DASAR TEORI D-DIMER.docx
December 3, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download DASAR TEORI D-DIMER.docx...
Description
Dasar Teori D-dimer
Definisi
D-dimer adalah produk akhir degenerasi cross-linked fibrin oleh aktivitas kerja plasmin dalam sistem fibrinolitik. Sejak 1990, tes D-dimer digunakan untuk pemeriksaan trombosis. Hasil pemeriksaan yang positif menunjukkan adanya trombus, namun tidak dapat menunjukkan lokasi kelainan dan menyingkirkan etiologi-etiologi potensial lain. •
Struktur dan sintesis D-dimer
roses pembekuan pembekuan darah dimulai melalui dua jalur yaitu jalur intrinsik intrinsik yang di!etuskan oleh aktivasi kontak dan melibatkan " #$$, #$, $# %$$$ H&'( (, platelet faktor ) *")+ dan ion kalsium, serta jalur ekstrinsik yang di!etuskan oleh tromboplastin jaringan dan melibatkan " %$$, ion kalsium. (edua jalur ini akan bergabung melalui jalur bersama yang melibatkan " #, " %, "), protrombin dan fibrinogen. ada akhir dari jalur koagulasi, trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin monomer. monomer. "ibrinogen terdiri dari ) pasang rantai polipeptida yaitu alfa, beta, gama. rombin akan meme!ah rantai alfa dan beta pada -terminal menjadi fibrinopeptida /, dam fibrin monomer. "ibrin monomer kemudian mengalami polimerisasi membent membentuk uk fibrin fibrin polime polimer. r. eme!a eme!ahan han fibrin fibrin *fibri *fibrinol nolisi isis+ s+ oleh oleh plasmi plasmin n berbeda berbeda dengan dengan peme!ahan fibrinogen, peme!ahan peme! ahan fibrin berlangsung lebih lambat karena adanya ikatan silang kovalen yang terbentuk dari fibrin monomer dan faktor #$$$a membuat plasmin hanya dapat meme!ahnya pada tempat tertentu saja. lasmin merupakan enim fibrinolitik utama yang berfungsi meme!ah fibrinogen dan fibrin yang menghasilkan berma!am-ma!am produk degenerasi fibrinogen * Fibrin Fibrin Degradation Product 2 "D+. "D+. 3ika 3ika plasmi plasmin n melis melisisk iskan an unsoluble fibrin, fibrin, maka akan meningkatkan jumlah produk degradasi fibrin yang terlarut. Fibrin degradation product *"D+ yang dihasilkan berupa fragmen #, 4, D dan 5. Dua fragmen D dan satu fragmen 5 akan berikatan dengan kuat membentuk D-dimer.
Peran pemeriksaan D-dimer
emeriksaan D-Dimer adalah suatu jenis uji sampel darah di laboratorium yang bertujuan untuk
membantu melakukan
diagnosis
penyakit dan
kondisi
yang menyebabkan
hiperkoagulabilitas6 suatu ke!enderungan darah untuk membeku melebihi ukuran normal. emeriksaan D-dimer bermanfaat untuk mengetahui pembentukan bekuan darah yang abnormal atau adanya kejadian trombotik *indirek+ dan untuk mengetahui adanya lisis bekuan atau proses fibrinolitik *direk+. Hasil pemeriksaan kadar D-dimer memiliki nilai sensitifitas dan nilai ramal negatif yang tinggi untuk dua keadaan tersebut. Salah satu kondisi yang umum ditemukan adalah pada trombosis vena dalam *D%, deep vein thrombosis+ yang berhubungan dengan pembekuan darah di dalam pembuluh darah balik *vena+ di dalam tubuh terutama di kaki yang menyebabkan penyumbatan alirah darah di kaki sehingga menimbulkan nyeri dan kerusakan jaringan. Hal ini juga dapat menimbulkan gumpalan ke!il yang terpe!ah dan berjalan mengikuti aliran darah menuju bagian lain di tubuh sehingga dapat menimbulkan embolisme paru *5, pulmonary embolism - bekuan darah di paru-paru+. $ndikasi pemeriksaan D-dimer yaitu disseminated intravascular coagulation *D$7+, deep vein thrombosis *D%+, pulmonary embolism *5+, venous dan arterial thrombosis *% dan /+, terapi antikoagulan dan trombolitik serta sebagai parameter tambahan pada penyakit jantung koroner.
•
Metode Pemeriksaan D-dimer
rinsip pemeriksaan D-dimer adalah dengan menggunakan antibodi monoklonal yang mengenali epitop pada fragmen D-dimer. /da beberapa metode pemeriksaan yaitu Enzym Linked Immunosorbent Assay *58$S/+, Late Agglutination *8/+ dan !hole "lood Agglutination *'/+. &etode 58$S/ dianjurkan untuk dipakai sebagai baku emas pemeriksaan. Sensitivitas dan nilai ramal negatif untuk D-dimer berkisar 90 . /ntibodi dengan afinitas tinggi terhadap D-dimer dilapiskan pada suatu dinding atau microliter #ell dan mengikat protein dalam plasma. /ntibodi kedua ditambahkan dan jumlah substansi berlabel yang terikat se!ara langsung sepadan dengan D-dimer yang diukur. esrapid ELI$A menunjukan sensitivitas mirip metode 58$S/ konvensional. &etode Late agglutination menggunakan antibodi yang dilapiskan pada partikel late:. /glutinasi se!ara makroskopik terlihat bila ada peningkatan D-dimer dalam plasma. 7ara ini kurang sensitif untuk uji saring. Late agglutination yang dimodifikasi dengan menggunakan analyzer automatik dapat dipakai untuk mengukur D-dimer se!ara kuantitatif dengan menilai sensitivitas 9; < 100 . 7ontohnya adalah Late enhanced turbidimetric test . rinsip metode ini adalah terbentuknya ikatan kovalen partikel polystyrene pada suatu antibodi monoklonal terhadap cross-linkage region dari D-dimer. %ross-linkage tersebut memiliki struktur stereosimetrik . =eaksi aglutinasi yang terjadi dideteksi dengan menggunakan turbidimetri. Hasil metode ini sebanding metode 58$S/ konvensional. Bahan Pemeriksaan D-dimer Spesimen yang diperlukan untuk pengukuran D-dimer adalah plasma !itrat 961. (umpulkan darah vena dalm tabung bertutup biru *!itrat+. 7egah jangan sampai hemolisis. Sampel darah disentifugasi untuk mendapatkan supernatan untuk dilakukan pemeriksaan kadar D-dimer. Supernatan dapat disimpan pada suhu -0 07 ya ng stabil sampai 1 bulan. Interpretasi hasil tes D-dimer Hasil pemeriksaan kadar D-dimer se!ara kuantitatif dinyatakan dalam satuan >g28. ilai cut off D-dimer dengan metode late agglutination adalah ?00 >g28. (adar D-dimer yang lebih dari nilai normal rujukan menunjukkan adanya produk degradasi fibrin dalam kadar yang tinggi@ mempunyai arti adanya pembentukan dan peme!ahan trombus dalam tubuh. (adar D-Dimer dalam batas nilai rujukan menunjukkan tidak terdapat penyakit atau keadaan akut yang menyebabkan pembentukan dan peme!ahan bekuan, karena tes ini mengukur aktivitas fibrinolitik dalam darah. eningkatan kadar D-Dimer menunjukan peningkatan produksi fibrin degradation produ!ts *"D+, terdapat pembentukan dan peme!ahan trombus
yang signifikan dalam tubuh tetapi tidak menunjukkan lokasinya. D-dimer meningkat pada post-operasi, trauma, infeksi, post-partum, eklampsia, penyakit jantung, keganasan. (adar D-dimer yang normal dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding gangguan pembekuan darah sebagai penyebab dari gejala klinik yang ada. Faktor interferensi /da beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan yaitu 6
1. rauma, pas!a tindakan bedah . $nfeksi ). (ehamilan, eklampsia A. enggunaan obat antikoagulan ?. engambilan sampel terlalu dini B. Sampel lipemik *karena asupan tinggi lemak sebelum diperiksa+ dan sampel hemolisis C. enundaan pemeriksaan setelah beberapa hari
View more...
Comments