Diagnostik Dan Remediasi Kesulitan Belajar 17

Diagnose dan remediasi kesulitan belajar fisika 17: Bayangan cermin datar Leo Sutrisno

Cermin merupakan salah satu benda-benda di sekitar siswa yang telah dikenalnya sejak usia mereka masih balita. Kata ’cermin’ juga sudah l ama di akrabinya. Namun, ternyata hingga tingkat sekolah menengah atas pun masih ada sejumlah siswa yang mengalami miskonsepsi. Khusus pada cermin datar, ada anggapan bahwa cemin mengubah posisi kanankiri bayangannya. bayangannya. Selain iu ada juga pendapat pendapat yang mengatakan mengatakan semakin jauh dari cermin semakin luas bayangan yang terlihat. terlihat. Marilah kita bahas satu persatu. 1. Kana Kanann-kir -kirii berub berubah ah a. Diagnostik Dua orang siswa, Abi dan Abu, diminta berdiri berdiri di depan kelas kelas saling berhadapan. Mereka diminta memperagakan hubungan antara benda dan bayangannya yang dibentuk oleh sebuah cermin datar. Misalnya, Abi sebagai benda dan Abu sebagai bayangannya. Abi diminta menggerakan tangan tangan kanannya ke depan. Abu, sebagai bayangan Abi, harus menirukan gerakkan tangan kanan Abi. Ternyata, Abi menggerakkan tangan kanannya juga. Itu berarti, mereka menggunakan konsep k onsep kanan-kiri menurut persepsinya sendiri. Karena Abu menggerakkan tangan kanannya maka Abi menggerakkan tangan kanannya juga. Ternyata, karena saling berhadapan sebelah kanan mereka masing-masing itu berbeda posisinya terhadap kerangka acuan tertentu.

b. Remediasi Perhatikan Gambar 1. Sebuah tempayan berada di depan sebuah cermin datar beserta bayangannya. Lantai sebelah kanan tempayan menerima cahaya matahari. Dimana letak bayangan lantai tersebut? Ternyata, berada di sebelah kanan bayangan tempayan, bukan?.

Kenapa tidak kita katakan di sebelah kiri bayangan tempayan. Kita tidak dapat mengatakan sebelah kanan atau sebelah kiri dari bayangan tepayan karena kita tidak dapat menentukan bayangan tempayan (dan juga tenpayannya) menghadap ke mana. Yang jelas, bagian lantai yang menerima cahaya matahari berada di bagian kanan bidang gambar.

Gamba

2.

Semakin jauh semakin terlihat luas a. Diagnostik Seorang siswa disodori sebuah cermin datar kecil 5cm x 7cm. Ia disuruh melihat bayangannya sendiri. Ia mengatakan bahwa tidak dapat melihat bayangan seluruh tubuhnya. Padahal, ia ingin melihat bayangan sepatu barunya dan sekaligus juga melihat model potongan rambutnya  yang baru dua jam yang di gunting. Apa yang akan ia lakukan? Ia menggantungkan cermin itu di dinding dan kemudian mundur perlahanlahan menjauhi cermin. Ketika ditanya apa sebab ia mundur menjauhi cermin, ia berkata, ”Dengan menjauh dari cermin ia berharap pada suatu tempat ia berhasil melihat seluruh bayangan tubuhnya, dari kepala hingga kaki saya”. Apa yang terjadi? Harapan tidak terjadi. Ia tidak berhasil melihat seluruh bayangan tubuhnya. b. Remediasi

Lihat Gambar 2a. Sebuah anak panah (Ap) berdiri tegak di depan cermin datar *Cd). Bayangannya (Bv) sama besar (baca sama tinggi) dengan anak panah itu. Apa yang terlihat? Anak Anak panah (Ap) berdiri tegak di depan cermin (Cd) dan bayangannya (Bv) berada sama jauh dari cermin. Sebagian bayangan anah panah tidak terlihat oleh mata seseorang yang berdiri di depan cermin. Kalau anah panah itu dijauhkan dari cermin, tinggi bayangan tidak semakin pendek. Karena itu, bayangannya tetap saja tidak terlihat seluruhnya. Mengapa? Posisi mata orang yang melihat yang menentukan luas cakupan bayangan  yang dapat dilihat. Dalam posisi seperti pada gambar ini (2a) tidak mungkin dapat melihat seluruh bayangan anah panah. Tetapi, jika posisi mata itu digeser ke bawah maka ada kemungkinan ujung atas bayangan anak panah dapat terlihat. Kemungkinan lain agar dapat melihat seluruh bayangan adalah menambah tinggi cermin sehingga sudut pandang mata menjadi semakin besar. Lihat Gambar 2b. Inilah dua contoh miskonsepsi yang mendasar pada cermin datar. Tulisan edisi berkutnya akan dilanjutkan pada cermin yang lain. Sampai Jumpa!

X

Ap

X

B

Cd Gambar

X

Ap

X

Cd Gambar

B