Diagnosis Dan Tata Laksana Kolesistitis Akalkulus Akut
April 30, 2019 | Author: teddocg | Category: N/A
Short Description
hiho...
Description
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/311809907
CASE REPORT Diagnosis dan Tata Laksana Kolesistitis Akalkulus Akut Article · December 2015
CITATIONS
READS
0
3,473
1 author:
Mohammad Adi Firmansyah University of Indonesia 14 PUBLICATIONS 14 CITATIONS SEE PROFILE
Some of of the the authors of this publication publication are also working on these related projects:
Revision of Drug Formularium in RSUD Kota Tangerang View project
All content following this page was uploaded by Mohammad Adi Firmansyah on Firmansyah on 22 December Decem ber 2016. The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are blue are added to the original document and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
CASE REPORT
Diagnosis dan Tata Laksana Kolesistitis Akalkulus Akut M. Adi Firmansyah SMF Ilmu Penyakit Dalam – RSUD Kota Tangerang
ABSTRAK
Kolesistitis akalkulus akut adalah inflamasi akut dari kandung empedu namun bukan akibat dari adanya batu kandung empedu. Kejadiannya meningkat pada pasien-pasien dengan penyakit kritis ataupun trauma. Kolesistitis akut akalkulus sering dikaitkan dengan peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas sehingga diagnosis dan tata laksana harus dapat dilakukan dengan cermat. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang terpilih untuk menegakkan diagnosis kolesistitis akalkulus akut. Tiga patofisiologi utama terjadinya kondisi ini adalah (�) mediator inflamasi sistemik dan trauma; (�) stasis bilier; dan (�) iskemia sistemik atau lokal pada kandung empedu. Penatalaksanaan secara umum meliputi pemberian antibiotik dan analgetik sedangkan terapi definitif berupa pembedahan (kolesistektomi). Laporan kasus ini menyajikan perempuan �� tahun dengan klinis sepsis dan didapatkan kolesistitis akalkulus akut dari hasil pemeriksaan penunjang. Kata Kunci: akut, kolesistitis akalkulus, kolesistektomi, penyakit kritis, ultrasonografi.
PENDAHULUAN
dari kandung empedu namun bukan akibat dari adanya batu kandung empedu. �,� Angka kejadi-
Radang kandung empedu (kolesistitis akut)
an kolesistitis tipe ini adalah ��� dari seluruh ke -
adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung
jadian kolesistitis akut. �,�,� Pada kepustakaan lain
empedu yang disertai dengan keluhan nye-
disebutkan bahwa pada ��-��� pasien dengan
ri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam.
kolesistitis akut yang menjalani terapi operasi,
Umumnya kolesistitis akut disebabkan oleh
batu penyebab penyumbatan kandung em-
adanya batu kandung empedu.� Hingga kini
pedu tidak ditemukan.�
patogenesis penyakit yang cukup sering di jumpai ini masih belum jelas. Walaupun belum
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh kolesistitis
ada data epidemiologi penduduk, insiden kole-
akut akalkulus dapat menyerupai kolesistitis
sistitis dan batu empedu (kolelitiasis) di negara
akut dengan penyebab batu, sehingga diper-
kita relatif lebih rendah dibandingkan negara-
lukan pemeriksaan penunjang untuk memasti-
negara barat.
kannya. Kolesistitis akut akalkulus sering dikaitkan dengan peningkatan risiko mortalitas dan
Kolesistitis akalkulus akut adalah inflamasi akut �� MEDICINUS
morbiditas, oleh sebab itu, diagnosis dan tata
Vol. 28, No. 2 | Edisi Desember 2015
leading article case report
laksana harus dapat dilakukan dengan cermat. kolesistitis akut yang dialami seorang perem-
Dari pemeriksaan fisik tanda vital, didapatkan kondisi takikardi (��� kali per menit) demam (suhu ��oC). Pasien memiliki berat badan �� kg
puan berusia �� tahun dimana setelah dilaku-
dengan tinggi badan ��� cm. Sklera menunjuk-
kan pemeriksaan penunjang, tidak didapatkan
kan gambaran ikterik dan didapatkan adanya
adanya gambaran batu pada kandung empedu.
nyeri
Fokus pembahasan lebih ditekankan pada ba-
kanan dengan tanda Murphy positif. Pemerik-
gian diagnosis dan tata laksana dari kolesistitis
saan fungsi organ lainnya tidak menunjukkan
akalkulus akut.
adanya kelainan.
ILUSTRASI KASUS
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
Laporan kasus ini menyajikan sebuah kasus
pada
regio
hipokondrium/subkostal
adanya anemia normositik normokrom (Hb Seorang perempuan berusia �� tahun datang
��,� g/dL) leukositosis (��.���/mm� dengan
dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas
nilai neutrofil ��,��) dan trombosit ���.���/
yang semakin berat sejak � hari sebelum ma-
mm�. Analisa gas darah menunjukkan kadar pH
suk rumah sakit. Nyeri dirasakan terus menerus,
�,���; pCO� ��,� mmHg; pO� ���,� mmHg; HCO�
tidak menjalar. Sebenarnya keluhan nyeri telah
��,� dan saturasi O� ��,��. Hasil pemeriksaan
dirasakan pasien sejak satu minggu yang lalu,
transaminase hati menunjukkan batas normal,
terutama dirasakan setelah pasien makan ma-
kecuali ada sedikit peningkatan kadar bilirubin
kanan berlemak (daging). Pasien juga menge-
(bilirubin total �,�� mg/dL; direk �,�� mg/dL,
luh mual dan muntah yang berisi makanan
dan indirek �,�� mg/dL). Fungsi ginjal, kadar
tanpa ada darah. Tidak ada keluhan nyeri dada
glukosa darah, dan kadar elektrolit menunjuk-
ataupun sesak napas. Terdapat keluhan demam,
kan batas normal. Pemeriksaan radiologi toraks
yang tidak terlalu tinggi dan hilang timbul.
tidak menunjukkan kelainan sedangkan hasil
Tidak terdapat keluhan batuk, keringat malam
elektrokardiogram hanya menunjukkan adanya
ataupun penurunan berat badan. Pasien men-
sinus takikardi.
dapatkan warna air seninya gelap seperti air teh. Tidak terdapat riwayat nyeri buang air kecil
Diagnosis sepsis dengan kecurigaan kolesis-
atau anyang-anyangan. Tidak ada keluhan pada
titis akut ditegakkan pada pasien ini sebagai
buang air besar pasien. Pasien tidak menyadari
masalah utama. Selain itu didapatkan adanya
bahwa bola mata menjadi terlihat kuning.
kondisi anemia normositik normokrom dan obesitas
derajat
I.
Kemudian
serangkaian
Dua hari sebelum masuk rumah sakit, pasien
pemeriksaan diagnostik tambahan dilakukan
merasakan nyeri di perut kanan atas semakin
pada pasien ini meliputi urinalisis, kadar C-reac-
berat disertai keluhan mual dan muntah. Tidak
tive protein (CRP), kadar alkali fosfatase, gamma-
ada komorbiditas penyakit lainnya yang berarti
glutamyl transpeptidase (gamma-GT), profil lipid
pada pasien ini namun tercatat bahwa pasien
dan ultrasonografi (USG). Oksigenasi dengan
sering mengonsumsi makanan berlemak dan
nasal kanul diberikan pada pasien ini dengan
jarang mengonsumsi sayuran. Pasien mengaku
disertai total rumatan cairan sebesar � liter per
tidak merokok. Pasien adalah seorang ibu ru-
hari, sebagai bagian tata laksana sepsis pada
mah tangga dengan empat orang anak.
pasien ini. Diet yang diberikan pada pasien ini adalah diet lunak rendah lemak sebesar ����
Vol. 28, No. 2 | Edisi Desember 2015
MEDICINUS
��
leading article case report
kilo kalori. Antibiotik cefoperazone dengan dosis � x � gram dan metronidazol � x ��� mg diberikan secara intravena. Selain itu, ketoprofen supositoria diberikan sebagai analgetik dan paracetamol tablet � x ��� mg sebagai antipiretik serta lansoprazole � x �� mg intravena. Foley Kateter sudah terpasang sejak pasien di IGD dengan kadar diuresis � cc per kilogram per jam. Hasil pemeriksaan urin lengkap tidak menunjukkan adanya kelainan. Peningkatan kadar CRP sebesar � mg/L menunjukkan kondisi sesuai dengan sepsis. Kadar gamma-GT menunjukkan adanya peningkatan yakni ��� U/L (normal ��–�� U/L) dan kadar alkali fosfatase sebesar ��� U/L (normal ��–��� IU/L). Hasil profil lipid menunjukkan adanya dislipidemia dengan peningkatan pada komponen kolestrol total (��� mg/dL) dan LDL (���,� mg/dL). Sedangkan hasil pemeriksaan USG abdomen didapatkan kondisi hati dalam batas normal, sistem bilier intra dan hepatik normal, tidak tampak asites namun terdapat penebalan dinding kandung empedu dengan gambaran sludge di dalamnya, dengan tanda kolesistisis akut. Tidak ada gambaran batu ataupun massa dalam kandung empedu. Organ intra-abdomen lainnya dalam batas normal (lihat gambar �).
�� MEDICINUS
Vol. 28, No. 2 | Edisi Desember 2015
case report
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang ini,
Kecurigaan kolesistitis akut didasarkan adanya
maka diagnosis kolesistitis akut telah sesuai
keluhan pada daerah kanan atas terutama tim-
ditegakkan. Dislipidemia ditambahkan sebagai
bul sesudah mengonsumsi makanan berlemak,
diagnosis tambahan dengan simvastatin � x ��
adanya demam, nyeri tekan pada hipokondrium
mg diberikan sebagai terapi tambahan. Pada
kanan dan tanda Murphy positif pada pemerik-
hari ketiga perawatan, keluhan nyeri perut su-
saan fisik. Hal ini sejalan dengan tinjauan pusta-
dah tidak dirasakan lagi oleh pasien, meski ke-
ka yang mengatakan bahwa karakteristik gam-
luhan mual
masih dirasakan pasien. Kondisi
baran klinis kolesistitis akut adalah demam, nyeri
hemodinamik dalam kondisi stabil. Selain itu,
abdomen kuadran kanan atas dan tanda Murphy
gambaran takikardi dan demam sudah tidak
positif. �,� Adanya data female, fat, forty, dan fertile
didapatkan lagi pada pasien ini. Hasil pemerik-
pada pasien ini dapat menguatkan kecurigaan
saan kadar leukosit pasien me-nunjukkan penu-
ke arah kolesistitis akut.
runan menjadi ��.���/mm� dan kadar CRP men jadi � mg/L.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis cairan empedu, in-
Pada hari kelima perawatan, pasien sudah mer-
feksi kuman, dan iskemia dinding kandung em-
asa sehat. Hasil pemeriksaan darah serial terha-
pedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah
dap fungsi ginjal, fungsi hati dan elektrolit tidak
batu kandung empedu (���) yang terletak di
menunjukkan adanya kelainan. Masalah tera-
duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan
khir pada pasien ini adalah kolesistitis akalkulus
empedu, sedangkan sebanyak lima hingga
klinis perbaikan, anemia normositik normok-
sepuluh persen kasus timbul tanpa adanya batu
rom, obesitas derajat � dan dislipidemia. Pasien
(kolesistitis akut akalkulus).�,�,�,� Bagaimana stasis
meminta pulang dengan alasan sudah merasa
di duktus sistikus dapat menyebabkan kolesisti-
sehat. Pasien kemudian dipulangkan dengan
tis akut, masih belum jelas. Ba-nyak faktor yang
dibekali terapi pulang yakni cefixime tablet � x
berpengaruh terhadap timbulnya kondisi ini
��� mg, metronidazol tablet � x ��� mg, ranitidin
seperti kepekatan cairan empedu, kolesterol,
tablet � x ��� mg dan simvastatin tablet � x ��
lisolesitin dan prostaglandin yang merusak la-
mg.
pisan mukosa dinding kandung empedu diikuti oleh reaksi inflamasi dan supurasi. �
DISKUSI
Faktor risiko kolesistitis akut sering dihubungDiagnosis sepsis ditegakkan berdasarkan adan-
kan dengan �F yang terdiri dari fat (gemuk), fe-
ya keluhan demam, frekuensi nadi ���x per
male (perempuan), fertile (subur), dan forty (usia
menit, suhu ��°C, nilai leukosit darah ��.���/
empat puluhan).� Hal ini sesuai dengan kondisi
mm�, dan nilai PCO� �,�)
untuk kolesistitis akut. Pemeriksaan CT scan ab-
f. Disfungsi hematologi (trombosit
View more...
Comments