Trend Keperawatan Di Masa Sekarang Dan Masa Yang Akan Datang

July 31, 2024 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Trend Keperawatan Di Masa Sekarang Dan Masa Yang Akan Datang...

Description

TREND KEPERAWATAN DI MASA SEKARANG DAN MASA YANG AKAN DATANG

Disusun Oleh : Falennova Dwirizky Lolowang 202001019

AKADEMI KEPERAWATAN PASAR REBO JAKARTA 2020

A. Definisi Tren dan Issue 1. Definisi Tren Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif. Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran

masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan

kesehatan/keperawatan,

memiliki

kemampuan

profesional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek sosial budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasai perkembangan iptek. 2. Definisi Issue Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya Beberapa issue keperawatan pada saat ini : • EUTHANASIA : Membunuh bisa dilakukan secara legal. Itulah euthanasia, pembuhuhan legal yang sampai kini masih jadi kontroversi. Pembunuhan legal ini pun ada beragam jenisnya. Secara umum, kematian adalah suatu topik yang sangat ditakuti oleh publik. Hal demikian tidak terjadi di dalam dunia kedokteran atau kesehatan. Dalam konteks kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi sesuatu yang datang secara tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir menjadi sesuatu yang definit dan dapat dipastikan tanggal kejadiannya. Euthanasia memungkinkan hal tersebut terjadi.

Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara tidak menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai bantuan untuk meringankan penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya.

B. Faktor yang Mempengaruhi Trend Dan Issue Keperawatan 1. Faktor agama dan adat istiadat. Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses. Semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk

yang

menjadi

warga

negara

Indonesia

harus

beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengan sila pertama Pancasila : Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana di Indonesia menjadikan aspek ketuhanan sebagai dasar paling utama. Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih kepercayaan yang dianutnya. 2. Faktor sosial. Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan perundangundangan. Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi

pada program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim kesehatan. 3. Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad sebelumnya. Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang. Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahanbahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai inseminasi.

Kemajuan-kemajuan

ini

menimbulkan

pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan etika. 4. Faktor legislasi dan keputusan juridis. Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik. Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum kesehatan. 5. Faktor dana/keuangan.

Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan

konflik.

Untuk

meningkatkan

status

kesehatan

masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah. 6. Faktor pekerjaan. Perawat

perlu

mempertimbangkan

posisi

pekerjaannya

dalam

pembuatan suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat

dilaksanakan,

namun

harus

diselesaikan

dengan

keputusan/aturan tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi sering mendapat sorotan sebagai perawat pembangkang. Sebagai konsekuensinya, ia mendapatkan sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan. 7. Faktor Kode etik keperawatan. Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi. Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis permasalahan-permasalahan etis. 8. Faktor Hak-hak pasien. Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari interpretasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi. Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara, hak-hak hukum dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan (1998) meliputi hak untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi informasi, hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan, hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat kedua(secand opini), hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas (termasuk privacy), hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak

untuk

mempertahankan

dignitas

(kemuliaan)

termasuk

menghadapi kematian dengan bangga. C. Tren Keperawatan Saat Ini Pada tahun 2010 bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga profesional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi atau pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif. Pada masyarakat yang menuju ke arah modern, terjadi peningkatan kesempatan untu meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatam dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki

pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan profesional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek sosial budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasai perkembangan iptek. Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang profesional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak faktor yang da[pat menyebabkan masih rendahnya peran perawat profesional diantaranya : 1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 Keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun 1869. 2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat profesional/ 3. Keterlambatan

system

keperawatan

(standart,

bentuk

praktik

keperawatan, lisensi)

D. Trend Keperawatan di Masa Mendatang Saat ini Indonesia telah memasuki era baru, yakni era reformasi yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang cepat di segala bidang dengan tujuan dapat menjadi yang lebih baik. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut menjadi salah satu faktor yang baik dalam memajukan teknologi dan ilmu pengetahuan di segala bidang, seperti bidang kesehatan, peningkatan dalam status ekonomis masyarakat, kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan yang menjadikan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan memberikan tuntunan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Kondisi tersebut menuntut upaya konkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI). Sebagai berikut ini :

1. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang professional, dapat memicu perawat agar selalu mengembangkan dirinya dalam segala bidang, terutama pada penataan sistem pendidikan keperawatan. Maka dari itu, profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh sangat penting untuk memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan. Pasalnya, saat ini perkembangan keperawatan diarahkan pada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan. Pendidikan keperawatan

bagaimana

juga

akan

tetap

berorientasi

pada

pengembangan pengetahuan dan teknologi. Artinya pengalaman belajar dalam kelas, ataupun labolatorium serta lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi serta memanfaatkan segara sumber yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga dapat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan dan persaingan global. 2. Perkembangan Pada Pelayanan Keperawatan Perubahan sifat yang terjadi menjadi professional dengan fokus asuhan keperawatan dengan memiliki peran preventif dan promotive tanpa

melupakan peran kuratif dan rehabilitative yang harus didukung dengan peningkatan SDM di bidang keperawatan. Dengan begitu pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadi dengan pelayanan yang efisien, efektif dan juga berkualitas. Selain itu, pada saat ini berbagai model praktik keperawatan professional juga telah berkembang. Sebagai  berikut ini :  Praktik keperawatan di rumah sakit  Praktik keperawatan home care atau dirumah.  Praktik keperawatan nursing home atau klikik bersama.  Praktik keperawatan individu, namun harus memenuhi keputusna Kepmenkes. Jadi, perkembangan atau trend di masa depan dipengaruhi oleh tingkat tuntutan masyarakat terhadap pelayanna keperawatan yang professional.

E. Perawatan Dirumah 1. Keperawatan Dalam Perawatan di Rumah Pelayanan keperawatan di rumah merupakan interaksi yang dilakukan di tempat tinggal keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan keluarga dan anggotanya. Dalam hal ini perawat mengunjungi pasien, bukan pasien yang mengunjungi perawat atau rumah sakit. Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien

melalui kerja sama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan rumah adalah sebuah spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk

memulihkan

ketidak

mampuan

dan

membantu

klien

menyembuhkan yang menderita penyakit kronik (NAHC, 1994). Prinsip hubungan perawat – klien dengan keluarga : a) Focus intervensi perawat adalah keluarga. b) Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan meliputi tiga level pencegahan. c) Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap kesehatan. d) Perawat adalah tamu di rumah keluarga.

2. Peran Perawat Dalam Perawatan di Rumah 

Perawatan Langsung Perawatan yang diberikan mengacu pada aspek fisik yang nyata yang diperoleh melalui intraksi perawat – klien. Kegiatan pelayanan secara langsung yang diberikan pada klien meliputi pengkajian fisik klien, mengganti balutan luka, memberikan injeksi, memasang kateter dan atau memberi injeksi intravena. Selain itu perawat memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan anggota kluarga yang memberikan pelayanan kesehatan, tentang cara cara

melakukan

prosedur tertentu. Beberapa contoh dari pelayanan kesehatan berikut ini, akan membantuk petugas keperawatan untuk menyakinkan mereka tentang objektifitas pelayanan yang diberikan : 

Obsevasi dan evaluasi keadaan fisik dan emosional.



Meyediakan perawatan langsng seperti aturan dalam keperawatan, latihan rehabilitasi, pemasangan kateter, irigasi kolostomi dan petawatan luka



Membantu klien dan keluarga megembangkan prilaku positif dalam kesehatan



Membantu klien dan keluarga untuk memberikan pengobatan jika diperlukan



Ajarkan klien dan keluarga untuk menjalakan diet yang dianjurkan dokter, mempertimbangkan masalah budaya, keungan dan hal yang terksit dengan privasi.



Lapotkan kedokter jika muncul tanda dan gejala yang berhubungan dengan status kesehatan klien dan kelanjutan pengobatan yang sedang dijalani



Membantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi sumber daya yang akan membantu klien mencapa fungsi kesehatan optimal.



Perawatan Tidak Langsung Perawatan tidak langsung dilakukan ketika klien tidak mempunyai kontak langsung dengan perawat. Perawatan tidak langsung lebih kearah kegiatan konsultasi. Perawat pelayanan kesehatan rumah dihubungi  oleh perawat rumah sakit untuk melanjutkan kegiatan kegiatan yang telah dilakukan klien dan keluarga. Perawat  pelayanan

kesehatan

rumah

berfungsi

sebagai  tenaga

konsultan, nasehat  yang diberikan  tentang bagaimana cara mengatur klien dengan masalah tertentu. F. Informatika Keperawatan 1. Komputer dalam Pendidikan Keperawatan

Komputer dalam Keperawatan (ITI) Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari

pengkajian

sampai

dengan

evaluasi

berikut

dengan

dokumentasinya. Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur :  Makin kompleksnya masalah keuangan.  Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen.  Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda.  Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien. Komputer telah dikenal sekitar 50 tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah

sakit

menggunakan

jasa

komputer,

setidaknya

untuk

manajemen keuangan. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 19701n mencakup : 1) Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawat pasien. 2) Penimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf. Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan, dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980an memunculkan mikro komputer yang berkekuatan besar dan perangkat lunak untuk

pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK).

2. Komputer dalam Praktek Keperawatan a. Standar Asuhan Keperawatan Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis Association, standar outcome

keperawatan

mengacu

pada

Nursing

Outcome

Clasification dan standar intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project. b. Daftar NIC terbanyak Daftar NIC terbanyak adalah rekapan tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada di masiang-masing unit ataupun tingkat RS. c. Daftar Standar Asuhan Keperawatan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang ideal adalah berdasarkan evidence based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari komputer yang tersedia. Dengan terdapatnya data ini nantinya evidence base nursing dapat ditampilkan sehingga Standart Asuhan Keperawatan akan direvisi lagi sesuai dengan hasil kajian dan kenyataan yang ada di pelayanan keperaaatan berdasarkan pada

rekapitulasi SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat. d. Standart Operating Procedure (SOP) Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC. SOP tindakan keperawatan yang baru direvisi berjumlah 110 jenis SOP yang terbagi dalam 11 kategori, dimana ketika tindakan ini dilakukan akan link dengan pemakaian bahan dan alat kesehatan yang ada sehingga floor stok barang / alat medis dan keperawatan akan berkurang secara otomatis. e. Jadwal dinas perawat Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, dengan memperhatikan pembagian SDM keperawatan dari jenjang klinik keperawatan / Perawat Klinik 1,2,3 serta perencanaan cuti yang telah disusun sebelumnya, sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print. f. Penghitungan angka kredit perawat. Penghitungan angka kredit sebagai dasar kenaikan golongan yang selama ini dikerjakan oleh tenaga keperawatan akan lebih mudah difasilitisi dengan SIM keperawatan ini, dimana tinggal melihat rekap kegiatan yang telah dilakukan selama ini di ruang perawatan. Rekapan kegiatan aktifitas perawat sehari-hari yang merupakan dasar penghitungan kredit point ini secara otomatis akan dapat diakses secara harian, mingguan atau bulanan.

g. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak. Rekapitulasi

daftar

diagnose

terbanyak

ini

dapat

diakses

berdasarkan masingmasing ruangan, dan juga dapat diakses dari seuruh ruangan. Hal Ini dapat dilakukan ketika daftar diagnose yang telah dilakukan dimasing-masing ruangan. G. Contoh Tren Keperawatan 1. Telenursing Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi telekomunikasi (National Council of State Boards of Nursing, 2011). Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang pelayanan keperawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak jauh. Model pelayanan ini memberikan keuntungan antara lain : 1) mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu, 2) mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya perawatan, 3) membantu memenuhi kebutuhan kesehatan, 4) memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi, 5) berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan, dan 6) mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk

mengakses penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American Nurse Assosiation, 1999). Sebagai suatu sistem tentunya tidak luput dari kekurangan, antara lain : tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

2. Home Care Home Care merupakan bentuk pelayanan prima yang merupakan kelanjutan dari pelayanan kesehatan kepada klien di rumah untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan fisik,mental dan emosi pasca perawatan di rumah sakit (Allender,1996). Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan home health care : 1. Image masyarakat tentang praktik keperawatan masih berorientasi pada pelayanan medis. 2. Praktik keperawatan yang sesungguhnya belum tersosialisasi pada seluruh tenaga keperawatan. 3. Peraturan tentang praktik keperawatan yaitu kepmenkes 1239 tahun 2001 lebih bersifat administratif tidak menjamin kompetensi perawat dalam melakukan praktik keperawatan.

4. Kebijakan PPNI dan pemerintah untuk home health care dilaksanakan minimal oleh D III Keperawatan dengan sertifikat home health care oleh PPNI dengan manajer kasus oleh Ners. 5. Perangkat-perangkat pelaksana praktik belum optimal seperti : •

Standar praktik keperawatan



Standar kompetensi



Kode etik profesi keperawatan dan implementasinya

DAFTAR PUSTAKA

https://fakhrun-duniakita.blogspot.com/2011/12/makalah-keperawatan-komunitashome.html https://www.kompasiana.com/mohsanditrisakti/5c0df4cac112fe44e41cf8d5/ sistem-informasi-teknologi-keperawatan https://mhomecare-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/mhomecare.co.id/blog/trendkeperawatan-di-masa-yang-akan-datang/amp/?usqp=mq331AQFKAGwASA %3D&_js_v=0.1#aoh=16008612322371&_ct=1600861299642&referrer =https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=From %20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fmhomecare.co.id%2Fblog %2Ftrend-keperawatan-di-masa-yang-akan-datang%2F https://icarezahardiansyah.wordpress.com/2016/12/19/makalah-trend-dan-issue/ http://pkko.fik.ui.ac.id/files/Telenursing%20Trend%20&%20Issu %20Keperawatan%20Indonesia%202020.pdf

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF