Dermatitis Kontak Alergi - WORD

September 30, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Dermatitis Kontak Alergi - WORD...

Description

 

BAB 1 PENDAHULUAN

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efflouresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.Tanda polimorfik tidak selalu muncul  bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik).Buxton (2005) mengklasifikasikan dermatitis secara umum bedasarkan sumber agen penyebab dermatitis yaitu dermatitis eksogen dan endogen1,2. Salah satu jenis dermatitis eksogen adalah dermatitis kontak. Dermatitis kontak adalah reaksi peradangan yang diakibatkan oleh substansi/bahan yang menempel pada kulit.Menurut Keefner (2004) dermatitis ini memang sering dihubungkan dengan risiko dari suatu pekerjaan, seperti : pekerja  pabrik, pembuat kue, petugas kehutanan, nelayan, polisi lalu lintas, dan sebagainya. Dermatitis kontak dibagi menjadi dua : dermatitis kontak iritan (DKI) dan dermatitis kontak alergi (DKA) 3. Dermatitis Kontak Iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan yang non imunologik, tanpa didahului dengan proses sensititasi. Sedangkan, Dermatitis Kontak Alergi (DKA) terjadi pada individu yang sebelumnya telah mengalami senstisasi terhadap alergen. Bila dibandingkan dengan DKI, jumlah penderita DKA lebih sedikit karena hanya mengenaiorang yang dalam keadaan kulitnya sangat peka (hipersensitif).Walaupun beberapa bahan kimia tergolong baik iritan dan alergen, dermatitis kontak alergi dapat terjadi terutama ketika kontak dengan sesuatu yang mana bahan tersebut tidak menimbulkan reaksi pada orang umumnya3,4. Dari sebuah studi di Amerika serikat, didapatkan sekitar 7 % kasus kejadian DKA berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan di Indonesia, tidak ada data yang cukup tentang epidemiologi dermatitis kontak alergi, namun  berdasarkan penelitian pada penata rias di Denpasar, sekitar 27,6% memiliki efek samping kosmetik, dimana 25,4% dari angka tersebut menderita DKA.5   Namun, jika hanya ditinjau dari statistik yang ada, hal ini belum valid karena sesungguhnya banyak dermatitis kontak alergi yang tidak terdiagnosis

1

 

sehingga tidak dilaporkan.Salah satu penyebab utamanya adalah tidak tersedianya alat/bahan uji temple ( patch test ) sebagai sarana diagnosis.DKA umumnya tidak disebabkan oleh bahan yang besifat mengiritasi seperti pelarut, detergen, minyak  pelumas, asam, alkali. Semua bahan tersebut dapat menyebabkan reaksi pada setiap kulit, sehingga juga dikenal sebagai bahan iritan 3,4,6.

2

 

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi

Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah reaksi kekebalan tubuh yang terjadi pada seseorang yang yang terlalu sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Pada DKA, peradangan mungkin belum terjadi sampai sa mpai 24 –  24 –  36  36 jam setelah kontak dengan bahan kimia trsebut. Bentuk alergi berbeda dari satu orang dengan orang lainnya1. Alergen (bahan yang menyebabkan alergi) yang biasa menjadi penyebab DKA adalah bahan kimia yang mengandung nikel yang banyak terdapat pada jam tangan, perhiasan logam, resleting dan objek logam lainnya, neomisin pada antibiotik salep kulit, potasium dikromat, bahan kimia yang sering terdapat pada sepatu kulit dan baju, latex pada sarung tangan dan pakaian karet. Beberapa literatur juga meenyebutkan beberapa jenis tanaman dapat menyebabkan tejadinya DKA pada individu yang sensitif setelah terpapar alergen dari beberapa jenis tanaman. Karakteristik yang ditimbulkan bersifat akut, sangat gatal, dan kadang  berbentuk linier 4,7.

2.2

Epidemiologi

Dari sebuah studi di Amerika serikat, didapatkan ternyata sekitar 7 % kasus kejadian DKA berhubungan dengan pekerjaan. Angka kejadian DKA yang tidak  behubungan dengan pekerjaan, seperti akibat alergen logam dan sejenisnya diperkirakan terjadi 3 kali lebih sering dibandingkan dengan dengan DKA yang berkaitan dengan pekerjaan. DKA yang menahun sering menyebabkan gangguan/disabiliti dalam pekerjaan.DKA dapat terjadi pada semua usia, tapi sangat jarang ditemukan  pada usia anak-anak dan orang lanjut usia (diatas 70 tahun) tahun)1,4,5,6. Di Indonesia, tidak ada data yang cukup tentang epidemiologi dermatitis kontak alergi, namun berdasarkan penelitian pada penata rias di Denpasar, sekitar 27,6% memiliki efek samping kosmetik, dimana 25,4% dari angka tersebut menderita DKA.5 

3

 

2.3

Etiopatogenesis

Sebagian besar penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (>

Gatal
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF