Discourse and Culture Kelompok 9

November 28, 2018 | Author: Andi Hallang Lewa | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Discourse and Culture Kelompok 9...

Description

Discourse and Culture Adiprana Yogatama Citra Suryanovika Elionora H.K. Koem Hetty Catur Ellyawati

Outline: Kompe ompete tennsi Disc Discou ourrse Disc Discou ours rse e ana analy lysi siss dala dalam m prag pragmat matic icss Coherence Back Backgr grou ounnd Kn Knowle owled dge Cultu ltural Sc Schemata Cros Crosss-Cu Cult ltur ural al Prag Pragma mati tics cs Pragmatics Ac Accent Con Contras trasti tive ve Pr Pragma agmati tics cs Inte Interl rlan angu guag age e Pra Pragm gmat atic icss

Kompetensi Discourse Kohesi Reference (anaphora, cataphora) Substitution/ellipses Konjungsi Lexical chains (related to content schemata), parallel structure DEIXIS Personal (pronouns) Spatial (here, there; this, that ) then, bef ore, after ) Temporal (now , then i ng chart; exampl e abov  abov e) Textual (the f ollow  ollow i  ng  chart; the exampl 

Kompetensi Discourse KOHERENSI content sc schemata Thema Themati tiza zatio tion n and and stagin staging g (penge (pengemb mban anga gan n th them emeerheme) Mana Manage geme men n inf infor orma masi si lama lama dan dan baru baru Proposi Propositio tional nal structu structures res dan organiz organizati ationa onall sequenc sequences es tempora temporal,l, spatia spatial,l, cause cause-eff -effec ect, t, conditio condition-r n-res esult, ult, etc. etc. Tempo Tempora rall continu continuit ity/ y/sh shif iftt (seque (sequenc ncee dalam dalam tense tenses) s) GENRE/GENERIC STRUCTURE (schemata formal) narrat narrative ive,, in inter tervie view, w, servi service ce encou encounter nter,re ,resea searc rch h repor report, t, sermon, etc.

Kompetensi Discourse CONVERSATIONAL STRUCTURE (sistem turn-taking dalam percakapan namun mungkin juga terdapat dalam bermacam-macam bermacam-macam oral genre lainnya) : Mena Menamp mpil ilka kan n ope openi ning ng d dan an reo reope peni ning ngss Pembu embuka kaan an dan dan per perga gant ntia ian n Baga Bagaim iman anaa meng mengen enda dali likkan fo foru rum m Tata Tataccara ara meng mengin inte teru rups psii Adjacency pairs dl l

Discourse in Pragmatics Disc Discou ours rsee dala dalam m ling lingui uist stik ik  memilih, merangkai, dan menyusun kata, struktur dan ujaran pada bahasa tulis maupun lisan (CelceMurcia et al. 1995:13). Disc Disco ourse urse dal dalam pra prag gmati matikk  eksplorasi apa yang ada dalam pikiran (maksud) penutur atau penulis (Yule, 1996:84)

Koherensi (Coherence) Pengurutan Li Linear (L (Linear Or Ordering) - Koherensi kondisional  - Koherensi fungsional  Kelazima iman/ke /kebiasaan dan Pengetah tahuan (Familiarity and Knowledge) Knowledge)

 Pengurutan Linear (Linear  Ordering) Hubungan

antara proposisi yang satu dengan lainnya bisa dilihat dari fakta-fakta yang terdiri dari keadaan, tindakan atau kejadian-kejadian yang kondisional atau hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, tugas kognitif penulis atau pembicara untuk merepresentasikan hubungan hubungan antara fakta-fakta dalam suatu wacana dan mengekspresikan wacana wacana tersebut dalam katakata, frase-frase, atau kalimat-kalimat dalam pengurutan yang linear sehingga memudahkan pembaca atau pendengar dalam memaknai wacana dengan benar dan tepat. (van Dijk, 1985)

Waca Wacan na bukan kan ha hanya se sekump kumpu ulan ka kata-k ta-ka ata, ta, frase, atau kalimat tetapi merupakan rangkaian yang teratur, seperti runtutan episode. Buka Bukan n pula pula hany hanya a peng pengur urut utan an dari dari prop propos osis isiiproposisi dalam suatu wacana yang dibatasi oleh aturan-aturan tetapi isinya, yakni arti-arti konseptual dan referensinya tunduk pada prinsipprinsip atau aturan tertentu.  Artinya rangkaian proposisi dari suatu wacana harus memenuhi berbagai kondisi yang disebut koherensi. Contoh: (1) a. They have a big house on the hill. b. It has at least 10 rooms. (2) a. This morning I had a toothache. b. I went to dentist. (3) a. We went to t o an expensive restaurant. b. John ordered trout with almond.

Dalam Dalam conto contoh h waca wacana na (1) (1) kita kita melih melihat at bahw bahwa a kalimat ini memiliki m emiliki µlinear ordering¶ (pengurutan (pengurutan yang linear) dan dapat disimpulkan pula bahwa obyek harus diperkenalkan lebih dulu. Mungkin akan menjadi lucu bila kalimatnya dibalik: ³It  has at  least  10 rooms. They have a big house on t he he hill´.

Umumny Umumnya a apa apa yan yang g perta pertama ma kali kali ditemu ditemukan kan akan pertama kali disebutkan, seperti dalam contoh berikut: able in t he he corne corner. r. There There was was a ³There was a t able large vase on i t t ´. ´.

herensi - K oheren

k ond  isi ona ond isi  onal  adalah jika

sebuah wacana bisa menunjukan rangkaian fakta-fakta terkait secara kondisional, seperti penyebab penyebab dan konsekuensi. - K oheren herensi

fu ng  ng si  si ona onal  adalah jika sebuah

wacana memiliki proposisi yang berfungsi sebagai sebuah spesifikasi, penjelasan, contoh, perbandingan, kontras/perbedaan atau generalisasi yang berkenaan dengan proposisi terdahulu (van Dijk, 1985).

Cont Contoh oh:: pad pada a wac wacan ana a (1), (1), (2) (2),, (3) (3) Bila kita menempatkan (membalik) kalimat kedua dalam posisi pertama, kita akan memperoleh arti yang berbeda, dimana sakit gigi (2a) tidak lagi menjadi alasan untuk sebuah tindakan (2b), tetapi akan menjadi sebuah kalimat penjelasan atau sebuah deskripsi dari rangkaian kejadian. Demikian pula dengan wacana pada contoh (3). Wacana (2) dan (3) koheren secara kondisional sedangkan wacana (1) koheren secara fungsional.

Kelaziman/kebiasaan dan Pengetahuan (Familiarity and Knowledge) Perny Pernyata ataan an Geo George rge Yule Yule (19 (1996 96)) ten tenta tang ng akan at au au di t tulis u   lis koherensi bahwa apa yang dika t akan akan membuat  ar t ti  dalam ist ilah ilah pengalaman normal  t en ent ang ang banyak hal. Pengalaman normal  i t tu   akan diint erpre erpret asikan asikan secara lokal oleh set iap iap individu dan selanjut nya nya akan t erika erikat  pada yang lazim at au au yang disangkakan/diharapkan.

Contoh: a. Plant Sale b. Garage Sale

Pada Pada cont contoh oh di ata atas s wal walau aupu pun n kedu kedua a kalimat ini memiliki struktur yang yang identik, tetapi keduanya akan diinterpretasikan secara berbeda. Pada Pada kal kalim imat at (a) (a) bera berarti rti sese seseor oran ang g akan akan menjual tanaman, teta tetapi pi dala dalam m kalim kalimat at (b) (b) tida tidak k bera berart rtii seseorang akan menjual garasinya, melainkan  akan menjual rumah beserta seluruh isinya isinya mulai dari garasinya sesuai dengan beberapa kebiasaan atau kelaziman kehidupan di pinggiran kota.

Contoh lain: Dalam sebuah topik surat kabar ditulis: ³A man robs Hotel with Sandwich´ Interpretasi yang muncul dalam wacana di atas bahwa laki-laki itu memiliki µsandwich¶ (mungkin di dalam tasnya) yang digunakan seolah-olah sebuah pistol, atau bisa saja kita membuat interpretasi berbeda bahwa laki-laki itu sedang makan sandwich pada waktu merampok hotel. Tetapi kemudian setelah membaca keseluruhan artikel tersebut pada akhirnya kita memperoleh makna sesungguhnya dari topik tersebut.

Background Knowledge A Schema ³ A  A pre-existing knowledge structure in memory´. Kemampuan menafsirkan secara otomatis tentang sesuatu tak tertulis dan tak terucap, berdasarkan dari susunan pengetahuan yang telah ada sebelumnya sebelumnya

A Frame ³a fixed and static pattern to schema. It shared by everyone within a social group would be something like a prototypical version´. unsur asumsi dalam F rame rame pada umumnya tidak dinyatakan dinyatakan secara jelas. Dalam hal ini, pembaca menggunakan pengetahuan sebelumnya sebelumnya untuk menafsirkan sesuatu yang tidak disebutkan didalam text. Contoh: Contoh: Apartment Apartment for rent. $500. 763 - 6683

A Script ³A pre-existing knowledge structure involving event sequences´. Script digunakan untuk membangun interpretasi (penafsiran) tentang apa yang terjadi. cript  adalah menyederhanakan Konsep S crip cara untuk mengetahui beberapa rangkaian tindakan yang yang diharapkan dalam suatu kejadian.

Cultural Schemata  ural schema t a Kita ita meng engemba embang ngk kan cul t tural dalam konteks pengalaman dasar kita yang berhubungan dengan culture/budaya kita. Contoh : You have five days off. What are you going to do? Kalimat di atas ditanyakan saat liburan Paskah oleh seorang Australia pada seorang pekerja asal Vietnam yang bekerja di Australia.

Orang Vietnam :  ³five days off´ = being laid off = diberhentikan sementara  ³what are you going to do?´  apa rencana selanjutnya selanjutnya (mau (mau bekerja dimana lagi?)

C ul  ul t tural  u chemat a   ral S chema

Orang Australia:  ³five days off´ = libur Paskah 5 hari  ³what are you going to do?´  punya rencana apa, ex: berlibur/bepergian kemana?

C ul  ul t tural  u chemat a   ral S chema

Cross-Cultural Pragmatics Studi tentang perbedaan persepsi/ekspektasi dalam komunitas yang yang berbeda didasarkan pada bagaimana maksud tuturan tersebut dibuat/dikonstruksi (Yule, (Yule, 1996:87) Perb Perbed edaa aan n pers persep epsi si/e /eks kspe pekt ktas asii  perbedaan komunitas/budaya komunitas/budaya  dapat menimbulkan kesalahpahaman kesalahpahaman jika tidak dikomunikasikan.



Contoh dalam speech act: Sapaan (Greeting), ex:

- Masy. Masy. Inggris Inggris : ³Can ³Can I help help you? you?´´ - Masy. Masy. Cina : ³You ³You shen me shi shi ma?´ (what is your problem?) - Masy Masy.. Ameri Amerika ka : ³How are you doing?´



fatik

Permintaan ( Request), ex:

- Masy. Masy. Inggris: ³Can you you pass the salt, please?´ please?´ ³What time is it?´ cenderung / terbiasa menggunakan pertanyaan untuk menya m enyampaikan mpaikan request .

Permintaan Maaf (Apology), ex: Penutur

Inggris biasa mengucapkan ³sorry´ & ³excuse me´, yg bisa juga untuk mengekspresikan simpati. Penutur Jepang menggunakan ³sumimasen´ (excuse me) pada beberapa kesempatan, bahkan saat memberikan hadiah & undangan. Penutur Taiwan, seorang waiter, mengucapkan ³I am sorry´ setiap akan menyajikan hidangan. - Penutu Penuturr baha bahasa sa lain lain akan akan meras merasa a terg tergan angg ggu u jika tidak memahami mem ahami kebiasaan-kebiasaan kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Percakapan Telepon, ex:

- di Ame Amerika rika  memverifikasi/mengecek nomor telp tujuan - di Pra Pran ncis cis  statement bernada apology untuk mengawali pembicaraan - di Je Jerman man  penelepon akan mengatakan identitasnya terlebih dahulu tanpa ditanya. Pujian, ex: - Masy. Amerika biasa menyampaikan pujian

pada sesuatu yg baru  ³What a wonderful new dress´ atau pada masakan  ³It¶s a great meal´

 Pragmatic Accent  merup merupak akan an asp aspek ek dal dalam am perca percaka kapa pan n yang yang mengindikasikan apa yg sebenarnya ingin dikomunikasikan tetapi tidak dikatakan/diucapkan. bersif rsifa at ind indire irectn ctness  implikatur  Misal: dalam sebuah tes si A bertanya pada si B: ³Kamu

punya bolpen lain?´

indikasinya indikasinya A bermaksud meminjam bolpen B karena mungkin bolpennya macet/habis tintanya saat ujian tersebut. 

Contrastive Pragmatics meru merupa paka kan n kaj kajia ian n seca secara ra bud buday aya a yg membahas tentang perbedaan cara penggunaan bahasa bahasa dalam berkomunikasi (Yule, 1996:88) Misa Misal: l: ³Kaj ³Kajia ian n menge mengena naii alasa alasan n utam utama a L2 errors (pada second language learner) adalah karena adanya interference dari L1-nya L1-nya (first language/bahasa ibunya)´ ibunya)´

nterlanguage Pragmatics I nterlanguage adalah adalah kajian kajian tentan tentang g bagaim bagaimana ana seoran seorang g bukan penutur asli suatu bahasa (nonnative speaker) berkomunikasi dengan bahasa kedua (L2). Dala Dalam m Tros Trosbo borg rg (19 (1993 93:5 :52) 2) dika dikata taka kan n bahwa : ³Learners in this process follow a developmental route that is largely uninfluenced by by such factors as the learner¶s age and L1 background, the context in which learning takes place, etc.

 Referensi Trosbo Trosborg, rg, Anna. Anna. 193 1937. 7. ³Int ³Interl erlan angu guag age e Pragmat Pragmatics; ics; requests, complaints and apologies´.Berlin: apologies´.Berlin: Mouton de Gruyter  Hwang, C. Caroline. ³Pragmatic Convention and Inter Cultural Competence´. National Taipei University of Technology, Taiwan. (An article) Dijk, jk, Van. 1985. ³ Handbook andbook of Discourse  Analysis´. Yule, Yule, George George.. 199 1996. 6.´Pr ´Prag agmati matics´. cs´. New York: York: Oxford.

T he he End!

hank ank you you very very much! muc much! h! T hank Adiprana Yogatama Citra Suryanovika Elionora H.K. Koem Hetty Catur Ellyawati

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF