Determinan Dan Perubahan Perilaku

October 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Determinan Dan Perubahan Perilaku...

Description

 

DETERMINAN Oleh: Fuji Rahmawati

DAN PERUBAHAN PERILAKU

 

DEFINISI PERILAKU Pengertian Perilaku menurut Kwick (1974) dalam Notoatmodjo (1993) menyatakan bahwa “perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari”.

 

ONSEP P UMUM KONSE •

Dalam perubahan perilaku kesehatan hal yang terpenting adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan lainnya.



Di dalam proses pembentukan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri.

 

DETERMINAN PERILAKU 1. Determinan internal, internal, yakni karakterisitik orang yang bersangkutan yang bersifat given bersifat given   atau bawaan misalnya kecerdasan, tingkat emosional, jenistingkat kelamin. 2. Determinan eksternal yaitu lingkungan baik lingkungan sik, sosial, budaya ekonomi, politik.

 

TEORI DETERMINAN PERILAKU •

Predisposing factors : pengetahuan,, sikap, pengetahuan kepercayaan, keyakinan, nilainilai

Lawrence Green

Faktor perilaku (behavior cause)

Enabling factors : sarana prasarana/fasilitas, prasarana /fasilitas, e.g: Puskesmas, Posyandu, Rumah sakit, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi

Kesehatan Reinforcing factors : factors : sikap dan perilaku petugas kesehatan dll (role (role model) Faktor Nonperilaku (Non behavior cause) cause)

 

Faktor predisposisi (predisposing factor) Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, •

keyakinan, nilai dan persepsi, berkenaan dengan motivasi seorang atau kelompok untuk bertindak. Sedangkan secara umum faktor predisposisi ialah sebagai preferensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Hal ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat dalam setiap kasus, faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor demogras seperti status sosial-ekonomi, umur, jenis kelamin dan ukuran keluarga saat ini juga penting sebagai faktor predisposisi.

 

Faktor pemungkin (enabling factor) Mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang •

perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, kesehatan, personalia klinik atau sumber daya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga menyangk menyangkut ut keterjangkauan berbagai sumber daya, biaya, jarak ketersediaan transportasi, waktu dan sebagainya.

 

Faktor penguat (reinforcing factor) Faktor penguat adalah faktor yang menentukan tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tergantung pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan pasien, faktor penguat bisa berasal dari perawat, bidan dan dokter, pasien dan keluarga

 

TEORI PERUBAHAN PERILAKU Dalam perilaku keseahatan terdapat beberapa hal penting yaitu masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari sebuah pemberian informasi kesehata, maka ada banyak teori tentang perubahan perilaku ini (Notoatmodjo, 2007), anatara lain : a. Teori Teori Stimulus Stim ulus Respon (SOR) •

b. Teori Festinger (Dissonanc (Dissonance e Theory) c. Teori Teori Fungsi d. Teori Kurt Lewin

 

a. Teori Stimulus Organisme (Stimulus-Organisme-Respon/SOR) •



Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (Stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya,kualitas dari sumber (sources), seperti kredibilitas kepemimpinan dan gayakomunikasi berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari oganisme (diterima) maka selanjutnya stimulus ini akan dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah itu, organisme mengolah stimulus tersebut lalu timbul kesediaan untuk bertindak (Bersikap). Dan apabila dukungan fasilitas serta dorongan telah didapat dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan (perubahan perilaku).

 

b. Teori Festinger (Disson (Dissonance ance theory) Dalam teori ini menyebutkan bahwa dissonance •

(ketidakseimbangan) terjadi karena dalam diri individu (ketidakseimbangan) terdapat dua elemen kognisi yang saling bertengtangan. Elemen bertetangan yaitu pengetahuan, pendapat atau keyakinan. keyakina n. Apabila individu menghadapi suatu stimulus atau objek, dan stimulus tersenbut te rsenbut menimbulkan pendapat atau keyakinan yang berbeda di dalam individu itu sendiri. Penyeleseian konik ini adalah penyesuaian diri secara kognitif. kognitif. Dengan penyesuain diri ini i ni maka akan terjadi keseimbangan kembali dan keberhasilan yang ditunjukan itu dengan tercapainya keseimbangan kembali menunjukan adanya perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi perubahan perilaku (Notoatmjdo, 2007).

 

Fungsi si c. Teori Fung •

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku indivi tergantung kepada kebutuhan. Hal ini berarti stimulus yang dibutuhkan adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Katz perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan (Notoatmdjo, 2007). Perilaku memiliki fungsi instrumental yaitu seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap objek demi kebutuhannya. Perilaku berfungsi sebagai defence macanism atauPerilaku pertahanan diri dalam menghadapi lingkunganya. Psebagai erilaku berfungsi sebagi penerima objek dan pemberi arti. Dalam peranya dengan tindakan itu seseorang senatiasa menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu situasi.

 

d. Teori Kurt Lewin •

Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang sei mbang antara kekuata-kekuatan kekuata-kekuatan pendorong (driving (driving forces) forces) dan kekuatan-kekuatan penahan (restining (restining forces). forces). Perilaku itu dapat berubah apabila kekuatan-kekuatan kekuatan-kekuatan dalam diri tersebut memilki ketidakseimbangan di dalam diri seseorang maka ada tiga terjadinya perubahan perilaku, (Notoatmodjo, 2007). Kekuatan –kekuatan –kekuatan pendorong meningkat sehingga akan terjadinya pendorong untuk perubahan perilaku. peril aku. Stimulus ini berupaya penyuluhan atau informasi yang diberikan. Kekuatan kekutan kekutan penahan melemah sehingga s ehingga akan menurunkan kekuatan penahan. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

 

BENTUK PERUBAHAN PERILAKU Menurut 6 WHO (World (World Health Organization) Organization) dikelompokan menjadi tiga, (Notoatmodjo, 2007) yaitu: a. Perubahan alamiah (Natural Change), Change), Perilaku manusia dari waktu ke waktu pasti memilki perubahan dan perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. b. Perubahan terencana (Planned Change), Change), Perubahan terencana ini terjadi karena adanya perencanaan sendiri oleh subjek yang akan merubah perilakunya sendiri. c. Kesediaan untuk berubah (Readiness (Readiness to Change), Change), Apabila terdapat inovasi atau program-program pembanguan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah subjek akan menerima inovasi tersebut atau perubahan tersebut (perubahan perilakunya), dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut.

 

STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU a. Menggunakan Kekuatan/kekuasaan b. Pemberian Informasi c. Diskusi Partisipasi

 

a. Menggunakan Kekuatan/kekuasaan Strategi ini dapat berlangsung dengan cepat, namun •

belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari dengan kesadaran diri sendiri. Contoh menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan, yaitu dengan peraturan perundang-undangan harus dipatuhi oleh masyarakat.

 

b. Pemberian Informasi •

Strategi perubahan prilaku dengan cara pemberian informasi tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan halhal yang tertentu, contohnya dengan cara pemberian informasi kesehatan agar individu dapat merubah pola hidupnya menjadi lebih baik.

 

c. Diskusi Partisipasi •

Diskusi partisipasi merupakan sebagai peningkatan cara kekuatan/kekuasaann atau dorongan dan pemberian informasi tentang peraturan yang baru pada organisasi tidak bersifat secara searah saja tetapi bersifat dua arah.

 

Terim erima a kasi kasih h

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF