Geologi Kawasan Barat Indonesia
June 3, 2024 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Geologi Kawasan Barat Indonesia...
Description
Puncak Tertinggi 3.805 m terletak di Puncak kerinci Sumatera Barat
Luas wilayah 1.800.000 km2
• Tektonik Indonesia sangat kompleks, karena merupakan titik pertemuan dari beberapa lempeng tektonik. Indonesia terletak di antara dua lempeng benua: Lempeng Eurasia (Lempeng Sunda) dan lempeng Australia (Paparan sahul). Gambar 2. indonesia terletak pada 2 paparan besar yaitu paparan sunda (asia) dan paparan sahul (indo-australia). (Wikipedia, 2011)
Berdasarkan rekronstruksi Hall dkk. (2009) evolusi Sundaland dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
Jurasic Akhir (150 MA)
Kapur Awal (135 - 110 MA)
Kapur Tengah (90 MA)
Kapur Akhir ( 70 MA)
Eosen Awal ( 55 MA)
Miosen Tengah ( 45 MA)
15 juta tahun lalu ( 15 MA)
Jurasic Akhir (150 MA) • Blok Banda yang sebelumnya bergabung dengan Gondwana terpisah dan menjauhi sula spur, lalu kemudian Blok Argo terpisah melalui proses pemekaran (spreading). • Pemekaran berkembang ke barat menerus sampai pada margin dari Greater India 2. Busur kepulauan dan fragmen-fragmen benua bergerak menjauh dari Gondawa sebagai hasil dari rollback dari subduksi.
Gambar 3. Sketsa Tektonik Sundaland dan sketsa sebelum tumbukan fragmen benua Gondwana dengan Asia pada Jura Akhir (150 MA) (Hall dkk. 2009)
135 juta tahun yang lalu • pada masa ini India mulai terpisah dari Australia dan Papua yang masih bergabung dengan Antartika. • Terjadi Pemekaran di Ceno Tethys yang memiliki orientasi rata-rata NW-SE. Blok Argo dan Busur Woyla bergerak ke Asia Tenggara. Gambar 4. Sketsa Tektonik Sundaland dan sketsa pergerakan Fragmen benua Gondwana sebelum tumbukan dengan Asia (135 MA) (Hall dkk. 2009)
Pada Kapur Awal (110 MA) • Blok Argo mendekati Sundaland dan pemekaran pada CenoTethys yang berarah NW-SE berhenti. • Pusat pemekaran antara IndiaAustralia berkembang ke arah utara. • Terjadi subduksi di bagian selatan Sumatra dan tenggara Kalimantan. Gambar 5. sketsa pergerakan Fragmen benua Gondwana yang terlepas dari Gondwana sebelum tumbukan dengan Asia (110 MA) (Hall dkk. 2009)
Pada Kapur Tengah (90 MA) • Blok Argo mendekati Kalimantan sebelah barat laut Kalimantan dan Busur Woyla mendekati tepian Sumatra. • Hal tersebut menyebabkan subduksi yang berlangsung sebelumnya berhenti. • India terus bergerak ke utara melalui subduksi pada Busur Incertus. • Australia dan Papua mulai bergerak perlahan menjauhi Antartika Gambar 6. sketsa pergerakan Fragmen benua Gondwana yang terlepas dari Gondwana sebelum tumbukan dengan Asia pada (90 MA) (Hall dkk. 2009)
Kapur Akhir ( 70 MA) • India bergerak cepat ke utara dikarenakan pemekaran yang cepat di bagian selatan dan terbentuk sesar-sesar tranform. • Pergerakan tidak terlalu signifikan
Gambar 7. sketsa pergerakan Fragmen benua Gondwana yang terlepas dari Gondwana sebelum tumbukan dengan Asia (70 MA) (Hall dkk. 2009)
Pada Eosen Awal ( 55 MA) • Pergerakan Australia Sundaland menyebabkan terbentuk subduksi sepanjang barat tepi Sundaland, di bawah Pulau Sumba dan Sulawesi Barat, dan mungkin menerus ke utara. • Batas antara lempeng Australia-Sundaland pada bagian selatan Jawa merupakan zona strike-slip sedangkan pada selatan Sumatra berupa zona strike-slip tangensional. • Busur Incertus dan batas utara dari Greater India bergabung dan terus bergerak ke utara
Gambar 8. sketsa pergerakan Fragmen benua Gondwana yang terlepas dari Gondwana sebelum tumbukan dengan Asia (55 MA) (Hall dkk. 2009)
Miosen Tengah ( 45 MA) • Australia dan Papua mulai bergerak dengan cepat menjauhi Antartika. • Terbentuk cekungan di sekitar daerah Celebes dan Filipina serta jalur subduksi yang mengarah ke selatan pada proto area Laut Cina Selatan. • Bagian timur Kalimantan dan Jawa secara relatif bergerak ke utara. Rotasi tersebut berlangsung disebabkan karena adanya interaksi lempeng India ke Asia
Gambar 9. sketsa efek pergerakan bagian timur Kalimantan dan Jawa secara relatif bergerak ke utara disebabkan pergerakan Fragmen benua Gondwana yang terlepas Saat tumbukan dengan Asia (45 MA) (Hall dkk. 2009)
Miosen (15 MA) • Bagian kerak samudra pada Blok Banda yang berumur lebih tua dari 120 juta tahun yang lalu mencapai jalur subduksi pada selatan Jawa. • Palung berkembang ke arah timur sepanjang batas lempeng sampai bagian selatan dari Sula Spur. Australia dan Papua mendekat ke posisi sekarang ini dan lengan-lengan dari Sulawesi mulai bergabung Gambar 10. efek setelah fragmen india menumbuk Asia menyebabkan bagian tenggara Asia cndrung bergerak keselatan dan palung berkembang ke arah timur membentuk busur banda (15 Ma)
Subduksi di bagian selatan Sumatra dan tenggara Kalimantan. • Ada 2 (dua) subduksi yang bekerja di Pulau Sumatera yaitu utara dan selatan. • Pulau Sumatera mengalami rotasi searah jarum jam. Pada zaman Pliopleistosen, arah struktur geologi berubah menjadi barat daya-timur laut, di mana aktivitas tersebut terus berlanjut hingga kini. Hal ini disebabkan oleh pembentukan letak samudera di Laut Andaman dan tumbukan antara Lempeng Mikro Sunda dan Lempeng India-Australia terjadi pada sudut yang kurang tajam.
Gambar 11. Pergerakan dan pola tektonik subduksi Pulau Sumatera cenderung bergerak ke arah barat yang terjadi sejak Perm sampai saat ini (Katilli,1971).
Jejak subduksi
Gambar 12. Menunjukan jejak subduksi yang ada Sumatera (Mangga, 1993), Jawa (Pulunggono, 2002), dan Kalimantan (Bachtiar, 2006) saat pembentukan Sunda land.
Struktur yang berkembang Di kawasan Indonesia Bagian Barat • Sesar Sumatera berarah NW-SE • SUBDUCTION ZONE Pantai Barat Sumatera dan Selatan jawa. Pola Meratus di bagian barat terekspresikan pada Sesar Cimandiri, di bagian tengah terekspresikan dari pola penyebaran singkapan batuan pra- Tersier di daerah KarangSambung.
Pola Sunda berarah Utara - Selatan, di bagian barat tampak lebih dominan sementara perkembangan ke arah timur tidak terekspresikan. Ekspresi yang mencerminkan pola ini adalah pola sesar-sesar pembatas Cekungan Asri, Cekungan Sunda dan Cekungan Arjuna.
Pola Jawa menunjukkan pola termuda dan mengaktifkan kembali seluruh pola yang telah ada sebelumnya (Pulunggono, 1994 dalam Natalia dkk., 2010 ). Data seismik menunjukkan bahwa pola sesar naik dengan arah barat-timur masih aktif hingga sekarang.
Gambar 13. Fase Kompresi Sumatera pada Miosen Tengah Sampai Sekarang dan Elipsoid Model Yang menimbulkan sesar di sepanjang Pulau Sumatera (Pulonggono dkk, 1992).
Gambar 14. Pola struktur dan sesar di Pulau Jawa ( Natalia dkk., 2010)
Gambar 15. STRATIGRAFI LEMBAR TANJUNG KARANG (Mangga, 1993) DAN SUMATERA SELATAN (Ryacudu 2005)
Gambar 16. Stratigrafi Pulau Jawa bagian pegunungan selatan dan Jawa timur (Rembang) (Pringgoprawiro,1983)
STRATIGRAFI JAWA BARAT BAGIAN UTARA
Abdurrokhim ,2017
STRATIGRAFI KALIMANTAN (Satyana et al,1999)
• WISATA • Geopark karangsambung-karangbolong, Jawa Tengah • Geopark Ciletuh Sukabumi, Jawa Barat • Geopark Kaldera Toba Sumatera Utara • Gunung Tangkuban Perahu, Bandung Jawa barat • dll,.
GEOPARK CILETUH ,KARANGSAMBUNG, KALDERA TOBA
Lainnya., (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Kamojang, Jawa barat
Ulubelu, Lampung
Potensi bencana geologi (gunung api)
Potensi bencana geologi gempa
• Secara umum Indonesia bagian barat memiliki stabilitas tektonik lebih tinggi, dengan kerentanan yang lebih rendah terhadap bahaya gempabumi, khususnya di daerah Kalimantan, Jawa Bagian Utara-Barat, Sumatera bagian timur, serta kawasan di sebelah barat Kalimantan (Natuna dan sekitarnya) • Kawasan barat Indonesia terletak diantara dua pergerakan lempeng yang aktif, yaitu indo-australia dan lempeng eurasia, berbagai macam tatanan tektonik dan struktur geologi yang terjadi di kawasan ini menyebabkan Kawasan barat Indonesia khususnya daerah Sumatera dan Jawa sering dirundung bencana geologi seperti gempa bumi dan gunung api, tapi dari kejadian tersebut menjadikan kawasan ini kaya akan sumber daya geologi yang dapat dikelola dengan baik dan diambil manfaatnya, bukan hanya itu karena proses geologi yang terjadi juga menghasilkan bentang alam yang beragam dan indah cocok untuk destinasi wisata Alam.
• Natalia, Eka P., Taufiq Andhika , Roid Faqih M., Dharmaleksa S.E.P, Ade AkhyarNurdin , Belly Dharana Kertiyasa , Novianto Dwi Nugrohao, Bayu Hari Utomo. 2010.”Geologi Pulau Jawa”. Univesitas Jenderal Soedirman : Purbalingga. • Fatihatussalimah, D., Harjo, B.S., dan Putra, E., 2015, Pola Tektonik Pulau Sumatera. Universitas Jenderal Soedirman, Purbalingga, Indonesia. • Satyana, 2006. Post-Collisional Tectonic Escapes In Indonesia : Fashioning The Cenozoic History. PROCEEDINGS PIT IAGI RIAU 2006 The 35th IAGI Annual Convention and Exhibition Pekanbaru – Riau, 21 – 22 November 2006 • Hall, R., 2014. The Origin of Sundaland. Proceedings Of Sundaland Resources 2014 Mgei Annual Convention. 17-18 November 2014, Palembang, South Sumatra, Indonesia. • Suwarna, N., dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Singkawang, Kalimantan, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. • Van de Weerd, A.A., dan Armin, Richard A., 1992, Origin and Evolution of the Tertiary Hydrocarbon-Bearing Basins in Kalimantan (Borneo), Indonesia, The American Association of Petroleum Geologists Bulletin v. 76, No. 11, p. 17781803.
View more...
Comments