumnya pada kegiatan pembukaan lahan dan pengupasan top soil . Revegetasi dilakukan dengan memanfaatkan tanaman yang lebih mudah beradaptasi pada lahan pasca tambang berupa tanaman pioner dan tanaman cover crop seperti Mucuna pruriens, Centrosema virginianum dan  Colopogonium mucunoides . Sedangkan untuk lahan yang telah selesai ditambang namun tidak dapat direklamasi karena kekurangan material over burden dan top soil maka lahan tersebut dibentuk sedemikian rupa agar menyerupai kolam/embung sebagai wadah penampungan air hujan yang nantinya dapat berfungsi sebagai cadangan air tanah bagi daerah –  daerah disekitarnya. Kegitan ini didesain sebaik mungkin untuk memberikan nilai estetika yang merupaka salahsatu tujuan penataan lahan pasca tambang. d. Tahap Pasca Operasi 1) Demobilisasi Peralatan Dengan selesainya kegiatan operasi pertambangan dan pengolahan batu gamping, segala

peralatan

yang

digunakan

kemudian

didemobilisasi.

Demobilisasi

dilakukan dari lokasi proyek ke lokasi kantor atau gudang yang disediakan oleh PT. Ocean Valley International. Demobilisasi akan menggunakan jalur seperti kegiatan mobilisasi yakni dari jalan tambang kemudian melalui Jalan Trans Sulawesi.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-23

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

2) Penanganan Tenaga Kerja Penangan tenaga kerja pada bagia ini termasuk pemutusan hubungan kerja. PHK dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang  –   undangan yang berlaku dengan

memperhatikan

dan

memenuhi

hak  –   hak

tenaga

kerja

serta

memperhatikan dan memenuhi segala ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja yang telah disepakati dan ditandatangan bersama oleh pemrakarsa dan tenaga kerja yang bersangkutan.

Pemrakarsa juga akan memfasilitasi tenega

kerja yang diputuskan agar dapat menajadi tenaga kerja pada perusahaan yang lainnya pada kegiatan pertambangan yang sama. 3) Penyerahan Aset Beberapa aset perusahaan utamanya aset yang tidak bergerak seperti jalan,  jembatan dan lain sebagainya, akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Morowali sesuai dengan ketentuan perundang –  undangan yang berlaku. Ringkasan komponen rencana kegiatan yang dapat menyebabkan dampak lingkungan kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali oleh PT. Ocean Valley International yaitu sebagai berikut: a. Tahap Pra Konstruksi 1) Perizinan 2) Sosialisasi 3) Pembebasan lahan b. Tahap Konstruksi 1) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 2) Mobilisasi Peralatan dan Material 3) Pembangunan Sarana dan Prasaran Penunjang 4) Konstruksi Stone Crusher  5) Pemutusan Hubungan Kerja Tenaga Kerja Konstruksi c. Tahap Operasi 1) Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping 2) Pengoperasian Sarana dan Prasaran Penunjang 3) Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan Pasca Tambang

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-24

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

d. Tahap Pasca Operasi 1) Demobilisasi Peralatan 2) Penanganan Tenaga Kerja 3) Penyerahan Aset Rencana pelaksanaan rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping PT. Ocean Valley International direncanakan selama 5 (lima) tahun sesuai batas perizinan pada umumnya. Namun demikian jika cadangan bahan tambang masih tersedia dan layak tambang maka perizinan akan dilakukan perpanjangan. Jadwal pelaksanaan rencana kegiatan selama 5 (lima) tahun sebagaimana disajikan pada Tabel 2.4.  Tabel 2.4. Jadwal Pelaksanaan Rencana Kegiatan No

Tahapan dan Jenis Kegiatan

a

Tahap Pra Konstruksi

1

Perizinan

2

Sosialisasi

3

Pembebasan Lahan

b

Tahap Konstruksi

1

Penerimaan Tenaga Konstruksi

2

Mobilisasi Peralatan dan material

3

Pembangunan Sarana dan Prasarana penunjang

4

Konstruki stone crusher

5

PHK TK Konstruksi

c

Tahap Operasi

1 2 3

 Tahun 2017

2018

2019

2020

2021

2022

Penambangan dan pengolahan batu gamping Pengoperasian sarana dan prasarana penunjang Reklamasi, revegetasi dan penataan lahan pasca tambang

d

Tahap Pasca Operasi

1

Demobilisasi Peralatan

2

Penanganan Tenaga Kerja

3

Penyerahan Aset

Sumber: PT. Oceal Valley International, 2017 Ket:

= Pelaksanaan Kegiatan

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-25

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

2.5. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal 2.5.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia a. Iklim Iklim memiliki peranan penting dalam mempengaruhi serta menunjang kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping terutama kaitanya dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Sebagai contoh yaitu peningkatan run –  off  sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Dengan mengetahui kondisi curah hujan, kegitan pembukaan lahan dapat dihindari pada saat –   saat musim hujan sehingga ran –  off tidak erosif. Kondisi curah hujan di lokasi studi dapat digambarkan berdasarkan data rata  –   rata curah hujan bulanan pada pencatatan di Stasiun BMKG Bubung Kabupaten Luwuk Provinsi Sulawesi Tengah selama 10 tahun (tahun 2006 –  2015) sebagaimana disajikan pada Tabel 2.5. dan grafik rata –  rata curah hujan sebagaimana disajikan pada Gambar 2.11.  Tabel 2.5. Rata –  Rata Curah Hujan Bulanan di Lokasi Studi Tahun 2006 –  2015  Tahun

Bulan  Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

2006

114

78

182

147

61

612

43

69

40

10

21

118

2007

40

65

155

199

151

150

236

140

21

13

75

129

2008

85

164

170

198

183

158

467

342

95

112

197

127

2009

233

91

138

164

74

123

61

49

7

10

66

48

2010

54

3

94

107

203

126

78

182

94

89

65

273

2011

126

287

80

147

116

153

255

57

105

23

63

92

2012

129

144

174

149

158

274

215

146

66

58

94

158

2013

34,2

80,2

61,6

103,2

100,2

120,1

178,5

71,6

58,7

40,5

61,6

102,4

2014

64,8

69,4

100,3

129,2

50,9

233

111,2

200,8

2,2

7 ,8

44,6

59,7

2015

119,8

61,5

57,6

165

26,7

177

139

23

3

0

33

93,9

Sumber: BMKG Bubung Luwuk, 2016

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-26

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

700

Januari

600

Februari

500

Maret April

400

Mei 300

Juni Juli

200

Agustus

100

September 0 2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Oktober

Gambar 2.11. Grafik Rata –  Rata Curah Hujan di Lokasi Studi Tahun 2006 –  2015 B. Kualitas Udara Kualitas udara dianalisis dengan parameter Sulfur Dioksida (SOx), Nitrogen Dioksida (NOx), Karbon Monoksida (CO), Suhu, Debu dan Kebisingan. Jika bandingkan dengan baku mutu udara sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dari semua parameter udara tersebut menunjukkan bahwa tidak melebihi baku mutu. Hasil pengukuran kualitas udara selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2.6.  Tabel 2.6. Hasil Pengukuran Kualitas Udara No 1 2 3 4 5 6

Parameter Sulfur Dioksida (Sox) Nitrogen Dioksida ( Nox) Karbon Monoksida (CO) Suhu Debu Kebisingan (dΒ)

Waktu Pengambilan 1 jam 1 jam 1 jam °C 1 jam 1 jam

Hasil (µg/Mm³) U-01 U-02 5,8 8,4 100 110 600 700 33,6 33,5 4,8 5,7 46-54 45-51

Baku Mutu (µg/Mm³) 900 400 30.000 90 perumahan & Pemukiman = 55 dΒ Industri = 70 dΒ Perkantoran & Perdagangan = 65 dΒ, Pemerintahan & Fas. Umum= 60 dΒ

Sumber: Hasil Analisis Laboratorium, 2017 Koordinat Sampel: U-01: 020 40' 13,60'' S 1220 00' 52,80'' E U-02: 020 39' 37,16'' S 1220 00' 34,88'' E Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-27

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

C. Lahan 1) Penggunaan Lahan dan status kawan  Jenis penggunaan lahan di lokasi studi pada umunya merupakan hutan. Hanya sebagian kecil kebun masyarakat dengan kondisi merupakan bekas kebun yang tidak terrawat. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa sebagian besar lokasi studi merupakan Areal Penggunaan Lain (APL), sisanya merupakan kawasan lindung lainnya. Pada kawasan lindung ini, pemrakarsa perlu menyelesaikan segala perizinan yang diperlukan berupa pinjam pakai kawasan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.16/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. 2)  Topografi dan Kelerengan  Topografi dan kelerengan di lokasi IUP Eksplorasi PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali terdiri dari beberapa kelas. Hasil survey lapangan dan analisis spasial menunjukkan bahwa ketinggia tempat di lokasi studi yaitu 100 –   700 mdpl. Kemudian tingkat kelerengan terdiri atas kelerengan 0  –   15% seluas 87,7 ha (44,92%) dan kelerengan 15 –   30% seluas 107,3 ha (55,08%). Peta kelas lereng selengkapnya sebagaimana disajikan pada Gambar 2.12. 3)  Tanah  Tanah merupakan tubuh alam bebas yang bersumber dari pelapukan bahan induk dari batuan induk dengan berbagai karakteristik fisik, kimia dan biologi padanya. Hasil survey lapangan dan analisis peta jenis tanah menunjukkan bahwa jenis tanah di lokasi studi merupaka podsolik merah kuning (PMK), termasuk sub order udalt. Jenis tanah ini umumnya berkembang diatas batuan kuarsa, gamping dan kapur. Secara fisik sangat cocok bagi berbagai jenis tanaman pertanian namun secara kimia umumnya terdapat beberapa jenis unsur hara esensial dengan kadar yang rendah. Peta jenis tanah di lokasi studi selengkapnya disajikan pada Gambar 2.13.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-28

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Gambar 2.12. Peta Kelas Lereng

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-29

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Gambar 2.13. Peta Jenis Tanah

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-30

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

4) Erosi Besarya erosi yang terjadi di lokasi IUP PT. Ocean Valley International diprediksi dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation ). Formulasinya dapat digunakan rumus dari Wischmeier dan Smith (1978) dalam Banuwa (2013) sebagai berikut : A=RKLSCP Dimana: A R K L S C P

= = = = = = =

Banyaknya tanah yang tererosi (ton/ha/tahun) Faktor erosivitas hujan (joule/ha/tahun) Faktor erodibilitas tanah (ton/joule) Faktor panjang lereng (m) Faktor kecuraman lereng (%) Faktor pengelolaan tanaman Faktor pengolahan tanah (tindakan konservasi)

Sebelum adanya kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping, prediksi erosi yang terjadi di lokasi studi yaitu sebagaimana disajikan pada Tabel 2.7.  Tabel 2.7. Prediksi Erosi

0,04

A (ton/ha/thn) 2,48

Luas (Ha) 78,22

Rerata Imbang (ton/thn) 1,00

0,0006

0,09

116,58

0,05

No

UL

R

K

LS

CP

1

S-1

748,03

0,50

0,17

2

S-2

748,03

0,49

0,41

 Jumlah

1,05

Sumber: Hasil Analisis, 2017 Koordinat sampling = S-1: 020 40' 00,7'' S 1220 00' 43,6'' E S-2: 020 39' 29,9'' S 1220 00' 29,8'' E Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata imbang prediksi erosi yang terjadi di lokasi studi adalah 1,05 ton/tahun. Berdasarkan kriteria erosi, besaran prediksi erosi tersebut termasuk kelas I (sangat rendah) dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian maka Indeks Bahaya Erosi (IBE) termasuk harkat rendah. IBE diperoleh dari nilai erosi yang ditoleransikan. Hasil analisis erosi yang ditoleransikan dan indeks bahaya erosi selengkapnya sebagaimana disajikan pada  Tabel 2.8.  Tabel 2.8 Erosi yang Ditoleransikan dan Indeks Bahaya Erosi No

UL

KE (mm)

1

S-1

570

Sub Order  Tanah Udult

2

S-2

623

Udult

MPT (tahun)

BV

Etol (Ton/ha/tahun)

A (ton/ha/thn)

IBE

Harkat

300

1,11

16,87

2,48

0,15

Rendah

300

1,01

16,78

0,09

0,01

Rendah

Sumber: Hasil Analisis, 2017 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-31

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

5) Sedimentasi Kondisi rona lingkungan hidup awal sedimentasi dihitung menggunakan metode Sediment Delivery Ratio (SDR). SDR merupkan rasio antara jumlah sedimen yang terangkut ke dalam sungai terhadap jumlah e rosi yang terjadi di DAS yang disebut sebagai rasio pelepasan sedimen. Metode penetapan SDR berdasarkan penelitian empiris dikemukakan oleh Boyce (1975) dalam Kodoatie dan Sugianto (2002) dengan persamaan sebagai berikut : SDR = 0,41 A-0,3 dimana SDR adalah rasio pelepasan sedimen dan A adalah luas DAS (km2). Sedangkan cara memperkirakan besarnya hasil sedimentasi menurut SCN National Engineering Handbook (DPMA, 1984 dalam Asdak, 2002) adalah sebagai berikut : Y = E (SDR) A dimana Y adalah hasil sedimen persatuan luas, E adalah erosi total, SDR adalah rasio pelepasan sedimen, dan A adalah luas DAS. Prediksi sedimentasi tanpa adanya kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping sebagaimana disajikan pada Tabel 2.9.  Tabel 2.9. Prediksi Sedimentasi

1

Satuan Lahan S-1

E (ton/ha/thn) 2,48

2

S-2

0,09

No

0,22

A (km2) 7,8

Y (ton/ha/thn) 4,290

Luas (Ha) 78,22

0,20

11,7

0,203

116,58

SDR

 Total

Rerata Imbang 0,02 0,001 0,02

Sumber: Hasil Analisis, 2017 Koordinat sampling = S-1: 020 40' 00,7'' S 1220 00' 43,6'' E S-2: 020 39' 29,9'' S 1220 00' 29,8'' E D. Hidrologi Keadaan hidrologi di lokasi studi terdiri atas sumber-sumber air yang berasal dari air tanah, air permukaan dan air hujan. Sebagai daerah yang merupakan daerah berbukit dan bergunung –   gunung. Air tanah pada umumnya diperoleh dari air  yang berasal dari mata air yang berasal dari pegunungan yang mempunyai jenis flora dan pepohonan yang cukup rapat. Secara umum kuantitas air terutama air permukaan di wilayah studi cukup baik, hal ini didukung oleh adanya kondisi jenis flora dan pepohonan yang cukup rapat. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-32

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Pada wilayah studi tidak terdapat sungai yang mengalir sepanjang tahun namun terdapat beberapa aliran kecil yang berair pada saat hujan (intermiten ). Daerah studi terletak pada 4 (empat) wilayah tangkapan air (catchment area ) yaitu DAS Laroue, DAS Laronsangi, DAS Lasoni dan DAS Nambo dengan luasan yang bervariasi sebagaimana disajikan pada Tabel 2.10. dan peta DAS selengkapnya disajikan pada Gambar 2.14.  Tabel 2.10. DAS di Lokasi Sudi No

Nama DAS

Luas DAS (Ha)

Luas DAS dalam IUP Ha

%

423.08

78.51

40.30

1

DAS Laroue

2

DAS Laronsangi

27262.38

115.11

59.09

3

DAS Lasoni

2590.34

0.29

0.15

4

DAS Nambo

345.57

0.89

0.46

194.8

100.00

 Jumlah

Sumber: Hasil Analisis Spasial, 2017 E. Geologi Lokasi studi termasuk dalam Formasi Tokala (TRJt ) dan aluvium (Qa ). Formasi  Tokala merupakan batugamping klastika, batupasir sela, wake, serpih, napal dan lempung pasiran dengan sisipan argilit. Batugamping klastika, berwarna kelabu muda, kelabu sampai merah jambu, berbutir halus, sangat padu, serta memiliki perlapisan yang baik, dengan kekar yang diisi urat kalsit putih kotor. Umumnya telah mengalami pelipatan kuat; tidak jarang ditemukan sinklin dan antiklin, serta lapisan yang hampir tegak (melebihi 80 o). Setempat terdaunkan. Batupasir sela, berukuran halus sampai kasar, berwarna kelabu kehijauan sampai merah kecoklatan terakat lempung dan oksida besi lunak, setempat padat, mengandung sedikit

kuarsa, berlapis

baik. Wake, berwarna kelabu

kehijauan sampai

kecoklatan, berbutir sedang sampai kasar, terekat lempung. Perlapisan berkisar dari tidak jelas sampai baik. Di beberapa tempat tampak perlapisan bersusun; tebal lapisan mencapai 50 cm. Serpih dan napal, berwarna kelabu sampai kekbu tua, memiliki perlapisan baik, tebal lapisan antara 10 - 20 cm. Lempung pasiran, berwarna kelabu sampai kecoklatan, perlapisan baik, tebal lapisan antara 1 - 10 cm berselingan dengan batuan yang disebutkan terdahulu. Argilit, menunjukkan kesan rijang, berwarna kelabu, beberapa sisipan. Batugamping, mengandung fosil Halobia, Amonit dan belemnit yang diperkirakan berumur Trias - Jura Awal dan lingkungan laut dangkal (neritik).

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-33

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Formasi Tokala tersingkap di bagian selatan dan tenggara Lembar. Sedang nama formasi berdasarkan pada tempat singkapan yang baik di G. Tokala, Lembar Batui. Satuan batuan ini berketebalan melebihi 1000 m, secara selaras tertindih Formasi Nanaka dan secara tektonik bersentuhan dengan batuan ultramafik. Formasi Aluvium (Qa ) : lumpur, lempung, pasir, kerikil, dan kerakal. Lempung, berwarna coklat muda sampai coklat tua; kelabu tua sampai kehitaman berselingan dengan pasir, kerikil dan kerakal. Sebagian endapan danau agak padat. Tebal lapisannya beberapa cm sampai puluhan cm. Pasir, berwarna coklat, berbutir halus sampai kasar, perlapisan buruk dan tidak padat. Tebalnya dari beberapa cm sampai puluhan cm. Setempat membentuk struktur perlapisan bersusun, mengandung sisa tumbuhan. Kerikil dan kerakal, bersifat lepas dan kemas terbuka; komponennya berukuran sampai 5 cm, membulat-tanggung sampai membulat, terdiri atas kepingan batuan ultramafik, sedimen malih, kuarsit, batugamping terdaunkan dan rijang. Aluvium berupa endapan sungai, rawa, danau dan pantai; diperkirakan berumur Plistosen - Holosen. Sebarannya terdapat di sepanjang tepi danau dan pantai timur Lembar Bungku. Peta geologi lokasi studi selengkapnya sebagaimana disajikan pada Gambar 2.15.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-34

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Gambar 2.14. Peta DAS

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-35

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

PETA GEOLOGI

Gambar 2.15. Peta Geologi

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-36

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

f. Transportasi Data transportasi darat disekitar lokasi proyek diperoleh melalui pengamatan langsung dilapangan. Pengamatan transportasi darat dilakukan di Desa Geresa  yakni pada jalan poros yang merupaka Jalan Trans Sulawesi. Hasil pengamatan transportasi darat selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2.11.  Tabel 2.11. Hasil Pengamatan Transportasi Darat No

Jenis Kendaraan

 Jumlah/jam

smp

1

Sepeda motor

2

Sedan, jeep, pick up, minibus

3

Bus, tangki 2 sumbu, truck

Kendaraan

Smp

0,9

181

162,9

1

51

51

1,8

17

30,6

Sumber: Hasil Pengamatan, 2017 Koordinat Pengamatan: 020 40' 15,8'' S 1220 00' 53,3'' E 2.5.2. Komponen Biologi a. Flora Darat Inventarisasi pertambangan

flora dan

yang

dilakukan

pengolahan

batu

disekitar

rencana

gamping

dilakukan

lokasi

kegiatan

dengan

metode

pengamatan langsung. Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa di lokasi studi terdapat dua kelompok jenis flora yang tumbuh yaitu vegetasi non budidaya dan vegetasi

budidaya.

Daftar

lengkap

dari

hasil

inventarisasi

komponen

vegetasi/flora non bididaya di lokasi proyek sebagaimana disajikan pada  Tabel 2.12.  Tabel 2.12. Jenis Vegetasi di Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan No

Nama Lokal

Spesies

1

Nangka

Artocarpus heterophyllus

2

Rotan

Calamus trachycoleus

3

Kayu Besi

Metrosideros petiolata

4

Beringin

Ficus benjamina L.

5

Aren

Arenga pinnata

6

Jambu Mete

Anacardium occidentale

7

Kayu kolaka

Maranthes corymbosa

8

Kume

Drypentes longifolia

9

Londrong

Koordersiodendron pinnatum

10

Macaranga daun lebar

Macaranga gigantean

11

Mirip Ketapang

Semecarpus cuneiformis

12

Pisang Hutan

Musa balbisiana

13

Palm

Palmaceae sp2

14

Pandan Hutan

Freycinetia sp. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-37

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

No

PT. Ocean Valley International

Nama Lokal

Spesies

15

Mirip pohon asam

Desmanthus virgatus

16

Cendana

Santalum album

17

Waru

Hibiscus tiliaceus

18

Daun gerigi kecil

Thea lanceolata

19

Beringin

Ficus benjamina

20

Gamal

Glirisidea sepium

21

Rumput-rumputan

Gramineae

22

Cemara Laut

Casuarina equisetifolia

23

Mangga hutan

Buchanania sp

24

Meranti

Shorea sp

25

Kelapa

Cocos nucifera L.

26

Jambu-jambu

Syzygium sp.

27

Ketapang

Terminalia catapa

28

Kedondong Laut

Nothopanax fruticosum miq

29

Bambu Rambat

Gigantochloa sp

30

Kayu Angin

Casuarina sumatrana

31

Jati

Tectona grandis

32

Ponto

Buchanania arbirences

33

Belimbing Wuluh

Averrhoa bilimbi

34

Eha

Castanopsis buruana

35

Singi/dongi

Dolichandrone spathscea

36

Cabai

Capsicum. Sp

37

Pisang

Musa Sp.

38

Cengkeh

Syzygium aromaticum

39

Pala

Myristica fragrans

40

Pepaya

Carica papaya L.

41

Kakao/Coklat

Theobroma cacao L.

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2017  Tingkat

keanekaragaman

dapat

digunakan

untuk

menyatakan

struktur

komunitas. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis tinggi  jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies (jenis) dengan kelimpahan spesies  yang sama atau hampir sama. Sebaliknya jika komunitas itu disusun oleh spesies  yang sangat sedikit, serta

hanya sedikit spesies yang dominan, maka

keanekaragaman jenisnya rendah. Keanekaragaman jenis di suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh banyaknya jenis, tetapi juga oleh banyaknya individu dari setiap jenis. Selanjutnya nilai kualitas lingkungan biotik (flora) dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa parameter di antaranya kerapatan pohon/ha, keanekaan flora, dan jenis yang dilindungi undang-undang.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-38

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

b. Fauna Darat Berdasar hasil pengamatan pada lokasi yang sama dengan flora darat dan wawancara dengan masyarakat serta studi pustaka, fauna darat yang ada di sekitar rencana lokasi usaha pertambangan dan pengolahan batu gamping sebagaimana disajikan pada Tabel 2.13.  Tabel 2.13. Jenis Fauna Darat di Sekitar Lokasi Proyek NO

Nama Lokal

Spesies

1

Ayam Hutan

Gallus gallus

2

Walet polos

Collocalia vanikorensis

3

Pipit

Ptilinopus bernteinii

4

Babi Hutan

Sus scrofa

5

 Jangkrik

Neoxabea bipunclata geer

6

Kera

Macaca ochreata

7

Kelelawar

Myotis adversus

8

Katak

Rana sp

9

Kadal

Mabuya multifasciata

10

Biawak

Varanus bengalensis

11

Nyamuk hutan

Aedes stimulans Wlker

12

Laba-laba tanah

Lycosa sp

13

Kaki Seribu

Polydesmid millipede

Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2017 2.5.3. Komponen Sosio-Ekonomi-Budaya a. Kependudukan  Jumlah penduduk Kecamatan Bungku Timur pada tahun 2014 yaitu 8.388 jiwa kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 8.515 jiwa. Untuk Desa Kolono, jumlah penduduk pada tahun 2015 yaitu 1.735 jiwa, merupakan desa dengan jumlah penduduk paling banyak di Kecamatan Bungku Timur. Sementara itu, jumlah penduduk Desa Geresa tahun 2015 yaitu 622 jiwa. Luas wilayah Desa Kolono yaitu 48 km 2  sehingga kepadatan penduduknya yaitu 36  jiwa/km2. Kemudian luas wilayah Desa Geresa yaitu 17 km 2 sehingga kepadatan penduduknya yaitu 37 jiwa/km2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Kolono dan Geresa sebagaimana disajikan pada Gambar 2.16.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-39

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

1000 800 600 400 200 0 Kolono

Geresa

Laki-Laki

832

306

Perempuan

903

316

Gambar 2.16. Grafik Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin b. Pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan sangat dipengaaruhi sarana dan prasarana pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan. Di Desa Kolono dan Geresa terdapat beberapa sekolah dengan guru dan mirid sebagaimana disajikan pada  Tabel 2.14.  Tabel 2.14. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Desa Kolono dan Geresa  Jumlah Sekolah Desa

TK

SD

SLTP

SLTA

SMK

Kolono

1

1

1

1

1

Geresa

1

1

0

0

0

 Jumlah Guru Desa

TK

SD

SLTP

SLTA

SMK

Kolono

4

16

23

23

12

Geresa

4

13

0

0

0

 Jumlah Murid Desa

TK

SD

SLTP

SLTA

SMK

Kolono

72

246

244

282

59

Geresa

26

120

0

0

0

Sumber: BPS, 2016 c. Agama Sebagaimana umumnya Etnis Bungku yang beragama Islam, maka agama yang dipeluk oleh seluruh warga Desa Kolono dan Geresa adalah agama Islam, sehingga untuk menunjang kegiatan peribadatan dan pembinaan agama di lingkungan masyarakat, terdapat 2 buah masjid di Desa Kolono dan 1 masjid di Desa Geresa  yang dibawah pengelolaan Pegawai Sara dan Pengurus Masjid, beberapa Tempat Pengajian Al-Qur’an (TPA) yang dikelola oleh guru mengaji. Sementara untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-40

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

urusan Nikah, Talaq, Cerai dan Rujuk (NTCR) diangkat seorang Pegawai Pembantu Pencatat Nikah, Talaq, Cerai dan Rujuk (P3NTCR) yang merupakan perwakilan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bungku Timur. d. Mata Pencaharian Penduduk Mata pencaharian sebagian besar masyarakat Desa Kolono dan Geresa adalah petani baik petani tanaman musiman maupun tanaman perkebunan seperti kelapa dalam, kakao, cengkeh dan pala. Mata pencaharian selanjutnya yaitu nelayan dimana Desa Kolono dan Geresa berbatasan langsung dengan garis pantai Teluk Tolo. Sebagian masyarakat juga berprofesi sebagai pedang termasuk perdagangan hasil bumi antar pulau. Data BPS (2016) menunjukkan bahwa di Desa Kolono terdapat 10 kios/toko dan di Desa Geresa terdapat 11 kios/toko. Di Desa Kolono dan Moramo juga terdapat beberapa orang PNS/ASN.  Terdapat beberapa jenis usaha yang digeluti masyarakat di Desa Kolono dan Geresa. Data selengkapnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2.15.  Tabel 2.15. Jenis Usaha di Desa Kolono dan Geresa No

Jenis Usaha

 Jumlah (Unit) Kolono

Geresa

1

Industri kecil

4

3

2

Industri rumah tangga

15

17

3

Kerajinan kayu

3

3

4

Kerajinan anyaman

1

1

5

Tukang kayu

26

20

6

Tukang jahit

1

3

7

Tukang cukur

0

2

8

Bengkel las

2

1

9

Bengkel motor

4

1

Sumber: BPS, 2016 e. Tingkat Pendapatan Indikator kemakmuran atau kesejahteraan suatu masyarakat adalah besarnya pendapatan masyarakat dapat dilihat melalui jenis mata pencaharian/pekerjaan  yang digelutinya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Desa Kolono dan Geresa memiliki pendapatan Rp 750.000,- sampai Rp 2.500.000,-/bulan disusul Rp 2.500.000,- sampai Rp 4.500.000,-/bulan kemudian diatas Rp 4.500.000,-/bulan dengan jumlah  yang relatif kecil.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-41

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

d. Pola Pemilikan dan Penggunaan Lahan Hasil survey di lokasi studi, diperoleh data dan informasi bahwa pola kepemilikan lahan sebagian besar penduduk sudah memiliki sertifikat. Selain itu, ada pula bukti kepemilikan lahan berupa Surat Keterangan Kepemilikan Tanah (SKPT). Bukti kepemilikan lahan hanya sebatas surat  –   surat dari pemerintah desa ataupun kesaksian tokoh-tokoh masyarakat dan warga lainnya dan bukti pembayaran pajak (PBB). e. Sosial Budaya Pada lokasi rencana lokasi kegiatan ditemukan kenyataan bahwa nilai budaya dan adat istiadat setempat masih begitu kuat eksistensinya dimasyarakat, baik dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, maupun manusia dengan lingkungannya. Dalam hal hubungan manusia dengan  Tuhannya, baik masyarakat Etnis Bungku sebagai masyarakat lokal maupun suku –  suku pendatang lainnya sangat meyakini mengenai adanya kekuatan yang lebih tinggi yang mengatasi kekuatan manusia dan alam yaitu kekuatan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, mereka meyakini bahwa manusia harus taat dan patuh terhadap Tuhan yang Maha Kuasa. Segala perilaku dan tindakan, terlepas itu kemudian ditaati atau dipatuhi, selalu didasari oleh kesadaran mengenai adanya Tuhan. Kenyataan seperti ini didapati pada semua warga Desa Kolono dan Geresa. Dalam wujudnya yang paling nyata, misalnya ketika mereka membuka lahan perkebunan mereka meyakini bahwa berhasil tidaknya usaha tersebut tergantung pada kehendak Tuhan. Selain percaya kepada Tuhan, masyarakat di daerah ini pula masih mempercayai mengenai adanya mahluk halus dan tabu (pantangan). Sebagai contoh, masyarakat masih percaya bahwa pada sebagian kawasan baik di hutan atau di laut dihuni oleh mahluk-mahluk halus sehingga untuk memasukinya diperlukan ritual –  ritual tertentu. Dalam hal hubungan manusia dengan manusia, di kalangan masyarakat Desa Kolono dan geresa masih menjunjung tinggi adat istiadat setempat, seperti orang tua harus dihormati dan orang seusia harus saling menghargai. Adat istiadat seperti ini masih cukup melekat kuat baik di kalangan orang tua maupun di kalangan generasi muda. Mereka pun memiliki konsepsi bahwa pendatang atau orang baru harus menjunjung tinggi adat istiadat masyarakat setempat atau yang punya kampung, sehingga dengan demikian mereka pula akan memberikan penghargaan yang setara. Dalam wujudnya yang paling nyata mengenai adat Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-42

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

tersebut yaitu ketika seorang anak muda yang melintas didepan orang tua akan mengatakan tabe (permisi) sambil membungkukkan badan, tegur sapa yang ramah dikalangan golongan seusia, sikap menghargai pendatang atau orang baru sembari memberikan senyum, mengajak mengobrol, mengajak minum air panas, atau membantu sebisanya jika ada yang minta tolong. Solidaritas sosial baik atas dasar hubungan kekerabatan maupun hubungan kedaerahan masih cukup kuat dikalangan masyarakat di daerah ini. Solidaritas sosial atas dasar kekerabatan dikalangan masyarakat Etnis Bungku maupun suku  –   suku lain nampak dalam acara perkawinan, kerja kebun atau penggalangan dana sumbangan untuk pembangunan tempat ibadah dan pendidikan. Begitu pula solidaritas sosial atas dasar kedaerahan juga cukup menonjol. Hal ini nampak dalam pergaulan sehari –  hari yang cukup akrab tanpa menampakkan unsur etnis. Kenyataan pula menunjukkan bahwa banyak pekerjaan seperti kerja sama membangun rumah dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat yang tidak melihat status sosialnya, baik kaya mapun miskin, baik tokoh masyarakat maupun masyarakat biasa. Dalam hal perkawinan, walaupun masyarakat seluruhnya beragama Islam, tetapi dalam penyelenggaraan upacara perkawinan tetap dilaksanakan secara adat bersamaan tuntunan dalam agama Islam. Hal ini nampak dalam proses pelamaran dan perkawinan. Unsur agama hanya nampak pada pengucapan Ijab Qabul/janji dan sumpah kedua mempelai, sedangkan adat terdapat pada keseluruhan

proses

perkawinan.

Perkawinan

semacam

ini

tidak

saja

diberlakukan pada perkawinan dikalangan masyarakat Desa Kolono dan Geresa sendiri saja tetapi pula diberlakukan bagi orang lain yang menikahi perempuan warga Desa Kolono dan Geresa. Bahkan pada beberapa kasus orang luar yang melangsungkan prosesi pernikahan di Desa Kolono dan Geresa menggunakan adat masyarakat lokal yang menjadi pasangannya. Dikalangan warga masyarakat Etnis Bungku maupun suku-suku lain, upacara adat yang dilakukan pada waktuwaktu tertentu antara lain setelah panen dan membangun rumah. Dalam upacara mendirikan rumah baru, penduduk menyediakan makanan tradisional. Apabila terjadi sengketa baik antara individu maupun kelompok, khususnya perkara yang bersifat perdata seperti sengketa tanah, kebun, tumbuh –  tumbuhan dan lain-lain, dapat diselesaikan oleh seorang tokoh adat bersama –  sama dengan aparat pemerintah desa setempat maupun kecamatan. Dalam konteks ini media

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-43

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

penyelesaiannya adalah melalui proses musyawarah yang dipimpin oleh tokoh adat dan disaksikan oleh aparat pemerintah. Sedangkan untuk perkara –  perkara  yang bersifat pidana seperti perkelahian atau pencurian, masyarakat masih memilih penyelesaian di desa setempat, dan dapat diselesaikan bersama tokoh –  tokoh masyarakat, tokoh agama, maupun tokoh pemuda. Kemudian pihak –  pihak  yang bertikai atau yang mencuri dapat dikenakan denda sesuai ketentuan yang berlaku di desa, dan apabila persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan di desa, kemudian kepala desa akan melaporkan kepada aparat kepolisian setempat. Karakteristik Masyarakat Karakteristik masyarakat di Desa Kolono dan Geresa secara garis besar dapat dibagi dua kelompok, yakni karakteristik masyarakat bekerja sebagai pegawai (masyarakat modern), serta karateristik petani, masyarakat nelayan, dan gabungan antara petani dan nelayan. Karakteristik masyarakat bekerja sebagai pegawai dilembaga pendidikan dan kesehatan baik sebagai PNS/ASN maupun sebagai honorer yang pada umumnya mereka yang mempunyai sumberdaya manusia dan skill sesuai bidang profesi masing-masing. Setiap aktivitasnya telah diatur oleh instansi yang menaunginya, secara otomatis mereka akan terbiasa hidup disiplin dan mematuhi aturan dan karakteristik masyarakat petani terdapat pada kelompok masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hasil-hasil pertanian, perkebunan jangka panjang dan hasil laut. Bagi kelompok ini sumberdaya (basis material) yang paling utama adalah tanah (land ) dengan suatu sistem kepemilikan (kepenguasaan) baik yang berdasarkan hukum positif (ipso  jure ) maupun yang berdasarkan hukum adat (ipso facto ) maupun perairan laut. Kelembagaan Masyarakat Kelembagaan masyarakat yang terdapat di Desa Kolono dan Geresa meliputi kelembagaan masyarakat yang bersifat modern, sementara itu yang bersifat tradisional seperti misalnya lembaga adat. Kelembagaan masyarakat yang bersifat modern tersebut meliputi Pemerintah Desa, BPD, PKK dan Persatuan Pemuda serta lembaga bentukan masyarakat lainnya baik yang bersifat formal maupun informal.

Lembaga-lembaga

ini

sangat

berperan

namun

demikian

peran

pemerintah desa tetap menjadi ujung tombak dalam hal urusan pemerintahan. Sementara lembaga yang bersifat tradisional yakni Ketua Adat yang berperan menyelasaikan hal-hal yang sifatnya mengandung adat istiadat di kampung, seperti halnya perkawinan, acara pesta rakyat dan lain –  lain. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-44

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Pemerintah Desa tidak saja mengurusi hal –   hal yang berkaitan dengan kegiatan pemerintahan, tetapi pula mengurusi masalah  –  masalah

kemasyarakatan

lainnya seperti ketenagakerjaan, pertanahan, sengketa masyarakat, dan lain-lain. Di kalangan masyarakat, masalah yang dihadapi terlebih dahulu dilaporkan kepada Pemerintah Desa, setelah Pemerintah Desa belum menyelesaikan masalah, baru langsung melaporkannya ke Pemerintah Kecamatan. Dalam konteks urusan pemerintahan desa sendiri, Pemerintah Desa belum maksimal menyelesaikan masalah  –   masalah yang terjadi dalam masyarakat, berhubung kurang harmonisnya hubungan antara sesama Pemerintah Desa maupun tokoh  –   tokoh masyarakat lainnya, masih ada miskomunikasi antara sesama pemerintah desa dan tokoh-tokoh pemuda maupun tokoh  –   tokoh masyarakat.

Badan

Pemberdayaan

Desa

(BPD)

yang

sangat

diharapkan

menengahi persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, namun kenyataannya BPD masih kesulitan mencari titik temunya karena faktor belum harmonisnya hubungan beberapa elemen  –   elemen masayarakat yang terkait di dalamnya. Selama ini pemerintah Bungku Timur (TRIPIKA) dan lembaga bentukan masyarakat sangat komunikatif dengan masyarakat setempat, akhirnya semua persoalan dapat diselesaikan melalui TRIPIKA dan lembaga tersebut sebagai mediator bila terjadi permasalahan. Kepemimpinan Otoritas yang bersifat legal formal merupakan sumber kepemimpinan yang paling efektif dibandingkan dengan otoritas yang bersifat informal. Para tokoh yang memegang

peranan

penting

dimasyarakat

adalah

mereka

yang

memiliki

kekuasaan secara formal dalam struktur pemerintahan, sedangkan mereka yang tidak memiliki kedudukan secara formal dalam struktur pemerintahan tidak memiliki peran yang begitu efektif dimasyarakat. Diantara mereka yang dianggap sebagai tokoh pemimpin karena kedudukannya dipemerintahan adalah Kepala Desa. Seorang Kepala Desa memiliki peranan yang cukup signifikan ditengah  –  tengah masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa seorang Kepala Desa dianggap sebagai penguasa wilayah sebagaimana halnya seorang camat, bupati atau gubernur. Di desa  –   desa dalam wilayah Bungku Timur seorang Kepala Desa memegang peran yang sangat sentral sehingga segala kegiatan tidak saja yang bersifat administratif tetapi juga politis harus disetujui oleh Kepala Desa.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-45

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Kepala Desa dianggap sebagai salah satu jabatan formil di desa, sehingga seorang Kepala

Desa

dipandang

sebagai

tokoh

yang

memiliki

otoritas

untuk

mengendalikan masyarakat, walaupun seseorang yang menjabat sebagai Kepala Desa adalah dari golongan muda atau bukan dari keturunan yang terhormat atau pula orang luar yang bukan penduduk lokal tetapi karena jabatannya, maka ia akan lebih cenderung dipatuhi oleh masyarakat dibandingkan dengan mereka  yang lebih tua, golongan peapu a dan penduduk asli di kampung tersebut. Apabila seseorang telah berhenti sebagai Kepala Desa, maka dengan sendirinya pula penghargaan masyarakat terhadapnya menjadi hilang. Selain dari kepemimpinan yang berdasarkan pada otoritas legal formal, terdapat pula

kepemimpinan

yang

bersumber

pada

otoritas

informal,

walau

ini

kenyataannya kurang efektif. Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah seorang Imam Desa yang memiliki kekayaan tertentu, seorang mantan pejabat baik pemerintahan, kepolisian atau militer, tokoh adat, seorang muda yang memiliki pendidikan relatif tinggi dan guru sekolah. Mereka ini cenderung dipandang terhormat oleh masyarakat walaupun masyarakat belum tentu patuh terhadap saran atau perintah dari mereka. Dalam perjamuan atau suatu pesta misalnya mereka akan diperlakukan lebih dibanding dengan anggota masyarakat lainnya dan mereka diberi porsi perhargaan setingkat dibawah Tripika. 2.5.4. Komponen Kesehatan Masyarakat a. Sumberdaya Kesehatan Perbaikan

pemeliharaan

kesehatan

rakyat

dilaksanakan

dalam

usaha

peningkatan kemampuan tenaga kerja bagi keperluan pembangunan serta meningkatkan

terwujudnya

kesejahteraan

rakyat.

Kesehatan

merupakan

kebutuhan manusia Indonesia yang utama sebagai ukuran kualitas hidup yang mendasar, sehingga perlu dijaga keseimbangan antara kemajuan dibidang teknologi dengan kondisi lingkungan hidup pada tingkat yang tidak akan memberikan pengaruh yang merugikan bagi kesehatan masyarakat. Pembangunan berwawasan lingkungan kesehatan perlu dijaga kelestariannya dengan melalui penyelenggaraan upaya kesehatan menyeluruh dan terpadu untuk menuju sehat tahun 2020. Sehat adalah hak asasi manusia, karenanya perlu dijaga dan diperlihara agar kita dapat selalu berkarya dalam masyarakat. Kesehatan bukanlah segalanya tetapi tanpa kesehatan segalanya tidak ada artinya. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-46

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Pada tahun 2015 di Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali penyediaan sarana kesehatan semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitas. Data sarana

kesehatan

dan

tenaga

kesehatan

di

Kecamatan

Bungku

Timur

selengkapnya disajikan pada Tabel 2.16.  Tabel 2.16. Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan Bungku Timur No

Fasilitas Kesehatan

Jumlah

1.

Puskesmas

1 buah

2.

Puskesmas Pembantu

3 buah

3.

Posyandu

4.

Apotek

1 buah

5.

Pos KB

9 Buah

6.

Poskesdes

6 Buah

7.

Tempat Praktek Dokter

1 Buah

8.

Toko Obat/Jamu

1 Buah

11 buah

 Tenaga Kesehatan 1.

Dokter Umum

2 Orang

2.

Bidan Desa

16 Orang

3.

Paramedis

21 Orang

Sumber: BPS, 2015 b. Kondisi Kesehatan Masyarakat Hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat di lokasi rencana tapak kegiatan terkait pola hidup bersih dan sehat diperoleh data sebagai berikut: 1)

Sumber air yang digunakan masyarakat berasal dari jaringan pipa yang bersumber dari pegunungan dibelakang desa;

2)

Perumahan warga pada umumnya permanen dan semi permanen;

3)

Pembuangan sampah RT dilakukan di tempat pembuangan sampah, di lahan kosong, dan/atau di lahan pertanian;

4)  Jamban keluarga menggunakan jamban sendiri dan jamban umum; 5)

Sumber air untuk mencuci berasal dari jaringan pipa;

Untuk aspek Kesmas tidak lepas dari kondisi kesehatan masyarakat Kecamatan Bungku Timur dan Kabupaten Morowali secara umum. Banyaknya penyakit yang diidap warga Kecamatan Bungku Timur sebagaimana disajikan pada Tabel 2.17.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-47

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

 Tabel 2.17. Banyaknya Penderita Penyakit Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Bungku Timur Tahun 2016 No.

Jenis Penyakit

Jumlah Kasus

1

Gasteritis (Penyakit Lambung)

2

Hypertensi Esensial (Darah Tinggi)

89

3

Polimialgia Reumatik

21

4

Influenza

99

5

Gastro Enteritis

30

6

Diabetes Miletus

11  Jumlah

118

368

Sumber: Dokumen UKL –  UPL Puskesmas Plus Bahomotefe, 2016 Pengumpulan data primer dan sekunder yang dituangkan dalam rona lingkungan hidup awal ini dapat dipetakan sebagai peta sampel dan studi sebagaimana disajikan pada Gambar 2.17.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-48

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Gambar 2.17. Peta Sampel dan Studi

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

II-49

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Rencana Usah

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

3.1. Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping oleh PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur diidentifikasi dengan beberapa pendekatan berupa matriks interaksi, analogi dan diskusi atau interaksi kelompok. Matriks identifikasi dampak sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1.  Tabel 3.1. Matriks Identifikasi Dampak No

Komponen Lingkungan

I 1 2 3 4 5 II 1 2 III 1 2 3 4 5 6 IV 1 2 3 Ket: Pra 1. 2. 3.

Prakonstruksi 1 2 3

GE0  –  FISIK - KIMIA Kualitas udara Kebisingan Tanah Kualitas air permukaan Lalu lintas darat BIOLOGI Flora darat Fauna darat SOSIAL  –  EKONOMI  –   BUDAYA Sikap dan persepsi Keresahan masyarakat Kesempatan kerja Peluang berusaha Pendapatan masyarakat PAD x KESEHATAN MASYARAKAT Derajat kesehatan Sanitasi lingkungan Vektor penyakit x = Menunjukkan ada dampak

Konstruksi: Perizinan Sosialisasi Pembebasan Lahan

 Tahapan/Komponen Kegiatan Konstruksi Operasi Pasca Operasi 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 x x

x x

x x x x

x

x x

x

x x x

x x

x x

x x x

x

x

Konstruksi: 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 2. Mobilisasi Peralatan dan Material 3. Pembangunan Sarana dan Prasaran 4. Konstruksi Stone Crusher  5. PHK Tenaga Kerja Konstruksi

x

x x x x x

x x

x

x

x x x x x x x x x

Operasi: 1. Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping 2. Pengoperasian Sarana dan Prasaran Penunjang 3. Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan

x x

x

Pasca Operasi: 1. Demobilisasi Peralatan 2. Penanganan Tenaga Kerja 3. Penyerahan Aset

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-1

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Matriks interaksi menampilkan interaksi komponen rencana kegiatan sebagai sumber dampak dengan komponen lingkungan yang akan terpapar. Penentuan ada tidaknya dampak selanjutnya digunaka metode analogi pada rencana kegiatan yang sama pada lingkup wilayah Kabupaten Morowali. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan beberapa ahli yang berkompoten serta dengan pemrakarsa.

Berdasarkan

hal

tersebut

diperoleh

dampak

lingkungan

sebagaimana disajikan pada Tabel 3.2.  Tabel 3.2. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan  Tahapan/Komponen Kegiatan Tahap Pra Konstruksi 1. Perizinan 2. Sosialisasi 3. Pembebasan lahan

Tahap Konstruksi 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi

2. Mobilisasi Peralatan dan Material

3. Pembangunan Sarana dan Prasaran Penunjang 4. Konstruksi Stone Crusher  5. Pemutusan Hubungan Kerja Tenaga Kerja Konstruksi

Tahap Operasi 1. Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Dampak Lingkungan 1. Peningkatan PAD 1. Sikap dan persepsi masyarakat 2. Keresahan masyarakat 1. Sikap dan persepsi masyarakat 2. Keresahan masyarakat 3. Peningkatan pendapatan masyarakat 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 1. 2. 1. 2. 3. 4.

Sikap dan persepsi masyarakat Keresahan masyarakat Peningkatan kesempatan kerja Peningkatan pendapatan masyarakat Penurunan kualitas udara Peningkatan kebisingan Gangguan lalulintas darat Peningkatan peluang berusaha Peningkatan pendapatan masyarakat Penurunan derajat kesehatan masyarakat Penurunan sanitasi lingkungan Penurunan kualitas udara Peningkatan kebisingan Peningkatan kebisingan Penurunan sanitasi lingkungan Sikap dan persepsi masyarakat Keresahan masyarakat Hilangnya mata pencaharian masyarakat Penurunan pendapatan masyarakat

1. Penurunan kualitas udara 2. Peningkatan kebisingan 3. Peningkatan erosi dan sedimentasi 4. Penurunan kualitas air permukaan 5. Gangguan flora darat 6. Gangguan fauna darat 7. Peningkatan peluang berusaha 8. Peningkatan pendapatan masyarakat 9. Peningkatan PAD 10. Penurunan derajat kesehatan masyarakat 11. Penurunan sanitasi lingkungan 12. Peningkatan vektor penyakit

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-2

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

 Tahapan/Komponen Kegiatan 2. Pengoperasian Sarana dan Prasaran Penunjang 3. Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan Pasca Tambang Tahap Pasca Operasi 1. Demobilisasi Peralatan

2. Penanganan Tenaga Kerja

3. Penyerahan Aset

PT. Ocean Valley International

Dampak Lingkungan 1. Penurunan sanitasi lingkungan 1. Peningkatan populasi flora darat

1. Penurunan kualitas udara 2. Peningkatan kebisingan 3. Gangguan lalulintas darat 1. Sikap dan persepsi masyarakat 2. Keresahan masyarakat 3. Hilangnya mata pencaharian masyarakat 4. Penurunan pendapatan masyarakat 1. Peningkatan aset daerah

3.2. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Matriks upaya pengelolalaan dan pemantauan lingkungan hidup rencana kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping oleh PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali disajikan pada Tabel 3.3. dan peta pengelolaan dan pemantauan lingkunan hidup sebagaimana disajikan pada Gambar 3.1.

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-3

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

 Tabel 3.3. Matriks Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Tahap Pra Konstruksi 1. Perizinan 1. Peningkatan PAD

2. Sosialisasi

1. Sikap, persepsi dan keresahan masyarakat

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak  Jumlah pajak perizinan yang diwajibkan pada pemrakarsa

Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat di Desa Kolono dan Geresa  yang memberikan sikap, persepsi dan keresahan dari kegiatan sosialisasi

Bentuk UKL Pemrakarsa mematuhi dan menyelesaikan seluruh biaya perizinan sesuai dengan besaran dan waktu yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang  –  undangan yang berlaku









3. Pembebasan lahan

1. Sikap, persepsi dan keresahan masyarakat

Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat di Desa Kolono dan Geresa  yang memberikan sikap, persepsi dan keresahan dari kegiatan





Lokasi Pemda Kabupaten Morowali

Mensosialisasikan Desa Kolono rencana kegiatan dan Geresa pertambangan dan Kecamatan pengolahan batu Bungku gamping kepada  Timur masyarakat sekitar Kabupaten secara langsung Morowali dengan informasi yang terbuka dan lengkap; Melakukan pendekatan dan komunikasi (dialog) secara langsung dengan masyarakat sekitar; Meminta bantuan pemerintah desa dan kecamatan serta tokoh masyarakat setempat dalam mendukung kegiatan sosialisasi; Melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk melakukan tindakantindakan preventif  yang diperlukan Mensosialisasikan Desa Kolono kepada masyarakat dan Geresa sekitar dan terkhusus Kecamatan pemilik lahan Bungku mengenai mekanisme  Timur dan besaran nilai Kabupaten tanah yang akan Morowali dibebaskan; Melakukan pendekatan dan komunikasi (dialog) secara

Periode

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

Lokasi Pemda Kabupaten Morowali

Periode

Sekali, selama proses pengurusan perizinan

Pengumpulan data primer dan sekunder yang bersumber dari instansi pemerintah terkait dengan perpajakan perizinan

Sekali, selama proses pengurusan perizinan

Selama kegiatan sosialisasi

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Sekali, selama kegiatan sosialisasi

Selama kegiatan pembebasan lahan

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Sekali, selama kegiatan pembebasan lahan

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - BPN Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-4

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Bentuk UKL

pembebasan lahan









2. Peningkatan pendapatan masyarakat

Sejumlah nominal yang diterima masyarakat dari pembebasan lahan





Tahap Konstruksi 1. Penerimaan 1. Sikap,  Tenaga Kerja persepsi dan Konstruksi keresahan masyarakat

Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat di Desa Kolono dan Geresa  yang memberikan sikap, persepsi





Lokasi

langsung dengan masyarakat pemilik lahan dalam rangka rencana pembebasan lahan; Pembebasan lahan dengan melibatkan instansi terkait seperti BPN Kabupaten Morowali; Meminta bantuan pemerintah desa dan kecamatan serta tokoh masyarakat setempat dalam pembebasan lahan; Pembebasan lahan dilakukan secara langsung kepada pemilik lahan tanpa melalui perantara; Melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk melakukan tindakantindakan preventif. Pembayaran Ganti Desa Kolono Rugi tanah sesuai dan Geresa NJOP dan/atau Kecamatan kesepakatan bersama Bungku antara masyarakat  Timur pemilik lahan dengan Kabupaten pemrakarsa; Morowali Pembayaran pembebasan lahan dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara

Memberikan informasi Desa Kolono penerimaan tenaga dan Geresa kerja konstruksi secara Kecamatan terbuka dan jelas; Bungku Memberikan  Timur penjelasan jumlah dan Kabupaten mekanisme Morowali pengupahan tenaga kerja yang direkrut

Periode

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

Lokasi

Periode

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - BPN Kab. Morowali

Selama kegiatan pembebasan lahan

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Sekali, selama kegiatan pembebasan lahan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - BPN Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - BPN Kab. Morowali

Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali;

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-5

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

dan keresahan dari kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi

2. Peningkatan kesempatan kerja

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Sebesar jumlah tenaga kerja konstruksi yang akan direkrut

Bentuk UKL



2. Mobilisasi Peralatan dan Material

1. Penurunan kualitas udara

Sejumlah upah  yang diperoleh tenaga kerja konstruksi

Parameter kualitas udara tidak melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah

Periode

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

Lokasi

Periode

secara jelas termasuk deskripsi pekerjaan  yang akan ditugaskan; Membuat kontrak kerja secara tertulis yang berisi hak dan kewajiban tenaga kerja konstruksi





3. Peningkatan pendapatan masyarakat

Lokasi









Penerimaan tenaga kerja mengutamakan tenaga kerja lokal khususnya yang berdomisili di Desa Kolono dan Geresa Mempermudah persyaratan yang dibutuhkan dalam rekruitmen tenaga kerja konstruksi

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi

Pengupahan minimal sebesar UMR Kab. Morowali; Pengupahan dilakukan tepat waktu

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Selama kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi

Penyiraman air pada lokasi yang berpotensi menimbulkan debu; Kendaraan berjalan pelan  –  pelan pada daerah yang berdebu, dengan kecepatan kendaraan max 40

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan

Pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap beberapa parameter kualitas udara

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono

Setiap 6 bulan

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-6

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak Nomor : 41  Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Bentuk UKL •







2. Peningkatan kebisingan

 Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu  Tingkat Kebisingan













3. Gangguan lalulintas darat

 Terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalulintas pada  jalur mobilisasi peralatan dan





km/jam; Perawatan kendaraan bermotor secara berkala. Membuat Standard Operating Procedure (SOP)/Work Instruction (WI) untuk menangani kualitas udara; Pengangkutan material dilakukan dengan menggunakan dump truk yang layak pakai; Menutup bak dump truk pada saat mengangkut material terutama material timbunan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material dilakukan pada siang hari atau kalau dilakukan pada malam hari perlu disosialisasikan pada masyarakat sekitar; Pengaturan kecepatan kendaraan yang melintas didaerah permukiman dengan kecepatan kendaraan max 40 km/jam; Mengoperasikan kendaraan yang laik pakai; Mengatur frekuensi lalulintas kendaraan; Pengaturan jadwal pengoperasian kendaraan Membuat Standard Operating Procedure (SOP)/Work Instruction (WI) untuk menangani kebisingan Mengatur jadwal kendaraan pengangkutan peralatan dan material; Membuat rambu  –  rambu lalulintas

Lokasi dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Periode

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

selama kegiatan berlangsung

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi

Setiap saat selama kegiatan mobilisasi pealatan dan material

Lokasi

Periode

dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter 

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Pengamatan / pengukuran langsung di lapangan

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali;

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-7

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Bentuk UKL

material minimal satu kali

4. Peningkatan peluang berusaha

Sejumlah armada yang merupakan usaha masyarakat  yang dilibatkan dalam mobilisasi peralatan dan material

5. Peningkatan pendapatan masyarakat

Sejumlah upah  yang diterima oleh masyarakat  yang terlibat dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan material

6. Penurunan derajat kesehatan masyarakat

Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat disekitar jalan  jalur mobilisasi peralatan dan material yang mengalami ISPA, sakit mata dan gangguan pendengaran









Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Periode

Bentuk UPL

Lokasi

Periode

terutama disekitar lokasi proyek

peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Memberikan kesempatan pada masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan mobilisasi peralatan materia terutama yang memiliki armada atau kendaraan pengangkutan

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Sekali, selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Setiap 6 bulan

Pembayaran upah masyarakat yang terlibat dalam kegiatan mobilisasi peralatan dan material minimal sebesar UMR Kab. Morowali; Pembayaran dilakukan secara langsung dan tepat waktu

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Sekali, selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Setiap 6 bulan

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Setiap 6 bulan

Membagikan masker kepada masyarakat sekitar yang dilalui  jalur mobilisasi terutama pada musim kemarau; Melakukan penyiraman terutama pada jalan jalur mobilisasi yang berpotensi menimbulkan bangkitan debu;



Lokasi

peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur





Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder; Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup - Dinas Perhubungan Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Perhubungan Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-8

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Bentuk UKL •

3. Pembanguna n Sarana dan Prasaran Penunjang

7. Penurunan sanitasi lingkungan

Sejumlah ceceran material pada ruas jalan jalur mobilisasi peralatan material

1. Penurunan kualitas udara

Parameter kualitas udara tidak melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 41  Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara  Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu  Tingkat Kebisingan

2. Peningkatan kebisingan











Lokasi

Periode

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

Lokasi

Periode

Berperan aktif dalam mensosialisasikan PHBS pada masyarakat sekitar Menutup rapat bak damp truck yang digunakan dalam mobilisasi material;

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam mobilisasi peralatan dan material Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Setiap 6 bulan

Menggunakan peralatan terutana mesin  –  mesin yang laik pakai; Melakukan penyiraman pada tempat  –  tempat yang potensial menimbulkan bangkitan debu

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap beberapa parameter kualitas udara

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

Menggunakan peralatan terutama mesin  –  mesin yang laik pakai; Konstruksi sarana dan prasarana penunjang tidak dilakukan pada malam hari, itupun kalau dilakukan harus disosialisasikan terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter 

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-9

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak 4. Konstruksi Stone Crusher 

Jenis Dampak 1. Peningkatan kebisingan

2. Penurunan sanitasi lingkungan

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak  Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu  Tingkat Kebisingan  Terdapat ceceran material dan timbulan sampah sisa  –  sisa konstruksi stone crusher

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Lokasi

Periode

Pada konstruksi stone crusher menggunakan peralatan terutama mesin  –  mesin yang laik pakai; Kegiatan konstruksi tidak dilakukan pada malam hari, itupun kalau dilakukan harus disosialisasikan terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar

Lokasi konstruksi stone crusher

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter 

Lokasi konstruksi stone crusher

Setiap 6 bulan

Menyiapkan tempat Lokasi pembuangan sampah konstruksi sementara (TPS) stone crusher disekitar lokasi konstruksi; Memanfaatkan seefisien mungkin sisa  –  sisa bahan/material konstruksi Memisahkan sampah organik dan anorganik; Menerapkan disiplin membuang sampah pada tempatnya kepada seluruh tenaga kerja; Secara berkala mengumpulkan sampah dari TPS untuk selanjutnya dibuang ke TPA; Sampah kegiatan konstruksi dibuang ke  TPA, dan sisa bahan/material disimpan rapi Memberikan informasi Desa Kolono PHK secara terbuka dan Geresa dan jelas jauh sebelum Kacematan pelaksanaan PHK; Bungku PHK dilakukan sesuai  Timur dengan ketentuan Kabupeten peraturan perundang  –  Morowali undangan yang berlaku;

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Lokasi konstruksi stone crusher

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali

Sekali, selama kegiatan pemutusan hubungan kerja tenaga kerja konstruksi

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku  Timur Kabupeten Morowali

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa











Lokasi

Periode

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Bentuk UKL •

Bentuk UPL

PT. Ocean Valley International





5. Pemutusan Hubungan Kerja Tenaga Kerja konstruksi

1. Sikap, persepsi dan keresahan masyarakat

Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat Desa Kolono dan Geresa  yang memberikan sikap, persepsi dan keresahan karena kegiatan pemutusan hubungan kerja





Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-10

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Bentuk UKL

Lokasi

Periode

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

Lokasi

Periode

tenaga kerja konstruksi 2. Hilangnya mata pencaharian masyarakat

Sejumlah tenaga kerja konstruksi yang diputuska

Memfasilitasi tenaga Desa Kolono kerja konstruksi yang dan Geresa diputuskan untuk Kacematan dapat bekerja ditempat Bungku lain sesuai pengalaman  Timur kerja yang dimiliki; Kabupeten Memberikan surat Morowali keterangan pengalaman kerja pada tenaga kerja konstruksi yang diputuskan

Sekali, selama kegiatan pemutusan hubungan kerja tenaga kerja konstruksi

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku  Timur Kabupeten Morowali

Setiap 6 bulan

PHK dilakukan dengan memperhatikan dan memenuhi hak  –  hak tenaga kerja; Membayarkan pesangon karyawan  yang diPHK sesuai ketentuan.

Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku  Timur Kabupeten Morowali

Sekali, selama kegiatan pemutusan hubungan kerja tenaga kerja konstruksi

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku  Timur Kabupeten Morowali

Setiap 6 bulan

Penyiraman pada lokasi yang berpotensi menimbulkan debu; Kendaraan berjalan pelan  –  pelan pada daerah yang berdebu, pengaturan kecepatan kendaraan max 40 km/jam; Mengoperasikan kendaraan yang laik pakai; Perawatan kendaraan bermotor secara

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan





3. Penurunan pendapatan masyarakat

Tahap Operasi 1. Penambangan dan Pengolahan Batu Gamping

1. Penurunan kualitas udara

Sejumlah pendapatan tenaga kerja konstruksi yang diputuskan

Parameter kualitas udara tidak melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 41  Tahun 1999 tentang Pengendalian













Pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap beberapa parameter kualitas udara

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-11

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

2. Peningkatan kebisingan

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak Pencemaran Udara  Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu  Tingkat Kebisingan

Bentuk UKL

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

Lokasi

Periode

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Lokasi

Periode

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter 

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Pengumpulan data primer dan sekunder. Prediksi erosi dilakukan dengan menggunakan persamaan USLE USLE menurut Wischmeier dan Smith (1978) dalam Banuwa (2013) sebagai berikut: A = R x K x LS x C x P Analisis sedimentasi dilakukan dengan menggunakan metode Sediment Delivery Ratio (SDR) oleh Boyce (1975) dalam  Kodoatie  Kodoatie dan Sugianto (2002) dengan persamaan: SDR = 0,41 A -0,3

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

berkala Pembukaan lahan, pengupasan top soil dan tanah penutup dilakukan pada siang hari atau atau kalau dilakukan pada malam hari perlu disosialisasikan pada masyarakat sekitar; Pengaturan kecepatan kendaraan yang melintas didaerah permukiman dengan kecepatan kendaraan max 40 km/jam; Mengoperasikan kendaraan yang laik pakai; Mengatur frekuensi lalulintas kendaraan; Pengaturan jadwal pengoperasian kendaraan. Pembukaan lahan, pengupasan top soil dan tanah penutup tidak dilakukan sekaligus; Pembukaan lahan pada lahan dengan kimiringan > 15% segera diratakan untuk menekan laju run-off; Penanaman tanaman penutup tanah (cover (cover crop ) berupa Mucuna  pruriens, Centrosema virginianum  dan  dan Mucuna pruriens  pada pruriens  pada lahan terbuka yang tidak dimanfaatkan; Pembuatan kolam pengendapan lumpur atau sediment trap; Pembuatan saluran drainase untuk menghindari genangan dan mengalirkan air dengan kecepatan  yang tidak erosif.











3. Peningkatan erosi dan sedimentasi

Peningkatan erosi sebesar 63,13 ton/tahun dan sedimentasi sebesar 1,26 ton/tahun











Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-12

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak 4. Penurunan kualitas air permukaan

5. Gangguan flora darat

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak Kualitas air permukaan melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Minimal terdapat 1 (satu) jenis flora darat yang terganggu dari kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Lokasi

Periode

Pembuatan kolam pengendapan lumpur atau sediment trap; Pembuatan dan pengaturan drainase agar aliran permukaan tidak mengarah pada sumber  –  sumber  sumber air permukaan

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Sapling air permukaan kemudian dianalisis di Laboratorium

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

Memperhatikan keberadaan flora darat khususnya yang endemik dan dilidungi dilokasi proyek sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1997  Tentang Jenis-jenis  Tumbuhan dan Satwa  yang ilindungi; Meminimalkan pembukaan lahan  yakni hanya pada lokasi yang diperlukan; Melakukan revegetasi setelah kegiatan pertambangan; Memasang rambu  –  rambu perhatian perlindungan flora darat Memperhatikan keberadaan fauna darat khususnya yang endemik dan dilindungi dilokasi proyek sebagaimana  yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1997  Tentang Jenis-jenis  Tumbuhan dan Satwa  yang Dilindungi ; Meminimalkan pembukaan lahan

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Identifikasi jenis  –  jenis  jenis flora darat secara langsung di lapangan

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: DLH Daerah Kab. Morowali; - UPTD Kehutanan Prov. Sulteng; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - UPTD Kehutanan Prov. Sulteng

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Identifikasi jenis  –  jenis  jenis fauna darat secara langsung di lapangan

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - UPTD Kehutanan Prov. Sulteng; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan:





Lokasi

Periode

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Bentuk UKL •

Bentuk UPL

PT. Ocean Valley International







6. Gangguan fauna darat

Minimal terdapat 1 (satu) jenis fauna darat  yang terganggu dari kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping





Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-13

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Bentuk UKL

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Lokasi

Periode

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Selama kegiatan pertambanga n dan pengolahan batu gamping

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

Melibatkan armada/kendaraan angkut milik masyarakat sekitar dalam kegiatan pertambangan dengan mekanisme kontrak kerjasama

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Selama kegiatan pertambanga n dan pengolahan batu gamping

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur Kabupaten Morowali

Setiap 6 bulan

Pemrakarsa mematuhi dan melaksanakan pembayaran pajak operasi pertambangan dan pengolahan batu gamping

Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali

Selama kegiatan pertambanga n dan pengolahan batu gamping

Pengamatan pada instansi terkait perpajakan daerah Kabupaten Morowali

Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali

Setiap 6 bulan

 yakni hanya pada lokasi yang diperlukan; Membuat penangkaran fauna darat tertentu; Memasang rambu  –  rambu perhatian perlindungan fauna darat. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membuka usaha di sekitar lokasi proyek

Bentuk UPL

Lokasi

Periode



PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup - DLH Daerah Kab. Morowali; - UPTD Kehutanan Prov. Sulteng



7. Peningkatan peluang berusaha

Sejumlah usaha masyarakat  yang baru terkait kegiatan pertambangan dan pengolahan batu gamping

8. Peningkatan pendapatan masyarakat

Sejumlah upah masyarat sekitar yang terlibat dalam kegiatan operasional dan dari usaha yang dibentuk dan terjalin dengan pemrakarsa

9. Peningkatan PAD

Sejumlah pajak  yang dibayarkan pemrakarsa kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali







a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-14

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

10. Penurunan derajat kesehatan masyarakat

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat dan/atau pekerja yang mengalami ISPA, sakit mata dan telinga

Lokasi

Periode

Membagikan masker kepada masyarakat sekitar dan pekerja terutama pada musim kemarau; Melakukan penyiraman terutama pada jalan jalur mobilisasi yang berpotensi menimbulkan bangkitan debu; Berperan aktif dalam mensosialisasikan PHBS pada masyarakat sekitar

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

Menyiapkan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) disekitar lokasi pertambangan; Memisahkan sampah organik dan anorganik; Menerapkan disiplin membuang sampah pada tempatnya kepada seluruh tenaga kerja; Secara berkala mengumpulkan sampah dari TPS untuk selanjutnya dibuang ke TPA; Sampah kegiatan operasi dibuang ke  TPA, dan sisa bahan/material disimpan rapi Pembukaan lahan pengupasan top soil dan tanah penutup diupayakan tidak menimbulkan cekungan; Membuat saluran drainase pada tempat  –  tempat yang berpotensi sebagai vektor penyakit;

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan







11. Penurunan sanitasi lingkungan

 Terdapat ceceran material dan timbulan sampah

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Bentuk UKL







Bentuk UPL

Lokasi

Periode





12. Peningkatan vektor penyakit

 Terdapat vektor penyaki berupa genangan di lokasi proyek









Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder; Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-15

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Bentuk UKL •

2. Pengoperasia n Sarana dan Prasaran Penunjang

1. Penurunan sanitasi lingkungan

 Terdapat timbulan sampah di sekitar sarana dan prasarana penunjang

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Lokasi

Periode

Bentuk UPL

Lokasi

Periode

Sekitar lokasi sarana dan prasarana penunjang

Setiap saat selama pengoperasia n sarana dan prasarana penunjang

Pengamatan secara langsung di lapangan

Sekitar lokasi sarana dan prasarana penunjang

Setiap 6 bulan

Lokasi pertambanga n IUP PT. Ocean Valley International

Setiap saat selama tahap kegiatan reklamasi, revegetasi dan penataan lahan pasca tambang

Survey dan observasi langsung di lapangan yang didukung oleh data sekunder

Lokasi pertambanga n IUP PT. Ocean Valley International

Setiap 6 bulan

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam demobilisasi peralatan  yakni Desa Kolono dan Geresa

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam demobilisasi peralatan  yakni Desa Kolono dan Geresa

Setiap 6 bulan

Berperan aktif dalam mensosialisasikan PHBS

Menyiapkan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) disekitar lokasi sarana dan prasarana penunjang; Memisahkan sampah organik dan anorganik; Menerapkan disiplin membuang sampah pada tempatnya kepada seluruh tenaga kerja; Secara berkala mengumpulkan sampah dari TPS untuk selanjutnya dibuang ke TPA Melakukan revegetasi pada lahan  –  lahan pasca tambang;  Tanaman revegetasi diupayakan jenis tanaman yang sebelumnya berkembang pada lokasi tersebut









3. Reklamasi, Revegetasi dan Penataan Lahan Pasca  Tambang

1. Peningkatan  Terdapat populasi flora tanaman darat revegetasi yang tumbuh pada lahan pasca tambang

Tahap Pasca Operasi 1. Demobilisasi 1. Penurunan Peralatan kualitas udara

Parameter kualitas udara tidak melebihi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 41









Penyiraman air pada lokasi yang berpotensi menimbulkan debu; Kendaraan berjalan pelan  –  pelan pada daerah yang berdebu, dengan kecepatan kendaraan max 40 km/jam;

Pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap beberapa parameter kualitas udara

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Kesehatan Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - UPTD Kehutanan Prov. Sulteng; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali - UPTD Kehutanan Prov. Sulteng a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-16

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak  Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Bentuk UKL •







2. Peningkatan kebisingan

 Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu sebagaimaan tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep48/MENLH/19 96 tentang Baku Mutu  Tingkat Kebisingan













3. Gangguan lalulintas darat

 Terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalulintas pada  jalur demobilisasi peralatan minimal satu kali





Perawatan kendaraan bermotor secara berkala. Membuat Standard Operating Procedure (SOP)/Work Instruction (WI) untuk menangani kualitas udara; Demobilisasi dilakukan dengan menggunakan dump truk yang layak pakai; Menutup bak dump truk pada saat demobilisasi Kegiatan demobilisasi peralatan dilakukan pada siang hari atau kalau dilakukan pada malam hari perlu disosialisasikan pada masyarakat sekitar; Pengaturan kecepatan kendaraan yang melintas didaerah permukiman dengan kecepatan kendaraan max 40 km/jam; Mengoperasikan kendaraan yang laik pakai; Mengatur frekuensi lalulintas kendaraan; Pengaturan jadwal pengoperasian kendaraan Membuat Standard Operating Procedure (SOP)/Work Instruction (WI) untuk menangani kebisingan Mengatur jadwal kendaraan pengangkutan peralatan; Membuat rambu  –  rambu lalulintas terutama disekitar lokasi proyek

Lokasi Kecamatan Bungku  Timur

Periode

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

kegiatan berlangsung

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam demobilisasi peralatan  yakni Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Setiap 6 bulan dan/atau setiap ada indikasi  yang menunjukka n adanya gangguan selama kegiatan berlangsung

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam demobilisasi peralatan  yakni Desa Kolono dan Geresa Kecamatan

Setiap saat selama kegiatan mobilisasi pealatan dan material

Lokasi

Periode

Kecamatan Bungku  Timur

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Pengamatan dan pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter 

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam demobilisasi peralatan  yakni Desa Kolono dan Geresa Kecamatan Bungku  Timur

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Pengamatan / pengukuran langsung di lapangan

Ruas jalan dan permukiman  yang dilalui dalam demobilisasi peralatan  yakni Desa Kolono dan Geresa Kecamatan

Setiap 6 bulan

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Perhubungan Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-17

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

Jenis Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Bentuk UKL

Lokasi

Periode

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

Bungku  Timur

2. Penanganan  Tenaga Kerja

1. Sikap, persepsi dan keresahan masyarakat

2. Hilangnya mata pencaharian masyarakat

Minimal terdapat 1 (satu) orang masyarakat di Desa Kolono dan Geresa  yang memberikan sikap, persepsi dan keresahan dari kegiatan penanganan tenaga kerja

Sejumlah tenaga kerja operasi yang diputuska











3. Penurunan pendapatan masyarakat

Sejumlah pendapatan tenaga kerja operasi yang diputuskan

Lokasi

Periode

Bungku  Timur

Memberikan informasi Desa Kolono PHK secara terbuka dan Geresa dan jelas jauh sebelum Kacematan pelaksanaan PHK; Bungku PHK dilakukan sesuai  Timur dengan ketentuan Kabupeten peraturan perundang  –  Morowali undangan yang berlaku; Memperhatikan dan memenuhi hal  –  hak tenaga kerja sebagaimana yang tertuang dalam kontrak kerja yang ditandatangani pada saat penerimaan tenaga kerja Memfasilitasi tenaga Desa Kolono kerja operasi yang dan Geresa diputuskan untuk Kacematan dapat bekerja ditempat Bungku lain sesuai pengalaman  Timur kerja yang dimiliki; Kabupeten Memberikan surat Morowali keterangan pengalaman kerja pada tenaga kerja operasi  yang diputuskan

Sekali, selama kegiatan penanganan tenaga kerja

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku  Timur Kabupeten Morowali

Setiap 6 bulan

Sekali, selama kegiatan penanganan tenaga kerja

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku  Timur Kabupeten Morowali

Setiap 6 bulan

PHK dilakukan dengan memperhatikan dan memenuhi hak  –  hak tenaga kerja; Membayarkan pesangon karyawan  yang diPHK sesuai ketentuan.

Sekali, selama kegiatan penanganan tenaga kerja

Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder

Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku  Timur Kabupeten Morowali

Setiap 6 bulan





Desa Kolono dan Geresa Kacematan Bungku  Timur Kabupeten Morowali

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinas Perhubungan Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-18

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sumber Dampak

3. Penyerahan Aset

Jenis Dampak

1. Peningkatan aset daerah

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Besaran Dampak

Sejumlah aset tidak bergerak milik pemrakarsa

Bentuk UKL





Melakukan penyerahan beberapa aset perusahaan utamanaya aset yang tidak bergerak; Penyerahan aset dilakukan sesuai ketentuan perundang  –  undangan yang berlaku.

Lokasi

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International

Periode

Sekali, selama kegiatan penyerahan aset

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk UPL

Pengamatan secara langsung di lapangan dan pengambilan data pada beberapa instansi terkait

Lokasi

Lokasi IUP PT. Ocean Valley International dan instansi terkait

Periode

Setiap 6 bulan

PT. Ocean Valley International

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Dinsosnakertrans Kab. Morowali a. Pelaksana: - PT. Ocean Valley International b. Pengawas: - DLH Daerah Kab. Morowali; - Pemerintah Kecamatan Bungku Timur dan Desa Kolono dan geresa c. Penerima Laporan: - DLH Daerah Kab. Morowali

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

III-19

Ket

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean

V a ll e y I n t e r n a t i o n a l

G a m b a r 3 . 1. P e t a L o k a s i U K L  –   U P L

D a m p a k L i n g k u n g a n y a n g D i t i m b u l k a n d a n U p a y a P e n g e ol a a n L i n g k u n g a n H i d u p S e r a U p a y a Pe m a n t a u a n L i n g k u n g a n H i d u p

III-20

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengeolaan Lingkungan Hidup Sera Upaya Peman

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

BAB IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

Berdasarkan pengelolaan dan pemantauan, terdapat sejumlah jenis izin Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan oleh pemrakarsa dalam rangka kegiatan pertambangan dan pengolehan batu gamping oleh PT. Ocean Valley International di Desa Kolono dan Geresa Kacamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali yakni: 1. Izin penyimpanan sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3); 2. Izin pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)

 Jumlah dan Jenis Izin PPLH yang Dibutuhkan

IV-1

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016. Dokumen UKL  –   UPL Puskesma Plus Bahomotefe. Kabupaten Morowali. Arsyad, S., 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.  ________., 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. Asdak, C., 2002. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Banuwa. I. S., 2013. Erosi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. BPS. 2016. Kecamatan Bungku Timur Dalam Angka 2016. BPS Kabupaten Morowali. Bungku. Fachrul, M., 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta. Kodoatie. R. J dan Sugianto., 2002. Banjir. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Mey, D., 2003. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao Di Wilayah Kecamatan Buru Utara Selatan Kabupaten Buru Propinsi Maluku. Tesis. Program Pasca Sarjana Ilim-Ilmu MIPA. Program Studi Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sinulingga, 1990. Dasar Konservasi Konservasi, IPB Press, Bogor.

Tanah

dan

Perencanaan

Pertanian

Peraturan Perundang  –   Undangan:

Undang  –   Undang Republik Indonesia Nomor Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

32

Tahun

2009

tentang

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1997 Tentang Jenis jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 Tentang Pengelolaan limbah berbahaya dan beracun.

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesi a Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesi a Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.16/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Keputusan DitjenBun No. 38/KB.110/SK/DJ-Bun/05.95 tentang Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

a. Darsan, SP.,MP

Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat Rumah Telp.rumah/Hp Alamat e-mail

Tahun Lulus 2011 2015

2007 2007 2010 2010 2011 2012 2014

: : : : : :

Darsan, SP., MP. Mataoleo, 6 Juni 1987 Laki-laki Jl. Bunga Kana, No. 3 Kamaraya, Kendari 081245553775 [email protected]

Program Pendidikan

Perguruan Tinggi

Jurusan/Program Studi

Sarjana Magister

Universitas Halu Ole Kendari Universitas Halu Ole Kendari

Pertanian/ Ilmu Tanah Pertanian/ Agronomi

Pelatihan Dasar Survey Semester Cinta Alam Latihan Dasar Kepemimpinan Pelatihan Survey Pemilukada Pada Jaringan Suara Indonesia Basic Training HMI Cabang Kendari Pelatihan Menghadapi Politik Uang Demi Melindungi Hak-Hak Dasar Warga Pelatihan Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan (Mhmmd) Pelatihan Gis Untuk Survey Pertambangan Skala Kecil di Sulawesi Tenggara

2014

Desktop Training Landscape Monitoring, Hydrological Analysis, Field Surveys and Community Workshop

2015

ESQ Basic Training Bimbingan Dr. (HC) Ari Ginanjar Agustian di Universitas Halu Oleo Kursus Dasar-Dasar Amdal (AMDAL A) oleh Pusat Penelitan dan Pengembangan Lingkungan Hidup Universitas Hasanuddin

2015

2015

2016

Seminar Nasional “Biodiversitas Tanah dan Evaluasi Lahan Pertanian Kakao Rakyat untuk Keberlanjutan Industri Kakao”Program Penelitian MP3EI Tahun 2015 : Integrasi Komunitas Fauna Tanah dalam Analisis Sumberdaya Lahan Kakao Rakyat untuk Mewujudkan Sasaran Pro-Lingkungan MP3EI. Pendidikan dan Pelatihan Penyusun Dokumen Mengenai Dampak Lingkunga (AMDAL B)

HIMAILTA- UHO, Kendari HIPPEMASURA, Kendari JSI, Kendari HMI, Kendari IDRAP, Kendari MHMMD, Kendari Charles Darwin University, The Australian National University dan UHO, Kendari Charles Darwin University, The Australian National University dan UHO, Kendari UHO, Kendari Puslitbang LH LP2M Universitas Hasanuddin, Kendari FAPERTA-UHO, Kendari

Puslitbang LH LP2M Universitas Hasanuddin, Makassar

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Tahun

Judul

Status

2010

Penyusunan Dokumen UKL-UPL PT. Billy Indonesia di Kabupaten Bombana Prov. Sultra

Asisten Tenaga Ahli Tanah

2013

Studi Amdal Pertambangan Nikel PD. Aneka Usaha (BUMD) Di Kecamatan PoliPolia Kabupaten Kolaka Prov. Sultra

Asisten Tenaga Ahli Tanah

2013

Studi Amdal Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi (UPHHK-HTI) PT. Sinar Ceria Sejati Kabupaten Kolaka

Asisten Tenaga Ahli Tanah

2014

Studi Amdal Pembangunan PLTA Sungai Lasolo Kabupaten Konawe Utara Prov. Sultra

Asisten Tenaga Ahli Tanah

2014

Pemantauan Lingkungan Pertambangan Kabupaten Konawe Utara Prov. Sultra,

Resource

Asisten Tenaga Ahli Tanah

2014

Pemantauan Lingkungan Pertambangan PT. Konutara Sejahtera Kabupaten Konawe Utara Prov. Sultra

Asisten Tenaga Ahli Tanah

2014

Pemantauan Lingkungan Pertambangan PT. Karyatama Konawe Utara (KKU) Kabupaten Konawe Utara Prov. Sultra

Asisten Tenaga Ahli Tanah

2014

Studi Amdal Pembangunan Kantor Bupati Kabupaten Kolaka Timur Prov. Sultra

Asisten Tenaga Ahli Tanah

2014

Penyusunan Dokumen UKL-UPL Gudang Obat RS. Bahteramas. Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2015

Penyusunan Dokumen Amdal PT. Bumi Gemilang Perdana Kec. Toili Barat Kab. Banggai Prov. Sulawesi Tengah

Tenaga Ahli

2015

Penyusunan Dokumen Amdal PT. Gemilang Mandiri Perkasa Kec. Toili dan Toili Barat Kab. Banggai Prov. Sulawesi Tengah

Tenaga Ahli

2015

Penyusunan Dokumen Amdal PT. Gemilang Mandiri Perkasa Kec. Nuhon dan Simpang Raya Kab. Banggai Prov. Sulawesi Tengah

Tenaga Ahli

2015

Penyusunan Dokumen Amdal Irigasi Tongauna di Kec. Ueesi Kab. Kolaka Timur Prov. Sultra

Asisten Tenaga Ahli Tanah

2015

Penyusunan Dokumen Pemantauan Lingkungan Hidup PT. Stargate Pasific Resources Kab. Konawe Utara Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2015

Penyusunan Dokumen Amdal Bendungan Pelosika di Kecamatan Asinua Kab. Konawe, Prov. Sultra Oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV

Tenaga Ahli Tanah

2015

Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Kolaka Timur, Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2015

Studi Amdal Pembangunan Smelter Nickel PT. Milenium Jaya Smeltindo. Kabupaten Kolaka, Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2015

Studi Amdal Pembangunan Smelter PT. Surya Saga Utama di Kecamatan Kabaena Utara Kab. Bombana Tahun 2015

Tenaga Ahli Tanah

2015

Studia Amdal Pembangunan Pabrik dan Perkebunan Kelapa Sawit Oleh PT. Madindra Inti Sawit di Kab. Kolaka, Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2016

Pemantauan Lingkungan Hidup Pertambangan Bijih Nikel PT. Stargate Pasific Resources, Kab. Konawe utara, Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2016

Studi Amdal Pembangunan Jaringan Transmisi 150 KV pada Proyek PLTU Kendari-3 (2x50) MW, di Kab. Konawe Selatan dan Kota Kendari, Oleh PT. DSSP Power Kendari

Tenaga Ahli Tanah

PT. Stargate

Pasific

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Tahun

Judul

Status

2016

Pemantauan Lingkungan Hidup Pertambangan Bijih Nikel PT. Stargate Pasific Resources, Kab. Konawe utara, Prov. Sultra Studi Amdal Pembangunan Jaringan Transmisi 150 KV pada Proyek PLTU Kendari-3 (2x50) MW, di Kab. Konawe Selatan dan Kota Kendari, Oleh PT. DSSP Power Kendari

Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah

2016

Penyusunan UKL-UPL Terminal Mina-Minanga, Oleh Dishub Kab. Buton Utara, Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2016

Penyusunan Dokumen UKL-UPL Perkebunan Kelapa Sawit PT. Cahaya Idola Tunggal Rona Alam (PT. CITRA) Kab. Morowali. Prov. Sulteng

Tenaga Ahli Tanah

2016

Studi Amdal Pembangunan Bendungan Loea di Kab. Kolaka Timur, Prov. Sultra oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV

Tenaga Ahli Tanah

2016

Studi Amdal Pembangunan RSUD Kab. Buton Selatan (tipe C) di Kab. Buton Selatan, Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2016

Studi Amdal Pembangunan Kantor Bupati Buton Selatan di Kab. Buton Selatan, Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2016

Studi Amdal Pembangunan Daerah Irigasi Bonggo 3.200 ha di Distrik Bonggo Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. Oleh Balai Wilayah Sungai Papua

Anggota Tim Penyusun

2016

Studi Amdal Pembangunan Jaringan Air Baku di Distrik Jagebob dan Tanah Miring Kabupaten Merauke Provinsi Papua. Oleh Balai Wilayah Sungai Papua

Anggota Tim Penyusun

2016

Studi Amdal Pembangunan Jaringan Air Baku Kota dan Kabupaten Jayapura Provinsi Papua. Oleh Balai Wilayah Sungai Papua

Anggota Tim Penyusun

2016

UKL-UPL Pembangunan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Sampah di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tenggah. Oleh BLHD Kabupaten Morowali

Tenaga Ahli Tanah

2016

Studi Amdal Pengembangan dan Pengoperasian Bandar Udara Bade di Distrik Edera Kabupaten Mappi Provinsi Papua

Anggota Tim Penyusun

2017

Studi Amdal Rencana Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Wolasi, Kolono, Kolono Timur dan Moramo Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Oleh PT. Tiran Sulawesi

Anggota Tim Penyusun

2017

UKL-UPL Penambangan dan Pengolahan Batu Gunung di Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Oleh PT. Aset Sulawesi

Ketua Tim Penyusun

2017

UKL-UPL Penambangan dan Pengolahan Batu Gunung di Kecamatan Bungku Timur Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Oleh PT. Rezky Utama Unsongi

Ketua Tim Penyusun

2017

UKL-UPL Pembangunan Stockpile Bahan Tambang di Desa Mapila Kecamatan Kabaena Utara Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Oleh PT. Almharig

Anggota Tim Penyusun

2017

Studi Amdal Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Kolono, Kolono Timur, Moramo dan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan. Oleh PT. Tiran Sulawesi

Anggota Tim Penyusun

2017

Studi Amdal Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Lawali Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara. Oleh PT. Barong Baragas Energy

Anggota Tim Penyusun

2017

UKL-UPL Pertambangan Dan Pengolahan Batuan Di Desa Topogaro Kec.

Ketua Tim

2016

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Tahun

2017

Judul

Status

Bungku Barat Kab. Morowali Prov. Sulteng oleh PT. Good Mining AnugeraH Indonesi UKL-UPL Pertambangan Dan Pengolahan Batuan Di Desa Topogaro Kec. Bungku Barat Kab. Morowali Prov. Sulteng oleh PT. Logam Jaya Utama

Penyusun

Tahun 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011

2012 2012 2012 2012 2013

2013 2013 2014

2014 2014

PT. Ocean Valley International

Judul Kegiatan Survey Perilaku Pemilih di Indonesia. Oleh Jaringan Suara Indonesia (JSI) di Prov. Sultra. Survey Sosial Kemasyarakatan. Oleh Jaringan Isu Publik (JIP) di Prov. Sultra. QuickCount   Pilkada di Kabupaten Konawe Selatan, Muna dan Bombana oleh Suara Indonesia (JSI) Studi Identifikasi Sifat Fisik Tanah yang Berkembang diatas batuan Ultrabasa pada Lereng Selatan Osu Doule Kec. Puriala Kab. Konawe Prov. Sultra Survey Perilaku Pemilih di Indonesia. Oleh Jaringan Suara Indonesia (JSI) di Prov. Sultra. QuickCount  Pilkada di Kabupaten Bombana. Penyusunan RTSP Daerah Transmigrasi di Desa Lebota Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana Prov. Sultra Studi Kelayakan Pariwisata Pantai Sousu Kecamatan Wangi-Wangi Timur Kabupaten Wakatobi Prov. Sultra Perkebunan Kelapa Sawit PT. Utama Agrindo Mas Survey Perilaku Pemilih di Indonesia. Oleh Lembaga Poling Indonesia (LPI) di Prov. Sultra. Evaluasi Padi Sawah Existing Dan Potensi di Kabupaten Konawe Selatan Oleh LEMLIT UHO dan Dinas Pertanian Kab. Konsel Quick Count   Pilkada di Kabupaten Buton. Oleh Jaringan Suara Indonesia (JSI) Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao di Kecamatan Wakorumba Utara Kabupaten Buton Utara Oleh LEMLIT UHO dan BAPPEDA-PM Kab. Butur Penyusunan RTSP Daerah Transmigrasi di Desa Pohorua Kabupaten Muna Prov. Sultra, Penyusunan RTSP Daerah Transmigrasi di Desa Amohola Kabupaten Konawe Selatan Prov. Sultra, Studi Peran Tanaman Penutup Tanah dan Metode Aplikasi Pupuk Organik terhadap Sifat Kimia, Fauna dan Aktivitas Mikroba Tanah Pasca Penambangan Bijih Nikel Pemetaan Potensi Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Konawe Selatan Oleh Faperta UHO dan BAPPEDA Kab. Konsel Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3E) Kabupaten Muna Tahun 2014-2025 Oleh PPLH-KESDM dan BAPPEDA Kab. Muna

Ketua Tim Penyusun

Posisi Surveyor Surveyor Surveyor Peneliti Surveyor Tenaga Ahli Tanah Ketua Tim Tanah Assisten Manager Sorveyor Anggota Tim Tanah Surveyor Anggota Tim Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Peneliti

Surveyor Lapangan Tenaga Ahli

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

2014 2015

2015 2015 2015

PT. Ocean Valley International

Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Peyusunan Data Base Sub Das Tamboli di Kec. Samaturu Kab. Kolaka Oleh BP DAS Sultra Survey, Investigasi dan Desain (SID) Daerah Irigasi (D.I) Lambale Kab. Buton Utara, Prov. Sultra Oleh PT. Aria Jasa Konsultan Survey, Investigasi dan Desain (SID) Daerah Irigasi (D.I) Tinabite Kab. Bombana, Prov. Sultra Oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Survey, Investigasi dan Desain (SID) Daerah Irigasi (D.I) Lampeapi Kab. Konawe Kepulauan, Prov. Sultra Oleh PT. Satyakarsa Mudatama Penyusunan Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi (Feasibility Study Airport City) Prov. Sultra Oleh BAPPEDA Prov. Sultra dan PT. Anterobumi

Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Pertanian Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah Tenaga Ahli Tanah

2015

Survey, Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah di Kabupate Merauke Seluas 3000 Ha Prov. Papua Oleh PT. Pillar Pusaka Inti

Tenaga Ahli Tanah Pertanian

2016

Studi Survey Tanah dan Evaluasi Lahan Tanaman untuk Pengembangan Tanaman Pangan dan Perkebunan di Kab. Buton Utara

Tenaga Ahli Tanah

2016

Survei dan Investigasi Kegiatan Perluasan sawah di Prov. Sultra. Oleh. Fakultas Pertanian UHO, Kendari

Asisten Tenaga Ahli

2016

Studi Detail Desain Daerah Irigasi Ladongi Oleh BWS Sulawesi IV, di Kab. Kolaka Timur, Prov. Sultra

Tenaga Ahli Tanah

2016

Audit Lahan Pertanian Pangan di Kabupaten Konawe Utara Prov. Sultra

Tenaga Ahli

Studi Evaluasi Lahan Lokasi Rencana Pengmbangan Tambak di Kecamatan Ketua Tim Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Oleh Balai Wilayah Sungai Tanah Sulawesi IV 2017 Pemetaan Saluran dan Petak Tersier Daerah Irigasi (D.I) Ladongi Ketia Tim Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tengggara Demikian curriculumvitae ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. 2016

Kendari, 16 Juli 2017 Yang Bersangkutan,

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

b. Wayer Haris Sauntiri, ST

1.

Nama

:

2.

Tempat/Tanggal Lahir

:

Kendari, 23 Maret 1983

3.

Alamat

:

Jln. Adi Sucipto No. 5 Desa Sarimulyo (SP. B) Kecamatan Kabangka Kabupaten. Muna Prov. Sulawesi Tenggara

4.

E-mail

:

[email protected]

5.

Telepon

:

0823-4746-9655

6.

Pendidikan Terakhir

:

S1 Teknik Lingkungan

7.

NPWP

:

72.349.648.5-811.000

8.

Kualifikasi

:

Ahli Muda Teknik Lingkungan/LPJK-Astekindo

:

1077758

Tenaga

Ahli/Asosiasi 9.

No. Reg. Kompetensi

1.

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Strategi Pemasyarakatan Open Source Software di Sulawesi Tenggara 2007

2.

Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Literasi Komputer Berbasis ICT, Jenjang Menengah Oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Pertanian Cianjur 7 Juli - 12 Agustus 2010

1.

Tahun 2007 s/d 2014 Tenaga Ahli Lingkungan CV. IDEALL MULTI D ESIGN Consultant;

2.

Tahun 2007 s/d 2009 Pendiri, Pengurus dan Pengajar Sanggar Teknologi Informasi dan Komunikasi (Telematika) Sultra;

3.

Tahun 2009 s/d 2011 Staf Pengajar Jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK Neg. 1 Kabangka;

4.

Tahun 2009 s/d 2011 Ketua Jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK Neg. 1 Kabangka;

5.

Tahun 2013 s/d 2014 Tenaga Ahli GIS/Pemetaan CV. IDEALL MULTI DESIGN Consultant;

6.

Tahun 2015 s/d Sekarang Tenaga Ahli Lingkungan dan GIS/Pemetaan PT. IDEALL MULTI DESIGN Consultant.

1.

Menginstalasi dan Mengoperasikan Komputer dan Internet berbasis Windows dan Linux.

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

2.

PT. Ocean Valley International

Mengoperasikan Software Pemetaan Arch GIS, Global Mapper, SAS Planet, Map Source dan Envi;

3.

Pembibitan dan Pemeliharaan Tanaman Perkebunan, Kehutanan dan Hortikultura.

1.

Analisis COD, pH, H 2S, PO4  Dan NO3  Pada Influen dan Efluen IPAL Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kendari, 2007

1. Mengenal Teknik Internetworking  PC yang dimuat Pada Rubrik Teknologi Informasi dan Komunikasi Harian Kendari Pos, Sabtu 8 Maret 2008; 2. Mengenal Teknologi Broad Band Acces  ADSL, WiFi dan WiMax yang dimuat pada Rubrik Teknologi Informasi dan Komunikasi Harian Kendari Pos, Sabtu 15 Maret 2008.

1. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Perkebunan Kelapa Sawit oleh PT. Cahaya Idola Tunggal Rona Alam (CITRA) di Desa Larobenu, Umpanga, Bahoea Reko-reko, Wosu dan Lanona Kecamatan Bungku Barat dan Bungku Tengah Kabupaten Morowali. (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 2. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan Perumahan Kota Bahodopi (Bahodopi Residence) dan Sarana Penunjangnnya oleh PT. Soliwu Cipta Persada di Desa Bahodopi Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali. (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 3. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan, Pengoperasian Stone Crusher dan AMP PT. Surya Baru Cemerlang di Desa Pandauke Kec. Mamosalato Kab. Morowali Utara. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan); 4. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Morowali di Desa Bahoruru Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali. (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 5. Keg. Penyusunan Laporan Semester I tahun 2016 Kegiatan Perkebuna Kelapa Sawit CV. Ismul Azam di Desa Matano, Tanjung Harapan, Tanona dan Lalemo Kabupaten Morowali

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

1. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan dan Pengoperasian PLTA/M Tomata 10-12 MW oleh PT. Buminata Energi Perkasa di Desa Tomata, Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 2. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan Tembok Laut ( Sea Wall ) oleh Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kab. Morowali di Kelurahan Matano, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali. (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 3. Perencanaan Terpadu Pantai Kota Bungku oleh Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Morowali (Ahli Lingkungan)

1. Keg. Penyusunan UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan dan Pengoperasian Stone Crusher oleh Saudara Riki Agil Syahri di Desa Ipi Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 2. Keg. Penyusunan UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan dan Pengoperasian Stone Crusher oleh Saudari Rosmina T di Desa Torete Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 3. Keg. Penyusunan UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan dan Pengoperasian Stone Crusher oleh Saudari Marini Abdul Rahman di Desa Torete Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan) 4. Keg. Penyusunan UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan oleh Saudari Dedi Syam Darmanto di Desa Dampala dan Siumbatu Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)

1.

Keg. Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik Bijih Nikel dan fasilitas Pendukungnya Oleh PT. Sulawesi Mining Investment di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali (Anggota Tim/Ahli Lingkungan)

2.

Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Jalan Hauling PT. Indoberkah Jaya Mandiri Ruas Jalan Trans Sulawesi  –  Lokasi Tambang di desa Torete Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan).

3.

Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Khusus (Jetty) PT. Asia Prima Nikel di Desa Torete Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

4.

PT. Ocean Valley International

Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Khusus (Jetty) PT. Virgo Artha Prima di Desa Torete Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali (Anggota Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)

5.

Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Khusus BBM CV. Ansafar Wirakarya di Tetalo Desa Nambo Kec. Bungku Timur Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan).

6.

Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Klinik Pratama Yayasan Zeteo Majesty Beteleme Kec. Lembo Kabupaten Morowali Utara (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan).

7.

Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Bijih Nikel DMP PT. Dwi Mitra Sejahtera di Desa Dampala Kec. Bahodopi, Kabupaten Morowali Utara. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)

8.

Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Stone Crusher dan Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Surya Baru Cemerlang di Desa Bahomante Kec. Bungku Tengah Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)

9.

Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Lokasi Penambangan Material Galian C PT. Karya Anuntolufu di desa IPI Kec. Bungku Tengah Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)

10. Kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL Lokasi Penambangan Material Galian C, Stone Crusher dan Asphalt Mixing Plant (AMP) PT. Mutu Utama Konstruksi di desa Buleleng Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali (Ketua Tim/Ahli Lingkungan dan Pemetaan)

1. Keg. Penyusunan AMDAL Keg. Pertambangan Bijih Nikel oleh PT. Total Prima Indonesia di Kecamatan Mamosalato Kab. Morowali Prop. Sulawesi Tengah, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan) 2.

Keg. Penyusunan Adendum AMDAL Keg. Pertambangan Bijih Nikel oleh PT. Bintangdelapan Mineral di Kecamatan Bahodopi Kab. Morowali Prop. Sulawesi Tengah, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan).

3.

Kegiatan Penyusunan Dokumen Status Lingkungan Hidup (SLHD) Kab. Morowali Tahun 2012. (Ketua Tim/Ahli Lingkungan).

4.

Kegiatan Penyusunan UKL-UPL Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel oleh PT. Duta Nethindo di Desa Lalampu, Kecamatan Bahodopi Kab. Morowali Prop. Sulawesi Tengah, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan).

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

1. Keg. Penyusunan UKL/UPL Keg. Penambangan Bijih Nikel oleh PT. Cipta Perkasa Sejati di Desa Lalampu Kec. Bahodopi, (Ahli Lingkungan) 2. Keg. Penyusunan UKL/UPL Keg. Pembangunan Reklamasi Pelabuhan Khusus oleh PT. Total Prima Indonesia di Desa Tangofa Kec. Bungku Selatan, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan)

1.

Keg. Penyusunan UKL/UPL Keg. Pembangunan Reklamasi Pelabuhan Khusus PT. Stargate Pasific Resources di Desa Torete Kec. Bungku Selatan, (Anggota Tim/Ahli Lingkungan)

2.

Keg. Penyusunan AMDAL Keg. Pertambangan Bijih Nikel oleh PT. Stargate Pasific Resources di Kecamatan Bungku Selatan Kab. Morowali Prop. Sulawesi Tengah, (Ahli Lingkungan)

1. AMDAL Pertambangan Nikel Lokasi Ds. Torete Kec. Bungku Selatan Kab. Morowali Prov. Sulawesi Tengah Tengah oleh PT. TEKNIK ALUM SERVICE, (Anggota Tim/Ahli Tim/Ahli Lingkungan) 2. UKL dan UPL Pembangunan Dermaga PT. TEKNIK ALUM SERVICE di Desa. Torete Kab. Morowali Prov. Sulawesi Sulawesi Tengah, (Anggota Tim/Ahli Tim/Ahli Lingkungan)

Sarimulyo, 18 Juli 2017

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

c. Samsul Husen

1.

Nama

:

2.

Tempat/Tanggal Lahir

:

Palangga, 03 Desember 1988

3.

Alamat

:

Kec. Palangga Kab. Konawe Selatan

4.

Pendidikan Terakhir

:

S1 Kesehatan Masyarakat

1.

Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan, CV. Rezky Utama di Desa Unsongi Kec. Bungku Timur Kab. Morowali (Ahli Kesehatan Masyarakat);

2. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan, CV. Asset Sulawesi di Desa Laroenai Kec. Bungku Pesisir Kab. Morowali (Ahli Kesehatan Masyarakat); 3. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Penambangan Batuan, PT. Kapur Prima Perkasa di Desa Lamontoli Kec. Bungku Selatan Kab. Morowali (Ahli Kesehatan Masyarakat); 4. Keg. Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Pembangunan dan Pengoperasian Puskesmas seKabupaten Morowali olwh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Morowali (Ahli Kesehatan Masyarakat);

Palangga, 18 Juli 2017

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

Sampling Tanah

PT. Ocean Valley International

UKL-UPL Pertambangan dan Pengolahan Batu Gamping

PT. Ocean Valley International

Sampling Kualitas Udara

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF