Dokter Keluarga

August 7, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Dokter Keluarga...

Description

 

PENGERTIAN 

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau sudah sangat didambakan. Sehingga merupakan tugas profesi untuk mewujudkannya seoptimal mungkin agar masyarakat tetap dan semakin percaya pada sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Definisi dokter keluarga atau dokter praktek umum yang dicanangkan oleh WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran dan mengatur  pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang se orang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya  pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit. Dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan tingkatan sosial. Secara klinis dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan psikologis pasien. Sebagai tambahan, dokter ini  bertanggung jawab atas berlangsungnya  berkesinambungan bagi pasiennya. pasiennya.

pelayanan

yang

komprehensif

dan

Definisi kedokteran keluarga (IKK FK-UI 1996) adalah disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari dinamika kehidupan keluarga, pengaruh penyakit terhadap fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit, cara  pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi tubuh sekaligus fungsi keluarga agar dalam keadaan normal. Setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang  profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui  pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga. Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan  pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan berkes inambungan dan menyeluruh kepada kesatuan

individu,

keluarga,

masyarakat

dengan

memperhatikan

faktor-faktor

lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal sebagai primary sebagai  primary health care, care, yang mencangkup tujuh pelayanan (Muhyidin, 1996) : 1. Promosi kesehatan 2. KIA 3. KB 4. Gizi 5. Kesehatan lingkungan

 

6. Pengendalian penyakit menular 7. Pengobatan dasar II.2. TUJUAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA  

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar, 1995) : 1. Tujuan Umum Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. 2. Tujuan Khusus Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua macam : a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota

keluarga

dengan

lingkungannya

masing-masing.

Dengan

diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu  penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.  b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien. efisi en. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga  juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya  pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang

menyeluruh,

terpadu

dan

berkesinambungan.

Karena salah

satu

keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat terbatas. II.3. MANFAAT PELAYANAN DOKTER KELUARGA 

 

Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan  banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge ( Cambridge  Research Institute, Institute, 1976) : 1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,  bukan hanya terhadap keluhan yang yang disampaikan. 2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesinambungan pelayanan kesehatan.

pencegahan

penyakit

dan

dijamin

3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini. 4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya. 5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi. 6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis. 7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan. 8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih c anggih yang memberatkan biaya kesehatan. II.4. FUNGSI, TUGAS DAN KOMPETENSI DOKTER KELUARGA 

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) : a. Care Provider  (Penyelenggara  (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan) Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan  profesional dokter-pasien yang saling sali ng menghargai me nghargai dan mempercayai. Juga sebagai  pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan  b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)

 

Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya c. Decision c.  Decision Maker  (Pembuat  (Pembuat Keputusan) Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan

pasien,

nilai

etika, “cost

effectiveness” untuk kepentingan pasien effectiveness” 

sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik d. Manager   Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana e. Community Leader  (Pemimpin  (Pemimpin Masyarakat) Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu : a. Mendiagnosis dan memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit  b. Melayani individu dan keluarganya keluarganya c. Membina dan mengikut sertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit d. Menangani penyakit akut dan kronik e. Merujuk ke dokter spesialis Kewajiban dokter keluarga : a. Menjunjung tinggi profesionalisme  b. Menerapkan prinsip kedokteran keluarga keluarga dalam praktek c. Bekerja dalam tim kesehatan d. Menjadi sumber daya kesehatan e. Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer

 

Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah (Danasari, 2008) : a. Keterampilan komunikasi efektif  b. Keterampilan klinik dasar c. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat

dengan

cara

yang

komprehensif,

holistik,

berkesinambungan,

terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek II.5. ORGANISASI PADA DOKTER KELUARGA  

Pada dokter keluarga, memiliki 2 organisasi yang akan dibahas sebagai berikut : a. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI)   Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) yang saat ini seluruh anggotanya adalah Dokter Praktik Umum (DPU) yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah anggota yang telah mendaftar sekitar 3000 orang. Semua anggota PDKI adalah anggota IDI. PDKI merupakan organisasi profesi dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer  yang utama.  Ciri dokter layanan primer adalah (Danasari, 2008) : 1. Menjadi

kontak

pertama

dengan

pasien

dan

memberi

pembinaan

 berkelanjutan (continuing (continuing care) care) 2. Membuat diagnosis medis dan penangannnya 3. Membuat diagnosis psikologis dan penangannya 4. Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit 5. Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan  prognosis 6. Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan melalui  penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku. Setiap dokter yang menyelenggarakan pelayanan seperti di atas dapat menjadi anggota PDKI. Anggota PDKI adalah semua dokter penyelenggara pelayanan

 

kesehatan tingkat primer baik yang baru lulus maupun yang telah lama berpraktik sebagai Dokter Praktik Umum. Dokter penyelenggara tingkat primer, yaitu : 1. Dokter praktik umum yang praktik pribadi 2. Dokter keluarga yang praktik pribadi 3. Dokter layanan primer lainnya seperti : a. Dokter praktik umum yang bersama  b. Dokter perusahaan c. Dokter bandara d. Dokter pelabuhan e. Dokter kampus f. Dokter pesantren g. Dokter haji h. Dokter puskesmas i. Dokter yang bekerja di unit gawat darurat  j. Dokter yang bekerja di poliklinik umum umum RS k. Dokter praktik umum yang bekerja di bagian pelayanan khusus Sejarah PDKI 

PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kongres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai  perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi. Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Masyarakat Kestabilan dan Kendali Indonesia (MKKI). Continuing Professional Development  (CPD)  (CPD) yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) adalah : 1. Pelatihan Paket A : Pengenalan Konsep Dokter Keluarga 2. Pelatihan Paket B : Manajemen Pelayanan Dokter Keluarga

 

3. Pelatihan Paket C : Pengetahuan Medis Dasar dan Keterampilan Keter ampilan Teknis Medis 4. Pelatihan Paket D : Pengetahuan Mutakhir Kedokteran 5. Konversi DPU menjadi DK bagi dokter yang telah praktek 5 tahun atau lebih dan masih punya izin praktek dengan mengisi borang yang telah disediakan sampai tahun 2012, setelah itu bila ingin jadi dokter keluarga harus mengikuti  pendidikan formal baik S2 atau spesialis DK 6. Pengisian modul DK 7. Kerja sama dengan Australia dengan mengisi modul online online   b. Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia ( KIKKI )  

Dipilih dalam Kongres Nasional VII di Makassar 30 Agustus 2006  –  2   2 September 2006, dan telah dilaporkan ke PB IDI Pusat dan MKKI. Kolegium memang harus ada dalam sebuah organisasi profesi. Jadi PDKI harus mempunyai kolegium yang akan memberikan pengakuan kompetensi keprofesian kepada setiap anggotanya. Dalam PDKI lembaga ini yang diangkat oleh kongres dan bertugas sebagai berikut : 1. Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta semua keputusan yang ditetapkan kongres 2. Mempunyai kewenangan menetapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sistem pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga 3. Mengkoordinasikan kegiatan kolegium kedokteran 4. Mewakili PDKI dalam pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga 5. Menetapkan program studi pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga beserta kurikulumnya 6. Menetapkan kebijakan dan pengendalian uji kompetensi nasional pendidikan profesi kedokteran keluarga 7. Menetapkan pengakuan keahlian (sertfikasi dan resertifikasi) 8. Menetapkan kebijakan akreditasi pusat pendidikan dan rumah sakit pendidikan untuk  pendidikan dokter keluarga 9. Mengembangkan sistem informasi pendidikan profesi bidang kedokteran keluarga Angota KIKK terdiri atas anggota PDKI yang dinilai mempunyai tingkat integritas dan kepakaran yang tinggi untuk menilai kompetensi keprofesian anggotanya. Atas anjuran dan himbauan IDI sebaiknya KIKK digabung dengan KDI karena keduanya menerbitan sertifikat kompetensi untuk Dokter Pelayanan Primer (DPP). Setelah melalui diskusi yang berkepanjangan akhirnya bergabung dengan nama Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga (KDDKI) yang untuk sementara melanjutkan tugas masing-masing, unsur KDI memberikan sertifikat kepada dokter yang baru lulus

 

sedangkan unsur KIKK memberikan sertifikat kompetensi (resertifikasi) kepada DPP yang akan mendaftar kembali ke KKI (Qomariah, 2000). II.6. PERBEDAAN DOKTER PRAKTEK UMUM DAN DOKTER KELUARGA 

Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga (Qomariah, 2000) :

Cakupan Pelayanan

DOKTER PRAKTEK UMUM 

DOKTER KELUARGA 

Terbatas

Lebih Luas Menyeluruh, Paripurna,

Sifat Pelayanan

Sesuai Keluhan

 bukan sekedar yang dikeluhkan

Kasus per kasus dengan

Cara Pelayanan

Kasus per kasus dengan  berkesinambungan

 pengamatan sesaat

sepanjang hayat Lebih kearah

Jenis Pelayanan

Lebih kuratif hanya untuk

 pencegahan, tanpa

 penyakit tertentu

mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluarga

Kurang dipertimbangkan

Promotif dan pencegahan

Tidak jadi perhatian

Hubungan dokter-pasien

Dokter  –  pasien  pasien

Lebih diperhatikan dan dilibatkan Jadi perhatian utama Dokter  –  pasien  pasien  –  teman  teman sejawat dan konsultan Secara individual sebagai

Awal pelayanan

Secara individual

 bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan

BAB III  KESIMPULAN DAN SARAN  III.1. KESIMPULAN 

Dokter keluarga merupakan profesi dokter yang dapat mencegah terjadinya  pembengkakkan biaya dengan cara memperhatikan riwayat daripada suatu keluarga.

 

Dengan tindakan seperti itulah dokter keluarga dapat mencegah penyakit yang akan timbul. Dan ini pula yang dilewati oleh dokter praktek umum. Dokter keluarga juga dapat berperan sebagaimana layaknya dokter praktek umum, yaitu sama-sama sebagai five sebagai five stars doctor dimana mereka menjadicommunicator, menjadicommunicator, care  provider, decision maker, community leader dan dan manager   manager . Selain itu juga, dokter keluarga tergabung dalam organisasi Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) dan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia (KIKKI). PDKI terbentuk pada tahun 2003 dengan anggotanya adalah dokter praktik umum (IDI) yang juga bekerja sebagai pelayanan jasa primer. Kemudian, pada kongres selanjutnya mendirikan kolega yaitu Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia (KIKKI).  Namun, ada juga j uga perbedaan antara dokter praktik umum dan dokter keluarga yang dapat dilihat dari cakupan pelayanan, sifat pelayanan, cara pelayanan, jenis pelayanan, dan lain-lain.

III.2. SARAN  Jadilah seorang dokter yang profesional sehingga dapat dipercaya oleh banyak

orang.

DAFTAR PUSTAKA 

1. 

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Dokter Keluarga. IDI : Jakarta

2. 

Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A 2004. A Primer

On Family Medicine Practice. Practice. Singapore International Foundation : Singapore 3. 

Danakusuma, Muhyidin. 1996. Pengantar 1996. Pengantar Kesehatan

Masyarakat

 Kedokteran Komunitas. IDI Komunitas. IDI : Jakarta 4. 

Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. Keluarga. PDKI : Jakarta

5. 

Qomariah. 2000. Sekilas 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta

dan

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF