Defisiensi Growth Hormon pada anak

March 16, 2017 | Author: SharonLorisaSimamora | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Defisiensi Growth Hormon pada anak...

Description

Defisiensi Growth Hormon Pada Anak Sharon Lorisa Simamora (102011115)*

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawakan pendek dapat disebabkan oleh variasi genetik, penyakit intrauterin, atau berbagai malformasi atau penyakit kronis.. Pertumbuhan linear secara umum dianggap sangat menurun ketika tinggi anak turun lebih dari -2,5 SD dibawah mean tinggi menurut usia, ketika laju pertumbuhan anak menurun, atau ketika anak tersebut kecil menurut ukuran midparenteral (penghitungan statik tinggi keluarga secara kasar).1 1.2 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui mengenai Penyakit Defisiensi Growth Hormone pada anak. 1.3 Hipotesis Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun memiliki perawakan yang paling pendek di kelasnya, lahir normal cdan ukup bulan, tidak ada riwayat penyakit yang berarti, dan perkembangannya sesuai dengan usia. Selain kecil dan pendek, semua pemeriksaan fisik normal. Rasio segmen badan atas dan bawah didapatkan proporsional. Anak tersebut diduga menderita penyakit defisiensi growth hormone. 1.4 Butir Penting 1. Growth Hormone

3. Tinggi Badan

2. Metabolik Endokrin 1.5 Manfaat Memahami mengenai Penyakit Defisiensi Growth Hormone anak pada sistem Metabolik Endokrin.

*Mahasiswa

Fakultas

Kedokteran

Universitas

[email protected] 1

Kristen

Krida

Wacana,

PEMBAHASAN SKENARIO VI Seorang Ibu dari seorang anak laki-laki berusia 8 tahun mengeluh bahwa anaknya memiliki perawakan yang paling pendek di kelasnya. Kurva TB dan BB terlampir pada kurva dibawah ini. Menurut Ibunya, pasien lahir normal cukup bulan, tidak ada riwayat penyakit yang berarti, dan perkembangannya sesuai dengan usia. Selain kecil dan pendek, semua pemeriksaan fisik normal. Rasio segmen badan atas dan bawah didapatkan proporsional. Tinggi Ayahnya 180 cm; dan mengalami pubertas pada usia 13 tahun. Tinggi Ibunya 170 cm; dan mengalami menarke pada usia 14 tahun. a. Anamnesis Anamnesis yaitu pemeriksaan yang pertama kali dilakukan yaitu berupa rekam medik pasien. Dapat dilakukan pada pasiennya sendiri/langsung (auto) dan/atau pada keluarga terdekat/pengantar (allo). Anamnesis langsung, atau dokter langsung menanyakan pada pasien yang bersangkutan, atau biasa disebut auto-anamnesis, dan ada juga allo-anamnesis yaitu bila keadaan pasien tidak memungkinkan untuk diwawancarai misalnya dalam keadaan gawat darurat, keadaan afasia akibat strok atau bisa juga karena umur pasien yang belum cukup dewasa, sehingga anamnesis dilakukan pada orang terdekat seperti keluarga ataupun pengantarnya.2 Rekam medik yang dilakukan meliputi, Identitas: nama, umur, jenis kelamin, pemberi informasi (misalnya pasien, keluarga, dll), dan keandalan pemberi informasi. Keluhan Utama: keluhan yang membawa pasien tersebut pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Dalam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator waktu, berapa lama pasien merasakan hal tersebut. Riwayat penyakit sekarang (RPS): menceritakan kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD): menanyakan apakah pasien pernah mengalami sakit sebelumnya/tidak. Untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakit sekarang. Terutama yang berkaitan dengan kesakitan yang sama. Riwayat kesehatan berupa riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan ( berat badan tinggi badan), riwayat makanan.2,3

2

Riwayat keluarga yang adakah menderita penyakit yang sama; Ada tidak penyakit lain yang menyertai, ataukah pernah menderita sebelumnya; Ada konsumsi obat sejak timbul penyakit.2,3 Riwayat Pribadi dapat meliputi data-data sosial, ekonomi, pendidikan dan kebiasaan. Pada anak-anak perlu juga dilakukan anamnesis mengenai masa pubertasnya, gizi, dan pola hidupnya

Dalam kasus diatas maka anamnesis yang dilakukan adalah dengan allo-anamnesis. Riwayat kelahiran dan persalinan, tumbuh kembang, penyakit kronis dan obat obatan , orang yang juga pendek dalam keluarga, aspek psikososial, pola makan, gaya hidup, dan riwayat pubertas pada anak serta orang tua perlu ditanyakan. Target height / mid parental height: Laki - laki = {TB Ayah + (TB Ibu +13)} x 1/2 Perempuan ={TB Ibu + (TB Ayah -13)} x 1/2 Potensi tinggi genetik = target height ± 8,5 cm Tanpa adanya skrining pada bayi baru lahir, pasien sering datang terlambat dengan keluhan retardasi perkembangan disertai dengan gagal tumbuh atau perawakan pendek. Perlu ditanyakan riwayat gangguan tiroid dalam keluarga, penyakit ibu saat hamil, obat antitiorid yang sedang diminum dan terapi sinar.2

b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik merupakan suatu tahap pemeriksaan awal yang dilakukan oleh dokter atau petugas medis. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengetahui keadaan fisik pasien secara umum, guna menegakan diagnosis awal penyakit yang diderita.3,4 Pemeriksaan fisik pertama yang dapat kita lakukan adalah pemeriksaan keadaan umum dan TTV. Selanjutnya kita perlu melakukan pengukuran anthropometri berupa TB, BB, Lingkaran Kepala, Lingkaran dada, panjang lengan serta panjang kaki, dan menilai plot TB dan BB pada kurva pertumbuhan NCHS, dinilai menurut persentil yang sesuai. Bila memungkinkan kita juga dapat mengukur TB dan BB ayah, ibu dan saudarasaudaranya. Selanjutnya menghitung kecepatan tumbuh tinggi badan (growth velocity) pada pengukuran ulang sedikitnya 3 bulan setelah pengukuran pertama. 1,2,4 Setelah melakukan antropometri, kita melakukan pemeriksaan dari kepala hingga kaki dari pasien untuk mengetahui banyak hal seperti penyebab keluhan, diagnosa, different diagnosa, penyakit lain yang menyertai, bahkan komplikasi nya. Yang perlu kita 3

periksa antara lain kelainan kongenital, kelainan saluran cerna, paru, kardiovaskuler, leher (webbed neck)

kelenjar tyroid, pertumbuhan gigi, tanda-tanda pubertas menggunakan

pedoman (standard) dari Tanner. Pemeriksaan mata juga dapat kita lakukan seperti funduskopi dan lapang pandang (visual field). Kemudian pemeriksaan tulang, tengkorak kepala/Sella Tursica. Berikut merupakan lampiran kurva tumbuh kembang pasien pada skenario:

4

Interpretasi hasil pengukuran : 

Penurunan kecepatan pertumbuhan anak antara umur 3 sampai 12 tahun (memotong dua garis persentil) atau laju pertumbuhan
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF