Dilema Etik Dalam Keperawatan
February 22, 2019 | Author: Nurhanida Assyfa | Category: N/A
Short Description
Dilema etik...
Description
DILEMA ETIK DALAM KEPERAWATAN ATI NURAENI
Etik Etik adalah cara bagaimana seseorang menetapkan norma atau standar kehidupan seseorang dan yang seharusnaya dilakukan (Mandla, Boyle dan O’Donohoe. 1994). 1994). Dilema Etik Dilema Etik adalah suatu masalah yang melibatkan masalah dua atau lebih landasan moral atau tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya.
PRINSIP ETIK DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
Sebagaimana yang tercermin dalam model pengambilan keputusan, prinsip-prinsip etika yang relevan harus dipertimbangkan ketika dilema etik muncul. Terdapat beberapa prinsip-prinsip etik yang terkait dalam pengaturan perawata tan n kritis, prinsip-prinsip ini dim di mak akssud udka kan n unt ntuk uk me mem mber erik ikaan ho horm rmaat dan mar arta tab bat bagi semua yang terlibat dalam pengambialn keputusan.
PRINSIP ETIK 1.Menghargai otonomi (facilitate autonomy) Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup individu. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap pilihannya sendiri. Prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang mempunyai kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya sendiri. Permasalahan dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan RS, ekonomi, tersedianya informsi dan lain-lain (Priharjo, 1995). Contoh: Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa yang berhak mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan .
PRINSIP ETIK 2.Kebebasan (freedom (freedom)) Kebebasan: prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau paksaan pihak lain (Facione et all, 1991 ). 1991 ). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik. Contoh : Klien dan keluarga mempunya mempunyaii hak untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan yang diberikan.
PRINSIP ETIK 3.Kebenaran (Veracity)
truth
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987) didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Suatu kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun hubungan saling percaya dengan pasien. Perawat sering tidak memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien yang memang sakit parah. Namun dari hasil penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien ingin i ngin diberitahu tentang kondisinya secara jujur (Veatch, 1978). Contoh : Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku dimana klien dirawat.
PRINSIP ETIK 4.Keadilan (Justice) Hak
setiap orang untuk diperlakukan diperlakuk an sama (facione et all, 1991). 1991). Merupakan suatu prinsip
moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut beauchamp dan childress adalah mereka yang sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka. Ketika
seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut pri nsip ini harus
mendapatkan sumber-sumber yang besar pula, sebagai contoh: Tindakan keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai SAK
PRINSIP ETIK 5.Tidak Membahayakan (Nonmaleficence) ( Nonmaleficence)
Tindakan/ prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang lain.(Aiken, 2003). Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus dipasang side driil.
PRINSIP ETIK 6.Kemurahan Hati (Benefiecence)
Menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan dan merugikan/membahayakan dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain. Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain/pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam praktek keperawatan. keperawa tan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan dampak dampak yang merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah perawat bertanggung jawab atas atas semua cara yang yang menguntungkan menguntungkan pasien. pasien. Contoh: Setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan memperlakuka n klien dengan baik dan benar.
PRINSIP ETIK 7. Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab, memenuhi janji-janji.
Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian. Peduli kepada pasien merupakan salah satu dari prinsip ketataatan. Peduli pada pasien merupakan komponen paling penting dari praktek keperawatan, terutama pada pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991).
Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik, memberikan kenyamanan dan menunjukan kemampuan profesional
Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan s uatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari janji tersebut.
8. Kerahasiaa Kerahasiaan n Prinsip kerahasiaan adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga sunguh-sunguh sebab merupakan sesuatu yang privasi. 9. Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan standar pasti bahwa tindakan seseorang yang profesional harus dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
DILEMA ETIK
Pengertian Dilema Etika Keperawatan Pengertian dilema adalah pilihan sulit yang sama-sama tidak mengenakkan untuk dipilih.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia dilema adalah situasi sulit dimana seseorang harus menentukan pilihan antara dua pilihan atau kemungkinan yang sama-sama tidak menguntungkan atau tidak menyenangkan.
Menurut Gunz dan McCutcheon, McCutcheon , dilema etik adalah situasi di mana para pekerja profesional harus memilih antara dua pilihan atau lebih yang relevan, namun pilihan tersebut bertentangan secara arahan etika.
Menurut Thompson, Thompson, dilema etik adalah dilema dimana terdapat alternatif pilihan yang tidak memuaskan secara sebanding.
DILEMA ETIK
Dalam dilema etik tidak ada yang benar ataupun yang salah . Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional .
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatka melibatkan n dua atau lebih landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip
Pengertian dilema etik dalam keperawatan adalah dilema atas tindakan yang harus diputuskan oleh perawat dalam mengobati, merawat dan menangani kasus pasien dengan tidak mengesampingkan nilai yang dipegang oleh keluarga .
Contoh kasus dilema etik : Pasien terkena penyakit ganas stadium akhir dimana dia hidup mungkin tidak sampai 1 tahun lagi. Pihak keluarga melarang perawat memberitahu memberitahu si pasien padahal si pasien tersebut berhak untuk tahu.
DILEMA ETIK Menurut Arens dan Loebbecke, Loebbecke , dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus di buat. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan u/ menghadapi dilema: 1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan 2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta 3. Menentukan sikap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilema 4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema 5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative 6. Menetapkan tindakan yang tepat
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari menghindari rasionalisasi rasionalisasi perilaku etis al: 1. Semua orang melakukanny melakukannya, a, 2. Jika legal maka disana terdapat keetisan, 3. Kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya. Dilema Etik yang sering dlm keperawatan al: 1.Hubungan 1.Hub ungan perawa perawatt - klien Dilema yang sering muncul antara lain: a.Berkata jujur atau tidak Terkadang muncul masalah-masalah yang sulit untuk dikatakan kepada klien mengingat kondisi klien. Tetapi perawat harus mampu mengatakan kepada klien tentang masalah kesehatan klien. b. Kepercayaan klien: Rasa percaya harus dibina antara perawat dengan klien. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses penyembuhan klien.
c. Me Memb mbag agii pe perh rhat atia ian n Pe Pera rawa watt ju juga ga ha haru russ me memb mber erik ikan an pe perh rhat atia iann nnya ya kepada kep ada kli klien, en, tet tetap apii pe peraw rawat at har harus us mem memper perha hatik tikan an tin tingk gkat at keb kebutu utuhan han klie kl ien. n. Ke Kead adaa aan n da daru rura ratt ha haru russ di diut utam amak akan an te terl rleb ebih ih da dahu hulu lu.. Ti Tida dak k bo bole leh h mema me mand ndan ang g da dari ri si sisi si fa fakt ktor or ek ekon onom omii so sosi sial al,, su suku ku,, bu buda daya ya at atau aupu pun n agama. d. Pe Pemb mber eria ian n in info form rmas asii ke kepa pada da kl klie ien n , Pe Pera rawa watt be berp rper eran an me memb mber erik ikan an info in form rmas asii ke kepa pada da kl klie ien n ba baik ik it itu u te tent ntan ang g ke kese seha hata tan n kl klie ien, n, bi biay aya a peng pe ngob obat atan an da dan n ju juga ga ti tind ndak ak la lanj njut ut pe peng ngob obat atan an..
2.Hubung 2.Hu bungan an perawat perawat - dokt dokter er a.Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan Terjadi ketidaksetujuan tentang siapa yang berhak melakukan praktik pengobatan, apakah dokter atau perawat. b. Konflik peran perawat: perawat : Salah satu peran perawat adalah melakukan advokasi, membela kepentingan pasien. Saat ini keputusan pasien dipulangkan sangat tergantung kepada putusan dokter. Dengan keunikan pelayanan keperawatan, perawat berada dalam posisi untuk bisa menyatakan kapan pasien bisa pulang atau kapan pasien harus tetap tinggal.
5 faktor yang mempengaruhi terjadinya dilemma etik : etik : a.Kurangnya kerjasama untuk mempertahankan standar keperawatan b. Mengabaikan pasien dan keterlibatan keluarga serta kebulatan tekad d iri sendiri c. Tidak memberi kepercayaan dan mempertahankan keyakinan d. Kewajiban profesional dan tugas untuk diri sendiri e. Memperpanjang kehidupan vs. Mengakhiri kehidupan (Chaowalit, Suttharengsee, & Inthanont, 2001) Gold, Chambers, dan Dvorak Dv orak (1995) mengemukakan dilemma etik terbesar yang dialam i oleh 12 perawat yang bekerja untuk penyakit akut, jangka panjang dan perawat rumah dalam 4 kategori: a.Menyimpan informasi dan memberikan perhatian (veracity, kebulatan tekad diri) b. Keadilan dalam memberi perawatan (justice) c. Perbedaan antara bisnis, dan nilai profesional (beneficence, justice) d. Aturan yang rusak, dan pelaporan aturan yang rusak (veracity, kebulatan tekad diri)
Model Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan di utarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain: A. Silva (1990): a.Pengkajian dan pengumpulan data: 1) Perkembangan Perkembangan situasional 2) Pertimbangan tim kesehatan 3) Pertimbangan organisasi b. Identifikasi masalah :1) Pertibangan etika 2) Pertimbangan non-etika c. Mempertimbangkan kemungkinan tindakan :1) Pola pikir teologi 2) Pola pikir deontologi d. Keputusan dan seleksi tindakan :1) Kontribusi faktor-faktor i nternal dan kelompok 2) Kontribusi pada faktor-faktor eksternal 3) Kualitas keputusan dan tindakan e. Refleksi atas keputusan dan tindakan ti ndakan yang diambil: 1) Refleksi keputusan dan 2) Refleksi tindakan
Model Pemecahan Masalah B.Kozier & Erb (1989) Kerangka pemecahan dilem etik : 1).Mengembangkan data dasar 2).Mengidentifikasi 2).Mengide ntifikasi konflik yg terjadi berdasarkan situasi tersebut 3) Membuat tindakan alternatif ttg rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangk mempertimbangkan an hasil akhir atau konsekuensi tidakan 4).Menentukan 4).Menentuka n siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan siapa pengambi keputusan yang tepat 5).Mendefinisikan kewajiban perawat 6).Membuat keputusan
Masalah Etik yang sering terjadi dalam pelayanan kesehatan/keperawatan 1.Euthanasia Euthanasia berasal dari bahasa yunani euthanathos. Eu artinya baik atau tanpa penderitaan, sedangkan thanathos artinya mati atau kematian. a.Euthanasia aktif/euthanasia agresif( suatu tindakan disengaja yg menyebabkan klien meninggal: injeksi obat dosis letal....tindakan tsb melanggar hukum dan dinyatakan dalam KUHP pasal 338,339,345 dan 359. b.Euthanasia pasif: menghentikn pengobatan atau perawatan supportif yg mempertahankan hidup( antibiotik, nutrisi, cairan, respirator yg tidak diperlukan lagi) c.Euthanasia volunter(klien sukarela dan bebas memilih u/ meninggal) d.Euthanasia involunter(tindakan yg menyebabkan kematian dilakukan bukan atas persetujuan klien dan seringkali melanggar keinginan klien) Dengan demikian secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik.atau mati dengan baik tanpa penderitaan.
2.Transplantasi organ Apakah organ dapat diperjual belikan? Bagaimana hak donor u/ hidup sehat dan sempurna, apakah sipenerima berhak menerima organ orang lain, apakah yg mengoperasi sesuai kode etik profesi? Bagaiaman dengan organ yg sdh meninggal, apakah boleh diambil organnya ? Semua penelaahaan penelaahaan donor organ harus iteliti dengan kajian majelis eti yg terdiri dari para ahli di bid nya. 3.Determination of clinical death(perkiraan kematian klinis) Penentuan meninggalnya sesorang secara klinis. Menurut Rosdahl(1999) kriteria mati klinis(brain death): penghentian nafas nafas setelah berhentinya pernafasan artifisial selama 3 menit(inspirasi-ekspirasi); berhentinya denyut jantung, tdk ada ada respon verbal dan dan nonverbal nonverbal thd stimulus eksternal; hilangnya reflek(cephalic refleks0;pupil dilatasi,hilangnya fungsi seluruh otak yg bisa dibuktikan dngn EEG
4.Quality of life(kualitas dalam kehidupan) Siapa yg berhak memberikan tindakan keperawatan pada klien koma; siapa yg boleh memutuskan u/ menghentikan resusitasi; kalau ada dua klien yg membutuhkn satu alat siapa yg didahulukan; apabila klien kanker merasa gembira u/ tdk meneruskan pengobatan bagaimana sikap perawat, bila klien hrs segera amputas tetapi klien tdk sadar siapakah yg harus memutuskan.. 5.Ethical issues in treatment(isu masalah etik dalam tindakan keperawatan) Tindakan yg butuh biaya besar apakah tetap dilakukan meskipun klien tidak mampu atau tdk mau a.Klien menolak operasi, menolak NGT, menolak fototerapi b.DO obat TBC, DO kemotrapi c.Menunda pengobatan krn tdk ada donor atau klg menolak transplantasi ginjal, cangkok jantung.
CONTOH KASUS 1. Kasu Kasuss Hasan Hasan Kusuma Kusuma – Indonesia Sebuah permohonan untuk melakukan eutanasia pada tanggal 22 Oktober Oktober 2004 2004 telah diajukan oleh seorang suami bernama Hassan Kusuma karena tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama Agian Isna Nauli, 33 tahun, tergolek koma selama 2 bulan dan di samping itu ketidakmampuan untuk menanggung beban biaya perawatan merupakan suatu alasan pula. Permohonan untuk melakukan eutanasia ini diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pusat . Kasus ini merupakan salah satu contoh bentuk eutanasia yang di luar keinginan pasien. Permohonan ini akhirnya ditolak oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan setelah menjalani perawatan intensif maka kondisi terakhir pasien (7 Januari 2005) telah mengalami kemajuan dalam pemulihan kesehatannya.
LATIHAN PEMECAHAN DILEMA ETIK Sele Se lesa saik ikan an de deng ngan an ke kera rang ngka ka pe peme meca caha han n di dile lema ma et etik ik me menu nuru rutt Ko Kozi zier er & Er Erb) b) Ibu A, 65 tahun dirawat di RS dengan laserasi dan fraktur multipel akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Suaminya juga ada dalam kecelakaan terrsebut te te tettapi ia meni nin ngg gga al di RS yg sam ama a. Pa Pad da sa saa at kece cela lak kaan te terj rja adi, ib ibu u A yg mengendarai mobil. Saat di RS, ibu A terus menerus menanyakan suam su amin inya ya ke kepa pada da pe pera rawa watt yg me mera rawa watn tnya ya.. Do Dokt kter er be beda dah h su suda dah h me meng ngat atak akan an kepada perawat untuk tidak memberitahukan ibu A tentang kematian suaminya. Perawat tersebut tidak mengetahui alasan untuk tidak memberitahukan keadaan ini kepada klien dan ia bertanya kepada kepala ruan ru anga gan. n. Ke Kepa pala la ru ruan anga gan n me meng ngat atak akan an un untu tuk k ti tida dak k me memb mber erit itah ahu u kl klie ien n te tent ntan ang g kematian kema tian suam suaminya inya
Terimakasih
View more...
Comments