dasar teori batuan beku

September 22, 2017 | Author: Qori Nurjanah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

struktur dan tekstur batuan beku...

Description

BAB II DASAR TEORI Pada umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku intrusif ataupun aliran lava yang tersusun atas kristal-kristal mineral. Batuan ini terbentuk di dalam permukaan bumi baik itu di daerah plutonik maupun hipabisal dan diatas permukaan bumi yaitu vulkanik. Pada pendiskripsian batuan beku non fragmental harus dicantumkan beberapa hal antara lain :

2.1 Warna Batuan Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya. Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan.  Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik misalnya kuarsa, potas feldspar, muskovit.  Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitamnya umumnya adalah batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.  Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.

2.2 Struktur Batuan Struktur adalah penampakan hubungan antar bagian-bagian batuan yang berbeda. Pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan di lapangan. Pada bekuan beku, struktur yang sering ditemukan adalah :  Masif : Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.

 Jointing : Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Penampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.  Vesikuler : Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu : a) Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan. b) Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan. c) Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubanglubang gas.  Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder. 3.3 Tekstur Batuan Pengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada penampakan butirbutir mineral di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas dan hubungan antar butir (fabric). Tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, selama dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi:  Tingkat Kristalisasi Tingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan dari fase cair ke fase padat sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristl tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas.Tingkat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi : 1. Holokristalin, jika mineral dalam batuan semua berbentuk kristal. 2. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal sedangkan yang lain berbentuk mineral gelas.

3. Holohyalin, hampir seluruh mineral terdiri dari gelas. Pengertian gelas disini adalah mineral yang tidak mengkristal atau amorf.  Ukuran Kristal Ukuran kristal merupakan sifat tekstural yang mudah dikenali. Ukuran kristal dapat menunjukkan tingkat kristalisasi pada batuan. Tabel 1.3.isaran harga ukuran kristal dari berbagai sumber Cox, Price, Harte

W.T.G

Heinric

Halus

30 mm

Sangat Kasar 

Granularitas Dalam Batuan beku, granularitas menyangkut derajat kesamaan ukuran butir dari kristal penyusun batuan. Pada batuan beku nonfragmental, granularitasdapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : 1. Equigranular Disebut equigranular apabila memiliki ukuran butir yang seragam. Tekstur equigranular dibagi lagi menjadi: o Fanerik granular. Bila mineral kristal mineral dapat dibedakan dengan mata telanjang dan berukuran seragam. Contoh : granit, gabbro. o Afanitik. Apabila kristal mineral sangat halus sehingga tidak dapat dibedakkan dengan mata telanjang. Contoh : basalt. 2. Inequigranular Disebut inequigranular bila ukuran krisral pembentuknya tidak seragam. Tekstur ini dibagi menjadi: o Faneroporfiritik. Bila kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat dikenali dengan mata telanjang. Contoh : diorit porfir.

o Porfiroafanitik. Bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang afanitik. Contoh : andesit porfir. 3. Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas. Antara fenokris dan massa dasar terdapat perbedaan ukuran butir yang menyolok. o Fenokris : Mineral yang ukuran butirnya jauh lebih besar dari mineral lainnya.Biasanya merupakan mineral sulung, dengan bentuk subhedral hingga euhedral. o Massa dasar : Mineral-mineral kecil yang berada di sekitar fenokris. 4. Bentuk Kristal Untuk kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberi gambaran mengenai proses kristalisasi mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi: o Euhedral : Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oeh bidang yang jelas. o Subhedral : Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi bidan kristal. o Anhedral : Apabila bidang batas tidak jelas.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF