Data Analisa Studio Perencanaan Kota 2015 di Situbondo
September 16, 2017 | Author: Muhammad Halil | Category: N/A
Short Description
Hasil DA SPK PWK FT UB 2013 pada tahun 2015 di Situbondo...
Description
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
BAB VI DATA DAN ANALISA 6.1
Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Wilayah
6.1.1 Perencanaan Pembangunan Daerah (RPJP/RPJM) Rencana pembangunan jangka menengah atau disebut dengan RPJM merupakan laporan yang berisi tentang visi, misi, tujuan dan sasaran suatu daerah untuk melakukan pembangunan serta kebijakan dan program yang akan direncanakan. Perencanaan pembangunan Kabupaten Situbondo dilaksanakan sesuai dengan RPJPD Kabupaten dan RTRW Kabupaten yang merupakan satu kesatuan dokumen sistem perencanaan pembangunan daerah. RPJPD Kabupaten Situbondo dapat ditinjau kembali setiap lima tahun. Berikut merupakan visi, misi, dan Strategi dalamm RPJM Kabupaten Situbondo tahun 2011-2015: 1.
Visi Terwujudnya Masyarakat Situbondo yang Beriman, Sejahtera dan Berkeadilan.
2.
Misi a) Meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari serta memberi perhatian pada lembaga untuk kelancaran peran dan tanggung jawab. b) Meningkatkan kualitas SDM melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan ketrampilan serta peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. c) Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat. d) Meningkatkan kualitas dan mentalitas pengabdian pengelola pemerintahan demi terwujudnya profesionalitas kinerja pelayanan. e) Meningkatkan kualitas demokrasi, supremasi hukum dan HAM melalui
peningkatan
kesadaran
hukum
bagi
aparatur
dan
masyarakat.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-1
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
3.
Startegi Strategi yang tedapat dalam RPJM Kabupaten Situbondo merupakan stategi yang akan dikerjakan dalam perioofe pengembangan daerah selama lima tahunan mereupakan penjabaran dari misi RPJMD Kabupaten. Tabel 6.1 Analisis Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
No. 1
2
3
Kebijakan Meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari serta memberi perhatian pada lembaga untuk kelancaran peran dan tanggung jawab. Meningkatkan kualitas SDM melalui pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan ketrampilan serta peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat.
Meningkatkan kualitas dan mentalitas pengabdian pengelola pemerintahan demi terwujudnya profesionalitas kinerja pelayanan 5 Meningkatkan kualitas demokrasi, supremasi hukum dan HAM melalui peningkatan kesadaran hukum bagi aparatur dan masyarakat. Sumber: Hasil Analisis, 2015
Analisis Berdasarkan kondisi eksisting Pemerintah Kecamatan Panarukan telah melakulkan kegiatan tersebut dengan mengadakan acara keagamaan di masjid-masjid di Kecamatan Panarukan maupun di tempat peribadatan lain. Kecamatan Panarukan juga terdapat tingkatan pendidikan seperti TK, SD, dan SMP yang tersebar di masing-masing desa di Kecamatan Panarukan. Selain itu juga terdapat pos kesehatan seperti pos kesehatan pelabuhan dan praktek dokter di Desa Kilensar dan ada Puskeswan di Desa Paowan. Pada kondisi eksistik perekonomian di Kecamatan Panarukan di dominasi sektor pertanian yang berdada di seluruh kawasan BWP Kecamatan Panarukan sedangkan pusat perdagangan yang lebih lengkap berada di Desa Kilensari dan sebagian di Desa Wringinanom. Selain itu juga terdapat beberapa industri kecil seperti pengolahan kerajinan dari kayu di Desa Paowan yang biasa diekspor ke Provinsi Bali dan industri rumah tangga pembuatan tahu di Desa Paowan yang skalanya sampai di ekspor ke kecamatan lain di Kabupaten Situbondo yaitu Kecamatan Panji dan Kecamatan Besuki
4
Kedua visi ini belum terlihat secara jelas peningkatan kualitas profesionalitas dan kesadaran masyarakat, karena hal tersebut kualitatif sehingga parameter penilaian sudah teralisasi atau belum masih bisa.
Berdasarkan analisis pada di atas Pemerintah Kabupaten Situbondo telah melakukan beberapa strategi kebijakan RPJM dengan cukup baik, meskipun belum sepenuhnya dilakukan. Kebijakan yang sudah dijalankan maupun belum, sebaiknya pemerintah Kabupaten Situbondo selalu mengevaluasi dan menindak lanjuti hal tersebut agar sesuai dengan tujuan, visi, dan misi yang terdapat dalam Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-2
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
RPJM Kabupaten Situbondo dan juga sesuai dengan Perencanaan Ruang RTRW Kabupaten Situbondo. 6.1.2
Perencanaan Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Situbondo
A.
Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Situbondo 1. Visi Pengembangan Tata Ruang Kabupaten Situbondo Visi penataan ruang Kabupaten Situbondo adalah Terwujudnya Ruang Wilayah yang Seimbang Berbasis Bahari. a)
Struktur Tata Ruang Kebijakan penataan ruang terkait struktur ruang yaitu mewujudkan struktur ruang yang seimbang guna mendorong pertumbuhan wilayah sekaligus mengurangi kesenjangan antar wilayah.
b)
Prasarana Perkotaan Sistem prasarana perkotaan mendukung untuk keberlanjutan struktur ruang yaitu dengan mewujudkan penyediaan prasarana di perkotaan untuk peningkatan SDM yang lebih produktif dan mandiri serta berdaya saing tinggi.
2. Konsepsi Struktur Tata Ruang Kabupaten Situbondo a) Strategi Dasar Pembangunan Kebijakan
penataan
ruang
wilayah
Kabupaten
Situbondo
membahas mengenai strategi penataan struktur ruang wilayah Kabupaten Situbondo, strategi pengembangan pola ruang wilayah Kabupaten Situbondo, strategi pengembangan pesisir dan pulaupulau kecil, dan strategi penetapan kawasan strategis wilayah Kabupaten Situbondo. b) Pemanfaaatan Ruang Berdasarkan strategi dasar pembangunan Kabupaten Situbondo tersebut ditetapkan beberapa pemanfaatan ruang yaitu: 1) Pengembangan pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah yang mendukung perkembangan industri, pertanian dan pariwisata bahari
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-3
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
2) Penyediaan prasarana wilayah melalui pengembangan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan sebagai pendorong iklim produktif 3) Pengendalian fungsi kawasan lindung yang mencakup kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainnya dengan menetapkan fungsi utamanya meliputi fungsi lindung dan tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan budidaya 4) Pengembangan manajemen resiko pada kawasan rawan bencana. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan budidaya untuk mendukung perekonomian
wilayah
sesuai
daya
dukung
lingkungan B.
Rencana Struktur Ruang Kota Kabupaten Situbondo Rencana struktur ruang kota Kabupaten Situbondo dilakukan dengan
perwujudan sistem pusat kegiatan dan perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah. Perwujudan sistem pusat kegiatan di Kabupaten Situbondo meliputi: 1. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kecamatan Situbondo 2. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (Pklp) di Kecamatan Besuki dan Asembagus. 3. Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Banyuglugur, Suboh, Mlandingan, Bungatan, Jatibanteng, Sumbermalang, Kendit, Panarukan, Mangaran, Panji, Arjasa, Kapongan, Jangkar, dan Banyuputih. 4. Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) di Desa Kayumas, Patemon, Tanjung Pecinan, Gelung, Kumbang sari, Curahcotok, Battal, Dawuhan, Kalirejo, Kedunglo, Lubawang, Patemon, Kukusan, Alas Banyur dan Blimbing Perwujudan sistem jaringan prasarana wilayah di Kabupaten Situbondo meliputi sistem jaringan prasarana utama yang terdiri dari jaringan transportasi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-4
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
darat, jaringan transportasi laut dan jaringan transportasi udara; dan sistem jaringan prasarana lainnya. C.
Rencana Jaringan dan Pengembangan Transportasi Pengembangan jaringan dan prasarana transportasi jalan yang ada di
wilayah Kabupaten Situbondo bertujuan untuk meningkatkan, memajukan dan meratakan pembangunan yang ada pada wilayah situbondo. Prasarana jalan berperan untuk melayani wilayah dalam dua bentuk pelayanan utama yakni, untuk melayani aktivitas ekonomi terhadap pergerakan orang, barang dan jasa dan untuk membuka serta melancarkan akses bagi wilayah-wilayah yang sulit di jangkau. 1. Jaringan jalan Kebijakan terhadap rencana sistem jaringan jalan di Kabupaten Situbondo adalah: a) Jalan Nasional Jaringan jalan nasional di wilayah Kabupaten Situbondo memiliki perkembangan yang tergolong baik, tertata sesuai dengan hirarki dan tingkat perkembangan wilayah, arahan struktur wilayah, arahan pengembangan wilayah perkotaan dan perdesaan maupun sentrasentra perekonomian wilayah. Jalan nasional sebagai jalan arteri primer
pada
wilayah
Kabupaten
Situbondo
yang
terus
berkembangkan adalah jalur pantura. b) Jalan Provinsi Jalan provinsi merupakan jalan yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota dan antar ibukota kabupaten/kota. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan jalan provinsi di wilayah Kabupaten Situbondo meliputi jalan SitubondoBondowoso-Jember. c.
Jalan Kabupaten Pada rangka pengembangan jalan kabupaten, perlu memperhatikan 4 (empat) hal dalam rencana pengembangan transportasi jalan, yaitu berkaitan dengan fungsi dan hirarki jalan, kapasitas jalan, pengembangan jalan alternatif dan ketersediaan fasilitas parkir.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-5
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
D.
Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan adalah rencana
pengembangan prasarana dan infrastruktur kota yang berkelanjutan yang berprinsip pada fungsional prasarana dengan prioritas menjaga kelestarian lingkungan. Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan terdiri dari rencana sistem drainase, rencana sistem persampahan, dan rencana sistem pengelolaan air limbah. Berikut ini adalah uraian rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan. 1. Rencana Sistem Drainase Rencana pengembangan sistem drainase Kecamatan Panarukan terdiri atas sistem jaringan drainase yang berfungsi untuk mencegah genangan dan rencana kebutuhan sistem jaringan di kawasan perkotaan. Berikut adalah rencana pengembangan sistem drainase kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. a. peningkatan kapasitas sistem drainase di pusat-pusat kegiatan b. pemanfaatan sistem drainase yang telah ada secara maksimal, baik sungai, anak sungai, maupun saluran lainnya. c. Saluran diusahakan mengikuti kemiringan tanah yang ada sehingga air hujan dapat dialirkan secara gravitasi. d. Saluran primer diusahakan mengikuti saluran alam, sedangkan untuk saluran sekunder akan mengikuti saluran alam dan saluran buatan; dan saluran tersier akan mengikuti pola jaringan jalan. e. Sistem drainase dirancang untuk mengalirkan air hujan secepatnya sehingga
waktu
pengaliran
lebih
pendek
dan
mengurangi
kemungkinan terjadinya genangan dalam waktu yang panjang. Pemilihan sistem jaringan drainase yang akan dikembangkan didasarkan pada karakteristik fisik daerah perencanaan dan jaringan jalan, jaringan irigasi serta prasarana lainnya. 2. Rencana Sistem Persampahan Rencana sistem persampahan adalah dengan menggunakan konsep komunal dan terpusat. Konsep pengelolaan secara komunal diperkukan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-6
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
untuk mengurangi beban TPA. Berikut adalah rencana sistem persampahan kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. a. penyusunan rencana induk pengolahan persampahan; b. pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) regional; c. Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) di
seluruh
Kecamatan; d. penerapan pengelolaan sampah dengan menggunakan pendekatan konsep 4R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (memakai kembali), recycle (mendaur ulang) dan replace (mengganti);3. Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah e. penyediaan sarana pengangkutan sampah yang memadai dan mendistribusikannya secara proporsional di setiap wilayah 3. Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah Rencana sistem pengelolaan air limbah diperlukan agar limbah-limbah tersebut
tidak
merusak
dan
mencemari
lingkungan
dengan
memperhatikan standar dalam pembuatan saluran pembuangan limbah baru maupun pengawasan terhadap saluran pembungan limbah yang telah ada. Berikut ini adalah upaya pengelolaan air limbah kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. a. pengembangan septik tank dengan sistem terpadu untuk kawasan
pemukiman perkotaan; b. pengembangan sistem sewerage untuk kawasan industri dan kawasan
padat dengan memakai sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) serta Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT);dan c. pengembangan sistem jaringan tertutup untuk kawasan industri yang
memungkinkan menghasilkan limbah. 6.1.3
Kebijakan Sektoral
A.
Kebijakan dan Strategi Kawasan Lindung Kawasan Lindung ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah,
budaya
bangsa
guna
kepentingan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
pembangunan
berkelanjutan.
VI-7
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Berdasarkan kriteria kawasan lindung menurut Keppres No.32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, kawasan perdesaan Kecamatan Panarukan memiliki kawasan perlindungan setempat berupa kawasan sempadan sungai dan pantai, yang termasuk juga kawasan rawan bencana banjir. 1. Kawasan sempadan sungai. Pola penyebaran sempadan sungai tidak bertanggul banyak terdapat di wilayah perdesaan Kecamatan Panarukan. Sempadan sungai sebaiknya difungsikan untuk kawasan penghijauan sempadan. 2. Kawasan sempadan pantai. Beberapa desa yang memiliki garis pantai yaitu desa Kilensari, Gelung, Peleyan, dan Duwet, perlu pengendalian pengembangan untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. 3. Kawasan rawan bencana banjir. Bencana banjir yang pernah terjadi dikarenakan meluapnya sungai Deluwang, terutama di desa Sumberkolak dan Wringinanom, diperlukan
penertiban
mempertimbangkan
pembatasan
kestabilan
pembangunan
kelerengan,
dan
dengan
membangun
plengsengan di pinggiran sungai sebagai upaya konservasi di sekitar sungai. Selain itu diperlukan adanya partisipasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan di sungai terutama limbah rumah tangga cair maupun padat. B.
Kebijakan dan Strategi Kawasan Budidaya Kawasan
budidaya
adalah
kawasan
pengembangan
permukiman,
perdagangan dan jasa, pertanian, industri dan pariwisata. Pembangunan kawasan budidaya dilakukan merata pada seluruh wilayah perdesaan Kecamatan Panarukan dengan memperhatikan
ketentuan pengendalian
yang berlaku, sehingga
pemanfaatan lahan yang terjadi diharapkan mampu berjalan dengan optimal.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-8
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.1 Peta Pola Ruang
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-9
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.2
Kebijakan Pengembangan Kecamatan Panarukan Perencanaan yang akan dilakukan di Kecamatan Panarukan akan
menyesuaikan dengan kebijakan pembangunan kota di Kecamatan Panarukan yang menjadi wilayah perencanaan untuk mendapatkan perencanaan yang sinergis dan sesuai dengan acuan pengembangan yang ada beserta visi dan misi Kecamatan Panarukan. Visi dari Kecamatan Panarukan yaitu “Terwujudnya Ruang Wilayah yang Seimbang Berbasis Bahari”, sedangkan misi untuk mencapai visi tersbut adalah sebagai berikut. a.
Mewujudkan struktur ruang yang seimbang guna mendorong pertumbuhan wilayah sekaligus mengurangi kesenjangan antar wilayah;
b.
Mewujudkan keterpaduan antar sektor unggulan dalam mendukung potensi bahari;
c.
Mewujudkan terciptanya kepastian hukum dalam kegiatan usaha sesuai rencana tata ruang serta mendorong peluang investasi produktif; dan
d.
Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana di perkotaan dan perdesaan untuk peningkatan kualitas SDM yang lebih produktif dan mandiri serta berdaya saing tinggi. RTRW Kabupaten Situbondo tahun 2014-2034 menyebutkan bahwa
Kecamatan Panarukan merupakan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang melayani Kecamatan Panarukan itu sendiri mencakup Desa Kilensari, Desa Paowan, Desa Sumberkolak, Desa Wringinanom, Desa Peleyan, Desa Alasmalang, Desa Duwet dan Desa Gelung, dengan fungsi untuk memberikan pelayanan terhadapa daeran yang dilayani terkait dengan perdagangan dan jasa, pendidikan, jasa pariwisata, pertanian, pelayanan sosial, pelayanan ekonomi skala regional, pengembangan permukiman dan atau peruntukan industri.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-10
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.2 Peta Orientasi Kecamatan Terhadap Kabupaten
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-11
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.3 Peta Sistem Perkotaan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-12
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.3
Isu Strategis Kecamatan Panarukan Isu strategis yang berkembang di Kecamatan Panarukan adalah adanya
rencana pengembangan pelabuhan Panarukan Kabupaten Situbondo serta Penuntasan penyelesaian pembukaan kembali jalur kereta api Kalisat (Jember)Bondowoso-Situbondo-Panarukan. A.
Pengembangan Pelabuhan Panarukan Kabupaten Situbondo Pelabuhan Panarukan berdasarkan kebijakan RTRW Kabupaten Situbondo
Periode 2013-2033 diperuntukkan sebagai pelabuhan regional untuk peti kemas dan kargo. Luas daerah lingkungan pelabuhan sekitar 39,48 ha. Barang yang masuk ke Panarukan sebagian besar berupa hasil sumber daya alam seperti kayu asal Kalimantan dan Sulawesi, Garam dari Pulau Madura, serta ikan laut dari Sulawesi.
Gambar 6.1 Kondisi Pelabuhan Panarukan Sumber: Survei Primer, 2015
Berdasarkan hasil analisis kebijakan, Pelabuhan Panarukan diperuntukkan untuk Pelabuhan Regional, akan tetapi kondisi eksisting-nya pelabuhan yang ada sudah melewati batas regional, dan mampu melayani ruang lingkup nasional karena mengangkut sumber daya alam berupa kayu dari Pulau Sulawesi, Kalimantan, dan lain-lain. Oleh karena itu sarana dan prasarana pendukung di Pelabuhan
Panarukan
perlu
dilakukan
perbaikan
untuk
menunjang
keberlangsungan operasional pelabuhan yang ada. Selain itu, kondisi eksisting yang ada sarana penunjang pelabuhan sebagian besar menyatu dengan permukiman warga di pesisir pantai, sehingga Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-13
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
tidak terlihat jelas batas antara sarana pendukung pelabuhan dengan permukiman warga, sehingga banyak bangunan pendukung pelabuhan tidak beroperasional dengan baik.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-14
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.4 Peta Jaringan Transportasi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-15
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
B.
Penuntasan penyelesaian pembukaan kembali jalur kereta api Kalisat (Jember)-Bondowoso-Situbondo-Panarukan Pengembangan transportasi kereta api untuk melayani pergerakan yang
menghubungkan antara Panarukan-Bondowoso-Kalisat-Jember. Stasiun Kereta Api Panarukan terletak di Desa Kilensari. Letak Stasiun KA tidak jauh dari Pelabuhan Panarukan. Panjang jalur rel kereta api Jember-Panarukan 70 km. Stasiun kereta api Panarukan sudah ada sejak zaman Belanda yaitu pada tahun 1897, dan ditutup pada tahun 2004 dikarenakan sudah tuanya prasarana yang ada, dan minimnya barang yang diangkut dari pelabuhan serta sedikitnya penumpang. Berdasarkan kebijakan RTRW Kabupaten Situbondo Periode 2013-2033, adanya rencana pembukaan kembali jalur jereta api Jember-Panarukan, sebagai upaya dalam meningkatkan sektor ekonomi regional. Stasiun KA ini direncanakan sebagai pariwisata, penelitian, dan pendidikan. Rencana pembukaan kembali jalur kereta api ini dimulai tahun 2015.
Gambar 6.2 Stasiun Kereta Api Sumber: Survei Primer, 2015
Berdasarkan gambar 6.2 dapat diketahui bahwa stasiun Panarukan tidak layak untuk operasional, karena kondisi fisik bangunan yang sudah tua. Selain itu daerah sempadan rel sudah banyak yang dipenuhi oleh permukiman dan perkebunan. Salah satu contohnya yaitu aktivitas nelayan yang menjemur hasil perikanan di daerah sempadan rel, di dekat lokasi Stasiun Panarukan, seperti pada gambar 6.3
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-16
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Gambar 6.3 Daerah Sempadan Rel di sekitar Stasiun Panarukan Sumber: Survei Primer, 2015
Adanya rencana pengoperasional kembali jalur kereta api KalisatPanarukan berhubungan dengan rencana pengembangan Pelabuhan Panarukan, karena dengan ramainya aktivitas bongkar-muat barang di Pelabuhan, maka Stasiun Panarukan akan berperan dalam proses distribusi barang dari pelabuhan tersebut, sehingga adanya pengoperasional kembali jalur Kereta Api KalisatPanarukan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi daerah Kecamatan Panarukan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-17
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.4
Pembagian Sub BWP Kecamatan Panarukan Pembagian Sub BWP Kecamatan Panarukan berdasarkan kepada
jangkauan pelayanan fasilitas, prasarana dan guna lahan eksisting yang ada. Setiap Sub BWP terdiri atas blok yang dibagi berdasarkan batasan fisik antara lain jalan dan sungai, serta kesamaan penggunaan lahan pada blok tersebut. Berikut merupakan pembagian blok Sub BWP pada kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. Tabel 6.2 Pembagian Sub BWP Kecamatan Panarukan No. 1.
Desa Kilensari
Nama Blok 68351-KL-01
68351-KL-02
68351-KL-03
68351-KL-04
68351-KL-05
2.
Paowan
68351-PW-01
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Penggunaan Lahan Perumahan Pendidikan Tambak Pertanian Perumahan Pendidikan PPU Perdagangan dan Jasa Industri dan Pergudangan Pemakaman Peribadatan Keamanan Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa Kesehatan Industri dan Pergudangan PPU Pemakaman Peribadatan Keamanan Tambak Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU Peribadatan Pendidikan Industri dan Pergudangan Pertanian Perumahan Peribadatan Tambak Pertanian Perumahan Pendidikan Perdagangan dan Jasa Pemakaman PPU Industri dan Pergudangan Peribadatan
Luas (Ha) 59,58
61,09
49,74
67,88
274,71
75,41
VI-18
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Desa
Nama Blok
68351-PW-02
68351-PW-03
68351-PW-04
3.
Wringinanom
68351-PW-05 68351-WA-01
68351-WA-02
68351-WA-03 68351-WA-04
Penggunaan Lahan RTH dan Olahraga Keamanan Pertanian Perumahan Peribadatan Perdagangan dan Jasa PPU Kesehatan Pertanian Perumahan Peribadatan Pendidikan Pertanian Perumahan Pendidikan Peribadatan Industri dan Pergudangan RTH dan Olahraga Keamanan Perdagangan dan Jasa PPU Pertanian Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU Industri dan Pergudangan Peribadatan Pemakaman Pertanian Perumahan RTH dan Olahraga Pendidikan Peribadatan PPU Industri dan Pergudangan Pertanian Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU Industri dan Pergudangan Pertanian
Luas (Ha)
391,5
266,91
105,35
50,79 45,4
131,07
288,87 56,62
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan tabel 6.2 dapat dilihat bahwa jumlah sub BWP di kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan adalah 3 sub BWP dengan batas administrasi. Masing-masing sub BWP terbagi kembali menjadi blok dengan total jumlah blok sebanyak 14 blok, dimana blok tersebut dibatasi oleh batas sungai atau jalan. Pembagian sub BWP tersebut nantinya akan diketahui sub BWP prioritas yang membutuhkan penanganan khusus secara detail dalam zoning. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-19
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.5 Peta Kawasan Perencanaan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-20
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.6 Peta Pembagian Sub BWP
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-21
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.5 6.5.1
Fisik Dasar dan Sumber Daya Alam Tanah dan Geologi Tanah dan geologi merupakan salah satu unsur tematik dalam kondisi fisik
dasar suatu perencanaan. Kondisi tanah dan geologi dalam kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan dapat diketahui pada tabel 6.3 dan 6.4 : Tabel 6.3 Jenis Tanah di Kecamatan Panarukan Desa Bagian Wilayah Perkotaan Kilensari Pawoan Wringinanom Bagian Wilayah Perdesaan Sumberkolak Peleyan Duwet Alasmalang Gelung Sumber : Survei Primer, 2015
Jenis Tanah Aluvial dan Regosol Aluvial dan Regosol Aluvial Aluvial, Regosol, dan Non Calcic Aluvial Aluvial Aluvial Aluvial
Luas (Ha) 641,27 889,61 532,83 1664,19 1039,64 866,35 231,72 390,97
Tabel 6.4 Geologi di Kecamatan Panarukan Desa Bagian Wilayah Perkotaan Kilensari Pawoan Wringinanom Bagian Wilayah Perdesaan Sumberkolak Peleyan Duwet Alasmalang Gelung Sumber : Survei Primer, 2015
Geologi Alluvium Alluvium dan Leucite Bearing Rocks Alluvium Alluvium, Leucite Bearing Rocks, dan Old Quartenary Vulcanic Alluvium Alluvium Alluvium Alluvium
Luas (Ha) 641,27 889,61 532,83 1664,19 1039,64 866,35 231,72 390,97
Pada tabel 6.3 dan 6.4 tentang jenis tanah dan geologi di BWP Kecamatan Panarukan sebagian besar terdiri dari jenis tanah alluvial dan geologi alluvium. Hal ini berarti tanah di BWP Kecamatan Panarukan memiliki potensi untuk pengembangan lebih mudah. 6.5.2
Hidrologi Keadaan hidrologi di Kecamatan Panarukan khususnya di wilayah
perkotaan Kecamatan Panarukan dapat dilihat dari adanya sungai yang melewati sepanjang wilayah perkotaan. Salah satu sungai yang besar yaitu Sungai Sampean
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-22
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
yang mengalir hingga menuju Kecamatan Situbondo. Cekungan air tanah juga terdapat di seluruh wilayah di Kecamatan Panarukan. 6.5.3
Topografi Tingkat
kelerengan
lahan
diperlukan
untuk
melakukan
analisis
kemampuan dan kesesuaian lahan. Tingkat kelerengan di Kecamatan Panarukan terdiri dari range 0-2% dan 15-40%. Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Panarukan hanya memiliki satu kelerengan yaitu 0-2%, sedangkan kelerengan 1540% hanya berada di sebagian besar wilayah pada Desa Sumberkolak. Ketinggian Kecamatan Panarukan menurut Kecamatan Panarukan dalam Angka Tahun 2014 dijelaskan pada tabel 6.5 : Tabel 6.5 Ketinggian Desa di Kecamatan Panarukan dari Permukaan Laut No. Desa 1. Kilensari 2. Paowan 3. Sumberkolak 4. Wringinanom 5. Peleyan 6. Alasmalang 7. Duwet 8. Gelung Sumber : Kecamatan Panarukan Dalam Angka, 2014
Ketinggian (meter) 3 4 6 4 3 4 1 3
6.5.4 Klimatologi Stasiun pengukur curah hujan pada Kecamatan Panarukan tersebar di Desa Wringinanom, Desa Sumberkolak, dan Desa Alasmalang. Berdasarkan data Kecamatan Panarukan dalam Angka tahun 2014, banyaknya curah hujan yang terjadi per bulan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut. Tabel 6.6 Rata-rata Curah Hujan Menurut Stasiun Pengukur Curah Hujan di Kecamatan Panarukan No.
Bulan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
Rata-rata Curah Hujan (mm) Sumberkolak Wringinanom Alasmalang 32 22 18 19 17 22 14 17 30 23 16 23 15 11 22 16 8 18 13 10 24 24 32 24
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-23
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Bulan
Rata-rata Curah Hujan (mm) Sumberkolak Wringinanom Alasmalang 12. Desember 19 14 35 Rata-rata 20,6 16,8 23,8 Sumber : Kecamatan Panarukan Dalam Angka, 2014
Berdasarkan tabel 6.6 maka curah hujan di Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam curah hujan sangat rendah. Data curah hujan ini nantinya akan digunakan dalam analisis kemampuan dan kesesuaian lahan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-24
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.7 Peta Jenis Tanah
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-25
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.8 Peta Geologi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-26
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.9 Peta Hidrologi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-27
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.10 Peta Kelerengan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-28
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.11 Peta Kontur
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-29
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.12 Peta Curah Hujan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-30
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.5.5
Sumber Daya Alam Potensial Kondisi sumber daya alam yang dimaksud untuk memahami kondisi
daya dukung lingkungan, dan untuk memahami tingkat perkembangan pemanfaatan sumberdaya lahan/tanah, sumberdaya air, sumberdaya udara, sumberdaya hutan, dan sumberdaya alam lainnya serta potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam menunjang pengembangan wilayah Kabupaten Situbondo. Berikut akan dijelaskan megenai potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Situbondo: 1. Kabupaten Situbondo masih mempunyai area yang luas untuk kawasan lindung yaitu sekitar 55,4% dari luas wilayah, yakni sebesar 90519,4 Ha yang dapat digunakan sebagai kawasan lindung yang memiliki kecenderungan menjadi daerah yang ditumbuhi flora yang memiliki potensi untuk menjadi hutan primer, serta fauna yang langka seperti babi, kijang, merak, ayam dan rusa yang unik dan langka sehingga dapat dikembangkan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian (education tourism), sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. 2. Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya saat ini berupa hutan lindung dan kawasan hutan mangrove yang luasannya masing-masing mencapai 89796.34 Ha atau 98 % dari luas hutan secara keseluruhan yaitu 91713,07 Ha; dengan Hutan Mangrove dengan luas sekitar 0,8% dari luas hutan keseluruhan. 3. Kawasan pesisir Kabupaten Situbondo memiliki potensi terumbu karang dan hutan mangrove yang dapat menunjang perikanan laut. Terumbu karang di Situbondo terdapat hampir di setiap wilayah laut kabupaten / kota sejauh 4 mil dengan luas 4,7 Km2 di kecamatan Arjasa dan Kecamatan Panarukan. Jenis mangrove yang terdapat di Kabupaten Situbondo adalah Tinjang dan api-api 4. Kawasan pantai berhutan bakau di Kabupaten Situbondo berada sepanjang pantai di Kecamatan Banyuglugur, Besuki, Suboh, Mlandingan, Bungatan, Kendit, Panarukan, Kapongan, Mangaran, Arjasa, Jangkar, Asembagus dan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-31
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Banyuputih dengan luas keseluruhan 229 Ha ditetapkan sebagai kawasan pantai berhutan bakau yang dilindungi. 5. Dam, cek dam dan embung
yang
terdapat di Kabupaten Situbondo
sebagian besar dimanfaatkan baik untuk sumber air irigasi, sumber air bersih serta pariwisata. 6. Sungai di Kabupaten Situbondo yang memiliki arus deras dapat dijadikan sebagai salah satu bagian dari wisata alam-petualangan seperti arung jeram, out bond, dan kepramukaan. 7. Terdapat kawasan lindung berupa suaka dan cagar alam di wilayah Kabupaten Situbondo yakni Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur Kabupaten Situbondo diantara Selat Madura dan Selat Bali. Selain tiu Taman Nasional Baluran juga merupakan Kawasan Pelestarian alam yang berupa taman wisata alam. 8. Terdapatnya Bangunan Kuno yang diperkirakan bangunan bekas kantor/ Rumah Residen / Bupati Besuki, makam Bupaten Besuki, menara Masjid dan mercusuar di kecamatan Besuki, Pelabuhan Peninggalan VOC dan Stasiun KA di Kecamatan Panarukan. 9. Peninggalan VOC dan Stasiun KA di Kecamatan Panarukan. 10. Aspek pariwisata berupa objek-objek wisata meliputi wisata alam, wisata budaya, wisata agro dan wisata minat khusus (wisata pendidikan, ziarah, dan sebagainya) yang terdiri dari Objek Wisata Alam Pegunungan Desa Baderan, Agro Wisata Kayumas PTPN XII, Pondok Pesantren, Tapak Tilas Syekh Maulana lshak (Pecaron), Pelabuhan Rakyat Kalbut, Pelabuhan Rakyat Panarukan, Pelabuhan Rakyat Besuki, Pelabuhan Ferry Jangkar, TPI Pondok Mimbo, Kolam Renang Tirta Pandawa, Pemandian Alam Taman, Pemandian Alam Banyuanget, Taman Nasional Baluran. 11. Terdapat lahan budidaya perikanan berupa budidaya air payau (tambak) yang terdapat di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan seluas 125,92 ha. Jenis tambak yang ada di Kecamatan Panarukan ini adalah jenis tambak tradisional, karena teknik pengelolaan mulai dari penebaran bibit, pola pemberian pakan, dan sistem pengelolaan air dan lingkungan dilakukan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-32
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
masih secara tradisional. Tambak-tambak yang ada di Desa
Kilensari
sebagian besar merupakan kepemilikan pribadi oleh nelayan di sekitar. Sehingga untuk pemasaran dilakukan secara individu. Pemasaran hasil tambak umumnya dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kilensari yang menampung hasil perikanan dari masyarakat lokal, juga dipasarkan di Pasar Kilensari, dan beberapa lagi dijual ke luar kecamatan seperti Kecamatan Situbondo, Panji, dan lain-lain. Hasil produksi tambak seperti ikan lele, mujair, udang windu putih, bandeng, gurami, tombro, nila, tawas, dan yang mendominasi di Desa Kilensari adalah tambak udang. Sesuai dengan kebijakan pada RTRW Kabupaten Situbondo Periode 2013-2033 bahwa
daerah
pesisir
Kecamatan
Panarukan
diperuntukkan
untuk
perwujudan kawasan perikanan, berupa pengembangan perikanan budidaya laut dan tambak. Sehingga areal tambak yang cukup luas di Kecamatan Panarukan perlu dikelola dengan optimal agar mampu mengembangkan ekonomi lokal dari sektor perikanan. 12. Adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kilensari yang berlokasi tepat di tepi laut dekat dengan Pelabuhan Panarukan. Hasil laut yang di pasarkan di TPI ini diperoleh dari nelayan langsung, pengelola tambak, dan impor dari daerah lain. Sarana dan prasarana pendukung fungsi TPI di Desa Kilensari belum dikatakan baik. Prasarana contohnya berupa saluran drainase yang tidak mengalir lancar dikarenakan tersumbat oleh limbah tulang ikan yang dibuang langsung ke saluran. Selain itu wadah pengangkutan hasil laut kurang layak sehingga hasil laut biasanya bercampur antara yang masih segar dan tidak segar. 6.6
Fisik Binaan
6.6.1
Tata Guna Lahan Penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Panarukan terdiri dari kawasan
budidaya dan kawasan lindung. Begitu juga dengan penggunaan lahan di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan yaitu Desa Kilensari, Desa Paowan, dan Desa Wringinanom yang terdiri dari kawasan budidaya dan kawasan lindung. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama untuk Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-33
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
dikembangkan dan dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan, seperti permukiman dan sarana. Kawasan lindung merupakan kawasan yang bersifat melindungi atau tidak dapat digunakan sebagai pembangunan, seperti sempadan sungai. A.
Pola Guna Lahan Guna lahan di wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan yang terdiri dari
Desa Kilensari, Desa Paowan, dan Desa Wringinanom terdiri dari lahan terbangun dan lahan tidak terbangun. Lahan terbangun terdiri dari permukiman, pemerintahan dan pelayanan umum, perdagangan dan jasa, peribadatan, keamanan, pendidikan, kesehatan, dan industri dan pergudangan. Lahan tidak terbangun terdiri dari RTH dan olahraga, pemakaman, dan lahan pertanian seperti persawahan atau perkebunan, dan juga lahan kosong. Untuk penggunaan lahan di ketiga wilayah perkotaan di Kecamatan Panarukan lebih didominasi oleh penggunaan lahan permukiman serta persawahan. Pada tabel 6.7 merupakan tabel luas dan prosentase guna lahan bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan dan tabel 6.7 merupakan tabel prosentase lahan terbangun dan lahan tidak terbangun di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan. Tabel 6.7 Luas dan Prosentase Guna Lahan BWP Kecamatan Panarukan No. 1.
Guna Lahan Permukiman Pemerintah dan Pelayanan 2. Umum 3. Perdagangan dan Jasa 4. Peribadatan 5. Keamanan 6. Pendidikan 7. Kesehatan 8. Industri dan Pergudangan 9. RTH dan Olahraga 10. Pemakaman 11. Pertanian Total Sumber : Survei Primer, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Luas (Ha) 136,34
Prosentase (%) 8,75
4,13
0,22
8,04 1,53 0,29 6,24 0,15 6,83 1,51 3,22 1700,39 1868,67
0,43 0,08 0,01 0,33 0,008 0,36 0,08 0,17 90,99 100%
VI-34
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.8 Luas Lahan Terbangun dan Lahan Tidak Terbangun BWP Kecamatan Panarukan Luas Wilayah (Ha) Kilensari 641,27 Pawoan 889,61 Wringinanom 532,83 Total 2063,71 Sumber : Survei Primer, 2015 Desa
Lahan Terbangun (Ha) 63,03 39,29 61,25 163,57
Lahan Tidak Terbangun (Ha) 428,54 832,58 444,01 1705,13
Tabel 6.8 menunjukkan bahwa luas lahan tidak terbangun mendominasi di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan yaitu sebesar 1705,13 Hektar. Total luas lahan terbangun dan lahan tidak terbangun sebesar 1868, 7 Hektar. Sisa dari luas wilayah tersebut yaitu sebesar 195,01 Hektar merupakan bagian dari luas jalan dan sungai pada bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan. Perbandingan prosentase luas lahan terbangun dan lahan tidak terbangun di bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan yaitu sebesar 9% : 91%. Terlihat jelas bahwa dominasi lahan tidak terbangun sebesar 91%, hal ini dikarenakan luasnya lahan pertanian yang terdiri sawah, kebun, tegalan, serta lahan kosong yang tersebar di ketiga desa pada bagian wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-35
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.13 Peta Persebaran Guna Lahan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-36
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.14 Peta Analisis Tata Guna Lahan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-37
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
B.
Analisis Kemampuan Lahan Analisis kemampuan lahan adalah suatu analisis yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan suatu lahan di suatu wilayah untuk digunakan dalam pemanfaatan lahan yang sesuai dengan potensinya. Potensi lahan merupakan penilaian indikator yang penting terutama dalam penyusunan kebijakan, pemanfaatan lahan dan pengelolaan lahan secara berkelanjutan. Analisis kemampuan lahan juga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah. Menurut Peraturan Menteri PU No. 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Fisik dan Lingkungan Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang, analisis kemampuan lahan terdiri dari analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) morfologi, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) kemudahan dikerjakan, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) kestabilan lereng, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) kestabilan pondasi, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) ketersediaan air, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap drainase, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) erosi, analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) pembuangan limbah, dan analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap bencana alam. 1. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Morfologi Tujuan dari analisis ini adalah untuk memilih bentuk bentang alam/morfologi pada wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk dikembangkan sesuai dengan fungsinya. Tabel 6.9 Klasifikasi SKL Morfologi Morfologi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan
Lereng >40%
SKL Morfologi Kemampuan lahan dari morfologi tinggi
Nilai 1
25-40%
Kemampuan lahan dari morfologi cukup
2
15-25%
Kemampuan lahan dari morfologi sedang Kemampuan lahan dari morfologi kurang Kemampuan lahan dari morfologi rendah
3
Datar
2-15%
Datar
0-2%
Hasil Pengamatan Survei lapangan
4 5
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-38
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Morfologi merupakan bentang alam. Semakin rendah nilai morofologi dari suatu kelas kelerengan, menunjukkan bahwa morfologi lahan tidak kompleks. Sebaliknya, semakin tinggi nilai morfologi, berarti morfologi lahan tersebut kompleks, dimana bentang alam kawasan tersebut menunjukkan bentang alam berupa gunung atau pegunungan. Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan morfologi BWP Kecamatan Panarukan memiliki kelerengan 0-2%. Sehingga ketiga desa yang menjadi BWP Kecamatan Panarukan memiliki kemampuan lahan dari morfologi rendah. 2. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kemudahan Dikerjakan Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kemudahan lahan
di
wilayah
digali/dimatangkan
dan/atau dalam
kawasan
proses
perencanaan
untuk
pembangunan/pengembangan
kawasan. Tabel 6.10 Klasifikasi SKL Kemudahan Dikerjakan Morfologi
Hasil Pengamatan
Lereng
Gunung/ Pegunungan dan Bukit/ Perbukitan Gunung/ Pegunungan dan Bukit/ Perbukitan Bukit/ Perbukitan
>40% 25-40%
Datar
2-15%
Datar
0-2%
Survei lapangan
15-25%
SKL Kemudahan Dikerjakan Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuan tinggi Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuan cukup Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuansedang Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuan kurang Tingkat kemudahan pencapaian, kekerasan batuan rendah
Nilai 1 2 3 4 5
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Berdasarkan tingkat kemudahan pencapaian serta kekerasan batuan, BWP Kecamatan Panarukan yang memiliki kelas kelerengan 0-2% termasuk ke dalam tingkat kemudahan pencapaian dengan kekerasan batuan rendah. Hal ini memudahkan dalam proses perencanaan karena tingkat
kekerasan
batuan
rendah
membuat
proses
penggalian/pematangan lahan mudah.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-39
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
3. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Lereng Tujuan dari analisis ini adalah untuk mentehaui tingkat kemampuan lereng di wilayah perencanaan dalam menerima beban. Tabel 6.11 Klasifikasi SKL Kestabilan Lereng Morfologi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar Datar
Lereng
Ketinggian
Curah Hujan Kelas Sama
Penggunaan Lahan Semak, belukar, lading
SKL Kestabilan Lereng Kestabilan lereng rendah
Nilai
>40%
Tinggi
25-40%
Cukup Tinggi
Kelas Sama
Kebun, hutan, hutan belukar
Kestabilan lereng kurang
2
15-25%
Sedang
Semua
Rendah
Kestabilan lereng cukup Kestabilan lereng tinggi
3
2-15%
Kelas Sama Kelas Sama Kelas Sama
0-2%
Sangat Rendah Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Semua
1
4
Semua
5
Berdasarkan analisis kemampuan lahan, BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam kestabilan lereng tinggi dengan tingkat kelerengan 0-2% dan ketinggian sangat rendah. 4. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Kestabilan Pondasi Kestabilan pondasi artinya kondisi lahan/wilayah perencanaan yang mendukung stabil atau tidaknya suatu bangunan atau kawasan terbangun. Tujuan dari analisi ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan untuk mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan. Tabel 6.12 Klasifikasi SKL Kestabilan Pondasi SKL Kestabilan Lereng
Penggunaan Lahan
Kestabilan lereng rendah
Semak, belukar, ladang
Kestabilan lereng kurang Kestabilan lereng sedang Kestabilan lereng tinggi
Kebun, hutan, hutan belukar Semua Semua Semua
SKL Kestabilan Pondasi Daya dukung dan kestabilan pondasi rendah Daya dukung dan kestabilan pondasi kurang Daya dukung dan kestabilan pondasi tinggi
Nilai 1 2 3 4 5
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-40
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Penggunaan lahan pada
BWP Kecamatan Panarukan terdiri dari
seluruh penggunaan lahan yang ada, bukan hanya semak, belukar, lading, ataupun hutan. Kestabilan pondasi di BWP Kecamatan Panarukan termasuk dalam daya dukung dan kestabilan pondasi tinggi. 5. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Ketersediaan Air Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan air dan kemampuan penyediaan air pada masing-masing tingkatan, guna pengembangan kawasan perencanaan. Tabel 6.13 Klasifikasi SKL Ketersediaan Air Morfologi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar
Lereng >40%
25-40%
Curah Hujan 27,7-34,8 mm/tahun
Penggunaan Lahan Semak, belukar, lading
SKL Ketersediaan Air Ketersediaan air sangat rendah
27,7-34,8 mm/tahun
Kebun, hutan, hutan belukar
Ketersediaan air rendah
2
Ketersediaan air sedang Ketersediaan air tinggi
3
15-25%
27,7-34,8 Semua mm/tahun 2-15% 27,7-34,8 Semua mm/tahun Datar 0-2% 27,7-34,8 Semua mm/tahun Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Nilai 1
4 5
Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, morfologi yang ada di BWP Kecamatan Panarukan termasuk morfologi datar, dengan kelerengan 0-2%. SKL ketersediaan air yang ada di BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam ketersediaan air tinggi. Maksud dari hal ini adalah ketersediaan aiar tanah dalam dan dangkal cukup banyak.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-41
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Drainase Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan
dalam
memutuskan
air
hujan
secara
alami,
sehingga
kemungkinan genangan baik bersifat lokal ataupun meluas dapat dihindari. Tabel 6.14 Klasifikasi SKL Drainase
>40%
Topografi/ Ketinggian Tinggi
Penggunaan Lahan Semak, belukar, lading
25-40%
Cukup tinggi
Kebun, hutan, hutan belukar
Morfologi
Lereng
Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar Datar
15-25% 2-15% 0-2%
Sedang Rendah Sangat rendah Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Semua Semua Semua
SKL Drainase
Nilai
Drainase tinggi
5
4
Drainase cukup Drainase kurang
3 2 1
Berdasarkan hasil analisis, maka seluruh BWP Kecamatan Panarukan termasuk dalam drainase kurang dengan kelerengan 0-2%. Hal ini berarti drainase yang ada di BWP Kecamatan Panarukan tidak terlalu memadai, meskipun ketersediaan airnya baik. 7. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap Erosi Tujuan dari analisis ini adalah mengetahui daerah yang mengalami keterkikisan tanah, sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan terhadap erosi serta antisipasi dampaknya pada daerah yang lebih hilir. Tabel 6.15 Klasifikasi SKL Erosi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar
>40%
Topografi/ Ketinggian Tinggi
25-40%
Datar
Morfologi
Lereng
Penggunaan Lahan
SKL Erosi
Nilai
Semak, belukar, lading
Erosi tinggi
1
Cukup tinggi
Kebun, hutan, hutan belukar
Erosi cukup tinggi
2
15-25%
Sedang
Semua
Erosi sedang
3
2-15%
Rendah
Semua
4
0-2%
Sangat
Semua
Erosi sangat rendah Tidak ada erosi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
5
VI-42
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Topografi/ Ketinggian rendah Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007 Morfologi
Lereng
Penggunaan Lahan
SKL Erosi
Nilai
Erosi berarti mudah atau tidaknya lapisan tanah terbawa air atau angin. Erosi tinggi berarti lapisan tanah mudah terkelupas dan terbawa oleh angin dan air, sebaliknya erosi rendah maka lapisan tanah tersebut tidak mudah terkelupas. Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam tingkatan tidak ada erosi. 8. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) Pembuangan Limbah Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui daerah-daerah yang mampu untuk ditempati sebagai lokasi penampungan akhir dan pengolahan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Tabel 6.16 Klasifikasi SKL Pembuangan Limbah Topografi/Ketinggian Morfologi
Lereng
Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan
>40%
Datar Datar
Penggunaan Lahan
Tinggi
Semak, belukar, lading
25-40%
Cukup Tinggi
Kebun, hutan, hutan belukar
15-25%
Sedang
Semua
2-15% 0-2%
Rendah Sangat Rendah
Semua Semua
SKL Pembuangan Limbah Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah kurang
Nilai 1
2
Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah sedang Kemampuan lahan untuk pembuangan limbah cukup
3 4 5
Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, maka BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam analisis kemampuan lahan untuk pembuangan limbah cukup. Hal ini berarti wilayah tersebut merupakan wilayah yang cukup digunakan sebagai tempat pembuangan limbah. 9. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) terhadap Bencana Alam Tujuan dari analisis ini untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam menerima bencana alam khususnya dari sisi geologi, untuk menghindari/mengurangi kerugian dan korban akibat bencana tersebut.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-43
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.17 Klasifikasi SKL Bencana Alam Morfologi Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Gunung/ pegunungan dan bukit/ perbukitan Bukit/ perbukitan Datar Datar
Lereng >40%
Topografi/ Ketinggian
Penggunaan Lahan
Tinggi
Semak, belukar, lading
25-40%
Cukup tinggi
Kebun, hutan, hutan belukar
15-25%
Sedang
Semua
2-15% 0-2%
Rendah Sangat rendah Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Semua Semua
SKL Bencana Alam Potensi bencana alam tinggi
Nilai 5
4
Potensi bencana alam cukup Potensi bencana alam kurang
3 2 1
Berdasarkan hasil analisis klasifikasi bencana alam, BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam potensi bencana alam kurang. Hal ini berarti BWP Kecamatan Panarukan tidak termasuk ke dalam wilayah yang mengalami banyak kerugian akibat dari bencana alam yang terjadi. Sembilan analisis satuan kemampuan lahan di BWP Kecamatan Panarukan dapat dilihat pada tabel 6.18 Tabel Analisis Kemampuan Lahan BWP Kecamatan Panarukan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-44
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.18 Analisis Kemampuan Lahan BWP Kecamatan Panarukan SKL Morfologi
SKL Kemudahan Dikerjakan
SKL Kestabila n Lereng
1 5 5
5 5 25
Bobot 5 Nilai 5 Bobot x Nilai 25 Sumber : Hasil Analisis, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
SKL Kesta bilan Pond asi 3 5 15
SKL Ketersediaan Air
SKL Terhada p Erosi
SKL Drainase
SKL Pembua ngan Limbah
SKL Bencana Alam
Skor Kemampua n Lahan
5 5 25
3 1 3
5 5 25
0 5 0
5 1 5
128
VI-45
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.19 Klasifikasi Kemampuan Lahan Total Nilai Kelas Kemampuan Lahan 32-58 Kelas a 59-83 Kelas b 84-109 Kelas c 110-134 Kelas d 135-160 Kelas e Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Klasifikasi Pengembangan Kemampuan Pengembangan sangat rendah Kemampuan Pengembangan rendah Kemampuan Pengembangan sedang Kemampuan Pengembangan agak tinggi Kemampuan Pengembangan sangat tinggi
Berdasarkan hasil analisis perhitungan kemampuan lahan, BWP Kecamatan Panarukan memiliki skor 128. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa BWP Kecamatan Panarukan merupakan kelas kemampuan lahan d, yaitu kemampuan pengembangan agak tinggi. Hal ini berarti pengembangan yang dapat dilakukan di BWP Kecamatan Panarukan tidak terlalu menimbulkan masalah karena kemampuan lahannya sudah mencukupi.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-46
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.15 Peta SKL Morfologi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-47
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.16 Peta SKL Kemudahan dikerjakan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-48
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.17 Peta SKL Kestabilan Lereng
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-49
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.18 Peta SKL Kestabilan Pondasi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-50
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.19 Peta SKL Ketersediaan Air
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-51
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.20 Peta SKL Drainase
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-52
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.21 Peta SKL Erosi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-53
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.22 Peta SKL Pembuangan Limbah
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-54
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.23 Peta SKL Bencana Alam
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-55
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.24 Peta Kemampuan Lahan dan Pengembangan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-56
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.25 Peta Fungsi Kawasan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-57
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
C.
Analisis Kesesuaian Lahan Analisis kesesuaian lahan atau evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan
untuk mengkaji potensi sumber daya dari suatu lahan dengan memperhatikan resiko kerusakan dan faktor-faktor yang akan mempengaruhi kualitas suatu lahan dan sumber daya lainnya. Analisis kesesuaian lahan dapat dilakukan dengan melihat arahan tata ruang pertanian, arahan rasio penutupan, arahan ketinggian bangunan, arahan pemanfaatan air baku, dan perkiraan daya tamping lahan. 1. Tata Ruang Pertanian Tata ruang pertanian merupakan arahan klasifikasi kawasan pertanian yang cocok digunakan pada suatu kawasan perencanaan. Pada tabel 6.20 merupakan tabel Arahan Tata Ruang Pertanian menurut Permen PU No. 20/PRT/M/2007. Tabel 6.20 Arahan Tata Ruang Pertanian menurut Permen PU No. 20/PRT/M/2007 Kemampuan Lahan Kemampuan Kelas Pengembangan Kelas a Kemampuan pengembangan sangat rendah Kelas b Kemampuan pengembangan rendah Kelas c Kemampuan pengembangan sedang Kelas d Kemampuan pengembangan agak tinggi Kelas e Kemampuan pengembangan sangat tinggi Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Arahan Tata Ruang Pertanian Klasifikasi
Nilai
Lindung
1
Kawasan penyangga
2
Tanaman tahunan
3
Tanaman setahun
4
Tanaman setahun
5
Berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan, telah diketahui BWP Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam kelas d yaitu kemampuan pengembangan agak tinggi. Arahan tata ruang pertanian pada BWP Kecamatan Panarukan yaitu tanaman setahun dengan nilai empat. Berdasarkan hasil survei dan perbandingan dengan arahan tata ruang pertanian, lahan pada BWP Kecamatan Panarukan banyak digunakan sebagai lahan pertanian padi.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-58
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
2. Rasio Penutupan Arahan rasio penutupan merupakan arahan tutupan lahan berdasarkan kelas kemampuan lahan. Tabel 6.21 merupakan Tabel Rasio Penutupan. Tabel 6.21 Rasio Penutupan Arahan Rasio Tutupan Klasifikasi Non bangunan Rasio tutupan lahan maks. 10% Kelas c Rasio tutupan lahan maks. 20% Kelas d Rasio tutupan lahan maks. 30% Kelas e Rasio tutupan lahan maks. 50% Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007 Kelas Kemampuan Lahan Kelas a Kelas b
Nilai 1 2 3
4
Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka arahan rasio untuk BWP Kecamatan Panarukan adalah dengan rasio tutupan lahan maks. 30% dengan nilai skor 3. Perbandingan wilayah yang bisa tertutup oleh bangunan yang kedap air dengan luas lahan keseluruhan, yaitu maksimal sebesar 20%. Jika ingin menggunakan arahan tutupan lahan dengan maksimum, harus memperhatikan air lain dalam memenuhi kebutuhan air bersih/baku atau dengan pengembangan vertikal. 3. Arahan Ketinggian Bangunan Arahan ketinggian bangunan memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran daerah-daerah yang sesuai untuk dikembangkan dengan bangunan berat atau tinggi pada pengembangan kawasan. Pada tabel 6.22 merupakan tabel ketinggian bangunan. Tabel 6.22 Standar ketinggian Bangunan Arahan Ketinggian Bangunan Kelas Kemampuan Lahan Klasifikasi Kelas a Non bangunan Kelas b Non bangunan Kelas c Bangunan < 4 lantai Kelas d Kelas e Bangunan > 4 lantai Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Nilai 1 2 3 4
Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka arahan ketinggian bangunan untuk BWP Kecamatan Panarukan adalah kelas d dengan klasifikasi bangunan < 4 lantai dan nilai tiga. Kondisi eksisting Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-59
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
ketinggian bangunan pada BWP Kecamatan Panarukan memiliki tinggi bangunan yang tidak lebih dari empat lantai, maka dari itu hal tersebut sudah sesuai dengan arahan ketinggian bangunan sesuai standar. 4.
Pemanfaatan Air Baku Analisis pemanfaatan air baku memiliki tujuan untuk mengetahui sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku dalam perencanaan tata ruang. Pada tabel 6.23 merupakan tabel arahan pemanfaatan air baku. Tabel 6.23 Arahan Pemanfaatan Air Baku
Arahan Pemanfaatan Air Baku Kelas Kemampuan Lahan Klasifikasi Kelas a Sangat Rendah Kelas b Rendah Kelas c Cukup Kelas d Baik Kelas e Sangat Baik Sumber : Permen PU No. 20/PRT/M/2007
Nilai 1 2 3 4 5
Berdasarkan analisis kemampuan lahan, maka BWP Keccamatan Panarukan termasuk ke dalam kelas d dengan klasifikasi arahan pemanfaatan air baku baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber air baku yang terdapat di BWP Kecamatan Panarukan sudah baik untuk perencanaan tata ruang dalam jangku waktu tertentu. 5.
Perkiraan Daya Tampung Lahan Analisis perkiraan daya tamping lahan berguna untuk mengetahui perkiraan jumlah penduduk yang dapat ditampung di wilayah dan/atau suatu kawasan yang masih dalam batas kemampuan lahan kawasan tersebut. Perhitungan daya tamping lahan berdasarkan arahan rasio tutupan lahan dengan asumsi, masing-masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum dan dengan anggapan luas lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas lahan yang boleh tertutup (30% untuk fasilitas dan 20% untuk jaringan jalan serta utilitas lainnya). Kemudian asumsi yang digunakan untuk 1 KK yang terdiri dari 5 orang, memerlukan lahan seluas 100 m2. Maka dapat diperoleh daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan sebagai berikut :
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-60
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
(
)
Rumus tersebut menjelaskan n% yang merupakan persentase luas lahan yang dapat dijadikan pembangunan dari total luas lahan di BWP Kecamatan Panarukan. Dengan rumus tersebut, dapat diketahui daya tampung lahan untuk BWP Kecamatan Panarukan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan daya tampung, diperoleh luas lahan yang bisa terbangunsebesar 80% dari total luas lahan yang ada. Luas lahan eksisting sebesar 2.063.177,17 meter2 dan jumlah penduduk sebesar 26.769 jiwa. Perhitungan daya tampung menghasilkan angka 412.743 jiwa, yang berarti BWP Kecamatan Panarukan dapat menampung jumlah penduduk sebesar 26.769 jiwa, sehingga kesesuaian lahan yang ada di BWP Kecamatan Panarukan sudah sesuai dengan keadaan penduduk eksistingnya.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-61
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.26 Peta Arahan Tata Ruang Pertanian
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-62
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.27 Peta Arahan Rasio Tutupan Lahan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-63
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.28 Peta Arahan Ketinggian Bangunan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-64
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.29 Peta Pemanfaatan Air Baku
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-65
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.30 Peta Kesesuaian Lahan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-66
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
D.
Analisis Kebutuhan Lahan Kebutuhan lahan di BWP Kecamatan Panarukan terdiri dari Desa
Kilensari, Desa Pawoan, dan Desa Wringinanom. Kebutuhan lahan ini digunakan sebagai dasar pembangunan untuk rencana penambahan rumah serta sarana dalam waktu 20 tahun mendatang. Tabel 6.24 menjelaskan tabel kebutuhan lahan di BWP Kecamatan Panarukan. Tabel 6.24 Kebutuhan Lahan BWP Kecamatan Panarukan Tahun 2015-2034 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Guna Lahan Perumahan Sarana Pendidikan Sarana Kesehatan Sarana PPU Sarana Peribadatan Sarana RTH dan Olahraga Sarana Perdagangan dan Jasa
Total Sumber : Hasil Analisis, 2015
2019 0,7 7,40 0,33 0,091 5,06
Kebutuhan Lahan Tahun (Ha) 2024 2029 0,9 0,9 7,62 7,85 0,34 0,35 0,094 0,097 5,21 5,36
2034 1,17 8,08 0,36 0,10 5,52
0,82
0,84
0,87
0,90
4,2
4,3
4,4
4,6
18,601
19,304
19,827
20,73
Berdasarkan tabel 6.24 kebutuhan lahan untuk guna lahan perumahan dan sarana pendukungnya pada tahun 2019 sebesar 18,601 Ha, tahun 2024 sebesar 19,304 Ha, tahun 2029 sebesar 19,827 Ha, dan tahun 2034 sebesar 20,73 Ha. Dilihat dari kondisi eksisting pada BWP Kecamatan Panarukan, ketersediaan lahan yang dapat dijadikan pembangunan masih tersisa luas dan cukup untuk pengembangan selama 20 tahun yang akan datang.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-67
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.31 Peta Ketersediaan Lahan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-68
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.7
Kependudukan
6.7.1
Jumlah dan Sebaran Penduduk
A.
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk
suatu wilayah dengan luas wilayah tersebut. Perhitungan dan analisis kepadatan penduduk diperlukan untuk pemerataan atau distribusi penduduk agar jumlah penduduk tidak terkonsentrasi hanya di satu wilayah saja. Berikut merupakan klasifikasi kepadatan penduduk berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. 1. Kepadatan penduduk rendah
: < 150 jiwa/ha
2. Kepadatan penduduk sedang
: 151-200 jiwa/ha
3. Kepadatan penduduk tinggi
: 201-400 jiwa/ha
4. Kepadatan penduduk sangat tinggi
: > 400 jiwa/ha
Perhitungan kepadatan penduduk dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
Berdasarkan rumus tersebut, berikut merupakan hasil perhitungan kepadatan penduduk setiap desa di Kecamatan Panarukan selama 20 tahun ke depan. Tabel 6.25 Kepadatan Penduduk Kecamatan Panarukan Tahun 2015-2034 Desa
Luas (Ha)
Kawasan Perkotaan Paowan 889,61 Kilensari 641,27 Wringinanom 532,8 3 Kawasan Pedesaan Sumberkolak 1664,19 Peleyan 1039,64 Alasmalang 231,72 Duwet 866,35 Gelung 390,97 Total 6.256,58 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Kepadatan Penduduk (jiwa/ha) 2019 2024 2029
2015
2034
8 20 14
8 20 14
8 21 15
8 21 15
9 22 16
9 3 17 3 10 84
9 4 18 4 10 87
11 4 20 4 10 93
12 4 23 4 11 98
14 5 25 4 11 106
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-69
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.26 Klasifikasi Kepadatan Penduduk Kecamatan Panarukan 2015-2034 Desa 2015 Kawasan Perkotaan Paowan Rendah Kilensari Rendah Wringinanom Rendah Kawasan Pedesaan Sumberkolak Rendah Peleyan Rendah Alasmalang Rendah Duwet Rendah Gelung Rendah Sumber: Hasil Analisis, 2015
Klasifikasi Kepadatan Penduduk 2019 2024 2029
2034
Rendah Rendah Rendah
Rendah Rendah Rendah
Rendah Rendah Rendah
Rendah Rendah Rendah
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan kepadatan penduduk, diketahui bahwa kepadatan penduduk desa-desa yang ada di Kecamatan Panarukan baik itu kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk tanpa adanya penambahan luas lahan. Kepadatan penduduk tertinggi yaitu di Desa Kilensari yang merupakan kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. Hal ini disebabkan karena keberadaan Desa Kilensari yang terletak di sepanjang pinggir jalur pantura sehingga perkembangan sarana maupun prasarananya lebih cepat dibandingkan desa lainnya sehingga mendorong masyarakat Kecamatan Panarukan untuk bermukim di Desa Kilensari. Sedangkan desa yang memiliki kepadatan penduduk yang asih rendah yaitu Desa Duwet karea masih banyak lahan tidak terbangun di desa tersebut. B.
Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk merupakan prakiraan jumlah penduduk dalam kurun
waktu tertentu pada masa yang akan datang. Proyeksi penduduk Kecamatan Panarukan dilakukan untuk memprakirakan jumlah penduduk Kecamatan Panarukan selama 20 tahun ke depan dengan melihat jumah penduduk selama tiga tahun terakhir untuk dijadikan dasar perhitungan. Proyeksi penduduk Kecamatan Panarukan dihitung dengan menggunakan rumus eksponensial yaitu sebagai berikut:
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-70
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Di mana Pn : Jumlah penduduk tahun –n (jiwa) Po : Jumlah penduduk tahun dasar (jiwa) r : Pertumbuhan penduduk n : Jangka waktu Berdasarkan hasil perhitungan, berikut merupakan proyeksi penduduk Kecamatan Panarukan selama 20 tahun ke depan dengan jumlah penduduk dasar tahun proyeksi tahun 2014 yaitu sebesar 54.937 jiwa. Tabel 6.27 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Panarukan No Tahun Proyeksi 2015 1 2016 2 2017 3 2018 4 2019 5 2020 6 2021 7 2022 8 2023 9 2024 10 2025 11 2026 12 2027 13 2028 14 2029 15 2030 16 2031 17 2032 18 2033 19 2034 20 Sumber: Hasil Analisis, 2015 80000 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0
Jumlah Penduduk (Jiwa) 55584 56239 56902 57573 58251 58938 59632 60335 61046 61765 62493 63230 63975 64729 65492 66263 67044 67834 68634 69443
61765 55584 58251
65492
69443
Jumlah Penduduk
2015
2019
2024
2029
2034
Gambar 6.4 Proyeksi Penduduk Kecamatan Panarukan Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-71
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk selama 20 tahun ke depan, diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Panarukan terus mengalami peningkatan. Berikut merupakan tabel proyeksi penduduk tiga desa Kecamatan Panarukan yang merupakan BWP Kecamatan Panarukan diantaranya Desa Paowan, Desa Kilensari dan Desa Wringinanom, dengan jumlah penduduk tahun dasar 2014 antara lain Desa Paowan sebesar 6.780 jiwa, Desa Kilensari sebesar 13.044 jiwa dan Desa Wringnanom sebesar 7.420 jiwa. Tabel 6.28 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Paowan Kecamatan Panarukan No Tahun Proyeksi 2015 1 2016 2 2017 3 2018 4 2019 5 2020 6 2021 7 2022 8 2023 9 2024 10 2025 11 2026 12 2027 13 2028 14 2029 15 2030 16 2031 17 2032 18 2033 19 2034 20 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jumlah Penduduk (Jiwa) 6715 6762 6808 6856 6903 6951 6999 7047 7096 7145 7195 7244 7295 7345 7396 7447 7499 7550 7603 7655
Tabel 6.29 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Kilensari Kecamatan Panarukan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun Proyeksi 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jumlah Penduduk (Jiwa) 12854 12911 12967 13024 13081 13139 13196 13254 13312 13371 13429 13488 13547 13607 13667 13726 13787
VI-72
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
2032 18 2033 19 2034 20 Sumber: Hasil Analisis, 2015
13847 13908 13969
Tabel 6.30 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Wringinanom Kecamatan Panarukan No
Tahun Proyeksi 2015 1 2016 2 2017 3 2018 4 2019 5 2020 6 2021 7 2022 8 2023 9 2024 10 2025 11 2026 12 2027 13 2028 14 2029 15 2030 16 2031 17 2032 18 2033 19 2034 20 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jumlah Penduduk (Jiwa) 7358 7414 7469 7526 7582 7640 7697 7755 7814 7873 7932 7992 8052 8113 8174 8235 8297 8360 8423 8487
16000 14000 12000 10000 Paowan 8000
Kilensari
6000
Wringinanom
4000 2000 0 2015
2019
2024
2029
2034
Gambar 6.5 Proyeksi Jumlah Penduduk Deliniasi Perkotaan Kecamatan Panarukan Sumber: Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan tabel dan grafik proyeksi jumlah penduduk BWP Kecamatan Panarukan diantaranya Desa Paowan, Desa Kilensari dan Desa Wringinanom
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-73
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
dapat diketahui bahawa jumlah penduduk ketiga desa tersebut terus mengalami peningkatan selama 20 tahun mendatang.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-74
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
C.
Persebaran Penduduk Persebaran penduduk Kecamatan Panarukan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini. Tabel 6.31 Proyeksi Persebaran Penduduk Menurut Desa Kecamatan Panarukan Tahun 2015-2024 Desa
Tahun Proyeksi
Paowan
2015 6715
2016 6762
2017 6808
2018 6856
2019 6903
2020 6951
2021 6999
2022 7047
2023 7096
2024 7145
Kilensari
12854
12911
12967
13024
13081
13139
13196
13254
13312
13371
Wringinanom
7358
7414
7469
7526
7582
7640
7697
7755
7814
7873
Sumberkolak
14235
14588
14949
15320
15700
16089
16487
16896
17314
17744
Peleyan
3516
3574
3634
3694
3756
3818
3882
3947
4012
4079
Alasmalang
3899
3982
4067
4154
4243
4334
4427
4522
4618
4717
Duwet
3026
3044
3062
3080
3099
3117
3136
3154
3173
3192
Gelung
4015
4021
4028
4035
4041
4048
4055
4062
4068
4075
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Tabel 6.32 Proyeksi Persebaran Penduduk Menurut Desa Kecamatan Panarukan Tahun 2025-2034 Desa
Tahun Proyeksi
Paowan
2025 7195
2026 7244
2027 7295
2028 7345
2029 7396
2030 7447
2031 7499
2032 7550
2033 7603
2034 7655
Kilensari
13429
13488
13547
13607
13667
13726
13787
13847
13908
13969
Wringinanom
7932
7992
8052
8113
8174
8235
8297
8360
8423
8487
Sumberkolak
18183
18634
19096
19569
20054
20551
21060
21582
22117
22665
Peleyan
4147
4216
4287
4358
4431
4504
4580
4656
4733
4812
Alasmalang
4818
4921
5027
5134
5244
5356
5471
5588
5708
5830
Duwet
3211
3230
3249
3269
3288
3308
3328
3347
3367
3387
Gelung
4082
4089
4096
4102
4109
4116
4123
4130
4137
4144
Sumber: Hasil Analisis, 2015
D.
Distribusi Penduduk Distribusi penduduk dilakukan untuk mendistribusi penduduk dari daerah
yang tingkat kepadatannya tinggi ke daerah yang tngkat kepadatannya lebih rendah. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi penduduk dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Kecamatan Panarukan terus mengalami peningkatan. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-75
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ketersediaan lahan untuk permukiman penduduk Kecamatan Panarukan juga masih memenuhi untuk jumlah penduduk yang terus bertambah selama 20 tahun kedepan dan luas lahan yang tetap atau tidak mengalami perubahan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan kepadatan penduduk Kecamatan Panarukan yang rata-rata masih rendah sampai pada 20 tahun ke depan. Dengan demikian maka tidak perlu dilakukannya distribusi penduduk di Kecamatan Panarukan karena kepadatan penduduk rata-rata masih rendah. 6.7.2
Komposisi Penduduk Menurut Ida Bagoes Mantra komposisi penduduk adalah pengelompokan
penduduk atas dasar variabel-variabel tertentu. Komposisi penduduk dilakukan untuk memudahkan dalam memahami fenomena kependudukan yang ada di Kecamatan Panarukan. Komposisi penduduk ada berbagai macam yaitu menurut jenis kelamin, umur, agama, tingkat pendidikan, mata pencaharian, kelahira, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar, dan lain-lain. A.
Menurut Jenis Kelamin Jumlah penduduk di Kecamatan Panarukan berdasarkan Kecamatan Dalam
Angka Tahun 2014 adalah 54.297 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki 26.705 jiwa, dan perempuan 27.592 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin secara rinci per desa adalah sebagai berikut: Tabel 6.33 Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin No. Desa Laki-laki Perempuan 1 Kilensari 6290 6452 2 Paowan 3272 3351 3 Sumberkolak 6639 6916 4 Wringinanom 3537 3711 5 Peleyan 1679 1722 6 Alasmalang 1818 1919 7 Duwet 1466 1524 8 Gelung 2004 1997 Jumlah 26705 27592 Sumber: Kecamatan Panarukan dalam Angka , 2014
Jumlah 12742 6623 13555 7248 3401 3737 2990 4001 54297
Sex Ratio 97 98 96 95 98 95 96 100 97
Tabel 6.33 menunjukkan bahwa secara umum jumlah penduduk perempuan per desa di Kecamatan Panarukan lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) Kecamatan Panarukan sebesar 97, artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 laki-laki. B.
Menurut Kelompok Umur
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-76
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Pengelompokan penduduk berdasarkan umur di Kecamatan Panarukan dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu dibawah 20 tahun, 20-29 tahun, dan 30-49 tahun. Tabel 6.34 Penduduk berdasarkan Umur No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Desa 1.000.00 0 Metro 5 100 10
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Jiwa 500 ribu-1 100-500 ribu 20-100 ribu juta Besar Sedang Kecil 5 5 5 100 100 100 10 10 10
5 100 10
24 20
24 20
24 20
24 20
24 20
50:50 – 80:20 *) 90
50:50 – 80:20
80:20
70:30
70:30
90
90
90
**) 70
< 20 ribu Desa
*) 60% perpipaan, 30% non perpipaan **) 25% perpipaan, 45% non perpipaan Berdasarkan klasifikasi kebutuhan air bersih tersebut, Kecamatan Panarukan termasuk dalam kategori kota kecil dengan jumlah penduduk antara 20 ribu sampa 100 ribu jiwa dengan kebutuhan domestik atau konsumsi unit sambungan rumah tiap orang per hari per liternya yaitu 100 liter/orang/hari. 2.
Kebutuhan Non Domestik Kebutuhan non domestik merupakan kebutuhan air diluar kebutuhan rumah tangga diantaranya untuk kebutuhan industri, usaha-usaha komersil, perkaantoran, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah dan lainlain. Berikut merupakan standar kebutuhan non domestik. a.
Fasilitas umum
= 15% x kebutuhan domestik
b.
Kantor
= 15% x kebutuhan domestik
c.
Komersial
= 20% x kebutuhan domestik
d.
Industri
= 10% x kebutuhan domestik
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-136
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.67 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2015 Desa
Penduduk
Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) Paowan 6715 671500 Kilensari 12854 1285400 Wringinanom 7358 735800 Total 26927 2692700 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Fasum
Non Domestik Kantor Komersial
Industri
Kebbutuhan Non Domestik
Kehilang an Air
Keb. Total
Keb. Ratarata harian
Keb. Maksimu m per hari
100725 192810 110370 403905
100725 192810 110370 403905
67150 128540 73580 269270
402900 771240 441480 1615620
1074400 2056640 1177280 4308320
107440 205664 117728 430832
1074400 2056640 1177280 4308320
1181840 2262304 1295008 4739152
134300 257080 147160 538540
Tabel 6.68 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2019 Desa
Penduduk
Paowan 6903 Kilensari 13081 Wringinanom 7582 Total 27566 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) 690300 1308100 758200 2756600
Fasum
Non Domestik Kantor Komersial
Industri
Kebbutuhan Non Domestik
Kehilang an Air
Keb. Total
Keb. Ratarata harian
Keb. Maksimu m per hari
103545 196215 113730 413490
103545 196215 113730 413490
69030 130810 75820 275660
414180 784860 454920 1653960
1104480 2092960 1213120 4410560
110448 209296 121312 441056
1104480 2092960 1213120 4410560
1214928 2302256 1334432 4851616
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
138060 261620 151640 551320
VI-137
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.69 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2024 Desa
Penduduk
Paowan 7145 Kilensari 13371 Wringinanom 7873 Total 28389 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) 714500 1337100 787300 2838900
Fasum
Non Domestik Kantor Komersial
Industri
Kebbutuhan Non Domestik
Kehilang an Air
Keb. Total
Keb. Ratarata harian
Keb. Maksimu m per hari
107175 200565 118095 425835
107175 200565 118095 425835
71450 133710 78730 283890
428700 802260 472380 1703340
1143200 2139360 1259680 4542240
114320 213936 125968 454224
1143200 2139360 1259680 4542240
1257520 2353296 1385648 4996464
142900 267420 157460 567780
Tabel 6.70 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2029 Desa
Penduduk
Paowan 7396 Kilensari 13667 Wringinanom 8174 Total 29237 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) 739600 1366700 817400 2923700
Fasum
Non Domestik Kantor Komersial
Industri
Kebbutuhan Non Domestik
Kehilanga n Air
Keb. Total
Keb. Ratarata harian
Keb. Maksimu m per hari
110940 205005 122610 438555
110940 205005 122610 438555
73960 136670 81740 292370
443760 820020 490440 1754220
1183360 2186720 1307840 4677920
118336 218672 130784 467792
1183360 2186720 1307840 4677920
1301696 2405392 1438624 5145712
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
147920 273340 163480 584740
VI-138
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.71 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP Kecamatan Panarukan tahun 2034 Desa
Penduduk
Paowan 7655 Kilensari 13969 Wringinanom 8487 Total 30111 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Kebutuh an Domesti k (100xpe nduduk) 765500 1396900 848700 3011100
Fasum
Non Domestik Kantor Komersial
Industri
Kebbutuhan Non Domestik
Kehilanga n Air
Keb. Total
Keb. Ratarata harian
Keb. Maksimu m per hari
114825 209535 127305 451665
114825 209535 127305 451665
76550 139690 84870 301110
459300 838140 509220 1806660
1224800 2235040 1357920 4817760
122480 223504 135792 481776
1224800 2235040 1357920 4817760
1347280 2458544 1493712 5299536
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
153100 279380 169740 602220
VI-139
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan air bersih selama 20 tahun ke depan pada desa-desa di Kecamatan Panarukan dapat diketahui bahwa kebutuhan akan air bersih masyarakat terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu masyarakat diarahkan untuk menggunakan PDAM untuk mengurangi penggunaan air tanah berupa sumur pribadi milik masyarakat yang mana penggunaannya dalam jangka waktu lama tanpa ada pengawasan dapat mengurangi keberadaan air tanah.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-140
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.55 Peta Pengguna Air Bersih dan jaringan PDAM
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-141
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.56 Peta Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-142
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
B.
Jaringan Persampahan 1. Sistem Persampahan Sistem persampahan di wilayah BWP Kecamatan Panarukan secara umum masih tergolong buruk, hal itu terkait dengan aspek pewadahan, pengumpulan maupun pengangkutan sampah. Sampah yang di hasilkan di BWP Kecamatan Panarukan di olah dengan dua macam pengolahan, pertama sampah rumah tangga yang di hasilkan oleh warga dibakar langsung di pekarangan rumah oleh warga tanpa pengolahan lebih lanjut, kedua sampah di buang ke tempat penampungan sampah. Jenis-jenis sampah yang dihasilkan di Kecamatan Panarukan meliputi sampah organik seperti daun-daun serta sisa makanan, sampah anorganik seperti plastik, sampah botol dan sampah kertas. TPS atau transfer depo di BWP Kecamatan Panarukan terdapat di Desa Kilensari. Sampah yang terkumpul di transfer depo tersebut selanjutnya akan diangkut ke TPA. 2. Proyeksi Timbulan Sampah Proyeksi timbulan sampah dapat di hitung dengan menggunakan pedoman SNI 32-3264-2004. Dengan menggunakan standar SNI tersebut dapat di peroleh timbulan sampah yang di hasilkan di Kecamatan Panarukan
sebanyak 2,5 Liter/Orang/Hari, hal ini
dikarenakan Kecamatan Panarukan termasuk ke dalam kota kecil dengan jumlah penduduk kurang dari 100.000 jiwa. Analisa tentang proyeksi timbulan sampah di tiap BWP di Kecamatan Panarukan pada tahun 2015, 2020, 2025, 2030 dan 2035 dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6.72 Proyeksi Timbulan Sampah 2015-2034 Tahun
Desa
2015
Paowan Kilensari Wringinanom
Total
Jumlah Penduduk (Jiwa) 6715 12854 7358 26927
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Timbulan Sampah (l) 2,5 2,5 2,5
Tingkat Pelayanan 1 1 1
Beban Timbulan Sampah 18466,3 35348,5 20234,5 74049,25
VI-143
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tahun
Desa
2019
Paowan Kilensari Wringinanom
Total 2024
Total 2029
Total 2034
Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom
Total Sumber: Hasil Analisis 2015
Jumlah Penduduk (Jiwa) 6903 13081 7582 27566 7145 13371 7873 28389 7396 13667 8174 29237 7655 13969 8487 30111
Timbulan Sampah (l) 2,5 2,5 2,5
Tingkat Pelayanan
2,5 2,5 2,5
1 1 1
2,5 2,5 2,5
1 1 1
2,5 2,5 2,5
1 1 1
1 1 1
Beban Timbulan Sampah 18983,3 35972,75 20850,5 75806,5 19648,8 36770,25 21650,8 78069,75 20339 37584,25 22478,5 80401,75 21051,3 38414,75 23339,3 82805,25
Analisa proyeksi timbulan sampah wilayah BWP Kecamatan Panarukan tersebut di dapatkan dengan rumus : 𝑆
=
×
𝑆
× Berdasarkan Tabel analisa proyeksi timbulan sampah tersebut, timbulan sampah yang akan dihasilkan di setiap periodenya yaitu tahun 2015, 2019, 2024, 2029 dan 2034 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah timbulan sampah yang terjadi di karenakan oleh jumlah penduduk yang terus tumbuh. Dapat di simpulkan dari tabel tersebut wilayah perkotaan di BWP Kecamatan panarukan yang menghasilkan timbulan sampah paling banyak setiap periodenya yaitu Desa Kilensari dengan beban timbulan sampah pada periode pertama adalah 35348,5 Liter/hari, periode kedua 35972,75 Liter/hari, periode ketiga 36770,25 Liter/hari, periode keempat 37584,25 Liter/hari, dan periode terakhir sebanyak 38414,75 Liter/hari. 3. Proyeksi Prasarana Persampahan Berdasarkan kondisi eksisting pengangkutan sampah di Kecamatan Panarukan berupa gerobak sampah dan truk. Gerobak sampah yang ada digunakan untuk mengangkut sampah rumah tangga maupun Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-144
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
sampah umum menuju TPS sedangkan truk .... digunakan untuk mengangkut sampah dari TPS menuju TPA. Berdasarkan standart SNI-3242-2008 gerobak sampah memiliki kapasitas 1.000 liter dan kebutuhan petugas kebersihan diasumsikan membutuhkan 1 orang/gerobak untuk mengumpulkan sampah dari tempat sampah ke gerobak sampah sekaligus yang menarik gerobak sampah. Kapasitas truk 6000 liter, TPS tipe I yaitu dapat menampung 2500 liter. Tabel 6.73 Proyeksi Prasarana Persampahan 2015-2034
Tahun
Desa
Volume Sampah (l/hari)
Paowan 18466,3 Kilensari 35348,5 Wringinanom 20234,5 Total 74049,25 Paowan 18983,3 Kilensari 35972,75 2019 Wringinanom 20850,5 Total 75806,5 Paowan 19648,8 Kilensari 36770,25 2024 Wringinano1m 21650,8 Total 78069,75 Paowan 20339 Kilensari 37584,25 2029 Wringinanom 22478,5 Total 80401,75 Paowan 21051,3 Kilensari 38414,75 2034 Wringinanom 23339,3 Total 82805,25 Sumber: Hasil Analisis, 2015 2015
Gerobak Sampah
Petugas Kebersihan
Truk
19 36 21 76 19 36 21 76 20 37 22 79 21 38 23 82 22 39 24 85
19 36 21 76 19 36 21 76 20 37 22 79 21 38 23 82 22 39 24 85
4 6 4 14 4 6 4 14 4 7 4 15 4 7 4 15 4 7 4 15
Berdasarkan tabel proyeksi tersebut dapat disimpulkan bahwa prasarana persampahan yang ada masih belum memenuhi standart untuk dapat melayani penduduk di BWP Kecamatan Panarukan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-145
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
4. Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan yang mengangkut sampah dari TPS langsung menuju TPA Siliwung yang terletak di Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo. Alur pengangkutan dan pengolahan sampah di BWP Kecamatan Panarukan terbagi menjadi
tiga, yaitu pengangkutan dari TPS,
pengangkutan dari Pasar Panarukan dan pengolahan secara mandiri yang di lakukan oleh warga: a. Sistem Pengangkutan Sampah dari TPS Panarukan Sumber
Pengangkutan dengan arm roll truck
TPS
TPA Siliwun g
Pengangkutan sampah dari TPS Panarukan ke TPA Siliwung di lakukan ritasi sebanyak satu kali setiap hari rabu dan sabtu. b. Sistem Pengangkutan Dari Pasar Panarukan TPA Siliwun g Sampah yang berasal dari kegiatan Pasar Panarukan langsung di Sampah Pasar Panarukan
Pengangkutan dengan truck
angkut ke TPA Siliwung. c. Sistem Pengolahan Secara Mandiri Oleh Warga denga penimbunan dan pembakaran Sampah Rumah Tangga
Dibakar atau di timbun
Pengolahan sampah secara mandiri oleh warga dengan dibakar atau di timbun mendominasi penanganan sampah yang ada di BWP Kecamatan Panarukan, hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak warga yang belum terlayani oleh petugas kebersihan dan sampahnya tidak di angkut ke TPA Siliwung. 5. Pengelolaan dan Pemilahan Sampah Kegiatan pengelolaan dan pemilahan sampah di BWP Kecamatan Panarukan masih belum berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-146
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
eksisting, di seluruh wilayah BWP Kecamatan Panarukan masih belum didapati adanya pemilahan sampah yang terjadi, warga lebih cenderung untuk menimbun atau membakar sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya. Belum adanya pengelolaan sampah yang maksimal dan tingkat kesadaran penduduk untuk mengelola sampah yang masih kurang sehingga dominasi penduduk yang ada di BWP Kecamatan Panarukan lebih cenderung untuk membakar dan menimbun sampah yang dihasilkan . 6. Pembuangan Akhir Kabupaten Situbondo mempunyai satu TPA yaitu TPA Siliwung yang ada di Kecamatan Panji yang melayani Kecamatan Panji dan sekitarnya
termasuk
Kecamatan
Panarukan.
TPA
Siliwung
menggunakan sistem sanitary landfill dengan dilengkapi instalasi penangkapan gas methan untuk dipergunakan sebagai pemanas kompor. C.
Jaringan Sanitasi 1.
Sistem Limbah BWP Kecamatan Panarukan Limbah yang terdapat dan di hasilkan di Kencamatan Panarukan terdapat dua jenis, yaitu limbah domestik dan limbah non-domestik. Limbah domestik merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga masyarakat sedangkan limbah non-domestik merupakan limbah yang di hasilkan dari kegiatan sarana yang ada di Kecamatan Panarukan. Secara umum pembuangan limbah domestik berupa grey water di Kecamatan Panarukan langsung di buang ke saluran drainase atau sungai.
2. Proyeksi Limbah BWP Kecamatan Panarukan Perhitungan proyeksi timbulan limbah yang dihasilkan di wilayah BWP Kecamatan Panarukan selama 20 tahun ke depan dapat di lihat pada tabel di 6.75:
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-147
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.74 Proyeksi Beban Timbulan Sanitasi BWP Kecamatan Panarukan Tahun
2015
Total 2019
Total 2024
Total 2029
Total 2034
Desa
Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom Paowan Kilensari Wringinanom
Total Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Penggunaan Air Bersih (%)
6715 12854 7358 26927 6903 13081 7582 27566 7145 13371 7873 28389 7396 13667 8174 29237 7655 13969 8487 30111
70% 70% 70%
Limbah yang Dihasilkan Per Penduduk (Liter/hari) 150 150 150
70% 70% 70%
150 150 150
70% 70% 70%
150 150 150
70% 70% 70%
150 150 150
70% 70% 70%
150 150 150
Timbulan Sanitasi
705075 1349670 772590 2827335 724815 1373505 796110 2894430 750225 1403955 826665 2980845 776580 1435035 858270 3069885 803775 1466745 891135 3161655
Analisa proyeksi timbulan sampah wilayah BWP Kecamatan Panarukan tersebut di dapatkan dengan rumus : 𝑆
𝑠 =70% ×
×𝐿
Berdasarkan tabel proyeksi timbulan sanitasi tersebut, dapat diketahui bahwa timbulan sanitasi dipengaruhi oleh jumlah penduduk di setiap wilayahnya dan akan berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Desa Kilensari dengan jumlah penduduk yang terbanyak membuat Desa Kilensari menjadi desa dengan beban timbulan sanitasi terbesar. Beban timbulan sanitasi di Desa Kilensari pada tahun 2015 sebanyak 1349670 Liter, di Desa Wringinanom sebanyak 772590 Liter dan di Desa Paowan sebanyak 705075 Liter, sehingga total beban timbulan sanitasi di wilayah BWP Kecamatan Panarukan pada tahun 2015 adalah 2827335 Liter. Sedangkan pada periode terakhir dari Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-148
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
proyeksi yaitu tahun 2034 beban timbulan sanitasi seluruh desa meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terjadi setiap tahunnya, pada tahun 2034 diproyeksikan jumlah beban timbulan sanitasi pada Desa Kilensari sebanyak
1466745 Liter, Desa
Wringinanom sebanyak 891135, dan Desa Paowan sebanyak 803775 Liter, sehingga jumlah total beban timbulan sanitasi di wilayah BWP Kecamatan Panarukan pada tahun 2034 sebesar 3161655 Liter.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-149
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.57 Peta Persebaran TPS
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-150
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.58 Peta Proyeksi Timbulan Sampah
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-151
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.59 Peta Persebaran MCK Umum
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-152
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.60 Peta Proyeksi Air Limbah
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-153
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
D.
Jaringan Listrik Pengembangan jaringan listrik Kabupaten situbondo terus dilakukan setiap
tahunnya. Hal yang di lakukan berupa penambahan jaringan listrik untuk penggunaan rumah tangga, fasilitas sosial dan kegiatan komersial. hal ini dapat diketahui berdasarkan RTRW Kabupaten situbondo 2013-2033. Terdapat beberapa kebijakan mengenai pengembangan jaringan listrik di Kabupaten Situbondo, yaitu : 1. Pengembangan/peningkatan pelayanan energi listrik yang meliputi : a) Peningkatan jaringan distribusi pada lingkungan pemukiman baru di kawasan wilayah pengembangan. b) Peningkatan gardu pendistribusian listrik pada kawasan yang diproritaskan. c) Pengembangan jaringan prioritas untuk Kecamatan Arjasa di kawasan Kayu Mas. Untuk menunjang Kegiatan pariwisata baik di Agrowisata Kayu Mas dan di Kawasan Segitiga Emas Gunung Ijen. 2. Rencana pengembangan mikrohidro pada kecamatan-kecamatan yang tidak terjangkau jaringan listrik dan mempunyai potensi sumber daya air; 3. Rencana pengembangan Solar Cell pada daerah-daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik dan tidak mempunyai sumberdaya air; 4. Rencana pengembangan energi alternatif panas bumi di Argopuro dan Belawan Ijen; 5. Pengembangan Gardu Induk (GI) 150/20 Kv di Kabupaten Situbondo
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-154
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.61 Peta Persebaran Jaringan Listrik
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-155
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
E.
Jaringan Telekomunikasi 1. Jaringan Telekomunikasi BWP Kecamatan Panarukan Jaringan telekomunikasi telah menjangkau seluruh wilayah perkotaan di Kecamatan Panarukan. Jaringan telekomunikasi di wilayah perkotaan Kecamatan Panarukan berupa sambungan telkom dan telepon genggam dengan prasarana telekomunikasi berupa BTS yang tersebar di seluruh Kecamatan Panarukan. Berdasarkan Kecamatan dalam angka Kecamatan Panarukan, jumlah pengguna sambungan telepon di wilayah BWP Kecamatan Panarukan terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 6.75 Prasarana Telekomunikasi BWP Kecamatan Panarukan Prasarana Telekomunnikasi Sambungan Telepon Sambungan Telex 52 Paowan 125 Kilensari 71 Wringinanom 248 Total Sumber Kecamatan Dalam Angka Panarukan 2012 Desa
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah total sambungan telepon di BWP Kecamatan Panarukan adalah 248 dengan sambungan yang terbanyak terdapat di Desa Kilensari sebanyak 125 sambungan dan yang paling sedikit terdapat di Desa Paowan sebanyak 52 sambungan. 2. Proyeksi Kebutuhan Jaringan Telekomunikasi BWP Kecamatan Panarukan Jaringan telekomunikasi merupakan hal yang sangat penting saat ini untuk menunjang kegiatan telekomunikasi dan penyebaran informasi dari suatu tempat ke tempat lainnya yang dipisahkan dengan jarak yang jauh dalam waktu yang singkat. Proyeksi mengenai jaringan telekomunikasi berupa sambungan telepon dilakukan dengan pedoman standar SK Menteri Permukiman dan Prasarana No. 534/KPTS/M/2001. Berikut ini merupakan asumsi yang digunakan dalam proyeksi sambungan telepon. a) Telepon sambungan rumah tangga
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
: 7 sst/1000 penduduk
VI-156
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
b) Telepon kebutuhan sosial
: 3% dari total sambungan
rumah tangga c) Telepon umum koin
: 2% dari total sambungan
rumah tangga d) Telepon umum kartu
: 1% dari total sambungan
rumah tangga Tabel 6.76 Proyeksi Sambungan Telepon di Wilayah BWP Kecamatan Panarukan 20152034 Tahun
Jumlah Penduduk
26927 2015 27566 2019 28389 2024 29237 2029 30111 2034 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Sambungan Telepon Rumah Tangga Sosial 189 12 193 12 199 12 205 13 211 13
Berdasarkan tabel proyeksi di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan akan sambungan telepon baik rumah tangga atau sosial di wilayah BWP Kecamatan Panarukan akan terus meningkat berbanding lurus dengan pertumbuhan
jumlah
penduduk.
Akan
tetapi
seiring
dengan
perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka ada kemungkinan perkembangan komunikasi lainnya berupa telepon seluler ataupun satelit yang akan mengurangi laju pertumbuhan jumlah pengguna sambungan telepon.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-157
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.62 Peta Persebaran BTS
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-158
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
F.
Jaringan Drainase Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12 Tahun 2014
tentang drainase perkotaan, prasarana drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang berfungsi menyalurkan kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air penerima. Saluran drainase yang ada di 3 wilayah perencanaan adalah sejumlah saluran, dengan saluran persegi yang mendominasi. Jenis saluran yang mendominasi adalah jenis saluran jenis campuran dan terbuka. Perkerasan drainase yang banyak ditemukan di Kecamatan Panarukan adalah perkerasan jenis beton. Kondisi saluran yang ada di Kecamatan Panarukan kurang baik, karena masih memiliki berbagai permasalahan. Permasalahan terkait drainase yang ada yaitu banyaknya permukiman yang belum dilengkapi dengan saluran drainase, adanya tumpukan sampah di saluran, serta konstruksi bangunan yang rusak. Berdasarkan data hasil eksisting dilakukan analisis untuk mengetahui kapasitas saluran drainase yang ada di Kecamatan Panarukan yaitu dengan menggunakan analisis debit air buangan saluran, analisis debit air buangan rumah tangga, dan analisis debit limpasan, dan debit total. 1. Debit Air Limpasan (Qlimpasan) Debit air limpasan merupakan volume limpasan hujan yang mengalir tanpa mengalami peresapan sehingga dialirkan ke saluran lainnya. Analisis debit limpasan dilakukan dengan menghitung volume limpasan hujan yang mengalami peresapan. Qlimpasan = 0,278 x C x I x A Keterangan: Q = Debit air limpasan (m3/detik) C = Koefisien run off I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam) A = Luas daerah pengaliran (ha)
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-159
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
a) Koefisien run off Koefisien run off
merupakan koefisien yang besarnya
tergantung pada kondisi permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah dan lamanya hujan di daerah pengaliran yaitu pada tabel 6.77 berikut: Tabel 6.77 Koefisien Run-Off Perkantoran Perumahan
Daerah industri
Tata Guna Lahan Daerah pusat kota Daerah sekitar Rumah tinggal Rumah susun, terpisah Rumah susun, bersambung Pinggiran Kurang padat industry Padat industry
Kuburan Tempat bermain Daerah stasiun KA Daerah tak berkembang Jalan raya
Daerah beratap Tanah lapang
Tanah pertanian, 0-30% Tanah kosong Ladang garapan
Rumput Hutan/bervegetasi Tanah tidak produktif,> 30%
Beraspal Berbeton Berbatu bara Trotoar Berpasir, datar, 2% Berpasir, agak rata, 2-7% Berpasir, miring, 7% Tanah berat, datar, 2% Tanah berat, agak datar, 2-7% Tanah berat, miring, 7% Rata Kasar Tanah berat, tanpa vegetasi Tanah berat, dengan vegetasi Berpasir, tanpa vegetasi Berpasir, dengan vegetasi Tanah berat Berpasir Rata, kedap air Kasar
C 0,7-0,95 0,50-0,70 0,30-0,50 0,40-0,60 0,60-0,75 0,25-0,40 0,50-0,80 0,60-0,80 0,10-0,25 0,20-0,35 0,20-0,40 0,10-0,30 0,70-0,95 0,80-0,95 0,70-0,85 0,75-0,85 0,75-0,95 0,05-0,10 0,10-0,15 0,15-0,20 0,13-0,17 0,18-0,22 0,25-0,35 0,03-0,60 0,20-0,50 0,30-0,60 0,20-0,50 0,20-0,25 0,10-0,25 0,15-0,45 0,05-0,25 0,05-0,25 0,70-0,90 0,50-0,70
Sumber: Suripin (2004)
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-160
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
b) Intensitas hujan (I) Intensitas hujan adalah tinggi curah hujan dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan mm/jam. Rumus empiris yang digunakan untuk menghitung intensitas hujan dalam menentukan debit puncak dengan metode Rasional Modifikasi, digunakan rumus Mononobe. Hal tersebut dikarenakan menyesuaikan dengan kondisi luas wilayahnya. ⁄
[
]
Keterangan: I = Intensitas hujan (mm/jam) R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm) Tc = lamanya curah hujan (menit) Data curah hujan tahunan Kecamatan Panarukan dari stasiun hujan Wringinanom selama 5 tahun terakhir yaitu sebagai berikut: Tabel 6.78 Curah Hujan 5 Tahun Terakhir di Kecamatan Panarukan No
Tahun
Bulan kejadian
Curah Hujan Max (mm/hr)
1
2009
Februari
40,8
2
2010
Februari
40,8
3
2011
Februari
25
4
2012
April
32
32 5 2013 November Sumber: Kecamatan Panarukan Dalam Angka, 2010-2014
Berdasarkan data curah hujan pada Tabel dilakukan perhitungan hujan rancangan dengan menggunakan metode Log-Person Tipe III yaitu sebagai berikut: Adapun metode Log-Pearson Tipe III adalah sebagai berikut: 1.
Mengubah data curah hujan maksimum ke bentuk logaritma à X = log X;
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-161
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
2.
Menghitung harga rata-rata log X à log Xrerata; ∑
3.
Menghitung selisih antara log X dengan log Xrerata;
4.
Mengkuadratkan selisih antara log X dengan log Xrerata;
5.
Selisih antara log X dengan log Xrerata dipangkatkan 3;
6.
Menghitung standar deviasinya ∑
Sd=√ 7.
Menghitung koefisien kemencengannya Koefisien kemencengan (skewness/Cs) merupakan nilai yang menunjukkan derajat tidak simetrisnya suatu bentuk distribusi. ∑
Setelah menghitung parameter statistiknya, kemudian menghitung hujan rancangan dengan menggunakan metode Log-Pearson Tipe III dengan langkahlangkah seperti di bawah ini: 1.
Menentukan tahun interval kejadian / kala ulang (Tr);
2.
Menghitung prosentase peluang terlampaui à Pr =
3.
Menentukan variabel standar (K) berdasarkan prosentase peluang dan koefisien kemencengan (Cs) pada tabel distribusi Log-Person Tipe III; dan
4.
Menghitung hujan rancangan (R) dengan cara à log X + K. Sd kemudian hasilnya di-antilog-kan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-162
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.79 Perhitungan Parameter Intensitas Hujan dengan Metode Log Pearson III No
Tahun
Bulan kejadian
Curah Hujan Max (mm/hr)
Log X
(LogXlogXrt)
(LogXlogXrt)2
(LogXlogXrt)3
(LogXlogXrt)4
1
2009
Februari
40,8
1,611
-0,139
0,019
-0,003
0,000
2
2010
Februari
40,8
1,611
-0,139
0,019
-0,003
0,000
3
2011
Februari
25
1,398
-0,060
0,004
0,000
0,000
4
2012
April
32
1,505
-0,043
0,002
0,000
0,000
5
2013
November
32
1,505
-0,038
0,001
0,000
0,000
Jumlah
171
7,63
-0,418
0,045
-0,006
0,001
Rerata
34
1,526
-0,084
0,009
-0,001
0,000
Maksimum
41
1,611
-0,038
0,019
0,000
0,000
Minimum
25
1,398
-0,139
0,001
-0,003
0,000
Standar Deviasi (s)
6,023
0,080
0,046
0,008
0,001
0,000
Koefisien kemencengan (Cs)
-0,248
-0,532
-0,501
0,577
-0,600
0,607
Koefisien Kurtosis (Ck) Sumber: Hasil Analisis, 2015
-1,351
-0,556
-3,204
-3,292
-3,322
-3,331
Tabel 6.80 Hujan Rancangan Metode Log Pearson Tipe III No.
Periode Ulang
G (Tabel)
1
2
0,173
1,54
34,647
2
5
0,854
1,59
39,247
3
10
1,121
1,62
41,213
4
20
1,278
1,63
42,415
5
25
1,345
1,63
42,938
6
50
1,461
1,64
43,860
7
100
1,547
1,65
44,556
8
200
1,611
1,65
45,081
9 1000 1,723 Sumber: Hasil Analisis, 2015
1,66
46,015
LogX
R24 (mm/hari)
Keterangan: T = Tahun interval kejadian / kala ulang VI-174 K = Variabel standar berdasar peluang dan koefisien kemencengan (Cs) R = Hujan rancangan Berdasarkan perhitungan hujan rancangan menggunakan metode Log Pearson Tipe III diperoleh R24 untuk kala ulang 5 tahun di Kecamatan Panarrukan yaitu sebesar 39,247 mm.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-163
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
c) Catchment Area (Ca) Catchment area yaitu luasan daerah tangkapan dari air hujan yang ditentukan berdasarkan garis kontur di wilayah tersebut. Catchment area ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi yang disesuaikan dengan kondisi topografi dan mengikuti arah aliran air. Berdasarkan analisis fisik dengan memperhatikan garis kontur dan arah alirannya catchment area di Kecamatan Panarukan dibedakan menjadi 3 yaitu Catchment area A yang sebagian besar meliputi Desa Kilensari yaitu seluas 686 ha, Catchment area B meliputi Desa Wringinanom yaitu
seluas 528
ha. Catchment area C
merupakan catchment area yang luasnya paling besar yaitu seluas 1003 ha. Berdasarkan Data R24 tersebut digunakan untuk menghitung
I
(Intensitas Hujan) dengan menghitung waktu curah hujan (Tc) terlebih dahulu. Menghitung waktu curah hujan (Tc) yaitu dengan Rumus berikut: Tc =
( ) √
Keterangan: L = panjang saluran S = kemiringan saluran
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-164
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.81 Perhitungan Debit Limpasan (Q limpasan) pada Catchment A, B, dan C No.
Ca
Alamat
Hierarki
Bentuk
1 2 3 4 5 6 7
A A A A A A A
Jl. Panarukan-Kendit Jl. Tembus 1 Jl. Raya Kilensari-Pawon Jl. Panarukan-Kendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman
Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Trapesium Trapesium
8
A
Jl. Raya PB Sudirman
Collector
Trapesium
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Pelabuhan 2 Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah Jl. Kelinsari 6 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Pohon 9 Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A Jl. Pelabuhan 1A Jl. Pelabuhan 1B Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo
Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Guna Lahan Perumahan, Perkebunan, Sawah Perumahan, Perkebunan Perumahan, lahan kosong, Perkebunan, Industri Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, perumahan, perdagangan Perumahan, Perdagangan, jasa,PPU,lahan kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, Perdagangan, Perumahan, Perkebunan Peribadatan, perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, Kesehatan, PPU, lahan kosong Perumahan, Peribadatan, PPU, Perdagangan
Akar S
Tc
586,07 246,54 498,10 544,44 1133,25 1180,04 665,46
Koefisien Run-Off (C) 0,20 0,20 0,21 0,46 0,50 0,50 0,54
0,0277 0,0493 0,0361 0,0287 0,0297 0,0291 0,0388
0,6956 0,2291 0,5004 0,6389 1,0955 1,1480 0,5924
442,59 234,26 105,62 45,37 73,06 62,47 132,51 401,27 179,41 276,50 153,77 153,38 153,84 153,66 187,79 188,60 237,53 230,25 326,16 325,79
0,47 0,50 0,50 0,50 0,50 0,65 0,22 0,53 0,66 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,57 0,38
0,0475 0,0506 0,0754 0,1150 0,0906 0,0980 0,0583 0,0499 0,0472 0,0538 0,0675 0,0676 0,0675 0,0675 0,0611 0,0609 0,0543 0,0551 0,0463 0,0464
0,3698 0,2159 0,0860 0,0324 0,0562 0,0469 0,1249 0,3303 0,1855 0,2341 0,1251 0,1248 0,1252 0,1250 0,1576 0,1584 0,2068 0,1995 0,2982 0,2978
Panjang Saluran
0,0002 0,0004 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002
Luas Penampang (A) 0,225 0,420 0,520 0,225 0,400 0,400 0,400
Luas Catchment Area (Aca) 11,97 6,44 30,52 5,01 5,16 12,457 68,29
Q limpasan (liter) 0,0005 0,0005 0,0016 0,0005 0,5000 0,5000 0,0082
0,0003 0,0004 0,0008 0,0015 0,0011 0,0012 0,0006 0,0003 0,0005 0,0004 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0005 0,0005 0,0005 0,0005 0,0004 0,0004
0,400 0,240 0,240 0,240 0,240 0,240 0,225 0,400 0,120 0,800 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350
4,49 1,37 0,83 0,38 0,39 0,37 5,53 1,54 1,12 2,49 1,58 0,6 0,25 0,6 0,63 0,45 0,64 0,93 2,95 1,54
0,0006 0,5000 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0008 0,0003 0,0004 0,0005 0,0005 0,0002 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002 0,0006 0,0002
I tiap detik
VI-165
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Alamat
Hierarki
Bentuk
Guna Lahan
No.
Ca
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
A A A A A A A A A A A
Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Pelabuhan 1
Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat
Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
B B B B B B B B B B B B B B B B B B
Jl. Gang Masjid 3 Jl. Wringin 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Pabrik Gula Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 1 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 5 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Jembatan Wringin 2
Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Conveyor Collector
Trapesium Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Trapesium Segi Empat
Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, Industri dan Pergudangan, lahan Perumahan, Sawah, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, Jasa, Perkebunan Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, Industri, Jasa, Perdagangan Perumahan, Perumahan, Peribadatan, lahan kosong
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Akar S
Tc
197,42 195,11 106,62 54,04 106,68 177,61 128,22 124,84 126,55 114,07 120,91
Koefisien Run-Off (C) 0,37 0,50 0,47 0,49 0,56 0,50 0,50 0,50 0,49 0,50 0,50
0,0595 0,0599 0,0810 0,1138 0,0810 0,0628 0,0739 0,0749 0,0744 0,0783 0,0761
0,1670 0,1647 0,0820 0,0374 0,0820 0,1478 0,1014 0,0984 0,0999 0,0886 0,0948
112,89 245,90 318,36 318,97 141,04 141,38 147,42 147,88 120,51 120,59 169,37 271,33 271,53 96,44 96,91 3809,02 3145,03 505,02
0,50 0,53 0,77 0,34 0,43 0,50 0,50 0,44 0,48 0,48 0,66 0,59 0,48 0,46 0,46 0,88 0,50 0,77
0,0941 0,0570 0,0469 0,0468 0,0704 0,0704 0,0689 0,0688 0,0815 0,0815 0,0687 0,0543 0,0543 0,0911 0,0909 0,0162 0,0178 0,0372
0,0763 0,2044 0,2900 0,2906 0,1132 0,1136 0,1192 0,1196 0,0897 0,0898 0,1329 0,2290 0,2292 0,0693 0,0697 4,4435 3,5616 0,4941
Panjang Saluran
0,0005 0,0005 0,0008 0,0014 0,0008 0,0006 0,0007 0,0007 0,0007 0,0008 0,0008
Luas Penampang (A) 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350
Luas Catchment Area (Aca) 1,58 1,11 0,44 0,48 0,84 0,63 1,05 0,55 0,53 0,25 1,56
Q limpasan (liter) 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0002 0,0004 0,0002 0,0002 0,0001 0,0006
0,0009 0,0005 0,0004 0,0004 0,0007 0,0007 0,0007 0,0006 0,0008 0,0008 0,0006 0,0004 0,0004 0,0009 0,0009 0,0001 0,0001 0,0003
0,650 0,400 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,350
9,02 1,7 4,16 1,83 4,63 0,61 0,61 2,51 1,26 1,49 5,35 1,17 1,172 0,78 0,87 17,5 18,57 5,8
0,0039 0,0004 0,0011 0,0002 0,5000 0,5000 0,0002 0,0007 1,5000 0,0006 0,0021 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0009 0,0006 0,0011
I tiap detik
VI-166
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Ca
19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
B B B C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
Alamat Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pahlawan Jl. Gg. Langit Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah
Hierarki Conveyor Conveyor Collector Conveyor Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Conveyor Conveyor Conveyor Collector Collector Collector Collector
Bentuk Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Trapesium Trapesium Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Guna Lahan Perumahan, Perdagangan, lahan kosong Perumahan, Perdagangan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan Sawah, Perkebunan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, Keamanan, lahan kosong Perumahan RTH dan Olahraga, Peribadatan RTH dan Olahraga, Peribadatan Perumahan Perumahan Perumahan Sawah , Lahan Kosong Perumahan, Lahan Kosong Perumahan, Lahan Kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perdagangan, lahan kosong Perumahan Perumahan, Perkebunan Perumahan, Perkebunan, Lahan Kosong Perumahan, Perkebunan, Lahan Kosong Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan
Panjang Saluran 122,49 121,66 136,94 112,44 195,21 69,00 185,81 186,94 58,97 58,98 58,61 34,18 24,74 36,29 39,01 235,62 237,70 95,61 61,99 33,61 82,44 247,09 167,38 98,64 98,96 169,32 180,34 176,53 176,62
Koefisien Run-Off (C) 0,77 0,66 0,47 0,50 0,29 0,46 0,50 0,59 0,50 0,32 0,32 0,50 0,50 0,50 0,22 0,28 0,31 0,50 0,50 0,50 0,20 0,50 0,21 0,40 0,27 0,50 0,29 0,50 0,50
Akar S
Tc
0,0808 0,0811 0,0764 0,0943 0,0554 0,1204 0,0734 0,0731 0,1302 0,1302 0,1306 0,1711 0,2011 0,1660 0,1601 0,0651 0,0649 0,1023 0,1270 0,1725 0,1101 0,0532 0,0599 0,0901 0,0899 0,0769 0,0745 0,0753 0,0752
0,0914 0,0907 0,1040 0,0760 0,1749 0,0432 0,1357 0,1367 0,0361 0,0361 0,0358 0,0192 0,0132 0,0206 0,0224 0,1786 0,1804 0,0630 0,0382 0,0188 0,0531 0,2164 0,1464 0,0712 0,0714 0,1219 0,1311 0,1279 0,1280
I tiap detik 0,0008 0,0008 0,0007 0,0009 0,0005 0,0013 0,0006 0,0006 0,0014 0,0014 0,0014 0,0022 0,0028 0,0021 0,0020 0,0005 0,0005 0,0010 0,0014 0,0022 0,0011 0,0004 0,0006 0,0009 0,0009 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006
Luas Penampang (A) 0,560 0,560 0,400 0,650 0,540 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,350 0,540 0,320 0,320 0,400 0,400 0,400 0,400
VI-167
Luas Catchment Area (Aca) 6,07 0,58 1,94 0,8 0,9 1,02 1,6 1,03 1,01 0,98 4,44 0,25 0,17 0,45 0,15 0,555 2,4 0,75 0,49 0,25 0,95 2,91 0,8 0,97 0,85 0,6 0,6 0,5 0,47
Q limpasan (liter) 0,0036 0,0003 0,0006 0,0004 0,0001 0,0006 0,0005 0,0004 0,0007 0,0005 0,0021 0,0003 0,0002 0,0005 0,0001 0,0001 0,0004 0,0004 0,0003 0,0003 0,0002 0,0006 0,0001 0,0004 0,5000 0,5000 0,0001 0,0002 2,5000
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Ca
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
C C C C C C C C C C C C
Alamat Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah
Hierarki Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
Bentuk Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat Segi Empat
Guna Lahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, RTH dan Olahraga Perumahan Perumahan Perumahan, Keamanan, Lahan Kosong Perumahan Perumahan, RTH dan Olahraga
Panjang Saluran 182,26 182,50 83,36 83,16 80,50 80,39 198,08 198,99 151,06 152,41 188,58 188,83
Koefisien Run-Off (C) 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,46 0,50 0,50 0,26 0,50 0,73
Akar S
Tc
0,0741 0,0740 0,1095 0,1097 0,1115 0,1115 0,0711 0,0709 0,0814 0,0810 0,0728 0,0728
0,1327 0,1329 0,0538 0,0536 0,0517 0,0516 0,1461 0,1469 0,1069 0,1080 0,1381 0,1383
I tiap detik 0,0006 0,0006 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0006 0,0006 0,0007 0,0007 0,0006 0,0006
Luas Penampang (A) 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400 0,400
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-168
Luas Catchment Area (Aca) 0,47 0,52 0,8 0,8 0,45 0,45 528 528 0,45 3,5 0,52 0,413
Q limpasan (liter) 0,0001 0,0002 0,0004 0,0004 0,0003 0,0003 0,1375 0,1493 0,0002 0,0006 0,0002 0,0002
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
2. Debit Air Buangan Rumah Tangga (Qrumah tangga) Debit aliran air buangan rumah tangga dihitung dengan mengalikan jumlah penduduk dengan kebutuhan air bersih penduduk rata-rata. Qrumahtangga = Jumlah penduduk x Qair limbah Debit air buangan rumah tangga dihitung dengan tahap sebagai berikut: a. Jumlah
penduduk
yang
dilalui
saluran,
dihitung
dengan
menggunakan tata guna lahan yang dilewati saluran tersebut b. Buangan rumah tangga (Qlimbah) = 70% x kebutuhan air bersih ratarata. Kebutuhan air bersih
rata-rata dilihat dari kepadatan penduduk
seperti tabel berikut: Tabel 6.82 Kebutuhan Air Bersih No.
Pengguna
1. Permukiman berkepadatan rendah 2. Permukiman berkepadatan sedang 3. Permukiman berkepadatan tinggi 4. Permukiman khusus (apartemen) 5. Campuran Permukiman dan fasilitas 6. Fasilitas umum/niaga/jasa 7. Ruang terbuka hijau 8. Campuran RTH Sumber: Suripin (2004)
Kebutuhan air (Liter/Orang/Hari) 230 170 120 200 200 x (1,2) 100 x 1 org/6 m² x (0,6) 1 m³ / Ha 200 liter/orang/hari x (1,1)
Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa kebutuhan air di Kecamatan Panarukan adalah 230/orang disesuaikan dengan permukiman yang ada di Kecamatan Panarukan termasuk kepadatan kategori rendah. Tabel 6.83 Perhitungan Debit Rumah Tangga (Qrumah Tangga) pada Catchment A, B, dan C No.
Ca
1
A
2
A
3
A
4 5 6 7
A A A A
8
A
Alamat Jl. Panarukan-Kendit Jl. Tembus 1 Jl. Raya KilensariPawon Jl. Panarukan-Kendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman
Guna Lahan Perumahan, Perkebunan, Sawah Perumahan, Perkebunan Perumahan, lahan kosong, Perkebunan, Industri Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, perumahan, perdagangan Perumahan, Perdagangan, jasa,PPU,lahan kosong
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jumlah Penduduk
Kebutuhan air bersih
Q rumah tangga
40 40
230 230
0,0745 0,0745
7 90 230 145 235
230 230 230 230 230
0,0130 0,1677 0,4286 0,2702 0,4379
110
230
0,2050
VI-169
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Ca
Alamat
Guna Lahan
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
A A A A A A A A A A A A A A A A A
26
A
Pelabuhan 2 Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah Jl. Kelinsari 6 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Pohon 9 Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A Jl. Pelabuhan 1A Jl. Pelabuhan 1B Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo
Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, Perdagangan, Perumahan, Perkebunan Peribadatan, perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, Kesehatan, PPU, lahan kosong Perumahan, Peribadatan, PPU, Perdagangan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan, lahan kosong Perumahan, Industri dan Pergudangan, lahan Perumahan, Sawah, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, Jasa, Perkebunan Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong
27
A
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 1 2
A A A A A A A A A A A B B
3
B
4
B
5 6 7 8 9 10
B B B B B B
11
B
12 13 14 15
B B B B
Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Pelabuhan 1 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Wringin 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Pabrik Gula Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 1 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 5
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jumlah Penduduk
Kebutuhan air bersih
70 60 15 35 47 30 254 15 35 25 60 85 90 80 80 155 105
230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230
Q rumah tangga 0,1304 0,1118 0,0280 0,0652 0,0876 0,0559 0,4733 0,0280 0,0652 0,0466 0,1118 0,1584 0,1677 0,1491 0,1491 0,2888 0,1957
88
230
0,1640
100 40 110 25 5 40 130 50 70 10 75 30 25 70
230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230
0,1863 0,0745 0,2050 0,0466 0,0093 0,0745 0,2422 0,0932 0,1304 0,0186 0,1398 0,0559 0,0466 0,1304
37
230
0,0689
40 45 55 55 35 25 15
230 230 230 230 230 230 230
0,0745 0,0839 0,1025 0,1025 0,0652 0,0466 0,0280
17 55 30 5 10
230 230 230 230 230
0,0317 0,1025 0,0559 0,0093 0,0186
VI-170
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Ca
16
B
17
B
18
B
19
B
20
B
21 1 2
B C C
3
C
4
C
5
C
6
C
7
C
8
C
9
C
10 11 12 13 14 15 16 17 18
C C C C C C C C C
19
C
20 21 22
C C C
23
C
Alamat Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pahlawan Jl. Gg. Langit Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah
Guna Lahan Perumahan, Industri, Jasa, Perdagangan Perumahan, Perumahan, Peribadatan, lahan kosong Perumahan, Perdagangan, lahan kosong Perumahan, Perdagangan, lahan kosong Perumahan, lahan kosong Perumahan Sawah, Perkebunan Perumahan, lahan kosong
Jumlah Penduduk
Kebutuhan air bersih
Q rumah tangga
2373 665
230 230
4,4219 1,2392
57
230
0,1062
44
230
0,0820
26 15 15
230 230 230 230
0,0484 0,0280 0,0280 0,0000
5
230
0,0093
55
230
0,1025
17
230
0,0317
20
230
0,0373
2
230
0,0037
2
230
0,0037
10
230
0,0186
5
230
0,0093
5
230
0,0093
230
0,0000
55
230
0,1025
85
230
0,1584
30
230
0,0559
15
230
0,0280
10
230
0,0186
2
230
0,0037
40 5 15 15
230 230 230 230
0,0745 0,0093 0,0280 0,0280
70
230
0,1304
Perumahan Perumahan, Keamanan, lahan kosong Perumahan RTH dan Olahraga, Peribadatan RTH dan Olahraga, Peribadatan Perumahan Perumahan Perumahan Sawah , Lahan Kosong Perumahan, Lahan Kosong Perumahan, Lahan Kosong Perumahan Perumahan Perumahan Perdagangan, lahan kosong Perumahan Conveyor Conveyor Conveyor Collector
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-171
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Ca
Alamat
Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan 25 C Indah Perumahan Paowan 26 C Indah Perumahan Paowan 27 C Indah Perumahan Paowan 28 C Indah Perumahan Paowan 29 C Indah Perumahan Paowan 30 C Indah Perumahan Paowan 31 C Indah Perumahan Paowan 32 C Indah Perumahan Paowan 33 C Indah Perumahan Paowan 34 C Indah Perumahan Paowan 35 C Indah Perumahan Paowan 36 C Indah Perumahan Paowan 37 C Indah Perumahan Paowan 38 C Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015 24
C
Guna Lahan
Jumlah Penduduk
Kebutuhan air bersih
Q rumah tangga
80
230
0,1491
70
230
0,1304
65
230
0,1211
80
230
0,1491
60
230
0,1118
30
230
0,0559
25
230
0,0466
40
230
0,0745
25
230
0,0466
62
230
0,1155
45
230
0,0839
60
230
0,1118
12
230
0,0224
70
230
0,1304
62
230
0,1155
Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
3. Debit Air Maksimum Saluran (Qsaluran) Debit air maksimum merupakan jumlah air maksimum yang dapat ditampung saluran drainase. Data yang dibutuhkan untuk menghitung debit air maksimum tersebut yaitu besarnya luas penampang basah saluran (A) dan kecepatan aliran air. Luas penampang basah (A basah) diperoleh dari hasil survei primer sedangkan kecepatan aliran air dihitung menggunakan pendekatan kemiringan/slope. Slope (S) = Keterangan: S = Kemiringan dasar saluran E1 = Elevasi tanah hulu (m2) E2 = Elevasi tanah hilir (m2) Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-172
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
L = Panjang (m2) Rumus untuk menghitung Q Saluran adalah sebagai berikut: V= Qsaluran = V. Abasah Keterangan: Q = Debit Air (m3/detik) V = Kecepatan Aliran (m/detik) A = Luas Penampang (m2) N = Koefisien Kekasaran Manning R = Jari-jari Hidrolis (m) S = Kemiringan Saluran Tabel 6.84 Bilangan Kekasaran Manning untuk Saluran Saluran
Keterangan Lurus,baru,seragam,landai dan bersih Berkelok, landai, dan berumput Tanah Tidak terawat dan kotor Tanah berbatu, kasar, dan tidak teratur Batu kosong Pasangan Pasangan batu belah Halus, sambungan baim dan rata Beton Kurang halus, dan sambungan kurang rata Sumber: Imam Subarkah (1980)
n Manning 0,016-0,033 0,023-0,040 0,050-0,140 0,035-0,045 0,023 - 0,03 0,017-0,030 0,014-0,018 0,018-0,030
Jari-jari hidrolis dihitung berdasarkan bentuk saluran yang ada yaitu sebagai berikut: 1. Trapesium
R
b zyy b 2y 1 z 2
2. Segi Empat A = bxy P = b + 2y
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
R
by b 2y
VI-173
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Keterangan: b = lebar saluran (m) y = dalam saluran tergenang air (m) z = kemiringan saluran A = luas (m2) P = keliling basah (m) R = jari-jari hidrolis (m) Tabel 6.85 Perhitungan Debit Saluran (Qsaluran) No.
Ca
Alamat
Akar S
1 2
A A
Jl. Panarukan-Kendit
0,0277
Jari-Jari Hidrolis (R) 1,3500
Jl. Tembus 1
0,0493
1,8000
3
A
Jl. Raya Kilensari-Pawon
0,0361
4
A
Jl. Panarukan-Kendit
5
A
6
A
7
A
8
Luas Penampang (A) 0,225
V aliran
Q saluran
2,8206
0,6346
0,420
6,0831
2,5549
1,9500
0,520
4,6986
2,4433
0,0287
1,3500
0,225
2,9264
0,6584
Jl. Raya PB Sudirman
0,0297
7,6399
0,400
9,6024
3,8410
Jl. Raya PB Sudirman
0,0291
7,6399
0,400
9,4101
3,7640
0,0388
7,6399
0,400
12,5309
5,0124
A
Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman
0,0475
7,6399
0,400
15,3653
6,1461
9
A
Pelabuhan 2
0,0506
1,8000
0,240
6,2406
1,4977
10
A
Jl. Pelabuhan 2D
0,0754
1,8000
0,240
9,2938
2,2305
11
A
Jl. Pelabuhan 2D
0,1150
1,8000
0,240
14,1804
3,4033
12
A
Jl. Pelabuhan 2B
0,0906
1,8000
0,240
11,1748
2,6820
13
A
Jl. Pesisir Tengah
0,0980
1,8000
0,240
12,0849
2,9004
14
A
Jl. Kelinsari 6
0,0583
1,3500
0,225
5,9318
1,3347
15
A
Jl. Raya PB Sudirman
0,0499
7,6399
0,400
16,1370
6,4548
16
A
Jl. Pohon 9
0,0472
1,2000
0,120
4,4433
0,5332
17
A
Jl. Pelabuhan 1
0,0538
2,4000
0,800
8,0351
6,4281
18
A
Jl. Pelabuhann 1A
0,0675
2,1000
0,350
9,2203
3,2271
19
A
Jl. Pelabuhan 1A
0,0676
2,1000
0,350
9,2320
3,2312
20
A
Jl. Pelabuhan 1B
0,0675
2,1000
0,350
9,2182
3,2264
21
A
Jl. Pelabuhan 1B
0,0675
2,1000
0,350
9,2236
3,2283
22
A
Jl. Karang Kongo 4
0,0611
2,1000
0,350
8,3434
2,9202
23
A
Jl. Karang Kongo 4
0,0609
2,1000
0,350
8,3256
2,9139
24
A
Jl. Karang Kongo 3
0,0543
2,1000
0,350
7,4187
2,5965
25
A
Jl. Karang Kongo 3
0,0551
2,1000
0,350
7,5350
2,6373
26
A
Jl. Karang Kongo
0,0463
2,1000
0,350
6,3309
2,2158
27
A
Jl. Karang Kongo
0,0464
2,1000
0,350
6,3345
2,2171
28
A
Jl. Karang Kongo 6
0,0595
2,1000
0,350
8,1374
2,8481
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-174
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Luas Penampang (A)
V aliran
Q saluran
2,1000
0,350
8,1855
2,8649
0,0810
2,1000
0,350
11,0729
3,8755
Jl. Karang Kongo 6A
0,1138
2,1000
0,350
15,5534
5,4437
Jl. Karang Kongo 6A
0,0810
2,1000
0,350
11,0697
3,8744
A
Jl. Karang Kongo 5
0,0628
2,1000
0,350
8,5792
3,0027
34
A
Jl. Karang Kongo 5
0,0739
2,1000
0,350
10,0973
3,5340
35
A
Jl. Pelabuhan 1C
0,0749
2,1000
0,350
10,2330
3,5816
36
A
Jl. Karang Kongo 5
0,0744
2,1000
0,350
10,1635
3,5572
37
A
Jl. Pelabuhan 1C
0,0783
2,1000
0,350
10,7053
3,7469
38
A
Jl. Pelabuhan 1
0,0761
2,1000
0,350
10,3981
3,6393
1
B
Jl. Gang Masjid 3
0,0941
6,3480
0,650
26,8889
17,4778
2
B
Jl. Wringin 2
0,0570
2,4000
0,400
8,5204
3,4082
3
B
Jl. Pabrik Gula
0,0469
2,1000
0,315
6,4079
2,0185
4
B
Jl. Pabrik Gula
0,0468
2,1000
0,315
6,4018
2,0166
5
B
Jl. Wringin 11
0,0704
2,1000
0,315
9,6274
3,0326
6
B
Jl. Wringin 11
0,0704
2,1000
0,315
9,6159
3,0290
7
B
Jl. Wringin 12
0,0689
2,1000
0,315
9,4167
2,9663
8
B
Jl. Wringin 12
0,0688
2,1000
0,315
9,4021
2,9617
9
B
Jl. Wringin 8
0,0815
2,4000
0,400
12,1711
4,8684
10
B
Jl. Wringin 8
0,0815
2,4000
0,400
12,1671
4,8668
11
B
Jl. Wringin 1
0,0687
2,4000
0,400
10,2665
4,1066
12
B
Jl. Wringin 4
0,0543
2,4000
0,400
8,1113
3,2445
13
B
Jl. Wringin 4
0,0543
2,4000
0,400
8,1083
3,2433
14
B
Jl. Wringin 5
0,0911
2,4000
0,400
13,6051
5,4420
15
B
Jl. Wringin 5
0,0909
2,4000
0,400
13,5722
5,4289
16
B
Jl. Raya PB Sudirman
0,0162
7,6399
0,400
5,2376
2,0951
17
B
Jl. Raya PB Sudirman
0,0178
7,6399
0,400
5,7641
2,3056
18
B
Jl. Jembatan Wringin 2
0,0372
2,1000
0,350
5,0878
1,7807
19
B
Jl. Wringin Sumberkolak
0,0808
2,4000
0,560
12,0721
6,7604
20
B
Jl. Wringin Sumberkolak
0,0811
2,4000
0,560
12,1134
6,7835
21
B
Jl. Wringin 6
0,0764
2,4000
0,400
11,4174
4,5670
1
C
Jl. Gang Masjid 3
0,0943
6,3480
0,650
26,9430
17,5129
2
C
Jl. Pahlawan
0,0554
1,8000
0,540
6,8364
3,6917
3
C
Perumahan Paowan Indah
0,1204
3,0000
0,400
20,8684
8,3474
4
C
Perumahan Paowan Indah
0,0734
3,0000
0,400
12,7166
5,0866
5
C
Perumahan Paowan Indah
0,0731
3,0000
0,400
12,6780
5,0712
No.
Ca
Alamat
Akar S
29
A
Jl. Karang Kongo 6
0,0599
30
A
Jl. Karang Kongo 6A
31
A
32
A
33
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jari-Jari Hidrolis (R)
VI-175
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Luas Penampang (A)
V aliran
Q saluran
3,0000
0,400
22,5728
9,0291
0,1302
3,0000
0,400
22,5714
9,0286
Perumahan Paowan Indah
0,1306
3,0000
0,400
22,6422
9,0569
Perumahan Paowan Indah
0,1711
3,0000
0,400
29,6508
11,8603
C
Perumahan Paowan Indah
0,2011
3,0000
0,400
34,8507
13,9403
11
C
Perumahan Paowan Indah
0,1660
3,0000
0,400
28,7746
11,5098
12
C
Perumahan Paowan Indah
0,1601
3,0000
0,400
27,7540
11,1016
13
C
Perumahan Paowan Indah
0,0651
3,0000
0,400
11,2926
4,5170
14
C
Perumahan Paowan Indah
0,0649
3,0000
0,400
11,2430
4,4972
15
C
Perumahan Paowan Indah
0,1023
3,0000
0,400
17,7276
7,0910
16
C
Perumahan Paowan Indah
0,1270
3,0000
0,400
22,0153
8,8061
17
C
Perumahan Paowan Indah
0,1725
3,0000
0,400
29,9008
11,9603
18
C
Perumahan Paowan Indah
0,1101
3,0000
0,400
19,0905
7,6362
19
C
Jl. Kendit Paowan Situbondo
0,0532
2,1000
0,350
7,2737
2,5458
20
C
Jl. Pahlawan
0,0599
1,8000
0,540
7,3829
3,9868
21
C
Jl. Gg. Langit
0,0901
4,3691
0,320
20,0567
6,4181
22
C
Jl. Gg. Langit
0,0899
4,3691
0,320
20,0247
6,4079
23
C
Perumahan Paowan Indah
0,0769
3,0000
0,400
13,3214
5,3285
24
C
Perumahan Paowan Indah
0,0745
3,0000
0,400
12,9078
5,1631
25
C
Perumahan Paowan Indah
0,0753
3,0000
0,400
13,0464
5,2186
26
C
Perumahan Paowan Indah
0,0752
3,0000
0,400
13,0432
5,2173
27
C
Perumahan Paowan Indah
0,0741
3,0000
0,400
12,8398
5,1359
28
C
Perumahan Paowan Indah
0,0740
3,0000
0,400
12,8311
5,1324
29
C
Perumahan Paowan Indah
0,1095
3,0000
0,400
18,9858
7,5943
30
C
Perumahan Paowan Indah
0,1097
3,0000
0,400
19,0077
7,6031
31
C
Perumahan Paowan Indah
0,1115
3,0000
0,400
19,3194
7,7278
32
C
Perumahan Paowan Indah
0,1115
3,0000
0,400
19,3331
7,7333
33
C
Perumahan Paowan Indah
0,0711
3,0000
0,400
12,3162
4,9265
34
C
Perumahan Paowan Indah
0,0709
3,0000
0,400
12,2881
4,9152
35
C
Perumahan Paowan Indah
0,0814
3,0000
0,400
14,1036
5,6414
36
C
Perumahan Paowan Indah
0,0810
3,0000
0,400
14,0409
5,6164
37
C
Perumahan Paowan Indah 38 C Perumahan Paowan Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015
0,0728
3,0000
0,400
12,6225
5,0490
0,0728
3,0000
0,400
12,6142
5,0457
No.
Ca
Alamat
Akar S
6
C
Perumahan Paowan Indah
0,1302
7
C
Perumahan Paowan Indah
8
C
9
C
10
Jari-Jari Hidrolis (R)
3. Debit Air Total (Qtotal) Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-176
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Debit air total merupakan total debit air hujan yang harus dialirkan dengan debit air buangan rumah tangga. Menghitung total debit air dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Qtotal = Qlimpasan + Qrumah tangga Keterangan: Qtotal Qlmpasan Qrumah tangga
= Debit Air Maksimum = Debit air hujan yang harus dialirkan = Debit air buangan rumah tangga
Tabel 6.86 Perhitungan Debit Total (Qtotal) pada Catchment A,B, dan C No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Ca A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Alamat Jl. Panarukan-Kendit Jl. Tembus 1 Jl. Raya Kilensari-Pawon Jl. Panarukan-Kendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Pelabuhan 2 Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah Jl. Kelinsari 6 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Pohon 9 Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A Jl. Pelabuhan 1A Jl. Pelabuhan 1B Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5
Hierarki Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Q limpasan (liter) 0,0005 0,0005 0,0016 0,0005 0,5000 0,5000 0,0082 0,0006 0,5000 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0008 0,0003 0,0004 0,0005 0,0005 0,0002 0,0001 0,0002 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002 0,0006 0,0002 0,0003 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0002 0,0004 0,0002 0,0002
Q rumah tangga 0,0745 0,0745 0,0130 0,1677 0,4286 0,2702 0,4379 0,2050 0,1304 0,1118 0,0280 0,0652 0,0876 0,0559 0,4733 0,0280 0,0652 0,0466 0,1118 0,1584 0,1677 0,1491 0,1491 0,2888 0,1957 0,1640 0,1863 0,0745 0,2050 0,0466 0,0093 0,0745 0,2422 0,0932 0,1304 0,0186
Q total 0,0750 0,0751 0,0146 0,1682 0,9286 0,7702 0,4461 0,2056 0,6304 0,1121 0,0282 0,0654 0,0879 0,0567 0,4736 0,0283 0,0657 0,0471 0,1120 0,1585 0,1679 0,1492 0,1492 0,2890 0,1959 0,1646 0,1866 0,0748 0,2053 0,0468 0,0096 0,0749 0,2424 0,0936 0,1306 0,0188
VI-177
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Ca
37 38 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
A A B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B C C C C C C C C C C C C C C C C C C
19 20 21 22 23 24 25 26
C C C C C C C C
Alamat Jl. Pelabuhan 1C Jl. Pelabuhan 1 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Wringin 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Pabrik Gula Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 1 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 5 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pahlawan Jl. Gg. Langit Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah
Collector Collector Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Conveyor Collector Conveyor Conveyor Collector Conveyor Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
Q limpasan (liter) 0,0001 0,2600 0,0039 0,0004 0,0011 0,0002 0,5000 0,5000 0,0002 0,0007 1,5000 0,0006 0,0021 0,0003 0,0002 0,0003 0,0004 0,0513 0,0339 0,0011 0,0036 0,0003 0,0006 0,2318 0,0768 0,3072 0,1574 0,1839 0,3809 0,2463 0,2475 0,5798 0,7436 0,5536 0,2304 0,0725 0,0814 0,2626 0,3665 0,5873 0,1189
Conveyor Conveyor Conveyor Conveyor Collector Collector Collector Collector
0,1153 0,0617 0,1925 0,5000 0,5000 0,0924 0,1638 2,5000
Hierarki
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Q rumah tangga
Q total
0,1398 0,0559 0,0466 0,1304 0,0689 0,0745 0,0839 0,1025 0,1025 0,0652 0,0466 0,0280 0,0317 0,1025 0,0559 0,0093 0,0186 4,4219 1,2392 0,1062 0,0820 0,0484 0,0280 0,0280 0,0000 0,0093 0,1025 0,0317 0,0373 0,0037 0,0037 0,0186 0,0093 0,0093 0,0000 0,1025 0,1584 0,0559 0,0280 0,0186 0,0037
0,1399 0,3159 0,0505 0,1309 0,0701 0,0748 0,5839 0,6025 0,1027 0,0659 1,5466 0,0285 0,0338 0,1028 0,0561 0,0096 0,0190 1,0818 1,2730 0,1073 0,0856 0,0487 0,0286 0,2597 0,0768 0,3165 0,2599 0,2156 0,4182 0,2500 0,2512 0,5984 0,7529 0,5629 0,2304 0,1750 0,2398 0,3185 0,3945 0,6060 0,1227
0,0745 0,0093 0,0280 0,0280 0,1304 0,1491 0,1304 0,1211
0,1899 0,0710 0,2205 0,5280 0,6304 0,2415 0,2942 2,6211
VI-178
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Ca
Alamat
Hierarki
27 C Perumahan Paowan Indah 28 C Perumahan Paowan Indah 29 C Perumahan Paowan Indah 30 C Perumahan Paowan Indah 31 C Perumahan Paowan Indah 32 C Perumahan Paowan Indah 33 C Perumahan Paowan Indah 34 C Perumahan Paowan Indah 35 C Perumahan Paowan Indah 36 C Perumahan Paowan Indah 37 C Perumahan Paowan Indah 38 C Perumahan Paowan Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015
Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
Q limpasan (liter) 0,1598 0,1596 0,2918 0,2923 0,2998 0,3001 0,1375 0,1493 0,1846 0,0960 0,1556 0,2271
Q rumah tangga
Q total
0,1491 0,1118 0,0559 0,0466 0,0745 0,0466 0,1155 0,0839 0,1118 0,0224 0,1304 0,1155
0,3088 0,2714 0,3477 0,3389 0,3743 0,3467 0,2530 0,2332 0,2964 0,1184 0,2861 0,3426
Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah membandingkan angka debit air maksimum saluran (Q saluran) dengan debit total (Q total) dengan cara: Selisih = Q saluran – Q total
Apabila hasil perhitungan selisih pada Qsaluran lebih besar daripada Q total maka saluran tersebut mampu memenuhi debit saluran yang melewati saluran tersebut. Akan tetapi jika hasil selisih saluran lebih kecil daripada Q total, maka saluran yang ada tidak mampu menahan debit air yang melewati saluran tersebut. Tabel 6.87 Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase pada Catchment A,B, dan C di Kecamatan Panarukan Ca
Alamat
Hierarki
A A
Jl. Panarukan-Kendit Jl. Tembus 1 Jl. Raya KilensariPawon Jl. Panarukan-Kendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Pelabuhan 2 Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2D Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah Jl. Kelinsari 6
Collector Collector
Q saluran 0,6346 2,5549
Collector Collector
A A A A A A A A A A A A
Q total
Selisih
Keterangan
0,0750 0,0751
0,5596 2,4798
Memenuhi Memenuhi
2,4433 0,6584
0,0146 0,1682
2,4287 0,4902
Memenuhi Memenuhi
Collector
3,8410
0,9286
2,9124
Memenuhi
Collector
3,7640
0,7702
2,9938
Memenuhi
Collector
5,0124
0,4461
4,5662
Memenuhi
6,1461 1,4977 2,2305 3,4033 2,6820 2,9004 1,3347
0,2056 0,6304 0,1121 0,0282 0,0654 0,0879 0,0567
5,9405 0,8673 2,1184 3,3751 2,6165 2,8125 1,2780
Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-179
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ca A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B C
Alamat Jl. Raya PB Sudirman Jl. Pohon 9 Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A Jl. Pelabuhan 1A Jl. Pelabuhan 1B Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C Jl. Pelabuhan 1 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Wringin 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Pabrik Gula Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 1 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 5 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3
Hierarki
Q saluran
Q total
Selisih
Keterangan
Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Conveyor Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector Collector
6,4548 0,5332 6,4281 3,2271 3,2312 3,2264 3,2283 2,9202 2,9139 2,5965 2,6373 2,2158 2,2171 2,8481 2,8649 3,8755 5,4437 3,8744 3,0027 3,5340 3,5816 3,5572 3,7469 3,6393 17,4778 3,4082 2,0185 2,0166 3,0326 3,0290 2,9663 2,9617 4,8684 4,8668 4,1066 3,2445 3,2433 5,4420 5,4289
0,4736 0,0283 0,0657 0,0471 0,1120 0,1585 0,1679 0,1492 0,1492 0,2890 0,1959 0,1646 0,1866 0,0748 0,2053 0,0468 0,0096 0,0749 0,2424 0,0936 0,1306 0,0188 0,1399 0,0565 0,0505 0,1309 0,0701 0,0748 0,5839 0,6025 0,1027 0,0659 1,5466 0,0285 0,0338 0,1028 0,0561 0,0096 0,0190
5,9812 0,5049 6,3624 3,1800 3,1192 3,0679 3,0604 2,7709 2,7648 2,3076 2,4414 2,0512 2,0305 2,7732 2,6597 3,8288 5,4340 3,7995 2,7603 3,4405 3,4509 3,5384 3,6070 3,5828 17,4273 3,2773 1,9484 1,9418 2,4488 2,4265 2,8636 2,8957 3,3219 4,8383 4,0728 3,1417 3,1872 5,4324 5,4099
Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Conveyor
2,0951
1,0314
1,0637
Memenuhi
Conveyor
2,3056
1,2398
1,0658
Memenuhi
Collector
1,7807
0,1073
1,6734
Memenuhi
Conveyor
6,7604
0,0856
6,6748
Memenuhi
Conveyor Collector Conveyor
6,7835 4,5670 17,5129
0,0487 0,0286 0,0283
6,7347 4,5384 17,4846
Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-180
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ca C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
Alamat Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pahlawan Jl. Gg. Langit Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah
Conveyor
Q saluran 3,6917
Collector
Hierarki
Q total
Selisih
Keterangan
0,0001
3,6915
Memenuhi
8,3474
0,0099
8,3375
Memenuhi
Collector
5,0866
0,1030
4,9837
Memenuhi
Collector
5,0712
0,0320
5,0392
Memenuhi
Collector
9,0291
0,0380
8,9911
Memenuhi
Collector
9,0286
0,0042
9,0244
Memenuhi
Collector
9,0569
0,0058
9,0511
Memenuhi
Collector
11,8603
0,0189
11,8414
Memenuhi
Collector
13,9403
0,0096
13,9307
Memenuhi
Collector
11,5098
0,0098
11,5001
Memenuhi
Collector
11,1016
0,0001
11,1015
Memenuhi
Collector
4,5170
0,1026
4,4145
Memenuhi
Collector
4,4972
0,1588
4,3384
Memenuhi
Collector
7,0910
0,0563
7,0348
Memenuhi
Collector
8,8061
0,0283
8,7778
Memenuhi
Collector
11,9603
0,0189
11,9414
Memenuhi
Collector
7,6362
0,0039
7,6323
Memenuhi
Conveyor Conveyor Conveyor Conveyor
2,5458 3,9868 6,4181 6,4079
0,0752 0,0094 0,0283 0,5280
2,4706 3,9774 6,3898 5,8800
Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Collector
5,3285
0,6304
4,6981
Memenuhi
Collector
5,1631
0,1492
5,0140
Memenuhi
Collector
5,2186
0,1306
5,0880
Memenuhi
Collector
5,2173
2,6211
2,5962
Memenuhi
Collector
5,1359
0,1492
4,9867
Memenuhi
Collector
5,1324
0,1120
5,0205
Memenuhi
Collector
7,5943
0,0563
7,5380
Memenuhi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-181
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ca
Alamat
Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Perumahan Paowan C Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015 C
Hierarki
Q saluran
Q total
Selisih
Keterangan
Collector
7,6031
0,0470
7,5561
Memenuhi
Collector
7,7278
0,0748
7,6530
Memenuhi
Collector
7,7333
0,0468
7,6864
Memenuhi
Collector
4,9265
0,2530
4,6735
Memenuhi
Collector
4,9152
0,2332
4,6821
Memenuhi
Collector
5,6414
0,1120
5,5295
Memenuhi
Collector
5,6164
0,0230
5,5934
Memenuhi
Collector
5,0490
0,1306
4,9184
Memenuhi
Collector
5,0457
0,1157
4,9300
Memenuhi
Berdasarkan hasil perhitungan analisis debit limpasan, debit rumah tangga, debit saluran dan debit total, diperoleh hasil bahwa semua saluran drainase yang ada di 3 BWP di Kecamatan Panarukan mampu memenuhi berdasarkan kapasitas saluran yang ada, sehingga mampu menampung debit rumah tangga, dan debit limpasan yang ada. Berikut merupakan gambar penampang drainase di BWP Kecamatan Panarukan:
Gambar 6.19 Penampang Drainase di Jalan Raya PB sudirman Sumber: Survei Primer, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-182
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Gambar 6.20 Penampang Drainase di Jalan Raya Kilensari-Paowan Sumber: Survei Primer, 2015
Berdasarkan hasil perhitungan analisis debit limpasan, debit rumah tangga, debit saluran dan debit total, diperoleh hasil bahwa semua saluran drainase yang ada di 3 BWP di Kecamatan Panarukan mampu memenuhi berdasarkan kapasitas saluran yang ada, sehingga mampu menampung debit rumah tangga, dan debit limpasan yang ada. Berdasarkan perhitungan tersebut dilakukan perhitungan mengenai kapasitas saluran drainase untuk 20 tahun ke depan di Kecamatan Panarukan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-183
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.88 Proyeksi Kapasitas Saluran Drainase Periode Tahun 2019 dan Tahun 2024 Hierarki
Jumlah Pendudu k
Jumlah Pendudu k Tahun 2019
Q rumah Tangg a
Collector
40
7
0,0130
Collector
40
7
0,0130
Collector
7
7
0,0124
Collector
90
7
0,0140
Collector
230
9
0,0167
Collector
145
8
0,0150
Collector
235
9
0,0168
A
Jl. Tembus 1 Jl. Raya Kilensari-Pawon Jl. PanarukanKendit Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman
Collector
110
8
0,0144
A
Pelabuhan 2
Collector
70
7
0,0136
A
Jl. Pelabuhan 2D
Collector
60
7
0,0134
A
Jl. Pelabuhan 2D
Collector
15
7
0,0125
A
Jl. Pelabuhan 2B Jl. Pesisir Tengah
Collector
35
7
0,0129
Collector
47
7
0,0131
Ca
A A A A A A A
A
Alamat Jl. PanarukanKendit
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Q Total 0,013 5 0,013 5 0,014 0 0,014 5 0,516 7 0,515 0 0,025 0 0,015 0 0,513 6 0,013 7 0,012 8 0,013 1 0,013 4
Selisih
Keteranga n
Jumlah Pendudu k Tahun 2024
Q rumah Tangg a
0,6211
Memenuhi
8
0,0158
2,5414
Memenuhi
8
0,0158
2,4293
Memenuhi
8
0,0158
0,6440
Memenuhi
8
0,0158
3,3243
Memenuhi
9
0,0159
3,2490
Memenuhi
9
0,0158
4,9874
Memenuhi
9
0,0159
6,1311
Memenuhi
9
0,0158
0,9842
Memenuhi
8
0,0158
2,2168
Memenuhi
8
0,0158
3,3905
Memenuhi
8
0,0158
2,6688
Memenuhi
8
0,0158
2,8869
Memenuhi
8
0,0158
Q Total 0,016 3 0,016 4 0,017 4 0,016 3 0,515 9 0,515 8 0,024 1 0,016 5 0,515 8 0,016 2 0,016 1 0,016 0 0,016 1
Selisih
Keteranga n
0,6183
Memenuhi
2,5385
Memenuhi
2,4259
Memenuhi
0,6421
Memenuhi
3,3251
Memenuhi
3,2482
Memenuhi
4,9883
Memenuhi
6,1297
Memenuhi
0,9819
Memenuhi
2,2143
Memenuhi
3,3872
Memenuhi
2,6659
Memenuhi
2,8842
Memenuhi
VI-184
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ca
A
Alamat
Hierarki
Jumlah Pendudu k
Jumlah Pendudu k Tahun 2019
Q rumah Tangg a
Collector Conveyo r
30
7
0,0128
A
Jl. Kelinsari 6 Jl. Raya PB Sudirman
254
9
0,0171
A
Jl. Pohon 9
Collector
15
7
0,0125
A
Collector
35
7
0,0129
A
Jl. Pelabuhan 1 Jl. Pelabuhann 1A
Collector
25
7
0,0127
A
Jl. Pelabuhan 1A
Collector
60
7
0,0134
A
Jl. Pelabuhan 1B
Collector
85
7
0,0139
A
Jl. Pelabuhan 1B Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 4 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo 3 Jl. Karang Kongo Jl. Karang Kongo
Collector
90
7
0,0140
Collector
80
7
0,0138
Collector
80
7
0,0138
Collector
155
8
0,0152
Collector
105
8
0,0143
Collector
88
7
0,0139
Collector
100
8
0,0142
A A A A A A
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Q Total 0,013 6 0,017 4 0,012 9 0,013 4 0,013 2 0,013 6 0,013 9 0,014 2 0,013 9 0,013 9 0,015 4 0,014 5 0,014 5 0,014 4
Selisih
Keteranga n
Jumlah Pendudu k Tahun 2024
Q rumah Tangg a
1,3211
Memenuhi
8
0,0158
6,4374
Memenuhi
9
0,0159
0,5203
Memenuhi
8
0,0158
6,4147
Memenuhi
8
0,0158
3,2139
Memenuhi
8
0,0158
3,2176
Memenuhi
8
0,0158
3,2124
Memenuhi
8
0,0158
3,2141
Memenuhi
8
0,0158
2,9062
Memenuhi
8
0,0158
2,9001
Memenuhi
8
0,0158
2,5812
Memenuhi
9
0,0159
2,6228
Memenuhi
9
0,0158
2,2013
Memenuhi
8
0,0158
2,2027
Memenuhi
9
0,0158
Q Total 0,016 6 0,016 1 0,016 2 0,016 3 0,016 3 0,016 0 0,015 9 0,016 0 0,016 0 0,016 0 0,016 0 0,016 1 0,016 4 0,016 0
Selisih
Keteranga n
1,3181
Memenuhi
6,4387
Memenuhi
0,5170
Memenuhi
6,4118
Memenuhi
3,2108
Memenuhi
3,2152
Memenuhi
3,2105
Memenuhi
3,2122
Memenuhi
2,9042
Memenuhi
2,8980
Memenuhi
2,5805
Memenuhi
2,6212
Memenuhi
2,1994
Memenuhi
2,2010
Memenuhi
VI-185
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Hierarki
Jumlah Pendudu k
Jumlah Pendudu k Tahun 2019
Q rumah Tangg a
Collector
40
7
0,0130
Collector
110
8
0,0144
Collector
25
7
0,0127
Collector
5
7
0,0123
Collector
40
7
0,0130
Collector
130
8
0,0147
Collector
50
7
0,0132
Jl. Pelabuhan 1C Jl. Karang Kongo 5 Jl. Pelabuhan 1C
Collector
70
7
0,0136
Collector
10
7
0,0124
Collector
75
7
0,0137
Collector Conveyo r
30
7
0,0128
B
Jl. Pelabuhan 1 Jl. Gang Masjid 3
25
7
0,0127
B
Jl. Wringin 2
Collector
70
7
0,0136
B
Jl. Pabrik Gula
Collector
37
7
0,0129
Ca
A A A A A A A A A A A
Alamat Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6 Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 6A Jl. Karang Kongo 5 Jl. Karang Kongo 5
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Q Total 0,013 3 0,014 6 0,012 9 0,012 7 0,013 4 0,014 9 0,013 6 0,013 8 0,012 6 0,013 8 0,013 4 0,016 7 0,014 0 0,014 1
Selisih
Keteranga n
Jumlah Pendudu k Tahun 2024
Q rumah Tangg a
2,8348
Memenuhi
8
0,0158
2,8503
Memenuhi
9
0,0158
3,8626
Memenuhi
8
0,0158
5,4310
Memenuhi
8
0,0158
3,8610
Memenuhi
8
0,0158
2,9878
Memenuhi
9
0,0158
3,5205
Memenuhi
8
0,0158
3,5678
Memenuhi
8
0,0158
3,5446
Memenuhi
8
0,0158
3,7331
Memenuhi
8
0,0158
3,6259 17,461 1
Memenuhi
8
0,0158
Memenuhi
8
0,0158
3,3942
Memenuhi
8
0,0158
2,0044
Memenuhi
8
0,0158
Q Total 0,016 1 0,016 1 0,016 0 0,016 2 0,016 2 0,016 0 0,016 2 0,016 0 0,016 0 0,015 9 0,016 4 0,019 8 0,016 2 0,017 0
Selisih
Keteranga n
2,8319
Memenuhi
2,8488
Memenuhi
3,8595
Memenuhi
5,4275
Memenuhi
3,8582
Memenuhi
2,9867
Memenuhi
3,5178
Memenuhi
3,5655
Memenuhi
3,5412
Memenuhi
3,7309
Memenuhi
3,6229 17,458 0
Memenuhi
3,3919
Memenuhi
2,0015
Memenuhi
Memenuhi
VI-186
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ca
Alamat
Hierarki
Jumlah Pendudu k
Jumlah Pendudu k Tahun 2019
Q rumah Tangg a
B
Jl. Pabrik Gula
Collector
40
7
0,0130
B
Jl. Wringin 11
Collector
45
7
0,0131
B
Jl. Wringin 11
Collector
55
7
0,0133
B
Jl. Wringin 12
Collector
55
7
0,0133
B
Jl. Wringin 12
Collector
35
7
0,0129
B
Jl. Wringin 8
Collector
25
7
0,0127
B
Jl. Wringin 8
Collector
15
7
0,0125
B
Jl. Wringin 1
Collector
17
7
0,0126
B
Jl. Wringin 4
Collector
55
7
0,0133
B
Jl. Wringin 4
Collector
30
7
0,0128
B
Jl. Wringin 5
Collector
5
7
0,0123
B
Jl. Wringin 5 Jl. Raya PB Sudirman Jl. Raya PB Sudirman
Collector Conveyo r Conveyo r
10
7
0,0124
553
12
0,0229
665
13
0,0250
B B
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Q Total 0,013 2 0,513 1 0,513 3 0,013 5 0,013 6 1,512 7 0,013 1 0,014 7 0,013 6 0,013 0 0,012 7 0,012 8 0,023 8 0,025 6
Selisih
Keteranga n
Jumlah Pendudu k Tahun 2024
Q rumah Tangg a
2,0033
Memenuhi
8
0,0158
2,5195
Memenuhi
8
0,0158
2,5157
Memenuhi
8
0,0158
2,9528
Memenuhi
8
0,0158
2,9480
Memenuhi
8
0,0158
3,3557
Memenuhi
8
0,0158
4,8537
Memenuhi
8
0,0158
4,0919
Memenuhi
8
0,0158
3,2309
Memenuhi
8
0,0158
3,2303
Memenuhi
8
0,0158
5,4294
Memenuhi
8
0,0158
5,4161
Memenuhi
8
0,0158
2,0713
Memenuhi
9
0,0159
2,2800
Memenuhi
9
0,0160
Q Total 0,016 1 0,515 8 0,515 8 0,016 0 0,016 5 1,515 8 0,016 4 0,017 9 0,016 1 0,016 1 0,016 2 0,016 2 0,016 8 0,016 6
Selisih
Keteranga n
2,0005
Memenuhi
2,5168
Memenuhi
2,5132
Memenuhi
2,9502
Memenuhi
2,9451
Memenuhi
3,3526
Memenuhi
4,8505
Memenuhi
4,0886
Memenuhi
3,2284
Memenuhi
3,2273
Memenuhi
5,4259
Memenuhi
5,4127
Memenuhi
2,0782
Memenuhi
2,2891
Memenuhi
VI-187
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ca
B B B B C C C C C C C C C C
Jumlah Pendudu k
Jumlah Pendudu k Tahun 2019
Q rumah Tangg a
Alamat
Hierarki
Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Wringin Sumberkolak Jl. Wringin Sumberkolak
Collector Conveyo r Conveyo r
57
7
0,0133
44
7
0,0131
26
7
0,0127
Collector Conveyo r Conveyo r
15
7
0,0125
15
7
0,0125
7
0,0122
Collector
5
7
0,0123
Collector
55
7
0,0133
Collector
17
7
0,0126
Collector
20
7
0,0126
Collector
2
7
0,0123
Collector
2
7
0,0123
Collector
10
7
0,0124
Collector
5
7
0,0123
Jl. Wringin 6 Jl. Gang Masjid 3 Jl. Pahlawan Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Q Total 0,014 5 0,016 7 0,013 0 0,013 2 0,012 9 0,012 4 0,012 9 0,013 8 0,012 9 0,013 4 0,012 7 0,014 4 0,012 7 0,012 6
Selisih
Keteranga n
Jumlah Pendudu k Tahun 2024
Q rumah Tangg a
1,7663
Memenuhi
8
0,0158
6,7437
Memenuhi
8
0,0158
6,7705
Memenuhi
8
0,0158
4,5538 17,500 1
Memenuhi
8
0,0158
Memenuhi
8
0,0158
3,6793
Memenuhi
8
0,0158
8,3344
Memenuhi
8
0,0158
5,0729
Memenuhi
8
0,0158
5,0583
Memenuhi
8
0,0158
9,0158
Memenuhi
8
0,0158
9,0158
Memenuhi
8
0,0158
9,0425 11,847 6 13,927 7
Memenuhi
8
0,0158
Memenuhi
8
0,0158
Memenuhi
8
0,0158
Q Total 0,017 0 0,019 4 0,016 1 0,016 5 0,016 2 0,016 0 0,016 4 0,016 3 0,016 2 0,016 6 0,016 3 0,017 9 0,016 1 0,016 1
Selisih
Keteranga n
1,7638
Memenuhi
6,7409
Memenuhi
6,7674
Memenuhi
4,5505 17,496 8
Memenuhi
3,6757
Memenuhi
8,3310
Memenuhi
5,0703
Memenuhi
5,0550
Memenuhi
9,0126
Memenuhi
9,0123
Memenuhi
9,0390 11,844 2 13,924 2
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi Memenuhi
VI-188
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ca
Alamat
C
Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Jl. Kendit Paowan Situbondo
C
Jl. Pahlawan
C
Jl. Gg. Langit
C
Jl. Gg. Langit Perumahan Paowan Indah
C C C C C C C C
C
Hierarki
Jumlah Pendudu k
Jumlah Pendudu k Tahun 2019
Q rumah Tangg a
Collector
5
7
0,0123
7
0,0122
Collector Collector
55
7
0,0133
Collector
85
7
0,0139
Collector
30
7
0,0128
Collector
15
7
0,0125
Collector
10
7
0,0124
Collector
2
7
0,0123
40
7
0,0130
5
7
0,0123
15
7
0,0125
15
7
0,0125
70
7
0,0136
Conveyo r Conveyo r Conveyo r Conveyo r Collector
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Q Total 0,012 8 0,012 3 0,013 4 0,014 2 0,013 2 0,012 9 0,012 7 0,012 5 0,013 6 0,012 4 0,012 9 0,512 5 0,513 6
Keteranga n
Jumlah Pendudu k Tahun 2024
Q rumah Tangg a
Memenuhi
8
0,0158
Memenuhi
8
0,0158
4,5037
Memenuhi
8
0,0158
4,4829
Memenuhi
8
0,0158
7,0778
Memenuhi
8
0,0158
8,7932 11,947 6
Memenuhi
8
0,0158
Memenuhi
8
0,0158
7,6237
Memenuhi
8
0,0158
2,5321
Memenuhi
8
0,0158
3,9743
Memenuhi
8
0,0158
6,4053
Memenuhi
8
0,0158
5,8954
Memenuhi
8
0,0158
4,8150
Memenuhi
8
0,0158
Selisih 11,497 0 11,089 3
Q Total 0,016 3 0,015 9 0,015 9 0,016 2 0,016 2 0,016 2 0,016 1 0,016 0 0,016 5 0,015 9 0,016 2 0,515 8 0,515 8
Selisih 11,493 6 11,085 7
Keteranga n Memenuhi Memenuhi
4,5011
Memenuhi
4,4810
Memenuhi
7,0748
Memenuhi
8,7899 11,944 2
Memenuhi
7,6202
Memenuhi
2,5293
Memenuhi
3,9709
Memenuhi
6,4020
Memenuhi
5,8921
Memenuhi
4,8127
Memenuhi
Memenuhi
VI-189
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ca
C C C C C C C C C C C C C C
Alamat Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah Perumahan Paowan Indah
Hierarki
Jumlah Pendudu k
Jumlah Pendudu k Tahun 2019
Q rumah Tangg a
Collector
80
7
0,0138
Collector
70
7
0,0136
Collector
65
7
0,0135
Collector
80
7
0,0138
Collector
60
7
0,0134
Collector
30
7
0,0128
Collector
25
7
0,0127
Collector
40
7
0,0130
Collector
25
7
0,0127
Collector
62
7
0,0134
Collector
45
7
0,0131
Collector
60
7
0,0134
Collector
12
7
0,0125
Collector
70
7
0,0136
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Q Total 0,013 9 0,013 7 2,513 5 0,013 9 0,013 5 0,013 3 0,013 2 0,013 3 0,013 0 0,150 9 0,162 4 0,013 5 0,013 1 0,013 7
Selisih
Keteranga n
Jumlah Pendudu k Tahun 2024
Q rumah Tangg a
5,1493
Memenuhi
8
0,0158
5,2048
Memenuhi
8
0,0158
2,7038
Memenuhi
8
0,0158
5,1220
Memenuhi
8
0,0158
5,1189
Memenuhi
8
0,0158
7,5810
Memenuhi
8
0,0158
7,5899
Memenuhi
8
0,0158
7,7145
Memenuhi
8
0,0158
7,7203
Memenuhi
8
0,0158
4,7756
Memenuhi
8
0,0158
4,7528
Memenuhi
8
0,0158
5,6279
Memenuhi
8
0,0158
5,6033
Memenuhi
8
0,0158
5,0353
Memenuhi
8
0,0158
Q Total 0,015 9 0,016 0 2,515 8 0,016 0 0,016 0 0,016 3 0,016 3 0,016 1 0,016 1 0,153 3 0,165 2 0,016 0 0,016 5 0,016 0
Selisih
Keteranga n
5,1472
Memenuhi
5,2026
Memenuhi
2,7015
Memenuhi
5,1199
Memenuhi
5,1164
Memenuhi
7,5780
Memenuhi
7,5868
Memenuhi
7,7117
Memenuhi
7,7172
Memenuhi
4,7732
Memenuhi
4,7501
Memenuhi
5,6254
Memenuhi
5,5999
Memenuhi
5,0330
Memenuhi
VI-190
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Ca
Alamat
Perumahan C Paowan Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015
Hierarki
Jumlah Pendudu k
Jumlah Pendudu k Tahun 2019
Q rumah Tangg a
Collector
62
7
0,0134
Q Total 0,013 6
Selisih
Keteranga n
Jumlah Pendudu k Tahun 2024
Q rumah Tangg a
5,0321
Memenuhi
8
0,0158
Q Total 0,016 0
Selisih
Keteranga n
5,0297
Memenuhi
Tabel 6.89 Proyeksi Kapasitas Saluran Drainase Periode Tahun 2029 dan Tahun 2034 Alamat
Hierarki
Jumlah Penduduk Tahun 2029
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
Jumlah Penduduk Tahun 2034
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
A
Jl. Panarukan-Kendit
Collector
9
0,0163
0,0168
0,6178
Memenuhi
9
0,0168
0,0173
0,6173
Memenuhi
A
Jl. Tembus 1
Collector
9
0,0163
0,0169
2,5380
Memenuhi
9
0,0168
0,0174
2,5376
Memenuhi
A
Jl. Raya Kilensari-Pawon
Collector
9
0,0163
0,0179
2,4254
Memenuhi
9
0,0168
0,0184
2,4249
Memenuhi
A
Jl. Panarukan-Kendit
Collector
9
0,0163
0,0168
0,6416
Memenuhi
9
0,0168
0,0173
0,6411
Memenuhi
A
Jl. Raya PB Sudirman
Collector
9
0,0163
0,5163
3,3246
Memenuhi
9
0,0168
0,5168
3,3241
Memenuhi
A
Jl. Raya PB Sudirman
Collector
9
0,0163
0,5163
3,2477
Memenuhi
9
0,0168
0,5168
3,2472
Memenuhi
A
Jl. Raya PB Sudirman
Collector
9
0,0163
0,0245
4,9878
Memenuhi
9
0,0168
0,0250
4,9873
Memenuhi
A
Jl. Raya PB Sudirman
Collector
9
0,0163
0,0170
6,1292
Memenuhi
9
0,0168
0,0175
6,1287
Memenuhi
A
Pelabuhan 2
Collector
9
0,0163
0,5163
0,9814
Memenuhi
9
0,0168
0,5168
0,9809
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhan 2D
Collector
9
0,0163
0,0167
2,2138
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
2,2134
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhan 2D
Collector
9
0,0163
0,0166
3,3867
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
3,3862
Memenuhi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-191
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Alamat
Hierarki
Jumlah Penduduk Tahun 2029
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
Jumlah Penduduk Tahun 2034
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
A
Jl. Pelabuhan 2B
Collector
9
0,0163
0,0165
2,6654
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
2,6649
Memenuhi
A
Jl. Pesisir Tengah
Collector
9
0,0163
0,0166
2,8837
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
2,8833
Memenuhi
A
Jl. Kelinsari 6
Collector
9
0,0163
0,0171
1,3176
Memenuhi
9
0,0168
0,0176
1,3171
Memenuhi
A
Jl. Raya PB Sudirman
Conveyor
9
0,0163
0,0166
6,4382
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
6,4377
Memenuhi
A
Jl. Pohon 9
Collector
9
0,0163
0,0167
0,5165
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
0,5160
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhan 1
Collector
9
0,0163
0,0169
6,4113
Memenuhi
9
0,0168
0,0173
6,4108
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhann 1A
Collector
9
0,0163
0,0168
3,2103
Memenuhi
9
0,0168
0,0173
3,2098
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhan 1A
Collector
9
0,0163
0,0165
3,2147
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
3,2142
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhan 1B
Collector
9
0,0163
0,0164
3,2100
Memenuhi
9
0,0168
0,0169
3,2095
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhan 1B
Collector
9
0,0163
0,0165
3,2117
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
3,2113
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 4
Collector
9
0,0163
0,0165
2,9037
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
2,9032
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 4
Collector
9
0,0163
0,0165
2,8975
Memenuhi
9
0,0168
0,0169
2,8970
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 3
Collector
9
0,0163
0,0165
2,5800
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
2,5796
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 3
Collector
9
0,0163
0,0166
2,6207
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
2,6202
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo
Collector
9
0,0163
0,0169
2,1989
Memenuhi
9
0,0168
0,0174
2,1984
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo
Collector
9
0,0163
0,0165
2,2005
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
2,2000
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 6
Collector
9
0,0163
0,0166
2,8314
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
2,8309
Memenuhi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-192
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Alamat
Hierarki
Jumlah Penduduk Tahun 2029
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
Jumlah Penduduk Tahun 2034
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
A
Jl. Karang Kongo 6
Collector
9
0,0163
0,0166
2,8483
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
2,8478
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 6A
Collector
9
0,0163
0,0165
3,8590
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
3,8585
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 6A
Collector
9
0,0163
0,0167
5,4270
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
5,4265
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 6A
Collector
9
0,0163
0,0167
3,8577
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
3,8572
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 5
Collector
9
0,0163
0,0165
2,9862
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
2,9857
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 5
Collector
9
0,0163
0,0167
3,5173
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
3,5168
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhan 1C
Collector
9
0,0163
0,0165
3,5650
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
3,5645
Memenuhi
A
Jl. Karang Kongo 5
Collector
9
0,0163
0,0165
3,5407
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
3,5402
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhan 1C
Collector
9
0,0163
0,0164
3,7304
Memenuhi
9
0,0168
0,0169
3,7299
Memenuhi
A
Jl. Pelabuhan 1
Collector
9
0,0163
0,0169
3,6224
Memenuhi
9
0,0168
0,0174
3,6219
Memenuhi
B
Jl. Gang Masjid 3
Conveyor
9
0,0163
0,0203
17,4575
Memenuhi
9
0,0168
0,0208
17,4570
Memenuhi
B
Jl. Wringin 2
Collector
9
0,0163
0,0167
3,3914
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
3,3909
Memenuhi
B
Jl. Pabrik Gula
Collector
9
0,0163
0,0175
2,0010
Memenuhi
9
0,0168
0,0180
2,0005
Memenuhi
B
Jl. Pabrik Gula
Collector
9
0,0163
0,0166
2,0000
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
1,9995
Memenuhi
B
Jl. Wringin 11
Collector
9
0,0163
0,5163
2,5163
Memenuhi
9
0,0168
0,5168
2,5158
Memenuhi
B
Jl. Wringin 11
Collector
9
0,0163
0,5163
2,5127
Memenuhi
9
0,0168
0,5168
2,5122
Memenuhi
B
Jl. Wringin 12
Collector
9
0,0163
0,0165
2,9497
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
2,9492
Memenuhi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-193
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Alamat
Hierarki
Jumlah Penduduk Tahun 2029
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
Jumlah Penduduk Tahun 2034
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
B
Jl. Wringin 12
Collector
9
0,0163
0,0171
2,9446
Memenuhi
9
0,0168
0,0175
2,9441
Memenuhi
B
Jl. Wringin 8
Collector
9
0,0163
1,5163
3,3521
Memenuhi
9
0,0168
1,5168
3,3516
Memenuhi
B
Jl. Wringin 8
Collector
9
0,0163
0,0169
4,8499
Memenuhi
9
0,0168
0,0174
4,8495
Memenuhi
B
Jl. Wringin 1
Collector
9
0,0163
0,0185
4,0881
Memenuhi
9
0,0168
0,0189
4,0876
Memenuhi
B
Jl. Wringin 4
Collector
9
0,0163
0,0166
3,2279
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
3,2274
Memenuhi
B
Jl. Wringin 4
Collector
9
0,0163
0,0166
3,2268
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
3,2263
Memenuhi
B
Jl. Wringin 5
Collector
9
0,0163
0,0167
5,4254
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
5,4249
Memenuhi
B
Jl. Wringin 5
Collector
9
0,0163
0,0167
5,4122
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
5,4117
Memenuhi
B
Jl. Raya PB Sudirman
Conveyor
9
0,0163
0,0172
2,0778
Memenuhi
9
0,0168
0,0177
2,0773
Memenuhi
B
Jl. Raya PB Sudirman
Conveyor
9
0,0163
0,0170
2,2887
Memenuhi
9
0,0168
0,0175
2,2882
Memenuhi
B
Jl. Jembatan Wringin 2
Collector
9
0,0163
0,0175
1,7633
Memenuhi
9
0,0168
0,0179
1,7628
Memenuhi
B
Jl. Wringin Sumberkolak
Conveyor
9
0,0163
0,0199
6,7404
Memenuhi
9
0,0168
0,0204
6,7400
Memenuhi
B
Jl. Wringin Sumberkolak
Conveyor
9
0,0163
0,0166
6,7669
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
6,7664
Memenuhi
B
Jl. Wringin 6
Collector
9
0,0163
0,0170
4,5500
Memenuhi
9
0,0168
0,0175
4,5495
Memenuhi
C
Jl. Gang Masjid 3
Conveyor
9
0,0163
0,0167
17,4962
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
17,4958
Memenuhi
C
Jl. Pahlawan
Conveyor
9
0,0163
0,0165
3,6752
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
3,6747
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0169
8,3304
Memenuhi
9
0,0168
0,0174
8,3300
Memenuhi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-194
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Alamat
Hierarki
Jumlah Penduduk Tahun 2029
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
Jumlah Penduduk Tahun 2034
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0168
5,0698
Memenuhi
9
0,0168
0,0173
5,0693
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0167
5,0545
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
5,0540
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0171
9,0121
Memenuhi
9
0,0168
0,0176
9,0116
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0168
9,0118
Memenuhi
9
0,0168
0,0173
9,0113
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0184
9,0385
Memenuhi
9
0,0168
0,0189
9,0380
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0166
11,8437
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
11,8432
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0166
13,9237
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
13,9232
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0168
11,4930
Memenuhi
9
0,0168
0,0173
11,4926
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0164
11,0852
Memenuhi
9
0,0168
0,0169
11,0847
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0164
4,5006
Memenuhi
9
0,0168
0,0169
4,5001
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0167
4,4805
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
4,4800
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0167
7,0743
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
7,0738
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0167
8,7894
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
8,7889
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0166
11,9437
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
11,9432
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0166
7,6197
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
7,6192
Memenuhi
C
Jl. Kendit Paowan Situbondo
Conveyor
9
0,0163
0,0170
2,5288
Memenuhi
9
0,0168
0,0175
2,5283
Memenuhi
C
Jl. Pahlawan
Conveyor
9
0,0163
0,0164
3,9703
Memenuhi
9
0,0168
0,0169
3,9699
Memenuhi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-195
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Alamat
Hierarki
Jumlah Penduduk Tahun 2029
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
Jumlah Penduduk Tahun 2034
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
C
Jl. Gg. Langit
Conveyor
9
0,0163
0,0167
6,4014
Memenuhi
9
0,0168
0,0172
6,4010
Memenuhi
C
Jl. Gg. Langit
Conveyor
9
0,0163
0,5163
5,8916
Memenuhi
9
0,0168
0,5168
5,8911
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,5163
4,8122
Memenuhi
9
0,0168
0,5168
4,8117
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0164
5,1467
Memenuhi
9
0,0168
0,0169
5,1462
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0165
5,2021
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
5,2016
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
2,5163
2,7009
Memenuhi
9
0,0168
2,5168
2,7005
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0165
5,1194
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
5,1189
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0165
5,1159
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
5,1154
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0168
7,5775
Memenuhi
9
0,0168
0,0173
7,5770
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0168
7,5863
Memenuhi
9
0,0168
0,0173
7,5858
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0166
7,7112
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
7,7107
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0166
7,7167
Memenuhi
9
0,0168
0,0171
7,7162
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,1538
4,7727
Memenuhi
9
0,0168
0,1543
4,7722
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,1657
4,7496
Memenuhi
9
0,0168
0,1662
4,7491
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0165
5,6249
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
5,6245
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0170
5,5994
Memenuhi
9
0,0168
0,0175
5,5989
Memenuhi
C
Perumahan Paowan Indah
Collector
9
0,0163
0,0165
5,0325
Memenuhi
9
0,0168
0,0170
5,0320
Memenuhi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-196
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Alamat C Perumahan Paowan Indah Sumber: Hasil Analisis, 2015
Hierarki Collector
Jumlah Penduduk Tahun 2029
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
9
0,0163
0,0165
5,0292
Memenuhi
Jumlah Penduduk Tahun 2034
Q rumah Tangga
Q Total
Selisih
Keterangan
9
0,0168
0,0170
5,0287
Memenuhi
Berdasarkan hasil proyeksi di atas dapat diketahui bahwa saluran drainase di BWP Kecamatan Panarukan masih memenuhi hingga 20 tahun mendatang.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-197
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.63 Peta Hierarki Drainase
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-198
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.64 Peta Analisis Drainase
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-199
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
G.
Jaringan Irigasi Pada jaringan irigasi tidak terlalu banyak jaringan irigasi yang terdapat di
Kecamatan Panarukan, terutama di Desa Paowan dan Wringinanom. Hal ini dikarenakan sawah-sawah yang ada di desa-desa tersebut merupakan sawah tadah hujan, sehingga lebih banyak menggunakan air hujan daripada aliran air dari sungai namun tetap menggunakan jaringan irigasi yang menggunakan air sungai. Jaringan irigasinya sebagian besar merupakan irigasi non teknik yang dilengkapi dengan bangunan pelengkap seperti pintu air.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-200
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.65 Peta Irigasi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-201
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.9.4
Analisis Pusat-Sub Pusat Penentuan pusat dan sub pusat Kecamatan Panarukan ditentukan dengan
menggunakan analisis indeks sentralitas. Parameter yang digunakan untuk menentukan indeks sentralitas yaitu jumlah penduduk setiap desa, aksesibilitas tiap desa, serta kelengkapan sarana dan prasarana di setiap desa. Pusat merupakan bagian kecamatan yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap serta pada umumnya berkembang lebih cepat dan merupakan pusat pemerintahan kecamatan, sedangkan sub pusat kecamatan merupakan bagian pusat pelayanan kedua setelah pusat kecamatan. Berikut adalah parameter yang digunakan untuk menganalisis pembagian pusat dan sub pusat kecamatan di Kecamatan Panarukan. Tabel 6.90 Indeks Sentralitas Jumlah Penduduk Desa Jumlah Penduduk Kilensari 12742 Paowan 6623 Wringinanom 7248 Total 26613 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Indeks 47.88 24.88 27.24 100
Tabel 6.91 Indeks Sentralitas Aksesibilitas Desa Panjang Jalan (M) Wringinanom 3778 Paowan Kilensari 2606 Total 6384 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Indeks 59.18 40.82 100
Tabel 6.92 Indeks Sentralitas Sarana Pendidikan Kecamatan Panarukan Desa TK Wringinanom 2 Paowan Kilensari 1 Total 3 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jenis Sarana SD SMP 2 3 5 1 10 1
Non Formal 3 4 7
Jumlah
Indeks
4 6 11 21
19.04 28.58 52.38 100
Tabel 6.93 Indeks Sentralitas Sarana Kesehatan Kecamatan Panarukan Desa Puskesmas Wringinanom Paowan 1 Kilensari Total 1 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jenis Sarana Pondok Praktek Bersalin Dokter 1 1 1 1
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Kantor Kesehatan 1 1
Jumlah
Indeks
1 3 4
25.00 75.00 100
VI-202
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.94 Indeks Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum di Kecamatan Panarukan Indek s
Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Kantor bea dan cukai
Kantor
Wringinanom
1
Paowan Kilensari
Desa
Jumlah
Kanto r BPR
Kantor Desa
Kantor Kecamata n
Kantor Patroli
1
1
1
1
-
-
-
1
-
-
-
1
1
1
Kantor PDAM
MCK umum
1
1
-
Kan tor pos Poli si -
-
-
1
5
-
3
-
-
1
4
1
2
Komando Distrik Militer
Kopera si
KUD
1
1
1
-
-
-
1
-
-
3
1
1
Bank
TPS
Kantor Pelabuhan
Kantor Mencusuar
-
-
-
-
10
35.71
-
-
-
-
-
7
25.00
1
1
1
2
1
1
11
39.29
6
1
1
2
1
1
28
100
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Juml ah
VI-203
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.95 Indeks Sentralitas Sarana Peribadatan Kecamatan Panarukan Sarana Peribadatan Musollah Masjid Gereja Wringinanom 2 3 Paowan 3 4 Kilensari 6 2 1 Jumlah 11 9 1 Sumber: Hasil Analisis, 2015 Desa
Jumlah
Indeks
5 7 9 21
23.81 33.33 42.86 100
Tabel 6.96 Indeks Sarana RTH dan Olahraga di Kecamatan Panarukan Sarana RTH dan Olahraga Lapangan Wringinanom 1 Paowan 2 Kilensari Jumlah 3 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Indeks
Desa
33.33 66.67 100
Tabel 6.97 Indeks Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Panarukan Sarana Perdagangan dan Jasa Desa
Warung/Toko
Pertokoan
Wringinanom 62 Paowan 15 Kilensari 75 Jumlah 152 Sumber: Hasil Analisis, 2015
4 2 4
Pasar 1 1 2
Pasar Umum 1 1
Hotel 2 2
Jasa Lainya 6 3 3 12
Jumlah
Indeks
75 18 82 175
42.86 10.28 46.86 100
Tabel 6.98 Indeks Sarana Industri dan Pergudangan di Kecamatan Panarukan Sarana Industri dan Pergudangan Desa
Industri Kayu Wringinanom Paowan Kilensari 1 Jumlah 1 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Pabrik Gula 1 1
Industri Tahu 1 1
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jumlah
Indeks
5 3 19 27
18.52 11.11 70.37 100
Gudang 4 2 18 24
VI-204
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.99 Indeks Sarana Keamanan di Kecamatan Panarukan Desa
Pos Kamling
Pos Keamanan
Wringinanom Paowan 1 Kilensari Jumlah 1 Sumber: Hasil Analisis, 2015
3 1 4
Sarana Keamanan Pos Pos Mecusuar Keamanan Dermaga 1 1 1 1 1 1
Pos Keamanan Pelabuhan 1 1
Pos Polisi 1 1
Jumlah
Indeks
4 6 10
40.00 60.00 100
Tabel 6.100 Indeks Sentralitas Kecamatan Panarukan Desa
Jumlah
Aksesibilitas
Pendidikan
Kesehatan
PPU
Peribadatan
Penduduk
RTH dan
Perdagangan
Industri dan
Olahraga
dan Jasa
Pergudangan
Keamanan
Jumlah
Indeks
Indeks
Akhir
Klasifikasi
Wringinanom
47.88
59.18
19.04
-
35.71
23.81
33.33
42.86
18.52
-
280.33
28.03
3
Paowan
24.88
-
28.58
25
25.00
33.33
66.67
10.28
11.11
40.00
264.85
26.49
3
Kilensari
27.24
40.82
52.38
75
39.29
42.86
-
46.86
70.37
60.00
454.82
45.48
1
Jumlah
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
1000
100
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-205
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
K = 1 + 3.3 log = 1 + 3.3 log 3
I = (45.48 – 26.49) / 3 = 6.33
= 2.57 = 3 Klasifikasi :
1 = 39.16 - 45.48 2 = 32.83 - 39.15 3 = 26.49 - 32.82
Berdasarkan hasil analisis dari penilaian jumlah penduduk, aksesibilitas, dan persebaran sarana dan prasarana di Kecamatan Panarukan maka didapat hasil untuk penentuan pusat da sub pusat sebagai berikut. 1. Pusat Kecamatan Penentuan pusat kecamatan dilihat dari hasil tertinggi nilai perhitungan indeks sentralitas, yaitu 45.48 yang terdapat di Desa Kilensari, sehingga desa tersebut masuk dalam klasifikasi satu. Dengan faktor jumlah pendudukan yang padat, dilewati oleh jalan arteri primer dan hampir semua sarana prasarana ada di desa tersebut menjadikan desa tersebut pusat kecamatan di Kecamatan Panarukan. 2. Sub Pusat Kecamatan Berdasarkan hasil perhitungan analisis, sub pusat yang ada di Kecamatan Panarukan adalah Desa Wringinanom dan Desa Paowan. Dengan nilai indeks masing-masing 28.03 dan 26.49 maka desa tersebut masuk dalam klasifikasi tiga. Desa Wringinanom dilewati oleh jalan arteri primer, sedangkan di Desa Paowan terdapat RTH yang paling banyak.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-206
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.66 Peta Struktur Ruang
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-207
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.10
Sistem Pergerakan
6.10.1 Sistem Pergerakan (Lokal-Regional-Nasional) Kelas jalan yang terdapat di Kecamatan panarukan adalah jalan kelas 1, jalan kelas 2 dan jalan kelas 3C. Untuk hirarki jalan yang terdapat di Kecamatan panarukan adalah arteri primer, kolektor sekunder, lokal primer dan lingkungan. A.
Pola Pergerakan Lokal Pola pergerakan lokal yang terdapat di Kecamatan Panarukan merupakan
pola pergerakan yang berasal dari permukiman ke sarana atau pusat-pusat pelayanan yang terdapat di Kecamatan Panarukan seperti halnya pergerakan ke sarana pendidikan, perdagangan dan jasa, perkantoran dan pemerintahan serta pelayanan umum lainnya. 1.
Pergerakan Menuju Kawasan Pendidikan Pada Kecamatan Panarukan pola pergerakan yang menuju kawasan pendidikan dilakukan pada hari kerja. Pergerakan yang di lakukan menuju pada sarana pendidikan seperti TK, SD, SMP dan SMA. Pergerakan pucak terjadi pada jam-jam sibuk seperti pagi jam 06.0008.00, siang jam 12.00-13.00 dan sore jam 16.00-17.00. Beberapa jalan tempat terjadinya pergerakan menuju kawasan pendidikan adalah Jalan PB Sudirman.
2. Pergerakan Menuju Kawasan Perdagangan dan Jasa Pergerakan menuju kawasan perdagangan dan jasa terjadi pada setiap hari. Pola pergerakan terbesar terjadi di Jalan PB sudirman, karena pada koridor jalan tersebut terdapat took-toko, supermarket dan pasar yang skala pelayanannya mencakup kecamatan hingga kabupaten. Hal tersebut mengakibatkan pergerakan di Jalan PB Sudirman setiap harinya besar. 3. Pergerakan Menuju Kawasan Perkantoran dan Pemerintahan serta Pelayanan Umum lainnya. Pola pergerakan menuju kawasan kantor pemerintah dan pelayanan umum terjadi pada hari kerja, persebaran sarana pemerintahan dan pelayanan umum tersebar merata di semua desa bagian wilayah Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-208
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
perkotaan kecamatan Panarukan. Pagi hari pada jam puncak yaitu jam 06.00-08.00 dan sore gari jam 16.00-17.00 semua sarana pemerintahan dan pelayanan umum menjadi tarikan dari perumahan. B.
Pola Pergerakan Regional dan Nasional Kecamatan panarukan memiliki system pergerakan nasional yang terdapat
pada Jalan PB. Sudirman karena hirarki jalan tersebut adalah arteri primer yang mrpakan jalan utama di kecamatan panarukan dan juga memiliki sistem pergerakan regional yang terdapat di jalan Kilensari-Pawoan sebagai jalur pendukung dari jalan pantura untuk menuju kecamatan lainnya di kebupaten situbondo. 6.10.2 Hierarki dan Fungsi Jaringan Jalan Transportasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu wilayah, karena
berpengaruh
dalam
perkembangan
wilayah
tersebut.
Pelayanan
transportasi kota harus mencerminkan seadaan struktur sosial ekonomi kota yang bersangkutan, suatu perkembangan dalam sintem transpotasi pada suatu wilayah dapat
merangsang
atau
dapat
berdampak
terhadap
pertumbuhan
dan
perkembangan suatu wilayah. Fungsi jalan di BWP Kecamatan Panarukan dianalisis berdasarkan kesesuaian kondisi enksisting dengan standar Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 untuk mengetahui kesesuaian fungsi jalan agar tidak terjadi penyimpangan yang nantinya dapat merugikan para pengguna jalan. Dalam PP No. 34 Tahun 2006 terdapat ketentuan-ketentuan yang berisi tentang jalan dala kaitannya dengan fungsi jalan, yaitu: Tabel 6.101 Ketentuan Hirarki Jalan Hierarki Jalan Arteri Primer Arteri Sekunder Kolektor Primer Kolektor Sekunder Lokal Primer Lokal Sekunder Lingkungan Primer Lingkungan Sekunder Sumber: PP No.34 Tahun 2006
Lebar Badan Jalan
Kecepatan(km/jam)
>11 >11 >9 meter >9 meter >7,5 meter >7,5 meter >6,5 meter >6,5 meter
>60 >30 >40 >20 >20 >10 >15 >10
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-209
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
A.
Jalan Arteri Pimer Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan
nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana terendah adalah 60 kilometer per jam dan lebar badan jalan minimal 11 meter. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal sehingga jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer harus dibatasi. Berikut adalah jalan berhirarki arteri primer yang terdapat pada BWP Kecamatan Panarukan. Tabel 6.102 Hirarki Jalan Arteri Primer Hirarki Jalan Arteri Primer
Nama Jalan Jl. Raya PB Sudirman Situbondo
Lebar Eksisting (m) 8
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m) >11
Analisis Berdasarkan data, jalan yang memiliki hierarki arteri primer tidak ada yang sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006, sehingga perlu diadakannya pelebaran jalan untuk menunjang sistem transportasi
Sumber: Hasil Analisis, 2015
B.
Jalan Kolektor Sekunder Jalan kolektor sekunder merupakan ruas jalan yang menghubungkan
kawasan-kawasan sekunder kedua yang satu dengan yang lainnya atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder ketiga. Berdasarkan PP No. 34 Tahun 2006 jalan dengan hirarki kolektor sekunder memiliki kecepatan terendah 20 km/jam dan lebar badan jalan minimal 9 meter. Jalan kolektor sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata. Pada jalan kolektor sekunder, lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas yang lambat. Jalan berhirarki kolektor sekunder yang terdapat di BWP Kecamatan Panarukan adalah sebagai berikut:
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-210
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.103 Jalan Kolektor Sekunder Hirarki Jalan
Lebar Eksisting (m)
Nama Jalan
Kolektor Sekunder
Jl. Pelabuhan Jl. Raya KilensariPawoan Jl. Panarukan Kendit
4 6
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m) >9
5
Analisis Berdasarkan data, jalan yang memiliki hierarki Kolektor sekunder tidak ada yang sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006, sehingga perlu diadakannya pelebaran badan jalan untuk menunjang pergerakan transportasi
Sumber: Hasil Analisis, 2015
C.
Jalan lokal primer Jalan lokal primer merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya guna
pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Pada jalan lokal primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah adalah 20 kilometer per jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter. Berikut adalah jalan berhirarki lokal primer yang terdapat pada BWP Kecamatan Panarukan. Tabel 6.104 Jalan Lokal Primer Hirarki Jalan Lokal Sekunder
Nama Jalan Jl. Kendit Paowan Situbondo Jl. Pertigaan Mesjid Kilensari 12 Jl. Jembatan Wringin 1 Jl. Pantai 4 Jl. Pohon 1 Jl. Dermaga 3 Jl. Tembus 1 Jl. Wringin Sumberkolak Kelinsari 16 Kelinsari 14 Gang Kelinsari 17 Kelinsari 15 Kelinsari 13 Kelinsari 17 Jl. Dermaga 2 Jl. Pesisir Barat Jl. Dermaga Kilensari Jl. Pantai 2A
Lebar Eksisting (m) 6
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 03-17332004) (m) >7,5
Analisis
3.5 m 1,5 3m 3m 3m 3m 3m 5m 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 3 3m 3m
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Berdasarkan data, jalan yang memiliki hierarki Lokal sekunder tidak ada yang sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006, sehingga perlu diadakannya pelebaran badan jalan untuk menunjang pergerakan transportasi
VI-211
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Hirarki Jalan
Nama Jalan Jl. Tembus Paowan Jl. Dermaga 1 Jl. Pantai 4 Jl. Kendit Paowan 2 Jl. Pabrik Gula Jl. Jembatan Wringin 2 Jl. Gang Baiturrahman
Lebar Eksisting (m)
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 03-17332004) (m)
Analisis
3,5 m 2m 3m 3m 3m 6 2,5 m 3m 2m
Sumber: Hasil Analisis, 2015
D.
Jalan lingkungan Jalan lingkungan merupakan jalan yang menghubungkan antarpersil dalam
kawasan perkotaan. Jalan lingkungan sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah adalah 10 kilometer per jam dengan lebar badan jalan minimal adalah 6,5 meter. Untuk jalan lingkungan di Kecamatan panarukan, kondisi sebagian jalan tergolong baik. Akan tetapi masih juga terdapat jalan dengan kondisi jalan yang buruk dikarenakan kurangnya upaya untuk perawatan dan perbaikan jalan. Tabel 6.105 Jalan Lingkungan Sekunder Hirarki Jalan Lingkungan Sekunder
Nama Jalan Jl. Pahlawan 3 Jl. Pahlawan Jl. Gang Pahlawan 2 Jl. Gang Lentera Jl. Gang Sentosa Jl. Gang Sentosa 2 Jl. Gang Sentosa 4 Jl. Gang Sentosa 5 Jl. Gang Sentosa 3 Jl. Gang Sentosa 1 Jl. Gang Semesta Jl. Gang Nusantara Jl. Gang Langit Jl. Gg. Langit Jl. Gang Andromeda Jl. Gang Angkasa Jl. Pertigaan Mesjid 1 Jl. Pertigaan Masjid 2 Jl. Pertigaan Mesjid 3 Jl. Pertigaan Mesjid 4 Jalan Gg. Kali
Lebar Eksisting (m) 2m 3 2 2 2m 2m 2m 2m 2m 2m 2m 2 2 2 2m
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m) >3,5
Analisis
Berdasarkan data yang ada, tidak semua jalan yang memiliki hierarki Lingkungan Sekunder memiliki kesesuaian dengan PP No. 34 Tahun 2006. Akan tetapi kondisi tersebut masih mampu menanpung kapasitas kendaraan yang lewat.
2 3m 3m
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-212
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Hirarki Jalan
Nama Jalan Paowan 2 Jalan Perumahan Paowan Indah Jl. Paowan Indah Blok F Jl. Paowan Indah Blok G Jl. Paowan Indah Blok E Jl. Paowan Indah Blok D Jl. Paowan Indah Blok C Jl. Paowan Indah Blok B Jl. Paowan Indah Blok A Jl. Perumahan Paowan Indah Jalan Paowan Indah Utama Jl. Paowan Indah Blok H Jl. Gang Paowan Raya Jl. Tembus Wringin Jl. Jembatan Wringin 2H Jl. Sawah Wringin 5 Jl. Sawah Wringin 3 Jl. Sawah Wringin 2 Jl. Sawah Wringin 4 Jl. Jembatan Wringin 2C Jl. Jembatan Wringin 2B Jl. Jembatan Wringin 2D Jl. Jembatan Wringin 2H Jl. Jembatan Wringin 2G Jl. Jembatan Wringin 2A Jl. Dermaga Jl. Pantai 4A Pesisir Tengah Pesisir Pinggir Karang kongo Karang kongo 2 Karang kongo 3 Pelabuhan 1C
Lebar Eksisting (m)
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)
Analisis
2m 2.5 m 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3,5 m 3,5 m 3m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 3m 3,2 m 3m 3m 3,2 m 3m 3m
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-213
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Hirarki Jalan
Nama Jalan Karang kongo 5 Karang kongo 6 Karang kongo 6A Pelabuhan 1 Jl. Pantai 1 Jl. Wringin 1 Jl. Trip 1 Jl. Pabrik Gula 2 Jl. Pabrik Gula 2A Jl. Pabrik Gula 1 Jl. Wringin 11 Jl. Wringin 10 Jl. Wringin 12 Jl. Wringin 9 Jl. Wringin 8 Jl. Wringin 4 Jl. Wringin 5 Jl. Wringin 2 Jl. Wringin 3 Jl. Wringin 2A Jl. Wringin 2B Jl. Wringin 6 Jl. Wringin 7B Jl. Wringin 7A Jl. wringin 7A3 Jl. wringin 7A1 Jl. wringin 7A2 Jl. Gang Paowan 5 Jl. Gang Paowan 3 Jl. Gang Paowan 4 Jl. Gang Paowan 7 Jl. Gang Paowan 9 Jl. Gang Paowan 8 Jl. Gang Paowan 10A Jl. Gang Masjid 4 Jl. Gang Masjid 6 Kelinsari 3 Gang Kelinsari 21 Jl. Pohon 6 Jl. Pohon 4 Jl. Pantai 3 Jl. Pantai 2 Pesisir Tengah 17 Pelabuhan 1A Pelabuhan 2 Pelabuhan 2A Pelabuhan 2D Pelabuhan 2B Pelabuhan 2C Pelabuhan 2E Pesisir Tengah 14 Pelabuhan 2G
Lebar Eksisting (m)
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)
Analisis
2m 4,8 m 2,4 m 4,2 m 4,1 m 4,2 m 2,5 m 4m 4,2 m 4,2 m 3,2 m 3m 4,2 m 3,5 m 2,5 m 2,5 m 2,5 m 4,1 m 4,1 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 4,5 m 4,3 m 4,3 m 4,2 m 4,3 m 4,3 m 4,3 m 2 2 2 2 2,5 m 2 2 2 3 1,5 1,5 2m 2m 3m 2m 3,7 m
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-214
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Hirarki Jalan
Nama Jalan Pelabuhan 2P Pesisir Tengah 2 Pesisir Tengah 7 Pesisir Tengah 6 Pelabuhan 2I Pelabuhan 2H Pelabuhan 2M Pelabuhan 2K Kelinsari 2 Kelinsari 4 Kelinsari 5 Kelinsari 7 Kelinsari 8 Kelinsari 9 Kelinsari 10 Gang Kelinsari 1 Kelinsari 3 Kelinsari 1 Gang Kelinsari 8 Gang Kelinsari 7 Gang Kelinsari 10 Gang Kelinsari 12 Gang Kelinsari 13 Gang Kelinsari 14 Gang Kelinsari 15 Gang Kelinsari 16 Gang Kelinsari 17 Gang Kelinsari 18 Gang Kelinsari 19 Gang Kelinsari 20 Gang Kelinsari 24 Gang Kelinsari 25 Gang Kelinsari 6 Kelinsari 6 Gang Kelinsari 9 Gang Kelinsari 3 Gang Kelinsari 2 Gang Kelinsari 5 Pelabuhan 1B Pelabuhan 2E Pelabuhan 2Q1 Pelabuhan 2J Pelabuhan 2L Pelabuhan 2R Pelabuhan 2O Pelabuhan 2S Pesisir Tengah 16 Pesisir Tengah 15 Pesisir Tengah 13 Pesisir Tengah 12 Pesisir Tengah 11 Pesisir Tengah 10
Lebar Eksisting (m)
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)
Analisis
2,4 m 3,1 m 2,2 m 2.3 m 2,3 m 2,1 m 2,2 m 2,5 m 2,2 m 2,4 m 2,1 m 1,9 m 1,8 m 2,4 m 2,1 m 2,1 m 1,9 m 1 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,2 1,5 1 1 2 1 1 1 1 1 1,5 1 1 1 1,5 1 1,5 1 1,5 1 1 1 1,5 2,2 m 1,7 m 1,7 m 1,9 m 1,8 m
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-215
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Hirarki Jalan
Nama Jalan Pesisir Tengah 9 Pesisir Tengah 8 Pesisir Tengah 5 Pesisir Tengah 4 Pesisir Tengah 3 Pesisir Tengah 1 Karang kongo 1 Karang kongo 4 Karang kongo 6B Karang kongo 6C Karang kongo 6D Karang kongo 7 Jl. Pohon 2 Jl. Pohon 3 Jl. Pohon 5 Jl. Pohon 7 Jl. Pohon 8 Jl. Pohon 9 Jl. Pohon 10 Jl. Pohon 11 Jl. Pohon 12 Pesisir Pinggir 2 Pesisir Tengah 1A Pelabuhan 2Q Pelabuhan 1CA Pelabuhan 2CA Karang Kongo Tengah Karang Kongo 4A Jl. Gang Masjid 3 Jl, Gang Masjid 5 Jl. Gang Paowan 6 Jl. Gang Selecta Jl. Gang Selecta 1 Jl. Gang Paowan 6A Jl. Gang Paowan 8A Jl. Gang Paowan 8B Jl. Gang Paowan 10A1 Jl. Tembus Paowan 1 Jl. Tembus Paowan 3 Jl. Tembus Paowan 4 Jl. Tembus Paowan 2 Karang Kongo 2D Karang Kongo 2C Karang Kongo 2C Karang Kongo 2A Kongo Karang 1 Kongo Karang 2 Karang Kongo 1A Jl. Karang Kongo 2 Jl. Karang Kongo 1
Lebar Eksisting (m)
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)
Analisis
2,1 m 2,2 m 2,1 m 1,8 m 2,2 m 1,7 m 1,9 m 1,8 m 2,2 m 1,9 m 1,7 m 1,9 m 1,8 m 1,9 m 1,7 m 2,1 m 4,2 m 4,1 m 4,2 m 4,2 m 4,1 m 3m 3m 2m 2m 2m 2m 2m 2m 2.5 m 2,4 m 1,7 m 2,1 m 2,3 m 2,4 m 4,5 m 4m 2 2 2 2m 2m 2 2 2,8 m 2 3,2 m 3,5 m
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-216
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Hirarki Jalan
Nama Jalan Jl. Gang Paowan 2 Jl. Gang Paowan 5 Jl. Tengah Sawah Wringin Jl. Gang Paowan 10 Jl. Wringin 8 Jl. Jembatan Wringin 2G Jl. Sawah Wriingin 1 Jl. Gang Baiturrahman 1 Jl. Gang Baiturrahman 2 Jl. Gang Baiturrahman 3 Jl. Gang Baiturrahman 4 Jl. Gang Baiturrahman 5 Jl. Gang Baiturrahman 3D Jl. Gang Baiturrahman 3A Jl. Gang Baiturrahman 3B Jl. Gang Baiturrahman 3C Jl. Gang Baiturrahman 3E Jl. Gang Baiturrahman 4A Jl. Gang Baiturrahman 4B Jl. Gang Baiturrahman 4C
Lebar Eksisting (m)
Lebar (PP No. 34 Tahun 2006 dan SNI 031733-2004) (m)
Analisis
3,5 m 3,5 m 4,2 m 4,2 m 4,2 m 4,2 m 3,6 m 3,6 m 4,1 m 3,2 m 3m 2 2 3,5 m 2 4,3 m 3,2 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-217
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
E. Konstruksi dan Penampang Melintang Jalan Perkerasan jalan yang ada di Kecamatan Panarukan terdiri dari perkerasan aspal, paving, tanah, dan plester. Perkerasan jalan yang paling dominan di Kecamatan Panarukan adalah perkerasan aspal dengan persentase sebesar 28%. Perkerasan paving sebesar 32%, tanah sebesar 30%, dan perkerasan plester sebesar 10%. Berikut ini adalah gambar penampang melintang jalan di Kecamatan Panarukan yang dibuat berdasarkan hierarki jalan Kecamatan Panarukan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-218
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Gambar 6.21 Penampang Jalan Arteri Primer Jalan PB. Sudirman Sumber: Survei Primer, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-219
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Gambar 6.22 Penampang Jalan lokal Primer Jalan Paowan Sumber: Survei Primer, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-220
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Gambar 6.23 Penampang Jalan Lingkungan Jalan Paowan Indah Sumber: Survei Primer, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-221
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Gambar 6.24 Penampang Jalan Kolektor Primer Jalan Kilensari-Paowan Sumber: Survei Primer, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-222
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.10.3 Jenis Moda Jenis moda transportasi yang terdapat di Kecamatan Panarukan terdiri atas 2 jenis yakni kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Moda yang tergolong ke dalam kendaraan bermotor terdiri atas mobil, sepeda motor, truk, dan bus. Kendaraan tidak bermotor terdiri dari sepeda, dan becak. Berdasarkan kepemilikannya, kendaraan terbagi lagi menjadi kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Jenis moda transportasi yang banyak digunakan untuk mendukung sistem pergerakan masyarakat di Kecamatan Panarukan adalah kendaraan pribadi. Penggunaan kendaraan pribadi di kecamatan panarukan di dominasi oleh motor dan mobil. Tingginya penggunaan akan kendaraan pribadi di karenakan masih kurangnya jumlah kendaraan umum (angkutan kota) serta kawasan yang terlayani di kecamatan panarukan. Selain itu, penggunaan kendaraan pribadi di rasakan lebih efesien dan lebih praktis untuk mendukung pergerakan masyarakat di kecamatan panarukan. Hal ini tentunya dapat menimbulkan permasalahan transportasi, seperti halnya kemacetan dan pertumbuhan kendaraan pribadi yang semakin banyak. Oleh sebab itu di perlukan langkah-langkah alternatif yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, penduduk Kecamatan Panarukan juga sering menggunakan moda kendaraan tidak bermotor seperti sepeda dan becak untuk melakukan pergerakan dengan jarak tempuh yang dekat. 6.10.4 Tingkat Pelayanan dan Lokasi Kemacetan A.
Volume Lalu Lintas Tingkat pelayanan pada suatu jalan bergantung pada kondisi dan arus lalu
lintas. Pada tingkat pelayanan jalan, data yang dapat diolah adalah dari volume lalu lintas yang diperoleh dari konversil antara laju harian rata-rata (LHR) dengan standar Satuan Mobil Penumpang (SMP). Satuan Mobil Penumpang yang diatur dalam Standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) adalah sebagai berikut:
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-223
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.106 Emp untuk jalan perkotaan tak terbagi Tipe Jalan : Jalan tak terbagi
Emp
Arus Lalu Lintas total dua arah (kend/jam)
Dua-lajur-takterbagi (2/2 UD) Empat-lajurtak-terbagi (4/2 UD) Sumber: MKJI, 1997
0 0
MC Lebar jalur lalu-lintas Wc (m)
HV
LV
1.3
1
0.5
0.4
1.2
1
0.35
0.25
1.3
1
0.4
1.2
1
0.25
Tabel 6.107 Emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah Tipe Jalan : Jalan satu arah dan jalan terbagi Dua-lajur-satu-arah (2/1) dan empatlajur terbagi (4/2D) Tiga-lajur-satu-arah (3/1) dan empat-lajur terbagi (6/2D) Sumber: MKJI, 1997
Arus lalu-lintas per lajur (kend/jam) 0 0
Emp HV MC 1.3 0.4 1.2 0.25 1.3 0.4 1.2 0.25
Derajat kejenuhan (DS) adalah rasio volume (arus) lalu lintas terhadap kapasitas. Derajat kejenuhan digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Perhitungan derajat kejenuhan menurut MKJI 1997 adalah sebagai berikut. DS = Q/C Keterangan: DS = Derajat kejenuhan Q = Volume lalu lintas C = Kapasitas Derajat kejenuhan digunakan untuk analisis perilaku lalu lintas berupa kecepatan. Adapun batas lingkup tingkat pelayanan ruas jalan telah diatur dalam MKJI yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6.108 Batas Lingkup Tingkat Pelayanan Ruas Jalan Tingkat Pelayanan A B C
Karakteristik Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume arus lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memiliki kecepatan yang diinginkan Dalam zona arus stabil. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatannya Dalam zona arus stabil. Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatannya
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Batas Lingkup V/C 0,00 – 0,19 0,20 – 0,44 0,45 – 0,74
VI-224
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tingkat Pelayanan
Karakteristik
Mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh pengemudi akan dibatasi volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas yang diterima Volume arus lalu lintas mendekati atau berada pada E kapasitasnya. Arus tidak stabil dengan kondisi saling berhenti Arus yang dipaksakan atau macet pada kecepatan-kecepatan F yang rendah. Antrian yang panjang dan terjadi hambatanhambatan yang besar Sumber: MKJI, 1997 D
Batas Lingkup V/C 0,75 – 0,84 0,85 – 1,0 > 1,0
Pecacahan lalu lintas atau perhitungan laju harian rata-rata (LHR) di Kecamatan panarukan dilakukan pada jalan-jalan utama yang berada di Kecamatan panarukan yaitu jalan PB Sudirman dan Jl. Raya kilensari-pawoan . Pencacahan dilakukan pada hari sibuk (Rabu, 1 april 2015) dan pada hari libur (Minggu, 29 Maret 2015). Waktu pengambilan data dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-08.00, siang hari pukul 12.00-13.00 serta sore hari pukul 16.0017.00. Berikut merupakan tabel laju harian rata-rata (LHR) Kecamatan panarukan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-225
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.109 Volume Harian Rata-Rata Kecamatan Panarukan Pada Hari Kerja Lokasi
Segmen
Waktu 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00
Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo 1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman 2 Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak
AS 3
AS 2
AS 1
2 0 0 6 2 3 -
10 12 8 11 14 16 4 2 10 4
37 20 34 47 25 46 12 9 6 3 12 6
Jenis kendaraan (unit) Mobil/Mini Angkutan Bus Bus Kota 8 62 12 6 99 10 11 113 10 10 62 30 8 68 24 11 84 11 10 2 12 10 6 13 -
Motor 302 322 342 414 315 422 112 48 88 88 77 106
Non Motor 37 20 27 35 21 13 19 10 11 13 7 7
Sumber: Survei Primer, 2015 Tabel 6.110 Volume Harian Rata-Rata Kecamatan Panarukan Pada Hari Libur Jenis kendaraan (unit) Segmen
Lokasi
Waktu
Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo 1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan 2
Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00
AS 3
AS 2
AS 1
Bus
5 -
12 12 15 10 12 8 8 -
30 39 29 37 20 34 6 6 2
6 8 4 8 6 11 -
Mobil/Mini Bus 78 102 109 84 101 51 12 18 36
Angkutan Kota 3 1 5 12 10 10 -
Motor 384 374 109 384 322 448 92 114 112
Non Motor 32 21 24 28 15 13 21 8 13
VI-226
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Jenis kendaraan (unit) Segmen
Lokasi
Waktu
Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak
07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00
AS 3 -
AS 2 2 4
AS 1
Bus
2 10 6
2 -
Mobil/Mini Bus 8 26 30
Angkutan Kota -
Motor 64 88 122
Non Motor 10 4 7
Sumber: Survei Primer, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-227
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.111 Volume Kendaraan Hari Kerja (smp) Segmen
Lokasi
Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo 1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman 2 Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak Sumber: Survei Primer, 2015
Waktu
HV
LV
MC
Total
07.00-08.00 12.00-13.00
96,2 63,7
92 92
132,5 170
320,7 325,7
16.00-17.00
98,8
95
275
468,8
07.00-08.00 12.00-13.00 16.00-17.00 07.00-08.00 12.00-13.00
74,1 49,4 68,9 20,8 11,7
74 109 123 10 2
17,5 118,5 163,5 127,5 187
165,6 276,9 355,4 158,3 200,7
16.00-17.00
7,8
12
203
222,8
07.00-08.00 12.00-13.00
6,5 28,6
10 6
290 271,5
306,5 306,1
16.00-17.00
13
13
329,5
355,5
Tabel 6.112 Volume Kendaraan Hari Libur (smp) Segmen
1
Lokasi
Waktu
HV
LV
MC
Total
Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo
07.00-08.00 12.00-13.00
62,4 76,7
81 103
132,5 170
275,9 349,7
16.00-17.00
62,4
114
275
451,4
Jl PB Sudirman menuju Kecamatan
07.00-08.00 12.00-13.00
71,5 49,4
96 111
17,5 118,5
185 278,9
16.00-17.00
75,4
61
163,5
299,9
Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman
07.00-08.00 12.00-13.00
7,8 18,2
12 18
127,5 187
147,3 223,2
16.00-17.00
2,6
36
203
241,6
Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak
07.00-08.00 12.00-13.00
7,8 13
8 26
290 271,5
305,8 310,5
16.00-17.00
13
30
329,5
372,5
2
Sumber: Survei Primer, 2015
Berdasarkan hasil survei pencacahan lalu lintas yang dilakukan di Kecamatan panarukan, diketahui bahwa pergerakan terbesar terjadi di Jl. PB Sudirman pada pagi hari di hari kerja
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-228
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
B.
Kapasitas Jalan Kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat
ditampung pada ruas jalan selama kondisi tertentu (desain geometri, lingkungan dan komposisi tertentu) yang dinyatakan dalam satuan massa penumpang (smp/jam). Menutut Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997, Persamaan umum untuk menghitung kapasitas suatu ruas jalan untuk jalan luar kota adalah sebagai berikut: C = C0 x FCw x FCSP x FCSF Keterangan: C = Kapasitas (smp/jam) C0 = Kapasitas Dasar (smp/jam) FCw = Faktor Penyesuaian Lebar Jalan FCSP = Faktor Penyesuaian Jalan Berdasarkan Pemisahan Arah FCSF = Faktor Penyesuaian Untuk Kelas Hambatan Samping FCCS = Faktor Penyesuaian Untuk Ukuran Kota Pecacahan lalu lintas atau perhitungan laju harian rata-rata (LHR) di Kecamatan panarukan dilakukan pada jalan-jalan utama yang berada di Kecamatan panarukan yaitu jalan PB Sudirman dan Jl. Raya kilensari-pawoan . Pencacahan dilakukan pada hari sibuk (Senin, 1 april 2015) dan pada hari libur (Minggu, 29 Maret 2015). Waktu pengambilan data dilakukan pada pagi hari pukul 07.00-08.00, siang hari pukul 12.00-13.00 serta sore hari pukul 16.0017.00. Berikut merupakan tabel laju harian rata-rata (LHR) Kecamatan panarukan. Berdasarkan hasil survei pencacahan lalu lintas yang dilakukan di Kecamatan panarukan, diketahui bahwa pergerakan terbesar terjadi di Jl. PB Sudirman pada pagi hari di hari kerja. Dari data yang telah diuraikan di atas, dapat digunakan untuk menghitung Tingkat Pelayanan Jalan Jl. PB Sudirman sebagai berikut. 1.
Kapasitas Dasar (C0) Berdasarkan MKJI 1997, ketentuan berdasarkan kapasitas dasar jalan perkotaan (C0) adalah sebagai berikut.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-229
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.113 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan (C0) Tipe Jalan Kota 4 lajur terbagi -Datar -Bukit -Gunung 4 lajur tak terbagi -Datar -Bukit -Gunung 2 lajur tak terbagi -Datar -Bukit -Gunung Sumber: MKJI, Tahun 1997
Kapasitas (smp/jam)
Dasar
Catatan Perlajur
1900 1850 1800 Perlajur 1700 1650 1600 Total dua arah 3100 3000 2900
Berdasarkan standar dari MKJI, Jl. PB Sudirman dan Jl. Raya Kilensari-pawoan sebagai titik segmen pencacahan lalu lintas termasuk dalam tipe jalan 2 jalur tanpa pembatas median, dengan kapasitas dasar = 3100 smp/jam 2. Faktor Koreksi Lebar Jalan (FCW) Faktor koreksi ini ditentukan berdasarkan lebar jalan efektif yang dapat terlihat pada tabel berikut. Tabel 6.114 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Lebar Jalan (FCW) Tipe Jalan 4 lajur terbagi 6 lajur terbagi
4 ajur tak terbagi
2 lajur tak terbagi
Lebar Jalan Efektif (m) Perlajur 3,00 3,25 3,50 3,75 Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 Dua Arah 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00
FCW 0,91 0,96 1,00 1,03 0,91 0,96 1,00 1,03 0,69 0,91 1,00 1,08 1,15 1,21 1,27
Sumber: MKJI, Tahun 1997
Berdasarkan standar MKJI, faktor koreksi kapasitas akibat lebar jalan di Kecamatan Panarukan adalah sebagai berikut:
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-230
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Jl. PB Sudirman memiliki nilai FCW sebesar 1,08 karena memiliki lebar jalan efektif sebesar 8,4 meter Jl. Raya Kilensari-pawoan memiliki nilai FCW sebesar 0,91 karena memiliki lebar jalan efektif sebesar 6 meter. 3.
Faktor Koreksi Kapasitas akibat Pembagi arah (FCSP) Penentuan faktor koreksi untuk pembagian arah didasarkan pada kondisi arus lalulintas dari kedua arah atau untuk jalan tanpa pembatas median. Untuk jalan satu arah dan atau jalan dengan pembatas median, faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah adalah 1,0. Tabel 6.115 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Pembagian Arah (FCSP) Pembagian arah (%-%)
FCSP
2 lajur 2 arah tanpa pembatas median (2/2 UD) 4 lajur 2 arah tanpa pembatas median (4/2 UD) Sumber: MKJI, Tahun 1997
50-50
55-45
60-40
65-35
70-30
1,00 1,00
0,97 0,975
0,94 0,95
0,91 0,925
0,88 0,90
Berdasarkan tabel diatas, Jl. PB Sudirman dan Jl. Raya Kilensaripawoan. Pada semua segmen termasuk jalan dengan 2 lajur 2 arah tanpa pembatas median (2/2 UD) yang mempunyai faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arahnya adalah 1,00. 4. Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping dan bahu jalan (FCSF) Menentukan faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping dan bahu jalan (FCSF) terlihat pada tabel berikut. Tabel 6.116 FCSF Untuk Jalan yang Mempunyai Bahu Jalan Tipe Jalan
Kelas
FCSF
Gangguan
Lebar bahu jalan efektif
Samping
< 0,5
1,0
1,5
>2,0
Sangat rendah
0,99
1,00
1,01
1,03
Rendah
0,96
0,97
0,99
1,01
berpembatas
Sedang
0,93
0,95
0,96
0,99
median (4/2D)
Tinggi
0,90
0,92
0,95
0,97
Sangat tinggi
0,88
0,90
0,93
0,96
Sangat rendah
0,97
0,99
1,00
1,02
Rendah
0,93
0,95
0,97
1,00
Sedang
0,88
0,91
0,94
0,98
4
jalur
( 4/2 UD) (2/2 UD)
2
arah
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-231
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tipe Jalan
Kelas
FCSF
Gangguan
Lebar bahu jalan efektif
Samping
< 0,5
1,0
1,5
>2,0
Tinggi
0,84
0,87
0,91
0,95
Sangat tinggi
0,80
0,83
0,88
0,93
Sumber: MKJI, Tahun 1997
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Jl. PB Sudirman dan Jl. Raya Kilensari-Pawoan memiliki lebar bahu jalan lebih dari 2 meter dengan kelas gangguan samping sedang (FCsf) = 0,98. 5.
Faktor Koreksi Kapasitas akibat ukuran kota (FCcs)
Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota ditentukan dengan melihat jumlah penduduk disuatu kota terlihat pada tabel berikut. Tabel 6.117 Faktor Koreksi Kapasitas Akibat Ukuran Kota (FCcs) Ukuran Kota ( Juta Penduduk) < 0,1 0,1-0,5 0,5-1,0 1,0-3,0 >3 Sumber: MKJI, Tahun 1997
Faktor Koreksi Untuk Ukuran Kota 0,86 0,9 0,94 1,0 1,04
Menurut MKJI tahun 1997, factor koreksi untuk ukuran kota untuk Kabupaten Situbondo yang memiliki jumlah penduduk sebesar 665.187 jiwa adalah 0.94 Maka nilai C (Kapasitas Jalan) untuk Jalan PB Sudirman adalah: C = C0 x FCW x FCSP x FCSF C = 3100 x 1,08 x 1,0 x 0,98 C = 3.281,04 smp/jam Sedangkan nilai C (Kapasitas Jalan) untuk Jalan Raya Kilensari-Pawoan adalah: C = C0 x FCW x FCSP x FCSF C = 3100 x 0,91 x 1,0 x 0,98 C = 2.764,58 smp/jam
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-232
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
C.
Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat pelayanan jalan dapat dilakukan apabila volume lalu lintas dan
kapasitas jalan sudah di peroleh. Berikut merupakan tabel tingkat pelayanan jalan di hari kerja: Tabel 6.118 Tingkat Pelayanan Jalan di Hari Kerja Segmen
Lokasi Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo
1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan
Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman 2 Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak
Waktu 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00
Volume (smp/jam)
Kapasitas Jalan
Batas Lingkup (V/C)
Tingkat Pelayanan
320,7
0,084089191
A
325,7
0,106582059
A
0,137578329
A
165,6
0,056384561
A
276,9
0,085003535
A
355,4
0,091403945
A
158,3
0,050459744
A
200,7
0,080735591
A
0,087391213
A
306,5
0,110613547
A
306,1
0,112313624
A
355,5
0,134740178
A
468,8 3281,04
222,8 2764,58
Sumber: Survei primer, 2015
Tabel 6.119 Tingkat Pelayanan Jalan di Hari Libur Segmen
Lokasi Jl. PB Sudirman menuju Kecamatan Situbondo
1 Jl PB Sudirman menuju Kecamatan
2
Jl. Kilensari pawoan menuju jalan PB Sudirman
Waktu 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00
Volume (smp/jam)
Kapasitas Jalan
Batas Lingkup (V/C)
Tingkat Pelayanan
275,9
3.281,04
0,084089
A
349,7
0,106582
A
451,4
0,137578
A
185
0,056385
A
278,9
0,085004
A
299,9
0,091404
A
0,053281
A
0,080736
A
147,3 223,2
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2.764,58
VI-233
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Jl. Kilensari pawoan menuju desa sumber kolak
16.0017.00 07.0008.00 12.0013.00 16.0017.00
241,6
0,087391
A
0,110614
A
310,5
0,112314
A
372,5
0,13474
A
305,8
2.764,58
Sumber: Survei primer, 2015
Berdasarkan hasil perhitungan derajat kejenuhan jalan di Kecamatan Panarukan, diketahui bahwa Jl. PB Sudirman memiliki tingkat pelayanan jalan A yang berarti Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume arus lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memiliki kecepatan yang diinginkan. Hal tersebut sesuai dengan kondisi pada jalan PB. Sudirman yang tergolong sepi dari aktivitas pergerakan kendaraan, akan tetapi pada jalan PB. Sudirman merupakan jalan menuju ke pusat kota Kabupaten Situbondo dimana terdapat berbagai kegiatan di karenakan banyak terdapat sarana seperti sarana pendidikan serta pusat pemerintahan dan pelayanan umum. Pada JL. Kilensari-pawoan memiliki tingkat pelayanan jalan A yang berarti Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume arus lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memiliki kecepatan yang diinginkan. Hal tersebut di karenakan kondisi pada jalan Kilensari-pawoan memiliki sedikit sarana yang dapat menjadi tarikan dan bangkitan untuk pergerakan jalan tersebut.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-234
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.67 Peta Hierarki Jalan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-235
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.68 Peta Penampang Jalan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-236
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.69 Peta Perkerasan Jalan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-237
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.70 Peta Kondisi Perkerasan Jalan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-238
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.71 Peta Trayek Angkutan Umum
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-239
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.11
Kawasan Rawan Bencana Kecamatan Panarukan dilewati sungai yang cukup besar, yaitu Sungai
Sampean.
Menurut
data
dari
Kecamatan,
Sungai
Sampean
seringkali
menyebabkan bencana banjir, khususnya pada BWP Kecamatan Panarukan yaitu Desa Kilensari, Desa Paowan, dan Desa Wringinanom. Intensitas bencana banjirdi BWP Kecamatan Panarukan tidak terlalu sering dikarenakan sungai Sampean sudah dilengkapi tanggul yang cukup besar, serta intensitas hujan yang tidak terlalu tinggi di BWP Kecamatan Panarukan. Akibatnya, masyarakat yang tinggal di daerah sekitar dampak bencana banjir pun tidak terlalu merasakan kerugian akibat bencana banjir yang jarang terjadi.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-240
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.72 Peta Kawasan Rawan Bencana
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-241
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.12
Intensitas dan Tata Bangunan
6.12.1 Intensitas Pemanfaatan Ruang Intensitas pemanfaatan ruang adalah tingkat pemanfaatan ruang yang diukur dari daerah perencanaan, kepadatan bangunan, KDB, KLB, KDH, dan peruntukan blok. A.
Koefisien Dasar Bangunan Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, Koefiisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas semua lahan yang dimiliki juga termasuk luas bangunan. Standar KDB berdasarkan tingkatan tinggi, sedang, atau rendah terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang dijelaskan pada tabel 6.120: Tabel 6.120 Standar KDB Berdasarkan Tingkatan Tingkat KDB Prosentase KDB Tinggi >60% - 100% Sedang >30% - 60% Rendah 30
GSS Standar (m) 15
Pawoan Wringinanom
20 - >30 5 - >30
15 15
Analisis Sudah sesuai standar, namun terdapat beberapa bangunan yang rawan bencana karena persis dalam jarak GSS standar Sudah sesuai standar Terdapat beberapa bangunan yang masih melanggar GSS
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan tabel 6.130 dapat diketahui dari ketiga desa yang dilewati sungai di BWP Kecamatan Panarukan, hanya Desa Paowan saja yang sudah sesuai dengan penetapan jarak sempadan sungai. Untuk Desa Kilensari dan Desa
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-251
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Wringinanom masih terdapat beberapa bangunan yang terlalu dekat dengan sungai sehingga menyebabkan pelanggaran GSS.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-252
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.73 Peta Intensitas Bangunan SBWP I
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-253
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.74 Peta Intensitas Bangunan SBWP II
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-254
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.75 Peta Intensitas Bangunan SBWP III
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-255
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.76 Peta Garis Sempadan Bangunan SBWP I
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-256
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.77 Peta Garis Sempadan Bangunan SBWP II
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-257
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.78 Peta Garis Sempadan Bangunan SBWP III
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-258
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.12.4 Peruntukan Blok Peruntukan blok adalah bagian dari unit lingkungan yang merupakan peruntukan pemanfaatan ruang tertentu yang dibatasi oleh jaringan pergerakan atau jaringan-jaringan utilitas. Batas blok peruntukan dinyatakan dalam satuan Ha atau m2. Blok peruntukan dibatasi secara fisik seperti sungai, jaringan jalan, utilitas dan lainnya yang bersifat relatif permanen dan mudah dikenali. Pengaturan blok lingkungan dan kavling yaitu perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, dimana terdiri atas petak lahan/kavling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri dari : a. Bentuk dan ukuran blok/kavling b. Pengelompokan dan konfigurasi blok/kavling c. Ruang terbuka dan tata hijau Tabel 6.131 Peruntukan Blok BWP Kecamatan Panarukan No. 1.
Desa Kilensari
Nama Blok 68351-KL-01
Penggunaan Lahan
Perumahan Pendidikan Tambak Pertanian
68351-KL-02
68351-KL-03
68351-KL-04
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Perumahan Pendidikan PPU Perdagangan dan Jasa Industri dan Pergudangan Pemakaman Peribadatan Keamanan Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa Kesehatan Industri dan Pergudangan PPU Pemakaman Peribadatan Keamanan Tambak Pertanian Perumahan Perdagangan dan Jasa
Batas Blok Utara : Sungai, batas Kecamatan dan Selat Madura Barat : Batas Kabupaten dan Selat Madura Timur : Batas desa dan Sungai Selatan : Jalan Utara : Jalan Barat : Jalan Timur : Batas desa dan Sungai Selatan : Jalan
Utara : Jalan Barat : Batas Kabupaten dan Selat Madura Timur : Jalan Selatan : Batas Kecamatan
Utara : Jalan Barat : Jalan
VI-259
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Desa
Nama Blok
Penggunaan Lahan PPU Peribadatan Pendidikan Industri dan Pergudangan Pertanian
68351-KL-05 Perumahan Peribadatan Tambak Pertanian 2.
Paowan
68351-PW-01
68351-PW-02
Perumahan Pendidikan Perdagangan dan Jasa Pemakaman PPU Industri dan Pergudangan Peribadatan RTH dan Olahraga Keamanan Pertanian Perumahan Peribadatan Perdagangan dan Jasa PPU Kesehatan Pertanian
68351-PW-03 Perumahan Peribadatan Pendidikan Pertanian 68351-PW-04
Perumahan Pendidikan Peribadatan Industri dan Pergudangan RTH dan Olahraga Keamanan Perdagangan dan Jasa PPU Pertanian
68351-PW-05 Pertanian
3.
Wringinanom
68351-WA-01
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU
Batas Blok Timur : Batas desa dan Sungai Selatan : Jalan
Utara : Jalan Barat : Batas kecamatan dan Sungai Timur : Batas desa Selatan : Batas kecamatan Utara : Batas desa dan sungai Barat : Batas desa Timur : Batas desa Selatan : Jalan
Utara : Jalan Barat : Batas desa Timur : Jalan Selatan : Jalan dan sungai Utara : Jalan dan sungai Barat : Batas desa Timur : Jalan Selatan : Batas Kecamatan Utara : Jalan Barat : Jalan Timur : Batas desa Selatan : Jalan dan sungai
Utara : Jalan dan sungai Barat : Batas desa Timur : Batas desa Selatan : Batas desa Utara : Jalan Barat : Batas desa dan sungai
VI-260
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Desa
Nama Blok
68351-WA-02
Penggunaan Lahan Industri dan Pergudangan Peribadatan Pemakaman Pertanian Perumahan RTH dan Olahraga Pendidikan Peribadatan PPU Industri dan Pergudangan Pertanian
68351-WA-03 Pertanian
68351-WA-04
Perumahan Perdagangan dan Jasa PPU Industri dan Pergudangan Pertanian
Batas Blok Timur : Jalan Selatan : Batas desa dan sungai Utara : Jalan Barat : Batas desa dan sungai Timur : Jalan Selatan : Jalan
Utara : Batas desa Barat : Batas desa dan jalan Timur : Batas kecamatan Selatan : Jalan Utara : Jalan Barat : Jalan Timur : Batas kecamatan Selatan : Batas desa dan sungai
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-261
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.79 Peta Pembagian Blok
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-262
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.13
Konsep Pengembangan Kawasan Pengembangan kawasan di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan
Panarukan terdiri dari konsep skenario pengembangan. Arahan pengembangan kawasan dapat dilihat dari kecenderungan penggunaan lahan eksisting yang akan berkembang dalam 20 tahun mendatang. 6.13.1 Konsep Skenario Pengembangan Skenario pengembangan dalam 20 tahun mendatang di BWP Kecamatan Panarukan tersebar di seluruh desa. Skenario pengembangan ini merupakan kecenderungan alih fungsi lahan untuk mencukupi kebutuhan lahan 20 tahun yang akan datang. Perkembangan lahan yang dibutuhkan antara lain lahan perumahan dan lahan prasarana umum pendukung. Desa Kilensari, Desa Pawoan, dan Desa Wringinanom masing-masing memiliki kebutuhan lahan yang berbeda tergantung proyeksi kebutuhan lahan selama 20 tahun mendatang. Kecenderungan skenario pengembangan dapat dilihat dari adanya guna lahan eksisting. Analisis pengembangan lahan juga dapat dilihat dari kecenderungan masyarakat yang akan membangun lahan yang baru jika dekat dengan permukiman yang sudah ada dibanding belum berkembang. Skenario pengembangan pada BWP Kecamatan Panarukan dapat dilihat pada peta di bawah ini.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-263
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.80 Peta Analisis Arah Pengembangan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-264
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Peta 6.81 Peta Analisis Kecenderungan Penggunaan Lahan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-265
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.14
Karakteristik Kelembagaan Kelembagaan yang ada di Kecamatan Panarukan terbagi menjadi 2 jenis
yaitu lembaga formal dan informal. A.
Formal Beberapa lembaga formal yang ada di Kecamatan Panarukan yaitu LPMD,
BPD, dan Pemerintah Desa 1.
Pemerintahan Desa Menyelenggarakan pemerintahan mulai dari aspek sosial, ekonomi, dan lain-lain, terdiri dari kepala desa, seretaris desa dan staf/ perangkat desa.
2.
L PMD Lembaga yang berperan dalam penggalangan potensi dan sumber daya alam yang ada di suatu kelurahan dan untuk menganggulangi permasalahan masyarakat setempat. LPMD di Desa Kilensari yaitu sejumlah 11 orang.
3.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) BPD berfungi untuk menetapkan peraturan di suatu kelurahan bersama dengan kepala lurah dan tempat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD di Desa Kilensari memiliki anggota sejumlah 11 orang dan masih berperan aktif sampai sekarang. Anggota BPD yang ada di Desa Paowan yaitu sejumlah 11 orang.
B.
Informal Beberapa lembaga informal yang ada di Kecamatan Panarukan yaitu: 1.
PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) Lembaga PKK terdapat di semua desa di Kecamatan Panarukan. Beberapa kegiatan PKK yang pernah dilakukan yaitu penyuluhan kesehatan,pendidikan,UP2K, serta keterampilan. Anggota PKK di Desa Kilensari yaitu sejumlah 12 orang. Anggota PKK yang ada di Desa Paowan yaitu sejumlah 6 orang.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-266
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
2.
Koperasi Unit Desa (KUD) KUD yang ada di Kecamatan Panarukan belum merata di semua desa, karna hanya ada di Desa Kilensari dan Desa Alas Malang dari total 8 desa yang ada. KUD yang ada berupa koperasi simpan pinjam yang melayani masyarakat atau petani yang kekurangan modal untuk usahanya.
3.
Karang Taruna Kelembagaan Karang Taruna berupa pemberdayaan kaum pemuda yang berperan dalam pembangunan di Kecamatan Panarukan. Kegiatan yang dilakukan yaitu bakti sosial, PMKS, pengkaderan Karang Taruna yang ada di Desa Kilensari sejumlah 30 orang.
4.
Kelompok Tani dan Nelayan Kelompok tani dan nelayan yang ada di Desa Kilensari sejumlah 85 orang yang terbagi menjadi 9 kelompok nelayan, dan 5 kelompok tani. Tabel 6.132 Fungsi serta Peran Lembaga
No. 1.
Lembaga Pemerintah Desa
2.
LPMD
3.
BPD
4.
PKK
Peran & Fungsi Menyelenggarakan pemerintahan mulai dari aspek sosial, ekonomi, dan lain-lain, terdiri dari kepala desa, seretaris desa dan staf/ perangkat desa. Lembaga yang berperan dalam penggalangan potensi dan sumber daya alam yang ada di suatu kelurahan dan untuk menganggulangi permasalahan masyarakat. Berfungi untuk menetapkan peraturan di suatu kelurahan bersama dengan kepala lurah dan masyarakat setempat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. Fungsi dari PPK adalah sebagai wadah untuk ibuibu anggota PPK desa dalam menyalurkan bakat dan ketrampilan tiap-tiap anggota, serta tempat untuk bertukar informasi antar anggota PKK. PKK berperan dalam
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Analisis Pemerintah desa suah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.
LPMD telah berfnugsi optimal dan berperan baik sebagai lembaga penampung aspirasi masyarakat dan dalam penyelesaian masalah di masyarakat. BPD sebagai lembaga penengah atau pengawasan di masyarakat telah berfungsi optimal karna mampu mewadahi pendpat masyarakat. Lembaga PKK yang ada sudah cukup baik pelaksanaannya di masyarakat, karna memiliki rencana kegiatan yang terstruktur dan banyak yang telah dilaksanakan. Akan tetapi, keanggotaan PKK masih kurang, sehingga perlu dilaksanakan kegiatan yang mampu menarik
VI-267
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Lembaga
5.
KUD
6.
Karang Taruna
6.
Kelompok Tani dan Nelayan
Peran & Fungsi menjalankan program kerja dari pemerintah kecamatan dalam rangka untuk mensejahterahkan masyarakat melalui ibu-ibu. KUD memiliki tujuan memajukan kesejahteraan masyarakat untuk membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. KUD berperan dalam memajukan usaha yang terdapat di desa. lembaga yang memberdayakan masyarakat khususnya generasi muda untuk lebih memiliki jiwa yang bertanggung jawab dan berjiwa sosial.
Kelompok tani berfungsi sebagai lembaga yang menaungi kelompokkelompok tani dan nelayan yang ada di Kecamatan Panarukan.
Analisis minat ibu-ibu untuk mengikuti kegiatan PKK.
Persebaran KUD yang belum merata, karna hanya ada di beberapa desa. Selain itu, sulitnya mendapatkan pinjaman modal dari KUD sehingga warga jarang yang menggunakan jasa KUD, sehingga KUD kurang beroperasional dengan baik.
Belum semua desa memiliki lembaga Karang Taruna, hanya ada di Desa Kilensari. Sehingga aspirasi, dan jiwa sosial generasi muda di desa lainnya belum mampu terwadahi. Karang taruna yang ada kurang berperan karna tidak ada kejelasan kegiatan, sehingga kurang menarik minat generasi muda. Kelompok tani dan nelayan belum terdapat di semua desa, dan kurangnya kerja sama antara kelompok tani dan nelayan dengan instansi/ dinas terkait untuk kerjasama peningkatan hasil pertanian/perikanan.
Sumber: Hasil Analisis, 2015
6.15
SWOT Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths). 1. S (Strength/kekuatan) Suatu keadaan atau kondisi yang ada/dimiliki Kecamatan Panarukan, yang dianggap/merupakan hal yang sudah baik. 2. W (Weakness/kelemahan/masalah)
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-268
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Suatu keadaan atau kondisi yang ada di Kecamatan Panarukan dan dianggap memiliki kelemahan atau masalah 3. O (Opportunity/kesempatan/peluang) Suatu keadaan atau kondisi yang ada atau yang akan terjadi di dalam/sekitar Kecamatan Panarukan yang dianggap berpeluang untuk digunakan bagi pengembangan potensi. 4. T (Threat/ancaman/hambatan) Suatu keadaan/kondisi yang ada atau yang akan terjadi di dalam/sekitar Kecamatan Panarukan yang dianggap dapat menghambat/mengancam pengembangan potensi. Analisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada dengan menggunakan matriks SWOT. Berdasarkan matriks ini akan dapat dihasilkan 4 (empat) macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing-masing yaitu sebagai berikut: 1. Strategi SO adalah strategi yang harus dapat menggunakan kekuatan untuk sekaligus memanfaaatkan peluang yang ada. 2. Strategi WO adalah strategi yang harus ditujukan untuk mengurangi sebesar mungkin kelemahan yang dihadapi, dan pada saat bersamaan memanfaatkan peluang ada. 3. Strategi ST adalah strategi yang harus mampu menonjolkan kekuatan guna mengatasi ancaman yang mungkin timbul 4. Strategi WT adalah strategi yang bertujuan mengatasi hambatan serta meminimalkan dampak dari ancaman yang ada. Berikut merupakan matriks analisis
SWOT yang meliputi kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman di BWP Kecamatan Panarukan sehingga menghasilkan strategi sebagai berikut:
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-269
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Tabel 6.133 Matriks SWOT Kecamatan Panarukan Internal
Eksternal S Sarana sudah lengkap di BWP Kecamatan Panarukan seperti sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan, PPU, dan pemakaman. Adanya potensi yang sangat baik dalam sektor pertanian dan perikanan. Terdapat pariwisata pelabuhan rakyat. Terdapat pabrik pengolahan gula di Desa Wringinanom yang dapat menyediakan lapangan kerja. Kawasan Perkotaan Panarukan diarahkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta perumahan Adanya PDAM yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sehari-hari. Jalan yang ada di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Panarukan sebagian besar sudah memiliki perkerasan aspal dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat mempermudah akses perjalanan Tingkat kepadatan penduduk masih rendah sampai 20 tahun ke depan yaitu tahun 2034 Ketersediaan lahan Kecamatan Panarukan masih dapat mencukupi kebutuhan sampai tahun 2034
O Kecamatan Panarukan mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian dari adanya pergerakan dari luar Kecamatan Panarukan ke dalam Kecamatan Panarukan memalui jalur strategis seperti Jalan Pantura, dan Pelabuhan Rakyat, seperti meningkatkan lapangan pekerjaan. Kecamatan Panarukan sebagai PKK (Pusat Pelayanan Kawasan) berfungsi sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya. Adanya arahan RTRW terkait dengan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa SO Memanfaatkan pergerakan yang menuju Kecamatan Panarukan untuk mengembangan distribusi hasil sektor pertanian dan perikanan. Kecamatan Panarukan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan dapat mengembangan industri dan hasil pertanian dan perikanan sehingga membantu pemerataan perekonomian warganya. Pengoptimalkan kemudahan akses serta sektor perdagangan dan jasa yang ada di kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan. Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mengembangkan sektor air bersih, drainase, listrik, jalan, sanitasi serta sarana – sarana lainnya agar infrastruktur dapat berfungsi secara optimal dan maksimal Meningkatkan pertumbuhan berbagai kegiatan ekonomi melalui pemasaran produk atau perdagangan dan jasa ke wilayah lain sekitar kawasan perkotaan kecamatan panarukan.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
T Adanya ancaman toko/kedai modern terhadap pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan. Kondisi jalan raya akan semakin kurang baik karena dilewati kendaraan berat
ST Memberi batasan terhadap toko /kedai modern agar tidak mengancam pasar tradisional di BWP Kecamatan panarukan. Pemanfaatan potensi pada masingmasing sektor secara optimal dapat mendukung pengembangan kawasan perkotaan Kecamatan Panarukan yang sebagai PPK. Peningkatan kualitas SDM juga perlu untunk mendukung program pembangunan di BWP Kecamatan Panarukan.
VI-270
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
W Persebaran sarana dan prasarana belum tersebar secara merata Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh, sehingga penghasilan masyarakat di Kecamatan Panarukan berpenghasilan rendah hingga sedang. Debit air PDAM yang kecil. Masih banyaknya penggunaan sumur pribadi. Sebagian besar saluran drainase masih terdapat endapan tanah dan tumpukan sampah. Tidak terdapatnya halte pemberhentian sehingga banyak terdapat hambatan.
WO Mengoptimalkan peran Kelurahan Panarukan sebagai pusat pelayanan kawasan PPU dan pemerintahan dan sebagai perdagangan dan jasa untuk melakukan pemerataan pembangunan sarana perdagangan dan jasa. Pengadaan pusat sentra PKL pada kawasan perkotaan kecamatan panarukan agar sektor jalan, transportasi, pendidikan, perdagangan dan jasa dapat terintegrasi dengan baik serta tertata dan teratur. Menyusun program-program perawatan dan perbaikan sarana prasarana dengan menjalin kerjasama antara pemerintah dan masyarakat guna meningkatkan kualitas infrastruktur Pengadaan halte pemberhentian angkutan umum sebagai pendukung akses jalan yang baik dan meminimalisasi kemacetan Memanfaatkan perkembangan jalur Pantura dan sektor perdagangan di sekitarnya untuk membuka lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran.
WT Menawarkan hasil pertanian dan perikanan kepada investor-investor untuk mendapatkan pasar yang lebih luas Mengurangi kesenjangan dengan peningkatan pemenuhan kebutuhan akan permintaan masyarakat agar masyarakat tidak perlu menggunakan barang atau jasa diluar kawasan perkotaan kecamatan panarukan. Peningkatan kualitas infrastruktur yang terdapat di kawasan perkotaan panarukan. Pengadaan halte untuk angkurtan umum agar angkutan umum tidak berhenti secara sembarangan dan tidak menimbulkan kemacetan di wilayah kawasan perkotaan kecamatan panarukan. Meminimalisir budaya luar yang masuk agar tidak mempengaruhi tingkat pendidikan dan pengangguran masyarakat Kecamatan Panarukan.
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-271
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
6.16
IFAS-EFAS Suatu alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi internal dalam
suatu matriks yang melalui pembobotan dan rating disebut Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS), sedangkan alat yang digunakan untuk menganalisa kondisi eksternal di Kecamatan Panarukan adalah Eksternal Strategic Factor Analysis Summary (EFAS). IFAS-EFAS didasarkan dari penentuan Strengh Weakness Opportunity and Threats. IFAS adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis internal dalam matriks Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) dan EFAS adalah ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam matriks Kesempatan (Opportunity) dan Ancaman (Threats). Konsep pengembangan strategi ini dimulai dari melakukan kriteria dan pembobotan pada setiap sektor dan komoditas yang telah didapatkan dari analisis SWOT lalu hasil pembobotannta ditampilkan dalam bentuk kuadran per sektor yang diberikan bobot nilai. Pemberian bobot di setiap aspek SWOT diberikan bobot antara 0 hingga 1. Seluruh bobot di tiap faktor jika dijumlah tidak boleh melebihi nilai 1. Setelah melalui proses pembobotan lalu dilakukan proses rating yang menunjukkan tingkat kepentingan tiap aspek. Kemudian dari hasil pembobotan didapatkan nilai untuk menentukan X dan Y sehingga dapat diketahui posisi Kecamatan Panarukan dalam kuadran strategi analisis EFAS-IFAS dimana tiap kuadran memiliki arti sebagai berikut : 1. Kuadran I Kuadran I, adalah kuadran pertumbuhan yang terdiri dari dua ruang, yaitu: a) Ruang A dengan Rapid Growth Strategy yaitu strategi pertumbuhan aliran cepat untuk diperlihatkan pengembangan secara maksimal untuk target tertentu dalam waktu yang singkat b) Ruang B dengan Stable Growth strategy yaitu strategi petumbuhan stabil dimana pengembangan dilakukan secara bertahap dan target disesuaikan dengan kondisi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-272
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
2. Kuadran II Kuadran II, adalah kuadran pertumbuhan yang terdiri dari dua ruang, yaitu: a) Ruang C dengan Agresif Maintenance Strategy yaitu melaksanakan pengembangan aktif dan agresif b) Ruang D dengan Selective Maintenance Strategy yaitu pemilihan halhal yang dianggap penting 3. Kuadran III Kuadran III adalah kuadran pertumbuhan yang terdiri dari dua ruang, yaitu: a) Ruang E dengan Turn Around Strategy yaitu strategi bertahan dengan cara tambal sulam untuk operasional objek b) Ruang F dengan Guirelle Strategy yaitu strategi gerilya, sambil operasional berjalan, diadakan pembangunan atau usaha pemecahan masalah dan ancaman 4. Kuadran IV Kuadran IV adalah kuadran pertumbuhan yang memiliki dua ruang, yaitu: a) Ruang G dengan concentric strategy yaitu strategi pengembangan yang dilakukan secara bersamaan dalam satu naungan atau coordinator oleh satu pihak b) Ruang H dengan conglomerate strategy yaitu strategy pengembangan masing-masing kelompok dengan cara koordinasi tiap sektor itu sendiri Berikut analisis IFAS-EFAS dilakukan yang terdapat di Kecamatan Panarukan: Tabel 6.134 Kriteria IFAS-EFAS Kecamatan Panarukan No. 1
Faktor Strength
Variabel Terdapat sarana di BWP Kecamatan Panarukan seperti sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan, PPU, dan pemakaman. Adanya potensi yang sangat baik dalam sektor pertanian dan perikanan.
Terdapat pariwisata pelabuhan rakyat.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Rating Tersebar merata Tersebar cukup merata Tidak tersebar merata Sangat menunjang perekonomian masyarakat 2. Cukup menunjang perekonomian masyarakat 3. Tidak dapat menunjang perekonomian masyarakat 1. Sangat meningkatkan perekonomian dibidang pariwisata 1. 2. 3. 1.
VI-273
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Faktor
Variabel
Terdapat pabrik pengolahan gula di Desa Wringinanom yang dapat menyediakan lapangan kerja.
Kawasan Perkotaan Panarukan diarahkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta perumahan Adanya PDAM yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sehari-hari. Jalan yang ada di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Panarukan sebagian besar sudah memiliki perkerasan aspal dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat mempermudah akses perjalanan Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034
Ketersediaan lahan bagi penduduk
2
Weakness
Persebaran sarana dan prasarana Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh, sehingga penghasilan masyarakat di Kecamatan Panarukan berpenghasilan rendah hingga sedang. Debit air PDAM yang kecil. Masih banyaknya penggunaan sumur pribadi.
Rating 2. Dapat meningkatkan perekonomian dibidang pariwisata 3. Tidak dapat meningkatkan perekonomian dibidang pariwisata 1. Sangat menyediakan lapangan pekerjaan 2. Dapat menyediakan lapangan pekerjaan 3. Tidak dapat menyediakan lapangan pekerjaan 1. Tersebar merata 2. Tersebar cukup merata 3. Tidak tersebar merata 1. Tidak semua rumah terlayani PDAM 2. Sebagian rumah terlayani PDAM 3. Semuarumah terlayani PDAM 1. Aksesibilitas buruk 2. Aksesibilitas cukup baik 3. Aksesibilitas baik 1. Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034 tinggi 2. Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034 sedang 3. Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034 rendah 1. Ketersediaan lahan bagi penduduk banyak 2. Ketersediaan lahan bagi penduduk kecil 3. Ketersediaan lahan bagi penduduk tidak ada 1. Tersebar merata 2. Tersebar cukup merata 3. Tidak merata 1. Sangat beragam 2. Cukup beragam 3. Tidak beragam 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Sebagian besar saluran drainase masih terdapat endapan tanah dan tumpukan sampah.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
1. 2.
Debit air PDAM lancar Debit air PDAM sedang Debit air PDAM sangat kecil Masyarakat dominasi menggunakan PDAM Masyarakat dominasi menggunakan MCK umum Masyarakat dominasi menggunakan sumur pribadi Saluran drainase memadai Saluran drainase cukup memadai
VI-274
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
No.
Faktor
Variabel
Rating 3. Saluran drainase tidak memadai
3
Opportunity
Kecamatan Panarukan mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian dari adanya pergerakan dari luar Kecamatan Panarukan ke dalam Kecamatan Panarukan memalui jalur strategis seperti Jalan Pantura, dan Pelabuhan Rakyat. Kecamatan Panarukan sebagai PKK (Pusat Pelayanan Kawasan) berfungsi sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya.
4
Treathts
Adanya persaingan toko/kedai modern terhadap pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan.
Kondisi jalan raya akan semakin kurang baik karena dilewati kendaraan berat
1. Banyak pergerakan menuju Kecamatan Panarukan 2. Sedikit pergerakan menuju Kecamatan Panarukan 3. Tidak ada pergerakan menuju Kecamatan Panarukan 1. Kecamatan Panarukan sebagai PKK sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya 2. Kecamatan Panarukan, namun bukan sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya 3. Kecamatan Panarukan bukan sebagai PKK 1. Adanya daya saing yang tinggi antara toko/kedai modern dengan pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan 2. Adanya daya saing yang sama antara toko/kedai modern dengan pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan 3. Adanya daya saing yang rendah antara toko/kedai modern dengan pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan 1. Adanya penurunan kualitas jalan 2. Kualitas jalan sedang 3. Kualitas jalan baik
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Tabel 6.135 Matriks IFAS Kecamatan Panarukan Faktor internal Stength Terdapat sarana di BWP Kecamatan Panarukan seperti sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan, PPU, dan pemakaman. Adanya potensi yang sangat baik dalam sektor pertanian dan perikanan. Terdapat pariwisata pelabuhan rakyat. Terdapat pabrik pengolahan gula di Desa Wringinanom yang dapat menyediakan lapangan kerja. Kawasan Perkotaan Panarukan diarahkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta perumahan Adanya PDAM yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sehari-hari. Jalan yang ada di Bagian Wilayah Perkotaan Kecamatan Panarukan sebagian besar sudah memiliki perkerasan aspal dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat mempermudah akses perjalanan
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Bobot
Rating
Bobot x Ratting
0,15
2
0,3
0,08
2
0,16
0,025
2
0,05
0,11
2
0,22
0,08
3
0,24
0,055
2
0,11
0,045
2
0,09
VI-275
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Faktor internal Stength Kepadatan penduduk selama 20 tahun ke depan sampai tahun 2034 Ketersediaan lahan bagi penduduk Total Weakness Persebaran sarana dan prasarana Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai buruh, sehingga penghasilan masyarakat di Kecamatan Panarukan berpenghasilan rendah hingga sedang. Debit air PDAM yang kecil. Masih banyaknya penggunaan sumur pribadi. Sebagian besar saluran drainase masih terdapat endapan tanah dan tumpukan sampah. Total Sumber: Hasil Analisis, 2015
Bobot
Rating
Bobot x Ratting
0,03
2
0,06
0,05 0,625
1
0,05 1,28
0,06
2 2
0,12
0,1 0,08 0,1 0,035
0,2 2 3 2
0,375
0,16 0,3 0,07 0,85
Tabel 6.136 Matriks EFAS Kecamatan Panarukan Faktor internal Bobot Rating Bobot x Ratting Opportunity Kecamatan Panarukan mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian dari adanya pergerakan dari luar Kecamatan Panarukan ke dalam Kecamatan Panarukan memalui jalur strategis seperti Jalan Pantura, dan Pelabuhan Rakyat. Kecamatan Panarukan sebagai PKK (Pusat Pelayanan Kawasan) berfungsi sebagai pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya.
Total
0,4
1 0,4
0,2
1 0,2
0,6
0,6 0
Treathts Adanya persaingan toko/kedai modern terhadap pasar/toko tradisional di Kecamatan Panarukan. Kondisi jalan raya akan semakin kurang baik karena dilewati kendaraan berat
Total
0,25
2
0,5
0,15
2
0,3
0,4
0,8
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan matriks IFAS-EFAS dapat mengetahui hasil kuadran IFASEFAS yaitu sebagi berikut: X = Potensi – Masalah
Y = Peluang – Ancaman
= 1,28-0,85
= 0,6-0,8
= 0,43
= -0,2
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-276
Studio Perencanaan Kota Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo
Gambar 6.25Kuadran IFAS-EFAS di BWP Kecamatan Panarukan Sumber: Hasil analisis, 2015
Berdasarkan hasil analisis IFAS-EFAS dengan menggunakan matriks kuadran strategi dapat diketahui bahwa pengembangan yang dilakukan adalah Conglomerate Strategy karena hasil perhitungan IFAS-EFAS masuk dalam kuadran H. Hal ini diartikan bahwa strategi pengembangan masing-masing kelompok dengan cara koordinasi tiap sektor itu sendiri, jadi dalam pengembangan selanjutnya pada BWP di Kematan Panarukan diperlukan pengembangan dimasing-masing sektor yang ada lalu setelah itu melakukan koordinasi disetiap sektor itu sendiri sehingga dapat mengoptimalkan dan mendukung Kecamatan Panarukan sebagai PPK yaitu kawasan pusat pelayanan umum dan pemerintahan dan pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa berada di wilayah administrasinya.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
VI-277
View more...
Comments