Definisi Dan Manajemen Refleks Vagal

December 1, 2018 | Author: Anonymous R6OEEgGp | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

anes...

Description

1. Definisi dan Manajemen refleks vagal. Jawab : Refleks vagal merupakan yang dihasilkan oleh karena adanya  perangsangan terhadap nervus vagus. Nervus vagus merupakan nervus terpanjang dari semua saraf kranial. Kata “vagus” berasal dari bahasa latin yang berarti “mengembara”, mengembara”, dikatakan demikian k arena arena dari batang otak turun mempersarafi jantung, paru-paru, eshopagus, lambung, usus kecil, hati, kandung kemih, pankreas dan bagian atas uterus. Kira-kira 75% dari seluruh serabut saraf parasimpatis didominasi oleh nervus vagus yang melalui thorakal dan abdominal. Nervus vagus memiliki sifat motorik dan juga sensorik. a. Refleks vagal dalam fisiologi jantung Efektivitas pompa jantung dikendalikan oleh saraf parasimpatis (saraf vagus) yang sangat banyak menyuplai jantung. Perangsangan saraf vagus akan menyebabkan pelepasan asetilkolin pada ujung saraf vagus yang dapat menurunkan irama nodus sinus dan menurunkan eksitabilitas serabut-serabut penghubung nodus AV sehingga akan menghambat  penjalaran impuls jantung yang menuju ventrikel. Hormon asetilkolin juga j uga akan meningkatkan permeabilitas membran terhadap ion kalium, sehingga akan mempermudah terjadinya kebocoran kalium yang cepat dari serabut konduksi yang akan mengakibatkan hiperpolarisasi. Hiperpolarisasi ini akan dapat menyebabkan men yebabkan penurunan denyut jantung.

 b. Refleks vagus dalam fisiologi batuk c. Refleks vagus dalam fisiologi muntah Manajemen refleks vagal Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih berikan obat-

obat vasoaktif (adrenergik : agonis alfa yang indikasi kontra bila terdapat perdarahan seperti ruptur lien) 1. Dopamin, merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis >10 mcg/kg/menit, jarang terjadi takikardi. 2.  Norepineprin, efektif jika dopamin tidak adekuat dlam menaikan tekanan darah. Obat ini merupakan yang terbaik karena pengaruh vasokontriksi perifernya lebih besar terhadap jantung (palpitasi). Pemberian obat ini dihentikan bila tekanan darah sudah normal kembali. 3. Epineprin,

efek

vasokontriksi

perifer

sama

kuat

dengan

 pengaruhnya terhadap jantung. 4. Dobutamin,

berguna

bila

penurunan

tekanan

darah

yang

disebabkan oleh menurunnya cardiac output. 5. Ondansentron, antihistamin, antikolinergik untuk mencegah mual akibat refleks vagal setelah tindakan operasi.

2. Definisi dan manajemen spasme laring. Jawab : spasme laring merupakan spasme involunter otot-otot laring akibat  perangsangan sensoris dari nervus laringeal superior. Laringospasme dapat muncul akibat adanya cairan pada faring ataupun karena ETT melewati laring saat ekstubasi. Spame laring adalah penyebab tersering sumbatan  jalan napas setelah ekstubasi pada anestesi umum terutama pada operasi dijalan napas seperti tonsilektomi. Manajemen spasme laring

Spasme laring biasanya bisa dicegah dengan cara melakukan ekstubasi dalam ataupun ekstubasi sadar penuh. Penanganan pada keadian spasme laring adalah dengan memberikan ventilasi positif menggunakan oksigen 100% atau dengan memberikan lidocain 1-1.5 mg/kgBB. Jika spasme laring masih menetap dan terjadi hipoksia, berikan suksinil kolin dosis kecil (0.25-0.5 mg/kgBB) dan dapat ditambahkan propofol dosis kecil untuk relaksasi dari otot-otot laring sehingga dapat melakukan kontrol ventilasi. 3. Tingkat kesadaran dan GCS Jawab : Kesadaran mengacu pada kesadaran subjektif mengenai dunia luar dan diri, termasuk kesadaran mengenai dunia pikiran sendiri; yaitu kesadaran mengenai pikiran, persepsi, mimpi, dan sebagainya. Penilaian derajat kesadaran dapat dinilai secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penilaiangangguan kesadaran secarakualitatifantara lain mulai dari apati, somnolen, delirium, bahkan koma. Pada manual ini akan diajarkan  penilaian derajat kesadaran secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS).

Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E-V-M dan selanjutnya nilai GCS tersebut dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi atau GCS normal adalah 15 yaitu E4V5M6 dan nilai GCS terendah adalah 3 yaitu E1V1M1. Berikut beberapa penilaian GCS dan interpretasinya terhadap tingkat kesadaran : 

 Nilai GCS (15-14)

: Composmentis



 Nilai GCS (13-12)

: Apatis



 Nilai GCS (11-10)

: Delirium



 Nilai GCS (9-7)

: Somnolen



 Nilai GCS (6-5)

: Sopor



 Nilai GCS (4)

: semi-coma



 Nilai GCS (3)

: Coma

Composmentis, yaitu kondisi seseorang yang sadar sepenuhnya, baik

terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya dan dapat menjawab  pertanyaan yang ditanyakan pemeriksa dengan baik. Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh tak acuh

terhadap lingkungannya.

Delirium,  yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan

gerakan, siklus tidur bangun yang terganggu dan tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi serta meronta-ronta. Somnolen  yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun masih

dapat sadar bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti akan tertidur kembali. Sopor,   yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam, namun

masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi tidak terbangun sempurna dan tidak dapat menjawab  pertanyaan dengan baik. Semi-coma  yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan

respons terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali, respons terhadap rangsang nyeri hanya sedikit, tetapi refleks kornea dan  pupil masih baik. coma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, memberikan

respons terhadap pertanyaan, tidak ada gerakan, dan tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF