Dasar-dasar Teori von Thunen Alokasi lahan untuk untuk kegiatan pertanian pertanian
© 2004 Jawoto Sih Setyono Setyono – –
[email protected] [email protected] All rights reserved
Dasar-dasar pertimbangan Berbeda dengan kegiatan lain, kegiatan pertanian memerlukan lahan yang cukup besar (land (land intensive) intensive) Kegiatan pertanian selalu mempunyai “pasar” di luar wilayah pertaniannya pertaniannya sendiri Lahan yang ada berbeda karakteristiknya:
– Struktur tanah – Tingkat kesuburan – Tekstur, morfologi, dan lain sebagainya 2
Pertanyaan yang muncul dengan adanya kota sebagai pusat kegiatan, bagaimana kegiatan pertanian dialokasikan untuk dialokasikan untuk mendukung keberadaan kota sebagai pusat konsumsi?
Johann Heinrich Von Thunen (1783-1850) mengembangkan mengembang kan kerangka teoretis untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas 3
Beberapa masalah • Bagaimana unit-unit lahan yang berbeda dipergunakan? • Jenis pertanian apa yang akan dikembangkan? • Bagaimana permintaan di pusat konsumsinya (kota) terpenting:: dan, yang terpenting • Bagaimana organisasi keruangannya? keruangannya? 4
Konsep sewa ekonomi (e c o n o m i c r en e n t ) • Economic rent: rent: – different units of land will be occupied by those types of use which can achieve the highest return per unit of land – kelebihan pendapatan yang bisa diperoleh dari satu unit lahan lebih dari apa yang bisa diperoleh dari unit lahan di bawahnya (lahan marjinal)
• Lahan marjinal ( marjinal (marginal marginal land ): ): lahan yang hanya mampu memproduksi sesuatu hasil yang hanya cukup untuk menutup ongkos (biaya) saja
• Sewa ekonomi ≈ jarak, sehingga sewa ekonomi disebut juga sebagai sewa lokasi ( lokasi (location location rent ) 5
Formula von Thunen LR = Y(m-c) – Y(m-c) – Ytd di mana: LR
: sewa lokasi per unit lahan
Y
: hasil produksi per unit lahan
m c
: harga pasar per unit produk : biaya produksi per unit produk
t
: biaya transpor per unit jarak
d
: jarak unit lahan dari pasar 6
Contoh: petani memproduksi padi
Produksi (Y) 100 ton per hektar Harga pasaran (m) Rp 5 juta per ton Biaya produksi (c) Rp 3 juta per ton Biaya transpor (t) Rp 50 ribu per ton-km 7
Contoh: lanjutan……… lanjutan……… Jika dijual di pasar (jarak [d] = 0), artinya pertanian
dilakukan di pusat konsumsi, yang y ang diperoleh adalah LR = 100 (5-3) (5-3) – – 100 100 (50 x 0) = 200 juta
Jika lahan pertanian berada pada jarak 10 km dari pasar, hasilnya adalah: LR
= 100 (5-3) (5-3) – – 100 100 (50 x 10) = 150 juta
kalau diteruskan maka pada jarak 40 km dari pasar,
maka akan rugi) berada pada posisi usaha i n d i ffepertanian r e n t (tidaktersebut (tidak untung-tidak Jadi, semakin dekat dengan pusat semakin disukai (Alonso) seberapa siap petani akan mau b i d - r en e n t c u r v e (Alonso) membayar untuk satu unit lahan pada jarak tertentu 8
Sewa lokasi vs biaya transpor ) 200 p R ( i s a k 150 o l
200 ) p R ( r o p 150 s n
Bi aya transpor transpor bertambah bertambah ketika j arak terh adap pasar pasar bertambah bert ambah
a w e S 100
100
50
t a r a y a i B
50 S e w a l o k a s i m e n u r u n k e t i k a j ar ar a k t e r h a d ap ap p a s a r b e r t a m b a h
0
10
20
30
40
Jarak dari pasar (km) 9
Kurva b i d - r e n t ) 200 p R ( i s a k 150 o l a w e S
Kurva bid rent 100
50
0
10
20
30
40
Jarak dari pasar (km) 10
Kompetisi antar-komo antar-komoditi diti Bagaimana jika ada pilihan usaha (komoditas) yang lain? Akan terjadi kompetisi, permintaan permintaan terhadap satu komoditas akan dipengaruhi – Harga suatu komoditas di pasar tergantung hubungan supply/demand dari barang tersebut – Biaya transpor akan tergantung kepada jenis produk curahproduksi atau gampang basi) yang – (besar, Harga dasar setiap produk diasumsikan konstan dalam ruang untuk produk tertentu – Hasil produksi per unit lahan 11
uncu nya -ren curve yang berbeda Dengan demikian, setiap produk punya kurva sewa lokasi yang yang berbeda Ketinggiannya (height (height ) akan tergantung kepada perbedaan harga di pasar dan biaya produksi; Kemiringan (slope (slope)) tergantung kepada sifat transportasi dari produk tersebut
12
ewa o as omo yang berbeda l a e r a t i n u r e p l i s a
as
Keterangan:
Kentang
C
: kota pus pusat at wil ay ayah ah pertanian, berfungsi sebaga ebagaii pusat pema pemas sara
OA : zona penghasil kentang
H
AB : zona zona penghasil sus usu u BC : zona penghasil gandum
Susu
Gandum
O
A
B
C
Jarak dari pasar 13
n e n u h T n o v n a
h a l a n o Z
l a e r a t i n u r e p l i s a H
Keterangan:
Kentang
C : kota pusat wil ayah pertanian, berfungsi sebagai pusat pemasaran OA : zona pengh asil kentang AB : zona pengh asil susu BC : zona penghasil penghasil gandum
Susu
Gandum
O Sayuran
A
B
C
Jarak dari pasar
A Ternak
B
Zona lahan
Biji-bijian
C 14
Model von Thunen dalam realita B
A
pusat kegiatan
C
D
sungai
produktifitas inggi (A) produktifitas rendah (B)
POLA PENGGUNAAN LAHAN MENURUT VON THUNEN:
A. pola penggunaan ideal (tanpa (tanpa distorsi) B. pola penggunaan lahan dengan pusat kegiata n yang bersaing dengan pusat lainnya C. pola penggunaan lahan dengan rute angkutan ya ng murah D. pola penggunaan lahan dengan beberapa variasi dalam produktivitas produktivitas lahan untuk untuk beberapa komoditi Sumber: Hagget, 1965: 170
15
Diskusi: relevansi model von Thunen
Bagaimana menurut Anda “teori” yang dikemukakan oleh von Thunen:
Apakah bisa menjelaskan kondisi sekarang? Jika Jika YA YA,, mengapa?
Jika TIDAK , mengapa?
Faktor apa saja selain biaya transpor yang pada saat ini bisa mempengaruhi komposisi keruangan? 16