Dokumen UKL-UPL Pembangunan Hotel Cottage Siuri (Documents of Environmental Management and Monitoring Efforts in the Construction of Hotel Cottage Siuri, Poso Regency)

December 17, 2016 | Author: Yoppy Soleman, S.T., M.T. | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (Report of Environmental Management and Monitoring Efforts in the Co...

Description

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Bab 1 Pendahuluan

A. Identitas Pemrakarsa Nama Pemrakarsa : Selvia Satigi Nama Penanggung Jawab : Selvia Satigi Jabatan : Pemilik Alamat : Jl. Yos Sudarso Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso

No.

53,

Kelurahan

Sangele,

B. Latar belakang Untuk memenuhi persyaratan pengelolaan lingkungan sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup pada pasal 3 ayat 4 bahwa bagi rencana usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 wajib melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang pembinaanya berada pada instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan. Serta keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Dimana didalamnya akan dinyatakan rencana atau kegiatan pengelolaan dan pemantauan terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak dari kegiatan/usaha. Diharapkan dengan adanya dokumen UKL/UPL ini dampak negatif terhadap lingkungan dapat dikurangi dan sedikit demi sedikit dihilangkan dengan upaya-upaya perbaikan yang berkelanjutan. Sesuai dengan PP No. 27 tahun 1999 tentang Amdal, serta berbagai perangkat peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khusus nya KEPMENLH No. 11 tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), kegiatan Pembangunan Hotel Siuri termasuk kategori kegiatan yang tidak wajib dilengkapi dengan Studi AMDAL, sehingga harus melakukan studi UKL-UPL sebagai bagian dari studi kelayakan kegiatan proyek dilihat dari aspek lingkungan hidup. Di samping berbagai dampak positif yang diharapkan, muncul juga berbagai dampak negatif yang tidak diinginkan terhadap lingkungan hidup sebagai efek dari kegiatan pembangunan hotel. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan pembangunannya harus pula diikuti dengan kegiatan pengelolaan lingkungan yang diarahkan pada upaya untuk mencegah atau menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif agar manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembangunan dapat dioptimalkan dan berkelanjutan. Studi UKL-UPL yang dilakukan merupakan bagian dari proses perencanaan dalam kerangka operasional komitmen dan kebijakan lingkungan hidup.

1

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

C. Maksud, Tujuan, dan Kegunaan Penyusunan UKL dan UPL Maksud dilaksanakannya studi UKL dan UPL Pembangunan Hotel Siuri adalah: • Merumuskan tindakan pengelolaan dampak yang mungkin timbul dan upaya pemantauannya untuk menilai keberhasilan upaya pengelolaan yang telah dilakukan. • Memberikan informasi kepada instansi dan masyarakat tentang pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan sebagai akibat kegiatan yang telah dilaksanakan. • Melaksanakan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai wujud upaya menunjang konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Adapun tujuan dilaksanakannya studi UKL dan UPL Pembangunan Hotel Siuri adalah: • Mengidentifikasikan rona lingkungan hidup, yang diprakirakan akan terkena dampak akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan hotel. • Mengidentifikasikan kegiatan yang diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup. • Menyusun dokumen UKL dan UPL sebagai pedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan dampak penting terhadap lingkungan hidup baik bersifat positif maupun negatif berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan pembangunan hotel. • Memberikan rekomendasi mengenai hal-hal yang harus diperhatikan guna mengoptimalkan dampak penting kegiatan terhadap lingkungan hidup dan saran tindak dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Penyusunan UKL dan UPL Pembangunan Hotel Siuri memiliki kegunaan sebagai berikut: • Sebagai instrumen pengikat dan acuan bagi pemrakarsa dalam hal ini penanggungjawab pembangunan Hotel Siuri untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan yang diselenggarakan. • Sebagai acuan bagi pemerintah daerah setempat, dalam hal ini Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Poso serta institusi pengawas yang berwenang.

D. Dasar Hukum Rencana Pembangunan Hotel Siuri di Desa Toinasa, Kecamatan Pamona Barat mengacu kepada sejumlah peraturan/undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah propinsi dan kabupaten, keputusan menteri, yang terkait dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan sekaligus menjadi acuan dalam penyusunan dokumen UKL-UPL

2

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

3

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

4

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

5

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

6

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

7

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

8

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

9

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

10

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

11

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Bab 2 Rencana Usaha /Kegiatan

A.

Nama Rencana Usaha dan Kegiatan Rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan pemrakarsa adalah “Pembangunan Hotel Siuri” di Desa Toinasa, Kecamatan Pamona Barat.

Gbr. 1. Gambar tampak rencana Hotel Siuri: depan, belakang, samping kiri dan kanan. Skala 1:490

B. Lokasi Rencana Usaha dan Kegiatan Lokasi Pembangunan Hotel Siuri berada di jalan kolektor Propinsi Tonusu – Toinasa, Kawasan Wisata Siuri, Desa Toinasa, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso dengan elevasi lahan 525.0 meter dpl dan koordinat lokasi sebagai berikut: Tabel 1.Titik Koordinat Lokasi Pembangunan Hotel (Resort) Siuri No. Titik 1

Koordinat Lintang dan Bujur Bujur Timur (0 ‘ ”) Lintang Selatan (0 ‘ ”) 120031’26.412”

1048’50.988”

2

120031’27.803”

1048’51.307”

3

120031’26.644”

1048’51.322”

4

120031’28.034”

1048’51.091”

5

120031’24.944”

1048’52.465”

Sumber : Survey Lapangan, 2016

12

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Adapun lokasi rencana Pembangunan Hotel Siuri disajikan pada Gambar 2 dan 3 berikut.

Gbr. 2. Peta Lokasi Rencana Pembangunan

di Sisi Barat Danau Poso

jalan kolektor Propinsi Tonusu – Toinasa

GSB = 40.0 m

Patok GSJ

Hotel Siuri

Tanggul pasangan batu sepanjang ≈ 50 meter Bantaran pantai 9.0 m

GSD2 =40.0 m GSD1 = 49.0 m Mean Sea Level (MWL), Tinggi muka air rata2

13

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Gbr. 3. Site Plan Bangunan Hotel dan Jarak-jarak Sempadan (non-skala)

C. Sarana dan Prasarana Hotel Siuri 1. Skala Rencana Usaha

Rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Hotel (Resort) Siuri akan dibangun di atas lahan seluas 6.041,0 m2 dengan luas bangunan 1.388,0 m2. Hotel Siuri dibangun dengan jumlah lantai bangunan sebanyak 2 (dua) lantai dan halaman parkir 150.0 m2. Berdasarkan ukuran dan jumlah kamar, hotel ini termasuk klasifikasi Melati 3. Berdasarkan tipe, hotel yang akan dibangun ini termasuk kategori hotel resort, yaitu hotel di kawasan wisata. Adapun rincian fasilitas hotel dapat dilihat pada Tabel 2, sedang komposisi dan rencana penggunaan ruang Pembangunan Hotel Siuri dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 2.Jenis dan Fasilitas Hotel Siuri No.

Jenis Fasilitas

1

Lantai Satu Halaman Parkir Teras Depan Lobby + Kantor + Resepsionis + Retail Teras Kamar Kamar Standard Room Lantai Dua Teras Depan Lobby + Kantor + Resepsionis + Retail Teras Kamar Kamar Standard Room

a. b. c. d. e. 2. a. b. c. d.

Ukuran (m2) 844.0 150.0 15.0 210.0

Keterangan 1 1 1

134.0 20.0 694.0 15.0 210.0

1 16

134.0 20.0

1 16

1 1

Sumber : Gambar Luasan Bangunan Hotel Siuri, 2016

2. Kebutuhan Air Pemenuhan kebutuhan air untuk kegiatan Hotel Siuri diperoleh dari sumber air baku Danau Poso dan sumur pompa. Adapun kebutuhan air tersebut adalah sebagai berikut: Tahap konstruksi, kebutuhan air pada tahap ini diperkirakan ± 2.0 m3/hari dan diambil dari Danau Poso. Hal tersebut diperlukan untuk pelaksananaan pekerjaan konstruksi. Pada tahap operasional hotel, kebutuhan air puncak diperkirakan sebesar 6.0 m3/hari dan ditampung di dalam water tank atau tendon dengan kapasitas 2.200 Liter sebanyak 2 (dua) buah sebagai sumber air bersih.

3. Sumber Listrik

14

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Sumber listrik yang digunakan pada operasional hotel bersumber dari listrik PLN sebagai sumber listrik utama dan listrik generator set (genset) sebagai sumber listrik cadangan. Pemakaian genset dilakukan jika sumber listrik utama terputus atau padam. Rincian energi listrik yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Sumber Energi Listrik Yang Digunakan pada Hotel No 1 2

Sumber Energi

Kapasitas Terpasang

PLN Genset

22 KVA 20 KVA

Jumlah (unit) 1 1

Sumber : Hotel Siuri, 2016

Nomor

Tabel 4. Komposisi dan RencanaPenggunaan Ruang Hotel Siuri ORGANISASI RUANG

RENCANA 2 (m )

BATASAN 2 (m )

Keterangan Referensi

1

Luas Lahan

6041.0

6041.0

Sertifikat tanah No. 01024 (Surat Pengukuran No. 00007/01/2012

2

Luas Lantai Dasar Bangunan

694.0

2416.4

Survey Lapangan

3

Luas Total Lantai Bangunan

1388.0

4832.8

Survey Lapangan

4

Luas Ruang Terbuka

4797.0

min. 3624.6

Survey Lapangan

5

Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

0.11

0.40

Perda RTRW Poso No. 8 Tahun 2012

6

Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

0.23

0.80

Perda RTRW Poso No. 8 Tahun 2012

7

Jumlah Lantai Bangunan

2

maks. 2 {7}

Perda RTRW Poso No. 8 Tahun 2012

8

Garis Sempadan Bangunan (GSB)

40.0

10.0

Survey Lapangan

9

Jumlah Kamar per Lantai Jumlah Total Kamar

10 Jumlah Parkir

16 32

Gambar Desain

15 mobil

Hasil perhitungan

4. Sistem Pencegahan Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran terdiri atas dua : 1. Sistem Perlawanan 2. Sistem Penyelamatan

15

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Sistem perlawanan bahaya kebakaran menggunakan alat berupa portable fire extinguisher. Sistem penyelamatan kebakaran antara lain dengan tangga darurat, exhaust fan, warning system, dan signage. Adapun alat-alat penunjang keselamatan kebakaran yang dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam tahap operasional hotel dapat dilihat seperti pada tabel berikut : Sistem perlawanan bahaya kebakaran menggunakan alat berupa portable fire extinguisher. Sistem penyelamatan kebakaran antara lain dengan tangga darurat, exhaust fan, warning system, dan signage. Adapun alat-alat penunjang keselamatan kebakaran yang dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam tahap operasional hotel dapat dilihat seperti pada tabel berikut :

Tabel 4. Jenis Peralatan Pencegahan Kebakaran No. 1. 2.

Jenis Peralatan APAR Foam (Alat Pemadam Api Ringan/ Busa) Lighting Protector

Kapasitas

Jumlah (Unit)

3.5 kg

4

20 kVA

1

Sumber : Hotel Siuri, 2016

Gbr. 5. Contoh Peralatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) portable rencana yang digunakan

Gbr. 6. Contoh Peralatan Penangkal Petir yang rencana digunakan

16

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

5. Pengelolaan Limbah Sampah

Limbah sampah yang dihasilkan akan sebanding dengan tingkat hunian hotel dan biasanya meningkat pada hari-hari libur. Limbah yang dihasilkan berupa limbah sampah padat dan limbah sampah cair. Contoh limbah padat hotel adalah: sisa makanan, plastik, kertas tisu, daun, ranting, kayu, kardus, kaleng dan bekas kemasan makanan. Contoh limbah cair hotel adalah air buangan closet dan lavatory. Penanganan yang akan dilakukan adalah dengan menyediakan tong sampah (garbage bin) yang dilapisi kantong plastik. Kantong sampah plastik selanjutnya akan dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di dalam area pembangunan. Ukuran TPS akan disesuaikan dengan volume sampah yang dihasilkan setiap harinya. Tempat pembuangan sampah sementara terbuat dari bahan yang kedap air, mempunyai tutup dan dapat dijangkau dengan mudah oleh petugas pembuangan sampah. Dari tempat pembuangan sampah sementara (TPS), sampah kemudian akan diangkut oleh mobil pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terdekat. 6. Pengelolaan Air Limbah

Limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan hotel dapat diidentifikasi dari sumber-sumbernya, dalam hal ini adalah unit proses, yaitu: a. Kamar mandi dan toilet umum, berupa air sabun dan buangan cair yang mengandung kotoran manusia. Limbah padat dan cair dari unit ini dibuang ke septic tank dan air buangannya dialirkan ke resapan. Untuk tiap dua kamar (standard room) akan dibuatkan 1 unit septic tank berikut unit resapan. b. Binatu (Laundry), dalam proses pencucian menggunakan bahan semacam detergen, bahan pemutih dan pengharum pakaian. Air limbah dari unit proses ini akan dialirkan melalui saluran pembuangan air limbah (SPAL) ke resapan. c. Dapur (Kitchen), dalam proses pengolahan makanan dan proses pencucian sisa makanan menghasilkan air limbah yang mengandung sabun, minyak dan lemak. Air limbah dari unit proses ini dibuang menggunakan saluran pembuangan air limbah (SPAL) ke unit resapan.

7.

Komponen Rencana Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan

A. Pra Konstruksi 1. Pembebasan Lahan Lahan seluas 6.041,0 m2 untuk rencana Pembangunan Hotel Siuri yang terletak di jalan kolektor Propinsi Tonusu – Toinasa merupakan tanah bersertifikat milik pemrakarsa, dengan demikian tidak ada lagi proses pembebasan lahan. 2. Proses Perijinan Pada tahapan ini pemrosesan izin sementara dilakukan. Proses perizinan Rencana Pembangunan Hotel Siuri yang telah diperoleh oleh pemrakarsa secara administratif adalah rekomendasi Kepala Desa Toinasa, sedangkan persyaratan-persyaratan teknis yang meliputi: (1) Pemenuhan Jarak Sempadan Bangunan (GSB); (2) Pemenuhan Jarak Sempadan Danau (GSD); (3) Persetujuan Site Plan; (4) Kesesuaian Peruntukkan Lahan; (5) Kesesuaian Komposisi dan Organisasi Ruang (koefisien KDB, KLB, RTH); kesemuanya telah dikaji oleh Tim Survey dari Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan

17

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Umum Kabupaten Poso. Proses perizinan yang sementara diproses adalah Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) dan Rekomendasi Lingkungan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Poso. B. Tahap Konstruksi

a) Perekrutan tenaga kerja konstruksi Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pembangunan Hotel Siuri terdiri dari tenaga kerja kasar (buruh), tukang dengan keahlian khusus atau mandor, tenaga ahli sipil dan tenaga administrasi kegiatan. Tenaga kerja buruh dan mandor yang terlibat dalam pembangunan Hotel Siuri ini diusahakan dapat direkrut dari penduduk lokal dan sekitarnya sesuai dengan ketersediaan sumber daya . Adapun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 20 tenaga kerja harian (buruh bangunan), 2 tenaga mandor, 1 tenaga ahli sipil, dan 1 tenaga administrasi pelaporan. Tabel 5. Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi No.

Jenis Tenaga Kerja

Jumlah

1

Tenaga Adminisrasi

1 Orang

2

Mandor Pelaksana

2 Orang

3

Tenaga Pelaksana Lapangan/Buruh

4

Tenaga Ahli Teknik Sipil

20 Orang 1 Orang

b) Mobilisasi Alat dan Bahan Kegiatan mobilisasi alat dan bahan untuk pembangunan Hotel Siuri adalah kegiatan mendatangkan dan memindahkan peralatan dan material untuk keperluan konstruksi bangunan hotel. Alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembangunan hotel dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Peralatan Yang Digunakan No

1. 2. 3

Jenis Alat

Dump Truck 6 m3 Concrete Mixer 0.15 m3 Buldozer

Jumlah (unit)

2 2 1

Peruntukan

Pengangkut material Mencampur Beton Pembersihan Lokasi

Peralatan dan material didatangkan dengan melewati Poros Jl Kolektor Propinsi Tonusu – Toinasa, kemudian ditampung di penampungan material lokasi pekerjaan yang telah disiapkan. Arus lalu lintas yang terjadi pada saat mendatangkan peralatan/mobilisasi peralatan hanya relatif kecil dan lalu lintas angkutan material (dump truk) akan bercampur dengan lalu lintas yang ada.

18

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

c) Pembersihan Lokasi (Land Clearing) Dalam pekerjaan ini tanah lokasi rencana pembangunan harus dibersihkan dari segala bangunan dan vegetasi yang verada didalam lokasi rencana pembangunan hotel. Pembersihan lokasi dilakukan dengan menggunakan cara manual dan mekanik. Adapun cara manual yaitu menggunakan tenaga manusia untuk memotong semak-semak yang terdapat dalam lokasi rencana pembangunan hotel. Cara mekanik dengan peralatan buldozer untuk meratakan tanah lokasi pembangunan. Didalam kegiatan pembersihan lokasi (land clearing) terdapat pekerjaan galian dan urugan (cut and fill) sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan

d) Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pembangunan konstruksi terbagi atas 2 pekerjaan yaitu pekerjaan struktur bawah dan struktur atas. Pekerjaan struktur bawah meliputi : galian tanah untuk pondasi bangunan, pekerjaan pondasi tapak, pekerjaan pondasi pasangan batu, pekerjaan balok sloof, saluran drainase, dan lain-lain. Sementara itu pekerjaan struktur atas meliputi : pekerjaan kolom beton bertulang, pekerjaan balok beton bertulang, pekerjaan pelat lantai beton bertulang, pemasangan rangka dan penutup atap, pekerjaan pasangan bata dan plesteran. Selain pekerjaan struktur bawah dan struktur atas, beberapa item pekerjaan lainnya adalah:

a) Pembuatan Serobong Kerja (Direksi Keet) Serobong kerja digunakan untuk penempatan material atau kantor sementara. Penempatan serobong kerja sebaiknya dibangun jauh dari aktivitas kerja, sehingga tidak mengganggu aktivitas yang lain. b) Pekerjaan Pengecatan Dalam pekerjaan pengecatan memerlukan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alatalat bantu sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna c) Pekerjaan Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah suatu sistem atau rangkaian yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik ke lampu, TV, kulkas, AC, mesin cuci, rice cooker, setrika dalam operasional hotel. d) Pekerjaan Instalasi Pembuangan Air Pekerjaan instalasi pembuangan air merupakan pekerjaan instalasi air, pekerjaan instalasi pembuangan air berkaitan dengan fixture-nya dan instalasinya khususnya perpipaan aliran air. Adapun beberapa peralatan instalasi pembuangan air seperti : bak mandi, kloset, urinoir, wastafel, kran air, asesoris toilet dan septic tank. e) Pembersihan dan Finishing Setelah pekerjaan konstruksi bangunan selesai, dilanjutkan dengan pekerjaan pembersihan dan finishing yaitu pembersihan sisa-sisa pekerjaan konstruksi seperti sisasisa potongan baja, kayu, semen dan lain-lain.

19

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

C. Tahap Operasional a) Perekrutan Tenaga Kerja Operasinal Dalam operasional hotel memerlukan tenaga kerja seperti tenaga administrasi, cleaning service, satpam, juru masak dan lain-lain yang dibutuhkan dalam kegiatan perhotelan. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam operasional hotel direkrut berasal dari dalam daerah dan sekitar lokasi kegiatan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam mendukung operasional hotel diperkirakan 12 orang dengan spesifikasi pendidikan SMP, SMA/SMK, dan Diploma. Adapun jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dalam operasional Hotel Siuri dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7. Jumlah dan Spesifikasi Kebutuhan Tenaga Operasional Hotel Siuri No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Posisi Jabatan Manager Tenaga Administrasi/Keuangan Resepsionis Koki/Juru Masak Pelayan Cleaning Service Maintenance Security Jumlah

Jumlah (orang) 1 1 2 2 2 2 1 2

Spesifikasi D3 D3 SMK/D3 SMK/D3 SMA/SMK SMA/SMK SD/SMP/SMA SMP/SMA

12

b) Pengoperasian Hotel Pengoperasian bangunan hotel terdiri dari Front of the house dan Back of the house. Front of the house (sektor depan hotel) merupakan private area dan public area yang terdiri dari guest room (kamar tamu), public space area meliputi lobby, front desk/reception desk, tangga, sirkulasi, seating area, retail area, Sedangkan back of the house (sektor belakang hotel) terdiri dari area servis antara lain daerah dapur dan gudang, employees area, pencucian dan pemeliharaan (housekeeping). Pada operasional hotel ini, fasilitas yang akan disediakan antara lain lobby, kamar hotel, office management, utility room, kitchen, parkir, rung terbuka hijau, lapangan bulutangkis dan beberapa fasiltias penunjang lainnya seperti bangunan unit pengelolaan limbah cair (septic tank komunal), generator set dan lain sebagainya. c) Pemeliharaan bangunan hotel Pemeliharaan bangunan hotel meliputi pemeliharaan gedung bagian dalam dan bagian luar hotel. Pemeliharaan dilakukan secara berkala berupa pengecatan, perbaikan, dan penggantian material serta bagian-bagian tertentu yang mengalami kerusakan. Kegiatan pemeliharaan juga termasuk pemeriksaan mesin pendukung operasional hotel seperti generator set, mesin kompa, mesin pendingin dan jaringan instalasi bangunan.

20

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Bab 3 Rona Awal Lingkungan

1. INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN a. Letak Geografis dan Luas Danau Wilayah , secara geografis terletak pada posisi koordinat : 1200 21‘27,10 BT120051‘9,28‖BT dan 1041‘18,42 LS-2018‘3,41‖ LS. Berdasarkan ketinggian tempat terletak pada kisaran ketinggian 500-1.788 m dpl.

Danau Poso merupakan danau yang terletak di Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah dengan memiliki luas ± 36.677 ha, ketinggian ± 600 m dpl, dengan klasifikasi iklim menurut Shemid dan Ferguson dalam tipe iklim A dengan curah hujan rata-rata 3.284,16 mm/tahun dengan nilai q = 19° - 32° C. terletak di lima wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Pamona Utara, Pamona Timur, Pamona Tenggara, Pamona Barat dan Pamona Selatan termasuk pada Sub Das Panjowuko dibagian utara dan Sub Das Takilowimbi bagian selatan.

b. Iklim Wilayah , secara geografis terletak pada posisi koordinat : 1200 21‘27,10 BT120051‘9,28‖BT dan 1041‘18,42 LS-2018‘3,41‖ LS. Berdasarkan ketinggian tempat terletak pada kisaran ketinggian 500-1.788 m dpl. c. Curah Hujan Suhu udara maksimum rata-rata tertinggi disekitar adalah ; 32.500C pada bulan Oktober dan suhu udara minimum rata-rata terendah adalah 15.02 0C di bulan Juli.

d. Suhu dan Kelembaban Udara Kelembaban udara rata-rata bulan juga bervariasi; tertinggi adalah 86% yang terjadi pada bulan Februari dan kelembaban udara rata-rata terendah sebesar 77.20% yang terjadi pada Bulan September

e. Hidrologi Daerah Aliran Sungai yang masuk ke Danau Poso sebagian besar berada di Kecamatan Pamona Selatan dan curah hujannya cukup tinggi. Sehingga dari data curah hujan yang ada

21

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

sangat menguntungkan. Secara garis besar DAS Danau Poso dapat dibagi menjadi tiga (3) bagian, yaitu hulu, tengah dan hilir.  Daerah Hulu. Daerah ini merupakan daerah yang mempunyai kelandaian cukup terjal, lebih daripada 25 %. Kemiringan lahan di bagian ujung hulu mencapai 25-40%. Diatas hulu yang berada di lereng pegunungan kemiringan mencapai lebih dari 40 %.  Daerah Tengah. Merupakan daerah dengan kelandaian sedang, berkisar 8 %. Dibeberapa bagian dijumpai kemiringan yang agak besar sampai 15 %. Kawasan ini merupakan daerah pertanian, khususnya tanaman padi dan tegalan dan semak belukar.  Daerah Hilir. Merupakan dataran rendah dengan kelandaian kecil kurang dari 2 %. Di areal ini terdapat persawahan dan tegalan serta kebun di beberapa lokasi. Tabel 8. Hasil Analisis Kualitas Air Danau Poso (sesuai PP No. 82 Tahun 2001

f. Topografi dan Tata Guna Lahan Daerah Tangkapan Air Danau Poso sebagian besar terletak di empat kecamatan yaitu Kecamatan Pamina Selatan, Pamona Barat, Pamona Utara, dan Pamona Timur. Tepi bagian timur danau sangat curam hanya didaratan DAS Kodina dan Bancea yang agak landai. Kecamatan Pamona Selatan Kecamatan Pamona Selatan merupakan salah satu dari Kabupaten Poso di Propinsi Sulawesi Tengah. Dimana Kecamatan Pamona Selatan, memiliki bentuakan topografi, 512 - 1400 meter diatas pemukaan laut.  Daerah Datar, berada pada ketinggian sampai dengan 513 atas permukaan laut dengan keterangan antara 0-8%. Dataran ini meliputi kanan kiri sungai kodina sampai sekitar Sungai Boe, dan Daerah Bancea.

 Daerah perbukitan, berada pada ketinggian antara 650-1400 meter dpl dengan kelerengan lebih dari 15 % wilayah Mayoa. Kecamatan Pamona Barat

22

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Kecamatan Pamona Timur merupakan salah satu dari Kecamatan Poso di Provinsi sulawesi Tengah. Dimana Kecamatan Pamona Timur, memiliki bentukan topografi 513- 1400 m diatas permukaan laut.  Daerah Datar, berada pada ketinggian sampai dengan 514 - 650 meter dpl dengan kelerengan 0 - 8 %.

 Daerah perbukitan, berada pada ketinggian antara 650 - 1400 meter dpl dengan kelerengan lebih dari 15 %. Kecamatan Pamona Utara Kecamatan Pamona Utara merupakan salah satu dari Kabupaten Poso di Provinsi Sulawesi Tengah. Sebagian merupakan DAS Danau Poso.  Daerah datar, berada pada ketinggian sampai dengan 512-550 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan kelerengan antara 0-8% yang sebelah utara.  Daerah perbukitan, berada pada ketinggian antara 600-700 meter dpl dengan tingkat kelerengan antara 8-15% yang sebelah utara.  Daratan tinggi, berada pada ketinggian > 700 meter dpl dengan kelerengan lebih dari 15 % meliputi wilayahnya Kondisi tata guna lahan di Kawasan Danau Poso lebih didominasi oleh pemanfaatan Lahan kering, baik sebagai tegalan, pekarangan, hutan dan lainnya. Pada tabel berikut diperlihatkan penggunaan lahan pada kawasan Danau Poso.

Tabel 9. Penggunaan Lahan Kawasan Danau Poso per Kecamatan

Tabel 10. Penggunaan Lahan Kawasan Danau Poso per Kecamatan

Dari data tersebut jumlah total lahan sawah dan lahan kering yang berada di kawasan Danau Poso 19.753.93 Ha. Sedangkan kondisi tata guna pada tingkat desa dalam batas 500 m dari batas genangan di Kawasan Danau Poso lebih didominasi oleh pemanfaatan lahan berturut-turut sawah, hutan, tegalan dan belukar juga pemukiman. Persawahan sangat dominan tetapi cukup tersebar di semua desa.

g. Fungsi dan Manfaat Danau  Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup Flora/Fauna.

23

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

 Sebagai sumber air bersih yang digunakan langsung oleh masyarakat baik disekitar. danau maupun masyarakat yang bermukim pada DAS Poso dan Kota Poso sebagai Ibu Kota Kabupaten.  Sebagai sarana transportasi. d) Sebagai potensi objek wisata.  Sebagai potensi pengembangan perikanan air tawar . f) Sebagai Potensi Pertanian.  Sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA) untuk mensuplai kebutuhan listrik di tiga wilayah propinsi meliputi Propinsi Sulawesi Tengah, Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Sulawesi Tenggara.

2. KARAKTERISTIK DANAU A. Keanekaragaman Hayati Danau Danau Poso pesisirnya sebagian tertutup oleh pasir putih dimana ekosistem yang terdapat disekitarnya sebagian besar berupa hutan perdu dan kawasan permukiman dan persawahan

24

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

3. Sosial, Ekonomi dan Budaya Ditinjau dari segi sosial ekonomi ketergantungan masyarakat disekitar cukup besar sejak zaman dahulu merupakan urat nadi kehidupan bagi masyarakat yang mendiami sepanjang pesisir danau tersebut. Berbagai kegiatan sosial dan ekonomi berkembang cukup

25

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

pesat dari tahun ke tahun seperti kegiatan pertanian, perikanan air tawar dan pembangunan infrastruktur. Sebagian besar penduduk sekitar bermata pencaharian sebagai petani dengan pola tanam menetap, dengan pola pertanian menetap. Jenis tanaman yang diusahakan seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan sayur mayur. Tanaman lain yang diusahakan adalah coklat, panili dan cengkeh. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, masyarakat juga menangkap ikan di dengan memancing atau bubu serta mengusahakan kolam perikanan darat seperti jenis ikan mas, lele dan gurami. Seiring dengan pertambahan waktu, pemanfaatan sebagai sumber kehidupan warga disekitarnya tidak diiringi dengan upaya perbaikan/konservasi kawasan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

4. Permasalahan Ekosistem Danau 1. Kerusakan Daerah Tangkapan Air (DTA) a) Laju Erosi dan Sedimentasi Dari hasil analisis menunjukkan bahwa laju erosi tertinggi terdapat di wilayah Sub DAS Kodina yaitu 57,98 ton/ha/tahun. Pada Sub DAS Meko dan Saluopa-Mayakeli masing- masing sebesar 50,90 dan 42,39 ton/ha/tahun. Dan yang terendah laju erosinya adalah Sub DAS Taipa dan Peura-Sangale yakni 14,89 ton/ha/tahun. Tabekl 11. Hasil Perhitungan Luas Sub DAS, Panjang Sungai, Koefisien Bentuk, Kerapatan Sungai, Kemiringan Sungai, Laju Erosi, dan Sedimentasi No

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kode Sampel Luas DAS (km2) (A) Kodina- 8.875,14 Boe Bancea- 13.768,98 Panja Taipa 3.727,95 Meko 46.793,16 Salukaia 7.108,53 Toinasa 7.826,36 Saluopa- 589,51 Mayakeli Peura97,26 Sangele Dulumai- 9.359,51 Tokilo

Panjang Koefisien Kerapatan Kemiringan Laju Laju Sungai Bentuk Sungai Sungai Erosi Sedimentasi Utama (F) (G) (% S) (LE) Sungai (km) (L) (ton/Ha/ (LSS) Tahun) (ton/tahun) 38,58

32,84

0,0019

1,30

57,98

12,14

25,17

21,73

0,0028

2,02

36,37

9,12

12,15 54,89 16,31 12,45 5,64

25,25 15,53 26,72 50,49 238,59

0,0067 0,0021 0,0061 0,0055 0,0035

9,84 2,14 7,35 8,62 0,92

14,89 50,90 18,85 25,05 42,39

5,39 13,49 6,69 9,15 6,91

5,30

124,50

0,0033

11,28

14,89

5,47

8,59

126,84

0,0025

2,85

25,20

7,13

Faktor utama penyebab tingginya laju erosi pada wilayah Sub DAS Kodina dan Meko adalah tingkat kerusakan lahan, panjang dan kemiringan lereng yang ditunjang karena kondisi lahan yang terbuka serta curah hujan rata-rata bulanan di atas 100 mm. Sedangkan laju sedimentasi di sekitar kawasan Danau Poso menunjukkan bahwa pada Sub DAS Meko dan

26

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Sub DAS Kodina adalah paling besar sedimentasinya dibanding dengan beberapa sub DAS lainnya. 2. Tingkat Kerusakan Lahan Tingkat kerusakan lahan di Daerah Tangkapan Air Kawasan Danau Poso menunjukkan bahwa pada umumnya terjadi di daerah budi daya pertanian berada pada tingkat kerusakan agak rusak (AR) sampai rusak (R). Sedangkan lahan terbuka pada semua sub DAS memiliki status rusak, baik pada lereng 25 – 45% maupun di atas 40%. Pada kawasan hutan primer (hutan rapat) kondisi lahannya masih tergolong baik, kecuali hutan sekunder (hutan jarang) pada Sub DAS Kodina-Boe dan Sub DAS Meko yang memiliki tingkat kerusakan pada tahap agak rusak (AR). Pada kondisi lahan dengan tingkat agak rusak dibutuhkan perhatian dari semua pihak karena pada wilayah tersebut telah terdapat kegiatan-kegiatan yang mengarah pada perusakan ekosistem DAS. Mengingat terjadinya kecenderungan kerusakan lahan dari kondisi baik menjadi agak rusak dan kondisi agak rusak menjadi rusak, maka perlu diupayakan adanya tata kelola kawasan DAS yang memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air di wilayah DAS Danau Poso. Tabel 12. Tingkat Kerusakan Lahan pada Kawasan Danau Poso

Pada Tabel di atas menunjukkan bahwa kondisi kerusakan lahan di kawasan DAS Danau Poso berada pada tingkat kerusakan lahan dari kondisi baik (B), agak rusak (AR), sampai dengan rusak (R).

27

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

3. Kerusakan Sempadan Kerusakan sempadan berdasarkan hasil survey dan analisis Peta Citra Lansad 7 ETM ban 542 Tahun 2005 oleh BLH Kabupaten Poso, bahawa kawasan Danau Poso telah mengalami pendangkalan akibat dari degradasi lahan dimana hamper seluruh bagian sisi tepi Danau Poso mengalami pendangkalan yang cukup serius terutama pada DAS-DAS yang kondisinya telah rusak (DAS Kondina-Boe, Bancea/Panja, Meko dan DAS Saluopa- Mayakeli) dan diperkirakan telah mencapai luas 7.072,64 Ha ( 1928 % ) dari luas Danau Poso +/- 36.677 ha yang telah mengalami pendangkalan baik kategori dangkal ataupun agak dangkal. 4. Pencemaran Perairan Pendangkalan Danau Poso. Berdasarkan hasil survei dan analisis Peta Citra Landsat 7 ETM Band 542 Tahun 2005, bahwa kawasan Danau Poso telah mengalami pendangkalan akibat dari degradasi lahan dimana hampir seluruh bagian sisi tepi Danau Poso mengalami pendangkalan yang cukup serius terutama pada DAS-DAS yang kondisinya telah rusak (DAS Kodina- Boe, Bancea/Panja, Meko, dan DAS Saluopa-Mayakeli), dan diperkirakan telah mencapai luas 7.072,64 Ha (19,28 %) dari luas Danau Poso + 36.677 Ha yang telah mengalami pendangkalan baik kategori dangkal ataupun agak dangkal. Secara terperinci pendangkalan sub DAS Danau Poso sbb.: Tabel 13. Prakiran Tingkat Pendangkalan Danau Poso

28

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Berdasarkan penjelasan diatas, maka ada beberapa permasalahan serius kaitannya dengan isu lingkungan yaitu : · Pola pemanfaatan lahan belum sepenuhnya sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. · Perladangan tradisional masih terus berlangsung. · Lapangan kerja terbatas, pengangguran cukup tinggi. · Pemekaran wilayah kecamatan terus berlangsung dari dua kecamatan menjadi lima kecamatan. Tata ruang wilayah menjadi kurang sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Zonasi pemanfaatan kawasan belum ada. · Okupasi lahan dan perambahan hutan pada kawasan hutan negara masih terus berlangsung (hutan lindung, cagar alam dan hutan produksi). · Koordinasi antara sektor dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan di wilayah Daerah Tangkapan Air (DTA) tergolong lemah sehingga sering terjadi tumpang tindih program dan pemanfaatan lahan. · Tingkat partisipasi masyarakat masih rendah dalam upaya pelestarian ekosistem daratan dan perairan . · Kualitas air telah mengalami penurunan dan pendangkalan akibat sedimentasi.

29

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

Bab 4 Dampak Lingkungan Yang Mungkin Terjadi

1.

2.

3.

Tahap Pra-Konstruksi a.

Studi/Survey Lokasi;

b.

Perijinan;

c.

Pengukuran;

d.

Penyusunan Perencanaan;

e.

Penyiapan Lahan;

Tahap Konstruksi a.

Kebisingan dan getaran;

b.

Berubahnya fungsi lahan;

c.

Rusaknya lahan dikarena aktivitas alat-alat berat dan bongkar muat pada saat proses pematangan lahan;

d.

Kesempatan kerja.

Tahap Operasi a.

Fisik-Kimiawi:  Kualitas Air;  Kualitas Udara;  Kualitas Tanah;  Sendimentasi;  Kebisingan;  Tarikan arus lalu lintas;  Banjir/genangan.

30

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

b.

Biologi/Hayati  Ikan endemik;  Burung;  Reptilia, Amphibia, Mamalia,  Moluska  Ruang Terbuka Hijau/Penghijauan.

c.

Sosial, Ekonomi dan Budaya  Kesempatan kerja;  Persepsi masyarakat;  Peningkatan perekonomian lokal,

d.

Kesehatan Masyarakat  Sanitasi Lingkungan;  Penularan Penyakit.

31

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

32

Dokumen UPL-UKL Pembangunan Hotel Siuri, Desa Toinasa, Kec. Pamona Barat

33

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF