Diagnosis Dan Tatalaksana Gastritis Erosiva

February 22, 2018 | Author: Shidiq Isma'il Diktara | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

tatalaksana gastritis erosifa...

Description

Diagnosis dan Tatalaksana Gastritis Erosiva 11 MAY 2016 on Internal Medicine Gasitris akut adalah istilah yang mencakup kondisi dengan spektrum yang luas, ditandai adanya keradangan pada mukosa gaster. Meskipun penyebab berbeda dapat dimanifestasi klinis sama, perbedaan tersebut dapat diketahui berdasarkan karakteristik histologi yang khas. Inflamasi dapat bersifat lokal (contoh: gastritis antral), ataupun melibatkan seluruh gaster (Pangastris). Gastritis merupakan salah satu keluhan terbanyak pasien datang ke dokter untuk mencari pertolongan. Di Negara barat istilah gastritis sering disebut dengan NUD (Non Ulser Dispepsia). Gastritis akut dapat dibagi 2 kategori yaitu; gastritis erosiva (contoh: erosi superfisial, erosi yang dalam, erosi hemoragik) dan gastritis non-erosiva yang umumnya disebabkan kuman Helicobacter pylori.

Algoritma Penatalaksanaan Gawat Darurat Pasien Dengan Gastritis Erosiva Akut

PENDEKATAN DIAGNOSIS GASTRITIS EROSIVA GAMBARAN KLINIS GASTRITIS EROSIVA Gambaran klinis gastritis erosiva bervariasi dari tanpa gejala/asimtomatis, anoreksia, nyeri epigastrium, mual, muntah, sampai perdarahan saluran cerna bagian atas ringan atau berat/masif. Gejala klinis yang berat bisa menyebabkan perdarahan yang fatal/mengancam jiwa terutama pada peminum alkohol. Gastritis erosiva biasanya asimtomatik. Gejala jika ada meliputi anoreksia, nyeri epigastrium, mual dan muntah. Tak ada korelasi yang baik antara gejala dan derajat kelainan yang ditemukan pada endoskopi. Manifestasi klinis terbanyak gastritis erosiva adalah pendarahan saluran cerna dalam bentuk hematemesis (muntah warna seperti kopi), atau aspirat darah pada pasien dengan nasogastrik tube, atau melena. Karena gastritis lesinya superfasial, jarang menimbulkan perdarahan yang mengganggu hemodinamik. Gastritis erosiva akut sering terjadi pada pasien yang minum obat non-steroid anti inflamasi. Anamnesis riwayat minum alkohol, kokain, perokok berat, penggunaan obat-obat yang berpotensi termasuk kemoterapi, stres (trauma, luka bakar, penyakit yang berat), olah ragawan dengan over training/kompetisi, riwayat pembedahan akut, radiasi dan intubasi nasogastrik tube merupakan faktor risiko/etiologi yang tidak boleh dilupakan pada pasien gastritis akut erosiva. Keluhan pokok Gastritis Erosiva: Baru minum bahan-bahan/riwayat kondisi yang berpotensi menimbulkan kelainan mukosa gaster/erosif: alkohol, NSAID, silsilat/aspirin, refluks ususlambung, sebelumnya mengalami penyakit berat, nyeri epigastrum, nyeri/panas di dada (hurtburn) atau dispepsia, anoreksi, neusea, vornitus, gejala/tanda bahaya (alarm simptom): hematemesis warna seperti kopi (tanah merah) atau/dan melena.

PEMERIKSAAN FISIK GASTRITIS EROSIVA Berbagai gejala utama untuk mendiagnosis gastritis erosiva adalah nuesea/muntah yang disebabkan oleh inflamasi mukosa gaster. Inflamasi tertentu bisa mencetuskan asam lambung yang mengalir kembali ke kerongkongan. Pada pemeriksaan fisik pasien di fokuskan pada adanya tanda tanda gangguan hemodinamik karena erosi lambung yang menyebabkan perdarahan saluran cerna bagian atas.

Kondisi pasien tampak lemah dan pucat. Adanya nyeri epigastrium dan biasanya ringan. Bising usus normal dan mungkin juga disertai dengan tanda peritonitis atau perdarahan GI. Pemeriksaan colok dubur didapatkan darah.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM GASTRITIS EROSIVA Pemeriksaan tes darah lengkap diperlukan untuk evaluasi adanya komplikasi perdarahan akut atau kronik. Elektrolit, gula darah sewaktu, BUN dan kreatitin diperiksa untuk menetukan adanya gangguan hemodinamik yang membutuhkan penggantian cairan resusitasi. Skrining golongan darah, crossmatch untuk transfusi pada pasien yang kritis. Tes untuk mengetahui adanya infeksi H.pylori pada keadaan akut tidak diperlukan, karena nilainya sangat terbatas. Pemeriksaan infeksi kuman HP dapat dilakukan melalui tes napas urea (Urea breath test = UBT), feses (Antigen feses), pemeriksaan antibodi dalam darah dan biopsi per endoskopi.

PEMERIKSAAN KHUSUS GASTRITIS EROSIVA Imaging Pada kasus dengan indikasi adanya perforasi, pemeriksaan rontgen toraks diperlukan untuk mengetahui adanya udara bebas dalam lambung. CT scan dikerjakan atas indikasi tertentu. Pemerikisaan barium esofagus, maag dan duodenum dapat dikerjakan setelah manifestasi perdarahan saluran cerna berhenti, jika di RS tidak ada fasilitas endoskopi gastrointestinal. Diagnosis gastritis dengan pemeriksaan radiologi tidak spesifik dan sensitif, tanda-tanda meliputi; penebalan lipatan mukosa, hilangnya rugae pada lipatan mukosa, perubahan kontur dan caliber, perubahan antral: penyempitan dan nodulasi atau erosi.

Endoskopi Diagnosis gastritis akut maupun kronis ditegakkan secara endoskopi. Pemeriksaan endoskopi (esofago-gastro-duedenoskopi = EGD) merupakan penunjang diagnostik yang handal untuk mengetahui penyebab kelainan gastrointestinal. Dengan pemeriksaan endoskopi kita dapat menilai adanya erosi, ulkus maupun tumor sebagai penyebab erosi maupun perdarahan saluran cerna atas.

Gambaran Makroskopik dan Patologi Endoskopi: Bervariasi dan hipermia mukosa ringan sampai erosi mukosa, bintik-bintik perdarahan tersebar, gastritis erosif akut, dan ulser.

DIAGNOSIS BANDING GASTRITIS EROSIVA Kondisi lain yang menyerupai gastritis akut erosi gejala sindorma nyeri perut bagian atas (dispepsia) adalah 1.

Penyakit batu kandung/saluran empedu dan komplikasinya

2.

Penyakit refluks gastroesofageal

3.

Pankreatitis kronik

4.

Kanker pada lambung dan pankreas

5.

Post gastrektomi

6.

Penyakit pada kolon transversum Pada banyak kasus > 50 % pasien dengan keluhan nyeri perut atas berulang (dispepsia), gejalanya tidak dapat diterangkan berdasarkan temuan pemeriksaan endoskopi maupun radiografi. Pasien seperti ini digolongkan sebagai kelompok dispesia fungsional/ dispnea nonulser. Nyeri ulkus yang berat meskipun jarang, juga dapat menyerupai dada infark miokardial, diseksia aorta, kolik bilier/ureteral, pankreatitis akuta, kolesistitis atau divertikulitis atau infark mesenterik. Anamnesis yang cermat dan pemeriksaan fisik meliputi lokasi nyeri abdomen, membantu dalam "mempersempit" diagnosis banding. Jika manifestasi perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena) yang menyebabkan pasien datang berobat, diagnosis differensial juga mempertimbangkan penyebab lain yang sering misalnya: perdarahan variseal pada penyakit hati lanjut, karena varises esofagus yang pecah, ataupun karena gastropathy hipertensi portal.

PENATALAKSANAAN GASTRITIS EROSIVA Terapi Non-farmakologis Prinsip umum penatalaksanaan Gastritis Erosiva adalah hilangnya etiologi (obati penyakit primer). Kalau pendeita baru saja minum bahan erosif (kurang 4 jam) sebaiknya lambung dibilas secepatnya dengan garam fisiologis. Kalau sudah lama jangan lagi dibilas lambungnya sebab dapat terjadi nekrose atau perforasi. Pasien harus beristirahat di tempat tidur, puasa atau diet cair, pasien ditenangkan, jika ada perdarahan jaga jalan napas tetap terbuka, jika perlu berikan oksigen. Awasi tanda vital

(kesadaran, pernapasan, denyut nadi, perubahan tekanan darah dan perdarahan, intake dan output dalam 24 jam). Pemasangan nasogastrik tube (NGT) tidak ruitn dikerjakan, pada pasien tertentu misalnya: perdarahan yang profus, gangguan kesadaran, pemberian nutrisi dan cegah aspirasi diindikasikan pemasangan NGT. Target utama penatalaksanaan awal pada pasien gastritis erosif akut dengan manifestasi perdarahan saluran cerna atas adalah melakukan penilaian dan memperbaiki status hemodinamik. Pemilihan cairan untuk perbaikan hemodinamik bisa menggunakan; kristaloid (normal saline), maupun koloid (dextran 40) sesuai dengan kondisi gangguan hemodinamik yang ada dan fasilitas yang ada. Indikasi transfusi darah jika: 1.

Hb < 7 gr%/hemaktokrit < 30%

2.

Tekanan darah < 80 mmHg

3.

Nadi > 140x/menit.

Terapi Farmakologik Mengehentikan perdarahan dengan obat anti asam. Secara umum obat pompa proton inhibitor (PPI) mempunyai efek supresi asam lebih kuat daripada H2 antagonis. Dosis PPI untuk kondisi perdarahan: pantoprozal 80 mg intravena dilanjutkan dosis continue 8 mg/jam dengan siring pump 2-5 hari, dilanjutkan per oral. Dari berbagai klas obat PPI (anti asam) mempunyai efektivitas yang sama dalam penyembuhan/kemampuan meningkatkan pH lambung. Peningkatan pH lambung menyebabkan hilangnya aktivitas pepsin pembentukan klot efektif dan secara tidak langsung perdarahan akan berhenti. Beberapa obat sitoproktesin juga ditambahkan jika perdarahan sudah berhenti/ tingal sedikit. Suspensi sukralfat, trepenon, rebamipide, atau prostagladin E-2 (misoprotosol) dapat digunakan untuk terapi lanjutan dan pencegahan perdarahan ulang akibat NSAID, stres ulcer atau penyebab erosi lain. Jika dengan pengobatan medik perdarahan tidak berhenti dalam 24-48 jam dapat dilakukan terapi hemotasis per endoskopi atau pembedahan. Jika fasilitas intervensi radiologi memungkinkan juga dapat dilakukan embolisasi intra arterial untuk menghentikan perdarahan. KOMPLIKASI Komplikasi dari gastritis akut erosiva adalah:

1.

Perdarahan saluran cerna atas ataupun bawah, berdasarkan studi di beberapa senter/negara perdarahan saluran cerna bagian atas penyebab terbanyak adalah gastritis akut erosiva (34%), diikuti karena pecahnya varises esofaguis karena portai hipertensi (24%) dan ulkus peptikum (22%).

2.

Obstruksi pylorus gaster (Gasteric outlet obstruction) karena edema pada pylorus sehingga terdapat gangguan pasase makanan dari lambung ke duodenum/usus halus.

3.

Dehidrasi karena kehilangan cairan dari muntah yang berlebihan.

4.

Insufisiensi ginjal akibat dehidrasi. Gastritis erosiva adalah kegawatdaruratan yang banyak ditemui di Instalasi Gawat Darurat. Banyak pasien yang meninggal karena tidak mendapatkan penanganan yang tepat, namun tidak sedikit pasien yang selamat karena ditangani tim dokter yang kompeten dan ditunjang sarana kesehatan yang memadai. Sejawat dapat mempelajari lebih lanjut tentang penanganan kegawatdaruratan Gastritis Erosiva di BUKU EIMED BIRU PAPDI. Semoga bermanfaat

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF