Determinasi Tumbuhan

October 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Determinasi Tumbuhan...

Description

 

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN DETERMINASI TUMBUHAN

OLEH KELOMPOK 2 1. ALFONSO MARIA D. L. DAOS 2. FRENKI E. BULU 3. HABRITA N. FALLO 4. MARIA SUSANA Y. R. TUKAN 5. STEFANY SENDA

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2018

 

1.1 Tujuan

  Mahasiswa/i diharapkan mampu mendeterminasi suku dan jenis tumbuhan



menggunakan kunci determinasi.

  Mahasiswa/i diharapkan dapat membuat herbarium dari spesimen yang dideterminasi



1.2 Landasan Teori

Determinasi yaitu membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua  benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris:

to determine  determine  =

menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggris: to identify = identify  = mempersamakan (Rifai,1976). Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga,  buah dan lainlainnya). Langkah berikut adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara di bawah ini: 1. Ingatan Pendeterminasian ini dilak`ukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita. Kita mengenal suatu tumbuhan secara langsung karena identitas jenis tumbuhan yang sama sudah kita ketahui sebelumnya, misalnya didapatkan di kelas, atau pernah mempelajarinya, pernah diberitahukan orang lain dan lain-lain. 2. Bantuan orang Pendeterminasian dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahli botani sistematika yang bekerja di pusat-pusat penelitian botani sistematika, atau siapa saja yang bisa memberikan

pertolongan.

Seorang

ahli

umumnya

dapat

cepat

melakukan

 pendeterminasian karena pengalamannya, dan kalau menemui kesulitan maka dia akan menggunakan kedua cara berikutnya.

 

3. Spesimen acuan Pendeterminasian tumbuhan dapat juga dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan specimen acuan yang biasanya diberi label nama. Spesimen tersebut  bisa berupa tumbuhan hidup, misalnya koleksi hidup di kebun raya. Akan tetapi specimen acuan yang umum dipakai adalah koleksi kering atau herbarium. 4. Pustaka Cara lain untuk mendeterminasi tumbuhan adalah dengan membandingkan atau mencocokkan ciriciri tumbuhan yang akan dideterminasi dengan pertelaan-pertelaan serta gambar-gambar yang ada dalam pustaka. Pertelaan-pertelaan tersebut dapat dijumpai dalam hasil penelitian botani sistematika yang disajikan dalam bentuk monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan ataupun bentuk lainnya. 5. Komputer Berkat pesatnya kemajuan teknologi dan biometrika akan ada mesin elektronika modern yang diprogramkan untuk menyimpan, mengolah dan memberikan kembali keterangan-keterangan

tentang

tumbuh-tumbuhan.

Dengan

demikian

 pendeterminasian tumbuh-tumbuhan nantinya akan dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Kunci analisis merupakan kunci determinasi yang paling umum digunakan dalam  pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua (atau adakalanya beberapa) baris yang disebut penuntun dan berisi ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan  pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus mengikuti bait-bait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam  penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari. Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait baitnya yaitu kunci bertakik (kunci indent) dan kunci paralel. Pada kunci bertakik maka  penuntun-penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir (menjarak pada  jarak tertentu dari pinggir), tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan

 

 bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsur-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci paralel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap  penuntun diberikan nomor nomor bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Herbarium berasal dari kata “hortus “hortus   dan botanicus botanicus”, ”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi. Fungsi herbarium secara umum antara lain: 1. Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam,  para petugas yang bergerak dalam konservasi alam. 2. Sebagai lembaga dokumentasi; merupakan koleksi yang m mempunyai empunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain. 3. Sebagai Sebagai pusat penyimpanan penyimpanan data; data;

ahli kimia kimia memanfaatkannya memanfaatkannya untuk untuk mempelajari

alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya. 1.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dan membantu proses pendeterminasian dan  pembuatan herbarium adalah sebagai berikut Alat : 1.  Gunting/pisau 2.  Pensil 3.  Pulpen

 

4. Penekan/penghimpit 5.  Kamera

 

Bahan 1.  Spesimen (pohon kuning) 2.  Karton 3.  Tali kasur 4.  Kantung plastik 5.  Koran 6.  Alkohol 70% 7.  Buku “Flora Untuk Sekolah Di Indonesia” Indonesia” ((Dr.C.G.G.J. Dr.C.G.G.J. Van Steenis) 1.4 Metode kerja

Beberapa langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai  berikut  

Membuat Kunci Identifikasi

1.  Langkah awal yang dilakukan yakni membuat etiket gantung dari karton berbentuk  persegi (7x7)cm, lalu dilubangi dan diikat diikat menggunakan tali kasur 2.  Mengambil spesimen (tumbuhan) di lapangan yang akan dideterminasi yang meliputi akar, batang, bunga, buah, dan biji 3.  Memberikan

keterangan

pada

etiket

gantung

apabila

tumbuhan

tersebut

memperlihatkan ciri khusus (warna, adanya getah, ddl) 4.  Spesimen yang telah diambil kemudian dimasukan ke dalam kantung plastik 5.  Dilakukan determinasi spesimen (tumbuhan) yang telah diambil dan selanjutnya dibuat kunci determinasi menggunakan buku “Flora Untuk Sekolah Di Indonesia” (Dr.C.G.G.J. Van Steenis)   Membuat Herbarium 1.  Siapkan

perlengkapan yang yang diperlukan untuk mengkoleksi mengkoleksi tumbuhan tumbuhan di lapangan

antara lain: gunting atau pisau, buku catatan, etiket gantung, pensil, koran bekas,  penekan/penghimpit, kantong plastik, alkohol, dan kamera 2.  Dipotong atau digunting organ tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah) 3.  Dibuat catatan lapangan setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi keterangan-keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat setelah spesimen kering. Beberapa keterangan yang harus dicantumkan antara lain: lokasi, habitat, habit, warna (bunga, buah), buah), bau, pemanfaatan secara lokal, nama nama daerah dan sebagainya.

 

4.  Selanjutnya disiram (dibasahi) dengan alkohol 70% 70%

di seluruh bagian organ

tumbuhan 5.  Dilakukan proses pengeringan: spesimen diapit dengan penekan, buah-buah besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan keringkan terpisah. Dibalik balik secara teratur, kertas koran diganti beberapa kali terutama hari pertama, apabila spesimen sudah kaku lebih ditekan lagi ,setelah 1,5-2 hari spesimen akan kering 6.  Spesimen yang sudah kering dilem di atas kertas karton. Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43 cm 7.  Diberi label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah

 

1.5 Hasil Pengamatan 

Dari pengamatan melalui determinasi berdasarkan kunci determinasi pada buku karya Dr. C.G.G.J. van Steenis “FLORA Untuk Sekolah di Indonesia” (1981) terhadap tumbuhan hasil eksplorasi, pohon kuning (tumbuhan Tabebuya) diperoleh dengan menelusuri kunci determinasi sebagai berikut: 1b. Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan benang sari dan atau  putik 2b. Tidak ada pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat dapat juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun) 3b. Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapatdalam berkas tersebut di atas 4b. Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan (atau) bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas 6b. Dengan daun yang jelas 7b. Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupinya 9b. Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit 10b. Daun tidak tersususn demikian rapat menjadi roset 11b. Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan yang serong ke atas 12b. Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama sekali 13b. Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain 14b. Semua daun duduk berhadapan 16b. Daun majemuk, terdiri dari tiga sampai lebih banyak anak daun ataupun tunggal, tetapi kalau demikian tentu berbagi menyirip rangkap sampai bercangap menyirip 286a. Masing-masing bunga, panjang sedikitnya 2cm 287a. Pohon ata perdu. Bakal buah 1...................113. Bignoniaceae

 

1.6 Pembahasan

Dari pengamatan melalui determinasi berdasarkan kunci determinasi pada buku karya Dr. C.G.G.J. van Steenis “FLORA Untuk Sekolah di Indonesia” (1981) ter hadap hadap tumbuhan hasil eksplorasi dengan dengan nama lokal pohon kuning (tumbuhan Tabebuya) digolongkan ke dalam suku Bignoniaceae Suku Bignoniaceae memiliki karakteristik pohon atau perdu atau tumbuh-tumbuhan memanjat. Kebanyakan daun majemuk majemuk menyirip rangkap 4, kadang-kadang berdaun berdaun tunggal, kebanyakan berhadapan, jarang yang berkarang atau dalam berkas. Tidak berdaun penumpu. Bunga berkelamin dua, setangkup tunggal, berbilangan lima. Kelopak berdaun berlekatan  bertaju 5 atau tidak, sebelum mekar sering menutup dan mengandung air (kelopak air). Daundaun mahkota berlekatan; pinggiran kebanyakan berbibir2, bibir atas bertaju 2, bibir bawah  bertaju 3. Benang sari yang sempurna kenayakan 4. Tonjolan dasar bunga sempurna. Bakal  buah menumpang atau beruang. Tangkai putik 1, dengan 2 lekukan kepala putik yang peka  bila disinggung. Buah kotak beruang 2, membuka, dengan biji yang banyak, pipih, dan  bersayap seperti salaput tipis, kadang-kadang buah buni dengan kebanyakan biji yang tak  bersayap. Setelah diperoleh nama suku dari pohon kuning (tumbuhan tabebuya) adalah suku Bignoniaceae. Langkah selanjutnya adalah mencari nama jenis dari pohon kuning. Dikarenakan  buku karya Dr. C.G.G.J. van Steenis “FLORA Untuk Sekolah di Indonesia” (1981) tidak memuat banyak jenis tumbuhan dari suku Bignoniaceae. Selain itu karakteristik tumbuhan yang dimuat di dalam buku (suku Bignoniaceae) tidak sesuai dengan spesimen yang akan dicari nama jenisnya sehingga praktikan menggunakan internet untuk mencari  berbagia jenis tumbuhan dalam suku Bignoniaceae. Bi gnoniaceae. Pencarian nama jenis memberikan hasil, tumbuhan yang ditampilkan menujukan karakteristik yang sama dengan spesimen yang akan dicari nama jenisnya. Nama jenis yang diperoleh dari pohon kuning (tumbuhan tabebuya) adalah Tabebuia chrysantha dengan chrysantha dengan klasifikasi sebagai berikut Regnum

: Plantae

Divisio

: Magnoliophyta

Classis

: Magnoliopsida

Ordo

: Lamiales

 

Familia

: Bignoniaceae

Genus

: Tabebuia

Species

: Tabebuia chrysantha  chrysantha 

Tabebuia chrysantha  chrysantha  biasanya disebut dengan Pohon kuning, atau dengan nama daerah tumbuhan Tabebuya Bunga Kuning. Pohon kuning termasuk jenis pohon yang  berbunga dan setiap jenisnya memiliki tinggi yang berbeda-beda, ber beda-beda, dari mulai 5 meter sampai yang mampu mencapai 50m. Memiliki daun berbentuk majemuk sebanyak 3  –   7 helai  pertangkai. Bunga pohon Tabebuia memiliki panjang 3 -11 cm, berbentuk terompet dan  bergerombol. Buah yang dihasilkan dihasil kan Tabebuia berbentuk tabung mengerucut dengan panjang antara 10-50 cm, dengan jumlah biji banyak setiap buahnya. Setiap bijinya memiliki sayap yang berfungsi untuk membantu penyebaran tumbuhnya dengan bantuan angin saat buah terbelah. Secara alamiah, musim bunga Tabebuai biasa terjadi di saat musim kemarau hingga menjelang musim hujan. Ciri khas dari Tabebuia chrysantha adalah bunga yang dihasilkan  berwarna kuning. Proses selanjutnya yakni membuat herbarium dari spesimen s pesimen yang telah diambil. Syarat utama suatu herbarium adalah harus terdapat organ lengkap seperti akar, batang, daun, bunga,  buah, dan biji. Dikarenakan tumbuhan tersebut belum berbunga dan memiliki perawakan  perdu sehingga sulit diambil bagian akarnya. Herbarium yang dibuat tanpa organ yang lengkap yakni hanya terdapat batang dan daun saja. Ukuran herbarium yang dibuat kira-kira 29x43 cm. Langkah terakhir adalah memberi label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut dan diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah.

 

1.7 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah pohon kuning (tumbuhan Tabebuya) digolongkan ke dalam suku Bignoniaceae dengan nama jenis Tabebuia chrysantha. chrysantha. Klasifikasi tumbuhan Tabebuya adalah sebagai berikut Regnum

: Plantae

Divisio

: Magnoliophyta

Classis

: Magnoliopsida

Ordo

: Lamiales

Familia

: Bignoniaceae

Genus

: Tabebuia

Species

: Tabebuia chrysantha  chrysantha 

Herbarium yang dibuat dari spesimen tumbuhan Tabebuya tanpa organ yang lengkap yakni hnaya terdapat batang dan daun (juga pucuk) saja.

 

DAFTAR PUSTAKA

Steenis. C.G.G.J van. 1981. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita Tjitrosoepomo. Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Anonim. 2006. Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan. Medan.http//takso-tumbuhan-learning. Diakses pada tanggal18 januari 2018

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF