Desain Dan Persyaratan Bangunan

February 11, 2018 | Author: VeritasII | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Desain dan Persyaratan bangunan tertutup poli TB/DOTS...

Description

Desain dan Persyaratan Bangunan Desain bangunan berperan penting dalam membatasi sirkulasi bakteri TB di dalam ruangan, serta memfasilitasi pembersihan (clearance) bakteri dari dalam ruangan, sehingga akan berdampak secara langsung dalam meminimalisir infeksi nosokomial, baik terhadap petugas kesehatan maupun pasien lainnya yang belum tentu terinfeksi TB. Desain bangunan harus mempertimbangan aliran ventilasi yang termasuk dalam pilar pengendalian lingkungan, alur pasien keluar-masuk, posisi tenaga kesehatan dan pasien pada saat berada di dalam ruangan, serta instalasi perangkat yang dapat membantu menekan persebaran kuman. Desain bangunan yang perlu dirancang khusus meliputi: ruang poliklinik/unit TB/DOTS dan ruang rawat inap. Desain Bangunan Ruang Poliklinik/unit TB/DOTS. Desain bangunan ruang poliklinik/unit TB/DOTS hendaknya memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut: 1. Ventilasi: merujuk pada keadaan RS National Hospital, maka ventilasi yang digunakan adalah ventilasi mekanik, yakni sistem ventilasi yang menggunakan peralatan mekanik untuk mengalirkan dan mensirkulasi udara masuk dan keluar ruangan. Termasuk disini adalah Air Conditioner (AC) dan sistem pemanas ruangan. 2. Ventilasi dalam gedung perlu memperhatikan elemen dasar sebagai berikut: a) Ventilation Rate: jumlah udara luar berkualitas baik yang masuk dalam ruangan pada waktu tertentu. b) Arah aliran udara: arah aliran udara seharusnya dari area bersih ke area terkontaminasi. Di ruang pemeriksaan aliran udara seharusnya dari belakang petugas atau diantara petugas dan pasien. c) Distribusi udara atau pola aliran udara (airflow pattern): udara luar perlu terdistribusi ke setiap bagian dari ruangan dengan cara yang efisien dan kontaminan airborne yang ada dalam ruangan dialirkan keluar dengan cara yang efisien juga (Gambar 1).

Gambar 1. Pola aliran udara yang ideal.

Kebutuhan ventilasi yang baik, bervariasi tergantung pada jenis ventilasi yang digunakan, seperti resirkulasi udara atau aliran udara segar. Saat ini rekomendasi WHO untuk Ventilation Rate ruangan dengan risiko tinggi penularan melalui udara adalah minimal 12 Air Change per Hour (ACH). Cara pengukuran ACH yaitu dengan memperhitungkan laju pertukaran udara per jam dibagi volume ruangan. Ventilation rate yang lebih tinggi memiliki kemampuan mendilusi patogen airborne lebih tinggi, sehingga menurunkan risiko penularan infeksi melalui udara. Contoh Perhitungan ACH : Diketahui : Luas Jendela yang terbuka Kecepatan udara lewat jendela Dimensi ruangan

= tinggi 0,5 m x lebar 0,5 m = 0,25 m2 = 0,5 m/detik = panjang 3 m x lebar 5 m x tinggi 3 m = 45 m3

Penghitungan ACH: [v ] pertukaran _ udara _ per _ jam [V ]ruangan luas _ jendela  v _ udara _ lewat  3600 _ s / jam ACH  [V ]ruangan ACH 

ACH 

0,25m 2 0,5m / s  3600 _ s / jam  10 ACH 45m 3

Sistem ventilasi sentral pada gedung tertutup adalah sistem mekanik yang mensirkulasi udara di suatu gedung. Dengan menambahkan udara segar untuk mendilusi udara yang ada, sistem ini dapat mencegah penularan TB. Tetapi dilain pihak, sistem ini juga dapat menyebarkan partikel yang mengandung kuman TB ke ruangan lain yang tidak ada pasien TB, karena sistem seperti ini meresirkulasi udara keseluruh gedung. Persyaratan sistem ventilasi mekanik yang dapat mengendalikan penularan TB adalah: • Harus dapat mengalirkan udara bersih dan menggantikan udara di dalam ruangan • Harus dapat menyaring (dengan pemasangan filter HEPA) partikel yang infeksius dari udara yang di resirkulasi. • Atau dapat ditambahkan lampu Ultra Violet Germicidal Irradition (UVGI) untuk mendesinfeksi udara yang di resirkulasi.

Gambar 2. Contoh pola ventilasi mekanik pada gedung tertutup.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF