Determinan Dari Kompetisi Vs

April 28, 2019 | Author: Anonymous C3YiImTA | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

dadareeegr...

Description

Determinan dari kompetisi vs. Kooperasi Banyak faktor yang mempengaruhi apakah orang berinteraksi secara kooperatif atau secara kompetitif, kompetitif, seperti setrukt setruktur ur imbalan imbalan (prolehan (prolehan)) dari situasi, situasi, perbedaan perbedaan individu individual al dalam daya saing, pola komunikasi dan resiprositas (hubungan timbal balik). Struktur Stru ktur imbal imbalan. an. Imbalan imbalan kompetitif akan eksis jika keuntungan satu orang adalah kerugian bagi orang lainnya. Jika ujian perkuliahan dinilai berdasarkan bentuk kurva, hanya sedikit mahasiswa yang mendapat nilai . !alam situasi seperti ini, hasil dari setiap anggota kelmpok berhubungan dengan cara negative " seseorang mendapat yang terbaik  sedangkan yang lainnya terburuk situasi ini adalah situasi #interdepedensi kompetitif$ dalam situasi ini, orang yang ingi imbalan akan berusaha sebaik%baiknya dalam kompetisi. &itu &ituasi asi diman dimanaa stru strukt ktur ur imbal imbalan an kerja kerja sama sama dan dan hasil hasil pero peroleh lehan an dari dari angg anggot otaa kelompok terkait secara positif adalah situasi #interdepedensi kooperatif$. !alam kelompok  keluargga dan persahabatan, biasanya ada norma%norma kerja sama. Biasanya anak%anak  umumnya lebih kooperatif dengan kawan%kawannya dan saudaranya ketimbang dengan orang asing ('nigt  hao,*++* hao,*++*). ). !alam situasi imbalan imbalan kooperatif, kooperatif, individu individu yang ingin imbalan imbalan akan berusaha sebaik%baiknya untuk bekerja sama. #&truktur imbalan individualistis$ eksis ketika hasil perolehan individu tidak tergantung (independen) satusama lain. !i sini individu% individu independen secara sosial. pa yang terjadi pada setu orang, tidak berpengaruh pada orang lain. ampaknya nya juga juga ada perbed perbedaan aan indivi individua duall dalam dalam nilai nilai person personal al  Nilai-nilai personal. ampak seseorang tetntang kompetisi. 'ooperator (orang yang mau bekerja sama) ingin memaksimalkan imbalan bersama •  bagi dirinya dan partnernya. 'omp 'ompeti etito torr bero berori rien enta tasi si lebi lebih h memak memaksim simal alkan kan keun keuntu tung ngan anny nyaa sendi sendiri ri diata diatass •  partnernya. Individualis ingin memaksimalkan perolehannya sendiri, tanpa peduli apakah orang • lain untung atau rugi.  Komunikasi.secara umum, makin banyaknya komunikasi akan menghasilkan lebih banyak  kooperasi (-rbell, an de 'ragt,  !awes, *+//). 0ichman (*+12) menunjukan bahwa kompetisi paling sengit ketika tidak ada komunikasi, dan cenderung berkurang jika partisipa  punya kesempatan bicara tetapi tidak bisa melihat, dan kompetisi akan paling sedikit jika ke duanya bisa saling bicara dan melihat. 'etika tidak ada komunikasi, sekitar 324 respons  bersikap kooperatif5 ketika komunikasi verbal dii6inkan, kooperasi naik menjadi 124. 'omu 'omuni nika kasi si mema memamp mpuk ukan an part partne nerr mend mendes esak ak satu satu sama sama lain lain agar agar beke bekerj rjaa sama sama,, mendiskusikan rencana, membuat janji, saling meyakinkan bahwa mereka bisas dipercaya, dan saling memahami. memahami. -rang sering merasa wajib membalas pertolongan pertolongan maupun maupun tindakan tindakan  penghinaan. da da beberapa bukti bahwa dalam interaksi, kompetisi awal memicu lebih banyak  kompetisi, dan kompetisi awal terkadang(tetapi tidak selalu) mendorongkerja sama.salah satu strategi tampaknya sukses dalam mendorong kerja sama adalah konsesi resip rokal. 7asing% masing pihak mengalah sedikit demi sedikit. Ini adalah solusi kompromi tradisional untuk  semua konflik" duabelah pihak mengawali dengan posisi ekstrim dan kemudian pelan%pelan menguranginya sampai tercapai titik temu. 8lemen penting dalam stratigi ini adalah waktu (timing ) orang yang memberi terlalu banyak sekaligus akan tampak lemah dan karenanya  pihak lawan tidak akan membalas. 'onsesi harus gradual dal skuensiasl. ekhnik ekhnik efek adalah menciptakan konsesi resiprokal sedikit lebih banyak ketimbang yang diberikan pihak lawan. 9endekatan ini memaksa pihak lain bekerja sama dan menghasilkan konsesi yang lebih besar  dan kesepakatan. :ang jelas, cara ini tidak akan berhasil kecuali kedua belah pihak mau  bekerja sama sampai tingkat tertentu, jika satu piha sepenuhnya kompetitif, pihak yang  berusaha bekerja sama akan di eksploitasi dan akan tambah lemah posisinya.  Kultur Dan Kompetisi  Kompetisi 

da setudi membandingkan anak ;anak 7eksiko, 7eksiko merika, !an nglo (kagan dan 7adsen, *+1*)anak 7eksiko usia 1%+ tahun bekerja sama sebesar +4, dan anak nglo hanya *24. &pencer 'agan (*+/3) secara sistematis meneliti beberapa penjelasan. &ecara umum, orang yang tinggal di kota akan lebih kompetitif ketimbang yang tinggal di desa, dan orang dari kelas ekonomi yang lebih tinggi lebih kompetitif ketimbang yang lebih rendah. etapi, tak satupun faktor itu yang menjelaskan perbadaan 7eksiko merika s nglo. 'etika periset membandingkan anak% anak dari latar belakang residensial dan ekonomi yang sama, perbedaan kultural ini tetap ada. ?ebih jauh, perbedaan dalam daya kompetisi ini tidak berkaitan dengan perbedaan besarnya keluarga atau pola disiplin orang tua. ampaknya pola lintas kultural ini merefleksikan nilai% nilai kultural yang luar tentang kooperasi dan kompetisi yang di ajarkan bukan saja dirumah, tetapi juga disekolah, melalui media, dan melalui olahraga, serta game(permainan). ('agan *+/3).  Dilema Sosial spek yang membingungkan dari kehidupan sosial adalah social dilemma (dilema sosial) situasi di mana keinginan individu menghasilkan konsekuensi yang tidak di inginkan oleh kelompok. !alam istilah tekhnis dilema sosial adalah situasi dimana pilihan jangka pendek  yang paling menguntungkan bagi individu pada akhirnya akan menimbulkan hasil negatif   bagi semua pihak yang terkait. &eperti yang dikemukakan oleh Breweer  'ramer (*+/
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF