1544426584buku Pedoman Pengembangan Rumah Kemasan Revisi 2

July 26, 2024 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download


Description

BAB I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pengemasan adalah suatu kegiatan untuk mewadahi produk pangan olahan, dan merupakan suatu tahapan yang penting dari sekian rangkaian tahapan pengolahan pangan, khususnya yang dipasarkan dalam kondisi terkemas. Selain berfungsi mewadahi atau membungkus produk, pengemasan juga memiliki fungsi proteksi terhadap produk yang dikemas dan dapat juga berfungsi sebagai sarana promosi serta informasi dari produk tersebut. Pengemasan juga merupakan suatu proses untuk mempersiapkan produk agar dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dengan biaya minimal. Dalam fungsi mewadahi, kemasan dapat digunakan untuk menyajikan produk dalam berbagai ukuran jumlah sesuai dengan kebutuhan konsumen, misalnya ukuran ekonomis yang kecil atau ukuran keluarga yang cukup besar.

Fungsi proteksi adalah fungsi kemasan yang melindungi produk yang dikemas dari pengaruh luar yang tidak diinginkan. Pengaruh luar tersebut antara lain adalah pengaruh kimia, fisik dan pengaruh biologi. Fungsi promosi, dan sekaligus fungsi informasi, merupakan fungsi kemasan yang semakin berkembang sejalan dengan perkembangan

1

teknologi, informasi dan kemajuan masyarakat. Kemasan dapat berperan sebagai "silent salesman", yang menjual produk itu sendiri karena daya tarik yang ditimbulkannya. Bentuk kemasan, kemudahan, desain pada permukaan kemasan yang menarik dan informasi yang jelas dapat meningkatkan nilai jual produk yang dikemas. Dengan mengingat fungsinya yang strategis, pengemasan merupakan bagian yang penting dalam proses pengolahan pangan, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan industri pengolahan pangan, termasuk di dalamnya Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pengolahan Pangan. Dalam menjalankan usaha industri kecil dan menengah pengolahan pangan, banyak IKM Pengolahan Pangan yang menghadapi kendala dalam proses pengemasan produknya. Kendala tersebut terkait dengan antara lain pemilihan bahan kemasan yang sesuai dengan produknya, ketersediaan kemasan yang diperlukan, hambatan karena adanya batas minimal pesanan pada produsen kemasan, pemilihan dan ketersediaan mesin atau peralatan pengemasan dan masih terbatasnya informasi dan pengetahuan IKM Pengolahan Pangan. Untuk membantu IKM Pengolahan Pangan dalam mengatasi mutu produknya khususnya dalam permasalahan di bidang kemasan ini, berbagai fasilitasi telah diberikan oleh Pemerintah, dalam bentuk sosialisasi, pelatihan dan bimbingan teknis maupun bantuan sarana pengemasan. Namun hal tersebut masih belum cukup untuk membantu IKM Pengolahan Pangan dalam meningkatkan mutu produknya, sehingga Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah telah

2

membuat suatu kebijakan penting untuk Pendirian Rumah Kemasan di berbagai daerah yang diharapkan dapat membantu IKM Pengolahan Pangan dalam mengatasi permasalahan mempertahankan mutu produk, khususnya dalam bidang kemasan. Fasilitas dalam bentuk Rumah Kemasan ini bertujuan untuk menjadi pusat informasi dan pelayanan kemasan bagi IKM, yang dapat membantu

IKM

memecahkan

permasalahan

kemasan

yang

dihadapinya, menjadi unit konsultasi mengenai kemasan dan menjadi tempat pelayanan pengemasan yang dapat diakses oleh pelaku IKM serta dapat menyediakan kemasan bagi IKM sesuai dengan yang diperlukan. Pendirian rumah kemasan di beberapa daerah telah dirasakan manfaatnya, namun masih mengalami berbagai kendala dalam pendiriannya. Berdasarkan perkembangan dan hasil evaluasi pendirian rumah kemasan sebelumnya, dirasa perlu dibuat satu buku pedoman Pendirian Rumah Kemasan yang diharapkan menjadi dasar acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan masyarakat industri serta calon investor yang berminat mendirikan rumah kemasan. B.

Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan buku ini adalah untuk menjadi panduan bagi aparat pembina, khususnya pengelola Rumah Kemasan, dalam melayani dan membantu IKM mengatasi berbagai masalah kemasan yang dihadapinya dan dapat melaksanakan tugasnya secara berhasil guna, efisien dan efektif.

3

C.

Sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah : 1. Aparat Pembina IKM 2. Pelaku usaha IKM 3. Industri dan penyedia kemasan 4. Masyarakat 5. Calon investor

4

BAB II. SEPUTAR RUMAH KEMASAN

A.

Tujuan Rumah Kemasan Tujuan pendirian Rumah Kemasan adalah untuk menyediakan Sarana Pembinaan khusus dibidang pengemasan dengan menyediakan berbagai layanan dan fasilitas serta informasi terkait kemasan produk agar para pelaku usaha IKM dapat meningkatkan mutu, penampilan, nilai jual dan daya saing produknya.

B.

Tugas dan Fungsi Rumah Kemasan Rumah Kemasan bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan pengadaan layanan yang terkait dengan kemasan dan pengemasan produk bagi produk industri kecil dan menengah. Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Rumah Kemasan menyelenggarakan fungsi : 1.

Penyediaan layanan konsultasi, konsultansi dan pemberian informasi mengenai kemasan dan proses pengemasan yang meliputi : a.

Bahan kemasan yang sesuai dengan produk yang akan dikemas

b.

Mesin dan peralatan untuk pengemasan sesuai kebutuhan produk yang akan dikemas

c.

Ketentuan dan peraturan terkait dengan pelabelan pada kemasan

5

d.

Ketentuan dan peraturan khusus terkait kemasan dan pengemasan

e. 2.

Informasi lainnya yang terkait pengemasan

Penyediaan layanan konsultasi dan pembuatan desain kemasan, baik yang merupakan desain struktural atau bentuk kemasan maupun yang merupakan desain grafis pada permukaan kemasan, termasuk pembuatan label.

3.

Penyediaan dan pembuatan kemasan, baik kemasan primer, kemasan sekunder, kemasan transpor, label stiker atau yang sejenisnya sesuai dengan kemampuan Rumah Kemasan.

4.

Penyediaan layanan pengemasan produk bagi usaha IKM yang tidak dapat melaksanakan pengemasan produknya di lokasi industrinya.

C.

Manfaat Rumah Kemasan Manfaat yang diperoleh dari adanya Rumah Kemasan adalah : 1.

Meningkatkan mutu produk IKM melalui perbaikan pengemasan sehingga tampil lebih menarik dan harga yang masih dapat bersaing dengan produk pangan serupa di pasaran.

2. Dapat membantu IKM dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi khususnya dalam masalah teknis pengemasan.

6

BAB III. PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN RUMAH KEMASAN

A. Persiapan Pendirian Rumah Kemasan Rumah kemasan sebaiknya didirikan atau dibangun oleh Pemerintah, baik Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah secara bersamasama atau sendiri. Untuk pendirian Rumah Kemasan diperlukan persiapan yang cukup matang agar dapat berfungsi dan beroperasi dengan baik sebagaimana yang diharapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan Rumah Kemasan

7

adalah: 1.

Kondisi dan kebutuhan kemasan Agar dapat memenuhi kebutuhan akan kemasan sesuai dengan kondisi industri kecil dan menengah serta kemasan yang dibutuhkannya, perlu dilakukan identifikasi jenis industri dan kemasan yang diperlukan di daerah tersebut. Di samping itu juga ketersediaan bahan kemasan dan kemasan siap pakai serta adanya industri percetakan

setempat

yang merupakan

pendukung

kemasan. 2.

Rencana pengadaan bahan kemasan, kemasan siap pakai dan mesin/peralatan untuk layanan rumah kemasan. Berdasarkan identifikasi pada butir 1, direncanakan pengadaan mesin/peralatan yang diperlukan untuk membuat kemasan, bahan kemasan dan kemasan siap pakai yang diperlukan oleh IKM. Mesin/peralatan yang perlu diadakan adalah mesin/peralatan untuk

pembuatan

kemasan

dan

mesin/peralatan

untuk

menggunakan kemasan. Untuk tahap awal, mesin/peralatan untuk pembuatan kemasan adalah mesin/peralatan untuk membuat stiker dan label serta kotak karton. Untuk keperluan tersebut diperlukan mesin cetak/printing, mesin pons dan mesin pembuat kotak karton. Untuk pencetakan pada plastik dapat disediakan mesin atau peralatan sablon plastik. Mesin yang digunakan untuk mengemas dalam kemasan plastik adalah plastic sealing machine, baik yang manual, semi otomatis

8

maupun yang otomatis, vacuum sealer dan mesin koding dan lainlain. Bahan kemasan yang perlu disediakan disesuaikan dengan peralatan pembuatan kemasan yang ada, baik berupa kertas, kertas stiker, kertas karton maupun plastik lembaran atau gulungan. Kemasan siap pakai yang perlu disediakan disesuaikan dengan kebutuhan IKM penggunanya, seperti kantong plastik dari berbagai jenis plastik dan thermoform1) dalam berbagai bentuk dan ukuran. 3.

Rencana pembangunan gedung Rumah Kemasan atau penyediaan Ruang Kerja bagi Rumah Kemasan. Rumah kemasan dapat didirikan sebagai satu gedung tersendiri atau ruang kerja bagi Rumah Kemasan sesuai dengan kondisi dan kemampuan

daerah

menyediakan

sarana

tersebut.

pembangunan gedung atau penyediaan ruang

Dalam

kerja, harus

diperhitungkan kebutuhan areal untuk mesin/peralatan yang akan diadakan dan ruang untuk penyimpanan material bahan kemasan dan kemasan siap pakai. Bangunan Rumah Kemasan idealnya berada pada lokasi yang strategis atau mudah dijangkau oleh industri kecil dan menengah. Bangunan harus kuat dan memiliki tata letak atau lay out ruangan yang

mendukung

untuk

menempatkan

mesin/peralatan

pengemasan atau aktivitas pengemasan lainnya.

9

Bangunan adalah milik pemerintah daerah atau instansi terkait yang diperuntukkan khusus untuk rumah kemasan. Pembangunan gedung atau penyiapan ruangan disesuaikan dengan kemampuan anggaran pemerintah yang akan membangunnya. 4.

Sumber Daya Manusia (SDM) Ketersediaan sumber daya manusia menjadi hal yang mutlak diperlukan untuk dapat beroperasi dan berfungsinya Rumah Kemasan. Sumber daya manusia yang secara spesifik harus ada dalam pendirian Rumah Kemasan adalah tenaga pengelola rumah kemasan, tenaga desainer kemasan dan tenaga operator atau teknisi mesin. Tenaga SDM ini sebaiknya berasal dari latar belakang

pendidikan

atau

pengalaman

yang

sesuai

dan

mendukung. Pengadaan tenaga desainer dan operator sebaiknya melalui

mekanisme

rekrutmen

yang

mengedepankan

profesionalisme. Dalam meningkatkan ketrampilan dan wawasan sebaiknya tenaga desainer dan operator ini diberikan pelatihan yang secara spesifik terkait dengan bidang tugasnya secara periodik maupun melalui studi banding ke berbagai daerah, baik ke sesama Rumah Kemasan, ke industri pembuat kemasan ataupun ke industriindustri yang telah menggunakan kemasan yang baik. 5.

Lain-lain Persiapan lainnya adalah perencanaan kerjasama dengan berbagai usaha, lembaga, percetakan ataupun penyedia kemasan dari

10

berbagai lokasi/daerah untuk mengantisipasi perkembangan selanjutnya. B. Pendirian Rumah Kemasan Pendirian Rumah Kemasan dimulai dengan penyediaan bangunan atau ruangan untuk operasionalisasi Rumah Kemasan. Kebutuhan ruangan disesuaikan dengan rencana keseluruhan Rumah Kemasan, walaupun pengadaan mesin dan peralatan serta sarana pendukung lainnya dapat dilakukan secara bertahap. Pengadaan mesin dan peralatan kemasan dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku, dan harus disertai dengan pelatihan operator mesin tersebut. Dengan demikian, pengadaan mesin/peralatan perlu didahului atau bersamaan dengan pengadaan tenaga operator mesin/peralatan. Pengadaan kelengkapan lainnya disesuaikan dengan rencana kerja dan ketersediaan anggaran.

C. Pengelolaan Rumah Kemasan Setelah sebuah Rumah Kemasan berdiri dan akan mulai beroperasi maka yang kemudian perlu diperhatikan adalah kelembagaan atau organisasi yang akan menjalankan Rumah Kemasan tersebut. Rumah Kemasan diarahkan untuk menjadi Sarana Pembinaan IKM dalam bidang pengemasan, oleh karena itu perlu menjadi pertimbangan bahwa pada awal beroperasinya Rumah Kemasan sebaiknya merupakan unit yang tidak mengambil keuntungan/nirlaba. Namun demikian, dengan keterbatasan anggaran pemerintah, dan untuk memberikan tanggung

11

jawab dan kemandirian bagi IKM yang dibina, maka Rumah Kemasan perlu mendapat ijin untuk memungut biaya pelayanan yang tidak memberatkan IKM yang dibinanya. Status kelembagaan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) atau menjadi bagian dari UPTD yang sudah ada merupakan bentuk kelembagaan yang paling sesuai dengan tujuan pendirian Rumah Kemasan. Untuk dapat beroperasi secara baik, diperlukan berbagai ketentuan dan dukungan peraturan, baik Peraturan Daerah ataupun peraturan Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing daerah. D. Kelembagaan Rumah Kemasan Dalam menjalankan Rumah Kemasan perlu dibentuk kelembagaan organisasi untuk mendukung kelancaran operasional Rumah Kemasan. Kelembagaan tersebut tertuang dalam struktur organisasi yang dapat berubah disesuaikan dengn kebutuhan. Struktur organisasi yang dapat dibentuk untuk mengelola Rumah Kemasan dapat dicontohkan sebagai berikut. PENANGGUNGJAWAB RUMAH KEMASAN

DIVISI ADMINISTRASI & KEUANGAN

KEPALA RUMAH KEMASAN

DIVISI PENGADAAN

12

DIVISI PRODUKSI

DIVISI PENDIDIKAN PELATIHAN

DIVISI KONSULTASI & INFORMASI

DIVISI PEMASARAN DIVISI PEMASARAN

Gambar 3.1. Contoh Struktur Organisasi Pengelola Rumah Kemasan Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing struktur organisasi yaitu: 1. Penanggung Jawab Rumah Kemasan Berasal dari unsur Kepala Dinas dari instansi yang menangani bidang industri

Provinsi/Kabupaten/Kota

atau

pimpinan

Universitas/Perguruan Tinggi/Yayasan/Lembaga Swasta, sedangkan tugas dan tanggung jawabnya adalah mengarahkan, membina, dan mengawasi pelaksanaan peran dan fungsi Rumah Kemasan. 2. Kepala Rumah Kemasan Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan Rumah Kemasan dengan tugas antara lain: -

Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan Rumah Kemasan;

-

Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku;

-

Memberikan laporan perkembangan dan pelaksanaan kegiatan di Rumah Kemasan kepada Penanggung Jawab Rumah Kemasan paling tidak setahun sekali.

13

3. Divisi Administrasi dan Keuangan Bertanggung jawab dalam mengatur administrasi dan keuangan Rumah Kemasan dengan tugas antara lain: -

Menyiapkan berkas-berkas administrasi dan surat-menyurat layanan Rumah Kemasan;

-

Mengurus keuangan Rumah Kemasan;

-

Mencatat neraca kas Rumah Kemasan;

-

Membuat laporan keuangan yang disampaikan kepada Kepala Rumah Kemasan.

4. Divisi Pengadaan Bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi kemasan dengan tugas antara lain: -

Melakukan pengecekan ketersediaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi kemasan;

-

Mengatur jadwal pengadaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi kemasan;

-

Melakukan pembelian bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi kemasan;

-

Mengatur sistem manajemen pergudangan pengadaan bahan baku dan kemasan.

5. Divisi Produksi Bertanggung jawab terhadap layanan konsultasi desain dan layanan pembuatan kemasan dengan tugas antara lain:

14

-

Mengadakan layanan konsultasi desain kemasan;

-

Mengadakan layanan pembuatan desain kemasan;

-

Mengadakan layanan produksi/pembuatan kemasan.

6. Divisi Pendidikan Pelatihan Bertanggung jawab terhadap pelayanan pendidikan dan pelatihan dengan tugas antara lain: -

Mengadakan layanan pendidikan dan pelatihan;

-

Mengatur jadwal penyelenggaraan pelatihan.

7. Divisi Konsultasi dan Informasi Bertanggung jawab terhadap pelayanan konsultasi dan informasi. 8. Divisi Pemasaran Bertanggung jawab terhadap pengembangan pasar Rumah Kemasan dengan tugas antara lain: -

Mengkoordinasikan jaringan dan strategi pemasaran ;

-

Merumuskan kegiatan promosi;

-

Mensosialisasikan keberadaan Rumah Kemasan.

Dalam pengelolaan Rumah Kemasan, perlu didukung dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Keahlian yang diperlukan dalam pengelolaan Rumah Kemasan: 1. Keahlian Managerial 

Keahlian manajemen lembaga;



Keahlian leadership;



Keahlian negosiasi.

15

2. Keahlian Teknis 

Keahlian desain produk;



Keahlian bahan kemas & kemasan;



Keahlian mesin pangan/pengemasan;



Keahlian standar produk;



Keahlian marketing.

3. Keahlian Administrasi  Keahlian tata kelola administrasi;  Keahlian tata kelola keuangan.

BAB IV. INFO SEPUTAR KEMASAN

A. Pengertian Kemasan. Kemasan adalah material yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk mewadahi, mengidentifikasi, menjelaskan, melindungi, menampilkan dan mempromosikan, sehingga membuat produk tersebut dapat dipasarkan dengan baik.

16

Kemasan adalah juga desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi1 dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk

membungkus,

melindungi,

mengirim,

mengeluarkan,

menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar. Pengemasan adalah suatu sistem yang terkoordinasi dalam menyiapkan barang / produk untuk transportasi, penggudangan, penyimpanan, penjualan dan penggunaan. Pengemasan juga dapat diartikan mempersiapkan produk dari produsen agar sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dengan biaya minimal. Kemasan semula hanyalah merupakan salah satu cara untuk mempermudah membawa suatu produk dan juga untuk melindungi produk,

namun

kemudian

bersamaan

dengan

berkembangnya

pengetahuan dan teknologi, fungsi dan peran kemasan juga semakin bertambah dan menjadi suatu kekuatan dalam pemasaran suatu produk. Dalam perdagangan, kemasan dapat merupakan sarana komunikasi dari suatu produk, dan dapat berperan sebagai “Silent Salesman”, baik di toko maupun di tempat konsumennya. 1

Seni

cetak atau tata

huruf adalah

suatu kesenian dan teknik memilih

dan

menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, guna kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

17

Kemasan sebagai wadah, sarana distribusi dan sarana promosi harus tampil baik dan menarik, oleh karena itu desain kemasan harus sesuai dengan produk yang dikemas dan pasar yang dituju. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama. Dalam hal kemasan dan pengemasan, agar sesuai dengan tujuan pemasaran dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah bahan kemasan, bentuk kemasan, teknologi kemasan, merek dan label. Disamping itu, perlu pula diperhatikan dan diketahui hal-hal yang terkait dengan teknik cetak (printing). Kemasan dan teknik cetak merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan karena untuk melengkapi fungsi kemasan, khususnya fungsi informasi dan promosi, diperlukan teknik cetak (printing).

B. Fungsi Kemasan 

18

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan kemasan atau pembungkus produk yang diproduksinya karena menyadari bahwa fungsi kemasan tidak hanya sekedar sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengemasan memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi teknis dan fungsi pemasaran. 1. Fungsi Teknis Fungsi Teknis meliputi antara lain fungsi mewadahi, melindungi, mengawetkan, ukuran, dan menyimpan produk. a. Mewadahi Fungsi pertama dari kemasan adalah menjadi wadah dari produk yang dikemasnya. Sebagai wadah, kemasan sering memainkan peran sebagai ukuran. Kemasan untuk kebutuhan keluarga misalnya¸ diberikan dalam bentuk kemasan yang relatif besar sedangkan kemasan yang bersifat ekonomis disajikan dalam bentuk kemasan yang kecil. Dalam pemasaran, sering dilakukan pengelompokan kemasan dalam satu kesatuan yang lebih besar / bundling2 / agglomeration3. Fungsi mewadahi ini sekaligus juga untuk menjalankan fungsi menyimpan dan sebagai ukuran (ukuran ekonomis, ukuran keluarga dan sebagainya).

2

Bundling product (penggabungan produk) adalah sebuah strategi yang dilakukan oleh perusahaan dengan menjual dua atau lebih produknya dalam satu kemasan dan satu harga 3 pengelompokan, gumpalan, tumpukan.

19

b. Melindungi Fungsi melindungi menjadi salah satu fungsi penting didalam perkembangan pemasaran produk saat ini. Meluasnya daerah pemasaran, tidak sekedar pemasaran secara lokal, tetapi juga antar daerah, antar provinsi dan bahkan antar negara, memerlukan kemasan yang dapat melindungi produk yang dikemasnya agar tetap baik pada saat sampai di tangan konsumennya. Perlindungan yang diperlukan adalah perlindungan terhadap kerusakan

fisik,

kerusakan

kimiawi

dan

kerusakan

biologis/mikrobiologis. Disamping itu diperlukan pula perlindungan terhadap kerusakan karena pengaruh transportasi. Untuk dapat memberikan perlindungan yang diperlukan oleh produk, perlu diketahui sifat dan karakter produk yang dikemas, bagaimana kerusakan produk terjadi, transportasi apa yang digunakan (jalan darat; kereta api, mobil; jalan air; sungai, danau, laut; jalan udara; pesawat terbang) dan jarak tempuh serta kondisi perjalanan produk. Perlindungan yang tepat sesuai kebutuhan produk diharapkan dapat memberikan daya simpan yang cukup panjang sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik. Dengan kata lain perlindungan yang tepat dapat mengawetkan produk sehingga dapat mempunyai daya simpan yang lebih panjang.

20

Agar kemasan dapat berperan sesuai fungsinya maka untuk fungsi teknis perlu dipelajari lebih dalam tentang produk terkait seperti jenis produk, kelemahan produk, kelembaban produk, masa kadaluwarsa produk dan sebagainya serta mempelajari peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah baik pemerintah dalam negeri maupun negara tujuan ekspor. Disamping itu perlu pula dipelajari cara transportasi yang akan dilakukan dan lama penyimpanan produk, baik selama dalam gudang setelah produksi, pengangkutan dan penjualan.

2. Fungsi Pemasaran Fungsi pemasaran antara lain meliputi fungsi komunikasi, display, informasi, promosi, menjual dan memotivasi konsumen. Perkembangan teknologi dan sistem pemasaran meningkatkan peran kemasan dalam proses pemasaran. Kemasan produk, khususnya kemasan primer/kemasan konsumen harus dapat menciptakan respons POSITIF yang menampilkan pesan “BELILAH SAYA”. Kemasan produk harus memiliki daya tarik tersendiri agar disukai konsumen. Daya tarik kemasan terdiri atas daya tarik visual dan daya tarik fungsional. 1.

Daya Tarik Visual Unsur Visual mempunyai peran yang besar terhadap tampilan kemasan suatu produk karena daya tarik visual berhubungan

21

dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Oleh karena itu, unsur grafis dalam kemasan menjadi penting seperti merek, warna, ilustrasi, huruf, tata letak dan lain sebagainya. Bahasa verbal dan ilustrasi pada kemasan berperan

kuat

dalam

menimbulkan

daya

tarik

visual.

Bahasa verbal berupa tulisan pada permukaan kemasan. Berisi informasi dasar yang ditampilkan pada bagian muka meliputi identitas perusahaan atau merek, nama produk dan deskripsinya, manfaat untuk konsumen, dan keperluan-keperluan hukum. Katakata dan kalimatnya harus singkat agar mudah dipahami.

Bentuk huruf dan tipografi tidak saja berfungsi sebagai media komunikasi, tapi juga merupakan dekorasi kemasan. Oleh karena itu

huruf-huruf

yang

digunakan

harus

serasi.

Bahasa visual berupa ilustrasi, warna, dan simbol-simbol yang digunakan. Fungsi utama ilustrasi adalah untuk informasi visual tentang produk yang dikemas, pendukung teks, penekanan suatu kesan tertentu dan penangkap mata untuk menarik calon pembeli. Ilustrasi, simbol dan warna adalah hal pertama yang biasanya diingat

oleh

konsumen.

Pengaruh utama dari warna adalah menciptakan reaksi psikologis dan fisiologis tertentu, yang dapat digunakan sebagai daya tarik dari kemasan.

22

2.

Daya Tarik Fungsional. Inovasi terhadap kemasan dengan memberikan fungsi-fungsi yang memberikan kemudahan kepada konsumen merupakan daya tarik fungsional

yang

semakin

berkembang

sejalan

dengan

berkembangnya teknologi. KEPRAKTISAN suatu kemasan merupakan daya tarik tersendiri. Keyakinan bahwa produk terlindungi, kemudahan membuka dan menutup kembali, ukuran kemasan sesuai dengan keperluan, kemudahan penyimpanan, membawa dan lain sebagainya yang bersifat praktis merupakan daya tarik fungsional yang juga dapat menimbulkan

kesan

positif.

Menyangkut peran kemasan dalam promosi, pengusaha akan selalu mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan. Agar berperan secara optimal dalam mempromosikan produk yang dikemasnya, maka kemasan harus dapat berfungsi sebagai berikut :

a.

Tampil menarik dalam kesan positif. Untuk dapat lebih berfungsi dalam penjualan, kemasan harus menarik,

menyebutkan

ciri-ciri

produk,

meyakinkan

23

konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.  b.

Dapat mempengaruhi konsumen. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan citra dari kemasan yang lebih baik. 

c.

Menampilkan citra positif pada merek dan perusahaan. Perusahaan mengenal baik kekuatan dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.

d.

Peluang inovatif. Kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

C. Tujuan Kemasan  Berdasarkan fungsi-fungsi pada kemasan, maka dapat disimpulkan bahwa kemasan mempunyai tujuan sebagai berikut : 1.

Memberikan perlindungan fisik Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya. 

24

2.

Memberikan hambatan terhadap pengaruh luar. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya. 

3.

Mewadahi dan menyatukan. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.

4.

Memberikan informasi Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.

5.

Mengurangi peluang hilang/dicuri/dipalsukan Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian atau pemalsuan, hal ini sebagai perangkat antipencurian. 

6.

Kemudahan dan kenyamanan Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan,

tampilan,

pembukaan,

penggunaan

dan

digunakan

kembali.  7.

Pemasaran Kemasan dan label dapat digunakan oleh produsen untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

25

D. Jenis-jenis Kemasan  Kemasan dapat dibedakan menjadi berbagai jenis berdasarkan pemakaiannya. Berdasarkan kontak dengan produk, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Kemasan Primer Kemasan primer adalah kemasan yang kontak langsung dengan produk yang dikemas. Khusus untuk pengemasan makanan, kemasan primer yang digunakan harus sesuai dengan sifat dan karakteristik produk, dan tidak berpengaruh negatif atau mencemari makanan yang dikemasnya. Kemasan primer sering juga disebut dengan kemasan konsumen atau kemasan ritel. Kemasan primer dapat berupa plastik, kertas, kaleng dan aluminium. 2. Kemasan Sekunder Kemasan sekunder adalah kemasan yang mengemas kemasan primer. Kemasan ini tidak kontak dengan produknya tetapi kontak dengan kemasan primer. Kemasan sekunder juga dimaksudkan untuk melindungi kemasan primer, karena kemasan primer yang rusak dapat mengakibatkan rusaknya produk. Kemasan sekunder dapat berupa plastik, kertas karton, kayu atau kaleng. 3. Kemasan Tersier dan Kuartener Kemasan Tersier dan Kuartener adalah kemasan yang digunakan untuk mengamankan produk dalam kemasan transportasi dan

26

penyimpanan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya berfungsi sebagai pelindung selama pengangkutan.

Gambar 3.2 Jenis Kemasan berdasarkan kontak dengan produk

27

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Kemasan sekali pakai (Disposable) Kemasan sekali pakai adalah kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.  2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip) Kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.  3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Kemasan siap pakai Kemasan siap pakai adalah bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.  2. Kemasan siap dirakit Kemasan siap dirakit adalah kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan

28

dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, karton, karton gelombang dan sebagainya. Berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan, kemasan dibagi atas: 1. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil. 2. Kemasan kaku yaitu bahan kemasan yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam. 3. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemasan yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk

pasta.

Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan, kemasan dibagi atas : A. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya kaleng yang tidak berenamel4.

4

Enamel merupakan bahan organik yang dilapiskan pada kaleng untuk melindungi metal dari kemungkinan terjadinya korosi karena kontak langsung dengan bahan makanan. Enamel berupa bahan non metal seperti polibutadiena, epoxy, fenolik, epon, oleoresin dan vinil. Ada beberapa warna enamel yaitu gold, aluminize dan transparan.

29

B. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat

dari

logam

dan

gelas.

E. Bahan Kemasan Bermacam macam bahan kemasan digunakan untuk mengemas produk pangan. Untuk kemasan primer, bahan kemasan yang biasa digunakan dapat terbuat dari plastik, kaleng / logam, botol / gelas, kertas, kain, kulit/daun/gerabah / bambu. Sedangkan untuk kemasan transpor, bahan kemasan dapat terbuat dari kayu dan karton. Bahan-bahan kemasan adalah sebagai berikut: 1. Plastik Plastik merupakan jenis kemasan yang paling banyak digunakan dalam industri saat ini. Kemudahannya dalam memproduksi membuatnya menjadi salah satu pilihan kemasan paling murah. Kemasan plastik bersifat ringan, relatif murah, namun masa simpan relatif singkat dibandingkan dengan kaleng. Kemasan plastik dapat berbentuk plastik lembaran, kantong plastik, wadah plastik dengan bentuk tertentu, botol maupun gelas plastik. Kemasan plastik dapat berbentuk kemasan fleksibel ataupun kemasan kaku.

30

Plastik dikelompokkan menjadi dua berdasarkan sifat-sifatnya terhadap

perubahan

suhu,

yaitu:

1. Termoplastik Meleleh pada suhu tertentu, dipengaruhi oleh perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat kembali kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan (reversibel). Plastik jenis termoplastik adalah jenis plastik yang banyak digunakan untuk pengemasan. 2. Termoset Tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan plastik termoset tetapi akan membentuk arang dan terurai. Plastik jenis ini banyak digunakan untuk peralatan listrik. Dalam pengemasan plastik jenis ini digunakan hanya pada beberapa jenis tutup botol. Tidak semua jenis plastik dapat digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Ada jenis-jenis plastik yang tidak dapat digunakan untuk kemasan makanan dan minuman karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk kesehatan manusia. Pada jenis plastik ditetapkan tanda untuk memudahkan proses daur ulang yang mungkin dilakukan. Tanda tersebut juga dapat digunakan untuk memilih bahan kemasan untuk produk makanan. Adapun tanda

31

jenis plastik pada kemasan adalah sebagaimana tercantum pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Tanda Jenis Plastik Pada Kemasan Plastik untuk pengemasan makanan ada beberapa jenis, seperti : polietilen, polipropilen, polistiren, poliamida, poliester, poliuretan, polikarbonat, polivinilklorida, polifenilinoksida, polivinilasetat, dan sebagainya. Plastik dapat digunakan dalam bentuk lapis tunggal, ganda maupun komposit, sehingga dengan kombinasi tersebut dapat dihasilkan ratusan jenis kemasan dengan berbagai karakteristik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan produk pangan yang dikemas. Plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan karena sifatnya yang ringan, transparan, kuat, termoplastis dan mempunyai

32

permeabilitas5 tertentu terhadap uap air, O2, CO2. Sifat permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara berperan terhadap penyimpanan produk. Plastik juga merupakan jenis kemasan yang dapat menarik selera

konsumen.

Pada Tabel 3.1 dapat dilihat karakteristik permeabilitas beberapa jenis plastik per m2 pada ketebalan 25 mikron. Jenis  Oksigen   Nitrogen Uap Air Lemak  Heat Sealability Plastik (cc)*  (gm)* * dan Minyak LDPE

8000

3000

20

Rata-rata

120-200oC

HDPE

2500

650

5

baik

140-180oC

PP

3000

700

10

baik

Perlu pelapisan

PET

50

13

20

Baik sekali

Perlu pelapisan

NYLON

42

23

250

Baik sekali

High impulse

Kombinasi beberapa jenis plastik pada plastik fleksibel lapis ganda dapat memberikan karakteristik yang diharapkan. Adapun jenis-jenis plastik adalah sebagai berikut: 1.

Polyester

(polyethylene

terephthalate)- PET Banyak digunakan untuk kemasan makanan, baik dalam bentuk kemasan fleksibel maupun kemasan kaku/rigid. Banyak digunakan 5

Permeabilitas adalah kemampuan (bahan, membran, dan sebagainya) meloloskan partikel dengan cara menembusnya

33

sebagai kemasan minuman berkarbonat karena sifatnya yang kuat, jernih/bening,

mudah

dibentuk.

Merupakan plastik dengan permeabilitas yang rendah untuk uap air dan gas sehingga banyak digunakan untuk mengemas produkproduk kering yang memerlukan perlindungan terhadap uap air dan oksigen.

Memiliki kekuatan mekanis yang baik, dan tahan panas. Digunakan untuk pengemasan vacuum dan thermoform6. 2. High

density

polyethylene

-

HDPE.

HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, lebih kaku/ keras, buram/ kurang tembus cahaya, lebih tahan terhadap suhu tinggi dan memiliki barier properti yang lebih baik daripada LDPE. Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan pada suhu tinggi. Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena tidak terjadi reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan dan minuman yang dikemasnya. Kemasan fleksibel dari plastik jenis HDPE dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko penjual kantong plastik.

6

Thermoform : Proses pembetukan lembaran plastik termoset dengan cara pemanasan kemudian diikuti pembentukan dengan cara pengisapan dan penekanan ke rongga mold. Contoh nampan biscuit, brownies

34

3. Polyvinylchloride

-

PVC

Polyvinylchlorida bersifat kuat, keras, bisa jernih, bentuk dapat diubah dgn pelarut, melunak pada suhu 80OC. Jenis plastik PVC tidak diijinkan untuk digunakan dalam pengemasan makanan karena monomer vinylchlorida bersifat karsiogenik (dapat menimbulkan kanker). PVC banyak digunakan untuk pakaian, pipa, bahan bangunan,

4. Low

pembungkus

density

dan

polyethylene

sebagainya.

-

LPE

Polietilen ini merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. banyak digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang thermoplastis7, ”heat sealing” propertiesnya sangat baik, polietilen mudah dibuat kantung, botol, sebagai pelapis dan sebagainya. Jenis plastik LDPE bisa dalam bentuk kantong plastik dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko plastik. 5. Polypropilene – PP Plastik polypropylene merupakan plastik tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak transparan dalam bentuk kemasan kaku. Bersifat lebih kuat dari PE, namun pada suhu rendah akan rapuh, sehingga tidak dapat digunakan untuk kemasan beku. Plastik PP lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam penanganan dan distribusi, mempunyai daya tembus 7

Termoplastik adalah jenis plastik yang menjadi lunak jika dipanaskan dan akan mengeras jika didinginkan dan proses ini bisa dilakukan berulang kali.

35

(permeabilitas) terhadap uap air rendah, permeabilitas terhadap gas sedang, tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150 oC, sehingga dapat

dipakai

untuk

mensterilkan

bahan

pangan.

Namun demikian karena mempunyai titik lebur yang tinggi, maka lebih

sulit untuk dibentuk menjadi kantung dengan sifat kelim

panas

yang

baik.

Plastik PP banyak digunakan untuk kantong, botol, tutup botol, dan digunakan dalam pembuatan karung plastik, baik untuk thermoform. 6. Polystyrene – PS Plastik polystyrene dalam bentuk lembaran sangat transparan, akan tetapi barier properti terhadap gas dan uap air sangat buruk. Dapat digunakan untuk membuat berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan (blow moulding, thermoform dan sebagainya). Expanded polystyrene, yang lebih dikenal dengan styrofoam, dapat digunakan untuk

insulasi,

tray

dan

sebagainya.

Kekuatan tariknya tinggi dan tidak mudah sobek, titik leburnya rendah (88oC), lunak pada suhu 90-95oC, tahan terhadap asam dan basa kecuali asam pengoksidasi, permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi, sehingga baik untuk kemasan bahan segar. 7. Other (Lain-lain)

36

Kelompok plastik dengan tanda 7 adalah tanda untuk 4 jenis plastik yaitu: 1. SAN (styrene acrylonitrile) 2. ABS (acrylonitrile butadiene styrene) 3. PC (polycarbonate). 4. Nylon.

SAN digunakan untuk mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat

makan,

penyaring

kopi

dan

sikat

gigi.

ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang dapat untuk digunakan dalam kemasan makanan atau pun minuman.

PC (polycarbonate) digunakan pada galon air, botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat dan kaleng kemasan makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula. Nylon atau polyamide (PA) bersifat inert, tahan panas dan mempunyai sifa-sifat mekanis yang istimewa (elongation8, tensile strength9) tidak berbau dan tidak beracun cukup kedap gas, tetapi tidak kedap air, tahan terhadap suhu tinggi, dan baik digunakan untuk kemasan bahan yang dimasak di dalam kemasannya, seperti nasi instan, serta untuk produk-produk yang disterilisasi, dan untuk 8

Pemanjangan atau penguluran.

9

Kekuatan tarik (tensile strength) adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah bahan ketika diregangkan atau ditarik sebelum bahan tersebut patah.

37

kemas hampa/vacuum. Nylon dilapiskan secara kombinasi dengan bahan lain sehingga diperoleh sifat kemasan yang inert 10 dan permeabilitasnya

rendah.

2. Kertas Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum

ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini

kemasan kertas masih banyak

digunakan dan mampu bersaing

dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi

oleh

kelembaban

udara

lingkungan.

Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku.

Pada perkembangannya, kertas dapat diberi perlakuan-perlakuan tertentu

untuk

memberikan

sifat-sifat

ketahanan

terhadap

kelembaban, antioksidan, antibakteri, kedap air, kedap lemak dan sebagainya. Perbaikan-perbaikan perlakuan tersebut juga untuk perbaikan

10

untuk

dicetak

dan

untuk

penanganan

dengan

suatu zat yang tidak bereaksi secara kimiawi

38

menggunakan

mesin-mesin.

Kemasan karton banyak digunakan untuk kotak karton lipat (KKL) dan kotak karton gelombang (KKG). Bahan yang banyak terdapat di Indonesia antara lain: (1) kertas : hvs, kraft, tisu, kertas yang di-coating (art paper, cast coated paper), (2) karton: duplex, ivory, art carton, cast coated carton, (3) karton gelombang: kertas kraft dan kertas medium. Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan kaku.

Karton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan ruang luas.

Namun ada beberapa kertas yang seharusnya tidak boleh untuk dijadikan kemasan, terutama adalah kertas bekas (seperti bekas majalah atau koran). Kertas bekas memiliki tulisan yang terbuat dari tinta dan terdeteksi mengandung timbal (Pb) yang melebihi batas. 3.

Gelas atau Kaca Kemasan gelas sifatnya tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas, tahan terhadap produk yang bersifat asam dan basa. Kekurangannya

39

mudah pecah jika terkena benturan dan beratnya yang cukup berat dibandingkan dengan bahan lainnya seperti logam atau kertas. Kemasan gelas ini banyak digunakan untuk kemasan makanan dan minuman. Untuk mencegah pecah pada waktu transportasi dan memudahkan penanganan, digunakan kemasan sekunder seperti karton bergelombang, krat kayu, maupun krat plastik. Keuntungan menggunakan kemasan Gelas : 1.

Melindungi produk yang dikemas Inert, tidak bereaksi dengan produk yang dikemas, tidak permeabel terhadap benda cair dan gas, dapat dibuat berwarna sebagai pelindung terhadap produk yang sensitif terhadap cahaya

2.

Dapat menjaga kebersihan produk yang dikemas Proses pembuatannya melalui titik lebur yang sangat tinggi dan bagian dalamnya tidak tersentuh.

3.

Memberikan daya tarik yang tinggi Bentuk dapat didisain dengan sangat menarik, dapat dibuka dan ditutup, berbagai ukuran mulut botol, dapat diberi label menarik.

4.

Dapat didaur ulang.

5.

Ramah lingkungan, ekonomis karena dapat dipakai berkalikali.

4.

Logam Kemasan dari bahan logam yang digunakan untuk bahan pangan dalam

40

 bentuk kaleng tinplate  bentuk kaleng alumunium  bentuk alumunium foil Kaleng tinplate banyak digunakan dalam industri makanan dan komponen

utama

untuk

tutup

botol

atau

jars.

Kaleng alumunium banyak digunakan dalam industri minuman.

Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong bersama-sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik, dan banyak digunakan oleh industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya, termasuk dalam kemasan fleksibel.

Kemasan logam adalah kemasan yang paling aman karena kemasan ini dapat melindungi produk dari sinar matahari, uap air, dan oksigen. Masalah utama pada kemasan kaleng ialah mahal dan pembelian harus dalam jumlah besar. Selain itu, untuk aplikasinya juga harus menggunakan alat penutup kaleng khusus yang harganya juga cukup mahal. Kemasan logam dapat dibuat dari aluminium dan plat besi lapis timah putih. F. Mesin/Peralatan untuk Kemasan Mesin/Peralatan untuk kemasan penting bagi IKM produsen makanan. Pengemasan produk yang baik dan rapih akan meningkatkan penjualan. Bagaimanapun konsumen akan melihat pertama kali pada kemasan.

41

Jika kemasan kurang bagus maka konsumen enggan untuk membeli. Namun bila kemasan menarik dan rapih maka akan menggugah selera konsumen untuk membeli. Mesin/peralatan untuk kemasan yang perlu ada di Rumah Kemasan diantaranya sebagai berikut. I. Mesin untuk mengemas produk 1. Plastik bag sealer Adalah alat yang digunakan untuk mengemas kantung plastik dengan bahan dasar PET, nylon, PP, PE, Auminium Foil dan sebaginya. Ada beberapa macam plastic bag sealer yaitu hand sealer, pedal sealer dan continuous band sealer. Rekatan plastik itulah yang mampu menyegel kemasan pangan terkemas rapih dan terhindar dari kontaminasi udara bebas. a. Hand Sealer Mesin ini terdiri dari beberapa jenis dan tipe. Adapun yang membedakan adalah ditentukan dari dimensi panjang, material bahan dan power konsumsi listrik yang dimiliki. Hand sealer ada yang memiliki lebar seal 3 mm, 5 mm bahkan ada yang sampai 1 cm. Material bahan ada yang terbuat dari besi, aluminium dan stainless steel. Umumnya plastik yang dapat dikemas adalah jenis PP dan PE.

Gambar 3.4. Hand Sealer

42

b. Pedal Sealer Pedal sealer mempunyai 2 jenis yaitu Pedal Direct Sealer dan Pedal Impulse Sealer. Perbedaan kedua jenis pedal sealer

ini

terletak

pada

bagian

kemampuan dalam merekatkan bahan dari plastik serta

pada prinsip

kerjanya. Gambar 3.5. Pedal Sealer

Pedal Impulse Sealer dapat menginduksikan panas yang berasal dari satu sisi, dan untuk dari sisi lainnya mengisolasi panas supaya tidak melelehkan pada seluruh bagian plastik.

c. Continuous Band Sealer Merupakan mesin press plastik yang bekerja secara terus menerus. Mesin jenis ini biasanya digunakan untuk mengemas plastik secara semi otomatis Continuous band sealer terdiri atas vertical, horizontal dan gas.

Continuous Continuous bandband sealer sealer vertical horizontal

43

Continuous band sealer gas Gambar 3.6. Jenis-jenis Continuous Band Sealer Continuous band sealer gas digunakan untuk mengemas kemasan pada

produk

yang

disertai

dengan

pengisian

udara

pada

kemasannya. Mesin ini hampir mirip dengan mesin band sealer pada umumnya. Hanya saja pada mesin ini dilengkapi dengan pengisian udara sehingga kemasan tampak menggembung.

d. FFS (Form Fill Seal) Machine Mesin Form

Fill

and

Seal

Bagging Seri FFS adalah sistem yang sepenuhnya otomatis yang membuat kantong sendiri dari gulungan dicetak

film

yang

telah

sebelumnya,

film

polyethylene lipat tengah (U film). Mesin ini dapat digunakan untuk mengemas produk berdasarkan berat atau volume.

44

Gambar 3.7. FFS (Form Fill Seal) Machine 2. Cup Sealer Mesin Cup Sealer adalah mesin yang digunakan untuk menutup permukaan cup minuman sehingga memberikan kesan rapih, indah dan tidak tumpah (memudahkan membawa minuman bagi pembeli), Pada umumnya di pasaran beredar tipe mesin cup sealer manual, semi auto dan automatis, yang membedakannya secara keseluruhan adalah cara pengoperasian mesin. Ada 4 jenis cup sealer yaitu cup sealer manual, cup sealer manual dengan digital counter, cup sealer semi automatic dan cup sealer automatic. Keempat cup sealer ini memiliki spesifikasi dan fungsi yang berbeda-beda. a.

Cup Sealer Manual Cup sealer manual biasanya digunakan untuk cup gelas berukuran besar maupun kecil.

b. Cup Sealer manual digital counter Perbedaannya dengan cup sealer manual adalah mesin ini dilengkapi dengan alat penghitung produk yang telah dikemas secara digital c.

Cup Sealer semi automatic

45

Cara kerjanya sama dengan cup sealer manual digital counter namun mesin ini memiliki keunggulan salah satunya adalah adanya sensor yang membuat plastik berputar dengan sendirinya sehingga memudahkan pengguna

d. Cup Sealer Automatic Mesin ini dilengkapi dengan digital counter dan digital temperature proses pengerjaan secara otomatis.

Gambar 3.8. Cup Sealer Manual dan Automatic 3.

Vacuum Sealer Vacuum

Sealer merupakan

mesin yang

digunakan

untuk

mengemas produk dengan menghisap udara yang ada pada kemasan produk.

46

Gambar 3.9. Vacuum Sealer Bahan kemasan yang digunakan untuk mesin vacuum sealer ini disebut dengan kemasan plastik vacuum. Kemasan yang digunakan adalah jenis nylon dan polyester yang memiliki permeabilitas terhadap uap air dan gas oksigen rendah . 4.

Mesin Shrink Packaging Adalah mesin yang digunakan untuk memberikan

efek

menyusut

pada

plastik sehingga plastik tersebut bisa dibentuk sedemikian rupa mengikuti pola dan bentuk yang diinginkan. Gambar 3.10. Mesin Shrink 5.

Coding Machine Adalah mesin yang dapat digunakan untuk membuat kode dan tanggal pada produk. Kode tanggal tersebut bisa berupa

tanggal

kadaluwarsa,

tanggal

produksi dan kode produksi yang Harus ada dalam kemasan pangan. II. 3.11. Mesin untuk Membuat Kemasan Gambar Mesin 1. Koding Mesin untuk Membuat Kemasan Plastik

47

a. Bag Making Machine Mesin ini digunakan untuk membuat kantong plastik sebagai wadah produk dari lembaran plastik. Mesin ini akan memotong lembaran plastik sesuai ukuran yang diinginkan.

Gambar 3.12. Bag Making Machine Secara sederhana atau manual, kantong plastik dapat dibuat dengan plastic bag sealer pada point I namun kurang efektif karena akan menggunakan energi listrik yang cukup besar. Penggunaan plastic bag sealer dapat digunakan untuk kegiatan percobaan atau sejenisnya.

b. Thermoforming Machine

48

Gambar 3.13. Thermoforming Machine Adalah

mesin

yang

digunakan

untuk

melakukan

proses

pembentukan dimana lembaran plastik yang sudah mengalami proses pemanasan, plastik ini berubah strukturnya menjadi lunak dan lentur, yang kemudian dikenai proses pressure atau vacuum, yang sesuai dengan bentuk cetakannya.

Gambar 3.14. Berbagai contoh hasil thermoforming machine c. Laminating Machine

Gambar 3.15. Laminating Machine

49

Adalah alat yang berfungsi untuk melaminasi (melapisi) sebuah produk dengan plastik (film). Tujuan pelapisan (melaminasi) produk dengan plastik (film) adalah agar produk lebih aman, bersih, dan tidak mudah rusak. Metode pemanasan plastik (film) yang tersistematis menghasilkan lapisan pelindung (laminasi) plastik yang tidak mudah rusak, karena kertas yang dilaminasi, menjadi lebih awet karena terbebas dari gangguan debu/udara. 2. Mesin untuk Membuat Kemasan Box a. Slitting dan Sloting Machine Adalah mesin yang digunakan untuk memotong material bahan seperti karton dan kardus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki.

Gambar 3.16. Slitting dan Sloting Machine b. Ponds Mesin ini berfungsi untuk memotong kertas, karton dan sebagainya sesuai desain yang sudah ditentukan dengan alat

bantu pisau pond.

Gambar 3.17. Mesin Ponds

50

c. Paper Cutting Mesin pemotong kertas memiliki 3 fungsi pokok yaitu memotong dan merapikan kertas, menekan atau mengepres tumpukan kertas serta memadatkan kertas.

Gambar 3.18. Paper CuttingMesin untuk Pencetakan Kemasan III. Pengemasan dan teknik cetak (Packaging dan printing) adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Hampir semua sektor pengemasan akan membutuhkan teknik cetak untuk melengkapi fungsi kemasannya. Bahkan kantong plastik yang awalnya polos pun akan ada cetakannya juga, misalnya diberikan sticker barcode atau harga diatasnya. Berbagai teknik cetak yang berkembang sampai saat ini adalah seperti uraian di bawah ini. 1.

Letterpress

Teknik Percetakan letterpress adalah salah satu teknik pencetakan tertua yang digunakan sejak abad ke-13. Letterpress banyak diaplikasikan untuk pembuatan label. Kualitas yang dihasilkan tergolong biasa dan untuk pemesanan dengan jumlah sedikit.

51

Gambar 3.19. Mesin Letterpress

Adapun kelebihan dari letterpress adalah: -

Biaya prepress yang murah;

-

Biaya cutter yang murah;

-

Baik untuk mencetak di permukaan yang tidak rata;

-

Efisien untuk order-order kecil.

Sedangkan kekurangannya adalah : -

Registrasi yang tidak konsisten;

-

Warna dengan solid block suka tidak rata;

-

Speed mesin sangat rendah;

-

Untuk cetak material berbahan plastik/vynil harus digantung untuk pengeringan.

2.

Offset Offset printing adalah salah satu jenis teknik percetakan yang paling umum digunakan oleh sejumlah industri. Banyak diaplikasikan untuk pembuatan label/karton box / display / box / flyer / brosur.

52

Kualitas cetakGambar sangat 3.20. baik,Mesin dapat Offset digunakan untuk pemesanan dengan jumlah sedang sampai dengan banyak. Kelebihan dari cetak offset adalah sebagai berikut: -

Kualitas cetak yang sangat baik terutama untuk gradasi, garis tipis atau font yang kecil;

-

Praktis untuk order kecil sampai dengan sedang;

-

Sangat baik mencetak di material dengan permukaan yang kasar atau tidak rata;

-

Biaya plate yang murah.

Adapun kekurangan cetak offset adalah: -

Susah menjaga konsistensi warna dikarenakan emulsi antara air dan tinta yang sifatnya berminyak;

3.

-

Keterbatasan dalam hal penyesuaian warna-warna special;

-

Untuk order-order panjang plate tidak tahan lama.

Digital Printing Banyak diaplikasikan untuk pembuatan label/Kkarton box/ banner/ PoP/ flyer/ brosur/karton box/display box/ flexible packaging. Kualitas cetakan sangat baik. Dapat digunakan untuk jumlah pesanan yang sangat sedikit sampai dengan sedikit.

53

Kelebihan teknik cetak ini adalah sebagai berikut: -

Kualitas cetak yang sudah mendekati offset;

-

Sangat praktis untuk order-order yang memiliki banyak variasi;

-

Setup mesin yang cepat;

-

Proses prepress yang cepat karena tidak menggunakan plate.

Gambar 3.21. Mesin Digital Printing Kekurangannya adalah sebagai berikut:

4.

-

Masih terbatas hanya bisa dicetak di material-material tertentu;

-

Kesulitan mengikuti warna-warna special;

-

Daya tahan tinta belum sekuat yang lain;

-

Cost tinta masih tinggi;

-

Speed yang sangat lambat;

-

Kombinasi printingnya terbatas.

Sablon Cetak saring atau screen printing adalah suatu cara mencetak dengan menekan tinta melalui celah (lubang) sempit pada kain sutra (silk screen) sebagai acuan cetaknya.

54

Screen printing atau sablon merupakan teknik cetak yang banyak digunakan untuk permukaan yang tidak teratur seperti botol plastik, compact untuk kemasan kosmestik, botol dan gelas. Proses kerja cetak saring adalah sebagai berikut: Pada teknik cetak saring konvensional, form cetak dibentuk dengan melakukan penyinaran menggunakan vacuum frame dengan cahaya ultra violet melalui film positif ke atas bingkai cetak yang sebelumnya telah di beri emulsi peka cahaya. Setelah penyinaran,

gambar

dikembangkan

dengan

mencuci

atau

menyemprot bingkai yang telah disinari tersebut dengan air biasa. Pencucian tersebut akan melarutkan emulsi yang tidak tersinari (karena terlindungi oleh film positif) membentuk gambar yang akan dicetak. Kelebihan cetak saring (sablon) adalah: -

Dapat mencetak di atas segala dasar benda padat seperti gelas, kaca, keramik, aluminium, plastik dan lain-lain;

-

Lapisan tinta dapat tebal;

-

Dapat mencetak dalam skala kecil.

Kekurangan cetak saring (sablon) adalah: -

Detail gambar sukar dicapai;

-

Kecepatan rendah (tergantung teknologi cetak saring yang di gunakan); 

-

Perlu pengeringan agak lama, karena tinta tebal.

55

Gambar 3.22. Peralatan sablon manual

5.

Rotogravure

Gambar 3.23. Mesin Rotogravure Teknik

cetak

ini

menghasilkan

kualitas

yang

sangat

baik/sempurna. Banyak digunakan untuk mencetak pada Flexible packaging seperti kemasan permen, snack, aluminium foil. Biasanya untuk pemesanan dengan jumlah besar. Kelebihan teknik cetak rotogravure adalah: -

Kualitas cetak yang excellent;

-

Sangat efisien untuk order yang besar;

56

-

Speednya paling tinggi, bisa mencapai 300m/menit;

-

Cylinder platenya sangat kuat dan tahan lama karena dilapisi chrome.

Kekurangan teknik cetak rotogravure adalah: -

Biayanya yang mahal untuk order dengan jumlah kecil;

-

Kualitas kurang bagus untuk artwork dengan garis tipis-tipis dan ukuran font yang kecil;

6.

Menggunakan toluene untuk mixing tinta.

Flexografi Teknik cetak flexografi banyak diaplikasikan pada Label/Karton Box/Display Box. Kualitas hasil cetaknya tergolong baik hingga sangat baik. Jumlah order yang biasa ditangani dengan flexografi adalah jumlah sedang dan banyak variasi SKU.

Gambar 3.24. Mesin Flexografi Kelebihan dari flexografi adalah: -

Kualitas cetaknya sudah mendekati offset;

-

Satu-satunya mesin yang memiliki kombinasi printing paling banyak;

57

-

Sangat baik mencetak di material dengan permukaan yang kasar atau tidak rata;

-

Change over yang lebih praktis dan cepat.

Kekurangan dari flexografi adalah: -

Untuk raster halus tinta suka bermasalah terutama yang gradasi;

G.

-

Lubang di plate suka kemasukan kotoran/debu;

-

Plate tidak tahan lama;

-

Tidak praktis melakukan penyesuaian warna di mesin.

Label Label pangan merupakan sarana informasi dari produsen kepada konsumen mengenai identitas dan kondisi suatu pangan olahan dari produsen pangan kepada konsumen. Melalui label, konsumen dapat mengetahui jenis pangan, bahan-bahan yang digunakan, kuantitas (isi bersih atau berat bersih), kandungan gizi, nama produsen dan tempat produksi serta informasi lainnya. Label dapat menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam memutuskan apakah suatu pangan olahan akan dikonsumsi atau tidak. Oleh karena itu, pelabelan mempunyai peranan penting, baik bagi produsen dalam melakukan pemasaran, maupun konsumen dalam memilih dan mengonsumsi suatu pangan olahan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang

58

disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Label harus terbuat dari bahan yang tidak mudah luntur atau rusak, dan melekat kuat sehingga tidak mudah lepas dari kemasannya. Hal ini penting diperhatikan untuk memastikan bahwa label tersebut akan tetap utuh (tidak rusak) hingga pangan akan dikonsumsi. Dari sisi keamanan, perlu dipastikan bahwa label yang digunakan tidak mencemari pangan, baik oleh bahan dasar label maupun bahan-bahan yang melekat pada label seperti tinta, lem, cat/pewarna. Label terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu bagian utama dan bagian lain. Bagian utama label merupakan bagian dari label yang memuat keterangan paling penting untuk diketahui oleh konsumen yang terletak pada sisi kemasan yang paling mudah dilihat, diamati dan atau dibaca oleh masyarakat pada umumnya. Keterangan yang wajib dicantumkan pada bagian utama label adalah: a) Nama jenis/nama produk, dan bila ada nama dagang. b) Berat bersih atau isi bersih. c) Nama dan alamat produsen. Sedangkan bagian lain dapat memuat: a) Nomor pendaftaran b) Daftar bahan/komposisi c) Keterangan kadaluwarsa d) Tanggal dan kode produksi

59

e) Tulisan “Halal” f) Asal-usul bahan pangan tertentu Keterangan yang wajib dicantumkan: Setiap keterangan yang dicantumkan pada label harus benar dan tidak menyesatkan, sehingga konsumen mempunyai persepsi/pemahaman yang benar terhadap pangan yang akan dikonsumsinya. Setiap label harus memuat keterangan mengenai: 1.

Nama jenis atau nama produk Contoh: Kembang Gula/Permen, Keripik Pisang, Biskuit Coklat. Nama jenis atau nama produk merupakan identitas mengenai pangan olahan yang terkait dengan karakteristik produk sehingga menunjukkan sifat dan atau keadaan yang sebenarnya dari suatu produk. Selain nama jenis, pada label dapat pula dicantumkan nama dagang atau merek yaitu tanda berupa gambar, nama, kata, hurufhuruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsurunsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan peredaran pangan. Nama dagang atau merek yang tidak boleh digunakan pada label antara lain karena: a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum, contoh yang tidak diperbolehkan: KABAH;

60

b. Tidak

memiliki

daya

pembeda,

contoh

yang

tidak

diperbolehkan: nama dagang hanya berupa garis, tanda seru, tanda Tanya; c. Telah menjadi milik umum, contoh yang tidak diperbolehkan: MONAS; d. Merupakan jenis pangan yang bersangkutan, contoh yang tidak diperbolehkan: 

merek ‘KOPI’ untuk produk kopi;



merek ‘AIR’ untuk produk air minum dalam kemasan;

e.

Menggunakan kata sifat yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi penafsiran terhadap pangan. Contoh yang tidak diperbolehkan: ‘SUCI’, ‘HALAL’

f.

Merupakan

nama dagang yang telah mempunyai

sertifikat merek untuk pangan olahan sejenis atas nama orang atau badan usaha lain. 2. Daftar bahan atau komposisi yang digunakan Contoh: Komposisi: tapioka, minyak kelapa sawit, bawang putih, garam, bubuk cabe, perisa ayam, penguat rasa mononatrium glutamat Seluruh bahan yang digunakan dalam memproduksi suatu pangan olahan wajib dicantumkan pada label sebagai daftar bahan yang digunakan atau komposisi.

61

Pencantumannya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Menggunakan nama lazim yang lengkap dan tidak berupa singkatan. b. Dicantumkan secara lengkap dan berurutan mulai dari jumlah terbanyak, kecuali untuk bahan tambahan pangan (BTP) ikutan (carry over), vitamin, mineral dan zat penambah gizi lainnya. c. Jika menggunakan BTP, maka harus dicantumkan: Nama golongan. Khusus untuk pemanis buatan, antioksidan, pengawet, penguat rasa, dan pewarna, selain harus mencantumkan nama golongan juga harus mencantumkan nama jenis BTP. Khusus untuk pewarna, selain harus mencantumkan nama golongan dan nama jenis BTP, juga harus mencantumkan nomor indeks (CI…) jika pewarna tersebut mempunyai nomor indeks. Contoh : Pewarna Tartrazin CI 19140. Khusus untuk perisa, selain harus mencantumkan nama golongan, juga sekurang-kurangnya harus mencantumkan pula nama kelompok perisa (alami, identik alami dan artifisial). Jika menggunakan bahan yang mengandung BTP ikutan (carry

over)

golongan

pemanis

buatan,

pengawet,

62

antioksidan, pewarna dan penguat rasa, maka BTP ikutan tersebut

harus

dicantumkan

setelah

bahan

yang

mengandung BTP tersebut. Contoh: “Komposisi : ….., kecap (mengandung pengawet natrium benzoat), ….” d. Jika menggunakan air sebagai salah satu bahan yang digunakan atau ditambahkan dalam pembuatan pangan, maka ‘air’ harus dicantumkan pada daftar bahan, kecuali air tersebut mengalami penguapan seluruhnya selama proses pengolahan. e. Jika menggunakan bahan tertentu seperti lemak/minyak, protein, ekstrak dan bahan yang berasal dari nabati atau hewani, harus dicantumkan nama jenis dan asal komponen tersebut. Contoh: “pengemulsi lesitin kedelai”, “pemantap nabati”, “minyak nabati”. f. Mencantumkan persentase kandungan sari buah dan atau sari sayur pada minuman yang mengandung sari buah dan atau sari sayur, dengan ketentuan: Pernyataan persentase (%) sari buah dan sari sayur dapat dicantumkan

berdekatan

dengan

nama

jenis

dan

menggunakan huruf yang tidak lebih kecil dari nama jenis pangan olahan. Contoh: ”_____% sari buah ....“,“_____% sari sayur ...“, atau ”_____% sari buah dan sari sayur”.

63

Minuman yang mengandung kurang dari 10% sari buah tidak boleh mencantumkan pernyataan nama jenis sebagai sari buah maupun persentase (%) sari buah pada nama jenis melainkan pada daftar bahan atau komposisi. 3. Berat bersih atau isi bersih Contoh: Isi Bersih: 200 mL; Berat Bersih: 75 g Berat bersih atau isi bersih adalah pernyataan pada label yang memberikan keterangan mengenai kuantitas atau jumlah pangan olahan yang terdapat di dalam kemasan atau wadah. Persyaratan pencantuman berat bersih atau isi bersih yaitu : a. pangan padat seperti keripik, kerupuk, kembang gula dinyatakan dengan berat bersih; b. pangan cair seperti sirup, limun, minuman teh, dinyatakan dengan isi bersih. c. pangan semi padat seperti saos tomat, selai, jelly dinyatakan dengan berat bersih atau isi bersih; Penulisan satuan berat bersih atau isi bersih pada label harus dalam satuan metrik. Berikut adalah contoh penulisan satuan berat bersih atau isi bersih: a. padat : gram (g), kilogram (kg) b. cair : mililiter (mL), liter (L) c. semi padat : gram (g) atau mililiter (mL).

64

Penulisan untuk menerangkan bentuk butiran atau bijian adalah seperti contoh berikut: ”Berat bersih: 1 gram (Isi 5 butir @ 200 mg)” ”Berat bersih: 1 gram (5 butir @ 200 mg)” Untuk produk yang mengandung padatan dalam medium cair, seperti koktil, maka wajib dicantumkan bobot tuntas. Bobot tuntas atau berat tuntas adalah ukuran berat untuk pangan padat yang menggunakan medium cair dihitung dengan cara pengurangan berat bersih dengan berat medium cair. 4. Nama dan alamat produsen Contoh: PT. Ulya Sari Barokah Bekasi – 12345. Indonesia Nama dan alamat produsen harus dicantumkan secara jelas. Alamat perusahaan paling sedikit mencantumkan: a. nama kota, b. kode pos dan c. Indonesia, kecuali jika nama dan alamat perusahaan tersebut tidak terdaftar pada direktori kota atau buku telepon tempat perusahaan tersebut berdomisili, maka harus mencantumkan alamat perusahaan secara jelas dan lengkap. 5. "Halal” bagi yang dipersyaratkan

65

Contoh: diperbolehkan untuk yang sudah mempunyai sertifikat “Halal” dari LPOM MUI dan mendapat ijin pencantuman tulisan “Halal” pada label pangan dari Badan POM. 6. Tanggal produksi dan/atau kode produksi Kode Produksi memberikan penjelasan mengenai riwayat suatu produksi pangan olahan yang diproses pada kondisi dan waktu

yang

sama.

Kode produksi dapat dicantumkan dalam bentuk nomor bets, dapat disertai dengan atau berupa tanggal produksi. (tanggal, bulan tahun dimana pangan olahan tersebut diproduksi). Contoh: Tanggal produksi/Kode produksi: 200314S 7. Keterangan kadaluwarsa Didahului tulisan “baik digunakan sebelum”. Yang daya simpannya sampai dengan 3 (tiga) bulan dinyatakan dalam tanggal, bulan dan tahun. Yang daya simpannya lebih dari 3 (tiga) bulan dinyatakan dalam bulan dan tahun. Jika sangat dipengaruhi oleh cara penyimpanan, maka petunjuk/cara penyimpanan harus dicantumkan pada label, dan berdekatan dengan keterangan kadaluwarsa. Tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal kadaluwarsa untuk minuman beralkohol jenis anggur (wine); minuman yang mengandung alkohol lebih dari 10 (sepuluh) persen; Cuka; Gula (sukrosa); dan Roti dan kue yang mempunyai masa

66

simpan kurang dari atau sama dengan 24 (dua puluh empat) jam. Namun tetap mencantumkan tanggal produksi. Contoh: a. Untuk pangan yang masa simpannya kurang dari 3 bulan ‘Baik digunakan sebelum 5 Agustus 2015’. b. Untuk pangan yang masa simpannya lebih dari 3 bulan ‘Baik digunakan sebelum Desember 2015’. 8. Nomor pendaftaran/ no ijin edar Nomor pendaftaran merupakan kode yang diberikan oleh Badan

POM

atau

Bupati/walikota

(Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota) untuk pangan olahan yang telah dilakukan penilaian keamanan, mutu dan gizi serta label pangan dalam rangka peredaran pangan. Nomor pendaftaran pangan yang dicantumkan pada label ada 2 jenis yaitu : a. Untuk produk MD sesuai dengan nomor pendaftaran pangan yang tercantum pada Surat Persetujuan Pendaftaran yang dikeluarkan oleh Badan POM. Contoh: BPOM RI MD 123456789012 (12 digit angka). b. Untuk pangan olahan produksi IRTP sesuai dengan nomor P-IRT

yang

dikeluarkan

oleh

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota. Contoh: P-IRT No 1234567890123–45 (15 digit angka). 9. Asal usul bahan pangan tertentu Contoh: Komposisi : “Tepung terigu, gula, telur, margarin, air, coklat, protein kedelai, ...”

67

10. Keterangan lain lain Beberapa keterangan lain-lain juga harus dicantumkan dalam label. Seperti : a. Pangan Irradiasi, harus dicantumkan tulian “Pangan Irradiasi” dan logo khusus pangan irradiasi

Gambar 3.25. Logo pangan irradiasi b. Pangan organik : Pangan yang telah memenuhi persyaratan pangan organik, dapat mencantumkan tulisan ”organik” dan logo organik Indonesia pada label.

Gambar 3.26. Logo Organik Indonesia 11. Peringatan a.

Makanan olahan yang mengandung bahan yang berasal dari

babi

harus

mencantumkan

“tulisan

”MENGANDUNG BABI” dan gambar babi berwarna

68

merah dalam kotak berwarna merah di atas dasar putih

3.27. Logo Pangan Mengandung Babi b. MinumanGambar Beralkohol Mencantumkan : -

”MINUMAN BERALKOHOL” dan nama jenis sesuai kategori pangan, atau golongan (A / B / C)

-

”DIBAWAH UMUR 21 TAHUN ATAU WANITA HAMIL DILARANG MINUM”

-

”Mengandung Alkohol + … % v/v”

c. Pangan

Olahan

yang

Mengandung

Alkohol

wajib

mencantumkan kadar alkohol dalam persentase 12. Lain-lain Apabila diperlukan, pada label dapat dicantumkan petunjuk penyiapan dan/atau petunjuk penggunaan, petunjuk penyimpanan, petunjuk/saran penyajian, dan keterangan tentang peruntukan. 13. Yang tidak boleh dicantumkan dalam kemasan. a.

Pernyataan atau keterangan yang tidak benar;

b.

Pernyataan atau keterangan yang menyesatkan;

c.

Pernyataan bahwa pangan olahan dapat menyehatkan;

69

d.

Pangan olahan yang dapat berfungsi sebagai obat;

e.

Nama, logo atau identitas lembaga yang melakukan analisis tentang

pangan

olahan.

H. MEREK Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

Merek merupakan “suatu tanda pembeda” atas barang atau jasa bagi satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Sebagai tanda pembeda maka merek dalam satu klasifikasi barang/jasa tidak boleh memiliki persamaan antara satu dan lainnya baik pada keseluruhan maupun pada pokoknya.

Pengertian persamaan pada keseluruhannya yaitu apabila mempunyai persamaan dalam hal asal, sifat, cara pembuatan dan tujuan pemakaiannya.

Pengertian persamaan pada pokoknya yaitu apabila memiliki persamaan pada persamaan bentuk, persamaan cara penempatan, persamaan bentuk dan

cara

penempatan,

persamaan

bunyi

ucapan.

Merek atas barang lazim disebut sebagai merek dagang adalah merek yang digunakan/ditempelkan pada barang yang diperdagangkan oleh

70

seseorang

Merek

atau

jasa

beberapa

adalah

merek

orang

yang

,

atau

digunakan

badan

pada

hukum.

jasa

yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang atau badan hukum.

Merek sebagai tanda pembeda dapat berupa nama, kata, gambar, hurufhuruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut.

Pemegang/pemilik Hak Merek yaitu : orang (persero), beberapa orang (pemilik bersama), Badan Hukum yang telah mendapatkan Hak atas Merek

yang

disebut

dengan

Merek

Terdaftar.

Tanda yang tidak boleh dijadikan Merek adalah sebagai berikut: -

Tanda yang tidak memiliki daya pembeda, misalnya hanya sepotong garis, garis yang sangat rumit atau kusut;

-

Tanda yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum, misalnya gambar porno atau menyinggung perasaan keagamaan;

-

Tanda berupa keterangan barang, misalnya merek “kacang” untuk produk kacang;

-

Tanda yang telah menjadi milik umum, misalnya tanda lalu lintas;

-

Kata-kata umum, misalnya kata rumah, kota dan sebagainya.

Hak atas Merek adalah Hak Eksklusif yang diberikan negara kepada “Pemilik Merek Yang Terdaftar” dalam daftar umum Merek untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri Merek tersebut atau

71

memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersamasama, atau Badan Hukum untuk menggunakannya. Perlindungan atas Merek Terdaftar yaitu adanya Kepastian Hukum atas Merek Terdaftar baik untuk digunakan, diperpanjang, dialihkan dan dihapuskan. Sebagai alat bukti bila terjadi sengketa pelanggaran atas Merek Terdaftar.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah RI No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga. Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta: Prenhallindo. Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia. Simamora, Bilson. 2007. Panduan Riset dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia. Louw, A. & Kimber, M. 2007. The Power of Packaging, The Customer Equity Company.

72

http://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuandan-jenis-kemasan.html https://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-bundling/ https://www.kompasiana.com/catur_triwibowo/mengenal-enamelsebagai-pelindung-bahaya-pada-kalengkemasan_5500e4aaa33311376f512798 http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertianpermeabilitas/ https://id.wikipedia.org/wiki/Pembentukan_termal https://id.wikipedia.org/wiki/Termoplastik https://id.wikipedia.org/wiki/Kekuatan_tarik https://id.wikipedia.org/wiki/Inert

73

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF