Data Analisa Studio Perencanaan Kota 2015 di Situbondo

September 16, 2017 | Author: Muhammad Halil | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Hasil DA SPK PWK FT UB 2013 pada tahun 2015 di Situbondo...

Description

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

BAB VI DATA DAN ANALISA 6.1

Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Wilayah

6.1.1 Perencanaan Pembangunan Daerah (RPJP/RPJM) Rencana pembangunan jangka menengah atau disebut dengan RPJM merupakan laporan yang berisi tentang visi, misi, tujuan dan sasaran suatu daerah untuk melakukan pembangunan serta kebijakan dan program yang akan direncanakan. Perencanaan pembangunan Kabupaten Situbondo dilaksanakan sesuai dengan RPJPD Kabupaten dan RTRW Kabupaten yang merupakan satu kesatuan dokumen sistem perencanaan pembangunan daerah. RPJPD Kabupaten Situbondo dapat ditinjau kembali setiap lima tahun. Berikut merupakan visi, misi, dan Strategi dalamm RPJM Kabupaten Situbondo tahun 2011-2015: 1.

Visi Terwujudnya Masyarakat Situbondo yang Beriman, Sejahtera dan Berkeadilan.

2.

Misi a) Meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari serta memberi perhatian pada lembaga untuk kelancaran peran dan tanggung jawab. b) Meningkatkan kualitas SDM melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan ketrampilan serta peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. c) Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat. d) Meningkatkan kualitas dan mentalitas pengabdian pengelola pemerintahan demi terwujudnya profesionalitas kinerja pelayanan. e) Meningkatkan kualitas demokrasi, supremasi hukum dan HAM melalui

peningkatan

kesadaran

hukum

bagi

aparatur

dan

masyarakat.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-1

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

3.

Startegi Strategi yang tedapat dalam RPJM Kabupaten Situbondo merupakan stategi yang akan dikerjakan dalam perioofe pengembangan daerah selama lima tahunan mereupakan penjabaran dari misi RPJMD Kabupaten. Tabel 6.1 Analisis Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah

No. 1

2

3

Kebijakan Meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari serta memberi perhatian pada lembaga untuk kelancaran peran dan tanggung jawab. Meningkatkan kualitas SDM melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan ketrampilan serta peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat.

Meningkatkan kualitas dan mentalitas pengabdian pengelola pemerintahan demi terwujudnya profesionalitas kinerja pelayanan 5 Meningkatkan kualitas demokrasi, supremasi hukum dan HAM melalui peningkatan kesadaran hukum bagi aparatur dan masyarakat. Sumber: Hasil Analisis, 2015

Analisis Berdasarkan kondisi eksisting Pemerintah Kecamatan Panarukan telah melakulkan kegiatan tersebut dengan mengadakan acara keagamaan di masjid-masjid di Kecamatan Panarukan maupun di tempat peribadatan lain. Kecamatan Panarukan juga terdapat tingkatan pendidikan seperti TK, SD, dan SMP yang tersebar di masing-masing desa di Kecamatan Panarukan. Selain itu juga terdapat pos kesehatan seperti pos kesehatan pelabuhan dan praktek dokter di Desa Kilensar dan ada Puskeswan di Desa Paowan. Pada kondisi eksistik perekonomian di Kecamatan Panarukan di dominasi sektor pertanian yang berdada di seluruh kawasan BWP Kecamatan Panarukan sedangkan pusat perdagangan yang lebih lengkap berada di Desa Kilensari dan sebagian di Desa Wringinanom. Selain itu juga terdapat beberapa industri kecil seperti pengolahan kerajinan dari kayu di Desa Paowan yang biasa diekspor ke Provinsi Bali dan industri rumah tangga pembuatan tahu di Desa Paowan yang skalanya sampai di ekspor ke kecamatan lain di Kabupaten Situbondo yaitu Kecamatan Panji dan Kecamatan Besuki

4

Kedua visi ini belum terlihat secara jelas peningkatan kualitas profesionalitas dan kesadaran masyarakat, karena hal tersebut kualitatif sehingga parameter penilaian sudah teralisasi atau belum masih bisa.

Berdasarkan analisis pada di atas Pemerintah Kabupaten Situbondo telah melakukan beberapa strategi kebijakan RPJM dengan cukup baik, meskipun belum sepenuhnya dilakukan. Kebijakan yang sudah dijalankan maupun belum, sebaiknya pemerintah Kabupaten Situbondo selalu mengevaluasi dan menindak lanjuti hal tersebut agar sesuai dengan tujuan, visi, dan misi yang terdapat dalam Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-2

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

RPJM Kabupaten Situbondo dan juga sesuai dengan Perencanaan Ruang RTRW Kabupaten Situbondo. 6.1.2

Perencanaan Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Situbondo

A.

Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Situbondo 1. Visi Pengembangan Tata Ruang Kabupaten Situbondo Visi penataan ruang Kabupaten Situbondo adalah Terwujudnya Ruang Wilayah yang Seimbang Berbasis Bahari. a)

Struktur Tata Ruang Kebijakan penataan ruang terkait struktur ruang yaitu mewujudkan struktur ruang yang seimbang guna mendorong pertumbuhan wilayah sekaligus mengurangi kesenjangan antar wilayah.

b)

Prasarana Perkotaan Sistem prasarana perkotaan mendukung untuk keberlanjutan struktur ruang yaitu dengan mewujudkan penyediaan prasarana di perkotaan untuk peningkatan SDM yang lebih produktif dan mandiri serta berdaya saing tinggi.

2. Konsepsi Struktur Tata Ruang Kabupaten Situbondo a) Strategi Dasar Pembangunan Kebijakan

penataan

ruang

wilayah

Kabupaten

Situbondo

membahas mengenai strategi penataan struktur ruang wilayah Kabupaten Situbondo, strategi pengembangan pola ruang wilayah Kabupaten Situbondo, strategi pengembangan pesisir dan pulaupulau kecil, dan strategi penetapan kawasan strategis wilayah Kabupaten Situbondo. b) Pemanfaaatan Ruang Berdasarkan strategi dasar pembangunan Kabupaten Situbondo tersebut ditetapkan beberapa pemanfaatan ruang yaitu: 1) Pengembangan pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah yang mendukung perkembangan industri, pertanian dan pariwisata bahari

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-3

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

2) Penyediaan prasarana wilayah melalui pengembangan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan sebagai pendorong iklim produktif 3) Pengendalian fungsi kawasan lindung yang mencakup kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainnya dengan menetapkan fungsi utamanya meliputi fungsi lindung dan tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan budidaya 4) Pengembangan manajemen resiko pada kawasan rawan bencana. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan budidaya untuk mendukung perekonomian

wilayah

sesuai

daya

dukung

lingkungan B.

Rencana Struktur Ruang Kota Kabupaten Situbondo Rencana struktur ruang kota Kabupaten Situbondo dilakukan dengan

perwujudan sistem pusat kegiatan dan perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah. Perwujudan sistem pusat kegiatan di Kabupaten Situbondo meliputi: 1. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kecamatan Situbondo 2. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (Pklp) di Kecamatan Besuki dan Asembagus. 3. Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Banyuglugur, Suboh, Mlandingan, Bungatan, Jatibanteng, Sumbermalang, Kendit, Panarukan, Mangaran, Panji, Arjasa, Kapongan, Jangkar, dan Banyuputih. 4. Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di Desa Kayumas, Patemon, Tanjung Pecinan, Gelung, Kumbang sari, Curahcotok, Battal, Dawuhan, Kalirejo, Kedunglo, Lubawang, Patemon, Kukusan, Alas Banyur dan Blimbing Perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah di Kabupaten Situbondo meliputi sistem jaringan prasarana utama yang terdiri dari jaringan transportasi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-4

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

darat, jaringan transportasi laut dan jaringan transportasi udara; dan sistem jaringan prasarana lainnya. C.

Rencana Jaringan dan Pengembangan Transportasi Pengembangan jaringan dan prasarana transportasi jalan yang ada di

wilayah Kabupaten Situbondo bertujuan untuk meningkatkan, memajukan dan meratakan pembangunan yang ada pada wilayah situbondo. Prasarana jalan berperan untuk melayani wilayah dalam dua bentuk pelayanan utama yakni, untuk melayani aktivitas ekonomi terhadap pergerakan orang, barang dan jasa dan untuk membuka serta melancarkan akses bagi wilayah-wilayah yang sulit di jangkau. 1. Jaringan jalan Kebijakan terhadap rencana sistem jaringan jalan di Kabupaten Situbondo adalah: a) Jalan Nasional Jaringan jalan nasional di wilayah Kabupaten Situbondo memiliki perkembangan yang tergolong baik, tertata sesuai dengan hirarki dan tingkat perkembangan wilayah, arahan struktur wilayah, arahan pengembangan wilayah perkotaan dan perdesaan maupun sentrasentra perekonomian wilayah. Jalan nasional sebagai jalan arteri primer

pada

wilayah

Kabupaten

Situbondo

yang

terus

berkembangkan adalah jalur pantura. b) Jalan Provinsi Jalan provinsi merupakan jalan yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota dan antar ibukota kabupaten/kota. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan jalan provinsi di wilayah Kabupaten Situbondo meliputi jalan SitubondoBondowoso-Jember. c.

Jalan Kabupaten Pada rangka pengembangan jalan kabupaten, perlu memperhatikan 4 (empat) hal dalam rencana pengembangan transportasi jalan, yaitu berkaitan dengan fungsi dan hirarki jalan, kapasitas jalan, pengembangan jalan alternatif dan ketersediaan fasilitas parkir.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-5

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

D.

Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan adalah rencana

pengembangan prasarana dan infrastruktur kota yang berkelanjutan yang berprinsip pada fungsional prasarana dengan prioritas menjaga kelestarian lingkungan. Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan terdiri dari rencana sistem drainase, rencana sistem persampahan, dan rencana sistem pengelolaan air limbah. Berikut ini adalah uraian rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan. 1. Rencana Sistem Drainase Rencana pengembangan sistem drainase Kecamatan Panarukan terdiri atas sistem jaringan drainase yang berfungsi untuk mencegah genangan dan rencana kebutuhan sistem jaringan di kawasan perkotaan. Berikut adalah rencana pengembangan sistem drainase kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. a. peningkatan kapasitas sistem drainase di pusat-pusat kegiatan b. pemanfaatan sistem drainase yang telah ada secara maksimal, baik sungai, anak sungai, maupun saluran lainnya. c. Saluran diusahakan mengikuti kemiringan tanah yang ada sehingga air hujan dapat dialirkan secara gravitasi. d. Saluran primer diusahakan mengikuti saluran alam, sedangkan untuk saluran sekunder akan mengikuti saluran alam dan saluran buatan; dan saluran tersier akan mengikuti pola jaringan jalan. e. Sistem drainase dirancang untuk mengalirkan air hujan secepatnya sehingga

waktu

pengaliran

lebih

pendek

dan

mengurangi

kemungkinan terjadinya genangan dalam waktu yang panjang. Pemilihan sistem jaringan drainase yang akan dikembangkan didasarkan pada karakteristik fisik daerah perencanaan dan jaringan jalan, jaringan irigasi serta prasarana lainnya. 2. Rencana Sistem Persampahan Rencana sistem persampahan adalah dengan menggunakan konsep komunal dan terpusat. Konsep pengelolaan secara komunal diperkukan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-6

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

untuk mengurangi beban TPA. Berikut adalah rencana sistem persampahan kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. a. penyusunan rencana induk pengolahan persampahan; b. pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) regional; c. Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di

seluruh

Kecamatan; d. penerapan pengelolaan sampah dengan menggunakan pendekatan konsep 4R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (memakai kembali), recycle (mendaur ulang) dan replace (mengganti);3. Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah e. penyediaan sarana pengangkutan sampah yang memadai dan mendistribusikannya secara proporsional di setiap wilayah 3. Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah Rencana sistem pengelolaan air limbah diperlukan agar limbah-limbah tersebut

tidak

merusak

dan

mencemari

lingkungan

dengan

memperhatikan standar dalam pembuatan saluran pembuangan limbah baru maupun pengawasan terhadap saluran pembungan limbah yang telah ada. Berikut ini adalah upaya pengelolaan air limbah kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. a. pengembangan septik tank dengan sistem terpadu untuk kawasan

pemukiman perkotaan; b. pengembangan sistem sewerage untuk kawasan industri dan kawasan

padat dengan memakai sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) serta Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT);dan c. pengembangan sistem jaringan tertutup untuk kawasan industri yang

memungkinkan menghasilkan limbah. 6.1.3

Kebijakan Sektoral

A.

Kebijakan dan Strategi Kawasan Lindung Kawasan Lindung ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah,

budaya

bangsa

guna

kepentingan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

pembangunan

berkelanjutan.

VI-7

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Berdasarkan kriteria kawasan lindung menurut Keppres No.32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, kawasan perdesaan Kecamatan Panarukan memiliki kawasan perlindungan setempat berupa kawasan sempadan sungai dan pantai, yang termasuk juga kawasan rawan bencana banjir. 1. Kawasan sempadan sungai. Pola penyebaran sempadan sungai tidak bertanggul banyak terdapat di wilayah perdesaan Kecamatan Panarukan. Sempadan sungai sebaiknya difungsikan untuk kawasan penghijauan sempadan. 2. Kawasan sempadan pantai. Beberapa desa yang memiliki garis pantai yaitu desa Kilensari, Gelung, Peleyan, dan Duwet, perlu pengendalian pengembangan untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. 3. Kawasan rawan bencana banjir. Bencana banjir yang pernah terjadi dikarenakan meluapnya sungai Deluwang, terutama di desa Sumberkolak dan Wringinanom, diperlukan

penertiban

mempertimbangkan

pembatasan

kestabilan

pembangunan

kelerengan,

dan

dengan

membangun

plengsengan di pinggiran sungai sebagai upaya konservasi di sekitar sungai. Selain itu diperlukan adanya partisipasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan di sungai terutama limbah rumah tangga cair maupun padat. B.

Kebijakan dan Strategi Kawasan Budidaya Kawasan

budidaya

adalah

kawasan

pengembangan

permukiman,

perdagangan dan jasa, pertanian, industri dan pariwisata. Pembangunan kawasan budidaya dilakukan merata pada seluruh wilayah perdesaan Kecamatan Panarukan dengan memperhatikan

ketentuan pengendalian

yang berlaku, sehingga

pemanfaatan lahan yang terjadi diharapkan mampu berjalan dengan optimal.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-8

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.1 Peta Pola Ruang

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-9

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.2

Kebijakan Pengembangan Kecamatan Panarukan Perencanaan yang akan dilakukan di Kecamatan Panarukan akan

menyesuaikan dengan kebijakan pembangunan kota di Kecamatan Panarukan yang menjadi wilayah perencanaan untuk mendapatkan perencanaan yang sinergis dan sesuai dengan acuan pengembangan yang ada beserta visi dan misi Kecamatan Panarukan. Visi dari Kecamatan Panarukan yaitu “Terwujudnya Ruang Wilayah yang Seimbang Berbasis Bahari”, sedangkan misi untuk mencapai visi tersbut adalah sebagai berikut. a.

Mewujudkan struktur ruang yang seimbang guna mendorong pertumbuhan wilayah sekaligus mengurangi kesenjangan antar wilayah;

b.

Mewujudkan keterpaduan antar sektor unggulan dalam mendukung potensi bahari;

c.

Mewujudkan terciptanya kepastian hukum dalam kegiatan usaha sesuai rencana tata ruang serta mendorong peluang investasi produktif; dan

d.

Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana di perkotaan dan perdesaan untuk peningkatan kualitas SDM yang lebih produktif dan mandiri serta berdaya saing tinggi. RTRW Kabupaten Situbondo tahun 2014-2034 menyebutkan bahwa

Kecamatan Panarukan merupakan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang melayani Kecamatan Panarukan itu sendiri mencakup Desa Kilensari, Desa Paowan, Desa Sumberkolak, Desa Wringinanom, Desa Peleyan, Desa Alasmalang, Desa Duwet dan Desa Gelung, dengan fungsi untuk memberikan pelayanan terhadapa daeran yang dilayani terkait dengan perdagangan dan jasa, pendidikan, jasa pariwisata, pertanian, pelayanan sosial, pelayanan ekonomi skala regional, pengembangan permukiman dan atau peruntukan industri.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-10

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.2 Peta Orientasi Kecamatan Terhadap Kabupaten

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-11

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.3 Peta Sistem Perkotaan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-12

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.3

Isu Strategis Kecamatan Panarukan Isu strategis yang berkembang di Kecamatan Panarukan adalah adanya

rencana pengembangan pelabuhan Panarukan Kabupaten Situbondo serta Penuntasan penyelesaian pembukaan kembali jalur kereta api Kalisat (Jember)Bondowoso-Situbondo-Panarukan. A.

Pengembangan Pelabuhan Panarukan Kabupaten Situbondo Pelabuhan Panarukan berdasarkan kebijakan RTRW Kabupaten Situbondo

Periode 2013-2033 diperuntukkan sebagai pelabuhan regional untuk peti kemas dan kargo. Luas daerah lingkungan pelabuhan sekitar 39,48 ha. Barang yang masuk ke Panarukan sebagian besar berupa hasil sumber daya alam seperti kayu asal Kalimantan dan Sulawesi, Garam dari Pulau Madura, serta ikan laut dari Sulawesi.

Gambar 6.1 Kondisi Pelabuhan Panarukan Sumber: Survei Primer, 2015

Berdasarkan hasil analisis kebijakan, Pelabuhan Panarukan diperuntukkan untuk Pelabuhan Regional, akan tetapi kondisi eksisting-nya pelabuhan yang ada sudah melewati batas regional, dan mampu melayani ruang lingkup nasional karena mengangkut sumber daya alam berupa kayu dari Pulau Sulawesi, Kalimantan, dan lain-lain. Oleh karena itu sarana dan prasarana pendukung di Pelabuhan

Panarukan

perlu

dilakukan

perbaikan

untuk

menunjang

keberlangsungan operasional pelabuhan yang ada. Selain itu, kondisi eksisting yang ada sarana penunjang pelabuhan sebagian besar menyatu dengan permukiman warga di pesisir pantai, sehingga Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-13

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

tidak terlihat jelas batas antara sarana pendukung pelabuhan dengan permukiman warga, sehingga banyak bangunan pendukung pelabuhan tidak beroperasional dengan baik.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-14

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.4 Peta Jaringan Transportasi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-15

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

B.

Penuntasan penyelesaian pembukaan kembali jalur kereta api Kalisat (Jember)-Bondowoso-Situbondo-Panarukan Pengembangan transportasi kereta api untuk melayani pergerakan yang

menghubungkan antara Panarukan-Bondowoso-Kalisat-Jember. Stasiun Kereta Api Panarukan terletak di Desa Kilensari. Letak Stasiun KA tidak jauh dari Pelabuhan Panarukan. Panjang jalur rel kereta api Jember-Panarukan 70 km. Stasiun kereta api Panarukan sudah ada sejak zaman Belanda yaitu pada tahun 1897, dan ditutup pada tahun 2004 dikarenakan sudah tuanya prasarana yang ada, dan minimnya barang yang diangkut dari pelabuhan serta sedikitnya penumpang. Berdasarkan kebijakan RTRW Kabupaten Situbondo Periode 2013-2033, adanya rencana pembukaan kembali jalur jereta api Jember-Panarukan, sebagai upaya dalam meningkatkan sektor ekonomi regional. Stasiun KA ini direncanakan sebagai pariwisata, penelitian, dan pendidikan. Rencana pembukaan kembali jalur kereta api ini dimulai tahun 2015.

Gambar 6.2 Stasiun Kereta Api Sumber: Survei Primer, 2015

Berdasarkan gambar 6.2 dapat diketahui bahwa stasiun Panarukan tidak layak untuk operasional, karena kondisi fisik bangunan yang sudah tua. Selain itu daerah sempadan rel sudah banyak yang dipenuhi oleh permukiman dan perkebunan. Salah satu contohnya yaitu aktivitas nelayan yang menjemur hasil perikanan di daerah sempadan rel, di dekat lokasi Stasiun Panarukan, seperti pada gambar 6.3

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-16

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Gambar 6.3 Daerah Sempadan Rel di sekitar Stasiun Panarukan Sumber: Survei Primer, 2015

Adanya rencana pengoperasional kembali jalur kereta api KalisatPanarukan berhubungan dengan rencana pengembangan Pelabuhan Panarukan, karena dengan ramainya aktivitas bongkar-muat barang di Pelabuhan, maka Stasiun Panarukan akan berperan dalam proses distribusi barang dari pelabuhan tersebut, sehingga adanya pengoperasional kembali jalur Kereta Api KalisatPanarukan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi daerah Kecamatan Panarukan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-17

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.4

Pembagian Sub BWP Kecamatan Panarukan Pembagian Sub BWP Kecamatan Panarukan berdasarkan kepada

jangkauan pelayanan fasilitas, prasarana dan guna lahan eksisting yang ada. Setiap Sub BWP terdiri atas blok yang dibagi berdasarkan batasan fisik antara lain jalan dan sungai, serta kesamaan penggunaan lahan pada blok tersebut. Berikut merupakan pembagian blok Sub BWP pada kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. Tabel 6.2 Pembagian Sub BWP Kecamatan Panarukan No. 1.

Desa Kilensari

Nama Blok 68351-KL-01

68351-KL-02

68351-KL-03

68351-KL-04

68351-KL-05

2.

Paowan

68351-PW-01

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Penggunaan Lahan Perumahan Pendidikan Tambak Pertanian Perumahan Pendidikan PPU Perdagangan dan Jasa Industri dan Pergudangan Pemakaman Peribadatan Keamanan Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa Kesehatan Industri dan Pergudangan PPU Pemakaman Peribadatan Keamanan Tambak Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU Peribadatan Pendidikan Industri dan Pergudangan Pertanian Perumahan Peribadatan Tambak Pertanian Perumahan Pendidikan Perdagangan dan Jasa Pemakaman PPU Industri dan Pergudangan Peribadatan

Luas (Ha) 59,58

61,09

49,74

67,88

274,71

75,41

VI-18

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Desa

Nama Blok

68351-PW-02

68351-PW-03

68351-PW-04

3.

Wringinanom

68351-PW-05 68351-WA-01

68351-WA-02

68351-WA-03 68351-WA-04

Penggunaan Lahan RTH dan Olahraga Keamanan Pertanian Perumahan Peribadatan Perdagangan dan Jasa PPU Kesehatan Pertanian Perumahan Peribadatan Pendidikan Pertanian Perumahan Pendidikan Peribadatan Industri dan Pergudangan RTH dan Olahraga Keamanan Perdagangan dan Jasa PPU Pertanian Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU Industri dan Pergudangan Peribadatan Pemakaman Pertanian Perumahan RTH dan Olahraga Pendidikan Peribadatan PPU Industri dan Pergudangan Pertanian Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU Industri dan Pergudangan Pertanian

Luas (Ha)

391,5

266,91

105,35

50,79 45,4

131,07

288,87 56,62

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan tabel 6.2 dapat dilihat bahwa jumlah sub BWP di kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan adalah 3 sub BWP dengan batas administrasi. Masing-masing sub BWP terbagi kembali menjadi blok dengan total jumlah blok sebanyak 14 blok, dimana blok tersebut dibatasi oleh batas sungai atau jalan. Pembagian sub BWP tersebut nantinya akan diketahui sub BWP prioritas yang membutuhkan penanganan khusus secara detail dalam zoning. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-19

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.5 Peta Kawasan Perencanaan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-20

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.6 Peta Pembagian Sub BWP

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-21

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.5 6.5.1

Fisik Dasar dan Sumber Daya Alam Tanah dan Geologi Tanah dan geologi merupakan salah satu unsur tematik dalam kondisi fisik

dasar suatu perencanaan. Kondisi tanah dan geologi dalam kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan dapat diketahui pada tabel 6.3 dan 6.4 : Tabel 6.3 Jenis Tanah di Kecamatan Panarukan Desa Bagian Wilayah Perkotaan Kilensari Pawoan Wringinanom Bagian Wilayah Perdesaan Sumberkolak Peleyan Duwet Alasmalang Gelung Sumber : Survei Primer, 2015

Jenis Tanah Aluvial dan Regosol Aluvial dan Regosol Aluvial Aluvial, Regosol, dan Non Calcic Aluvial Aluvial Aluvial Aluvial

Luas (Ha) 641,27 889,61 532,83 1664,19 1039,64 866,35 231,72 390,97

Tabel 6.4 Geologi di Kecamatan Panarukan Desa Bagian Wilayah Perkotaan Kilensari Pawoan Wringinanom Bagian Wilayah Perdesaan Sumberkolak Peleyan Duwet Alasmalang Gelung Sumber : Survei Primer, 2015

Geologi Alluvium Alluvium dan Leucite Bearing Rocks Alluvium Alluvium, Leucite Bearing Rocks, dan Old Quartenary Vulcanic Alluvium Alluvium Alluvium Alluvium

Luas (Ha) 641,27 889,61 532,83 1664,19 1039,64 866,35 231,72 390,97

Pada tabel 6.3 dan 6.4 tentang jenis tanah dan geologi di BWP Kecamatan Panarukan sebagian besar terdiri dari jenis tanah alluvial dan geologi alluvium. Hal ini berarti tanah di BWP Kecamatan Panarukan memiliki potensi untuk pengembangan lebih mudah. 6.5.2

Hidrologi Keadaan hidrologi di Kecamatan Panarukan khususnya di wilayah

perkotaan Kecamatan Panarukan dapat dilihat dari adanya sungai yang melewati sepanjang wilayah perkotaan. Salah satu sungai yang besar yaitu Sungai Sampean

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-22

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

yang mengalir hingga menuju Kecamatan Situbondo. Cekungan air tanah juga terdapat di seluruh wilayah di Kecamatan Panarukan. 6.5.3

Topografi Tingkat

kelerengan

lahan

diperlukan

untuk

melakukan

analisis

kemampuan dan kesesuaian lahan. Tingkat kelerengan di Kecamatan Panarukan terdiri dari range 0-2% dan 15-40%. Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Panarukan hanya memiliki satu kelerengan yaitu 0-2%, sedangkan kelerengan 1540% hanya berada di sebagian besar wilayah pada Desa Sumberkolak. Ketinggian Kecamatan Panarukan menurut Kecamatan Panarukan dalam Angka Tahun 2014 dijelaskan pada tabel 6.5 : Tabel 6.5 Ketinggian Desa di Kecamatan Panarukan dari Permukaan Laut No. Desa 1. Kilensari 2. Paowan 3. Sumberkolak 4. Wringinanom 5. Peleyan 6. Alasmalang 7. Duwet 8. Gelung Sumber : Kecamatan Panarukan Dalam Angka, 2014

Ketinggian (meter) 3 4 6 4 3 4 1 3

6.5.4 Klimatologi Stasiun pengukur curah hujan pada Kecamatan Panarukan tersebar di Desa Wringinanom, Desa Sumberkolak, dan Desa Alasmalang. Berdasarkan data Kecamatan Panarukan dalam Angka tahun 2014, banyaknya curah hujan yang terjadi per bulan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut. Tabel 6.6 Rata-rata Curah Hujan Menurut Stasiun Pengukur Curah Hujan di Kecamatan Panarukan No.

Bulan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November

Rata-rata Curah Hujan (mm) Sumberkolak Wringinanom Alasmalang 32 22 18 19 17 22 14 17 30 23 16 23 15 11 22 16 8 18 13 10 24 24 32 24

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-23

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Bulan

Rata-rata Curah Hujan (mm) Sumberkolak Wringinanom Alasmalang 12. Desember 19 14 35 Rata-rata 20,6 16,8 23,8 Sumber : Kecamatan Panarukan Dalam Angka, 2014

Berdasarkan tabel 6.6 maka curah hujan di Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam curah hujan sangat rendah. Data curah hujan ini nantinya akan digunakan dalam analisis kemampuan dan kesesuaian lahan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-24

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.7 Peta Jenis Tanah

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-25

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.8 Peta Geologi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-26

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.9 Peta Hidrologi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-27

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.10 Peta Kelerengan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-28

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.11 Peta Kontur

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-29

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.12 Peta Curah Hujan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-30

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.5.5

Sumber Daya Alam Potensial Kondisi sumber daya alam yang dimaksud untuk memahami kondisi

daya dukung lingkungan, dan untuk memahami tingkat perkembangan pemanfaatan sumberdaya lahan/tanah, sumberdaya air, sumberdaya udara, sumberdaya hutan, dan sumberdaya alam lainnya serta potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam menunjang pengembangan wilayah Kabupaten Situbondo. Berikut akan dijelaskan megenai potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Situbondo: 1. Kabupaten Situbondo masih mempunyai area yang luas untuk kawasan lindung yaitu sekitar 55,4% dari luas wilayah, yakni sebesar 90519,4 Ha yang dapat digunakan sebagai kawasan lindung yang memiliki kecenderungan menjadi daerah yang ditumbuhi flora yang memiliki potensi untuk menjadi hutan primer, serta fauna yang langka seperti babi, kijang, merak, ayam dan rusa yang unik dan langka sehingga dapat dikembangkan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian (education tourism), sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. 2. Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya saat ini berupa hutan lindung dan kawasan hutan mangrove yang luasannya masing-masing mencapai 89796.34 Ha atau 98 % dari luas hutan secara keseluruhan yaitu 91713,07 Ha; dengan Hutan Mangrove dengan luas sekitar 0,8% dari luas hutan keseluruhan. 3. Kawasan pesisir Kabupaten Situbondo memiliki potensi terumbu karang dan hutan mangrove yang dapat menunjang perikanan laut. Terumbu karang di Situbondo terdapat hampir di setiap wilayah laut kabupaten / kota sejauh 4 mil dengan luas 4,7 Km2 di kecamatan Arjasa dan Kecamatan Panarukan. Jenis mangrove yang terdapat di Kabupaten Situbondo adalah Tinjang dan api-api 4. Kawasan pantai berhutan bakau di Kabupaten Situbondo berada sepanjang pantai di Kecamatan Banyuglugur, Besuki, Suboh, Mlandingan, Bungatan, Kendit, Panarukan, Kapongan, Mangaran, Arjasa, Jangkar, Asembagus dan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-31

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Banyuputih dengan luas keseluruhan 229 Ha ditetapkan sebagai kawasan pantai berhutan bakau yang dilindungi. 5. Dam, cek dam dan embung

yang

terdapat di Kabupaten Situbondo

sebagian besar dimanfaatkan baik untuk sumber air irigasi, sumber air bersih serta pariwisata. 6. Sungai di Kabupaten Situbondo yang memiliki arus deras dapat dijadikan sebagai salah satu bagian dari wisata alam-petualangan seperti arung jeram, out bond, dan kepramukaan. 7. Terdapat kawasan lindung berupa suaka dan cagar alam di wilayah Kabupaten Situbondo yakni Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur Kabupaten Situbondo diantara Selat Madura dan Selat Bali. Selain tiu Taman Nasional Baluran juga merupakan Kawasan Pelestarian alam yang berupa taman wisata alam. 8. Terdapatnya Bangunan Kuno yang diperkirakan bangunan bekas kantor/ Rumah Residen / Bupati Besuki, makam Bupaten Besuki, menara Masjid dan mercusuar di kecamatan Besuki, Pelabuhan Peninggalan VOC dan Stasiun KA di Kecamatan Panarukan. 9. Peninggalan VOC dan Stasiun KA di Kecamatan Panarukan. 10. Aspek pariwisata berupa objek-objek wisata meliputi wisata alam, wisata budaya, wisata agro dan wisata minat khusus (wisata pendidikan, ziarah, dan sebagainya) yang terdiri dari Objek Wisata Alam Pegunungan Desa Baderan, Agro Wisata Kayumas PTPN XII, Pondok Pesantren, Tapak Tilas Syekh Maulana lshak (Pecaron), Pelabuhan Rakyat Kalbut, Pelabuhan Rakyat Panarukan, Pelabuhan Rakyat Besuki, Pelabuhan Ferry Jangkar, TPI Pondok Mimbo, Kolam Renang Tirta Pandawa, Pemandian Alam Taman, Pemandian Alam Banyuanget, Taman Nasional Baluran. 11. Terdapat lahan budidaya perikanan berupa budidaya air payau (tambak) yang terdapat di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan seluas 125,92 ha. Jenis tambak yang ada di Kecamatan Panarukan ini adalah jenis tambak tradisional, karena teknik pengelolaan mulai dari penebaran bibit, pola pemberian pakan, dan sistem pengelolaan air dan lingkungan dilakukan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-32

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

masih secara tradisional. Tambak-tambak yang ada di Desa

Kilensari

sebagian besar merupakan kepemilikan pribadi oleh nelayan di sekitar. Sehingga untuk pemasaran dilakukan secara individu. Pemasaran hasil tambak umumnya dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kilensari yang menampung hasil perikanan dari masyarakat lokal, juga dipasarkan di Pasar Kilensari, dan beberapa lagi dijual ke luar kecamatan seperti Kecamatan Situbondo, Panji, dan lain-lain. Hasil produksi tambak seperti ikan lele, mujair, udang windu putih, bandeng, gurami, tombro, nila, tawas, dan yang mendominasi di Desa Kilensari adalah tambak udang. Sesuai dengan kebijakan pada RTRW Kabupaten Situbondo Periode 2013-2033 bahwa

daerah

pesisir

Kecamatan

Panarukan

diperuntukkan

untuk

perwujudan kawasan perikanan, berupa pengembangan perikanan budidaya laut dan tambak. Sehingga areal tambak yang cukup luas di Kecamatan Panarukan perlu dikelola dengan optimal agar mampu mengembangkan ekonomi lokal dari sektor perikanan. 12. Adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kilensari yang berlokasi tepat di tepi laut dekat dengan Pelabuhan Panarukan. Hasil laut yang di pasarkan di TPI ini diperoleh dari nelayan langsung, pengelola tambak, dan impor dari daerah lain. Sarana dan prasarana pendukung fungsi TPI di Desa Kilensari belum dikatakan baik. Prasarana contohnya berupa saluran drainase yang tidak mengalir lancar dikarenakan tersumbat oleh limbah tulang ikan yang dibuang langsung ke saluran. Selain itu wadah pengangkutan hasil laut kurang layak sehingga hasil laut biasanya bercampur antara yang masih segar dan tidak segar. 6.6

Fisik Binaan

6.6.1

Tata Guna Lahan Penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Panarukan terdiri dari kawasan

budidaya dan kawasan lindung. Begitu juga dengan penggunaan lahan di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan yaitu Desa Kilensari, Desa Paowan, dan Desa Wringinanom yang terdiri dari kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama untuk Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-33

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

dikembangkan dan dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan, seperti permukiman dan sarana. Kawasan lindung merupakan kawasan yang bersifat melindungi atau tidak dapat digunakan sebagai pembangunan, seperti sempadan sungai. A.

Pola Guna Lahan Guna lahan di wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan yang terdiri dari

Desa Kilensari, Desa Paowan, dan Desa Wringinanom terdiri dari lahan terbangun dan lahan tidak terbangun. Lahan terbangun terdiri dari permukiman, pemerintahan dan pelayanan umum, perdagangan dan jasa, peribadatan, keamanan, pendidikan, kesehatan, dan industri dan pergudangan. Lahan tidak terbangun terdiri dari RTH dan olahraga, pemakaman, dan lahan pertanian seperti persawahan atau perkebunan, dan juga lahan kosong. Untuk penggunaan lahan di ketiga wilayah perkotaan di Kecamatan Panarukan lebih didominasi oleh penggunaan lahan permukiman serta persawahan. Pada tabel 6.7 merupakan tabel luas dan prosentase guna lahan bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan dan tabel 6.7 merupakan tabel prosentase lahan terbangun dan lahan tidak terbangun di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan. Tabel 6.7 Luas dan Prosentase Guna Lahan BWP Kecamatan Panarukan No. 1.

Guna Lahan Permukiman Pemerintah dan Pelayanan 2. Umum 3. Perdagangan dan Jasa 4. Peribadatan 5. Keamanan 6. Pendidikan 7. Kesehatan 8. Industri dan Pergudangan 9. RTH dan Olahraga 10. Pemakaman 11. Pertanian Total Sumber : Survei Primer, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Luas (Ha) 136,34

Prosentase (%) 8,75

4,13

0,22

8,04 1,53 0,29 6,24 0,15 6,83 1,51 3,22 1700,39 1868,67

0,43 0,08 0,01 0,33 0,008 0,36 0,08 0,17 90,99 100%

VI-34

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.8 Luas Lahan Terbangun dan Lahan Tidak Terbangun BWP Kecamatan Panarukan Luas Wilayah (Ha) Kilensari 641,27 Pawoan 889,61 Wringinanom 532,83 Total 2063,71 Sumber : Survei Primer, 2015 Desa

Lahan Terbangun (Ha) 63,03 39,29 61,25 163,57

Lahan Tidak Terbangun (Ha) 428,54 832,58 444,01 1705,13

Tabel 6.8 menunjukkan bahwa luas lahan tidak terbangun mendominasi di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan yaitu sebesar 1705,13 Hektar. Total luas lahan terbangun dan lahan tidak terbangun sebesar 1868, 7 Hektar. Sisa dari luas wilayah tersebut yaitu sebesar 195,01 Hektar merupakan bagian dari luas jalan dan sungai pada bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan. Perbandingan prosentase luas lahan terbangun dan lahan tidak terbangun di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan yaitu sebesar 9% : 91%. Terlihat jelas bahwa dominasi lahan tidak terbangun sebesar 91%, hal ini dikarenakan luasnya lahan pertanian yang terdiri sawah, kebun, tegalan, serta lahan kosong yang tersebar di ketiga desa pada bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-35

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.13 Peta Persebaran Guna Lahan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-36

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.14 Peta Analisis Tata Guna Lahan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-37

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

B.

Analisis Kemampuan Lahan Analisis kemampuan lahan adalah suatu analisis yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan suatu lahan di suatu wilayah untuk digunakan dalam pemanfaatan lahan yang sesuai dengan potensinya. Potensi lahan merupakan penilaian indikator yang penting terutama dalam penyusunan kebijakan, pemanfaatan lahan dan pengelolaan lahan secara berkelanjutan. Analisis kemampuan lahan juga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah. Menurut Peraturan Menteri PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Fisik dan Lingkungan Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, analisis kemampuan lahan terdiri dari analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) morfologi, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) kemudahan dikerjakan, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) kestabilan lereng, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) kestabilan pondasi, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) ketersediaan air, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap drainase, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) erosi, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) pembuangan limbah, dan analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap bencana alam. 1. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Morfologi Tujuan dari analisis ini adalah untuk memilih bentuk bentang alam/morfologi pada wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk dikembangkan sesuai dengan fungsinya. Tabel 6.9 Klasifikasi SKL Morfologi Morfologi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan

Lereng >40%

SKL Morfologi Kemampuan lahan dari morfologi tinggi

Nilai 1

25-40%

Kemampuan lahan dari morfologi cukup

2

15-25%

Kemampuan lahan dari morfologi sedang Kemampuan lahan dari morfologi kurang Kemampuan lahan dari morfologi rendah

3

Datar

2-15%

Datar

0-2%

Hasil Pengamatan Survei lapangan

4 5

Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-38

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Morfologi merupakan bentang alam. Semakin rendah nilai morofologi dari suatu kelas kelerengan, menunjukkan bahwa morfologi lahan tidak kompleks. Sebaliknya, semakin tinggi nilai morfologi, berarti morfologi lahan tersebut kompleks, dimana bentang alam kawasan tersebut menunjukkan bentang alam berupa gunung atau pegunungan. Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan morfologi BWP Kecamatan Panarukan memiliki kelerengan 0-2%. Sehingga ketiga desa yang menjadi BWP Kecamatan Panarukan memiliki kemampuan lahan dari morfologi rendah. 2. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kemudahan Dikerjakan Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kemudahan lahan

di

wilayah

digali/dimatangkan

dan/atau dalam

kawasan

proses

perencanaan

untuk

pembangunan/pengembangan

kawasan. Tabel 6.10 Klasifikasi SKL Kemudahan Dikerjakan Morfologi

Hasil Pengamatan

Lereng

Gunung/ Pegunungan dan Bukit/ Perbukitan Gunung/ Pegunungan dan Bukit/ Perbukitan Bukit/ Perbukitan

>40% 25-40%

Datar

2-15%

Datar

0-2%

Survei lapangan

15-25%

SKL Kemudahan Dikerjakan Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuan tinggi Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuan cukup Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuansedang Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuan kurang Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuan rendah

Nilai 1 2 3 4 5

Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan tingkat kemudahan pencapaian serta kekerasan batuan, BWP Kecamatan Panarukan yang memiliki kelas kelerengan 0-2% termasuk ke dalam tingkat kemudahan pencapaian dengan kekerasan batuan rendah. Hal ini memudahkan dalam proses perencanaan karena tingkat

kekerasan

batuan

rendah

membuat

proses

penggalian/pematangan lahan mudah.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-39

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

3. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Lereng Tujuan dari analisis ini adalah untuk mentehaui tingkat kemampuan lereng di wilayah perencanaan dalam menerima beban. Tabel 6.11 Klasifikasi SKL Kestabilan Lereng Morfologi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar Datar

Lereng

Ketinggian

Curah Hujan Kelas Sama

Penggunaan Lahan Semak, belukar, lading

SKL Kestabilan Lereng Kestabilan lereng rendah

Nilai

>40%

Tinggi

25-40%

Cukup Tinggi

Kelas Sama

Kebun, hutan, hutan belukar

Kestabilan lereng kurang

2

15-25%

Sedang

Semua

Rendah

Kestabilan lereng cukup Kestabilan lereng tinggi

3

2-15%

Kelas Sama Kelas Sama Kelas Sama

0-2%

Sangat Rendah Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Semua

1

4

Semua

5

Berdasarkan analisis kemampuan lahan, BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam kestabilan lereng tinggi dengan tingkat kelerengan 0-2% dan ketinggian sangat rendah. 4. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Pondasi Kestabilan pondasi artinya kondisi lahan/wilayah perencanaan yang mendukung stabil atau tidaknya suatu bangunan atau kawasan terbangun. Tujuan dari analisi ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan untuk mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan. Tabel 6.12 Klasifikasi SKL Kestabilan Pondasi SKL Kestabilan Lereng

Penggunaan Lahan

Kestabilan lereng rendah

Semak, belukar, ladang

Kestabilan lereng kurang Kestabilan lereng sedang Kestabilan lereng tinggi

Kebun, hutan, hutan belukar Semua Semua Semua

SKL Kestabilan Pondasi Daya dukung dan kestabilan pondasi rendah Daya dukung dan kestabilan pondasi kurang Daya dukung dan kestabilan pondasi tinggi

Nilai 1 2 3 4 5

Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-40

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Penggunaan lahan pada

BWP Kecamatan Panarukan terdiri dari

seluruh penggunaan lahan yang ada, bukan hanya semak, belukar, lading, ataupun hutan. Kestabilan pondasi di BWP Kecamatan Panarukan termasuk dalam daya dukung dan kestabilan pondasi tinggi. 5. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Ketersediaan Air Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan air dan kemampuan penyediaan air pada masing-masing tingkatan, guna pengembangan kawasan perencanaan. Tabel 6.13 Klasifikasi SKL Ketersediaan Air Morfologi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar

Lereng >40%

25-40%

Curah Hujan 27,7-34,8 mm/tahun

Penggunaan Lahan Semak, belukar, lading

SKL Ketersediaan Air Ketersediaan air sangat rendah

27,7-34,8 mm/tahun

Kebun, hutan, hutan belukar

Ketersediaan air rendah

2

Ketersediaan air sedang Ketersediaan air tinggi

3

15-25%

27,7-34,8 Semua mm/tahun 2-15% 27,7-34,8 Semua mm/tahun Datar 0-2% 27,7-34,8 Semua mm/tahun Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Nilai 1

4 5

Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, morfologi yang ada di BWP Kecamatan Panarukan termasuk morfologi datar, dengan kelerengan 0-2%. SKL ketersediaan air yang ada di BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam ketersediaan air tinggi. Maksud dari hal ini adalah ketersediaan aiar tanah dalam dan dangkal cukup banyak.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-41

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Drainase Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan

dalam

memutuskan

air

hujan

secara

alami,

sehingga

kemungkinan genangan baik bersifat lokal ataupun meluas dapat dihindari. Tabel 6.14 Klasifikasi SKL Drainase

>40%

Topografi/ Ketinggian Tinggi

Penggunaan Lahan Semak, belukar, lading

25-40%

Cukup tinggi

Kebun, hutan, hutan belukar

Morfologi

Lereng

Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar Datar

15-25% 2-15% 0-2%

Sedang Rendah Sangat rendah Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Semua Semua Semua

SKL Drainase

Nilai

Drainase tinggi

5

4

Drainase cukup Drainase kurang

3 2 1

Berdasarkan hasil analisis, maka seluruh BWP Kecamatan Panarukan termasuk dalam drainase kurang dengan kelerengan 0-2%. Hal ini berarti drainase yang ada di BWP Kecamatan Panarukan tidak terlalu memadai, meskipun ketersediaan airnya baik. 7. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap Erosi Tujuan dari analisis ini adalah mengetahui daerah yang mengalami keterkikisan tanah, sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan terhadap erosi serta antisipasi dampaknya pada daerah yang lebih hilir. Tabel 6.15 Klasifikasi SKL Erosi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar

>40%

Topografi/ Ketinggian Tinggi

25-40%

Datar

Morfologi

Lereng

Penggunaan Lahan

SKL Erosi

Nilai

Semak, belukar, lading

Erosi tinggi

1

Cukup tinggi

Kebun, hutan, hutan belukar

Erosi cukup tinggi

2

15-25%

Sedang

Semua

Erosi sedang

3

2-15%

Rendah

Semua

4

0-2%

Sangat

Semua

Erosi sangat rendah Tidak ada erosi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

5

VI-42

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Topografi/ Ketinggian rendah Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007 Morfologi

Lereng

Penggunaan Lahan

SKL Erosi

Nilai

Erosi berarti mudah atau tidaknya lapisan tanah terbawa air atau angin. Erosi tinggi berarti lapisan tanah mudah terkelupas dan terbawa oleh angin dan air, sebaliknya erosi rendah maka lapisan tanah tersebut tidak mudah terkelupas. Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam tingkatan tidak ada erosi. 8. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Pembuangan Limbah Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui daerah-daerah yang mampu untuk ditempati sebagai lokasi penampungan akhir dan pengolahan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Tabel 6.16 Klasifikasi SKL Pembuangan Limbah Topografi/Ketinggian Morfologi

Lereng

Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan

>40%

Datar Datar

Penggunaan Lahan

Tinggi

Semak, belukar, lading

25-40%

Cukup Tinggi

Kebun, hutan, hutan belukar

15-25%

Sedang

Semua

2-15% 0-2%

Rendah Sangat Rendah

Semua Semua

SKL Pembuangan Limbah Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah kurang

Nilai 1

2

Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah sedang Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah cukup

3 4 5

Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, maka BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam analisis kemampuan lahan untuk pembuangan limbah cukup. Hal ini berarti wilayah tersebut merupakan wilayah yang cukup digunakan sebagai tempat pembuangan limbah. 9. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap Bencana Alam Tujuan dari analisis ini untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam menerima bencana alam khususnya dari sisi geologi, untuk menghindari/mengurangi kerugian dan korban akibat bencana tersebut.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-43

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.17 Klasifikasi SKL Bencana Alam Morfologi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar Datar

Lereng >40%

Topografi/ Ketinggian

Penggunaan Lahan

Tinggi

Semak, belukar, lading

25-40%

Cukup tinggi

Kebun, hutan, hutan belukar

15-25%

Sedang

Semua

2-15% 0-2%

Rendah Sangat rendah Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Semua Semua

SKL Bencana Alam Potensi bencana alam tinggi

Nilai 5

4

Potensi bencana alam cukup Potensi bencana alam kurang

3 2 1

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi bencana alam, BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam potensi bencana alam kurang. Hal ini berarti BWP Kecamatan Panarukan tidak termasuk ke dalam wilayah yang mengalami banyak kerugian akibat dari bencana alam yang terjadi. Sembilan analisis satuan kemampuan lahan di BWP Kecamatan Panarukan dapat dilihat pada tabel 6.18 Tabel Analisis Kemampuan Lahan BWP Kecamatan Panarukan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-44

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.18 Analisis Kemampuan Lahan BWP Kecamatan Panarukan SKL Morfologi

SKL Kemudahan Dikerjakan

SKL Kestabila n Lereng

1 5 5

5 5 25

Bobot 5 Nilai 5 Bobot x Nilai 25 Sumber : Hasil Analisis, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

SKL Kesta bilan Pond asi 3 5 15

SKL Ketersediaan Air

SKL Terhada p Erosi

SKL Drainase

SKL Pembua ngan Limbah

SKL Bencana Alam

Skor Kemampua n Lahan

5 5 25

3 1 3

5 5 25

0 5 0

5 1 5

128

VI-45

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.19 Klasifikasi Kemampuan Lahan Total Nilai Kelas Kemampuan Lahan 32-58 Kelas a 59-83 Kelas b 84-109 Kelas c 110-134 Kelas d 135-160 Kelas e Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Klasifikasi Pengembangan Kemampuan Pengembangan sangat rendah Kemampuan Pengembangan rendah Kemampuan Pengembangan sedang Kemampuan Pengembangan agak tinggi Kemampuan Pengembangan sangat tinggi

Berdasarkan hasil analisis perhitungan kemampuan lahan, BWP Kecamatan Panarukan memiliki skor 128. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa BWP Kecamatan Panarukan merupakan kelas kemampuan lahan d, yaitu kemampuan pengembangan agak tinggi. Hal ini berarti pengembangan yang dapat dilakukan di BWP Kecamatan Panarukan tidak terlalu menimbulkan masalah karena kemampuan lahannya sudah mencukupi.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-46

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.15 Peta SKL Morfologi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-47

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.16 Peta SKL Kemudahan dikerjakan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-48

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.17 Peta SKL Kestabilan Lereng

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-49

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.18 Peta SKL Kestabilan Pondasi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-50

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.19 Peta SKL Ketersediaan Air

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-51

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.20 Peta SKL Drainase

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-52

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.21 Peta SKL Erosi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-53

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.22 Peta SKL Pembuangan Limbah

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-54

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.23 Peta SKL Bencana Alam

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-55

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.24 Peta Kemampuan Lahan dan Pengembangan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-56

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.25 Peta Fungsi Kawasan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-57

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

C.

Analisis Kesesuaian Lahan Analisis kesesuaian lahan atau evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan

untuk mengkaji potensi sumber daya dari suatu lahan dengan memperhatikan resiko kerusakan dan faktor-faktor yang akan mempengaruhi kualitas suatu lahan dan sumber daya lainnya. Analisis kesesuaian lahan dapat dilakukan dengan melihat arahan tata ruang pertanian, arahan rasio penutupan, arahan ketinggian bangunan, arahan pemanfaatan air baku, dan perkiraan daya tamping lahan. 1. Tata Ruang Pertanian Tata ruang pertanian merupakan arahan klasifikasi kawasan pertanian yang cocok digunakan pada suatu kawasan perencanaan. Pada tabel 6.20 merupakan tabel Arahan Tata Ruang Pertanian menurut Permen PU No. 20/PRT/M/2007. Tabel 6.20 Arahan Tata Ruang Pertanian menurut Permen PU No. 20/PRT/M/2007 Kemampuan Lahan Kemampuan Kelas Pengembangan Kelas a Kemampuan pengembangan sangat rendah Kelas b Kemampuan pengembangan rendah Kelas c Kemampuan pengembangan sedang Kelas d Kemampuan pengembangan agak tinggi Kelas e Kemampuan pengembangan sangat tinggi Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Arahan Tata Ruang Pertanian Klasifikasi

Nilai

Lindung

1

Kawasan penyangga

2

Tanaman tahunan

3

Tanaman setahun

4

Tanaman setahun

5

Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, telah diketahui BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam kelas d yaitu kemampuan pengembangan agak tinggi. Arahan tata ruang pertanian pada BWP Kecamatan Panarukan yaitu tanaman setahun dengan nilai empat. Berdasarkan hasil survei dan perbandingan dengan arahan tata ruang pertanian, lahan pada BWP Kecamatan Panarukan banyak digunakan sebagai lahan pertanian padi.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-58

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

2. Rasio Penutupan Arahan rasio penutupan merupakan arahan tutupan lahan berdasarkan kelas kemampuan lahan. Tabel 6.21 merupakan Tabel Rasio Penutupan. Tabel 6.21 Rasio Penutupan Arahan Rasio Tutupan Klasifikasi Non bangunan Rasio tutupan lahan maks. 10% Kelas c Rasio tutupan lahan maks. 20% Kelas d Rasio tutupan lahan maks. 30% Kelas e Rasio tutupan lahan maks. 50% Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007 Kelas Kemampuan Lahan Kelas a Kelas b

Nilai 1 2 3

4

Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka arahan rasio untuk BWP Kecamatan Panarukan adalah dengan rasio tutupan lahan maks. 30% dengan nilai skor 3. Perbandingan wilayah yang bisa tertutup oleh bangunan yang kedap air dengan luas lahan keseluruhan, yaitu maksimal sebesar 20%. Jika ingin menggunakan arahan tutupan lahan dengan maksimum, harus memperhatikan air lain dalam memenuhi kebutuhan air bersih/baku atau dengan pengembangan vertikal. 3. Arahan Ketinggian Bangunan Arahan ketinggian bangunan memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran daerah-daerah yang sesuai untuk dikembangkan dengan bangunan berat atau tinggi pada pengembangan kawasan. Pada tabel 6.22 merupakan tabel ketinggian bangunan. Tabel 6.22 Standar ketinggian Bangunan Arahan Ketinggian Bangunan Kelas Kemampuan Lahan Klasifikasi Kelas a Non bangunan Kelas b Non bangunan Kelas c Bangunan < 4 lantai Kelas d Kelas e Bangunan > 4 lantai Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Nilai 1 2 3 4

Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka arahan ketinggian bangunan untuk BWP Kecamatan Panarukan adalah kelas d dengan klasifikasi bangunan < 4 lantai dan nilai tiga. Kondisi eksisting Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-59

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

ketinggian bangunan pada BWP Kecamatan Panarukan memiliki tinggi bangunan yang tidak lebih dari empat lantai, maka dari itu hal tersebut sudah sesuai dengan arahan ketinggian bangunan sesuai standar. 4.

Pemanfaatan Air Baku Analisis pemanfaatan air baku memiliki tujuan untuk mengetahui sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku dalam perencanaan tata ruang. Pada tabel 6.23 merupakan tabel arahan pemanfaatan air baku. Tabel 6.23 Arahan Pemanfaatan Air Baku

Arahan Pemanfaatan Air Baku Kelas Kemampuan Lahan Klasifikasi Kelas a Sangat Rendah Kelas b Rendah Kelas c Cukup Kelas d Baik Kelas e Sangat Baik Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007

Nilai 1 2 3 4 5

Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka BWP Keccamatan Panarukan termasuk ke dalam kelas d dengan klasifikasi arahan pemanfaatan air baku baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber air baku yang terdapat di BWP Kecamatan Panarukan sudah baik untuk perencanaan tata ruang dalam jangku waktu tertentu. 5.

Perkiraan Daya Tampung Lahan Analisis perkiraan daya tamping lahan berguna untuk mengetahui perkiraan jumlah penduduk yang dapat ditampung di wilayah dan/atau suatu kawasan yang masih dalam batas kemampuan lahan kawasan tersebut. Perhitungan daya tamping lahan berdasarkan arahan rasio tutupan lahan dengan asumsi, masing-masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum dan dengan anggapan luas lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas lahan yang boleh tertutup (30% untuk fasilitas dan 20% untuk jaringan jalan serta utilitas lainnya). Kemudian asumsi yang digunakan untuk 1 KK yang terdiri dari 5 orang, memerlukan lahan seluas 100 m2. Maka dapat diperoleh daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan sebagai berikut :

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-60

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

(

)

Rumus tersebut menjelaskan n% yang merupakan persentase luas lahan yang dapat dijadikan pembangunan dari total luas lahan di BWP Kecamatan Panarukan. Dengan rumus tersebut, dapat diketahui daya tampung lahan untuk BWP Kecamatan Panarukan adalah sebagai berikut :

Berdasarkan perhitungan daya tampung, diperoleh luas lahan yang bisa terbangunsebesar 80% dari total luas lahan yang ada. Luas lahan eksisting sebesar 2.063.177,17 meter2 dan jumlah penduduk sebesar 26.769 jiwa. Perhitungan daya tampung menghasilkan angka 412.743 jiwa, yang berarti BWP Kecamatan Panarukan dapat menampung jumlah penduduk sebesar 26.769 jiwa, sehingga kesesuaian lahan yang ada di BWP Kecamatan Panarukan sudah sesuai dengan keadaan penduduk eksistingnya.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-61

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.26 Peta Arahan Tata Ruang Pertanian

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-62

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.27 Peta Arahan Rasio Tutupan Lahan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-63

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.28 Peta Arahan Ketinggian Bangunan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-64

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.29 Peta Pemanfaatan Air Baku

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-65

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.30 Peta Kesesuaian Lahan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-66

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

D.

Analisis Kebutuhan Lahan Kebutuhan lahan di BWP Kecamatan Panarukan terdiri dari Desa

Kilensari, Desa Pawoan, dan Desa Wringinanom. Kebutuhan lahan ini digunakan sebagai dasar pembangunan untuk rencana penambahan rumah serta sarana dalam waktu 20 tahun mendatang. Tabel 6.24 menjelaskan tabel kebutuhan lahan di BWP Kecamatan Panarukan. Tabel 6.24 Kebutuhan Lahan BWP Kecamatan Panarukan Tahun 2015-2034 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Guna Lahan Perumahan Sarana Pendidikan Sarana Kesehatan Sarana PPU Sarana Peribadatan Sarana RTH dan Olahraga Sarana Perdagangan dan Jasa

Total Sumber : Hasil Analisis, 2015

2019 0,7 7,40 0,33 0,091 5,06

Kebutuhan Lahan Tahun (Ha) 2024 2029 0,9 0,9 7,62 7,85 0,34 0,35 0,094 0,097 5,21 5,36

2034 1,17 8,08 0,36 0,10 5,52

0,82

0,84

0,87

0,90

4,2

4,3

4,4

4,6

18,601

19,304

19,827

20,73

Berdasarkan tabel 6.24 kebutuhan lahan untuk guna lahan perumahan dan sarana pendukungnya pada tahun 2019 sebesar 18,601 Ha, tahun 2024 sebesar 19,304 Ha, tahun 2029 sebesar 19,827 Ha, dan tahun 2034 sebesar 20,73 Ha. Dilihat dari kondisi eksisting pada BWP Kecamatan Panarukan, ketersediaan lahan yang dapat dijadikan pembangunan masih tersisa luas dan cukup untuk pengembangan selama 20 tahun yang akan datang.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-67

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.31 Peta Ketersediaan Lahan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-68

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.7

Kependudukan

6.7.1

Jumlah dan Sebaran Penduduk

A.

Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk

suatu wilayah dengan luas wilayah tersebut. Perhitungan dan analisis kepadatan penduduk diperlukan untuk pemerataan atau distribusi penduduk agar jumlah penduduk tidak terkonsentrasi hanya di satu wilayah saja. Berikut merupakan klasifikasi kepadatan penduduk berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. 1. Kepadatan penduduk rendah

: < 150 jiwa/ha

2. Kepadatan penduduk sedang

: 151-200 jiwa/ha

3. Kepadatan penduduk tinggi

: 201-400 jiwa/ha

4. Kepadatan penduduk sangat tinggi

: > 400 jiwa/ha

Perhitungan kepadatan penduduk dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Berdasarkan rumus tersebut, berikut merupakan hasil perhitungan kepadatan penduduk setiap desa di Kecamatan Panarukan selama 20 tahun ke depan. Tabel 6.25 Kepadatan Penduduk Kecamatan Panarukan Tahun 2015-2034 Desa

Luas (Ha)

Kawasan Perkotaan Paowan 889,61 Kilensari 641,27 Wringinanom 532,8 3 Kawasan Pedesaan Sumberkolak 1664,19 Peleyan 1039,64 Alasmalang 231,72 Duwet 866,35 Gelung 390,97 Total 6.256,58 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Kepadatan Penduduk (jiwa/ha) 2019 2024 2029

2015

2034

8 20 14

8 20 14

8 21 15

8 21 15

9 22 16

9 3 17 3 10 84

9 4 18 4 10 87

11 4 20 4 10 93

12 4 23 4 11 98

14 5 25 4 11 106

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-69

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.26 Klasifikasi Kepadatan Penduduk Kecamatan Panarukan 2015-2034 Desa 2015 Kawasan Perkotaan Paowan Rendah Kilensari Rendah Wringinanom Rendah Kawasan Pedesaan Sumberkolak Rendah Peleyan Rendah Alasmalang Rendah Duwet Rendah Gelung Rendah Sumber: Hasil Analisis, 2015

Klasifikasi Kepadatan Penduduk 2019 2024 2029

2034

Rendah Rendah Rendah

Rendah Rendah Rendah

Rendah Rendah Rendah

Rendah Rendah Rendah

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Berdasarkan hasil perhitungan kepadatan penduduk, diketahui bahwa kepadatan penduduk desa-desa yang ada di Kecamatan Panarukan baik itu kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tanpa adanya penambahan luas lahan. Kepadatan penduduk tertinggi yaitu di Desa Kilensari yang merupakan kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. Hal ini disebabkan karena keberadaan Desa Kilensari yang terletak di sepanjang pinggir jalur pantura sehingga perkembangan sarana maupun prasarananya lebih cepat dibandingkan desa lainnya sehingga mendorong masyarakat Kecamatan Panarukan untuk bermukim di Desa Kilensari. Sedangkan desa yang memiliki kepadatan penduduk yang asih rendah yaitu Desa Duwet karea masih banyak lahan tidak terbangun di desa tersebut. B.

Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk merupakan prakiraan jumlah penduduk dalam kurun

waktu tertentu pada masa yang akan datang. Proyeksi penduduk Kecamatan Panarukan dilakukan untuk memprakirakan jumlah penduduk Kecamatan Panarukan selama 20 tahun ke depan dengan melihat jumah penduduk selama tiga tahun terakhir untuk dijadikan dasar perhitungan. Proyeksi penduduk Kecamatan Panarukan dihitung dengan menggunakan rumus eksponensial yaitu sebagai berikut:

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-70

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Di mana Pn : Jumlah penduduk tahun –n (jiwa) Po : Jumlah penduduk tahun dasar (jiwa) r : Pertumbuhan penduduk n : Jangka waktu Berdasarkan hasil perhitungan, berikut merupakan proyeksi penduduk Kecamatan Panarukan selama 20 tahun ke depan dengan jumlah penduduk dasar tahun proyeksi tahun 2014 yaitu sebesar 54.937 jiwa. Tabel 6.27 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Panarukan No Tahun Proyeksi 2015 1 2016 2 2017 3 2018 4 2019 5 2020 6 2021 7 2022 8 2023 9 2024 10 2025 11 2026 12 2027 13 2028 14 2029 15 2030 16 2031 17 2032 18 2033 19 2034 20 Sumber: Hasil Analisis, 2015 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0

Jumlah Penduduk (Jiwa) 55584 56239 56902 57573 58251 58938 59632 60335 61046 61765 62493 63230 63975 64729 65492 66263 67044 67834 68634 69443

61765 55584 58251

65492

69443

Jumlah Penduduk

2015

2019

2024

2029

2034

Gambar 6.4 Proyeksi Penduduk Kecamatan Panarukan Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-71

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk selama 20 tahun ke depan, diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Panarukan terus mengalami peningkatan. Berikut merupakan tabel proyeksi penduduk tiga desa Kecamatan Panarukan yang merupakan BWP Kecamatan Panarukan diantaranya Desa Paowan, Desa Kilensari dan Desa Wringinanom, dengan jumlah penduduk tahun dasar 2014 antara lain Desa Paowan sebesar 6.780 jiwa, Desa Kilensari sebesar 13.044 jiwa dan Desa Wringnanom sebesar 7.420 jiwa. Tabel 6.28 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Paowan Kecamatan Panarukan No Tahun Proyeksi 2015 1 2016 2 2017 3 2018 4 2019 5 2020 6 2021 7 2022 8 2023 9 2024 10 2025 11 2026 12 2027 13 2028 14 2029 15 2030 16 2031 17 2032 18 2033 19 2034 20 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jumlah Penduduk (Jiwa) 6715 6762 6808 6856 6903 6951 6999 7047 7096 7145 7195 7244 7295 7345 7396 7447 7499 7550 7603 7655

Tabel 6.29 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Kilensari Kecamatan Panarukan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Tahun Proyeksi 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jumlah Penduduk (Jiwa) 12854 12911 12967 13024 13081 13139 13196 13254 13312 13371 13429 13488 13547 13607 13667 13726 13787

VI-72

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

2032 18 2033 19 2034 20 Sumber: Hasil Analisis, 2015

13847 13908 13969

Tabel 6.30 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Wringinanom Kecamatan Panarukan No

Tahun Proyeksi 2015 1 2016 2 2017 3 2018 4 2019 5 2020 6 2021 7 2022 8 2023 9 2024 10 2025 11 2026 12 2027 13 2028 14 2029 15 2030 16 2031 17 2032 18 2033 19 2034 20 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jumlah Penduduk (Jiwa) 7358 7414 7469 7526 7582 7640 7697 7755 7814 7873 7932 7992 8052 8113 8174 8235 8297 8360 8423 8487

16000 14000 12000 10000 Paowan 8000

Kilensari

6000

Wringinanom

4000 2000 0 2015

2019

2024

2029

2034

Gambar 6.5 Proyeksi Jumlah Penduduk Deliniasi Perkotaan Kecamatan Panarukan Sumber: Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan tabel dan grafik proyeksi jumlah penduduk BWP Kecamatan Panarukan diantaranya Desa Paowan, Desa Kilensari dan Desa Wringinanom

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-73

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

dapat diketahui bahawa jumlah penduduk ketiga desa tersebut terus mengalami peningkatan selama 20 tahun mendatang.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-74

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

C.

Persebaran Penduduk Persebaran penduduk Kecamatan Panarukan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini. Tabel 6.31 Proyeksi Persebaran Penduduk Menurut Desa Kecamatan Panarukan Tahun 2015-2024 Desa

Tahun Proyeksi

Paowan

2015 6715

2016 6762

2017 6808

2018 6856

2019 6903

2020 6951

2021 6999

2022 7047

2023 7096

2024 7145

Kilensari

12854

12911

12967

13024

13081

13139

13196

13254

13312

13371

Wringinanom

7358

7414

7469

7526

7582

7640

7697

7755

7814

7873

Sumberkolak

14235

14588

14949

15320

15700

16089

16487

16896

17314

17744

Peleyan

3516

3574

3634

3694

3756

3818

3882

3947

4012

4079

Alasmalang

3899

3982

4067

4154

4243

4334

4427

4522

4618

4717

Duwet

3026

3044

3062

3080

3099

3117

3136

3154

3173

3192

Gelung

4015

4021

4028

4035

4041

4048

4055

4062

4068

4075

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Tabel 6.32 Proyeksi Persebaran Penduduk Menurut Desa Kecamatan Panarukan Tahun 2025-2034 Desa

Tahun Proyeksi

Paowan

2025 7195

2026 7244

2027 7295

2028 7345

2029 7396

2030 7447

2031 7499

2032 7550

2033 7603

2034 7655

Kilensari

13429

13488

13547

13607

13667

13726

13787

13847

13908

13969

Wringinanom

7932

7992

8052

8113

8174

8235

8297

8360

8423

8487

Sumberkolak

18183

18634

19096

19569

20054

20551

21060

21582

22117

22665

Peleyan

4147

4216

4287

4358

4431

4504

4580

4656

4733

4812

Alasmalang

4818

4921

5027

5134

5244

5356

5471

5588

5708

5830

Duwet

3211

3230

3249

3269

3288

3308

3328

3347

3367

3387

Gelung

4082

4089

4096

4102

4109

4116

4123

4130

4137

4144

Sumber: Hasil Analisis, 2015

D.

Distribusi Penduduk Distribusi penduduk dilakukan untuk mendistribusi penduduk dari daerah

yang tingkat kepadatannya tinggi ke daerah yang tngkat kepadatannya lebih rendah. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi penduduk dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Kecamatan Panarukan terus mengalami peningkatan. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-75

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ketersediaan lahan untuk permukiman penduduk Kecamatan Panarukan juga masih memenuhi untuk jumlah penduduk yang terus bertambah selama 20 tahun kedepan dan luas lahan yang tetap atau tidak mengalami perubahan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan kepadatan penduduk Kecamatan Panarukan yang rata-rata masih rendah sampai pada 20 tahun ke depan. Dengan demikian maka tidak perlu dilakukannya distribusi penduduk di Kecamatan Panarukan karena kepadatan penduduk rata-rata masih rendah. 6.7.2

Komposisi Penduduk Menurut Ida Bagoes Mantra komposisi penduduk adalah pengelompokan

penduduk atas dasar variabel-variabel tertentu. Komposisi penduduk dilakukan untuk memudahkan dalam memahami fenomena kependudukan yang ada di Kecamatan Panarukan. Komposisi penduduk ada berbagai macam yaitu menurut jenis kelamin, umur, agama, tingkat pendidikan, mata pencaharian, kelahira, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar, dan lain-lain. A.

Menurut Jenis Kelamin Jumlah penduduk di Kecamatan Panarukan berdasarkan Kecamatan Dalam

Angka Tahun 2014 adalah 54.297 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki 26.705 jiwa, dan perempuan 27.592 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin secara rinci per desa adalah sebagai berikut: Tabel 6.33 Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin No. Desa Laki-laki Perempuan 1 Kilensari 6290 6452 2 Paowan 3272 3351 3 Sumberkolak 6639 6916 4 Wringinanom 3537 3711 5 Peleyan 1679 1722 6 Alasmalang 1818 1919 7 Duwet 1466 1524 8 Gelung 2004 1997 Jumlah 26705 27592 Sumber: Kecamatan Panarukan dalam Angka , 2014

Jumlah 12742 6623 13555 7248 3401 3737 2990 4001 54297

Sex Ratio 97 98 96 95 98 95 96 100 97

Tabel 6.33 menunjukkan bahwa secara umum jumlah penduduk perempuan per desa di Kecamatan Panarukan lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) Kecamatan Panarukan sebesar 97, artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 laki-laki. B.

Menurut Kelompok Umur

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-76

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Pengelompokan penduduk berdasarkan umur di Kecamatan Panarukan dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu dibawah 20 tahun, 20-29 tahun, dan 30-49 tahun. Tabel 6.34 Penduduk berdasarkan Umur No. 1 2 3 4 5 6 7 8

Desa 1.000.00 0 Metro 5 100 10

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Jiwa 500 ribu-1 100-500 ribu 20-100 ribu juta Besar Sedang Kecil 5 5 5 100 100 100 10 10 10

5 100 10

24 20

24 20

24 20

24 20

24 20

50:50 – 80:20 *) 90

50:50 – 80:20

80:20

70:30

70:30

90

90

90

**) 70

< 20 ribu Desa

*) 60% perpipaan, 30% non perpipaan **) 25% perpipaan, 45% non perpipaan Berdasarkan klasifikasi kebutuhan air bersih tersebut, Kecamatan Panarukan termasuk dalam kategori kota kecil dengan jumlah penduduk antara 20 ribu sampa 100 ribu jiwa dengan kebutuhan domestik atau konsumsi unit sambungan rumah tiap orang per hari per liternya yaitu 100 liter/orang/hari. 2.

Kebutuhan Non Domestik Kebutuhan non domestik merupakan kebutuhan air diluar kebutuhan rumah tangga diantaranya untuk kebutuhan industri, usaha-usaha komersil, perkaantoran, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah dan lainlain. Berikut merupakan standar kebutuhan non domestik. a.

Fasilitas umum

= 15% x kebutuhan domestik

b.

Kantor

= 15% x kebutuhan domestik

c.

Komersial

= 20% x kebutuhan domestik

d.

Industri

= 10% x kebutuhan domestik

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-136

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.67 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2015 Desa

Penduduk

Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) Paowan 6715 671500 Kilensari 12854 1285400 Wringinanom 7358 735800 Total 26927 2692700 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Fasum

Non Domestik Kantor Komersial

Industri

Kebbutuhan Non Domestik

Kehilang an Air

Keb. Total

Keb. Ratarata harian

Keb. Maksimu m per hari

100725 192810 110370 403905

100725 192810 110370 403905

67150 128540 73580 269270

402900 771240 441480 1615620

1074400 2056640 1177280 4308320

107440 205664 117728 430832

1074400 2056640 1177280 4308320

1181840 2262304 1295008 4739152

134300 257080 147160 538540

Tabel 6.68 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2019 Desa

Penduduk

Paowan 6903 Kilensari 13081 Wringinanom 7582 Total 27566 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) 690300 1308100 758200 2756600

Fasum

Non Domestik Kantor Komersial

Industri

Kebbutuhan Non Domestik

Kehilang an Air

Keb. Total

Keb. Ratarata harian

Keb. Maksimu m per hari

103545 196215 113730 413490

103545 196215 113730 413490

69030 130810 75820 275660

414180 784860 454920 1653960

1104480 2092960 1213120 4410560

110448 209296 121312 441056

1104480 2092960 1213120 4410560

1214928 2302256 1334432 4851616

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

138060 261620 151640 551320

VI-137

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.69 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2024 Desa

Penduduk

Paowan 7145 Kilensari 13371 Wringinanom 7873 Total 28389 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) 714500 1337100 787300 2838900

Fasum

Non Domestik Kantor Komersial

Industri

Kebbutuhan Non Domestik

Kehilang an Air

Keb. Total

Keb. Ratarata harian

Keb. Maksimu m per hari

107175 200565 118095 425835

107175 200565 118095 425835

71450 133710 78730 283890

428700 802260 472380 1703340

1143200 2139360 1259680 4542240

114320 213936 125968 454224

1143200 2139360 1259680 4542240

1257520 2353296 1385648 4996464

142900 267420 157460 567780

Tabel 6.70 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2029 Desa

Penduduk

Paowan 7396 Kilensari 13667 Wringinanom 8174 Total 29237 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) 739600 1366700 817400 2923700

Fasum

Non Domestik Kantor Komersial

Industri

Kebbutuhan Non Domestik

Kehilanga n Air

Keb. Total

Keb. Ratarata harian

Keb. Maksimu m per hari

110940 205005 122610 438555

110940 205005 122610 438555

73960 136670 81740 292370

443760 820020 490440 1754220

1183360 2186720 1307840 4677920

118336 218672 130784 467792

1183360 2186720 1307840 4677920

1301696 2405392 1438624 5145712

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

147920 273340 163480 584740

VI-138

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.71 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2034 Desa

Penduduk

Paowan 7655 Kilensari 13969 Wringinanom 8487 Total 30111 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) 765500 1396900 848700 3011100

Fasum

Non Domestik Kantor Komersial

Industri

Kebbutuhan Non Domestik

Kehilanga n Air

Keb. Total

Keb. Ratarata harian

Keb. Maksimu m per hari

114825 209535 127305 451665

114825 209535 127305 451665

76550 139690 84870 301110

459300 838140 509220 1806660

1224800 2235040 1357920 4817760

122480 223504 135792 481776

1224800 2235040 1357920 4817760

1347280 2458544 1493712 5299536

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

153100 279380 169740 602220

VI-139

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan air bersih selama 20 tahun ke depan pada desa-desa di Kecamatan Panarukan dapat diketahui bahwa kebutuhan akan air bersih masyarakat terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu masyarakat diarahkan untuk menggunakan PDAM untuk mengurangi penggunaan air tanah berupa sumur pribadi milik masyarakat yang mana penggunaannya dalam jangka waktu lama tanpa ada pengawasan dapat mengurangi keberadaan air tanah.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-140

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.55 Peta Pengguna Air Bersih dan jaringan PDAM

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-141

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.56 Peta Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-142

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

B.

Jaringan Persampahan 1. Sistem Persampahan Sistem persampahan di wilayah BWP Kecamatan Panarukan secara umum masih tergolong buruk, hal itu terkait dengan aspek pewadahan, pengumpulan maupun pengangkutan sampah. Sampah yang di hasilkan di BWP Kecamatan Panarukan di olah dengan dua macam pengolahan, pertama sampah rumah tangga yang di hasilkan oleh warga dibakar langsung di pekarangan rumah oleh warga tanpa pengolahan lebih lanjut, kedua sampah di buang ke tempat penampungan sampah. Jenis-jenis sampah yang dihasilkan di Kecamatan Panarukan meliputi sampah organik seperti daun-daun serta sisa makanan, sampah anorganik seperti plastik, sampah botol dan sampah kertas. TPS atau transfer depo di BWP Kecamatan Panarukan terdapat di Desa Kilensari. Sampah yang terkumpul di transfer depo tersebut selanjutnya akan diangkut ke TPA. 2. Proyeksi Timbulan Sampah Proyeksi timbulan sampah dapat di hitung dengan menggunakan pedoman SNI 32-3264-2004. Dengan menggunakan standar SNI tersebut dapat di peroleh timbulan sampah yang di hasilkan di Kecamatan Panarukan

sebanyak 2,5 Liter/Orang/Hari, hal ini

dikarenakan Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam kota kecil dengan jumlah penduduk kurang dari 100.000 jiwa. Analisa tentang proyeksi timbulan sampah di tiap BWP di Kecamatan Panarukan pada tahun 2015, 2020, 2025, 2030 dan 2035 dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6.72 Proyeksi Timbulan Sampah 2015-2034 Tahun

Desa

2015

Paowan Kilensari Wringinanom

Total

Jumlah Penduduk (Jiwa) 6715 12854 7358 26927

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Timbulan Sampah (l) 2,5 2,5 2,5

Tingkat Pelayanan 1 1 1

Beban Timbulan Sampah 18466,3 35348,5 20234,5 74049,25

VI-143

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tahun

Desa

2019

Paowan Kilensari Wringinanom

Total 2024

Total 2029

Total 2034

Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom

Total Sumber: Hasil Analisis 2015

Jumlah Penduduk (Jiwa) 6903 13081 7582 27566 7145 13371 7873 28389 7396 13667 8174 29237 7655 13969 8487 30111

Timbulan Sampah (l) 2,5 2,5 2,5

Tingkat Pelayanan

2,5 2,5 2,5

1 1 1

2,5 2,5 2,5

1 1 1

2,5 2,5 2,5

1 1 1

1 1 1

Beban Timbulan Sampah 18983,3 35972,75 20850,5 75806,5 19648,8 36770,25 21650,8 78069,75 20339 37584,25 22478,5 80401,75 21051,3 38414,75 23339,3 82805,25

Analisa proyeksi timbulan sampah wilayah BWP Kecamatan Panarukan tersebut di dapatkan dengan rumus : 𝑆

=

×

𝑆

× Berdasarkan Tabel analisa proyeksi timbulan sampah tersebut, timbulan sampah yang akan dihasilkan di setiap periodenya yaitu tahun 2015, 2019, 2024, 2029 dan 2034 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah timbulan sampah yang terjadi di karenakan oleh jumlah penduduk yang terus tumbuh. Dapat di simpulkan dari tabel tersebut wilayah perkotaan di BWP Kecamatan panarukan yang menghasilkan timbulan sampah paling banyak setiap periodenya yaitu Desa Kilensari dengan beban timbulan sampah pada periode pertama adalah 35348,5 Liter/hari, periode kedua 35972,75 Liter/hari, periode ketiga 36770,25 Liter/hari, periode keempat 37584,25 Liter/hari, dan periode terakhir sebanyak 38414,75 Liter/hari. 3. Proyeksi Prasarana Persampahan Berdasarkan kondisi eksisting pengangkutan sampah di Kecamatan Panarukan berupa gerobak sampah dan truk. Gerobak sampah yang ada digunakan untuk mengangkut sampah rumah tangga maupun Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-144

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

sampah umum menuju TPS sedangkan truk .... digunakan untuk mengangkut sampah dari TPS menuju TPA. Berdasarkan standart SNI-3242-2008 gerobak sampah memiliki kapasitas 1.000 liter dan kebutuhan petugas kebersihan diasumsikan membutuhkan 1 orang/gerobak untuk mengumpulkan sampah dari tempat sampah ke gerobak sampah sekaligus yang menarik gerobak sampah. Kapasitas truk 6000 liter, TPS tipe I yaitu dapat menampung 2500 liter. Tabel 6.73 Proyeksi Prasarana Persampahan 2015-2034

Tahun

Desa

Volume Sampah (l/hari)

Paowan 18466,3 Kilensari 35348,5 Wringinanom 20234,5 Total 74049,25 Paowan 18983,3 Kilensari 35972,75 2019 Wringinanom 20850,5 Total 75806,5 Paowan 19648,8 Kilensari 36770,25 2024 Wringinano1m 21650,8 Total 78069,75 Paowan 20339 Kilensari 37584,25 2029 Wringinanom 22478,5 Total 80401,75 Paowan 21051,3 Kilensari 38414,75 2034 Wringinanom 23339,3 Total 82805,25 Sumber: Hasil Analisis, 2015 2015

Gerobak Sampah

Petugas Kebersihan

Truk

19 36 21 76 19 36 21 76 20 37 22 79 21 38 23 82 22 39 24 85

19 36 21 76 19 36 21 76 20 37 22 79 21 38 23 82 22 39 24 85

4 6 4 14 4 6 4 14 4 7 4 15 4 7 4 15 4 7 4 15

Berdasarkan tabel proyeksi tersebut dapat disimpulkan bahwa prasarana persampahan yang ada masih belum memenuhi standart untuk dapat melayani penduduk di BWP Kecamatan Panarukan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-145

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

4. Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan yang mengangkut sampah dari TPS langsung menuju TPA Siliwung yang terletak di Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo. Alur pengangkutan dan pengolahan sampah di BWP Kecamatan Panarukan terbagi menjadi

tiga, yaitu pengangkutan dari TPS,

pengangkutan dari Pasar Panarukan dan pengolahan secara mandiri yang di lakukan oleh warga: a. Sistem Pengangkutan Sampah dari TPS Panarukan Sumber

Pengangkutan dengan arm roll truck

TPS

TPA Siliwun g

Pengangkutan sampah dari TPS Panarukan ke TPA Siliwung di lakukan ritasi sebanyak satu kali setiap hari rabu dan sabtu. b. Sistem Pengangkutan Dari Pasar Panarukan TPA Siliwun g Sampah yang berasal dari kegiatan Pasar Panarukan langsung di Sampah Pasar Panarukan

Pengangkutan dengan truck

angkut ke TPA Siliwung. c. Sistem Pengolahan Secara Mandiri Oleh Warga denga penimbunan dan pembakaran Sampah Rumah Tangga

Dibakar atau di timbun

Pengolahan sampah secara mandiri oleh warga dengan dibakar atau di timbun mendominasi penanganan sampah yang ada di BWP Kecamatan Panarukan, hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak warga yang belum terlayani oleh petugas kebersihan dan sampahnya tidak di angkut ke TPA Siliwung. 5. Pengelolaan dan Pemilahan Sampah Kegiatan pengelolaan dan pemilahan sampah di BWP Kecamatan Panarukan masih belum berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-146

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

eksisting, di seluruh wilayah BWP Kecamatan Panarukan masih belum didapati adanya pemilahan sampah yang terjadi, warga lebih cenderung untuk menimbun atau membakar sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya. Belum adanya pengelolaan sampah yang maksimal dan tingkat kesadaran penduduk untuk mengelola sampah yang masih kurang sehingga dominasi penduduk yang ada di BWP Kecamatan Panarukan lebih cenderung untuk membakar dan menimbun sampah yang dihasilkan . 6. Pembuangan Akhir Kabupaten Situbondo mempunyai satu TPA yaitu TPA Siliwung yang ada di Kecamatan Panji yang melayani Kecamatan Panji dan sekitarnya

termasuk

Kecamatan

Panarukan.

TPA

Siliwung

menggunakan sistem sanitary landfill dengan dilengkapi instalasi penangkapan gas methan untuk dipergunakan sebagai pemanas kompor. C.

Jaringan Sanitasi 1.

Sistem Limbah BWP Kecamatan Panarukan Limbah yang terdapat dan di hasilkan di Kencamatan Panarukan terdapat dua jenis, yaitu limbah domestik dan limbah non-domestik. Limbah domestik merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga masyarakat sedangkan limbah non-domestik merupakan limbah yang di hasilkan dari kegiatan sarana yang ada di Kecamatan Panarukan. Secara umum pembuangan limbah domestik berupa grey water di Kecamatan Panarukan langsung di buang ke saluran drainase atau sungai.

2. Proyeksi Limbah BWP Kecamatan Panarukan Perhitungan proyeksi timbulan limbah yang dihasilkan di wilayah BWP Kecamatan Panarukan selama 20 tahun ke depan dapat di lihat pada tabel di 6.75:

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-147

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.74 Proyeksi Beban Timbulan Sanitasi BWP Kecamatan Panarukan Tahun

2015

Total 2019

Total 2024

Total 2029

Total 2034

Desa

Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom

Total Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Penggunaan Air Bersih (%)

6715 12854 7358 26927 6903 13081 7582 27566 7145 13371 7873 28389 7396 13667 8174 29237 7655 13969 8487 30111

70% 70% 70%

Limbah yang Dihasilkan Per Penduduk (Liter/hari) 150 150 150

70% 70% 70%

150 150 150

70% 70% 70%

150 150 150

70% 70% 70%

150 150 150

70% 70% 70%

150 150 150

Timbulan Sanitasi

705075 1349670 772590 2827335 724815 1373505 796110 2894430 750225 1403955 826665 2980845 776580 1435035 858270 3069885 803775 1466745 891135 3161655

Analisa proyeksi timbulan sampah wilayah BWP Kecamatan Panarukan tersebut di dapatkan dengan rumus : 𝑆

𝑠 =70% ×

×𝐿

Berdasarkan tabel proyeksi timbulan sanitasi tersebut, dapat diketahui bahwa timbulan sanitasi dipengaruhi oleh jumlah penduduk di setiap wilayahnya dan akan berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Desa Kilensari dengan jumlah penduduk yang terbanyak membuat Desa Kilensari menjadi desa dengan beban timbulan sanitasi terbesar. Beban timbulan sanitasi di Desa Kilensari pada tahun 2015 sebanyak 1349670 Liter, di Desa Wringinanom sebanyak 772590 Liter dan di Desa Paowan sebanyak 705075 Liter, sehingga total beban timbulan sanitasi di wilayah BWP Kecamatan Panarukan pada tahun 2015 adalah 2827335 Liter. Sedangkan pada periode terakhir dari Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-148

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

proyeksi yaitu tahun 2034 beban timbulan sanitasi seluruh desa meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terjadi setiap tahunnya, pada tahun 2034 diproyeksikan jumlah beban timbulan sanitasi pada Desa Kilensari sebanyak

1466745 Liter, Desa

Wringinanom sebanyak 891135, dan Desa Paowan sebanyak 803775 Liter, sehingga jumlah total beban timbulan sanitasi di wilayah BWP Kecamatan Panarukan pada tahun 2034 sebesar 3161655 Liter.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-149

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.57 Peta Persebaran TPS

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-150

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.58 Peta Proyeksi Timbulan Sampah

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-151

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.59 Peta Persebaran MCK Umum

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-152

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.60 Peta Proyeksi Air Limbah

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-153

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

D.

Jaringan Listrik Pengembangan jaringan listrik Kabupaten situbondo terus dilakukan setiap

tahunnya. Hal yang di lakukan berupa penambahan jaringan listrik untuk penggunaan rumah tangga, fasilitas sosial dan kegiatan komersial. hal ini dapat diketahui berdasarkan RTRW Kabupaten situbondo 2013-2033. Terdapat beberapa kebijakan mengenai pengembangan jaringan listrik di Kabupaten Situbondo, yaitu : 1. Pengembangan/peningkatan pelayanan energi listrik yang meliputi : a) Peningkatan jaringan distribusi pada lingkungan pemukiman baru di kawasan wilayah pengembangan. b) Peningkatan gardu pendistribusian listrik pada kawasan yang diproritaskan. c) Pengembangan jaringan prioritas untuk Kecamatan Arjasa di kawasan Kayu Mas. Untuk menunjang Kegiatan pariwisata baik di Agrowisata Kayu Mas dan di Kawasan Segitiga Emas Gunung Ijen. 2. Rencana pengembangan mikrohidro pada kecamatan-kecamatan yang tidak terjangkau jaringan listrik dan mempunyai potensi sumber daya air; 3. Rencana pengembangan Solar Cell pada daerah-daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik dan tidak mempunyai sumberdaya air; 4. Rencana pengembangan energi alternatif panas bumi di Argopuro dan Belawan Ijen; 5. Pengembangan Gardu Induk (GI) 150/20 Kv di Kabupaten Situbondo

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-154

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.61 Peta Persebaran Jaringan Listrik

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-155

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

E.

Jaringan Telekomunikasi 1. Jaringan Telekomunikasi BWP Kecamatan Panarukan Jaringan telekomunikasi telah menjangkau seluruh wilayah perkotaan di Kecamatan Panarukan. Jaringan telekomunikasi di wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan berupa sambungan telkom dan telepon genggam dengan prasarana telekomunikasi berupa BTS yang tersebar di seluruh Kecamatan Panarukan. Berdasarkan Kecamatan dalam angka Kecamatan Panarukan, jumlah pengguna sambungan telepon di wilayah BWP Kecamatan Panarukan terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 6.75 Prasarana Telekomunikasi BWP Kecamatan Panarukan Prasarana Telekomunnikasi Sambungan Telepon Sambungan Telex 52 Paowan 125 Kilensari 71 Wringinanom 248 Total Sumber Kecamatan Dalam Angka Panarukan 2012 Desa

Berdasarkan tabel tersebut, jumlah total sambungan telepon di BWP Kecamatan Panarukan adalah 248 dengan sambungan yang terbanyak terdapat di Desa Kilensari sebanyak 125 sambungan dan yang paling sedikit terdapat di Desa Paowan sebanyak 52 sambungan. 2. Proyeksi Kebutuhan Jaringan Telekomunikasi BWP Kecamatan Panarukan Jaringan telekomunikasi merupakan hal yang sangat penting saat ini untuk menunjang kegiatan telekomunikasi dan penyebaran informasi dari suatu tempat ke tempat lainnya yang dipisahkan dengan jarak yang jauh dalam waktu yang singkat. Proyeksi mengenai jaringan telekomunikasi berupa sambungan telepon dilakukan dengan pedoman standar SK Menteri Permukiman dan Prasarana No. 534/KPTS/M/2001. Berikut ini merupakan asumsi yang digunakan dalam proyeksi sambungan telepon. a) Telepon sambungan rumah tangga

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

: 7 sst/1000 penduduk

VI-156

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

b) Telepon kebutuhan sosial

: 3% dari total sambungan

rumah tangga c) Telepon umum koin

: 2% dari total sambungan

rumah tangga d) Telepon umum kartu

: 1% dari total sambungan

rumah tangga Tabel 6.76 Proyeksi Sambungan Telepon di Wilayah BWP Kecamatan Panarukan 20152034 Tahun

Jumlah Penduduk

26927 2015 27566 2019 28389 2024 29237 2029 30111 2034 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Sambungan Telepon Rumah Tangga Sosial 189 12 193 12 199 12 205 13 211 13

Berdasarkan tabel proyeksi di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan akan sambungan telepon baik rumah tangga atau sosial di wilayah BWP Kecamatan Panarukan akan terus meningkat berbanding lurus dengan pertumbuhan

jumlah

penduduk.

Akan

tetapi

seiring

dengan

perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka ada kemungkinan perkembangan komunikasi lainnya berupa telepon seluler ataupun satelit yang akan mengurangi laju pertumbuhan jumlah pengguna sambungan telepon.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-157

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.62 Peta Persebaran BTS

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-158

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

F.

Jaringan Drainase Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12 Tahun 2014

tentang drainase perkotaan, prasarana drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang berfungsi menyalurkan kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air penerima. Saluran drainase yang ada di 3 wilayah perencanaan adalah sejumlah saluran, dengan saluran persegi yang mendominasi. Jenis saluran yang mendominasi adalah jenis saluran jenis campuran dan terbuka. Perkerasan drainase yang banyak ditemukan di Kecamatan Panarukan adalah perkerasan jenis beton. Kondisi saluran yang ada di Kecamatan Panarukan kurang baik, karena masih memiliki berbagai permasalahan. Permasalahan terkait drainase yang ada yaitu banyaknya permukiman yang belum dilengkapi dengan saluran drainase, adanya tumpukan sampah di saluran, serta konstruksi bangunan yang rusak. Berdasarkan data hasil eksisting dilakukan analisis untuk mengetahui kapasitas saluran drainase yang ada di Kecamatan Panarukan yaitu dengan menggunakan analisis debit air buangan saluran, analisis debit air buangan rumah tangga, dan analisis debit limpasan, dan debit total. 1. Debit Air Limpasan (Qlimpasan) Debit air limpasan merupakan volume limpasan hujan yang mengalir tanpa mengalami peresapan sehingga dialirkan ke saluran lainnya. Analisis debit limpasan dilakukan dengan menghitung volume limpasan hujan yang mengalami peresapan. Qlimpasan = 0,278 x C x I x A Keterangan: Q = Debit air limpasan (m3/detik) C = Koefisien run off I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam) A = Luas daerah pengaliran (ha)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-159

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

a) Koefisien run off Koefisien run off

merupakan koefisien yang besarnya

tergantung pada kondisi permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah dan lamanya hujan di daerah pengaliran yaitu pada tabel 6.77 berikut: Tabel 6.77 Koefisien Run-Off Perkantoran Perumahan

Daerah industri

Tata Guna Lahan Daerah pusat kota Daerah sekitar Rumah tinggal Rumah susun, terpisah Rumah susun, bersambung Pinggiran Kurang padat industry Padat industry

Kuburan Tempat bermain Daerah stasiun KA Daerah tak berkembang Jalan raya

Daerah beratap Tanah lapang

Tanah pertanian, 0-30% Tanah kosong Ladang garapan

Rumput Hutan/bervegetasi Tanah tidak produktif,> 30%

Beraspal Berbeton Berbatu bara Trotoar Berpasir, datar, 2% Berpasir, agak rata, 2-7% Berpasir, miring, 7% Tanah berat, datar, 2% Tanah berat, agak datar, 2-7% Tanah berat, miring, 7% Rata Kasar Tanah berat, tanpa vegetasi Tanah berat, dengan vegetasi Berpasir, tanpa vegetasi Berpasir, dengan vegetasi Tanah berat Berpasir Rata, kedap air Kasar

C 0,7-0,95 0,50-0,70 0,30-0,50 0,40-0,60 0,60-0,75 0,25-0,40 0,50-0,80 0,60-0,80 0,10-0,25 0,20-0,35 0,20-0,40 0,10-0,30 0,70-0,95 0,80-0,95 0,70-0,85 0,75-0,85 0,75-0,95 0,05-0,10 0,10-0,15 0,15-0,20 0,13-0,17 0,18-0,22 0,25-0,35 0,03-0,60 0,20-0,50 0,30-0,60 0,20-0,50 0,20-0,25 0,10-0,25 0,15-0,45 0,05-0,25 0,05-0,25 0,70-0,90 0,50-0,70

Sumber: Suripin (2004)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-160

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

b) Intensitas hujan (I) Intensitas hujan adalah tinggi curah hujan dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan mm/jam. Rumus empiris yang digunakan untuk menghitung intensitas hujan dalam menentukan debit puncak dengan metode Rasional Modifikasi, digunakan rumus Mononobe. Hal tersebut dikarenakan menyesuaikan dengan kondisi luas wilayahnya. ⁄

[

]

Keterangan: I = Intensitas hujan (mm/jam) R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm) Tc = lamanya curah hujan (menit) Data curah hujan tahunan Kecamatan Panarukan dari stasiun hujan Wringinanom selama 5 tahun terakhir yaitu sebagai berikut: Tabel 6.78 Curah Hujan 5 Tahun Terakhir di Kecamatan Panarukan No

Tahun

Bulan kejadian

Curah Hujan Max (mm/hr)

1

2009

Februari

40,8

2

2010

Februari

40,8

3

2011

Februari

25

4

2012

April

32

32 5 2013 November Sumber: Kecamatan Panarukan Dalam Angka, 2010-2014

Berdasarkan data curah hujan pada Tabel dilakukan perhitungan hujan rancangan dengan menggunakan metode Log-Person Tipe III yaitu sebagai berikut: Adapun metode Log-Pearson Tipe III adalah sebagai berikut: 1.

Mengubah data curah hujan maksimum ke bentuk logaritma à X = log X;

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-161

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

2.

Menghitung harga rata-rata log X à log Xrerata; ∑

3.

Menghitung selisih antara log X dengan log Xrerata;

4.

Mengkuadratkan selisih antara log X dengan log Xrerata;

5.

Selisih antara log X dengan log Xrerata dipangkatkan 3;

6.

Menghitung standar deviasinya ∑

Sd=√ 7.

Menghitung koefisien kemencengannya Koefisien kemencengan (skewness/Cs) merupakan nilai yang menunjukkan derajat tidak simetrisnya suatu bentuk distribusi. ∑

Setelah menghitung parameter statistiknya, kemudian menghitung hujan rancangan dengan menggunakan metode Log-Pearson Tipe III dengan langkahlangkah seperti di bawah ini: 1.

Menentukan tahun interval kejadian / kala ulang (Tr);

2.

Menghitung prosentase peluang terlampaui à Pr =

3.

Menentukan variabel standar (K) berdasarkan prosentase peluang dan koefisien kemencengan (Cs) pada tabel distribusi Log-Person Tipe III; dan

4.

Menghitung hujan rancangan (R) dengan cara à log X + K. Sd kemudian hasilnya di-antilog-kan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-162

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.79 Perhitungan Parameter Intensitas Hujan dengan Metode Log Pearson III No

Tahun

Bulan kejadian

Curah Hujan Max (mm/hr)

Log X

(LogXlogXrt)

(LogXlogXrt)2

(LogXlogXrt)3

(LogXlogXrt)4

1

2009

Februari

40,8

1,611

-0,139

0,019

-0,003

0,000

2

2010

Februari

40,8

1,611

-0,139

0,019

-0,003

0,000

3

2011

Februari

25

1,398

-0,060

0,004

0,000

0,000

4

2012

April

32

1,505

-0,043

0,002

0,000

0,000

5

2013

November

32

1,505

-0,038

0,001

0,000

0,000

Jumlah

171

7,63

-0,418

0,045

-0,006

0,001

Rerata

34

1,526

-0,084

0,009

-0,001

0,000

Maksimum

41

1,611

-0,038

0,019

0,000

0,000

Minimum

25

1,398

-0,139

0,001

-0,003

0,000

Standar Deviasi (s)

6,023

0,080

0,046

0,008

0,001

0,000

Koefisien kemencengan (Cs)

-0,248

-0,532

-0,501

0,577

-0,600

0,607

Koefisien Kurtosis (Ck) Sumber: Hasil Analisis, 2015

-1,351

-0,556

-3,204

-3,292

-3,322

-3,331

Tabel 6.80 Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III No.

Periode Ulang

G (Tabel)

1

2

0,173

1,54

34,647

2

5

0,854

1,59

39,247

3

10

1,121

1,62

41,213

4

20

1,278

1,63

42,415

5

25

1,345

1,63

42,938

6

50

1,461

1,64

43,860

7

100

1,547

1,65

44,556

8

200

1,611

1,65

45,081

9 1000 1,723 Sumber: Hasil Analisis, 2015

1,66

46,015

LogX

R24 (mm/hari)

Keterangan: T = Tahun interval kejadian / kala ulang VI-174 K = Variabel standar berdasar peluang dan koefisien kemencengan (Cs) R = Hujan rancangan Berdasarkan perhitungan hujan rancangan menggunakan metode Log Pearson Tipe III diperoleh R24 untuk kala ulang 5 tahun di Kecamatan Panarrukan yaitu sebesar 39,247 mm.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-163

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

c) Catchment Area (Ca) Catchment area yaitu luasan daerah tangkapan dari air hujan yang ditentukan berdasarkan garis kontur di wilayah tersebut. Catchment area ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi yang disesuaikan dengan kondisi topografi dan mengikuti arah aliran air. Berdasarkan analisis fisik dengan memperhatikan garis kontur dan arah alirannya catchment area di Kecamatan Panarukan dibedakan menjadi 3 yaitu Catchment area A yang sebagian besar meliputi Desa Kilensari yaitu seluas 686 ha, Catchment area B meliputi Desa Wringinanom yaitu

seluas 528

ha. Catchment area C

merupakan catchment area yang luasnya paling besar yaitu seluas 1003 ha. Berdasarkan Data R24 tersebut digunakan untuk menghitung

I

(Intensitas Hujan) dengan menghitung waktu curah hujan (Tc) terlebih dahulu. Menghitung waktu curah hujan (Tc) yaitu dengan Rumus berikut: Tc =

( ) √

Keterangan: L = panjang saluran S = kemiringan saluran

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-164

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.81 Perhitungan Debit Limpasan (Q limpasan) pada Catchment A, B, dan C No.

Ca

Alamat

Hierarki

Bentuk

1 2 3 4 5 6 7

A A A A A A A

Jl. Panarukan-Kendit Jl. Tembus 1 Jl. Raya Kilensari-Pawon Jl. Panarukan-Kendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman

Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Trapesium Trapesium

8

A

Jl. Raya PB Sudirman

Collector

Trapesium

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

A A A A A A A A A A A A A A A A A A A

Pelabuhan 2 Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah Jl. Kelinsari 6 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Pohon 9 Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A Jl. Pelabuhan 1A Jl. Pelabuhan 1B Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo

Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Guna Lahan Perumahan, Perkebunan, Sawah Perumahan, Perkebunan Perumahan, lahan kosong, Perkebunan, Industri Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, perumahan, perdagangan Perumahan, Perdagangan, jasa,PPU,lahan kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, Perdagangan, Perumahan, Perkebunan Peribadatan, perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, Kesehatan, PPU, lahan kosong Perumahan, Peribadatan, PPU, Perdagangan

Akar S

Tc

586,07 246,54 498,10 544,44 1133,25 1180,04 665,46

Koefisien Run-Off (C) 0,20 0,20 0,21 0,46 0,50 0,50 0,54

0,0277 0,0493 0,0361 0,0287 0,0297 0,0291 0,0388

0,6956 0,2291 0,5004 0,6389 1,0955 1,1480 0,5924

442,59 234,26 105,62 45,37 73,06 62,47 132,51 401,27 179,41 276,50 153,77 153,38 153,84 153,66 187,79 188,60 237,53 230,25 326,16 325,79

0,47 0,50 0,50 0,50 0,50 0,65 0,22 0,53 0,66 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,57 0,38

0,0475 0,0506 0,0754 0,1150 0,0906 0,0980 0,0583 0,0499 0,0472 0,0538 0,0675 0,0676 0,0675 0,0675 0,0611 0,0609 0,0543 0,0551 0,0463 0,0464

0,3698 0,2159 0,0860 0,0324 0,0562 0,0469 0,1249 0,3303 0,1855 0,2341 0,1251 0,1248 0,1252 0,1250 0,1576 0,1584 0,2068 0,1995 0,2982 0,2978

Panjang Saluran

0,0002 0,0004 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002

Luas Penampang (A) 0,225 0,420 0,520 0,225 0,400 0,400 0,400

Luas Catchment Area (Aca) 11,97 6,44 30,52 5,01 5,16 12,457 68,29

Q limpasan (liter) 0,0005 0,0005 0,0016 0,0005 0,5000 0,5000 0,0082

0,0003 0,0004 0,0008 0,0015 0,0011 0,0012 0,0006 0,0003 0,0005 0,0004 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0005 0,0005 0,0005 0,0005 0,0004 0,0004

0,400 0,240 0,240 0,240 0,240 0,240 0,225 0,400 0,120 0,800 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350

4,49 1,37 0,83 0,38 0,39 0,37 5,53 1,54 1,12 2,49 1,58 0,6 0,25 0,6 0,63 0,45 0,64 0,93 2,95 1,54

0,0006 0,5000 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0008 0,0003 0,0004 0,0005 0,0005 0,0002 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002 0,0006 0,0002

I tiap detik

VI-165

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Alamat

Hierarki

Bentuk

Guna Lahan

No.

Ca

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

A A A A A A A A A A A

Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Pelabuhan 1

Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat

Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

B B B B B B B B B B B B B B B B B B

Jl. Gang Masjid 3 Jl. Wringin 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Pabrik Gula Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 1 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 5 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Jembatan Wringin 2

Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Conveyor Collector

Trapesium Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Trapesium Segi Empat

Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, Industri dan Pergudangan, lahan Perumahan, Sawah, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, Jasa, Perkebunan Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, Industri, Jasa, Perdagangan Perumahan, Perumahan, Peribadatan, lahan kosong

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Akar S

Tc

197,42 195,11 106,62 54,04 106,68 177,61 128,22 124,84 126,55 114,07 120,91

Koefisien Run-Off (C) 0,37 0,50 0,47 0,49 0,56 0,50 0,50 0,50 0,49 0,50 0,50

0,0595 0,0599 0,0810 0,1138 0,0810 0,0628 0,0739 0,0749 0,0744 0,0783 0,0761

0,1670 0,1647 0,0820 0,0374 0,0820 0,1478 0,1014 0,0984 0,0999 0,0886 0,0948

112,89 245,90 318,36 318,97 141,04 141,38 147,42 147,88 120,51 120,59 169,37 271,33 271,53 96,44 96,91 3809,02 3145,03 505,02

0,50 0,53 0,77 0,34 0,43 0,50 0,50 0,44 0,48 0,48 0,66 0,59 0,48 0,46 0,46 0,88 0,50 0,77

0,0941 0,0570 0,0469 0,0468 0,0704 0,0704 0,0689 0,0688 0,0815 0,0815 0,0687 0,0543 0,0543 0,0911 0,0909 0,0162 0,0178 0,0372

0,0763 0,2044 0,2900 0,2906 0,1132 0,1136 0,1192 0,1196 0,0897 0,0898 0,1329 0,2290 0,2292 0,0693 0,0697 4,4435 3,5616 0,4941

Panjang Saluran

0,0005 0,0005 0,0008 0,0014 0,0008 0,0006 0,0007 0,0007 0,0007 0,0008 0,0008

Luas Penampang (A) 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350

Luas Catchment Area (Aca) 1,58 1,11 0,44 0,48 0,84 0,63 1,05 0,55 0,53 0,25 1,56

Q limpasan (liter) 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0002 0,0004 0,0002 0,0002 0,0001 0,0006

0,0009 0,0005 0,0004 0,0004 0,0007 0,0007 0,0007 0,0006 0,0008 0,0008 0,0006 0,0004 0,0004 0,0009 0,0009 0,0001 0,0001 0,0003

0,650 0,400 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,350

9,02 1,7 4,16 1,83 4,63 0,61 0,61 2,51 1,26 1,49 5,35 1,17 1,172 0,78 0,87 17,5 18,57 5,8

0,0039 0,0004 0,0011 0,0002 0,5000 0,5000 0,0002 0,0007 1,5000 0,0006 0,0021 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0009 0,0006 0,0011

I tiap detik

VI-166

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Ca

19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

B B B C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C

Alamat Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pahlawan Jl. Gg. Langit Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah

Hierarki Conveyor Conveyor Collector Conveyor Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Conveyor Conveyor Conveyor Collector Collector Collector Collector

Bentuk Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Trapesium Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Guna Lahan Perumahan, Perdagangan, lahan kosong Perumahan, Perdagangan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan Sawah, Perkebunan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, Keamanan, lahan kosong Perumahan RTH dan Olahraga, Peribadatan RTH dan Olahraga, Peribadatan Perumahan Perumahan Perumahan Sawah , Lahan Kosong Perumahan, Lahan Kosong Perumahan, Lahan Kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perdagangan, lahan kosong Perumahan Perumahan, Perkebunan Perumahan, Perkebunan, Lahan Kosong Perumahan, Perkebunan, Lahan Kosong Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan

Panjang Saluran 122,49 121,66 136,94 112,44 195,21 69,00 185,81 186,94 58,97 58,98 58,61 34,18 24,74 36,29 39,01 235,62 237,70 95,61 61,99 33,61 82,44 247,09 167,38 98,64 98,96 169,32 180,34 176,53 176,62

Koefisien Run-Off (C) 0,77 0,66 0,47 0,50 0,29 0,46 0,50 0,59 0,50 0,32 0,32 0,50 0,50 0,50 0,22 0,28 0,31 0,50 0,50 0,50 0,20 0,50 0,21 0,40 0,27 0,50 0,29 0,50 0,50

Akar S

Tc

0,0808 0,0811 0,0764 0,0943 0,0554 0,1204 0,0734 0,0731 0,1302 0,1302 0,1306 0,1711 0,2011 0,1660 0,1601 0,0651 0,0649 0,1023 0,1270 0,1725 0,1101 0,0532 0,0599 0,0901 0,0899 0,0769 0,0745 0,0753 0,0752

0,0914 0,0907 0,1040 0,0760 0,1749 0,0432 0,1357 0,1367 0,0361 0,0361 0,0358 0,0192 0,0132 0,0206 0,0224 0,1786 0,1804 0,0630 0,0382 0,0188 0,0531 0,2164 0,1464 0,0712 0,0714 0,1219 0,1311 0,1279 0,1280

I tiap detik 0,0008 0,0008 0,0007 0,0009 0,0005 0,0013 0,0006 0,0006 0,0014 0,0014 0,0014 0,0022 0,0028 0,0021 0,0020 0,0005 0,0005 0,0010 0,0014 0,0022 0,0011 0,0004 0,0006 0,0009 0,0009 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006

Luas Penampang (A) 0,560 0,560 0,400 0,650 0,540 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,350 0,540 0,320 0,320 0,400 0,400 0,400 0,400

VI-167

Luas Catchment Area (Aca) 6,07 0,58 1,94 0,8 0,9 1,02 1,6 1,03 1,01 0,98 4,44 0,25 0,17 0,45 0,15 0,555 2,4 0,75 0,49 0,25 0,95 2,91 0,8 0,97 0,85 0,6 0,6 0,5 0,47

Q limpasan (liter) 0,0036 0,0003 0,0006 0,0004 0,0001 0,0006 0,0005 0,0004 0,0007 0,0005 0,0021 0,0003 0,0002 0,0005 0,0001 0,0001 0,0004 0,0004 0,0003 0,0003 0,0002 0,0006 0,0001 0,0004 0,5000 0,5000 0,0001 0,0002 2,5000

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Ca

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

C C C C C C C C C C C C

Alamat Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah

Hierarki Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

Bentuk Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat

Guna Lahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, RTH dan Olahraga Perumahan Perumahan Perumahan, Keamanan, Lahan Kosong Perumahan Perumahan, RTH dan Olahraga

Panjang Saluran 182,26 182,50 83,36 83,16 80,50 80,39 198,08 198,99 151,06 152,41 188,58 188,83

Koefisien Run-Off (C) 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,46 0,50 0,50 0,26 0,50 0,73

Akar S

Tc

0,0741 0,0740 0,1095 0,1097 0,1115 0,1115 0,0711 0,0709 0,0814 0,0810 0,0728 0,0728

0,1327 0,1329 0,0538 0,0536 0,0517 0,0516 0,1461 0,1469 0,1069 0,1080 0,1381 0,1383

I tiap detik 0,0006 0,0006 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0006 0,0006 0,0007 0,0007 0,0006 0,0006

Luas Penampang (A) 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-168

Luas Catchment Area (Aca) 0,47 0,52 0,8 0,8 0,45 0,45 528 528 0,45 3,5 0,52 0,413

Q limpasan (liter) 0,0001 0,0002 0,0004 0,0004 0,0003 0,0003 0,1375 0,1493 0,0002 0,0006 0,0002 0,0002

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

2. Debit Air Buangan Rumah Tangga (Qrumah tangga) Debit aliran air buangan rumah tangga dihitung dengan mengalikan jumlah penduduk dengan kebutuhan air bersih penduduk rata-rata. Qrumahtangga = Jumlah penduduk x Qair limbah Debit air buangan rumah tangga dihitung dengan tahap sebagai berikut: a. Jumlah

penduduk

yang

dilalui

saluran,

dihitung

dengan

menggunakan tata guna lahan yang dilewati saluran tersebut b. Buangan rumah tangga (Qlimbah) = 70% x kebutuhan air bersih ratarata. Kebutuhan air bersih

rata-rata dilihat dari kepadatan penduduk

seperti tabel berikut: Tabel 6.82 Kebutuhan Air Bersih No.

Pengguna

1. Permukiman berkepadatan rendah 2. Permukiman berkepadatan sedang 3. Permukiman berkepadatan tinggi 4. Permukiman khusus (apartemen) 5. Campuran Permukiman dan fasilitas 6. Fasilitas umum/niaga/jasa 7. Ruang terbuka hijau 8. Campuran RTH Sumber: Suripin (2004)

Kebutuhan air (Liter/Orang/Hari) 230 170 120 200 200 x (1,2) 100 x 1 org/6 m² x (0,6) 1 m³ / Ha 200 liter/orang/hari x (1,1)

Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa kebutuhan air di Kecamatan Panarukan adalah 230/orang disesuaikan dengan permukiman yang ada di Kecamatan Panarukan termasuk kepadatan kategori rendah. Tabel 6.83 Perhitungan Debit Rumah Tangga (Qrumah Tangga) pada Catchment A, B, dan C No.

Ca

1

A

2

A

3

A

4 5 6 7

A A A A

8

A

Alamat Jl. Panarukan-Kendit Jl. Tembus 1 Jl. Raya KilensariPawon Jl. Panarukan-Kendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman

Guna Lahan Perumahan, Perkebunan, Sawah Perumahan, Perkebunan Perumahan, lahan kosong, Perkebunan, Industri Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, perumahan, perdagangan Perumahan, Perdagangan, jasa,PPU,lahan kosong

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jumlah Penduduk

Kebutuhan air bersih

Q rumah tangga

40 40

230 230

0,0745 0,0745

7 90 230 145 235

230 230 230 230 230

0,0130 0,1677 0,4286 0,2702 0,4379

110

230

0,2050

VI-169

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Ca

Alamat

Guna Lahan

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

A A A A A A A A A A A A A A A A A

26

A

Pelabuhan 2 Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah Jl. Kelinsari 6 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Pohon 9 Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A Jl. Pelabuhan 1A Jl. Pelabuhan 1B Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo

Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, Perdagangan, Perumahan, Perkebunan Peribadatan, perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, Kesehatan, PPU, lahan kosong Perumahan, Peribadatan, PPU, Perdagangan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, Industri dan Pergudangan, lahan Perumahan, Sawah, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, Jasa, Perkebunan Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong

27

A

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 1 2

A A A A A A A A A A A B B

3

B

4

B

5 6 7 8 9 10

B B B B B B

11

B

12 13 14 15

B B B B

Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Pelabuhan 1 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Wringin 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Pabrik Gula Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 1 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 5

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jumlah Penduduk

Kebutuhan air bersih

70 60 15 35 47 30 254 15 35 25 60 85 90 80 80 155 105

230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230

Q rumah tangga 0,1304 0,1118 0,0280 0,0652 0,0876 0,0559 0,4733 0,0280 0,0652 0,0466 0,1118 0,1584 0,1677 0,1491 0,1491 0,2888 0,1957

88

230

0,1640

100 40 110 25 5 40 130 50 70 10 75 30 25 70

230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230

0,1863 0,0745 0,2050 0,0466 0,0093 0,0745 0,2422 0,0932 0,1304 0,0186 0,1398 0,0559 0,0466 0,1304

37

230

0,0689

40 45 55 55 35 25 15

230 230 230 230 230 230 230

0,0745 0,0839 0,1025 0,1025 0,0652 0,0466 0,0280

17 55 30 5 10

230 230 230 230 230

0,0317 0,1025 0,0559 0,0093 0,0186

VI-170

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Ca

16

B

17

B

18

B

19

B

20

B

21 1 2

B C C

3

C

4

C

5

C

6

C

7

C

8

C

9

C

10 11 12 13 14 15 16 17 18

C C C C C C C C C

19

C

20 21 22

C C C

23

C

Alamat Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pahlawan Jl. Gg. Langit Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah

Guna Lahan Perumahan, Industri, Jasa, Perdagangan Perumahan, Perumahan, Peribadatan, lahan kosong Perumahan, Perdagangan, lahan kosong Perumahan, Perdagangan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan Sawah, Perkebunan Perumahan, lahan kosong

Jumlah Penduduk

Kebutuhan air bersih

Q rumah tangga

2373 665

230 230

4,4219 1,2392

57

230

0,1062

44

230

0,0820

26 15 15

230 230 230 230

0,0484 0,0280 0,0280 0,0000

5

230

0,0093

55

230

0,1025

17

230

0,0317

20

230

0,0373

2

230

0,0037

2

230

0,0037

10

230

0,0186

5

230

0,0093

5

230

0,0093

230

0,0000

55

230

0,1025

85

230

0,1584

30

230

0,0559

15

230

0,0280

10

230

0,0186

2

230

0,0037

40 5 15 15

230 230 230 230

0,0745 0,0093 0,0280 0,0280

70

230

0,1304

Perumahan Perumahan, Keamanan, lahan kosong Perumahan RTH dan Olahraga, Peribadatan RTH dan Olahraga, Peribadatan Perumahan Perumahan Perumahan Sawah , Lahan Kosong Perumahan, Lahan Kosong Perumahan, Lahan Kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perdagangan, lahan kosong Perumahan Conveyor Conveyor Conveyor Collector

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-171

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Ca

Alamat

Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan 25 C Indah Perumahan Paowan 26 C Indah Perumahan Paowan 27 C Indah Perumahan Paowan 28 C Indah Perumahan Paowan 29 C Indah Perumahan Paowan 30 C Indah Perumahan Paowan 31 C Indah Perumahan Paowan 32 C Indah Perumahan Paowan 33 C Indah Perumahan Paowan 34 C Indah Perumahan Paowan 35 C Indah Perumahan Paowan 36 C Indah Perumahan Paowan 37 C Indah Perumahan Paowan 38 C Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015 24

C

Guna Lahan

Jumlah Penduduk

Kebutuhan air bersih

Q rumah tangga

80

230

0,1491

70

230

0,1304

65

230

0,1211

80

230

0,1491

60

230

0,1118

30

230

0,0559

25

230

0,0466

40

230

0,0745

25

230

0,0466

62

230

0,1155

45

230

0,0839

60

230

0,1118

12

230

0,0224

70

230

0,1304

62

230

0,1155

Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

3. Debit Air Maksimum Saluran (Qsaluran) Debit air maksimum merupakan jumlah air maksimum yang dapat ditampung saluran drainase. Data yang dibutuhkan untuk menghitung debit air maksimum tersebut yaitu besarnya luas penampang basah saluran (A) dan kecepatan aliran air. Luas penampang basah (A basah) diperoleh dari hasil survei primer sedangkan kecepatan aliran air dihitung menggunakan pendekatan kemiringan/slope. Slope (S) = Keterangan: S = Kemiringan dasar saluran E1 = Elevasi tanah hulu (m2) E2 = Elevasi tanah hilir (m2) Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-172

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

L = Panjang (m2) Rumus untuk menghitung Q Saluran adalah sebagai berikut: V= Qsaluran = V. Abasah Keterangan: Q = Debit Air (m3/detik) V = Kecepatan Aliran (m/detik) A = Luas Penampang (m2) N = Koefisien Kekasaran Manning R = Jari-jari Hidrolis (m) S = Kemiringan Saluran Tabel 6.84 Bilangan Kekasaran Manning untuk Saluran Saluran

Keterangan Lurus,baru,seragam,landai dan bersih Berkelok, landai, dan berumput Tanah Tidak terawat dan kotor Tanah berbatu, kasar, dan tidak teratur Batu kosong Pasangan Pasangan batu belah Halus, sambungan baim dan rata Beton Kurang halus, dan sambungan kurang rata Sumber: Imam Subarkah (1980)

n Manning 0,016-0,033 0,023-0,040 0,050-0,140 0,035-0,045 0,023 - 0,03 0,017-0,030 0,014-0,018 0,018-0,030

Jari-jari hidrolis dihitung berdasarkan bentuk saluran yang ada yaitu sebagai berikut: 1. Trapesium

R

b  zyy b  2y 1  z 2

2. Segi Empat A = bxy P = b + 2y

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

R

by b  2y

VI-173

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Keterangan: b = lebar saluran (m) y = dalam saluran tergenang air (m) z = kemiringan saluran A = luas (m2) P = keliling basah (m) R = jari-jari hidrolis (m) Tabel 6.85 Perhitungan Debit Saluran (Qsaluran) No.

Ca

Alamat

Akar S

1 2

A A

Jl. Panarukan-Kendit

0,0277

Jari-Jari Hidrolis (R) 1,3500

Jl. Tembus 1

0,0493

1,8000

3

A

Jl. Raya Kilensari-Pawon

0,0361

4

A

Jl. Panarukan-Kendit

5

A

6

A

7

A

8

Luas Penampang (A) 0,225

V aliran

Q saluran

2,8206

0,6346

0,420

6,0831

2,5549

1,9500

0,520

4,6986

2,4433

0,0287

1,3500

0,225

2,9264

0,6584

Jl. Raya PB Sudirman

0,0297

7,6399

0,400

9,6024

3,8410

Jl. Raya PB Sudirman

0,0291

7,6399

0,400

9,4101

3,7640

0,0388

7,6399

0,400

12,5309

5,0124

A

Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman

0,0475

7,6399

0,400

15,3653

6,1461

9

A

Pelabuhan 2

0,0506

1,8000

0,240

6,2406

1,4977

10

A

Jl. Pelabuhan 2D

0,0754

1,8000

0,240

9,2938

2,2305

11

A

Jl. Pelabuhan 2D

0,1150

1,8000

0,240

14,1804

3,4033

12

A

Jl. Pelabuhan 2B

0,0906

1,8000

0,240

11,1748

2,6820

13

A

Jl. Pesisir Tengah

0,0980

1,8000

0,240

12,0849

2,9004

14

A

Jl. Kelinsari 6

0,0583

1,3500

0,225

5,9318

1,3347

15

A

Jl. Raya PB Sudirman

0,0499

7,6399

0,400

16,1370

6,4548

16

A

Jl. Pohon 9

0,0472

1,2000

0,120

4,4433

0,5332

17

A

Jl. Pelabuhan 1

0,0538

2,4000

0,800

8,0351

6,4281

18

A

Jl. Pelabuhann 1A

0,0675

2,1000

0,350

9,2203

3,2271

19

A

Jl. Pelabuhan 1A

0,0676

2,1000

0,350

9,2320

3,2312

20

A

Jl. Pelabuhan 1B

0,0675

2,1000

0,350

9,2182

3,2264

21

A

Jl. Pelabuhan 1B

0,0675

2,1000

0,350

9,2236

3,2283

22

A

Jl. Karang Kongo 4

0,0611

2,1000

0,350

8,3434

2,9202

23

A

Jl. Karang Kongo 4

0,0609

2,1000

0,350

8,3256

2,9139

24

A

Jl. Karang Kongo 3

0,0543

2,1000

0,350

7,4187

2,5965

25

A

Jl. Karang Kongo 3

0,0551

2,1000

0,350

7,5350

2,6373

26

A

Jl. Karang Kongo

0,0463

2,1000

0,350

6,3309

2,2158

27

A

Jl. Karang Kongo

0,0464

2,1000

0,350

6,3345

2,2171

28

A

Jl. Karang Kongo 6

0,0595

2,1000

0,350

8,1374

2,8481

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-174

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Luas Penampang (A)

V aliran

Q saluran

2,1000

0,350

8,1855

2,8649

0,0810

2,1000

0,350

11,0729

3,8755

Jl. Karang Kongo 6A

0,1138

2,1000

0,350

15,5534

5,4437

Jl. Karang Kongo 6A

0,0810

2,1000

0,350

11,0697

3,8744

A

Jl. Karang Kongo 5

0,0628

2,1000

0,350

8,5792

3,0027

34

A

Jl. Karang Kongo 5

0,0739

2,1000

0,350

10,0973

3,5340

35

A

Jl. Pelabuhan 1C

0,0749

2,1000

0,350

10,2330

3,5816

36

A

Jl. Karang Kongo 5

0,0744

2,1000

0,350

10,1635

3,5572

37

A

Jl. Pelabuhan 1C

0,0783

2,1000

0,350

10,7053

3,7469

38

A

Jl. Pelabuhan 1

0,0761

2,1000

0,350

10,3981

3,6393

1

B

Jl. Gang Masjid 3

0,0941

6,3480

0,650

26,8889

17,4778

2

B

Jl. Wringin 2

0,0570

2,4000

0,400

8,5204

3,4082

3

B

Jl. Pabrik Gula

0,0469

2,1000

0,315

6,4079

2,0185

4

B

Jl. Pabrik Gula

0,0468

2,1000

0,315

6,4018

2,0166

5

B

Jl. Wringin 11

0,0704

2,1000

0,315

9,6274

3,0326

6

B

Jl. Wringin 11

0,0704

2,1000

0,315

9,6159

3,0290

7

B

Jl. Wringin 12

0,0689

2,1000

0,315

9,4167

2,9663

8

B

Jl. Wringin 12

0,0688

2,1000

0,315

9,4021

2,9617

9

B

Jl. Wringin 8

0,0815

2,4000

0,400

12,1711

4,8684

10

B

Jl. Wringin 8

0,0815

2,4000

0,400

12,1671

4,8668

11

B

Jl. Wringin 1

0,0687

2,4000

0,400

10,2665

4,1066

12

B

Jl. Wringin 4

0,0543

2,4000

0,400

8,1113

3,2445

13

B

Jl. Wringin 4

0,0543

2,4000

0,400

8,1083

3,2433

14

B

Jl. Wringin 5

0,0911

2,4000

0,400

13,6051

5,4420

15

B

Jl. Wringin 5

0,0909

2,4000

0,400

13,5722

5,4289

16

B

Jl. Raya PB Sudirman

0,0162

7,6399

0,400

5,2376

2,0951

17

B

Jl. Raya PB Sudirman

0,0178

7,6399

0,400

5,7641

2,3056

18

B

Jl. Jembatan Wringin 2

0,0372

2,1000

0,350

5,0878

1,7807

19

B

Jl. Wringin Sumberkolak

0,0808

2,4000

0,560

12,0721

6,7604

20

B

Jl. Wringin Sumberkolak

0,0811

2,4000

0,560

12,1134

6,7835

21

B

Jl. Wringin 6

0,0764

2,4000

0,400

11,4174

4,5670

1

C

Jl. Gang Masjid 3

0,0943

6,3480

0,650

26,9430

17,5129

2

C

Jl. Pahlawan

0,0554

1,8000

0,540

6,8364

3,6917

3

C

Perumahan Paowan Indah

0,1204

3,0000

0,400

20,8684

8,3474

4

C

Perumahan Paowan Indah

0,0734

3,0000

0,400

12,7166

5,0866

5

C

Perumahan Paowan Indah

0,0731

3,0000

0,400

12,6780

5,0712

No.

Ca

Alamat

Akar S

29

A

Jl. Karang Kongo 6

0,0599

30

A

Jl. Karang Kongo 6A

31

A

32

A

33

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jari-Jari Hidrolis (R)

VI-175

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Luas Penampang (A)

V aliran

Q saluran

3,0000

0,400

22,5728

9,0291

0,1302

3,0000

0,400

22,5714

9,0286

Perumahan Paowan Indah

0,1306

3,0000

0,400

22,6422

9,0569

Perumahan Paowan Indah

0,1711

3,0000

0,400

29,6508

11,8603

C

Perumahan Paowan Indah

0,2011

3,0000

0,400

34,8507

13,9403

11

C

Perumahan Paowan Indah

0,1660

3,0000

0,400

28,7746

11,5098

12

C

Perumahan Paowan Indah

0,1601

3,0000

0,400

27,7540

11,1016

13

C

Perumahan Paowan Indah

0,0651

3,0000

0,400

11,2926

4,5170

14

C

Perumahan Paowan Indah

0,0649

3,0000

0,400

11,2430

4,4972

15

C

Perumahan Paowan Indah

0,1023

3,0000

0,400

17,7276

7,0910

16

C

Perumahan Paowan Indah

0,1270

3,0000

0,400

22,0153

8,8061

17

C

Perumahan Paowan Indah

0,1725

3,0000

0,400

29,9008

11,9603

18

C

Perumahan Paowan Indah

0,1101

3,0000

0,400

19,0905

7,6362

19

C

Jl. Kendit Paowan Situbondo

0,0532

2,1000

0,350

7,2737

2,5458

20

C

Jl. Pahlawan

0,0599

1,8000

0,540

7,3829

3,9868

21

C

Jl. Gg. Langit

0,0901

4,3691

0,320

20,0567

6,4181

22

C

Jl. Gg. Langit

0,0899

4,3691

0,320

20,0247

6,4079

23

C

Perumahan Paowan Indah

0,0769

3,0000

0,400

13,3214

5,3285

24

C

Perumahan Paowan Indah

0,0745

3,0000

0,400

12,9078

5,1631

25

C

Perumahan Paowan Indah

0,0753

3,0000

0,400

13,0464

5,2186

26

C

Perumahan Paowan Indah

0,0752

3,0000

0,400

13,0432

5,2173

27

C

Perumahan Paowan Indah

0,0741

3,0000

0,400

12,8398

5,1359

28

C

Perumahan Paowan Indah

0,0740

3,0000

0,400

12,8311

5,1324

29

C

Perumahan Paowan Indah

0,1095

3,0000

0,400

18,9858

7,5943

30

C

Perumahan Paowan Indah

0,1097

3,0000

0,400

19,0077

7,6031

31

C

Perumahan Paowan Indah

0,1115

3,0000

0,400

19,3194

7,7278

32

C

Perumahan Paowan Indah

0,1115

3,0000

0,400

19,3331

7,7333

33

C

Perumahan Paowan Indah

0,0711

3,0000

0,400

12,3162

4,9265

34

C

Perumahan Paowan Indah

0,0709

3,0000

0,400

12,2881

4,9152

35

C

Perumahan Paowan Indah

0,0814

3,0000

0,400

14,1036

5,6414

36

C

Perumahan Paowan Indah

0,0810

3,0000

0,400

14,0409

5,6164

37

C

Perumahan Paowan Indah 38 C Perumahan Paowan Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015

0,0728

3,0000

0,400

12,6225

5,0490

0,0728

3,0000

0,400

12,6142

5,0457

No.

Ca

Alamat

Akar S

6

C

Perumahan Paowan Indah

0,1302

7

C

Perumahan Paowan Indah

8

C

9

C

10

Jari-Jari Hidrolis (R)

3. Debit Air Total (Qtotal) Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-176

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Debit air total merupakan total debit air hujan yang harus dialirkan dengan debit air buangan rumah tangga. Menghitung total debit air dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Qtotal = Qlimpasan + Qrumah tangga Keterangan: Qtotal Qlmpasan Qrumah tangga

= Debit Air Maksimum = Debit air hujan yang harus dialirkan = Debit air buangan rumah tangga

Tabel 6.86 Perhitungan Debit Total (Qtotal) pada Catchment A,B, dan C No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Ca A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A

Alamat Jl. Panarukan-Kendit Jl. Tembus 1 Jl. Raya Kilensari-Pawon Jl. Panarukan-Kendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Pelabuhan 2 Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah Jl. Kelinsari 6 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Pohon 9 Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A Jl. Pelabuhan 1A Jl. Pelabuhan 1B Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5

Hierarki Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Q limpasan (liter) 0,0005 0,0005 0,0016 0,0005 0,5000 0,5000 0,0082 0,0006 0,5000 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0008 0,0003 0,0004 0,0005 0,0005 0,0002 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002 0,0006 0,0002 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0002 0,0004 0,0002 0,0002

Q rumah tangga 0,0745 0,0745 0,0130 0,1677 0,4286 0,2702 0,4379 0,2050 0,1304 0,1118 0,0280 0,0652 0,0876 0,0559 0,4733 0,0280 0,0652 0,0466 0,1118 0,1584 0,1677 0,1491 0,1491 0,2888 0,1957 0,1640 0,1863 0,0745 0,2050 0,0466 0,0093 0,0745 0,2422 0,0932 0,1304 0,0186

Q total 0,0750 0,0751 0,0146 0,1682 0,9286 0,7702 0,4461 0,2056 0,6304 0,1121 0,0282 0,0654 0,0879 0,0567 0,4736 0,0283 0,0657 0,0471 0,1120 0,1585 0,1679 0,1492 0,1492 0,2890 0,1959 0,1646 0,1866 0,0748 0,2053 0,0468 0,0096 0,0749 0,2424 0,0936 0,1306 0,0188

VI-177

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Ca

37 38 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

A A B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B C C C C C C C C C C C C C C C C C C

19 20 21 22 23 24 25 26

C C C C C C C C

Alamat Jl. Pelabuhan 1C Jl. Pelabuhan 1 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Wringin 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Pabrik Gula Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 1 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 5 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pahlawan Jl. Gg. Langit Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah

Collector Collector Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Conveyor Collector Conveyor Conveyor Collector Conveyor Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

Q limpasan (liter) 0,0001 0,2600 0,0039 0,0004 0,0011 0,0002 0,5000 0,5000 0,0002 0,0007 1,5000 0,0006 0,0021 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0513 0,0339 0,0011 0,0036 0,0003 0,0006 0,2318 0,0768 0,3072 0,1574 0,1839 0,3809 0,2463 0,2475 0,5798 0,7436 0,5536 0,2304 0,0725 0,0814 0,2626 0,3665 0,5873 0,1189

Conveyor Conveyor Conveyor Conveyor Collector Collector Collector Collector

0,1153 0,0617 0,1925 0,5000 0,5000 0,0924 0,1638 2,5000

Hierarki

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Q rumah tangga

Q total

0,1398 0,0559 0,0466 0,1304 0,0689 0,0745 0,0839 0,1025 0,1025 0,0652 0,0466 0,0280 0,0317 0,1025 0,0559 0,0093 0,0186 4,4219 1,2392 0,1062 0,0820 0,0484 0,0280 0,0280 0,0000 0,0093 0,1025 0,0317 0,0373 0,0037 0,0037 0,0186 0,0093 0,0093 0,0000 0,1025 0,1584 0,0559 0,0280 0,0186 0,0037

0,1399 0,3159 0,0505 0,1309 0,0701 0,0748 0,5839 0,6025 0,1027 0,0659 1,5466 0,0285 0,0338 0,1028 0,0561 0,0096 0,0190 1,0818 1,2730 0,1073 0,0856 0,0487 0,0286 0,2597 0,0768 0,3165 0,2599 0,2156 0,4182 0,2500 0,2512 0,5984 0,7529 0,5629 0,2304 0,1750 0,2398 0,3185 0,3945 0,6060 0,1227

0,0745 0,0093 0,0280 0,0280 0,1304 0,1491 0,1304 0,1211

0,1899 0,0710 0,2205 0,5280 0,6304 0,2415 0,2942 2,6211

VI-178

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Ca

Alamat

Hierarki

27 C Perumahan Paowan Indah 28 C Perumahan Paowan Indah 29 C Perumahan Paowan Indah 30 C Perumahan Paowan Indah 31 C Perumahan Paowan Indah 32 C Perumahan Paowan Indah 33 C Perumahan Paowan Indah 34 C Perumahan Paowan Indah 35 C Perumahan Paowan Indah 36 C Perumahan Paowan Indah 37 C Perumahan Paowan Indah 38 C Perumahan Paowan Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015

Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

Q limpasan (liter) 0,1598 0,1596 0,2918 0,2923 0,2998 0,3001 0,1375 0,1493 0,1846 0,0960 0,1556 0,2271

Q rumah tangga

Q total

0,1491 0,1118 0,0559 0,0466 0,0745 0,0466 0,1155 0,0839 0,1118 0,0224 0,1304 0,1155

0,3088 0,2714 0,3477 0,3389 0,3743 0,3467 0,2530 0,2332 0,2964 0,1184 0,2861 0,3426

Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah membandingkan angka debit air maksimum saluran (Q saluran) dengan debit total (Q total) dengan cara: Selisih = Q saluran – Q total

Apabila hasil perhitungan selisih pada Qsaluran lebih besar daripada Q total maka saluran tersebut mampu memenuhi debit saluran yang melewati saluran tersebut. Akan tetapi jika hasil selisih saluran lebih kecil daripada Q total, maka saluran yang ada tidak mampu menahan debit air yang melewati saluran tersebut. Tabel 6.87 Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase pada Catchment A,B, dan C di Kecamatan Panarukan Ca

Alamat

Hierarki

A A

Jl. Panarukan-Kendit Jl. Tembus 1 Jl. Raya KilensariPawon Jl. Panarukan-Kendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Pelabuhan 2 Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah Jl. Kelinsari 6

Collector Collector

Q saluran 0,6346 2,5549

Collector Collector

A A A A A A A A A A A A

Q total

Selisih

Keterangan

0,0750 0,0751

0,5596 2,4798

Memenuhi Memenuhi

2,4433 0,6584

0,0146 0,1682

2,4287 0,4902

Memenuhi Memenuhi

Collector

3,8410

0,9286

2,9124

Memenuhi

Collector

3,7640

0,7702

2,9938

Memenuhi

Collector

5,0124

0,4461

4,5662

Memenuhi

6,1461 1,4977 2,2305 3,4033 2,6820 2,9004 1,3347

0,2056 0,6304 0,1121 0,0282 0,0654 0,0879 0,0567

5,9405 0,8673 2,1184 3,3751 2,6165 2,8125 1,2780

Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi

Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-179

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ca A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B C

Alamat Jl. Raya PB Sudirman Jl. Pohon 9 Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A Jl. Pelabuhan 1A Jl. Pelabuhan 1B Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Pelabuhan 1 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Wringin 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Pabrik Gula Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 1 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 5 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3

Hierarki

Q saluran

Q total

Selisih

Keterangan

Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector

6,4548 0,5332 6,4281 3,2271 3,2312 3,2264 3,2283 2,9202 2,9139 2,5965 2,6373 2,2158 2,2171 2,8481 2,8649 3,8755 5,4437 3,8744 3,0027 3,5340 3,5816 3,5572 3,7469 3,6393 17,4778 3,4082 2,0185 2,0166 3,0326 3,0290 2,9663 2,9617 4,8684 4,8668 4,1066 3,2445 3,2433 5,4420 5,4289

0,4736 0,0283 0,0657 0,0471 0,1120 0,1585 0,1679 0,1492 0,1492 0,2890 0,1959 0,1646 0,1866 0,0748 0,2053 0,0468 0,0096 0,0749 0,2424 0,0936 0,1306 0,0188 0,1399 0,0565 0,0505 0,1309 0,0701 0,0748 0,5839 0,6025 0,1027 0,0659 1,5466 0,0285 0,0338 0,1028 0,0561 0,0096 0,0190

5,9812 0,5049 6,3624 3,1800 3,1192 3,0679 3,0604 2,7709 2,7648 2,3076 2,4414 2,0512 2,0305 2,7732 2,6597 3,8288 5,4340 3,7995 2,7603 3,4405 3,4509 3,5384 3,6070 3,5828 17,4273 3,2773 1,9484 1,9418 2,4488 2,4265 2,8636 2,8957 3,3219 4,8383 4,0728 3,1417 3,1872 5,4324 5,4099

Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi

Conveyor

2,0951

1,0314

1,0637

Memenuhi

Conveyor

2,3056

1,2398

1,0658

Memenuhi

Collector

1,7807

0,1073

1,6734

Memenuhi

Conveyor

6,7604

0,0856

6,6748

Memenuhi

Conveyor Collector Conveyor

6,7835 4,5670 17,5129

0,0487 0,0286 0,0283

6,7347 4,5384 17,4846

Memenuhi Memenuhi Memenuhi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-180

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ca C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C

Alamat Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pahlawan Jl. Gg. Langit Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah

Conveyor

Q saluran 3,6917

Collector

Hierarki

Q total

Selisih

Keterangan

0,0001

3,6915

Memenuhi

8,3474

0,0099

8,3375

Memenuhi

Collector

5,0866

0,1030

4,9837

Memenuhi

Collector

5,0712

0,0320

5,0392

Memenuhi

Collector

9,0291

0,0380

8,9911

Memenuhi

Collector

9,0286

0,0042

9,0244

Memenuhi

Collector

9,0569

0,0058

9,0511

Memenuhi

Collector

11,8603

0,0189

11,8414

Memenuhi

Collector

13,9403

0,0096

13,9307

Memenuhi

Collector

11,5098

0,0098

11,5001

Memenuhi

Collector

11,1016

0,0001

11,1015

Memenuhi

Collector

4,5170

0,1026

4,4145

Memenuhi

Collector

4,4972

0,1588

4,3384

Memenuhi

Collector

7,0910

0,0563

7,0348

Memenuhi

Collector

8,8061

0,0283

8,7778

Memenuhi

Collector

11,9603

0,0189

11,9414

Memenuhi

Collector

7,6362

0,0039

7,6323

Memenuhi

Conveyor Conveyor Conveyor Conveyor

2,5458 3,9868 6,4181 6,4079

0,0752 0,0094 0,0283 0,5280

2,4706 3,9774 6,3898 5,8800

Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi

Collector

5,3285

0,6304

4,6981

Memenuhi

Collector

5,1631

0,1492

5,0140

Memenuhi

Collector

5,2186

0,1306

5,0880

Memenuhi

Collector

5,2173

2,6211

2,5962

Memenuhi

Collector

5,1359

0,1492

4,9867

Memenuhi

Collector

5,1324

0,1120

5,0205

Memenuhi

Collector

7,5943

0,0563

7,5380

Memenuhi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-181

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ca

Alamat

Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015 C

Hierarki

Q saluran

Q total

Selisih

Keterangan

Collector

7,6031

0,0470

7,5561

Memenuhi

Collector

7,7278

0,0748

7,6530

Memenuhi

Collector

7,7333

0,0468

7,6864

Memenuhi

Collector

4,9265

0,2530

4,6735

Memenuhi

Collector

4,9152

0,2332

4,6821

Memenuhi

Collector

5,6414

0,1120

5,5295

Memenuhi

Collector

5,6164

0,0230

5,5934

Memenuhi

Collector

5,0490

0,1306

4,9184

Memenuhi

Collector

5,0457

0,1157

4,9300

Memenuhi

Berdasarkan hasil perhitungan analisis debit limpasan, debit rumah tangga, debit saluran dan debit total, diperoleh hasil bahwa semua saluran drainase yang ada di 3 BWP di Kecamatan Panarukan mampu memenuhi berdasarkan kapasitas saluran yang ada, sehingga mampu menampung debit rumah tangga, dan debit limpasan yang ada. Berikut merupakan gambar penampang drainase di BWP Kecamatan Panarukan:

Gambar 6.19 Penampang Drainase di Jalan Raya PB sudirman Sumber: Survei Primer, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-182

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Gambar 6.20 Penampang Drainase di Jalan Raya Kilensari-Paowan Sumber: Survei Primer, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan analisis debit limpasan, debit rumah tangga, debit saluran dan debit total, diperoleh hasil bahwa semua saluran drainase yang ada di 3 BWP di Kecamatan Panarukan mampu memenuhi berdasarkan kapasitas saluran yang ada, sehingga mampu menampung debit rumah tangga, dan debit limpasan yang ada. Berdasarkan perhitungan tersebut dilakukan perhitungan mengenai kapasitas saluran drainase untuk 20 tahun ke depan di Kecamatan Panarukan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-183

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.88 Proyeksi Kapasitas Saluran Drainase Periode Tahun 2019 dan Tahun 2024 Hierarki

Jumlah Pendudu k

Jumlah Pendudu k Tahun 2019

Q rumah Tangg a

Collector

40

7

0,0130

Collector

40

7

0,0130

Collector

7

7

0,0124

Collector

90

7

0,0140

Collector

230

9

0,0167

Collector

145

8

0,0150

Collector

235

9

0,0168

A

Jl. Tembus 1 Jl. Raya Kilensari-Pawon Jl. PanarukanKendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman

Collector

110

8

0,0144

A

Pelabuhan 2

Collector

70

7

0,0136

A

Jl. Pelabuhan 2D

Collector

60

7

0,0134

A

Jl. Pelabuhan 2D

Collector

15

7

0,0125

A

Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah

Collector

35

7

0,0129

Collector

47

7

0,0131

Ca

A A A A A A A

A

Alamat Jl. PanarukanKendit

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Q Total 0,013 5 0,013 5 0,014 0 0,014 5 0,516 7 0,515 0 0,025 0 0,015 0 0,513 6 0,013 7 0,012 8 0,013 1 0,013 4

Selisih

Keteranga n

Jumlah Pendudu k Tahun 2024

Q rumah Tangg a

0,6211

Memenuhi

8

0,0158

2,5414

Memenuhi

8

0,0158

2,4293

Memenuhi

8

0,0158

0,6440

Memenuhi

8

0,0158

3,3243

Memenuhi

9

0,0159

3,2490

Memenuhi

9

0,0158

4,9874

Memenuhi

9

0,0159

6,1311

Memenuhi

9

0,0158

0,9842

Memenuhi

8

0,0158

2,2168

Memenuhi

8

0,0158

3,3905

Memenuhi

8

0,0158

2,6688

Memenuhi

8

0,0158

2,8869

Memenuhi

8

0,0158

Q Total 0,016 3 0,016 4 0,017 4 0,016 3 0,515 9 0,515 8 0,024 1 0,016 5 0,515 8 0,016 2 0,016 1 0,016 0 0,016 1

Selisih

Keteranga n

0,6183

Memenuhi

2,5385

Memenuhi

2,4259

Memenuhi

0,6421

Memenuhi

3,3251

Memenuhi

3,2482

Memenuhi

4,9883

Memenuhi

6,1297

Memenuhi

0,9819

Memenuhi

2,2143

Memenuhi

3,3872

Memenuhi

2,6659

Memenuhi

2,8842

Memenuhi

VI-184

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ca

A

Alamat

Hierarki

Jumlah Pendudu k

Jumlah Pendudu k Tahun 2019

Q rumah Tangg a

Collector Conveyo r

30

7

0,0128

A

Jl. Kelinsari 6 Jl. Raya PB Sudirman

254

9

0,0171

A

Jl. Pohon 9

Collector

15

7

0,0125

A

Collector

35

7

0,0129

A

Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A

Collector

25

7

0,0127

A

Jl. Pelabuhan 1A

Collector

60

7

0,0134

A

Jl. Pelabuhan 1B

Collector

85

7

0,0139

A

Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo

Collector

90

7

0,0140

Collector

80

7

0,0138

Collector

80

7

0,0138

Collector

155

8

0,0152

Collector

105

8

0,0143

Collector

88

7

0,0139

Collector

100

8

0,0142

A A A A A A

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Q Total 0,013 6 0,017 4 0,012 9 0,013 4 0,013 2 0,013 6 0,013 9 0,014 2 0,013 9 0,013 9 0,015 4 0,014 5 0,014 5 0,014 4

Selisih

Keteranga n

Jumlah Pendudu k Tahun 2024

Q rumah Tangg a

1,3211

Memenuhi

8

0,0158

6,4374

Memenuhi

9

0,0159

0,5203

Memenuhi

8

0,0158

6,4147

Memenuhi

8

0,0158

3,2139

Memenuhi

8

0,0158

3,2176

Memenuhi

8

0,0158

3,2124

Memenuhi

8

0,0158

3,2141

Memenuhi

8

0,0158

2,9062

Memenuhi

8

0,0158

2,9001

Memenuhi

8

0,0158

2,5812

Memenuhi

9

0,0159

2,6228

Memenuhi

9

0,0158

2,2013

Memenuhi

8

0,0158

2,2027

Memenuhi

9

0,0158

Q Total 0,016 6 0,016 1 0,016 2 0,016 3 0,016 3 0,016 0 0,015 9 0,016 0 0,016 0 0,016 0 0,016 0 0,016 1 0,016 4 0,016 0

Selisih

Keteranga n

1,3181

Memenuhi

6,4387

Memenuhi

0,5170

Memenuhi

6,4118

Memenuhi

3,2108

Memenuhi

3,2152

Memenuhi

3,2105

Memenuhi

3,2122

Memenuhi

2,9042

Memenuhi

2,8980

Memenuhi

2,5805

Memenuhi

2,6212

Memenuhi

2,1994

Memenuhi

2,2010

Memenuhi

VI-185

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Hierarki

Jumlah Pendudu k

Jumlah Pendudu k Tahun 2019

Q rumah Tangg a

Collector

40

7

0,0130

Collector

110

8

0,0144

Collector

25

7

0,0127

Collector

5

7

0,0123

Collector

40

7

0,0130

Collector

130

8

0,0147

Collector

50

7

0,0132

Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C

Collector

70

7

0,0136

Collector

10

7

0,0124

Collector

75

7

0,0137

Collector Conveyo r

30

7

0,0128

B

Jl. Pelabuhan 1 Jl. Gang Masjid 3

25

7

0,0127

B

Jl. Wringin 2

Collector

70

7

0,0136

B

Jl. Pabrik Gula

Collector

37

7

0,0129

Ca

A A A A A A A A A A A

Alamat Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Q Total 0,013 3 0,014 6 0,012 9 0,012 7 0,013 4 0,014 9 0,013 6 0,013 8 0,012 6 0,013 8 0,013 4 0,016 7 0,014 0 0,014 1

Selisih

Keteranga n

Jumlah Pendudu k Tahun 2024

Q rumah Tangg a

2,8348

Memenuhi

8

0,0158

2,8503

Memenuhi

9

0,0158

3,8626

Memenuhi

8

0,0158

5,4310

Memenuhi

8

0,0158

3,8610

Memenuhi

8

0,0158

2,9878

Memenuhi

9

0,0158

3,5205

Memenuhi

8

0,0158

3,5678

Memenuhi

8

0,0158

3,5446

Memenuhi

8

0,0158

3,7331

Memenuhi

8

0,0158

3,6259 17,461 1

Memenuhi

8

0,0158

Memenuhi

8

0,0158

3,3942

Memenuhi

8

0,0158

2,0044

Memenuhi

8

0,0158

Q Total 0,016 1 0,016 1 0,016 0 0,016 2 0,016 2 0,016 0 0,016 2 0,016 0 0,016 0 0,015 9 0,016 4 0,019 8 0,016 2 0,017 0

Selisih

Keteranga n

2,8319

Memenuhi

2,8488

Memenuhi

3,8595

Memenuhi

5,4275

Memenuhi

3,8582

Memenuhi

2,9867

Memenuhi

3,5178

Memenuhi

3,5655

Memenuhi

3,5412

Memenuhi

3,7309

Memenuhi

3,6229 17,458 0

Memenuhi

3,3919

Memenuhi

2,0015

Memenuhi

Memenuhi

VI-186

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ca

Alamat

Hierarki

Jumlah Pendudu k

Jumlah Pendudu k Tahun 2019

Q rumah Tangg a

B

Jl. Pabrik Gula

Collector

40

7

0,0130

B

Jl. Wringin 11

Collector

45

7

0,0131

B

Jl. Wringin 11

Collector

55

7

0,0133

B

Jl. Wringin 12

Collector

55

7

0,0133

B

Jl. Wringin 12

Collector

35

7

0,0129

B

Jl. Wringin 8

Collector

25

7

0,0127

B

Jl. Wringin 8

Collector

15

7

0,0125

B

Jl. Wringin 1

Collector

17

7

0,0126

B

Jl. Wringin 4

Collector

55

7

0,0133

B

Jl. Wringin 4

Collector

30

7

0,0128

B

Jl. Wringin 5

Collector

5

7

0,0123

B

Jl. Wringin 5 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman

Collector Conveyo r Conveyo r

10

7

0,0124

553

12

0,0229

665

13

0,0250

B B

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Q Total 0,013 2 0,513 1 0,513 3 0,013 5 0,013 6 1,512 7 0,013 1 0,014 7 0,013 6 0,013 0 0,012 7 0,012 8 0,023 8 0,025 6

Selisih

Keteranga n

Jumlah Pendudu k Tahun 2024

Q rumah Tangg a

2,0033

Memenuhi

8

0,0158

2,5195

Memenuhi

8

0,0158

2,5157

Memenuhi

8

0,0158

2,9528

Memenuhi

8

0,0158

2,9480

Memenuhi

8

0,0158

3,3557

Memenuhi

8

0,0158

4,8537

Memenuhi

8

0,0158

4,0919

Memenuhi

8

0,0158

3,2309

Memenuhi

8

0,0158

3,2303

Memenuhi

8

0,0158

5,4294

Memenuhi

8

0,0158

5,4161

Memenuhi

8

0,0158

2,0713

Memenuhi

9

0,0159

2,2800

Memenuhi

9

0,0160

Q Total 0,016 1 0,515 8 0,515 8 0,016 0 0,016 5 1,515 8 0,016 4 0,017 9 0,016 1 0,016 1 0,016 2 0,016 2 0,016 8 0,016 6

Selisih

Keteranga n

2,0005

Memenuhi

2,5168

Memenuhi

2,5132

Memenuhi

2,9502

Memenuhi

2,9451

Memenuhi

3,3526

Memenuhi

4,8505

Memenuhi

4,0886

Memenuhi

3,2284

Memenuhi

3,2273

Memenuhi

5,4259

Memenuhi

5,4127

Memenuhi

2,0782

Memenuhi

2,2891

Memenuhi

VI-187

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ca

B B B B C C C C C C C C C C

Jumlah Pendudu k

Jumlah Pendudu k Tahun 2019

Q rumah Tangg a

Alamat

Hierarki

Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak

Collector Conveyo r Conveyo r

57

7

0,0133

44

7

0,0131

26

7

0,0127

Collector Conveyo r Conveyo r

15

7

0,0125

15

7

0,0125

7

0,0122

Collector

5

7

0,0123

Collector

55

7

0,0133

Collector

17

7

0,0126

Collector

20

7

0,0126

Collector

2

7

0,0123

Collector

2

7

0,0123

Collector

10

7

0,0124

Collector

5

7

0,0123

Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Q Total 0,014 5 0,016 7 0,013 0 0,013 2 0,012 9 0,012 4 0,012 9 0,013 8 0,012 9 0,013 4 0,012 7 0,014 4 0,012 7 0,012 6

Selisih

Keteranga n

Jumlah Pendudu k Tahun 2024

Q rumah Tangg a

1,7663

Memenuhi

8

0,0158

6,7437

Memenuhi

8

0,0158

6,7705

Memenuhi

8

0,0158

4,5538 17,500 1

Memenuhi

8

0,0158

Memenuhi

8

0,0158

3,6793

Memenuhi

8

0,0158

8,3344

Memenuhi

8

0,0158

5,0729

Memenuhi

8

0,0158

5,0583

Memenuhi

8

0,0158

9,0158

Memenuhi

8

0,0158

9,0158

Memenuhi

8

0,0158

9,0425 11,847 6 13,927 7

Memenuhi

8

0,0158

Memenuhi

8

0,0158

Memenuhi

8

0,0158

Q Total 0,017 0 0,019 4 0,016 1 0,016 5 0,016 2 0,016 0 0,016 4 0,016 3 0,016 2 0,016 6 0,016 3 0,017 9 0,016 1 0,016 1

Selisih

Keteranga n

1,7638

Memenuhi

6,7409

Memenuhi

6,7674

Memenuhi

4,5505 17,496 8

Memenuhi

3,6757

Memenuhi

8,3310

Memenuhi

5,0703

Memenuhi

5,0550

Memenuhi

9,0126

Memenuhi

9,0123

Memenuhi

9,0390 11,844 2 13,924 2

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi Memenuhi

VI-188

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ca

Alamat

C

Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo

C

Jl. Pahlawan

C

Jl. Gg. Langit

C

Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah

C C C C C C C C

C

Hierarki

Jumlah Pendudu k

Jumlah Pendudu k Tahun 2019

Q rumah Tangg a

Collector

5

7

0,0123

7

0,0122

Collector Collector

55

7

0,0133

Collector

85

7

0,0139

Collector

30

7

0,0128

Collector

15

7

0,0125

Collector

10

7

0,0124

Collector

2

7

0,0123

40

7

0,0130

5

7

0,0123

15

7

0,0125

15

7

0,0125

70

7

0,0136

Conveyo r Conveyo r Conveyo r Conveyo r Collector

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Q Total 0,012 8 0,012 3 0,013 4 0,014 2 0,013 2 0,012 9 0,012 7 0,012 5 0,013 6 0,012 4 0,012 9 0,512 5 0,513 6

Keteranga n

Jumlah Pendudu k Tahun 2024

Q rumah Tangg a

Memenuhi

8

0,0158

Memenuhi

8

0,0158

4,5037

Memenuhi

8

0,0158

4,4829

Memenuhi

8

0,0158

7,0778

Memenuhi

8

0,0158

8,7932 11,947 6

Memenuhi

8

0,0158

Memenuhi

8

0,0158

7,6237

Memenuhi

8

0,0158

2,5321

Memenuhi

8

0,0158

3,9743

Memenuhi

8

0,0158

6,4053

Memenuhi

8

0,0158

5,8954

Memenuhi

8

0,0158

4,8150

Memenuhi

8

0,0158

Selisih 11,497 0 11,089 3

Q Total 0,016 3 0,015 9 0,015 9 0,016 2 0,016 2 0,016 2 0,016 1 0,016 0 0,016 5 0,015 9 0,016 2 0,515 8 0,515 8

Selisih 11,493 6 11,085 7

Keteranga n Memenuhi Memenuhi

4,5011

Memenuhi

4,4810

Memenuhi

7,0748

Memenuhi

8,7899 11,944 2

Memenuhi

7,6202

Memenuhi

2,5293

Memenuhi

3,9709

Memenuhi

6,4020

Memenuhi

5,8921

Memenuhi

4,8127

Memenuhi

Memenuhi

VI-189

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ca

C C C C C C C C C C C C C C

Alamat Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah

Hierarki

Jumlah Pendudu k

Jumlah Pendudu k Tahun 2019

Q rumah Tangg a

Collector

80

7

0,0138

Collector

70

7

0,0136

Collector

65

7

0,0135

Collector

80

7

0,0138

Collector

60

7

0,0134

Collector

30

7

0,0128

Collector

25

7

0,0127

Collector

40

7

0,0130

Collector

25

7

0,0127

Collector

62

7

0,0134

Collector

45

7

0,0131

Collector

60

7

0,0134

Collector

12

7

0,0125

Collector

70

7

0,0136

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Q Total 0,013 9 0,013 7 2,513 5 0,013 9 0,013 5 0,013 3 0,013 2 0,013 3 0,013 0 0,150 9 0,162 4 0,013 5 0,013 1 0,013 7

Selisih

Keteranga n

Jumlah Pendudu k Tahun 2024

Q rumah Tangg a

5,1493

Memenuhi

8

0,0158

5,2048

Memenuhi

8

0,0158

2,7038

Memenuhi

8

0,0158

5,1220

Memenuhi

8

0,0158

5,1189

Memenuhi

8

0,0158

7,5810

Memenuhi

8

0,0158

7,5899

Memenuhi

8

0,0158

7,7145

Memenuhi

8

0,0158

7,7203

Memenuhi

8

0,0158

4,7756

Memenuhi

8

0,0158

4,7528

Memenuhi

8

0,0158

5,6279

Memenuhi

8

0,0158

5,6033

Memenuhi

8

0,0158

5,0353

Memenuhi

8

0,0158

Q Total 0,015 9 0,016 0 2,515 8 0,016 0 0,016 0 0,016 3 0,016 3 0,016 1 0,016 1 0,153 3 0,165 2 0,016 0 0,016 5 0,016 0

Selisih

Keteranga n

5,1472

Memenuhi

5,2026

Memenuhi

2,7015

Memenuhi

5,1199

Memenuhi

5,1164

Memenuhi

7,5780

Memenuhi

7,5868

Memenuhi

7,7117

Memenuhi

7,7172

Memenuhi

4,7732

Memenuhi

4,7501

Memenuhi

5,6254

Memenuhi

5,5999

Memenuhi

5,0330

Memenuhi

VI-190

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Ca

Alamat

Perumahan C Paowan Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015

Hierarki

Jumlah Pendudu k

Jumlah Pendudu k Tahun 2019

Q rumah Tangg a

Collector

62

7

0,0134

Q Total 0,013 6

Selisih

Keteranga n

Jumlah Pendudu k Tahun 2024

Q rumah Tangg a

5,0321

Memenuhi

8

0,0158

Q Total 0,016 0

Selisih

Keteranga n

5,0297

Memenuhi

Tabel 6.89 Proyeksi Kapasitas Saluran Drainase Periode Tahun 2029 dan Tahun 2034 Alamat

Hierarki

Jumlah Penduduk Tahun 2029

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

Jumlah Penduduk Tahun 2034

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

A

Jl. Panarukan-Kendit

Collector

9

0,0163

0,0168

0,6178

Memenuhi

9

0,0168

0,0173

0,6173

Memenuhi

A

Jl. Tembus 1

Collector

9

0,0163

0,0169

2,5380

Memenuhi

9

0,0168

0,0174

2,5376

Memenuhi

A

Jl. Raya Kilensari-Pawon

Collector

9

0,0163

0,0179

2,4254

Memenuhi

9

0,0168

0,0184

2,4249

Memenuhi

A

Jl. Panarukan-Kendit

Collector

9

0,0163

0,0168

0,6416

Memenuhi

9

0,0168

0,0173

0,6411

Memenuhi

A

Jl. Raya PB Sudirman

Collector

9

0,0163

0,5163

3,3246

Memenuhi

9

0,0168

0,5168

3,3241

Memenuhi

A

Jl. Raya PB Sudirman

Collector

9

0,0163

0,5163

3,2477

Memenuhi

9

0,0168

0,5168

3,2472

Memenuhi

A

Jl. Raya PB Sudirman

Collector

9

0,0163

0,0245

4,9878

Memenuhi

9

0,0168

0,0250

4,9873

Memenuhi

A

Jl. Raya PB Sudirman

Collector

9

0,0163

0,0170

6,1292

Memenuhi

9

0,0168

0,0175

6,1287

Memenuhi

A

Pelabuhan 2

Collector

9

0,0163

0,5163

0,9814

Memenuhi

9

0,0168

0,5168

0,9809

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhan 2D

Collector

9

0,0163

0,0167

2,2138

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

2,2134

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhan 2D

Collector

9

0,0163

0,0166

3,3867

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

3,3862

Memenuhi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-191

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Alamat

Hierarki

Jumlah Penduduk Tahun 2029

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

Jumlah Penduduk Tahun 2034

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

A

Jl. Pelabuhan 2B

Collector

9

0,0163

0,0165

2,6654

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

2,6649

Memenuhi

A

Jl. Pesisir Tengah

Collector

9

0,0163

0,0166

2,8837

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

2,8833

Memenuhi

A

Jl. Kelinsari 6

Collector

9

0,0163

0,0171

1,3176

Memenuhi

9

0,0168

0,0176

1,3171

Memenuhi

A

Jl. Raya PB Sudirman

Conveyor

9

0,0163

0,0166

6,4382

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

6,4377

Memenuhi

A

Jl. Pohon 9

Collector

9

0,0163

0,0167

0,5165

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

0,5160

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhan 1

Collector

9

0,0163

0,0169

6,4113

Memenuhi

9

0,0168

0,0173

6,4108

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhann 1A

Collector

9

0,0163

0,0168

3,2103

Memenuhi

9

0,0168

0,0173

3,2098

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhan 1A

Collector

9

0,0163

0,0165

3,2147

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

3,2142

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhan 1B

Collector

9

0,0163

0,0164

3,2100

Memenuhi

9

0,0168

0,0169

3,2095

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhan 1B

Collector

9

0,0163

0,0165

3,2117

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

3,2113

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 4

Collector

9

0,0163

0,0165

2,9037

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

2,9032

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 4

Collector

9

0,0163

0,0165

2,8975

Memenuhi

9

0,0168

0,0169

2,8970

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 3

Collector

9

0,0163

0,0165

2,5800

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

2,5796

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 3

Collector

9

0,0163

0,0166

2,6207

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

2,6202

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo

Collector

9

0,0163

0,0169

2,1989

Memenuhi

9

0,0168

0,0174

2,1984

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo

Collector

9

0,0163

0,0165

2,2005

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

2,2000

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 6

Collector

9

0,0163

0,0166

2,8314

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

2,8309

Memenuhi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-192

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Alamat

Hierarki

Jumlah Penduduk Tahun 2029

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

Jumlah Penduduk Tahun 2034

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

A

Jl. Karang Kongo 6

Collector

9

0,0163

0,0166

2,8483

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

2,8478

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 6A

Collector

9

0,0163

0,0165

3,8590

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

3,8585

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 6A

Collector

9

0,0163

0,0167

5,4270

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

5,4265

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 6A

Collector

9

0,0163

0,0167

3,8577

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

3,8572

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 5

Collector

9

0,0163

0,0165

2,9862

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

2,9857

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 5

Collector

9

0,0163

0,0167

3,5173

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

3,5168

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhan 1C

Collector

9

0,0163

0,0165

3,5650

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

3,5645

Memenuhi

A

Jl. Karang Kongo 5

Collector

9

0,0163

0,0165

3,5407

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

3,5402

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhan 1C

Collector

9

0,0163

0,0164

3,7304

Memenuhi

9

0,0168

0,0169

3,7299

Memenuhi

A

Jl. Pelabuhan 1

Collector

9

0,0163

0,0169

3,6224

Memenuhi

9

0,0168

0,0174

3,6219

Memenuhi

B

Jl. Gang Masjid 3

Conveyor

9

0,0163

0,0203

17,4575

Memenuhi

9

0,0168

0,0208

17,4570

Memenuhi

B

Jl. Wringin 2

Collector

9

0,0163

0,0167

3,3914

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

3,3909

Memenuhi

B

Jl. Pabrik Gula

Collector

9

0,0163

0,0175

2,0010

Memenuhi

9

0,0168

0,0180

2,0005

Memenuhi

B

Jl. Pabrik Gula

Collector

9

0,0163

0,0166

2,0000

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

1,9995

Memenuhi

B

Jl. Wringin 11

Collector

9

0,0163

0,5163

2,5163

Memenuhi

9

0,0168

0,5168

2,5158

Memenuhi

B

Jl. Wringin 11

Collector

9

0,0163

0,5163

2,5127

Memenuhi

9

0,0168

0,5168

2,5122

Memenuhi

B

Jl. Wringin 12

Collector

9

0,0163

0,0165

2,9497

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

2,9492

Memenuhi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-193

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Alamat

Hierarki

Jumlah Penduduk Tahun 2029

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

Jumlah Penduduk Tahun 2034

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

B

Jl. Wringin 12

Collector

9

0,0163

0,0171

2,9446

Memenuhi

9

0,0168

0,0175

2,9441

Memenuhi

B

Jl. Wringin 8

Collector

9

0,0163

1,5163

3,3521

Memenuhi

9

0,0168

1,5168

3,3516

Memenuhi

B

Jl. Wringin 8

Collector

9

0,0163

0,0169

4,8499

Memenuhi

9

0,0168

0,0174

4,8495

Memenuhi

B

Jl. Wringin 1

Collector

9

0,0163

0,0185

4,0881

Memenuhi

9

0,0168

0,0189

4,0876

Memenuhi

B

Jl. Wringin 4

Collector

9

0,0163

0,0166

3,2279

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

3,2274

Memenuhi

B

Jl. Wringin 4

Collector

9

0,0163

0,0166

3,2268

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

3,2263

Memenuhi

B

Jl. Wringin 5

Collector

9

0,0163

0,0167

5,4254

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

5,4249

Memenuhi

B

Jl. Wringin 5

Collector

9

0,0163

0,0167

5,4122

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

5,4117

Memenuhi

B

Jl. Raya PB Sudirman

Conveyor

9

0,0163

0,0172

2,0778

Memenuhi

9

0,0168

0,0177

2,0773

Memenuhi

B

Jl. Raya PB Sudirman

Conveyor

9

0,0163

0,0170

2,2887

Memenuhi

9

0,0168

0,0175

2,2882

Memenuhi

B

Jl. Jembatan Wringin 2

Collector

9

0,0163

0,0175

1,7633

Memenuhi

9

0,0168

0,0179

1,7628

Memenuhi

B

Jl. Wringin Sumberkolak

Conveyor

9

0,0163

0,0199

6,7404

Memenuhi

9

0,0168

0,0204

6,7400

Memenuhi

B

Jl. Wringin Sumberkolak

Conveyor

9

0,0163

0,0166

6,7669

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

6,7664

Memenuhi

B

Jl. Wringin 6

Collector

9

0,0163

0,0170

4,5500

Memenuhi

9

0,0168

0,0175

4,5495

Memenuhi

C

Jl. Gang Masjid 3

Conveyor

9

0,0163

0,0167

17,4962

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

17,4958

Memenuhi

C

Jl. Pahlawan

Conveyor

9

0,0163

0,0165

3,6752

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

3,6747

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0169

8,3304

Memenuhi

9

0,0168

0,0174

8,3300

Memenuhi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-194

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Alamat

Hierarki

Jumlah Penduduk Tahun 2029

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

Jumlah Penduduk Tahun 2034

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0168

5,0698

Memenuhi

9

0,0168

0,0173

5,0693

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0167

5,0545

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

5,0540

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0171

9,0121

Memenuhi

9

0,0168

0,0176

9,0116

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0168

9,0118

Memenuhi

9

0,0168

0,0173

9,0113

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0184

9,0385

Memenuhi

9

0,0168

0,0189

9,0380

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0166

11,8437

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

11,8432

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0166

13,9237

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

13,9232

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0168

11,4930

Memenuhi

9

0,0168

0,0173

11,4926

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0164

11,0852

Memenuhi

9

0,0168

0,0169

11,0847

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0164

4,5006

Memenuhi

9

0,0168

0,0169

4,5001

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0167

4,4805

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

4,4800

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0167

7,0743

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

7,0738

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0167

8,7894

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

8,7889

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0166

11,9437

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

11,9432

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0166

7,6197

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

7,6192

Memenuhi

C

Jl. Kendit Paowan Situbondo

Conveyor

9

0,0163

0,0170

2,5288

Memenuhi

9

0,0168

0,0175

2,5283

Memenuhi

C

Jl. Pahlawan

Conveyor

9

0,0163

0,0164

3,9703

Memenuhi

9

0,0168

0,0169

3,9699

Memenuhi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-195

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Alamat

Hierarki

Jumlah Penduduk Tahun 2029

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

Jumlah Penduduk Tahun 2034

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

C

Jl. Gg. Langit

Conveyor

9

0,0163

0,0167

6,4014

Memenuhi

9

0,0168

0,0172

6,4010

Memenuhi

C

Jl. Gg. Langit

Conveyor

9

0,0163

0,5163

5,8916

Memenuhi

9

0,0168

0,5168

5,8911

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,5163

4,8122

Memenuhi

9

0,0168

0,5168

4,8117

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0164

5,1467

Memenuhi

9

0,0168

0,0169

5,1462

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0165

5,2021

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

5,2016

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

2,5163

2,7009

Memenuhi

9

0,0168

2,5168

2,7005

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0165

5,1194

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

5,1189

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0165

5,1159

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

5,1154

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0168

7,5775

Memenuhi

9

0,0168

0,0173

7,5770

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0168

7,5863

Memenuhi

9

0,0168

0,0173

7,5858

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0166

7,7112

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

7,7107

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0166

7,7167

Memenuhi

9

0,0168

0,0171

7,7162

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,1538

4,7727

Memenuhi

9

0,0168

0,1543

4,7722

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,1657

4,7496

Memenuhi

9

0,0168

0,1662

4,7491

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0165

5,6249

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

5,6245

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0170

5,5994

Memenuhi

9

0,0168

0,0175

5,5989

Memenuhi

C

Perumahan Paowan Indah

Collector

9

0,0163

0,0165

5,0325

Memenuhi

9

0,0168

0,0170

5,0320

Memenuhi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-196

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Alamat C Perumahan Paowan Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015

Hierarki Collector

Jumlah Penduduk Tahun 2029

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

9

0,0163

0,0165

5,0292

Memenuhi

Jumlah Penduduk Tahun 2034

Q rumah Tangga

Q Total

Selisih

Keterangan

9

0,0168

0,0170

5,0287

Memenuhi

Berdasarkan hasil proyeksi di atas dapat diketahui bahwa saluran drainase di BWP Kecamatan Panarukan masih memenuhi hingga 20 tahun mendatang.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-197

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.63 Peta Hierarki Drainase

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-198

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.64 Peta Analisis Drainase

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-199

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

G.

Jaringan Irigasi Pada jaringan irigasi tidak terlalu banyak jaringan irigasi yang terdapat di

Kecamatan Panarukan, terutama di Desa Paowan dan Wringinanom. Hal ini dikarenakan sawah-sawah yang ada di desa-desa tersebut merupakan sawah tadah hujan, sehingga lebih banyak menggunakan air hujan daripada aliran air dari sungai namun tetap menggunakan jaringan irigasi yang menggunakan air sungai. Jaringan irigasinya sebagian besar merupakan irigasi non teknik yang dilengkapi dengan bangunan pelengkap seperti pintu air.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-200

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.65 Peta Irigasi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-201

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.9.4

Analisis Pusat-Sub Pusat Penentuan pusat dan sub pusat Kecamatan Panarukan ditentukan dengan

menggunakan analisis indeks sentralitas. Parameter yang digunakan untuk menentukan indeks sentralitas yaitu jumlah penduduk setiap desa, aksesibilitas tiap desa, serta kelengkapan sarana dan prasarana di setiap desa. Pusat merupakan bagian kecamatan yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap serta pada umumnya berkembang lebih cepat dan merupakan pusat pemerintahan kecamatan, sedangkan sub pusat kecamatan merupakan bagian pusat pelayanan kedua setelah pusat kecamatan. Berikut adalah parameter yang digunakan untuk menganalisis pembagian pusat dan sub pusat kecamatan di Kecamatan Panarukan. Tabel 6.90 Indeks Sentralitas Jumlah Penduduk Desa Jumlah Penduduk Kilensari 12742 Paowan 6623 Wringinanom 7248 Total 26613 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Indeks 47.88 24.88 27.24 100

Tabel 6.91 Indeks Sentralitas Aksesibilitas Desa Panjang Jalan (M) Wringinanom 3778 Paowan Kilensari 2606 Total 6384 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Indeks 59.18 40.82 100

Tabel 6.92 Indeks Sentralitas Sarana Pendidikan Kecamatan Panarukan Desa TK Wringinanom 2 Paowan Kilensari 1 Total 3 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jenis Sarana SD SMP 2 3 5 1 10 1

Non Formal 3 4 7

Jumlah

Indeks

4 6 11 21

19.04 28.58 52.38 100

Tabel 6.93 Indeks Sentralitas Sarana Kesehatan Kecamatan Panarukan Desa Puskesmas Wringinanom Paowan 1 Kilensari Total 1 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jenis Sarana Pondok Praktek Bersalin Dokter 1 1 1 1

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Kantor Kesehatan 1 1

Jumlah

Indeks

1 3 4

25.00 75.00 100

VI-202

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.94 Indeks Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum di Kecamatan Panarukan Indek s

Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Kantor bea dan cukai

Kantor

Wringinanom

1

Paowan Kilensari

Desa

Jumlah

Kanto r BPR

Kantor Desa

Kantor Kecamata n

Kantor Patroli

1

1

1

1

-

-

-

1

-

-

-

1

1

1

Kantor PDAM

MCK umum

1

1

-

Kan tor pos Poli si -

-

-

1

5

-

3

-

-

1

4

1

2

Komando Distrik Militer

Kopera si

KUD

1

1

1

-

-

-

1

-

-

3

1

1

Bank

TPS

Kantor Pelabuhan

Kantor Mencusuar

-

-

-

-

10

35.71

-

-

-

-

-

7

25.00

1

1

1

2

1

1

11

39.29

6

1

1

2

1

1

28

100

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Juml ah

VI-203

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.95 Indeks Sentralitas Sarana Peribadatan Kecamatan Panarukan Sarana Peribadatan Musollah Masjid Gereja Wringinanom 2 3 Paowan 3 4 Kilensari 6 2 1 Jumlah 11 9 1 Sumber: Hasil Analisis, 2015 Desa

Jumlah

Indeks

5 7 9 21

23.81 33.33 42.86 100

Tabel 6.96 Indeks Sarana RTH dan Olahraga di Kecamatan Panarukan Sarana RTH dan Olahraga Lapangan Wringinanom 1 Paowan 2 Kilensari Jumlah 3 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Indeks

Desa

33.33 66.67 100

Tabel 6.97 Indeks Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Panarukan Sarana Perdagangan dan Jasa Desa

Warung/Toko

Pertokoan

Wringinanom 62 Paowan 15 Kilensari 75 Jumlah 152 Sumber: Hasil Analisis, 2015

4 2 4

Pasar 1 1 2

Pasar Umum 1 1

Hotel 2 2

Jasa Lainya 6 3 3 12

Jumlah

Indeks

75 18 82 175

42.86 10.28 46.86 100

Tabel 6.98 Indeks Sarana Industri dan Pergudangan di Kecamatan Panarukan Sarana Industri dan Pergudangan Desa

Industri Kayu Wringinanom Paowan Kilensari 1 Jumlah 1 Sumber: Hasil Analisis, 2015

Pabrik Gula 1 1

Industri Tahu 1 1

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jumlah

Indeks

5 3 19 27

18.52 11.11 70.37 100

Gudang 4 2 18 24

VI-204

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.99 Indeks Sarana Keamanan di Kecamatan Panarukan Desa

Pos Kamling

Pos Keamanan

Wringinanom Paowan 1 Kilensari Jumlah 1 Sumber: Hasil Analisis, 2015

3 1 4

Sarana Keamanan Pos Pos Mecusuar Keamanan Dermaga 1 1 1 1 1 1

Pos Keamanan Pelabuhan 1 1

Pos Polisi 1 1

Jumlah

Indeks

4 6 10

40.00 60.00 100

Tabel 6.100 Indeks Sentralitas Kecamatan Panarukan Desa

Jumlah

Aksesibilitas

Pendidikan

Kesehatan

PPU

Peribadatan

Penduduk

RTH dan

Perdagangan

Industri dan

Olahraga

dan Jasa

Pergudangan

Keamanan

Jumlah

Indeks

Indeks

Akhir

Klasifikasi

Wringinanom

47.88

59.18

19.04

-

35.71

23.81

33.33

42.86

18.52

-

280.33

28.03

3

Paowan

24.88

-

28.58

25

25.00

33.33

66.67

10.28

11.11

40.00

264.85

26.49

3

Kilensari

27.24

40.82

52.38

75

39.29

42.86

-

46.86

70.37

60.00

454.82

45.48

1

Jumlah

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

1000

100

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-205

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

K = 1 + 3.3 log = 1 + 3.3 log 3

I = (45.48 – 26.49) / 3 = 6.33

= 2.57 = 3 Klasifikasi :

1 = 39.16 - 45.48 2 = 32.83 - 39.15 3 = 26.49 - 32.82

Berdasarkan hasil analisis dari penilaian jumlah penduduk, aksesibilitas, dan persebaran sarana dan prasarana di Kecamatan Panarukan maka didapat hasil untuk penentuan pusat da sub pusat sebagai berikut. 1. Pusat Kecamatan Penentuan pusat kecamatan dilihat dari hasil tertinggi nilai perhitungan indeks sentralitas, yaitu 45.48 yang terdapat di Desa Kilensari, sehingga desa tersebut masuk dalam klasifikasi satu. Dengan faktor jumlah pendudukan yang padat, dilewati oleh jalan arteri primer dan hampir semua sarana prasarana ada di desa tersebut menjadikan desa tersebut pusat kecamatan di Kecamatan Panarukan. 2. Sub Pusat Kecamatan Berdasarkan hasil perhitungan analisis, sub pusat yang ada di Kecamatan Panarukan adalah Desa Wringinanom dan Desa Paowan. Dengan nilai indeks masing-masing 28.03 dan 26.49 maka desa tersebut masuk dalam klasifikasi tiga. Desa Wringinanom dilewati oleh jalan arteri primer, sedangkan di Desa Paowan terdapat RTH yang paling banyak.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-206

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.66 Peta Struktur Ruang

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-207

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.10

Sistem Pergerakan

6.10.1 Sistem Pergerakan (Lokal-Regional-Nasional) Kelas jalan yang terdapat di Kecamatan panarukan adalah jalan kelas 1, jalan kelas 2 dan jalan kelas 3C. Untuk hirarki jalan yang terdapat di Kecamatan panarukan adalah arteri primer, kolektor sekunder, lokal primer dan lingkungan. A.

Pola Pergerakan Lokal Pola pergerakan lokal yang terdapat di Kecamatan Panarukan merupakan

pola pergerakan yang berasal dari permukiman ke sarana atau pusat-pusat pelayanan yang terdapat di Kecamatan Panarukan seperti halnya pergerakan ke sarana pendidikan, perdagangan dan jasa, perkantoran dan pemerintahan serta pelayanan umum lainnya. 1.

Pergerakan Menuju Kawasan Pendidikan Pada Kecamatan Panarukan pola pergerakan yang menuju kawasan pendidikan dilakukan pada hari kerja. Pergerakan yang di lakukan menuju pada sarana pendidikan seperti TK, SD, SMP dan SMA. Pergerakan pucak terjadi pada jam-jam sibuk seperti pagi jam 06.0008.00, siang jam 12.00-13.00 dan sore jam 16.00-17.00. Beberapa jalan tempat terjadinya pergerakan menuju kawasan pendidikan adalah Jalan PB Sudirman.

2. Pergerakan Menuju Kawasan Perdagangan dan Jasa Pergerakan menuju kawasan perdagangan dan jasa terjadi pada setiap hari. Pola pergerakan terbesar terjadi di Jalan PB sudirman, karena pada koridor jalan tersebut terdapat took-toko, supermarket dan pasar yang skala pelayanannya mencakup kecamatan hingga kabupaten. Hal tersebut mengakibatkan pergerakan di Jalan PB Sudirman setiap harinya besar. 3. Pergerakan Menuju Kawasan Perkantoran dan Pemerintahan serta Pelayanan Umum lainnya. Pola pergerakan menuju kawasan kantor pemerintah dan pelayanan umum terjadi pada hari kerja, persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum tersebar merata di semua desa bagian wilayah Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-208

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

perkotaan kecamatan Panarukan. Pagi hari pada jam puncak yaitu jam 06.00-08.00 dan sore gari jam 16.00-17.00 semua sarana pemerintahan dan pelayanan umum menjadi tarikan dari perumahan. B.

Pola Pergerakan Regional dan Nasional Kecamatan panarukan memiliki system pergerakan nasional yang terdapat

pada Jalan PB. Sudirman karena hirarki jalan tersebut adalah arteri primer yang mrpakan jalan utama di kecamatan panarukan dan juga memiliki sistem pergerakan regional yang terdapat di jalan Kilensari-Pawoan sebagai jalur pendukung dari jalan pantura untuk menuju kecamatan lainnya di kebupaten situbondo. 6.10.2 Hierarki dan Fungsi Jaringan Jalan Transportasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu wilayah, karena

berpengaruh

dalam

perkembangan

wilayah

tersebut.

Pelayanan

transportasi kota harus mencerminkan seadaan struktur sosial ekonomi kota yang bersangkutan, suatu perkembangan dalam sintem transpotasi pada suatu wilayah dapat

merangsang

atau

dapat

berdampak

terhadap

pertumbuhan

dan

perkembangan suatu wilayah. Fungsi jalan di BWP Kecamatan Panarukan dianalisis berdasarkan kesesuaian kondisi enksisting dengan standar Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 untuk mengetahui kesesuaian fungsi jalan agar tidak terjadi penyimpangan yang nantinya dapat merugikan para pengguna jalan. Dalam PP No. 34 Tahun 2006 terdapat ketentuan-ketentuan yang berisi tentang jalan dala kaitannya dengan fungsi jalan, yaitu: Tabel 6.101 Ketentuan Hirarki Jalan Hierarki Jalan Arteri Primer Arteri Sekunder Kolektor Primer Kolektor Sekunder Lokal Primer Lokal Sekunder Lingkungan Primer Lingkungan Sekunder Sumber: PP No.34 Tahun 2006

Lebar Badan Jalan

Kecepatan(km/jam)

>11 >11 >9 meter >9 meter >7,5 meter >7,5 meter >6,5 meter >6,5 meter

>60 >30 >40 >20 >20 >10 >15 >10

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-209

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

A.

Jalan Arteri Pimer Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan

nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana terendah adalah 60 kilometer per jam dan lebar badan jalan minimal 11 meter. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal sehingga jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer harus dibatasi. Berikut adalah jalan berhirarki arteri primer yang terdapat pada BWP Kecamatan Panarukan. Tabel 6.102 Hirarki Jalan Arteri Primer Hirarki Jalan Arteri Primer

Nama Jalan Jl. Raya PB Sudirman Situbondo

Lebar Eksisting (m) 8

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m) >11

Analisis Berdasarkan data, jalan yang memiliki hierarki arteri primer tidak ada yang sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006, sehingga perlu diadakannya pelebaran jalan untuk menunjang sistem transportasi

Sumber: Hasil Analisis, 2015

B.

Jalan Kolektor Sekunder Jalan kolektor sekunder merupakan ruas jalan yang menghubungkan

kawasan-kawasan sekunder kedua yang satu dengan yang lainnya atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder ketiga. Berdasarkan PP No. 34 Tahun 2006 jalan dengan hirarki kolektor sekunder memiliki kecepatan terendah 20 km/jam dan lebar badan jalan minimal 9 meter. Jalan kolektor sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata. Pada jalan kolektor sekunder, lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas yang lambat. Jalan berhirarki kolektor sekunder yang terdapat di BWP Kecamatan Panarukan adalah sebagai berikut:

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-210

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.103 Jalan Kolektor Sekunder Hirarki Jalan

Lebar Eksisting (m)

Nama Jalan

Kolektor Sekunder

Jl. Pelabuhan Jl. Raya KilensariPawoan Jl. Panarukan Kendit

4 6

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m) >9

5

Analisis Berdasarkan data, jalan yang memiliki hierarki Kolektor sekunder tidak ada yang sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006, sehingga perlu diadakannya pelebaran badan jalan untuk menunjang pergerakan transportasi

Sumber: Hasil Analisis, 2015

C.

Jalan lokal primer Jalan lokal primer merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya guna

pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Pada jalan lokal primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah adalah 20 kilometer per jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter. Berikut adalah jalan berhirarki lokal primer yang terdapat pada BWP Kecamatan Panarukan. Tabel 6.104 Jalan Lokal Primer Hirarki Jalan Lokal Sekunder

Nama Jalan Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pertigaan Mesjid Kilensari 12 Jl. Jembatan Wringin 1 Jl. Pantai 4 Jl. Pohon 1 Jl. Dermaga 3 Jl. Tembus 1 Jl. Wringin Sumberkolak Kelinsari 16 Kelinsari 14 Gang Kelinsari 17 Kelinsari 15 Kelinsari 13 Kelinsari 17 Jl. Dermaga 2 Jl. Pesisir Barat Jl. Dermaga Kilensari Jl. Pantai 2A

Lebar Eksisting (m) 6

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 03-17332004) (m) >7,5

Analisis

3.5 m 1,5 3m 3m 3m 3m 3m 5m 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 3 3m 3m

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Berdasarkan data, jalan yang memiliki hierarki Lokal sekunder tidak ada yang sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006, sehingga perlu diadakannya pelebaran badan jalan untuk menunjang pergerakan transportasi

VI-211

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Hirarki Jalan

Nama Jalan Jl. Tembus Paowan Jl. Dermaga 1 Jl. Pantai 4 Jl. Kendit Paowan 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Gang Baiturrahman

Lebar Eksisting (m)

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 03-17332004) (m)

Analisis

3,5 m 2m 3m 3m 3m 6 2,5 m 3m 2m

Sumber: Hasil Analisis, 2015

D.

Jalan lingkungan Jalan lingkungan merupakan jalan yang menghubungkan antarpersil dalam

kawasan perkotaan. Jalan lingkungan sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah adalah 10 kilometer per jam dengan lebar badan jalan minimal adalah 6,5 meter. Untuk jalan lingkungan di Kecamatan panarukan, kondisi sebagian jalan tergolong baik. Akan tetapi masih juga terdapat jalan dengan kondisi jalan yang buruk dikarenakan kurangnya upaya untuk perawatan dan perbaikan jalan. Tabel 6.105 Jalan Lingkungan Sekunder Hirarki Jalan Lingkungan Sekunder

Nama Jalan Jl. Pahlawan 3 Jl. Pahlawan Jl. Gang Pahlawan 2 Jl. Gang Lentera Jl. Gang Sentosa Jl. Gang Sentosa 2 Jl. Gang Sentosa 4 Jl. Gang Sentosa 5 Jl. Gang Sentosa 3 Jl. Gang Sentosa 1 Jl. Gang Semesta Jl. Gang Nusantara Jl. Gang Langit Jl. Gg. Langit Jl. Gang Andromeda Jl. Gang Angkasa Jl. Pertigaan Mesjid 1 Jl. Pertigaan Masjid 2 Jl. Pertigaan Mesjid 3 Jl. Pertigaan Mesjid 4 Jalan Gg. Kali

Lebar Eksisting (m) 2m 3 2 2 2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m 2 2 2 2m

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m) >3,5

Analisis

Berdasarkan data yang ada, tidak semua jalan yang memiliki hierarki Lingkungan Sekunder memiliki kesesuaian dengan PP No. 34 Tahun 2006. Akan tetapi kondisi tersebut masih mampu menanpung kapasitas kendaraan yang lewat.

2 3m 3m

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-212

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Hirarki Jalan

Nama Jalan Paowan 2 Jalan Perumahan Paowan Indah Jl. Paowan Indah Blok F Jl. Paowan Indah Blok G Jl. Paowan Indah Blok E Jl. Paowan Indah Blok D Jl. Paowan Indah Blok C Jl. Paowan Indah Blok B Jl. Paowan Indah Blok A Jl. Perumahan Paowan Indah Jalan Paowan Indah Utama Jl. Paowan Indah Blok H Jl. Gang Paowan Raya Jl. Tembus Wringin Jl. Jembatan Wringin 2H Jl. Sawah Wringin 5 Jl. Sawah Wringin 3 Jl. Sawah Wringin 2 Jl. Sawah Wringin 4 Jl. Jembatan Wringin 2C Jl. Jembatan Wringin 2B Jl. Jembatan Wringin 2D Jl. Jembatan Wringin 2H Jl. Jembatan Wringin 2G Jl. Jembatan Wringin 2A Jl. Dermaga Jl. Pantai 4A Pesisir Tengah Pesisir Pinggir Karang kongo Karang kongo 2 Karang kongo 3 Pelabuhan 1C

Lebar Eksisting (m)

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)

Analisis

2m 2.5 m 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3,5 m 3,5 m 3m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 3m 3,2 m 3m 3m 3,2 m 3m 3m

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-213

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Hirarki Jalan

Nama Jalan Karang kongo 5 Karang kongo 6 Karang kongo 6A Pelabuhan 1 Jl. Pantai 1 Jl. Wringin 1 Jl. Trip 1 Jl. Pabrik Gula 2 Jl. Pabrik Gula 2A Jl. Pabrik Gula 1 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 10 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 9 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 2 Jl. Wringin 3 Jl. Wringin 2A Jl. Wringin 2B Jl. Wringin 6 Jl. Wringin 7B Jl. Wringin 7A Jl. wringin 7A3 Jl. wringin 7A1 Jl. wringin 7A2 Jl. Gang Paowan 5 Jl. Gang Paowan 3 Jl. Gang Paowan 4 Jl. Gang Paowan 7 Jl. Gang Paowan 9 Jl. Gang Paowan 8 Jl. Gang Paowan 10A Jl. Gang Masjid 4 Jl. Gang Masjid 6 Kelinsari 3 Gang Kelinsari 21 Jl. Pohon 6 Jl. Pohon 4 Jl. Pantai 3 Jl. Pantai 2 Pesisir Tengah 17 Pelabuhan 1A Pelabuhan 2 Pelabuhan 2A Pelabuhan 2D Pelabuhan 2B Pelabuhan 2C Pelabuhan 2E Pesisir Tengah 14 Pelabuhan 2G

Lebar Eksisting (m)

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)

Analisis

2m 4,8 m 2,4 m 4,2 m 4,1 m 4,2 m 2,5 m 4m 4,2 m 4,2 m 3,2 m 3m 4,2 m 3,5 m 2,5 m 2,5 m 2,5 m 4,1 m 4,1 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,5 m 4,3 m 4,3 m 4,2 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 2 2 2 2 2,5 m 2 2 2 3 1,5 1,5 2m 2m 3m 2m 3,7 m

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-214

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Hirarki Jalan

Nama Jalan Pelabuhan 2P Pesisir Tengah 2 Pesisir Tengah 7 Pesisir Tengah 6 Pelabuhan 2I Pelabuhan 2H Pelabuhan 2M Pelabuhan 2K Kelinsari 2 Kelinsari 4 Kelinsari 5 Kelinsari 7 Kelinsari 8 Kelinsari 9 Kelinsari 10 Gang Kelinsari 1 Kelinsari 3 Kelinsari 1 Gang Kelinsari 8 Gang Kelinsari 7 Gang Kelinsari 10 Gang Kelinsari 12 Gang Kelinsari 13 Gang Kelinsari 14 Gang Kelinsari 15 Gang Kelinsari 16 Gang Kelinsari 17 Gang Kelinsari 18 Gang Kelinsari 19 Gang Kelinsari 20 Gang Kelinsari 24 Gang Kelinsari 25 Gang Kelinsari 6 Kelinsari 6 Gang Kelinsari 9 Gang Kelinsari 3 Gang Kelinsari 2 Gang Kelinsari 5 Pelabuhan 1B Pelabuhan 2E Pelabuhan 2Q1 Pelabuhan 2J Pelabuhan 2L Pelabuhan 2R Pelabuhan 2O Pelabuhan 2S Pesisir Tengah 16 Pesisir Tengah 15 Pesisir Tengah 13 Pesisir Tengah 12 Pesisir Tengah 11 Pesisir Tengah 10

Lebar Eksisting (m)

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)

Analisis

2,4 m 3,1 m 2,2 m 2.3 m 2,3 m 2,1 m 2,2 m 2,5 m 2,2 m 2,4 m 2,1 m 1,9 m 1,8 m 2,4 m 2,1 m 2,1 m 1,9 m 1 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,2 1,5 1 1 2 1 1 1 1 1 1,5 1 1 1 1,5 1 1,5 1 1,5 1 1 1 1,5 2,2 m 1,7 m 1,7 m 1,9 m 1,8 m

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-215

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Hirarki Jalan

Nama Jalan Pesisir Tengah 9 Pesisir Tengah 8 Pesisir Tengah 5 Pesisir Tengah 4 Pesisir Tengah 3 Pesisir Tengah 1 Karang kongo 1 Karang kongo 4 Karang kongo 6B Karang kongo 6C Karang kongo 6D Karang kongo 7 Jl. Pohon 2 Jl. Pohon 3 Jl. Pohon 5 Jl. Pohon 7 Jl. Pohon 8 Jl. Pohon 9 Jl. Pohon 10 Jl. Pohon 11 Jl. Pohon 12 Pesisir Pinggir 2 Pesisir Tengah 1A Pelabuhan 2Q Pelabuhan 1CA Pelabuhan 2CA Karang Kongo Tengah Karang Kongo 4A Jl. Gang Masjid 3 Jl, Gang Masjid 5 Jl. Gang Paowan 6 Jl. Gang Selecta Jl. Gang Selecta 1 Jl. Gang Paowan 6A Jl. Gang Paowan 8A Jl. Gang Paowan 8B Jl. Gang Paowan 10A1 Jl. Tembus Paowan 1 Jl. Tembus Paowan 3 Jl. Tembus Paowan 4 Jl. Tembus Paowan 2 Karang Kongo 2D Karang Kongo 2C Karang Kongo 2C Karang Kongo 2A Kongo Karang 1 Kongo Karang 2 Karang Kongo 1A Jl. Karang Kongo 2 Jl. Karang Kongo 1

Lebar Eksisting (m)

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)

Analisis

2,1 m 2,2 m 2,1 m 1,8 m 2,2 m 1,7 m 1,9 m 1,8 m 2,2 m 1,9 m 1,7 m 1,9 m 1,8 m 1,9 m 1,7 m 2,1 m 4,2 m 4,1 m 4,2 m 4,2 m 4,1 m 3m 3m 2m 2m 2m 2m 2m 2m 2.5 m 2,4 m 1,7 m 2,1 m 2,3 m 2,4 m 4,5 m 4m 2 2 2 2m 2m 2 2 2,8 m 2 3,2 m 3,5 m

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-216

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Hirarki Jalan

Nama Jalan Jl. Gang Paowan 2 Jl. Gang Paowan 5 Jl. Tengah Sawah Wringin Jl. Gang Paowan 10 Jl. Wringin 8 Jl. Jembatan Wringin 2G Jl. Sawah Wriingin 1 Jl. Gang Baiturrahman 1 Jl. Gang Baiturrahman 2 Jl. Gang Baiturrahman 3 Jl. Gang Baiturrahman 4 Jl. Gang Baiturrahman 5 Jl. Gang Baiturrahman 3D Jl. Gang Baiturrahman 3A Jl. Gang Baiturrahman 3B Jl. Gang Baiturrahman 3C Jl. Gang Baiturrahman 3E Jl. Gang Baiturrahman 4A Jl. Gang Baiturrahman 4B Jl. Gang Baiturrahman 4C

Lebar Eksisting (m)

Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)

Analisis

3,5 m 3,5 m 4,2 m 4,2 m 4,2 m 4,2 m 3,6 m 3,6 m 4,1 m 3,2 m 3m 2 2 3,5 m 2 4,3 m 3,2 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-217

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

E. Konstruksi dan Penampang Melintang Jalan Perkerasan jalan yang ada di Kecamatan Panarukan terdiri dari perkerasan aspal, paving, tanah, dan plester. Perkerasan jalan yang paling dominan di Kecamatan Panarukan adalah perkerasan aspal dengan persentase sebesar 28%. Perkerasan paving sebesar 32%, tanah sebesar 30%, dan perkerasan plester sebesar 10%. Berikut ini adalah gambar penampang melintang jalan di Kecamatan Panarukan yang dibuat berdasarkan hierarki jalan Kecamatan Panarukan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-218

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Gambar 6.21 Penampang Jalan Arteri Primer Jalan PB. Sudirman Sumber: Survei Primer, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-219

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Gambar 6.22 Penampang Jalan lokal Primer Jalan Paowan Sumber: Survei Primer, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-220

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Gambar 6.23 Penampang Jalan Lingkungan Jalan Paowan Indah Sumber: Survei Primer, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-221

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Gambar 6.24 Penampang Jalan Kolektor Primer Jalan Kilensari-Paowan Sumber: Survei Primer, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-222

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.10.3 Jenis Moda Jenis moda transportasi yang terdapat di Kecamatan Panarukan terdiri atas 2 jenis yakni kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Moda yang tergolong ke dalam kendaraan bermotor terdiri atas mobil, sepeda motor, truk, dan bus. Kendaraan tidak bermotor terdiri dari sepeda, dan becak. Berdasarkan kepemilikannya, kendaraan terbagi lagi menjadi kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Jenis moda transportasi yang banyak digunakan untuk mendukung sistem pergerakan masyarakat di Kecamatan Panarukan adalah kendaraan pribadi. Penggunaan kendaraan pribadi di kecamatan panarukan di dominasi oleh motor dan mobil. Tingginya penggunaan akan kendaraan pribadi di karenakan masih kurangnya jumlah kendaraan umum (angkutan kota) serta kawasan yang terlayani di kecamatan panarukan. Selain itu, penggunaan kendaraan pribadi di rasakan lebih efesien dan lebih praktis untuk mendukung pergerakan masyarakat di kecamatan panarukan. Hal ini tentunya dapat menimbulkan permasalahan transportasi, seperti halnya kemacetan dan pertumbuhan kendaraan pribadi yang semakin banyak. Oleh sebab itu di perlukan langkah-langkah alternatif yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, penduduk Kecamatan Panarukan juga sering menggunakan moda kendaraan tidak bermotor seperti sepeda dan becak untuk melakukan pergerakan dengan jarak tempuh yang dekat. 6.10.4 Tingkat Pelayanan dan Lokasi Kemacetan A.

Volume Lalu Lintas Tingkat pelayanan pada suatu jalan bergantung pada kondisi dan arus lalu

lintas. Pada tingkat pelayanan jalan, data yang dapat diolah adalah dari volume lalu lintas yang diperoleh dari konversil antara laju harian rata-rata (LHR) dengan standar Satuan Mobil Penumpang (SMP). Satuan Mobil Penumpang yang diatur dalam Standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) adalah sebagai berikut:

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-223

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.106 Emp untuk jalan perkotaan tak terbagi Tipe Jalan : Jalan tak terbagi

Emp

Arus Lalu Lintas total dua arah (kend/jam)

Dua-lajur-takterbagi (2/2 UD) Empat-lajurtak-terbagi (4/2 UD) Sumber: MKJI, 1997

0 0

MC Lebar jalur lalu-lintas Wc (m)

HV

LV

1.3

1

0.5

0.4

1.2

1

0.35

0.25

1.3

1

0.4

1.2

1

0.25

Tabel 6.107 Emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah Tipe Jalan : Jalan satu arah dan jalan terbagi Dua-lajur-satu-arah (2/1) dan empatlajur terbagi (4/2D) Tiga-lajur-satu-arah (3/1) dan empat-lajur terbagi (6/2D) Sumber: MKJI, 1997

Arus lalu-lintas per lajur (kend/jam) 0 0

Emp HV MC 1.3 0.4 1.2 0.25 1.3 0.4 1.2 0.25

Derajat kejenuhan (DS) adalah rasio volume (arus) lalu lintas terhadap kapasitas. Derajat kejenuhan digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Perhitungan derajat kejenuhan menurut MKJI 1997 adalah sebagai berikut. DS = Q/C Keterangan: DS = Derajat kejenuhan Q = Volume lalu lintas C = Kapasitas Derajat kejenuhan digunakan untuk analisis perilaku lalu lintas berupa kecepatan. Adapun batas lingkup tingkat pelayanan ruas jalan telah diatur dalam MKJI yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6.108 Batas Lingkup Tingkat Pelayanan Ruas Jalan Tingkat Pelayanan A B C

Karakteristik Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume arus lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memiliki kecepatan yang diinginkan Dalam zona arus stabil. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatannya Dalam zona arus stabil. Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatannya

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Batas Lingkup V/C 0,00 – 0,19 0,20 – 0,44 0,45 – 0,74

VI-224

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tingkat Pelayanan

Karakteristik

Mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh pengemudi akan dibatasi volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas yang diterima Volume arus lalu lintas mendekati atau berada pada E kapasitasnya. Arus tidak stabil dengan kondisi saling berhenti Arus yang dipaksakan atau macet pada kecepatan-kecepatan F yang rendah. Antrian yang panjang dan terjadi hambatanhambatan yang besar Sumber: MKJI, 1997 D

Batas Lingkup V/C 0,75 – 0,84 0,85 – 1,0 > 1,0

Pecacahan lalu lintas atau perhitungan laju harian rata-rata (LHR) di Kecamatan panarukan dilakukan pada jalan-jalan utama yang berada di Kecamatan panarukan yaitu jalan PB Sudirman dan Jl. Raya kilensari-pawoan . Pencacahan dilakukan pada hari sibuk (Rabu, 1 april 2015) dan pada hari libur (Minggu, 29 Maret 2015). Waktu pengambilan data dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-08.00, siang hari pukul 12.00-13.00 serta sore hari pukul 16.0017.00. Berikut merupakan tabel laju harian rata-rata (LHR) Kecamatan panarukan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-225

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.109 Volume Harian Rata-Rata Kecamatan Panarukan Pada Hari Kerja Lokasi

Segmen

Waktu 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00

Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo 1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman 2 Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak

AS 3

AS 2

AS 1

2 0 0 6 2 3 -

10 12 8 11 14 16 4 2 10 4

37 20 34 47 25 46 12 9 6 3 12 6

Jenis kendaraan (unit) Mobil/Mini Angkutan Bus Bus Kota 8 62 12 6 99 10 11 113 10 10 62 30 8 68 24 11 84 11 10 2 12 10 6 13 -

Motor 302 322 342 414 315 422 112 48 88 88 77 106

Non Motor 37 20 27 35 21 13 19 10 11 13 7 7

Sumber: Survei Primer, 2015 Tabel 6.110 Volume Harian Rata-Rata Kecamatan Panarukan Pada Hari Libur Jenis kendaraan (unit) Segmen

Lokasi

Waktu

Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo 1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan 2

Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00

AS 3

AS 2

AS 1

Bus

5 -

12 12 15 10 12 8 8 -

30 39 29 37 20 34 6 6 2

6 8 4 8 6 11 -

Mobil/Mini Bus 78 102 109 84 101 51 12 18 36

Angkutan Kota 3 1 5 12 10 10 -

Motor 384 374 109 384 322 448 92 114 112

Non Motor 32 21 24 28 15 13 21 8 13

VI-226

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Jenis kendaraan (unit) Segmen

Lokasi

Waktu

Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak

07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00

AS 3 -

AS 2 2 4

AS 1

Bus

2 10 6

2 -

Mobil/Mini Bus 8 26 30

Angkutan Kota -

Motor 64 88 122

Non Motor 10 4 7

Sumber: Survei Primer, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-227

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.111 Volume Kendaraan Hari Kerja (smp) Segmen

Lokasi

Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo 1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman 2 Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak Sumber: Survei Primer, 2015

Waktu

HV

LV

MC

Total

07.00-08.00 12.00-13.00

96,2 63,7

92 92

132,5 170

320,7 325,7

16.00-17.00

98,8

95

275

468,8

07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00

74,1 49,4 68,9 20,8 11,7

74 109 123 10 2

17,5 118,5 163,5 127,5 187

165,6 276,9 355,4 158,3 200,7

16.00-17.00

7,8

12

203

222,8

07.00-08.00 12.00-13.00

6,5 28,6

10 6

290 271,5

306,5 306,1

16.00-17.00

13

13

329,5

355,5

Tabel 6.112 Volume Kendaraan Hari Libur (smp) Segmen

1

Lokasi

Waktu

HV

LV

MC

Total

Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo

07.00-08.00 12.00-13.00

62,4 76,7

81 103

132,5 170

275,9 349,7

16.00-17.00

62,4

114

275

451,4

Jl PB Sudirman menuju Kecamatan

07.00-08.00 12.00-13.00

71,5 49,4

96 111

17,5 118,5

185 278,9

16.00-17.00

75,4

61

163,5

299,9

Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman

07.00-08.00 12.00-13.00

7,8 18,2

12 18

127,5 187

147,3 223,2

16.00-17.00

2,6

36

203

241,6

Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak

07.00-08.00 12.00-13.00

7,8 13

8 26

290 271,5

305,8 310,5

16.00-17.00

13

30

329,5

372,5

2

Sumber: Survei Primer, 2015

Berdasarkan hasil survei pencacahan lalu lintas yang dilakukan di Kecamatan panarukan, diketahui bahwa pergerakan terbesar terjadi di Jl. PB Sudirman pada pagi hari di hari kerja

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-228

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

B.

Kapasitas Jalan Kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat

ditampung pada ruas jalan selama kondisi tertentu (desain geometri, lingkungan dan komposisi tertentu) yang dinyatakan dalam satuan massa penumpang (smp/jam). Menutut Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997, Persamaan umum untuk menghitung kapasitas suatu ruas jalan untuk jalan luar kota adalah sebagai berikut: C = C0 x FCw x FCSP x FCSF Keterangan: C = Kapasitas (smp/jam) C0 = Kapasitas Dasar (smp/jam) FCw = Faktor Penyesuaian Lebar Jalan FCSP = Faktor Penyesuaian Jalan Berdasarkan Pemisahan Arah FCSF = Faktor Penyesuaian Untuk Kelas Hambatan Samping FCCS = Faktor Penyesuaian Untuk Ukuran Kota Pecacahan lalu lintas atau perhitungan laju harian rata-rata (LHR) di Kecamatan panarukan dilakukan pada jalan-jalan utama yang berada di Kecamatan panarukan yaitu jalan PB Sudirman dan Jl. Raya kilensari-pawoan . Pencacahan dilakukan pada hari sibuk (Senin, 1 april 2015) dan pada hari libur (Minggu, 29 Maret 2015). Waktu pengambilan data dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-08.00, siang hari pukul 12.00-13.00 serta sore hari pukul 16.0017.00. Berikut merupakan tabel laju harian rata-rata (LHR) Kecamatan panarukan. Berdasarkan hasil survei pencacahan lalu lintas yang dilakukan di Kecamatan panarukan, diketahui bahwa pergerakan terbesar terjadi di Jl. PB Sudirman pada pagi hari di hari kerja. Dari data yang telah diuraikan di atas, dapat digunakan untuk menghitung Tingkat Pelayanan Jalan Jl. PB Sudirman sebagai berikut. 1.

Kapasitas Dasar (C0) Berdasarkan MKJI 1997, ketentuan berdasarkan kapasitas dasar jalan perkotaan (C0) adalah sebagai berikut.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-229

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.113 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan (C0) Tipe Jalan Kota 4 lajur terbagi -Datar -Bukit -Gunung 4 lajur tak terbagi -Datar -Bukit -Gunung 2 lajur tak terbagi -Datar -Bukit -Gunung Sumber: MKJI, Tahun 1997

Kapasitas (smp/jam)

Dasar

Catatan Perlajur

1900 1850 1800 Perlajur 1700 1650 1600 Total dua arah 3100 3000 2900

Berdasarkan standar dari MKJI, Jl. PB Sudirman dan Jl. Raya Kilensari-pawoan sebagai titik segmen pencacahan lalu lintas termasuk dalam tipe jalan 2 jalur tanpa pembatas median, dengan kapasitas dasar = 3100 smp/jam 2. Faktor Koreksi Lebar Jalan (FCW) Faktor koreksi ini ditentukan berdasarkan lebar jalan efektif yang dapat terlihat pada tabel berikut. Tabel 6.114 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan (FCW) Tipe Jalan 4 lajur terbagi 6 lajur terbagi

4 ajur tak terbagi

2 lajur tak terbagi

Lebar Jalan Efektif (m) Perlajur 3,00 3,25 3,50 3,75 Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 Dua Arah 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00

FCW 0,91 0,96 1,00 1,03 0,91 0,96 1,00 1,03 0,69 0,91 1,00 1,08 1,15 1,21 1,27

Sumber: MKJI, Tahun 1997

Berdasarkan standar MKJI, faktor koreksi kapasitas akibat lebar jalan di Kecamatan Panarukan adalah sebagai berikut:

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-230

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

 Jl. PB Sudirman memiliki nilai FCW sebesar 1,08 karena memiliki lebar jalan efektif sebesar 8,4 meter  Jl. Raya Kilensari-pawoan memiliki nilai FCW sebesar 0,91 karena memiliki lebar jalan efektif sebesar 6 meter. 3.

Faktor Koreksi Kapasitas akibat Pembagi arah (FCSP) Penentuan faktor koreksi untuk pembagian arah didasarkan pada kondisi arus lalulintas dari kedua arah atau untuk jalan tanpa pembatas median. Untuk jalan satu arah dan atau jalan dengan pembatas median, faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah adalah 1,0. Tabel 6.115 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Pembagian Arah (FCSP) Pembagian arah (%-%)

FCSP

2 lajur 2 arah tanpa pembatas median (2/2 UD) 4 lajur 2 arah tanpa pembatas median (4/2 UD) Sumber: MKJI, Tahun 1997

50-50

55-45

60-40

65-35

70-30

1,00 1,00

0,97 0,975

0,94 0,95

0,91 0,925

0,88 0,90

Berdasarkan tabel diatas, Jl. PB Sudirman dan Jl. Raya Kilensaripawoan. Pada semua segmen termasuk jalan dengan 2 lajur 2 arah tanpa pembatas median (2/2 UD) yang mempunyai faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arahnya adalah 1,00. 4. Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping dan bahu jalan (FCSF) Menentukan faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping dan bahu jalan (FCSF) terlihat pada tabel berikut. Tabel 6.116 FCSF Untuk Jalan yang Mempunyai Bahu Jalan Tipe Jalan

Kelas

FCSF

Gangguan

Lebar bahu jalan efektif

Samping

< 0,5

1,0

1,5

>2,0

Sangat rendah

0,99

1,00

1,01

1,03

Rendah

0,96

0,97

0,99

1,01

berpembatas

Sedang

0,93

0,95

0,96

0,99

median (4/2D)

Tinggi

0,90

0,92

0,95

0,97

Sangat tinggi

0,88

0,90

0,93

0,96

Sangat rendah

0,97

0,99

1,00

1,02

Rendah

0,93

0,95

0,97

1,00

Sedang

0,88

0,91

0,94

0,98

4

jalur

( 4/2 UD) (2/2 UD)

2

arah

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-231

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tipe Jalan

Kelas

FCSF

Gangguan

Lebar bahu jalan efektif

Samping

< 0,5

1,0

1,5

>2,0

Tinggi

0,84

0,87

0,91

0,95

Sangat tinggi

0,80

0,83

0,88

0,93

Sumber: MKJI, Tahun 1997

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Jl. PB Sudirman dan Jl. Raya Kilensari-Pawoan memiliki lebar bahu jalan lebih dari 2 meter dengan kelas gangguan samping sedang (FCsf) = 0,98. 5.

Faktor Koreksi Kapasitas akibat ukuran kota (FCcs)

Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota ditentukan dengan melihat jumlah penduduk disuatu kota terlihat pada tabel berikut. Tabel 6.117 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Ukuran Kota (FCcs) Ukuran Kota ( Juta Penduduk) < 0,1 0,1-0,5 0,5-1,0 1,0-3,0 >3 Sumber: MKJI, Tahun 1997

Faktor Koreksi Untuk Ukuran Kota 0,86 0,9 0,94 1,0 1,04

Menurut MKJI tahun 1997, factor koreksi untuk ukuran kota untuk Kabupaten Situbondo yang memiliki jumlah penduduk sebesar 665.187 jiwa adalah 0.94 Maka nilai C (Kapasitas Jalan) untuk Jalan PB Sudirman adalah: C = C0 x FCW x FCSP x FCSF C = 3100 x 1,08 x 1,0 x 0,98 C = 3.281,04 smp/jam Sedangkan nilai C (Kapasitas Jalan) untuk Jalan Raya Kilensari-Pawoan adalah: C = C0 x FCW x FCSP x FCSF C = 3100 x 0,91 x 1,0 x 0,98 C = 2.764,58 smp/jam

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-232

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

C.

Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat pelayanan jalan dapat dilakukan apabila volume lalu lintas dan

kapasitas jalan sudah di peroleh. Berikut merupakan tabel tingkat pelayanan jalan di hari kerja: Tabel 6.118 Tingkat Pelayanan Jalan di Hari Kerja Segmen

Lokasi Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo

1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan

Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman 2 Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak

Waktu 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00

Volume (smp/jam)

Kapasitas Jalan

Batas Lingkup (V/C)

Tingkat Pelayanan

320,7

0,084089191

A

325,7

0,106582059

A

0,137578329

A

165,6

0,056384561

A

276,9

0,085003535

A

355,4

0,091403945

A

158,3

0,050459744

A

200,7

0,080735591

A

0,087391213

A

306,5

0,110613547

A

306,1

0,112313624

A

355,5

0,134740178

A

468,8 3281,04

222,8 2764,58

Sumber: Survei primer, 2015

Tabel 6.119 Tingkat Pelayanan Jalan di Hari Libur Segmen

Lokasi Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo

1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan

2

Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman

Waktu 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00

Volume (smp/jam)

Kapasitas Jalan

Batas Lingkup (V/C)

Tingkat Pelayanan

275,9

3.281,04

0,084089

A

349,7

0,106582

A

451,4

0,137578

A

185

0,056385

A

278,9

0,085004

A

299,9

0,091404

A

0,053281

A

0,080736

A

147,3 223,2

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2.764,58

VI-233

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak

16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00

241,6

0,087391

A

0,110614

A

310,5

0,112314

A

372,5

0,13474

A

305,8

2.764,58

Sumber: Survei primer, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan derajat kejenuhan jalan di Kecamatan Panarukan, diketahui bahwa Jl. PB Sudirman memiliki tingkat pelayanan jalan A yang berarti Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume arus lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memiliki kecepatan yang diinginkan. Hal tersebut sesuai dengan kondisi pada jalan PB. Sudirman yang tergolong sepi dari aktivitas pergerakan kendaraan, akan tetapi pada jalan PB. Sudirman merupakan jalan menuju ke pusat kota Kabupaten Situbondo dimana terdapat berbagai kegiatan di karenakan banyak terdapat sarana seperti sarana pendidikan serta pusat pemerintahan dan pelayanan umum. Pada JL. Kilensari-pawoan memiliki tingkat pelayanan jalan A yang berarti Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume arus lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memiliki kecepatan yang diinginkan. Hal tersebut di karenakan kondisi pada jalan Kilensari-pawoan memiliki sedikit sarana yang dapat menjadi tarikan dan bangkitan untuk pergerakan jalan tersebut.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-234

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.67 Peta Hierarki Jalan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-235

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.68 Peta Penampang Jalan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-236

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.69 Peta Perkerasan Jalan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-237

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.70 Peta Kondisi Perkerasan Jalan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-238

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.71 Peta Trayek Angkutan Umum

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-239

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.11

Kawasan Rawan Bencana Kecamatan Panarukan dilewati sungai yang cukup besar, yaitu Sungai

Sampean.

Menurut

data

dari

Kecamatan,

Sungai

Sampean

seringkali

menyebabkan bencana banjir, khususnya pada BWP Kecamatan Panarukan yaitu Desa Kilensari, Desa Paowan, dan Desa Wringinanom. Intensitas bencana banjirdi BWP Kecamatan Panarukan tidak terlalu sering dikarenakan sungai Sampean sudah dilengkapi tanggul yang cukup besar, serta intensitas hujan yang tidak terlalu tinggi di BWP Kecamatan Panarukan. Akibatnya, masyarakat yang tinggal di daerah sekitar dampak bencana banjir pun tidak terlalu merasakan kerugian akibat bencana banjir yang jarang terjadi.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-240

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.72 Peta Kawasan Rawan Bencana

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-241

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.12

Intensitas dan Tata Bangunan

6.12.1 Intensitas Pemanfaatan Ruang Intensitas pemanfaatan ruang adalah tingkat pemanfaatan ruang yang diukur dari daerah perencanaan, kepadatan bangunan, KDB, KLB, KDH, dan peruntukan blok. A.

Koefisien Dasar Bangunan Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2007 tentang

Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, Koefiisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas semua lahan yang dimiliki juga termasuk luas bangunan. Standar KDB berdasarkan tingkatan tinggi, sedang, atau rendah terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang dijelaskan pada tabel 6.120: Tabel 6.120 Standar KDB Berdasarkan Tingkatan Tingkat KDB Prosentase KDB Tinggi >60% - 100% Sedang >30% - 60% Rendah 30

GSS Standar (m) 15

Pawoan Wringinanom

20 - >30 5 - >30

15 15

Analisis Sudah sesuai standar, namun terdapat beberapa bangunan yang rawan bencana karena persis dalam jarak GSS standar Sudah sesuai standar Terdapat beberapa bangunan yang masih melanggar GSS

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan tabel 6.130 dapat diketahui dari ketiga desa yang dilewati sungai di BWP Kecamatan Panarukan, hanya Desa Paowan saja yang sudah sesuai dengan penetapan jarak sempadan sungai. Untuk Desa Kilensari dan Desa

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-251

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Wringinanom masih terdapat beberapa bangunan yang terlalu dekat dengan sungai sehingga menyebabkan pelanggaran GSS.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-252

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.73 Peta Intensitas Bangunan SBWP I

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-253

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.74 Peta Intensitas Bangunan SBWP II

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-254

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.75 Peta Intensitas Bangunan SBWP III

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-255

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.76 Peta Garis Sempadan Bangunan SBWP I

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-256

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.77 Peta Garis Sempadan Bangunan SBWP II

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-257

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.78 Peta Garis Sempadan Bangunan SBWP III

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-258

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.12.4 Peruntukan Blok Peruntukan blok adalah bagian dari unit lingkungan yang merupakan peruntukan pemanfaatan ruang tertentu yang dibatasi oleh jaringan pergerakan atau jaringan-jaringan utilitas. Batas blok peruntukan dinyatakan dalam satuan Ha atau m2. Blok peruntukan dibatasi secara fisik seperti sungai, jaringan jalan, utilitas dan lainnya yang bersifat relatif permanen dan mudah dikenali. Pengaturan blok lingkungan dan kavling yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, dimana terdiri atas petak lahan/kavling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri dari : a. Bentuk dan ukuran blok/kavling b. Pengelompokan dan konfigurasi blok/kavling c. Ruang terbuka dan tata hijau Tabel 6.131 Peruntukan Blok BWP Kecamatan Panarukan No. 1.

Desa Kilensari

Nama Blok 68351-KL-01

Penggunaan Lahan

Perumahan Pendidikan Tambak Pertanian

68351-KL-02

68351-KL-03

68351-KL-04

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Perumahan Pendidikan PPU Perdagangan dan Jasa Industri dan Pergudangan Pemakaman Peribadatan Keamanan Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa Kesehatan Industri dan Pergudangan PPU Pemakaman Peribadatan Keamanan Tambak Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa

Batas Blok Utara : Sungai, batas Kecamatan dan Selat Madura Barat : Batas Kabupaten dan Selat Madura Timur : Batas desa dan Sungai Selatan : Jalan Utara : Jalan Barat : Jalan Timur : Batas desa dan Sungai Selatan : Jalan

Utara : Jalan Barat : Batas Kabupaten dan Selat Madura Timur : Jalan Selatan : Batas Kecamatan

Utara : Jalan Barat : Jalan

VI-259

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Desa

Nama Blok

Penggunaan Lahan PPU Peribadatan Pendidikan Industri dan Pergudangan Pertanian

68351-KL-05 Perumahan Peribadatan Tambak Pertanian 2.

Paowan

68351-PW-01

68351-PW-02

Perumahan Pendidikan Perdagangan dan Jasa Pemakaman PPU Industri dan Pergudangan Peribadatan RTH dan Olahraga Keamanan Pertanian Perumahan Peribadatan Perdagangan dan Jasa PPU Kesehatan Pertanian

68351-PW-03 Perumahan Peribadatan Pendidikan Pertanian 68351-PW-04

Perumahan Pendidikan Peribadatan Industri dan Pergudangan RTH dan Olahraga Keamanan Perdagangan dan Jasa PPU Pertanian

68351-PW-05 Pertanian

3.

Wringinanom

68351-WA-01

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU

Batas Blok Timur : Batas desa dan Sungai Selatan : Jalan

Utara : Jalan Barat : Batas kecamatan dan Sungai Timur : Batas desa Selatan : Batas kecamatan Utara : Batas desa dan sungai Barat : Batas desa Timur : Batas desa Selatan : Jalan

Utara : Jalan Barat : Batas desa Timur : Jalan Selatan : Jalan dan sungai Utara : Jalan dan sungai Barat : Batas desa Timur : Jalan Selatan : Batas Kecamatan Utara : Jalan Barat : Jalan Timur : Batas desa Selatan : Jalan dan sungai

Utara : Jalan dan sungai Barat : Batas desa Timur : Batas desa Selatan : Batas desa Utara : Jalan Barat : Batas desa dan sungai

VI-260

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Desa

Nama Blok

68351-WA-02

Penggunaan Lahan Industri dan Pergudangan Peribadatan Pemakaman Pertanian Perumahan RTH dan Olahraga Pendidikan Peribadatan PPU Industri dan Pergudangan Pertanian

68351-WA-03 Pertanian

68351-WA-04

Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU Industri dan Pergudangan Pertanian

Batas Blok Timur : Jalan Selatan : Batas desa dan sungai Utara : Jalan Barat : Batas desa dan sungai Timur : Jalan Selatan : Jalan

Utara : Batas desa Barat : Batas desa dan jalan Timur : Batas kecamatan Selatan : Jalan Utara : Jalan Barat : Jalan Timur : Batas kecamatan Selatan : Batas desa dan sungai

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-261

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.79 Peta Pembagian Blok

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-262

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.13

Konsep Pengembangan Kawasan Pengembangan kawasan di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan

Panarukan terdiri dari konsep skenario pengembangan. Arahan pengembangan kawasan dapat dilihat dari kecenderungan penggunaan lahan eksisting yang akan berkembang dalam 20 tahun mendatang. 6.13.1 Konsep Skenario Pengembangan Skenario pengembangan dalam 20 tahun mendatang di BWP Kecamatan Panarukan tersebar di seluruh desa. Skenario pengembangan ini merupakan kecenderungan alih fungsi lahan untuk mencukupi kebutuhan lahan 20 tahun yang akan datang. Perkembangan lahan yang dibutuhkan antara lain lahan perumahan dan lahan prasarana umum pendukung. Desa Kilensari, Desa Pawoan, dan Desa Wringinanom masing-masing memiliki kebutuhan lahan yang berbeda tergantung proyeksi kebutuhan lahan selama 20 tahun mendatang. Kecenderungan skenario pengembangan dapat dilihat dari adanya guna lahan eksisting. Analisis pengembangan lahan juga dapat dilihat dari kecenderungan masyarakat yang akan membangun lahan yang baru jika dekat dengan permukiman yang sudah ada dibanding belum berkembang. Skenario pengembangan pada BWP Kecamatan Panarukan dapat dilihat pada peta di bawah ini.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-263

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.80 Peta Analisis Arah Pengembangan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-264

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Peta 6.81 Peta Analisis Kecenderungan Penggunaan Lahan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-265

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.14

Karakteristik Kelembagaan Kelembagaan yang ada di Kecamatan Panarukan terbagi menjadi 2 jenis

yaitu lembaga formal dan informal. A.

Formal Beberapa lembaga formal yang ada di Kecamatan Panarukan yaitu LPMD,

BPD, dan Pemerintah Desa 1.

Pemerintahan Desa Menyelenggarakan pemerintahan mulai dari aspek sosial, ekonomi, dan lain-lain, terdiri dari kepala desa, seretaris desa dan staf/ perangkat desa.

2.

L PMD Lembaga yang berperan dalam penggalangan potensi dan sumber daya alam yang ada di suatu kelurahan dan untuk menganggulangi permasalahan masyarakat setempat. LPMD di Desa Kilensari yaitu sejumlah 11 orang.

3.

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) BPD berfungi untuk menetapkan peraturan di suatu kelurahan bersama dengan kepala lurah dan tempat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD di Desa Kilensari memiliki anggota sejumlah 11 orang dan masih berperan aktif sampai sekarang. Anggota BPD yang ada di Desa Paowan yaitu sejumlah 11 orang.

B.

Informal Beberapa lembaga informal yang ada di Kecamatan Panarukan yaitu: 1.

PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) Lembaga PKK terdapat di semua desa di Kecamatan Panarukan. Beberapa kegiatan PKK yang pernah dilakukan yaitu penyuluhan kesehatan,pendidikan,UP2K, serta keterampilan. Anggota PKK di Desa Kilensari yaitu sejumlah 12 orang. Anggota PKK yang ada di Desa Paowan yaitu sejumlah 6 orang.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-266

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

2.

Koperasi Unit Desa (KUD) KUD yang ada di Kecamatan Panarukan belum merata di semua desa, karna hanya ada di Desa Kilensari dan Desa Alas Malang dari total 8 desa yang ada. KUD yang ada berupa koperasi simpan pinjam yang melayani masyarakat atau petani yang kekurangan modal untuk usahanya.

3.

Karang Taruna Kelembagaan Karang Taruna berupa pemberdayaan kaum pemuda yang berperan dalam pembangunan di Kecamatan Panarukan. Kegiatan yang dilakukan yaitu bakti sosial, PMKS, pengkaderan Karang Taruna yang ada di Desa Kilensari sejumlah 30 orang.

4.

Kelompok Tani dan Nelayan Kelompok tani dan nelayan yang ada di Desa Kilensari sejumlah 85 orang yang terbagi menjadi 9 kelompok nelayan, dan 5 kelompok tani. Tabel 6.132 Fungsi serta Peran Lembaga

No. 1.

Lembaga Pemerintah Desa

2.

LPMD

3.

BPD

4.

PKK

Peran & Fungsi Menyelenggarakan pemerintahan mulai dari aspek sosial, ekonomi, dan lain-lain, terdiri dari kepala desa, seretaris desa dan staf/ perangkat desa. Lembaga yang berperan dalam penggalangan potensi dan sumber daya alam yang ada di suatu kelurahan dan untuk menganggulangi permasalahan masyarakat. Berfungi untuk menetapkan peraturan di suatu kelurahan bersama dengan kepala lurah dan masyarakat setempat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. Fungsi dari PPK adalah sebagai wadah untuk ibuibu anggota PPK desa dalam menyalurkan bakat dan ketrampilan tiap-tiap anggota, serta tempat untuk bertukar informasi antar anggota PKK. PKK berperan dalam

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Analisis Pemerintah desa suah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.

LPMD telah berfnugsi optimal dan berperan baik sebagai lembaga penampung aspirasi masyarakat dan dalam penyelesaian masalah di masyarakat. BPD sebagai lembaga penengah atau pengawasan di masyarakat telah berfungsi optimal karna mampu mewadahi pendpat masyarakat. Lembaga PKK yang ada sudah cukup baik pelaksanaannya di masyarakat, karna memiliki rencana kegiatan yang terstruktur dan banyak yang telah dilaksanakan. Akan tetapi, keanggotaan PKK masih kurang, sehingga perlu dilaksanakan kegiatan yang mampu menarik

VI-267

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Lembaga

5.

KUD

6.

Karang Taruna

6.

Kelompok Tani dan Nelayan

Peran & Fungsi menjalankan program kerja dari pemerintah kecamatan dalam rangka untuk mensejahterahkan masyarakat melalui ibu-ibu. KUD memiliki tujuan memajukan kesejahteraan masyarakat untuk membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. KUD berperan dalam memajukan usaha yang terdapat di desa. lembaga yang memberdayakan masyarakat khususnya generasi muda untuk lebih memiliki jiwa yang bertanggung jawab dan berjiwa sosial.

Kelompok tani berfungsi sebagai lembaga yang menaungi kelompokkelompok tani dan nelayan yang ada di Kecamatan Panarukan.

Analisis minat ibu-ibu untuk mengikuti kegiatan PKK.

Persebaran KUD yang belum merata, karna hanya ada di beberapa desa. Selain itu, sulitnya mendapatkan pinjaman modal dari KUD sehingga warga jarang yang menggunakan jasa KUD, sehingga KUD kurang beroperasional dengan baik.

Belum semua desa memiliki lembaga Karang Taruna, hanya ada di Desa Kilensari. Sehingga aspirasi, dan jiwa sosial generasi muda di desa lainnya belum mampu terwadahi. Karang taruna yang ada kurang berperan karna tidak ada kejelasan kegiatan, sehingga kurang menarik minat generasi muda. Kelompok tani dan nelayan belum terdapat di semua desa, dan kurangnya kerja sama antara kelompok tani dan nelayan dengan instansi/ dinas terkait untuk kerjasama peningkatan hasil pertanian/perikanan.

Sumber: Hasil Analisis, 2015

6.15

SWOT Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu

organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths). 1. S (Strength/kekuatan) Suatu keadaan atau kondisi yang ada/dimiliki Kecamatan Panarukan, yang dianggap/merupakan hal yang sudah baik. 2. W (Weakness/kelemahan/masalah)

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-268

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Suatu keadaan atau kondisi yang ada di Kecamatan Panarukan dan dianggap memiliki kelemahan atau masalah 3. O (Opportunity/kesempatan/peluang) Suatu keadaan atau kondisi yang ada atau yang akan terjadi di dalam/sekitar Kecamatan Panarukan yang dianggap berpeluang untuk digunakan bagi pengembangan potensi. 4. T (Threat/ancaman/hambatan) Suatu keadaan/kondisi yang ada atau yang akan terjadi di dalam/sekitar Kecamatan Panarukan yang dianggap dapat menghambat/mengancam pengembangan potensi. Analisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada dengan menggunakan matriks SWOT. Berdasarkan matriks ini akan dapat dihasilkan 4 (empat) macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing-masing yaitu sebagai berikut: 1. Strategi SO adalah strategi yang harus dapat menggunakan kekuatan untuk sekaligus memanfaaatkan peluang yang ada. 2. Strategi WO adalah strategi yang harus ditujukan untuk mengurangi sebesar mungkin kelemahan yang dihadapi, dan pada saat bersamaan memanfaatkan peluang ada. 3. Strategi ST adalah strategi yang harus mampu menonjolkan kekuatan guna mengatasi ancaman yang mungkin timbul 4. Strategi WT adalah strategi yang bertujuan mengatasi hambatan serta meminimalkan dampak dari ancaman yang ada. Berikut merupakan matriks analisis

SWOT yang meliputi kekuatan,

kelemahan, kesempatan dan ancaman di BWP Kecamatan Panarukan sehingga menghasilkan strategi sebagai berikut:

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-269

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Tabel 6.133 Matriks SWOT Kecamatan Panarukan Internal

Eksternal S  Sarana sudah lengkap di BWP Kecamatan Panarukan seperti sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan, PPU, dan pemakaman.  Adanya potensi yang sangat baik dalam sektor pertanian dan perikanan.  Terdapat pariwisata pelabuhan rakyat.  Terdapat pabrik pengolahan gula di Desa Wringinanom yang dapat menyediakan lapangan kerja.  Kawasan Perkotaan Panarukan diarahkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta perumahan  Adanya PDAM yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sehari-hari.  Jalan yang ada di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Panarukan sebagian besar sudah memiliki perkerasan aspal dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat mempermudah akses perjalanan  Tingkat kepadatan penduduk masih rendah sampai 20 tahun ke depan yaitu tahun 2034  Ketersediaan lahan Kecamatan Panarukan masih dapat mencukupi kebutuhan sampai tahun 2034

O  Kecamatan Panarukan mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian dari adanya pergerakan dari luar Kecamatan Panarukan ke dalam Kecamatan Panarukan memalui jalur strategis seperti Jalan Pantura, dan Pelabuhan Rakyat, seperti meningkatkan lapangan pekerjaan.  Kecamatan Panarukan sebagai PKK (Pusat Pelayanan Kawasan) berfungsi sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya.  Adanya arahan RTRW terkait dengan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa SO  Memanfaatkan pergerakan yang menuju Kecamatan Panarukan untuk mengembangan distribusi hasil sektor pertanian dan perikanan.  Kecamatan Panarukan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan dapat mengembangan industri dan hasil pertanian dan perikanan sehingga membantu pemerataan perekonomian warganya.  Pengoptimalkan kemudahan akses serta sektor perdagangan dan jasa yang ada di kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan.  Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mengembangkan sektor air bersih, drainase, listrik, jalan, sanitasi serta sarana – sarana lainnya agar infrastruktur dapat berfungsi secara optimal dan maksimal  Meningkatkan pertumbuhan berbagai kegiatan ekonomi melalui pemasaran produk atau perdagangan dan jasa ke wilayah lain sekitar kawasan perkotaan kecamatan panarukan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

T  Adanya ancaman toko/kedai modern terhadap pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan.  Kondisi jalan raya akan semakin kurang baik karena dilewati kendaraan berat

ST  Memberi batasan terhadap toko /kedai modern agar tidak mengancam pasar tradisional di BWP Kecamatan panarukan.  Pemanfaatan potensi pada masingmasing sektor secara optimal dapat mendukung pengembangan kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan yang sebagai PPK.  Peningkatan kualitas SDM juga perlu untunk mendukung program pembangunan di BWP Kecamatan Panarukan.

VI-270

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

W  Persebaran sarana dan prasarana belum tersebar secara merata  Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh, sehingga penghasilan masyarakat di Kecamatan Panarukan berpenghasilan rendah hingga sedang.  Debit air PDAM yang kecil.  Masih banyaknya penggunaan sumur pribadi.  Sebagian besar saluran drainase masih terdapat endapan tanah dan tumpukan sampah.  Tidak terdapatnya halte pemberhentian sehingga banyak terdapat hambatan.

WO  Mengoptimalkan peran Kelurahan Panarukan sebagai pusat pelayanan kawasan PPU dan pemerintahan dan sebagai perdagangan dan jasa untuk melakukan pemerataan pembangunan sarana perdagangan dan jasa.  Pengadaan pusat sentra PKL pada kawasan perkotaan kecamatan panarukan agar sektor jalan, transportasi, pendidikan, perdagangan dan jasa dapat terintegrasi dengan baik serta tertata dan teratur.  Menyusun program-program perawatan dan perbaikan sarana prasarana dengan menjalin kerjasama antara pemerintah dan masyarakat guna meningkatkan kualitas infrastruktur  Pengadaan halte pemberhentian angkutan umum sebagai pendukung akses jalan yang baik dan meminimalisasi kemacetan  Memanfaatkan perkembangan jalur Pantura dan sektor perdagangan di sekitarnya untuk membuka lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran.

WT  Menawarkan hasil pertanian dan perikanan kepada investor-investor untuk mendapatkan pasar yang lebih luas  Mengurangi kesenjangan dengan peningkatan pemenuhan kebutuhan akan permintaan masyarakat agar masyarakat tidak perlu menggunakan barang atau jasa diluar kawasan perkotaan kecamatan panarukan.  Peningkatan kualitas infrastruktur yang terdapat di kawasan perkotaan panarukan.  Pengadaan halte untuk angkurtan umum agar angkutan umum tidak berhenti secara sembarangan dan tidak menimbulkan kemacetan di wilayah kawasan perkotaan kecamatan panarukan.  Meminimalisir budaya luar yang masuk agar tidak mempengaruhi tingkat pendidikan dan pengangguran masyarakat Kecamatan Panarukan.

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-271

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

6.16

IFAS-EFAS Suatu alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi internal dalam

suatu matriks yang melalui pembobotan dan rating disebut Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS), sedangkan alat yang digunakan untuk menganalisa kondisi eksternal di Kecamatan Panarukan adalah Eksternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS). IFAS-EFAS didasarkan dari penentuan Strengh Weakness Opportunity and Threats. IFAS adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis internal dalam matriks Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) dan EFAS adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam matriks Kesempatan (Opportunity) dan Ancaman (Threats). Konsep pengembangan strategi ini dimulai dari melakukan kriteria dan pembobotan pada setiap sektor dan komoditas yang telah didapatkan dari analisis SWOT lalu hasil pembobotannta ditampilkan dalam bentuk kuadran per sektor yang diberikan bobot nilai. Pemberian bobot di setiap aspek SWOT diberikan bobot antara 0 hingga 1. Seluruh bobot di tiap faktor jika dijumlah tidak boleh melebihi nilai 1. Setelah melalui proses pembobotan lalu dilakukan proses rating yang menunjukkan tingkat kepentingan tiap aspek. Kemudian dari hasil pembobotan didapatkan nilai untuk menentukan X dan Y sehingga dapat diketahui posisi Kecamatan Panarukan dalam kuadran strategi analisis EFAS-IFAS dimana tiap kuadran memiliki arti sebagai berikut : 1. Kuadran I Kuadran I, adalah kuadran pertumbuhan yang terdiri dari dua ruang, yaitu: a) Ruang A dengan Rapid Growth Strategy yaitu strategi pertumbuhan aliran cepat untuk diperlihatkan pengembangan secara maksimal untuk target tertentu dalam waktu yang singkat b) Ruang B dengan Stable Growth strategy yaitu strategi petumbuhan stabil dimana pengembangan dilakukan secara bertahap dan target disesuaikan dengan kondisi

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-272

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

2. Kuadran II Kuadran II, adalah kuadran pertumbuhan yang terdiri dari dua ruang, yaitu: a) Ruang C dengan Agresif Maintenance Strategy yaitu melaksanakan pengembangan aktif dan agresif b) Ruang D dengan Selective Maintenance Strategy yaitu pemilihan halhal yang dianggap penting 3. Kuadran III Kuadran III adalah kuadran pertumbuhan yang terdiri dari dua ruang, yaitu: a) Ruang E dengan Turn Around Strategy yaitu strategi bertahan dengan cara tambal sulam untuk operasional objek b) Ruang F dengan Guirelle Strategy yaitu strategi gerilya, sambil operasional berjalan, diadakan pembangunan atau usaha pemecahan masalah dan ancaman 4. Kuadran IV Kuadran IV adalah kuadran pertumbuhan yang memiliki dua ruang, yaitu: a) Ruang G dengan concentric strategy yaitu strategi pengembangan yang dilakukan secara bersamaan dalam satu naungan atau coordinator oleh satu pihak b) Ruang H dengan conglomerate strategy yaitu strategy pengembangan masing-masing kelompok dengan cara koordinasi tiap sektor itu sendiri Berikut analisis IFAS-EFAS dilakukan yang terdapat di Kecamatan Panarukan: Tabel 6.134 Kriteria IFAS-EFAS Kecamatan Panarukan No. 1

Faktor Strength

Variabel Terdapat sarana di BWP Kecamatan Panarukan seperti sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan, PPU, dan pemakaman. Adanya potensi yang sangat baik dalam sektor pertanian dan perikanan.

Terdapat pariwisata pelabuhan rakyat.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Rating Tersebar merata Tersebar cukup merata Tidak tersebar merata Sangat menunjang perekonomian masyarakat 2. Cukup menunjang perekonomian masyarakat 3. Tidak dapat menunjang perekonomian masyarakat 1. Sangat meningkatkan perekonomian dibidang pariwisata 1. 2. 3. 1.

VI-273

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Faktor

Variabel

Terdapat pabrik pengolahan gula di Desa Wringinanom yang dapat menyediakan lapangan kerja.

Kawasan Perkotaan Panarukan diarahkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta perumahan Adanya PDAM yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sehari-hari. Jalan yang ada di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Panarukan sebagian besar sudah memiliki perkerasan aspal dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat mempermudah akses perjalanan Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034

Ketersediaan lahan bagi penduduk

2

Weakness

Persebaran sarana dan prasarana Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh, sehingga penghasilan masyarakat di Kecamatan Panarukan berpenghasilan rendah hingga sedang. Debit air PDAM yang kecil. Masih banyaknya penggunaan sumur pribadi.

Rating 2. Dapat meningkatkan perekonomian dibidang pariwisata 3. Tidak dapat meningkatkan perekonomian dibidang pariwisata 1. Sangat menyediakan lapangan pekerjaan 2. Dapat menyediakan lapangan pekerjaan 3. Tidak dapat menyediakan lapangan pekerjaan 1. Tersebar merata 2. Tersebar cukup merata 3. Tidak tersebar merata 1. Tidak semua rumah terlayani PDAM 2. Sebagian rumah terlayani PDAM 3. Semuarumah terlayani PDAM 1. Aksesibilitas buruk 2. Aksesibilitas cukup baik 3. Aksesibilitas baik 1. Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034 tinggi 2. Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034 sedang 3. Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034 rendah 1. Ketersediaan lahan bagi penduduk banyak 2. Ketersediaan lahan bagi penduduk kecil 3. Ketersediaan lahan bagi penduduk tidak ada 1. Tersebar merata 2. Tersebar cukup merata 3. Tidak merata 1. Sangat beragam 2. Cukup beragam 3. Tidak beragam 1. 2. 3. 1. 2. 3.

Sebagian besar saluran drainase masih terdapat endapan tanah dan tumpukan sampah.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

1. 2.

Debit air PDAM lancar Debit air PDAM sedang Debit air PDAM sangat kecil Masyarakat dominasi menggunakan PDAM Masyarakat dominasi menggunakan MCK umum Masyarakat dominasi menggunakan sumur pribadi Saluran drainase memadai Saluran drainase cukup memadai

VI-274

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

No.

Faktor

Variabel

Rating 3. Saluran drainase tidak memadai

3

Opportunity

Kecamatan Panarukan mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian dari adanya pergerakan dari luar Kecamatan Panarukan ke dalam Kecamatan Panarukan memalui jalur strategis seperti Jalan Pantura, dan Pelabuhan Rakyat. Kecamatan Panarukan sebagai PKK (Pusat Pelayanan Kawasan) berfungsi sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya.

4

Treathts

Adanya persaingan toko/kedai modern terhadap pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan.

Kondisi jalan raya akan semakin kurang baik karena dilewati kendaraan berat

1. Banyak pergerakan menuju Kecamatan Panarukan 2. Sedikit pergerakan menuju Kecamatan Panarukan 3. Tidak ada pergerakan menuju Kecamatan Panarukan 1. Kecamatan Panarukan sebagai PKK sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya 2. Kecamatan Panarukan, namun bukan sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya 3. Kecamatan Panarukan bukan sebagai PKK 1. Adanya daya saing yang tinggi antara toko/kedai modern dengan pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan 2. Adanya daya saing yang sama antara toko/kedai modern dengan pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan 3. Adanya daya saing yang rendah antara toko/kedai modern dengan pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan 1. Adanya penurunan kualitas jalan 2. Kualitas jalan sedang 3. Kualitas jalan baik

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Tabel 6.135 Matriks IFAS Kecamatan Panarukan Faktor internal Stength Terdapat sarana di BWP Kecamatan Panarukan seperti sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan, PPU, dan pemakaman. Adanya potensi yang sangat baik dalam sektor pertanian dan perikanan. Terdapat pariwisata pelabuhan rakyat. Terdapat pabrik pengolahan gula di Desa Wringinanom yang dapat menyediakan lapangan kerja. Kawasan Perkotaan Panarukan diarahkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta perumahan Adanya PDAM yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sehari-hari. Jalan yang ada di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Panarukan sebagian besar sudah memiliki perkerasan aspal dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat mempermudah akses perjalanan

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Bobot

Rating

Bobot x Ratting

0,15

2

0,3

0,08

2

0,16

0,025

2

0,05

0,11

2

0,22

0,08

3

0,24

0,055

2

0,11

0,045

2

0,09

VI-275

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Faktor internal Stength Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034 Ketersediaan lahan bagi penduduk Total Weakness Persebaran sarana dan prasarana Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh, sehingga penghasilan masyarakat di Kecamatan Panarukan berpenghasilan rendah hingga sedang. Debit air PDAM yang kecil. Masih banyaknya penggunaan sumur pribadi. Sebagian besar saluran drainase masih terdapat endapan tanah dan tumpukan sampah. Total Sumber: Hasil Analisis, 2015

Bobot

Rating

Bobot x Ratting

0,03

2

0,06

0,05 0,625

1

0,05 1,28

0,06

2 2

0,12

0,1 0,08 0,1 0,035

0,2 2 3 2

0,375

0,16 0,3 0,07 0,85

Tabel 6.136 Matriks EFAS Kecamatan Panarukan Faktor internal Bobot Rating Bobot x Ratting Opportunity Kecamatan Panarukan mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian dari adanya pergerakan dari luar Kecamatan Panarukan ke dalam Kecamatan Panarukan memalui jalur strategis seperti Jalan Pantura, dan Pelabuhan Rakyat. Kecamatan Panarukan sebagai PKK (Pusat Pelayanan Kawasan) berfungsi sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya.

Total

0,4

1 0,4

0,2

1 0,2

0,6

0,6 0

Treathts Adanya persaingan toko/kedai modern terhadap pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan. Kondisi jalan raya akan semakin kurang baik karena dilewati kendaraan berat

Total

0,25

2

0,5

0,15

2

0,3

0,4

0,8

Sumber: Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan matriks IFAS-EFAS dapat mengetahui hasil kuadran IFASEFAS yaitu sebagi berikut: X = Potensi – Masalah

Y = Peluang – Ancaman

= 1,28-0,85

= 0,6-0,8

= 0,43

= -0,2

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-276

Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

Gambar 6.25Kuadran IFAS-EFAS di BWP Kecamatan Panarukan Sumber: Hasil analisis, 2015

Berdasarkan hasil analisis IFAS-EFAS dengan menggunakan matriks kuadran strategi dapat diketahui bahwa pengembangan yang dilakukan adalah Conglomerate Strategy karena hasil perhitungan IFAS-EFAS masuk dalam kuadran H. Hal ini diartikan bahwa strategi pengembangan masing-masing kelompok dengan cara koordinasi tiap sektor itu sendiri, jadi dalam pengembangan selanjutnya pada BWP di Kematan Panarukan diperlukan pengembangan dimasing-masing sektor yang ada lalu setelah itu melakukan koordinasi disetiap sektor itu sendiri sehingga dapat mengoptimalkan dan mendukung Kecamatan Panarukan sebagai PPK yaitu kawasan pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

VI-277

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF