Dasar Teori Kromatografi

October 4, 2017 | Author: ike ramdaniyah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

DASTER...

Description

Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi komponennya dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponennya. Alat yang digunakan terdiri atas komponennya. Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang di dalamnya diisikan fasa stasioner (padatan atau cairan). Campuran ditambahkan ke dalam kolom dari ujung satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban yang cocok (fasa mobil). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa diam (stasioner) (Takeuchi Yoshito, 2009). Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara mengotak-atik langsung beberapa rapa sifat fisiknyasifat fisika umum dari molekuli molekul. Sifat utama yang terlibat langsung ialah: (1) kecendrungan molekul untuk melekat . Sifat utama yang terlibat langsung ialah: (1) kecendrungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi penyerapan), (2) kecendrungan molekul untuk melarut dalam cairan (klerutan), dan (3) kecendrungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap (keatisirian). Pada sistem kromatografi, campuran yang akan dipisahkan ditempatkan dalam keadaan demikian rupa sehingga kaomponenkomponennya harus menunjukkan dua dari ketiga sifat tersebut (Gritter,1991:1). Komponen-komponen utama kromatografi adalah fasa stasioner dan fasa mobil dan kromatogarfi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fasa mobil dan mekanisme pemisahannya,seperti ditunjukkan pada table dibawah ini Kriteria Nama Kromatografi cair, kromatografi gas Fase mobil kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi Kromatografi pertukaran ion, kromatografi Mekanisme gel Kromatografi kolom, kromatografi lapis Fase stasioner tipis, kromatografi kertas (Takeuchi, Yoshito, 2009). Dalam semua teknik kromatografi, zat-zat terlarut yang dipisahkan bermigrasi sepanjang kolom (atau, seperti dalam kromatografi kertas atau lapis tipis, ekivalen fisik kolom), dan tentu saja dasar pemisaha terletak dalam laju perpindahan yang berbeda untuk larutan yang berbeda. Kita boleh menganggap laju perpindahan sebuah zat terlarut sebagia hasil dari dua faktor, yang satu cendrung menggerakkan zat terlarut itu dan yang lain menahannya. Dalam proses asli tswett, kecendrungan zat-zat terlarut untuk menyerap pada fasa padat menahan pergerakan mereka, sementara kelarutannya dalam fasa cair bergerak cendrung menggerakkan mereka. Perbedaan yang kecil antara dua zat terlarut dalam kekuatan adsorpsi dan dalam inetraksinya dengan pelarut yang bergerak menajdi dasar pemisahan bila molekul-molekul zat terlarut itu berulang kali menyebar di antara dua fasa itu ke seluruh panjang kolom (Underwood, 2002:487). Kromatografi kolom klasik merupakan yang tetua dari cara kromatografi yang banyak itu dan seperti yang dipraktekkan secara tradisional merupakan bentuk kromatografi cair. Fase diam, baik bahan yang jerap (kcp) atau film zat cair pada penyangga (kcc), ditempatkan di dalam tabung kaca berbentuk silinder, pada bagian bawah tertutup dengan ketup atau keran, dan fase gerak dibiarkan mengalir ke bawah melaluinya karena gaya berat (Gritter, 1991:9),

Berbagai ukuran kolom dapat digunakan, dimana hal utama yang dipertimbangkan adalah kapasitas yang mamadai untuk menerima sampel-sampel tanpa melamapaui fasa diamnya. Merupakan aturan praktis yang umum bahwa panjang kolom harus sekurang-kurangnya sepuluh kali ukuran diameternya. Bahan pengemasnya, suatu adsorsben seperti alumina atau mungkin suatu resin pertukaran ion, dimasukkan dalam bentuk suspense ke dalam porsi fasa bergerak dan dibiarkan diam di dalam hamparan basah dengan sedikit cairan tetap berada di atas permukaannya. Keran dibuka, dan permukaan cairan dibiarkan turun sampai mencapai puncak permukaan hamparan kemudian porsi kecil dari larutan sampel dipipet dengan hati-hati ke atas puncak permukaan hamparan. Larutan efluen keluaran dikumpulkan dalam sederatan fraksi volume yang tidak merepotkan. Larutan tersebut dapat menetes jatuh ke dalam sebuah gelas beker atau tabung uji tiap kali telah terkumpul sejumlah volume tertentu (Underwood, 2002:547). Pada fenol, gugus OH mengaktifkan cincin benzena. Oleh karena itu, pada nitrasi fenol dengan asam nitrat pekat, dihasilkan campuran yang terdiri dari o-nitrofenol sebagai hasil utama,p-nitrofenolerdiri dari o-nitrofenol sebagai hasil utama,p-nitrofenol dalam jumlah yang lebih sedikit dan sedikit 2,4-dinitrofenol setra 2,4,6-trinitrofenol. Bila campuran hasil nitrasi yang masih kotor ini dimasukkan ke dalam kolom yang berisi alumina (Al 2O3) dan dielusi dengan metilen klorida, maka fraksi-fraksi eluen dapat dikumpulkan, dimana masing-masing fraksi mengandung satu komponen yang identitasnya ditentukan dengan kromatografi lapis tipis (Tim Dosen , 2011:39-40). Jika kita menangani senyawa tidak berwarna, efluen yang keluar dari dasar yang keluar dari dasar kolom harus dipantau untuk mengetahui dimana larutan itu berada. Ini dapat dilakukan secara terus-menerus dengan memakai detector yang cocok atau menganalisanya, biasanya dengan KLT atau dengan menimbang masing-masing fraksifraksi setelah pelarutnya diuapkan (Gritter,1991:10). Dalam kromatografi lapis tipis maupun kertas sedikit bahan di taruh pada daerah terbatas di dekat ujung selembar kertas saring atau lapis tipis, dan suatu pelaruting atau lapis tipis, dan suatu pelarut dibiarkan berdifusi dari ujung kertaas atau lapis tipis oleh kerja kapiler; pada kondisi yang sesuai setelah beberapa waktu, campuran akan dijumpai telah berpindah dari penotolan tadi da telah terpisah seluruhnya atau sebagian menjadi komponen-komponennya sebagai zona yang jelas. Zona-zona dalam bentuk noda-noda atau pita-pita dapat ditentukan letaknya dengan penggunaan reagensia kimiayang sesuai kepada kertas itu atau oleh pendarah fluor nitra-violet. Difusi pelarut dan pemisahan yang dihasilkan menjadi noda-noda atau pita-pita kadang-kadang diberi istilah pengembangan kromatografi; istilah ini sedikti menyesatkan dan tak boleh dikelirukan bila digunakan dalam arti tersebut di atas dengan proses identifikasi berikutnya dengan mana zona-zona itu dibuat nampak jelas oleh pengolahan kertas atau lapis tipi situ dengan berbagai reagensia (Svehla, 1979:535). Harga Rf cukup konstan asal semua variable dikendalikan baik-baik. Namun dijumpai bahwa laju-luju relatif gerakan itu konstan meskipun kendali kurang ketat, sehingga memungkinkan identifikasi suatu pita pada sepotong kertas berdasarkan posisi relatif pita itu terhadap pita-pita yang diketahui. Lagi pula dengan besarnya jumlah uji ‘bercak’ yang tersedia untuk mendeteksi ion-ion anorganik secara terpisah, keharusan mengenai harga Rf secara cermat, telah berkurang. Jika kemurnian pelarut, temperature dan penjenuhan atmosfernya benar-benar dijaga, maka harga Rf dipengaruhi antara lain oleh faktor-faktor berikut : (a) kehadiran ion lain,

misalnya adanya klorida dalam pemisahan yang dilakukan dengan larutan-larutan nitrat, (b) keasaman larutan aslinya; ini dapat disebabkan oleh kebutuhan akan asam dalam pembentukan kompleks yang dapat larut dalam pelarut organik, untuk mencegah hidrolisis garam, (c) waktu melakukan percobaan untuk sepotong kertas; kadang-kadang harga-harga Rf mengikat dengan bertambahnya waktu dan ini mungkin berpadanan dengan berkurangnya laju gerak garis depan pelarut, (d) adanya kation-kation lain dan konsentrasi mereka (Svehla, 1979:536).

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF